- Hermina Daan Mogot<\/a><\/li>
- 17 Juni 2022<\/li><\/ul><\/div>
Mitos dan Fakta tentang Kesehatan Gigi<\/a><\/h3>
Sakit gigi merupakan salah satu hal yang sering menghambat berbagai aktivitas, seperti pada saat tidur, bekerja, atau pun dapat menganggu saat makan. Seringkali, kita menyadari bahwa memiliki lubang pada gigi, namun karena belum terasa sakit maka tidak dilakukan penambalan, terlebih sering kali banyak yang takut untuk ke dokter gigi. \n\n Ketakutan untuk datang ke dokter gigi tidak dapat dipungkiri dengan adanya mitos-mitos kesehatan gigi. Oleh karena itu, kali ini kita akan bahas tentang mitos dan fakta kesehatan gigi apa aja sih yang sering ditakutkan. \n\n \n Mitos: Bau mulut muncul karena adanya masalah pencernaan \n \n\n Fakta: Bau mulut dapat muncul disebabkan oleh 2 factor yaitu internal dan external, yang dimaksud factor internal adalah yang berasal dari dalam tubuh (sistemik) contohnya pada pasien dengan GERD. Namun, pasien GERD jarang datang untuk mengeluhkan tentang bau mulutnya, keluhan bau mulut lebih sering ditemukan pada pasien-pasien dengan factor eksternal, seperti gigi berlubang, radang gusi, karang gigi, mulut kering, dll. \n\n Gigi berlubang bisa menyebabkan bau mulut, karena sisa-sisa makanan yang menyangkut pada gigi berlubang akan bertemu dengan bakteri-bakteri dalam mulut lalu membusuk dan menimbulkan bau tidak sedap pada mulut. \n\n Radang gusi, yang paling sering ditemukan pasien mengeluhkan gusinya sering berdarah pada saat sikat gigi dan mulut berbau tidak enak. Hal ini dikarenakan adanya penumpukan karang gigi yang menimbulkan bau tidak sedap serta membuat gusi kita meradang yang efeknya lebih rentan untuk berdarah. \n\n Kenapa bisa meradang? Karena gusi tersebut tertekan oleh penumpukan karang gigi, apabila tidak dibersihkan maka akan semakin banyak dan makin menekan gusi, yang bisa berakibat ke gusi berdarah, jaringan penyangga gigi juga mengalami kerusakan seperti tulang penyangga gigi sehingga nantinya gigi akan goyang. Dan perlu diingat bahwa karang gigi tidak dapat dibersihkan hanya dengan menyikat gigi saja, karang gigi dapat dihilangkan dengan perawatan pembersihan karang gigi. Maka, jangan lupa untuk ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali. Produksi air liur yang berkurang juga dapat menyebabkan bau mulut. \n\n Contohnya pada saat berpuasa, terkadang kita sering merasa bahwa ada bau mulut, jika tidak ada berlubang dan karang gigi atau keluhan lain, itu menandakan suatu hal yang normal karena saat berpuasa produksi air liur berkurang. Sedangkan, air liur memiliki fungsi untuk membasuh, membantu membersihkan sisa-sisa makanan (self cleansing). Pada saat air liur berkurang maka flora dalam mulut berkembang yang menyebabkan bau mulut. \n\n pencegahannya untuk menghindari penyebab bau mulut, yakni dengan \n\n \n Sikat gigi 2x sehari setelah makan pagi dan sebelum tidur malam \n Melakukan flossing dan penggunaan tongue scrapping (pembersih lidah) \n Konsumsi makanan berserat \n Minum 8 gelas air putih sehari \n Dan jangan lupa kontrol ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali \n \n\n \n\n \n Mitos: Gigi yang tinggal sisa akar tidak usah dicabut, toh sudah tidak sakit \n \n\n Fakta: Kasus sisa akar yang sering ditemukan biasanya berawal dari gigi berlubang, bila gigi berlubang dibiarkan dan tidak dirawat, lama kelamaan gigi tersebut dapat patah sedikit demi sedikit karena adanya tekanan kunyah. Pada akhirnya, mahkota gigi habis dan yang tersisa tinggal akarnya saja. Biasanya pasien tidak ada keluhan lagi terhadap giginya. Namun bukan berati masalah sudah selesai. Akar gigi yang masih berada di dalam mulut masih dapat menjadi sumber infeksi, selain itu pengunyahan pun akan terganggu. Meskipun sudah tidak terasa sakit, gigi tersebut harus dicabut dan dibuatkan gigi tiruan penggantinya. \n\n Mengapa perlu untuk dibuatkan gigi tiruan? \n\n Karena rongga mulut itu menjadi awal masuk nya makanan kedalam saluran percernaan. Jika ada gigi yang hilang dan tidak digantikan maka proses pengunyahan tidak sempurna dan berakibat ke kerja lambung menjadi semakin berat sehingga hal tersebut sebaiknya dihindari. Selain itu apabila ada ruang kosong akibat gigi yang hilang tidak diganti terutama gigi depan, hal itu akan berpengaruh terhadap estetik, pengucapan dan juga dapat mengakibatkan gigi tetangganya bergeser ke ruang yang kosong tersebut. Seperti misalnya pada kata-kata yang membutuhkan huruf f,v,ph (gigi depan atas bertemu dengan bibir bawah), th (lidah bertemu dengan bagian bekalang gigi atas depan). \n\n \n Mitos: Sakit gigi dapat sembuhkan hanya dengan minum obat penghilang rasa sakit (analgesik) \n \n\n Fakta: Obat penghilang rasa sakit hanya bersifat sementara saja biasanya sekitar 4-6 jam tapi tergantung juga pada tiap orang. Oleh karena itu, rasa sakit tersebut akan dapat muncul kembali setelah efek obatnya hilang, untuk benar-benar menghilangkan rasa sakit tersebut maka haruslah dicari penyebab rasa sakit tersebut dan dihilangkan. \n\n Dihilangkannya bagaimana? Apakah harus dicabut? \n\n Untuk terapi nya kita tidak langsung melakukan pencabutan, tetapi dengan dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu. Apabila masih memungkinkan untuk dilakukan perawatan, maka akan dilakukan perawatan saluran akar. Apa beda nya dengan dilakukan penambalan langsung? Biasanya gigi yang sudah menimbulkan sakit spontan (tiba-tiba) menandakan bahwa infeksi bakterinya sudah mengenai syaraf gigi, oleh sebab itu perawatannya adalah dengan PSA (perawatan saluran akar), setelah sumber infeksinya dihilangkan barulah tidak akan timbul kembali rasa sakit. Jadi untuk tindakan pencabutan, itu merupakan pilihan terakhir apabila perawatan yang lain tidak dapat dilakukan. \n\n Dan, jangan lupa jangan sembarangan minum obat tanpa adanya instruksi dari dokter karena dapat mengakibatkan resistensi dosis obat. \n\n \n\n \n Mitos: Gigi bungsu harus selalu dicabut \n \n\n Fakta: Gigi bungsu atau yang sering diketahui sebagai gigi geraham paling belakang yang muncul paling terakhir pada saat dewasa memang sering impaksi (tumbuh miring, hanya sebagian muncul, maupun tidak terlihat sama sekali). Namun, fungsi dari gigi geraham sendiri adalah untuk menghaluskan makanan, semakin banyak dataran untuk mengunyah makanan maka semakin baik proses penghalusan makanannya. Jika, gigi bungsu tersebut impaksi, sering menimbulkan keluhan baik itu yang disertai infeksi maupun tidak, maka dianjurkan untuk dilakukan pencabutan. Namun, jika gigi bungsu tersebut erupsi (muncul) secara sempurna maka tidak perlu dilakukan pencabutan. \n\n \n Mitos: “Tidak usah ke dokter gigi selama gigi tidak sakit”. Benarkah? \n \n\n Fakta: “Sebaiknya tetap harus berkunjung ke dokter gigi secara rutin minimal setiap 6 bulan sekali”. Hal ini dikarenakan terkadang hanya dokter gigi yang bisa melihat masalah pada gigi yang mungkin ada tapi tidak kita sadari. Anda justru bisa mengetahui kondisi kesehatan gigi dan mulut mulai dari masalah bau mulut, kesehatan gusi, keberadaan plak dan karang gigi dan sebagainya sehingga perawatan pada tahap awal bisa dilakukan dengan segera. Jangan tunggu keadaan gigi menjadi parah baru datan ke dokter gigi. \n\n Tetapi, terdapat salah satu persepsi yang salah tentang kesehatan gigi dan mulut yaitu kalau tidak ada masalah, berarti semuanya sehat. Nah, ini yang membuat banyak orang malas memeriksakan gigi nya ke dokter gigi secara rutin. Tapi belum tentu ya, tidak ada keluhan sakit berarti tidak ada masalah. Akan lebih baik mencegah daripada mengobati. \n\n \n\n \n Mitos: Jika gigi anak berlubang, biarkan saja. Nantinya juga akan terganti dengan gigi tetap/permanen \n \n\n Fakta: Gigi anak yang berlubang harus tetap dilakukan perawatan. Kenapa? Karena jika tidak dilakukan perawatan maka infeksi bakteri yang ada pada gigi berlubang tersebut dapat menjalar ke jaringan pendukung gigi. Ini akan mempengaruhi gigi permanen yang sedang dalam proses tumbuh kembang. Selain itu, jika gigi anak berlubang juga berpengaruh terhadap menurunnya nafsu makan yang bisa membuat nutrisinya berkurang sedangkan anak sangat memperlukan nutrisi yang baik dan seimbang, selain itu juga dapat menyebabkan anak akan cenderung rewel. \n\n \n\n \n\n \n\n \n Mitos: Pada ibu hamil, gigi nya akan sering linu, mudah berlubang dan mudah keropos. \n \n\n Fakta: Keluhan ini muncul lebih disebabkan dari kebiasaan ibu hamil yang lebih sering mengonsumsi makanan manis dan merasa mudah mual sehingga malas menyikat gigi. Hal tersebut menyebabkan kondisi dalam rongga mulut menjadi asam dan gigi mudah berlubang. Oleh karena itu, disarankan pada ibu hamil untuk tetap rajin menyikat gigi dan kontrol ke dokter gigi selama masa kehamilan atau sebelum masa kehamilan. \n\n waktu yang dianjurkan apabila memang perlu kedokter gigi saat hamil, yaitu pada trisemester ke 2, karena pada saat itu pembentukan organ janin telah selesai. Kecuali pada kasus-kasus emergency. Kenapa tidak di trisemester 1 atau pun ke 3? Pada trimester 1 ini tidak disarankan untuk melakukan prosedur perawatan gigi karena dapat menimbulkan efek pada janin karena, pertumbuhan dan perkembangan janin masih sangat rentan. Pada trisemester ke 3 juga tidak disarankan karena menghindari terjadinya kontraksi dan mempertimbangkan keamanan dan kenyamanan pada ibu hamil. \n\n \n\n Berikut fakta dan mitos seputar kesehatan gigi dan mulut yang perlu diketahui. Kalau sahabat punya keluhan gigi, jangan ragu untuk konsultasi dengan dokter gigi di RS Hermina. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 31 Maret 2022<\/li><\/ul><\/div>
Tips Menjaga Kebersihan Gigi dan Mulut<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina menjaga kesehatan gigi dan mulut sangat penting karena sangat berhubungan terhadap kesehatan tubuh secara keseluruhan, Gigi dan mulut adalah dua bagian tubuh yang punya banyak fungsi penting dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, penting untuk sahabat hermina mengetahui cara membersihkan gigi dan mulut dengan benar. \n\n Menggosok gigi secara terutur dua kali sehari dan menjaga pola hidup sehat dari konsumsi makanan atau minuman sehari - hari menjadi salah satu cara yang baik dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut. Selain dapat menjaga kesehatan gigi dan gusi, kebiasaan yang baik ini juga dapat mencegah tubuh dari berbagai penyakit. Mulai dari membersihkan gigi dengan benar sampai mengendalikan penyakit bawaan, ada banyak cara yang perlu Sahabat Hermina lakukan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut. \n\n Tips yang bisa Sahabat Hermina lakukan dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut diantaranya adalah : \n\n 1. Gunakan sikat gigi yang tepat \n\n Memilih sikat gigi yang tepat merupakan langkah pertama yang dapat sahabat hermina lakukan dalam upaya menjaga kesehatan gigi dan mulut. Pilihlah sikat gigi yang memiliki bulu lembut sehingga nyaman digunakan. Selain itu, pastikan bulu pada sikat gigi yang dipilih memiliki ujung yang kecil membulat. Ganti sikat gigi jika sudah dipakai selama tiga bulan. \n\n 2. Jangan sikat gigi terlalu keras \n\n Menyikat gigi bertujuan untuk menghilangkan plak pada gigi, tetapi jika sahabat hermina menyikat terlalu keras dapat berakibat tidak baik, gusi sahabat hermina bisa robek dan mengikis enamel gigi yang relatif tipis, ini akan berakibat gigi sahabat hermina menjadi lebih sensitif. Sahabat Hermina disarankan untuk menggosok gigi dengan cara memutar dan tidak terlalu menggosoknya secara keras. Menyikat gigi dengan tidak benar dapat membuat plak pada gigi menumpuk dan mengeras sehingga dapat menyebabkan gingivitis (peradangan gusi) \n\n 3. Lakukan flossing (Menggunakan benang gigi) \n\n Flossing atau membersihkan gigi menggunakan benang gigi bertujuan untuk membersihkan kotoran yang tidak terjangkau oleh sikat gigi. Cara ini juga dapat dilakukan ketika Sahabat hermina tidak sempat menyikat gigi sehabis makan, karena benang gigi mampu membersihkan partikel serta plak yang tertinggal dan masih menumpuk karena sulit dijangkau. \n\n 4. Kurangi konsumsi minuman dan makanan manis \n\n Mengkonsumsi minuman dan makanan manis memang sebaiknya tidak terlalu berlebihan, karena makanan manis yang dikonsumsi akan diubah menjadi asam oleh bakteri di mulut yang kemudian dapat menggerogoti enamel gigi sehingga dapat menyebabkan gigi Sahabat Hermina berlubang. \n\n 5. Berhenti merokok \n\n Kandungan nikotin dan tar di dalam rokok dapat menyebabkan gigi menguning dan bibir menghitam. Selain itu juga bisa membuat gigi menjadi rapuh dan mudah patah, juga meningkatkan resiko kanker mulut. Oleh karena itu sahabat hermina disarankan untuk berhenti merokok. \n\n 6. Pergi ke dokter gigi secara teratur \n\n Periksakanlah kesehatan gigi dan mulut sahabat hermina ke dokter gigi tiap enam bulan sekali. Hal ini bertujuan untuk mendeteksi lebih awal jika ada masalah pada gigi, gusi, maupun rongga mulut. \n\n Menjaga kesehatan gigi dan mulut sama pentingnya dengan menjaga kesehatan bagian tubuh lainnya. Sahabat hermina juga perlu memenuhi asupan makanan bergizi, seperti buah dan sayuran, serta banyak minum air putih. \n\n Jika Sahabat Hermina mengalami keluhan seperti gusi berdarah, gigi lepas dengan sendirinya, sakit saat mengunyah, serta bau mulut, segera konsultasikan kepada dokter agar dilakukan pemeriksaaan dan penanganan yang tepat. \n\n Sahabat hermina dapat berkonsultasi seputar gigi kepada dokter gigi di RS. Hermina terdekat, atau sahabat hermina juga bisa berkonsultasi secara online dengan dokter spesialis RS. Hermina dengan aplikasi halo hermina \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mutiara Bunda Salatiga<\/a><\/li>
- 07 Maret 2022<\/li><\/ul><\/div>
Cara Atasi Gigi Ngilu <\/a><\/h3>
Mempunyai gigi sensitif kadang sangat mengganggu. Ngilu dan nyut-nyutan tajam yang timbul saat sedang menikmati makanan dapat membuat Anda merasa sangat tidak nyaman. \nBahkan, nyeri yang timbul bisa dirasakan berjam-jam setelah makan. \n\n sensitivitas disebabkan oleh lapisan tengah gigi (dentin) yang sangat lembut terpapar berbagai hal dari lingkungan luar. Padahal, dentin seharusnya terlindungi oleh enamel gigi. \n\n Ketika lapisan terluar gigi atau enamel gigi menipis, \ndentin akan terekspos udara serta suhu dari luar sehingga gigi mudah terasa ngilu. \n\n Biasanya Anda akan merasakan ngilu pada gigi saat makan es krim atau hanya sekadar minum minuman dingin lainnya. \nTerkadang sensasi ngilu juga muncul saat makan atau minum yang panas. Rasa ngilu dapat datang dan pergi, kadang juga terasa tidak tertahankan. \n\n Anda bisa mengurangi dan menangani gigi sensitif mulai dari mengubah kebiasaan sehari-hari. \nSimak cara mengatasi juga mengobati gigi ngilu atau sensitif di bawah ini. \n\n 1. Sikat Gigi dengan Benar \n\n Apakah Anda sudah menyikat gigi dengan cara yang tepat? Misalnya, menggosok gigi dengan teratur, \nyaitu dua kali dalam sehari, pagi sesudah sarapan dan malam sebelum tidur. \n Tidak cukup sampai di situ saja, gunakan pula teknik menyikat gigi yang benar untuk membersihkan seluruh bagian gigi dan mulut. \n\n Sikat dengan lembut dan hati-hati di sekitar garis gusi sehingga Anda tidak menghilangkan jaringan pada gusi. \nMenyikat gigi dengan keras dapat membuat lapisan enamel menjadi tipis, sehingga sensitivitas gigi Anda meningkat. \n\n Pegang sikat gigi Anda pada sudut 45 derajat. \nSikat perlahan dengan gerakan melingkar. \n\n Sebaiknya, disarankan juga untuk Anda menggunakan jenis sikat gigi berbulu lembut untuk mengurangi risiko gigi ngilu atau sensitif. \n\n Anda pun juga bisa menggunakan bantuan benang gigi untuk menjangkau kotoran sisa makanan yang sulit dijangkau menggunakan sikat gigi. \n\n 2. Gunakan Pasta Gigi Khusus \n\n Anda juga bisa menggunakan pasta gigi untuk gigi sensitif yang mengandung fluoride. \nPasta gigi yang dirancang khusus untuk gigi sensitif mengandung bahan aktif yang disebut dengan potasium nitrat. \n\n Kandungan tersebut membantu untuk menghalangi tubulus kecil di dentin yang sensitif. \nTidak hanya itu saja, pasta gigi ini mengandung senyawa yang membantu menghalangi penyebaran sensasi dari permukaan gigi ke saraf. \n\n Biasanya membutuhkan beberapa kali penggunaan sebelum sensitivitas gigi berkurang. \nSetelah beberapa kali penggunaan, pasta gigi dapat menghilangkan rasa nyeri yang berhubungan dengan gigi sensitif. \n\n Jika Anda menggunakannya secara teratur, pasta gigi merupakan salah satu cara paling tepat dalam mengobati gigi ngilu atau sensitif jangka panjang. \n\n 3. Hindari Makanan dan Minuman Asam \n\n Makanan atau minuman asam dapat mengikis lapisan enamel sehingga gigi makin sensitif. \nSebaiknya mulai batasi konsumsi makanan dan minuman asam untuk mengurangi risiko gigi ngilu atau sensitif. \n\n Jangan lupa untuk menyikat gigi Anda 20 menit kemudian setelah memakan makanan asam sebagai cara mengatasi gigi yang ngilu. \nJika jarak waktunya kurang dari 20 menit atau Anda langsung menyikat gigi, justru hal itu dapat menyakiti enamel Anda. \n\n Apakah Anda mempunyai kebiasaan menggertakkan gigi saat tidur di malam hari? Nah, ternyata, \nkebiasaan ini dapat mengikis enamel serta menjadikan gigi jadi lebih sensitif. \n\n 4. Menggunakan pelindung gigi. \n\n Maka dari itu, menggunakan pelindung gigi dapat Anda lakukan sebagai \ncara mengatasi gigi ngilu juga sensitif akibat kebiasaan menggeretakan gigi. \n\n \nlakukan secara rutin, rasa ngilu pada gigi dapat berkurang. Namun, \ntetap periksakan kesehatan gigi dan mulut sahabat ke dokter gigi minimal sekali setiap 6 bulan, ya, Sahabat Hermina Salatiga. \n \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Grand Wisata<\/a><\/li>
- 15 Februari 2022<\/li><\/ul><\/div>
Gigi Sensitif, Apakah Itu? Apakah bisa sembuh?<\/a><\/h3>
Nyeri yang berkaitan dengan gigi sensitif, terjadi di dalam saraf gigi. Nyeri ini tidak selamanya menetap pada gigi kamu, ada yang terjadi sementara, ada yang hilang dan timbul dalam jangka waktu tertentu. Agar kamu enggak keliru, yuk ketahui selengkapnya tentang gigi sensitif! \n\n Gigi Sensitif, Apakah Itu? \n\n Gigi sensitif merupakan rasa tidak nyaman pada gigi yang dipicu oleh konsumsi makanan dan minuman yang terlalu manis, terlalu panas, terlalu asam, dan terlalu dingin. Pada pengidapnya, gigi sensitif bisa saja menimbulkan rasa sakit berupa kejutan yang tajam dan terjadi secara singkat. \n\n Gigi sensitif akan terjadi ketika dentin, atau yang lebih dikenal dengan bagian gigi yang lembut, terpapar tanpa perlindungan. Ketika ribuan saraf yang ada pada dentin tidak lagi terlindungi dari rangsangan makanan atau minuman yang dikonsumsi, hal inilah yang menyebabkan gigi terasa ngilu dan nyeri. \n\n Apakah Gigi Sensitif dapat Disembuhkan? \n\n Gigi sensitif dapat disembuhkan dengan perawatan yang tepat dan telaten. Menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan pemakaian rutin dari pasta gigi sensitif cukup ampuh dalam menyembuhkan kasus gigi sensitif yang tidak terlalu parah. Pasta gigi ini mengandung strontium klorida atau potasium nitrat yang dapat melindungi sistem saraf gigi dan menghalangi sinyal rasa sakit akibat konsumsi makanan dan minuman tertentu. \n\n Jika dengan menggunakan pasta gigi sensitif tidak kunjung sembuh, biasanya dokter akan mencari tahu apa yang menjadi penyebab gigi sensitif. Jika masalah gigi sensitif disebabkan oleh gigi berlubang atau masalah gusi lainnya, dokter biasanya akan menangani sumber masalah sebelum melakukan pengobatan pada gigi sensitif. \n\n Setelah penyebab gigi sensitif ditemukan dan diobati. Dokter baru akan melakukan perawatan gigi sensitif dengan mengoleskan gel khusus ke lapisan gigi guna mengurangi rasa ngilu akibat dari gigi sensitif. Dokter biasanya juga akan mengoleskan gel fluorida untuk mencegah gigi berlubang dan menguatkan lapisan gigi. Hal ini dilakukan guna mencegah terjadinya gigi sensitif di kemudian hari. \n\n Nah, perawatan yang dilakukan ini tidak akan berhasil jika hanya dilakukan sekali. Untuk hasil yang maksimal, perawatan harus dilakukan secara berulang. Hal ini juga harus dilakukan secara bersamaan dengan perawatan gigi yang baik dan benar. Jadi, jika kamu masih malas untuk menyikat gigi, dan tetap mengonsumsi makanan atau minuman yang dapat memicu terjadinya gigi sensitif, perawatan yang dilakukan akan sia-sia. \n\n Penanganan Gigi Sensitif Di Rumah \n\n Nah, jika sewaktu-waktu gigi sensitif kambuh, berikut beberapa cara sederhana yang dapat digunakan untuk mengobati gigi sensitif di rumah: \n\n \n Pilih bulu sikat halus guna melindungi email gigi. \n Setelah menyikat gigi, pakai obat kumur guna membantu mengobati gigi sensitif. \n Gunakan pasta gigi khusus gigi sensitif. \n Hindari makanan dan minuman yang jadi pemicu terjadinya gigi sensitif. \n Hentikan kebiasaan menggigit kuku. \n Selama menyikat gigi, hindari tekanan yang terlalu keras pada gigi. \n Kamu bisa menyikat gigi 30 menit sampai satu jam setelah makan atau minum dengan bahan yang manis dan asam. \n \n\n \nKamu memiliki salah satu gejala gigi sensitif? Segera hubungi dokter, ya! Karena penanganan yang tepat dapat meminimalisir terjadinya komplikasi, sehingga pengobatan lebih cepat dilakukan. Dengan HaloHermina, kamu bisa memilih dokter yang sesuai dengan kebutuhan kamu. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, download aplikasinya segera! \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 15 Februari 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 07 Maret 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 31 Maret 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 17 Juni 2022<\/li><\/ul><\/div>