- Hermina Bogor<\/a><\/li>
- 19 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
Komplikasi Kehamilan Plasenta Previa - Penyebab, dan Gejala<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, Plasenta previa terjadi pada saat plasenta menutupi sebagian atau seluruh pembukaan leher Rahim selama kehamilan. Plasenta berperan sebagai penyedia nutrisi dan oksigen untuk janin, serta menghasilkan hormon-hormon kehamilan. Selain itu, plasenta juga berfungsi membawa zat-zat yang tidak dibutuhkan oleh janin keluar dari tubuh melalui urin dan fases ibu, serta berperan sebagai pelindung terhadap benturan dan penyakit yang dapat mengancam janin. \n\n Plasenta Previa adalah komplikasi kehamilan yang berpotensi parah di mana plasenta terletak di bawah Rahim, sehingga dapat menyebabkan perdarahan vagina hebat tanpa rasa sakit dan perdarahan mungkin cukup dapat mengancam nyawa ibu janin, baik sebelum atau saat persalinan. Plasenta previa sering terjadi pada kehamilan dengan paritas tinggi dan usia di atas 30 tahun. \n\n \n\n Penyebab Plasenta Previa \n\n Sampai saat ini masih belum dapat diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebab terjadinya plasenta previa, namun tetapi ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi risiko ibu hamil mengalami kondisi ini, yaitu: \n\n \n Posisi janin tidak normal, seperti lintang atau sungsang \n Memiliki riwayat keguguran \n Rahim berbentuk tidak normal \n Riwayat operasi pada Rahim, seperti pengangkatan operasi caesar, dan kuret. \n Usia 35 tahun atau lebih \n Merokok atau menggunakan narkoba saat hamil \n \n\n \n\n Gejala Plasenta Previa \n\n Tanda pada plasenta previa adalah terjadi pendarahan di vagina dengan disertain tanpa rasa sakit, setelah usia kehamilan 20 minggu. Terkadang, bercak darah dapat muncul sebelum pendarahan yang lebih serius. \n\n Pendarahan bisa terjadi secara bersamaan dengan kontraksi Rahim sebelum persalinan yang mungkin disertai nyeri. Aktivitas seperti pemeriksaan medis atau hubungan seksual bisa juga memicu pendarahan. Beberapa ibu, pendarahan mungkin tidak terjadi hingga saat persalinan. Seringkali tidak ada kejadian yang jelas yang menjadi penyebab perdarahan. \n\n \n\n Diagnosis Plasenta Previa \n\n Pemeriksaan medis dan tes diagnosis perlu dilakukan untuk mengetahui ibu hamil mengalami atau tidak mengalami plasenta previa jika terjadi perdarahan di trimester ke 2 atau ke 3 kehamilan. Untuk memastikannya ada beberapa cara pemeriksaan yang akan dilakukan oleh dokter, yaitu: \n\n \n Pemeriksaan USG Transvaginal \n Pemeriksaan USG Transabdominal \n Pemeriksaan MRI \n \n\n Jika ibu hamil mengalami plasenta previa, dokter tidak akan menjalankan prosedur pemeriksaan USG Transvaginal secara rutin, untuk mengurangi risiko perdarahan berat. Dokter akan mengganti pemeriksaannya dengan USG Transabdominal, untuk memantau posisi plasenta secara berkala sampai persalinan. \n\n \n\n Pencegahan \n\n Plasenta previa tidak dapat dicegah baik pada prosedur bedah atau medis yang dapat memperbaikinya. Ada beberapa faktor risiko tertentu untuk yang dapat mengendalikan atau menghindari terjadinya plasenta previa, seperti menghindari untuk merokok atau menggunakan narkoba, mengurangi aktivitasi fisik yang berat, menghindari berpergian jarak jauh pada saat usia kehamilan 28 minggu, dan segera beristirahat ketika keluar flek. \n\n Oleh karena itu, plasenta previa terjadi ketika plasenta menutupi sebagian atau seluruh leher Rahim salam kehamilan, plasenta previa dapat menimbulkan beberapa gejala berupa perdarahan vagina. Jika Sahabat hermina mengalami hal tersebut segeralah melakukan pemeriksaan ke dokter untuk mendapatkan penangan yang tepat dan aman untuk ibu maupun janin. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bogor<\/a><\/li>
- 04 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
Cedera ACL; Menakutkan Bagi Para Atlet - Berbahaya Kah?<\/a><\/h3>
Cedera ACL menghantui banyak atlet. Tidak pandang bulu, dari pemain amatir hingga atlet-atlet profesional banyak yang mengalami cedera ini. Cedera ini sendiri bisa menyebabkan penurunan performance dan tidak jarang keluhan ini menyebabkan pemain pensiun dini dari profesinya. seperti yang pernah terjadi pada pesepak bola profesional Virgil Van Dijk, Radamel falcao dan banyak pemain lainnya. Apa itu ACL dan mengapa menghantui para pemain serta bagaimana mengatasinya? \n\n \n\n \n\n \n\n Ligamen anterior crusiatum atau lebih sering dikenal ACL merupakan salah satu jaringan ikat yang membentuk konfigurasi silang pada bagian tengah lutut, menghubungkan tulang paha ke bagian atas tulang kering dan merupakan struktur penting yang mempertahankan stabilitas sendi lutut.Selama aktifitas \n\n \n\n Cedera ini sering terjadi dikarenakan beban yang berlebihan pada lutut: \n\n \n \n Gerakan deselerasi (berhenti), dan pergantian arah secara tiba-tiba. \n \n \n Gerakan pivot/ memutar saat kaki menumpu beban ke lantai \n \n \n Mendarat setelah lompat dengan posisi yang tidak benar atau salah \n \n \n Benturan langsung ke lutut \n \n \n\n \n\n Ada beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya cedera pada ligamen ini. \n\n \n \n Jenis kelamin, pada perempuan resiko terjadinya cedera ACL lebih tinggi daripada laki-laki. hal ini berkaitan dengan kekuatan otot, perbedaan anatomi dan hormonal \n \n \n Kurang pemanasan dan/ atau pendinginan \n \n \n Menggunakan alas kaki yang tidak pas saat beraktifitas \n \n \n Melakukan olahraga tertentu seperti basket, sepak bola, senam dan ski \n \n \n\n \n\n Gejala dan tanda cedera ACL biasanya meliputi \n\n \n\n \n \n Bunyi / sensasi “pop” pada lutut \n \n \n Nyeri hebat, tidak mampu melanjutkan aktivitas \n \n \n Bengkak tiba-tiba \n \n \n Lingkup gerak sendi terbatas \n \n \n Sensasi lutut terasa “bergeser” \n \n \n\n \n\n Jika Sahabat Hermina mengalami cedera lutut yang menyebabkan timbulnya gejala cedera ACL, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter atau ke fasilitas kesehatan terdekat. Menentukan tingkat keparahan cedera dan menerima perawatan yang sesuai adalah penting, oleh karena itu, diagnosis yang cepat dan akurat sangat diperlukan. \n\n Jika Sahabat hanya mengalami cedera ACL yang ringan, kemungkinan dokter akan menyarankan untuk melakukan perawatan R-I-C-E di rumah sebagai pertolongan pertama, yaitu rest (beristirahat dan batasi tekanan pada lutut), ice (mengkompres lutut dengan es), compression (membalut lutut dengan kain elastis) dan elevation (mengangkat lutut lebih tinggi dari posisi jantung). \n\n Terapi rehabilitasi juga bisa dilakukan untuk mengatasi cedera ACL. Terapis fisik akan mengajari kamu beberapa gerakan latihan yang bisa dilakukan, baik dengan pengawasan atau di rumah. Namun tetapi, bila cedera ACL tidak kunjung sembuh dan bertambah parah atau ada lebih dari satu ligamen yang terluka, tindakan operasi perlu dilakukan. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bogor<\/a><\/li>
- 11 Januari 2023<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Pendarahan Otak: Penyebab, Gejala, dan Pencegahan<\/a><\/h3>
Pada beberapa waktu lalu, terdapat berita selebriti nasional yang mengalami pendarahan otak. Seperti namanya pendarahan otak ini terjadi di jaringan otak. Hal ini biasanya disebabkan pecahnya pembuluh darah hingga mengakibatkan kematian sel. \n\n Pendarahan otak adalah salah satu jenis penyakit stroke yang disebut dengan brain hemorrhage. Dimana kondisi ini terjadi saat pembuluh arteri pada otak pecah. \n\n Pendarahan otak menyebabkan iritasi pada jaringan otak dan membuat bengkak atau yang disebut juga dengan cerebral edema. Darah akan menggumpal dan menggenang, gumpalan darah tersebut dapat menekan jaringan otak sehingga akhirnya memengaruhi aliran darah di sekitar otak. Aliran darah yang tidak lancer membuat sel-sel diotak tidak mendapatkan oksigen sehingga sel-sel otak rusak dan mati. \n\n Kondisi ini merupakan keadaan darurat yang membutuhkan perawatan sesegera mungkin. Seperti beberapa kasus, pasien yang mengalami pendarahan otak berakhir dengan kelumpuhan permanen, tetapi, hal ini tidak sedikit pasien yang berhasil pulih tanpa dengan adanya kelumpuhan. \n\n \n\n Penyebab Pendarahan Otak \n\n Hipertensi merupakan penyebab utama dari pendarahan otak, yang dikenal juga dengan tekanan darah tinggi. Jantung memompa darah melalui berbagai pembuluh darah untuk mengalirkan oksigen dan nutrisi ke jaringan tubuh maupun sel tubuh. Namun, tekanan darah dapat menjadi sangat tinggi sehingga akan menyebabkan pembuluh darah menjadi tertarik dan pecah, sehingga darah mengalir keluar. \n\n Penyebab pendarahan otak lainnya adalah cedera kepala, tengkorak merupakan bagian kepala yang bersifar keras, tetapi tengkorak tidak memiliki kemampuan untuk menahan benturan yang keras, sehingga tengkorak dapat mengalami keretakan, dan cedera yang dapat mengenai otak. Otak jugadapatmengalami hematoma subdural atau memar dan pendarahan pada beberapa pebuluh darah yang terletak dilapisan otak. Luka ringan akibat terbentur atau terjatuh sudah dapat menyebabkan pendarahan otak. \n\n Berikut beberapa penyebab pendarahan otak lainnya: \n\n \n Aneurisma. \n Kelainan Pembuluh Darah. \n Amyloid Angiopathy. \n Kelainan Pada Darah. \n Masalah pada hati. \n \n\n \n\n Gejala Komplikasi yang Disebabkan Oleh Pendarahan Otak \n\n Beberapa Komplikasi yang timbul akibat pendarahan yang terjadi di otak. Pendarahan dapat mengakibatkan sel-sel pada otak gagal berkoordinasi dengan organ tubuh lainnya. Tentu hal ini dapat mengakibatkan gangguan pada fungsi organ tubuh. \n\n Masalah yang muncul akibat pendarahan otak adalah gangguan pergerakan tubuh, kemampuan berbicara dan mengingat. Tergantung pada lokasi pendarahan dan tingkat keparahannya, beberapa komplikasi kemungkinan akan menjadi permanen. Beberapa diantaranya: \n\n \n Beberapa bagian tubuh terasa mati rasa atau lemah. \n Kesulitan dalam berbicara. \n Kesulitan memahami kata-kata dan informasi. \n Perubahan sifat maupun masalah emosional. \n Kesulitan dalam menelan atau disfagia. \n Kehilangan keterampilan motoric halus (tangna tremor) \n Penglihatan terganggu, dan kebingungan. \n Serta demam, kejang hingga pembengkakan otak. \n \n\n \n\n Pencegahan dan Penanganan Pendarahan Otak \n\n Untuk mengetahui pasti penyebabnya akan dilakukan diagnosis oleh dokter untuk memastikan kemunculan penyebab pendarahan otak pada seseorang. Proses selanjutnya akan dilakukan beberpa tes seperti MRI dan CT Scan. Selain itu, ada pemeriksaan lainnya seperti saraf dan mata. \n\n Pencegahan pendarahan otak, dapat melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin, menerapkan pola hidup sehat, tidak merokok ataupun obat-obatan terlarang, hingga mengivestigas operasi korektif. Jika seseorang menderita kelainan, seperti aneurisma, tindakan operasi dapat membantu mencegah terjadinya pendarahan otak di kemudian hari. \n\n Oleh karena itu, Sahabat Hermina jangan anggap remeh tekanan darah tinggi, karena dapat menyebabkan terjadinya pendarahan otak, untuk pencegahan terutama bagi yang berisiko terkena hipertensi dan aneurisma, langkah pencegahannya meliputi tidak merokok, memakan makanan sehat rendah kolesterol dan lemak, berolahraga, dan menjaga tekanan darah agar tidak tinggi. Jika Sahabat Hermina mengalami beberapa gejala segaralah konsultasi masalah kesehatan ke dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 23 Juni 2022<\/li><\/ul><\/div>
Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)<\/a><\/h3>
Penyakit pada paru - paru sangat beragam, salah satunya adalah Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). \n\n Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah salah satu penyakit yang menyebabkan penderitanya kesulitan bernafas yang disebabkan oleh tersumbatnya saluran udara di paru - paru. Penyumbatan ini terjadi karena peradangan yang terjadi pada organ paru-paru yang berkembang dalam jangka waktu yang lama dan panjang. PPOK umumnya ditandai dengan sulit bernapas di sertai batuk berdahak, dan mengi (bengek). \n\n Penyakit bronkitis kronis dan emfisema adalah dua kondisi yang paling sering berkembang menjadi PPOK. Pada bronkitis kronis, kerusakan terjadi pada saluran bronkus, sedangkan pada emfisema kerusakan terjadi pada alveolus. PPOK seringnya menyerang pada orang yang berusia paruh baya, terutama pada yang suka merokok PPOK akan semakin memburuk dan berisiko. \n\n Penyebab \n\n Menurunnya aliran udara yang masuk dan keluar dari saluran bronkus di paru-paru menyebabkan sulit bernafas, hal ini menjadi salah satu ciri khas dari Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK). Pada penderita PPOK kantung udaranya tidak dapat menampung aliran udara yang cukup untuk dimasukan dan dikeluarkan dari paru-paru sehingga mengurangi kebutuhan oksigen pada tubuh, PPOK terjadi ketika saluran pernapasan dan paru-paru rusak serta mengalami peradangan. \n\n Kondisi yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita PPOK adalah: : \n\n \n Merokok atau sering terpapar asap rokok (perokok pasif) \n Menderita Asma \n Faktor Lingkungan, polutan berbahaya yang meliputi zat kimia, bahan bakar atau debu. \n Memiliki keluarga dengan riwayat PPOK (Genetik) \n Berusia diatas 40 tahun \n Jenis kelamin perempuan \n Menderita Bronkitis kronis \n \n\n Gejala \n\n Banyaknya penyakit pada pernapasan membuat gejala dari Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) sulit dibedakan tanpa adanya pemeriksaan dari dokter. Pada dasarnya PPOK berkembang dengan cara perlahan dan pada awal gejalanya sama sekali tidak menunjukkan gejala awal. Gejala akan terasa ketika penyakit sudah bertahun - tahun dan sudah terjadi kerusakan pada paru - paru kita. \n\n Beberapa gejala yang biasanya muncul dan dialami oleh penderita PPOK sebagai berikut : \n\n \n Nyeri dada \n Batuk yang tidak kunjung sembuh, batuk cenderung berdahak kadang pada lendir dahak ditemukan bercak darah. \n Berat badan tiba-tiba menurun. \n Napas tersengal sengal, terutama pada saat melalukan aktivitas fisik. \n Terjadi pembengkakan di tungkai dan kaki \n Mengi dan lemas \n \n\n Gejala PPOK bisa muncul secara mendadak dan akan dapat terus memburuk, sehingga menuju ke tahap yang disebut dengan eksaserbasi PPOK. Gejala tahap lanjut Penyakit Paru Obstruktif Kronis ini bisa meliputi lendir yang berlebihan, perubahan warna atau kekentalan pada lendir, dan rasa sesak terus meningkat pada dada, dan sering disebabkan oleh infeksi seperti pneumonia (radang paru) atau polusi udara. Dengan mengetahui gejala yang berkaitan dengan PPOK diharap sahabat hermina bisa mendapat penanganan dokter secepat mungkin agar tidak menjadi eksaserbasi PPOK. \n\n Pencegahan \n\n Berhenti merokok atau hindari asap rokok orang lain adalah salah satu cara untuk mencegah sahabat hermina menderita PPOK. Jika Sahabat Hermina perokok aktif, segeralah berhenti merokok, sehingga sahabat Hermina dapat terhindari dari komplikasi yang mungkin terjadi di kemudian harinya. \n\n Jika Sahabat Hermina merasa gejala PPOK, segeralah melakukan konsultasi dengan dokter di RS. Hermina terdekat, atau sahabat hermina juga bisa berkonsultasi secara online dengan dokter spesialis RS. Hermina dengan aplikasi halo hermina. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bogor<\/a><\/li>
- 30 Mei 2022<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Monkeypox atau Cacar Monyet<\/a><\/h3>
Monkeypox atau yang dikenal juga dengan cacar monyet adalah penyakit yang di infeksi virus ditandai dengan bintil bernanah di area kulit. Cacar monyet ini pertama kali muncul di negara Republik Demokratik Kongo pada sekitar tahun 1970. \n\n Penyakit Monkeypox atau cacar monyet memiliki gejala yang serupa dengan cacar air, yaitu bintil berair. Namun seiring perkembangan penyakit, bintil berair berubah menjadi bernanah dan menimbulkan benjolan pada leher, ketiak, atau selangkangan akibat adanya pembengkakan kelenjar getah bening. Cacar monyet merupakan penyakit yang dapat menular dari orang ke orang lainnya, akan tetapi sumber utama dari penyakit ini adalah hewan primata dan pengerat, seperti monyet, tikus atau tupai yang terinfeksi. \n\n \n\n Gejala Monkeypox atau Cacar Monyet \n\n Gejala akan muncul pada 5 sampai 21 hari sejak penderitanya terinfeksi oleh virus monkeypox. Gejala awal dari cacar monyet sebagai berikut: \n\n \n Letih atau Lemas \n Demam dan menggigil \n Sakit kepala \n Nyeri otot hingga pembengkakan kelenjar betah benih, yang ditandai dengan adanya benjolan dileher, ketiak, atau selangkangan \n \n\n Gejala awal monkeypox atau cacar monyet dapat berlangsung 1 sampai 3 hari atau lebih lama. Setelah berlangsung lebih 3 hari, ruam akan muncul diwajah dan menyebar ke bagian daerah tubuh lainnya, seperti lengan atau tungkai. \n\n Ruam yang muncul akan terus berkambang dari bintil berisi cairan hingga sampai berisi nanah, lalu pecah dan berkerak hingga kemudian menyebabkan borok di permukaan kulit. \n\n \n\n Penyebab Cacar Monyet \n\n Cacar monyet disebabkan oleh virus dengan nama virus monkeypox, yaitu virus yang termasuk dalam kelompok Orthopoxvirus. Virus ini awalnya berasal dari hewan lalu menular ke manusia melalui cakaran atau gigitan hewan, seperti monyet, tikus, atau tupai yang terinfeksi virus monkeypox. \n\n Penularan virus monkeypox antarmanusia melalui percikan air liur yang masuk melalui hidung, mulut, mata, atau luka di kulit. Penularannya juga bisa terjadi melalui benda-benda yang terkontaminasi, seperti pakaian. Tetapi , penularan antarmanusia membutuhkan kontak yang sangat lama. \n\n \n\n Pengobatan Monkeypox atau Cacar Monyet \n\n Hingga sampai saat ini cacar monyet belum ada pengobatannya. Cacar monyet ini umumnya hanya menimbulkan gejala ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 2 sampai 4 minggu. Dan sedangkan penyebaran cacar monyet dapat dicegah melalui vaksin cacar (smallpox). \n\n Sementara itu beberapa di negara lain menggunakan tecovirimat untuk mengatasi cacar monyet. Tecovirimat bekerja untuk menghambat virus monkeypox berkembang biak dan menyebar ke orang lain. Namun tetapi, obat ini masih terbatas pada pasien dewasa dengan berat badan lebih dari 40 kg dan anak-anak dengan berat badan lebih dari 13kg. \n\n \n\n Pencegahan Cacar Monyet \n\n Pencegahan paling utama cacar monyet adalah dengan menghindari kontak langsung dengan hewan primata dan hewan pengerat, seperti monyet, tupai atau tikus, dan hindari orang-orang yang terinfeksi. Berikut beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan yaitu: \n\n \n Rajin mencuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun atau hand sanitizer, terutama saat sebelum memasak atau mengolah makanan, sebelum makan, sebelum menyentuh wajah terutama hidung atau mata, dan sebelum membersihkan luka \n Menghindari pemakaian alat makan bersama dengan orang lain, dan juga tidak menggunakan barang yang sama dengan orang yang terkena cacar monyet \n Menghindari kontak langsung dengan hewan pengerat atau primata dan hewan liar \n Memasak makanan dengan bahan utama daging hingga matang \n \n\n Oleh karena itu, guna mencegah penularan monkeypox atau cacar monyet, kita perlu mendapatkan vaksin smallpox, dan menghindari kontak langsung dengan hewan liar terutama hewan pengerat dan primata. Jika Sahabat Hermina merasakan gejala seperti cacar air seperti, isi bintil berubah menjadi nanah segera konsultasikan ke dokter. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bogor<\/a><\/li>
- 27 April 2022<\/li><\/ul><\/div>
Pentingnya Imunisasi!<\/a><\/h3>
Imunisasi merupakan suatu proses untuk meningkatkan kekebalan sistem tubuh yang dengan cara memasukkan vaksin, yakni bakteri atau virus yang sudah dilemahkan, dibunuh, atau bagian-bagian dari virus tersebut yang telah dimodifikasi. \n\n Vaksin dapat dimasukkan ke dalam tubuh dengan melalui suntikan atau diminum (oral). setelah vaksin disuntikan ke dalam tubuh, sistem pertahanan tubuh kita akan bereaksi membentuk antibodi. Reaksi ini sama seperti jika tubuh kemasukan atau terpapar virus atau bakteri yang sesungguhnya. Antibodi selanjutnya akan membentuk imunitas tubuh terhadap jenis virus atau bakteri tersebut. \n\n \n\n Manfaat Imunisasi \n\n Imunisasi bertujuan untuk mencegah suatu penyakit atau meringani / mengurangi tingkat keparahan penyakit. Imunisasi juga dapat melindungi orang dari penyakit serius dan juga mencegah terjadinya penyebaran penyakit tersebut ke orang lain. Selama bertahun-tahun, imunisasi berhasi mencegah dan mengatasi epidemi penyakit menular yang dulu umum terjadi, seperti gondongan, batuk rejan, dan campak. Penyakit lain yang juga berhasil di atasi dengan imunisasi adalah polio dan cacar. Tak kalah pentingnya adalah imunisasi ulang (booster) yang perlu dilaksanakan dalam waktu tertentu untuk meningkatkan kembali imunitas atau kekebalan penduduk. \n\n Hal ini penting untuk mencegah penyebaran penyakit pada orang yang tidak bisa melalukan imunisasi. Dengan kata lain, semakin banyak orang yang mendapatkan imunisasi berarti semakin sedikit pula orang tang terinfeksi penyakit. \n\n \n\n Macam Jenis Imunisasi untuk Anak dan Dewasa \n\n Beberapa macam imunisasi wajib diberikan pada anak-anak disaat usai sebelum usia 1 tahun. Selain bertujuan untuk mencegah mereka dari infeksi penyakit yang bisa menyebabkan gangguan kesehatan yang serius, imunisasi biasanya juga menjadi sebuah prasyarat untuk mendaftar masuk sekolah atau di tempat penitipan anak. Oleh sebab itu pentingnya untuk selalu memperbarui vaksin anak-anak. \n\n Berikut adalah macam imunisasi yang direkomendasikan untuk anak usia 0-6 tahun: \n\n \n Vaksin Rotavirus \n Vaksin Hepatitis B \n Vaksin Difteri, Tetanu, dan Pertusis \n Vaksin Haemophilus influenzae tipe B \n Vaksin Pneumokokus \n Vaksin Virus Polio \n Vaksin Influensa \n Vaksin Campak, Gondongan, Rubella \n Vaksin Varicella (cacar air) \n Vaksin Hepatitis A dan Meningokokus \n \n\n \n\n Namun, orang dewasa juga perlu untuk mendapatkan vaksin guna untuk mencegah mereka dari penyakit menular yang berbahaya. Berikut vaksin yang bisa diberikan kepada orang dewasa: \n\n \n Vaksin influenza \n Vaksin Pneumokokus \n Vaksin DPT \n Vaksin Hepatitis A dan Hepatitis B \n Vaksin HPV \n Vaksin Varicella \n \n\n \n\n Efek Samping yang di Timbulkan Imunisasi \n\n Imunisasi merupakan tindakan medis yang sangat aman. Meski begitu imunisasi sama seperti semua pengobatan pada umumnya, imuninasi juga memiliki efek samping. Dalam kasus, efek samping setelah melakukan imunisasi biasanya cukup ringan. Reaksi ringan yang paling umum terjadi setelah imunisasi, antara lain: \n\n \n Merasakan nteri atau kemerahan di sekitar area tempat yang disuntikan \n Terjadi demam ringan \n \n\n Efek samping imunisasi seperti di atas biasanya akan menghilang dalam waktu beberapa hari. Pada kasus efek samping imunisasi jarang sekali terjadinya demam tinggi hingga di atas 40 derajat celcius setelah melakukan vaksin atau imunisasi. \n\n \n\n Penanganan Efek Samping Imunisasi \n\n Imunisasi sudah dinyatakan aman, akan tetapi tidak menutup kemungkinan akan terjadi munculnya efek samping atau KIPI seperti yang sudah disebutkan diatas. Namun Sahabat Hermina tidak perlu khawatir, karena KIPI dapat ditangani secara mandiri dengan sesuai gejalanya masing-masing. \n\n Berikut beberapa cara mngobati atau mencegah efek samping imunisasi pada anak, adalah: \n\n \n Memberikan kompres hangat dan obat penurun demam dengan resep dokter \n Memberikan minum yang cukup \n Lebih sering memberikan ASI \n Dan Berikan makanan yang bergizi \n \n\n \n\n Kapan Jadwal Imunisasi \n\n Imunisasi rutin secara lengkap terdiri dari imunisasi dasar hingga imunisasi lanjut. Berikut adalah jadwal lengkap imunisasi sesuai usia anak: \n\n \n\n Imunisasi dasar \n\n \n Pada bayi baru lahir : Hepatitis B dosis 1 \n Pada usia 1 bulan : BCG dosis 1 \n Pada usia 2 bulan : Hepatitis B dosis 2, polio dosis 1, DPT dosis 1, Hib dosis 1, PCV dosis 1, rotavirus dosis 1 \n Pada usia ke 3 bulan : Hepatitis B dosis 2, polio dosis 2, DTP dosis 2, Hib dosis 2, rotavirus dosis 2 \n Pada Usia 4 bulan : Hepatitis B dosis 3, polio dosis 3, DTP dosis 3, Hib dosis 3, rotavirus dosis 3 \n Pada Usia 6 bulan : PCV dosis 2, rotavirus dosis 2, influenza \n Pada Usia 9 bulan : MR dan JE \n \n\n \n\n Imunisasi lanjutan \n\n \n Usia 12 sampai 24 bulan : PCV, varisela, hepatitis B, polio, DTP, Hib, MR/MMR, hepatitis A \n Usia 2-3 tahun : JE \n Usia 5-7 tahun : MR/MMR \n Usia 9-14 tahun : HPV \n Usia 9-16 tahun : dengue \n \n\n Oleh karena itu, pentingnya imunisasi pada anak baru lahir mau pun orang dewasa untuk meningkatkan imun atau resisten terhadap penyakit tertentu. Program imunisasi ini diberikan sejak usia bayi hingga umur 16 tahun. Program imunisasi ini pun sudah terjadwal pada waktu yang sudah ditentukan sehingga setiap anak dipastikan mendapatkan imunisasi tepat waktu. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bogor<\/a><\/li>
- 14 Maret 2022<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal apa itu Stunting? Penyebab, Ciri -ciri, Pencegahan<\/a><\/h3>
Stunting adalah kondisi yang ditandai ketika panjang atau tinggi tubuh si anak kurang jika dibandingkan dengan umurnya. Mudahnya, stunting merupakan kondisi dimana si Anak mengalami gangguan pada pertumbuhannya sehingga menyebabkan tubuh anak lebih pendek ketimbang teman-teman seusianya dan memiliki penyebab paling utamanya kekurangan nutrisi pada tubuh. \n\n \n\n Banyak yang tidak tahu kalau anak pendek adalah tanda dari adanya masalah gizi kronis pada pertumbuhan tubuh si Anak. Perlu diingat bahwa anak pendek belum tentu terjadi stunting, namun anak stunting pasti terlihat pendek. \n\n \n\n Si kecil yang masuk ke dalam kategori stunting ketika tinggi atau panjang badannya menunjukkan angka dibawah standar (-2 standar deviasi), penilaian status gizi dengan standar deviasi tersebut biasanya menggunakan grafik pertumbuhan anak (GPA) dari WHO. Jika kondisi ini dialami pada anak yang berusia di bawah usia 2 tahun maka harus segara di tanganin dengan tepat. \n\n \n\n Apa Penyebab Stunting ? \n\n Penyebab stunting terjadi berbagai faktor antara lain asupan gizi yang buruk, berkali-kali terserang penyakit infeksi, berat badan lahir rendah (BBLR) dan bayi lahir secara prematur. Kondisi tidak mencukupinya asupan gizi anak tidak hanya terjadi setelah di lahirkan saja, namun bisa dimulai sejak ia masih ada di dalam kandungan. \n\n \n\n Dibawah ini poin utama yang menjadi faktor penyabab terjadinya stunting pada anak. \n\n \n Kurang Asupan Gizi Selama Hamil \n \n\n Hal ini disebabkan oleh asupan sang ibu selama hamil kurang bergizi dan berkualitas sehingga nutrisi yang diterima oleh janin cenderung sedikit. Dan akhirnya pertumbuhan di dalam kandungan mulai terhambat dan terus berlanjut hingga setelah kelahiran. \n\n \n\n \n Kebutuhan Gizi Anak Tidak Tercukupi \n \n\n Kondisi ini juga bisa terjadi akibat dari makanan balita saat masih dibawah usia 2 tahun tidak tercukupi, seperti tidak diberikan ASI eksklusif, hingga MPASI (makanan pendamping ASI) yang kurang berkualitasdam posisi menyusui yang kurang tepat. \n\n Banyak teori yang mengatakan bahwa kurangnya asupan makanan juga bisa menjadi salah satu penyebab faktor utama Stunting. Khususnya asupan makanan yang mengandung protein serta mineral zinc dan juga zat besi kita si Anak masih berusia balita \n\n \n\n \n Faktor Penyebab Lainnya \n \n\n Selain 2 faktor yang sudah disebutkan diatas, masih ada beberapa faktor lainnya yang menyebabkan stunting pada anak, yaitu: \n\n \n Kekurangan pengetahuan ibu mengenai gizi sebelum hamil, saat hamil dan pasca melahirkan. \n Terbatasnya akses pelayanan kesehatan, termasuk layanan kehamilam dam postnatal (setelah melahirkan). \n Kurangnya sanitasi dan akses air bersih. \n \n\n Untuk mencegahnya terjadi stunting pada Si Anak, ibu hamil perlu menghindari faktor-faktor penyebab di atas. \n\n \n\n Ciri-ciri Stunting Pada Anak \n\n Balita bisa diketahui stunting bila sudah diukur panjang atau tinggi badannya, lalu akan dibandingkan dengan standar, dan hasil pengukurannya ini berada pada kisaran di bawah normal. Seorang anak yang termasuk dalam stunting atau tidak, tergantung pada hasil pengukuran tersebut. Jadi tidak bisa hanya dikira-kira atau ditebak saja tanpa adanya pengukuran sesuai standar. \n\n \n\n Selain tubuh yang berperawakan pendek dari anak anak seusianya ada juga ciri-ciri lain stunting diantaranya : \n\n \n Pertumbuhan yang melambat \n Wajah tampak lebih muda dari anak yang seusianya \n Lambatnya pertumbuhan gigi \n Kurangnya kemampuan untuk fokus dan memori belajar \n Di usia 8-10 tahun anak menjadi lebih pendiam, tidak banyak melakukan kontak mata dan sosial terhadap orang disekitarnya \n Berat badan balita cenderung menurun \n Anak mudah terserang berbagai penyakit infeksi \n \n\n Sementara untuk tahu apakah tinggi si anak normal atau tidak, dapat melakukan pemeriksaan secara rutin ke pelayanan kesehatan terdekat, baik ke puskesmas, rumah sakit, posyandu maupun bidan. \n\n \n\n Cara Mencegah Stunting Anak \n\n Bisakah stunting pada anak dapat dicegah sejak dini?. \n\n Bisa stunting pada anak merupakan satu dari beberapa program prioritas yang dicanangkan oleh pemerintah agar angka kasus stunting pada anak dapat turun setiap tahunnya. \n\n \n\n Ada berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah stunting, yakni: \n\n \n\n Cara mencegah stunting untuk ibu hamil dan bersalin \n\n Beberapa cara pencegahan stunting untuk ibu hamil dan bersalin antaranya: \n\n \n Pemantauan kesehetan secara optimal pada seribu hari pertama kehidupan bayi. \n Melakukan pemeriksaan Ante Natal Care (ANC) secara rutin dan berkala. \n Memberikan makanan dengan tinggi kalori, protein, serta mikronutiren untuk bayi (TKPM). \n Melakukan deteksi dini penyakit menular dan tidak menular sejak dini. \n Memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan penuh. \n \n\n \n\n Cara mencegah stunting untuk anak balita \n\n Sementara itu cara mencegah stunting untuk balita diantaranya: \n\n \n Rutin memantau pertumbuhan dan perkembangan balita. \n Memberikan makanan tambahan untuk balita \n Melakukan stimulasi dini perkembangan pada anak. \n Memberikan perawatan dan pelayanan kesehatan yang optimal \n \n\n \n\n Cara mencegah stunting untuk anak usia sekolah \n\n Anak sekolah juga perlu diberi pembekalan sebagai upaya untuk pencegahan stunting. Seperti: \n\n \n Memberikan asupan gizi yang seimbang sesuai kebutuhan harian anak. \n Mengajarkan anak pengetahuan kesehatan yang berkaitan dengan gizi \n \n\n Lakukan secara perlahan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami oleh anak-anak. \n\n \n\n Apakah Pertumbuhan Anak Stunting Bisa Kembali Normal? \n\n Sangat di sayangkan, stunting merupakan kondisi gangguan pertumbuhan yang tidak bisa kembali menjadi normal / seperti semula. Ketika seorang anak sudah stunting sejak masa balita, pertumbuhannya akan terus lambat hingga dewasa. \n\n \n\n Namun, tetap pentingnya bagi kita memberikan berbagai makanan yang bergizi tinggi agar mencegah kondisi si kecil semakin memburuk dan gangguan pertumbuhan dialami juga akan semakin parah. \n\n \n\n Oleh karena itu, sebenarnya hal ini dapat dicegah dengan cara memberikan nutrisi tinggi yang maksimal saat awal-awal kehidupannya si kecil. Tepatnya selama 1000 hari pertama kehidupan anak. Jika Sahabat Hermina mengetahui bahwa si kecil mengalami kondisi ini, segera konsultasikan si kecil pada dokter anak agar segera diatasi. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bogor<\/a><\/li>
- 29 Januari 2022<\/li><\/ul><\/div>
7 Buah Yang Baik Untuk Kesehatan Jantung<\/a><\/h3>
Ada banyak macam jenis buah untuk penyakit jantung yang baik untuk dikonsumsi oleh para penderita gangguan pada jantung. Namun, tidak hanya penderita penyakit jantung saja, buah-buahan ini juga baik dikonsumsi oleh seseorang dengan keadaan jantung yang sehat guna untuk mengurangi risiko terserang penyakit jantung. \n\n Penyakit jantung merupakan salah satu penyakit paling sangat mematikan diseluruh dunia. Menurut Kementerian Republik Indoneisa, penyakit satu ini disebut sebagai penyebab kematian urutan nomor dua di indonesia setelah stroke. \n\n Oleh karena itu, untuk mencegah penyakit jantung dan menjadikan jantung lebih sehat, Anda perlu menjalani pola hidup yang sehat, mulai dengan berolahraga secara rutin, menghindari merokok dan asap rokok, hingga mengonsumsi makanan bernutrisi seimbang dan mengurangi makanan yang berminyak / berlemak. \n\n Buah-buahan terrsebut bisa Sahabat Hermina temui di supermarket maupun toko buah di dekat rumah. Berbagai buah yang sangat segar baik untuk kesehatan jantung ini. Apa saja buah-buahan tersebut? \n\n \n\n Berbagai macam jenis buah yang baik untuk kesehatan jantung \n\n Berikut buah yang memiliki segudang manfaat untuk kesehatan. Tidak hanya saja jantung yang diuntungkan, tapi kesehatan Anda pun secara keseluruhan. Dibawah ini macam buah yang baik untuk kesehatan jantung. \n\n \n\n \n Pisang \n \n\n Buah pisang mengandung kalium, kalium adalah unsur kimia yang dibutuhkan oleh tubuh kita, untuk menyehatkan jantung. Sebab, kalium dapat mengontrol tekanan darah dan juga mengurangi ketegangan pada pembukuh darah jantung. Dengan mengonsumsi satu buah pisang kita sudah memenuhi 9% rekomendasi asupan kalium harian. \n\n Selain itu, pisang juga kaya akan seratnya. Sebuah penelitian membuktikan bahwa pola makan yang kaya akan serat bisa menurunkan risiko penyakit jantung. Terlebih lagi serat juga dapat menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL). \n\n \n\n \n Buah Sitrus \n \n\n Buah sitrus merupakan golongan buah yang terdari jeruk, jeruk limau, lemon, jeruk nipis, dan pomelo. Buah-buahan ini mengandung serat berserta antioksida flavonoid dan vitamin C yang baik untuk menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah. \n\n Tidak hanya untuk menjaga kesehatan jantung, buah sitrus juga baik dikonsumsi untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah agar tidak membentuk plak di pembuluh darah jantung. \n\n \n\n \n Apel \n \n\n Apel mampu menurunkan risiko penyakit jantung. Dikarenakan, apel megandung serat larut, yaitu jenis serat yang bisa menurunkan kadar kolesterol di dalam darah. \n\n Apel juga mengandung polifenol, yang memiliki sebuah efek antioksidan. Dibandingkan daging buahnya , kulit apel memiliki kadar polifenol yang sangat tinggi. Oleh itu, Anda disarankan untuk mengonsumsi apel, beserta kulitnya. \n\n \n\n \n Jeruk \n \n\n Buah yang mengandung banyak air dan menyegarkan ini, bisa memperkuat sistem kekebalan tubuh, menyehatkan kulit, serta menurunkan kadar kolesterol sehingga sangat baik untuk jantung. \n\n Jeruk banyak mengandung vitamin C, serat, kolin, dan juga kalium. Semua komponen ini sangatlah baik untuk jantung. \n\n Sebut saja kalium yang dapat menghindarkan jantung kita dari kondisi aritmia / detak jantung yang tidak normal. \n\n \n\n \n Kiwi \n \n\n Jika Sahabat Hermina bosan dengan pisang, kiwi bisa menjadi penggantinya. Buah yang dagungnya berwarna hijau segar ini mengandung kalium yang sama dengan pisang. Satu buah kiwi memiliki kandungan kalium sebesar 215 gram atau setara dengan 5% dari RAH orang dewasa. \n\n \n\n \n Pepaya \n \n\n Sama halnya dengan kiwi, pepaya juga akan kaya serat dan kandungan kalium yang bisa menyehatkan jantung. Maka dari itu, jika Sahabat Hermina sedang mencari buah untuk kesehatan jantung jangan sampai melupakan pepaya. \n\n \n\n \n Persik \n \n\n Buah persik bisa mengikat senyawa asam yang diproduksi di hati dan terdari dari kolesterol (empedu), kemudian membuangnya melalui kotoran (feses). Serta dengan itu kolesterol juga dikeluarkan dari tubuh. Tidak heran, buah persik dipercaya untuk menurunkan kolesterol dalam darah, menurunkan tekanan darah dan trigliserida. \n\n Beragam jenis buah di atas dapat Sahabat Hermina coba sebagai sumber nutrisi untuk menjaga Kesehatan jantung Anda. Semakin banyak macam buah-buahan yang dikonsumsi semakin baik juga manfaatnya untuk Kesehatan jantung dan tubuh Sahabat Hermina. \n\n Tetapi, Anda disarankan mengonsumsi buah-buahan dalam bentuk yang masih segar / fresh, bukan dalam bentuk kemasan buah kaleng, buah kering mauapun jus kemasan yang umumnya sudah ditambahkan gula. \n\n Oleh karena itu, selain mengonsumsi beragam buah-buahan untuk Kesehatan jantung, Sahabat Hermina perlu mengurangi asupan makanan yang tinggi akan gula, garam, serta lemak jenuh. Tidak hanya itu Sahabat Hermina juga perlu melakukan pemeriksaan Kesehatan secara rutin ke Dokter Spesialis Jantung. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bogor<\/a><\/li>
- 04 Januari 2022<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal apa itu GERD, Gejala, dan Mengatasi GERD<\/a><\/h3>
Penyakit asam lambung yang satu ini kita kenal dengan GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) adalah penyakit kronis pada system pencernaan lambung. Kondisi ini dapat terjadi Ketika asam lambung naik Kembali ke esofagus (kerongkongan). Hal ini terjadi akibat melemahnya sfingter (katup). Sehingga hal tersebut dapat menyebabkan iritasi pada esofagus. \n\n Katup yang normal akan terbuka untuk memungkinkan makanan dan minuman masuk menuju ke lambung dan dicerna tubuh. Setelah minuman dan makanan masuk ke lambung katup akan tertutup rapat dan kencang guna untuk mencegah isi lambung dapat naik ke kerongkongan sehingga terjadinya muntah. \n\n Namun pada penderita penyakit GERD, katup melemah, sehingga tidak dapat menutup dengan baik. Hal ini dapat mengakibatkan isi lambung yang terisi makanan dan asam lambung naik ke kerongkongan. \n\n \n\n Gejala GERD \n\n GERD memiliki gelaja umum yang mirip dengan penyakit mag. Meski memiliki gejala umum yang mirip dengan mag, gejala GERD perlu Anda waspadai. Berikut diantaranya. \n\n \n Merasakan sensasi terbakar di bagian dada yang terkadang menjalar hingga ke kerongkongan \n Sensasi terbakar memberat setelah makan maupun berbaring juga dapat memperberat gejala \n Sensasi tersebut juga disertai dengan rasa pahit dan asam di mulut \n Nyeri pada tenggorokan dan suara menjadi serak \n Kesulitan bernapas hingga mual \n Bau mulut maupun baruk kering yang berkepanjangan \n \n\n \n\n Penyebab GERD \n\n Penyebab GERD adalah gagalnya relaksasi cincin (sfingter) yang berperan untuk mengatur proses buka-tutup katup yang menghubungkan esofagus bawah dengan lambung. Sfingter sendiri merupakan cincin serat otot yang terletak pada sekitar permukaan dalam tubuh kita. Sfingter berfungsi untuk mengatur zat yang dibutuhkan oleh tubuh. \n\n Ada beberapa makanan yang dapat menjadi factor penyebab munculnya GERD, antara lain kopi, makanan yang digoreng, alkohol, serta bawang putih dan merah. \n\n Hal lain yang juga dapat meningkatkan risiko penyakit GERD (refluks gastroesofagus) adalah kebiasaan yang buruk dilakukan secara tidak sadar maupun sadar, seperti: \n\n \n Merokok \n Kebiasaan mengonsumsi makanan tiga jam sebelum tidur \n Mengurangi porsi makan yang dikonsumsi \n \n\n Selain itu, mengonsumsi obat-obatan tertentu seperti aspirin, juga dapat menyebabkan meningkatnya risiko GERD. \n\n Diagnosis GERD \n\n Ada beberapa cara untuk mengdiagnosis GERD atau mengetahui GERD, dokter akan melakukan mengumpulkan informasi pada pasien dan serta melakukan beberapa pemeriksaan penunjang diantaranya. \n\n \n Pemeriksaan jumlah asam lambung \n \n\n Dengan cara ini akan dapat diketahui seberapa sering dan lama proses naiknya asam lambung. \n\n \n Radiologi Barium Meal \n \n\n Pemeriksaan ini dapat melihat kondisi dan keadaan selaput lendir esofagus dan lambung. \n\n \n Esophageal Manometry \n \n\n Merupakan pemeriksaan untuk melihat ritme otot esofagus berkontraksi saat menelan. Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat sesinabungan kontraksi otot esofagus. \n\n \n Endoskopi \n \n\n Endoskopi menggunakan alat berkamera yang dapat melihat / memantau keadaan langsug dari kerongkongan dan lambung. Jika terdapat luka atau tukak akan terlihat dengan jelas melalui pemeriksaan ini \n\n \n\n Cara Mengatasi GERD \n\n Cara mengatasi gejala GERD, bisa dengan mengonsumsi obat-obatan golongan berikut: \n\n \n H-2 receptor blockers, seperti famotidine, cimetidine, dan ranitidine. \n Proton pump inhibitors (PPIs), seperti omeprazole dan lansoprazole. \n Antasida \n \n\n Untuk menentukan jenis obat yang cocok dan tepat untuk digunakan untuk mengobati penyakit GERD ini, perlu kita untuk berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu. Selain mengonsumsi beberapa obat di atas, melakukan perubahan gaya hidup juga penting dilakukan agar gejala GERD tidak dapat kambuh Kembali. Perubahan yang dapat terjadi adalah: \n\n \n Menurunkan berat badan, jika memiliki berat badan yang berlebih. \n Hindari merokok \n Meninggikan posisi kepala saat tidur \n Menghindari makanan dan minuman yang memicu asam lambung naik. \n Tidak mengenakan pakaian yang terlalu ketat. \n \n\n Agar tidak menimbulkan komplikasi yang lebih parah penting untuk kita mengenali gejala GERD dan melakukan Langkah-langkah penanganan sejak dini untuk mengatasinya. Namun kita perlu segera berkonsultasi ke dokter jika gejala GERD yang kita alami tidak kunjung membaik. \n\n Oleh karena itu, penting untuk kita menjaga pola hidup sehat dengan menerapkan memilih makanan dan minuman kita agar tidak memicu asam lambung naik dan menyebabkan terjadinya GERD. Dan jika Sahabat Hermina mengalami gejala GERD dan tidak kunjung membaik segera berkonsultasi dengan dokter agar segera ditanganin dengan cepat dan tepat. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bogor<\/a><\/li>
- 18 November 2021<\/li><\/ul><\/div>
Diabetes - Jenis, Penyebab, dan Pencegahan<\/a><\/h3>
Diabetes adalah penyakit yang berlangsung jangka panjang atau penyakit kronis yang ditandai dengan meningkatnya Glukosa (kadar gula darah) hingga melebihi batas nilai normal. Glukosa adalah sumber energi utama untuk sel pada tubuh manusia. Diabetes juga mempunyai dua jenis utama, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2. \n\n Glukosa yang terakumulasi dalam darah dapat menyebabkannya tidak dapat diserap oleh sel manusia secara normal, yang dapat mengakibatkan berbagai penyakit pada organ tubuh penderita. Jika diabetes tidak dikontrol dengan baik dan benar, dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang dapat mengancam jiwa pasien. \n\n \n\n Jenis - Jenis Diabetes \n\n Jenis utama yaitu diabetes tipe 1 dan 2. diabetes tipe 1 terjadi karena adanya sistem kekebalan tubuh penderita menyerang dan menghancurkan sel pankreas yang memproduksi insulin. Hal ini dapat menyebabkan kadar glukosa darah mengalami peningkatan sehingga terjadinya kerusakan pada organ tubuh penderita. Diabetes tipe 1 disebut juga dengan diabetes autoimun. Pemicu timbulnya keadaan autoimun ini masih belum dapat diketahui dengan pasti apa penyebabnya. Tetapi saat ini penyebabnya adalah oleh faktor genetik dari penderita yang dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan. \n\n Diabetes Tipe 2 adalah jenis diabetes yang sangat banyak terjadi pada tubuh manusia. Diabetes jenis ini disebabkan oleh faktor sel - sel tubuh yang menjadi kurang sensitif terhadap insulin, sehingga insulin yang dihasilkan tidak dapat digunakan dengan baik. Sekitar 90 sampai 95 persen penderita ini di dunia menderita diabetes tipe 2 \n\n Selain 2 jenis tersebut, terdapat jenis diabetes lainnya yang terjadi pada khusus ibu hamil yang dinamakan diabetes gestasional. Diabetes pada kehamilan disebabkan oleh perubahan hormon dan gula darah akan kembali normal setelah ibu hamil menjalani persalinan. \n\n \n\n Penyebab Penyakit Diabetes \n\n Diabetes disebabkan karena adanya gangguan pada dalam tubuh, sehingga tubuh tidak mampu menggunakan glukosa darah ke dalam sel sehingga menumpuk dalam darah tubuh. \n\n Pada diabetes tipe 1, penyebab diabetes disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh, yang biasanya menyerang bakteri atau virus berbahaya daripada sel yang memproduksi insulin. Akibatnya, tubuh bahkan tidak dapat memproduksi insulin, sehingga gula yang seharusnya diubah menjadi energi oleh insulin dapat menyebabkan gula menumpuk di dalam darah. Pada tipe 2, tubuh dapat memproduksi insulin secara normal, tetapi tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara normal. Kondisi ini biasa disebut dengan resistensi insulin. \n\n \n\n Risiko Diabetes Tipe 1, yaitu \n\n \n Faktor keturunan keluarga, yaitu seseorang akan lebih mudah memiliki risiko terkena diabetes tipe 1 jika keluarga yang mengidap penyakit yang sama, karena memiliki gen tertentu. \n Usia. Penyakit diabetes paling banyak terdeteksi pada anak-anak usia dari 4 hingga 7 tahun, kemudian pada anak usia 10 sampai 14 tahun. \n Pemicu lainnya, mengonsumsi susu sapi pada usia terlalu dini, air susu sapi mengandung natrium nitrat, gluten dan sereal sebelum usia 4 bulan / setelah 7 bulan, sang ibu memiliki riwayaat preeklampsia, serta menderita penyakit kuning disaat lahir. \n \n\n Risiko Diabetes Tipe 2, yaitu \n\n \n Obesitas atau berat badan yang berlebih. \n Gaya hidup yang tidak sehat dan jarang beraktivitas dan berolahraga. \n Riwayat dari keturunan keluarga. \n Usia lebih dari 45 tahun, walaupun tidak menutup kemungkinan dapat terjadi sebelum di usia 45 tahun. \n Kondisi kadar gula darah lebih tinggi dari normalnya. \n Sindrom ovarium polikstik, yang ditandai dengan mentruasi yang tidak teratur, pertumbuhan rambut secara berlebihan \n \n\n \n\n Pengobatan Diabetes \n\n Pengobatan diabetes akan disesuaikan dengan jenis penyakit diabetes yang dialami oleh pengidap. Yang menjadi salah satu pengobatan adalah terapi insulin yang bisa dilakukan oleh pengidap diabetes tipe 1 maupun tipe 2. pada pengidap diabetes tipe 1 yang cukup berat, bisa melakukan tranplantasi pankreas untuk mengatasi kerusakan pada pankreas. Sedangkan pengidap diabetes tipe 2 akan diberikan beberapa jenis obat untuk menangani diabetes tipe 2 ini. \n\n Namun, pada umumnya ada beberapa perawatan yang dapat dilakukan untuk menurunkan irisiko terkena diabetes, antara lain: \n\n \n Menerapkan pola makan sehat \n \n\n Fokus mengonsumsi buah-buahan, sayur, protein tanpa lemak dan biji-bijian. Tidak hanya itu anda juga perlu mengonsumsi serat dan mengurangi beberapa jenis makanan, seperti makanan yang mengandung banyak lemak jenuh, karbihidrat olahan, hingga pada pemanis buatan. \n\n \n Rutin beraktivitas fisk \n \n\n Olahraga merupakan suatu kegiatan yang bisa dilakukan untuk menurunkan kadar gula darah dengan mengubahnya menjadi energi. Anda juga dapat memilih olahraga ringan seperti berjalan kaki, berenang, dan bersepeda. Rutin melakukan kegiatan tersebut dapat membantu untuk menghindari kondisi diabetes menjadi lebih buruk atau parah. \n\n \n\n Pencegahan Diabetes \n\n Beberapa gaya hidup sehat ini bisa kita terapkan untuk mencegah penyakit diabetes: \n\n \n Mengontrol berat badan ideal dengan cara mengonsumsi makanan rendah lemak. \n Memakan makanan berserat tinggi sperti sayur dan buah-buahan \n Mengurangi konsumsi minuman dan makanan manis. \n Melakukan olahraga secara rutin dan banyak melakukan aktivitas fisik. \n Menghindari / berhenti merokok. \n \n\n \n\n Oleh karena itu, mari kita jaga pola hidup kita dengan sehat sahabat hermina dengan melakukan banyak aktivitas fisik dan berolahraga agar dapat terhindari diabetes, menerapkan juga pola makan sehat seperti makanan tinggi serat, mengurangi makanan manis dan minuman manis. Dan jangan lupa untuk selalu berkonsultasi dan mengecek gula darah dengan dokter. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bogor<\/a><\/li>
- 19 Oktober 2021<\/li><\/ul><\/div>
Kebiasaan Sepele yang Dapat Merusak Kesehatan Mata<\/a><\/h3>
Mata adalah organ sensorik yang memberikan reaksi pada cahaya dan mengirimkan sinyal informasi visual ke otak. Mata menjadi salah satu indera dengan fungsi yang penting bagi mahkluk hidup untuk melihat. Karena itu, menjaga kesehatan mata menjadi hal yang sangat penting dilakukan dan menjauhi yang bisa merusak kesehatan mata yang harus dihindari. \n\n Gadget seperti komputer,telepon genggam, laptop, sekatang telah menjadi sarana pokok manusia mulai balita sampai lansia, karena kehidupan yang tidak melalui saranan komunikasi lewat gadget terlebih di era pandemi covid-19 saat ini. Radiasi pada gadget bisa mengakibatkan gangguan penglihatan. \n\n Tanpa disadari berbagai kebiasaan yang dilakukan kebanyakan orang ternyata beberapa diantaranya memiliki sebuah risiko bagi kesehatan mata. Sebelum terlambat, maka dari itu Sahabat Hermina pun harus mengetahui kebiasaan apa saja yang bisa merusak kesehatan mata. Berikut beberapa kebiasaan sepele yang dapat merusak kesehatan mata antara lainnya: \n\n \n\n \n Merokok \n \n\n Merokok dapat meningkatan risiko penyakit katarak pada mata dan menurunkan kesehatan mata, mengaburkan pandangan mata yang membuat sulit untuk melihat dan degenerasi makula. Risiko lain pada mata yang disebabkan dengan merokok adalah sindrom mata kering, mata malas, glaukoma, konjungtivitis, kerusakan saraf optik, dan retinopati diabetes. \n\n \n\n \n Mengucek-ucek mata \n \n\n Saat benda asing masuk ke mata, secara reflek seseorang akan segera mengucek matanya. Sementara memang lebih baik tetapi mengucek mata dengan keras dapat menyebabkan distorsi dan goresan pada kornea mata sehingga dapat merusak kesehatan mata. Kornea sangat sensitif dan mudah tergores jika di kucek dengan keras. Oleh itu kebiasaan mengucek mata sebaiknya kita hindari dan tinggalkan. \n\n \n\n \n Terlalu lama bermain gadget/ menatap layar gadget \n \n\n Menatap layat gadget dalam jangka waktu yang lama kerap membuat banyak orang merasa tidak nyaman. Hal ini dikenal dengan sebutan digital eye strain. Penggunaan smartphone dan gadget lain dalam waktu lama dapat membuat seorang terpapar cahaya biru dilayar. \n\n Hal tersebut dapat menyebabkan mata mudah lelah dan sakit kepala, karena disaat melihat layar gadget, otot mata akan berkerja dengan ekstra. Dikarenakan seseorang yang sering membaca buku, melihat layar monitor atau menonton dengan jarak terlalu dekat lebih mudah terkena rabun jauh (miopi). sehingga kondisi inilah yang dapat memperburuk kondisi mata minus. \n\n \n\n \n Jarang makan sayuran dan buah-buahan \n \n\n Memakan sayuran dan buah-buahan dapat meningkatkan kesehatan mata. Sayuran mengandungantioksidan dan juga vitamin yang memiliki efek perlindungan pada retina mata. Buah-buahan pun juga banyak mengandung nutrisi seperti vitamin C, vitamin A, vitamin E,dan lainnya ayng dapat meningkatkan dan menjaga kesehatan mata. \n\n \n\n \n Pemakaian kosmetik tidak tepat \n \n\n Penggunaan kosmetik seperti eyeliner, eye shadow, maskara, dan krim mata yang tidak tepat dapat mengganggu kesehatan mata dan juga merusak mata. Seperti penggunaannya terlalu dekat dengan bulu mata dapat menghalangi kelenjar minyak sehingga menyebabkan gatal dan infeksi. \n\n Dan jika produk yang digunakan telah kadaluarsa, maka akan menyebabkan dampak lebih buruk karena dapat menimbulkan iritasi pada mata, kekeringan mata, dan kondisi mata lainnya. \n\n Oleh karena itu periksa mata Sahabat Hermina secara rutin sangatlah penting, dengan setiap enam bulan sekali untuk melihat dan mengetahui apakah ada kerusakan progresif atau tidak. Jangan tunggu gangguan kesehatan mata Anda hingga parah, segera konsultasikan dengan dokter dibidangnya. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bogor<\/a><\/li>
- 07 Oktober 2021<\/li><\/ul><\/div>
Menjaga Kesehatan Mata di Era Daring<\/a><\/h3>
Mata merupakan salah satu termasuk organ indera yang terpenting bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Mata manusia adalah organ sensorik utama yang memberikan reaksi pada cahaya dan mengirimkan informasi cahaya ke otak secara visual. \n\n Di era pandemi ini, membuat pemerintah mengeluarkan berbagai macam aturan, salah satunya dilakukannya rapat dan pembelajaran secara online/daring. Di dalam pelaksanaanya proses belajar dan rapat dilakukan secara daring yang memerlukan perangkat seperti smartphone, laptop, komputer, dan gadget lainnya untuk mengakses informasi kapanpun dan dimanapun. \n\n Dengan adanya pemberlakuan sistem pembelajaran melalui secara online/daring Sahabat Hermina harus mau tidak mau menatap layar laptop/smartphone dengan durasi yang lama. Dengan menatap ke layar smartphone/laptop secara terus menerus dapat menyebabkan mata Sahabat Hermina kelelahan dan terjadinya masalah pada penglihatan yang disebut dengan Computer Vision Syndrome. Penyebab ini ditandai dengan dua hal, yaitu mata kering (dry eye) dan mata tegang/lelah (eyestrain). \n\n Mata Kering dapat terjadi ketika Sahabat Hermina terlalu lama menatap layar smartphone sehingga lupa untuk berkedip. Berkedip diperlukan untuk mengembalikan lapisan cairan tipis pada mata yamg berfungsi untuk melindungi permukaan pada mata. Jika mata kurang berkedip, maka mata akan terasa kering, kurang nyaman, dan penglihatan menjadi kabur. Sedangkan eyestrain/mata lelah disebabkan oleh kecerahan dari layar elektronik yang terlalu terang sehingga membuat mata menjadi cepat lelah. \n\n \n\n Bagaimana cara menjaga kesehatan mata? \n\n Berikut beberapa cara untuk menjaga kesehatan mata sahabat hermina di masa daring ini, yaitu: \n\n \n Kurangi tingkat kecerahan pada layar laptop maupun smartphone. \n Gunakan gawai dengan waktu maksimal 2 jam dan jaga jarak minimal 40-50cm dari mata ke gadget. \n Jika menggunakan gawai lebih dari 2 jam secara terus menerus maka terapkan rumus 20-20-20 atau dengan merelaksasi mata. \n Menerapkan Rumus 20 : 20 : 20. Pada setiap 20 menit menatap layar gawai, istirahatkan mata selama 20 detik, pandangilah benda berjarak 20 kaki atau sekitar 6 meter. \n Relaksasi Mata. Dengan cara menggosok gosok kedua tangan lalu letakkan hangatnya tangan diatas kelopak mata yang dipejam atau dengan memijat pelan kedua pelipis Sahabat Hermina. \n \n\n \n\n Oleh karena itu penting bagi Sahabat Hermina untuk menjaga kesehatan mata, terlebih di era daring seperti ini, dimana kegiatan Sahabat Hermina lebih banyak dilakukan secara online dengan menatap layar komputer/laptop dan smartphone. Dengan cara memperbanyak konsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran segar seperti buah naga merah, semangka, wortel, sayur bayam, dan masih banyak lagi yang dapat meningkatan nutrisi Sahabat Hermina. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/a><\/span>");
- 07 Oktober 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 19 Oktober 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 18 November 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 04 Januari 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 29 Januari 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 14 Maret 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 27 April 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 30 Mei 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 23 Juni 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 11 Januari 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 04 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 19 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>