- Hermina Arcamanik<\/a><\/li>
- 04 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>
Rehabilitasi pada Cedera Olahraga<\/a><\/h3>
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), olahraga adalah gerak badan untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh. Olahraga dibagi 2 yaitu, olahraga tradisional dan olahraga modern. \n\n 1. Olahraga tradisional \n\n \n Olahraga tradisional dikenal sebagai jenis-jenis olahraga yang berawal dari nenek moyang bangsa Indonesia. \n Misalnya, sepak takraw, benteng, gasing, gobak sodor, egrang, dan sebagainya. \n \n\n 2. Olahraga modern \n\n \n Olahraga modern merupakan olahraga yang sudah terdapat aturan baku dan diperlombakan secara profesional. \n Olahraga-olahraga modern bisa kita temukan di berbagai gelaran olahraga nasional maupun internasional, seperti di SEA Games, Olimpiade, dan sebagainya. \n Contoh olahraga modern adalah sepak bola, tenis meja, bulu tangkis, atletik, memanah, dan lainnya. \n \n\n Waktu olahraga sebaiknya setiap hari pada waktu pagi dan sore hari. Olahraga hendaknya dilakukan pada udara terbuka dan bebas polusi, atau di ruang tertutup yang temperatur ruangannya dapat diatur dan lakukanlah minimal selama 30 menit. \n\n Persiapan olahraga sebaiknya dilakukan pemeriksaan pendahuluan untuk menentukan dosis yang aman dan jenis olahraga yang cocok untuk menghindari cedera. Lakukan pemanasan sebelum berolahraga dan pendinginan setelah berolahraga minimal 10 menit. Pada individu dengan keluhan seperti sering pusing, sesak nafas, nyeri dada dan memiliki penyakit seperti jantung koroner, asma, kencing manis, hipertensi, dan lain-lain. Jenis dan dosis olahraga harus dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu. \n\n Cedera olahraga adalah cedera yang timbul selama atau setelah melakukan olahraga. Jenis olahraga yang berbeda dapat menghasilkan cedera yang berbeda dengan gejala dan penanganan yang berbeda juga. \n\n Cedera olahraga yang paling sering terjadi, yaitu: \n\n \n Sprain (terkilir/keseleo) \n Sprain adalah cedera yang terjadi ketika persendian bergerak melampaui jangkauan gerak normalnya. Lokasi yang paling sering terkena adalah pergelangan kaki, pergelangan tangan, dan lutut. \n Strain \n Strain adalah cedera yang terjadi akibat tarikan atau regangan yang berlebihan pada otot dan tendon (jaringan yang menghubungkan otot dengan tulang). Lokasi yang paling sering terkena adalah pergelangan kaki, lutut, dan punggung. \n Patah tulang \n Patah tulang adalah rusaknya kesinambungan tulang akibat tekanan atau benturan dengan kekuatan lebih besar dari kekuatan tulang, dapat berupa retak (patah sebagian), patah sepenuhnya, atau retak. \n Dislokasi dan subluksasi \n Dislokasi dan subluksasi adalah kondisi ketika tulang di sendi bergeser atau keluar dari posisi normalnya. \n Cedera bahu \n Cedera pada bahu paling sering dialami pada olahraga yang dominan menggunakan bahu seperti tenis, golf, renang, dan bisbol. Penyebab terjadinya cedera bahu adalah karena adanya beban dan gerakan yang cukup sering pada bahu. \n Cedera siku \n Cedera pada siku dapat terjadi pada cabang olahraga yang membutuhkan pergerakan siku secara intens dan berulang. \n Cedera pinggang \n Pinggang merupakan salah satu bagian tubuh yang tidak luput dari cedera, terutama pada olahraga yang banyak melibatkan kerja pinggang seperti sepeda, golf, maupun angkat beban. \n Cedera paha \n Cedera pada paha paling sering melibatkan otot hamstring, yakni otot yang posisinya berada di bagian belakang paha. Jenis cedera ini lazim terjadi pada olahraga yang banyak melibatkan aktivitas lari seperti sprint, basket, dan sepakbola. \n Cedera lutut \n Lutut merupakan salah satu bagian tubuh yang cukup sering cedera. Tidak hanya karena menjadi tumpuan berat badan, cedera lutut juga bisa timbul karena benturan maupun karena kurang berhati-hati ketika berolahraga. \n Cedera betis \n Sama seperti cedera paha, cedera pada betis lebih sering melibatkan otot dan tendon. Penyebabnya adalah adanya peregangan dan kontraksi yang berlebihan dari otot sehingga dapat menyebabkan robekan. \n Cedera pergelangan kaki \n Cedera pada pergelangan kaki bisa bervariasi mulai dari sprain, dislokasi, robekan tendon, hingga patah tulang. \n \n\n Pertolongan pertama pada cedera olahraga bisa dilakukan dengan prinsip RICE dengan 72 jam pertama, yaitu: \n\n \n Rest berarti istirahatkan bagian yang cedera. \n Ice berarti berikan kompres es batu (dibalut dengan kain agar tidak terlalu dingin) selama 5-10 menit tiap jam. Penggunaan suhu dingin bertujuan untuk memberhentikan kemungkinan perdarahan dengan mengecilkan pembuluh darah. \n Compression berarti berikan tekanan (biasanya dibalut—lihat gambar) pada bagian yang cedera untuk mengurangi bengkak. \n Elevate berarti tinggikan bagian yang cedera ke posisi lebih tinggi saat beristirahat untuk mengurangi bengkak dan nyeri. \n \n\n Segera konsultasikan kepada dokter apabila didapatkan tanda-tanda berikut: \n\n \n Bengkak dan nyeri bertambah parah. \n Terlihat adanya benjolan atau perubahan bentuk. \n Terdengar bunyi saat sendi digerakkan. \n Kelemahan dan ketidakmampuan melakukan aktivitas dan menopang badan. \n Kehilangan keseimbangan. \n Kesulitan bernapas. \n Demam. \n \n\n Cedera olahraga yang berat dapat memerlukan penanganan lanjut mulai dari terapi fisik hingga operasi. \n\n Download aplikasi Hermina Mobile Apps untuk memudahkan akses kesehatan dan pendaftaran ke RS Hermina Arcamanik. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Arcamanik<\/a><\/li>
- 05 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
Cara Penanganan Cedera Olahraga<\/a><\/h3>
Cedera olahraga adalah cedera yang timbul saat berlatih, bertanding ataupun saat setelah berolahraga. Cedera olahraga terjadi karena ketidakmampuan jaringan (otot, persendian, tendon, kulit) dan organ tubuh lainnya dalam menerima beban latihan pada saat berolahraga. \n\n Faktor yang mempengaruhi terjadinya cedera, yaitu kondisi individu (usia, jenis kelamin, karakter, pengalaman, pemanasan, kelainan postur), sarana olahraga (bentuk dan ukuran peralatan), karakteristik olahraga (jenis olahraga), lingkungan fisik (suhu dan kelembaban udara). \n\n Bentuk-bentuk cedera olahraga antara lain : \n\n \n Dislokasi, merupakan pergeseran letak sendi dari tempat yang seharusnya disertai dengan kerusakan kapsul sendi dan ligamen yang mengelilinginya \n Strain, merupakan kerusakan yang terjadi pada otot dan/atau tendon karena penggunaan atau peregangan yang berlebihan \n Sprain, merupakan kerusakan yang terjadi pada ligamen karena peregangan yang berlebihan atau biasa disebut keseleo \n Fracture/patah tulang, merupakan terputusnya kontinuitas tulang dan atau tulang rawan baik komplit maupun tidak komplit \n Muscle cramp atau kram otot, merupakan kelainan pada otot akibat gangguan sirkulasi darah \n Heat exhaustion atau sengatan panas, merupakan kelelahan akibat sengatan panas. \n \n\n Bila tidak segera ditangani dapat menimbulkan gangguan pembuluh darah otak (heat stroke) dan segera lakukan pemeriksaan apabila mengalami cedera saat berolahraga, agar bisa segera mendapatkan penanganan secara cepat dan tepat. \n\n Penanganan cedera olahraga dapat dilakukan dengan metode RICE (Rest, Ice, Compression, Elevation). Rest, segera istirahatkan bagian cedera (hal utama yang perlu dilakukan adalah menghentikan aktivitas sesegera mungkin dan istirahatkan bagian cedera yang terasa nyeri tersebut). Ice, lakukan kompres dingin (Suhu dingin pada es mampu membuat area cedera lebih kebal dari rasa nyeri, sehingga mengurangi keluhan nyeri dan pembengkakan pada jaringan yang rusak). Compression, balut atau perban. Compression, balut atau perban (Balut dengan perban elastis secara merata di area cedera untuk mencegah pembengkakan). Elevation, lakukan peninggian pada bagian cedera (Elevasi atau mengangkat bagian yang cedera dapat membantu untuk mengurangi pembengkakan dengan bantuan gravitasi). Adapun yang tidak boleh dilakukan adalah HARM yaitu Heat (diberi yang sifatnya panas), Alcohol (Alkohol), Running (dilanjutkan kegiatannya setelah cedera) dan Massage (pijet). \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Arcamanik<\/a><\/li>
- 11 April 2022<\/li><\/ul><\/div>
Cedera Olahraga<\/a><\/h3>
Tidak ada yang menyangkal jika olahraga baik untuk kebugaran tubuh dan melindungi kita dari berbagai penyakit. Namun, berolahraga secara berlebihan dan mengabaikan aturan berolahraga yang benar, malah mendatangkan cedera yang membahayakan dirinya sendiri. Aktivitas yang salah ini karena pemanasan tidak memenuhi syarat, kelelahan berlebihan terutama pada otot, dan salah dalam melakukan gerakan olahraga. \n\n “Cedera Olahraga” adalah rasa sakit atau keluhan yang ditimbulkan karena olahraga, sehingga dapat menimbulkan cacat, luka dan rusak pada otot atau sendi serta bagian lain dari tubuh. \n\n Cedera olahraga jika tidak ditangani dengan cepat dan benar dapat mengakibatkan gangguan atau keterbatasan fisik, baik dalam melakukan aktivitas hidup sehari-hari maupun melakukan aktivitas olahraga yang bersangkutan. Bahkan bagi atlit cedera ini bisa berarti istirahat yang cukup lama dan mungkin harus meninggalkan sama sekali hobi dan profesinya. Oleh sebab itu dalam penaganan cedera olahraga harus dilakukan secara benar, sebaiknya oleh tenaga profesional. \n\n Cedera olahraga dapat digolongkan 2 kelompok besar yaitu pertama kelompok kerusakan traumatik (traumatic disruption) seperti : lecet, lepuh, memar, leban otot, luka, “stram” otot, “sprain” sendi, dislokasi sendi, patah tulang, trauma kepala-leher- tulang belakang, trauma tulang pinggul, trauma pada dada, trauma pada perut, cedera anggota gerak atas dan bawah. Kedua kelompok “sindroma penggunaan berlebihan” (over use syndromes), yang lebih spesifik yang berhubungan dengan jenis olahraganya, seperti : tenis elbow, golfer’s elbow, swimer’s shoulder, jumper’s knee, stress fracture pada tungkai dan kaki, dan lain-lain. \n\n Tips mengurangi cedera saat olahraga yaitu selalu lakukan pemanasan karena Melakukan pemanasan 5-10 menit sebelum berolahraga akan membuat aliran darah lebih lancar dan meningkatkan temperatur otot-otot sehingga kita bisa bernapas lebih cepat dan hal ini juga akan membantu tubuh beradaptasi dengan setiap gerakan yang dilakukan. Program yang progresif maksudnya untuk mengetahui tingkat kebugaran saat ini dan lakukan program yang sesuai secara bertahap tingkatkan intensitas dan durasi program Anda serta disarankan untuk meningkatkan durasi tidak lebih dari 10-15 persen per minggu. Hindari olahraga berlebihan baik rutin atau tidak rutin karena ini bukan cara yang tepat untuk berolahraga, tetaplah berolahraga dalam batas kemampuan dan jika mengalami kelelahan yang berat, segeralah beristirahat serta pastikan anda tidak menghadapi gejala pusing, jantung berdebar-debar, nyeri dada, dan nyeri sendi. Jangan berolahraga saat sakit dan bila berolahraga setelah sembuh dari penyakit atau cedera, mulailah secara perlahan-lahan dan bertahap. Cukupi kebutuhan cairan agar tubuh tidak dehidrasi dan kelelahan, terutama bila olahraga dilakukan di luar ruang. Kenakan pakaian yang nyaman serta pilih pakaian yang menyerap keringat dan longgar. Beristirahat untuk mendinginkan diri setelah menyelesaikan latihan. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 11 April 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 05 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 04 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>