- Hermina Kemayoran<\/a><\/li>
- 30 Januari 2023<\/li><\/ul><\/div>
Penyebab dan Faktor Risiko Penyakit Campak<\/a><\/h3>
Campak adalah penyakit yang sangat menular yang dapat mengancam jiwa. Campak disebabkan oleh virus dan mudah dicegah dengan imunisasi. Campak adalah penyakit yang ditularkan melalui udara yang disebabkan oleh virus, dan sangat menular. Gejala dapat berkembang sekitar delapan hingga 12 hari setelah Anda terpapar. Gejala dapat berlangsung 10 hingga 14 hari. Campak disebut juga rubeola, campak 10 hari atau campak merah. Itu tidak sama dengan campak Jerman, atau rubella. Gejala campak biasanya muncul sekitar 10 hari setelah terpapar orang yang terinfeksi. \n\n Gejala campak yang paling khas adalah ruam merah berjerawat, tetapi ini biasanya bukan gejala pertama. Campak biasanya dimulai sebagai penyakit seperti flu yang berlangsung antara 2 dan 4 hari dengan gejala yang meliputi: \n\n \n Demam \n Kelelahan \n Batuk parah \n Mata merah (konjungtivitis) \n Pilek \n Bercak putih di mulut (dikenal dengan bercak Koplik) \n \n\n Ruam campak umumnya dimulai di kepala dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Biasanya berlangsung selama 4 – 7 hari. Ruam campak memiliki bintik-bintik merah, sedikit menonjol dan mungkin berjerawat tetapi tidak gatal. Siapa pun dari segala usia dapat terkena campak jika mereka tidak kebal. Anda dianggap kebal terhadap campak jika Anda pernah sakit di masa lalu atau jika Anda pernah menjalani vaksinasi campak. Apa saja kemungkinan komplikasi kesehatan dari campak? \n\n Siapapun bisa terkena campak: anak-anak di bawah 5 tahun dan orang dewasa di atas 20 tahun lebih mungkin menderita komplikasi campak. \n\n \n Infeksi telinga terjadi pada sekitar 1 dari 10 anak yang terkena campak. Gangguan pendengaran permanen mungkin terjadi. \n Diare terjadi pada sekitar 1 dari 10 orang yang terkena campak. \n Pneumonia terjadi pada sekitar 1 dari 20 anak yang terkena campak. Pneumonia adalah penyebab paling umum kematian akibat campak pada anak kecil. \n Ensefalitis (pembengkakan otak) terjadi pada sekitar 1 dari 1.000 anak yang terkena campak. Ensefalitis dapat menyebabkan kejang, tuli, atau cacat intelektual. \n Kematian terjadi pada sekitar 1 atau 2 dari 1.000 anak yang terkena campak. \n Wanita hamil yang terkena campak berisiko melahirkan prematur atau memiliki bayi dengan berat lahir rendah. \n Orang dengan sistem kekebalan yang lemah, seperti leukemia dan infeksi HIV, mungkin sangat berisiko mengalami komplikasi campak. \n \n\n Jika anak Anda memiliki keluhan yang mengarah pada campak, segera periksakan diri ke Dokter Spesialis Anak. Untuk memudahkan ketika ingin melakukan janji temu dengan dokter, buat janji konsultasi terlebih dahulu secara online melalui website RSU Hermina Kemayoran. \n\n Jangan lupa juga untuk mendapatkan vaksinasi anak di RSU Hermina Kemayoran, ya! \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Grand Wisata<\/a><\/li>
- 30 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
Tahukah Anda, Penyakit Cacar Monyet Itu Apa?<\/a><\/h3>
Indonesia telah mengalami keresahan karena ada kabar mengenai kejadian penyakit menular cacar monyet (monkeypox). Laporan kasus penyakit cacar monyet pada manusia ini baru pertama kali ditemukan di kawasan Asia Tenggara, tapi kasus cacar monyet pada manusia ini telah banyak terjadi di negara seperti Republik Afrika Tengah, Liberia, Nigeria, Republik Demokratik Kongo, Republik Kongo, dan Sierra Leone. \n\n \n\n \n \n Penyakit cacar monyet itu apa? \n \n \n\n Cacar monyet merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus yang berasal dari hewan (virus zoonosis). Virus cacar monyet disebut virus monkeypox. Hewan monyet adalah inang utama. Oleh sebab itu, penyakit ini disebut dengan cacar monyet. Kasus yang menular dari monyet ke manusia pertama kali ditemukan pada tahun 1970 di Kongo, Afrika Selatan. \n\n \n \n\n \n \n Apa penyebab dan Bagaimana cara penularannya? \n \n \n\n Virus penyebab penyakit cacar monyet dan cacar air berada dalam satu kelompok keluarga virus yang disebut Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae \n\n Penularan virus monkeypox bisa melalui hewan dan manusia. Penularan melalui hewan seperti tikus, tupai, monyet yang terinfeksi oleh virus tersebut melalui cakaran, gigitan dan daging yang tidak matang. Penularan melalui manusia dapat melalui luka di kulit, saluran pernapasan, atau selaput lendir dengan cairan tubuh hewan dan penularan juga bisa terjadi melalui benda yang terkontaminasi, seperti pakaian penderita. Virus juga dapat melewati plasenta dari ibu hamil ke janin Namun proses penularan manusia ke manusia ini tidak mudah terjadi dan membutuhkan kontak yang lama. \n\n \n \n\n \n \n Gejalanya apa saja? \n \n \n\n Gejala awal cacar dapat berlangsung selama 1–3 hari atau lebih. Setelah itu, ruam akan muncul di wajah dan menyebar ke bagian tubuh lain, seperti lengan atau tungkai. Ruam yang muncul akan berkembang dari bintil berisi cairan hingga berisi nanah, lalu pecah dan berkerak, kemudian menyebabkan borok di permukaan kulit. \n\n Gejala cacar monyet akan muncul 5–21 hari sejak penderitanya terinfeksi virus monkeypox. Gejala awal cacar monyet adalah: \n\n \n \n Demam, Menggigil \n \n \n Letih atau lemas \n \n \n Sakit kepala \n \n \n Batuk \n \n \n Mata merah \n \n \n Hidung berair \n \n \n Nyeri otot \n \n \n Hilang nafsu makan \n \n \n Pembengkakan kelenjar getah bening, yang ditandai dengan benjolan di leher, ketiak, atau selangkangan \n \n \n Ruam atau bintik merah di kulit \n \n \n Bulu rontok \n \n \n\n Seperti penyakit virus lainnya, penyakit cacar monyet ini bersifat “self-limited”, artinya bisa sembuh senditi tanpa pengobatan tergantung dari ketahanan dan imunitas tubuh setiap orang dan hanya menimbulkan gejala ringan. \n\n Cacar monyet memiliki tingkat kesembuhan yang tinggi. Meski jarang, penyakit ini tetap dapat menimbulkan komplikasi. Risiko terjadinya komplikasi monkeypox yang berat lebih tinggi pada anak-anak, orang dengan daya tahan tubuh lemah, orang yang belum mendapatkan vaksinasi, serta orang yang tinggal di negara endemis atau daerah dengan sanitasi buruk. \n\n \n \n\n \n \n Bagaimana cara pencegahannya? \n \n \n\n Saat ini belum ada vaksin atau pengobatan yang dianggap aman untuk kasus cacar monyet. Hal yang bisa kita lakukan untuk mencegah penularan penyakit cacar monyet adalah mencegah dan mengendalikan bila terjadi infeksi. \n\n \n\n Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi virus cacar monyet, yang meliputi : \n\n \n \n Hindari kontak dengan hewan yang dapat menjadi reservoir virus (termasuk hewan yang sakit atau yang ditemukan mati di daerah di mana cacar monyet terjadi). \n \n \n Hindari kontak dengan bahan apa pun (seperti darah atau daging yang tidak dimasak dengan baik) yang telah bersentuhan dengan hewan yang sakit. \n \n \n Pisahkan penderita yang terinfeksi dari orang lain yang bisa berisiko terinfeksi. \n \n \n Menghindari berbagi penggunaan alat makan dengan orang lain, juga tidak menggunakan barang yang sama dengan orang yang terinfeksi cacar monyet. \n \n \n Bersihkan tangan, baik setelah kontak dengan hewan atau orang yang terinfeksi. Misalnya, mencuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol. \n \n \n Gunakan alat pelindung diri saat merawat penderita. Sebaiknya tenaga kesehatan, laboratorium, maupun orang orang yang diduga terpapar dengan penderita dan spesimennya diberikan vaksin smallpox. \n \n \n Pelaku perjalanan yang baru kembali dari wilayah terjangkit monkeypox agar segera memeriksakan dirinya jika mengalami gejala \n \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 29 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
5 Cara Mencegah Cacar Monyet (Monkeypox)<\/a><\/h3>
Tahukah Sahabat Hermina ? Cacar monyet atau Monkeypox merupakan penyakit akibat infeksi virus langka dari hewan atau virus zoonosis. Umumnya, cacar monyet memiliki gejala yang hampir sama dengan penyakit cacar. Yaitu demam lalu ruam kulit melepuh kemudian menjadi lenting. Gejala lainnya yakni pembengkakan kelenjar getah bening pada ketiak. \n\n Untuk penularan antar manusia, biasanya terjadi melalui kontak langsung dengan lenting atau luka pada kulit. Selain itu bisa juga kontak melalui cairan tubuh, droplet yang berasal dari bersin atau batuk. Menyentuh permukaan kulit yang terkena virus cacar monyet juga bisa menularkan penyakit ini. \n\n \n\n Gejala Atau Tanda Monkeypox \n\n Anak yang telah tertular virus cacar monyet akan menampakkan tanda pertama dalam waktu 6 sampai 16 hari setelah paparan virus. Ketika belum aktif, virus akan memperbanyak dirinya selama masa inkubasi yakni mulai dari 6 sampai 13 hari. Atau bisa juga dalam waktu 5 sampai 21 hari. \n\n Perlu diketahui bahwa selama masa inkubasi, anak yang telah menerima paparan virus dapat menularkannya kepada orang lain. Hal ini dapat membuat penyakit cacar monyet cepat mewabah. \n\n Berdasarkan informasi dari WHO, ada dua periode infeksi saat kemunculan gejala cacar monyet. Dua periode tersebut adalah periode invasi dan erupsi kulit. Saat periode invasi, durasinya selama 0 sampai 5 hari setelah virus menyerang. Beberapa gejala yang timbul dalam masa invasi ini yakni: \n\n \n Demam \n Sakit kepala yang hebat \n Pembengkakan kelenjar getah bening atau limfadenopati dengan tanda munculnya benjolan pada leher, ketiak atau selangkangan \n Punggung sakit \n Otot nyeri \n Asthenia atau lemas yang parah \n \n\n Yang membedakan antara jenis cacar lain dengan cacar monyet adalah adanya pembengkakan kelenjar getah bening. Pasalnya cacar air atau cacar api tak menyebabkan kelenjar getah bening membengkak. \n\n Bagi anak dengan gejala parah, bisa mengalami masalah kesehatan lainnya saat masa invasi ini. anak bisa saja menunjukkan gejala berupa gangguan pernapasan seperti batuk, sakit tenggorokan dan hidung berair. Semua gejala ini umum terjadi pada yang tertular virus melalui mulut atau saluran pernapasan. \n\n Adapun dalam periode erupsi kulit, umumnya terjadi dalam waktu 1 sampai 3 hari setelah demam. Tanda utama yang muncul berupa ruam pada kulit. Kemunculan ruam ini biasanya tampak pada wajah lalu menyebar ke seluruh bagian tubuh. Termasuk pada membran mukosa pada tenggorokan, area kelamin juga jaringan mata dan kornea. \n\n Awalnya ruam akan berbentuk bintik-bintik lalu akan berubah menjadi lenting atau lepuhan yang berisi cairan. Setelah beberapa hari ruam akan mengering dan membentuk seperti kerak di permukaan kulit. \n\n Masa perkembangan ruam ini biasanya memakan waktu kurang lebih 10 hari. Sedangkan proses ruam mengering dan mengelupas sendiri membutuhkan waktu kurang lebih tiga minggu. \n\n \n\n Cara Mengobati Monkeypox \n\n Untuk saat ini, belum ada pengobatan khusus untuk cacar monyet. Hal ini karena penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 2 sampai 4 minggu dan gejala yang timbul juga ringan. Untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dapat menggunakan vaksin cacar atau smallpox. \n\n Selain itu, untuk anak yang sudah tertular sebaiknya mendapatkan perawatan berupa isolasi dengan pantauan dari dokter. \n\n \n\n Cara Mencegah Monkeypox \n\n Seperti halnya penyakit cacar lainnya, cara tepat untuk mencegah cacar monyet adalah dengan menghindari kontak langsung. Terutama kontak dengan pasien yang sudah mengalami infeksi juga terhadap hewan primata dan pengerat. Selain itu ada juga cara lain untuk mencegah penularan cacar monyet. Cara tersebut antara lain: \n\n \n Mencuci tangan menggunakan air dan sabun atau hand sanitizer \n Hindari berbagi penggunaan alat makan \n Menghindari kontak dengan sesama anak yang terinfeksi sampai anak benar-benar sembuh \n Tidak kontak langsung dengan hewan liar atau memakan dagingnya \n Memasak daging sampai benar-benar matang. \n \n\n Cara ini merupakan upaya untuk mencegah penularan cacar monyet. \n\n Jika sahabat hermina menemukan salah satu gejala monkeypox pada anak, konsultasikan langsung dengan dokter spesialis anak di RS. Hermina terdekat atau sahabat hermina juga bisa berkonsultasi secara online dengan dokter spesialis RS. Hermina dengan aplikasi halo hermina. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Karawang<\/a><\/li>
- 23 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
Waspada Virus Cacar Monyet<\/a><\/h3>
Cacar monyet merupakan salah satu penyakit yang saat ini tengah mendapatkan perhatian dan perbincangan di tengah masyarakat. Cacar monyet sendiri disebabkan oleh virus human monkeypox (MPXV) orthopoxvirus dari famili poxviridae yang bersifat highlipatogenik atau zoonosis. Virus Ini pertama kali ditemukan pada monyet di tahun 1958, sedangkan kasus pertama pada manusia (anak-anak) terjadi pada tahun 1970. \n\n Menanggapi kondisi demikian, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan sedang berupaya untuk terus melakukan upaya pencegahan penyebaran cacar monyet di Indonesia. \n\n Menurut sifatnya, cacar monyet adalah penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang yang menular dari hewan ke manusia. Penyakit ini merupakan penyakit endemik dari Afrika barat dan Afrika tengah yang disebabkan oleh adanya infeksi virus human monkeypox (MPXV) orthopoxvirus dari famili poxviridae. Kabar soal penyebaran penyebaran wabah monkeypox atau cacar monyet, mulai terdengar kembali di beberapa negara. Sehingga dengan melihat kondisi demikian, Organisasi Kesehatan WHO (World Health Organization) menyatakan bahwa cacar monyet sebagai darurat kesehatan internasional. Kabar tersebut pertama kali diungkapkan oleh Tedros Adhanom Ghebreyesus selaku Sekretaris Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Sabtu tanggal 23 Juli 2022. \n\n Menurut para ahli yang sebelumnya telah melakukan pertemuan dengan Komite Darurat Kesehatan (WHO), menyimpulkan bahwa terdapat banyak aspek “tidak biasa” yang ditunjukkan oleh wabah cacar monyet tersebut. Sehingga dengan demikian, para ahli menyimpulkan bahwa cacar monyet menjadi salah satu wabah yang masuk sebagai darurat kesehatan global. \n\n Tetap terapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta mengikuti arahan dan informasi dari pemerintah atau media yang dapat dipertanggung jawabkan terkait perkembangan cacar monyet. Segera lakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat saat mengalami berbagai gejala penyakit untuk mendapatkan penanganan secara cepat dan sesuai dengan gejala yang muncul. \n\n \n\n Sumber : Kemenkes RI \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kemayoran<\/a><\/li>
- 29 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
Cacar Monyet Jarang Terjadi, Tetapi Berpotensi Serius<\/a><\/h3>
Cacar monyet adalah penyakit langka yang disebabkan oleh infeksi virus cacar monyet. Virus cacar monyet adalah bagian dari keluarga virus yang sama dengan cacar. Gejala cacar monyet mirip dengan gejala cacar, tetapi lebih ringan; dan cacar monyet jarang berakibat fatal. Cacar monyet tidak berhubungan dengan cacar air. Cacar monyet dapat menyebar ketika seseorang melakukan kontak dekat dengan orang yang terinfeksi. Virus dapat masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang rusak, saluran pernapasan atau melalui mata, hidung atau mulut. \n\n \n\n Ini sebelumnya tidak digambarkan sebagai infeksi menular seksual, tetapi dapat ditularkan melalui kontak dekat. Bimbingan menyarankan siapa pun dengan virus untuk tidak melakukan hubungan seks saat mereka memiliki gejala. Meskipun saat ini tidak ada bukti yang tersedia bahwa monkeypox dapat menyebar dalam cairan seksual, orang yang dikonfirmasi memiliki virus disarankan untuk menggunakan kondom selama delapan minggu setelah infeksi sebagai tindakan pencegahan.Ini juga dapat menyebar melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi seperti monyet, tikus dan tupai, atau melalui benda yang terkontaminasi virus, seperti tempat tidur dan pakaian. \n\n \n\n Sahabat Hermina dapat mengurangi risiko penularan dengan membatasi kontak dengan orang yang diduga mengidap penyakit tersebut, atau kasus yang dikonfirmasi. Penting untuk memakai masker wajah saat berada di dekat orang yang terinfeksi, terutama jika mereka sedang batuk atau mengalami sariawan, dan saat menyentuh pakaian atau tempat tidur orang yang terinfeksi. Hindari kontak kulit dengan kulit dengan memakai sarung tangan sekali pakai. Bersihkan dan disinfeksi permukaan yang terkontaminasi dan buang limbah yang terkontaminasi (seperti pembalut) dengan benar, dan cuci pakaian, handuk, seprai, dan peralatan makan orang yang terinfeksi dengan air hangat dan deterjen. \n\n \n\n Konsultasi dengan dokter anak kesayangan untuk membantu anak membangun hubungan dengan dokter. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Samarinda<\/a><\/li>
- 25 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Cacar Monyet (Monkeypox)<\/a><\/h3>
Apa Itu Penyakit Cacar Monyet ? \n\n Cacar monyet atau monkeypox adalah penyakit infeksi virus yang ditularkan dari binatang (zoonosis). Penyakit ini pertama kali ditemukan pada monyet di Denmark pada tahun 1958. Oleh sebab itu, penyakit ini disebut dengan cacar monyet. Kasus pertama yang terjadi pada manusia dilaporkan pada tahun 1970 di Kongo, Afrika Tengah. \n\n Apa Penyebab Cacar Monyet ? \n\n Cacar monyet disebabkan oleh virus Monkeypox, yaitu virus yang termasuk dalam genus Orthopoxvirus. Virus ini ditularkan dari hewan yang terinfeksi ke manusia. Hewan yang dapat menularkan penyakit ini antara lain tikus, tupai, semua jenis primata, dan prairie dog (semacam binatang pengerat di Amerika). Inang utama dari virus ini adalah binatang pengerat (seperti tikus) \n\n Bagaimana Penularan Cacar Monyet ? \n\n Manusia dapat terinfeksi penyakit ini apabila berkontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, baik melalui gigitan, cakaran, maupun kontak dengan darah ataupun cairan tubuh binatang. Mengkonsumsi daging binatang liar yang terinfeksi juga dapat menyebabkan seseorang terkena penyakit ini. \n\n Cacar monyet menyebar antarmanusia melalui droplet (percikan liur) yang masuk melalui mata, mulut, hidung, atau kulit. Lesi kulit penderita penyakit ini juga bersifat menular. Penularan juga bisa terjadi melalui benda yang telah terkontaminasi penderita, seperti pakaian, tempat tidur, handuk, dll. Ibu hamil yang terinfeksi juga dapat mengakibatkan janinnya ikut terinfeksi \n\n Bagaimana Gejala Cacar Monyet ? \n\n Gejala cacar monyet akan muncul 5–21 hari sejak penderitanya terinfeksi virus monkeypox. Gejala awal cacar monyet adalah: \n\n \n Demam, Menggigil \n Letih atau lemas \n Sakit kepala \n Nyeri otot \n Pembengkakan kelenjar getah bening, yang ditandai dengan benjolan di leher, ketiak, atau selangkangan \n \n\n Setelah timbul gejala awal, selanjutnya akan timbul ruam atau bintik merah di kulit yang kemudian berkembang menjadi bintil, plenting berair, dan keropeng. Gejala pada kulit ini umumnya berlangsung selama 2 - 4 minggu. Setelah semua keropeng telah rontok, penderita telah memasuki fase penyembuhan, dan tidak menularkan lagi penyakitnya. \n\n Bagaimana Pengobatan Cacar Monyet ? \n\n Hingga saat ini, belum ada pengobatan spesifik untuk cacar monyet. Pengobatan yang diberikan bertujuan untuk mengurangi dan meredakan gejala yang dirasakan. Penyakit ini umumnya dapat sembuh dengan sendirinya dalam 2–4 minggu. Sedangkan penyebaran cacar monyet dapat dicegah dengan vaksin cacar (smallpox), yang belum tersedia secara umum. \n\n Beberapa negara menggunakan obat antivirus seperti brincidofovir dan tecovirimat untuk mengatasi cacar monyet. Namun data mengenai efektivitas obat-obat ini belum terlalu banyak. Perlu diketahui, penderita cacar monyet perlu mendapatkan perawatan di ruang isolasi untuk mendapatkan pemantauan dari dokter dan mencegah penyebaran penyakit. \n\n Cacar monyet memiliki tingkat kesembuhan yang tinggi. Meski jarang, penyakit ini tetap dapat menimbulkan komplikasi. Risiko terjadinya komplikasi cacar monyet yang berat lebih tinggi pada anak-anak, orang dengan daya tahan tubuh lemah, serta orang yang tinggal di negara endemis atau daerah dengan sanitasi buruk. \n\n Bagaimana Cara Pencegahannya ? \n\n Pencegahan utama cacar monyet adalah menghindari kontak langsung dengan hewan primata dan pengerat, seperti monyet dan tupai, atau orang-orang yang sedang terinfeksi. Beberapa langkah pencegahan lain yang bisa dilakukan adalah: \n\n \n Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Rajin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer, terutama sebelum memasak atau mengolah makanan, sebelum makan, sebelum menyentuh hidung atau mata, dan sebelum membersihkan luka. \n Menghindari berbagi penggunaan alat makan dengan orang lain, juga tidak menggunakan barang yang sama dengan orang yang terinfeksi cacar monyet. \n Menghindari kontak dengan hewan liar seperti tikus atau primata atau mengkonsumsi daging yg diburu dari hewan liar. \n Memasak bahan makanan, terutama daging, hingga matang. \n Menghindari kontak fisik dengan orang yang terinfeksi atau material yang terkontaminasi. \n Jika Anda memiliki hewan peliharaan yang diduga terinfeksi virus cacar monyet, segera hubungi dokter hewan dan jangan biarkan hewan tersebut berkeliaran. Penting untuk diingat, gunakan sarung tangan dan masker sebelum kontak dengan hewan peliharaan tersebut. \n Pelaku perjalanan yang baru kembali dari wilayah terjangkit monkeypox agar segera memeriksakan dirinya jika mengalami gejala \n Petugas kesehatan agar menggunakan APD saat menangani pasien atau binatang yang sakit. \n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 25 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 29 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 23 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 29 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 30 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 30 Januari 2023<\/li><\/ul><\/div>