- Hermina Pekalongan<\/a><\/li>
- 21 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
Hiperemesis Gravidarum mual muntah ekstrim saat hamil, Gejala, Penyebab, Cara Mengatasi<\/a><\/h3>
Mual dan muntah selama kehamilan biasa disebut dengan “morning Sickness”. Kondisi ini umumnya terjadi pada ibu hamil sejak bulan pertama kehamilan dan menghilang pada bulan ketiga atau keempat, setelah 12 hingga 14 minggu.Wanita hamil yang menderita mual di pagi hari mungkin mengalami kelelahan dan kehilangan nafsu makan. Namun, jika mual di pagi hari berlangsung lama dan terasa parah, bisa jadi ibu hamil menderita hiperemesis gravidarum. \n\n Apa yang dimaksud dengan hiperemesis gravidarum? Hiperemesis gravidarum biasanya mencangkup mual dan muntah hebat yang menyebabkan dehidrasi parah sehingga ibu hamil tidak mampu menahan cairan. Gejala dimulai pada 6 minggu pertama kehamilan, mual dan muntah sering kali menetap, dan ibu mungkin merasa sangat lemah dan lelah, yang dapat berlangsung selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan.Ibu hamil dengan kondisi ini mengalami kehilangan nafsu makan dan tidak dapat bekerja atau melakukan aktivitas normal sehari-hari.Hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan dehidrasi dan penurunan berat badan secara cepat selama kehamilan. \n\n Meskipun belum ada cara yang diketahui dapat mencegah mual di pagi hari atau hiperemesis gravidarum, ada beberapa cara untuk mengurangi gejalanya. Tujuannya untuk membantu ibu hamil merasa nyaman selama ini. \n\n \n\n Gejala Umum Hiperemesis Gravidarum \n\n Gejala hiperemesis gravidarum umumnya berupa mual dan muntah selama kehamilan, yang bisa terjadi tiga hingga empat kali sehari. Kondisi ini dapat menyebabkan hilangnya nafsu makan dan penurunan berat badan. Selain mual dan muntah berlebihan, penderita hiperemesis gravidarum juga bisa mengalami gejala tambahan seperti: \n\n - Sakit kepala dan merasa pusing \n\n - Dehidrasi \n\n - Jantung berdebar \n\n - Sangat sensitif terhadap aroma \n\n - Berat badan menurun \n\n - Masalah psikologis seperti stress, bingung, cemas, bahkan putus asa. \n\n \n\n Faktor resiko Hiperemesis Gravidarum \n\n Hal - hal yang membuat ibu hamil lebih beresiko terjadinya hiperemesis gravidarum diantaranya \n\n - Menjadi ibu untuk pertama kalinya \n\n - Hamil dengan lebih dari satu bayi \n\n - Menderita Obesitas \n\n - Memiliki riwayat hiperemesis gravidarum dikeluarga \n\n - Memiliki riwayat penyakit maag \n\n \n\n Pencegahan Hiperemesis Gravidarum \n\n Hiperemesis gravidarum dapat dicegah dengan menghindari atau menjauhi semua aroma yang menyengat yang dapat memicu mual, selain itu ibu hamil juga dianjurkan untuk makan dalam porsi kecil namun sering, perbanyak istirahat dan kurangi gerak untuk menghidari munculnya rasa mual serta hindari semua aktifitas yang dapat memicu stress. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pekalongan<\/a><\/li>
- 25 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
Apa Benar USG Kehamilan Berbahaya Bagi Janin?<\/a><\/h3>
USG atau Ultrasonografi kehamilan merupakan pemeriksaan penting yang harus dijalani setiap ibu hamil. Namun, ada anggapan bahwa USG berulang kali bisa membahayakan kondisi janin dalam kandungan. Untuk mengatasi kekhawatiran ibu hamil, yuk simak realitanya pada artikel berikut ini. \n\n Mengenal Apa Itu USG Kehamilan \n\n Semua ibu hamil disarankan untuk melakukan pemeriksaan USG secara rutin selama kehamilan. Pemeriksaan ini seringkali dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan ginekologi dan dimaksudkan untuk memperkirakan usia kehamilan serta memantau kondisi, tumbuh kembang janin. \n\n Nah apa itu USG kehamilan ?, Ultrasonografi (USG) adalah prosedur yang melibatkan pengambilan gambar bagian tubuh tertentu menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi. Selain memantau perkembangan janin, USG kerap digunakan sebagai pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis penyakit. Hasilnya dapat mengarahkan dokter dalam memilih perawatan dan pengobatan yang tepat. \n\n Apa Tujuan USG Kehamilan \n\n USG kehamilan ditujukan untuk mendeteksi kondisi berikut : \n\n \n Pemantauan detak jantung janin menggunakan USG Doppler. \n Pantau perkembangan janin pada ibu hamil. \n Pengumpulan sampel jaringan tubuh dengan menggunakan teknik biopsi. \n Memperoleh gambar rahim dan ovarium. \n \n\n Manfaat USG Kehamilan : \n\n \n Pada saat pemeriksaan kehamilan di trimester pertama kehamilan ( kurang dari 12 minggu ) \n \n\n \n Mengkonfirmasi atau menyatakan kehamilan. \n Memeriksa detak jantung janin. \n Menentuan usia kehamilan dan perkiraan waktu lahir. \n Memeriksa potensi kehamilan kembar. \n Memeriksa kondisi plasenta, rahim, ovarium dan leher rahim. \n Mengidentifikasi kelainan pada janin. \n Diagnosis risiko kehamilan ektopik, artinya kehamilan terjadi di luar rahim. \n \n\n \n Pada saat pemeriksaan kehamilan di trimester kedua dan ketiga kehamilan dan seterusnya \n \n\n Mulai trimester kedua dan seterusnya, USG dapat memberikan manfaat sebagai berikut : \n\n \n Mengukur fundus uteri (bagian atas rahim). \n Menentukan jenis kelamin janin. \n Pantau posisi dan perkembangan janin. \n Konfirmasikan adanya kehamilan ganda. \n Konfirmasi kematian intrauterin (janin meninggal dalam kandungan). \n Memantau kadar cairan ketuban dan memastikan apakah janin mendapatkan cukup oksigen untuk tumbuh kembangnya. \n Mengidentifikasi adanya kelainan genetik pada janin, seperti sindrom down. \n Memeriksa kelainan kongenital atau risiko cacat lahir, serta kelainan struktural (seperti masalah aliran darah) dan masalah pada rahim (seperti tumor pada masa kehamilan) \n Mengidentifikasi adanya kelainan pada plasenta, seperti plasenta previa (kondisi di mana plasenta menempel di bagian bawah rahim, sehingga menghambat jalan lahir) dan abruptio plasenta (kondisi plasenta lepas dari dinding rahim sebelum janin dilahirkan). \n \n\n Fakta Tentang Resiko Penggunaan USG Kehamilan \n\n Kebenaran tentang Risiko USG pada Janin sebagai berikut : \n\n USG dilakukan dengan menggunakan alat yang memancarkan gelombang suara frekuensi tinggi yang disebut transduser. Dengan menggunakan alat ini, dokter dapat memantau kondisi janin, kantung ketuban, plasenta dan kelainan yang mungkin terjadi selama kehamilan. USG juga dilakukan untuk mengetahui jenis kelamin janin. \n\n Namun, sebagian ibu hamil ragu untuk melakukan pemeriksaan USG karena khawatir akan berdampak buruk pada janin seperti berat badan lahir rendah, gangguan tumbuh kembang, atau disleksia. \n\n Faktanya, hingga saat ini, belum ada bukti bahwa USG dapat membahayakan janin atau menimbulkan efek serupa pada janin. Bayi yang lahir dari ibu yang melakukan satu kali atau bahkan beberapa kali USG ternyata tidak memiliki perbedaan kondisi yang signifikan. \n\n Pengujian ultrasonik suhu tinggi. Namun panas yang dikeluarkan sangat rendah, kurang dari 1°C. Efek ini tidak berdampak pada janin karena dilindungi oleh cairan ketuban di dalam rahim. Jadi apa benar USG kehamilan berbahaya bagi janin ? , jawabnya tidak karena ungkapan itu hanya mitos. \n\n Nah, Ibu hamil kini sudah mengetahui bahwa USG tidak terbukti membahayakan janin. Jadi, jangan khawatir lagi ketika ingin melakukan USG saat hamil. Jika ibu hamil memerlukan informasi lebih lanjut mengenai risiko dan manfaat USG selama kehamilan, silakan anda dapat berkonsultasi dengan dokter. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 06 Juli 2023<\/li><\/ul><\/div>
WASPADAI OBESITAS PADA IBU HAMIL<\/a><\/h3>
\n Sahabat Hermina, \n\n Perlu diketahui dan diwaspadai resiko serta bahaya obesitas pada Ibu Hamil. Karena faktanya kondisi kehamilan sering menimbulkan naiknya berat badan yang cukup signifikan karena asupan nutrisi yang tidak terkontrol serta berkurangnya gerak tubuh selama kehamilan. \n\n Pemeriksaan dan konsultasi sebelum kehamilan sangat dianjurkan pada Ibu hamil yang mengalami obesitas. Ibu akan disarankan menjalani program penurunan berat badan berupa diet, olahraga dan modifikasi gaya hidup sebelum merencanakan kehamilan. Sebisa mungkin miliki berat badan dengan IMT (Indeks Masa Tubuh) normal sebelum hamil. \n\n Ukurlah berat badan dan tinggi badan Ibu hamil pada kunjungan awal pemeriksaan kehamilan. Hal ini untuk memperoleh perhitungan IMT yang tepat sehingga Ibu hamil bisa mengetahui rekomendasi penambahan berat badan dan asupan nutrisi yang disarankan selama proses kehamilannya \n\n Ada beberapa faktor yang menyebabkan obesitas saat hamil, antara lain: \n\n \n Porsi makan yang berlebihan dengan diet yang tidak seimbang. Terutama jika asupan harian ibu hamil terlalu banyak mengandung glukosa dan karbohidrat tanpa diselingi buah, sayur, dan lemak yang baik. \n Aktivitas ibu hamil yang kurang serta kegiatan berolahraga yang berkurang karena kondisi kehamilan \n Stres pada kehamilan yang memicu pada perilaku makan yang berlebihan \n \n\n Bahaya Obesitas Pada Kehamilan \n\n Apabila tidak ditangani, banyak resiko dari kondisi Obesitas dimasa kehamilan yang akan menganggu kesehatan, diantaranya adalah : \n\n \n Persalinan yang sulit atau lama \n Diabetes gestasional (diabetes yang terjadi pada ibu hamil selama masa kehamilan sampai proses persalinan) \n Perdarahan pascapersalinan \n Gangguan jantung dan ginjal \n Sleep apnea (kondisi pernapasan saat tidur yang terganggu dan terputus-putus) \n Persalinan caesar \n Penggumpalan darah \n Preeklamsia (kenaikan tekanan darah tinggi) \n Keguguran atau bayi lahir dalam keadaan tidak bernyawa \n \n\n Cara Mengatasi Obesitas Saat Hamil: \n\n Banyak cara untuk mengatasi obesitas pada Ibu Hamil yang dapat dihindari sejak masa awal kehamilan, diantaranya adalah : \n \n\n \n 1. Menjaga asupan kalori \n\n Makan rutin 3 kali sehari. Menjaga tubuh agar tetap ideal saat hamil bukan berarti harus melakukan diet, namun bukan juga seenaknya memasukan berbagai macam makanan ke dalam tubuh. seorang ibu hamil membutuhkan nutrisi yang cukup guna memenuhi kebutuhan sehari-hari janin yang sedang dikandungnya. Jadi untuk mencegah obesitas pada Ibu hamil dengan makan secara teratur 3 kali dalam sehari yaitu pagi, siang dan sore. Namun, yang perlu diingat yaitu, kualitas nutrisi yang harus selalu diperhatikan. \n\n Menyeimbangkan asupan nutrisi dan pola makan. Perhatikan komposisi makan dan camilan. Ganti beberapa menu yang kaya tepung, minyak, dan lemak dengan buah-buahan atau sayur. \n\n 2. Rutin memeriksakan diri pada dokter kandungan \n\n Banyak manfaat yang didapat dengan rutin mengkonsultasikan kehamilan, diantaranya : \n\n \n Bantu Mencegah Komplikasi \n \n\n Karena kondisi fisik yang cukup rentan mengalami komplikasi, ibu hamil harus rutin melakukan pengecekan. Komplikasi yang rentan dialami adalah hipertensi dan diabetes gestasional. Dengan melakukan pemeriksaan, ibu bisa mengetahui seberapa besar kemungkinan mengalami komplikasi tersebut. \n\n \n Tahu Perkembangan Janin \n \n\n Selain mengetahui kesehatan ibu, rutin melakukan pengecekan ke dokter kandungan juga bermanfaat untuk mengetahui kondisi tumbuh kembang janin. \n\n Mulai dari bagian tubuh mana saja yang sudah muncul, sampai kemungkinan-kemungkinan penyakit yang ada pada janin. \n\n \n Bantu Ibu Mempersiapkan Kelahiran \n \n\n Selain memberikan informasi terkait kesehatan ibu dan calon bayi, rutin melakukan pemeriksaan ke dokter juga bisa menambah wawasan mengenai persalinan dan kesiapan ibu menjelang hari-H. \n\n 3. Mulai melakukan aktivitas fisik \n\n Lakukan olahraga ringan yang bisa dilakukan di rumah dan aman untuk kehamilan seperti seperti yoga, jalan santai, senam hamil, hingga berenang. Hal yang perlu ditegaskan, diskusikanlah terlebih dahulu dengan dokter kandungan sebelum memutuskan untuk berolahraga. \n\n Tujuannya agar olahraga tak membahayakan ibu dan janin di dalam kandungan. Karena mungkin saja bumil memiliki kondisi tertentu sehingga tidak diperbolehkan melakukan jenis olahraga tertentu selama masa kehamilan. \n\n 4. Menjaga pikiran tetap positif \n\n Tanamkan rasa syukur dan pikiran yang menyenangkan. Lakukan-kegiatan kecil yang menyenangkan dan bisa membuat suasana rileks dan tenang. \n\n \n Berapa kenaikan berat badan ideal saat hamil? \n\n Perhatikan terlebih dahulu indeks massa tubuh Sahabat Hermina sebelum hamil. Menurut WHO, indeks massa tubuh untuk Wanita Asia terbagi menjadi empat. \n\n Underweight bila <18,5 , Normal bila 18,5-22,9, overweight bila 23-24,9 dan obesitas bila > 25. \n \n \n\n Cara menghitung indeks massa tubuh Sahabat adalah dengan menghitung berat badan dalam kilogram dibagi tinggi badan kuadrat dalam meter. Kenaikan berat badan ideal selama kehamilan adalah sebagai berikut ; \n\n\n \n \n \n Undereweight \n \n \n 12,5-18 kg \n \n \n \n \n Normoweight \n \n \n 11,5-16 kg \n \n \n \n \n Overweight \n \n \n 7-11,5 kg \n \n \n \n \n Obesitas \n \n \n 5-9 kg \n \n \n \n\n\n \n\n Apabila Sahabat Hermina mengalami peningkatan berat badan berlebih saat hamil, segera konsultasikan ke Dokter Obgyn agar dapat dideteksi lebih lanjut dan melakukan perencanaan untuk mengatasi pola hidup yang tepat agar terhindar dari komplikasi kehamilan. \n\n \n\n Salam Sehat. \n\n \n\n \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 12 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
Mastitis, Infeksi Payudara pada Ibu Menyesui<\/a><\/h3>
Setiap ibu pasti ingin memberikan yang terbaik bagi buah hatinya, diantaranya ASI atau air susu ibu sampai usia anak 2 tahun. Namun tidak sedikit yang kesulitan memberikan asupan gizi terbaik ini karena gangguan penyakit, seperti mastitis. \n\n Mastitis bisa menyebabkan rasa sakit yang luar biasa bagi ibu karena adanya penyumbatan sehingga ASI tidak bisa keluar. Untuk mengatasi hal ini kadang dokter melakukan tindakan medis yang dikenal dengan istilah drainase, jika penyumbatan cukup parah. Proses yang dilakukan adalah mengeluarkan ASI dengan cara membuang penyumbatan. \n\n \n\n Gejala Mastitis \n\n Adanya penyumbatan pada saluran keluarnya ASI bukan hanya menimbulkan rasa sakit, tetapi gangguan kesehatan lainnya. ASI yang tersumbat tersebut dapat menyebabkan terbentuknya nanah. Selain adanya sumbatan, mastitis juga bisa terjadi karena adanya infeksi pada payudara. \n\n Jika hal ini tidak segera mendapat penanganan, buah hati pun akan mendapatkan dampaknya, yaitu tidak bisa menerima ASI yang merupakan makanan utama hingga anak mencapai usia 6 bulan. Mastitis sering terjadi di awal masa menyusui sehingga kadang membuat ibu menghentikan pemberian ASI. Gejala gangguan kesehatan ini seringkali berupa: \n\n \n Adanya pembengkakan pada payudara, baik kiri maupun kanan atau keduanya yang menyebabkan rasa panas dan sakit ketika disentuh. Selain itu warna kulit payudara biasanya juga akan berubah menjadi lebih merah. \n Adanya benjolan pada beberapa titik yang berisi penggumpalan ASI sehingga susah untuk dikeluarkan. \n Rasa panas pada payudara bisa muncul hanya pada saat bayi menyusu atau jangka lama yang menjadikan tubuh terasa kurang nyaman sehingga mengganggu kesehatan. \n Kadang keluar cairan dari puting namun bukan ASI, warnanya bisa bening atau kemerahan karena bercampur dengan darah. \n Rasa lelah yang berkepanjangan dan tidak hilang meski sudah istirahat sejenak. \n Badan terasa panas dingin, meriang seperti sedang mengalami gejala flu. \n Sakit kepala yang sampai mengganggu karena bisa terasa parah. \n Mual dan muntah. \n Mengalami nyeri otot dan sendi. \n \n\n Gejala-gejala ini jika tidak segera mendapat penanganan dapat membuat tubuh ibu menjadi drop dan mudah jatuh sakit. Apalagi ibu yang baru mempunyai anak juga sering kekurangan jam istirahat dan mengalami kelelahan psikis yang membuat daya tahan tubuh menurun. \n\n \n\n Faktor yang Menyebabkan Mastitis \n\n Sebagai ibu baru, pengetahuan mengenai reproduksi ASI dan pemberiannya pada bayi yang benar sangat penting. Selain berpengaruh pada ibu dan bayi, posisi menyusui yang pas bisa mendorong produksi ASI secara maksimal sehingga kebutuhan bayi terpenuhi. \n\n Kesalahan dalam pemberian ASI dapat menyebabkan bayi tidak bisa menyusu dengan nyaman dan posisi sempurna. Selain itu, ibu juga dapat mengalami beberapa gangguan kesehatan karena kesalahan posisi tersebut, seperti terjadinya mastitis. Faktor yang mendorong gangguan kesehatan ini adalah: \n\n \n Puting pecah-pecah karena permukaan kulit yang terlalu kering dan perawatan yang salah \n Perlekatan antara mulut bayi dan payudara yang tidak tepat sehingga ASI tidak bisa keluar dengan sempurna \n Ketika menyusui, ibu terlalu banyak menggunakan satu sisi dari payudara, kiri atau kanan \n Jeda atau jarak menyusui dari sebelumnya terlalu lama sehingga terjadi penumpukan ASI dan menggumpal \n Ibu menggunakan bra atau pakaian yang terlalu ketat \n Adanya penyebab penyumbatan lainnya \n \n\n \n\n Cara Mengobati Mastitis pada Ibu Menyusui \n\n Pengobatan segera ketika muncul gejala mastitis perlu dilakukan sehingga produksi ASI kembali lancar. Dengan demikian ibu tidak lagi merasakan sakit dan si kecil juga segera mendapatkan asupan gizi terbaik. Ada beberapa cara pengobatan yang biasanya dilakukan, yaitu: \n\n 1. Direct breastfeeding \n\n Gangguan aliran ASI ini terjadi karena adanya penyumbatan yang sering terjadi karena gumpalan ASI tidak keluar. Karena itu langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menghilangkan penyumbatan tersebut dengan lebih sering menyusui bayi secara langsung atau direct breastfeeding. Ini dilakukan apabila penyebab mastitis bukan karena infeksi. \n\n Pada saat bayi mulai menyusu, mungkin ibu akan merasa sakit karena gumpalan ASI tertarik. Untuk meminimalkan rasa sakit tersebut bisa dengan memecahkan gumpalan. Caranya dengan memberikan pijatan ringan atau mengompres dengan air hangat. \n\n Memijat dan mendorong ASI ke arah puting juga bisa meminimalkan kemungkinan terjadi gumpalan dan munculnya mastitis. Lakukan hal ini secara rileks beberapa menit sebelum ibu menyusui buah hati. \n\n 2. Antibiotik \n\n Penyakit mastitis yang disebabkan oleh infeksi sering disembuhkan dengan konsumsi antibiotik yang tepat. Namun pengobatan ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati mengingat kandungan bahan dalam antibiotik bisa terbawa saat metabolisme dan masuk ke dalam ASI. Pada saat bayi menyusu, zat tersebut bisa masuk ke dalam tubuh bayi. \n\n Meski mastitis merupakan penyakit yang lazim dialami ibu yang baru mulai menyusui bayinya, namun tidak boleh dianggap sepele. Dampaknya bukan hanya bisa dialami oleh si ibu, tetapi juga bayi. Bahkan jika sampai harus menghentikan pemberian ASI, bisa beresiko bayi kurang mendapat asupan gizi karena ASI merupakan sumber makanan terbaik bagi bayi. \n\n Sahabat Hermina bisa berkonsultasi masalah seputar mastitis dengan Dokter Spesialis Bedah di RS. Hermina terdekat, atau bisa juga melakukan konsultasi secara online melalui Aplikasi Halo Hermina \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Karawang<\/a><\/li>
- 09 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
Bumil, Kenali Metode dan Kelebihan Persalinan ERACS<\/a><\/h3>
Apa saja Kelebihan dari Metode ERACS? \n\n Seperti yang dikutip dari salah satu media daring nasional, dokter spesialis kebidanan dan kandungan dr Zeissa Rectifa Wismayanti, SpOG mengatakan, setidaknya ada tiga kelebihan metode ERACS dalam persalinan. Yakni meningkatkan kepuasan dan kenyamanan pasien, berkurangnya risiko komplikasi dan durasi rawat pasien, serta meningkatkan bonding antara ibu dan bayi. \n\n Di samping itu, ibu juga dapat pulang ke rumah dalam rentang waktu yang lebih singkat. Pendekatan operasi caesar dengan protokol ERACS juga telah terbukti memiliki beragam kelebihan lainnya, yaitu: \n\n Waktu puasa yang lebih pendek \nTak seperti operasi caesar pada umumnya, waktu puasa dengan pendekatan ERACS memiliki waktu yang lebih pendek. Sebab, ibu hanya perlu berhenti makan enam jam sebelum operasi dan berhenti minum dua jam sebelum operasi. \n\n Mencegah Mual \nPasca operasi caesar biasa, banyak ibu yang kerap merasakan mual akibat efek samping obat bius yang diberikan. Nah, pendekatan ERACS menerapkan terapi cairan infus dan kombinasi obat antimual. \n\n Keduanya terbukti dapat menghilangkan rasa mual pasca operasi. Selain itu, ibu juga akan diberikan petunjuk makanan dan minuman yang sebaiknya dikonsumsi untuk mencegah mual. \n\n Dapat Kembali Bergerak Lebih Cepat \nProses persalinan menggunakan pendekatan ERACS dapat membuat ibu bebas bergerak lebih cepat. Sebab, pemberian cairan infus dan pelepasan kateter urine akan dilakukan lebih awal pada pendekatan ERACS bila dibandingkan dengan operasi caesar biasa. \n\n Operasi Nyaman & Minimal Rasa Sakit \nPada pendekatan ERACS, tim dokter akan memberikan obat-obatan pereda nyeri seperti tylenol dan ibuprofen terjadwal atau obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) lainnya. Selain itu, dokter juga mungkin akan memberikan dosis kecil obat nyeri long-acting di tulang belakang atau epidural pasien selama di ruang operasi. Tujuannya untuk memaksimalkan penghilang rasa sakit sambil mengurangi efek samping seperti gatal dan mual. \n\n Meminimalkan Risiko Kerusakan Jaringan \nPendekatan ERACS dilakukan dengan pisau berukuran kecil dengan ketajaman khusus. Pisau tersebut dapat mencapai lapisan fascia dengan sekali sayatan, sehingga meminimalkan risiko kerusakan jaringan. \n\n Nah, itulah penjelasan mengenai persalinan dengan operasi caesar melalui pendekatan ERACS. Selain dapat mempercepat proses pemulihan pada tubuh ibu, pendekatan ERACS juga memiliki berbagai kelebihan lain. Salah satunya adalah mencegah timbulnya mual pasca terjadinya operasi caesar. \n\n Sumber Halodoc \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Tangkuban Perahu<\/a><\/li>
- 25 April 2023<\/li><\/ul><\/div>
Bumil Wajib Tahu ! Kelahiran Prematur<\/a><\/h3>
Kelahiran yang terjadi sebelum usia kandungan mencapai 37 minggu. Penyebab kelahiran prematur adalah adanya kontraksi atau tekanan berlebih yang memicu leher rahim terbuka dan menyebabkan janin masuk ke jalan lahir. \n\n Ketahui Risiko Kelahiran Prematur? \n\n \n Sekitar 70% morbiditas dan mortalitas fetal, neonatal, dan perinatal disebabkan oleh prematuritas \n Persalinan prematur sebagian besar terjadi pada ibu dengan kehamilan tanpa risiko, tetapi risiko akan semakin meningkat jika ditemui riwayat:\n \n Partus Prematurus \n Kehamilan Ganda \n Perdarahan setelah Trimester I \n \n \n \n\n Keadaan ibu yang sering menyebabkan persalinan preterm adalah : \n\n \n Preeklamsi berat dan eklamsi \n Pendarahan antepartum \n Korioamnionitis \n Penyakit jantung berat atau paru, ginjal akut \n \n\n Keadaan janinn yang dapat menyebabkan persalinan preterm : \n\n \n Kwgawatan pada janin \n Infeksi Intrauterin \n Pertumbuhan janin terhabat \n Isoimunisasi Rhesus \n \n\n Insiden persalinan preterm terjadi kira-kira 7% dari seluruh kehamilan, hal ini terjadi sedikit perubahan pada angka kejadian disebabkan adanya tehnologi baru yang mendukung di rumah sakit. Pada tahun 2005, sekitar 9,6% kelahiran diseluruh dunia adalah kelahiran preterm dan di indonesia sendiri angka kejadian bayi dengan berat lahir prematur secara kasar secara nasional rumah sakit sekitar 27,9%. \n\n Penyebab terjadinya persalinan preterm / prematur \n\n \n Idiopatik \n Perdarahan antepartum \n Ketuban pecah prematur/dini \n Korioamnionitis \n Kehamilan kembar/polihidramnion \n Servik inkompeten dan anomali servik \n Penyakit pada ibu \n Kelainan janin \n \n\n Langkah diagnosis persalinan preterm \n\n \n Menetapkan waktu mulainya persalinan \n Menelaah riwayat dan faktor risiko \n Penilainan aktifitas uterus \n Pemeriksaan serviks serial dan indiksai \n Pemeriksaan dengan spekulum steril dilakukan pada ketuban pecah dini \n Menunda pemeriksaan digital, bila terdapat perdarahan prevaginam yang belum terdiagnosis sampai letak plasenta diketahui \n \n\n Jika Anda mengeluhkan gangguan kesehatan tertentu selama masa kehamilan, jangan ragu untuk mengunjungi fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan tepat dari dokter kandungan. \n\n Anda pun dapat menggunakan fitur Cari Dokter untuk menemukan jadwal dokter, booking, dan buat janji dengan dokter terkait atau gunakan aplikasi halo hermina untuk memudahkan Anda berkonsultasi langsung dengan dokter secara online. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Ciputat<\/a><\/li>
- 18 April 2023<\/li><\/ul><\/div>
Tips untuk Ibu Hamil yang Melakukan Perjalanan Mudik <\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, tidak lama lagi seluruh umat muslim akan merayakan hari raya idul fitri. Artinya kita akan memasuki momen mudik menuju kampung halaman untuk berkumpul bersama sanak saudara. Bagaimana dengan Ibu Hamil? \n\n \n\n Apabila Ibu Hamil ingin melakukan melakukan perjalanan mudik, artinya ibu hamil akan melakukan perjalanan yang cukup jauh. Sebaiknya Ibu hamil yang paling aman melakukan perjalanan mudik adalah ibu hamil dengan usia kehamilan antara 14-28 Minggu karena kemungkinan kejadian emergensi di bawah 14 minggu dan di atas 28 minggu. Namun, apabila ibu hamil memiliki kondisi seperti preeklamsia (darah tinggi pada kehamilan), pecah ketuban, keluar darah dari jalan lahir disarankan untuk tidak melakukan perjalanan jauh. Selain itu perlu dipastikan juga apakah kondisi fit atau sehat ibu dan bayi untuk melakukan perjalanan jauh \n\n \n\n Untuk moda transportasi yang digunakan: \n\n \n \n Udara: Ibu hamil yang usia kehamilannya di atas 31 minggu tidak diperbolehkan untuk bepergian dengan pesawat terbang untuk airlines di Indonesia. Meskipun di atas usia 31 minggu diperbolehkan apabila memiliki surat dari dokter, namun tetap tidak disarankan karena kondisi kehamilan di atas 36 minggu berisiko keadaan emergensi \n \n \n Darat: Jika Ibu Hamil memilih transportasi darat perlu dihitung dan dipastikan berapa jam perjalanannya. Selain itu juga harus diperhatikan tempat atau fasilitas untuk singgah apabila saat perjalanan terjadi keadaan darurat. \n \n \n\n \n\n Apakah perlu melakukan konsultasi terlebih dahulu ke dokter spesialis sebelum melakukan perjalanan mudik? \n\n Idealnya iya, apalagi jarak kontrol terakhir dan tanggal mudik cukup jauh. Karena penting sekali untuk mengetahui kondisi ibu dan bayinya sehat untuk melakukan perjalanan jauh. \n\n \n\n Apa yang harus dilakukan apabila ibu hamil mengalami tanda-tanda bahaya di tengah perjalanan mudiknya? \n\n Yang bisa diantisipasi adalah perjalanan darat. Untuk perjalanan darat, penting sekali memikirkan plan tempat singgah apabila mengalami keadaan darurat, selain itu penting untuk mengetahui apa saja kondisi emergensi yang kemungkinan terjadi pada usia dan keadaan kehamilan setelah berkonsultasi ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan. Sehingga mengetahui apa yang harus dilakukan apabila tanda bahaya tersebut terjadi dan tempat yang dituju. \n\n \n\n Tips untuk ibu hamil agar ibu hamil sehat dan aman dan nyaman dalam perjalanan mudiknya \n\n \n \n Patikan kondisi bayi dan ibu sehat dengan berkonsultasi dengan dokter kandungan sebelum melakukan perjalanan mudik \n \n \n Untuk perjalanan darat apabila perjalanan melebihi 4 jam sebaiknya memikirkan tempat atau titik untuk beristirahat yang dapat dimanfaatkan untuk stretching meregangkan kaki. Selain itu juga memastikan tempat yang dituju apabila terjadi keadaan emergensi atau segera melahirkan. \n \n \n\n Simak penjelasan lengkapnya pada video di link berikut (klik disini) \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 23 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
Kecukupan Nutrisi Ibu Hamil selama Bulan Puasa<\/a><\/h3>
Sahabat hermina wajib tau, boleh gak sih sahabat hermina yang saat ini hamil baik di trimester awal, maupun trimester akhir ikut berpuasa pada bulan ramadhan? \n\n Puasa pada bulan ramadhan merupakan kewajiban bagi seluruh umat islam, dan tentunya sahabat hermina yang saat ini menunggu kehadiran buah hati pasti ingin ikut menunaikan kewajiban tersebut. \n\n Berpuasa pada prinsipnya diperbolehkan jika ibu dan calon bayinya dinyatakan sehat oleh Dokter dan tidak didapatkan kondisi medis tertentu yang perlu diwaspadai.Ada beberapa kekuatiran yang biasanya dirasakan oleh ibu hamil untuk berpuasa selama bulan ramadhan, terutama pengaruhnya pada kesehatan dan berat badan bayi. \n\n Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tahun 2018 yang melibatkan lebih dari tiga puluh ribu ibu hamil, dimana hampir 19.000 diantaranya melakukan ibadah puasa selama bulan ramadhan, didapatkan tidak ada perbedaan pada rata-rata berat badan bayi jika ibu masih mendapatkan nutrisi yang mencukupi. Oleh karena itu berpuasa tidak semata-mata akan mengakibatkan berat bayi rendah, asalkan kebutuhan kalori dan nutrisi harian yang dibutuhkan ibu hamil dapat dipenuhi saat sahur dan berbuka. Selain itu berpuasa juga tidak meningkatkan resiko kelahiran prematur pada kehamilan yang sehat. \n\n Ada hal-hal yang perlu dipahami sebelum ibu menunaikan ibadah puasa, terutama terkait kebutuhan nutrisi pada ibu hamil. \n\n Ibu hamil memiliki kebutuhan kalori harian yang lebih tinggi di tiap trimesternya dibandingkan wanita tidak hamil. Pada trimester pertama wanita hamil dengan berat badan ideal akan membutuhkan 1800 kkal/hari, pada trimester kedua 2200 kkal/ hari, sedangkan pada trimester ke 3 kebutuhan kalori ibu hamil mencapai 2400 kkal/hari. \n\n Kebutuhan kalori ibu hamil juga berbeda-beda sesuai status gizi ibu sebelum kehamilan. Ibu hamil dengan berat badan yang rendah cenderung membutuhkan asupan kalori lebih tinggi dan ditargetkan peningkatan berat badan yang lebih dibanding dengan status gizi normal. berikut adalah targetb peningkatan berat badan selama kehamilan yang disarankan untuk ibu hamil di Indonesia. Ibu dengan BMI < 18.5 disarankan untuk mengalami peningkatan berat badan 12.5-18 kg selama kehamilan, BMI 18.5-22.8 ditargetkan untuk meningkatkan berat badan 11.5-16 kg, BMI antara 22.9-27.5 diharapkan dapat menjaga peningkatan berat badan antara 7-11.5 kg, sedangkan untuk ibu dengan BMI >27.5 diharapkan dapat menjaga meningkatan berat badan < 7 kg selama kehamilan. \n\n \n\n Pemantauan berat badan merupakan salah satu metode pemantauan kecukupan kalori bagi ibu hamil. umumnya peningkatan berat badan dominan terjadi saat usia kehamilan memasuki akhir trimester kedua hingga akhir trimester ketiga (0.3-0.5 kg/ minggu). Hal ini perlu menjadi pertimbangan dan perhatian saat ibu memutuskan untuk menjalankan ibadah puasa selama bulan ramadhan. kecukupan target kalori dan berat badan yang ingin dicapai harus dapat dipenuhi dari konsumsi makanan dan minuman saat sahur dan berbuka puasa. \n\n Jenis makanan yang dikonsumsi juga harus diperhatikan. Konsumsi gizi seimbang yang mengandung cukup karbphidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral harus terpenuhi untuk mencukupi kebutuhan ibu dan bayi. \n\n Pilihan makanan yang sebaiknya dikonsumsi selama kehamilan harus memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, vitamin daan mineral. Roti, sereal, nasi, dan pasta merupakan contoh makanan tinggi karbohidrat. Mereka berubah menjadi energi utama bagi tubuh ibu dan bayi. Produk whole grain dan fortifikasi mengandung asam folat dan zat besi. Konsumsi sayur dan buah-buahan yang merupakan sumber utama vitamin A dan C, asam folat, zat besi, potasium, magnesium dan serat yang baik bagi janin disarankan hingga 4-5 porsi sehari. Pilih buah dan jus segar tentunya lebih baik dibandingkan buah beku atau kalengan yang ditambahkan gula atau pemanis. \n\n Daging, unggas, ikan, kacang kering, telur, dan kacang-kacangan disaranakn untuk dikonsumsi 3 porsi sehari untuk memenuhi kebutuhan vitamin B, protein, zat besi, dan seng. Selain itu protein, kalsium, dan fosfor juga dapat diperoleh dari konsumsi susu, yogurt dan keju. Ibu hamil tetap membutuhkan lemak dalam jumlah sedang. Lemak memberikan energi jangka panjang untuk pertumbuhan dan dibutuhkan untuk perkembangan otak. \n\n Oleh karena itu jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi perlu dipersiapkan dengan baik saat sahur dan berbuka. \n\n Selain nutrisi, kebutuhan cairan juga harus dipertimbangkan, ibu hamil disarankan untuk mengkonsumsi minimal 2-3 liter cairan per hari untuk menghindari kekurangan cairan atau dehidrasi. Cairan ini termasuk di dalamnya konsumsi air putih, susu, jus, serta makanan berbentuk cair seperti sup. Konsumsi cairan seperti susu dan jus ini tentunya selain memenuhi kebutuhan cairan ibu, juga dapat membantu memenuhi kebutuhan kalori hariannya. \n\n Walaupun demikian ada penelitian lain yang menunjukkan bahwa ibu hamil yang berpuasa pada trimester pertama cenderung memiliki resiko 1.5 kali lebih tinggi mengalami gangguan pertumbuhan janin dibandingkan yang tidak berpuasa. Hal ini terkait proses pembentukan plasenta dan organ-organ penting yang seluruhnya terjadi pada trimester pertama dan hal ini sangat dipengaruhi oleh kecukupan mikronutrien, vitamin dan mineral pada awal kehamilan. Oleh karena itu bagi ibu hamil trimester awal yang ingin berpuasa, disarankan untuk lebih memperhatikan konsumsi makanan nya ya. \n\n Tips untuk ibu hamil yang ingin menunaikan ibadah puasa \n\n \n Kontrol kepada Dokter Spesialis kandungan untuk memastikan kondisi kehamilan baik dan tidak membutuhkan perhatian khusus sehingga ibu tidak disarankan berpuasa. Misalnya pada kasus pertumbuhan janin yang kurang, diabetes pada kehamilan, status gizi ibu yang kurang, ibu dengan gangguan lambung yang berat dan lain-lain. \n Kontrol berat badan secara rutin untuk memantau kecukupan kalori harian selama bulan puasa. \n Konsumsi vitamin dan obat-obatan yang diberikan secara rutin setiap sahur atau berbuka puasa. \n Perbanyak minum air putih susu maupun jus saat sahur dan berbuka sehingga mencegah dehidrasi. Jenis minuman berkafein tinggi sebaiknya dihindari. Pantau warna urin, karena warna urin yang pekat merupakan salah satu tanda kekurangan cairan. \n Konsultasi dengan spesialis gizi untuk ibu-ibu yang membutuhkan diet khusus, misalnya alergi terhadap makanan tertentu, intolerensi laktosa, vegetarian dan lain-lain. \n Istirahat cukup, karena metabolisme ibu hamil cenderung meningkat dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil. \n Tidak boleh memaksakan diri, demi kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi. \n \n\n Perlu diingat bahwa kondisi kehamilan setiap orang berbeda-beda sehingga tidak bisa diperlakukan diperlakukan sama rata. Oleh karena itu penting untuk mengetahui kondisi kesehatan ibu dan bayi sebelum memutuskan layak atau tidaknya seorang ibu hamil berpuasa. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Galaxy<\/a><\/li>
- 17 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
Amankah Berhubungan Intim Saat Masa Kehamilan?<\/a><\/h3>
Nah, pasti cukup banyak pasangan suami istri yang mempertanyakan hal tersebut. Yuk kita bahas pada artikel ini, apakah aman atau tidak ya? \n\n Berhubungan intim saat hamil sebenarnya dapat dikatakan aman namun dapat juga terbilang tidak aman. Jadi, aman atau tidak nih? Sahabat Hermina, berhubungan intim dapat dikatakan tidak aman saat kandungan ibu hamil bermasalah yang artinya masa kehamilannya memiliki resiko, seperti memiliki riwayat pada proses kelahiran bayi prematur, mengalami perdarahan, dan memiliki riwayat keguguran saat hamil. Namun dapat dikatakan aman jika kehamilan tersebut tidak beresiko, yang artinya pada setiap pemeriksaan kandungan hasilnya selalu dalam keadaan baik. \n\n Kapan saat yang aman untuk berhubungan intim? \n\n \n Trimester 1 sebenarnya aman saja untuk berhubungan intim, namun biasanya keinginan wanita untuk berhubungan intim akan cukup menurun dikarenakan wanita harus beradaptasi dengan berbagai perubahan besar - besaran yang terjadi akibat kenaikan hormon estrogen dan progesteron. \n Pada Trimester 2 dianjurkan untuk berhubungan intim sekitar minggu ke-16 kehamilan, karena hormon dalam tubuh sudah mulai stabil sehingga gejala awal hamil seperti mual, muntah, dan badan lemas sudah mulai mereda. Dianjurkan sebanyak satu kali dalam satu minggu. \n Pada Trimester 3 justru sangat dianjurkan oleh dokter untuk melakukan hubungan intim terutama ketika mendekati waktu kelahiran agar membantu proses pelebaran vagina yang berguna untuk memudahkan persalinan. \n \n\n Apakah boleh mengeluarkan sperma di dalam, saat kehamilan? \n\n Nah, Sahabat Hermina sebenarnya tidak ada halangan untuk mengeluarkan sperma di dalam jika kondisi kehamilan terbilang baik, namun hal ini akan menimbulkan rasa tidak nyaman. Rasa tidak nyaman tersebut disebabkan karena sperma mengandung protein yang akan membuat rahim berkontraksi. Sehingga dianjurkan untuk tidak mengeluarkan di dalam kecuali pada trimester akhir. \n\n Perlu diketahui juga ya! Bahwa berhubungan intim tidak akan menyakiti janin. Karena janin di dalam kandungan telah terlindungi oleh selaput ketuban, otot rahim dan lendir serviks. Jadi Sahabat Hermina tidak perlu khawatir karena hal tersebut hanya mitos belaka yang berkembang di masyarakat. \n\n Sahabat Hermina, saat menjalani masa kehamilan, sangat diperlukan untuk rajin melakukan konsultasi pada dokter kandungan dan aktif serta jujur akan apa yang dirasakan yaa! Jangan ragu untuk konsultasikan kesehatan kandungan Sahabat Hermina bersama dr. Marliana Ritung, SpOG dokter spesialis kandungan di RS Hermina Galaxy. Buat janji dokter jadi lebih mudah melalui aplikasi Halo Hermina dan melalui Call Center kami di 1500488. Untuk lihat jadwal praktek dokter terupdate, Sahabat Hermina dapat mengakses melalui website resmi RS Hermina di www.herminahospitals.com. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Ciputat<\/a><\/li>
- 02 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
Apakah Bahaya Ambeien Saat Hamil?<\/a><\/h3>
Seperti diketahui pada wanita hamil dijumpai dan merupakan keadaan yang fisiologis menyertai kehamilan. betul karena jarang menimbulkan keluhan maka biasanya sering terabaikan saat pemeriksaan antenatal betul ya dokter sehingga seringkali penderita datang sudah mengalami komplikasi seperti perdarahan dan nyeri dan itu seharusnya bisa kita antisipasi pas saat awal kehamilan \n\n \n\n Selain itu, melahirkan secara normal juga menjadi keinginan kebanyakan wanita hamil. Karena wasir atau hemoroid ini salah 1 resiko untuk kontra indikasi terjadinya kelahiran normal. Apabila kita antisipasi dari awal maka seharusnya Ibu tetap bisa melahirkan secara normal. \n\n \n\n Karena tidak semua Ibu Hamil itu menderita hemoroid. Namun, salah 1 faktor predisposisi terjadinya hemoroid pada wanita itu adalah pada kehamilan dan itu yang harus diawasi. \n\n \n\n Tanda-tanda Hemoroid: \n\n \n \n Terjadi perdarahan misalnya pada saat buang air besar muncul darah yang menetes berwarna merah segar \n \n \n Mulai timbul benjolan pada saat buang air besar \n \n \n Pada kasus hemoroid yang sudah cukup besar biasanya muncul bercak pada pakaian dalamnya \n \n \n Dan pada kasus hemoroid yang lebih parah biasanya sudah mulai timbul nyeri, kesakitan, dan mulai bengkak pada anus \n \n \n\n \n\n Hemoroid pada dasarnya tidak berbahaya ya untuk kehamilan artinya benjolan yang ada di anus tidak akan membahayakan janin. Namun, yang membahayakan adalah apabila pendarahannya menimbulkan anemia yang menjadi salah satu pemberat kondisi ibu hamil. \n\n \n\n Kenapa Ibu Hamil Beresiko mengalami Hemoroid? \n\n Pada saat hamil, ada peningkatan hormon-hormon kehamilan yang mengakibatkan volume darah bertambah dan mengakibatkan pembuluh darah menjadi melebar. Sehingga pembuluh darah yang melebar tersebut dapat menyebabkan wasir atau hemoroid tersebut. \n\n Selain itu, pada ibu hamil terjadi peningkatan hormon progesteron, progesteron mempunyai efek yang membuat relaksasi otot termasuk gerakan ususnya yang jadi lambat, akibat gerakan usus yang lambat mengakibatkan buang air besar menjadi susah dan mengharuskan Ibu Hamil mengejan saat buang air besar. \n\n \n\n Selain pengaruh hormon kondisi janin yang membesar juga akan menambah tekanan di daerah panggul dan pembuluh darah di sekitar anus yang mengakibatkan gangguan pembuluh darah balik, akibatnya terjadi pelebaran pembuluh darah di anus. \n\n \n\n Penatalaksanaan Hemoroid pada Kehamilan \n\n Pada ibu hamil disarankan untuk tetap banyak makan makanan yang berserat. Tidak semua hemoroid pada ibu hamil harus di operasi, pada umumnya hemoroid pada ibu hamil itu bersifat sementara. Setelah melahirkan dalam waktu 1-2 bulan hemoroid akan regresi atau menghilang dengan sendirinya. Operasi dilakukan apabila hemoroid sudah mengakibatkan anemia atau hemoroid yang sudah besar sehingga Ibu Hamil mengalami kesakitan. \n\n \n\n Pencegahan Hemoroid pada Ibu Hamil \n\n \n \n Ibu hamil itu harus banyak makanan berserat seperti buah, agar-agar, chia seed dan minum air putih yang banyak \n \n \n Ibu hamil juga tetap rajin berolahraga, karena salah 1 penyebab ibu hamil susah buang air besar karena pengaruh progesteron, dengan olahraga gerakan usus tetap dipertahankan normal, konsultasikan ke dokter kandungan untuk jenis olahraga yang aman dilakukan sesuai kondisi masing-masing \n \n \n Ibu hamil jangan terlalu banyak lama dan tidak terlalu lama berdiri \n \n \n Senam hamil, senam kegel juga bisa membantu untuk memperkuat otot otot di daerah panggul sama di sekitar kanalis analis \n \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 25 Januari 2023<\/li><\/ul><\/div>
Penyakit Maag : Penyebab, Gejala dan Cara Mengatasinya Agar Tidak Kambuh Lagi<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina tentu sudah sering mendengar tentang penyakit maag. Penyakit yang juga disebut dengan dispepsia ini berupa rasa nyeri serta tak nyaman pada lambung. Ketidaknyamanan pada lambung tersebut merupakan sebab dari berbagai kondisi dan bukan merupakan sebuah penyakit. Namun merupakan gejala dari suatu penyakit. \n\n Menyembuhkan penyakit ini cukup mudah akan tetapi jika tak ditangani dengan benar malah akan bertambah parah. Jika bertambah parah maka penyakit ini akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Oleh karena itulah penting untuk segera melakukan perawatan ketika gejalanya mulai muncul. \n\n Apa Penyebab Penyakit Maag? \n\n Untuk mengetahui apa penyebab dan gejala dari sakit maag, Sahabat Hermina perlu mengetahui terlebih dahulu bagaimana sebenarnya cara kerja lambung. Lambung merupakan organ tubuh yang akan mencerna setiap makanan setelah Sahabat Hermina mengkonsumsinya. \n\n Proses pencernaan ini dilakukan secara kimiawi dengan bantuan enzim pepsin dan renin yang bercampur dengan asam lambung atau HCL. Apabila ada gangguan maka mukosa akan rusak. Inilah yang menimbulkan rasa nyeri atau sakit. \n\n Jika terjadi secara terus menerus maka asam lambung akan memecah mukosa hingga mengakibatkan munculnya peradangan atau iritasi. Inilah kondisi yang menyebabkan sakit maag. Dengan kata lain, rasa nyeri akibat maag akut disebabkan oleh lapisan mukosa yang bersentuhan dengan asam lambung. \n\n Selain itu, ada juga pemicu lain yang bisa menyebabkan munculnya sakit maag, diantaranya adalah: \n\n ● Kecemasan yang berlebih atau stress \n\n Sebagai manusia, cemas atau stress merupakan hal wajar dan biasa dialami. Namun, lain cerita jika stress dan cemas tersebut terjadi secara berlebihan. Kondisi ini tentunya akan mengganggu kegiatan Sahabat Hermina sehari-hari. \n\n Apalagi jika Sahabat Hermina ternyata memiliki sakit maag. Rasa cemas berlebih dan stress ini akan menjadi pemicu kambuhnya sakit maag yang Sahabat Hermina idap. \n\n ● Makan dengan cepat \n\n Makan dengan cepat, terburu-buru serta dalam kondisi sangat lapar sangat tidak dianjurkan. Pasalnya makan yang terlalu cepat dapat membuat proses pencernaan Sahabat Hermina terganggu. Sehingga akan mengakibatkan munculnya sakit maag. \n\n \n \n Telat Makan \n \n \n Kelebihan berat badan \n \n \n Mengkonsumsi makanan berminyak, berlemak dan pedas. \n \n \n Terlalu banyak mengkonsumsi minuman berkafein dan soda. \n \n \n Mengkonsumsi coklat berlebihan. \n \n \n\n Gejala atau Tanda Sakit Maag \n\n Tanda - tanda atau gejala yang muncul akibat sakit maag tidaklah sulit untuk Sahabat Hermina kenali. Umumnya gejala tersebut seperti: \n\n - Mudah merasa kenyang ketika makan \n\n - Merasa mual \n\n - Perut bagian atas terasa kembung \n\n - Bersendawa \n\n - Merasa nyeri pada ulu hati serta di tengah dada yang seketika muncul setelah makan \n\n - Perut bagian atas terasa panas \n\n Beberapa gejala inilah yang sering muncul pada penderita penyakit maag. Selain itu sakit maag juga bisa memunculkan rasa panas di dalam dada. Hal ini merupakan efek dari naiknya asam lambung ke bagian kerongkongan. \n\n \n\n Komplikasi Yang Dapat Disebabkan Oleh Sakit Maag \n\n \n \n Penyempitan Esofagus \n \n \n\n Penyempitan esofagus terjadi bila seseorang mengalami sakit maag berulang akibat refluks asam. Gejala yang muncul biasanya berupa sulit menelan dan nyeri pada bagian dada. \n\n \n \n Esofagus Barret \n \n \n\n Kondisi ini disebabkan oleh paparan asam lambung di kerongkongan secara terus-menerus, yang menyebabkan perubahan pada sel-sel di lapisan bagian bawah kerongkongan menjadi sel kanker. \n\n \n \n Stenosis Pilorus \n \n \n\n Komplikasi ini terjadi ketika asam lambung menyebabkan iritasi jangka panjang pada lapisan sistem pencernaan. Pilorus adalah jalur antara lambung dan usus kecil. Pada kasus stenosis pilorus, pilorus menjadi parut dan menyempit. Akibatnya, makanan tidak bisa dicerna dengan baik. \n\n \n\n Cara Mengatasi Sakit Maag Agar Tak Kambuh Lagi \n\n Supaya sakit maag tidak kambuh lagi, ada beberapa cara yang bisa Sahabat Hermina lakukan. Cara ini merupakan solusi tepat dan bisa Sahabat Hermina terapkan dengan mudah, disiplin dan sungguh-sungguh. Apa saja cara tersebut? \n\n ● Menjaga dan mengatur pola makan menjadi lebih sehat \n\n Pola makan yang sehat merupakan kunci untuk mengatasi sakit maag yang utama. Oleh karenanya, jika ingin benar-benar terbebas dari sakit ini, Sahabat Hermina harus menjaga dan mengatur pola makan sehari-hari. Misalnya dengan mengubah porsi makan lebih sedikit namun sering. Maksudnya lebih baik Sahabat Hermina makan dengan porsi kecil tetapi lakukan dengan sering. \n\n Kemudian setelah makan, Sahabat Hermina tak boleh langsung berbaring. Setidaknya jika ingin berbaring tunggulah 2 hingga 3 jam setelah makan. Menghindari makanan terlalu pedas, asam, bersoda, kafein dan minuman beralkohol juga sebaiknya Sahabat Hermina hindari. Pasalnya makanan dan minuman tersebut mampu memicu kambuhnya sakit maag. \n\n ● Mengganti kebiasan buruk \n\n Tak hanya pola makan yang harus Sahabat Hermina ubah. Kebiasaan buruk yang sering Sahabat Hermina lakukan sehari-hari juga sebaiknya diganti. Misalnya kebiasaan merokok, mager atau malas gerak, menggunakan pakaian ketat yang dapat menekan lambung dan lain sebagainya. \n\n Kebiasaan buruk ini menjadi pemicu dan bahkan bisa memperparah sakit maag yang Sahabat Hermina derita. \n\n Sebagai gantinya, mulailah jadi pribadi yang aktif. Misalnya dengan rutin berolahraga dan mengimbanginya dengan konsumsi makanan sehat dan seimbang. \n\n ● Mengelola stress \n\n Seperti yang telah dijelaskan diatas, stress juga merupakan pemicu munculnya sakit maag. Oleh karena itu, jika Sahabat Hermina ingin terhindar dari sakit maag, usahakan untuk mengelola stress. Jika Sahabat Hermina sudah terlanjur mengidap penyakit maag dan sering merasa tertekan maka ada baiknya jika Sahabat Hermina mengikuti kelas meditasi. \n\n Bukan hanya itu, Sahabat Hermina juga bisa ikut konseling. Namun apabila sudah melakukan dua cara tersebut namun maag tak juga sembuh, Sahabat Hermina akan dianjurkan untuk melakukan psikoterapi. \n\n ● Istirahat yang cukup \n\n Yang juga tak kalah pentingnya adalah cukup istirahat. Sahabat Hermina harus membiarkan tubuh merasa santai dengan beristirahat. Cara mudahnya adalah dengan tidur yang cukup selama 7 hingga 8 jam setiap malam. Istirahat dan tidur yang cukup ini mampu mengatasi sakit dan gejala maag ringan. \n\n Inilah empat cara yang bisa Sahabat Hermina terapkan jika ingin sakit maag tak kambuh lagi. Yang perlu Sahabat Hermina perhatikan adalah jika sakit maag tak juga sembuh atau malah semakin parah maka segera periksa ke dokter. Supaya Sahabat Hermina bisa mendapatkan penanganan yang tepat dan tak memperburuk gejalanya. \n\n Sahabat Hermina dapat berkonsultasi seputar Penyakit Maag kepada dokter spesialis di RS. Hermina terdekat, atau sahabat hermina juga bisa berkonsultasi secara online dengan dokter spesialis RS. Hermina dengan aplikasi halo hermina \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 19 Desember 2022<\/li><\/ul><\/div>
Penyebab, Gejala dan Cara Pengobatan pada TBC<\/a><\/h3>
Banyak yang keliru karena mengatakan batuk dan TBC adalah penyakit yang sama. Meski sama-sama penyakit batuk, keduanya memiliki perbedaan jauh. TBC (tuberkulosis) adalah penyakit menular dan mematikan dengan tingkat pasien tinggi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, TBC adalah salah satu penyakit infeksi pada paru yang penularannya disebabkan oleh droplet atau percikan ludah. Walau paling sering menyerang paru-paru, penyakit ini juga dapat menyerang kelenjar getah bening, talang belakang, rahim, jantung, sistem saraf pusat dan otak. \n\n Sebagai jenis penyakit menular dan mematikan, TBC ternyata menduduki peringkat kedua di dunia dan Indonesia menduduki peringkat tiga besar di Asia tenggara sebagai negara dengan pasien TBC terbanyak. \n\n \n\n Penyebab, Gejala dan Cara Pengobatan \n\n Indonesia menjadi salah satu negara di Asia yang memiliki jumlah pasien TBC terbanyak. Penularannya yang cepat melalui udara harus membuat Sahabat Hermina dan yang lain waspada karena penyakit ini termasuk mematikan apabila tidak ada pengobatan yang tepat dan cepat. Masa pengobatannya pun lumayan lama dan harus konsisten. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang TBC, berikut adalah fakta yang harus Sahabat Hermina ketahui; \n\n 1. Penyebab \n\n Penyebab terjadinya TBC adalah karena bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru. Penularan penyakit ini terjadi ketika seseorang menghirup udara yang terkontaminasi bakteri tersebut. Bakteri tersebut dikeluarkan oleh penderita TBC saat batuk dan bersin dalam bentuk percikan lendir. \n\n Perlu Sahabat Hermina ketahui bahwa orang yang terinfeksi bakteri tersebut bisa saja tidak langsung menularkannya pada orang lain dengan cepat. Peluang besar yang menyebarkan bakteri tersebut pada orang lain adalah orang dengan TBC paru aktif. \n\n 2. Gejala \n\n Pada umumnya gejala yang nampak dari penyakit ini adalah batuk berkepanjangan yang diderita oleh pasien TBC. Batuknya berbeda dengan batuk biasa karena durasinya yang lama. Selain itu terdapat gejala lain yang harus Sahabat Hermina waspadai diantaranya adalah; \n\n \n \n Batuk berdarah \n \n \n Nyeri di dada \n \n \n Sesak nafas \n \n \n Batuk yang berlangsung lama sekitar 3 minggu atau lebih \n \n \n Mudah lelah \n \n \n Berat badan turun drastis \n \n \n Kehilangan nafsu makan \n \n \n Demam \n \n \n Menggigil \n \n \n Berkeringat di malam hari \n \n \n\n \n\n 3. Faktor Risiko \n\n Setiap orang berpeluang terkena penyakit menular dan mematikan ini. Bahkan penderita penyakit TBC bisa berasal dari anak-anak. Melihat keadaan yang demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk menderita penyakit ini. \n\n Oleh sebab itu, penting bagi Sahabat Hermina untuk mengetahui apa saja faktor risikonya, karena meski memiliki satu saja bukan berarti Sahabat Hermina langsung terkena TBC. Faktor risiko tersebut hanya kondisi yang dapat memperbesar peluang Sahabat Hermina terkena TBC. \n\n Berikut adalah faktor risiko yang harus Sahabat Hermina ketahui; \n\n \n \n Orang yang memiliki imun rendah, memiliki riwayat penyakit diabetes dan pengidap HIV. \n \n \n Orang yang berdekatan atau yang merawat penderita TBC. \n \n \n Orang yang melakukan kontak langsung dengan penderita. \n \n \n Orang yang tinggal di lingkungan yang kurang bersih dan sistem ventilasi yang buruk. \n \n \n Perokok aktif \n \n \n Orang yang mengkonsumsi alkohol berlebihan \n \n \n Orang yang menjalani pengobatan kanker \n \n \n Dokter atau orang yang perawat yang merawat pasien TBC. \n \n \n Orang yang mengonsumsi narkoba. \n \n \n Orang yang datang ke tempat yang memiliki tingkat wabah TBC tinggi. \n \n \n Orang yang mengonsumsi obat yang digunakan untuk mengobati penyakit autoimun. \n \n \n\n \n\n 4. Cara Pengobatan \n\n Walau tergolong mematikan, TBC dapat disembuhkan dengan menjalani pengobatan yang tepat dan sesuai aturan yang diberikan dokter. Masa pengobatan penyakit ini berlangsung selama 6-12 bulan dan harus rutin mengkonsumsi obat TBC serta tidak boleh berhenti walau seharipun. \n\n 5. Komplikasi \n\n Apabila penderita TBC tidak mendapatkan penanganan yang tepat dan cepat bisa menyebabkan hal yang buruk. Bakteri yang menyerang paru-paru dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain. Berikut adalah komplikasi yang mungkin timbul akibat penyakit TBC ini jika tidak ada penanganan yang cepat; \n\n \n \n Sakit punggung \n \n \n Pembengkakan selaput otak (meningitis) \n \n \n Masalah pada hati dan ginjal \n \n \n Kelainan pada jantung (tamponade jantung) \n \n \n Kerusakan pada sendi \n \n \n\n \n\n 6. Risiko Resistensi Anti Tuberkulosis \n\n Umumnya setelah menjalani pengobatan beberapa minggu pasien akan merasa lebih baik. Namun, kondisi seperti ini sebenarnya harus diwaspadai karena bukan berarti menandakan bakteri TBC telah hilang. Oleh karena itu, setelah menjalani pengobatan intensif, pasien harus tetap menjalani pengobatan hingga penyakit ini benar-benar tuntas. \n\n Apabila pengobatan berhenti di tengah jalan atau tidak tuntas, maka bakteri TBC dapat aktif kembali bahkan lebih ganas dan dapat menyerang bagian tubuh yang lainnya. Pemakaian obat yang tidak tuntas ini juga dapat menyebabkan bakteri kebal terhadap antibiotik. Kondisi tersebut sering disebut TB MDR dan biasanya akan lebih mempersulit masa pengobatan karena semakin sedikit anti tuberkulosis yang dapat melenyapkan bakteri ini. \n\n Sedemikian mengerikan TBC ini membuat Sahabat Hermina dan yang lain harus lebih waspada, utamanya jika telah terkena dan menghentikan masa pengobatan di tengah jalan. Oleh karena itu, lebih baik menyelesaikan pengobatan TBC secara tuntas, menjaga lingkungan dengan baik dan menjalani pola hidup sehat agar tidak mudah terkena dan tertular bakteri tuberkulosis. Jika salah satu keluarga ada yang terkena TBC Sahabat Hermina disarankan untuk melakukan screening untuk mencegah penularan lebih meluas. \n\n Sahabat hermina dapat berkonsultasi seputar penyakit TBC kepada dokter spesialis Paru di RS. Hermina terdekat, atau sahabat hermina juga bisa berkonsultasi secara online dengan dokter spesialis RS. Hermina melalui aplikasi halo hermina. \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/a><\/span>");
- 19 Desember 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 25 Januari 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 02 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 17 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 23 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 18 April 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 25 April 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 09 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 12 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 06 Juli 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 25 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 21 November 2023<\/li><\/ul><\/div>