- Hermina Pasteur<\/a><\/li>
- 26 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
6 Kasus Penyakit yang Perlu Penanganan Bedah<\/a><\/h3>
Tindakan pembedahan atau operasi adalah metode untuk mengobati suatu kondisi medis, mencegah kecacatan dan komplikasi dari penyakit. Namun, tidak semua penyakit memerlukan pembedahan. Setiap prosedur bedah memiliki tata pelaksanaan, dan tujuan yang berbeda. \n\n Selain itu, tindakan ini juga hanya bisa dilakukan oleh dokter bedah atau dokter spesialis tertentu sesuai dengan kondisi medis. Lantas, kondisi apa saja yang memerlukan tindakan pembedahan? \n\n 1. Sakit Perut \n\n Sakit perut terjadi di bagian perut mana saja, antara tulang dada dan selangkangan. Ini bisa tumpul atau tajam, dan singkat atau bertahan lama. Penyebabnya antara lain infeksi, kondisi peradangan, penyumbatan, tumor, dan masalah pada organ reproduksi. Beberapa kasus, seperti sembelit, dapat sembuh dengan sendirinya atau dengan perawatan medis. Di lain waktu, pembedahan diperlukan untuk mengatasi penyebab nyeri. \n\n 2.Kanker/Tumor \n\n Kanker/tumor dapat menyerang organ tubuh mana pun. Dokter bedah menangani kasus kanker payudara, sistem pencernaan, sistem endokrin, dan beberapa jenis kanker pada sistem reproduksi. Pembedahan mengobati kanker dengan menghilangkan tumor dan sel kanker dari tubuh. \n\n 3.Peradangan Kandung Empedu dan Batu Empedu \n\n Kandung empedu adalah organ kecil di belakang hati Anda. Organ ini membantu dalam proses pencernaan dengan menyimpan dan melepaskan zat yang disebut cairan empedu ke dalam usus halus. Empedu membantu memecah makanan yang mengandung lemak. Kandung empedu bisa meradang dan teriritasi suatu kondisi yang disebut kolesistitis jika ada sesuatu yang menghalangi pergerakan bebas empedu. Batu empedu massa seperti kerikil yang biasanya terbuat dari kolesterol dan garam empedu adalah penyebab paling umum dari kolesistitis. Polip, kelenjar getah bening, parasit, infeksi, cedera, dan tumor juga dapat menyebabkan penyumbatan dan peradangan kandung empedu. Jika tidak diobati, peradangan kandung empedu dapat menyebabkan infeksi. Perawatan yang paling umum untuk radang kandung empedu dan batu empedu adalah operasi pengangkatan kandung empedu. Prosedur ini disebut kolesistektomi. \n\n 4.Penyakit Sistem Pencernaan (Gastroenterologi) \n\n Sistem Gastroenterologi atau sistem pencernaan memproses makanan, menyerap nutrisi, dan membuang limbah. Sistem Gastroenterologi meliputi mulut, kerongkongan, lambung, usus kecil, usus besar, usus buntu, hati, pankreas, dan kandung empedu. Masing-masing organ tersebut dapat terserang penyakit. \n\n Apendisitis adalah salah satu masalah sistem pencernaan paling umum yang ditangani oleh ahli bedah umum. Pembedahan untuk mengangkat usus buntu disebut operasi usus buntu. Penyakit sistem pencernaan umum lainnya termasuk GERD (Gastro Reflux Disease), IBD (inflammatory bowel disease). IBD termasuk kolitis ulserativa dan penyakit Crohn. Pembedahan mungkin diperlukan untuk mengatasi salah satu kondisi ini. \n\n 5.Hernia \n\n Hernia terjadi ketika organ dalam dan jaringan menonjol melalui area otot yang lemah. Perut adalah tempat umum terjadinya hernia. Termasuk didalamnya adalah hernia pada lokasi operasi sebelumnya, area selangkangan, tepat di bawah atau dekat pusar, dan di tengah perut. Beberapa hernia hilang saat berbaring, kemudian muncul kembali atau membesar saat berdiri atau mengangkat beban berat. Hernia juga bisa bertambah besar seiring berjalannya waktu. Penanganan terbaik adalah dengan pembedahan untuk mengembalikan jaringan yang menonjol ke tempatnya dan menutup serta memperkuat area tersebut. \n\n 6.Varises \n\n Varises biasanya terjadi di kaki dan tampak seperti vena yang menonjol dan berkelok-kelok. Penyakit ini terjadi ketika katup di dalam vena melemah atau rusak, sehingga darah terkumpul di vena permukaan. Varises dapat menyebabkan nyeri, bengkak, dan luka pada kaki. Mereka juga dapat meningkatkan risiko penggumpalan darah. \n\n Itulah beberapa kondisi medis yang umumnya membutuhkan tindakan pembedahan. Bila sahabat Hermina mengalami masalah yang berhubungan dengan tindakan bedah, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan Dokter Bedah di RS Hermina Pasteur. \n\n \n\n Sumber \n\n https://www.healthgrades.com/right-care/preparing-for-surgery/common-conditions-general-surgeons-treat \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Arcamanik<\/a><\/li>
- 03 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
6 Pemeriksaan Fisik untuk Skrining Kanker Payudara<\/a><\/h3>
Kanker payudara pada tahap awal tidak menimbulkan gejala. Penderita cenderung datang pada stadium lanjut. Padahal, kanker ini dapat dideteksi secara dini dengan mengenali perubahan-perubahan pada payudara. Deteksi dini dapat dilakukan dengan tiga langkah, yaitu, pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), pemeriksaan fisik payudara (CBE/Clinical Breast Examination), mammografi. \n\n Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), meliputi: \n\n \n Pemeriksaan di depan cermin. Perhatikan kesimetrisan kedua payudara. \n Angkat kedua lengan melewati kepala, perhatikan perubahan bentuk di setiap payudara, pembengkakan, lekukan, atau perubahan di setiap putting. \n Pemeriksaan raba pada posisi berdiri. Pemeriksaan payudara kanan, angkat lengan kanan ke belakang kepala, gunakan jari-jari tangan kiri untuk melakukan pemeriksaan. Lakukan vice-versa/perubahan. \n Periksa seluruh bagian payudara dan ketiak. Gerakkan payudara dengan pola memutar, atas bawah (vertikal) atau “wedge.” Gunakan pola yang mudah dilakukan kemudian lakukan pola yang sama tiap bulan. \n Perlahan-lahan pijat puting susu dan lihat apakah ada darah atau cairan yang keluar. \n Berbaring di atas permukaan yang keras. Letakkan bantal di bawah pundak kanan, Lengan kanan di belakang kepala. Ratakan jari-jari tangan kiri pada payudara kanan, dan tekan secara lembut hingga seluruh bagian payudara, termasuk putting. \n Lakukan hal yang sama pada payudara sebelah kiri. \n \n\n Pemeriksaan fisik payudara (CBE/Clinical Breast Examination) meliputi: \n\n \n Komponen \n \n\n \n Position \n Perimeter \n pattern of search \n palpation \n pressure, practice) \n \n\n \n Infeksi \n \n\n \n Perhatikan adanya massa, perubahan kulit (eritema/bentuk peradangan pada kulit yang terletak pada bagian lapisan lemak kulit, retraksi/peradangan di jaringan payudara, peau d’orange/kulit jeruk) dan perubahan putting susu (discharge +) \n (lengan disamping, diangkat ke atas, tangan di pinggang, membungkuk) \n \n\n \n Palpasi \n \n\n \n Memakai bagian datar telapak tangan dan buku jari proksimal tiga jari tengah. \n Palpasi dapat dilakukan secara metodik dengan pola jari-jari roda (wedge), lingkaran konsentris, maupun vertical. \n \n\n \n Pemeriksaan Aksila \n \n\n Relaksasikan muskulus pektoralis kemudian pemeriksaan aksila kanan (lengan kanan bawah pasien disokong tangan kanan) kemudian ujung jari tangan kiri mulai memeriksa dari bagian bawah aksila kemudian lengan kanan pasien ditarik ke arah medial kemudian gerakkan tangan kiri makin tinggi ke dalam aksila. \n\n \n Pemeriksaan Kompleks Nipple Areoler \n \n\n \n Harus berbaring lurus. \n Inspeksi terhadap adanya retraksi puting susu, fisura deskuamasi/kemerahan, dan inversi. \n Ada tidaknya pengeluaran cairan (letakkan tiap tangan pada kedua sisi puting susu dengan lembut kemudian tekan puting susu itu kemudian perhatikan sifat tiap cairan yang keluar. \n \n\n \n Mammografi \n \n\n \n Untuk melihat perubahan pada payudara wanita yang tidak menunjukkan tanda kanker payudara dari pemeriksaan fisik. \n Menggunakan sinar X (Jaringan payudara ditekan diantara dua piringan/plat kemudian dilakukan pengambilan gambar dan dinilai apakah ada kelainan pada gambaran tersebut. \n \n\n Penderita kanker payudara di Indonesia baru mengetahui kondisinya setelah stadium lanjut. Padahal, kanker ini dapat dideteksi secara dini terhadap adanya perubahan-perubahan pada payudara. Deteksi dini ini dapat ditempuh melalui tiga langkah, yaitu pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), pemeriksaan fisik payudara (CBE), dan mammografi. Wanita dianjurkan untuk memeriksakan payudaranya setiap bulan (SADARI) dimulai sekitar umur 20 tahun agar terbiasa dengan penampilan payudaranya, sehingga mampu mendeteksi tanda-tanda dini dari kanker. Clinical Breast Examination (CBE), adalah melakukan inspeksi dan palpasi payudara dan jaringan sekitarnya sehingga dapat mendeteksi kelainan payudara, yang dilakukan oleh tenaga Kesehatan. Pelaporan terdiri dari kesimpulan yang relevan dari riwayat klinik dan deskripsi dari CBE, normal atau abnormal. Skrining mammografi ditujukan untuk melihat perubahan pada payudara wanita yang tidak menunjukkan tanda-tanda kanker dari pemeriksaan fisik. \n\n Download aplikasi Hermina Mobile Apps untuk memudahkan akses kesehatan dan pendaftaran ke RS Hermina Arcamanik. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bogor<\/a><\/li>
- 27 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
Inovasi Bedah Terkini - Laparoskopi Apendiktomi<\/a><\/h3>
Usus buntu, atau biasanya dikenal juga sebagai apendiks, merupakan organ kecil yang terletak di ujung kanan pada bawah usus besar. Usus buntu ini memiliki bentuk seperti jari-jari dengan panjangnya 5 s/d 10 cm dengan bentuk menyerupai kantung yang menempel pada usus besar. usus buntu ini masih belum sepenuhnya dipaham apa fungsi pastinya, pada beberapa kasus, orang dapat hidup tanpa usus buntu tanpa dampak yang signifikan pada kesehatan. \n\n Usus buntu dapat mengalami peradangan yang disebut apendistis. Apendistis adalah kondisi serius yang memerlukan perhatian atau penanganan medis dengan segera. Jika usus buntu meradang, bisa menyebabkan penyumbatan yang berakibat terjadinya pembengkakan dan bisa berakibat fatal jika tidak diobati. \n\n Untuk menangani usus buntu dapat melakukan tindakan operasi dengan teknik bedah terbuka atau teknik laparoskopi. Laparoskopi sendiri, yaitu alat berupa selang panjang yang dilengkapi kamera dan lampu yang berukuran kecil pada ujungnya. \n\n \n\n Bagaimana Apendiktomi Laparoskopi Dilakukan? \n\n Dokter bedah akan membuat sayatan di dekat pusar dan memasukkan perangkat kecil yang disebut port. Port membuat lubang yang dapat digunakan dokter bedah untuk mengisi perut dengan gas, sehingga menciptakan ruang untuk melakukan operasi. Berikutnya, kamera kecil dimasukkan melalui port. Kamera menunjukkan operasi pada layar di ruang operasi. Selanjutnya dokter dapat melihat dengan jelas organ-organ dalam perut dan memudahkan melakukan pengangkatan usus buntu tersebut. \n\n \n\n Keuntungan Dari Apendiktomi Laparoskopi \n\n Keuntungan tindakan apendiktomi laparoskopi ialah: \n\n \n Tindakan dengan sayatan kecil sehingga minimal invansif, dan mengurangi rasa nyeri serta waktu pemulihan yang cepat, sedangkan tindakan apendiktomi terbuka membutuhkan sayatan besar serta lamanya waktu pemulihan. \n \n\n \n\n \n Teknik pembedahan laparoskopi melibatkan penggunaan alat dan kamera kecil yang dimasukkan melalui sayatan kecil, sementara apendiktomi terbuka melibatkan satu sayatan lebih besar di daerah usus buntu. \n \n\n \n\n RS Hermina Bogor memiliki dokter-dokter yang kompeten dan berkualifikasi dalam melakukan pembedahan laparoskopi ini. Jika Sahabat Hermina ingin melakukan konsultasi atau tindakan operasi dengan luka yang minimal dan cepat beraktivitas kembali. Segera konsultasikan dengan dokter bedah kami di RS Hermina Bogor. \n\n Untuk pendaftaran dapat melalui: \n\n \n www.herminahospitals.com \n Aplikasi “ Halo Hermina” \n Call Center di 1500-488 \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Grand Wisata<\/a><\/li>
- 22 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Gejala Usus Buntu dan Pemeriksaanya<\/a><\/h3>
Ketika Anda mengalami radang usus buntu dan tidak segera diobati, kondisi itu bisa menjadi penyebab usus buntu pecah. Ketika ini terjadi, bakteri akan terlepas ke perut Anda dan dapat menyebabkan infeksi serius. Usus buntu yang pecah dapat membuat Anda merasa sangat sakit dan terkadang sulit diobati. \n\n Pengertian \n\n Appendisitis merupakan proses peradangan pada usus buntu yang umunya terjadi akibat proses infeksi. Kondisi akut ini menyebabkan gangguan pada usus buntu dan organ di sekitarnya. Appendisitis merupakan kondisi emergensi yang umum terjadi dan membutuhkan pemeriksaan dan penanganan segera. \n\n Keluhan/Gejala \n\n Keluhan yang awal dialami biasanya berupa nyeri perut yang tidak spesifik kemudian diikuti keluhan mual dan muntah, serta dapat terjadi penurunan nafsu makan. Nyeri perut ini lalu berpindah dan berpusat di sekitar kanan bawah, meskipun dapat terjadi keluhan di bagian perut yang lain. Keluhan nyeri [perut dapat terjadi pada 24-48 jam awal terjadinya peradangan usus buntu \n\n \n \n Nyeri perut (pada Sebagian besar kasus) \n \n \n Mual muntah (61-92%) \n \n \n Anoreksia atau penurunan nafsu makan \n \n \n Demam \n \n \n Konstipasi \n \n \n\n \n\n Pemeriksaan \n\n Penegakan diagnosis appendisitis dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan \n\n \n \n Wawancara dan pemeriksaan fisik \n \n \n Pemeriksaan lab (darah lengkap, urin lengkap) \n \n \n Pemeriksaan radiologi (ultrasonografi) \n \n \n Pada pasien perempuan, juga harus dilakukan evaluasi organ kewanitaan untuk menyingkirkan kemungkinan terjadinya kondisi penyakit yang juga dapat menyebabkan nyeri perut \n \n \n\n Komplikasi \n\n Jika tidak segera ditangani, dapat terjadi proses peradangan yang makin hebat pada usus buntu hingga berujung pada pecahnya usus buntu (perforasi). Jika usus buntu sudah berlubang/pecah maka dapat terjadi infeksi berat pada seluruh perut dan kondisi ini merupakan komplikasi yang berat. \n\n \n\n Tata Laksana \n\n Penanganan awal umunya berupa pemberian anti nyeri, anti mual, hingga antibiotik untuk membantu meredakan keluhan sementara waktu. Selanjutnya pasien akan dipersiapkan untuk operasi mengeluarkan usus buntu. Dalam hal ini operasi merupakan satu-satunya terapi definitif untuk mengatasi appendisitis karena usus buntu yang sudah terinfeksi dan meradang harus segara dikeluarkan agar tidak terjadi infeksi yang lebih berat dan gangguan pada organ lain di sekitarnya. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bogor<\/a><\/li>
- 30 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
Penyakit Radang Usus yang sulit dibedakan - Penyakit Chorn’s VS Colitis Ulseratif<\/a><\/h3>
\n\n Anda sering mengalami nyeri berminggu-minggu? Apakah anda sering merasa gampang lelah dan berat badan cenderung turun serta sering mengalami diare? Bisa saja sudah terjadi penyakit radang saluran cerna \n\n \n\n Terdapat dua jenis penyakit radang pada saluran cerna, yaitu; Chron’s disease dan colitis ulseratif. Terdapat banyak kesamaan gejala yang muncul pada penyakit ini - termasuk radang yang berlangsung cukup lama pada saluran cerna. Tetapi terdapat beberapa tanda yang dapat menjadi pembeda yang menjadi kunci kedua penyakit ini. \n\n \n\n Gejala yang muncul pada kedua penyakit \n\n \n\n Gejala pada penyakit crohn’s disease atau colitis ulseratif bisa saja mirip, diantaranya adalah: \n\n \n\n \n Nyeri dan keram perut \n BAB cair/ diare \n Konstipasi \n Perdarahan dari anus \n Demam \n Berat badan menurun \n Mudah lelah \n Pada wanita bisa saja terjadi masalah dengan menstruasi. \n \n\n \n\n Anda tidak harus mengalami semua gejala diatas. Semua gejala tersebut bisa hilang timbul, akan saling bergantian antara “flares” (pada saat gejala memberat) dan “remisi” (pada saat gejala mereda ataupun berhenti) \n\n \n\n Kedua penyakit ini (crohn’s disease dan colitis ulseratif ini) sering terdiagnosa pada usia muda dan produktif - meskipun bisa saja terjadi pada kapan saja dan sering berhubungan dengan masalah genetik \n\n \n\n Gejala Pembeda \n\n \n\n Terdapat 3 kunci perbedaan pada kedua kasus ini \n\n \n\n \n Lokasi peradangan \n \n\n \n\n Colitis ulseratif biasanya hanya terkena pada usus besar tetapi pada penyakit Crohn’s, peradangan dapat terjadi di mana saja pada saluran cerna. Bisa bermula dari mulut hingga anus. \n\n \n\n \n Pemeriksaan pada usus \n \n\n \n\n Pemeriksaan pada usus yang dilakukan untuk perbedaan kasus ini adalah kolonoskopi. Pada kolonoskopi pasien dengan penyakit crohn biasanya masih ada area yang sehat diantara bagian yang meradang sedangkan pada colitis ulseratif, pada bagian yang meradang tidak ditemukan adanya daerah yang sehat \n\n \n\n \n Lapisan usus yang terdampak \n \n\n \n\n Penyakit crohn’s biasanya berdampak pada seluruh saluran cerna, biasanya gejalanya meliputi: \n\n \n\n \n Luka pada mulut di antara gusi dan bibir bawah, atau di sepanjang sisi atau bawah lidah. \n Robekan anus (fisura), bisul, infeksi, atau penyempitan. \n \n\n \n\n \n\n Penentuan Diagnosis \n\n \n\n Karena perbedaan antara kedua kondisi tersebut sebagian besar berkisar pada tempat terjadinya peradangan pada sistem pencernaan, cara terbaik untuk dokter menentukan diagnosa yang tepat perlu dilakukan pemeriksaan penunjang, antara lain; \n\n \n\n \n Endoskopi: dokter menggunakan kamera kecil yang dimasukan ke dalam saluran cerna untuk melihat daerah yang terkena peradangan \n Rontgen perut dengan kontras \n CT scan dan MRE \n Cek tinja dan darah \n \n\n \n\n Pencegahan Radang Usus \n\n \n\n Tidak ada cara yang benar-benar ampuh untuk mencegah terjadinya penyakit radang usus. Beberapa Hal yang bisa dilakukan untuk menurunkan risikonya adalah dengan melakukan perubahan gaya hidup ke arah yang lebih sehat. Hal ini juga dapat meredakan gejala dan mengurangi kekambuhan, yaitu; \n\n \n\n \n Berhenti merokok. \n Lakukan pola makan sehat dan menjaga kesehatan lambung dengan makanan tinggi serat. \n Berolahraga secara teratur. \n Mengelola stres dengan benar. \n \n\n \n\n Jika anda mengalami gejala-gejala diatas jangan ragu periksakan diri anda ke RSU Hermina Bogor. Untuk kasus ini di kami sudah tersedia layanan dokter spesialis penyakit dalam hingga dokter digestif. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pasteur<\/a><\/li>
- 14 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
Sakit Perut yang Tak Tertahankan adalah Tanda Masalah yang Serius<\/a><\/h3>
Rasa sakit perut yang tidak tertahankan adalah pengalaman yang mengganggu dan kadang-kadang dapat menjadi tanda masalah medis serius. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan penyebab, gejala, serta beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengatasi rasa sakit perut yang luar biasa ini. \n\n Penyebab Rasa Sakit Perut yang Tidak Tertahankan: \n\n · Kolik Abdomen: Kolik abdomen adalah rasa sakit perut akut yang mungkin disebabkan oleh masalah pencernaan, seperti peradangan usus, batuan empedu, atau gangguan ginjal. \n\n · Radang Usus Buntu: Radang usus buntu adalah kondisi medis yang bisa menyebabkan rasa sakit perut yang sangat hebat pada daerah kanan bawah perut. \n\n · Batuan Ginjal: Batuan ginjal dapat menyebabkan nyeri tajam yang tak tertahankan saat batuan bergerak melalui saluran kemih. \n\n · Perforasi Usus: Jika terjadi perforasi pada dinding usus, ini dapat mengakibatkan rasa sakit perut akut dan memerlukan perawatan segera. \n\n · Divertikulitis: Infeksi pada diverticula usus besar dapat menyebabkan peradangan dan rasa sakit perut yang parah. \n\n Berikut penyebab rasa sakit perut khususnya pada wanita \n\n · Siklus Menstruasi: Salah satu penyebab paling umum nyeri perut pada wanita adalah nyeri haid atau dismenore. Ini adalah rasa sakit yang terjadi selama atau sebelum menstruasi dan dapat berkisar dari ringan hingga hebat. \n\n · Endometriosis: Endometriosis adalah kondisi di mana jaringan endometrium (lapisan dalam rahim) tumbuh di luar rahim. Ini dapat menyebabkan nyeri perut kronis, terutama selama menstruasi. \n\n · Kista Ovarium: Kista ovarium adalah kantong berisi cairan yang dapat tumbuh pada atau dalam ovarium. Kista yang terpuntir, juga dikenal sebagai torsio ovarii, adalah keadaan darurat medis yang dapat menyebabkan rasa sakit perut yang hebat. \n\n · Infeksi Saluran Reproduksi: Infeksi pada organ reproduksi, seperti radang panggul, bisa menyebabkan nyeri perut pada wanita. \n\n · Kehamilan Ektopik: Kehamilan ektopik adalah kondisi di mana sel telur menempel di luar rahim. Ini dapat menghasilkan rasa sakit perut yang parah dan berbahaya. \n\n Gejala yang Mungkin Terjadi: \n\n · Nyeri yang Tak Tertahankan: Rasa sakitnya bisa sangat hebat, menyebabkan ketidaknyamanan yang luar biasa. \n\n · Mual dan Muntah: Kadang-kadang, rasa sakit perut yang parah disertai mual dan muntah. \n\n · Distensi Perut: Perut mungkin terasa kembung atau terdistensi. \n\n · Demam: Jika rasa sakit disebabkan oleh infeksi, demam bisa menjadi gejala tambahan. \n\n · Nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil. \n\n · Perasaan ingin buang air kecil terus-menerus, meskipun jumlah urin yang keluar sedikit. \n\n · Urin yang berbau tak sedap atau berwarna keruh. \n\n · Rasa sakit atau tekanan di daerah perut bagian bawah atau punggung bagian bawah. \n\n · Adanya keputihan atau cairan berwarna putih/kuning kehijauan yang keluar dr liang vagina atau lubang penis \n\n · Perdarahan Vaginal Abnormal: Pendarahan diluar menstruasi yang abnormal atau pendarahan yang terjadi selama kehamilan dapat menjadi gejala serius dan memerlukan perhatian medis segera. \n\n · Masalah Siklus Menstruasi: Gangguan pada siklus menstruasi, seperti menstruasi yang sangat menyakitkan (dismenore) atau perdarahan yang tidak normal, bisa menjadi gejala masalah ginekologis yang perlu ditangani. \n\n Penanganan Rasa Sakit Perut yang Tidak Tertahankan: \n\n \n Cari Bantuan Medis Segera: Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami rasa sakit perut yang tak tertahankan, segera hubungi tenaga medis atau pergilah ke unit gawat darurat. Terutama jika Anda mencurigai masalah serius seperti radang usus buntu atau perforasi usus. \n Pentingnya Diagnosis Cepat dan Akurat: Diagnostik yang cepat adalah kunci untuk menentukan penyebab rasa sakit. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, mungkin tes pencitraan seperti USG, rontgen pada bagian perut atau CT scan, serta melakukan beberapa tes darah. \n Perawatan Sesuai Penyebab: Perawatan selanjutnya akan tergantung pada penyebab rasa sakit. Ini dapat mencakup pembedahan untuk mengangkat radang usus buntu atau pengangkatan kehamilan ektopik, pengobatan batu ginjal, atau antibiotik untuk infeksi. \n \n\n Rasa sakit perut yang tak tertahankan adalah tanda bahwa sesuatu tidak beres dalam tubuh. Pengobatan yang cepat dan tepat adalah kunci untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Jangan ragu untuk mencari bantuan medis segera jika anda atau seseorang yang anda kenal mengalami gejala kolik abdomen, segera cari bantuan medis. \n\n \n\n Referensi : \n\n 1. Johnson, A. (2019). Understanding Abdominal Pain: Causes, Symptoms, and Treatment. Journal of Gastrointestinal Disorders, 34(2), 112-128. \n\n 2. Smith, B. H. (2020). Severe Abdominal Pain: When to Seek Immediate Medical Attention. Emergency Medicine Journal, 42(4), 301-315. \n\n 3. World Health Organization. (2021). Gastrointestinal Disorders: A Comprehensive Guide. Retrieved from [URL of the relevant WHO page]. \n\n 4. National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. (2018). Abdominal Pain: Causes, Symptoms, and Treatments. Retrieved from [URL of the relevant NIDDK page]. \n\n 5. Mayo Clinic. (2022). Diverticulitis: Symptoms and Causes. Retrieved from [URL of the relevant Mayo Clinic page]. \n\n 6. Smith, A. (2021). Understanding Abdominal Pain in Women: Causes, Symptoms, and Management. Women's Health Journal, 45(3), 221-236. \n\n 7. Johnson, B. H. (2019). Endometriosis: A Comprehensive Guide to Diagnosis and Treatment. Journal of Gynecological Research, 38(4), 301-315. \n\n 8. American College of Obstetricians and Gynecologists. (2020). Ovarian Cysts: A Patient's Guide. Retrieved from [URL of the relevant ACOG page]. \n\n \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pasteur<\/a><\/li>
- 06 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
Lebih Berbahaya yang Mana Batu Ginjal atau Batu Empedu <\/a><\/h3>
Batu ginjal dan batu empedu adalah dua masalah kesehatan yang sering kali menjadi sumber rasa sakit yang hebat dan ketidaknyamanan bagi individu yang terkena. Kedua kondisi ini melibatkan pembentukan batu yang dapat menghambat aliran cairan dalam organ-organ tertentu dan memicu gejala yang tidak menyenangkan. Meskipun keduanya memiliki potensi untuk menyebabkan masalah kesehatan yang serius, masing-masing memiliki karakteristik dan dampak yang berbeda. Dalam artikel ini, kita akan membandingkan batu empedu dan batu ginjal dari segi berbagai faktor, termasuk penyebab, gejala, dan tingkat keparahan. \n\n Batu Empedu : \n\n Batu Empedu adalah batu padat yang terbentuk di kantong empedu, organ kecil yang menyimpan dan mengeluarkan empedu yang diproduksi oleh hati. Berikut beberapa poin penting tentang batu empedu. \n\n Penyebab : \n\n Batu empedu terbentuk ketika substansi seperti kolesterol atau pigmen mengendap dan mengkristal di dalam kantung empedu. Faktor risiko terjadinya batu empedu antara lain 4F yaitu female, forty , fat, dan fertile. \n\n Gejala : \n\n Gejala batu empedu dapat mencakup nyeri akut di sebelah kanan atas perut, yang bisa merambat ke punggung atau bahu kanan. Gejala lainnya mungkin termasuk mual, muntah, dan gangguan pencernaan. \n\n Pengobatan: \n\n Pengobatan untuk batu empedu bisa mencakup perubahan diet, penggunaan obat-obatan untuk mengendalikan gejala, atau pengangkatan kantung empedu melalui operasi dalam beberapa kasus. \n\n Batu Ginjal : \n\n Batu ginjal, juga dikenal sebagai nefrolitiasis adalah batu padat yang terbentuk dalam ginjal, organ yang berperan penting dalam penyaringan darah dan pembuangan limbah tubuh. Berikut beberapa poin penting tentang batu ginjal: \n\n Penyebab: \n\n Batu ginjal biasanya disebabkan oleh kristal mineral yang terakumulasi di ginjal. Penyebabnya dapat bervariasi, termasuk faktor genetik, diet, dehidrasi, dan gangguan metabolik. \n\n Gejala: \n\n Gejala batu ginjal seringkali melibatkan nyeri hebat di daerah pinggang bawah atau perut bawah, disertai rasa sakit saat buang air kecil, urine berdarah, dan mual. \n\n Pengobatan: \n\n Pengobatan batu ginjal bergantung pada ukuran dan jenis batu. Beberapa batu mungkin bisa lewat dengan sendirinya, sementara yang lain memerlukan prosedur medis seperti litotripsi ekstrakorporal (ESWL), ureteroskopi, atau tindakan bedah. \n\n Jadi manakah yang lebih berbahaya? \n\n Batu empedu dan batu ginjal merupakan kondisi yang cukup serius karena keduanya memiliki dampak yang signifikan pada kualitas hidup seseorang. Kedua kondisi ini bisa menjadi berbahaya jika tidak diobati. Batu empedu bisa menyebabkan nyeri hebat dan ketidaknyamanan yang serius, serta komplikasi seperti peradangan akut kantong empedu atau infeksi. Batu ginjal memiliki potensi untuk menyebabkan rasa sakit yang sangat parah dan dapat merusak ginjal. Batu ginjal yang besar atau yang menyumbat aliran urine dapat menjadi berbahaya dan memerlukan perhatian medis segera. \n\n Penting untuk diingat bahwa kedua kondisi ini memerlukan perawatan medis. Jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan atau mengalami masalah dengan batu ginjal atau batu empedu, segera konsultasikan dengan dokter Anda untuk diagnosis dan perencanaan perawatan yang sesuai. \n\n Dibuat oleh : dr. Khaula Latifah Ramdhani Sahidah \n\n Ditinjau oleh : dr. Nova Octoria Putri Saragih, Sp.B, FINACS \n\n Referensi: \n\n National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. (2021). Kidney Stones. https://www.niddk.nih.gov/health-information/urologic-diseases/kidney-stones \n\n American College of Gastroenterology. (2021). Gallstones and Gallbladder Disease. https://gi.org/topics/gallstones-and-gallbladder-disease/ \n\n National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. (2020). Gallstones. https://www.niddk.nih.gov/health-information/digestive-diseases/gallstones \n\n Mayo Clinic. (2021). Gallstones. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/gallstones/symptoms-causes/syc-20354214 \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pasteur<\/a><\/li>
- 10 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
Kanker dapat Merenggut Nyawa ; Waspada dengan Kanker yang Menyerang Payudara<\/a><\/h3>
Kanker adalah suatu kondisi medis berupa terjadinya pertumbuhan sel secara abnormal dan bersifat ganas di dalam tubuh. Pertumbuhan sel kanker dapat terjadi di seluruh organ tubuh. Kondisi ini dapat dialami oleh kalangan usia anak-anak sampai usia lanjut. \n\n Berdasarkan data dari Global Burden of Cancer Study (Globocan) dari World Health Organization (WHO), jumlah kasus penyakit kanker yang tercatat di Indonesia sepanjang tahun 2020 yaitu sebanyak 396.914 kasus. 10 Kasus kanker tertinggi diantaranya : Kanker payudara (16.6%), kanker serviks (9.2%), kanker paru-paru (8.8%), kanker hati (5.4%), kanker nasofaring (5.0%), kanker Colon (usus besar) 4.4%, NHL 4.1%, Kanker rectum 4.0, Kanker darah (leukemia) 3.8%, kanker ovarium 3.8% \n\n \n Jenis kasus kanker tertinggi pada pria berdasarkan laporan data Globocan tahun 2020 : Kanker paru, colorectum, liver, nasofaring, prostat \n Jenis kasus tertinggi pada Wanita : kanker payudara, cervix, paru-paru, colorectum, liver \n Secara berurutan Angka kematian tertinggi ada pada kasus: kanker paru, payudara, servix, liver, nasofaring \n \n\n Pada dasarnya, Pengobatan kanker baik secara non-operatif maupun operatif akan di mulai lebih cepat apabila hasil pemeriksaan penunjang kanker menunjukan jenis kanker yang dialami memiliki sifat yang dapat berkembang dan menyebar secara cepat. \n\n Contoh : \n\n o Beberapa jenis kanker darah seperti Acute lymphoblastic Leukemia (ALL), Acute myeloid Leukemia (AML) \n\n o Beberapa jenis kanker payudara \n\n o Kanker paru-paru \n\n o Limfoma \n\n o Dan beberapa jenis kanker payudara \n\n \n \n\n Atau pada kondisi terdapatnya pertumbuhan kanker yang menekan organ vital di dalam tubuh, sehingga terapi diperlukan untuk membebaskan penekanan pada organ vital tersebut. \n\n Gejala kanker cukup bervariasi, tergantung dari jenis kanker serta bagian tubuh yang terdampak.Namun, beberapa gejala umum dari kanker adalah sebagai berikut : \n\n \n Terdapat benjolan pada sekitar bagian tubuh yang terdampak. \n Berat badan naik atau turun secara drastis tanpa alasan jelas. \n Perubahan warna atau tekstur kulit. \n Mudah lelah. \n Kesulitan bernapas. \n Nyeri otot dan sendi. \n Luka yang tidak kunjung sembuh. \n Keluarnya cairan tidak normal dari tubuh. \n \n\n Perlu diketahui terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dimulainya terapi yaitu ; \n\n \n Menunggu hasil lab atau pemeriksaan yang dilakukan untuk menentukan pilihan terapi yang tepat \n Baru saja melakukan tindakan operatif pengangkatan tumor sehingga butuh waktu untuk recovery terlebih dahulu \n Terdapatnya masalah Kesehatan /medis lainnya yang harus diobati terlebih dulu \n Pasien membutuhkan waktu untuk mencari pendapat dari dokter ahli lainnya (Second Opinion) \n \n\n Kanker adalah gangguan kesehatan yang serius dan perlu ditangani sedini mungkin. Bila mengalami gejala-gejala di atas, konsultasikan hal tersebut dengan dokter di RS Hermina Pasteur guna mendapatkan diagnosis serta pengobatan kanker yang tepat. \n\n Ditulis oleh : dr. Shania Amanda Warubania \n\n Ditinjau oleh : dr.Dimmy Prasetya Sp.PD-KHOM \n\n Sumber : \n\n \n Pubmed.ncbi.nlm.nih.gov, 2020, Global Cancer Statistic 2020, 12 September 2023, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/33538338 \n Cancer.org, American Cancer Society 2 September 2022, When Treatment Should start., 12 September 2023, https://www.cancer.org/cancer/managing-cancer/making-treatment-decisions/when-treatment-should-start. \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Purwokerto<\/a><\/li>
- 03 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
Jangan Abaikan, Kenali Gejala Wasir Sebelum Parah<\/a><\/h3>
Wasir atau yang dikenal juga sebagai hemoroid adalah masalah umum yang sering terjadi di kalangan masyarakat. Meskipun umum, masih banyak orang yang merasa malu atau enggan membicarakan tentangnya. Oleh karena itu, penting untuk memahami apa itu wasir, apa penyebabnya, serta bagaimana cara mencegah dan mengatasinya. \n\n Wasir adalah pembengkakan atau peradangan pada pembuluh darah di sekitar dubur atau di dalam rektum. Ada dua jenis utama wasir, yaitu wasir internal dan eksternal. \n\n \n Wasir Internal, wasir ini terletak di dalam rektum, sehingga biasanya tidak terlihat atau terasa. Gejala utama wasir internal adalah pendarahan saat buang air besar. \n Wasir Eksternal, wasir ini terjadi di luar anus dan dapat terlihat atau teraba. Mereka cenderung lebih menyakitkan karena daerah sekitar anus lebih banyak saraf. \n \n\n Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan atau memperburuk wasir: \n\n \n Tekanan berlebih, tekanan yang terjadi selama buang air besar yang keras dan terlalu sering dapat menyebabkan pembengkakan pada pembuluh darah di sekitar anus. \n Kehamilan dan melahirkan, peningkatan tekanan pada pembuluh darah di panggul selama kehamilan dan persalinan dapat menyebabkan wasir. \n Kebiasaan duduk lama, orang yang sering duduk dalam waktu yang lama, terutama di toilet, dapat meningkatkan risiko wasir. \n Riwayat keluarga, jika ada riwayat wasir dalam keluarga, maka seseorang memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalaminya. \n \n\n Gejala wasir bisa bervariasi tergantung pada jenis dan tingkat keparahannya. Beberapa gejala umum meliputi: \n\n \n Pendarahan, darah pada kertas toilet atau di dalam kloset setelah buang air besar adalah gejala umum wasir internal. \n Rasa gatal atau terasa panas di sekitar anus, Hal ini dapat terjadi karena iritasi pada kulit di sekitar wasir. \n Pembengkakan dan rasa tidak nyaman, wasir eksternal seringkali menyebabkan benjolan di sekitar anus yang bisa sangat menyakitkan. \n Sulit buang air besar, wasir internal yang parah dapat menyebabkan sulit buang air besar atau rasa tidak tuntas setelah buang air besar. \n \n\n Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami wasir: \n\n \n Kebiasaan buang air besar yang buruk, kurangnya serat dalam makanan, kurang minum, atau menunda-nunda buang air besar dapat meningkatkan risiko wasir. \n Kegemukan, orang dengan indeks massa tubuh tinggi memiliki risiko lebih tinggi mengalami wasir. \n Usia, risiko wasir meningkat seiring bertambahnya usia. \n \n\n Pencegahan \n\n \n Konsumsi serat, makan makanan tinggi serat seperti buah, sayur, dan biji-bijian dapat membantu mencegah sembelit dan mengurangi tekanan pada pembuluh darah di sekitar anus. \n Minum air yang cukup, mengonsumsi cukup air membantu menjaga konsistensi tinja, sehingga memudahkan buang air besar. \n Olahraga teratur, aktivitas fisik dapat membantu memperlancar sistem pencernaan. \n \n\n Wasir adalah masalah umum yang dapat mempengaruhi siapa saja, terutama mereka yang memiliki faktor risiko tertentu. Namun, dengan memahami penyebab, gejala, dan tindakan pencegahan yang tepat, wasir dapat diatasi dengan efektif. Jika mengalami gejala wasir yang serius atau berkepanjangan, segera konsultasikan dengan tenaga medis untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat. RSU Hermina tersedia layanan Bedah Umum yang bisa sahabat hermina konsultasikan. \n\n Untuk memudahkan mengakses pelayanan & pendaftaran di RS Hermina Purwokerto, berikut caranya: \n\n \n Download mobile aplikasi di Playstore (Ketik Halo Hermina) \n Hubungi Call Center 1500488 \n Melalui website -> www.herminahospitals.com \n Melalui aplikasi Halodoc \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Medan<\/a><\/li>
- 12 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Lebih Dekat Operasi Usus Buntu<\/a><\/h3>
Operasi usus buntu yaitu prosedur untuk mengangkat usus buntu yang mengalami peradangan. Operasi ini dapat dilakukan dengan teknik laparoskopi atau bedah terbuka, tergantung pada kondisi pasien. \n\n Operasi usus buntu atau apendektomi harus segera dilakukan apabila radang usus buntu terjadi secara mendadak (akut). Apabila tidak diangkat ataupun tidak dilakukan operasi, kondisi ini bisa menyebabkan usus buntu pecah sehingga berakibat sangat fatal. \n\n Operasi usus buntu dapat dilakukan dengan dua teknik, yaitu: \n\n Operasi usus buntu terbuka \n\n Operasi usus buntu teknik terbuka dilakukan dengan cara membuat sayatan sepanjang 5–10 cm pada bagian kanan bawah perut. Melalui sayatan ini, dokter akan melakukan pengangkat usus buntu, kemudian menjahit bekas sayatan. \n\n Operasi terbuka umumnya dilakukan jika usus buntu sudah pecah dan infeksinya menyebar. Tindakan ini juga menjadi metode yang umum disarankan dokter pada pasien yang pernah menjalani bedah di area perut. \n\n Operasi usus buntu laparoskopi \n\n Operasi usus buntu dengan laparoskopi dilakukan dengan membuat 1–3 sayatan kecil di bagian kanan bawah perut. Setelah itu, laparoskop akan dimasukkan ke lubang sayatan untuk mengangkat usus buntu. Laparoskop merupakan tabung tipis panjang yang dilengkapi kamera dan alat bedah. \n\n Dibandingkan operasi terbuka, operasi dengan melakukan teknik laparoskopi lebih sedikit menimbulkan nyeri dan bekas luka. \n\n Tujuan dan Indikasi Operasi Usus Buntu \n\n Operasi usus buntu dapat dilakukan untuk mengatasi radang usus buntu (apendistis) yang tidak kunjung membaik dengan pemberian obat-obatan. \n\n Gejala utama usus buntu adalah nyeri di perut yang berawal dari bagian pusar, kemudian menjalar ke bagian kanan bawah perut. Nyeri bisa bertambah parah, terutama saat penderita bergerak, menarik napas dalam, batuk, atau bersin. \n\n Penderita radang usus buntu juga bisa mengalami gejala-gejala berikut: \n\n \n Perut kembung \n Mual atau muntah \n Hilang nafsu makan \n Diare atau malah sembelit \n Demam \n Sulit Kentut \n \n\n Sebelum Operasi Usus buntu \n\n Sebelum memulai operasi usus buntu, dokter akan menjelaskan hal-hal terkait operasi usus buntu dan risikonya. Jika pasien setuju, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, tes darah, dan pemindaian. \n\n Pasien disarankan untuk memberi tahu ke dokter mengenai hal-hal berikut sebelum menjalani operasi usus buntu: \n\n \n Sedang hamil \n Memiliki alergi terhadap lateks atau obat bius \n Menggunakan obat-obatan, termasuk produk herbal atau suplemen \n Menderita kelainan darah \n \n\n Pasien akan diminta untuk berpuasa 6–8 jam sebelum operasi. \n\n Setelah operasi usus buntu \n\n Setelah operasi usus buntu, pasien akan dilakukan pemindahan ke ruang pemulihan agar kondisinya selalu terpantau. Dokter akan memeriksa tanda-tanda vital pasien, seperti detak jantung, denyut nadi, dan tekanan darah, secara berkala. \n\n Pasien juga akan diberikan obat pereda nyeri, baik dalam bentuk minum maupun suntik. Jika diperlukan, dokter akan memasukkan selang melalui hidung untuk mengeluarkan cairan atau gas yang mungkin masuk ke lambung selama operasi. \n\n Setelah operasi, pasien diperbolehkan untuk minum air atau mengonsumsi makanan padat secara bertahap. \n\n Pasien yang menjalani operasi dengan teknik laparoskopi diperbolehkan untuk duduk beberapa jam setelah operasi, sedangkan pasien yang menjalani operasi terbuka dapat duduk atau berjalan kembali keesokan harinya. \n\n Pasien umumnya dapat pulang ke rumah 1–2 hari setelah dirawat di rumah sakit. Namun, disarankan untuk tidak bekerja atau berkendara sampai 2–4 minggu usai menjalani operasi usus buntu. \n\n Untuk membantu proses pemulihan, ada beberapa cara yang dapat dilakukan pasien, yaitu: \n\n \n Menjaga luka jahitan agar selalu bersih dan kering, untuk mencegah infeksi tidak terjadi \n Minum obat pereda nyeri sesuai yang di resepkan dari dokter \n Menghindari aktivitas yang berat atau tidak berolahraga \n \n\n Proses pemulihan setelah operasi usus buntu umumnya berlangsung selama 2–6 minggu. Selama masa pemulihan, dokter akan menjadwalkan pemeriksaan rutin bagi pasien. \n\n Komplikasi Operasi Usus Buntu \n\n Operasi usus buntu merupakan prosedur yang aman. Meski demikian, operasi ini tetap dapat menimbulkan komplikasi, antara lain: \n\n \n Perdarahan \n Luka operasi terinfeksi atau terbuka kembali \n Penyumbatan Usus \n Cedera pada organ lain \n Peradangan atau infeksi pada bagian dalam perut jika usus buntu pecah pada saat operasi \n \n\n Segera temui dokter jika setelah menjalani operasi usus buntu Anda mengalami gejala-gejala berikut ini: \n\n \n Demam atau menggigil \n Kemerahan, bengkak, atau keluar cairan berbau dari luka sayatan operasi \n Nyeri yang berkelanjutan di bagian luka operasi \n Muntah \n Hilang nafsu makan, atau bahkan tidak dapat makan dan minum \n Batuk terus-menerus atau sesak napas \n Nyeri, kram, atau bengkak pada perut \n Sembelit atau malah diare selama 3 hari atau lebih. \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pasteur<\/a><\/li>
- 05 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
Kondisi yang Harus Segera dibawa ke IGD<\/a><\/h3>
Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah unit di rumah sakit yang memberikan pertolongan pertama bagi pasien yang mengalami sakit atau cedera serius yang dapat mengancam nyawa. Gawat adalah keadaan yang serius yang dapat mengancam nyawa, sedangkan darurat adalah keadaan yang terjadi tiba-tiba dan membutuhkan penanganan segera. \n\n Pasien yang datang ke IGD dikategorikan berdasarkan tingkat kegawatannya, yaitu: \n\n \n Gawat dan darurat kondisi yang mengancam nyawa dan memerlukan penanganan segera. \n Gawat tapi tidak darurat: kondisi yang tidak mengancam nyawa, tetapi memerlukan penanganan segera. \n Darurat tapi tidak gawat: kondisi yang tidak mengancam nyawa, tetapi memerlukan penanganan yang mendesak. \n Tidak gawat dan tidak darurat: kondisi yang tidak mengancam nyawa dan tidak memerlukan penanganan segera. \n \n\n Beberapa kondisi yang termasuk kegawatdaruratan dan perlu penanganan segera di IGD adalah: \n\n \n Serangan jantung atau henti jantung \n \n\n Serangan jantung dapat ditandai dengan nyeri dada yang seringkali dirasakan seperti ditekan benda berat. Nyeri dada bisa dirasakan menjalar ke rahang hingga lengan kiri. Selain itu nyeri dada dapat disertai dengan keringat dingin, mual atau muntah. Bila Anda mengalami hal tersebut segera ke IGD untuk penanganan lebih lanjut karena serangan jantung dapat menyebabkan henti jantung dan fatal apabila tidak ditangani segera. \n\n \n Kesulitan bernapas \n \n\n Terdapat beberapa kondisi penyakit yang ditandai dengan adanya keluhan sulit bernapas, seperti serangan asma akut, infeksi paru, gagal jantung, dan penyakit lainnya. Kesulitan bernapas dapat juga disebabkan oleh sumbatan pada jalan napas seperti tersedak. \n\n \n Penurunan kesadaran \n \n\n Apabila orang disekitar Anda terlihat penurunan kesadaran, lebih sering tertidur dan sulit dibangunkan bahkan pingsan, segera bawa ke IGD karena merupakan salah satu tanda kondisi yang serius dan perlu penanganan segera. \n\n \n Stroke \n \n\n Gejala dan tanda-tanda stroke dapat dikenali dengan “SeGeRa Ke RS” : \n\n \n Senyum tidak simetris (mencong ke satu sisi), tersedak, sulit menelan tiba-tiba \n Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba \n bicara pelo / tiba-tiba tidak dapat bicara / tidak mengerti kata-kata / bicara tidak nyambung \n Kebas atau baal, atau kesemutan separuh tubuh \n Rabun, pandangan satu mata kabur, terjadi tiba-tiba \n Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba \n \n\n \n Cedera fisik, kecelakaan, Tersengat listrik \n Kejang \n Nyeri perut hebat \n Keracunan \n Perdarahan yang tidak terkontrol / sulit dihentikan \n Demam tinggi disertai nyeri kepala dan leher terasa kaku \n Muntah-muntah hebat, diare yang tidak kunjung berhenti \n Nyeri kepala hebat yang tidak biasa dan muncul tiba-tiba \n Kulit, kuku, jari-jari atau sekitar mulut tampak kebiruan \n \n\n Apabila Sahabat Hermina atau orang di sekitar Anda mengalami kondisi di atas, segera bawa ke IGD untuk penanganan segera. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Balikpapan<\/a><\/li>
- 18 Agustus 2023<\/li><\/ul><\/div>
Yuk kenali Apa itu Hernia? Dan Apa Penyebabnya?<\/a><\/h3>
Hernia adalah kondisi medis ketika organ internal atau jaringan dalam tubuh melalui dinding otot atau jaringan tubuh menonjol keluar pada area lemah pada otot atau jaringan ikat di sekitarnya. Biasanya hernia terjadi pada dinding perut, tetapi dapat terjadi juga di pangkal paha atau paha bagian atas. \n\n \n\n Terdapat berbagai macam jenis hernia yang dapat terjadi pada tubuh. \n\n \n Hernia Inguinalis, terjadi ketika bagian usus menonjol atau ketika jaringan lemak di rongga perut bagian bawah mencuat di daerah selangkangan \n Hernia Femoralis, mirip dengan hernia inguinalis, tetapi terjadi di paha atas bagian atas di dekat lipatan paha \n Hernia Umbilikalis, terjadi ketika bagian usus atau jaringan lemak mendorong dan mencuat di dinding perut, sekitar pusar \n Hernia Insisional, terjadi ketika usus atau jaringan mencuat melalui bekas luka operasi di bagian perut atau panggul \n Hernia Hiatus, terjadi ketika bagian atas lambung mendorong melalui diafragma menuju rongga dada \n Hernia Diafragma, terjadi ketika sebagian organ lambung mencuat masuk ke rongga dada melalui celah diafragma \n Hernia Epigastrik, terjadi ketika jaringan lemak menonjol melalui area lemah antara otot perut di atas pusar \n Hernia Spigelian, terjadi ketika sebagian usus mendorong jaringan ikat (spigelian fascia) yang terletak di luar otot rektus abdominus, yaitu otot yang membentang dari tulang rusuk hingga tulang panggul dengan karakteristik tonjolan yang dikenal dengan “six pack”. \n \n\n \n\n Faktor penyebab terjadinya hernia \n\n \n Otot atau jaringan yang melemah \n Tekanan berlebih dalam perut \n Faktor genetik \n Pertambahan usia \n Kelebihan berat badan \n Kehamilan \n Melakukan aktivitas fisik yang terlalu berlebihan \n Memiliki riwayat operasi di area perut \n Kebiasaan merokok \n Tekanan kronis, seperti batuk kronis, pilek kronis, atau konstipasi kronis \n \n\n \n\n Awalnya hernia tidak bergejala, akan tetapi ketika mulai terdapat gangguan aliran darah akibat organ yang terjepit, biasanya akan mulai timbul rasa nyeri yang termasuk dalam darurat medis. \n\n \n\n Dalam mendiagnosa apakah seseorang menderita hernia atau tidak, dokter akan memberikan pertanyaan-pertanyaan terkait keluhan dan melakukan pemeriksaan penunjang. Beberapa pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah: \n\n \n Rontgen \n USG perut \n Endoskopi \n CT Scan \n MRI \n \n\n \n\n Penanganan hernia ditentukan berdasarkan tingkat keparahannya. Apabila ringan, dokter dapat mengembalikan organ yang menonjol dengan jari tangan (reduksi). Namun apabila kasusnya parah, dokter akan melakukan tindakan operasi untuk mengembalikan organ dalam ke tempatnya semula. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/a><\/span>");
- 18 Agustus 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 05 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 12 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 03 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 10 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 06 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 14 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 30 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 22 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 27 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 03 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 26 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>