- Hermina Kemayoran<\/a><\/li>
- 21 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
Bukan Dijilat Jin! Ini Penyebab Sering Memar Tiba-tiba<\/a><\/h3>
Saat bangun tidur di pagi hari, pernahkah menemui luka memar di bagian tubuh? Bagi beberapa orang, memar yang tiba-tiba muncul ini sering dikaitkan dengan hal mistis. \n\n Tentu sudah tidak asing dengan penyakit memar karena siapapun dapat mengalami memar. Memar adalah suatu kondisi medis dimana terjadi perdarahan dalam jaringan bawah kulit akibat pecahnya pembuluh darah dibawah kulit akibat benda tumpul sehingga menyebabkan warna kulit berubah warna menjadi hitam-kebiruan atau keunguan yang sering disebut dengan lebam. \n\n Darah yang keluar dari pembuluh darah tersebut akan menumpuk di dekat permukaan kulit dan menimbulkan bercak memar. Ketika pertama muncul, memar akan berwarna kemerahan. Seiring berjalannya waktu, lebam akan berubah warna menjadi biru keunguan, lalu hijau kekuningan sebelum akhirnya memudar dan hilang sendiri dalam waktu dua minggu. Saat tubuh kembali menyerap darahnya, maka tanda lebam itu akan menghilang. \n\n Kulit yang mudah memar juga dapat dipengaruhi oleh kerja pembekuan darah yang tidak berjalan dengan baik. Tak jarang juga, ada beberapa kondisi kesehatan serius yang bisa menjadi penyebab mengapa timbul memar tiba-tiba di tubuh Anda. \n \nContohnya hemofilia dan trombositopenia. Hemofilia adalah penyakit turunan langka yang menyebabkan darah sangat sulit membeku karena kekurangan jenis protein tertentu. Sedangkan trombositopenia adalah suatu gangguan darah yang menyebabkan tubuh kekurangan kepingan darah (trombosit). \n \nKondisi ini biasanya ditemukan pada tungkai kaki atau lengan dan tidak menyebar ke bagian tubuh yang lain. Dan kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita ketimbang pria yang ditandai dengan tiba-tiba muncul dan tidak disertai rasa sakit. \n\n Proses pembekuan darah terjadi tidak secepat pada orang normal. Mereka membutuhkan waktu lebih lama untuk proses pembekuan darah ketimbang orang normal akibat sel darah tidak bisa membeku dengan cepat. \n\n Selain karena benturan beberapa kondisi berikut juga dapat menyebabkan mudahnya memar terjadi : \n\n \n Keadaan stres, kelelahan dan menstruasi \n Mengkonsumsi obat atau suplemen tertentu, misalnya minyak ikan, ginkobiloba maupun obat kortikosteroid yang sering dipakai untuk asma serta yang terdapat pada beberapa krim kecantikan \n Kadar trombosit yang rendah (misalnya pada pasien DBD) \n Leukemia (kanker darah) \n ITP (penyakit autoimun sehingga tubuh kekurangan trombosit) \n Efek samping obat pengencer darah, dll. \n \n\n Meskipun jarang dijumpai, beberapa penyakit berat bisa ditandai dengan memar dan bercak biru. Penyakit berat memang bisa ditandai dengan memar atau bercak biru. Tapi bukan berarti kamu harus takut untuk memeriksakan ke dokter. Jika itu memang terjadi, tentu saja kamu harus memerlukan penanganan lebih lanjut dari dokter. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kendari<\/a><\/li>
- 26 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Pemeriksaan Kolesterol Darah dan Persiapannya<\/a><\/h3>
Apa itu Kolesterol ? \n\n Kolesterol darah merupakan salah satu unsur yang paling penting dalam tubuh dan salah satu dari sejumlah lemak yang dibawa dalam aliran darah. Kolesterol sangat berperan penting bagi tubuh, namun apabila kadar kolesterol dalam darah berlebihan dapat menjadi berbahaya bagi kesehatan. Hal inilah yang banyak dipahami oleh masyarakat, dimana kolesterol seringkali dianggap sebagai sumber masalah kesehatan degeneratif dewasa ini. Namun bukan berarti bahwa kolesterol tidak memiliki fungsi bagi tubuh manusia, malah sebenarnya sangat membantu dalam proses metabolisme. \n\n Kolesterol ini adalah senyawa lemak kompleks yang diproduksi di dalam hati sekitar 1gr/hari serta juga usus halus kemudian akan beredar didalam darah. Kolesterol memiliki fungsi membentuk dan memelihara fungsi organ tubuh, menyediakan komponen esensial membran di setiap sel tubuh, digunakan untuk membuat cairan empedu warna hijau disimpan didalam kandung empedu dan berperan penting dalam proses pencernaan makanan, membantu melapisi saraf dalam menyediakan suatu zat anti air pada permukaan arteri, membuat hormon seks untuk perkembangan dan fungsi organ seksual, membuat hormon adrenalin untuk metabolisme dan keseimbangan garam dalam tubuh, serta merupakan salah satu bahan yang diperlukan tubuh untuk membuat (sintesis) vitamin D. \n\n \n\n Apa itu kolesterol jahat dan kolesterol baik? \n\n Pemeriksaan profil lemak terdiri dari pemeriksaan terhadap kolesterol total, trigliserida, kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) dan kolesterol HDL (High Density Lipoprotein). Seringkali kita dengar istilah kolesterol jahat dan kolesterol baik. Bagian dari profil lemak yang dianggap sebagai kolesterol jahat adalah kolesterol LDL (mengandung protein dan lemak) dimana jika kadarnya meningkat, kolesterol ini dapat menyebabkan pembentukan plak yang dapat menyumbat dinding pembuluh darah (disebut aterosklerosis). Ketika hal ini terjadi, maka akan berisiko penyakit jantung dan stroke. Kolesterol baik atau kolesterol HDL punya peranan yang penting dalam tubuh. Kolesterol HDL memiliki efek antioksidan dan antiinflamasi yang bermanfaat untuk mengurangi kolesterol jahat di aliran darah. Berkat manfaat ini, tingginya kolesterol baik dapat mencegah risiko penyakit yang disebabkan oleh kolesterol jahat. Cara untuk menurunkan kolesterol yang paling utama adalah kembali ke pola hidup sehat, terutama pada pola makan. \n\n \n\n Mengapa kita harus melakukan pemeriksaan kolesterol ? \n\n Kolesterol adalah jenis pemeriksaan yang penting karena kadar kolesterol yang tinggi seringkali merupakan penyebab dari penyakit arteri koroner. Kolesterol tinggi biasanya tidak menimbulkan tanda atau gejala. Karena itu, dianjurkan untuk melakukan tes kolesterol secara rutin untuk memantau kadar kolesterol dan mengetahui apakah terdapat risiko terkena serangan jantung atau penyakit pembuluh darah. \n\n \n\n Apa pentingnya pemeriksaan kolesterol secara rutin? \n\n Secara umum, pemeriksaan laboratorium untuk kolesterol atau profil lemak terdiri atas 2 (dua) yaitu, pemeriksaan skrining atau pemeriksaan tapisan yang dilakukan tanpa adanya alasan pemeriksaan. Biasanya pemeriksaan tersebut dilakukan oleh perusahaan sebagai syarat kelayakan kesehatan para karyawan. Pada pemeriksaan skrining, biasanya banyak yang ditemukan pasien dengan keadaan hiperkolesterolemia atau terjadi peningkatan kadar kolesterol total dalam darah. Sering juga ditemukan hasil pemeriksaan dislipidemia, yaitu kelainan metabolisme lemak yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan kadar profil lemak dalam darah. Kemudian pemeriksaan kedua disebut pemeriksaan diagnostik, yang dilakukan untuk menegakkan diagnosa atas suatu penyakit tertentu. Pemeriksaan ini sangat dianjurkan untuk orang-orang yang memiliki faktor risiko memiliki riwayat keluarga dengan kolesterol tinggi atau pernah terkena serangan jantung, memiliki berat badan berlebih, jarang olahraga atau tidak bergerak aktif, mengidap diabetes mellitus, sering mengonsumsi makanan tidak sehat, perokok dan pria yang berusia di atas 45 tahun atau wanita berusia di atas 55 tahun. \n\n \n\n \n\n \n\n Apa persiapan yang harus dilakukan sebelum memeriksa kolesterol? \n\n \n Pemeriksaan sebaiknya dilakukan dipagi hari karena berdasarkan teori variasi diurnal, kadar kolesterol berada pada tingkat terendah di pagi hari. \n Berpuasa kurang lebih 9-12 jam sebelum pengambilan sampel darah, hanya boleh mengonsumsi air mineral selama periode puasa tersebut. \n Jangan makan makanan lemak tinggi pada malam hari sebelum pemeriksaan \n Jangan konsumsi minuman beralkohol atau olahraga berlebih sebelum pemeriksaan \n Sampaikan jika ada penggunaan obat2an kepada laboratorium pemeriksa \n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Daan Mogot<\/a><\/li>
- 15 September 2020<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal dan Mengatasi Hipoglikemia <\/a><\/h3>
Hipoglikemi merupakan keadaan kadar gula darah rendah <70mg/dl yang dapat diketahui melalui pemeriksaan kadar gula darah. Hipoglikemi patut diwaspadai karena dapat menyebabkan penurunan kesadaran bahkan sampai meninggal jika tidak teratasi. Dalam keadaan normal, tubuh manusia memiliki respon terhadap kadar gula darah tinggi. Hormon insulin merupakan hormon yang berperan sangat penting terhadap kadar gula darah dan bertanggung jawab untuk menurunkan kadar gula darah yang tinggi misalnya dalam keadaan setelah makan. Pengidap diabetes melitus (DM) akan mendapatkan obat-obatan yang berfungsi untuk menurunkan kadar gula darah dengan cara meningkatkan sekresi (pengeluaran) hormon insulin. Sehingga jika tidak di imbangi dengan pola makan yang baik dapat menyebabkan terjadinya hipoglikemia. \n\n Hipoglikemi sering terjadi pada: \n\n \n Orang-orang yang mengidap diabetes melitus dan menggunakan obat diabetes baik obat makan maupun berupa suntik insulin \n Pola asupan makan yang tidak baik \n Keadaan puasa \n \n\n Hal ini sering menjadi masalah kesehatan dalam kehidupan sehari-hari sehingga sangat penting untuk mengenali tanda dan gejala hipoglikemi. Berikut tanda dan gejala hipoglikemi yang mudah dikenali: \n\n \n Terasa lapar \n Lemah, lesu, pusing \n Gemetar \n Penurunan konsentrasi, linglung \n Penurunan kesadaran seperti mengantuk bahkan tertidur terus-menerus \n \n\n Jika mengalami keadaan seperti yang disebutkan diatas, maka penting untuk memberikan penanganan segera untuk mencegah kondisi yang semakin memburuk. Penanganan hipoglikemi tahap awal termasuk hal sederhana karena dapat dilakukan dirumah serta tidak memakan biaya besar. Namun hal ini hanya dapat dilakukan jika kondisi pasien masih sadar. Berikan larutan gula murni sebanyak 30 gram (setara dengan 2 sendok makan) yang dilarutkan dalam air atau sirup/permen gula murni (bukan pemanis pengganti gula/gula diabetes). Diperbolehkan juga mengkonsumsi makanan maupun minuman lain yang mengandung karbohidrat seperti coklat, biskuit, jus buah, minuman dan makanan manis lainnya yang tersedia. Hentikan sementara konsumsi obat-obat DM dan obat suntik berupa insulin. Setelah itu, periksakan keadaan setelah dilakukan penanganan awal ke fasilitas kesehatan terdekat seperti klinik maupun puskesmas untuk melakukan pemeriksaan kadar gula darah. Sangat disarankan bagi para penderita diabetes mellitus memiliki alat ukur kadar gula sendiri di rumah dengan alat stik gula darah, sehingga dapat memonitor sewaktu-waktu apabila terjadi kondisi hipoglikemia. \n\n Jika terjadi penurunan kesadaran, hindari pemberian minum dan makanan melalui mulut untuk mencegah tersedak sehingga pasien tersebut harus dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Sangat tidak disarankan untuk menunda penanganan karena hipoglikemi memiliki komplikasi yang dapat merusak otak bahkan kematian. \n\n Para penderita DM juga sebaiknya melakukan kunjungan rutin ke dokter spesialis penyakit dalam minimal 1 bulan sekali, untuk dilakukan pemeriksaan dan evaluasi apakah terdapat faktor-faktor resiko untuk dapat terjadinya hipoglikemia. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Balikpapan<\/a><\/li>
- 11 September 2020<\/li><\/ul><\/div>
Diabetes Melitus pada Anak<\/a><\/h3>
Diabetes mellitus (DM) adalah kelainan akibat terjadinya gangguan metabolisme yang menyebabkan tingginya kadar gula darah dalam tubuh. Sebenarnya ada beberapa tipe penyakit diabetes, yaitu DM tipe 2 yang sebagian besar terjadi pada dewasa, dan DM tipe 1 yang sebagian besar terjadi pada anak. Pada DM tipe 1 terjadi kerusakan pada pankreas, dimana pankreas bertugas untuk memproduksi insulin, sehingga produksi insulin berkurang bahkan berhenti. DM tipe 1 merupakan penyakit kronis yang sampai saat ini belum dapat disembuhkan. Untuk penyebab terjadinya DM tipe 1 sendiri sampai saat ini belum diketahui. Pada beberapa literatur, disebutkan bahwa faktor genetik dan lingkungan berperan dalam terjadinya DM tipe 1. \n\n Gejala klinis DM tipe 1 menyerupai DM tipe 2 yang terjadi pada dewasa, antara lain frekuensi buang air kecil yang meningkat (poliuria), frekuensi minum meningkat (polidipsia), frekuensi makan meningkat (polifagia), dan berat badan yang menurun dalam 1 sampai 2 minggu. \n\n Untuk penegakkan diagnosis DM apabila memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut: \n\n 1. Ditemukan gejala klinis polyuria, polydipsia, polifagia, berat badan menurun dan kadar gula darah sewaktu/ acak >200mg/dL \n\n 2. Tidak ada gejala klinis namun ditemukan kadar gula darah sewaktu/ acak >200mg/dL atau kadar gula darah puasa >140mg/dL. \n\n Untuk pengobatan DM tipe 1, hal pertama yang harus dipahami oleh pasien dan keluarga adalah DM tipe 1 tidak dapat disembuhkan, tetapi kualitas hidup penderita dapat dipertahankan seoptimal mungkin dengan kontrol metabolik yang baik. Yang dimaksud kontrol metabolik yang baik adalah mengusahakan kadar gula darah berada dalam batas normal atau mendekati normal, tanpa menyebabkan kadar gula darah dibawah nilai normal (hipoglikemia). Dalam hal ini pemeriksaan laboratorim HbA1c digunakan sebagai parameter penilaian kontrol metabolik, dengan nilai HbA1c <7% berarti kontrol metabolik baik, HbA1c <8% cukup, dan HbA1c >8% dianggap buruk. \n\n \n\n Sasaran dan tujuan pengobatan pada DM tipe 1 pada anak: \n\n Sasaran: \n\n \n Bebas dari gejala penyakit \n Dapat menikmati kehidupan sosial \n Terhindar dari komplikasi \n \n\n \n\n Tujuan Khusus: \n\n \n Tumbuh kembang optimal \n Perkembangan emosional normal \n Kontrol metabolik yang baik tanpa menimbulkan kadar gula darah rendah (hipoglikemik) \n Hari ketidakhadiran di sekolah rendah, dan aktif berpartisipasi dalam kegiatan sekolah \n Mampu mandiri mengelola penyakitnya \n \n\n \n\n Untuk mencapai sasaran dan tujuan tersebut diatas, perlu pengelolaan secara menyeluruh pada DM tipe 1, di antaranya; \n\n Pemberian insulin \n\n Seperti telah disebutkan diatas, bahwa pada DM tipe 1 terjadi kerusakan pada pankreas. Pankreas bertugas untuk memproduksi insulin. Jika produksi insulin berkurang, atau bahkan berhenti, dapat mengakibatkan tubuh kekurangan insulin, sehingga pemberian insulin merupakan elemen utama atau mutlak pada pengobatan DM tipe 1. \n\n Pengaturan makan \n\n Istilah pengaturan makan lebih lazim digunakan dari pada diet, karena diet lebih identik dengan upaya menurunkan berat badan. Berbeda dengan penderita DM tipe 2 yang seringkali menderita kegemukan sehingga perlu pembatasan kalori, penderita DM tipe 1 tetap membutuhkan kalori untuk pertumbuhan. Pengaturan makanan pada penderita DM tipe 1 bertujuan untuk mencapai kontrol metabolik yang baik tanpa mengabaikan kalori yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan aktivitas anak sehari-hari. Komposisi kalori yang dianjurkan adalah 50-60% dari karbohidrat, 10-15% dari protein dan 30% dari lemak. Untuk membantu mencegah lonjakan kadar gula darah, jenis karbohidrat yang dianjurkan adalah yang berserat tinggi seperti buah-buahan, sayuran, dan sereal. \n\n Olahraga \n\n Olahraga sebaiknya menjadi bagian dari kehidupan setiap orang, baik anak, remaja, maupun dewasa, baik penderita DM ataupun bukan. Untuk penderita DM sendiri, berolahraga dapat membantu menurunkan kadar gula darah, menimbulkan perasaan “sehat”, dan meningkatkan kepekaan terhadap insulin, sehingga dapat mengurangi kebutuhan insulin. \n\n Pemantauan Mandiri \n\n Tujuan dalam pengelolaan pasien diabetes adalah kemampuan mengelola penyakitnya secara mandiri, penderita diabetes dan keluarga mampu mengukur kadar gula darahnya secara cepat dan tepat karena pemberian insulin tergantung kepada kadar gula darah. \n\n \n\n Komplikasi pada DM tipe 1 berdasarkan waktu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu komplikasi jangka pendek dan komplikasi jangka panjang. Komplikasi jangka pendek yang sering terjadi adalah kadar gula darah rendah (hipoglikemia), dan ketoasidosis diabetikum. Kadar gula darah yang rendah dapat mengakibatkan kerusakan otak yang menetap, sehingga penting bagi pasien dan keluarga dapat mengenali gejala hipoglikemia. Gejala hipoglikemia diantaranya berkeringat, lapar, gemetar, pucat, berdebar-debar, lemas, gelisah, mual, pusing, kejang bahkan dapat meyebabkan penurunan kesadaran atau koma. \n\n Komplikasi jangka panjang terjadi akibat perubahan-perubahan di pembuluh darah kecil (mikrovaskular), seperti kerusakan pembuluh darah mata yang dapat berakibat kebutaan (retinopati) dan kerusakan ginjal (nefropati). \n\n Diabetes mellitus adalah suatu penyakit yang tidak dapat disembuhkan, tetapi kualitas hidup penderita dapat dipertahankan seoptimal mungkin dengan kontrol metabolik yang baik, artinya penderita diabetes mellitus tetap dapat tumbuh kembang secara normal, beraktivitas fisik dan mampu berprestasi seperti anak seusianya. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 11 September 2020<\/li><\/ul><\/div>
- 15 September 2020<\/li><\/ul><\/div>
- 26 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 21 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>