- Hermina Pandanaran<\/a><\/li>
- 15 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>
Ganti Sendi Agar Dapat Gerak Leluasa Dengan Tindakan Total Knee Replacement (TKR) <\/a><\/h3>
Lutut merupakan salah satu organ yang sangat penting dalam aktivitas gerak sehari-hari. Dari berjalan hingga berlari, semua kegiatan membutuhkan tulang yang berfungsi dengan baik. Jika lutut mengalami cedera atau terkena penyakit tertentu, pada beberapa kasus dibutuhkan prosedur TKR (total knee replacement) untuk memulihkan fungsi yang terganggu itu. \n\n Apa Itu Total Knee Replacement? \n\n Total Knee Replacement merupakan prosedur medis yang dilakukan dengan cara mengganti sendi lutut yang rusak dengan sendi lutut buatan (prostetik). Prosedur ini merupakan solusi efektif untuk meredakan rasa kaku dan sakit pada lutut akibat radang sendi cedera. \n\n Kondisi medis yang dapat dilakukan operasi penggantian lutut total / TKR: \n\n \n Osteoartritis adalah ketika sendi lutut seseorang mengalami peradangan akibat penggunaan berlebih atau obesitas. \n Arthritis rheumatoid terjadi ketika sendi lutut seseorang mengalami radang kronis akibat penyakit autoimun yang menyebabkan lutut menjadi sulit berfungsi. \n Arthritis pasca trauma adalah Radang sendi jenis ini dapat terjadi akibat cedera serius pada sendi lutut. \n Nekrosis avaskular atau gangguan suplai darah ke tulang rawan di dalam sendi. \n Deformitas sendi lutut atau kelainan bentuk sendi lutut yang bisa menyebabkan gejala nyeri dan membatasi gerakan. \n Gangguan sendi lain yang tidak merespons perawatan konversatif. \n \n\n Tujuan dari tindakan TKR (total knee replacement) adalah menghilangkan rasa nyeri yang bersumber dari lutut. Penggantian sendi lutut yang rusak dengan prostetik bisa mengurangi dan bahkan menghilangkan nyeri yang mengganggu kegiatan sehari-hari. Tujuan lain prosedur ini meliputi: \n\n \n Memulihkan fungsi lutut yang sebelumnya terganggu sehingga bisa lebih mudah digunakan untuk beraktivitas sehari-hari \n Meningkatkan kualitas hidup dengan hilangnya rasa nyeri dan peningkatan fungsi sendi \n Membantu melakukan aktivitas fisik yang sebelumnya sulit atau mustahil dilakukan akibat masalah pada lutut \n Meningkatkan kemandirian setelah lutut lebih mudah digunakan untuk bergerak \n Mengurangi ketergantungan pada obat nyeri yang justru biasa membahayakan \n \n\n Kapan Harus Dilakukan Total Knee Replacement? \n\n Kondisi yang mungkin perlu diatasi dengan Total Knee Replacement di antaranya: \n\n \n Nyeri atau kaku pada lutut yang parah, sehingga tidak lagi bisa melakukan aktivitas fisik yang sederhana seperti berjalan, naik turun tangga, duduk, atau jongkok. \n Peradangan di lutut tidak kunjung membaik meski sudah mendapatkan perawatan dengan obat-obatan maupun terapi fisik. \n Nyeri lutut intensitas sedang namun terus berlanjut padahal sedang tidak beraktivitas. Contohnya saat sedang tidur, rasa sakitnya terasa sangat hebat. \n \n\n Sebelum menyarankan pasien untuk menjalani operasi penggantian lutut total, dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh dan melihat riwayat pengobatan pasien sebelumnya. Setiap pasien bisa disarankan untuk melakukan terapi yang berbeda, meski sudah mengalami salah satu atau beberapa gejala di atas. Karena itu, segera konsultasikan kesehatan tulang sahabat hermina kepada dokter spesialis ortopedi di RSU Hermina Pandanaran. Tindakan Total Knee Replacement ini juga dapat dilakukan di Rumah Sakit Kami. Segera Ganti sendi agar dapat gerak leluasa dengan tindakan Total Knee Replacement (TKR) di RSU Hermina Pandanaran. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pandanaran<\/a><\/li>
- 19 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Cegah Stunting Dengan Gizi Tepat<\/a><\/h3>
Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. \n\n Kondisi tubuh anak yang pendek seringkali dikatakan sebagai faktor keturunan (genetik) dari kedua orang tuanya, sehingga masyarakat banyak yang hanya menerima tanpa berbuat apa-apa untuk mencegahnya. Padahal seperti kita ketahui, genetika merupakan faktor determinan kesehatan yang paling kecil pengaruhnya bila dibandingkan dengan faktor perilaku, lingkungan (sosial, ekonomi, budaya, politik), dan pelayanan kesehatan. Dengan kata lain, stunting merupakan masalah yang sebenarnya dapat dicegah. \n\n Salah satu fokus pemerintah saat ini adalah pencegahan stunting. Upaya ini bertujuan agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global. \n\n \n\n Mengenal Stunting \n\n Mengutip Kementerian Kesehatan RI, stunting adalah gangguan tumbuh kembang anak yang disebabkan kekurangan asupan gizi, terserang infeksi, maupun stimulasi yang tidak memadai. Karena itu, sangat penting untuk memenuhi kebutuhan gizi anak dan memperhatikan kesehatan tumbuh kembangnya, agar anak tidak mengalami stunting. Stunting merupakan kondisi di mana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan standar untuk usianya yang diukur dengan panjang atau tinggi badan yang lebih rendah dari minus dua standar deviasi median standar pertumbuhan WHO. \n\n \n\n Pemenuhan Gizi Anak \n\n Pemenuhan gizi anak juga harus dilakukan sejak Si Kecil masih di dalam kandungan. Pemenuhan gizi, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan, menjadi upaya pertama dalam menghindari stunting. Pemenuhan gizi tersebut meliputi gizi selama kehamilan dan masa kanak-kanak hingga usia dua tahun. Kesehatan ibu hamil dan anak juga harus dijaga dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat sehingga mengurangi kekerapan terjadinya infeksi pada ibu hamil dan masa kanak-kanak. \n\n Pemantauan tumbuh-kembang anak secara berkala juga perlu dilakukan, baik sejak dalam kandungan, setiap bulan setelah kelahiran hingga berusia dua tahun, kemudian 6–12 bulan setelah berusia dua tahun, agar dapat segera dideteksi bila terjadi keterlambatan pertumbuhan untuk diintervensi. \n\n \n\n Cegah Stunting dengan Gizi \n\n Agar anak terbebas dari ancaman stunting, perlu memberikan berbagai makanan sehat kaya gizi untuk menunjang tumbuh kembang anak. Anak harus mendapatkan asupan makan yang cukup, sesuai usianya. Komposisi makanannya pun harus seimbang, antara karbohidrat, protein, lemak dan vitamin serta mineral. Semua zat gizi tentu baik dan diperlukan tubuh anak, namun beberapa zat gizi di bawah ini adalah yang terpenting untuk mencegah anak mengalami stunting : \n\n \n Protein, Protein adalah salah satu zat gizi makro yang amat penting untuk anak stunting. Diperlukan untuk pertumbuhan, pembentukan massa otot, dan meningkatkan daya tahan tubuh,”, banyak anak di negara berkembang kekurangan protein berkualitas dan asam amino esensial dalam diet yang memiliki konsekuensi buruk bagi pertumbuhan dan penurunan stunting. Susu, telur ayam, dan daging ayam adalah contoh sumber protein dengan skor asam amino (SAA) paling tinggi. Artinya, 100 persen protein susu dan telur ayam, atau 80 persen protein daging ayam, dapat diserap dan digunakan oleh tubuh. Sedangkan protein daging sapi hanya dapat diserap sebanyak 69 persen. Namun protein nabati juga perlu dikonsumsi. Beberapa jenis protein nabati, misalnya tahu, tempe, kacang kacangan juga dianjurkan untul selalu dikonsumsi setiap hari bersamaan dengan protein hewani. \n Zat besi Zinc atau seng, merupakan salah satu jenis mineral penting yang sangat dibutuhkan tubuh. Bagaimana tidak, keberadaannya di dalam tubuh dapat membantu memperkuat imunitas,Contoh : Daging,tiram, kacang-kacangan,Legum,Telur ,Coklat ,Baya, jamur, kacang polong, kacang mete. \n Zinc Mineral, esensial ini berperan dalam aktivasi dan sintesis hormon pertumbuhan, menjaga kekebalan tubuh, sebagai antioksi dan, fungsi pengecapan, serta stabilisasi membran sel,”. Beberapa contoh makanan yang kaya akan zinc adalah daging sapi, daging ayam, telur ayam, udang, kepiting, almond, buncis, labu, wijen, kacang hijau, dan produk susu. \n Kalsium dan vitamin D, Kalsium adalah komponen utama tulang, sementara vitamin D membantu proses metabolisme kalsium. Selain itu, kalsium pun dibutuhkan untuk sistem saraf, otot, dan jantung. \n Yodium Yodium, merupakan mineral yang penting untuk pertumbuhan berat dan tinggi badan serta perkembangan kecerdasan otak. Balita yang mengalami kekurangan yodium akan memiliki intelligent quotient (IQ) yang lebih rendah dibandingkan balita yang cukup yodium. \n \n\n Yodium adalah mineral yang dibutuhkan oleh kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon tiroid. Jika Anda kekurangan mineral ini, beberapa masalah kesehatan bisa terjadi. Salah satu cara untuk mencukupi kebutuhan mineral tersebut adalah dengan mengonsumsi makanan yang mengandung yodium. Contoh makanan yang mengandung yodium : Rumput laut, Ikan kod, Udang,Tuna,Susu dan Buah Plum. \n\n Konsultasikan gizi lengkap dengan dokter spesialis gizi klinik di RSU Hermina Pandanaran dengan dr. Etisa Adi Murbawani, Msi, Sp.GK(K). Dapatkan kemudahan pendaftaran melalui mobile aplikasi Halo Hermina, Call Center 1500 488 dan Website www.herminahospitals.com \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pandanaran<\/a><\/li>
- 15 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Penanganan Konstipasi (Sembelit), Si Pengganggu Saluran Cerna<\/a><\/h3>
Konstipasi (sembelit) merupakan gangguan pencernaan akibat penurunan kerja usus dimana masalah pencernaan ini ditandai dengan keluhan susah buang air besar atau BAB tidak lancar dalam jangka waktu tertentu. Secara garis besar, konstipasi dapat diartikan dengan BAB yang tidak teratur, yaitu kurang dari 3 kali dalam seminggu. Meski begitu, frekuensi buang air besar akan berbeda pada setiap orang. Beberapa orang mungkin buang air besar beberapa kali dalam sehari, sedangkan lainnya BAB satu sampai dua kali seminggu. Kondisi ini sering kali dipicu oleh pola makan yang tidak mengonsumsi cukup serat. Frekuensi buang air besar pada setiap orang bisa berbeda-beda. Normalnya, frekuensi buang air besar adalah 3 kali sehari hingga 3 kali seminggu. Pada penderita konstipasi, tinja menjadi kering dan keras sehingga sulit dikeluarkan dari anus. Akibatnya, frekuensi BAB menjadi kurang dari 3 kali dalam seminggu. \n\n Penyebab Konstipasi \n\n Sembelit ini dapat terjadi akibat penyumbatan usus besar atau rektum (ujung usus besar) atau gangguan pada saraf di sekitar usus besar dan rektum. Selain itu, sembelit juga bisa dipengaruhi oleh faktor pertambahan usia, pola makan rendah serat atau kurang aktif bergerak. \n\n Gejala utama konstipasi seperti sulit mengeluarkan tinja, frekuensi buang air besar yang lebih jarang dari biasanya, dan sakit saat mengeluarkan tinja. Konstipasi dapat dikatakan kronis jika gejalanya telah berlangsung selama 3 bulan. Beberapa penyebabnya adalah: \n\n \n \n Penyumbatan di usus besar atau rektum \n \n \n\n Penyumbatan di usus besar atau rektum dapat memperlambat atau menghentikan pergerakan tinja. Penyebabnya antara lain: \n\n \n Robekan kecil di kulit sekitar anus (fisura ani) \n Penyumbatan di usus (obstruksi usus) \n Kanker usus besar \n Penyempitan usus besar \n Kanker di perut yang menimbulkan tekanan pada usus besar \n Kanker rektum \n Rektum menonjol dari dinding belakang vagina \n \n\n \n Gangguan saraf di sekitar usus besar dan rektum \n \n\n Gangguan saraf dapat menghambat kerja otot usus besar dan rektum dalam mendorong tinja. Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh: \n\n \n Kerusakan saraf yang mengendalikan fungsi tubuh (neuropati otonom) \n Penyakit parkinson \n Cedera saraf tulang belakang \n Stroke \n Multiple sclerosis \n \n\n \n Gangguan pada otot panggul \n \n\n Gangguan pada otot panggul yang berfungsi membantu proses buang air besar bisa menyebabkan sembelit kronis. Gangguan tersebut dapat berupa gangguan kontraksi atau melemahnya otot panggul. \n\n \n Gangguan hormon \n \n\n Beberapa jenis hormon berfungsi menyeimbangkan cairan tubuh. Bila terjadi gangguan pada hormon tersebut, keseimbangan cairan tubuh juga terganggu sehingga memicu terjadinya konstipasi. Beberapa penyebabnya adalah: \n\n \n Diabetes \n Hiperparatiroidisme \n Kehamilan \n Hipotiroidisme \n \n\n \n\n Faktor Risiko Konstipasi \n\n Ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko konstipasi pada orang dewasa, yaitu: \n\n \n Pertambahan usia \n Jenis kelamin wanita, terutama ketika hamil dan setelah melahirkan \n Dehidrasi \n Pola makan rendah serat \n Kurang aktif bergerak \n Efek samping obat, seperti obat pencahar, antasida, antikejang, antidepresan, antagonis kalsium, diuretik, suplemen besi, dan obat untuk penyakit Parkinson \n Gangguan mental, seperti kecemasan atau depresi \n Menahan keinginan untuk buang air besar \n Pernah menjalani operasi perut atau panggul \n \n\n Sementara pada bayi dan anak-anak, konstipasi dapat dipicu oleh beberapa faktor berikut: \n\n \n Kurang minum dan konsumsi makanan berserat \n Khawatir atau cemas terhadap sesuatu, misalnya pindah rumah, pertama kali masuk sekolah \n Cemas atau tertekan saat berlatih buang air besar di kamar mandi \n \n\n Gejala Konstipasi \n\n Konstipasi dapat ditandai dengan sejumlah gejala berikut: \n\n \n Frekuensi buang air besar (BAB) lebih jarang dari biasanya atau kurang dari 3 kali dalam seminggu \n Tinja sulit keluar \n Nyeri ketika BAB \n Harus mengejan saat BAB \n Tinja terlihat kering, keras, atau bergumpal \n Buang air besar terasa tidak tuntas \n Sensasi mengganjal di rektum (bagian akhir usus besar) \n Perut kembung \n Mual \n Kram atau sakit di perut \n Perlu bantuan untuk mengeluarkan tinja, seperti menekan bagian perut atau menggunakan jari untuk mengeluarkan tinja dari anus \n \n\n Penanganan Konstipasi \n\n Pengobatan konstipasi bertujuan untuk mempercepat gerakan tinja di dalam usus agar lebih mudah dan lebih teratur dikeluarkan. Metode pengobatannya antara lain: \n\n 1. Perubahan gaya hidup \n\n Penanganan pertama konstipasi adalah dengan mengubah pola makan atau gaya hidup yang sehat seperti minum air putih, rutin olah raga, makan sayur dan buah \n\n 2. Penggunaan obat-obatan \n\n Jika perubahan gaya hidup tidak dapat mengatasi sembelit, dokter akan meresepkan obat pencahar \n\n 3. Latihan otot panggul \n\n Jika diperlukan, pasien juga dapat melatih otot panggul untuk mempermudah BAB. Latihan yang bisa dilakukan adalah terapi biofeedback, yaitu dengan memasukkan kateter ke dalam rektum untuk mengukur ketegangan otot rektum. \n\n Pada latihan ini, pasien akan dituntun untuk mengencangkan atau mengendurkan otot panggul dengan bantuan suara atau lampu. Suara atau lampu ini akan memberi tanda saat otot telah mengendur. \n\n 4. Operasi \n\n Untuk mengatasi konstipasi akibat obstruksi usus, robekan pada anus (fisura ani), atau prolaps rektum, dokter akan melakukan prosedur operasi. Operasi juga dilakukan bila konstipasi disebabkan oleh kanker pada usus besar, rektum, atau anus. \n\n \n\n Konstipasi dapat ditangani dengan melakukan perubahan gaya hidup, misalnya dengan memperbaiki pola makan dan berolahraga rutin. Namun, bila upaya tersebut tidak dapat mengatasi konstipasi, dokter dapat menyarankan penggunaan obat atau tindakan lain. Selain sebagai salah satu cara untuk mengatasi konstipasi, mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat juga dapat mencegah sembelit. Konstipasi juga dapat dicegah dengan tidak membiasakan menunda buang air besar. \n\n Bagi Sahabat Hermina yang memiliki gejala atau keluhan mengenai konstipasi (sembelit) dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis bedah digestif RSU Hermina Pandanaran. Dapatkan kemudahan pendaftaran dokter melalui mobile aplikasi HALO HERMINA, CALL CENTER 1500488 dan Website www.herminahospitals.com. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pandanaran<\/a><\/li>
- 09 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Langkah Cegah Skoliosis, Menjaga Punggung Tetap Sehat<\/a><\/h3>
Skoliosis merupakan kelainan pada tulang belakang yang dapat mengubah postur tubuh penderitanya. Jika dilihat dari belakang, tulang belakang pada skoliosis akan berbentuk seperti huruf “C” atau “S”. Skoliosis dapat mempengaruhi dari segala usia, mulai dari bayi hingga orang dewasa. Lantas, bagaimana cara mencegah skoliosis? Mari, simak penjelasan lengkap pada artikel berikut. \n\n \n\n Pengertian Skoliosis \n\n Berdasarkan definisi, Kata Skoliosis berasal dari bahasa Yunani skoliosis yang berarti bengkok. Skoliosis adalah kelainan tulang belakang yang berupa lengkungan ke samping/ lateral. Jika dilihat dari belakang, tulang belakang pada skoliosis akan berbentuk seperti huruf “C” atau “S”. \n\n Pengidap skoliosis dewasa jika tulang belakang melengkung semakin parah akan merasakan sulitnya bernapas, timbulnya rasa nyeri, serta kelainan bentuk pada tulang belakang. Jika terus dibiarkan, mungkin saja kelumpuhan dapat terjadi. Maka dari itu, penanganan perlu dilakukan segera saat masalahnya masih dalam tahap ringan untuk mencegah berbagai komplikasi yang dapat membahayakan. \n\n \n\n Faktor Risiko Skoliosis \n\n Pada kebanyakan kasus, penyebab pasti dari skoliosis tidak dapat diketahui. Namun, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risikonya, yaitu: \n\n \n Usia. Meski bisa terjadi pada usia berapa pun, kelainan tulang belakang ini lebih umum terjadi pada anak-anak, remaja, dan lansia. \n Jenis kelamin. Dibanding anak laki-laki, risiko pengembangan penyakit skoliosis lebih buruk pada anak perempuan. \n Riwayat kesehatan keluarga. Meski jarang, memiliki anggota keluarga dengan riwayat skoliosis dapat meningkatkan risiko. \n \n\n \n\n Penyebab Skoliosis \n\n Kebanyakan kasus skoliosis tidak diketahui penyebabnya, yang disebut juga dengan skoliosis idiopatik. Masalah ini tidak dapat dicegah dan dianggap tidak berhubungan dengan beberapa hal lainnya, seperti postur tubuh yang buruk, dampak dari olahraga serta diet. Namun, faktor keturunan atau gen dapat membuat seseorang lebih rentan untuk mengalaminya. Selain skoliosis idiopatik, berikut ini beberapa penyebab dari masalah tulang ini: \n\n \n Skoliosis degeneratif. Penyebab ini terjadi karena adanya kerusakan bagian tulang belakang dan sering terjadi pada orang dewasa seiring bertambahnya usia. \n Skoliosis idiopatik. Pada kasus idiopatik kali ini, terjadi karena faktor genetika. \n Skoliosis kongenital. Penyebab kongenital terjadi karena tulang belakang yang tidak tumbuh dengan normal pada saat bayi didalam kandungan. \n \n\n \n\n Gejala Skoliosis \n\n Jika lengkungan dari skoliosis semakin parah, tulang belakang juga dapat mengalami berputar atau melintir, selain melengkung ke satu sisi ke sisi lainnya. Hal ini dapat menyebabkan tulang rusuk di satu sisi tubuh lebih menonjol dibanding sisi lainnya. \n\n Gejala skoliosis lainnya yang dapat dilihat dari adanya perubahan penampilan pada bagian dada, pinggul dan bahu, seperti: \n\n \n Condong ke satu sisi. \n Salah satu bagian bahu akan terlihat lebih tinggi. \n Salah satu tulang belikat tampak lebih menonjol. \n Adanya tonjolan pada salah satu bagian pinggul. \n Nyeri punggung bawah. \n Kekakuan punggung. \n Nyeri dan mati rasa di kaki Anda (karena saraf terjepit). \n Kelelahan karena ketegangan otot. \n \n\n \n\n Untuk memastikan diagnosis skoliosis, dokter akan menanyakan gejala yang dialami dan riwayat penyakit yang dimiliki. Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, dengan meminta pengidap untuk berdiri atau membungkuk, serta memeriksa kondisi saraf. Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan rontgen dan CT-SCAN untuk mengetahui adanya skoliosis dan tingkat keparahan lengkungan tulang belakang yang dialami. \n\n Bagi sahabat hermina yang mengalami gejala skoliosis dapat melakukan konsultasi pada dokter spesialis ortopedi di RSU Hermina Pandanaran. Dapatkan kemudahan pendaftaran dokter dapat melalui mobile aplikasi HALO HERMINA, Call Center 1500488 dan Website www.herminahospitals.com. \n\n Sehat Bersama Hermina \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pandanaran<\/a><\/li>
- 14 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
Cegah Komplikasi, Ketahui Penanganan Luka Pada Penderita Diabetes!<\/a><\/h3>
Diabetes merupakan penyakit dengan kondisi gula darah dalam tubuh tinggi yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi masalah kesehatan, salah satunya adalah luka kaki diabetes atau ulkus diabetikum. Seperti diketahui, gula darah tinggi pada penderita diabetes karena pankreas tidak menghasilkan cukup insulin, atau insulin tidak dapat berkerja secara optimal (resistensi insulin). Padahal insulin sangat dibutuhkan untuk menyerap glukosa atau gula dari makanan untuk dijadikan energi pada tubuh. Glukosa yang menumpuk dalam darah menyebabkan kadar gula darah tinggi. \n\n Luka pada pengidap diabetes memiliki waktu penyembuhan lebih lama dibandingkan dengan luka pada orang sehat. Kondisi ini disebabkan oleh kadar gula darah yang terlalu tinggi. Hal tersebut memicu kerusakan saraf, menurunkan kekebalan tubuh, dan menurunkan sirkulasi darah ke area luka. Dampaknya, luka jadi sulit mengering dan susah disembuhkan. Perawatan luka diabetes dibutuhkan guna mencegah penyebaran luka dan meningkatkan resiko amputasi. Beberapa caranya, yakni membersihkan luka, mengurangi tekanan pada luka, menutup luka dengan perban, dan mengontrol kadar gula darah secara rutin. \n\n \n\n Langkah Perawatan Luka Diabetes \n\n Beberapa langkah yang dapat dilakukan, antara lain: \n\n 1. Membersihkan luka \n\n Perawatan luka diabetes yang utama dapat dilakukan dengan membersihkan luka setiap hari. Caranya dengan menggunakan sabun dan air mengalir. Setelah itu, keringkan dan oleskan salep rekomendasi dari dokter. Jangan merendam bagian luka karena dapat memicu infeksi. \n\n 2. Mengurangi tekanan pada luka \n\n Tekanan pada luka dapat dikurangi dengan cara mengenakan pakaian longgar. Jika lukanya terletak di bagian kaki, sebaiknya gunakan sepatu yang dirancang khusus guna mencegah perburukan luka akibat diabetes. Langkah ini bisa mempercepat proses penyembuhannya. \n\n 3. Menutup luka dengan perban \n\n Menutup luka bertujuan untuk mencegah infeksi dan mempercepat proses penyembuhannya. Namun, pastikan untuk memilih perban atau kasa khusus untuk diabetes, sesuai dengan rekomendasi dari dokter. \n\n 4. Mengontrol kadar gula darah \n\n Perawatan luka diabetes selanjutnya dapat dilakukan dengan mengontrol kadar gula darah. Sebab, kadar gula yang tak terkendali bisa mempersulit proses penyembuhan, bahkan memperburuk luka yang sudah ada. Selain itu, pengidap juga disarankan untuk menjalani pola hidup sehat dan terapi insulin jika dibutuhkan. \n\n 5. Perhatikan tanda infeksi \n\n Infeksi pada luka diabetes ditandai dengan kemerahan, rasa sakit, nanah, pembengkakan, dan sensasi hangat di area sekitarnya. Terkadang, muncul luka dari dalam luka disertai dengan bau menyengat. Jika kondisi tersebut terjadi, perawatan luka diabetes dapat dilakukan dengan membersihkan darah, air, dan nanah. Selanjutnya, hilangkan kulit mati di area sekitar dan mengoleskan salep rekomendasi dari dokter. \n\n 6. Memenuhi asupan nutrisi \n\n Salah satu asupan yang direkomendasikan guna mempercepat proses penyembuhan luka adalah protein. Nutrisi tersebut dapat diperoleh dari telur, dada ayam, ikan salmon, udang, tuna, susu, dan kacang kedelai. Protein dapat membantu memperbaiki jaringan kulit yang mengalami kerusakan. Selain protein, pastikan untuk memenuhi asupan kalori, lemak, serat, zink, dan vitamin C guna mempercepat proses penyembuhan luka. \n\n \n\n Jika perawatan luka diabetes tidak dilakukan dengan tepat, dampaknya bisa berupa kematian jaringan yang berujung pada amputasi. Semakin cepat melakukan penanganan, maka semakin kecil risiko terjadinya komplikasi. Sahabat Hermina lakukan kontrol kesehatan secara rutin di RSU Hermina Pandanaran, dapatkan kemudahan pendaftaran dokter melalui mobile aplikasi Halo Hermina, Call Center 1500488 dan website www.herminahospitals.com. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pandanaran<\/a><\/li>
- 24 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
Ketahui Langkah Cegah Anemia Defisiensi Besi<\/a><\/h3>
Halo sahabat hermina. \n\n Kali ini kita akan sedikit membahas tentang anemia defisiensi besi. Apa sih sebetulnya anemia defisiensi besi itu? \n\n Anemia merupakan keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) tubuh kurang dari normal. Hemoglobin ini sendiri berfungsi untuk mengantarkan oksigen ke seluruh tubuh agar tubuh bekerja secara optimal. Hemoglobin ibarat sebuah mobil yang bertugas mengantarkan logistik ke seluruh tubuh. Apabila “mobil” ini terganggu, maka “logistik” yang seharusnya diantarkan tidak akan mencapai sel-sel tubuh. \n\n Kadar Hb normal setiap populasi berbeda, namun secara garis besar nilai normal dari Hb adalah \n\n \n 13 – 18 gr/dL pada laki-laki \n 12 - 15 gr/dL pada wanita \n 11 – 16 gr/dL pada anak-anak \n Pada ibu hamil nilai normal pada tiap trimester berbeda, namun secara umum adalah lebih dari 10 gr/dL \n \n\n Penyebab dari anemia sangat banyak. Namun yang sering ditemui pada populasi secara umum antara lain adalah anemia kekurangan zat besi atau yang biasa disebut sebagai anemia defisiensi besi. Anemia defisiensi besi merupakan suatu keadaan dimana besi yang merupakan salah satu bahan pembentuk sel darah merah. Jika besi sebagai bahan baku pembentu sel darah merah berkurang jumlahnya, maka otomatis darah yang terbentuk juga akan berkurang jumlahnya. \n\n Sangat banyak hal yang dapat menyebabkan anemia defisiensi besi ini, antara lain: \n\n \n Asupan gizi yang kurang, terutama protein hewani sebagai sumber utama zat besi \n Kebutuhan yang meningkat, seperti pada kehamilan \n Infeksi, seperti cacingan ataupun pada malaria \n Hilangnya darah yang banyak, misal pada menstruasi \n \n\n Penyerapan zat besi dalam tubuh dapat dipengaruhi oleh konsumsi makanan tertentu. Vitamin C, daging, ikan dan unggas dapat meningkatkan penyerapan zat besi, sedangkan kalsium dapat menghambat penyerapan zat besi \n\n Gejala yang dapat terjadi pada orang-orang dengan anemia defisiensi besi antara lain lesu, lemah, letih, lelah, dan lalai (5L). \n\n Akibat dari anemia ini sendiri antara lain adalah meningkatnya resiko keguguran pada wanita hamil, bayi lahir sebelum waktunya, berat bayi lahir rendah, gangguan pertumbuhan dan perkembangan, gangguan jantung, dan dapat menurunkan kualitas hidup dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari \n\n Hal yang dapat kita lakukan untuk mencegah dan menanggulangi anemia defisiensi besi: \n\n \n Pola makan gizi seimbang. Makanan yang kaya sumber zat besi: hati, ikan, daging dan unggas. Buah-buahan, terutama yang mengandung vitamin C yang tinggi, akan meningkatkan penyerapan zat besi \n Apabila dirasa kebutuhan zat besi dari makanan tidak akan mencukupi, dapat ditambahkan suplemen besi/tablet tambah darah . Namun apabila pola makan sudah memenuhi gizi seimbang, maka suplementasi zat besi ini tidak diperlukan lagi \n \n\n Anemia defisiensi besi merupakan salah satu penyakit yang dapat disembuhkan apabil ditangani secara tepat. Konsultasi kepada dokter spesialis penyakit dalam RSU Hermina Pandanaran apabila sekiranya sahabat hermina memiliki keluhan ataupun kondisi-kondisi yang mungkin dapat menyebabkan terjadinya anemia defisiensi besi ini. Dapatkan kemudahan pendaftaran poli pada RSU Hermina Pandanaran melalui mobile aplikasi Halo Hermina, Call Center 1500488 dan website di www.herminahospitals.com \n\n Stay Healthy Sahabat Hermina! \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pandanaran<\/a><\/li>
- 20 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
Langkah Cegah Anemia Defisiensi Besi<\/a><\/h3>
Halo Sahabat Hermina. Kali ini kita akan sedikit membahas tentang anemia defisiensi besi. Apa sih sebetulnya anemia defisiensi besi itu? \n\n Anemia merupakan keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) tubuh kurang dari normal. Hemoglobin ini sendiri berfungsi untuk mengantarkan oksigen ke seluruh tubuh agar tubuh bekerja secara optimal. Hemoglobin ibarat sebuah mobil yang bertugas mengantarkan logistik ke seluruh tubuh. Apabila “mobil” ini terganggu, maka “logistik” yang seharusnya diantarkan tidak akan mencapai sel-sel tubuh. \n\n Kadar Hb normal setiap populasi berbeda, namun secara garis besar nilai normal dari Hb adalah \n\n \n 13 – 18 gr/dL pada laki-laki \n 12 - 15 gr/dL pada wanita \n 11 – 16 gr/dL pada anak-anak \n Pada ibu hamil nilai normal pada tiap trimester berbeda, namun secara umum adalah lebih dari 10 gr/dL \n \n\n Penyebab dari anemia sangat banyak. Namun yang sering ditemui pada populasi secara umum antara lain adalah anemia kekurangan zat besi atau yang biasa disebut sebagai anemia defisiensi besi. Anemia defisiensi besi merupakan suatu keadaan dimana besi yang merupakan salah satu bahan pembentuk sel darah merah. Jika besi sebagai bahan baku pembentu sel darah merah berkurang jumlahnya, maka otomatis darah yang terbentuk juga akan berkurang jumlahnya. \n\n Sangat banyak hal yang dapat menyebabkan anemia defisiensi besi ini, antara lain: \n\n \n Asupan gizi yang kurang, terutama protein hewani sebagai sumber utama zat besi \n Kebutuhan yang meningkat, seperti pada kehamilan \n Infeksi, seperti cacingan ataupun pada malaria \n Hilangnya darah yang banyak, misal pada menstruasi \n \n\n Penyerapan zat besi dalam tubuh dapat dipengaruhi oleh konsumsi makanan tertentu. Vitamin C, daging, ikan dan unggas dapat meningkatkan penyerapan zat besi, sedangkan kalsium dapat menghambat penyerapan zat besi \n\n Gejala yang dapat terjadi pada orang-orang dengan anemia defisiensi besi antara lain lesu, lemah, letih, lelah, dan lalai (5L). \n\n Akibat dari anemia ini sendiri antara lain adalah meningkatnya resiko keguguran pada wanita hamil, bayi lahir sebelum waktunya, berat bayi lahir rendah, gangguan pertumbuhan dan perkembangan, gangguan jantung, dan dapat menurunkan kualitas hidup dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari \n\n Hal yang dapat kita lakukan untuk mencegah dan menanggulangi anemia defisiensi besi: \n\n \n Pola makan gizi seimbang. Makanan yang kaya sumber zat besi: hati, ikan, daging dan unggas. Buah-buahan, terutama yang mengandung vitamin C yang tinggi, akan meningkatkan penyerapan zat besi \n Apabila dirasa kebutuhan zat besi dari makanan tidak akan mencukupi, dapat ditambahkan suplemen besi/tablet tambah darah . Namun apabila pola makan sudah memenuhi gizi seimbang, maka suplementasi zat besi ini tidak diperlukan lagi \n \n\n Anemia defisiensi besi merupakan salah satu penyakit yang dapat disembuhkan apabil ditangani secara tepat. Silahkan konsultasikan kepada dokter spesialis penyakit dalam apabila sekiranya sahabat hermina mempunyai keluhan ataupun kondisi-kondisi yang mungkin dapat menyebabkan terjadinya anemia defisiensi besi ini. RSU Hermina Pandanaran memiliki dokter spesialis penyakit dalam yang dapat menangani gejala anemia yang Sahabat Hermina alami. Dapatkan kemudahan pendaftaran dokter poli padma melalui mobile aplikasi halo hermina, Call Center 1500 488 dan website www.herminahospitals.com. Stay Healthy Sahabat Hermina! \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pandanaran<\/a><\/li>
- 08 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
Jaga Kesehatan Reproduksi Sedari Dini!<\/a><\/h3>
Organ reproduksi merupakan organ vital yang dimiliki manusia. Pentingnya menjaga organ ini sedari dini yang dimulai saat remaja berguna bagi keberlangsungan hidup seseorang. Jumlah remaja yang pertama kali melakukan hubungan seksual pra-nikah cukup tinggi ditemui pada usia 15-20 tahun. Kondisi ini mengkhawatirkan karena diiringi dengan minimnya pengetahuan remaja terkait kesehatan reproduksi dan sangat berisiko menyebabkan masalah penyakit menular seksual dan kanker serviks. Melakukan hubungan intim di usia yang terlalu dini, pasangan seksual yang berganti, sistem imun yang lemah, hingga kebiasaan merokok menjadi faktor pemicu terjadinya kanker serviks, selain itu paparan infeksi Human Papillomavirus (HPV) menjadi salah satu penyebab kanker serviks. \n\n Apa itu kanker serviks? \n\n Kanker serviks dimulai ketika sel-sel di leher rahim mulai berubah menjadi sel-sel prakanker. Tidak semua sel prakanker akan berubah menjadi kanker, namun menemukan sel-sel pra kanker ini melalui skrining dan mengobatinya sebelum berubah menjadi kanker sangatlah penting. \n\n Tanda dan gejala kanker serviks \n\n Biasanya kanker serviks stadium awal tidak menimbulkan gejala dan sulit dideteksi. Tanda-tanda pertama kanker serviks mungkin memerlukan waktu beberapa tahun untuk berkembang. Menemukan sel-sel pra kanker saat pemeriksaan adalah cara terbaik untuk menghindari kanker serviks. \n\n Tanda dan gejala kanker serviks stadium awal: \n\n \n Keputihan encer dan kadang bercampur darah dan berbau busuk. \n Pendarahan vagina setelah berhubungan intim, pendarahan diluar siklus menstruasi atau setelah menopause . \n Menstruasi yang lebih banyak dan berlangsung lebih lama dari biasanya . \n \n\n Jika kanker telah menyebar ke jaringan atau organ di sekitarnya, gejalanya meliputi: \n\n \n Nyeri dan sulit buang air kecil, terkadang disertai darah dalam urin. \n Nyeri atau pendarahan dari rectum dan anus saat buang air besar. \n Lemas, penurunan berat badan dan nafsu makan. \n Sakit punggung atau bengkak di kaki. \n Sakit panggul/ perut \n \n\n Penyebab kanker serviks \n\n Virus HPV menjadi penyebab paling sering kanker serviks yang merupakan infeksi menular seksual. HPV menyebar melalui hubungan seksual (Vagina, anal atau oral). Sebagian besar orang akan tertular HPV pada suatu saat dalam hidup mereka dan membentuk imunitas. Namun, jika tubuh tidak dapat melawan infeksi tersebut, hal itu dapat menyebabkan sel-sel leher rahim berubah menjadi sel kanker. \n\n Skrining kanker serviks \n\n Tujuan skrining kanker serviks untuk mendeteksi perubahan sel pada leher rahim sebelum menjadi kanker. Ada beberapa test yang dapat dilakukan yaitu: \n\n \n Tes papsmear: Mendeteksi sel-sel abnormal atau lesi pra kanker di leher rahim. \n Tes HPV: Mendeteksi jenis infeksi HPV risiko tinggi yang menyebabkan kanker serviks. \n \n\n Dokter juga menyarankan kombinasi tes Pap/tes HPV jika berusia di atas 30 tahun. \n\n Bagaimana mencegah kanker serviks? \n\n Ada beberapa cara untuk mencegah kanker serviks yaitu: \n\n \n Melakukan pemeriksaan ginekologi secara teratur dan melakukan Papsmear. \n Vaksinasi HPV. \n Gunakan kondom saat berhubungan seks. \n Tidak bergonta-ganti pasangan. \n Berhenti merokok. \n \n\n Apa vaksin kanker serviks itu? \n\n Vaksin HPV dapat diberikan untuk anak-anak dan orang dewasa berusia 9 sampai 45 tahun. Vaksin ini memicu sistem kekebalan tubuh untuk menyerang jenis human papillomavirus (HPV) tertentu. Sebaiknya dilakukan vaksinasi sebelum memulai aktivitas seksual. Vaksin diberikan secara seri. Jumlah suntikan yang perlukan bervariasi tergantung pada usia saat menerima dosis pertama. Untuk mengetahui apakah memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin dapat dikonsultasikan kepada dokter. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pandanaran<\/a><\/li>
- 11 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
Pasien Diabetes Alami Retinopati Diabetik, Apakah Bisa Sembuh?<\/a><\/h3>
Diabetes melitus merupakan penyakit yang dapat menyerang semua golongan usia. Kondisi ini terbagi ke dalam dua jenis, yaitu tipe 1 dan tipe 2. Diabetes melitus tipe 1 terjadi karena penyakit autoimun yang menyebabkan pankreas tidak dapat memproduksi insulin. Sementara itu, diabetes melitus tipe 2 muncul sebagai efek dari pola makan tidak sehat karena tidak bisa mengontrol asupan gula yang masuk dalam tubuh. \n\n Retinopati diabetik adalah gangguan pada mata yang terjadi pada penderita diabetes. Pada awalnya, retinopati diabetik sering kali hanya menunjukkan gejala ringan atau bahkan tidak bergejala sama sekali. Namun, apabila tidak ditangani, retinopati diabetik dapat menyebabkan kebutaan. Retinopati diabetik merupakan salah satu komplikasi dari penyakit diabetes. Komplikasi ini menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah di bagian retina mata. \n\n \n\n Penyebab Retinopati Diabetik \n\n Retina merupakan lapisan di bagian belakang mata yang sensitif terhadap cahaya. Retina berfungsi mengubah cahaya yang masuk ke mata menjadi sinyal listrik untuk kemudian diteruskan ke otak. Di otak, sinyal listrik tersebut akan dipersepsikan sebagai gambar. Agar dapat berfungsi dengan baik, retina membutuhkan pasokan darah dari pembuluh darah di sekitarnya. \n\n Pada penderita diabetes, kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah secara bertahap sehingga asupan darah ke retina berkurang. Penyumbatan retina akan memicu terbentuknya pembuluh darah baru guna mencukupi kebutuhan darah. Namun, pembuluh darah yang baru ini tidak berkembang sempurna sehingga rentan pecah atau rusak. \n\n \n\n Gejala Retinopati Diabetik \n\n Gejala retinopati diabetik dapat bervariasi, tergantung pada tahap penyakit. Pada tahap awal, pasien mungkin tidak merasakan gejala apapun. Namun, seiring berjalannya waktu, beberapa gejala umum yang mungkin muncul meliputi: \n\n \n Penglihatan kabur atau berubah-ubah. \n Bintik-bintik mengambang atau bercak gelap dalam penglihatan (floaters). \n Penglihatan malam yang buruk. \n Area kosong atau gelap dalam bidang pandangan. \n Kehilangan penglihatan, jika penyakit memasuki tahap lanjut. \n \n\n Jika menderita diabetes mellitus, lakukan pemeriksaan mata ke dokter secara rutin untuk memastikan penglihatan Sahabat Hermina tidak bermasalah. Jangan menunggu gejala retinopati diabetik makin parah. Selain itu, hubungi dokter jika penglihatan berbintik-bintik atau kabur. Ibu hamil dengan diabetes berisiko besar terkena retinopati diabetik. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil dengan diabetes untuk menjalani pemeriksaan mata rutin. \n\n \n\n Pencegahan Retinopati Diabetik \n\n Cara mencegah retinopati diabetik adalah dengan mencegah diabetes, yaitu dengan menjaga kadar gula darah tetap normal. Sedangkan pada penderita diabetes, ada sejumlah upaya yang dapat dilakukan guna menurunkan risiko terjadinya retinopati diabetik: \n\n \n Pantau dan catat kadar gula darah beberapa kali dalam sehari, kemudian laporkan hasilnya ke dokter ketika kontrol. \n Konsumsi makanan dengan gizi lengkap dan seimbang. \n Perbanyak asupan buah-buahan dan sayuran. \n Batasi asupan gula dan lemak jenuh. \n Turunkan berat badan hingga mencapai indeks massa tubuh (IMT). \n Lakukan olahraga dengan intensitas sedang, seperti berjalan cepat, minimal 150 menit tiap minggu. \n Gunakan obat pengontrol gula darah atau insulin sesuai dengan anjuran dokter. \n Selalu waspada bila merasa ada perubahan pada penglihatan. \n Hentikan kebiasaan merokok atau mengonsumsi minuman beralkohol. \n Jaga kadar kolesterol dan tekanan darah agar tetap normal. \n Lakukan pemeriksaan mata secara rutin, minimal 1 tahun sekali. \n \n\n Retinopati diabetik merupakan ancaman kesehatan yang berpotensi dapat menyebabkan kebutaan. Kelola serta deteksi dini dengan skrining rutin dapat menurunkan risiko kehilangan penglihatan penyandang diabetes melitus. Jangan ragu untuk bertanya dan berkonsultasi dengan dokter di RSU Hermina Pandanaran bila mengalami gejala retinopati diabetik. Dapatkan kemudahan jadwal dan pendaftaran dokter melalui mobile aplikasi Hermina, Website www.herminahospitals.com, atau Call Center 1500 488. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Makassar<\/a><\/li>
- 27 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
Waspada Serangan Jantung, Silent Killer yang Tidak Memandang Usia !<\/a><\/h3>
Serangan jantung menyerang kapan saja dan tidak memandang usia. Namun hal ini sering diabaikan oleh kalangan usia muda. Serangan jantung adalah terjadinya penyumbatan di pembuluh darah koroner secara akut atau mendadak, yang biasanya diawali dengan pembentukan kerak di dalam pembuluh darah. Ketika jantung dan pembuluh darah tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya, hal tersebut mungkin saja disebabkan oleh kebiasaan buruk yang terus menerus diterapkan pada usia muda. Jantung menjadi salah satu organ yang tidak pernah berhenti bekerja memompa darah ke seluruh tubuh. Serangan jantung umumnya disebabkan oleh penumpukan plak akibat lemak, kolesterol atau zat lainnya di pembuluh darah arteri. Hal yang sering diakibatkan adalah serangan jantung dan stroke. Apa saja penyebab terjadinya serangan jantung di usia muda ? \n\n 1. Merokok \n\n Kondisi ini termasuk ke dalam 3 faktor risiko dan menjadi penyebab kematian pada sepertiga pengidap. Menghirup rokok berarti Anda sudah memasukkan banyak bahan kimia ke dalam tubuh salah satunya adalah karbon monoksida. Jika terus menerus dihirup, karbon monoksida dapat menurunkan jumlah oksigen dalam sel darah merah. Kandungan tersebut juga meningkatkan risiko penumpukan kolesterol pada pembuluh arteri yang menjadi penyebab serangan jantung. \n\n 2. Konsumsi makanan yang tidak sehat \n\n Salah satu penyebab serangan jantung diusia muda adalah kebiasaan mengonsumsi makanan yang tidak sehat. Makanan ceoat saji banyak disukai kalangan usia muda karena rasanya yang enak dan mudah didapatkan adalah salah satu kebiasaan yang bisa memicu serangan jantung. Nutrisi yang baik dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung \n\n 3. Gaya Hidup Sedentary \n\n Gaya hidup sedentary atau kurang beraktivitas fisik, menjadi penyebab serangan jantung di usia muda. Terlalu sibuk seharian duduk di depan laptop atau terlalu sering rebahan di rumah, memiliki risiko tinggi mengalami serangan jantung di usia muda. Salah satu penyebab serangan jantung diusia muda adalah kebiasaan mengonsumsi makanan yang tidak sehat. Makanan ceoat saji banyak disukai kalangan usia muda karena rasanya yang enak dan mudah didapatkan adalah salah satu kebiasaan yang bisa memicu serangan jantung. Nutrisi yang baik dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung \n\n 4. Gaya Hidup Sedentary \n\n Jika sering mengalami stres, hal ini dapat meningkatkan tekanan darah dan memberikan banyak tekanan ke jantung maupun pembuluh arteri. Jika dibiarkan terus menerus, dapat menyebabkan kerusakan permanen pada jantung. Untuk mengatasi hal tersebut, bisa dimulai dengan banyak melakukan hal-hal atau kegiatan yang disenangi. \n\n 5. Terlalu banyak mengonsumsi alkohol \n\n Dampak dari terlalu banyak mengonsumsi alkohol yaitu meningkatnya tekanan darah yang berujung pada kerusakan jantung dan pembulih arteri. Mumpung usia masih muda, sebaiknya hal ini bisa dihindari dan mulai menerapkan pola hidup sehat secara perlahan. \n\n Kita tidak bisa mengubah atau menunda datangnya sebuah penyakit dalam tubuh kita, namun hal ini dapat dicegah dengan beberapa cara antara lain : \n\n 1. Konsumsi makanan sehat \n\n Memilih makanan yang tepat menjadi salah satu untuk mencegah serangan jantung di usia muda. Mengonsumsi buah dan sayur serta makanan yang tinggi akan kandungan omega 3 seperti ikan, adalah makanan yang direkomendasikan untuk menjaga kesehatan jantung. \n\n 2. Berhenti merokok \n\n Rokok memiliki banyak dampak yang buruk untuk kesehatan. Dengan mulai menghentikan kebiasaan merokok, dapat mengurangi risiko terjadinya serangan jantung diusia muda. Jadi, berhenti merokok yuk! \n\n 3. Aktif bergerak dan berolahraga \n\n Olahraga seperti berjalan, berlari atau berenang dapat menjadi pilihan yang tepat untuk membantu menjaga kesehatan otot-otot jantung. \n\n 4. Melakukan pemeriksaan rutin secara berkala \n\n Hal yang tidak kalah pentingnya adalah rutin melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk mengetahui dan mendeteksi secara dini jika tubuh mengalami masalah kesehatan agar dapat diberikan penanganan yang cepat dan tepat. \n\n \n\n Jangan ragu untuk memeriksakan diri dan melakukan konsultasi untuk memperolah diagnosis dan penanganan secara cepat dan tepat. Salam Sehat \n\n \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pandanaran<\/a><\/li>
- 07 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
Alami Gigi Berlubang, Perlukah Dicabut?<\/a><\/h3>
Gigi berlubang dapat menimbulkan rasa ngilu atau gigi nyeri yang mungkin tidak tertahankan. Selain itu, dalam beberapa kasus juga bisa mengakibatkan komplikasi, mulai dari infeksi, abses gigi, sepsis, hingga gigi tanggal. Karena itu, penting untuk mengobati sakit gigi berlubang yang paling tepat pada artikel berikut. \n\n Beragam cara mengatasi gigi berlubang dapat dilakukan agar lubang pada gigi tidak terus membesar dan gejala yang menyertainya dapat teratasi. Gigi berlubang sering ditandai dengan gigi sensitif dan noda putih atau coklat pada gigi. Lubang pada gigi terbentuk saat plak menempel pada lapisan terluar gigi atau enamel dan terjadi proses fermentasi setelah 4 jam. Plak merupakan lapisan lengket yang terbentuk dari sisa makanan dan bakteri. \n\n Gigi berlubang dapat terjadi karena kombinasi beberapa faktor, seperti terlalu banyak mengonsumsi asupan yang manis, ngemil yang berlebihan, atau tidak membersihkan gigi secara baik dan benar. Jika Sahabat Hermina mengalami gigi berlubang, sebaiknya dicabut atau ditambal, ya? Perawatan gigi berlubang yang utama adalah ditambal. Namun, keputusan akhir untuk menambal atau mencabut gigi akan bergantung pada evaluasi dan konsultasi dengan dokter gigi. \n\n \n\n Kondisi Gigi Berlubang yang Masih Dapat Ditambal \n\n Gigi yang berlubang yang dapat ditambal adalah yang memiliki kerusakan yang masih terbatas pada bagian luar atau email gigi (enamel) dan dentin. Biasanya, gigi yang memiliki kerusakan kecil hingga sedang dapat ditambal dan diperbaiki tanpa perlu dicabut. Berikut contoh kasus gigi berlubang yang dapat ditambal: \n\n 1. Gigi dengan Lubang Sebatas Email \n\n Penambalan bisa dilakukan pada gigi yang mengalami karies email. Kondisi ini terjadi ketika kerusakan gigi hanya sampai ke lapisan permukaan email gigi. Lapisan email merupakan lapisan terluar dari gigi. Pada tahap ini, gigi bisa langsung ditambal permanen. \n\n 2. Gigi dengan Lubang Sebatas Dentin \n\n Kondisi ini terjadi ketika kerusakan gigi sudah lebih dalam lagi sampai ke bagian dentin. Pada tahap ini, menambal gigi berlubang dengan tambalan permanen masih bisa dilakukan. \n\n Namun, jika bagian dentin yang rusak sudah terlalu dalam hingga mendekati ruang pulpa gigi, maka perlu diobati dahulu. Jika diidentifikasi lebih awal, kerusakan dentin dapat segera diatasi dengan tambalan. \n\n 3. Gigi dengan Lubang Sudah Menembus Pulpa \n\n Untuk mengetahui gigi berlubang yang sudah mencapai pulpa tersebut masih bisa dipertahankan atau dicabut, tergantung pada hasil pemeriksaan klinis dan penunjang setelah dilakukan konsultasi dengan dokter gigi. \n\n Pada gigi dengan lubang yang sudah menembus pulpa, artinya kerusakan gigi sudah sampai bagian saraf, pembuluh darah dan pembuluh limfa gigi, sehingga perlu dilakukan serangkaian perawatan saluran akar untuk mempertahankan gigi tersebut. \n\n Perawatan saluran akar bertujuan untuk mengambil seluruh jaringan pulpa yang sudah terinfeksi. Selain itu, perawatan ini akan membentuk saluran akar gigi yang pada akhirnya akan diisi dengan bahan pengisian gigi. Setelahnya, gigi yang berlubang baru dapat ditambal secara permanen. \n\n 4. Abses \n\n Jika abses telah terbentuk, dokter gigi kemungkinan akan melakukan perawatan saluran akar untuk menghilangkan infeksi. Dalam kasus yang parah, gigi yang terkena kemungkinan perlu dicabut sepenuhnya. \n\n Pemberian medika mentosa seperti antibiotik juga dapat diresepkan untuk membantu proses penyembuhan. Obat ini berfungsi untuk mengurangi infeksi bakteri yang sudah terjadi. \n\n \n\n Kondisi Gigi Berlubang yang Harus Dicabut \n\n Gigi yang sebaiknya dicabut adalah gigi yang mengalami kerusakan yang sangat parah, seperti kerusakan hingga ke akar gigi, infeksi pada gusi dan tulang atau meliputi deformitas wajah, atau gigi yang tidak bisa lagi diperbaiki dengan penambalan. Berikut contoh kasus gigi berlubang yang harus dicabut agar kondisinya tidak semakin bertambah parah: \n\n 1. Gigi Berlubang Besar dan Dalam \n\n Tindakan pencabutan gigi diperlukan pada kondisi gigi yang lubangnya besar dan dalam sampai bagian pulpa gigi, lalu tembus lagi dari dasar kamar pulpa sampai ke percabangan akar gigi (bifurkasi). Pada kondisi tersebut, gigi tidak bisa dirawat lagi karena infeksi telah menyebar ke bagian bawah gigi. \n\n 2. Gigi Berlubang Disertai Goyang \n\n Pada kondisi ini, menambal gigi berlubang akan sia-sia. Pasalnya, gigi akan tetap sakit karena goyangnya gigi tersebut, kecuali dilakukan terapi splinting untuk menstabilkan gigi goyang. Namun, dengan catatan kerusakan tulang alveolar tidak terlalu berat dan gigi masih bisa ditambal. \n\n 3. Gigi Berlubang Tinggal Akar \n\n Untuk mengetahui apakah gigi berlubang Sahabat Hermina perlu dicabut atau cukup ditambal, bisa dilihat dari kondisi ini juga. Bila mengalami gigi berlubang dan menyebabkan gigi hanya tinggal sisa akar, tindakan mencabut lebih baik dilakukan supaya tidak menyebabkan infeksi. \n\n 4. Gigi Berlubang pada Geraham Bungsu yang Tumbuh Miring \n\n Tindakan pencabutan gigi perlu dilakukan pada kondisi gigi geraham bungsu yang berlubang, serta tumbuhnya miring. Hal ini penting untuk mencegah kerusakan pada gigi sebelahnya. \n\n Apabila gigi tidak segera dicabut dan hanya dilakukan penambalan saja pada kondisi-kondisi tersebut, maka gigi dapat mengalami infeksi lebih lanjut. Kondisi ini yang akan membahayakan kesehatan gigi maupun tubuh. \n\n 5. Gigi Berlubang Terletak di Dekat Jaringan Abnormal \n\n Pertumbuhan abnormal bisa terjadi di bagian manapun pada tubuh, termasuk bagian dalam mulut. Jika kamu mengalami gigi berlubang yang letaknya berdekatan dengan jaringan abnormal, kemungkinan gigi tersebut perlu dicabut. Dikhawatirkan gigi berlubang berisiko infeksi dan membahayakan kesehatan, terlebih ada jaringan yang tumbuh tidak normal. \n\n 6. Gigi Berlubang Terjadi Pada Gigi Bertumpuk \n\n Terkadang gigi bisa tumbuh di area yang tidak seharusnya, misalnya berdempetan dengan gigi lain. Kondisi ini menyebabkan kondisi gigi yang tidak rata alias berantakan. Selain mengurangi tampilan gigi, kondisi gigi ini juga bisa menyebabkan rasa tidak nyaman, misalnya bergesekan dengan bagian mulut dalam sehingga mudah sariawan. \n\n Bila gigi yang tumbuh pada lokasi yang tidak tepat ini juga berlubang, dokter mungkin merekomendasikan untuk mencabutnya. \n\n Penting bagi Sahabat Hermina untuk melakukan pemeriksaan ke dokter gigi setiap enam bulan sekali, agar adanya karies / lubang gigi dapat dideteksi sedini dan kerusakan gigi lebih lanjut bisa dicegah. RSU Hermina Pandanaran memiliki klinik gigi spesialistik dengan dokter yang ahli pada bidangnya. Dapatkan kemudahan informasi jadwal dan pendaftaran dokter melalui mobile aplikasi Hermina, Website www.herminahospitals.com, atau Call Center 1500 488. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pandanaran<\/a><\/li>
- 05 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
Batu Empedu Hilang, Sayatan Tak Terpandang Dengan Laparoskopi<\/a><\/h3>
Batu empedu atau disebut dengan cholelithiasis adalah kondisi medis seseorang yang diakibatkan karena terbentuknya kantong empedu di dalam kantong empedu. Kantong empedu merupakan organ kecil manusia yang terdapat pada sebelah sisi kanan perut dan tepat berada dibawah hati. Kantong empedu memproduksi dan menyimpan cairan empedu yang berfungsi dalam proses pencernaan seseorang. Mencerna kolestrol dalam tubuh merupakan tugas utama kantong empedu dan menjadikan salah satu organ pentimg dalam tubuh manusia karena batu empedu yang terbentuk berasal dari endapan kolestrol yang mengeras. \n\n Hingga saat ini, belum diketahui penyebab terbentuknya batu empedu. Namun, ada beberapa faktor yang membuat seseorang berisiko menderita batu empedu. Beberapa faktor tersebut meliputi kehamilan, obesitas, pola makan tidak sehat, diabetes, dan kondisi tertentu seperti anemia, leukemia, serta penyakit liver. Jumlah batu empedu yang dimiliki penderita bervariasi, bisa hanya satu, bisa juga beberapa buah. Ukurannya pun bermacam-macam, mulai dari sekecil butiran pasir hingga sebesar bola golf. \n\n Kapan Operasi Batu Empedu Diperlukan? \n\n Seseorang yang mengalami batu empedu biasanya merasakan sakit perut, mual, muntah, sakit bahu, sakit punggung diantara tulang belikat hingga mengalami demam tinggi. Pengobatan untuk penyakit batu empedu akan disesuaikan dengan kondisi penderita serta jenis, lokasi, dan ukuran batu empedu. Secara spesifik, batu empedu dikatakan besar yang wajib dioperasi adalah jika ukurannya mencapai 5 cm atau lebih. Akan tetapi, batu empedu yang kecil pun, jika jumlahnya banyak, memicu gejala berat, atau menyumbat saluran empedu/ pankreas seringnya tidak cukup juga ditangani dengan terapi konservatif, seperti lewat modifikasi pola makan, gaya hidup, dan obat-obatan semata. Jadi, memang tidak hanya ukurannya yang dijadikan acuan dalam menentukan penanganan terbaik. \n\n Salah satu pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengastasi sakit batu empedu yaitu dengan melakukan tindakan laparaskopi. Laparoskopi operasi batu empedu adalah pengangkatan batu dan kantong empedu melalui beberapa sayatan kecil, kurang lebih 0,5 sampai 1 cm. Tidak semua pasien yang mengalami sakit batu empedu dapat melakukan laparaskopi misalnya seseorang yang sebelumnya pernah melakukan operasi di area sekitar kandung empedu karena berisiko akan terjadi pendarahan. Tetapi, apabila pasien belum pernah melakukan operasi di area batu empedu disarankan melakukan laparaskopi karena operasi laparaskopi mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan operasi konvensional. \n\n Keunggulan Operasi dengan Laparaskopi \n\n Operasi batu empedu dengan laparaskopi adalah tindakan dengan cara pembuatan luka kecil berupa sayatan di perut guna pengangkatan kandung serta batu empedu. Keunggulan melakukan operasi laparaskopi batu empedu yaitu : \n\n \n \n Luka bekas operasi kecil \n \n \n Rasa sakit lebih ringan setalah melakukan operasi \n \n \n Pendarahan minimal \n \n \n Masa rawat inap di rumah sakit lebih singkat \n \n \n Masa pemulihan lebih cepat dibanding dengan operasi laparatomi \n \n \n\n Sebelum melakukan Operasi Laparaskopi Batu Empedu \n\n Sebelum melakukan operasi laparaskopi batu empedu pasien melakukan beberapa pemeriksaan yaitu melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh termasuk melakukan cek darah dan foto rontgen. Persiapan lainnya yang dilakukan pasien yaitu : \n\n \n Tidak makan dan minum beberapa jam sebelum melakukan operasi \n Mandi dengan menggunakan sabun antiseptik \n Minum air putih 2 jam sebelum menjelang laparaskopi \n Mengkonsumsi obat pencahar supaya dapat membersihkan feses di dalam usus \n Tidak menggunakan perhiasan selama perawatan \n \n\n Prosedur Operasi Batu Empedu dengan Laparaskopi \n\n Sebelum menjalani operasi, dokter melakukan bius total supaya pasien tidak dapat merasakan nyeri selama operasi. Dokter bedah digestif menjalankan prosedur operasi dengan membuat sayatan kecil di perut pasien. Disalah satu sayatan yang dibuat oleh dokter memasukan kamera untuk mengamati lokasi batu empedu dan sayatan yang lain dokter akan memotong dan mengangkat kandung empedu. \n\n Setelah melakukan Operasi Laparaskopi Batu Empedu \n\n Operasi laparaskopi batu empedu tidak membutuhkan waktu pemulihan yang lama. Penyembuhan setelah melakukan operasi laparaskopi umumnya berlangsung selama 1 sampai 2 minggu. Apabila pasien melakukan operasi konvensional penyembuhan pasien bisa berlangsung lebih lama. \n\n Bagi sahabat hermina yang memiliki keluhan seputar batu empedu dapat melakukan konsultasi dengan dokter spesialis bedah digestif RSU Hermina Pandanaran. Dapatkan kemudahan jadwal dan pendaftaran dokter melalui mobile aplikasi Hermina, Website www.herminahospitals.com, atau Call Center 1500 488 \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/a><\/span>");
- 05 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 07 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 27 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 11 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 08 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 20 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 24 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 14 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 09 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 15 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 19 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 15 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>