- Hermina Medan<\/a><\/li>
- 13 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
Sesak Nafas Apakah Termasuk Gejala Pneumonia?<\/a><\/h3>
Pneumonia, juga disebut paru-paru basah, adalah infeksi yang menyebabkan peradangan pada daerah kantong udara paru-paru (alveoli). Peradangan disebabkan karena adanya penumpukan cairan atau nanah di dalam alveoli. Hal ini yang juga bisa membuat pengidap pneumonia mengalami sesak napas. Agar kamu lebih waspada, mari ketahui gejala pneumonia lebih detail di sini. \n\n Waspadai Gejala Pneumonia \n\n Gejala pneumonia berkembang tiba-tiba atau perlahan selama rentang waktu 24-48 jam. Di antaranya meliputi demam, keringat berlebih, menggigil, batuk (kering ataupun berdahak), sesak napas, nyeri dada saat menarik napas atau batuk, mual, muntah, diare, penurunan nafsu makan, tubuh lemas, serta detak jantung menjadi lebih cepat. Pada pengidap yang berusia lebih dari 65 tahun, pneumonia muncul tanpa gejala demam, tapi bahayanya disertai penurunan kesadaran. \n\n Sekumpulan gejala tersebut akan muncul ketika infeksi kuman mengalahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga akan menimbulkan peradangan pada paru-paru. Infeksi yang sering terjadi karena disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri yang ada dalam udara. Sedangkan infeksi lain bisa disebabkan oleh jamur atau mikoplasma. \n\n Seseorang berisiko tinggi mengidap pneumonia jika berusia kurang dari dua tahun atau lebih dari 65 tahun, aktif merokok, memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah (misalnya, pengidap HIV/AIDS atau orang yang sedang menjalani kemoterapi), dan mengidap penyakit kronis (seperti asma atau PPOK). \n\n Diagnosis dan Pengobatan Pneumonia \n\n Pneumonia didiagnosis melalui pemeriksaan pulse oximetry (pengukuran kadar oksigen dalam darah), foto rontgen dada, tes darah, tes urine, dan pemeriksaan sampel dahak. Jika pengidap berusia lebih dari 65 tahun dan memiliki gejala lebih serius, dokter melakukan pemeriksaan penunjang berupa CT scan, kultur cairan pleura, atau bronkoskopi. \n\n Pengidap pneumonia sebaiknya dirawat di rumah sakit ketika berusia lebih dari 65 tahun, akan mengalami penurunan fungsi ginjal, tekanan darah rendah, sesak napas, suhu di bawah normal, dan detak jantung abnormal. Atau pada anak-anak, dianjurkan dirawat di rumah sakit jika sering tidur, lemas, sesak napas, kadar oksigen rendah, dan dehidrasi. Berikut ini pilihan pengobatan bagi pengidap pneumonia : \n\n \n Perawatan mandiri dirumah. Di antaranya hanya dengan cukup istirahat, perbanyak minum cairan dan tidak melakukan aktivitas yang berlebih. \n Konsumsi Obat, seperti obat pereda nyeri, batuk dan antibiotik. Obat – obatan ini diberikan pada kasus pneumonia yang tergolong ringan. \n Perawatan dirumah sakit. Berupa pemberian antibiotik melalui suntikan, penambahan oksigen, dan rehabilitasi paru. Pada kasus yang parah, pengidap ditempatkan di dalam ruang perawatan intensif dan dipasangkan alat bantu pernafasan atau ventilator. \n \n\n Proses penyembuhan tergantung pada jenis pneumonia, tingkat keparahan, dan kondisi kesehatan pengidap. Lama waktu perawatan juga tergantung pada gejala yang dirasakan. \n\n Pengidap yang berusia muda biasanya bisa kembali menjalani aktivitas secara normal dalam waktu satu minggu. Pengidap lain mungkin memerlukan waktu lebih lama dan masih merasakan lelah selama beberapa waktu. Sedangkan jika gejala pneumonia tergolong parah, waktu penyembuhan bisa mencapai beberapa minggu. \n\n Jadi jika sahabat hermina mengalami sesak nafas wajib diwaspadai termasuk salah satu tanda pneumonia, segera periksakan ke dokter paru paru di RSU Hermina Medan agar dilakukan penanganan secara dini. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Solo<\/a><\/li>
- 15 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
Tips Cegah Merokok pada Perokok Pemula<\/a><\/h3>
Indonesia merupakan negara dengan jumlah perokok terbanyak ketiga di dunia. Anak merupakan asset berharga negara saat ini semakin terancam untuk menjadi konsumen tembakau di masa depan. Mencegah anak menjadi perokok merupakan hal yang sangat penting. Jumlah perokok anak terus meningkat setiap tahunnya. Peningkatan perokok pada anak usia 0-19 tahun di Indonesia terus meningkat setiap tahun dengan rerata usia mulai merokok 10 tahun. Dunia bahkan menjuluki Indonesia sebagai “baby smoker country”. \n\n Merokok berisiko menimbulkan berbagai penyakit atau gangguan kesehatan yang dapat terjadi baik pada perokok itu sendiri (perokok aktif) maupun orang lain di sekitarnya yang tidak merokok (perokok pasif). Perokok pasif adalah orang yang bukan perokok namun terpaksa menghisap atau menghirup asap rokok yang dikeluarkan oleh perokok. \n\n \n\n Perlu diketahui bahwa risiko merokok sejak usia remaja, perlahan bisa mengalami penurunan fungsi paru. Dengan menurunnya fungsi paru remaja akan lebih rentan terkena penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), TB paru, hingga kanker paru. Perokok berisiko terkena TB paru lebih besar 2-5 kali lipat dibandingkan dengan yang tidak merokok. \n\n \n\n Dampak negatif kebiasaan merokok dapat menyebabkan peningkatan risiko terkena penyakit hampir di semua bagian tubuh. Penyakit yang sering timbul terkait kebiasaan merokok antara lain: \n\n \n Penyakit Paru \n \n\n Asap rokok menyebabkan paru mengalami radang atau inflamasi, bronkitis, pneumonia dan kanker paru-paru. \n\n \n Penyakit Jantung dan pembuluh darah \n \n\n Perokok aktif rentan terkena stroke karena efek samping rokok menyebabkan melemahnya pembuluh darah. \n\n \n Penyakit Impotensi Dan Organ Reproduksi \n \n\n Bahan kimia pada rokok bisa mengurangi produksi sperma dan kualitas sel telur. \n\n \n Penyakit Lambung dan saluran pencernakan \n \n\n Asap rokok yang masuk ke pencernaan akan menyebabkan meningkatnya asam lambung \n\n \n Kanker \n \n\n Kandungan zat beracun dalam asap rokok mempunyai sifat karsinogenik atau memicu sel tubuh berubah menjadi sel kanker \n\n \n\n Kebiasaan merokok menyebabkan berbagai penyakit yang dapat menimbulkan kematian, sehingga mencegah seseorang terutama remaja agar tidak memulai keboiasaan merokok. 5 Kiat supaya tidak mulai merokok, dengan menjalankan langkah-langkah berikut ini : \n\n \n Tahanlah rasa ingin tahu \n Bertemanlah dengan orang yang tidak merokok \n Hindari aktivitas yang melibatkan rokok \n Usahakan untuk selalu sibuk \n Berbanggalah sebagai orang yang tidak merokok \n \n\n \n\n Kebiasaan merokok dapat dihentikan. Bagaimana cara para remaja menghentikan kebiasaan merokok ? Lakukan 5 tips berikut ini : \n\n \n Tekad Batin Yang Kuat \n \n\n Buat daftar alas an berhenti merokok untuk menguatkan tekad untuk berhenti merokok. \n\n \n Berfikir Positif \n \n\n Berpikir positif dan yakin untuk keberhasilan berhenti merokok. \n\n \n Atur Target Waktu \n \n\n Berhenti merokok tidak bias langsung begitu saja,pasang target waktu dan kurangi merokok sedikit demi sedikit. \n\n \n Dukungan Teman & Keluarga \n \n\n Mintalah bantuan teman dan keluarga untuk mengingatkan agar tidak merokok. \n\n \n Kegiatan Positif \n \n\n Cari kegiatan yang dapat membuat lupa untuk merokok seperti olahraga. \n\n \n\n Manfaat-manfaat berhenti merokok, sebagai berikut : \n\n \n Waktu 20 Menit : bermanfaat untuk tekanan darah, denyut jantung dan aliran darah tepi membaik. \n Waktu 12 Jam : hampir semua nikotin dalam tubuh sudah dimetabolisme tingkat CO didalam darah kembali AS normal. \n Waktu 24-28 Jam : nikotin mulai tereliminasi dari tubuh. Fungsi pengecap dan penciuman mulai membaik. Sistem Kardiovaskular telah meningkat baik. \n \n\n Risiko infeksi pada luka setelah pembedahan berkurang secara bermakna. Fungsi silia saluran napas dan paru membaik. Batuk dan napas pendek berkurang. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Solo<\/a><\/li>
- 23 Februari 2023<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Spirometri, Alat Untuk Menilai Fungsi Paru<\/a><\/h3>
Apa spirometri ? \n\n Pemeriksaan spirometri adalah tes yang bertujuan untuk menilai fungsi paru. Pemeriksaan tersebut menilai jumlah udara yang dapat dihirup dan dihembus paru dalam satuan volume mililiter, serta kecepatan arus udara paru dalam satuan mililiter per detik. Pemeriksaan dilakukan dengan cara menghirup dan menghembus napas melalui corong mulut (tidak malalui hidung). \n\n \n\n \n\n Manfaat pemeriksaan spirometri ? \n\n Jumlah volume yang dihasilkan dapat digunakan untuk menilai kesehatan paru apakah terdapat gangguan pengembangan paru, sumbatan pada jalan napas atau normal. Selain itu spirometri juga dapat digunakan sebagai alat penunjang dalam mendiagnosis penyakit pernapasan, seperti asma, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), fibrosis paru, dan penyakit paru lainnya. Manfaat lain pemeriksaan spirometri digunakan untuk penilaian persiapan operasi tertentu dan juga sebagai bagian dari pemeriksaan umum periodik (general medical check-up). \n\n \n\n \n\n Persiapan \n\n Hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan pemeriksaan spirometri, orang yang akan diperiksa diinstruksikan untuk tidak merokok dan mengonsumsi minuman alkohol, minimal 24 jam sebelumnya. Orang yang akan diperiksa disarankan menggunakan pakaian longgar dan menghindari makan berat sebelum pemeriksaan agar pemeriksaan berlangsung nyaman dan pengukuran yang dihasilkan menggambarkan kondisi sebenarnya. \n\n \n\n \n\n Cara pemeriksaan \n\n Pemeriksaan spirometri terdiri dari dua manuver. Manuver pertama menilai jumlah udara yang dapat dihirup dan dihembus paru. Melalui corong mulut, orang yang diperiksa diinstruksikan menghirup napas dalam semaksimal mungkin, lalu mengeluarkannya hingga habis. manuver kedua menilai kecepatan aliran udara paru. Orang yang diperiksa akan diminta untuk menghirup napas dalam, lalu menghembuskan napas secepat dan sekuat mungkin. Kedua manuver ini masing-masing dilakukan tiga kali untuk mendapatkan hasil yang baik dan memenuhi syarat. \n\n \n\n \n\n Indikasi \n\n Indikasi pemeriksaan spirometri adalah batuk, rasa berat di dada, dan sesak. Jika Anda merasakan gangguan pernapasan seperti itu, segera periksakan diri ke dokter spesialis paru kami di Rumah Sakit hermina Surakarta. Dokter spesialis akan memeriksa kondisi Anda dan, jika diperlukan, akan melakukan serangkaian tes, salah satunya spirometri, untuk dapat memberikan terapi yang tepat sesuai kondisi Anda. \n\n \n\n \n\n Risiko spirometri \n\n Beberapa efek samping dapat terjadi selama atau setelah tes spirometri dilakukan seperti : \n\n \n Merasa sedikit pusing atau sesak napas segera setelah melakukan tes. Jika hal ini terjadi, pastikan untuk segera menghentikan tes dan beri tahu dokter apa yang kamu rasakan. \n Tes spirometri akan meningkatkan tekanan di kepala, dada, perut dan mata, ketika kamu mengeluarkan napas. Maka dari itu, pastikan untuk memberitahu dokter bila memiliki masalah kesehatan tertentu. Misalnya seperti masalah jantung, hipertensi, atau jika pernah menjalani operasi pada dada, perut, kepala, atau mata. \n \n\n \n\n \n\n Apabila Sahabat Hermina ingin berkonsultasi terkait pemeriksaan spirometri atau memiliki keluhan lainnya dengan Dokter Spesialis Paru untuk jadwal dan pendaftaran dapat menghubungi 0821-3552-2454. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Medan<\/a><\/li>
- 20 Februari 2023<\/li><\/ul><\/div>
Tidak Merokok tapi Kena Kanker Paru, Kok Bisa?<\/a><\/h3>
Mungkin kita pernah mendengar ada orang yang gak merokok tapi teserang penyakit kanker paru. Apakah hal ini bisa terjadi? Faktanya, selain merokok ada beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan resiko seseorang terkena kanker paru. \n\n Merokok merupakan penyebab kanker paru yang paling sering. Namun, tidak semua kasus kanker paru-paru terjadi pada perokok aktif. Untuk menghindari penyakit ini, Anda sebaiknya perlu mengetahui penyebab kanker paru pada orang yang tidak merokok. \n\n Beragam Penyebab Kanker Paru pada Orang yang Tidak Merokok \n\n Berikut adalah beberapa hal yang dapat menjadi penyebab dan faktor risiko orang yang tidak merokok tapi terkena kanker paru: \n\n 1. Terkena paparan gas radon \n\n Paparan gas radon diketahui menjadi salah satu penyebab terjadinya kanker paru pada orang yang tidak merokok. Gas radon secara alami ada di udara dan umumnya tidak membahayakan. Meski begitu, kadar atau konsentrasi gas radon bisa meningkat di rumah yang dibangun di atas tanah yang mengandung endapan uranium alam. \n\n Dalam sebuah studi, ditemukan bahwa resiko untuk terkena kanker paru-paru lebih tinggi pada orang-orang yang tinggal selama bertahun-tahun di lingkungan yang terkontaminasi gas radon. \n\n 2. Terlalu sering menjadi perokok pasif \n\n Terlalu sering menghirup asap rokok orang lain, misalnya akibat tinggal serumah dengan perokok aktif atau bekerja di lingkungan perokok, juga bisa menyebabkan munculnya kanker paru. Pasalnya, asap rokok memiliki sejumlah zat yang bersifat karsinogenik dan bisa merusak jaringan paru. \n\n 3. Terkena paparan asbes \n\n Paparan asbes juga bisa meningkatkan resiko seseorang terserang kanker paru. Hal ini karena serat asbes yang terhirup ke dalam tubuh dapat bertahan di jaringan paru-paru dalam waktu lama. Hal ini sangat berbahaya, sehingga penggunaan asbes dalam bidang industri sudah dibatasi dan bahkan dilarang di beberapa negara. \n\n 4. Terpapar polusi udara \n\n Polusi udara juga turut berkontribusi terhadap terjadinya kanker paru. Bahkan, organisasi kesehatan dunia (WHO) telah menetapkan jenis polusi udara luar ruangan, seperti gas buangan kendaraan, kompor kayu, dan pembangkit listrik tenaga batu bara, sebagai bahan yang bersifat karsinogenik. \n\n 5. Terdapat faktor genetik \n\n Faktor genetik atau keturunan berperan dalam meningkatkan peluang seseorang untuk terkena kanker paru. Memiliki orang tua atau anggota keluarga yang menderita kanker paru dapat meningkatkan risiko Anda menderita kanker paru. \n\n 6. Terjadi mutasi gen \n\n Mutasi gen dapat menyebabkan terjadinya perubahan sifat sel-sel paru menjadi ganas. Hal ini juga merupakan penyebab terjadinya kanker paru. \n\n Jadi, meskipun Anda bukan perokok aktif, risiko terserang kanker paru tetap ada. Hal-hal yang disebutkan di atas merupakan beberapa penyebab dan faktor risiko terjadinya kanker paru pada orang yang tidak merokok. \n\n Sebisa mungkin, hindari hal-hal tersebut dan terapkan pola hidup sehat. Jika Anda tidak merokok tapi beresiko terkena kanker paru, disarankan untuk rutin melakukan pemeriksaan ke dokter untuk mengetahui kondisi kesehatan paru-paru Anda. Periksaan kesehatan paru paru anda di RSU Hermina Medan dengan dokter spesialis Paru \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Wonogiri<\/a><\/li>
- 27 Januari 2023<\/li><\/ul><\/div>
TBC sebagai Penyakit Menular, Perlu kita Waspadai dan Kita Cegah<\/a><\/h3>
Presiden Joko Widodo pernah menyampaikan dalam rapat terbatas 21 Juli 2020 di tayangan Youtube Sekretariat Presiden bahwa TBC di Indonesia berada di peringkat ketiga dengan jumlah TBC tertinggi di dunia di bawah India dan China. Di Indonesia, 165.000 pasien meninggal akibat TBC pada 2017. Kemudian, jumlah pasien yang meninggal akibat TBC pada 2018 mencapai 98.000 pasien. Maka dari itu mari kita mengenal lebih dalam apa itu TBC agar kita bisa lebih waspada dan bisa mencegahnya. \n\n Tuberkulosis atau TBC sendiri adalah penyakit menular yang berpotensi serius dan umumnya menyerang paru-paru akibat infeksi dari bakteri Mycobacterium tuberculosis (M.tb). Melansir laman resmi Kementerian Kesehatan, di Indonesia TBC jamak dikenal sebagai penyakit tiga huruf, paru-paru basah, sampai flek paru. Kuman TBC paling sering menyerang paru-paru. Tapi, penyakit ini juga bisa menjangkiti organ lain seperti kelenjar getah bening, tulang, otak, sampai kulit. \n\n \n\n Penyebab TBC \n\n TBC dapat menyebar ketika seseorang menghirup percikan ludah (droplet) saat penderita TBC batuk, berbicara, bersin, tertawa, atau bernyanyi. Penularan TBC tidak secepat flu dan pilek. Namun ada beberapa kelompok yang berisiko tinggi tertular TBC: \n\n \n Orang yang tinggal di pemukiman padat dan kumuh. \n Petugas medis yang sering merawat penderita TBC. \n Orang lanjut usia (lansia) dan anak-anak. \n Pengguna NAPZA \n Penderita penyakit ginjal stadium lanjut. \n Orang yang mengalami kekurangan gizi. \n Penderita kecanduan alcohol. \n Perokok \n Orang dengan kekebalan tubuh yang lemah, misalnya penderita HIV/AIDS, kanker, diabetes, orang yang menjalani transplantasi organ, dan lain sebagainya. \n Orang yang sedang dalam terapi obat imunosupresif, misalnya penderita lupus, psoriasis, rheumatoid arthritis, atau penyakit Crohn. \n \n\n \n\n Gejala TBC \nDikutip dari halaman website Kementerian Kesehatan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Pada TBC laten, penderita umumnya tidak mengalami gejala. Umumnya, penderita baru menyadari dirinya menderita tuberkulosis setelah menjalani pemeriksaan untuk penyakit lain. Sementara bagi penderita TBC aktif, gejala yang muncul dapat berupa : \n\n \n\n 1. Batuk yang berlangsung lama (3 minggu atau lebih). \n\n 2. Batuk biasanya disertai dengan dahak atau batuk darah. \n\n 3. Nyeri dada saat bernapas atau batuk. \n\n 4. Berkeringat di malam hari. \n\n 5. Hilang nafsu makan. \n\n 6. Penurunan berat badan. \n\n 7. Demam dan menggigil. \n\n 8. Kelelahan \n\n \n\n Selain menyerang paru, TBC juga dapat menyerang selain paru. Berikut ini adalah contoh gejala yang muncul akibat penyakit TBC di luar paru, menurut organ yang terkena : \n\n 1. Pembengkakan kelenjar getah beningbila terkena TBC kelenjar. \n\n 2. Kencing berdarah pada TBC ginjal. \n\n 3. Nyeri punggung pada TBC tulang belakang. \n\n 4. Sakit kepala dan kejang bila terkena TBC di otak. \n\n 5. Sakit perut hebat jika mengalami TBC usus. \n\n \n\n Gejala Tuberkulosis pada Anak \n\n Sementara itu, gejala TBC pada anak cenderung lebih sulit dikenali. Hal ini karena gejalanya tidak khas sehingga sering dianggap sebagai gejala penyakit lain. \n\n Berikut adalah gejala yang mungkin ditemukan pada penderita TBC anak, yakni : \n\n 1. Batuk persisten selama lebih dari 2 minggu. \n\n 2. Berat badan menurun dalam 2 bulan atau gagal tumbuh. \n\n 3. Pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati). \n\n 4. Demam terus-menerus selama lebih dari 2 minggu. \n\n 5. Anak tampak lemas (malaise) dan kurang aktif. \n\n 6. Gejala tidak membaik meski telah diberikan antibiotik dan nutrisi. \n\n \n\n Ada beberapa tips untuk membantu menjaga dan pencegahan penyakit TB kepada teman dan keluarga dari infeksi kuman sesuai dengan di laman promkes.kemkes.go.id : \n\n \n Tinggal di rumah. Jangan pergi kerja atau sekolah atau tidur di kamar dengan orang lain selama beberapa minggu pertama pengobatan untuk TB aktif \n Ventilasi ruangan. Kuman TB menyebar lebih mudah dalam ruangan tertutup kecil di mana udara tidak bergerak. Jika ventilasi ruangan masih kurang, buka jendela dan gunakan kipas untuk meniup udara dalam ruangan ke luar. \n Tutup mulut mengunakan masker. Gunakan masker untuk menutup mulut kapan saja ini merupakan langkah pencegahan TB secara efektif. Jangan lupa untuk membuang masker secara teratur. \n Meludah hendaknya pada tempat tertentu yang sudah diberikan desinfektan (air sabun). \n Imunisasi BCG diberikan pada bayi berumur 3-14 bulan \n Hindari udara dingin. \n Usahakan sinar matahari dan udara segar masuk secukupnya ke dalam tempat tidur. \n Menjemur kasur, bantal, dan tempat tidur terutama pagi hari. \n Semua barang yang digunakan penderita harus terpisah begitu juga mencucinya dan tidak boleh digunakan oleh orang lain. \n Makanan harus tinggi karbohidrat dan tinggi protein. \n \n\n \n\n JIka Sahabat Hermina dan keluarga atau anak Sahabat mengalami gejala TBC, terutama jika tinggal bersama atau ada kontak erat dengan penderita TBC segera periksakan ke Rumah Sakit Hermina atau fasilitas kesehatan terdekat untuk segera ditangani oleh dokter. Dari diagnosis dan pengobatan dini pada penyakit TBC dapat membantu mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 15 Desember 2022<\/li><\/ul><\/div>
JANGAN ABAIKAN GEJALA KANKER PARU<\/a><\/h3>
Kanker paru adalah salah satu penyakit kanker yang banyak diderita oleh masyarakat, terutama mereka yang punya kebiasaan merokok. Penyebab utama kanker paru adalah merokok. Di dalam rokok terdapat zat penyebab kanker (karsinogen) yang memicu kerusakan sel pelapis paru-paru. Perubahan sel dan jaringan pada paru-paru cepat berubah pada perokok berat.Tetapi banyak penderita kanker paru telat mendapat pertolongan karena terlambat atau tidak menyadarai gejala-gejala yang muncul. Karena terlambat antisipasi, maka keberhasilan pengobatannya pun menjadi rendah karena mengabaikan berbagai gejala yang muncul sejak awal. Oleh karenanya kita patut mengenali beberapa gejala kanker paru yang terkadang sering diabaikan berikut ini : \n\n Batuk terus-menerus \n\n Batuk bisa disebabkan oleh penyakit yang ringan, seperti terkena flu atau alergi. Tapi kalau batuk terus menerus tidak berhenti dalam waktu yang lama, mungkin saja ini salah satu tanda penyakit yang lebih serius dan salah satunya adalah kanker paru. \n\n Batuk berdarah \n\n Batuk yang disertai dengan darah sudah pasti bukan pertanda baik bagi kesehatan tubuh seseorang. Batuk yang disertai dengan darah mungkin saja salah satu gejala kanker paru walaupun memang untuk memastikannya perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. \n\n Sesak napas \n\n Kalau secara tiba-tiba napas jadi terengah-engah saat naik tangga atau sekedar jalan biasa, mungkin saja itu salah satu kanker paru, apalagi kalau disertai gejala-gejala lainnya. Kesulitan bernapas ketika sedang duduk atau berbaring bisa jadi salah satu gejala. Karena itulah segera periksakan diri ke dokter jika gejala tersebut muncul. \n\n Asma \n\n Kalau Anda didiagnosis terkena asma saat sudah dewasa atau usia sudah tua sebaiknya lebih waspada karena bisa saja itu salah satu tanda kanker paru. Menurut Flores, asma memang bisa jadi gejala kanker paru yang tidak biasa karena itu sangat disarankan untuk segera melakukan skrining untuk mengetahui ada atau tidaknya tumor ganas di organ paru. \n\n Nyeri dada \n\n Selain jadi salah satu tanda dan gejala serangan jantung, nyeri dada juga bisa jadi salah satu gejala kanker paru. Tandanya, dada, punggung, sampai bahu sering terasa sakit dan seringkali juga disertai rasa sesak di dada. \n\n Merasa sangat lelah \n\n Berat badan yang turun dan berkurangnya napsu makan bisa jadi tanda kanker paru-paru. Selain itu, gejala ini akan diikuti rasa lelah berlebihan, padahal kita hanya melakukan kegiatan sehari-hari seperti biasa. \n\n Rasa sakit di seluruh tubuh \n\n Diawali dengan sakit kepala, lalu keseimbangan terganggu kemudian mati rasa pada tungkau bisa jadi tanda atau gejala kanker paru. Bahkan bisa saja kanker telah menyebar ke otak atau sumsum tulang belakang. Sedangkan kalau kulit dan mata menunging mungkin saja kanker sudah menyebar ke organ hati sampai kelenjar getah bening. Kanker paru tidak jarang tidak menunjukkan tanda atau gejala sampai sudah stadium lanjut dan karena itulah banyak mereka yang menderita kanker paru baru terdiagnosis terkena kanker paru saat sudah menyebar ke bagian tubuh yang lain. Di sinilah pentingnya untuk menerapkan gaya hidup sehat agar risiko terkena kanker paru bisa dikurangi. \n\n Kanker paru-paru bisa diobati dengan berbagai cara, tergantung kondisi penderita dan tingkat keparahan kanker. Penanganan utama terhadap kanker paru-paru stadium awal adalah dengan operasi. Jika kanker telah mencapai stadium lanjut, maka penanganan dapat dilakukan dengan radioterapi dan kemoterapi. \n\n Pencegahan adalah cara paling murah untuk mengurangi perkembangan kanker paru. Menghilangkan kebiasaan merokok adalah tujuan utama langkah pencegahan kanker paru, dan berhenti merokok merupakan salah satu pencegahan yang penting dalam proses ini. Bagi seseorang yang berisiko terkena kanker paru-paru, pemeriksaan rutin sebaiknya dilakukan. Selain itu, disarankan untuk berolahraga secara rutin dan mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 15 Desember 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 27 Januari 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 20 Februari 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 23 Februari 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 15 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 13 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>