- Hermina Podomoro<\/a><\/li>
- 23 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
Mengatasi Dampak dari Cedera Kepala Akibat Kecelakaan<\/a><\/h3>
Kecelakaan merupakan kejadian yang tidak terduga dan seringkali menyebabkan cedera serius, termasuk cedera kepala. Cedera kepala akibat kecelakaan dapat memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan dan kualitas hidup seseorang. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami risiko dan dampak cedera kepala serta mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi masalah ini. \n\n Kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja, atau kecelakaan olahraga adalah beberapa situasi umum di mana cedera kepala dapat terjadi. Dalam kecelakaan yang parah, benturan keras pada kepala dapat menyebabkan kerusakan pada otak, tulang tengkorak, atau jaringan sekitarnya. \n\n Gejala Akibat Cedera Kepala \n\n Gejala yang mungkin timbul setelah cedera kepala meliputi pusing berat, kehilangan kesadaran, muntah, perubahan perilaku seperti sulit mengingat hal-hal yang baru terjadi, cepat kehilangan fokus, lupa terhadap peristiwa sebelum cedera, atau gangguan fungsi motorik. Adapun gangguan fungsi motorik antara lain; mengalami kelemahan otot atau paralisis, kesulitan mengatur gerakan tubuh, kesulitan mengatur keseimbangan, kesulitan mengontrol gerakan mata dengan tepat, dan tremor. \n\n Langkah Tepat Mengatasi Dampak Cedera Kepala \n\n \n Langkah pertama yang harus diambil setelah kecelakaan yang mengakibatkan cedera kepala adalah mencari perawatan medis segera. Di rumah sakit atau klinik, dokter akan melakukan evaluasi menyeluruh untuk memastikan tingkat keparahan cedera kepala dan mencari tahu apakah ada kerusakan otak atau cedera lainnya yang perlu diatasi. Tes diagnostik seperti CT scan atau MRI mungkin dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang kondisi kepala dan otak. \n Setelah diagnosis, langkah selanjutnya adalah mengikuti perawatan yang ditentukan oleh dokter. Ini mungkin melibatkan pengobatan, perawatan bedah, atau terapi rehabilitasi, tergantung pada tingkat keparahan cedera kepala. Penggunaan obat-obatan untuk mengurangi nyeri, peradangan, atau infeksi mungkin direkomendasikan. Terapi fisik, terapi wicara, atau terapi okupasi juga dapat direkomendasikan untuk membantu pemulihan dan mengembalikan fungsi normal. \n \n\n Selain perawatan medis, penting untuk memberikan dukungan emosional dan psikologis kepada individu yang mengalami cedera kepala akibat kecelakaan. Proses pemulihan dapat menjadi tantangan fisik dan mental, dan dukungan dari keluarga, teman, dan tim medis sangat penting. Mengikuti petunjuk dokter dan menjaga komunikasi terbuka dengan tim perawatan adalah langkah penting untuk mencapai pemulihan yang optimal. \n\n Dalam kasus cedera kepala yang parah, konsultasi dengan dokter spesialis bedah saraf sangat dianjurkan. Mereka memiliki pengetahuan dan keahlian khusus dalam menangani cedera otak dan dapat memberikan perawatan yang komprehensif. Dokter spesialis bedah saraf akan membantu mengelola dan merencanakan perawatan jangka panjang yang mungkin diperlukan untuk pemulihan yang optimal. \n\n Keselamatan adalah prioritas utama untuk mencegah cedera kepala akibat kecelakaan. Menggunakan peralatan pelindung yang sesuai saat berolahraga atau bekerja, menghindari penggunaan alkohol atau obat-obatan yang dapat mempengaruhi kemampuan fisik dan mental, serta mengikuti aturan lalu lintas saat berkendara adalah langkah-langkah penting untuk mencegah kecelakaan dan cedera kepala yang berpotensi fatal. \n\n Dalam situasi kecelakaan yang tidak dapat dihindari, penanganan cepat dan perawatan medis yang tepat sangat penting. Jangan pernah mengabaikan tanda-tanda cedera kepala dan segera cari bantuan medis jika terjadi kecelakaan yang melibatkan kepala. Ingatlah bahwa pemulihan membutuhkan waktu dan kesabaran. Dengan dukungan yang tepat dan perawatan yang komprehensif, banyak individu yang mengalami cedera kepala akibat kecelakaan dapat mencapai pemulihan yang sukses dan kembali ke kehidupan yang bermakna. Konsultasikan segera ke dokter spesialis bedah saraf di RS Hermina Podomoro untuk mendapatkan layanan kesehatan yang profesional bagi keluarga Anda. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Banyumanik<\/a><\/li>
- 18 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
Lebih mengenal Craniotomy?<\/a><\/h3>
Craniotomy adalah prosedur bedah neurologis yang melibatkan pengangkatan sebagian atau seluruh tulang tengkorak untuk mengakses otak. Prosedur ini dilakukan untuk berbagai alasan medis, termasuk pengangkatan tumor otak, mengatasi cedera otak traumatis, mengobati pendarahan otak, menghilangkan jaringan otak yang rusak, serta untuk prosedur bedah lain yang melibatkan otak. \n\n Berdasarkan peralatan medis yang digunakan, kraniotomi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu: \n\n \n Stereotactic craniotomy: Kraniotomi yang melibatkan CT scan atau MRI untuk memeriksa kondisi otak dalam bentuk gambar tiga dimensi. Jenis kraniotomi ini memungkinkan dokter bedah untuk membedakan jaringan otak yang sehat dengan yang tidak. Selain itu, kegunaan lainnya dari stereotactic craniotomy adalah untuk keperluan biopsi jaringan otak yang bermasalah, aspirasi cairan (abses, hematoma, atau kista), dan gamma knife radiosurgery. \n Endoscopic craniotomy: Melalui prosedur ini, setelah membuat lubang kecil pada tulang tengkorak, dokter dapat memasukkan endoskop (alat tabung tipis yang dilengkapi kamera) untuk mendiagnosis ataupun menangani gangguan pada otak, seperti aneurisma otak. \n \n\n Adapun sejumlah kondisi medis yang dapat ditindaklanjuti dengan prosedur kraniotomi adalah sebagai berikut: \n\n \n Trauma atau cedera pada otak. \n Kanker atau tumor otak. \n Aneurisma otak. \n Hidrosefalus. \n Abses otak. \n Epilepsi. \n Pemasangan alat khusus (deep brain stimulation) untuk menangani penyakit Parkinson. \n Stroke. \n Hematoma atau bekuan darah di otak. \n \n\n Setelah operasi, dokter akan memantau kondisi pasien dan memberikan obat-obatan guna mengurangi risiko terjadinya komplikasi. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan pada sistem saraf dan otak pasien guna memastikan bahwa organ tersebut dapat berfungsi dengan baik pascaoperasi. \n\n Setelah kondisi tubuh stabil, pasien juga akan menjalani fisioterapi guna mendukung proses pemulihan tubuh dan memudahkan aktivitas pasien sehari-hari. \n\n Selama masa pemulihan di rumah, pasien disarankan untuk banyak istirahat, konsumsi makanan tinggi serat, minum air putih yang cukup, dan rutin periksakan diri ke dokter. \n\n Pasien juga perlu memerhatikan aktivitas yang dilakukan. Hindari mengemudikan mobil, mengangkat beban berat, berhubungan seksual, serta mengonsumsi alkohol dan merokok, jika belum dianjurkan oleh dokter. \n\n Craniotomy adalah prosedur bedah yang kompleks dan berisiko tinggi, dan sering memerlukan perawatan pascaoperasi yang intensif. Pasien yang menjalani craniotomy akan dirawat oleh tim medis yang terlatih secara khusus dalam perawatan pasien neurologis. Tujuan utama dari prosedur ini adalah untuk mengatasi masalah medis yang berkaitan dengan otak dan meminimalkan risiko kerusakan tambahan pada jaringan otak. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Balikpapan<\/a><\/li>
- 10 Juli 2023<\/li><\/ul><\/div>
Cedera Otak Traumatis, Seberapa Berbahaya dan Penanganan yang Tepat Seperti Apa ?<\/a><\/h3>
Cedera otak traumatis (Traumatic Brain Injury) merupakan penyebab utama kematian dan kecacatan di seluruh dunia. Cedera otak traumatis adalah cedera otak yang terjadi karena benturan, pukulan, goncangan keras atau cedera kepala terbuka yang mengganggu fungsi otak. \n\n Penyebabnya antara lain: \n\n \n Jatuh \n Kecelakaan lalu lintas \n Akibat pemukulan atau penganiayaan \n Cedera akibat olahraga \n Ledakan atau pertempuran militer \n \n\n Cedera otak traumatis terbagi menjadi 2 fase, yaitu trauma kepala karena faktor eksternal yang menyebabkan kerusakan mekanis pada jaringan otak dan stimulus mekanikal sekunder yang menyebabkan peradangan, apoptosis, stress oksidatif, dan komplikasi patologis yang membuat degenerasi otak lebih lanjut. \n\n Cedera otak traumatis juga dapat menyebabkan kerusakan otak yang bersifat lokal dan meluas. Gejalanya bervariasi, bisa ringan, sedang hingga berat bergantung pada lokasi, tingkat kerusakan otak, dan usia. Efeknya bisa bersifat sementara, bisa juga permanen. Setiap individu memiliki pola yang berbeda. \n\n Jika seseorang yang mengalami cedera kepala atau trauma lain yang dicurigai menyebabkan cedera otak traumatis, perlu dilakukan perawatan medis sesegera mungkin. Dalam menentukan diagnosa dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan: \n\n \n Dokter akan menanyakan bagaimana yang terjadi dan gejala yang dirasakan pasien \n Pemeriksaan fisik secara umum dan pemeriksaan neurologis dengan metode Glasgow Coma Scale (GCS) \n CT Scan dan MRI \n Pemeriksaan rontgen dan laboraturium \n \n\n Penanganan pada pasien cedera otak traumatis tergantung pada banyak faktor, termasuk ukuran, tingkat keparahan, dan lokasi terjadinya cedera. \n\n - Pada cedera otak ringan, pasien disuruh istirahat. Pentingnya melakukan istirahat total sebelum melakukan aktivitas normal kembali. \n\n - Pada cedera otak sedang hingga berat, pasien harus segera melakukan pemeriksaan di ke pelayanan emergensi. Penanganan pertama yang harus dilakukan adalah menstabilkan keadaan pasien untuk mencegah cedera lebih lanjut. Setelah itu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan tindakan selanjutnya. Beberapa memerlukan tindakan operasi, seperti: \n\n \n Mengeluarkan hematoma (pembekuan darah) \n Memperbaiki patah tulang tengkorak \n Mengurangi tekanan di otak dengan mengalirlan cairan otak \n \n\n Pentingnya menjaga keselamatan dalam melakukan aktivitas agar tidak mengalami cedera kepala traumatis. Hal-hal yang dapt dihindari antara lain: \n\n \n Selalu mengenakan helm atau sabuk pengaman ketika berkendara \n Jangan mengemudi dalam pengaruh alkohol atau obat-obatan \n Pada orang yang berisiko mudah jatuh, harap selalu didampingi \n Meningkatkan aktivitas fisik secara teratur agar lebih seimbang dan kuat \n \n\n Jika sahabat hermina mengalami benturan di area otak dan terjadi cedera segera konsultasikan ke dokter spesialis beda saraf agar dapat ditangai segera \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kendari<\/a><\/li>
- 30 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
Spina Bifida Akan Berdampak Ini Jika Tidak Dicegah<\/a><\/h3>
Apa sih penyakit spina bifida? Yuk Simak! \n\n Spina bifida itu sebenarnya bukan penyakit baru, tetapi sudah ada bahkan sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu. Yang menjadi masalah adalah mungkin diantara kita ada yang tidak mengenali tenyata penyakit ini ada, nama penyakitnya apa, dan bahkan bisa dilakukan pencegahan seperti apa agar penyakit tidak terjadi. Secara medis, spina bifida adalah benjolan pada tulang belakang, biasanya diatas bokong dan muncul setelah lahir. Benjolan ini merupakan bagian dari saraf tulang belakang. \n\n Jadi pada saat usia kehamilan 18 hari, tabung saraf mulai terbentuk dan memiliki ujung terbuka (neuropore) pada sisi bawah dan atas yang masih terbuka. Ujung tabung saraf bagian atas nantinya akan membentuk otak dan bagian bawah akan membentuk saraf tulang belakang. Pada saat usia kehamilan 24 hari, neuropore bagian bawah akan menutup. Kegagalan penutupan tabung saraf bagian bawah dari system saraf itu nantinya akan menjadi sebuah kelainan kongenital atau kelainan bawaan lahir yang disebut sebagai spina bifida. \n\n Secara medis, spina bifida ada dua jenis yaitu spina bifida tertutup atau okulta dan spina bifida terbuka atau aperta. Dalam keadaan normal tulang belakang tertutup sempurna melindungi saraf tulang belakang. Pada spina bifida okulta terdapat defek tulang, tetapi tidak ada serabut saraf yang keluar melalui defek tulang tersebut. Pada spina bifida tulang belakang terbuka, terdapat defek tulang dan terdapat jaringan saraf yang keluar melewati defek tersebut. \n\n Penyebab pasti dari spina bifida belum diketaui secara pasti, tetapi terdapat factor risiko diantaranya adalah deficit asam folat dan infeksi TORCH. Pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya kegagalan penutupan tabung bagian bawah saraf yang pada saat proses embriologi dalam rahim. \n\n Deteksi dini spina bifida sejak lahir dapat dilakukan. Dengan pemeriksaan rutin prenatal care untuk mencegah penyakit dan antenatal care untuk mengetahui rencana tatalaksana penyakit harus dilakukan. Bayi-bayi yang lahir tidak disarankan untuk melahirkan secara normal, karena rentan benjolan bisa pecah. Jika benjolan tersebut pecah, maka cairan yang keluar adalah cairan otak, kuman dari luar dapat masuk dan menyebabkan infeksi. Jika hal tersebut terjadi, maka bayi harus segera dibawa ke rumah sakit dan harus ditangani oleh dokter bedah saraf, kemudia harus segera dilakukan operasi untuk menutupi luka benjolan yang sudah pecah. Jika tidak ditangani segera maka bayi dapat menderita meningitis, sepsis bahkan kematian. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Samarinda<\/a><\/li>
- 17 Januari 2023<\/li><\/ul><\/div>
Kamu Perlu Waspada, Ini Penyebab Pendarahan di Otak<\/a><\/h3>
Halo Sahabat Hermina, ada yang tau apa penyebab pendarahan di otak dan apa penyebabnya. Pendarahan otak adalah pendarahan yang terjadi di dalam dan sekitar otak. \n\n \n\n Otak adalah bagian dari sistem saraf pusat, yang terdiri dari sumsum tulang belakang. Otak merupakan salah satu bagian tubuh yang sangat penting karena berfungsi sebagai pusat komando. Gejala perdarahan atau pendarahan otak mirip dengan stroke, seperti B. Kelumpuhan pada satu sisi tubuh, kesulitan berbicara dan tuli. Nah, kondisi ini merupakan hal mendesak yang harus segera ditangani sahabat Hermina \n\n \n\n Jenis perdarahan otak \n\n Secara umum, setiap pendarahan di otak disebut pendarahan otak. Namun, tergantung dari tempat kejadiannya, pendarahan otak terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain: \n\n \n\n 1. Perdarahan subaraknoid \n\n Perdarahan yang terjadi pada jaringan otak di bawah selaput pelindung otak. Perdarahan otak jenis ini sering disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak yang disebabkan oleh aneurisma, kelainan perdarahan, atau cedera kepala serius. \n\n 2. Hematoma epidural dan subdural \n\n Gumpalan darah yang terjadi antara otak dan tengkorak bisa berada di atas atau di bawah selaput pelindung otak. \n\n 3. Perdarahan intraserebral \n\n Pendarahan yang terjadi di jaringan otak itu sendiri. Perdarahan otak jenis ini dapat menyebar ke ventrikel otak dan menyebabkan pembengkakan otak. \n\n \n\n Penyebab pendarahan otak \n\n Ada banyak alasan yang dapat menyebabkan pendarahan di otak. Dua di antaranya adalah tekanan darah tinggi dan cedera kepala. Namun ternyata ada juga beberapa penyebab yang bisa menyebabkan pendarahan otak. Berikut beberapa alasan lainnya: \n\n \n Trauma kepala \n \n\n Trauma adalah salah satu penyebab utama pendarahan otak. \n\n \n Tekanan darah tinggi \n \n\n Tekanan darah tinggi kronis dapat melemahkan dinding pembuluh darah dalam jangka waktu yang lama. Jika kondisi ini tidak segera ditangani, darah akan mengalir ke otak dan menyebabkan gejala stroke. \n\n \n Pecahnya aneurisma \n \n\n Aneurisma adalah suatu kondisi di mana dinding pembuluh darah di otak melemah dan membengkak. Pembengkakan ini bisa pecah dan menyebabkan pendarahan di otak. \n\n \n Pecahnya AVM \n \n\n Malformasi arteriovenosa (AVM) adalah penyakit vaskular di mana pembuluh darah dan vena terhubung langsung tanpa melewati kapiler. FYI, pembuluh darah kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil dan sering disebut juga sebagai pembuluh darah kapiler. Hal ini sangat berisiko untuk pecahnya pembuluh darah. \n\n \n Angiopati amiloid \n \n\n Angiopati amiloid adalah kelainan pada dinding pembuluh darah yang disebabkan oleh penuaan dan tekanan darah tinggi. \n\n \n Penyakit darah \n \n\n Kelainan darah, seperti hemofilia dan gangguan faktor pembekuan, dapat menyebabkan perdarahan di otak. \n\n \n\n Pengobatan perdarahan otak \n\n Umumnya, pasien dengan perdarahan ringan ditangani secara medis dan dengan obat-obatan. Namun, pasien dengan perdarahan yang lebih parah ditangani dengan operasi atau pembedahan. 1. Perawatan medis \n\n Pasien dirawat di unit stroke atau unit perawatan intensif untuk pemantauan dan terapi intensif. Berikut ini adalah berbagai perawatan yang mungkin dilakukan oleh dokter: \n\n \n Pemberian obat-obatan yang mengurangi pembekuan darah \n Kontrol tekanan darah \n Pantau tekanan intrakranial \n Pemasangan kateter \n Pengobatan hiperventilasi \n \n\n \n\n 2. Operasi/Pembedahan \n\n Tujuan pembedahan adalah untuk menghilangkan bekuan darah sebanyak mungkin dan mengurangi perdarahan. Ada dua pilihan metode pembedahan yaitu kraniotomi dan aspirasi koagulasi stereotaxic. Operasi kraniotomi dilakukan dengan membuat lubang di tengkorak untuk menghilangkan bekuan darah. Namun, teknik ini memiliki tingkat risiko yang tinggi dan oleh karena itu hanya dilakukan jika gumpalan berada di dekat permukaan otak. \n\n Operasi aspirasi gumpalan stereotaxic adalah teknik yang dilakukan pada gumpalan intraserebral. Prosedur ini menggunakan endoskop atau jarum yang dimasukkan dengan alat stereotactic untuk melihat lokasi gumpalan. \n\n \n\n 3. Obat \n\n Dokter juga dapat meresepkan beberapa obat berbeda untuk perawatan lanjutan. Tujuannya untuk mengontrol tekanan darah, mencegah kram, meredakan nyeri dan membantu pasien yang kesulitan menelan. \n\n \n\n Semoga artikel ini bermanfaat untuk anda, jaga kesehatan dan konsultasikan dengan dokter kepercayaan anda sahabat Hermina, untuk mengetahui dan menjaga kesehatan sahabat Hermina, salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Yogya<\/a><\/li>
- 07 November 2022<\/li><\/ul><\/div>
Tanda Sakit Kepala Karena Tumor Otak<\/a><\/h3>
Tanda Sakit Kepala Karena Tumor Otak \n\n Saat Sahabat Hermina mengalami sakit kepala, sebaiknya patut curiga. Apalagi jika sakit kepala tidak kunjung hilang meski telah diberi obat. Pasalnya, sakit kepala tersebut mungkin saja sakit kepala akibat tumor otak. \n\n Sakit kepala ini memang sedikit mirip dengan sakit kepala tipe tegang. Rasa yang ditimbulkan seperti sakit saat kepala baru dihantam oleh benda keras. Perbedaan antara keduanya adalah sakit kepala tegang masih tergolong ringan dan tidak berubah menjadi semakin berat. \n\n Sementara itu, sakit kepala akibat tumor otak sedikit berbeda. Awalnya, mungkin hanya merasakan sakit kepala yang tergolong ringan. Namun, sakit kepala ini bersifat chronic progressive. Artinya, rasa sakit kepala yang dirasakan akibat tumor otak akan bertambah parah seiring dengan berjalannya waktu. Pada dasarnya, sakit kepala akibat tumor otak adalah gejala awal yang muncul saat terdapat tumor di kepala. Rasa sakit ini pasti dirasakan, apalagi jika ukuran tumor sudah membesar dan menekan jaringan otak. Justru, rasa sakit ini penanda bahwa kondisi tumor sudah mulai mengkhawatirkan. \n\n Tumor otak adalah massa atau pertumbuhan abnormal sel di otak. Terdapat 2 jenis sifat tumor otak, yaitu tumor otak bersifat jinak dan beberapa tumor otak bersifat ganas (Kanker). \n\n Gejala sakit kepala karena tumor otak dapat disertai dengan munculnya keluhan lain di tubuh. \n\n Keluhan tersebut diantaranya : \n\n \n Rasa mual \n Muntah yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya \n \n\n Gejala lain yang mungkin timbul tergantung letak tumor itu sendiri, sebab letak tumor otak yang berbeda akan menghasilkan gejala yang berbeda seperti, jika tumor muncul pada otak bagian depan, mungkin terjadi kelumpuhan di sisi lainnya. Artinya, jika tumor muncul di otak bagian kanan depan, maka yang berpotensi mengalami kelumpuhan adalah tubuh bagian kiri dan begitu sebaliknya. \n\n Gejala lain yang mungkin timbul adalah gangguan berbicara. Biasanya, ini terjadi pada orang yang tumornya muncul pada otak bagian kiri depan. Sehingga, selain mengalami kelemahan di anggota gerak bagian kanan, pasien akan kesulitan berkomunikasi. Jika tumor muncul di bagian tengah otak, gejala lain yang mungkin mengikuti adalah menyempitnya pandangan. Hal ini menyebabkan semakin sedikit hal yang bisa dilihat oleh kedua matanya akibat lapang pandang menjadi semakin sempit. Lalu, jika tumor berada di bagian permukaan otak, gejala yang mungkin mengikuti adalah kejang. \n\n Sakit kepala akibat tumor otak sebenarnya masih bisa diatasi, namun hanya untuk sementara waktu. Sakit kepala ini hanya akan benar-benar hilang jika tumor bisa diangkat dari kepala. Pada kasus tumor otak sendiri apabila diagnosis sudah ditegakkan oleh spesialis bedah saraf, maka pengobatan yang sesuai perlu diberikan oleh dokter yang menangani. Obat-obatan yang diberikan bergantung baik dari gejala yang dirasakan, derajat beratnya tumor dan sebagainya. Mengenai sakit kepala yang dialami, untuk mengurangi nya salah satunya dapat mengonsumsi antinyeri seperti paracetamol. Selain itu sebaiknya mengonsumsi makanan bergizi, menghindari stres, konsumsi cairan yang cukup, melakukan gerakan relaksasi dan sebagainya. Pada gejala yang tidak tertahankan sebaiknya berkonsultasi pada dokter segera. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Tangerang<\/a><\/li>
- 06 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
Waspadai Risiko Fatal di Balik Cedera Kepala<\/a><\/h3>
Cedera Kepala atau yang lebih kita kenal sebagai gegar otak adalah cedera kepala yang berdampak kepada fungsi otak. Selain karena benturan dan guncangan pada kepala, gegar otak umumnya terjadi karena guncangan keras pada tubuh bagian atas. \n\n Berikut adalah beberapa jenis cedera kepala yang sering ditemui dan disebabkan oleh cedera fisik berat. \n\n \n Gegar otak atau concussion, jenis cedera kepala yang sering disebabkan benturan terhadap benda tumpul, biasanya disertai gangguan ingatan \n Luka memar atau kontusio, cedera kepala jenis ini menyebabkan munculnya luka memar dan pembengkakan pada otak \n Pendarahan otak atau hematoma, cedera yang tergolong serius karena bisa menyebabkan Anda hilang kesadaran atau kerusakan otak permanen akibat tekanan berlebih di otak \n Patah tulang tengkorak, tengkorak anda yang kuat juga bisa retak akibat benturan yang sangat kuat \n \n\n \n\n Gegar Otak pada anak Butuh Penanganan Khusus \n\n Anak yang mengalami cedera di kepala sebaiknya mendapat pengawasan orang dewasa selama 24 jam pertama setelah kecelakaan. Hal ini diperlukan karena anak-anak, terutama balita, belum tentu dapat mengkomunikasikan yang mereka rasakan, sehingga perubahan perilaku apa pun perlu dipantau lebih jauh. Gejala lain yang perlu diwaspadai adalah muntah, meracau, gangguan penglihatan dan kejang. \n\n \n\n Bagaimana Ciri-ciri Orang yang Terkena Gegar Otak? \n\n \n Pingsan/tidak sadarkan diri selama beberapa waktu \n Terasa seperti berada di tengah kabut \n Telinga berdenging \n Mual dan muntah \n Mata berkunang-kunang dan pusing. \n Sakit kepala \n Cara bicara yang menjadi kurang jelas. \n Kelelahan \n Gangguan pada keseimbangan tubuh \n Linglung, tidak dapat segera menjawab ketika ditanya \n \n\n \n\n Mencegah Cedera Kepala \n\n \n Untuk menghindari risiko, sangat penting untuk mencegah terjadinya cedera kepala dengan beberapa cara berikut ini. \n Kenakan helm tiap kali mengendarai motor, bersepeda, mengenakan sepatu roda, dan aktivitas sejenis lainnya \n Kenakan perlengkapan pengaman saat berolahraga dan berekreasi yang berisiko, seperti arung jeram dan flying fox \n Kenakan sabuk pengaman saat berkendara di dalam mobil. \n Ciptakan rumah yang aman untuk anak dan lansia \n Olahraga teratur dapat membantu memperkuat otot tubuh dan keseimbangan tubuh \n Selalu baca dan patuhi petunjuk standar keselamatan di mana saja, baik dalam perjalanan, di tempat rekreasi, maupun di tempat umum lainnya \n \n\n Nah Sahabat Hermina, pemulihan pada kasus cedera kepala sangat dipengaruhi oleh kondisi keparahan cedera kepala yang dialami. Semakin berat akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk pulih. \n\n Jangan lupa konsultasikan dengan dokter Hermina untuk pengobatan yang tepat dan sesuai kondisi kesehatan anda. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Jatinegara<\/a><\/li>
- 28 Juni 2022<\/li><\/ul><\/div>
Waspada, Penyakit yang Dapat Menyerang Batang Otak<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, batang otak adalah bagian otak yang terletak di rongga belakang tengkorak dan terhubung ke saraf tulang belakang. Rongga belakang kepala sendiri terletak di bagian belakang dan bawah tengkorak, tepat di diatas leher manusia. Bentuk bagian otak yang seperti tangkai atau batang bunga hal inilah yang membuat bagian otak tersebut disebut dengan batang otak. Batang otak berperan sebagai penghubung antara otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum), dan saraf tulang belakang. \n\n Otak dan batang otak di dalam kepala dilindungi oleh beberapa lapisan pelindung. Bagian terluar dilindungi oleh kulit kepala, kemudian di bawahnya terdapat tulang tengkorak. Sementara di bawah tulang tengkorak terdapat 3 lapis selaput otak. Di antara selaput otak atau meningen. Di bawah selaput otak terdalam terdapat jaringan otak yang dikelilingi oleh cairan otak yang disebut juga cairan serebrospinal. \n\n Batang otak terdiri dari beberapa bagian, yakni: \n\n \n \n Otak Tengah (Midbrain) \n \n \n\n Otak tengah atau mesencephalon atau midbrain adalah area otak yang menghubungkan otak depan (forebrain) dan otak belakang (hindbrain). Fungsi otak tengah adalah untuk mengontrol respon penglihatan, pendengaran, gerakan bola mata dan diameter pupil, gerakan motorik, kewaspadaan (alertness), serta mengatur suhu tubuh. \n\n \n \n Pons Otak \n \n \n\n Pons terletak antara otak tengah dan medulla oblongata. Di bagian batang otak ini terdapat saraf-saraf kranial yang berperan dalam mengendalikan ekspresi wajah dan menjaga keseimbangan dan koordinasi tubuh. Pons juga berfungsi dalam mengatur pernapasan. \n\n \n \n Medulla Oblongata \n \n \n\n Medulla oblongata terletak di bawah pons dan berperan dalam mengendalikan fungsi beberapa sistem tubuh, seperti pernapasan, pencernaan, detak jantung, dan menelan. Bagian otak ini juga menjadi penghubung antara pons dan saraf tulang belakang. \n\n Kendati telah dilapisi oleh banyak lapisan pelindung, otak dapat mengalami kerusakan, sehingga fungsinya terganggu. Berikut ini adalah beberapa kondisi atau penyakit yang dapat menyebabkan kerusakan pada batang otak: \n\n \n \n Stroke Batang Otak \n \n \n\n Stroke batang otak terjadi ketika pasokan darah di pembuluh darah menuju batang otak terputus. Kondisi ini ditandai dengan gangguan penglihatan dan pendengaran, serta sulit bicara dan menelan. Selain itu penderitanya juga bisa mengalami mati rasa dan sulit menggerakkan salah satu sisi tubuh. \n\n \n \n Tumor Otak \n \n \n\n Tumor otak juga bisa terjadi di batang otak. Jenis tumor otak yang umum terjadi di bagian otak ini adalah glioma, terutama astrositoma. Adapun tingkat keparahannya bisa bervariasi. Tumor otak di batang otak bisa menimbulkan beberapa gejala, seperti sakit kepala, mual, gerakan mata yang tidak normal, kelemahan di satu sisi wajah, mati rasa, dan masalah keseimbangan. \n\n \n \n Cedera Otak Traumatis \n \n \n\n Cedera otak traumatik adalah cedera intrakranial akibat rudapaksa eksternal terhadap kepala yang melebihi kapasitas protektif otak. Cedera otak traumatik (traumatic brain injury) adalah terminologi yang menggantikan cedera kepala (head injury) di mana ditekankan pentingnya keterlibatan otak dalam cedera tersebut. \n\n \n \n Ensefalitis \n \n \n\n Ensefalitis adalah peradangan pada jaringan otak yang disebabkan oleh infeksi atau respon autoimun. Kondisi ini dapat menyebabkan pembengkakan pada otak dan menimbulkan gejala, seperti sakit kepala, leher kaku, kejang, hingga hilang kesadaran. \n\n Nah Sahabat Hermina, untuk mengurangi risiko terjadinya gangguan pada batang otak, Anda perlu rutin memeriksakan kondisi kesehatan otak dengan dokter, menjalani gaya hidup sehat, dan rutin berolahraga. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kemayoran<\/a><\/li>
- 24 Januari 2022<\/li><\/ul><\/div>
Tidur Dekat Ponsel Meningkatkan Risiko Tumor Otak<\/a><\/h3>
Ponsel memiliki pancaran radiasi tinggi yang tak kasat mata, hal ini menyebabkan seseorang tidak menyadari akan bahayanya. Radiasi ponsel bersifat karsinogenik yang dapat mempengaruhi susunan saraf manusia, yang akhirnya dapat menyebabkan kanker atau tumor. \n\n Tidur adalah waktu untuk mengisi tenaga, jika tidur tidak mampu mengisi tenaga, maka keguatan sehari-hari tidak akan maksimal. Oleh karena itu, guna meminimalisir bahaya ponsel bagi si pemiliknya, ada baiknya bila kebiasaan tidur di dekat ponsel mulai saat ini dihilangkan. \n\n Tumor otak adalah pertumbuhan sel di dalam otak yang berkembang secara abnormal dan tidak terkontrol. Sel tersebut bisa bersifat kanker (ganas) maupun non – kanker (jinak). Pengobatan tumor otak tergantung pada jenis tumor, ukuran dan juga lokasi dari masing – masing tumor tersebut. \n\n Tumor yang tumbuh langsung di dalam otak dinamakan tumor otak primer. Glioblastoma multiforme, astrocytoma, medulloblastoma, meningioma dan ependymoma merupakan beberapa contoh tumor primer otak. Tumor ini bisa bersifat jinak maupun ganas. Sebuah tumor yang terdiri atas sel jinak namun tumbuh di lokasi vital dapat mengancam jiwa walaupun sifat dari tumor tersebut tidak ganas. \n\n Tumor otak yang berasal dari jaringan lain di luar sistem saraf dinamakan tumor otak sekunder (metastases). Sebagai contoh kanker dari paru – paru, payudara, usus dan kulit dapat menyebar melalui darah ke dalam sistem saraf. \n\n Gejala suatu tumor otak disebabkan oleh penekanan tumor terhadap saraf maupun bagian otak. Selain itu, tumor juga bisa menghalangi aliran cairan otak dan menyebabkan hidrosefalus. \n\n Beberapa gejala yang dapat disebabkan oleh tumor otak : \n\n \n Nyeri kepala \n Mual dan muntah \n Perubahan dalam bicara, penglihatan maupun pendengaran \n Gangguan keseimbangan dan berjalan \n Kelemahan anggota gerak tubuh \n Gangguan memori \n Kejang sebagian atau seluruh tubuh \n Perubahan tingkat kesadaran \n \n\n Cara diagnosis tumor otak dilakukan dengan pemeriksaan riwayat pasien serta diikuti pemeriksaan neurologis lengkap. Apabila dari pemeriksaan tersebut dicurigai adanya suatu kelainan maka akan dilakukan pemeriksaan penunjang yang lebih lengkap seperti CT scan, MRI maupun PET scan. \n\n Pengobatan untuk tumor dapat mencakup operasi, radioterapi dan kemoterapi yang bersifat multimodalitas dan melibatkan juga berbagai bidang lain seperti Neurologi, Radioterapi, Penyakit Dalam dan lain – lain. Kebanyakan pasien memerlukan kombinasi dari ketiga terapi tersebut. Namun tahap awal dari pengobatan tumor otak dimulai dari pembedahan yang bertujuan untuk membuang jaringan abnormal secara maksimal dan aman. \n\n Apabila diobati secara dini maka dapat mengurangi besarnya efek penekanan tumor terhadap jaringan otak yang sehat sehingga diharapkan dapat sembuh dengan sempurna.tumorotak \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kemayoran<\/a><\/li>
- 22 April 2021<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Hidrosefalus pada Anak<\/a><\/h3>
Hidrosefalus adalah keadaan peningkatan tekanan intrakranial akibat dari peningkatan volume cairan serebrospinal (CSS). Peningkatan volume CSS ini bisa diakibatkan gangguan pembentukan, aliran atau penyerapan CSS. Hidrosefalus pada anak dapat terjadi sejak kelahiran atau bisa diakibatkan pada usia anak akibat dari kelainan atau penyakit lainnya. Angka kejadian hidrosefalus pada bayi baru lahir di Amerika 3 dari 1000 kelahiran. Di Indonesia, insiden hidrosefalus mencapai 10 permil. Insiden tertinggi pada kasus hidrosefalus berada pada kelompok usia batita (bawah 3 tahun). \n\n \n\n Penyebab hidrosefalus dapat terjadi pada masa prenatal dan perinatal, tetapi hal-hal apa saja yang memicu terjadinya kelainan tersebut sebagian besar belum diketahui secara pasti. \n\n \n\n Hidrosefalus dapat menyebabkan konsekuensi yang serius pada anak meliputi penurunan kapasitas intelektual, defisit motorik, kesulitan perilaku sehingga mempengaruhi kualitas hidup anak yang terbawa hingga dewasa. \n\n \n\n Pada kasus hidrosefalus sejak lahir, dapat diketahui melalui skrining antenatal kehamilan ibu dengan menggunakan Ultrasonografi (USG). Dari pemeriksaan USG dapat diketahui apabila janin yang dikandung memiliki kelainan hidrosefalus atau tidak. Paparan obat-obatan selama kehamilan, infeksi yang terjadi pada ibu hamil, konsumsi alkohol dan kelainan genetik pada orang tua bisa menyebabkan kejadian hidrosefalus pada bayi baru lahir. \n\n \n\n Secara umum, pada bayi baru lahir dengan hidrosefalus yang tidak diketahui sejak dalam kandungan, pemeriksaan lingkar kepala dapat memberikan gambaran awal adanya pembesaran dari kepala bayi. Gejala yang terjadi berkaitan dengan usia, pada saat bayi gejala yang ditimbulkan bisa berupa gangguan menyusui, muntah-muntah, ubun-ubun yang cembung dan tegang, serta peningkatan lingkar kepala yang cepat. Pada bayi usia lebih tua dan anak-anak, karena tengkorak mulai menjadi kaku gejala yang timbul bisa berupa gangguan gerak bola mata atau muncul gangguan penglihatan (pandangan ganda). Pada usia anak-anak dapat timbul gejala nyeri kepala, muntah-muntah, gangguan penglihatan (pandangan kabur atau ganda), letargis, penurunan prestasi belajar, dan atau penurunan kesadaran. \n\n \n\n Lalu bagaimana untuk memastikan adanya hidrosefalus pada bayi atau anak? Pada saat kehamilan penting untuk melakukan pemeriksaan antenatal terutama USG untuk melihat perkembangan dan ada tidaknya kelainan pada janin. Pada bayi atau anak-anak, pemeriksaan lingkar kepala memegang peranan penting sebagai deteksi awal. Baku emas untuk melihat adanya hidrosefalus adalah dengan pemeriksaan CT-Scan atau MRI. Pemeriksaan ini dapat melihat jenis dan penyebab hidrosefalus. \n\n \n\n Dengan mengetahui gejala dan tanda hidrosefalus pada anak sejak dini, maka tatalaksana dapat dilakukan sejak awal. Bila hidrosefalus dapat diterapi sejak awal, gangguan pertumbuhan dan perkembangan otak dapat dihindari, sehingga anak dapat mencapai tumbuh kembang layaknya anak normal. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 22 April 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 24 Januari 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 28 Juni 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 06 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 07 November 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 17 Januari 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 30 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 10 Juli 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 18 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 23 November 2023<\/li><\/ul><\/div>