- Hermina Podomoro<\/a><\/li>
- 18 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Gigi Belakang Tumbuh? Kenali Gigi Bungsu yang Tumbuh di Usia Dewasa<\/a><\/h3>
Gigi bungsu, atau dikenal juga sebagai gigi ketiga pada setiap kuadran mulut, biasanya tumbuh saat seseorang memasuki usia dewasa, yaitu sekitar usia 17 hingga 25 tahun. Proses tumbuhnya gigi bungsu bisa menjadi pengalaman yang unik dan kadang-kadang menimbulkan berbagai masalah kesehatan gigi, terutama dalam bentuk yang dikenal sebagai impaksi gigi. \n\n Apa itu Impaksi Gigi Bungsu? \n\n Impaksi gigi bungsu terjadi ketika gigi tersebut tidak dapat tumbuh secara normal atau keluar dari gusi dengan benar. Sebagian besar kasus impaksi gigi bungsu disebabkan oleh keterbatasan ruang di rahang atau posisi yang tidak tepat saat tumbuh. Gigi bungsu yang impaksi dapat menimbulkan rasa sakit, pembengkakan, dan bahkan infeksi jika tidak ditangani dengan baik. \n\n Gejala Impaksi Gigi Bungsu \n\n Meskipun gigi bungsu sering diasosiasikan dengan masa transisi dari remaja ke dewasa, ternyata pertumbuhannya terkadang tidak sempurna. Gejala impaksi gigi bungsu ditandai dengan: \n\n \n \n Rasa Sakit \n \n \n\n Gigi bungsu yang impaksi dapat menyebabkan rasa sakit yang tajam atau terus-menerus di area sekitar gigi tersebut. \n\n \n \n Pembengkakan dan Kemerahan \n \n \n\n Gusi di sekitar gigi bungsu yang impaksi dapat menjadi bengkak dan merah, menandakan kemungkinan adanya infeksi. Pembengkakan bisa meluas ke daerah leher disertai gejala sulit makan sampai sulit bernafas dan bisa berakibat fatal atau kematian. \n\n \n \n Ketidaknyamanan saat Mengunyah \n \n \n\n Kesulitan dalam mengunyah makanan dapat muncul karena posisi gigi bungsu yang tidak optimal. \n\n \n \n Sulit Membersihkan Gigi \n \n \n\n Keterbatasan akses membuat gigi bungsu sulit dibersihkan dengan menyikat atau menggunakan benang gigi, meningkatkan risiko penyakit gusi dan karies. \n\n Bagaimana Mengobati Impaksi Gigi Bungsu? \n\n Dengan memeriksakan ke dokter gigi, Anda dapat memantau perkembangan gigi bungsu selama pemeriksaan rutin dan menentukan apakah perlu tindakan lebih lanjut. Beberapa tindakan yang mungkin Anda lakukan: \n\n \n \n Pencabutan Gigi \n \n \n\n Jika gigi bungsu menimbulkan masalah yang serius, dokter gigi mungkin merekomendasikan pencabutan gigi untuk menghindari komplikasi lebih lanjut. \n\n \n \n Tindakan Bedah \n \n \n\n Dalam beberapa kasus yang lebih rumit, pembedahan mungkin diperlukan untuk mengangkat gigi bungsu yang impaksi. \n\n \n \n Perawatan untuk Gejala \n \n \n\n Pereda nyeri atau obat anti-inflamasi dapat diresepkan untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan. \n\n Pencegahan Impaksi Gigi Bungsu \n\n \n \n Pemeriksaan Rutin \n \n \n\n Pemeriksaan gigi rutin membantu dokter gigi untuk mengidentifikasi potensi impaksi gigi bungsu lebih awal. \n\n \n \n Perawatan Gigi yang Baik \n \n \n\n Menjaga kebersihan mulut dengan menyikat gigi dan menggunakan benang gigi secara teratur dapat membantu mencegah masalah gigi, termasuk impaksi gigi bungsu. \n\n \n \n Konsultasi dengan Dokter Gigi \n \n \n\n Jika merasakan gejala impaksi gigi bungsu, segera berkonsultasi dengan dokter gigi untuk mendapatkan perawatan yang tepat. \n\n \n\n Dengan pemahaman yang baik tentang impaksi gigi bungsu dan tindakan pencegahan yang sesuai, apabila sahabat Hermina mengalami rasa nyeri atau ketidaknyamanan ketika gigi belakang tumbuh, segera temui dokter gigi atau dokter spesialis bedah mulut di RS Hermina Podomoro untuk mendapatkan penanganan yang sesuai terkait kemungkinan impaksi gigi bungsu. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pasteur<\/a><\/li>
- 21 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
Jenis Kawat Gigi yang Perlu Anda Ketahui Sebelum Pemasangan<\/a><\/h3>
Gigi merupakan satu kesatuan dengan struktur sekitar, seperti jaringan otot pengunyah, wajah, dan tulang rahang. Selain fungsinya untuk mengunyah makanan, gigi juga memiliki peran penting terhadap estetika sehingga masalah pada gigi akan mempengaruhi penampilan seseorang. \n\n Beberapa diantara kita mungkin memiliki masalah-masalah gigi seperti posisi gigi tumpang tindih, berjejal, gigi depan maju, atau gigitan silang antara rahang atas dan bawah. Susunan gigi yang tidak beraturan dan hubungan gigi antara rahang atas dengan bawah tidak ideal disebut maloklusi. Penyebab maloklusi di antaranya gangguan perkembangan janin, gangguan pertumbuhan gigi, mengisap jempol dan sebagainya. Untuk memperbaiki kondisi maloklusi, perawatan ortodonti diperlukan. \n\n Perawatan ortodonti dilakukan untuk memperbaiki letak gigi yang tidak beraturan, memperbaiki relasi rahang atas dan rahang bawah supaya susunan gigi menjadi rapi sehingga diharapkan fungsi pengunyahan, fungsi bicara dan estetika menjadi lebih baik. \n\n Perawatan ortodonti dilakukan berdasar pada prinsip-prinsip biomekanika. Gigi yang susunannya kurang ideal dibetulkan dengan menggeser gigi untuk mencapai posisi yang ideal. Supaya bisa bergeser, dibutuhkan pemasangan alat ortodonti yang akan diaktivasi setiap interval waktu tertentu. Saat diaktivasi, terjadi penekanan pada gigi yang diteruskan pada tulang rahang sehingga akhirnya gigi akan bergeser, itu sebabnya terkadang pasien akan merasa tidak nyaman saat pemasangan atau aktivasi alat. \n\n \n\n Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk perawatan ortodonti berbeda beda tergantung pada tingkat keparahan kasus dan faktor kedisiplinan pasien. Pemilihan jenis alat ortodonti juga sangat bergantung pada diagnosis dan berat atau ringannya kasus maloklusi. Secara garis besar alat ortodonti dapat dibagi dua, yaitu: \n\n 1. Alat Orthodonti Cekat (Fixed Orthodontic Appliances) \n\n Perawatan ortodonti ini terdiri dari beberapa komponen, yaitu bracket, kawat, karet, dan aksesoris lainnya misalnya alat ekspansi dan molar band. Alat ortodonti cekat tidak bisa dilepas pasang oleh pasien sendiri. Perawatan ini bisa sekitar delapan belas bulan sampai seterusnya, tergantung tingkat kesulitan dan kedisiplinan pasien. \n\n 2. Alat Ortodonti Lepasan (Removable Orthodontic Appliances) \n\n Jenis perawatan ortodonti lepasan terdiri dari komponen plat akrilik dengan klamer dan bisa dilepas pasang. Alat ortodonti lepasan hanya dilepas saat dibersihkan serta saat berolahraga seperti berenang. Alat ini biasanya dapat digunakan pada kasus maloklusi ringan yang tidak memerlukan pencabutan gigi. \n\n \n\n Supaya tidak salah pilih, ada beberapa macam kawat gigi yang perlu anda ketahui kekurangan dan kelebihannya. Berikut beberapa jenis kawat gigi yang berguna sebagai bahan pertimbangan anda sebelum merapikan dan meratakan gigi. \n\n 1. Kawat Gigi Konvensional \n\n Kawat gigi konvensional terdiri dari 3 komponen yaitu bracket, kawat, dan karet. Kawat gigi berbahan logam mungkin adalah jenis yang paling sering banyak orang gunakan untuk memperbaiki kondisi gigi. Kawat gigi konvensional telah menjadi tren tersendiri pada kalangan muda, selain itu bracket gigi pada jenis behel konvensional juga tersedia dalam berbagai warna yang bisa anda pilih sesuai selera. \n\n Akan tetapi, tidak jarang para pengguna kawat gigi ini mengeluhkan rasa sakit pada awal pemasangannya, hal ini menandakan kawat gigi tengah bekerja untuk memberi tekanan agar gigi dapat berpindah ke posisi yang ideal. Selain itu beberapa pemakai juga mengeluhkan kesulitan dalam mengunyah, makanan pun lebih berisiko menempel pada kawat dan bracket gigi. \n\n Lama perawatannya adalah 1-3 tahun bergantung pada kondisi gigi Anda. Setelah perawatan kawat gigi selesai, Anda perlu melanjutkan perawatan menggunakan retainer. Retainer berfungsi untuk menahan posisi baru gigi Anda yang sudah ideal setelah lepas kawat gigi. \n\n 2. Behel Transparan (Clear Aligner) \n\n Behel transparan atau yang dikenal juga sebagai clear aligner merupakan salah satu terobosan baru dalam dunia kedokteran gigi dengan menggunakan teknologi 3D. Karena tampilannya yang transparan, clear aligner tidak membuat tampilan gigi anda jadi mencolok. Selain itu, jenis behel ini juga bisa Anda lepas sendiri sesuai kebutuhan misalnya saat makan atau sikat gigi, sehingga tidak ada pantangan makanan selama menggunakan perawatan ini. \n\n Jenis behel ini cukup efektif untuk merapikan gigi anda agar selaras. Lama perawatan biasanya memakan waktu selama 3-9 bulan tergantung pada kondisi gigi anda. \n\n 3. Kawat Gigi Self-Ligating \n\n Kawat gigi Self-Ligating artinya kawat pengikat sendiri atau pengunci sendiri. Pada dasarnya kawat gigi self-ligating memiliki tampilan yang mirip seperti kawat gigi konvensional, namun jenis kawat gigi ini tidak menggunakan karet elastis melainkan klip khusus untuk menahan posisi kawat pada masing-masing bracket gigi. Klip tersebut akan mengurangi gesekan antara behel dan kawat sehingga kawat dapat bergerak lebih bebas di bracket. \n\n Kawat self-ligating tidak menggunakan karet sehingga ia memiliki pilihan sudut yang dapat disesuaikan dengan sudut kemiringan gigi dan akan lebih presisi untuk bermacam-macam kasus. Selain itu perawatan kawat self-ligating lebih tidak sakit karena tekanan yang diberikan pada gigi akan lebih stabil. Kawat gigi self-ligating juga banyak disukai karena terbukti dapat memperpendek jangka waktu pemakaian sebesar 6 bulan sampai 1 tahun lebih cepat dibandingkan kawat gigi konvensional, hal ini berhubungan dengan kemampuannya yang dapat memperbaiki lengkung gigi dengan lebih baik dan mengurangi kebutuhan untuk mencabut gigi \n\n Setelah mengetahui karakteristik bermacam jenis kawat gigi, konsultasikan masalah gigi anda kepada Dokter Spesialis Ortodonti untuk mendapatkan penanganan terbaik. \n\n \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 18 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
Pemasangan Behel atau kawat gigi ke Dokter Gigi Apa ?<\/a><\/h3>
Halo Sahabat Hermina, Memiliki gigi yang rapi merupakan impian bagi banyak orang. Tingginya demand untuk perawatan merapikan gigi ini memunculkan berbagai pilihan perawatan yang sering ditemui di masyarakat. \n\n Mulai dari perawatan merapikan gigi atau pemasangan behel oleh dokter gigi spesialis, dokter gigi umum biasa, hingga tukang gigi abal-abal. Nah jadi seharusnya kita pasang behel ke dokter gigi mana sih ? \n\n Jawabanya adalah ke dokter gigi spesialis Orthodonti, Spesialis ortodonsia adalah dokter yang memiliki spesialisasi khusus di bidang kedokteran gigi. Spesialisasinya difokuskan secara khusus untuk perawatan ketidakteraturan gigi (keselarasan dan oklusi) dan masalah rahang. Tindakan penanganannya umumnya melibatkan penerapan kawat gigi. \n\n Selain memperbaiki kondisi yang sudah ada/terjadi, spesialis ortodonsia juga dilatih untuk mengidentifikasi masalah yang mungkin berkembang di masa depan. Dokter ini dapat melakukan pemeriksaan bagi semua orang tanpa terpaut usia. \n\n Behel bukan sekedar fashion ya, Sahabat Hermina . Behel tetap saja perawatan medis yang harus ditangani oleh dokter gigi yang memiliki kompetensi yaitu dokter spesialis orthodonti . Apabila tidak dilakukan dengan benar, perawatan behel bisa menjadi sia-sia atau bahkan merusak kondisi gigi. \n\n Apa Saja Kondisi Gigi Yang Harus di Behel ? \n\n \n\n Perawatan gigi dengan behel atau kawat gigi kini sudah sangat umum dilakukan. Penggunaan behel bertujuan untuk merapikan susunan gigi. \n\n Meski begitu, tidak semua kasus kelainan gigitan atau kelainan hubungan rahang bisa diatasi dengan behel. Beberapa di antaranya memerlukan tindakan yang lebih besar, seperti operasi bedah rahang. \n\n Kondisi lainnya yang sebaiknya tidak menggunakan behel adalah gigi berlubang dan peradangan gusi. Penggunaan kawat gigi justru dapat memperparah kondisi tersebut. \n\n \n\n Apa Saja Kondisi Gigi Yang Harus di Behel ? \n\n \n\n Perawatan gigi dengan behel atau kawat gigi kini sudah sangat umum dilakukan. Penggunaan behel bertujuan untuk merapikan susunan gigi. \n\n Meski begitu, tidak semua kasus kelainan gigitan atau kelainan hubungan rahang bisa diatasi dengan behel. Beberapa di antaranya memerlukan tindakan yang lebih besar, seperti operasi bedah rahang. \n\n Kondisi lainnya yang sebaiknya tidak menggunakan behel adalah gigi berlubang dan peradangan gusi. Penggunaan kawat gigi justru dapat memperparah kondisi tersebut. \n\n Lalu, apa saja kondisi gigi yang harus dibehel? \n\n \n Gigi Terlalu Maju \n Gigi Bercelah \n Gigi Berjejal \n Gigi Gingsul \n Rotasi Gigi \n ukuran gigi dan rahang tidak sesuai \n Gigi Tertanam \n Gigitan Terbaik \n Gigitan Terbuka \n \n\n \n\n Kenapa Pasang Behel Harus ke Dokter Spesialis Orthodonti ? \n\n Pemasangan Behel dan perawatannya sebaiknya dilakukan oleh dokter gigi yang kompeten, yaitu dokter gigi spesialis ortodonsia. Memang sampai saat ini, banyak sekali dokter gigi umum yang melakukan pemasangan kawat gigi. \n\n Apabila Anda perlu membenahi posisi gigi, sebaiknya konsultasi dengan ortodontis. Contohnya, bila mengalami masalah saat menggigit atau posisi gigi yang berantakan. \n\n Patut diingat bahwa ada jenis gigi yang tidak bisa dibehel, seperti gigi atas terlalu maju (tonggos), gigi bawah terlalu maju, gigi berjejal, gigi tidak rapat, gigitan terbuka, dan impaksi gigi. \n\n \n\n Sebelum memilih dan melakukan perawatan di atas, dokter akan melakukan prosedur rontgen gigi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi gigi dan tulang rahang di bawahnya. \n\n Kemudian, dokter ortodonti akan menangani gangguan dengan pemasangan kawat gigi, behel transparan atau Invisalign, hingga operasi. \n\n Sebenarnya, tidak masalah bila Anda merapikan gigi dengan datang ke dokter gigi atau dentist. \n\n Namun, mungkin penanganannya akan berbeda bila Anda berkunjung ke ortodontis. Entah itu teknik perawatan dan pilihan pengobatannya yang lebih terbatas. \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Depok<\/a><\/li>
- 06 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
7 Cara Mengatasi Sakit Gigi pada Anak<\/a><\/h3>
Sakit gigi pada anak merupakan masalah umum yang sering dialami oleh banyak orang tua. Ketika anak mengalami sakit gigi, mereka dapat merasa tidak nyaman dan sulit untuk makan atau minum dengan baik. Namun, sebagai orang tua, Anda dapat mengatasi masalah ini dengan beberapa cara yang sederhana di rumah. Berikut adalah 7 cara mengatasi sakit gigi pada anak di rumah: \n \n1. Menyikat gigi secara teratur: Salah satu cara terbaik untuk mencegah sakit gigi pada anak adalah dengan mengajarkan mereka untuk menyikat gigi secara teratur setidaknya dua kali sehari. Pastikan juga mereka menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride untuk membantu melindungi gigi dari kerusakan. \n \n2. Menggunakan air garam hangat: Jika anak mengalami sakit gigi, Anda dapat mencoba membilas mulut mereka dengan air garam hangat. Campurkan setengah sendok teh garam ke dalam segelas air hangat, lalu minta anak untuk berkumur-kumur selama beberapa menit. Air garam hangat dapat membantu mengurangi rasa sakit dan peradangan pada gigi. \n \n3. Mengompres daerah yang sakit: Jika anak mengalami sakit gigi, Anda dapat mengompres daerah yang sakit dengan menggunakan kantung es atau handuk yang telah direndam dalam air dingin. Tempatkan kompres ini di luar pipi anak selama beberapa menit untuk membantu mengurangi rasa sakit. \n \n4. Memberikan makanan lembut: Ketika anak mengalami sakit gigi, mereka mungkin kesulitan untuk mengunyah makanan yang keras atau keras. Sebagai gantinya, berikan mereka makanan yang lebih lembut seperti sup, bubur, atau jus buah yang tidak asam. Makanan lembut ini akan membantu mengurangi rasa sakit saat makan. \n \n5. Memberikan obat pereda nyeri: Jika anak mengalami sakit gigi yang parah, Anda dapat memberikan obat pereda nyeri yang aman untuk anak-anak. Namun, pastikan untuk mengikuti petunjuk dosis yang dianjurkan dan berkonsultasi dengan dokter jika anak masih mengalami sakit gigi setelah penggunaan obat. \n \n6. Gunakan bawang putih, Mungkin anak-anak tidak akan menyukai rasa pedas dan aroma menyengat pada bawang putih. Tetapi, kita dapat memberikan mereka pengertian bahwa pengobatan rumahan ini dapat membantu meredakan nyeri gigi. \n\n Cara meredakan sakit gigi dengan bawang putih cukup ampuh dan mudah. Anda dapat menemukan bawang putih di dapur yang dapat digunakan untuk membunuh bakteri penyebab infeksi. Caranya mudah, hanya dengan mengunyah bawang putih selama beberapa menit di bagian yang terasa sakit. Jika tidak ingin menggigitnya, bawang putih dapat diiris tipis atau dihaluskan kemudian ditempelkan di area gigi yang sakit. \n\n Namun, perlu diingat agar tidak menempelkan irisan maupun pasta bawang putih di rongga mulut terlalu lama karena bisa menyebabkan luka bakar pada selaput mulut. Cukup letakkan beberapa menit saja, kemudian bersihkan. \n\n \n7. Mengunjungi dokter gigi secara teratur: Penting untuk membawa anak ke dokter gigi secara teratur untuk pemeriksaan gigi dan membersihkan gigi. Dokter gigi dapat mendeteksi masalah gigi pada anak sejak dini dan memberikan perawatan yang diperlukan. \n \nDengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda dapat membantu mengatasi sakit gigi pada anak di rumah. Namun, jika anak masih mengalami sakit gigi yang parah atau berkelanjutan, segera konsultasikan dengan dokter gigi untuk mendapatkan perawatan yang tepat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Tasikmalaya<\/a><\/li>
- 25 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
Tips Menjaga Kesehatan Gigi Anak yang Harus Orang Tua Ketahui<\/a><\/h3>
Kesehatan gigi sangat penting dijaga sejak dini. Gigi pada anak perlu dilakukan perawatan agar terhindar dari masalah kesehatan gigi. Menjaga kesehatan mulut dan gigi adalah salah satu kebiasaan baik yang harus diajarkan sejak kecil agar dapat menjadi kebiasaan yang baik hingga besar nanti. Kebiasaan ini membantu mencegah karies dan penyakit periodontal seiring bertambahnya usia. \n\n Ada beberapa gangguan gigi dan mulut yang sering dialami anak diantaranya : \n\n \n Gigi berlubang \n Kondisi gigi berlubang atau biasa disebut karies gigi. Kebersihan mulut yang buruk diawali dengan terbentuknya plak. Plak yang melekat pada gigi adalah penyebab utama lubang gigi dan penyakit gusi. Anak harus dibiasakan untuk membersihkan rongga mulut, lidah, dan giginya terutama setelah mengkonsumsi makanan dan minuman manis maka akan kecil kemungkinan si kecil akan mengalami gigi berlubang. \n Radang gusi \n Umumnya radang gusi terjadi pada anak yang mengalami kekurangan vitamin C disertai dengan perawatan gigi yang buruk. Radang gusi biasanya ditandai dengan adanya gusi berdarah dan sariawan. Tidak berbeda jauh dengan karies gigi, radang gusi juga disebabkan oleh penumpukan plak pada gigi. \n Infeksi gusi \n Gangguan pada gusi bisa semakin parah, terutama jika anak tidak terbiasa menyikat gigi dengan baik dan benar dan kebersihan mulut yang buruk seperti periodontitis. Kondisi ini merupakan infeksi gusi serius yang merusak jaringan lunak, menyebabkan gigi kendur dan tanggal. Gejala periodontitis ditandai dengan gusi bengkak, berwarna merah kehitaman, atau sakit ketika mengunyah. \n Sariawan \n \n\n Pada saat anak belum memiliki gigi susu, orang tua akan memilih makanan cair untuk dikonsumsi anak. Membersihkan rongga mulut anak perlu dilakukan sebab gusi dan lidah anak rentan menjadi sarang bakteri dan jamur. \n\n \n Gigi patah \n Gigi patah pada anak mungkin saja terjadi. Jika terjadi, segera bawa anak ke dokter gigi agar dapat diketahui apakah gigi yang patah sudah mencapai sarafnya atau masih di bagian dentin. \n \n\n Orang tua memiliki peranan dalam memberikan pengertian, mengingatkan dan menyediakan fasilitas agar anak dapat memelihara kebersihan gigi dan mulutnya. Mengingat pentinganya kesehatan gigi dan mulut, berikut ini tips yang bisa dilakukan orang tua untuk membantu anak dalam menjaga kesehatan gigi dan mulutnya : \n\n \n Menjelaskan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan menggunakan media buku ceita yang menarik \n Menggunakan kartun dan video animasi dengan tema kesehatan gigi dan mulut \n Memutar lagu cara menggosok gigi yang baik dan benar selama anak menggosok gigi \n Mengajak anak untuk memilih sikat gigi dan pasta giginya (sesuai dengan usia anak) \n Ajak anak menggosok gigi bersama \n Memberikan penghargaan atau hadiah. Jika anak menunjukan sikap sudah terbiasa untuk merawat gigi, tidak ada salahnya jika memberikan sedikit penghargaan kepadanya agar terus semangat dalam memelihara kesehatan gigi dan mulutnya. \n Memeriksakan kesehatan gigi anak ke dokter gigi, pemeriksaan pertama direkomendasikan pada usia 12 bulan atau dalam 6 bulan sejak gigi pertama tumbuh. Saat ini termasuk pemeriksaan gigi, rahang, gusi, dan jaringan lain yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan gigi anak. Untuk kunjungan berikutnya, sama halnya dengan orang dewasa, anak-anak sebaiknya ke dokter gigi setiap 6 bulan. \n \n\n Sahabat Hermina jangan tunggu anak mengalami masalah kesehatan gigi. Yu rutin periksakan kesehatan gigi Anak Anda ke dokter spesialis kedokteran gigi anak drg. Elis Nurhayati, Sp.KGA Rumah Sakit Hermina Tasikmalaya. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Tangkuban Perahu<\/a><\/li>
- 20 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
SENYUM YANG MENAWAN DENGAN GIGI YANG SEHAT DAN RAPI<\/a><\/h3>
Senyum menawan dan sehat adalah impian setiap orang karena dapat menambah rasa percaya diri seseorang. Namun tidak semua orang beruntung dikaruniai gigi yang rapi dan senyum yang menawan, karena ada sebagian orang yang memiliki gigi depan atas yang terlalu maju (merongos/tongos), gigi depan bawah yang terlalu maju (nyakil), gigi berdesakan (gingsul), gigitan terbuka (ngowoh), gigi-geligi renggang atau bahkan gigi-geligi yang letaknya tidak beraturan pada kasus celah bibir dan langit-langit (sumbing). Pada kasus-kasus demikian, untuk memperoleh senyum yang menawan dengan gigi yang sehat dan rapi diperlukan perawatan gigi yang disebut perawatan ortodonsia atau meratakan/merapikan gigi dengan kawat oleh seorang Dokter Gigi Spesialis Ortodonsia (Ortodontis). \n\n Ilmu ortodonsia adalah suatu cabang ilmu kedokteran gigi yang secara khusus memperlajari diagnosis, pencegahan dan perawatan ketidakteraturan gigi-geligi dan/atau ketidakharmonisan gigi-geligi dan wajah. \n\n Perawatan ortodonsia bertujuan untuk memperbaiki : \n\n \n Susunan gigi-geligi \n Kesehatan rongga mulut \n Estetika wajah \n Fungsi pengunyahan \n Fungsi bicara \n \n Secara umum perawatan ortodonsia dapat dilakukan pada semua umur, sepanjang jaringan penyanggah gigi-geliginya dalam keadaan sehat. \n\n Namun sebaiknya konsultasi awal mulai dilakukan pada usia 7 tahun, sehingga ortodontis dapat mendeteksi adanya kelainan pada susunan gigi-geligi dan pertumbuhan rahangnya, serta dapat memanfaatkan faktor pertumbuhan yang ada apabila dibutuhkan perawatan ortodonsia sedini mungkin. \n Lama perawatan ortodonsia tergantung pada tingkat keparahan kasus. Kasus ringan rata-rata membutuhkan waktu 1-2 tahun, sedangkan pada kasus-kasus yang lebih parah bisa membutuhkan waktu yang lebih lama. \n \n PERAWATAN ORTODONSIA PADA ANAK-ANAK \n \n Menghentikan kebiasaan-kebiasaan buruk yang dapat menyebabkan susunan gigi-geligi menjadi tidak teratur \n Memperbaiki arah pertumbuhan rahang apabila ditemukan tanda-tanda pertumbuhan rahang yang kurang baik \n Menentukan waktu pencabutan gigi susu yang tepat, sehingga gigi tetapnya dapat tumbuh pada posisi yang baik \n \n Sejumlah tanda-tanda yang perlu diwaspadai pada anak-anak yang mungkin membutuhkan perawatan ortodonsia adalah : \n \n Tanggalnya gigi susu yang terlalu dini atau bahkan terlalu lambat \n Bernafas melalui mulut \n Menghisap ibu jari / bibir/ pensil \n Adanya gigi berdesakan atau terlalu maju \n Rahang yang terlalu maju atau bahkan terlalu mundur \n Bruxism \n Apabila tidak segera diatasi, maka sebagian besar masalah-masalah ini dapat berkembang menjadi lebih buruk pada usia dewasa. \n \n PERAWATAN ORTODONSIA PADA ORANG DEWASA \n Perawatan ortodonsia bertujuan untuk mendapatkan perubahan ke arah yang lebih baik tanpa memandang usia pasien. Dewasa ini semakin banyak orang dewasa yang menggunakan peranti ortodonsi cekat, yang dalam istilah sehari-hari disebut sebagai “manik-manik dan kawat gigi” untuk meperbaiki penampilannya. Teknologi masa kini telah berkembang dengan pesat, sehingga jenis manik-manik dan kawat giginya pun dapat disesuaikan dengan penampilan dan lebih nyaman dipakai.\n PERAWATAN ORTODONSIA MULTIDISPLIN \n Perawatan ortodonsia multidisiplin adalah suatu perawatan ortodonsia yang melibatkan beberapa macam spesialisasi sesuai dengan perawatan yang dilakukan. Sebagai contoh adalah perawatan terhadap pasien dengan kelainan bibir sumbing atau pasien yang membutuhkan perawatan bedah ortognatik \n \n\n KESIMPULAN \n\n Perawatan ortodonsia dapat dilakukan pada semua usia sepanjang jaringan penyanggah di sekitar gigi-geliginya sehat. \n\n Perawatan ortodonsia bertujuan untuk memperbaiki susunan gigi-geligi dan/atau posisi rahang, sehingga tercapai susunan dan kesehatan gigi dan rongga mulut yang lebih baik serta estetika wajah yang lebih harmonis dengan fungsi pengunyahan dan fungsi bicara yang lebih baik untuk meningkatkan rasa percaya diri seseorang. \n \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pekanbaru<\/a><\/li>
- 18 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
Ketahui Apa yang terjadi jika Menyimpan Karang Gigi<\/a><\/h3>
Apa Akibat Menyimpan Karang Gigi? \n\n \n Rongga Mulut Menjadi Tempat Sarang Bakteri \n Ketika bakteri membentuk koloni maka plak akan bertambah banyak, plak bisa menyebar sampai ke gusi. Ketika plak sudah sampai gusi, karang gigi atau plak menekan permukaan gusi sehingga terjadi peradangan atau ginggivitis. Ginggivitis adalah radang gusi dimana jaringan permukaan gusi sudah terinfeksi bakteri pembentuk karang gigi. Berikut tanda-tanda Ginggivitis\n \n Pada saat menyikat gigi gusi mudah berdarah \n Ketika bangun tidur gusi terasa berdarah \n Jika karang gigi sudah tebal sampai memenuhi gusi, ketika lidah menyentuh gusi, gusi gampang mengeluarkan darah2. Peradangan pada Jaringan Pendukung Gigi (Periodontitis) \n Apabila pada kondisi ginggivitis tidak segera dilakukan perawatan untuk pembersihan karang gigi, maka bakteri pada karang gigi akan terus berkembang lebih banyak, sehingga mencapai jaringan pendukung gigi lebih dalam yaitu tulang alveolar. \n Bakteri pada karang gigi akan merusak perlekatan antara tulang alveolar dengan lapisan permukaan gigi, yaitu Ligamen Periodontal. Pada kondisi ini, Anda akan merasakan:\n \n Gigi terasa ngilu, karena jaringan pendukung gigi dalam kondisi terlepas dari perlekatan, yang semestinya menyelimuti permukaan akar gigi \n Gigi mulai terasa goyang karena bakteri pada karang gigi yang lebih luas / banyak sehingga menerobos perlekatan antara jaringan pendukung gigi dan permukaan akar, lama kelamaan apabila tidak segera dilakukan perawatan, maka gigi akan lepas secara spontan karena makin meluas karang gigi maka derajat kegoyangan gigi semakin meningkat. \n \n \n \n \n Bau Mulut \n Walaupun sikat gigi secara teratur dan menggunakan obat kumur, bau mulut tetap ada karena bakteri masih tersimpan dikarang gigi. \n Gangguan Estetik \n Karang gigi atau plak dapat mengganggu penampilan atau membuat Anda tidak percaya diri, karena gigi cenderung terlihat tidak bersih, dan berwarna kekuningan \n \n\n Sahabat Hermina yuk periksakan kesehatan gigi minimal sekali 6 bulan, agar mulut tetap bersih dan terjaga. Jika Sahabat Hermina mengalami kondisi tersebut disarankan untuk ke dokter Gigi untuk mendapatkan tindakan lebih lanjut. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pasteur<\/a><\/li>
- 23 Agustus 2023<\/li><\/ul><\/div>
Haruskah Scaling Gigi per 6 Bulan?<\/a><\/h3>
Gigi bersih dan sehat tentunya menjadi idaman bagi setiap orang, karena dapat terhindar dari berbagai macam penyakit mulut dan akan membuat kita menjadi lebih percaya diri. Agar gigi senantiasa bersih dan sehat, selain sikat gigi rutin, saat ini begitu banyak pilihan perawatan gigi di dokter gigi yang tersedia dan sebaiknya dilakukan secara berkala, salah satunya adalah scaling gigi. \n\n Scaling gigi adalah prosedur untuk membersihkan karang yang menempel di gigi. Karang gigi sendiri terbentuk dari tumpukan plak yang menempel dan kemudian mengeras pada permukaan gigi. Plak gigi biasanya berwarna putih kekuningan hingga kecoklatan, terbentuk dari campuran sisa makanan dan bakteri di dalam mulut. Karang gigi yang dibiarkan terus menempel selain membuat tampilan gigi kusam dan tidak terawat, dapat pula menyebabkan berbagai permasalahan pada gigi dan mulut diantaranya bau mulut, radang gusi (gingivitis), radang jaringan pendukung gigi(periodontitis), bahkan dapat menyebabkan gigi terlepas dengan sendirinya. \n\n Selain berbagai masalah pada gigi dan mulut, dikutip dari Mayo Clinic, bakteri yang menyebabkan penyakit gusi juga dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah dan menempel pada katup jantung sehingga menyebabkan penyakit jantung. \n\n Pada prosedur pembersihan karang gigi dengan scaling, dokter gigi akan menggunakan dua jenis alat, yaitu alat pengikis manual dan alat pengikis yang disebut dengan ultrasonic scaler. Ultrasonic scaler bekerja dengan menghasilkan getaran ultrasonik yang mampu mengikis, merontokkan dan menghancurkan karang gigi yang menempel di sela-sela gigi, garis gusi, hingga bagian terdalam yang sulit di jangkau oleh sikat gigi maupun benang gigi (dental floss). \n\n Prosedur scaling gigi dilakukan pada kunjungan rawat jalan ke dokter gigi. Pada pelaksanaannya, jika tidak terlalu parah dokter gigi hanya perlu sekitar 30 menit untuk membersihkannya, sebaliknya bila karang gigi sulit dihilangkan diperlukan waktu lebih lama.Bila dipandang perlu sebelum memulai, dokter gigi akan memberikan obat anti nyeri untuk mencegah terjadinya nyeri yang mungkin muncul selama proses scaling sesuai dengan kebutuhan pasien. \n\n Lantas kapan sebaiknya waktu scaling dianjurkan? Scaling gigi dianjurkan untuk dilakukan minimal setiap 6 bulan sekali. Namun pada orang-orang dengan penyakit radang gusi, maka prosedur scaling dapat dilakukan sesegera mungkin sesuai dengan anjuran dari dokter gigi. \n\n Secara sederhana, kebersihan gigi dan mulut tentunya sangat penting untuk diperhatikan, salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan gigi yaitu dengan scaling. Oleh karenanya rutinlah melakukan pemeriksaan ke dokter gigi dan melakukan scaling minimal tiap 6 bulan, karena dengan memiliki gigi yang sehat, dapat membuat kita terhindar dari berbagai permasalahan kesehatan. \n\n \n\n \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Arcamanik<\/a><\/li>
- 08 Agustus 2023<\/li><\/ul><\/div>
Mengenali Gejala Gangguan Sendi Rahang<\/a><\/h3>
Kelainan sendi rahang merupakan suatu istilah yang menggambarkan keadaan sakit, kelainan, disfungsi komponen pengunyahan yang terdiri dari otot, tulang, persendian, persarafan. Gangguan sendi rahang akan memicu sakit pada area yang terkena, sehingga aktivitas yang berhubungan dengan mulut terasa sangat menyakitkan. \n\n Sendi rahang terletak sekitar depan lubang telinga yang berfungsi sebagai engsel pada pergerakan rahang atau buka tutup mulut. Sendi rahang terdapat 2 buah yang terhubung oleh kerangka tulang rahang bawah, sehingga jika ada gangguan pada salah satu sendi tentu akan mempengaruhi sendi yang satunya lagi. \n\n Gejala gangguan sendi rahang menurut penelitian akan dialami sekitar 40-60% populasi. Intensitas gejala gangguan sendi rahang pada masing-masing pengidapnya bisa berbeda-beda. Gejala gangguan sendi rahang mulai dirasakan dengan gejala ringan (yang kadang tidak dirasakan oleh pasien) sampai gejala yang berat dan mengganggu aktivitas kerja. Gejala utama gangguan sendi rahang berupa sakit sekitar telinga saat buka/tutup mulut, bunyi sendi sekitar telinga, keterbatasan pembukaan mulut, peregangan rahang yang miring ke kanan atau ke kiri, sakit yang terasa seperti sakit gigi, otot rahang atau leher kencang/kaku/sakit, kesulitan mengunyah, sakit bahu. Jika gangguan sendi rahang ini sudah parah, maka akan menimbulkan gejala yang berat seperti sakit di sekitar telinga yang menyebar ke leher bahkan ke punggung. Hal ini kadang tidak disadari oleh pasien, sehingga dikira penyakit utamanya adalah di punggung atau leher. \n\n Penyebab dari gangguan sendi rahang ini diduga akibat dari kebiasaan buruk seperti mengerot ngerot gigi, menggigit gigit benda yang terus menerus, mengunyah satu sisi rahang, posisi tidur kepala yang miring ke salah satu sisi terus, sering menopang dagu, kena pukulan/benturan di rahang atau daerah telinga, infeksi telinga/gigi, susunan gigi yang tidak teratur, banyak kehilangan gigi geraham/belakang, kelainan bawaan. \n\n Terapi gangguan sendi rahang tergantung jenisnya dan lama gejala yang dirasakan, sehingga terapi berbeda-beda, mulai dengan cara konsumsi obat pereda sakit, fisioterapi otot pengunyahan/sendi, memakai alat, merapihkan gigi, memakai gigi tiruan, dan terakhir pembedahan. \n\n Download aplikasi Hermina Mobile Apps untuk memudahkan akses kesehatan dan pendaftaran ke RS Hermina Arcamanik. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Manado<\/a><\/li>
- 30 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
Awas Gangguan Pada Gigi dan Mulut ini Akan Sangat Mengganggu<\/a><\/h3>
Menjaga kesehatan gigi dan mulut tidak cukup dengan menggosok gigi saja, namun sangat disarankan untuk anda juga dapat menerapkan pola hidup yang sehat mulai dari menjaga asupan makanan hingga minuman yang dikonsumsi setiap harinya. Perlu diingat bahwa kesehatan gigi dan mulut sangat memiliki peran penting bagi kesehatan seluruh tubuh kita, maka dari itu sangat penting untuk kita mengetahui bagaimana cara terbaik untuk dapat menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan cara yang tepat. \n\n Gigi dan mulut itu sendiri memiliki jaringan keras, jaringan lunak dan rongga mulut, jika dalam keadaan sehat akan sangat memungkinkan untuk anda dapat makan, berbicara dengan orang lain tanpa terganggu karena adanya infeksi ataupun penyakit. Karena jika terjadi gangguan pada gigi dan mulut anda akan sangat berdampak buruk dalam kehidupan sehari-hari seperti mengganggu produktivitas pekerjaan dan kepercayaan diri anda. \n\n Perlu anda ketahui bahwa rongga mulut merupakan sarang bagi berbagai macam virus, bakteri dan jamur. Jika dalam jumlah yang sedikit biasa tidak akan berbahaya karena beberapa dari mereka sudah membuat flora yang normal pada mulut. Namun dengan konsumsi gula yang tidak diatur akan menciptakan kondisi bagi bakteri penghasil asam akan berkembang, pada akhirnya mengikis email gigi dan membuat lubang. Seperti halnya dengan bakteri di dekat gusi jika tidak dijaga kebersihannya akan membentuk plak yang bisa mengeras hingga menyebar ke seluruh gigi. \n\n Oleh sebab itu, sangat penting bagi kita mengetahui apa saja penyakit dan permasalahan yang umumnya akan terjadi jika kita tidak dengan benar menjaga kesehatan gigi dan mulut baik itu pada anak-anak hingga dewasa : \n\n \n Kerusakan gigi (Karies Gigi) \n \n\n Karies gigi atau dikenal dengan Kerusakan gigi merupakan permasalah yang paling sering ditemui, dimana terjadi pengikisan pada lapisan keras luar gigi (email) oleh bakteri, akhirnya menciptakan lubang kecil di gigi yang dapat merusak jaringan yang ada dan akan memburuk jika tidak mendapatkan penanganan. \n\n \n Bau mulut (Halitosis) \n \n\n Halitosis atau dikenal dengan bau mulut merupakan aroma tidak sedap yang keluar dari mulut anda saat berbicara. Kondisi ini diakibatkan oleh kesehatan mulut anda yang sedang dalam keadaan yang tidak baik, biasanya akan disertai dengan rasa tidak enak di mulut, mulut kering dan lidah berwarna putih. Umumnya bau mulut disebabkan oleh terdapat sisa makanan, sering merokok dan juga penggunaan obat-obatan tertentu. \n\n \n Abses gigi \n \n\n Abses gigi merupakan kondisi medis dengan terbentuknya benjolan pada sekitar gigi dan gusi yang berisi nanah, umumnya diakibatkan oleh terjadinya infeksi bakteri akibat buruknya anda dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut. Akibat dari abses gigi ini akan mengakibatkan gigi terasa nyeri hingga mengganggu aktivitas setiap harinya. \n\n \n Karang gigi (Kalkulus gigi) \n \n\n Kalkulus gigi atau dikenal dengan karang gigi merupakan lapisan kotoran atau plak yang telah mengeras pada gigi, akibat dari kuman dari sisa-sisa makanan yang menempel pada gigi, serta keasaman Ph air liur menyebabkan karang gigi muncul. Kondisi ini akibat semakin meningkat pada seseorang yang merokok dan jarang menyikat gigi. \n\n Sobat Hermina itu dia empat gangguan pada gigi dan mulut yang faktanya sangat umum terjadi apabila kita masih tidak peduli akan menjaga kesehatan gigi dan mulut, Jika dari anda sudah terdapat gejala dan keluhan segeralah untuk konsultasikan dengan dokter gigi agar mendapatkan penanganan yang dibutuhkan agar tidak terjadi permasalahan yang lebih serius hingga komplikasi. RS Hermina Manado menyediakan layanan Poliklinik gigi umum hingga Gigi spesialistik yang mampu untuk menjawab permasalah gigi dan mulut anda, untuk informasi jadwal praktek dan membuat janji temu dokter dapat melalui aplikasi Helo Hermina yang bisa di unduh pada Google Play dan Apps Store. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Depok<\/a><\/li>
- 24 April 2023<\/li><\/ul><\/div>
Sakit Gigi tak Kunjung Henti, Ketahui Ciri Gigi Berlubang!<\/a><\/h3>
Sakit gigi merupakan kondisi sakit atau nyeri yang terjadi pada bagian dalam atau sekitar gigi. Sakit gigi dapat hilang timbul atau berlangsung secara terus menerus dan tingkat keparahan nyeri tersebut dapat bervariasi, mulai dari ringan hingga berat. Umumnya, sakit gigi terjadi akibat penyakit pada gigi atau gusi, salah satunya adalah gigi berlubang. \n\n Gigi berlubang merupakan kondisi gigi yang rusak akibat terkikisnya lapisan terluar gigi (enamel). Kondisi ini terjadi karena penumpukan bakteri di mulut akibat sering mengonsumsi makanan manis dan tidak menjaga kebersihan mulut. \n\n Gigi berlubang dapat terjadi pada orang dewasa maupun anak-anak. Apabila tidak segera diatasi, lubang di gigi dapat semakin membesar dan mengganggu sehingga berpotensi untuk meningkatkan risiko terjadinya masalah gigi yang lain, seperti infeksi dan gigi tanggal atau copot. \n\n \n\n Faktor Penyebab Gigi Berlubang: \n\n -Jarang menyikat gigi/membersihkan gigi setelah makan \n\n -Tidak menggunakan pasta gigi atau obat kumur yang mengandung fluoride \n\n -Terlalu banyak konsumsi makanan dan minuman manis atau asam (soda, kopi, teh,dll) \n\n -Menderita anoreksia dan bulimia \n\n -Menderita GERD dan mulut kering \n\n -Berusia lanjut sehingga enamel mulai menipis dan berkurangnya produksi air liur \n\n -Rutin konsumsi obat-obatan, suplemen, vitamin, atau produk herba yang mengandung gula \n\n \n\n Gejala Gigi Berlubang: \n\n Apabila lubang pada gigi masih berukuran kecil, biasanya gejala belum terasa. Namun, ketika lubang pada gigi sudah membesar, dapat muncul beberapa gejala berikut: \n\n -Gigi sensitif \n\n -Sakit ketika menggigit \n\n -Nyeri spontan tanpa sebab yang jelas \n\n -Ngilu atau nyeri setelah konsumsi makanan/minuman yang manis, dingin, atau panas \n\n -Terdapat lubang yang jelas di gigi \n\n -Noda putih, coklat, atau hitam pada permukaan gigi \n\n \n\n Pencegahan Gigi Berlubang \n\n Gigi berlubang bisa terjadi pada siapa saja, terutama pada orang yang tidak menjaga kesehatan gigi dan mulut. Untuk mencegah kondisi ini, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, yaitu: \n\n -Mengurangi kebiasaan ngemil \n\n -Mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang manis atau asam, seperti permen atau minuman ringan \n\n -Menyikat gigi 2 kali sehari dengan pasta gigi yang mengandung fluoride \n\n -Membersihkan sela-sela gigi dengan benang gigi setidaknya 1 kali sehari \n\n -Memeriksakan kesehatan gigi dan mulut ke dokter gigi, setidaknya 2 kali dalam setahun \n\n \n\n Sakit gigi akibat gigi berlubang juga dapat terjadi karena adanya plak yang sudah lama tidak dibersihkan. Plak adalah lapisan lunak dan lengket yang terdiri dari sisa makanan serta bakteri. Bila dibiarkan terus-menerus, plak tersebut bisa menyebabkan berbagai macam masalah mulut seperti karang gigi hingga gigi berlubang. \n\n Untuk mencegah terjadinya berbagai komplikasi lain pada gigi, periksalah ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali untuk membersihkan plak yang membandel. Oleh karena itu Sahabat Hermina dapat mengunjungi RS Hermina Depok untuk mendapatkan perawatan gigi terbaik sebagai upaya mencegah gigi berlubang. \n\n Buat janji temu dengan dokter RS Hermina Depok melalui call center kami di 1500 488 atau gunakan fitur yang terdapat pada aplikasi Halo Hermina. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Ciruas<\/a><\/li>
- 30 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
Manfaat Menjaga Kesehatan Gigi Selama Puasa<\/a><\/h3>
Puasa merupakan bulan yang dinanti-nanti oleh umat Muslim di seluruh dunia sebagai bulan suci yang penuh berkah. Pada bulan puasa, umat Muslim diwajibkan untuk menahan lapar dan dahaga dari terbit fajar hingga matahari terbenam. Namun, menjaga kesehatan gigi selama bulan puasa juga penting dilakukan. \n\n Menjaga kesehatan gigi selama bulan puasa dapat memberikan banyak manfaat bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Berikut ini adalah beberapa manfaat menjaga kesehatan gigi selama puasa: \n\n \n Mencegah gigi berlubang \n \n\n Saat berbuka kita tidak akan terhindar dari mengkonsumsi makanan atau minuman yang serba manis. Dari makanan atau minuman manis yang kita konsumsi akan menyisakan debris yang menempel pada gigi. Sebelum debris ini bersatu dengan bakteri yang akan membentuk plak, maka harus dilakukan pembersihan agar tidak menimbulkan gigi berlubang. Plak adalah lapisan lengket yang terbentuk pada gigi dan mulut ketika sisa makanan dan minuman tidak dibersihkan dengan benar. \n\n \n Menjaga kesehatan gusi \n \n\n Kebiasaan menyikat gigi, akan mencegah plak menempel di gigi. Sehingga gusi akan tetap sehat dan terjaga dari bakteri yang akan menimbulkan peradangan pada gusi. \n\n Puasa dapat membantu mengurangi peradangan dan perdarahan gusi yang sering disebabkan oleh plak. Selama bulan puasa, kita juga dapat memperhatikan konsumsi makanan dan minuman yang mengandung banyak gula atau asam, yang dapat merusak gusi dan menyebabkan radang. \n\n \n Menjaga kesehatan jantung \n \n\n Menjaga kebersihan gigi selama puasa juga dapat membantu menjaga kesehatan jantung. Ada bukti bahwa terdapat hubungan antara kesehatan gigi dan risiko penyakit jantung. Jika gigi dan mulut tidak sehat, bakteri dapat masuk ke dalam pembuluh darah dan menimbulkan peradangan yang dapat mempengaruhi kesehatan jantung \n\n \n Membantu penyerapan nutrisi \n \n\n Kesehatan gigi yang baik dapat membantu meningkatkan penyerapan nutrisi oleh tubuh. Dengan gigi yang sehat, kita dapat mengunyah makanan dengan lebih baik sehingga memaksimalkan penyerapan nutrisi yang terkandung dalam makanan oleh tubuh. \n\n \n Meningkatkan kepercayaan diri \n \n\n Menjaga kesehatan gigi selama bulan puasa dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri. Dengan gigi yang bersih dan sehat, kita dapat tersenyum dengan lebih percaya diri dan merasa lebih baik tentang penampilan kita. \n\n \n Membuat nafas jadi lebih segar \n \n\n Bau mulut sering dihubungkan dengan keadaan mulut saat puasa. Kondisi ini terjadi karena saat puasa kondisi mulut kita cenderung kering. Saat kondisi kering, penumpukan sisa makanan dapat menimbulkan bau mulut. Dengan menyikat gigi secara rutin dapat membuat bau mulut berkurang dan nafas jauh lebih segar. \n\n Dalam rangka menjaga kesehatan gigi selama bulan puasa, pastikan untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan rajin menyikat gigi setelah sahur dan sebelum tarawih, serta menggunakan benang gigi atau obat kumur. Selain itu, kurangi konsumsi makanan dan minuman yang mengandung banyak gula atau asam, dan mengkonsumsi air putih yang banyak. Pastikan juga untuk mengunjungi dokter gigi secara rutin untuk pemeriksaan gigi dan mulut. Dengan menjaga kesehatan gigi selama bulan puasa, kita dapat merayakan bulan suci ini dengan kesehatan dan kebahagiaan yang optimal \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/a><\/span>");
- 30 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 24 April 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 30 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 08 Agustus 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 23 Agustus 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 18 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 20 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 25 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 06 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 18 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 21 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 18 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>