- Hermina Depok<\/a><\/li>
- 19 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Varises, Masalah Estetik Atau Medis?<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina , varises merupakan salah satu penyakit yang banyak ditangani oleh dokter bedah vaskular dan endovaskular. Saat ini banyak pula pasien varises yang datang berobat namun sudah dalam kondisi yang berat. \n\n Varises diketahui dengan gejala seperti pegal di betis, gatal-gatal di kaki, kulit kaki kering dan rusak, bengkak sehabis duduk atau berdiri lama, dan perjalanan jauh, tampak corak pembuluh darah pada kaki, kulit betis dan kaki menghitam, bahkan yang terparah dapat menimbulkan luka disekirar varises yang tidak kunjung sembuh. \n\n Varises merupakan kondisi kronis dimana terjadi pelebaran pembuluh darah disekitar kegagalan akibat lemah atau rusaknya katup pembuluh darah balik atau vena. katup ini berfungsi sebagai pintu satu arah agar darah yang sudah melewatinya tidak dapat kembali lagi. \n\n Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena varises adalah Jenis kelamin : terbanyak pada wanita, kurang aktivitas fisik atau olah raga, sering duduk atau berdiri lama, faktor genetik, kehamilan, obesitas, dan kebiasaan menggunakan sepatu hak tinggi \n\n Varises tidak boleh dianggap sepele dan harus ditangani dengan benar. Jika kondisi ini sudah terjadi selama bertahun-tahun, terganggunya aliran darah di dalam pembuluh darah vena berpotensi menimbulkan komplikasi, seperti tromboflebitis, kaki jadi tidak mulus, kulit kaki menghitam, pembuluh darah di kaki jadi lebar dan berkelok-kelok, koreng & luka yang tidak bisa sembuh, Infeksi, sumbatan pembuluh darah dalam (DVT), Emboli paru yang dapat menyebabkan kematian \n\n Varises bisa diobati gak sih? \n\n Varises dapat sembuh dan membaik jika ditangani dengan pengobatan yang tepat dan dokter yang tepat. \n\n Pengobatan varises saat ini dapat berupa menjaga aktivitas, mengurangi berat badan, olah raga, stocking medis, obat obat , Suntik skleroterapi, NON operatif / Endovaskular seperti Laser, Radiofrekuensi, Lem dan dengan Operatif. \n\n Saat ini tindakan NON operatif / Endovaskular berupa Laser ablasi , Radiofrekuensi ablasi , Microwave ablasi, ataupun dengan Lem pembuluh darah merupakan tindakan yang paling disukai karena prosedur tersebut lebih nyaman, luka operasi hanya sebesar jarum suntik, dan pasien dapat melakukan aktivitas biasa sehari setelah tindakan tersebut \n\n Sahabat Hermina , segera konsultasikan diri anda apabila sahabat mangaalami gejala varises seperti diatas ke bagian bedah vaskular, salam sehat dari kami. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Yogya<\/a><\/li>
- 15 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Susah BAB Bisa Jadi Gejala Awal Kanker Usus Besar<\/a><\/h3>
Susah BAB Bisa Jadi Gejala Awal Kanker Usus Besar \n\n Usus adalah salah satu organ dalam sistem pencernaan yang mempunyai banyak fungsi. Salah satunya ialah untuk menyimpan kotoran sebelum dikeluarkan melalui anus. Frekuensi Bab atau buang air besar dapat berhubungan dengan banyak penyakit, salah satunya yaitu kanker usus besar. Bahkan ada yang menyebut sulit BAB salah satu gejala awal kanker usus besar. \n\n Usus besar memiliki fungsi sebagai tempat pembuangan kandungan elektrolit di dalam tubuh yang sudah tidak tercerna dan membentuk akhir pembuangan sehingga mudah untuk dikeluarkan dari tubuh. Bagian pada usus besar yaitu sekum dan rektum memiliki fungsi untuk tempat menyimpan kotoran sebelum keluar lewat anus ketika melakukan BAB. \n\n Usus besar tersambung dengan rektum dan anus. Fungsinya adalah menyerap udara pada feses yang akan dikeluarkan. Pada kondisi ini, awalnya terbentuk polip atau gumpalan kecil jinak, yang kemudian berkembang menjadi kanker. \n\n Beberapa gejala yang dialami ketika mengidap kanker jenis ini adalah: \n\n \n Buang air besar berdarah. \n merugikan atau justru lebih sering membuang air besar. \n Perut kembung dan kram. \n Tubuh terasa lemah dan berat badan menurun. \n \n\n Frekuensi BAB setiap orang memang berbeda. Seperti ada yang tiga kali sehari, bahkan ada juga yang tiga kali dalam seminggu. Dua frekuensi tersebut masih tergolong normal. Namun kebanyakan orang akan BAB satu kali dalam sehari. Yang jadi masalah ketika frekuensi BAB kurang dari tiga kali dalam seminggu ini artinya kamu sedang mengalami konstipasi atau disebut dengan sembelit. \n\n Hingga saat ini, penyebab pastinya tidak diketahui. Para ahli meyakini perkembangan sel kanker terjadi akibat adanya mutasi DNA dalam sel yang sehat. Orang yang memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh, daging merah, daging olahan, dan alkohol secara berlebihan, memiliki risiko tinggi untuk mengidap kanker usus besar dan kolorektal. \n\n Gejala awal kanker usus besar selain mengalami sembelit dan diare secara bergantian yaitu berupa: \n\n \n Rasa BAB yang belum tuntas \n BAB berdarah \n Perut kembung \n Terdapat benjolan di perut \n Nyeri pada perut bagian tengah \n Turun berat badan tanpa ada alasannya \n Perubahan konsistensi feses \n Kram yang terjadi pada perut. \n \n\n Selain gejala awal kanker usus besar di atas kamu juga harus mencermati tanda-tanda feses yang tidak wajar, seperti bentuknya yang cair, teksturnya yang terlalu keras, BAB mengejan dengan susah payah, warnanya yang hitam, berbentuk seperti kotoran kambing, atau BAB berdarah. Semua itu sebetulnya adalah tanda yang sudah diberikan oleh tubuh, jadi sebaiknya kamu segera pergi untuk memeriksakan diri ke dokter. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 07 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Waspada! Infeksi Gigi dapat Menyebabkan Kematian<\/a><\/h3>
Halo Sahabat Hermina, Bulan Agustus tahun lalu, media sosial X dan Tiktok sempat dihebohkan dengan postingan viral tentang seorang pasien yang meninggal dunia akibat infeksi gigi setelah menjalani perawatan intensif di ICU selama 28 hari. Oleh akun @TrinityTraveler diceritakan, awalnya teman pengunggah (pasien) mengeluhkan nyeri pada gigi berlubang, kemudian muncul bengkak pada pipi yang meluas hingga ke leher dan dada. Pasien tersebut kemudian didiagnosis menderita penyakit Descending Necrotizing Medistinitis (DNM). Bagaimana penjelasan medis tentang penyakit ini? berikut pembahasannya. \n\n \n\n Infeksi gigi atau biasa disebut sebagai infeksi odontogenik merupakan suatu infeksi akibat bakteri yang menyebabkan terbentuknya kantung nanah (abses) di sekitar gigi. Infeksi odontogenik paling sering terjadi akibat gigi berlubang, penyakit periodontal (penyakit pada gusi dan tulang penyangga gigi), dan gigi yang tumbuh miring (impaksi). Pada gigi yang berlubang, bakteri dapat masuk hingga ke bawah akar gigi dan berkolonisasi hingga menyebabkan terbentuknya abses. Abses yang awalnya berukuran kecil, secara perlahan dapat membesar dan menyebabkan pembengkakan pada pipi dan leher. Selain itu, abses juga dapat menyebar turun hingga ke rongga dada dan menyebabkan Descending Necrotizing Mediastinitis (DNM). \n\n DNM merupakan infeksi yang sangat agresif dan mengancam jiwa. Pada DNM, terjadi peradangan masif dan pembusukan jaringan pada rongga dada (mediastinum), dimana daerah ini dekat dengan berbagai organ vital tubuh seperti jantung, paru-paru, pembuluh darah besar, dan juga saraf. Angka kematian akibat DNM dapat dikatakan cukup tinggi yaitu sekitar 40 persen dari seluruh kasus. Selain dari infeksi gigi, DNM juga dapat terjadi akibat infeksi pada area tenggorokan, sinusitis dan infeksi pada tulang servikal. Beberapa gejala DNM antara lain nyeri tenggorokan, sulit menelan, sesak nafas, suara serak, demam dan pembengkakan serta kemerahan pada pipi, leher, hingga dada,. Perawatan DNM biasanya dilakukan melalui tindakan bedah dengan membersihkan nanah yang berkumpul mulai dari rongga mulut, leher dan rongga dada. Selain itu, biasanya dilakukan pula pencabutan gigi untuk menghilangkan sumber infeksi. Pasien dengan DNM juga biasanya dirawat di ICU karena tindakan bedah yang dilakukan sangat masif dan butuh pemantauan secara intensif. \n\n \n\n Oleh karena DNM merupakan penyakit yang serius dan dapat mengakibatkan kematian, penting kiranya bagi kita untuk lebih aware terhadap penyakit ini. Salah satu cara mencegah terjadinya DNM yang disebabkan oleh infeksi odontogenik adalah dengan rutin menjaga kebersihan gigi dan mulut. Berikut merupakan tips menjaga kebersihan rongga mulut agar dapat terhindar dari DNM : \n\n \n Sikat gigi teratur, minimal 2x sehari pada pagi dan malam hari \n Rutin memeriksakan gigi dan mulut ke Dokter Gigi terdekat, minimal 6 bulan sekali \n Apabila terdapat gigi yang berlubang, tumbuh miring, dan goyang, segera periksakan diri ke Dokter Gigi untuk dilakukan penambalan, scaling atau pencabutan gigi \n Apabila terdapat tanda-tanda infeksi odontogenik seperti bengkak pada pipi, apalagi hingga menyebabkan sesak nafas, sulit menelan dan demam, segera periksakan diri ke Dokter Gigi Spesialis Bedah Mulut dan Maksilofasial di Rumah Sakit Terdekat \n \n\n Demikian penjelasan singkat mengenai infeksi dari gigi yang dapat menyebabkan DNM. Infeksi gigi yang sering diremehkan ternyata dapat menyebabkan komplikasi serius hingga mengakibatkan kematian. Jadi, mulai sekarang, mari cek rutin kondisi gigi dan mulut ke Dokter Gigi, agar gigi dan mulut sehat serta terhindar dari komplikasi penyakit yang lebih serius. \n\n \n\n Drg. Arbi Wijaya, Sp.BMM \n\n Dokter Spesialis Bedah Mulut dan Maksilofasial RS Hermina Mekarsari \n\n Staf Pengajar Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial FKG UI \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 02 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Gejala Berat DBD Yang Harus di Waspadai<\/a><\/h3>
Halo Sahabat Hermina, Penyakit demam berdarah dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu demam dengue (dengue fever) dan demam berdarah dengue (dengue hemorrhagic fever). Perbedaannya terletak pada kebocoran pembuluh darah. Demam berdarah dengue menyebabkan kebocoran pembuluh darah, sedangkan demam dengue tidak. \n\n Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever adalah penyakit menular yang disebabkan nyamuk Aedes aegypti pembawa virus dengue. Jenis nyamuk Aedes lainnya seperti Aedes albopictus, Aedes polynesiensis, dan Aedes scutellaris juga bisa menjadi vektor virus dengue tetapi tidak seefektif Aedes aegypti.Saat seseorang yang sudah terinfeksi virus dengue akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti, maka virus akan berpindah ke tubuh orang tersebut dan berinkubasi selama 4 hingga 10 hari dan kemudian menimbulkan gejala infeksi. \n\n Gejala DBD \n\n Gejala DBD memang dapat terlihat sebagai suatu hal yang “menipu”, sebab gejala awalnya sangat mirip dengan gejala akibat virus lainnya. Pada umumnya, seseorang akan mengalami tanda-tanda demam berdarah dalam kurun waktu 4 - 6 hari setelah terinfeksi oleh virus dengue. \n\n Seseorang yang terkena DBD akan mengalami demam tinggi secara mendadak hingga mencapai suhu di atas 38 derajat celsius. Selain demam, penderita DBD bisa mengalami sakit kepala berat, nyeri otot, mual dan nyeri ulu hati, tanda-tanda perdarahan seperti mimisan, gusi berdarah, serta timbul bintik-bintik merah pada kulit. \n\n Demam terutama berlangsung pada 1 - 2 hari pertama, dan akan turun pada hari ke 3. Namun, antara hari ke-3 hingga hari ke-5 saat demam sedang turun inilah yang justru merupakan masa kritis DBD, di mana terjadi kebocoran cairan dari pembuluh darah yang disertai penurunan nilai trombosit sehingga memerlukan terapi cairan dan observasi ketat. \n\n Gejala DBD Berat \n\n Tidak jarang penyakit demam berdarah ini menimbulkan korban jiwa akibat penanganan yang terlambat. Terlebih lagi jika pasien demam berdarah telah memasuki fase berat yang berbahaya. \n\n Untuk mencegah terjadinya komplikasi penyakit tersebut, Anda perlu mengetahui tanda dan gejala DBD berat. \n\n Berikut adalah tanda dan gejala DBD berat yang perlu Anda waspadai lebih dini: \n\n \n Lemas memberat dan gelisah \n Penurunan kesadaran \n Hipotensi (tekanan darah rendah atau semakin turun) \n Kedua tangan dan kaki terasa dingin \n Nyeri perut hebat \n Muntah terus menerus atau muntah hitam \n Kesulitan bernapas \n Perdarahan \n \n\n Hasil laboratorium menunjukkan peningkatan hematokrit atau hemokonsentrasi lebih dari 20% dari nilai awal, bersamaan dengan penurunan jumlah trombosit yang cepat di bawah 100.000 \n\n Hasil foto rontgen menunjukkan adanya penumpukan cairan di paru \n\n Mengenali tanda dan gejala DBD berat sejak dini sangat penting. Demam berdarah yang sudah tergolong parah dapat memengaruhi pembuluh darah dan getah bening, serta jika tidak diobati sejak dini dapat menyebabkan kegagalan sistem peredaran darah. \n\n Perlu dipahami bahwa DBD berat adalah keadaan darurat medis yang mengancam jiwa, sehingga cara mengobati Demam Berdarah Dengue ini perlu dilakukan dengan segera. \n\n Pencegahan DBD \n\n Cara pencegahan demam berdarah (DBD) di rumah Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, demam berdarah dengue alias DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi virus dengue. Jika tidak ditangani dengan tepat, pasien berisiko mengalami komplikasi DBD yang bisa berakibat fatal. Pencegahan DBD penting untuk dilakukan agar Anda terhindar dari risiko tersebut. Mungkin Anda sendiri sudah sangat familiar dengan slogan pencegahan demam berdarah (DBD) yang berbunyi 3M: menguras, menutup, dan mengubur. Namun, prinsip pencegahan DBD bukan cuma itu. Cara yang paling utama adalah dengan memastikan Anda tidak digigit nyamuk Aedes aegypti untuk menghindari penularan demam berdarah. Ini bisa dilakukan dengan menjaga lingkungan tetap bersih, juga menggunakan penangkal nyamuk agar tidak berkembang biak di rumah. \n\n \n Menerapkan 3M Plus (Menguras, Menutup, Mendaur Ulang. Plus mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk) \n Pasang kasa dan kelambu nyamuk Untuk cara mencegah nyamuk DBD masuk ke dalam rumah \n Jangan menumpuk atau menggantung baju terlalu lama Kebiasaan menunda-nunda melipat cucian dan membiarkannya menumpuk begitu saja? Jika tidak, apa Anda justru terbiasa menggantung baju di balik pintu, atau menumpuk cucian kotor di pojokan kamar? Sebaiknya setop kebiasaan ini sebagai langkah pencegahan DBD \n Gunakan pakaian tertutup saat keluar rumah Anda akan lebih rentan digigit nyamuk Aedes pada pagi dan sore hari \n Fogging \n Menanam tanaman pengusir nyamuk seperti Sereh, Lavender, zodia dan lain-lain \n Vaksinasi DBD \n \n\n Itulah penjelasan mengenai Gejala DBD dan beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah DBD . Mulai dari rutin membersihkan atau menguras tempat penampungan air, hingga memasang kelambu nyamuk. Selain itu, beberapa cara lain juga dapat dilakukan guna memaksimalkan pencegahan DBD. Salah satunya adalah menggunakan pakaian tertutup saat keluar rumah Anda akan lebih rentan digigit nyamuk Aedes pada pagi dan sore hari. \n\n Penyakit DBD sulit dideteksi sedari awal, oleh sebab itu jika Sahabat Hermina mengalami gejala khas DBD seperti bintik merah pada kulit atau sejumlah gejala lainnya, segeralah memeriksakan diri ke dokter Rumah Sakit Hermina Mekarsari. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 27 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Tentang Keloid dan Berbagai Pilihan Terapinya <\/a><\/h3>
Halo Sahabat Hermina, Keloid merupakan penyembuhan luka abnormal yang ditandai dengan pertumbuhan jaringan ikat secara berlebihan melewati batas ukuran luka. Gambaran keloid berupa benjolan keras pada kulit , berbentuk tidak teratur, berwarna merah, keunguan hingga kecokelatan. Keluhan yang sering dirasakan gatal, nyeri, dan rasa tertarik pada kulit. Area pada tubuh yang sering terjadi keloid antara lain pipi, cuping telinga, dada, bahu, lengan atas dan pundak. \n\n Faktor resiko terjadinya keloid pada seseorang terutama akibat faktor genetik. Faktor lainnya meliputi luka terinfeksi yang tidak segera diobati, penjahitan luka dengan peregangan tinggi pada kulit dan penggunaan jenis benang yang tidak tepat. Keloid timbul 3-12 bulan setelah terjadinya luka seperti luka bekas jerawat, cacar air, bekas tato atau tindik, serta luka bekas operasi. \n\n Keloid umumnya tidak berbahaya, namun mengganggu penampilan dan menurunkan rasa percaya diri. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terapi keloid juga berkembang dan memberikan hasil yang memuaskan. Tingkat kekambuhan keloid pada beberapa kasus juga tinggi, sehingga seringkali dibutuhkan kombinasi terapi dan pengulangan terapi. \n\n Beberapa pilihan terapi pada keloid antara lain: \n\n \n Terapi kompresi yaitu dengan menekan keloid menggunakan lembaran berbentuk gel silikon, yang biasanya ditempelkan pada keloid selama 12-24 jam sehari. \n Terapi topikal berupa obat oles yang mengandung mitomycin C atau 5 fluorouracil ( 5FU) pada keloid. \n Injeksi atau suntikan kortikosteroid intralesi merupakan terapi yang paling sering dilakukan dan memberikan hasil yang cukup memuaskan. Beberapa efek samping yang sering ditemukan antara lain perubahan warna kulit sekitar keloid. Suntikan ini rutin diulang 2-3 minggu sekali hingga keloid mengempis.Injeksi Botulinum toxin tipe A (BTX-A) merupakan terapi terbaru yang dilakukan bertujuan untuk mengurangi tegangan pada otot, sehingga bermanfaat untuk mengurangi rasa nyeri, kemerahan serta gatal. Injeksi ini biasanya diulang setiap 2-3 bulan sekali. Injeksi stem cell juga telah dilakukan pada beberapa kasus keloid dan memberikan hasil yang memuaskan. \n \n Terapi Bedah Bedah eksisi biasanya dilakukan pada keloid yang berukuran besar , seluruh jaringan keloid diangkat kemudian dilakukan penjahitan. Setelah keloid dieksisi dibutuhkan terapi tambahan untuk mencegah kekambuhan seperti penggunaan silikon gel atau kombinasi terapi injeksi. Bedah beku atau cryoterapi dengan menggunakan suhu -4 hingga -7 derajat celcius bertujuan untuk merusak jaringan keloid. \n \n \n Laser Laser bermanfaat untuk mengurangi ukuran keloid dan memiliki keunggulan memperbaiki jaringan dan pigmentasi pada kulit, sehingga dapat menyamarkan bekas. Beberapa jenis laser yang sering dipakai pada terapi keloid antara lain Laser NdYag, Laser CO2 Fraksional, dan Pulse Dye Laser (PDL). Tindakan laser ini juga memerlukan pengulangan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. \n \n Bila sahabat Hermina memiliki keloid, konsultasikan masalah sahabat agar segera mendapatkankan terapi yang tepat. \n \n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Depok<\/a><\/li>
- 06 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Manfaat Olahraga Untuk Kulit<\/a><\/h3>
Olahraga bukan hanya membantu menjaga kesehatan organ di dalam tubuh kita, seperti jantung, tetapi juga memiliki manfaat yang luar biasa untuk kulit kita. Aktivitas fisik yang teratur dan konsisten dapat memperkuat kemampuan kulit untuk melawan penuaan dan berbagai jenis kerusakan lainnya. \n \nSalah satu manfaat utama olahraga bagi kulit adalah peningkatan aliran darah. Ketika kita berolahraga, detak jantung kita meningkat, dan aliran darah ke seluruh tubuh meningkat. Hal ini berarti lebih banyak oksigen dan nutrisi yang dibawa ke kulit kita. Oksigen dan nutrisi ini penting untuk memperbaiki sel-sel kulit yang rusak dan mempercepat proses regenerasi kulit. Dengan kata lain, olahraga dapat membantu kulit kita tetap sehat dan cerah. \n \nSelain itu, olahraga juga dapat membantu mengurangi stres. Saat kita berolahraga, tubuh kita menghasilkan endorfin, hormon yang dapat meningkatkan suasana hati dan mengurangi stres. Stres yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai masalah kulit, seperti jerawat, ruam, dan kulit kusam. Dengan mengurangi stres melalui olahraga, kita dapat mencegah munculnya masalah kulit ini dan menjaga kulit tetap sehat. \n \nAktivitas fisik juga dapat meningkatkan produksi kolagen dalam tubuh kita. Kolagen adalah protein yang penting untuk kekuatan, kekenyalan, dan elastisitas kulit. Seiring bertambahnya usia, produksi kolagen dalam tubuh kita cenderung menurun, yang dapat menyebabkan kulit kendur dan keriput. Dengan berolahraga secara teratur, kita dapat merangsang produksi kolagen dalam tubuh kita, sehingga kulit tetap kencang dan awet muda. \n \nSelain itu, olahraga juga membantu menghilangkan racun dari tubuh melalui keringat. Ketika kita berolahraga dan berkeringat, racun dan zat-zat berbahaya lainnya dikeluarkan dari tubuh kita melalui pori-pori kulit. Ini membantu membersihkan kulit dari dalam dan mencegah timbulnya masalah kulit seperti jerawat dan komedo. \n \nDalam kesimpulan, olahraga tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan organ di dalam tubuh kita, tetapi juga memiliki manfaat yang signifikan bagi kulit kita. Aktivitas fisik yang teratur dapat memperkuat kemampuan kulit untuk melawan penuaan dan kerusakan lainnya, meningkatkan aliran darah, mengurangi stres, meningkatkan produksi kolagen, dan membantu menghilangkan racun dari tubuh. Oleh karena itu, jangan lupa untuk menggabungkan olahraga dalam rutinitas harian Anda untuk menjaga kulit tetap sehat dan bercahaya. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Ciputat<\/a><\/li>
- 31 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
Ini Pentingnya Vaksinasi Pneumonia Bagi Dewasa<\/a><\/h3>
Penyakit pneumonia merupakan suatu infeksi pada jaringan paru-paru yang dapat disebabkan oleh bakteri maupun virus. Ada 3 gejala utama pneumonia antara lain sesak nafas, demam dan batuk, dalam kondisi yang parah orang yang mengalami penyakit pneumonia dapat mengalami gejala yang berat hingga gagal nafas. Salah satu upaya dalam mencegah pneumonia adalah dengan melakukan vaksinasi. Seberapa penting vaksinasi pneumonia dalam pencegahan penyakit pneumonia ini? \n\n \n\n Vaksin pneumonia dapat membantu mencegah infeksi pneumonia. Vaksin membantu melindungi terhadap berbagai jenis bakteri Streptococcus pneumoniae. Vaksin bekerja efektif dengan membantu tubuh memproduksi antibodi sendiri, yang melindunginya dari paparan bakteri penyebab penyakit pneumonia. \n\n \n\n Ada beberapa populasi yang berisiko mengalami gejala yang berat apabila terinfeksi pneumonia antara lain: \n\n \n Penderita penyakit kronis seperti gangguan jantung, gangguan ginjal, pasien diabetes melitus, gangguan ginjal yang sampai hemodialisa, pasien dengan asma. Pasien yang menderita penyakit kronis tersebut biasanya memiliki daya tahan tubuh yang lebih rendah sehingga apabila terinfeksi pneumonia maka akan dapat mengalami gejala yang berat hingga gagal nafas. \n Kelompok yang kedua adalah pasien yang memiliki daya tahan tubuh seperti penderita HIV/AIDS atau orang yang mengonsumsi obat penekan sistem imun yaitu seperti pasien autoimun. \n Orang yang hendak melakukan perjalanan ke daerah yang potensial seseorang dapat terinfeksi pneumonia misalnya seperti berangkat haji dan umroh \n Selanjutnya adalah lansia yaitu usia di atas 65 tahun merupakan populasi yang berisiko mengalami gejala yang berat apabila terinfeksi pneumonia \n \n\n Populasi tersebut sebaiknya diberikan vaksinasi pneumonia agar dapat terhindar dari gejala yang berat akibat pneumonia sampai mengalami gagal nafas. Secara umum panduan untuk vaksinasi pneumonia dapat disarankan sejak 19 tahun. Namun untuk ke empat populasi di atas lebih diprioritaskan untuk dapat melakukan vaksinasi pneumonia. \n\n \n\n Ada dua jenis vaksin pneumonia yang ada di pasaran saat ini yaitu antara lain: \n\n \n PCV 13 (Pneumococcal Conjugate Vaccine). Vaksin ini dapat diberikan untuk usia diatas 19 tahun ke atas. \n \n\n \n PPSV23 (Pneumococcal Polysaccharide Vaccine). Vaksin ini dapat diberikan untuk usia di atas 50 tahun. \n \n\n KIPI (Kejadian Pasca Imunisasi) Vaksinasi Pneumonia \n\n Sama dengan vaksinasi pada umumnya, vaksinasi pneumonia juga dapat menimbulkan KIPI (Kejadian Pasca Imunisasi) seperti: nyeri pada bagian suntikan, bisa kemerahan atau bengkak pada bagian yang disuntik kemudian bisa demam ringan, nyeri otot dan nyeri sendi. Namun hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan karena akan hilang dengan sendirinya pada hari ke 2 atau ke 3 pasca imunisasi. \n\n \n\n Sahabat Hermina, simak penjelasan tentang pentingnya vaksinasi pneumonia di channel youtube hermina hospitals! (klik disini) \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Depok<\/a><\/li>
- 20 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
Tanda Awal Serangan Jantung yang Kerap Tak Disadari<\/a><\/h3>
Serangan jantung menjadi salah satu penyebab kematian terbanyak di dunia. Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa setiap tahunnya, lebih dari 17 juta orang meninggal akibat serangan jantung. Apalagi, penyakit ini seringkali ditemukan secara mendadak tanpa gejala awal yang disadari. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengenali tanda-tanda awal serangan jantung yang kerap tidak disadari. \n \nSalah satu gejala serangan jantung yang sering terjadi adalah nyeri dada atau rasa berat di belakang tulang dada. Nyeri ini biasanya terasa seperti tekanan atau rasa terbakar dan dapat menjalar ke lengan kiri, rahang, atau punggung. Namun, tidak semua orang mengalami nyeri dada saat serangan jantung terjadi. Ada juga tanda-tanda lain yang seringkali tidak disadari banyak orang. \n \nSalah satu tanda awal serangan jantung yang kerap tidak disadari adalah sesak napas. Orang yang mengalami serangan jantung dapat merasa sulit bernapas atau merasa kehabisan napas dengan mudah. Hal ini terjadi karena aliran darah yang terganggu ke jantung menyebabkan kerusakan pada otot jantung dan mengurangi kemampuannya untuk memompa darah dengan baik. \n \nSelain itu, mual dan muntah juga dapat menjadi tanda awal serangan jantung yang sering tidak disadari. Beberapa orang mungkin mengalami perut kembung atau merasa tidak enak di perut sebelum serangan jantung terjadi. Mual dan muntah ini terjadi karena kerusakan pada otot jantung menyebabkan peredaran darah yang tidak lancar ke organ-organ lain di tubuh. \n \nTanda awal serangan jantung yang kerap tidak disadari lainnya adalah lemas atau kelelahan yang tidak wajar. Orang yang mengalami serangan jantung mungkin merasa lelah yang berlebihan atau kelelahan yang tidak dapat dijelaskan. Hal ini terjadi karena otot jantung yang rusak tidak dapat memompa darah dengan efisien, sehingga tubuh menjadi kekurangan oksigen dan energi. \n \nSelain itu, serangan jantung juga dapat ditandai dengan keringat dingin dan pusing. Keringat dingin ini terjadi karena aliran darah yang terganggu ke otak, sedangkan pusing terjadi karena kurangnya pasokan darah dan oksigen ke otak. Keduanya merupakan tanda-tanda yang sering tidak disadari banyak orang. \n \nDalam menghadapi serangan jantung, deteksi dini sangatlah penting. Oleh karena itu, kita perlu mengenali tanda-tanda awal serangan jantung yang kerap tidak disadari. Jika kita mengalami gejala-gejala tersebut, segeralah mencari bantuan medis. Jangan mengabaikan atau menganggap remeh tanda-tanda tersebut, karena serangan jantung dapat berakibat fatal jika tidak segera ditangani. \n \nDalam upaya pencegahan serangan jantung, penting bagi kita untuk menjaga gaya hidup sehat. Hindari merokok, konsumsi makanan sehat, dan lakukan olahraga secara teratur. Selain itu, rajinlah melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, terutama jika kita memiliki faktor risiko seperti riwayat keluarga yang menderita serangan jantung atau memiliki penyakit seperti diabetes atau hipertensi. \n \nDengan mengenali tanda-tanda awal serangan jantung yang kerap tidak disadari, kita dapat lebih waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat. Ingatlah bahwa kesehatan jantung sangatlah penting, dan menjaga kesehatan jantung adalah investasi terbaik bagi masa depan kita. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 18 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
Pemasangan Behel atau kawat gigi ke Dokter Gigi Apa ?<\/a><\/h3>
Halo Sahabat Hermina, Memiliki gigi yang rapi merupakan impian bagi banyak orang. Tingginya demand untuk perawatan merapikan gigi ini memunculkan berbagai pilihan perawatan yang sering ditemui di masyarakat. \n\n Mulai dari perawatan merapikan gigi atau pemasangan behel oleh dokter gigi spesialis, dokter gigi umum biasa, hingga tukang gigi abal-abal. Nah jadi seharusnya kita pasang behel ke dokter gigi mana sih ? \n\n Jawabanya adalah ke dokter gigi spesialis Orthodonti, Spesialis ortodonsia adalah dokter yang memiliki spesialisasi khusus di bidang kedokteran gigi. Spesialisasinya difokuskan secara khusus untuk perawatan ketidakteraturan gigi (keselarasan dan oklusi) dan masalah rahang. Tindakan penanganannya umumnya melibatkan penerapan kawat gigi. \n\n Selain memperbaiki kondisi yang sudah ada/terjadi, spesialis ortodonsia juga dilatih untuk mengidentifikasi masalah yang mungkin berkembang di masa depan. Dokter ini dapat melakukan pemeriksaan bagi semua orang tanpa terpaut usia. \n\n Behel bukan sekedar fashion ya, Sahabat Hermina . Behel tetap saja perawatan medis yang harus ditangani oleh dokter gigi yang memiliki kompetensi yaitu dokter spesialis orthodonti . Apabila tidak dilakukan dengan benar, perawatan behel bisa menjadi sia-sia atau bahkan merusak kondisi gigi. \n\n Apa Saja Kondisi Gigi Yang Harus di Behel ? \n\n \n\n Perawatan gigi dengan behel atau kawat gigi kini sudah sangat umum dilakukan. Penggunaan behel bertujuan untuk merapikan susunan gigi. \n\n Meski begitu, tidak semua kasus kelainan gigitan atau kelainan hubungan rahang bisa diatasi dengan behel. Beberapa di antaranya memerlukan tindakan yang lebih besar, seperti operasi bedah rahang. \n\n Kondisi lainnya yang sebaiknya tidak menggunakan behel adalah gigi berlubang dan peradangan gusi. Penggunaan kawat gigi justru dapat memperparah kondisi tersebut. \n\n \n\n Apa Saja Kondisi Gigi Yang Harus di Behel ? \n\n \n\n Perawatan gigi dengan behel atau kawat gigi kini sudah sangat umum dilakukan. Penggunaan behel bertujuan untuk merapikan susunan gigi. \n\n Meski begitu, tidak semua kasus kelainan gigitan atau kelainan hubungan rahang bisa diatasi dengan behel. Beberapa di antaranya memerlukan tindakan yang lebih besar, seperti operasi bedah rahang. \n\n Kondisi lainnya yang sebaiknya tidak menggunakan behel adalah gigi berlubang dan peradangan gusi. Penggunaan kawat gigi justru dapat memperparah kondisi tersebut. \n\n Lalu, apa saja kondisi gigi yang harus dibehel? \n\n \n Gigi Terlalu Maju \n Gigi Bercelah \n Gigi Berjejal \n Gigi Gingsul \n Rotasi Gigi \n ukuran gigi dan rahang tidak sesuai \n Gigi Tertanam \n Gigitan Terbaik \n Gigitan Terbuka \n \n\n \n\n Kenapa Pasang Behel Harus ke Dokter Spesialis Orthodonti ? \n\n Pemasangan Behel dan perawatannya sebaiknya dilakukan oleh dokter gigi yang kompeten, yaitu dokter gigi spesialis ortodonsia. Memang sampai saat ini, banyak sekali dokter gigi umum yang melakukan pemasangan kawat gigi. \n\n Apabila Anda perlu membenahi posisi gigi, sebaiknya konsultasi dengan ortodontis. Contohnya, bila mengalami masalah saat menggigit atau posisi gigi yang berantakan. \n\n Patut diingat bahwa ada jenis gigi yang tidak bisa dibehel, seperti gigi atas terlalu maju (tonggos), gigi bawah terlalu maju, gigi berjejal, gigi tidak rapat, gigitan terbuka, dan impaksi gigi. \n\n \n\n Sebelum memilih dan melakukan perawatan di atas, dokter akan melakukan prosedur rontgen gigi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi gigi dan tulang rahang di bawahnya. \n\n Kemudian, dokter ortodonti akan menangani gangguan dengan pemasangan kawat gigi, behel transparan atau Invisalign, hingga operasi. \n\n Sebenarnya, tidak masalah bila Anda merapikan gigi dengan datang ke dokter gigi atau dentist. \n\n Namun, mungkin penanganannya akan berbeda bila Anda berkunjung ke ortodontis. Entah itu teknik perawatan dan pilihan pengobatannya yang lebih terbatas. \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Yogya<\/a><\/li>
- 10 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Penyebab Nyeri Punggung Bawah<\/a><\/h3>
Mengenal Penyebab Nyeri Punggung Bawah \n\n Sahabat Hermina pernah merasa nyeri pada punggung bagian bawah? Jika iya, bisa jadi itu adalah low back pain. Nyeri punggung bawah atau low back pain adalah rasa sakit yang timbul pada bagian belakang tubuh, yaitu pinggang, tulang punggung bawah, dan bisa menjalar hingga bokong atau paha. \n\n Rasa nyeri yang timbul ini bisa dikarenakan adanya kelainan tulang belakang, seperti lordosis, skoliosis, spondilitis, dan lain sebagainya. Maka dari itu, low back pain adalah masalah kesehatan yang tidak boleh dianggap remeh. \n\n Low back pain atau nyeri punggung bawah adalah kondisi saat muncul rasa nyeri atau perasaan tidak nyaman pada punggung bagian bawah, mulai dari bawah kosta sampai lipatan bawah bokong tapi tanpa nyeri menjalar ke kaki. \n\n Jika tidak ditangani dengan benar, maka nyeri punggung bawah dapat menurunkan mobilitas lumbal sehingga akan terjadi keterbatasan gerak dan mengganggu aktivitas. \n\n Nyeri punggung bawah dapat terasa ringan atau bisa parah. Kondisi ini juga bisa terjadi tiba-tiba, atau bisa juga perlahan, hingga terasa datang dan pergi tetapi secara bertahap menjadi lebih buruk dari waktu ke waktu. \n\n Tergantung pada penyebab yang mendasari rasa sakit, gejala dapat dialami dalam berbagai cara, seperti: \n\n \n Nyeri atau pegal di area punggung bawah \n Rasa sakit yang menyengat dan membakar, terasa menjalar dari punggung bawah ke bagian belakang paha, terkadang ke tungkai bawah atau kaki; dapat termasuk mati rasa atau kesemutan (pegel linu) \n Kejang dan sesak otot di punggung bawah, panggul, dan pinggul \n Nyeri yang memburuk setelah lama duduk atau berdiri \n Kesulitan berdiri tegak, berjalan, atau berpindah dari berdiri ke duduk \n \n\n Penyebab low back pain \n\n Penyebab paling umum dari low back pain adalah otot maupun ligamen yang robek atau tertarik. Hal ini bisa dalam bentuk keseleo atau ketegangan punggung bawah bisa terjadi tiba-tiba, atau bisa berkembang perlahan seiring waktu karena gerakan berulang. \n\n Strain terjadi ketika otot diregangkan terlalu jauh dan robek, merusak otot itu sendiri. Selain itu, juga bisa karena terkilir yang terjadi ketika peregangan berlebihan dan robekan mempengaruhi ligamen, yang menghubungkan tulang bersama-sama. \n\n Keseleo dan ketegangan yang memicu nyeri punggung bagian bawah dapat disebabkan oleh sejumlah faktor seperti: \n\n \n Mengangkat benda berat, atau memutar tulang belakang saat mengangkat \n Gerakan tiba-tiba yang membuat terlalu banyak tekanan pada punggung bawah, seperti jatuh \n Postur tubuh yang buruk dari waktu ke waktu \n Cedera olahraga, terutama dalam olahraga yang melibatkan putaran atau kekuatan benturan yang besar \n \n\n Cara mengatasi low back pain \n\n Biasanya, low back pain akan mengalami perbaikan dengan bed rest, medikamentosa (obat-obatan), pemasangan braces (lumbal korset), dan fisioterapi, hanya sekitar 1 - 2% membutuhkan tindakan operasi. \n\n Tindakan operasi akan dilakukan terutama pada kondisi herniasi (HNP) atau terjadi penurunan fungsi motorik dan sensoris dari anggota gerak bawah. \n\n Saat nyeri punggung bawah, fisioterapi adalah penanganan yang sering dianjurkan untuk segala usia. Tujuannya untuk memelihara, meningkatkan, mengembalikan fungsi, dan ketergantungan bila individu mengalami gangguan kemampuan gerak dan fungsi atau masalah yang disebabkan kerusakan fisik. \n\n RS Hermina Yogya melayani kesehatan terkait ortopedi, seperti tulang, sendi, otot, dan jaringan ikat lainnya. Serta menyediakan fasilitas penunjang yang lengkap dan tenaga medis profesional. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Yogya<\/a><\/li>
- 06 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
Cuaca Panas dan Risiko Penuaan Dini<\/a><\/h3>
\n\n Indonesia belakangan tengah dilanda cuaca panas yang cukup ekstrim. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan kondisi ini dipicu oleh beberapa faktor, seperti efek musim kemarau, fenomena El Nino, hingga penurunan curah hujan global. \nAkibatnya, sejumlah wilayah mengalami cuaca panas bak 'neraka bocor'. BMKG juga memprediksikan cuaca panas akan berlangsung selama tujuh hari ke depan dengan kisaran suhu 35-38 derajat celcius. \n\n Tentunya hal ini memengaruhi rutinitas masyarakat, terutama mereka yang beraktivitas di luar ruangan. Cuaca ekstrem baik panas maupun dingin dapat memperburuk beberapa kondisi kulit yang sudah ada atau bahkan menyebabkan kondisi baru. \n\n Iklim di suatu daerah dapat mempengaruhi kulit di seluruh tubuh kamu, mulai dari munculnya jerawat hingga bercak kering yang gatal. Di iklim hangat, peningkatan panas dan kelembapan dapat menyebabkan kulit berkeringat, sehingga lebih rentan berjerawat, terutama jika kulit kamu berminyak. \n\n Selain bikin gerah, paparan cuaca panas dalam jangka waktu yang lama juga berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan. Dampak paparan sinar matahari bisa memicu munculnya tanda-tanda penuaan pada kulit. Panas juga bisa memicu masalah kulit lainnya. \n\n Diantaranya adalah ruam panas, yang terjadi ketika saluran keringat tertutup, sehingga kelembapan terperangkap di bawah kulit dan menyebabkan ruam berupa lepuh atau benjolan. \n\n Kerusakan akibat sinar matahari, sinar UV merusak struktur elastis di bawah kulit dan menyebabkan kerutan halus seperti jaringan, sehingga menghasilkan tampilan kasar dan kusut (rusaknya skin barrier).Radiasi ultraviolet, yang mempercepat proses penuaan alami, adalah penyebab utama kerutan dini. \n\n Paparan sinar UV juga bisa merusak serat elastin yang berperan dalam menjaga bentuk kulit. Elastin adalah protein yang membuat kulit dapat kembali ke bentuk semula ketika ditarik atau diregangkan. \n \nKetika elastin rusak, kulit mulai kehilangan kemampuannya untuk kembali ke bentuk semula setelah ditarik atau tertekan. Akibatnya, kulit menjadi kendur, garis halus, dan keriput muncul, \nefek sinar UV juga dapat membuat permukaan kulit menjadi kering, kasar, dan tidak rata. \n\n Kerusakan dari sinar UV juga dapat menyebabkan kulit kehilangan kemampuannya untuk mempertahankan kelembapan, membuatnya menjadi kering dan kasar. \nTips untuk melindungi kulit dan meminimalkan kerutan : \n\n \n1. Lindungi kulit kamu dari sinar matahari \n\n Batasi waktu yang kamu habiskan di bawah sinar matahari, terutama pada siang hari, dan selalu kenakan pakaian pelindung, seperti topi bertepi lebar, kemeja lengan panjang, dan kacamata hitam. \n\n Selain itu, gunakan tabir surya/SPF saat berada di luar ruangan. \n\n 2. Melembabkan \n\n Kulit kering membuat sel-sel kulit menjadi keriput, sehingga dapat menyebabkan garis-garis halus dan kerutan dini. \n\n 3. Makan makanan yang sehat \n\n Kamu harus lebih banyak mengonsumsi nutrisi, buah-buahan dan sayur-sayuran karena ada vitamin tertentu dalam makanan yang dapat membantu kamu melindungi kulit \n\n 4. Jangan merokok \n\n Meskipun kamu sudah merokok selama bertahun-tahun atau merokok berat, kamu tetap dapat memperbaiki warna dan tekstur kulit serta mencegah kerutan dengan berhenti merokok. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 26 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
Waspada Burnout Syndrome Pada Pekerja<\/a><\/h3>
Halo Sahabat Hermina, \n\n Stres bisa terjadi di mana saja, termasuk di lingkungan pekerjaan. Jika dibiarkan begitu saja, kondisi ini bisa memburuk dan menyebabkan seseorang bisa mengalami kondisi mental yang lebih berat, yaitu depresi. Tidak hanya itu, gangguan mental yang dibiarkan begitu saja juga bisa meningkatkan risiko terjadinya beragam masalah kesehatan fisik. Beban pekerjaan yang tidak dapat dikelola dengan baik dapat tingkatkan risiko stres yang dapat berujung depresi. Depresi pada pekerjaan dapat membuat produktivitas pekerjaan menjadi menurun selain itu karyawan dapat mengalami penurunan semangat dalam bekerja. \n\n Pekerjaan memang bisa jadi sangat melelahkan dan menguras seluruh waktu juga tenaga. Akibatnya, stres pun tak terhindarkan. Bukan hanya stres biasa, tekanan akibat pekerjaan ternyata bisa membawa masalah kesehatan yang disebut Burnout Syndrome. Lantas, apa itu Burnout Syndrome? \n\n \n\n Burnout Syndrome adalah salah satu kondisi stres yang berhubungan dengan pekerjaan. Itu sebabnya, kondisi kesehatan yang satu ini juga dikenal sebagai occupational burnout atau job burnout. \n\n Kondisi ini ditandai dengan : \n\n \n kelelahan secara fisik \n Kelelahan Emosional \n Kelelahan Sikap/ mental \n Perasaan penghargaan diri yang rendah terkait pekerjaannya ( semacam hilang kebanggan, minat dan passion). \n \n\n Stres berkepanjangan akibat masalah pekerjaan juga bisa terjadi, ketika Anda merasa kewalahan dengan perintah atasan yang terus-menerus datang, tetapi Anda tak dapat memenuhinya. \n\n \n\n Gejala Burnout \n\n Gejala yang muncul biasanya akan berbeda-beda pada setiap orang. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat stres yang dialami dan apa yang menjadi pemicunya. Secara umum, ada beberapa gejala dan tanda seseorang mungkin mengalami depresi saat bekerja, Antara lain \n\n \n Selalu merasa kelelahan \n Sakit kepala \n Jantung berdebar \n Nyeri dan tegang di otot tubuh \n Nafsu makan menurun. \n Gangguan tidur. \n Sakit perut atau masalah pencernaan. \n \n\n Gejala bornout bukan hanya bisa mempengaruhi kondisi fisik seseorang tapi juga bisa mempengaruhi psikologi, diantara lain sebagai berikut : \n\n \n Tidak percaya diri \n Merasa tak ada yang membantu dan terjebak dalam pekerjaan \n Penurunan produktivitas \n Tidak bersemangat dan selalu datang terlambat \n Cemas, mudah putus asa, pesimis \n Mudah lupa \n Sulit berkonsentrasi \n Menghindari interaksi dan menarik dari lingkungan kantor \n Hilang minat \n Hilang rasa bangga dengan pekerjaan \n \n\n Depresi saat bekerja juga menyebabkan pengidapnya kehilangan minat pada pekerjaan, sehingga sering terlihat tidak memikili motivasi, salah menerima infomasi, serta sering mengambil cuti. Ada banyak faktor yang bisa menjadi penyebab kondisi ini, salah satunya tuntutan pekerjaan yang terlalu berat. Depresi saat bekerja juga bisa disebabkan oleh lingkungan kerja yang kurang membuat nyaman. \n\n \n\n Mencegah Burnout Syndrome Akibat Pekerjaan \n\n Berfikir untuk Resign atau berhenti dari pekerjaan yang tidak Anda sukai dan mencari pekerjaan baru yang lebih menyenangkan, memang merupakan pilihan yang sangat menggiurkan, demi tak terus-menerus menderita Job Burnout. \n\n Namun, kenyataannya, mencari pekerjaan impian tidaklah semudah itu. Jika itu yang terjadi, mengubah pola pikir dan sudut pandang menjadi cara yang paling mungkin untuk mencegah terjadinya Burnout Syndrome akibat pekerjaan. \n\n Beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah stres kerja, antara lain: \n\n 1. Cari sisi positif dalam pekerjaan \n\n Walaupun pekerjaan tidak menyenangkan bagi Anda, fokuslah pada hal yang disukai. Sebagai contoh, apabila ada pekerjaan yang sulit, tetapi kita akan bahagia melihat bagian lain terbantu dengan apa yang kita kerjakan. Bahkan, hal sederhana seperti teman-teman kerja yang menyenangkan di tengah buruknya lingkungan kerja dan pekerjaan bisa menjadi hal yang positif. \n\n 2. Berteman dengan rekan kerja \n\n Terkadang, teman-teman di lingkungan kerja bisa membuat stres karena pekerjaan sehari-hari berkurang. Itu sebabnya, penting juga untuk membangun hubungan yang erat dengan sesama rekan kerja. \n\n Berteman dengan rekan kerja akan memudahkan kita membangun obrolan dan bercanda satu sama lain. Hal itu juga dapat membantu Anda mengurangi stres agar tak telanjur terjebak pada burnout syndrome. \n\n 3. Jaga keseimbangan hidup \n\n Cobalah menemukan kembali diri kita dari lingkungan sekitar, seperti keluarga dan teman-teman. Orang terdekat kita pasti masih sangat menghargai keberadaan kita di tengah-tengah mereka. Kita juga bisa menemukan hobi atau mencari kegiatan lain yang membuat kita bahagia. \n\n 4. Manfaatkan cuti \n\n Jika memang Burnout tak terhindarkan lagi, cobalah istirahat sejenak dari rutinitas pekerjaan Anda. Cobalah mengambil cuti untuk berlibur demi mengalihkan perhatian Anda sejenak dari kesibukan yang memenjarakan Anda. Gunakan waktu cuti Anda untuk “mengisi ulang” tenaga serta menyegarkan pikiran Anda. \n\n \n\n Untuk membantu mengelola stres dan menghindari depresi di lingkungan pekerjaan, selalu terapkan gaya hidup sehat, dan jika sudah terjebak dengan bornout syndrome bisa konsultasi dengan dokter spesialis kedokteran jiwa RS Hermina Mekarsari. \n\n \n\n \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/a><\/span>");
- 26 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 06 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 10 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 18 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 20 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 31 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 06 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 27 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 02 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 07 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 15 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 19 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>