- Hermina Ciruas<\/a><\/li>
- 22 Mei 2021<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Lebih Jauh tentang Sinusitis<\/a><\/h3>
Seberapa sering Sahabat Hermina mengalami flu dalam seminggu? \n\n \n\n Perlukah waspada terhadap flu yang berkepanjangan? \n\n \n\n Apakah flu yang dirasakan hanyalah flu biasa atau sudah termasuk sinusitis? \n\n \n\n Sering kali kita menggangap flu adalah penyakit yang biasa. Akan tetapi, Sahabat Hermina harus tetap waspada, bisa jadi yang Sahabat Hermina derita bukanlah flu biasa melainkan sinusitis. \n\n \n\n Sinus merupakan rongga kecil yang saling terhubung melalui saluran udara di dalam tulang tengkorak. Sinus terletak di bagian belakang tulang dahi, bagian dalam struktur tulang pipi, kedua sisi batang hidung, dan belakang mata. \n\n \n\n Sinus memiliki lendir atau mukus yang berfungsi untuk menyaring dan membersihkan bakteri atau partikel lain yang ada di udara yang dihirup. Selain itu, sinus juga berperan dalam membantu mengontrol suhu dan kelembaban udara yang masuk ke paru-paru. \n\n \n\n Sinusitis merupakan terjadinya peradangan pada mukosa sinus yang merupakan rongga kecil berisi udara pada struktur tulang wajah. Saat terinfeksi, rongga diisi dengan lendir dan selaput lendir membengkak sehingga menyebabkan penyumbatan. \n\n \n\n Menurut durasi gejala, pasien dibagi menjadi beberapa kelompok sinusitis. Selain itu, sinusitis didasarkan pada penyebab tersering dan paling umum yang disebabkan oleh infeksi bakteri, gigi, dan jamur. Jika sinusitis disebabkan oleh virus, sinusitis akan menjadi penyakit infeksi. \n\n \n\n Ada beberapa jenis sinusitis berdasarkan lamanya perjalanan penyakit, yaitu: \n\n \n\n - Sinusitis akut. Jenis sinusitis yang paling umum terjadi dan umumnya berlangsung selama 2-4 minggu. \n\n \n\n - Sinusitis subakut. Jenis sinusitis yang berlangsung selama 4-12 minggu. \n\n \n\n - Sinusitis kronis. Jenis sinusitis yang berlangsung selama lebih dari 12 minggu, dan dapat berlanjut hingga berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. \n\n \n\n - Sinusitis kambuhan. Jenis sinusitis akut yang terjadi hingga 3 kali atau lebih dalam setahun. \n\n \n\n \n\n Faktor Risiko Sinusitis \n\n \n\n Terdapat berbagai faktor yang meningkatkan risiko seseorang dapat terkena sinusitis, antara lain: \n\n \n\n - Adanya kelainan struktur atau bentuk dari rongga hidung, seperti conchahipertrofi (pembengkakak) atau penyimpangan septum hidung (septumdeviasi). \n\n \n\n - Masalah pernapasan yang disebabkan oleh sensitivitas terhadap obat-obatan jenis tertentu. \n\n \n\n - Pengidap asma, orang yang mengidap asma rentan untuk terkena sinusitis kronis. \n\n \n\n - Terpapar asap rokok secara berlebihan dan dalam jangka waktu panjang. \n\n \n\n - Gejala alergi yang muncul bagi sebagian orang. \n\n \n\n \n\n Penyebab Sinusitis \n\n \n\n Kondisi yang dapat menyebabkan sinusitis meliputi: \n\n \n Flu (common cold) \n Rhinitis alergi \n Polip hidung \n Septum deviasi (bengkoknya tulang hidung) \n \n\n \n\n \n\n Gejala Sinusitis \n\n \n\n Gejala sinusitis akut meliputi: \n\n \n Nyeri wajah yang memberat saat menunduk \n Sakit kepala \n Batuk \n Bau napas tidak sedap \n Kelelahan \n Demam \n Cairan kental kuning kehijauan dari hidung atau belakang tenggorokan \n Hidung mampet menyebabkan kesulitan bernapas \n Rasa tersumbat pada telinga \n \n\n \n\n \n\n Sementara itu, beberapa gejala sinusitis kronis meliputi: \n\n \n Hidung mampet \n Cairan kental kuning kehijauan dari hidung dan belakang tenggorokan \n Nyeri telinga \n Nyeri pada rahang atas dan gigi \n Batuk \n Nyeri tenggorokan \n Napas tak sedap \n Kelelahan \n Mual \n Nyeri wajah \n Kesulitan menghirup \n \n\n \n\n \n\n Diagnosis Sinusitis \n\n \n\n Dokter akan memeriksa hidung dan wajah apakah ada rasa sakit, dan memeriksa bagian dalam hidung. Selain itu, metode lain untuk mendiagnosis sinusitis juga dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: \n\n \n\n - Endoskopi Hidung \n\n Sebuah tabung tipis dan fleksibel (endoskopi) dengan cahaya serat optik yang dimasukkan melalui hidung untuk melihat struktur dan kondisi dalam hidung,sinus, sampai ke nasofaring. \n\n \n\n - Studi Pencitraan \n\n Penggunaan MRI atau CT scan dapat memperlihatkan secara detail struktur sinus dan daerah hidung. Meskipun tidak disarankan untuk sinusitis akut tanpa komplikasi, studi pencitraan dapat membantu mendeteksi kelainan atau komplikasi yang mencurigakan. \n\n \n\n - Kultur Hidung dan Sinus \n\n Diagnosis sinusitis akut biasanya tidak memerlukan pemeriksaan laboratorium. Namun, jika kondisi tidak merespons pengobatan atau memburuk, kultur jaringan dapat membantu menentukan penyebabnya, seperti infeksi bakteri. \n\n \n\n - Tes Alergi \n\n Jika dicurigai sebagai pemicu serangan sinusitis akut akibat alergi, dokter akan merekomendasikan tes cukit (alergi kulit). Tes kulit aman dan cepat, dan membantu mengidentifikasi alergen yang diduga menyebabkan luka. \n\n \n\n \n\n Pengobatan Sinusitis \n\n \n\n Pengobatan sinusitis biasanya menyemprotkan salin ke dalam rongga hidung untuk membersihkan saluran hidung, kortikosteroid nasal untuk meredakan peradangan, dekongestan untuk meredakan hidung tersumbat, dan analgesik untuk meredakan nyeri wajah atau kepala. Jika sinusitis parah, persisten dan progresif, antibiotik diperlukan sebagai pengobatan yang diperlukan. Sinusitis bakteri ringan dapat disembuhkan tanpa antibiotik. \n\n \n\n Pengobatan nonmedis meliputi istirahat, mengonsumsi banyak cairan, melembabkan rongga hidung dengan meletakkan handuk hangat di wajah atau menghirup uap panas, dan tidur dengan beberapa bantal sehingga kepala lebih tinggi dari tubuh untuk mempermudah pengosongan sinus. \n\n \n\n Jika tidak ditangani, sinusitis dapat menyebabkan komplikasi berbahaya, seperti infeksi otak atau hilangnya bau secara permanen. Sinusitis biasanya dapat diobati secara memadai dengan obat-obatan. Namun pada beberapa kasus, sinusitis harus ditangani dengan tindkan operasi. \n\n \n\n \n\n Pencegahan Sinusitis \n\n \n\n Pencegahan cenderung sama dengan tatalaksana nonmedikamentosa. Selain itu, dianjurkan untuk menghindari terjangkitnya infeksi saluran nafas karena dapat memicu terjadinya sinusitis. \n\n \n\n Sinusitis bisa dicegah dengan sejumlah cara, di antaranya: \n\n \n Berhenti merokok \n Menghindari penderita flu dan pilek \n Melakukan imunisasi flu sesuai jadwal \n Banyak minum air putih \n Konsumsi makakan bergizi, sayuran dan buah-buahan \n Istirahat cukup \n \n\n \n\n \n\n Kapan Harus ke Dokter? \n\n \n\n Ketika Sahabat Hermina sudah merasa sulit bernapas dan ada yang bermasalah dengan hidung, silahkan memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Tangkuban Perahu<\/a><\/li>
- 05 Mei 2021<\/li><\/ul><\/div>
Apakah Air Fryer Bermanfaat bagi Kesehatan?<\/a><\/h3>
Metode memasak dengan cara menggoreng adalah pengolahan yang banyak digunakan dalam pengolahan makanan. Hal ini karena proses pengolahan tersebut lebih mudah, serta memiliki sifat sensori yang banyak disukai, baik dari tekstur, rasa, hingga penampilan. \n\n \n\n Akan tetapi, makanan yang diolah dengan cara digoreng terkenal memiliki kandungan kalori dan lemak yang tinggi, dan jika dikonsumsi berlebihan dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti obesitas, diabetes, jantung dan stroke. \n\n \n\n Belakangan ini mulai ramai di masyarakat bahkan di media sosial terkait penggunaan air fryer. Apa itu air fryer? \n\n \n\n Air fryer adalah alat elektronik yang digunakan untuk memasak makanan dengan menggunakan media udara. Penggunaan air fryer hanya menambahkan sedikit minyak saja di permukaan bahan makanan atau bahkan tidak sama sekali. \n\n \n\n Perbedaannya dengan oven adalah kapasitasnya yang lebih besar, sehingga panasnya kurang terkonsentrasi di sekitar makanan. Jadi, waktu memasaknya lebih lama. \n\n \n\n Pada transfer panas, deep fry membutuhkan 1,5 menit untuk mencapai titik didih sedangkan air fryer 5,5 menit. \n\n \n\n Air fryer juga membutuhkan daya listrik yang cukup tinggi, serta waktu pemasakan yang lebih lama untuk bias mendapatkan tekstur yang sama seperti makanan yang digoreng. \n\n \n\n Hasil olahannya pun tentu akan berbeda. Dari segi mutu sensoris, warna makanan akan berbeda karena terkait dengan laju reaksi kimia yang lebih rendah dan reaksi pencoklatan nonenzimatis. Jika ingin menyamakan warna, maka butuh waktu penggorengan yang lebih lama. Sementara deep frying menghasilkan kerenyahan, aroma, rasa, dan warna yang lebih baik. \n\n \n\n Kandungan lemak menurun sekitar 70%, pada deep frying turun 7 gram/100 gram, sedangkan pada air fry 2 gram/100 gram. \n\n \n\n Kandungan vitamin E lebih tinggi pada deep frying, karena di dalam minyak yang digunakan untuk menggoreng terkandung vitamin E. \n\n \n\n Kandungan vitamin C pada deep frying turun dari 6,75/100 gram jadi 1/100 gram, tetapi masih lebih tinggi daripada air frying. \n\n \n\n \n\n Air fryer memiliki kualitas yang lebih baik dari segi kandungan zat gizi, sedangkan deep frying lebih unggul dalam mutu sensorisnya. Namun, belum ada penelitian lebih lanjut terkait penggunaan air fryer terhadap kondisi penyakit tertentu. \n\n \n\n Akan tetapi, percuma jika menggunakan air fryer untuk mengolah makanan siap saji olahan yang cederung tinggi kalori karena tetap dapat menyebabkan surplus kalori. \n\n \n\n Oleh karena itu, yang terpenting adalah memperhatikan kuantitas makanan yang kita konsumsi serta kualitas bahan makanan yang kita pilih. \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n Referensi: \n\n Azmi, M.M.Z., Taip, F.S., Kamal, S.M.M. and Chin, N.L. Effects of temperature and time on the physical characteristics of moist cakes baked in air fryer. Journal of Food Science and Technology. 2019, 56:4616-4624. \n\n Santos, C.S.P., Cunha, S.C., and Casal, S. Deep or air frying? A comparative study with different vegetable oils. European Journal of Lipid Science and Technology, 2017. https://doi.org/10.1002/ejlt.201600375 \n\n Sun, Yangbo, et al. Association of Fried Food Consumption with All Cause, Cardiovascular, and Cancer Mortality: Prospective Cohort Study. BMJ, 2019, doi:10.1136/bmj.k5420. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Galaxy<\/a><\/li>
- 20 April 2021<\/li><\/ul><\/div>
Penyakit Penyebab Terhambatnya Kehamilan<\/a><\/h3>
Kehadiran seorang anak pasti menjadi dambaan setiap pasangan suami-istri. Akan tetapi, beberapa pasangan mungkin kesulitan mendapatkan buah hati. \n\n \n\n Ada berbagai penyakit penyebab tarhambatnya kehamilan yang dialami oleh beberapa pasangan suami-istri. Mari kita ketahui beberapa penyakit penyebab terhambatnya kehamilan agar penanganan dapat segera dilakukan sesuai dengan penyebabnya. \n\n \n\n 1. Endometriosis \n\n Pada kasus endometriosis, jaringan endometrium luar rahim tersebut juga ikut menebal, tetapi tidak dapat luruh dan keluar dari tubuh. Kondisi tersebut dapat menimbulkan keluhan nyeri bahkan dapat menyebabkan kemandulan. \n\n \n\n Sekitar 80 persen kasus infertilitas disebabkan oleh endometriosis. Misalnya saja, bila endometriosis terjadi pada tuba falopi, maka sperma akan kesulitan untuk mencapai dan membuahi sel ovum sehingga proses pembuahan menjadi sulit terjadi karena endometriosis dapat menimbulkan perlengketan dan mengubah letak organ-organ kandungan serta melepaskan zat yang bersifat racun untuk sel telur dan embrio. \n\n \n\n Meskipun endometriosis bisa meningkatkan risiko sulit hamil, tetapi ini belum tentu terjadi pada semua kasus. Maka itu, tetap perlu pemeriksaan lebih lanjut. \n\n \n\n 2. Mioma \n\n Mioma adalah pertumbuhan sel tumor di dalam atau di sekitar uterus (rahim) yang tidak bersifat kanker atau ganas. Miom berasal dari sel otot rahim yang mulai tumbuh secara abnormal. pertumbuhan inilah yang akhirnya membentuk tumor jinak. \n\n \n\n 3. PCOS \n\n PCOS (Polycystic ovary syndrome) merupakan kondisi terganggunya fungsi ovarium. Tanda-tanda awal PCOS adalah masa ovulasi atau subur yang tidak beraturan dan munculnya banyak kista (kantong berisi cairan) pada ovarium. \n\n \n\n 4. Sumbatan Tuba Falopi \n\n Sumbatan tuba falopi yang tersumbat atau rusak dapat mencegah sperma pasangan Anda untuk mencapai sel telur dan juga menghambat sel telur yang dibuahi untuk mencapai uterus. \n\n \n\n Ada berbagai kondisi yang bisa menyebabkan tuba falopi wanita tersumbat dan membuat wanita jadi susah hamil, yaitu: \n\n \n Radang panggul \n Penyakit menular seksual (PMS) tertentu, seperti chlamydia dan gonore \n Riwayat kehamilan ektopik \n Pernah menjalani operasi di perut atau panggul \n Infeksi rahim yang disebabkan oleh aborsi atau keguguran \n \n\n \n\n 5. Kelainan Sperma \n\n Bila mengalami kelainan pada jumlah, bentuk, dan pergerakan sperma, maka akan menyebabkan sulit untuk dapat membuahi sel telur sehingga sulit untuk terjadinya kehamilan. \n\n \n\n Sahabat Hermina, jika Anda dan pasangan sudah berusaha memiliki anak dengan sering berhubungan seks tanpa kondom selama lebih dari setahun, tetapi masih belum membuahkan hasil, jangan ragu untuk pergi ke dokter kandungan untuk menjalani pemeriksaan dan memastikan apa penyebab sulit hamil yang Anda atau pasangan alami. Setelah dokter menentukan penyebabnya, dokter dapat memberikan penanganan untuk mengatasi masalah tersebut. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Makassar<\/a><\/li>
- 30 Desember 2020<\/li><\/ul><\/div>
Apa itu Anosmia?<\/a><\/h3>
Tahukah Sahabat Hermina apa itu anosmia? Saat ini anosmia seringkali kita dengar sebagai salah satu gejala dari COVID-19. Adapun pengertian dari anosmia adalah hilangnya kemampuan seseorang untuk mencium aroma atau bau. Kondisi ini juga dapat menghilangkan kemampuan penderitanya untuk merasakan makanan. \n\n \n\n Kehilangan kemampuan indera penciuman atau anosmia dapat memengaruhi hidup seseorang. Selain tidak bisa mencium bebauan dan merasakan makanan, kondisi ini dapat memicu hilangnya nafsu makan, penurunan berat badan, malnutrisi hingga depresi. \n\n \n\n Gejala Anosmia \n\n \n\n Gejala anosmia adalah hilangnya kemampuan untuk mencium bau. Sebagai contoh, anosmia bisa membuat penderitanya tidak bisa mencium wangi bunga atau bau tubuh sendiri. Bahkan, bau seseuatu yang menyengat seperti asap kebakaran atau gas yang bocor juga bisa tidak tercium. \n\n \n\n Komplikasi dan Bahaya Anosmia \n\n \n\n Ketidakmampuan mencium bau dapat menimbulkan komplikasi dan bahaya lain, seperti : \n\n \n Keracunan makanan akibat tidak mampu mencium aroma makanan yang sudah busuk atau basi \n Makan terlalu banyak atau terlalu sedikit, akibat hilangnya kemampuan dalam merasakan makanan \n Hilangnya keintiman dengan dengan pasangan akibat tidak bisa mencium aroma parfum atau feromon \n Kurang disenangi oleh orang disekitar karena tidak bisa mencium bau badan sendiri \n Bahaya kebakaran akibat tidak bisa mencium benda yang terbakar atau gas yang bocor \n \n\n \n\n Pencegahan Anosmia \n\n \n\n Tidak semua kasus anosmia dapat dicegah, terutama yang terjadi akibat kelainan bawaan lahir. Namun, anosmia yang bukan disebabkan oleh kelainan lahir bisa dicegah. Caranya adalah dengan menghindari faktor-faktor yang bisa memicu anosmia, misalnya dengan: \n\n \n\n \n Menerapkan kebersihan diri untuk mencegah pilek dan flu \n Menghindari paparan alergen yaitu zat yang bisa memicu alergi \n Melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi obat-obatan yang bisa memicu anosmia \n Menghentikan kebiasaan merokok dan sebisa mungkin meghindari paparan asap rokok \n \n\n \n\n Nah, Sahabat Hermina, jika mulai merasakan gejalan anosmia, segera periksakan ke dokter agar dapat dicari penyebab dan ditangani dengan baik sehingga gejala tidak bertambah parah dan dapat sembuh lebih cepat. Salam sehat. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 30 Desember 2020<\/li><\/ul><\/div>
- 20 April 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 05 Mei 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 22 Mei 2021<\/li><\/ul><\/div>