- Hermina Ciputat<\/a><\/li>
- 26 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
Waspada Sindrom Metabolik! Terutama "Kaum Mager"?<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina juga barangkali sudah ada yang mendengar atau belum pernah mendengar tentang sindrom metabolik. Sindrom metabolik terdiri dari dua kata “Sindrom” dan “Metabolik” Sindrom artinya kumpulan dari gejala-gejala dan metabolik berasal dari kata metabolisme. Jadi Sindrom metabolik merupakan sekumpulan gejala-gejala atau penyakit yang mengganggu metabolisme seseorang. Sindrom metabolik ini dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit-penyakit kardiovaskular seperti jantung koroner selain itu juga dapat meningkatkan risiko penyakit diabetes yaitu diabetes tipe 2, dan juga stroke. \n\n \n\n Penyebab sindrom metabolik itu sendiri itu sebenarnya sampai saat ini belum terlalu jelas penyebabnya kalau menurut para ahli. Namun, sebenarnya yang bisa dipastikan itu adalah adanya faktor risiko yang menyebabkan sindrom metabolik antara lain: \n\n \n \n Usia, semakin tinggi usia semakin tinggi risiko terkena sindrom metabolik \n \n \n Etnis atau ras. \n \n \n Jenis kelamin, perempuan memiliki risiko lebih tinggi dibanding laki-laki \n \n \n Pola hidup yang “mager” atau kurang aktivitas fisik \n \n \n Orang dengan kondisi khusus seperti pernah mengalami diabetes pada saat kehamilan (diabetes gestasional) \n \n \n\n \n\n Ada lima gejala-gejala sindrom metabolik: \n\n \n \n Obesitas sentral (orang orang yang bentuk badannya seperti apple shape atau peer shape) atau buncit. Jika ukuran lingkar perut sudah diatas 102 cm untuk pria dan di atas 89 cm untuk wanita. \n \n \n Tekanan darah di atas 130/85 mmHg \n \n \n Kadar trigliserida lebih dari 150 mg/dl \n \n \n Peningkatan gula darah puasa \n \n \n Penurunan kadar HDL (High Density Lipoprotein) atau kolesterol baik \n \n \n\n Apabila ada 3 dari kelima gejala di atas Anda alami, maka Anda sudah mengalami sindrom metabolik. \n\n Komplikasi Sindrom Metabolik \n\n Komplikasi sindrom metabolik antara lain adalah: \n\n \n \n Diabetes \n \n \n Penyakit jantung koroner \n \n \n Penyakit Stroke \n \n \n Kanker \n \n \n\n \n \n\n Bagaimana cara mencegah agar tidak terkena sindrom metabolik? \n\n \n \n Berolahraga lebih kurang 50 menit seminggu. \n \n \n Diet makanan, jadi makanan yang dianjurkan itu adalah makanan yang tinggi akan serat serat seperti buah, sayur, gandum dan contoh yang mudah adalah nasi merah yang memiliki serat lebih banyak dibanding nasi putih biasa. \n \n \n Rutin melakukan cek kesehatan agar dapat mengetahui langkah tepat selanjutnya. \n \n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Ciputat<\/a><\/li>
- 31 Desember 2022<\/li><\/ul><\/div>
Apakah Hernia Harus Segera Dioperasi?<\/a><\/h3>
Hernia merupakan suatu penonjolan dari organ atau bagian suatu organ melalui suatu celah atau suatu lubang, namun orang awam sering menyebut hernia sebagai turun berok. Ternyata turun berok merupakan salah satu keadaan hernia yang terjadi pada lipat paha atau dalam bahasa medis disebut hernia inguinal. Tidak hanya di lipat paha atau sering disebut turun berok, hernia bisa terjadi di banyak lokasi. Misalnya pada bagian pusar, orang awam sering menyebutnya dengan pusar bodong, hal ini merupakan salah satu keadaan hernia yang disebut Hernia Umbilikalis. Ada juga lokasi hernia pada bekas operasi yang disebut juga Hernia Insisional. Jadi lokasi menandakan penamaan hernia itu sendiri. Jadi hernia tidak hanya turun berok ya sahabat hermina! \n\n \n\n Ciri-ciri awal hernia \n\n Hernia ditandai dengan terdapatnya benjolan yang bisa keluar masuk, artinya bisa hilang dan timbul. Misalnya yang semula benjolan kecil namun jika melakukan aktivitas berat malah makin membesar. \n\n \n\n Penyebab Hernia Inguinal atau turun berok \n\n Turun berok merupakan Hernia yang cukup sering sering dijumpai, berikut adalah penyebabnya: \n\n \n \n Kelemahan otot \n \n \n Tekanan dalam perut yang tinggi, hal ini dapat disebabkan oleh riwayat batuk yang lama, buang air besar yang sulit, buang air kecil tersendat. \n \n \n Pekerjaan, seperti pekerjaan mengangkat barang yang cukup berat yang sudah berlangsung cukup lama \n \n \n\n \n\n Jenis kelamin menjadi salah satu faktor resiko terjadinya turun berok. Memang turun berok sering dijumpai pada laki-laki. Namun, wanita juga bisa mengalami turun berok. \n\n \n\n Kapan saatnya hernia harus segera di operasi? \n\n Saat pasien sudah ditegakkan dengan diagnosa hernia maka sebaiknya harus segera dioperasi untuk menutup jalan atau celah yang merupakan suatu kelainan anatomi yang menyebabkan hernia tersebut terjadi. Apabila ditunda, operasi yang semula terencana justru berisiko berubah menjadi operasi yang gawat darurat. Misalnya hernia yang sudah menjepit usus, atau pembuluh darah. Pada kasus seperti ini tentunya tidak dapat ditunda dan harus segera dilakukan operasi. Keluhan yang terasa pun sudah tidak tertahankan lagi. \n\n \n\n Apakah Operasi Hernia dapat mempengaruhi Kesuburan pada pria? \n\n Pada tayangan HerminaTalks, dr. Ferdy Mayo, Sp.B, M.Kes menyampaikan, apabila hernia yang benjolannya sudah terlalu besar namun belum dioperasi, benjolan tersebut dapat menekan saluran sperma yang pada akhirnya mengganggu kesuburan tersebut. Dan apabila sudah dioperasi juga berisiko cedera pada saluran sperma yang diakibatkan oleh lipat paha yang sudah tidak jelas akibat benjolan hernia yang sudah terlalu besar tadi. Jadi secara tidak langsung, hernia dapat mempengaruhi kesuburan pada pria. \n\n \n \n \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Tangerang<\/a><\/li>
- 23 Desember 2022<\/li><\/ul><\/div>
Cegah Anemia, Kenali Gejala dan Penyebabnya<\/a><\/h3>
Anemia adalah suatu kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah yang mengandung hemoglobin untuk menyebarkan oksigen ke seluruh organ tubuh. Dengan kondisi tersebut, penderita biasanya akan merasa letih dan lelah, sehingga tidak dapat melakukan aktivitas secara optimal. Menurut WHO, definisi anemia adalah kadar Hb < 13 g/dl pada laki-laki dan Hb <12 g/dl pada wanita. \n\n \n\n Gejala Anemia \n\n Gejala anemia dapat terjadi dengan penyebab yang berbeda-beda, Anemia dapat dikenali dari gejala-gejala berikut ini: \n\n \n Badan terasa lemas dan cepat lelah. \n Kulit terlihat pucat atau kekuningan. \n Detak jantung tidak beraturan. \n Napas pendek. \n Pusing dan berkunang-kunang. \n Nyeri dada. \n Tangan dan kaki terasa dingin. \n Sakit kepala. \n Sulit Berkonsentrasi. \n Insomnia. \n Kaki kram. \n \n\n Beberapa gejala di atas awalnya sering tidak disadari oleh penderitanya, namu akan terasa seiring bertambah parahnya kondisi anemia tersebut. \n\n \n\n Penyebab Anemia \n\n Anemia dapat terjadi ketika tubuh mengalami kekurangan sel darah merah sehat atau hemoglobin. Akibatnya yang terjadi adalah sel-sel dalam tubuh tidak mendapat cukup oksigen dan tidak berfungsi secara normal. Beberapa kondisi yang menyebabkan anemia: \n\n \n Kekurangan vitamin dan zat besi. \n Gangguan pencernaan pada usus. \n Menstruasi. \n Mengandung. \n Penyakit kronis. \n Riwayat anemia di keluarga. \n Usia. \n \n\n \n\n Pemeriksaan Laboratorium \n\n Pemeriksaan darah lengkap. Pemeriksaan sumsum tulang (apabila diperlukan) \n\n \n\n Komplikasi Anemia \n\n Jika dibiarkan terus-menerus tanpa penanganan, anemia berisiko menyebabkan komplikasi serius, seperti: \n\n \n Kelelahan berat. \n Gangguan paru-paru, seperti hipertensi pulmonal \n Rentan terkena infeksi \n Komplikasi dan gangguan kehamilan. \n Gangguan jantung. \n Gangguan proses tumbuh kembang untuk anak-anak atau bayi \n Kematian. \n \n\n \n\n Pengobatan Anemia \n\n Pengobatan anemia berbeda-beda tergantung jenis anemia yang diderita oleh pasien. Prinsip pengobatan anemia adalah menemukan penyebab utama anemia. \n\n \n\n Pencegahan Anemia \n\n Beberapa jenis anemia tidak dapat dihindari, akan tetapi anemia yang disebabkan oleh kekurangan vitamin dan zat besi dapat dicegah dengan cara mengatur pola makan. Beberapa makanan yang dapat membantu mencegah anemia antara lain adalah: \n\n \n Makanan yang kaya akan zat besi \n Makanan yang kaya akan asam folat \n Makanan yang kaya akan vitamin B12 \n Makanan yang kaya akan vitamin C \n \n\n \n\n Jika Sahabat Hermina merasa cepat lelah atau mengalami gejala anemia yang makin memburuk, segera konsultasikan dengan dokter spesialis Hermina yaa \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Padang<\/a><\/li>
- 25 April 2022<\/li><\/ul><\/div>
Ingin puasa anda lancar ? Waspadai penyakit berikut !<\/a><\/h3>
Hallo Sahabat Hermina, Bulan Puasa merupakan kesempatan emas dalam mendulang pahala. Tak hanya ibadah yang besar, bahkan tidur orang yang berpuasa konon merupakan ibadah yang akan diberi pahala oleh Allah SWT. Tapi tentu saja, puasa yang dijalani harus sesuai dengan syariat yang berlaku. Dalam menjalankan puasa, tubuh kita sering kali mendapatkan banyak gangguan dan halangan. Gangguan dan halangan ini kadang kala mengurangi kekhusyukan kita dalam menjalani ibadah yang dijalankan sebulan dalam setahun. \n\n \n\n 1. Sembelit \n\n Sembelit atau susah buang air besar biasa dihadapi saat berpuasa. Apabila tidak segera diatasi, sembelit ini bisa menyebabkan ambeien, rasa nyeri di saluran dan gangguan pencernaan yang membuat perut terasa kembung. Apabila dalam kondisi yang parah, ambeien dapat menyebabkan pendarahan. \n\n Pencegahan: \n\n Kurang minum air dan kurang konsumsi seratlah penyebab utamanya. Namun, di kala puasa kan tidak memungkinkan Anda mengonsumsi air seperti biasa? Untuk mencegah hal ini, saat berbuka dan sahur, isilah dengan menu-menu kaya serat serta cukup minum air putih. \n\n \n\n 2. Tekanan darah rendah \n\n Yang biasa dirasakan saat tekanan darah turun adalah keringat berlebih, rasa lemas, letih, lesu dan seperti tak ada energi. Anda juga biasanya merasakan pusing terutama saat bangun, saat duduk, dan wajah cenderung pucat. Apabila dibiarkan, maka pingsan bisa saja terjadi. \n\n Pencegahan: \n\n Tingkatkan konsumsi cairan dan garam sepanjang puasa. \n\n \n\n 3. Sakit kepala \n\n Penyakit lain yang sering menyerang saat berpuasa adalah sakit kepala atau pusing. Umumnya ini disebabkan oleh rutinitas yang cukup padat dan menuntut banyak tenaga, udara panas, menahan rasa kantuk serta kurangnya oksigen pada otak. \n\n Pencegahan: \n\n Kurangi minum kopi, merokok, serta atur jam tidur sepanjang bulan Ramadan. \n\n \n\n 4. Gula darah rendah \n\n Gejalanya seperti lesu, pening, tubuh mudah lelah, konsentrasi yang buruk, sakit kepala serta pusing saat sedang melakukan aktivitas. Pastikan Anda selalu berkonsultasi dengan dokter apabila Anda adalah penderita diabetes, namun bila Anda tidak menderita diabetes, maka berikut pencegahan yang bisa dilakukan. \n\n Pencegahan: \n\n Kurangi makanan yang terlalu manis saat sahur sehingga jumlah gula darah di dalam tubuh tetap seimbang. Turunnya gula darah ini justru biasanya disebabkan karena tubuh terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat atau makanan manis di saat sahur, dan memicu tubuh memproduksi insulin lebih banyak. \n\n \n\n 5. Kram otot \n\n Biasa disebabkan karena tubuh kelelahan, kurang konsumsi kalsium, magnesium, kalium. \n\n Pencegahan: \n\n Mengonsumsi makanan yang kaya akan kalsium, magnesium dan kalium, yang biasanya terdapat pada produk susu, daging, buah-buahan serta sayuran. \n\n \n\n 6. Radang pencernaan \n\n Naiknya asam lambung saat perut kosong adalah hal yang biasa dialami beberapa orang saat sedang berpuasa. Ada rasa terbakar di sekitar ulu hati dan tidak nyaman di perut. \n\n Pencegahan: \n\n Hindari makanan-makanan terlalu pedas sepanjang berbuka dan sahur, hindari minuman bersoda serta makanan atau minuman yang rasanya asam. \n\n \n\n 7. Maag \n\n Salah satu penyakit yang cukup populer dan sering diderita saat sedang puasa adalah maag. Dan maag ini sangat mengganggu di tengah aktivitas yang biasa Anda lakukan. Nyeri di lambung ini biasa diatasi dengan cara minum obat maag, tetapi bagaimana bila sedang berpuasa? \n\n Pencegahan: \n\n Makan berserat serta mengunyah 32 kali setiap makanan akan membantu pencernaan bekerja tidak terlalu keras. Awali dengan minuman yang hangat terlebih dahulu sehingga perut tidak sampai kaget. Minuman pembuka juga disarankan tidak terlalu manis. Anda juga bisa mengonsumsi obat maag pada saat sahur atau berbuka sesuai anjuran dokter, sehingga maag tidak sampai mengganggu aktivitas. \n\n \n\n Semoga artiken ini bisa membantu sahabat Hermina yang menjalankan ibadah puasa ramadhan dapat beribadah dengan tenang dan ibadahnya menjadi lebih lancar. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Serpong<\/a><\/li>
- 27 Maret 2021<\/li><\/ul><\/div>
Solusi untuk Sakit Maag<\/a><\/h3>
Sakit maag lebih banyak dikenal sebagai penyakit akibat sering terlambat makan. Penyakit ini sering diabaikan akibat kurang pahamnya masyarakat akan efek samping yang ditimbulkan oleh penyakit ini. Bahkan untuk usia di atas 50 tahun, setiap gejala terkait dengan penyakit maag harus dianggap serius karena ada kemungkinan terkait dengan kondisi jantung penderita. \n\n \n\n Gejala penyakit ini paling mudah ditandai dengan nyeri yang berasal dari lambung dan usus. Dalam beberapa kasus jika tidak segera ditangani nyeri bisa merembet ke kerongkongan akibat luka terbuka yang muncul di lapisan dalam lambung tidak segera terobati dan muncul infeksi. Infeksi dari bakteri inilah yang bisa menyebar ke kerongkongan penderita. \n\n \n\n Maag disebabkan oleh luka pada lambung yang tidak segera terobati dan berakibat infeksi bakteri Helicobacter pylori. Luka ini terjadi oleh banyak sebab, yang paling umum adalah pola makan tidak teratur atau sensitif terhadap menu makanan tertentu seperti rasa pedas atau yang lainnya dan ada juga penyebab lain seperti efek samping penggunaan obat antinflamasi nonsteroid (OAINS). Maag bisa mudah kambuh atau terjadi jika dipicu oleh stres, karena stres akan membuat syaraf mengeluarkan hormon berlebih yang mengganggu kinerja lambung secara keseluruhan. \n\n \n\n Beberapa gejala maag biasanya sudah akrab dengan masyarakat seperti nyeri pada perut bagian atas, sakit terasa panas, perut terasa penuh alias cepat merasa kenyang, mual dan kembung dan sebagainya. Dalam banyak kasus jika tidak diobati atau obatnya tidak cocok terjadi refleks dimana makanan atau cairan akan masuk dari lambung ke kerongkongan yang membuat penderita sering bersendawa dan terasa nyeri ulu hati yang berujung pada muntah. \n\n \n\n Gejala sakit maag jika lama berlangsung terasa sangat menyiksa karena muncul rasa nyeri yang terasa sampai punggung dan leher. Susahnya lagi nyeri tersebut muncul setelah makan yang membuat tubuh mual dan malas makan lagi. Rasa nyeri dan panas di dada merupakan gejala yang paling umum terjadi. \n\n \n\n Penyakit maag bisa berbahaya dan menimbulkan komplikasi jika terlambat dalam penanganan. Beberapa komplikasi dari penyakit maag ini perlu diantisipasi oleh penderita agar tidak fatal nantinya: \n\n - Penyempitan esofagus atau penyempitan saluran kerongkongan yang bisa membuat penderita susah menelan atau bahkan sesak nafas. Gejalanya nyeri dada dan terasa sakit di tenggorokan akibat adanya luka atau infeksi di kerongkongan. \n\n - Esofagus Barrett atau luka dan infeksi yang terjadi akibat asam lambung di kerongkongan dalam jumlah berlebih. Jika tidak ditangani dengan baik, penumpukan jaringan sel di bagian bawah kerongkongan bisa memicu munculnya sel kanker. Jika sudah menjadi kanker kerongkongan akan makin beresiko fatal bagi penderita. \n\n Stenosis pilorus akibat asam lambung berlebih. Di dalam lambung terdapat area pilorus yang bisa terinfeksi akibat maag yang tidak diobati sehingga bisa mempersempit pilorus. Dampaknya proses pencernaan tidak sempurna yang ditandai dengan gejala muntah-muntah. \n\n \n\n \n\n Sakit maag termasuk jenis penyakit yang mudah kambuh karena lambung biasanya sensitif terhadap pola makan dan juga menu yang dimakan. Untuk mengantisipasi hal ini beberapa hal yang bisa Anda lakukan sendiri di rumah sebagai berikut: \n\n - Penderita Sakit Maag Hindari kafein atau alkohol namun perlu dipahami juga apakah sakit maag disebabkan oleh kedua zat ini atau bukan. \n\n - Penderita sakit maag juga harus menjaga pola makan teratur dan kurangi makanan-makanan yang sensitif terhadap lambung. Idealnya makan dalam porsi sedang atau kecil namun sering jika sudah pernah sakit maag, bisa empat atau lima kali sehari dengan porsi masing-masing yang lebih sedikit. \n\n \n\n Nah, Sahabat Hermina, untuk bisa menikmati sajian pedas atau minuman berkafein favorit, tentunya kesehatan lambung harus dijaga. Mulailah pola makan sehat dan teratur untuk lambung yang lebih sehat. \n\n \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Serpong<\/a><\/li>
- 27 Maret 2021<\/li><\/ul><\/div>
Cegah Pneunomia pada Anak<\/a><\/h3>
Penyakit pneumonia merupakan radang paru yang diakibatkan bakteri, virus dan jamur yang ada dimana-mana sehingga menyebabkan demam, pilek, batuk, sesak napas. Ketika kekebalan bayi dan balita rendah maka fungsi paru dapat terganggu. Rendahnya tingkat kekebalan bayi dan balita dapat disebabkan oleh pajanan asap rokok, asap/debu di dalam rumah, praktek pemberian air susu ibu (ASI) yang sedikit atau tidak eksklusif, gizi kurang ataupun gizi buruk, imunisasi tidak lengkap, bayi dengan berat badan lahir rendah, penyakit kronik dan lainnya. \n\n \n\n Diketahui pneumonia merupakan penyebab kematian pertama pada bayi dan balita di Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 juga menunjukkan angka prevalensi pneumonia pada balita tinggi yaitu 4,5 per 100 balita. Hal ini berarti, 4-5 dari 100 balita, menderita pneumonia. Sementara berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) tahun 2017 15% dari kematian anak dibawah 5 tahun atau 5,5 juta kematian pada balita disebabkan oleh pnemonia dan berdasarkan sampel sistem registrasi Balitbangkes tahun 2016 jumlah penderita pneumonia pada anak di Indonesia mencapai lebih dari 800.000 anak. \n\n \n\n \n\n Pneumonia, Ancaman Serius pada Balita \n\n \n\n Pneumonia pneumokokus adalah infeksi paru-paru yang disebabkan oleh bakteri pneumokokus atau Streptococcus pneumonia. Pneumokokus merupakan bakteri yang bisa menyebabkan berbagai macam gangguan kesehatan pada balita. Walaupun kebanyakan gejala yang ditimbulkan bakteri ini ringan, tetap ada kemungkinan muncul penyakit yang fatal atau mengakibatkan komplikasi jangka panjang. \n\n \n\n Banyak orang, terutama anak-anak, yang tanpa sadar membawa bakteri pneumokokus di hidung dan tenggorokannya. Awalnya, bakteri ini mungkin tidak menimbulkan gejala. Namun, sewaktu-waktu pneumokokus bisa masuk ke paru-paru dan menyebabkan pneumonia. Komplikasi yang bisa terjadi antara lain adalah atlektasis, peradangan selaput jantung (pericarditis) dan bakterimia. Bakteri ini juga bisa menyebabkan anak terkena infeksi telinga akut yang dapat berujung dengan ketulian, sinusitis, sepsis, meningitis, hingga kerusakan otak permanen dan kematian. \n\n \n\n Sistem imunitas pada anak yang lemah atau belum terbentuk sempurna tidak mampu membasmi infeksi awal yang ringan, sehingga infeksi dapat menyebar ke paru-paru dan menyebabkan pneumonia. Pneumonia pada anak dapat menyebabkan sulit bernapas dan asupan oksigen berkurang. \n\n \n\n Anak-anak yang memiliki risiko lebih tinggi terkena pneumonia, antara lain: \n\n \n Bayi yang tidak mendapat Air Susu Ibu (ASI) \n Anak yang kurang gizi \n Anak dengan kondisi imunodefisiensi \n Anak yang terkena infeksi campak \n Tidak mendapatkan imunisasi \n Bayi lahir prematur \n Sejumlah faktor lingkungan juga dapat meningkatkan risiko anak terkena pneumonia, misalnya orang tua yang merokok atau tinggal di pemukiman padat penduduk. \n \n\n \n\n \n\n Waspadai Gejala Pneumonia pada Anak \n\n \n\n Sahabat Hermina sebaiknya jangan menunggu sampai anak terkulai lemas untuk memastikan bahwa anak memang sakit. Ketika ritme napas anak menjadi cepat, dan anak tampak tidak nyaman ketika bernapas, sesak nafas atau bahkan kesulitan bernapas, maka Sahabat Hermina sudah harus sigap membawanya ke dokter, karena bisa jadi ini merupakan gejala pneumonia. \n\n \n\n Pneumonia pada anak bisa juga disertai dengan beberapa gejala seperti berikut ini. \n\n \n Batuk berdahak atau batuk kering \n Hidung tersumbat \n Muntah \n Demam \n Mengi atau napas berbunyi \n Kesulitan untuk bernapas, dada dan perut menggembung \n Terasa nyeri di bagian dada \n Menggigil \n Merasa sakit pada bagian perut \n Tidak nafsu makan \n Menangis lebih sering dari biasanya \n Sulit beristirahat \n Pucat dan lesu \n Pada kasus yang parah, bibir dan kuku jari bisa berubah warna menjadi kebiruan atau abu-abu \n \n\n \n\n \n\n Pencegahan Pneumonia pada Anak \n\n \n\n Penyakit ini menular melalui percikan ludah ketika penderita pneumonia batuk atau bersin, termasuk menyentuh sapu tangan penderita. Selain itu, penularan pneumonia juga dapat menular melalui berbagi peralatan makan dan minum milik penderita. \n\n \n\n Keluarga berperan yang besar dalam kesehatan anak sebagai generasi penerus bangsa yang harus mendapat perlindungan dan hak kesehatannya termasuk STOP Pneumonia dengan cara memberikan gizi yang cukup. \n\n \n\n Pastikan kecukupan gizi seimbang pada anak dengan memberikan ASI pada bayi minimal selama enam bulan pertama. Ini penting untuk memberikan system imun pada anak secara alami dalam melawan penyakit. Cukupi kebutuhan nutrisi MPASI anak dengan memberikannya gizi lengkap, yang termasuk protein, karbohidrat, lemak dan juga tambahan sayur dan buah-buahan. \n\n \n\n Menuntaskan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) untuk anak temasuk imunisasi Hib (Haemophilus influenzae tipe B), vaksin campak, serta vaksin pertusis atau batuk rejan yang dikenal dengan imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, dan Tetanus). Imunisasi tersebut merupakan cara paling efektif untuk mencegah pneumonia. \n\n \n\n Menerapkan perilaku hidup sehat dan bersih, meliputi kebersihan diri seperti mencuci tangan sebelum makan, kebersihan lingkungan seperti menjauhkan anak dari asap rokok atau polusi udara, pastikan pula menjaga sanitasi, seperti kebersihan rumah dan ventilasi udara yang baik, serta mengolah makanan secara bersih. \n\n \n\n Obati ke Fasilitas Kesehatan (Faskes) jika anak sakit. Sahabat Hermina dihimbau jangan menunda membawa anak ke Faskes apabila ditemukan tanda dan gejala pneumonia pada anak. \n\n \n\n Manfaatkan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) untuk mendapatkan informasi kesehatan anak. Buku KIA berisi lembar informasi dan catatan pelayanan kesehatan serta catatan khusus bilamana ada kelainan pada ibu selama hamil, bersalin sampai nifas serta pada anak (janin, bayi baru lahir, bayi dan anak sampai usia 6 tahun). Informasi dalam Buku KIA sangat penting untuk pemantauan kesehatan ibu dan anak. Buku KIA harus dibaca dan dimengerti ibu dan keluarga, ditunjukan pada petugas kesehatan dimanapun pelayanan kesehatan diberikan, untuk dicatatkan tindakan yang diberikan. Informasi tentang kesehatan dan catatan khusus bilamana ada kelainan pada ibu serta anak harus dicatat di dalam Buku KIA \n\n \n\n \n\n Cegah Pneumonia Pneumokokus dengan Vaksin \n\n \n\n Meski pneumonia pneumokokus bisa mengancam keselamatan balita, Anda tidak perlu terlalu khawatir karena penyakit ini termasuk dalam PD3I, yaitu penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Oleh karena itu, orang tua sangat disarankan untuk memenuhi dan melakukan rutin imunisasinya untuk si buah hati. Selain vaksinasi wajib yang telah disebutkan di atas, pneumonia juga dapat dicegah dengan vaksin PCV. \n\n \n\n Vaksin PCV atau pneumococcal conjugate vaccine adalah vaksin yang mengandung bagian dari dinding sel bakteri pneumokokus. Vaksin PCV dapat mencegah infeksi yang disebabkan oleh bakteri pneumokokus penyebab penyakit berbahaya, seperti meningitis dan pneumonia. Untuk melindungi buah hati dan keluarga Anda dari penyakit tersebut, pemberian vaksin PCV bisa dilakukan sebagai salah satu bentuk pencegahan yang tepat. \n\n \n\n Jika Sahabat Hermina masih bingung dan ragu, konsultasikan ke Rumah Sakit Hermina Serpong untuk mendapatkan solusi terbaik mengenai jadwal dan kapan harus melakukan imunisasi yang tepat untuk buah hati. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pasteur<\/a><\/li>
- 22 Maret 2021<\/li><\/ul><\/div>
Menjaga dan Memelihara Kesehatan Ginjal <\/a><\/h3>
Ginjal adalah organ yang memiliki fungsi penting dalam proses penyaringan produk limbah, atau racun lain dari dalam darah yang dapat menjadi zat yang berbahaya bagi tubuh kita. Limbah tubuh disimpan di kandung kemih kemudian dikeluarkan melalui urine. Ginjal juga berfungsi dalam mengatur kadar pH, garam, dan kalium dalam tubuh, juga menghasilkan hormon yang mengatur tekanan darah dan mengontrol produksi sel darah merah. Apabila fungsi ginjal terganggu makan akan mengakibatkan banyak komplikasi yang muncul, contoh gagal ginjal disertai pembengkakan jantung, anemia, dan sebagainya. \n\n \n\n Melihat pentingnya fungsi dan tanggung jawab ginjal, maka penting pula untuk menjaga ormonen ginjal secara keseluruhan. Menjaga ormonen ginjal akan membuat tubuh mampu menyaring dan membuang limbah dengan baik dan menghasilkan ormone untuk membantu tubuh berfungsi dengan baik. \n\n \n\n \n\n Cara Menjaga Fungsi Ginjal \n\n \n\n Ginjal penting untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan. Maka itu, penting untuk menjaganya dengan gaya hidup sederhana yang membantu ginjal tetap bekerja optimal: \n\n \n\n - Menjaga keseimbangan cairan tubuh \n\n Minum banyak cairan akan membantu ginjal berfungsi dengan baik. Urine harus berwarna jernih. Jika warnanya lebih pekat atau berwarna merah maka ada gangguan di dalam fungsi ginjal tersebut. Selama cuaca panas, saat bepergian di negara panas, atau saat berolahraga berat, kita perlu minum lebih banyak air dari biasanya untuk mengganti cairan yang hilang karena berkeringat. \n\n \n\n - Konsumsi Makanan Sehat \n\n Diet seimbang dan makan makanan sehat akan memberikan tubuh vitamin dan mineral yang dibutuhkan. Rutin konsumsi buah dan sayuran, biji-bijian, gandum, roti, dan nasi. Hindari terlalu banyak makanan asin atau berlemak. \n\n \n\n - Perhatikan Tekanan Darah \n\n Periksa tekanan darah secara berkala. Tekanan darah tinggi tidak memiliki gejala, tetapi dapat meningkatkan risiko masalah ginjal dan jantung. Jika tekanan darah lebih tinggi dari yang seharusnya, disarankan mengubah gaya hidup, atau jika perlu meminum obat antihipertensi untuk menurunkan tekanan darah. Perlu diketahui bahwa tekanan darah yang ideal yaitu antara 90/60 mmHG dan 120/80 mmHg. \n\n \n\n - Berhenti Merokok dan Minum Terlalu Banyak Alkohol \n\n Cobalah untuk mengusahakan untuk berhenti merokok sepenuhnya dan membatasi jumlah alkohol yang diminum. Baik pria maupun wanita disarankan untuk tidak minum lebih dari 14 gelas alkohol selama seminggu. Minum terlalu banyak alkohol dan merokok dapat meningkatkan tekanan darah. Jika tekanan darah tinggi, maka menjadi salah satu penyebab paling umum dari penyakit ginjal. \n\n \n\n - Pertahankan Berat Badan Ideal \n\n Badan yang terlalu berat dapat meningkatkan tekanan darah dan bisa berdampak buruk bagi ginjal. Usahakan untuk menjaga berat badan tetap sehat dan tetap aktif dan tidak makan berlebihan. Indeks massa tubuh (BMI) adalah cara yang berguna untuk memeriksa apakah kita memiliki berat badan yang sehat. Upayakan melakukan olahraga selama 150 menit dengan intensitas sedang, seperti berjalan kaki, bersepeda atau sebagaianya 1 minggu sekali atau lebih, agar berat badan tetap ideal. \n\n \n\n Ginjal sangat penting untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan. Organ-organ ini bertanggung jawab atas banyak fungsi, mulai dari mengolah limbah tubuh hingga membuat hormon dalam tubuh. Itulah mengapa merawat ginjal harus menjadi prioritas kesehatan utama. \n\n \n\n Mempertahankan gaya hidup sehat, tetap aktif, dan sadar kesehatan adalah hal yang dapat dilakukan untuk memastikan fungsi ginjal tetap optimal. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Yogya<\/a><\/li>
- 09 Maret 2021<\/li><\/ul><\/div>
Asam Lambung<\/a><\/h3>
Sering kali kita mendengar asam lambung naik disertai dengan sendawa yang berulang, hingga rasa nyeri yang dirasakan oleh penderita. Tak jarang saat asam lambung terjadi, orang yang mengalaminya tidak bisa beraktivitas sama sekali karena rasa sakit yang luar biasa. Agar kita bisa mengantisipasi dan mencegah asam lambung, yuk kita pahami apa itu asam lambung. \n\n \n\n Apa itu Asam Lambung? \n\n Asam lambung merupakan zat asam yang termasuk golongan asam kuat yaitu asam hidroklorat (HCL). Pada keadaan lambung yang normal, terdapat mekanisme yang menjaga pengeluaran asam lambung yang berlebihan agar jumlah asam lambung tetap normal. Namun, pada kedaan ketika terjadi ketidakseimbangan antara mekanisme penghambat dan mekanisme pengeluaran, maka akan menyebabkan asam lambung tinggi. Jika kondisi tersebut apabila terus-menerus akan menimbulkan penyakit maag, hingga tukak lambung. \n\n \n\n Gejala Asam Lambung \n\n Berikut adalah gejala-gejala asam lambung yang sering terjadi: \n\n - Merasakan tidak nyaman pada perut bagian ulu hati \n\n - Perut kembung \n\n - Merasakan perut yang lebih berangin \n\n - Sering sendawa \n\n - Rasa panas di dada hingga kerongkongan \n\n - Napas pendek atau sesak napas \n\n - Mual muntah \n\n \n\n Cara Mencegah Asam Lambung \n\n Asam lambung dapat dicegah. Caranya sebagai berikut: \n\n - Konsumsi makanan yang seimbang dengan asupan vitamin, mineral dan protein \n\n - Hindari konsumsi makanan yang pedas dan asam \n\n - Hindari konsumsi makanan yang mengandung lemak berlebih \n\n - Konsumsi ikan yang penuh dengan nutrisi yang baik untuk pencernaan \n\n - Konsumsi sayur dan buah yang banyak mengadung serat \n\n - Hindari melakukan diet ketat \n\n - Atur waktu istirahat \n\n \n\n Obat Asam Lambung \n\n Antasida merupakan obat asam lambung yang paling banyak digunakan. Obat ini berfungsi menetralkan asam di dalam lambung, obat ini biasanya berbentuk tablet yang dikunyah sebelum ditelan agar dapat berfungsi dengan baik. \n\n Antagonis Reseptor H2 berfungsi mengurangi pengeluaran asam lambung dengan cara menghambat kerja histamin, histamin diperlukan pada pengeluaran asam lambung. \n\n Penghambat pompa proton berfungsi untuk mengontrol pengeluaran asam lambung dengan menghambat ion. Karena konsentrasi ion yang tinggi di dalam asam lambung akan menyebabkan asam lambung tinggi. \n\n Antibiotik biasanya diberikan pada asam lambung tinggi yang disebabkan oleh infeksi Helicobacter Pylori, untuk membasmi kuman dan mencapai penyembuhan menyeluruh digunakan kombinasi 2 jenis antibiotik. \n\n \n\n Hal-hal diatas merupakan penjelasan mengenai asam lambung. Penyakit ini dapat kita hindari dengan memperhatikan asupan makanan, menjaga pola makan yang sehat, memilih makanan yang tinggi serat, banyak buah dan sayur serta mengatur waktu istirahat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 23 Februari 2021<\/li><\/ul><\/div>
Jangan Abaikan Nyeri pada Perut<\/a><\/h3>
Nyeri perut (nyeri adomen/abdominal pain) merupakan sensasi tidak nyaman yang dirasakan pada area dibawah tepi tulang rusuk/iga (right and left costal margin) sampai sekitar lipat paha (inguinal fold). Setiap individu pasti pernah merasakan sensasi tidak nyaman ini. \n\n Nyeri perut ini dapat muncul secara tiba-tiba (akut), kambuhan (kronis) atau progresif (makin lama makin memberat). Nyeri dapat dirasakan sebagai nyeri tumpul, tajam (seperti disayat atau ditusuk atau terbakar), kolik (nyeri hilang timbul ritmik). Nyeri perut ini pada beberapa kasus dapat hilang dengan sendirinya, tetapi tidak jarang menjadi permasalahan yang lebih serius, bahkan mengancam nyawa, sehingga penting untuk mengetahui kapan harus segera mencari pertolongan. \n\n \n\n Nyeri Perut Akut \n\n Nyeri akut dapat berlangsung selama beberapa jam hingga beberapa hari. Nyeri akut ini bisa akibat dari sembelit (konstipasi) atau akibat makan berlebihan yang biasanya hilang dengan sendirinya, tetapi bisa juga merupakan suatu kondisi yang lebih serius hingga dapat mengancam nyawa atau sering disebut akut abdomen (acute abdominal pain), dan perlu pertolongan segera. Gejala akut abdomen ini sering disertai mual, muntah, atau demam. Nyeri akut tersebut bisa timbul akibat permasalahan dalam perut atau dapat juga berasal dari sekitarnya. \n\n Ada berbagai macam permasalahan intraabdomen (dalam perut), yaitu: \n\n - Peritonitis (radang selaput/kantong pembungkus organ dalam perut) \n\n - Usus \n\n Radang usus buntu (appendicitis), divertikulitis, duodenitis (radang di bagian pertama usus kecil), viral gastroenteritis (flu perut), Mesenteritis sclerosis, limfadenitis mesenterika (pembengkakan kelenjar getah bening pada membran penahan usus) \n\n Sumbatan/obstruksi usus, impaksi tinja (tinja mengeras yang tidak bisa dikeluarkan), intususepsi (sering terjadi pada anak-anak) \n\n Usus besar robek \n\n - Hati, Limpa, Empedu dan Pankreas \n\n Abses hati (bisul/kantong berisi nanah di hati) \n\n Kolangitis (radang saluran empedu), kolesistitis (radang kantung empedu) \n\n Pankreatitis (radang pankreas) \n\n Limpa pecah, infeksi limpa, abses limpa (bisul/kantong berisi nanah di limpa) \n\n - Saluran Kencing \n\n Infeksi ginjal (pielonefritis), infeksi saluran kemih (ISK), sistitis (radang kandung kemih) \n\n Batu ginjal \n\n - Pembuluh Darah Abdomen \n\n Aneurisma aorta abdominal \n\n Trombosis mesenterika (bekuan darah di pembuluh darah balik usus), iskemia mesenterika (penurunan aliran darah ke usus) \n\n - Kandungan \n\n Salpingitis (radang saluran tuba) \n\n Kehamilan ektopik (hamil diluar kandungan) \n\n \n\n \n\n Sementara untuk permasalahan ekstraabdomen (luar perut) terdiri dari: \n\n - Problem sistemik, seperti ketoasidosis diabetik \n\n - Jantung dan Paru \n\n Serangan jantung, perikarditis (radang selaput pembungkus jantung) \n\n Pleurisy (radang selaput paru-paru), radang paru-paru, infark paru (gangguan aliran darah ke paru-paru) \n\n - Herpes zoster (infeksi herpes zoster) \n\n \n\n \n\n Nyeri Perut Kronis (Episodik atau Intermitten) \n\n Penyebab spesifik pada nyeri ini sulit ditentukan biasanya akibat gangguan organ atau fungsional. Gejala dapat ringan hingga berat, umumnya hilang timbul dan tidak memburuk seiring berjalannya waktu atau sembuh dengan sendirinya. \n\n Episodik, biasanya mengikuti siklus tertentu, misal mensturasi, dan menghilang setelah mestruasi selesai. Macam-macam nyeri ini adalah: \n\n - Endometriosis \n\n Mittelschmerz (nyeri ovulasi) \n\n Kista ovarium \n\n - Intermitten \n\n - Intraabdomen \n\n - Batu empedu \n\n - Dispepsia fungsional, gastritis (radang selaput perut), penyakit gastroesophageal reflux (GERD) \n\n - Hernia (hiatal, inguinalis) \n\n - Abses (bisul) perut, penyakit radang panggul (PID) \n\n - Sindrom iritasi usus, kolitis ulseratif, penyakit celiac \n\n \n\n Sementara untuk nyari ekstraabdomen: \n\n - Angina (aliran darah ke jantung berkurang) \n\n - Anemia sel sabit \n\n - Strain otot perut atau kram \n\n \n\n \n\n Nyeri Perut Progressive (semakin lama semakin memberat) \n\n Nyeri perut yang dirasakan semakin memburuk dari waktu ke waktu, sering kali disertai dengan ditemukannya gejala lain. Nyeri jenis ini sering diakibatkan oleh keganasan atau kanker. Penyebab sakit perut progresif meliputi: \n\n - Keganasan/Kanker \n\n - Kanker kandung empedu \n\n - Kanker ginjal \n\n - Kanker hati \n\n - Limfoma non-Hodgkin \n\n - Kanker pankreas \n\n - Kanker perut \n\n - Sistemik \n\n - Uremia (penumpukan produk limbah dalam darah Anda) \n\n - Keracunan timbal \n\n - Limpa membesar (splenomegali) \n\n - Infeksi atau peradangan \n\n - Penyakit Crohn (sejenis penyakit radang usus) \n\n - Hepatitis \n\n - Abses tubo-ovarium (kantong berisi nanah pada tuba falopi dan indung telur/ovarium) \n\n \n\n Sahabat Hermina disarankan untuk segera ke Unit Gawat Darurat, jika: \n\n - Nyeri perut dirasakan sangat hebat; \n\n - Akibat trauma, seperti kecelakaan; \n\n - Disertai nyeri di dada, atau leher, atau bahu, atau dada seperti ditekan; atau \n\n merasa seperti akan pingsan; \n\n - nyeri perut disertai perut mengembung, tidak bisa kentut, tidak bisa buang air besar dan disertai mual atau muntah \n\n - Nyeri hebat tiba-tiba atau tidak pernah merasakan sensasi nyeri sehebat ini sebelumnya \n\n - Nyeri perut disertai perut yang kaku/keras, dan sakit saat disentuh, bergerak atau batuk \n\n - Nyeri disertai sesak napas, pusing, muntah, atau demam tinggi \n\n - Nyeri perut disertai muntah darah atau mengalami diare berdarah (merah terang, merah maroon/gelap, atau hitam pekat) \n\n - Nyeri perut disertai pendarahan vagina \n\n - Hamil atau kemungkinan hamil (biasanya disertai keterlambatan datang bulan) \n\n \n\n Segera ke rumah sakit, jika \n\n - Diare selama lebih dari 5 hari \n\n - Disertai nyeri tulang belikat (kadang disertai mual) \n\n - Ditemukan darah pada tinja atau urin \n\n - Mengalami penurunan berat badan tanpa alasan \n\n - Penurunan nafsu makan \n\n - Kulit yang tampak kuning \n\n \n\n \n\n Tips Mencegah Nyeri Perut \n\n Berikut beberapa tips untuk membantu mencegah atau mengurangi sakit perut: \n\n \n Makan dengan volume/porsi lebih sedikit setiap kali makan. \n Hindari makanan berminyak, digoreng, atau makanan berlemak tinggi atau bersantan lainnya, atau pedas. \n Hindari makan makanan yang membuat kembung. \n Kurangi konsumsi kopi, teh dan alkohol. \n Hindari mengonsumsi obat pereda nyeri yang dijual bebas seperti aspirin atau ibuprofen, karena dapat menyebabkan iritasi lambung yang dapat memperburuk nyeri perut. \n Minum banyak cairan. \n Berolahraga secara teratur. \n \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n Referensi: \n\n \n\n American Academy of Pediatrics Subcommittee on Chronic Abdominal Pain. Chronic abdominal pain in children. Pediatrics 2005; 115:812. \n\n Anonim. Abdominal Pain. Icahn School of Medicine at Mount Sinai 2021. Available at https://www.mountsinai.org/health-library/symptoms/abdominal-pain \n\n Anonim. Patient Education – Abdominal Pain. Fairview Health Services 2019. Available at https://www.fairview.org/patient-education/40384 \n\n Baber KF, Anderson J, Puzanovova M, Walker LS. Rome II versus Rome III classification of functional gastrointestinal disorders in pediatric chronic abdominal pain. J Pediatr Gastroenterol Nutr 2008; 47:299. \n\n Boyle JT, Hamel-Lambert J. Biopsychosocial issues in functional abdominal pain. Pediatr Ann 2001; 30:32. \n\n Crushell E, Rowland M, Doherty M, et al. Importance of parental conceptual model of illness in severe recurrent abdominal pain. Pediatrics 2003; 112:1368. \n\n Huertas-Ceballos A, Logan S, Bennett C, Macarthur C. Psychosocial interventions for recurrent abdominal pain (RAP) and irritable bowel syndrome (IBS) in childhood. Cochrane Database Syst Rev 2008; :CD003014. \n\n Huertas-Ceballos AA, Logan S, Bennett C, Macarthur C. Dietary interventions for recurrent abdominal pain (RAP) and irritable bowel syndrome (IBS) in childhood. Cochrane Database Syst Rev 2009; :CD003019. \n\n Knott, L. Abdominal Pain. Patient Platform Limited 2019. Available at https://patient.info/doctor/abdominal-pain-pro. \n\n Mayo Clinic Staff. Symptoms Abdominal Pain. Mayo Foundation for Medical Education and Research (MFMER) 2019. Available at https://www.mayoclinic.org/symptoms/abdominal-pain/basics/definition/sym-20050728. \n\n Tidy, C. Acute Abdomen. Patient Platform Limited 2019. Available at https://patient.info/doctor/acute-abdomen. \n\n Weydert JA, Ball TM, Davis MF. Systematic review of treatments for recurrent abdominal pain. Pediatrics 2003; 111:e1. \n\n Zeller, JL., Burke, AE., Glass, RM. Acute Abdominal Pain. JAMA. 2006;296(14):1800. \n\n \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 25 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
Gejala Penyakit Usus Buntu<\/a><\/h3>
Appendix vermiformis atau sering “disalahistilahkan” sebagai usus buntu, merupakan usus berbentuk tabung yang menyerupai umbai cacing terletak pada perut kanan bawah atau abdomen (right lower right quadrant) yang fungsinya masih belum diketahui secara pasti, meskipun beberapa menyebutkan sebagai bagian dari sistem imun atau pertahanan usus, struktur vestigial atau organ sisa yang sudah kehilangan fungsi pokoknya, bahkan sering menjadi tempat bersembunyi bakteri (flora normal usus). \n\n \n\n Usus buntu yang meradang atau dikenal sebagai appendicitis merupakan salah satu penyebab nyeri perut kanan bawah, terjadi pada 10% populasi, dan memerlukan tindakan operatif segera. \n\n \n\n Appendicitis dapat terjadi akibat sumbatan lumen oleh fecalith (feces yang mengeras), biji-bijian yang tidak tercerna, cacing, kelenjar getah bening appendix yang membesar (lymphoid hyperplasia), atau appendix yang menekuk (kinking) akibat penggantung appendix (mesoappendix) terlalu pendek. \n\n \n\n Kenali Gejala Sesuai Perjalanan Penyakit Appendicitis \n\n Pada fase awal bendungan lumen appendix, penderita akan merasakan sensasi tidak nyaman atau nyeri disekitar pusar atau ulu hati. Bendungan lumen ini mengakibatkan gangguan drainase mukus (getah atau lendir usus) pada lumen appendix, akibatnya appendix teregang dan timbul refleks mual atau muntah. \n\n \n\n Timbunan mukus dalam lumen terus bertambah, mengakibatkan tekanan lumen appendix meningkat dan menekan pembuluh darah pada dinding appendix, sehingga appendix menjadi kekurangan suplai oksigen dan mengalami iskemia. Pada fase ini nyeri perut dirasakan bergeser dari sekitar pusar ke kanan bawah. \n\n \n\n Timbunan mukus dalam lumen menjadikan flora normal usus (E. Colli, Bacteroides Fragilis) tumbuh pesat dan dapat menimbulkan gejala infeksi yang bermakna ditandai dengan timbulnya demam dan meningkatnya sel darah putih (lekositosis) pada pemeriksaan laboratorium darah. \n\n \n\n Dinding appendix yang iskemi menjadi rapuh dan bocor, akibatnya isi lumen appendix (berupa mukus) keluar kedalam rongga perut dan menimbulkan rangsang peritoneum (selaput pembungkus usus) yang dikenal sebagai Mcburney Sign dan diperparah dengan goncangan, gerakan, atau batuk. \n\n \n\n Gejala lain yang dapat ditemui antara lain, diare dan disuria (anyang anyangan, kencing merasa tidak tuntas, perasaan ingin kencing berkali-kali). \n\n \n\n Jika Sahabat Hermina merasakan gejala-gejala di atas, segera konsultasikan dengan dokter agar dapat diperiksa dan segera ditangani sebelum menjadi berbahaya. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Makassar<\/a><\/li>
- 30 Desember 2020<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Gastritis dan Pencegahannya<\/a><\/h3>
Gastritis atau yang biasa dikenal dengan radang lambung adalah sebuah kondisi peradangan pada lapisan dinding dalam lambung. Berdasarkan durasi terjadinya, gastritis terbagi menjadi gastritis akut dan kronis. Gastritis akut muncul secara tiba-tiba dan dalam keadaan parah. Sementara gastritis kronis mengacu pada peradangan jangka panjang yang dapat berlangsung selama bertahun-tahun jika tidak ditangani dengan baik. \n\n \n\n Faktor Risiko Gastritis \n\n \n\n Beberapa faktor risiko dari gastritis yang bisa meningkatkan peluang seseorang untuk bisa terkena penyakit tersebut antara lain: \n\n \n\n 1. Mengonsumsi makanan berlemak dan kadar minyak yang berlebihan \n\n 2. Mengonsumsi makanan dengan kadar pengawet dan garam yang tinggi berlebihan \n\n 3. Mengonsumsi alkohol yang berlebihan dan dalam jangka panjang \n\n 4. Penggunaan narkoba dan zat-zat berbahaya lainnya \n\n 5. Merokok \n\n \n\n Penyebab Gastritis \n\n \n\n Pada kondisi mormal, dinding lambung memiliki lapisan mukosa yang akan melindungi lambung dari iritasi asam lambung serta enzim pencernaan. Ketika lapisan ini mengalami kerusakan, inflamasi atau peradangan pun akan terjadi. Pada kondisi tertentu terdapat beberapa penyebab seseorang bisa menderita penyakit gastritis, antara lain: \n\n \n\n 1. Infeksi Bakteri; Infeksi bakteri termasuk penyebab gastritis yang umum. Di antara begitu banyak bakteri, Helicobacter pylori merupakan bakteri yang paling sering memicu gastritis. Infeksi bakteri ini lebih rentan terjadi apabila kebersihan lingkungan, gaya hidup dan pola makan kurang terjaga. \n\n \n\n 2. Stress; Menurut sebuah penelitian, seseorang yang mengalami cemas berlebihan atau stress dapat memicu peradangan pada lambung dan mengakibatkan asam lambung meningkat sehingga akan memicu terjadinya rasa panas di dada, nyeri ulu hati dan sesak napas. \n\n \n\n 3. Konsumsi alkohol yang berlebihan \n\n \n\n 4. Penyalahgunaan narkoba dan obat-obatan terlarang. \n\n \n\n \n\n Gejala Gastritis \n\n \n\n Ketika gastritis terjadi, ada penderita yang merasakan gejalanya dan ada juga yang tidak. Beberapa gejala gastritis di antaranya: \n\n \n Panas dan nyeri yang menggerogoti dalam lambung \n Hilang nafsu makan \n Cepat merasa kenyang saat makan \n Perut kembung \n Cegukan \n Mual \n Muntah \n Sakit Perut \n Gangguan saluran cerna \n BAB dengan tinja berwarna hitam pekat \n Muntah darah \n Pencegahan Gastritis \n \n\n \n\n Jika seseorang rentan terhadap gejala gastritis, mulalilah mencoba mengubah porsi dan jadwal makan. Mengubah porsi dan jadwal makan bisa dilakukan dengan mengurangi porsi makan dari yang sebelumnya. Hal tersebut bertujuan agar jadwal makan jadi lebih sering dari biasanya. Makanan berminyak, asam atau pedas juga harus dihindari. Alkohol juga bisa menyebabkan gejala gastritis maka konsumsi minuman beralkohol juga harus dihindari. Pengendalian stres juga harus dilakukan agar bisa terhindar dari penyakit ini. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 30 Desember 2020<\/li><\/ul><\/div>
- 25 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 23 Februari 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 09 Maret 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 22 Maret 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 27 Maret 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 27 Maret 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 25 April 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 23 Desember 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 31 Desember 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 26 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>