- Hermina Depok<\/a><\/li>
- 04 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
Tidaklah sama HIV dan AIDS<\/a><\/h3>
\nHIV dan AIDS adalah dua istilah yang sering kali digunakan secara bergantian, tetapi sebenarnya keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, sedangkan AIDS adalah singkatan dari Acquired Immunodeficiency Syndrome. \n \nHIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Virus ini dapat menyerang dan merusak sel-sel CD4, yang bertugas melawan infeksi dalam tubuh. Ketika jumlah sel CD4 menurun, sistem kekebalan tubuh menjadi lemah dan tidak dapat melawan infeksi dengan efektif. HIV dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan darah, air mani, cairan vagina, atau cairan tubuh lainnya yang terinfeksi. Penularan HIV umumnya terjadi melalui hubungan seksual tanpa pengaman, penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi, atau dari ibu yang terinfeksi kepada bayinya selama kehamilan, persalinan, atau menyusui. \n \nAIDS, di sisi lain, adalah tahap lanjutan dari infeksi HIV. Seseorang dikatakan menderita AIDS ketika sistem kekebalan tubuhnya sangat lemah dan ia mengalami infeksi yang parah atau penyakit yang jarang terjadi. AIDS dapat menyebabkan gejala seperti demam, penurunan berat badan yang signifikan, diare kronis, infeksi jamur, dan kanker tertentu. Tanpa pengobatan yang tepat, AIDS dapat berakibat fatal. \n \nPenting untuk memahami perbedaan antara HIV dan AIDS karena HIV dapat diobati dan dikendalikan dengan terapi antiretroviral (ARV). Terapi ini dapat membantu menjaga sistem kekebalan tubuh tetap stabil dan mencegah perkembangan HIV menjadi AIDS. Meskipun tidak ada obat yang dapat menyembuhkan HIV, pengobatan yang tepat dapat memungkinkan seseorang dengan HIV untuk hidup dengan kualitas hidup yang baik dan mengurangi risiko penularan virus kepada orang lain. \n \nDalam menghadapi HIV dan AIDS, penting untuk mengedukasi masyarakat tentang pencegahan, penularan, dan pengobatan yang tepat. Penggunaan kondom saat berhubungan seksual, penggunaan jarum suntik steril, dan tes HIV secara teratur adalah langkah-langkah penting dalam mencegah penularan HIV. Selain itu, dukungan sosial dan akses ke perawatan medis yang memadai juga sangat penting dalam membantu individu yang hidup dengan HIV atau AIDS. \n \nDalam kesimpulannya, HIV dan AIDS adalah dua kondisi yang berbeda meskipun sering kali digunakan secara bergantian. HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, sedangkan AIDS adalah tahap lanjutan dari infeksi HIV di mana sistem kekebalan tubuh sangat lemah. Pemahaman yang benar tentang perbedaan ini penting untuk pencegahan, penularan, dan pengobatan yang tepat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Manado<\/a><\/li>
- 20 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
Melakukan Perilaku Seks Tidak Aman ? Wajib Ketahui Bahayanya<\/a><\/h3>
\n\n \n\n Perilaku Seks bebas masih menjadi permasalahan global yang sangat sering kita temui, tidak hanya kalangan orang dewasa tapi begitu banyak juga ditemukan kasus anak-anak remaja yang sudah melakukan seks. Terlepas dari permasalahan ini, begitu banyak dampak buruk yang bisa terjadi akibat perilaku seks bebas. \n\n Dua dampak yang akan terjadi jika melakukan perilaku seks bebas, pertama yaitu kehamilan diluar nikah yang mungkin tidak diharapkan terjadi sehingga meningkatkan angka aborsi dan kedua Penyakit Menular Seksual (PMS) yang menjadi dampak akibat seks bebas paling berbahaya dan menimbulkan begitu banyak kerugian bukan hanya bagi tubuh kita tapi juga pasangan yang melakukan hubungan seksual. \n\n Banyak yang mengetahui penyakit menular seksual hanya HIV (human immunodeficiency virus) saja tapi ternyata begitu banyak jenis penyakit menular seksual yang akan terinfeksi pada tubuh kita jika kerap melakukan perilaku seks bebas, apa saja itu ? Berikut macam-macam penyakit menular seksual : \n\n \n \n HIV/AIDS \n \n \n\n Penyakit ini menyerang dan merusak sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh human immunodeficiency virus (HIV), jika tidak ditangani dan diobati akan berkembang menjadi AIDS. \n\n \n \n Sifilis \n \n \n\n Penyakit menular seksual ini lebih dikenal dengan sebutan raja singa yang bisa hidup dimana saja dan dapat menyebar dengan sangat cepat, banyak dari orang yang terinfeksi sifilis tidak merasakan gejala selama bertahun-tahun. \n\n \n \n Human Papillomavirus (HPV) \n \n \n\n HPV disebabkan oleh virus yang sama dengan namanya yaitu Human Papillomavirus, ditandai dengan munculnya kutil pada alat kelamin, lengan dan wajah. Pada wanita virus ini juga menjadi penyebab kanker serviks. \n\n \n \n Gonore \n \n \n\n Gonore yang juga dikenal dengan kencing nanah, merupakan infeksi penyakit yang disebabkan oleh bakteri Neisseria Gonorrhoeae yang ditandai dengan adanya nanah pada urine. \n\n \n \n Herpes Genital \n \n \n\n Herpes Genital atau Herpes Kelamin disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV) yang dapat menular pada pria ataupun wanita, keluhan yang biasanya timbul rasa sakit, gatal dan luka pada area genital. \n\n Jadi jika sahabat Hermina perna melakukan perilaku seks bebas, ada baiknya rutinlah melakukan pemeriksaan kesehatan agar dapat mengetahui kondisi kesehatan sahabat Hermina saat ini. Sehingga jika ada sesuatu yang tidak kita inginkan terjadi dapat segera mendapatkan penanganan oleh dokter spesialis, untuk melakukan konsultasi dan pemeriksaan kesehatan dapat juga dilakukan di RSU Hermina Manado. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pasteur<\/a><\/li>
- 16 Desember 2021<\/li><\/ul><\/div>
Perlu diketahui, HIV Tidak Menular Melalui Udara Simak selengkapnya !<\/a><\/h3>
\n\n HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Jika makin banyak sel CD4 yang hancur, maka daya tahan tubuh akan semakin melemah sehingga rentan diserang berbagai penyakit. HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut AIDS (acquired immunodeficiency syndrome). AIDS adalah stadium akhir dari infeksi HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya. Penularan HIV terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh penderita, seperti darah, sperma, cairan vagina, cairan anus, serta ASI. Perlu diketahui, HIV tidak menular melalui udara, air, keringat, air mata, air liur, gigitan nyamuk, atau sentuhan fisik. \n\n HIV adalah penyakit seumur hidup. Dengan kata lain, virus HIV akan menetap di dalam tubuh penderita seumur hidupnya. meski belum ada metode pengobatan untuk mengatasi HIV, tetapi ada obat yang bisa memperlambat perkembangan penyakit ini dan dapat meningkatkan harapan hidup penderita. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI tahun 2019, terdapat lebih dari 50.000 kasus infeksi HIV di Indonesia. Dari jumlah tersebut, kasus HIV paling sering terjadi pada heteroseksual, diikuti lelaki seks lelaki (LSL) atau homoseksual, pengguna NAPZA suntik (penasun), dan pekerja seks. \n\n Sementara itu, jumlah penderita AIDS di Indonesia cenderung meningkat. Di tahun 2019, tercatat ada lebih dari 7.000 penderita AIDS dengan angka kematian mencapai lebih dari 600 orang. \n\n Akan tetapi, dari tahun 2005 hingga 2019, angka kematian akibat AIDS di Indonesia terus mengalami penurunan. Hal ini menandakan pengobatan di Indonesia berhasil menurunkan angka kematian akibat AIDS. \n\n Gejala yang dialami oleh penderita HIV kebanyakan mengalami flu ringan pada 2–6 minggu setelah terinfeksi HIV. Flu bisa disertai dengan gejala lain dan dapat bertahan selama 1–2 minggu. Setelah flu membaik, gejala lain mungkin tidak akan terlihat selama bertahun-tahun meski virus HIV terus merusak kekebalan tubuh penderitanya, sampai HIV berkembang ke stadium lanjut menjadi AIDS. Pada kebanyakan kasus, seseorang baru mengetahui bahwa dirinya terserang HIV setelah memeriksakan diri ke dokter akibat terkena penyakit parah yang disebabkan oleh melemahnya daya tahan tubuh. Penyakit parah yang dimaksud antara lain diare kronis, pneumonia, atau toksoplasmosis otak. \n\n Penyakit HIV disebabkan oleh human immunodeficiency virus atau HIV, sesuai dengan nama penyakitnya. Bila tidak diobati, HIV dapat makin memburuk dan berkembang menjadi AIDS. Penularan HIV dapat terjadi melalui hubungan seks vaginal atau anal, penggunaan jarum suntik, dan transfusi darah. Meskipun jarang, HIV juga dapat menular dari ibu ke anak selama masa kehamilan, melahirkan, dan menyusui. \n\n Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penularan adalah sebagai berikut: \n\n Berhubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan dan tanpa menggunakan pengaman, menggunakan jarum suntik bersama-sama, melakukan pekerjaan yang melibatkan kontak dengan cairan tubuh manusia tanpa menggunakan alat pengaman diri yang cukup. Lakukan konsultasi ke dokter bila Anda menduga telah terpapar HIV melalui cara-cara di atas, terutama jika mengalami gejala flu dalam kurun waktu 2–6 minggu setelahnya. \n\n Penderita yang telah terdiagnosis HIV harus segera mendapatkan pengobatan berupa terapi antiretroviral (ARV). ARV bekerja mencegah virus HIV bertambah banyak sehingga tidak menyerang sistem kekebalan tubuh. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghindari dan meminimalkan penularan HIV, tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah, tidak berganti-ganti pasangan seksual, menggunakan kondom saat berhubungan seksual, menghindari penggunaan narkoba, terutama jenis suntik, mendapatkan informasi yang benar terkait HIV, cara penularan, pencegahan, dan pengobatannya, terutama bagi anak remaja \n\n \n\n Di buat oleh : dr. Ulky Nur Mulkia Prio \n\n Di tinjau oleh : dr. Adam Iskandar, Sp.PD \n\n Referensi: \n\n World Health Organization (2021). Fact Sheets. HIV/AIDS. \nCenters for Disease Control and Prevention (2020). HIV Basics. About HIV. \nKementerian Kesehatan RI (2020). InfoDATIN. HIV dan AIDS 2020. \nKemenkes RI. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (2019). Laporan Perkembangan HIV-AIDS & Penyakit Infeksi Menular Seksual (PIMS) Triwulan 4 Tahun 2019. \nNational Health Services UK (2021). Health A to Z. HIV and AIDS. \nU.S. Department of Health & Human Services (2020). HIV Basics. What Are HIV and AIDS? \nMayo Clinic (2020). Diseases & Conditions. HIV/AIDS. \nEllis, R.R. WebMD (2020). Types and Strain of HIV. \nPietrangelo, Ann. Healthline (2021). A Comprehensive Guide to HIV and AIDS. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bekasi<\/a><\/li>
- 20 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
HIV/AIDS: Cegah dan Jauhi Penyakitnya Bukan Penderitanya<\/a><\/h3>
AIDS merupakan penyakit mematikan yang dibawa oleh virus bernama HIV (Human Immunodeficiency Virus). Memiliki kepanjangan Acquired Immunodeficiency Syndrome, kondisi ini terjadi apabila virus penyebabnya terus berkembang dan memasuki stadium akhir. AIDS menyumbang kerusakan lebih serius pada sistem kekebalan tubuh, sehingga tidak ada satupun orang yang mampu bertahan melawannya. Ketika mendengar HIV/AIDS, banyak orang langsung berpikir untuk menjauhi orang yang terkena penyakit tersebut. \n\n \n\n Hal tersebut salah, karena yang seharusnya kita jauhi adalah penyakitnya bukan penderitanya. Gaya hidup yang tidak baik bisa yang menyebabkan orang terkena HIV/AIDS. Penyakit HIV/AIDS merupakan virus yang melemahkan sistem kekebalan atau perlindungan tubuh dan kumpulan beberapa gejala akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh. \n\n \n\n Penularan AIDS disebabkan oleh beragam hal, antara lain: \n\n 1. Berbagi alat suntik \n\n HIV dapat sangat mudah ditularkan lewat jarum suntik yang terkontaminasi dengan darah yang terinfeksi \n\n 2. Berganti ganti pasangan \n\n Hindari seks dengan bergonta-ganti pasangan. Jadilah pribadi setia \n\n 3. Terkena cairan tubuh pengidap \n\n Cara ini tak berarti menjauhi pengidapnya. Namun, sebisa mungkin hindari kontak langsung dengan cairan tubuh orang yang dapat menyebarkan HIV. Terutama jika Anda memiliki luka terbuka di bagian tubuh manapun. Cairan tubuh yang bisa membawa virus HIV meliputi ASI, cairan vagina, pelumas alami anus, air mani (cairan praejakulasi), cairan ketuban \n\n \n\n 4. Melakukan Seks Sesama Jenis \n\n \n\n Banyak orang berpikir penderita HIV/AIDS ini sengaja menularkan ke orang lain atau penyakit ini mudah menular sehingga orang cenderung menjauhi penderitanya dan merasa itu adalah keputusan yang benar. Padahal HIV itu tidak dapat ditularkan hanya dengan melakukan makan bersama, berenang, berjabat tangan, hidup serumah, bahkan berpelukan. \n\n \n\n Terapi antiretroviral (ARV) mengobati infeksi HIV dengan beberapa obat. HIV adalah retrovirus, obat ini biasa disebut ARV. ARV tidak membunuh virus, tetapi memperlambat pertumbuhan virus. Adapun manfaat terapi ARV: \n\n \n Meningkatkan kualitas hidup dan memperpanjang harapan hidup ODHA \n Memulihkan dan memelihata fungsi kekebalan tubuh \n Mengurangi terjadinya infeksi oportunistik dan menghentikan progesifitas HIV \n Menurunkan morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka kematian) infeksi HIV \n \n\n \n\n Prinsipnya pencegahannya HIV/AIDS antara lain: \n\n A: Abstinence (Pantang) \n\n B: Be Faithfull (Setia terhadap pasangannya) \n\n C: Condom (Menggunakan kondom saat berhubungan seksual) \n\n D: No Drugs (Tidak menggunakan obat-obatan terlarang) \n\n E: Education (Memiliki pengetahuan tentang HIV/AIDS) \n\n \n\n Jika Sahabat Hermina memiliki keluarga atau sahabat atau kerabat yang menderita HIV/AIDS, janganlah dijauhi. Sahabat Hermina bisa melakukan hal berikut: \n\n \n Perlakukan mereka secara wajar \n Jangan kucilkan ODHA dan keluarganya \n Bersikaplah objektif dan manusiawi \n Bantu menghilangkan beban penderitaannya \n Beri dukungan terhadap ODHA dan keluarganya \n Tetap menjaga kerahasiaan \n Beri informasi kepada ODHA kemana dia harus berkonsultasi atau berobat \n \n\n \n\n Yang terpenting, jaga selalu diri Anda dan keluarga dari bahaya HIV/AIDS dengan prinsip pencegahan yang telah dibagikan di atas. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 20 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 16 Desember 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 20 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 04 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>