- Hermina Pandanaran<\/a><\/li>
- 25 Agustus 2023<\/li><\/ul><\/div>
Bahayakah Menstruasi Berkepanjangan Pada Wanita?<\/a><\/h3>
Menstruasi merupakan siklus bulanan yang dialami seorang wanita. Siklus bulanan yang terjadi adalah sebagai proses organ reproduksi wanita dalam mempersiapkan kehamilan. Jika folikel telur yg pecah tidak dibuahi oleh sperma atau tidak terjadinya penempelan hasil pembuatan, makan dinding rahim akan lurus dan terjadilah menstruasi \n\n Setiap wanita mengalami lama hari dan jumlah pendarahan yang berbeda. Pada umumnya seseorang mengalami menstruasi yang normal berlangsung antara 2-7 hari. Menstruasi yang lebih dari 7 hari dapat disebut dalam kondisi Hipermenore. Apablia seorang wanita mengalami menstruasi yang berkepanjangan setiap bulannya dan disertai keluhan seperti darah yang keluar saat menstruasi sangat banyak, kondisi lemas serta nyeri perut merupakan kondisi yang berbahaya dan harus dicari tahu penyebabnya. Akan tetapi jika hanya terjadi sesekali, menstruasi yang berkepanjangan bukanlah hal yang bahaya. \n\n Berbagai Penyebab Menstruasi Bekepanjangan \n\n Menstruasi yang berkepanjangan dapat disebabkan oleh : \n\n \n Ketidakseimbangan homon \n \n\n Proses menstruasi yang berkepanjangan dapat dipicu karena ketidakseimbangan hormon. Apabila hormon didalam tubuh wanita tidak seimbang menyebabkan endometrium atau jaringan dinding rahim dapat meluruh sehingga menjadikan menstruasi menjadi lama dan mengeluarkan darah yang berlebih. Beberapa hal yang menyebabkan gangguan hormon antara lain sesorang mengalami Obestitas, PCOS, gangguan tiroid, dan tumor otak. Ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron yang mempunyai peran dalam mengatur terjadinya mestruasi. Gangguan fungsi ovarium atau indung telur dapat menyebabkan gangguan menstruasi tidak teratur dan menstruasi yang berkepanjangan. \n\n \n Endometriosis \n \n\n Endometriosis yaitu adanya jaringan mirip dinding rahim yg ditemukan di otot rahim, saluran telur, ovarium ataupun disekitar organ rahim. Endrometriosis menyebabkan pendarahan, nyeri perut atau kram perut yang tidak normal selama menstruasi. \n\n \n Pelvic Inflammatory Diases (PID) \n \n\n Pelvic Inflammatory Diases (PID) atau sisebut juga dengan radang panggul merupakan infeksi yang dapat menimbulkan peradangan pada sistem organ reproduksi wanita. Peradangan ini menyebabkan menstruasi yang berkepanjangan serta sesorang mengalami nyeri daerah perut bawah dan sampai kearea panggul. \n\n \n Fibroid rahim \n \n\n Fibroid rahim atau yang lebih sering dikenal dengan miom adalah jaringan jinak dan tidak termasuk dalam kanker yang tumbuh serta menempel pada dinding rahim wanita. \n\n Cara Mengatasi Menstruasi yang Berkepanjangan \n\n Dalam memastikan diagnosis menstruasi yang berkepanjangan sebaiknya dapat memeriksakan diri ke dokter kandungan supaya dapat mencari tahu penyebabnya. \n\n Diagnosis ditegakkan dengan USG rahim melalui abdomen, USG transvaginal melalui jalan lahir, pemeriksaan darah yang berhubungan dengan kesuburan akan dilakukan SIS ataupun HSG. Melakukan pemeriksaan ke dokter supaya dapat memastikan langkah yang tepat dalam melakukan penanganan sesuai dengan penyebabnya. Setelah mengetahui penyebabnya dokter akan menentukan apakah wanita yang mengalami menstruasi berkepanjangan dapat diberikan obat saja untuk terapinya atau harus melakukan operasi. \n\n Konsultasikan seputar permasalahan reproduksi dengan dokter spesialis obgyn di RSU Hermina Pandanaran. Dapatkan kemudahan pendaftaran dokter melalui mobile aplikasi halo hermina, call center 1500488 dan website www.herminahospitals.com \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 12 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
Mastitis, Infeksi Payudara pada Ibu Menyesui<\/a><\/h3>
Setiap ibu pasti ingin memberikan yang terbaik bagi buah hatinya, diantaranya ASI atau air susu ibu sampai usia anak 2 tahun. Namun tidak sedikit yang kesulitan memberikan asupan gizi terbaik ini karena gangguan penyakit, seperti mastitis. \n\n Mastitis bisa menyebabkan rasa sakit yang luar biasa bagi ibu karena adanya penyumbatan sehingga ASI tidak bisa keluar. Untuk mengatasi hal ini kadang dokter melakukan tindakan medis yang dikenal dengan istilah drainase, jika penyumbatan cukup parah. Proses yang dilakukan adalah mengeluarkan ASI dengan cara membuang penyumbatan. \n\n \n\n Gejala Mastitis \n\n Adanya penyumbatan pada saluran keluarnya ASI bukan hanya menimbulkan rasa sakit, tetapi gangguan kesehatan lainnya. ASI yang tersumbat tersebut dapat menyebabkan terbentuknya nanah. Selain adanya sumbatan, mastitis juga bisa terjadi karena adanya infeksi pada payudara. \n\n Jika hal ini tidak segera mendapat penanganan, buah hati pun akan mendapatkan dampaknya, yaitu tidak bisa menerima ASI yang merupakan makanan utama hingga anak mencapai usia 6 bulan. Mastitis sering terjadi di awal masa menyusui sehingga kadang membuat ibu menghentikan pemberian ASI. Gejala gangguan kesehatan ini seringkali berupa: \n\n \n Adanya pembengkakan pada payudara, baik kiri maupun kanan atau keduanya yang menyebabkan rasa panas dan sakit ketika disentuh. Selain itu warna kulit payudara biasanya juga akan berubah menjadi lebih merah. \n Adanya benjolan pada beberapa titik yang berisi penggumpalan ASI sehingga susah untuk dikeluarkan. \n Rasa panas pada payudara bisa muncul hanya pada saat bayi menyusu atau jangka lama yang menjadikan tubuh terasa kurang nyaman sehingga mengganggu kesehatan. \n Kadang keluar cairan dari puting namun bukan ASI, warnanya bisa bening atau kemerahan karena bercampur dengan darah. \n Rasa lelah yang berkepanjangan dan tidak hilang meski sudah istirahat sejenak. \n Badan terasa panas dingin, meriang seperti sedang mengalami gejala flu. \n Sakit kepala yang sampai mengganggu karena bisa terasa parah. \n Mual dan muntah. \n Mengalami nyeri otot dan sendi. \n \n\n Gejala-gejala ini jika tidak segera mendapat penanganan dapat membuat tubuh ibu menjadi drop dan mudah jatuh sakit. Apalagi ibu yang baru mempunyai anak juga sering kekurangan jam istirahat dan mengalami kelelahan psikis yang membuat daya tahan tubuh menurun. \n\n \n\n Faktor yang Menyebabkan Mastitis \n\n Sebagai ibu baru, pengetahuan mengenai reproduksi ASI dan pemberiannya pada bayi yang benar sangat penting. Selain berpengaruh pada ibu dan bayi, posisi menyusui yang pas bisa mendorong produksi ASI secara maksimal sehingga kebutuhan bayi terpenuhi. \n\n Kesalahan dalam pemberian ASI dapat menyebabkan bayi tidak bisa menyusu dengan nyaman dan posisi sempurna. Selain itu, ibu juga dapat mengalami beberapa gangguan kesehatan karena kesalahan posisi tersebut, seperti terjadinya mastitis. Faktor yang mendorong gangguan kesehatan ini adalah: \n\n \n Puting pecah-pecah karena permukaan kulit yang terlalu kering dan perawatan yang salah \n Perlekatan antara mulut bayi dan payudara yang tidak tepat sehingga ASI tidak bisa keluar dengan sempurna \n Ketika menyusui, ibu terlalu banyak menggunakan satu sisi dari payudara, kiri atau kanan \n Jeda atau jarak menyusui dari sebelumnya terlalu lama sehingga terjadi penumpukan ASI dan menggumpal \n Ibu menggunakan bra atau pakaian yang terlalu ketat \n Adanya penyebab penyumbatan lainnya \n \n\n \n\n Cara Mengobati Mastitis pada Ibu Menyusui \n\n Pengobatan segera ketika muncul gejala mastitis perlu dilakukan sehingga produksi ASI kembali lancar. Dengan demikian ibu tidak lagi merasakan sakit dan si kecil juga segera mendapatkan asupan gizi terbaik. Ada beberapa cara pengobatan yang biasanya dilakukan, yaitu: \n\n 1. Direct breastfeeding \n\n Gangguan aliran ASI ini terjadi karena adanya penyumbatan yang sering terjadi karena gumpalan ASI tidak keluar. Karena itu langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menghilangkan penyumbatan tersebut dengan lebih sering menyusui bayi secara langsung atau direct breastfeeding. Ini dilakukan apabila penyebab mastitis bukan karena infeksi. \n\n Pada saat bayi mulai menyusu, mungkin ibu akan merasa sakit karena gumpalan ASI tertarik. Untuk meminimalkan rasa sakit tersebut bisa dengan memecahkan gumpalan. Caranya dengan memberikan pijatan ringan atau mengompres dengan air hangat. \n\n Memijat dan mendorong ASI ke arah puting juga bisa meminimalkan kemungkinan terjadi gumpalan dan munculnya mastitis. Lakukan hal ini secara rileks beberapa menit sebelum ibu menyusui buah hati. \n\n 2. Antibiotik \n\n Penyakit mastitis yang disebabkan oleh infeksi sering disembuhkan dengan konsumsi antibiotik yang tepat. Namun pengobatan ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati mengingat kandungan bahan dalam antibiotik bisa terbawa saat metabolisme dan masuk ke dalam ASI. Pada saat bayi menyusu, zat tersebut bisa masuk ke dalam tubuh bayi. \n\n Meski mastitis merupakan penyakit yang lazim dialami ibu yang baru mulai menyusui bayinya, namun tidak boleh dianggap sepele. Dampaknya bukan hanya bisa dialami oleh si ibu, tetapi juga bayi. Bahkan jika sampai harus menghentikan pemberian ASI, bisa beresiko bayi kurang mendapat asupan gizi karena ASI merupakan sumber makanan terbaik bagi bayi. \n\n Sahabat Hermina bisa berkonsultasi masalah seputar mastitis dengan Dokter Spesialis Bedah di RS. Hermina terdekat, atau bisa juga melakukan konsultasi secara online melalui Aplikasi Halo Hermina \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Galaxy<\/a><\/li>
- 17 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
Amankah Berhubungan Intim Saat Masa Kehamilan?<\/a><\/h3>
Nah, pasti cukup banyak pasangan suami istri yang mempertanyakan hal tersebut. Yuk kita bahas pada artikel ini, apakah aman atau tidak ya? \n\n Berhubungan intim saat hamil sebenarnya dapat dikatakan aman namun dapat juga terbilang tidak aman. Jadi, aman atau tidak nih? Sahabat Hermina, berhubungan intim dapat dikatakan tidak aman saat kandungan ibu hamil bermasalah yang artinya masa kehamilannya memiliki resiko, seperti memiliki riwayat pada proses kelahiran bayi prematur, mengalami perdarahan, dan memiliki riwayat keguguran saat hamil. Namun dapat dikatakan aman jika kehamilan tersebut tidak beresiko, yang artinya pada setiap pemeriksaan kandungan hasilnya selalu dalam keadaan baik. \n\n Kapan saat yang aman untuk berhubungan intim? \n\n \n Trimester 1 sebenarnya aman saja untuk berhubungan intim, namun biasanya keinginan wanita untuk berhubungan intim akan cukup menurun dikarenakan wanita harus beradaptasi dengan berbagai perubahan besar - besaran yang terjadi akibat kenaikan hormon estrogen dan progesteron. \n Pada Trimester 2 dianjurkan untuk berhubungan intim sekitar minggu ke-16 kehamilan, karena hormon dalam tubuh sudah mulai stabil sehingga gejala awal hamil seperti mual, muntah, dan badan lemas sudah mulai mereda. Dianjurkan sebanyak satu kali dalam satu minggu. \n Pada Trimester 3 justru sangat dianjurkan oleh dokter untuk melakukan hubungan intim terutama ketika mendekati waktu kelahiran agar membantu proses pelebaran vagina yang berguna untuk memudahkan persalinan. \n \n\n Apakah boleh mengeluarkan sperma di dalam, saat kehamilan? \n\n Nah, Sahabat Hermina sebenarnya tidak ada halangan untuk mengeluarkan sperma di dalam jika kondisi kehamilan terbilang baik, namun hal ini akan menimbulkan rasa tidak nyaman. Rasa tidak nyaman tersebut disebabkan karena sperma mengandung protein yang akan membuat rahim berkontraksi. Sehingga dianjurkan untuk tidak mengeluarkan di dalam kecuali pada trimester akhir. \n\n Perlu diketahui juga ya! Bahwa berhubungan intim tidak akan menyakiti janin. Karena janin di dalam kandungan telah terlindungi oleh selaput ketuban, otot rahim dan lendir serviks. Jadi Sahabat Hermina tidak perlu khawatir karena hal tersebut hanya mitos belaka yang berkembang di masyarakat. \n\n Sahabat Hermina, saat menjalani masa kehamilan, sangat diperlukan untuk rajin melakukan konsultasi pada dokter kandungan dan aktif serta jujur akan apa yang dirasakan yaa! Jangan ragu untuk konsultasikan kesehatan kandungan Sahabat Hermina bersama dr. Marliana Ritung, SpOG dokter spesialis kandungan di RS Hermina Galaxy. Buat janji dokter jadi lebih mudah melalui aplikasi Halo Hermina dan melalui Call Center kami di 1500488. Untuk lihat jadwal praktek dokter terupdate, Sahabat Hermina dapat mengakses melalui website resmi RS Hermina di www.herminahospitals.com. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 24 Februari 2023<\/li><\/ul><\/div>
Apa yang Harus Dilakukan Ketika Ada Benjolan di Leher ?<\/a><\/h3>
Muncul benjolan di leher? Apa yang harus dilakukan untuk mengobatinya? Benjolan yang muncul pada leher sering disebut juga dengan massa leher. Ukurannya bisa besar juga bisa sangat kecil. Benjolan ini kebanyakan tidak berbahaya. \n\n Meskipun tak berbahaya, ini bisa menjadi tanda kalau ada sesuatu yang serius terjadi pada tubuh Sahabat Hermina. Misalnya, ada infeksi atau mungkin saja ada kanker yang diam-diam sedang tumbuh. Lantas, apa penyebab benjolan di leher tersebut, bagaimana gejalanya dan apa yang harus dilakukan ketika ada benjolan muncul di leher? Berikut pembahasannya. \n\n Penyebab Benjolan yang Muncul di Leher \n\n Benjolan yang muncul pada leher bisa disebabkan karena beberapa kondisi. Kondisi tersebut antara lain: \n\n ● Mononukleosis infeksiosa \n\n ● Nodul tiroid \n\n ● Branchial cleft cyst \n\n ● Gondok \n\n ● Limfoma Hodgkin \n\n ● Limfoma non-Hodgkin \n\n ● Radang amandel \n\n ● Kanker tiroid \n\n ● Pembengkakan kelenjar getah bening \n\n ● Lipoma dan lain-lain \n\n Biasanya benjolan di leher ini teksturnya bisa keras atau lunak. Sahabat Hermina bisa menemukan benjolan tersebut di dalam atau bawah kulit. Selain itu benjolan di leher juga bisa berasal dari jaringan dan organ di dalam leher. \n\n Tempat asal benjolan merupakan tanda penting dalam menentukan apakah penyebab dari benjolan tersebut. Beberapa tempat yang sering muncul benjolan biasanya ada pada: \n\n ● Kelenjar getah bening \n\n ● Kelenjar paratiroid \n\n ● Kelenjar tiroid \n\n ● Otot leher \n\n ● Trakea \n\n ● Saraf laring \n\n ● Laring \n\n ● Tulang belakang cervical \n\n ● Sistem saraf simpatis dan parasimpatis \n\n ● Kelenjar ludah \n\n ● Pleksus brakialis \n\n ● Pembuluh darah vena dan arteri. \n\n Dari beberapa penyebab dan asal munculnya benjolan di leher, yang paling sering menjadi sebab adalah membesarnya kelenjar getah bening. Ini karena kelenjar getah bening memiliki sel yang dapat membantu tubuh melawan infeksi. Termasuk menyerang sel-sel ganas atau kanker. Yang menjadi penyebab membengkaknya kelenjar getah bening ini biasanya karena: \n\n ● Adanya infeksi sinus \n\n ● Infeksi pada telinga \n\n ● Peradangan pada amandel \n\n ● Tenggorokan meradang \n\n ● Terjadinya infeksi pada gigi \n\n ● Adanya infeksi bakteri pada kulit kepala \n\n Gejala yang Muncul dan Berkaitan dengan Benjolan pada Leher \n\n Banyak gejala yang bisa muncul akibat dari benjolan di leher. Pasalnya ada banyak kondisi atau penyakit yang dapat menjadi sebab. Gejala yang muncul inipun berbeda pada tiap orang. Bahkan ada yang tak merasakan gejala apapun. \n\n Adapun gejala yang muncul jika disebabkan oleh infeksi atau kelenjar getah yang membengkak yaitu sakit pada tenggorokan. Selain itu bisa juga kesulitan saat menelan atau sakit pada telinga. Apabila benjolan di leher ini mengganggu jalan nafas maka Sahabat Hermina bisa saja merasa kesulitan dalam bernafas. Mungkin juga suara Sahabat Hermina akan berubah serak ketika sedang berbicara. \n\n Gejala yang muncul jika benjolan di leher karena kanker biasanya ditandai dengan terjadinya perubahan kulit di sekitar benjolan tersebut. Tak hanya itu, gejala berupa darah atau dahak di air liur juga bisa saja terjadi. \n\n Inilah yang Harus dilakukan Ketika Ada Benjolan di Leher \n\n Saat merasakan ada benjolan di leher, ada baiknya jika Sahabat Hermina memeriksakan diri ke dokter. Utamanya dokter THT. Sebelum pemeriksaan dokter biasanya akan menanyakan riwayat kesehatan Sahabat Hermina, termasuk mengenai gaya hidup serta apa saja gejala yang Sahabat Hermina rasakan. \n\n Selain itu dokter biasanya juga akan bertanya tentang kebiasaan Sahabat Hermina, apakah Sahabat Hermina merokok atau mengonsumsi alkohol. Setelah mendapatkan informasi yang jelas dari Sahabat Hermina, barulah dokter akan melakukan pemeriksaan secara fisik. \n\n Munculnya benjolan di leher ini memang bisa terjadi pada siapa saja. Oleh karena itu yang harus Sahabat Hermina lakukan adalah sedini mungkin memeriksakan diri ke dokter. Tujuannya agar dokter bisa segera mendeteksi apa penyebab dari benjolan yang muncul di leher tersebut. \n\n Dengan deteksi yang cepat, Sahabat Hermina bisa segera menerima pengobatan dari dokter. Terutama apabila benjolan yang muncul di leher tersebut disebabkan oleh kondisi yang serius. Jadi, segera konsultasikan jika Sahabat Hermina mengalami benjolan pada leher dengan dokter spesialis di RS. Hermina terdekat atau Sahabat Hermina juga bisa berkonsultasi secara online dengan dokter spesialis RS. Hermina dengan aplikasi halo hermina. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Galaxy<\/a><\/li>
- 15 Februari 2023<\/li><\/ul><\/div>
Bahaya Asap Rokok bagi Kesehatan Ibu Hamil<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, tahukah kamu jika asap rokok sangat berbahaya jika terhirup oleh ibu hamil? Pasalnya kandungan yang terdapat dalam rokok bukan hanya berbahaya untuk perokok aktif saja, melainkan juga untuk perokok pasif atau orang yang tidak merokok namun tetap menghirup asap dari si perokok aktif. Dalam hal ini bukan hanya ibu hamil yang dalam keadaan bahaya, melainkan juga janin yang sedang dikandungnya. Perlu diketahui bahwa asap rokok dapat menetap didalam ruangan selama 2.5 jam dan melekat pada benda-benda yang ada di dalamnya walaupun asapnya sudah tidak terlihat. Saat asap rokok terhirup oleh ibu hamil, maka ribuan racun akan terhirup dan sampai ke janin di dalam rahim. Terdapat beberapa risiko berbahaya yang dapat mengincar masalah kesehatan ibu hamil dan janin, seperti: \n\n \n Adanya Risiko Kelahiran Prematur \n Asap rokok memiliki risiko pada kelahiran prematur dan gangguan pernapasan pada bayi, karena dapat mengganggu perkembangan paru-paru. Selain itu bayi prematur sangat rentan mengalami gangguan pada saluran pencernaannya, rentan terserang infeksi, penyakit kuning, terganggunya sistem saraf dan pendarahan pada pembuluh darah otak. \n Syndrome Kematian Bayi Mendadak (SIDS) \n SIDS umumnya terjadi pada bayi yang berusia kurang dari 1 tahun. SIDS dapat menyebabkan bayi mengalami kematian mendadak saat sedang tidur, padahal sebelumnya terlihat baik-baik saja tanpa ada kondisi serius yang terlihat membahayakan. SIDS bisa terjadi karena adanya kelainan di bagian otak bayi yang mengatur pernapasan atau kondisi tidur bayi yang bisa jadi menghambat pernapasannya. \n Berat Badan Lahir Rendah \n Kandungan asap rokok dapat menyebabkan hipoksia pada janin dan menyebabkan menurunnya aliran darah umbilical sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan pada janin yang berdampak bayi berat lahir rendah (BBLR). Berat bayi dalam kelahiran normal yakni sekitar 2.5 kg hingga 4 kg. Berat badan bayi baru lahir dikatakan rendah jika kurang dari 2.5 kg. Bayi dengan berat badan rendah sangat berisiko mengalami gangguan pernapasan, mudah mengalami infeksi, dan kadar gula yang rendah, autisme, hingga cacat bawaan lahir. \n Keguguran \n Bahaya asap rokok sangat berbahaya karena dapat berisiko meningkatkan keguguran, dikarenakan kandungan dalam rokok masuk kedalam aliran darah ibu hamil dan janin. Selain itu akan menghambat tumbuh kembang janin, menimbulkan adanya kelainan genetik atau cacat bawaan lahir. \n \n\n Sahabat Hermina, Ibu hamil yang sering merokok baik perokok aktif atau perokok pasif juga memiliki dampak buruk seperti: \n\n \n Ketuban pecah dini/ di masa kandungan yang masih sangat muda. Terdapat penelitian bahwa ibu hamil yang terpapar asap rokok meningkatkan angka kejadian ketuban pecah dini. \n Adanya gangguan pada plasenta, seperti lepasnya plasenta dari dinding rahim sebelum kelahiran (solusio plasenta), plasenta menutupi jalan lahir (plasenta previa), atau penurunan fungsi plasenta (insufisiensi plasenta) \n \n\n Sahabat Hermina, selama masa kehamilan cobalah untuk menghindari asap rokok dari paparan lingkungan sekitar. Pasalnya asap rokok memiliki banyak dampak buruk bahkan bisa dapat melekat pada benda-benda disekitarnya hingga 2.5 jam lamanya. Jika sudah sering terpapar, jangan ragu untuk konsultasikan kesehatan kandungan Sahabat Hermina bersama dokter spesialis kandungan kami di RS Hermina Galaxy. Buat janji dokter jadi lebih mudah melalui aplikasi Halo Hermina dan melalui call center kami di 1500488. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Yogya<\/a><\/li>
- 13 Februari 2023<\/li><\/ul><\/div>
BENARKAH USIA MEMPENGARUHI MENTAL DAN FISIK SAAT HAMIL<\/a><\/h3>
BENARKAH USIA MEMPENGARUHI MENTAL DAN FISIK SAAT HAMIL \n\n Kehamilan adalah salah satu kondisi yang digunakan untuk menggambarkan periode saat janin berkembang dalam rahim. Biasanya, proses kehamilan berlangsung selama 40 minggu atau lebih dari sembilan bulan. Waktu ini dihitung dari periode menstruasi yang terakhir. \n\n Saat hamil, ibu tidak hanya mengalami perubahan pada fisik, tetapi juga kondisi emosi. Mungkin, salah satu perubahan yang sangat terasa adalah tubuh yang selalu mudah lelah meski tidak banyak beraktivitas. \n\n Perubahan hormon yang terjadi ketika ibu sedang hamil adalah penyebab utama tubuh mudah lemas dan lelah. Seiring dengan usia kehamilan yang semakin bertambah, kadar progesteron dalam tubuh ibu pun semakin meningkat. Tingginya kadar hormon inilah yang membuat ibu cepat lelah dan merasa kantuk. \n\n Rasa lelah yang muncul pada ibu hamil tidak selalu sama. Ada yang merasa begitu lelah, tetapi ada pula yang tidak merasakannya. Umumnya, rasa lelah ketika sedang hamil akan berangsur berkurang pada usia kehamilan antara 12 hingga 14 minggu. Setelahnya, ibu akan merasa kembali fit dan lebih bertenaga. \n\n Semakin bertambahnya usia, semakin berkurang juga kualitas dan kuantitas sel telur, kinerja rahim, dan semakin tinggi pula kelainan bawaan. Usia sangat mempengaruhi mental maupun fisik bagi ibu hamil. \n\n Perbedaan Mental dan Fisik dari Berbagai Usia : \n\n \n Kehamilan di usia 20+ \n \n\n \n Fisik yang produktif \n Kuantitas dan kualitas sel telur yang baik \n Diperlukan kesiapan mental dan dukungan lingkungan untuk menjadi seorang ibu \n \n\n \n Kehamilan di usia 30+ \n \n\n \n Mental dan finansial relatif stabil \n Kondisi sel telur calon ibu mulai menurun (66% -75% dapat hamil secara natural dalam jangka waktu 1tahun) \n Bila terjadi kehamilan, perlunya perhatian yang khusus terhadap asupan vitamin dan mineral seperti omega 3 dan asam folat \n \n\n \n Kehamilan di usia 40+ \n \n\n \n Kuantitas dan kualitas sel telur lebih menurun (44% dapat hamil secara natural dalam jangka waktu 1tahun) \n Janin yang tumbuh umumnya lebih rentan (diperlukan perhatiin yang lebih baik dimasa kehamilan) \n Memiliki risiko kelainan pada kromosom janin dan keguguran yang lebih tinggi sekitar 30% - 53.6% \n Rasa khawatir akan kondisi kesehatan kandungan dan pendapat dari lingkungan sekitar dapat mempengaruhi kondisi mental calon ibu \n \n\n Yang harus dilakukan ibu saat hamil adalah : \n\n \n Menjaga kondisi kesehatan mental \n Mengkonsumsi makanan bergizi ditambah dengan asupan nutrisi tambahan seperti omega 3, asam folat, zat besi, dan lainnya \n Olahraga secara teratur \n Melakukan pemeriksaan rutin ke dokter \n \n\n Jadi mempersiapkan diri sebelum kehamilan sangatlah penting, karena usia sangat mempengaruhi ibu saat hamil, kehamilan yang telah siap secara fisik dan mental akan mempengaruhi parenting yang akan digunakan oleh ibu dan suami. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Ciputat<\/a><\/li>
- 31 Januari 2023<\/li><\/ul><\/div>
Mitos dan Fakta Ambeien serta Pencegahannya<\/a><\/h3>
Ambeien merupakan salah satu penyakit di saluran pencernaan yang umum terjadi. Wasir atau ambeien dan dalam bahasa medis disebut dengan hemoroid sebenarnya adalah berawal dari suatu bantalan normal yang ada pada semua orang miliki. Bantalan ini pada saat kita buang air besar tidak akan membuat lecet atau luka. Namun apabila sudah membesar akan menyebabkan komplikasi yang sering dikeluhkan. Seperti benjolan dan buang air besar yang berdarah. \n\n \n\n Apa yang menyebabkan ambeien? \n\n Tidak sedikit orang yang mengira bahwa salah satu penyebab ambeien adalah penyakit keturunan. Hal tersebut adalah mitos, ambeien tidak ada hubungannya dengan faktor keturunan. Ambeien bisa terjadi akibat pola hidup yang tidak baik. Misalnya buang air besar yang keras yang harus membuat kita “ngeden” dan duduk terlalu lama di dalam kamar mandi pada saat buang air besar. Hal tersebut dapat disebabkan karena mengkonsumsi makanan yang kurang serat dan kurang minum. Semua yang menyebabkan tekanan yang besar kepada anus akan dapat menyebabkan ambeien bertambah besar. \n\n \n\n Siapa yang lebih berisiko terkena ambeien? \n\n Baik laki-laki maupun perempuan memiliki resiko yang sama. Namun, wanita yang sedang hamil memiliki resiko ambeien karena tekanan dari rahimnya dan juga mengedan yang tidak benar pada saat melahirkan normal \n\n \n\n Apa bahayanya apabila ambeien dibiarkan? \n\n Apabila Sahabat Hermina sudah memiliki keluhan seperti buang air besar berdarah apabila dibiarkan tentunya akan menyebabkan darah yang keluar semakin banyak dan menyebabkan kekurangan darah. Benjolan yang muncul meskipun masih kecil, apabila dibiarkan tentunya akan semakin membesar dan tentunya akan menimbulkan rasa sakit yang tidak tertahankan. \n\n \n\n Apakah Ambeien Harus Dioperasi? \n\n Banyak yang apabila sudah ambeien takut untuk di operasi. Apabila ambeien masih dalam tahap awal maka dapat diobati dengan mengubah pola hidup. Jangan takut untuk segera konsultasikan terlebih dahulu ke dokter. Dokter akan melakukan pengecekan terlebih dahulu. Semakin dini maka semakin sedikit kemungkinan untuk di operasi. \n\n \n\n Tips mencegah ambeien \n\n \n \n Perbanyak minum air putih minimal 1.5 Liter perhari \n \n \n Perbanyak serat seperti sayur sayuran dan buah-buahan \n \n \n Untuk yang susah menemukan atau kurang menyukai buah-buahan dan sayuran dapat mencoba mengkonsumsi agar-agar untuk memperlancar buang air besar. \n \n \n\n \n \n\n Sahabat Hermina, mari mulai terapkan pola hidup sehat agar terhindar dapat mencegah ambeien dan perlu diingat bahwa semakin dini memeriksakan ambeien ke dokter maka tingkat keparahan akan semakin kecil dan pengobatannya dapat dilakukan dengan mengubah pola hidup. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Tangerang<\/a><\/li>
- 21 Desember 2022<\/li><\/ul><\/div>
Cara Mengganti Popok Bayi untuk Bunda<\/a><\/h3>
Untuk pertama yang perlu diperhatikan yaitu jangan mengandalkan bau saja sebagai penanda untuk mengganti popok bayi. Umumnya bayi buang air kecil sekitar 20 kali dalam sehari selama beberapa bulan pertama. Untuk bayi yang menggunakan popok sekali pakai, ibu bisa mengganti popok paling tidak tiap 2-3 jam sekali, namun tidak perlu sampai mengganggu waktu istirahat bayi. Apabila menggunakan popok kain, segera ganti popok jika basah untuk mencegah iritasi. \n\n \n\n Persiapan Mengganti Popok \n\n \n Cuci tangan ketika akan mengganti popok si kecil \n Siapkan popok yang bersih, tisu atau kain basah \n Sediakan juga air hangat dan handuk \n Letakkan bayimu di tempat yang aman agar tidak jatuh atau terguling \n Kantong popok bekas \n \n\n \n\n Langkah-langkah Melepas Popok Kotor \n\n \n Lepaskan popok kotornya \n Tarik bagian depan popok yang kotor lalu turunkan ke bawah. Jika bayi laki-laki tutupi kemaluannya dengan kain bersih agar saat kencing tidak mengenai ibu atau dirinya sendiri \n Gunakan bagian depan popok untuk membersihkan sebagian besar kotorannya jika si kecil buang air besar. Bersihkan dari bagian depan ke arah belakang \n Angkat bagian bokong si kecil dari atas meja dengan memegang kedua pergelangan kakinya dengan tanganmu secara perlahan. Segera ambil bagian depan popok, lipat hingga menutupi bagian yang kotor dan selipkan di bawah bokongnya \n Bersihkan alat kelamin si kecil dan sekitarnya dengan kapas basah, jangan lupa bersihkan sisa-sisa kotoran yang masih menempel di sekitar permukaan anus, lipat paha dan kelamin hingga bersih. Bersihkan kotoran dari arah depan ke belakang untuk mengurangi risiko infeksi pada saluran kencingnya, terutama bila si kecil perempuan \n Buang tisu basah ke kantong popok \n Angkat bagian bokong si kecil, lalu singkirkan popok kotor dari bawahnya. Buang popok kotor ke kantong popok, kemudian ikat dan buang kantong ke tempat sampah \n Dapat dioleskan krim khusus sesuai anjuran dokter pada kulit si kecil jika terdapat ruam popok \n \n\n \n\n \n\n Mengganti Popok yang Bersih \n\n \n Langkah selanjutnya adalah membuka popok bersih dan menempatkan pada bayimu dengan menyelipkannya di bawah bokong dan menggeser ke arah pinggang, di mana posisi perekat berada di belakang. Tarik popok bagian depan ke arah perut bayimu \n Untuk bayi laki-laki arahkan kelaminnya ke bawah untuk mencegah air kencingnya berada di bagian atas. Bagi bayi baru lahir yang belum copot tali pusar, perhatikan agar popok tidak menutupi tali pusar \n Pastikan bagian popok berada di antara kaki bayimu dengan seimbang. Lalu kencangkan popok dengan membuka perekatnya, yang kemudian ditarik ke arah perut untuk direkatkan. Jangan terlalu kencang saat merekatkannya agar bayi merasa nyaman \n Setelah itu, jangan lupa untuk kembali mencuci tangan setelah mengganti popok si kecil \n \n\n \n\n Walaupun si kecil tidak buang air besar, bunda harus tetap membersihkan bagian depan dan belakang si kecil. Bersihkan juga area kulit di sekitarnya dengan lap, usap menggunakan lap atau handuk bersih yang kering. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Serpong<\/a><\/li>
- 19 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
Meningkatkan Pola Hidup Sehat<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina Serpong, hidup sehat merupakan salah satu tujuan bagi semua orang. Rutinitas yang padat dapat menjebak seseorang untuk mengarah pada pola hidup yang tanpa disadari bisa memberi pengaruh buruk pada kualitas kesehatan. Kebiasaan menunda makan dengan alasan sibuk maupun pilihan menu sembarang, perlahan tapi pasti bisa memicu beragam gangguan kesehatan. \nNah, asupan gizi seimbang adalah salah satu faktor penting yang berperan dalam menunjang kesehatan seseorang. Sekadar memenuhi rasa lapar, tidaklah cukup. \n\n Ada beberpa Langkah untuk mengonsumsi makanan, selain itu gizi seimbang haruslah diperhatikan. \nAdapun empat pilar gizi seimbang, yaitu: \n\n \n1. Mempertahankan Berat Badan Normal \nSalah satu ukuran yang menunjukan bahwa terjadi keseimbangan gizi dalam tubuh yaitu memiliki berat badan ideal yang dapat dinilai dengan Indeks Massa Tubuh (IMT). Dengan penerapan gizi yang seimbang dapat menjaga berat badan untuk tetap ideal. \n\n \n2. Konsumsi Aneka Ragam Makanan Pokok \nTujuan dari konsumsi makanan beragam adalah memastikan kita mendapatkan asupan gizi dari berbagai jenis pangan. Alasannya, tidak ada satu pun jenis makanan yang mengandung semua jenis zat gizi, kecuali ASI yang memang merupakan makanan utama untuk bayi usia 0 hingga 6 bulan. Setelah usia ini, bayi harus mendapatkan Makanan Pendamping ASI (MPASI) untuk memastikan ia tumbuh dan berkembang dengan baik. Maka dari itu, kita dianjurkan mengonsumsi beraneka ragam makanan secara rutin setiap hari. Konsumsinya harus dalam proporsi makanan yang seimbang dengan jumlah cukup dan tidak berlebihan. \n\n \n3. Perilaku Hidup Bersih \nMembiasakan pola hidup yang bersih dapat menghindarkan kita dari munculnya bakteri. Kontaminasi bakteri pada tubuh dan makanan bisa dihindari atau setidaknya dikurangi peluangnya dengan meningkatkan kebersihan diri. Mengkonsumsi makanan yang telah terkontaminasi bakteri dapat menyebabkan suatu penyakit apabila kita tidak menjaga kebersihan makanan. \nKontaminasi bakteri pada tubuh dan makanan bisa dihindari atau setidaknya dikurangi peluangnya dengan meningkatkan kebersihan diri. Beberapa kebiasaan hidup bersih antara lain cuci tangan dengan sabun sebelum kontak dengan makanan serta tutup makanan dengan tudung saji. \n\n \n4. Rutin Beraktivitas Fisik \nPenerapan pola hidup sehat tak hanya terbatas pada asupan gizi seimbang saja. Setiap makanan dan minuman mengandung kalori, yang akan dipergunakan sebagai energi saat beraktivitas. Karena itu, penting untuk memiliki gaya hidup aktif dan berolahraga secara teratur. \nAktivitas fisik adalah semua kegiatan tubuh, termasuk olahraga yang menjadi salah satu cara untuk menyeimbangkan keluar dan masuknya zat gizi, terutama sumber energi utama dan tubuh. Ketidakseimbangan asupan gizi dan aktivitas fisik dapat menimbulkan masalah gizi. \n\n \n\n Sahabat Hermina Serpong, Supaya kalori dapat dibakar dan tidak hanya ditimbun Saat tubuh tidak aktif dan konsumsi kalori melebihi jumlah yang dibutuhkan tubuh, maka kalori akan disimpan sebagai lemak. Hal inilah yang kemudian dapat membuat berat badan semakin bertambah. Yuk, simak beberapa tips praktis lain dalam menjaga gizi seimbang: \n1. Batasi konsumsi panganan manis, asin, dan berlemak \n2. Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi \n3. Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir \n4. Biasakan sarapan pagi \n5. Biasakan minum air putih yang cukup dan aman \n6. Banyak makan buah dan sayur \n7. Biasakan membaca label pada kemasan pangan \n8. Syukuri dan nikmati aneka ragam makanan \n\n \nBagi Sahabat Hermina Serpong, yuk biasakan untuk menjalankan pola hidup sehat dengan memperhatikan asupan gizi agar tubuh senantiasa terhindar dari penyakit dan tetap kuat dalam menjalani aktivitas harian, bila ada keluhan lebih lanjut yuk segera konsultasikan dengan Dr. Dian Araminta Ramadhania, M.Gizi. Sp. GK \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Purwokerto<\/a><\/li>
- 20 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
Yuk, Kenali Perbedaan USG 2D, 3D dan 4D<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, saat sedang hamil pemeriksaan rutin perlu dilakukan, salah satunya adalah pemeriksaan USG. Tindakan ini dapat melihat kondisi janin, rahim, dan berbagai hal lainnya dengan gelombang suara. \n\n Saat USG dilakukan, gelombang suara dipancarkan saat alatnya ditempelkan ke permukaan perut. Lalu, gelombang suara dapat bertabrakan dengan organ-organ di dalam perut dan dipantulkan kembali, akhirnya menghasilkan gambar janin. \n\n Ada beberapa pilihan dari USG yang bisa dilakukan, mulai dari 2D, 3D, hingga 4D. Maka dari itu, perlu tahu perbedaan dari berbagai jenis pemeriksaan ini sehingga bisa menentukan mana yang lebih cocok. \n\n \n\n \n Perbedaan USG 2D, 3D dan 4D \n \n\n Pada USG 2D, pemeriksaan ini dapat menunjukkan garis abu-abu dan buram pada bayi. Pemindaian ini dapat melihat langsung ke seluruh tubuh, termasuk dalam melihat organ dalam pada bayi. Namun, banyak ibu yang kecewa dengan jenis USG ini karena tidak terlihat dengan baik. \n\n Pada USG 3D dan 4D, pemeriksaan ini bisa memperlihatkan lebih dari hanya organ pada bayi, ibu bahkan bisa melihat kulit janin, termasuk mulut dan hidung. Selain itu, orang tua juga bisa melihat janin saat menghisap jari atau menjulurkan lidah. Jenis USG ini dapat memperlihatkan janin di dalam kandungan lebih realistis. \n\n Selain itu, USG 4D memiliki keunggulan lebih dibandingkan jenis lainnya, yaitu dapat melihat gambar bergerak pada janin. Pemeriksaan dengan metode 4 dimensi ini memang memiliki keunggulan yang paling mutakhir dibandingkan 2D dan 3D. \n\n \n Keunggulan USG 3D dan 4D \n \n\n Keunggulan USG 3D yaitu: \n\n \n Mampu memvisualisasikan struktur jantung janin dengan lebih baik dibandingkan 2D, bahkan dapat mendeteksi cacat saat bayi masih di dalam perut. \n Diagnosis terkait cacat wajah pada janin lebih baik, seperti bibir sumbing. \n Diagnosis yang lebih mudah untuk berbagai kondisi kesehatan lainnya. \n \n\n Tindakan pemeriksaan ini pada dasarnya “video streaming” secara langsung dari jenis USG 3D. Semua keunggulan dari 3D yang disebutkan sebelumnya juga terdapat pada 4D. Lalu, ada beberapa keuntungan lainnya dari USG 4D, yaitu: \n\n \n Dapat melihat gerakan dinding dan katup jantung janin, untuk mendiagnosis kondisi tertentu. \n Dokter dapat mengamati gerakan berbagai organ yang bergerak di dalam tubuh. \n Bisa mendapatkan video janin dibandingkan hanya foto. \n \n\n Apabila Sahabat Hermina ingin melakukan pemeriksaan USG 2D, 3D atau 4D, segera lakukan appointment dengan Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan di RS Hermina terdekat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Tangkuban Perahu<\/a><\/li>
- 12 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
Bunda Harus Tahu! Mendeteksi dan Mendidik Anak Berkebutuhan Khusus<\/a><\/h3>
Setiap anak yang bertambah usia, tentu akan mengalami pertambahan berat badan dan tinggi badan. Mama dan Papa juga perlu mengetahui perkembangan sang buah hati. Sebenarnya, setiap anak memiliki proses tumbuh kembang yang berbeda-beda. Seringkali Mama dan Papa tidak menyadari ketika sang buah hati mengalami keterlambatan perkembangan. \n \nBerikut yang aharus dilakukan orang tua untuk mendeteksi jika anak mengalami keterlambatan pertumbuhan yaitu : \n\n \n\n \n \n Pahami dan aplikasikan perkembangan yang seharusnya sudah dicapai oleh anak berdasarkan rentang usia \n \n \n Pahami dan aplikasikan perkembangan yang seharusnya sudah dicapai oleh anak berdasarkan rentang usia \n \n \n Jangan beranggapan seperti "oh gapapa, kakaknya dulu juga gitu" , atau "oh nanti juga bisa lama-lama \n \n \n \n\n Bagai mana jika keterlambatan tersebut adalah Down Syndrome, yuk kenli lebih lanjut? \nDown Syndrom adalah merupakan kondisi yang disebabkan oleh gangguan gen (kelebihan kromosom yang disebut sebagai trisomi 21. \n \nTampilan Khas Anak dengan Down Syndrome: \n\n \n \n Wajah pipih (terutama di area hidung) \n \n \n Mata berbentuk lonjong \n \n \n\n \n \n Leher pendek \n \n \n Telinga kecil \n \n \n Lidah cenderung dijulurkan \n \n \n Bintik putih kecil di iris mata \n \n \n Tangan dan kaki yang kecil \n \n \n Garis tunggal di telapak tangan \n \n \n Tonus otot rendah \n \n \n Tinggi badan lebih pendek dari teman sebaya \n \n \n\n \n\n Tujuan dari mendefinisikan ini bukan mendiskriminasi, melainkan untuk mengetahui bagaimana memberikan perhatian dan memenuhi kebutuhan spesifik bagi anak dalam tujuan mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Bunda dan ayah wajib tahu, anak dengan kondisi disabilitas diperlukan perhatian khusus atau perhatian lebih pada area berikut ini: \n\n \n \n kondisi fisis \n \n \n kondisi sensorik (termasuk sosialisasi) \n \n \n kesehatan mental \n \n \n kemampuan belajar \n \n \n\n \nBerikut adalah salah satu cara untuk mendidik anak dengan berkebutuhan khusus yaitu : \n\n \n \n Tetap melanjutkan sekolah (pendidikan) sesuai dengan kondisi \n \n \n Mendapatkan perlindungan sosial \n \n \n Mendapatkan perhatian khusus terkait kesehatan \n \n \n Tetap dianggap menjadi bagian dari komunitas \n \n \n Tetap dianggap menjadi bagian dari komunitas \n \n \n Terapi latihan fisik dan terapi modalitas \n \n \n Terapi Wicara Okupasi Terapi Penggunaan Orthosis dan Prosthesis \n \n \n E d u k a si oleh tenaga medis \n \n \n\n \n\n Jika membutuhkan dukungan dari tenaga ahli, ayah dan ibu bisa membuat janji dengan dokter spesialis tumbuh kembang anak atau dokter spesialis rehabilitasi medik untuk mendapatakan terapi pada klinik tumbuh kembang RS Hermina Tangkubanprahu. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 30 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
Cegah Gangguan Pendengaran Sejak Dini, Lakukan Tes OAE pada Anak<\/a><\/h3>
Memiliki anak yang sehat dan sesuai dengan tumbuh kembangnya tentu menjadi dambaan setiap orang tua. Tak ada orang tua yang ingin anaknya lahir dengan suatu kekurangan pada fisiknya. \n\n Apalagi jika terjadi gangguan fungsi alat indera vital, seperti pendengaran. Inilah pentingnya melakukan tes EOA pada anak, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan terhadap fungsi indera pendengarannya. Apakah EOA dan apa fungsi tesnya ? \n\n \n\n EOA, Upaya Cegah Gangguan Pendengaran pada Anak \n\n Bayi yang lahir dengan resiko tinggi, seperti bayi dengan berat badan lahir rendah, kekurangan kadar oksigen atau disebut asfiksia perinatal, dan hiperbilirubinemia, memiliki kemungkinan menderita pendengaran buruk sekitar 2-4 dari 100 bayi. \n\n Perburukan fungsi pendengaran dari lahir ini dapat menyebabkan gangguan pada kemampuan bicara, bahasa, dan perkembangan kognitif. \n\n Oleh karena itu, perburukan fungsi pendengaran pada bayi seharusnya dapat diidentifikasi sejak awal sehingga tenaga medis atau keluarga dapat melakukan tindakan untuk perkembangan sensor sistem. \n\n Saat ini, banyak sekali kasus bayi dengan perburukan pendengaran yang tidak terdeteksi. \n\n Oleh karena itu, perlu campur tangan tim medis dalam melakukan screening agar hal tersebut tidak terjadi. \n\n Saat ini sudah terdapat alat yang cepat dan murah untuk melakukan tes pendengaran pada bayi dan anak, yaitu Otoacoustic Emission (OAE). \n\n Apa itu Otoacoustic Emission (OAE) \n\n OAE adalah screening pendengaran untuk menilai kepekaan sel rambut yang terdapat di rumah siput (koklea). Tujuan utamanya adalah untuk menentukan status koklea, terutama fungsi sel rambutnya. Informasi dari hasil tes OAE ini dapat digunakan untuk: \n\n 1. Memeriksa kondisi indera pendengaran, khususnya pada bayi baru lahir, bayi, atau seseorang dengan cacat perkembangan. \n\n 2. Memperkirakan sensitivitas pendengaran dalam ruang lingkup terbatas \n\n Untuk melakukan tes ini, dokter atau tenaga medis akan menggunakan alat berbentuk headset yang dapat mengukur getaran suara dalam liang telinga. \n\n Secara garis besar, OAE bekerja sebagai perangsang dan penerima. Rangsangan suara yang memancar melalui headset kemudian ditangkap oleh sel rambut setelah sebelumnya terlebih dahulu menggetarkan gendang telinga dan melalui tulang pendengaran. \n\n Rangsangan yang tertangkap oleh sel rambut ini kemudian menghasilkan getaran yang kembali ditangkap oleh penerima pada alat OAE. \n\n Setelah getaran diterima, barulah dapat diputuskan apakah koklea berfungsi dengan baik atau tidak. Kesimpulan ini diambil berdasarkan perbedaan amplitudo yang telah diterima. \n\n Jenis Pemeriksaan Otoacoustic Emissions (OAE) \n\n Pada pemeriksaan OAE, petugas medis menempelkan sejenis earphone kecil ke telinga bayi/anak selama beberapa detik. OAE screener biasanya dilengkapi dengan speaker dan mikrofon mini yang terbuat dari bahan lembut dan tidak berbahaya untuk anak. Speaker akan menghantarkan suara rangsangan ke liang telinga, dan akan direspon oleh koklea. Setelah itu, responnya akan dideteksi oleh mikrofon dan hasilnya dapat dilihat pada screener. \n\n Ada empat jenis pemeriksaan OAE pada anak yang bisa Anda lakukan dalam dunia medis, yaitu: \n\n 1. Transient Otoacoustic Emissions (OAEs). Dalam pemeriksaan ini, suara yang dipancarkan merupakan respons terhadap rangsangan akustik, dan didengarkan dalam durasi yang sangat singkat. Rangsangan suara bisa berupa bunyi klik, atau bisa juga berupa nada semburan. \n\n 2. Distortion Product Otoacoustic Emission (DPOAEs). Dalam pemeriksaan ini, suara dipancarkan sebagai respon terhadap 2 nada yang diperdengarkan secara berurutan dengan frekuensi yang berbeda. \n\n 3. Spontaneous otoacoustic emissions (OAEs). rangsangan suara yang dipancarkan oleh OAE tanpa stimulus akustik, tetapi secara spontan. \n\n 4. Transient otoacoustic (SF OAEs). Suara yang dipancarkan oleh pemancar OAE merupakan respon terhadap nada kontinu. \n\n Anda perlu melakukan pemeriksaan otoacoustic emission (OAE) sedini mungkin, bahkan ketika bayi baru lahir. Dengan pemeriksaan ini, Anda dapat mendeteksi secara dini gejala atau tanda adanya gangguan pendengaran pada anak. Pemeriksaan OAE dapat dilakukan di rumah sakit yang memiliki fasilitas lengkap. \n\n Pemeriksaan awal tes OAE ini adalah dengan melakukan pengecekan menggunakan empat frekuensi berbeda, yaitu 2000 Hz, 3000 Hz, 4000 Hz, dan 5000 Hz. Pemeriksaan dilakukan dalam ruangan khusus yang memenuhi standar penggunaan suara dengan frekuensi di atas 40 desibel, yang diketahui dengan pengukuran sound level meter. \n\n Bayi-bayi yang lahir dengan resiko tinggi dan gagal pada tes pendengaran yang pertama, perlu melakukan skrining kedua setidaknya satu bulan setelahnya. Bayi-bayi yang gagal dalam pemeriksaan pemeriksaan tersebut seharusnya menjalani rehabilitasi awal. Rehabilitasi ini diharapkan dapat memberikan manfaat dari perkembangan sistem sensorik. \n\n Upaya pencegahan juga bisa dilakukan dengan menjaga kehamilan sebaik mungkin. Selama masa pertumbuhan janin dalam kandungan, ibu bisa melakukan beberapa hal, seperti kontrol sesuai jadwal sepanjang masa kehamilan. Ibu hamil juga perlu melakukan pemeriksaan TORCHS, dan sebaiknya menghindari pemakaian obat-obatan yang bersifat toksik bagi telinga bayi, terutama pada trimester pertama kehamilan. \n\n Tes OAE pada anak ini sangat penting, karena apabila dibiarkan, tumbuh dengan gangguan pendengaran yang tidak dapat terdeteksi. Jika hal ini terjadi, resiko gangguan kemampuan bicara pada anak akan makin tinggi. Pencegahan sejak dini tentu akan sangat membantu anak untuk bisa tumbuh dengan sempurna dan sehat semua alat inderanya. Cegah risiko gangguan pendengaran pada anak dengan melakukan tes OAE sejak dini. \n\n Konsultasikan langsung dengan dokter spesialis THT di RS. Hermina terdekat atau sahabat hermina juga bisa berkonsultasi secara online dengan dokter spesialis RS. Hermina dengan aplikasi halo hermina \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/a><\/span>");
- 30 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 12 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 20 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 19 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 21 Desember 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 31 Januari 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 13 Februari 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 15 Februari 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 24 Februari 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 17 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 12 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 25 Agustus 2023<\/li><\/ul><\/div>