- Hermina Daan Mogot<\/a><\/li>
- 25 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
Mitos dan Fakta Menstruasi <\/a><\/h3>
Pasti teman-teman sering mendengar banyaknya mitos tentang menstruasi, tapi apakah mitos tersebut adalah fakta? \n\n Mestruasi adalah keluarnya darah dari jalan lahir wanita karena peluruhan dinding rahim akibat sel telur yang tidak dibuahi oleh sperma, hal ini terjadi setiap bulan pada siklus wanita yang normal. \n\n Siklus menstruasi normal berkisar antara 21-35hari, dengan masa menstruasi selama 3-7 hari. Volume rata-rata menstruasi adalah berkisar 80ml. Gejala menstruasi adalah terdiri dari fase pra menstruasi dan saat menstruasi. \n\n Pada fase pra menstruasi, gejala yang biasa dirasakan adalah diantaranya sakit kepala, perut kembung, nyeri perut, nyeri di payudara, timbul jerawat di kulit, perubahan suasana hati (mood). fase ini berlangsung selama periode mendekati menstruasi. \n\n Fase menstruasi terjadi akibat otot rahim yang mengalami kontraksi, gejala yang bisa dirasakan diantaranya nyeri di perut, mual, pusing, nyeri seperti ditekan di perut. \n\n Setelah mengenal mengenai menstruasi yang normal, berikut kita jabarkan mitos-mitos yang beredar dimasyarakat. \n\n \n Tidak boleh keramas saat menstruasi \n \n\n Ini adalah mitos, mitos yang beredar dimasyarakat mengatakan bahwa keramas bisa menyumbat pembuluh darah. Faktanya tidak ada hubungan antara keramas dan tidak lancarnya haid. \n\n Mandi keramas dengan air hangat bertujuan melemaskan otot-otot kepala sehingga diharapkan orang yang sedang menstruasi menjadi lebih relaks. \n\n \n Konsumsi minuman bersoda membuat menstruasi menjadi lancar \n \n\n Mitos yang sering beredar dimasyarakat adalah konsumsi minuman bersoda membuat menstruasi menjadi lancar. Hal ini belum dapat dibuktikan secara ilmiah. Menstruasi yang tidak lancar disebabkan oleh hormon yang mengatur menstruasi tidak seimbang, stres, dan pola makan. \n\n Untuk membuat menstruasi menjadi lebih lancar adalah dengan makan-makanan yang bergizi, minum air putih yang cukup, dan rajin berolahraga. \n\n \n Tidak boleh minum dingin saat sedang menstruasi \n \n\n Mitos tentang tidak bolehnya minum dingin saat menstruasi adalah benar mitos. Faktanya minum air dingin tidak berpengaruh pada keterlambatan menstruasi seseorang. Hal-hal yang membuat menstruasi terlambat diantaranya adalah masalah pada dinding rahim, masalah hormonal, dan psikologis seperti stresor internal. \n\n \n Tidak boleh berenang \n \n\n Ini adalah mitos. Faktanya tekanan air di kolam renang akan menyebabkan terhambatnya keluar darah, meski demikian berenang tidak akan menghentikan menstruasi. \n\n \n Dilarang berhubungan intim \n \n\n Mitos yang beredar adalah berhubungan intim dapat membahayakan kesehatan wanita. Faktanya dengan berhubungan intim maka keram perut yang dirasakan akibat menstruasi akan jauh lebih berkurang. Hal ini diakibatkan oleh saat terjadi orgasme, makan otot-otot rahim akan kontraksi dan terjadi pelepasan. Selain itu darah haid juga bisa menjadi pelumas saat sedang berhubungan intim. namun kembali lagi dengan keyakinan kepercayaan masing-masing yang membolehkan atau tidak. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bogor<\/a><\/li>
- 23 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
Bahaya Tetanus Neonatorum pada Bayi Baru Lahir!<\/a><\/h3>
Tetanus Neonatorum merupakan sebuah penyakit tetanus yang menyerang pada bayi baru lahir. Pada bayi baru lahir berisiko tinggi terkena tetanus neonatorum apabila Sibayi dilahirkan dengan bantuan peralatan persalinan yang tidak steril. \n\n Pencegahan dini dari tetanus neonatorum lebih diutamakan daripada pengobatan, dikarenakan tingkat kematian penderita sangat tinggi. Tetanus neonatorum banyak ditemukan di daerah perdesaan atau terpencil di mana fasilitas kesehatan dan tenaga medis masih sulit untuk ditemukan. \n\n \n\n Penyebab Tetanus Neonatorum pada Bayi \n\n Penyebab paling utama adalah infeksi oleh bakteri Clostridium tetani, yaitu bakteri yang dapat menghasilkan racun yang racunnya dapat menyerang sistem saraf pusat dan otak. Bakteri ini biasanya ditemukan di kotoran hewa, debu, dan tanah. Bakteri Clostridium tetani dapat menginfeksi seseorang, termasuk bayi baru lahir dengan melalui luka goresan, sobekan, atau luka tusukan yang disebabkan oleh benda-benda yang terkontaminasi oleh bakteri tersebut. \n\n Pada bayi yang baru lahir tetanus terjadi akibat bakteri masuk ke dalam tubuh bayi melalui persalinan yang tidak higienis atau steril, seperti memotong tali pusar dengan alat-alat yang tidak steril. Risiko bayi menderita tetanus neonatorum juga dapat meningkat oleh ibunya yang tidak terlindungi oleh vaksin tetanus toxoid (TT) pada masa kehamilan. Beberapa faktor risiko lain tetanus neonatorum, diantaraya: \n\n \n Pada proses pesalinan di rumah dengan alat yang tidak steril. \n Mempunyai riwayat tetanus neonatorum pada anak sebelumnya. \n Adanya paparan bahan yang berpotensi menularkan bakteri pada alat yang digunakan untuk persalinan maupun merawat tali pusat \n \n\n Beberapa gejala yang ditimbulkan jika bayi baru lahir terinfeksi tetanus neonatorum antara lain: \n\n \n Mulut pada bayi terasa kaku seakan terkunci dan bayi tidak bisa menyusui \n Otot wajah dan rahang mengencang pada hari ke 2 sampai 3 pasca kelahiran \n Terjadi kejang yang diakibatkan oleh suara, cahaya, atau sentuhan \n Otot tubuh kaku secara menyeluruh yang menyebabkan tubuh Si bayi menegang atau tampak melengkung ke belakang \n \n\n Jika tidak diobati dan ditangani secepat mungkin, kondisi ini dapat membuat bayi tidak dapatbernapas. Sebagian besar kematian bayi akibat infeksi tetanus neonatorum terjadi antara hari ke 3 hingga 28 setelah kelahiran. \n\n \n\n Pencegahan Dini Tetanus Neonatorum \n\n Pencegahan umum yang dapat dilakukan adalah pemberikan vaksinasi TT bagi para ibu hamil untuk melindungi tubuh dari penyakit tetanus. Pemberian vaksin biasanya dilakukan oleh dokter saat usia kandungan ibu hamil sudah trimester ketiga. Dosis kedua diberikan 4 minggu setelah dosis pertama diberikan. \n\n Selain menggunakan vaksin, prosedur dan persalinan medis yang steril dirumah sakit dapat mencegah bayi terinfeksi tetanus noenatorum. Dikarenakan sebagian besar bayi yang mmeninggal karena tetanus disebabkan oleh persalinan di rumah tanpa prosedur steril yang memadai dan lingkungan yang tidak bersih. \n\n Oleh karena itu, penempatan bidan desa di dalam wilayah kerja puskesmas juga menjadi salah satu upaya kementerian kesehatan RI untuk menjaga dan mencegah terjadinya tetanus neonatorum pada bayi baru lahir, dan menjaga status kesehatan khususnya ibu hamil, membantu persalinan, serta meningkatkan kesehatan ibu dan anak. \n\n Tetanus neonatorum dapat berakibat fatal pada bayi, sehingga penting untuk melakukan tindakan pencegahan. Jika tampak gejala tetanus neonatorum pada bayi baru lahir, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Tangkuban Perahu<\/a><\/li>
- 22 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
MENJAGA KESEHATAN RONGGA MULUT BUAH HATI TERCINTA<\/a><\/h3>
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menyatakan bahwa proporsi terbesar masalah gigi di Indonesia adalah gigi rusak/ berlubang/ sakit (45,3%). Sedangkan masalah kesehatan mulut yang mayoritas dialami penduduk Indonesia adalah gusi bengkak dan/atau keluar bisul (abses) sebesar 14%. Kebanyakan para orang tua baru memperhatikan kesehatan gigi anak saat gigi mereka sudah tumbuh dan mengalami gangguan, missal terdapat caries gigi, gigi goyang dll. Padahal semakin dini kesehatan gigi dijaga akan semakin baik untuk kesehatan buah hati dimasa datang. Kebersihan gigi dan rongga mulut anak penting dijaga Meskipun buah hati belum memiliki gigi beberapa bulan setelah lahir, kesehatan rongga mulut tetap harus dijaga dan dirawat. \n\n Kebersihan gigi dan rongga mulut yang tidak dijaga bisa menyebabkan masalah gigi pada anak, Gigi yang bermasalah akan menimbulkan rasa sakit pada sikecil. Perhatikan factor yang mempengaruhi permasalah pada gigi anak \n \nFaktor yang mempengaruhi gigi berlubang : \nmunculnya plak di permukaan gigi. Plak berasal dari sisa makanan yang mengandung gula, seperti roti, sereal, susu, minuman ringan, buah, kue, atau permen, yang kemudian diubah oleh bakteri alami dalam mulut menjadi asam. \n\n Mengapa kesehatan mulut dan gigi penting? \n\n Karena permasalahan yang timbul ketika mempunyai masalah dengan gigi-geliginya, diantaranya yaitu : \n\n \n Susah makan \n Rasa nyeri \n Mengganggu organ tubuh lainnya \n Pertumbuhan rahang tidak maksimal \n Estetik berkurang \n \n\n Perhatikan tahapan perawatan pada gigi berlubang pada anak : \n\n Pulpitis reversibel \n\n Dilakukan penambalan sederhana dengan amalgam ( sudah tidak digunakan lagi), GIC, komposit \n\n Pulpitis irreversibel \n\n Dilakukan penambalan sementara yang akan diikuti dengan penambalan tetap maupun perawatan saluran akar. \n\n Gangren pulpa \n\n Dilakukan perawatan saluran akar yang kemudian akan dilakukan penambalan ataupun pembuatan crown/mahkota \n\n Gangren Radix \n\n Dilakukan pencabutan yang kemudian akan diikuti dengan pembuatan gigi palsu baik implan maupun gigi tiruan lepasan/cekat \n\n \n\n Jika sahabat hermina mengalami permasalahan seputar gigi dan mulut si kecil, jangan ragu untuk langsung berkonsultasi dengan Dokter Spesialis Gigi Anak untuk mendapatkan perawatan khusus dan keluhan buah hati Anda segera tertangani. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 31 Mei 2022<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegah Penularan Hepatitis Pada Anak<\/a><\/h3>
Tahukan Sahabat Hermina, Penyakit Hepatitis tidak hanya menyerang pada orang dewasa, beberapa kasus penyakit hepatitis juga terjadi pada anak. Hepatitis adalah peradangan yang terjadi pada hati atau liver, kondisi ini disebabkan oleh beberapa hal, mulai dari infeksi virus, penggunaan obat - obatan, infeksi cacing hati, kelainan genetik tertentu dan penyakit autoimun. Penyakit hepatitis bisa menular kepada orang lain jika disebabkan oleh infeksi virus. \n\n Penyebab Hepatitis Pada Anak \n\n Penyakit hepatitis disebabkan oleh beberapa infeksi virus, penggunaan obat - obatan, infeksi cacing hati, kelainan genetik tertentu dan penyakit autoimun. Sedangkan hepatitis pada anak bisa disebabkan oleh berbagai macam hal. Terdapat 5 jenis utama virus hepatitis, diantaranya virus hepatitis A,B, C, D dan E. Diantara 5 jenis utama virus hepatitis terdapat 2 jenis hepatitis yang biasa terjadi pada anak diantaranya adalah hepatitis A & hepatitis B. \n\n Selain 5 Jenis utama virus hepatitis, ada beberapa virus lain penyebab hepatitis pada anak yang patut Sahabat Hermina waspadai, diantanaya adalah : \n\n \n Virus herpes simpleks \n Rubella \n Parvovirus \n Cytomegalovirus. Virus ini adalah bagian dari keluarga virus herpes. \n Virus Epstein-Barr. \n Adenovirus \n Virus varicella zoster (cacar air). Komplikasi dari virus ini adalah hepatitis. Tapi ini sangat jarang terjadi pada anak-anak. \n Enterovirus. Ini adalah sekelompok virus yang sering terlihat pada anak-anak. Mereka termasuk virus coxsackie dan echovirus. \n \n\n Gejala Hepatitis Pada Anak \n\n Anak yang terinfeksi virus hepatitis umumnya memiliki gejala yang berbeda, namun dalam beberapa kasus ada anak yang tidak memiliki gejala apapun. Sehingga peranan dari tenaga medis sangat dibutuhkan dalam penegakan diagnosis pada kasus ini. Berikut beberapa gejala khas yang harus Sahabat Hermina waspadai jika terjadi pada anak : \n\n \n Demam yang tidak kunjung berkurang \n Gejala Flu \n Mual atau Muntah \n Kehilangan nafsu makan \n Tidak bersemangat dan lemas \n Perut terasa tidak nyaman \n Diare \n Nyeri otot dan sendi \n Kulit dan bola mata menguning \n Urine berwarna gelap \n \n\n Jika Anak menunjukkan gejala - gejala seperti disebutkan diatas segera lakukan pemeriksaan kepada tenaga medis terdekat. \n\n Tips Cegah Penularan Hepatitis Pada Anak \n\n Agar anak terjauh dari penularan virus hepatitis direkomendasikan agar semua anak menerima vaksin hepatitis. Selain itu terdapat kondisi khusus untuk bayi yang terlahir dari ibu yang positif hepatitis, dalam 12 jam pertama bayi yang lahir dari ibu yang positif hepatitis immunoglobulin HBIG akan diberikan sebagai “imunisasi” tambahan untuk mencegah penularan hepatitis pada bayi. Selain memberikan vaksin kepada anak, Sahabat Hermina juga disarankan untuk menjaga kebersihan lingkungan dan makanan sang Anak, dengan diberikannya vaksin dan dijaganya lingkungan dan makanan diharap Anak sahabat hermina tidak terjangkit virus hepatitis dan terhindar terjadi penularan virus hepatitis. Jika Sahabat Hermina melihat adanya gejala virus hepatitis pada Anak, segeralah melakukan konsultasi dengan dokter di RS. Hermina terdekat, atau sahabat hermina juga bisa berkonsultasi secara online dengan dokter spesialis RS. Hermina dengan aplikasi halo hermina. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Tangkuban Perahu<\/a><\/li>
- 18 April 2022<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Fungsi Pemeriksaan Otoaccoustic Emission (OAE) pada Bayi<\/a><\/h3>
Otoaccoustic Emission (OAE) adalah screening (deteksi dini) atau tes pendengaran bayi baru lahir yang menangkap emisi pada koklea. \n\n \n \n\n Mengapa Butuh Tes Otoaccoustic Emission (OAE)? \n\n \n \n\n Gangguan pendengaran pada bayi dan anak sulit diketahui sejak awal, karena gangguan pendengaran dapat menyebabkan gangguan bicara, berbahasa, kognitif, masalah sosial dan emosional. \n\n \n \n\n Periode kritis perkembangan pendengaran dan berbicara dimulai dalam 6 bulan pertama kehidupan dan terus berlanjut sampai usia 2 tahun. \n\n \n \n\n Tes pendengaran bayi baru lahir ini dilakukan setelah bayi lahir atau paling lambat 1 bulan setelah kelahiran. Hasil tes pendengaran dapat dijadikan pemeriksaan lanjutan untuk diagnosis gangguan pendengaran pada bayi umur 3 bulan. \n\n \n \n\n Penyebab gangguan pendengaran bayi baru lahir sangat bervariasi, yakni: \n\n \n \n Infeksi TORCHS pada masa hamil \n \n \n Riwayat keluarga dengan tuli saraf sejak lahir \n \n \n Kelainan anatomi \n \n \n Infeksi otak. \n \n \n\n \n \n\n Bagaimana Melakukan Otoacoustic Emissions? \n\n Pemeriksaan otoacoustic emissions dilakukan dengan cara: \n\n - Menempelkan sumbat kecil biasanya dilengkapi dengan speaker dan mikrofon mini yang dibalut dengan sumbat dari bahan lembut (eartip) ke telinga bayi/anak selama beberapa detik \n\n - Speaker akan menghantarkan stimulus ke dalam liang telinga, dan akan di respons oleh koklea. Kemudian, hantarannya akan dideteksi oleh mikrofon dan diukur oleh screener. \n\n \n \n\n Bagaimana Interpretasi Hasil Otoacoustic Emissions? \n\n Bila hasil OAE pass dan anak memiliki faktor resiko maka perlu dilakukan monitoring perkembangan bicara dan bahasa setiap 6 bulan sekali sampai usia 3 tahun. \n\n \n \n\n Bila hasil OAE refer maka perlu dipastikan adanya gangguan pendengaran dengan OAE dan BERA pada saat usia 3 bulan, dan bila ada gangguan pendengaran segera dilakukan rehabilitasi pendengaran baik dengan alat bantu dengar (ABD) atau implan koklea. \n\n \n \n\n Di Mana Melakukan Otoacoustic Emissions? \n\n Pemeriksaan otoacoustic emissions dapat dilakukan di rumah sakit, setiap bayi baru lahir di RS Hermina Tangkubanprahu akan mendapatkan screening otoacoustic emissions (OAE) \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Tangkuban Perahu<\/a><\/li>
- 11 April 2022<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Lebih Jauh Gejala Demam Dengue ? <\/a><\/h3>
\n\n Demam dengue umumnya menyerang orang yang kekebalan tubuhnya sedang menurun. Sebenarnya saat kita terkena infeksi dengue, tubuh akan memproduksi kekebalan terhadap tipe virus dengue tersebut, kekebalan ini akan berlangsung seumur hidup. Sayangnya, demam dengue disebabkan oleh banyak strain atau tipe virus sehingga walaupun kita kebal terhadap salah satu tipe namun kita masih dapat menderita demam dengue dari tipe virus yang lain. \n\n Demam berdarah dengue atau DBD merupakan demam dengue dengan derajat yang lebih berat. Perbedaan yang paling utama adalah pada demam dengue tidak ditemukan manifestasi perdarahan pada pasien. Pada kulit pasien dengan demam dengue hanya tampak ruam kemerahan saja sementara pada pasien demam berdarah dengue akan tampak bintik bintik perdarahan. Selain perdarahan pada kulit, penderita demam berdarah dengue juga dapat mengalami perdarahan dari gusi, hidung, usus dan lain lain. Bila tidak ditangani segera, demam berdarah dengue dapat menyebabkan kematian. \n\n Daerah mana saja yang mudah terjangkit demam dengue? \n\n Demam dengue banyak terjangkit di daerah tropis dan subtropis. Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita demam dengue tiap tahun. Hal ini mungkin disebabkan oleh karena curah hujan di Asia yang sangat tinggi terutama di Asia timur dan selatan ditambah dengan sanitasi lingkungan yang tidak bagus. \n\n WHO memperkirakan lebih dari 500.000 dari 50 juta kasus demam dengue memerlukan perawatan di rumah sakit. Lebih dari 40% penduduk dunia hidup di daerah endemis demam dengue. \n\n Bagaimana penularan demam dengue? \n\n Virus dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang sebelumnya sudah menggigit orang yang terinfeksi dengue. Populasi nyamuk ini akan meningkat pesat saat musim hujan namun nyamuk Aedes aegypti juga dapat hidup dan berkembang biak pada bak bak penampungan air sepanjang tahun. Satu gigitan nyamuk yang telah terinfeksi sudah mampu untuk menimbulkan penyakit dengue pada orang yang sehat. \n\n Penularan demam dengue tidak bisa langsung dari manusia ke manusia tetapi harus melalui perantara nyamuk sehingga kita tidak perlu khawatir kontak langsung dengan penderita demam dengue. \n\n Apa saja gejala dan tanda demam dengue? \n\n Setelah tergigit nyamuk pembawa virus, masa inkubasi akan berlangsung antara 3 sampai 15 hari sampai gejala demam dengue muncul. Gejala demam dengue akan diawali oleh perasaan menggigil, nyeri kepala, nyeri saat menggerakan bola mata dan nyeri punggung. Kesakitan pada tungkai dan sendi akan terjadi beberapa jam sejak gejala demam dengue mulai dirasakan. Suhu tubuh akan meningkat dengan cepat mencapai 40 derajat celcius dengan detak nadi yang normal serta tekanan darah yang cenderung turun. Bola mata akan tampak kemerahan. Kemerahan juga tampak pada wajah yang dengan cepat akan menghilang. Kelenjar pada leher dan tenggorokan terkadang ikut membesar. \n\n Demam dan gejala lain dari demam dengue akan berlangsung selama 2 hari yang kemudian diikuti oleh penurunan suhu yang cepat dengan diiringi oleh produksi keringat yang meningkat. Periode penurunan suhu ini biasanya berlangsung sehari, selanjutnya suhu tubuh akan meningkat lagi dengan cepat. Saat ini seluruh tubuh pasien akan kemerahan kecuali pada wajah. \n\n Sabahat hermina jika mengalami gejala seperti diatas segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan pertolongan dan konsultasikan ke dokter spesiialis anak.. \n\n \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Purwokerto<\/a><\/li>
- 29 Maret 2022<\/li><\/ul><\/div>
Bunda Wajib Tahu, Begini Cara Mengatasi Kolik pada Bayi <\/a><\/h3>
Menangis adalah hal yang lazim dilakukan oleh bayi. Saat popoknya basah, lapar, haus atau mengantuk, bayi pasti akan menangis sebagai cara dirinya berkomunikasi. Namun, Sahabat Hermina harus waspada bila Si Kecil terus menangis sampai sulit dikendalikan. Bisa saja hal tersebut menandakan adanya masalah kolik infantil pada bayi. \n\n Bayi yang mengalami kolik dapat membuat orangtua frustasi karena penyebabnya sering kali sulit diidentifikasi. Maka dari itu, penting untuk memahami cara mengatasi kolik yang tepat. \n\n Kolik infantil biasanya terjadi pada bayi berusia 2 minggu sampai 4 bulan. Bayi akan menangis terus menerus dan berlangsung lebih dari 3 jam dalam sehari, dan terjadi setidaknya selama 3 hari dalam seminggu. Selain menangis, ciri-ciri lainnya yaitu kedua kaki dan tangan Si Kecil akan terangkat ke atas perut, dengan tangan mengepal dan wajah kemerahan. Dalam kebanyakan kasus, kolik infantil sering terjadi pada sore atau malam hari menjelang waktu tidur. \n\n Hingga kini, belum diketahui secara pasti apa penyebab kolik karena kolik merupakan kondisi yang dapat terjadi karena berbagai faktor, seperti adanya timbunan gas dalam perut bayi. \nBeberapa faktor penyebab lainnya yang memicu terjadinya kolik, yaitu: \n\n \n Sistem pencernaan yang belum sempurna \n Refluks gastrointestinal (GERD) dan peningkatan peristaltik usus \n Rasa nyeri akibat terganggunya sistem saraf enterik bayi \n Alergi susu sapi \n Intoleransi laktosa \n Terlalu banyak makan, kurang makan, atau jarang bersendawa \n Orangtua yang merasa cemas \n Ketidakseimbangan mikrobiota di dalam saluran cerna \n \n\n Meskipun kolik adalah kondisi umum yang dapat hilang dengan sendirinya, berikut adalah beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi kolik pada bayi: \n\n \n Gendong bayi selama menangis, Anda bisa menggunakan gendongan kain atau selimut \n Mandikan bayi dengan air hangat \n Pijat perut bayi dengan lembut menggunakan minyak telon \n Mengendong bayi dengan posisi tegak saat menyusu dan bantu bayi bersendawa \n Ubah pola makan atau ganti susu formula, karena bisa jadi penyebab bayi kolik adalah alergi \n Ciptakan suasana tenang dengan meredupkan cahaya lampu dan memberikan alunan musik yang menenangkan \n Ajak bayi jalan-jalan sambil mengajaknya berbicara \n Pemberian probiotik dan obat pereda gas seperti simethicone \n \n\n Untuk mencegah kolik pada bayi, berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan oleh Sahabat Hermina: \n\n \n Ganti dot pada botol susu bayi jika lubangnya terlalu kecil agar bayi tidak menelan lebih banyak udara daripada cairan \n Jauhi asap rokok \n Hindari konsumsi kopi, teh, dan makanan pedas apabila bayi masih menyusu \n Tepuk-tepuk punggung bayi dengan lembut agar bersendawa sehabis makan \n \n\n Apabila cara mengatasi kolik pada bayi sudah Sahabat Hermina lakukan dan kolik tidak kunjung mereda, segera periksakan Si Kecil ke dokter spesialis anak Rumah Sakit Hermina Purwokerto. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Ciputat<\/a><\/li>
- 07 Maret 2022<\/li><\/ul><\/div>
OCD (Gangguan Obsesif Kompulsif) Apakah Sama dengan Perfeksionis?<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, OCD (Gangguan Obsesif Kompulsif) sering disamakan dengan perfeksionis. Orang-orang yang merasa dirinya perfeksionis, sering menyebut dirinya OCD. Namun, benarkan OCD dan perfeksionis itu sama? Apakah Perfeksionis juga merupakan gangguan kejiwaan? \n\n \n\n Kita perlu tahu dan paham dahulu, apa yang dimaksud dengan OCD (Obsessive-Compulsive Disorder). OCD adalah gangguan mental yang ditandai dengan adanya pikiran, tindakan kompulsi secara repetitif atau berulang yang menghabiskan banyak waktu dan menyebabkan distrester sendiri pada penderitanya. Hal tersebut tentunya akan mengganggu aspek kehidupan penderitanya, baik di pendidikan di pekerjaan bahkan mengganggu relasi sosial. Bahkan OCD juga tidak hanya muncul pada orang dewasa, melainkan juga dapat muncul pada remaja dengan rentang usia sekitar 18-24 Tahun dan juga di masa kanak-kanak. \n\n \n\n Pertanyaan yang sering muncul adalah, benarkan OCD sama dengan perfeksionis? Kedua hal tersebut merupakan hal yang berbeda Sahabat Hermina. OCD merupakan suatu penyakit atau gangguan mental yang tidak diinginkan dan berdampak negatif. Sedangkan perfeksionis merupakan sifat dan karakter seseorang yang membuat mereka memiliki standar atau pencapaian sesuatuseperti di kinerjanya atau pendidikannya. Memang tampak sama, namun merupakan suatu hal yang berbeda. \n\n \n4 Pola gangguan utama pada penderita OCD \n\n \n\n \n Tipe Kontaminasi \n \n\n Tipe ini biasanya, obsesi atau pikirannya takut terkontaminasi bakteri atau kuman. Kompulsi atau perilakunya biasanya sering mencuci tangan berulang kali, mandi berjam-jam atau ada beberapa orang yang menghindari mandi karena takut terkontaminasi kuman atau virus yang menurutnya ada di dalam air. \n\n \n\n \n Tipe Keteraturan \n \n\n Tipe ini biasanya, obsesi atau pikirannya akan terganggu jika melihat sesuatu yang tidak tertata rapi, tidak simetris atau tidak teratur. Kompulsi atau perilaku penderitanya akan fokus menata barang sampai berjam-jam menghabiskan waktu sampai simetris, tersusun rapi dan teratur. \n\n \n\n \n Tipe Bahaya \n \n\n Tipe ini biasanya muncul pikiran bahaya yang akan menimpa penderitanya seperti kemalingan, kebakaran. Kompulsi atau perilaku penderitanya seperti mengecek pintu berkali-kali, mengecek kompor apakah sudah dalam keadaan mati atau belum berkali-kali. \n\n \n\n \n Tiper Agresif \n \n\n Tipe ini contohnya seperti ada pikiran atau keinginan untuk melukai orang lain, menyakiti orang lain, namun sebenarnya pikiran tersebut tidaklah diinginkan dan tentunya sangat mengganggu penderita OCD. Untuk perilaku penderitanya contohnya adalah adanya ritual keagamaan yang dilakukan untuk menghilangkan pikiran obsesinya tersebut. \n\n \n\n Sahabat Hermina, jika Anda atau keluarga merasa memiliki gangguan OCD segera konsultasikan ke dokter spesialis kedokteran jiwa, agar dapat mengetahui dan memastikan kondisi kesehatan Jiwa Anda. Agar Sahabat Hermina dapat mengetahui tindakan selanjutnya dan mendapatkan penanganan yang tepat. Buat janji dengan dr. Dian Oktaria Safitri, Sp.KJ sekarang! (Klik Disini) \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Daan Mogot<\/a><\/li>
- 21 Februari 2022<\/li><\/ul><\/div>
Penyebab Demam Dengue dan Pengobatannya<\/a><\/h3>
Penyakit dengue, merupakan penyakit infeksi yang sering terjadi di negara tropis termasuk di Indonesia. Penyakit ini masih sering ditemukan di negara kita, terutama meningkat di saat musim hujan. Penyakit dengue dapat berupa infeksi ringan hingga berat bahkan dapat menyebabkan kematian. Sampai saat ini belum ditemukan obat untuk penyakit dengue ini, oleh karena itu perlu dilakukan beberapa pencegahan agar anak-anak kita terhindar dari penyakit tersebut. \n\n Apa penyebab penyakit Dengue? \n\n Penyakit dengue disebabkan oleh virus dengue, yang saat ini diketahui ada 4 jenis serotipe virus dengue (DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4). Oleh karena terdiri dari 4 serotipe, seseorang bisa terkena penyakit dengue lebih dari 1 kali. Penyakit dengue ini ditularkan melalui gigitan vektor nyamuk yang sering dikenal dengan nyamuk Aedes aegipty dan Aedes albopictus. \n\n Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan meningkatnya kejadian penyakit dengue, antara lain suhu lingkungan, kelembapan dan curah hujan. Selain itu, lingkungan terutama pemukiman yang tidak sehat juga berperan dalam penyebaran dan meningkatnya kasus penyakit dengue. Daya tahan tubuh dan faktor genetik individu juga ikut berperan dalam terjadinya penyakit dengue. \n\n Siapa saja yang dapat terkena penyakit Dengue dan apa gejalanya? \n\n Penyakit dengue dapat mengenai siapa saja mulai dari bayi hingga dewasa, namun anak-anak usia 4-10 tahun lebih sering terkena. Gejalanya dapat bervariasi mulai dari tidak ada gejala, demam dengue tanpa tanda bahaya, demam dengue dengan tanda bahaya dan demam dengue berat. \n\n Gejala demam dengue awal umumnya mirip gejala penyakit virus lainnya seperti demam yang tinggi dan timbul mendadak antara 2-7 hari, dan dapat disertai gejala penyerta seperti nyeri otot, sakit perut, mual, muntah, nyeri sendi, nyeri bola mata. Apabila tidak ada tanda bahaya, umumnya demam dengue bersifat ringan. \n\n Tanda bahaya yang harus diperhatikan adalah perdarahan mukosa (gusi, mimisan), muntah terus menerus, nyeri perut hebat, anak semakin lemas atau penurunan kesadaran, akumulasi cairan di tubuh, pembesaran hati dan dari pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan hematokrit. Tanda bahaya pada dengue menandakan bahwa ada risiko terjadinya demam dengue yang berat, sehingga harus dipantau secara ketat. \n\n Demam dengue yang berat adalah demam dengue dengan gejala perdarahan hebat dan jumlah banyak, perembesan plasma hebat yang menyebabkan renjatan hebat (kurangnya cairan dalam pembuluh darah yang mengganggu perfusi ke jaringan tubuh) serta kerusakan organ tubuh lainnya yang berat. Apabila terlambat diatasi, demam dengue berat dapat menyebabkan kematian. Gejala demam dengue berat terjadi pada hari demam ke 4-5. \n\n Oleh karena itu, orangtua harus memerhatikan kapan anak mulai demam dan aktivitas anak secara umum. Apakah anak masih bisa bermain, makan dan minum dengan baik, serta buang air kecil setiap 4-6 jam. Jika anak demam tinggi mendadak lebih dari 2 hari, lebih sering tidur, malas makan dan minum, mual dan muntah hebat, buang air kecil semakin jarang, sesak dan gelisah, ada tanda perdarahan, ataupun kejang, segera bawa anak ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat. \n\n Bagaimana mengobati penyakit dengue? \n\n Saat ini belum ditemukan obat spesifik untuk mengatasi demam dengue. Demam dengue merupakan infeksi yang self limiting disease atau infeksi yang akan sembuh tanpa pengobatan spesifik, meskipun demikian dapat terjadi risko demam dengue yang berat. Pengobatan demam dengue tanpa tanda bahaya umumnya hanya terapi untuk mengatasi gejala seperti demam dan nyeri sendi, serta cairan yang cukup. \n\n Cairan yang dianjurkan untuk penderita demam dengue adalah cairan yang mengandung mineral (cairan isotonik kaleng, air putih dengan garam dan gula, atau oralit). Pemberian jus jambu, angkak, atau kurma untuk penderita demam dengue belum terbukti bermanfaat secara ilmiah dan belum bisa dijadikan pedoman. \n\n Obat penurun panas dapat diberikan bila anak demam tinggi dan dapat dibantu dengan kompres hangat serta cairan yang banyak. Obat pereda nyeri juga dapat diberikan bila terdapat nyeri sendi atau otot yang hebat. Obat penurun panas dan pereda nyeri yang disarankan hanya parasetamol. Apabila terdapat salah satu tanda bahaya pada demam dengue, sebaiknya anak segera dibawa ke rumah sakit. \n\n Apakah penyakit Dengue bisa dicegah? \n\n Karena Indonesia merupakan negara endemis tinggi penyakit dengue, pencegahan merupakan langkah yang penting. Hal yang paling penting adalah dengan menghindari gigitan nyamuk, baik dengan menggunakan lotion/repellant anti nyamuk atau memasang kelambu di tempat tidur. \n\n Untuk mengurangi jumlah nyamuk dapat dilakukan dengan mengeliminasi tempat nyamuk bertelur yaitu di genangan-genangan air dengan melakukan gerakan 3 M yang dicanangkan oleh pemerintah: \n\n \n Menguras kamar mandi seminggu sekal \n menutup tempat-tempat penampungan air. \n mengubur tempat-tempat penampungan air bekas. \n \n\n Selain itu di lingkungan rumah juga dapat dilakukan penyemprotan abate berkala. Saat ini pencegahan melalui vaksinasi juga sudah dapat dilakukan pada anak usia 9-16 tahun. Harapan di masa datang demam dengue ini dapat sepenuhnya dicegah dengan vaksinasi di seluruh dunia, terutama di daerah-daerah endemis. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 28 Januari 2022<\/li><\/ul><\/div>
Jangan Panik, Lakukan Pertolongan Yang Tepat Ketika Anak Tesedak<\/a><\/h3>
Mendapati sang buah hati tersedak tentulah membuat orangtua menjadi sangat panik, kita anak mengalami tersedak dapat menyebabkan sebagian atau seluruh saluran pernafasannya menjadi tersumbat, sehingga anak kesulitan untuk bernafas, oleh karena itu perlu orang tua ketahui pertolongan yang tepat ketika anak tersedak. \n\n Tersedak biasanya terjadi ketika benda - benda tertentu masuk kedalam saluran nafas atau tenggorokan anak, makanan dan minumal juga termasuk salah satu hal yang dapat menjadi pemicu anak mengalami tersedak, terutama pada bayi. \n\n Saluran pernafasan bayi yang masih kecil dan sempit adalah salah satu hal yang menjadi penyebab bayi mudah tersedak, oleh karena itu sahabat hermina perlu berhati - hati dalam memberikan makanan atau minuman. \n\n Tahukan Sahabat hermina benda asing yang cukup sering menyebabkan anak tersedak adalah benda-benda kecil, seperti koin, baterai, kancing, serta jepit rambut. Karena rasa penasaran anak yang tinggi mengakibatkan anak dengan atau tanpa sengaja memasukan benda - bendat tersebut kedalam mulut. \n\n Sahabat hermina perlu mengetahui tanda - tanda ketika anak tersedak diantaranya : \n\n \n Anak akan berusaha mengeluarkan atau memuntahkan benda asing dari mulutnya \n Anak tiba-tiba menjadi sulit bernapas \n Wajah menjadi nampak memerah \n Bibi anak menjadi kebiruan \n Pada keadaan yang parah, anak bisa mengalami penurunan kesadaran yang dipicu oleh sulit bernafas dan kekurangan oksigen. \n \n\n \n\n Langkah yang dapat Sahabat Hermina ambil ketika buah hati terlihat tersedak dan benda yang menyangkut di tenggorokan tidak terlihat, usahakan untuk tidak menarik atau mendorong benda tersebut. Hal ini bertujuan untuk mencegah benda tersebut semakin terdorong masuk ke tenggorokan. \n\n Perlu sahabat hermina tahu, pertolongan pada anak yang tersedak berbeda dengan bayi. Berikut adalah cara dalam memberikan pertolongan ketika anak dan bayi tersedak: \n\n Bayi usia di bawah 1 tahun \n\n Sahabat hermina penanganan awal yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan tepukan di punggung (back blows) dan tekanan di dada (chest thrusts). Langkahnya meliputi: \n\n \n Posisikan bayi tengkurap di lengan yang ditopang dengan paha. Pastikan posisi kepalanya lebih rendah dibandingkan badannya. \n Topang kepala dan rahang bayi dengan jari-jari tangan. Kemudian, tepuk punggungnya secara lembut di antara tulang belikat sebanyak 5 kali dengan menggunakan tangan yang lain. Tindakan ini disebut back blows. \n Jika cara tersebut belum berhasil, posisikan bayi telentang dengan kepala menghadap ke atas. Temukan tulang dada dan tempatkan 2 jari di tengahnya. \n Setelah itu, berikan tekanan di bagian tengah tulang dadanya sebanyak 5 kali. Tindakan ini disebut chest thrusts. Jika benda asing tersebut belum keluar juga, ulangi lagi tindakan ini. \n \n\n Anak di atas 1 tahun \n\n Mintalah anak untuk batuk dengan keras bila anak masih mampu untuk mengeluarkan sedikit suara dan bernapas,. Ini bertujuan untuk mengeluarkan benda yang tersangkut di saluran napasnya. \n\n Bila cara ini tidak berhasil atau anak nampak tidak bisa bersuara dan bernapas, Sahabat Hermina dapat melakukan teknik Heimlich maneuver atau yang disebut dengan abdominal thrusts. \n\n Untuk melakukan Heimlich maneuver pada anak berusia di atas 1 tahun, Sahabat hermina bisa mengikuti langkah berikut: \n\n \n Bantu dan jaga posisi anak agar tetap berdiri. \n Posisikan tubuh Sahabat hermina di belakang badan anak. \n Lingkarkan kedua lengan seperti memeluk anak dari belakang. \n Setelah itu, kepalkan tangan. Posisikan kepalan tangan di bagian tengah perut anak, yakni di antara ulu hati dan pusar. \n Hentakkan tangan ke perut sambil menarik tubuh anak ke belakang sebanyak 5 kali. Hindari melakukan hentakan yang terlalu keras untuk menghindari cedera. \n \n\n Jika ternyata cara yang sudah dilakukan tidak membantu dan anak masih tersedak, segeralah panggil bantuan untuk membawa anak ke rumah sakit hermina terdekat, atau sahabat hermina juga bisa berkonsultasi secara online dengan dokter spesialis RS. Hermina dengan aplikasi halo hermina. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Purwokerto<\/a><\/li>
- 24 Januari 2022<\/li><\/ul><\/div>
Hati-hati! Ini 6 Kandungan Skincare yang Perlu Dihindari Ibu Hamil<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, tidak hanya berhati-hati terhadap makanan, ibu hamil juga perlu memperhatikan kandungan skincare yang digunakan. Pasalnya, ada beberapa zat dalam produk skincare yang berisiko membahayakan janin dan ibu hamil. \n\n Berikut adalah 6 kandungan skincare yang sebaiknya ibu hamil hindari agar tidak menimbulkan efek samping selama kehamilan. \n\n 1. Paraben \n\n Paraben biasanya digunakan sebagai pengawet dalam berbagai produk kosmetik dan berfungsi untuk mencegah pertumbuhan bakteri atau jamur berbahaya. Sebuah studi menyebutkan bahwa paparan paraben dapat menyebabkan gangguan proses metabolisme pada janin hingga dia dewasa. \n\n 2. Oxybenzone \n\n Oxybenzone umumnya sering ditemukan dalam produk tabir surya untuk melindungi kulit dari radiasi sinar UV. Oxybenzone dikenal sebagai bahan kimia yang dapat mengganggu sistem endokrin, penggunaannya selama kehamilan dikhawatirkan dapat merusak keseimbangan hormon kehamilan dan menyebabkan gangguan kesehatan permanen pada janin serta ibu hamil. \n\n 3. Kedelai \n\n Meski produk berbahan dasar kedelai umumnya tergolong aman, bahan ini memiliki efek estrogenik. Efek ini dapat memicu atau memperburuk bercak gelap pada kulit yang disebut melasma atau kloasma. Jika ibu hamil sudah lebih dulu mengalami melasma, sebaiknya hindari produk skincare berbahan kedelai. \n\n 4. Hydroquinone \n\n Hydroquinone biasanya ditemukan pada produk skincare pencerah kulit. Ketika dioleskan pada kulit, hydroquinone dapat terserap oleh tubuh. Walau pengaruhnya terhadap janin belum jelas, sebaiknya kandungan ini ibu hamil hindari. \n\n 5. Retinoid \n\n Retinoid biasanya ditemukan pada produk pencegah penuaan dan jerawat karena dapat mempercepat pembaruan kulit. Menurut penelitian, retinoid oral yang diminum berisiko menyebabkan cacat lahir. Namun, agar aman sebaiknya ibu hamil juga menghindari penggunaan produk skincare yang mengandung senyawa ini. \n\n 6. Asam hidroksi \n\n Asam hidroksi umumnya ditemukan dalam produk perawatan jerawat dan peradangan kulit, juga beberapa produk pembersih dan exfoliator. Pada kemasan, biasanya kandungan ini ditulis sebagai beta hydroxy acid (BHA), alpha hydroxy acid (AHA), asam salisilat (salicylic acid), asam glikolat (glycolic acid), dan asam laktat (lactic acid). \n\n Asam hidroksi yang diaplikasikan pada kulit sebenarnya hanya sedikit terserap ke aliran darah. Namun, karena asam hidroksi yang diminum diketahui dapat membahayakan ibu hamil dan janin, Sahabat Hermina sebaiknya juga membatasi pemakaian produk skincare dengan kandungan ini. \n\n Nah, sekarang Sahabat Hermina sudah tahu apa saja kandungan skincare yang perlu dihindari saat hamil. Jika masih bingun dan tidak yakin akan keamanan suatu produk skincare, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter spesialis kandungan dan kebidanan kami. Dengan begitu, dokter bisa memberikan saran mengenai produk skincare yang aman untuk kondisi ibu hamil. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Galaxy<\/a><\/li>
- 10 Januari 2022<\/li><\/ul><\/div>
Tanda Bahaya Kehamilan Trimester 1<\/a><\/h3>
Setelah memastikan positif hamil, hal selanjutnya yang harus disiapkan adalah berbagai perubahan selama kehamilan, terutama di trimester pertama. Di masa ini, hormon kehamilan terus diproduksi dalam jumlah banyak untuk mempertahankan kandungan sampai 9 bulan ke depan. \n\n \n\n Perubahan yang dirasakan ibu di kehamilan trimester 1 \n\n Trimester pertama resmi terhitung dari hari pertama haid terakhir sampai akhir minggu ke-13. \n\n Berikut beberapa keluhan ibu hamil yang dirasakan di awal kehamilan: \n\n \n Muncul bercak darah dari vagina \n Nyeri payudara \n Sembelit \n Mengidam \n Sering buang air kecil \n Mood gampang berubah \n Morning sickness \n Perubahan kondisi kulit (bisa lebih kering atau berminyak tergantung hormon kehamilan) \n Terlihat pembuluh darah vena berwarna biru di area perut, payudara, dan kaki. \n Penambahan berat badan. \n Perubahan pada vagina, Saat hamil, lapisan vagina menjadi lebih tebal dan kurang sensitif. \n \n\n \n\n Ibu hamil bisa mengalami keputihan dan perdarahan ringan seperti bercak darah dan ini normal selama trimester pertama. Namun bila darah keluar terlalu banyak, segera konsultasikan ke dokter. \n\n Ibu hamil juga mengalami sering buang air kecil. Hindari untuk menahannya karena berisiko infeksi saluran kemih (ISK). \n\n \n\n Perkembangan Janin di Trimester 1 \n\n \n Bulan pertama (1-4 minggu) \n \n\n Selama satu bulan pertama, zigot sudah berkembang menjadi embrio (bakal janin) sampai akhirnya jadi janin. Di usia kehamilan 4 minggu, ini pula sejumlah organ vital janin akan mulai bertumbuh. Mulai dari otak, sumsum tulang belakang, sistem saraf, hingga mata, telinga, dan hidung. Jantung janin juga sudah berkembang dan mulai berdetak sejak saat ini. Pada akhir minggu ke-4, si kecil akan berukuran sebesar biji kacang hijau atau sekitar 2 milimeter. \n\n \n Bulan kedua (5-8 minggu) \n \n\n Pada trimester 1, tepatnya di bulan kedua kehamilan, organ-organ yang tadinya masih bertumbuh kini sudah menampakkan bentuknya dan mulai berfungsi meski belum optimal. Alat kelamin juga sudah mulai terbentuk, tetapi belum bisa memastikan jenis kelamin calon bayi. Dalam satu trimester ini, beberapa anggota tubuh lainnya seperti tungkai tangan dan kaki, mulut dan bibir, serta kepala, mulai terbentuk sempurna. Pada akhir minggu ke-7 sampai 8, embrio sudah bisa disebut janin karena sudah memiliki bentuk tubuh dan wajah yang jelas. Janin juga embrio sudah bisa menunjukkan refleksnya kepada ibunya.Berat janin juga sudah mulai bertambah. Di akhir usia kehamilan 8 minggu, berat janin diharapkan sudah mencapai 1,1 gram sebesar kacang merah dengan panjang sekitar 2,7 cm. \n\n \n Bulan ketiga (9-13 minggu) \n \n\n Di bulan ketiga pada trimester 1 kehamilan, kuncup gigi janin sudah mulai muncul. Lalu, bagian lain seperti jari dan kuku, mulut, alat kelamin, pita suara, dan kelenjar air liur mulai terbentuk sempurna. Janin sudah mampu membuka mulutnya. Jantung janin juga sudah bekerja secara sempurna.Selama bulan ketiga ini pula, sel tulang pertama kali terbentuk untuk menggantikan tulang rawan.Maka tulang belakang janin yang tadinya terbentuk dari tulang rawan akan berubah menjadi tulang keras pada akhir minggu ke-13.Janin juga sudah dapat bergerak tapi belum bisa dirasakan ibu hamil. \n\n \n\n Tanda dan Bahaya Kehamilan di Trimester 1 \n\n Beberapa wanita dikaruniai kehamilan normal tanpa komplikasi. Namun, ada kalanya sejumlah wanita kehamilannya bermasalah. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk mengenali berbagai tanda bahaya saat hamil agar bisa mewaspadainya. Ibu hamil bisa mengetahui adanya potensi bahaya pada kehamilan lewat pemeriksaan kandungan dari dokter. \n\n \n\n Ada beberapa tanda kehamilan berbahaya dan perlu Bumil waspadaipada trimester pertama bisa jadi sinyal atau tanda kehamilan etopik atau keguguran, antara lain: \n\n \n Salah satu sisi perut terasa nyeri terus-menerus atau parah \n Nyeri terkadang merembet sampai ke ujung salah satu bahu \n Bagian bawah perut terasa sangat sakit atau kram perut \n \n\n \n\n Selain mengetahui berbagai tanda bahaya kehamilan agar bisa mewaspadainya, jangan lupa untuk memeriksakan kondisi kehamilan ke dokter secara rutin. Dengan demikian, penanganan dapat dilakukan sejak dini bila terdeteksi adanya kelainan pada kondisi Ibu Hamil atau janin. \n\n \n\n Untuk pendaftaran ke dr. Dewi Rochyantini, SpOG dokter spesialis Obsgyn di RS Hermina Galaxy, silahkan melakukan pendaftaran online melalui : \n\n \n Call center : 1500 488 \n Mobile Apps : PT Medikaloka Hermina Tbk, Android (klik disini), untuk pengguna IOS (klik disini) \n Website : (klik disini) \n \n\n Sehat bersama RS Hermina Galaxy \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/a><\/span>");
- 10 Januari 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 24 Januari 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 28 Januari 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 21 Februari 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 07 Maret 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 29 Maret 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 11 April 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 18 April 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 31 Mei 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 22 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 23 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 25 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>