- Hermina Balikpapan<\/a><\/li>
- 13 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Kehamilan Beresiko<\/a><\/h3>
Kehamilan berisiko merupakan suatu kondisi atau keadaan yang bisa membahayakan baik si ibu yang mengandung dan janin di dalam kandungan banyak faktor yang menyebabkan kehamilan berisiko. \n\n \n\n Ada beberapa kondisi ibu akan berpotensi mengalami kehamilan berisiko saat hamil : \n\n 1. Memiliki riwayat pada kehamilan sebelumnya \n\n Jika seorang ibu sudah memiliki riwayat kehamilan berisiko pada kehamilan sebelumnya maka kehamilan berisiko itu juga berpotensi terjadi pada kehamilan selanjutnya \n\n 2. Kehamilan yang pertama \n\n Jika seorang ibu pertama kali hamil pada usia di atas 35 tahun, penelitian menunjukkan bahwa mereka memiliki risiko kesehatan yang lebih tinggi. Hal ini jika dibandingkan dengan perempuan yang hamil pada usia lebih muda.. \n\n 3. Kehamilan dengan janin lebih dari satu \n\n Kehamilan dengan janin kembar atau multiple gestations meningkatkan risiko bayi dilahirkan prematur (sebelum 37 minggu kehamilan). \n\n 4. Hipertensi atau darah tinggi \n\n Darah tinggi pada kehamilan dibagi lagi menjadi darah tinggi sebelum kehamilan 20 minggu atau sesudah 20 minggu. Jika sudah memiliki riwayat darah tinggi pada sebelum kehamilan maka ada baiknya segera memberikan informasi ke dokter \n\n 5. Memiliki riwayat diabetes \n\n Penting bagi seorang wanita untuk mengatur kadar gula darah sebelum dan selama masa kehamilan. Bayi dengan ibu dalam kondisi gula darah yang tinggi maka akan cenderung memiliki berat badan yang tinggi dan memiliki gula darah rendah segera setelah lahir. \n\n 6. Memiliki kondisi autoimun \n\n Seorang ibu yang memiliki kondisi autoimun seperti lupus dapat meningkatkan risiko seorang perempuan untuk mengalami masalah saat kehamilan dan persalinan. Sebagai contoh jika seorang ibu memiliki kondisi autoimun maka akan berisiko mengalami kelahiran prematur \n\n \n\n Risiko kehamilan berisiko: \n\n 1. Janin terlahir dengan berat badan yang kurang atau kecil \n\n 2. Berpotensi kondisi ibu atau bayinya menjadi buruk. \n\n Jika mengalami gejala pusing, mual dan muntah bisa langsung ke emergency untuk penanganan lebih lanjut. \n\n \n\n Pencegahan kehamilan berisiko \n\n 1. Melakukan pola hidup sehat \n\n 2. Sering melakukan pemeriksaan pada kehamilan mulai dari awal kehamilan \n\n 3. Konsumsi makanan yang berigizi \n\n 4. Lakukan pemeriksaan rutin ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan \n\n \n\n Jika pada ibu ragu pada kondisi kehamilan yang terjadi pada dirinya, ada baiknya melakukan pemeriksaan secara berkala ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan di RS Hermina Balikpapan yang lebih memahami tindak lanjut yang harus ibu lakukan agar tetap sehat selama hamil. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Ciruas<\/a><\/li>
- 31 Mei 2022<\/li><\/ul><\/div>
MENGENAL KEHAMILAN EKTOPIK<\/a><\/h3>
\n\n Kehamilan ektopik adalah kelainan implantasi dari pembuahan sel telur. Sel telur yang telah dibuahi oleh sperma secara alami seharusnya akan menempel pada dinding rahim. Namun, pada kehamilan ektopik hasil pembuahan ini menempel pada tempat lain selain di dinding rahim. \n\n Gejala Kehamilan Ektopik \n\n Pengidap kehamilan ektopik biasanya tetap merasakan gejala layaknya orang hamil pada umumnya, seperti mual, muntah, dan perut yang membesar. Pada umur kehamilan tertentu ketika saluran indung telur tidak dapat menampung hasil pembuahan yang semakin besar, pengidap biasanya merasakan gejala sebagai berikut: \n\n \n Nyeri yang sangat hebat, nyeri tajam hilang timbul dengan intensitas yang berbeda. Nyeri dapat dirasakan di daerah panggul, perut, atau bahkan menjalar hingga bahu dan leher. \n Perdarahan pada Miss V, perdarahan muncul dengan jumlah yang dapat lebih banyak atau lebih sedikit daripada saat haid. \n Gejala pada daerah perut, seperti mual, muntah, dan rasa penuh atau tidak enak di perut. \n Lemah, pusing, hingga pingsan. \n Tempat yang paling sering menjadi tempat penempelan adalah di saluran indung telur, di mana tempat ini seharusnya tidak dirancang untuk penempelan hasil pembuahan. Dalam bahasa yang lebih sederhana, kehamilan ektopik sering dikatakan sebagai “hamil di luar kandungan”. \n \n\n Penyebab Kehamilan Ektopik \n\n Kehamilan ektopik dapat disebabkan oleh satu atau beberapa sebab berikut: \n\n \n Infeksi atau peradangan pada daerah saluran indung telur, sehingga terjadi perlengketan yang menutup jalan sel telur yang telah dibuahi menuju ke dinding rahim \n Jaringan parut dari bekas operasi daerah rahim dan panggul sebelumnya. Atau operasi yang melibatkan saluran indung telur dapat menyebabkan kehamilan ektopik karena adanya penutupan saluran indung telur \n Abnormalitas pertumbuhan dari janin, atau adanya cacat janin, yang menyebabkan hasil pembuahan tidak dapat menempel pada dinding rahim \n Faktor Risiko Kehamilan Ektopik \n Ada beberapa risiko untuk terjadinya kehamilan ektopik, salah satunya sebagai berikut: \n \n\n Usia saat hamil 35-44 tahun. \n\n \n Riwayat kehamilan ektopik sebelumnya. \n Riwayat operasi daerah panggul atau perut sebelumnya. \n Penyakit radang panggul. \n Pembuahan yang terjadi setelah pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim (IUD) atau setelah pengikatan saluran indung telur (steril). \n Merokok. \n Penyakit peradangan dinding rahim (endometriosis). \n Sedang dalam pengobatan kesuburan, karena beberapa obat dapat mempengaruhi jumlah produksi getah rahim, sehingga mempengaruhi implantasi pada hasil pembuahan. \n Diagnosis Kehamilan Ektopik \n Dokter melakukan pemeriksaan daerah panggul dan perut untuk memastikan adanya perdarahan pada daerah sekitar yang diakibatkan pecahnya hasil pembuahan. \n \n\n Beberapa pemeriksaan penunjang berikut diperlukan untuk memastikan diagnosis kehamilan ektopik: \n\n \n Tes kehamilan, dokter dapat meminta tes kehamilan dari darah berupa kadar hCG untuk memastikan pengidap benar-benar hamil. \n USG, dilakukan untuk melihat adanya kantong kehamilan pada lokasi-lokasi tertentu seperti di saluran indung telur. USG dapat dilakukan melalui Miss V (USG transvagina) atau dapat melalui dinding perut (USG abdomen). \n Darah rutin, tes darah rutin dapat dilakukan untuk melihat apakah pengidap mengalami anemia yang diakibatkan oleh perdarahan dari pecahnya kantung kehamilan. Dokter dapat merencanakan pemberian transfusi dari hasil tes darah rutin. \n \n\n Pencegahan Kehamilan Ektopik \n\n Tidak banyak yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kehamilan ektopik. Meskipun angka kejadiannya berkisar 1 dari 50 kehamilan, ada beberapa cara yang dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya kehamilan ektopik: \n\n \n Membatasi jumlah pasangan seksual, untuk mengurangi risiko terjadinya infeksi menular seksual. \n Menggunakan kondom pada saat melakukan hubungan seks berisiko, untuk menghindari infeksi menular seksual dan mengurangi risiko penyakit radang panggul. \n Tidak merokok, jika pengidap adalah perokok, berhenti merokok saat sedang hamil. \n Bedah laparaskopi, prosedur ini merupakan tindakan untuk mengevakuasi perdarahan yang terjadi di dalam rongga perut atau rongga panggul dengan sayatan kecil untuk memasukkan kamera dan alat laparaskopi. Penyembuhan cenderung lebih cepat dibandingkan prosedur bedah konvensional. \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina OPI Jakabaring<\/a><\/li>
- 17 Februari 2022<\/li><\/ul><\/div>
PAHAMI KEHAMILAN BERISIKO<\/a><\/h3>
Kehamilan berisiko adalah suatu kondisi atau keadaan yang bisa membahayakan baik ibu sebagai yang mengandung dan janin didalam kandungan banyak faktor yang menyebabkan kehamilan berisiko. \n\n Ada beberapa kondisi ibu akan berpotensi mengalami kehamilan berisiko saat hamil : \n\n \n Memiliki riwayat pada kehamilan sebelumnya \n Jika seorang ibu sudah memiliki riwayat kehamilan berisiko pada kehamilan sebelumnya maka kehamilan berisiko itu juga berpotensi terjadi pada kehamilan selanjutnya \n Kehamilan yang pertama \n Jika seorang ibu pertama kali hamil pada usia di atas 35 tahun, penelitian menunjukkan bahwa mereka memiliki risiko kesehatan yang lebih tinggi. Hal ini jika dibandingkan dengan perempuan yang hamil pada usia lebih muda.. \n Kehamilan dengan janin lebih dari satu \n Kehamilan dengan janin kembar atau multiple gestations meningkatkan risiko bayi dilahirkan prematur (sebelum 37 minggu kehamilan). \n Hipertensi atau darah tinggi \n Darah tinggi pada kehamilan dibagi lagi menjadi darah tinggi sebelum kehamilan 20 minggu atau sesudah 20 minggu. Jika sudah memiliki riwayat darah tinggi pada sebelum kehamilan maka ada baiknya segera memberikan informasi ke dokter \n Memiliki riwayat diabetes \n Penting bagi seorang wanita untuk mengatur kadar gula darah sebelum dan selama masa kehamilan. Bayi dengan ibu dalam kondisi gula darah yang tinggi maka akan cenderung memiliki berat badan yang tinggi dan memiliki gula darah rendah segera setelah lahir. \n Memiliki kondisi autoimun \n Seorang ibu yang memiliki kondisi autoimun seperti lupus dapat meningkatkan risiko seorang perempuan untuk mengalami masalah saat kehamilan dan persalinan. Sebagai contoh jika seorang ibu memiliki kondisi autoimun maka akan berisiko mengalami kelahiran prematur \n \n\n Risiko kehamilan berisiko: \n\n \n Janin terlahir dengan berat badan yang kurang atau kecil \n Berpotensi kondisi ibu atau bayinya menjadi buruk. \n Jika mengalami gejala pusing, mual dan muntah bisa langsung ke emergency untuk penanganan lebih lanjut. \n \n\n Pencegahan kehamilan berisiko \n\n \n Melakukan pola hidup sehat \n Sering melakukan pemeriksaan pada kehamilan mulai dari awal kehamilan \n Konsumsi makanan yang berigizi \n Lakukan pemeriksaan rutin ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan \n \n\n Jika pada ibu ragu pada kondisi kehamilan yang terjadi pada dirinya, ada baiknya melakukan pemeriksaan secara berkala ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan yang lebih memahami tindak lanjut yang harus ibu lakukan agar tetap sehat selama hamil. \n\n RS Hermina OPI Jakabaring memiliki Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan yang akan membantu sahabat hermina yang ragu akan kesehatan kehamilannya. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mutiara Bunda Salatiga<\/a><\/li>
- 18 Januari 2022<\/li><\/ul><\/div>
Manfaat Senam Hamil<\/a><\/h3>
Kehamilan adalah suatu fase yang sangat didambakan bagi setiap wanita yang telah menikah. Pada proses kehamilan, setiap ibu hamil memiliki gejala yang berbeda-beda pula. Tidak jarang salah satu yang dialami yaitu mual, muntah dan cepat merasa lelah. Kehamilan memang sering membuat tubuh lebih cepat merasa lelah dan ingin terus berbaring di tempat tidur. Namun, tidak bergerak secara aktif di masa kehamilan justru dapat membuat tubuh menjadi tidak bugar dan mempersulit proses persalinan. Salah satu jenis olahraga yang relatif aman dilakukan dan dapat dilakukan oleh sebagian besar ibu hamil adalah senam hamil. \n\n \n\n Senam hamil bertujuan uuntuk menjaga kebugaran ibu hamil, sambil mempersiapkan fisik untuk persalinan. Dokter akan menyarankan senam hamil selama Anda merasa nyaman untuk melakukannya dan tidak bertentangan dengan kondisi kesehatan dan kehamilan Anda. Secara psikologis, senam hamil membuat Anda berpikir lebih positif karena merasa jauh lebih siap menghadapi persalinan. Selain itu, setelah bayi lahir, senam hamil juga membantu Anda segera dapat kembali ke bentuk badan dan stamina semula. Selain itu, banyak manfaat melakukan senam hamil secara teratur, antara lain: \n\n - Meredakan nyeri, sakit dan ketidaknyamanan yang dirasakan di masa kehamilan \n\n - Mengencangkan otot \n\n - Memperkuat jantung dan paru \n\n - Membuat tidur lebih nyenyak \n\n - Membantu menghindari pertamabahan berat badan secara berlebihan \n\n - Meringankan nyeri akibat pertambahan beban pada tulang belakang \n\n - Memperkuat Sendi \n\n \n\n Jika sudah lama tidak berolahraga, Anda dapat memulai dengan melakukan gerakan senam hamil selama 5 menit sehari, kemudian tingkatkan menjadi 10 menit dan terus meningkat hingga setidaknya 30 menit per hari. \n\n \n\n Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, Anda dapat bergabung dengan kelas senam hamil yang dibuka di RSIA Hermina Mutiara Bunda salatiga. Kelas Senam Hamil dipandu oleh Staf Personal Maternity Officer Bidan Alvina fitria eka putri yang sudah berpengalaman menangani senam hamil dan berbagai pasien-pasien yang konsultasi ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan. Dapatkan promo paket kelas senam hamil dengan menghubungi Personal Maternity Officer Personal Maternity Officer Bidan Alvina fitria eka putri 0858 7054 3729. Sehat Bersama RSIA Hermina Mutiara Bunda salatiga \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mutiara Bunda Salatiga<\/a><\/li>
- 18 Januari 2022<\/li><\/ul><\/div>
Mual dan Muntah pada Ibu Hamil<\/a><\/h3>
Kehamilan adalah sebuah moment yang paling ditunggu oleh semua pasangan. Namun, awal kehamilan adalah masa yang tidak mudah dilewati para calon ibu. Pada fase ini, ibu hamil akan mengalami banyak keluhan sebagai reaksi alami dari perubahan yang terjadi pada tubuh. \n\n Keluhan yang pasti dirasakan hampir semua ibu hamil adalah perjuangan melawan rasa mual dan muntah saat hamil muda. Mual atau muntah saat hamil biasanya disebabkan oleh perubahan hormon selama hamil dan dimulai sejak awal masa kehamilan sebelum usia kehamilan 9 minggu. Ini merupakan hal yang normal. Rasa mual akan berangsur-angsur mereda setelah melewati usia kehamilan 14 minggu. Namun untuk beberapa wanita dapat berlangsung selama kehamilan. \n\n Kondisi mual muntah yang berlebihan (lebih dari 3x sehari) pada kehamilan dapat mengakibatkan penurunan berat badan sampai 5%. Kondisi ini dapat memicu terjadi dehidrasi atau kondisi kekurangan cairan dan disebut sebagai hiperemesis gravidarum. \n\n 1. Faktor-faktor risiko apa saja yang dapat membuat ibu hamil mengalami hiperemesis gravidarum? \n\n \n Pada kehamilan kembar \n Riwayat mual dan muntah berlebih pada kehamilan sebelumnya \n Riwayat hiperemesis gravidarum pada keluarga \n Riwayat migrain sebelum hamil \n Pada hamil anggur (mola hidatidosa) \n \n\n \n\n Benarkah janin jadi kekurangan nutrisi ketika ibu hamil mual dan muntah? Ibu hamil perlu waspada jika kondisi mual dan muntah semakin memberat dan berlebihan, atau terjadi hiperemesis gravidarum sampai kehilangan cairan berlebih (dehidrasi) dan tidak ada asupan makanan sampai terjadi penurunan berat badan berlebih. Hal ini dapat berdampak pada kesehatan dan berat badan janin saat lahir. \n\n \n\n 2. Berikut tanda-tanda dehidrasi yang perlu dikenali ibu hamil: \n\n \n Berkurangnya frekuensi berkemih \n Jumlah urin yang sedikit \n Warna urin yang pekat \n Lemas, lemah, pusing bahkan sampai tidak mampu berdiri \n Terasa dada berdebar-debar \n Bibir dan kulit terasa kering \n \n\n Tantangan terberat ketika ibu hamil mengalami kekurangan gizi adalah mual dan muntah berlebihan hingga membuat sulit makan dan memperburuk status gizi. Salah satu cara mengatasi hal ini adalah dengan memaksakan diri untuk mengkonsumsi makanan bergizi tinggi dan seimbang dalam porsi kecil tetapi sering. Ibu hamil juga perlu mendapat tambahan asupan vitamin dan mineral untuk memastikan kesehatannya. \n\n \n\n 3. Tips atasi mual dan muntah pada masa kehamilan \n\n Ibu hamil dapat mengikuti langkah berikut untuk atasi mual dan muntah saat hamil: \n\n \n Cukupi kebutuhan cairan, minum air putih sebanyak 8-12 gelas per harinya. Jika kebutuhan cairan terpenuhi, suhu tubuh juga akan terjaga dengan baik. Saat terhidrasi dengan baik, rasa mual dan ingin muntah bisa berkurang. \n Makan sedikit demi sedikit, makan dengan porsi kecil, bagi 5 sampai 6 porsi kecil dalam sehari, dapat membantu mengurangi mual dan menjaga kebutuhan gizi tetap terpenuhi. Hindari jenis makanan yang terlalu berbumbu, bersantan, dan terlalu berminyak, berdasarkan beberapa literatur penelitian, jahe dapat membantu mengurangi rasa mual. Ibu hamil dapat mencoba menghisap permen jahe atau minuman yang mengandung jahe untuk mengatasi mual dan muntah. \n Sibukan diri pada hal yang disukai. Mengalihkan pikiran pada hal lain yang disukai bisa membantumu melupakan rasa mual sementara waktu. Berjalan-jalan menghirup udara luar juga dapat mengurangi rasa mual. \n Istirahat yang cukup dan hindari stres, berbagi setiap moment dengan pasangan. Bangun suasana yang nyaman agar mampu melewati tahap ini dengan baik \n \n\n Jika cara menghilangkan mual saat hamil di atas tidak membuat gejala berkurang atau merasa keadaan semakin parah, konsultasikan segera keluhan dengan dokter spesialis kandungan RSIA Hermina Mutiara Bunda Salatiga agar bisa segera diatasi dengan pengobatan yang tepat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Galaxy<\/a><\/li>
- 13 Januari 2022<\/li><\/ul><\/div>
Pertumbuhan Janin Terhambat Yang Perlu Diwaspadai Ibu Hamil<\/a><\/h3>
Saat hamil, Ibu perlu memperhatikan asupan gizi dari makanan yang dikonsumsi. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya pertumbuhan janin terhambat (PJT). Pertumbuhan janin terhambat atau PJT adalah gangguan yang membuat janin tumbuh lebih lambat dari yang seharusnya.Ibu hamil yang mengalami PJT, janin di dalam kandungannya umumnya berukuran lebih kecil dari ukuran normal sesuai usia kandungan. Saat lahir, bayinya juga akan memiliki berat badan lahir rendah (BBLR). \n\n \n\n Diagnosis PJT atau yang juga dikenal sebagai Intrauterine Growth Restriction (IUGR) dapat dideteksi pada pemeriksaan kandungan pada trimester kedua atau ketiga. \n\n \n\n Penyebab gangguan pertumbuhan janin terhambat \n\n Seperti yang disebutkan sebelumnya, selama mengandung nutrisi menjadi hal terpenting yang tidak boleh luput dari perhatian. Selain itu, kebiasaan yang Ibu miliki juga mempengaruhi pertumbuhan janin. \n\n Faktor penyebab yang mendasarinya dapat beragam, salah satunya adalah ibu dengan berat badan berlebih sebelum kehamilan yang menyebabkan gangguan suplai oksigen ke janin. Ibu dengan berat badan rendah juga berisiko mengalami PJT dikarenakan intake nutrisi dan kalori yang tidak mencukupi. \n\n Faktor penyebab PJT \n\n - Faktor maternal : \n\n 1. Berat badan berlebih sebelum hamil \n\n 2. Status gizi rendah \n\n 3. Anemia \n\n 4. Alkohol \n\n 5. Merokok \n\n 6. Diabetes \n\n 7. Penyakit jantung \n\n 8. Penyakit ginjal \n\n 9. Riwayat kehamilan sebelumnya dengan komplikasi \n\n - Faktor janin : \n\n 1. Kelainan kromosom \n\n 2. Malformasi kongenital \n\n 3. Kehamilan kembar \n\n - Faktor plasenta \n\n Faktor paternal belum dilaporkan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kejadian PJT. Menurut penelitian, sejauh ibu faktor maternal yang memiliki pengaruh cukup besar disamping faktor lingkungan. \n\n Kejadian PJT akan meningkatkan risiko selama kehamilan yaitu kelahiran prematur, air ketuban sedikit, denyut jantung janin abnormal, meningkatkan angka SC, gangguan pernapasan janin, bayi lahir tidak langsung menangis, gangguan elektrolit, gangguan metabolisme bilirubin, infeksi, kejang, dan lain sebagainya. \n\n Beberapa kondisi memerlukan tindakan terminasi segera bahkan jika kehamilan < 37 minggu. Namun dapat juga dilakukan terapi konservatif yaitu dengan bed rest, obat-obatan, dan pemberian nutrisi tinggi protein dimana dilaporkan berhasil pada 50% kasus. \n\n Dalam hal ini anda harus rutin memeriksakan kandungan anda ke dokter spesialis kandungan, jika terjadi perburukan maka penanganannya adalah terminasi kehamilan jika diperkirakan bayi dapat beradaptasi diluar rahim. \n\n \n\n Cara mengatasi pertumbuhan janin terhambat \n\n Gangguan kehamilan berupa janin yang pertumbuhannya terhambat hanya bisa diketahui melalui pemeriksaan kehamilan. Itulah mengapa, Anda disarankan untuk selalu memeriksakan kandungan secara rutin.Jika kondisi ini dideteksi pada usia kehamilan 34 minggu atau lebih, dokter mungkin akan menyarankan tindakan induksi untuk mempercepat persalinan.Namun, bila pertumbuhan janin yang terhambat telah terdeteksi sejak dini atau sebelum mencapai 34 minggu, dokter mungkin akan menganjurkan untuk pemeriksaan kehamilan yang lebih ketat.Adapun cara mengatasi pertumbuhan janin terhambat yang akan disarankan oleh dokter untuk ibu hamil lakukan adalah: \n\n 1. Mengonsumsi makanan sehat \n\n Untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan, pastikan Anda mengonsumsi makanan sehat, yang terdiri dari buah, sayur dan susu.Sejumlah makanan yang direkomendasikan lainnya meliputi telur, daging, susu rendah lemak hingga makanan berbahan dasar gandum.Pastikan semua nutrisi yang diperlukan saat hamil seperti protein, omega-3, lemak hingga mineral ada dalam menu makanan ibu hamil setiap harinya. \n\n 2. Istirahat yang cukup \n\n Jika tubuh ibu hamil sehat dan fit, maka perkembangan janin dalam kandungan juga akan berjalan baik.Untuk menjaga kesehatan tubuh saat hamil, selain mengonsumsi makanan sehat, Anda juga perlu tetap fit dengan banyak istirahat. Bumil dianjurkan untuk tidur selama kurang lebih 8 jam sehari. Bila memungkinkan, sempatkan untuk tidur siang selama 1-2 jam sehari. \n\n 3. Menambah berat badan \n\n Ibu hamil yang kekurangan berat badan ideal dapat menyebabkan bayi sedikit menyerap nutrisi dan asupan makanan yang membuat pertumbuhannya terganggu.Untuk mengatasinya, Anda disarankan untuk menjaga dan mengatur pola makanan agar berat badan selama hamil dapat sesuai dengan batas normal dan disarankan setiap ibu hamil untuk konsultasi ke dokter spesialis gizi. \n\n \n\n Bagaimana jika berat badan ibu naik tapi janin kecil? \n\n Salah satu cara untuk mengatasi pertumbuhan janin yang terhambat dalah menaikkan berat badan ibu agar janin dalam kandungan cukup untuk menyerap semua nutrisi yang diperlukan.Jika berat badan ibu hamil naik sudah signifikan tapi berat badan janin kecil dan tidak berkembang, maka Anda perlu waspada. Kondisi ini bisa menandakan penyakit metabolik, seperti penyakit gula atau diabetes saat hamil (diabetes gestasional).Kondisi yang biasanya ditandai dengan perut besar tapi janin kecil ini umumnya biasa terjadi pada masa kehamilan trimester kedua.Selain diabetes gestasional, penyakit lain yang menyebabkan berat badan janin terganggu adalah kondisi preeklamsia atau hipertensi saat hamil.Kedua kondisi tersebut dapat membuat pertumbuhan janin terhambat, sehingga jika Anda mengalaminya, segera berkonsultasi ke dokter. \n\n \n\n Langkah-langkah pencegahan pertumbuhan janin terhambat \n\n PJT dapat saja terjadi, meskipun kondisi ibu terlihat baik-baik saja. Oleh karena itu, ada baiknya ibu hamil melakukan langkah-langkah berikut ini, untuk mencegah pertumbuhan janin terhambat. \n\n \n Selalu lakukan kontrol prenatal secara rutin. Menjalani pemeriksaan kehamilan rutin, dapat mendeteksi potensi masalah lebih dini, dan dapat mencegah terjadinya PJT. \n Selalu perhatikan gerakan janin dalam kandungan. Janin yang tidak bergerak sering, atau malah tidak bergerak, menandakan adanya masalah dalam kehamilan. Bila Anda menyadari adanya perubahan, segera hubungi dokter atau bidan. \n Cek obat-obatan yang Anda konsumsi. Beberapa obat dapat menyebabkan timbulnya PJT. Selalu konsultasikan obat yang Anda minum selama kehamilan, pada dokter. \n Mengonsumsi makanan bergizi dan istirahat yang cukup, dapat membantu perkembangan janin \n Hindari alkohol, obat-obatan terlarang, maupun rokok. \n Mengecek kadar gula darah rutin, disarankan untuk mengecek kadar gula darah pada usia kehamilan 24-28 minggu. \n Menghindari konsumsi kafein berlebihan \n Mengatur emosi agar terhindar dari stres saat hamil \n \n\n Untuk menghindari terjadinya PJT, sebaiknya Anda memeriksakan kehamilan secara rutin ke dokter. Dengan demikian, setiap risiko gangguan pada janin, bisa diantisipasi sejak dini. \n\n Untuk pendaftaran ke dr. Dewi Rochyantini, SpOG dokter spesialis Obsgyn di RS Hermina Galaxy, silahkan melakukan pendaftaran online melalui : \n\n \n Call center : 1500 488 \n Mobile Apps : PT Medikaloka Hermina Tbk, Android (klik disini), untuk pengguna IOS (klik disini) \n Website : (klik disini) \n \n\n Sehat bersama RS Hermina Galaxy \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 27 Desember 2021<\/li><\/ul><\/div>
Tips Mempersiapkan Kehamilan<\/a><\/h3>
Memiliki keturunan setelah kita menikah adalah salah satu hal yang paling dinantikan bagi setiap pasangan, Tapi tahukah sahabat hermina gaya hidup serta pola makan yang tidak sehat saat ini terkadang bisa menjadi salah satu penghambat sahabat hermina dalam memiliki keturunan. \n\n Untuk itu bagi sahabat hermina yang sudah berniat untuk segera memiliki keturunan, mempersiapkan kehamilan dapat dimulai segera dengan menjalani pola hidup sehat dimulai dari sekarang juga, termasuk mengonsumsi makanan bergizi seimbang, menjaga kesehatan tubuh, minum suplemen asam folat serta berhenti merokok. \n\n Persiapan kehamilan penting dilakukan sedini mungkin dan segera ketika pasangan sudah berniat untuk memiliki anak. Persiapan ini penting dilakukan agar tubuh siap untuk hamil dan tetap sehat selama kehamilan hingga waktu persalinan tiba. \n\n Mengapa perlu dilakukan persiapan kehamilan ? \n\n Dalam melakukan persiapan kehamilan tidak bisa dilakukan sembarangan, dengan perencanaan yang baik, kehamilan bisa terhindar dari masalah yang mungkin muncul termasuk resiko cacat lahir. Berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan adalah salah satu langkah yang tepat dalam memulai program kehamilan. Mungkin akan dilakukan beberapa pemeriksaan fisik hingga terapi obat - obatan untuk tindakan lanjutan lainnya. \n\n Sahabat hermina berikut langkah Persiapan Sebelum Memulai Program Hamil yang bisa sahabat hermina catat : \n\n \n Berkonsultasi dengan dokter \n \n\n Konsultasi dengan dokter kandungan sangat penting dilakukan, ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan sahabat hermina . selain itu mungkin akan dilakukan beberapa pemeriksaan yang berkaitan dengan organ reproduksimu, seperti USG. \n\n \n Menjaga berat badan (Berat badan Ideal) \n \n\n Obesitas atau Kelebihan berat badan bisa menjadi pemicu risiko terjadinya komplikasi pada masa kehamilan, seperti penyakit diabetes atau hipertensi. Sedangkan bagi sahabat hermina yang memiliki berat badan kurang ini juga bisa menjadi masalah untuk hamil. Oleh karena itu sahabat hermina disarankan untuk menjaga berat badan ideal, karena ini akan meningkatkan peluang untuk hamil pun makin besar \n\n \n Mengonsumsi asam folat \n \n\n Sahabat hermina disarankan untuk mengonsumsi asam folat setidaknya 6 bulan sebelum hamil. Kandungan dalam asam folat dapat membantu mencegah bayi terlahir cacat bawaan lahir. Selain bersumber dari makanan, asam folat juga bisa didapat dengan mengonsumsi suplemen asam folat. Untuk kebutuhan asam folat sahabat hermina dapat berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis kandungan. \n\n \n Konsumsi makanan bergizi seimbang \n \n\n Selain menjaga berat badan ideal, mengkonsumsi makanan bergizi seimbang juga baik dilakukan dalam proses mempersiapkan kehamilan. Perhatikan jenis makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh Sahabat hermina. Berkonsultasi dengan dokter gizi atau ahli gizi bisa sangat membantu sahabat hermina dalam menghitung kebutuhan gizi sahabat hermina \n\n \n Jauhi rokok, alkohol, dan kafein \n \n\n Kebiasaan merokok, mengonsumsi alkohol dan kafein, bisa membuat sulit hamil dan menurunkan kualitas sperma, ini juga bisa mengakibatkan resiko bayi terlahir dengan cacat fisik dan gangguan tumbuh kembang. \n\n \n Menjaga kesehatan gigi dan tubuh \n \n\n Mengapa disarankan untuk rutin berkonsultasi ke dokter gigi sebelum dan selama menjalani kehamilan ? \n\n Saat hamil, perubahan hormon dapat membuat lebih rentan terhadap penyakit gusi dan gigi berlubang. Oleh karenanya penyakit gigi dan gusi sering kali dikaitkan dengan peningkatan risiko kelahiran prematur dan gangguan perkembangan organ janin. \n\n \n Olahraga \n \n\n Lakukan olahraga ringan yang sahabat hermina sukai, paling tidak selama 30 menit per hari. \n\n Dengan melakukan langkah-langkah untuk persiapan kehamilan di atas, diharapkan sahabat hermina akan lebih siap untuk hamil. Sahabat hermina dapat berkonsultasi seputar persiapan kehamilan kepada dokter spesialis kandungan di RS. Hermina terdekat, atau sahabat hermina juga bisa berkonsultasi secara online dengan dokter spesialis RS. Hermina dengan aplikasi halo hermina. \n\n \n\n \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Arcamanik<\/a><\/li>
- 21 Oktober 2021<\/li><\/ul><\/div>
Pemeriksaan Detak Jantung Bayi di dalam Kandungan dengan Kardiotokografi (CTG)<\/a><\/h3>
Kardiotokografi (CTG) adalah Alat yang dipakai untuk mencatat pola denyut jantung janin dalam hubungannya dengan adanya kontraksi ataupun aktivitas janin dalam rahim. \n\n Cara Kerja Alat Cardiotocografy \n\n CTG umumnya meliputi dua piringan kecil yang ditempelkan ke permukaan perut menggunakan ikat pinggang elastis yang dilingkarkan di perut ibu hamil. Satu piringan berfungsi untuk mengukur denyut jantung janin, sedangkan piringan yang lain untuk mengukur kekuatan dan kontraksi rahim ibu hamil. Alat ini dapat menentukan seberapa sering ibu hamil merasakan kontraksi, durasi kontraksi rahim, dan kondisi janin di dalam kandungan ketika kontraksi berlangsung. Sebelum CTG digunakan, dokter atau bidan akan mengoleskan gel khusus terlebih dahulu pada perut ibu hamil. Setelah itu, piringan dan ikat pinggang dari CTG akan dipasang di perut ibu hamil. Setelah beberapa menit, piringan CTG yang terhubung pada mesin CTG akan menampilkan data kontraksi rahim, denyut jantung janin, dan aktivitas janin di dalam rahim melalui layar monitor. Data tersebut juga bisa dicetak pada kertas khusus yang menggambarkan grafik CTG. \n\n \n\n Indikasi \n\n Faktor risiko kehamilan dengan penyakit penyerta atau penyulit yang dapat menjadi indikasi Kardiotokografi (CTG) adalah adanya preeklampsia, eklampsia hipertensi, penyakit jantung, penyakit ginjal, penyakit thyroid, diabetes gestasional, anemia serta kelainan darah, Ketuban pecah dini, kehamilan lewat waktu. \n\n \n\n Indikasi Janin \n\n Kondisi yang memerlukan pengawasan kesejahteraan janin yaitu pertumbuhan janin terhambat, gerakan janin berkurang, adanya lilitan tali pusat, aritmia, bradikardi, takikardi janin, hidrops fetalis, kelainan presentasi (termasuk pasca versi luar), mekoneum dalam cairan ketuban, riwayat lahir mati, kehamilan ganda. Adapun syarat usia kehamilan ≥ 28 minggu (susunan saraf otonom janin sudah tumbuh sempurna. \n\n \n\n CTG juga dapat dilakukan untuk mendeteksi dan mengukur kontraksi palsu atau Braxton Hicks dan mengantisipasi kontraksi asli pada ibu hamil yang sudah melewati kehamilan trimester ketiga, namun belum juga melahirkan. Mesin CTG akan mengeluarkan hasil berupa grafik sesuai dengan denyut jantung janin dan kontraksi rahim. Hasil pemeriksaan dapat dikategorikan menjadi reaktif dan nonreaktif. Kondisi janin dapat dikatakan nonreaktif bila denyut jantung janin tidak bertambah setelah ia bergerak. Sebaliknya, janin disebut reaktif jika denyut jantung janin meningkat setelah bergerak. Pada intinya, ketika dokter menganjurkan untuk menjalankan CTG, Bumil tidak perlu khawatir karena prosedur ini aman dan belum tentu menandakan kehamilan Bumil bermasalah. \n\n \n\n Komponen yang dinilai \n\n Pemeriksaaan Kardiotokografi dapat menunjukkan detak jantung janin. Berikut nilai-nilainya: Frekuensi dasar denyut jantung janin Normal : 120-160 denyut/menit, Variabilitas denyut jantung janin normal : 5 – 25 denyut/menit, akselerasi peningkatan denyut jantung janin sebesar 15 denyut/menit atau lebih, deselerasi penurunan denyut jantung janin sebesar 15 denyut/menit atau lebih, gerakan janin, kontraksi rahim. \n\n \n\n Interpretasi Hasil Pemeriksaan \n\n Hasil negatif menggambarkan kondisi janin yang baik hingga 1 minggu setelah pemeriksaan. Hasil positif menggambarkan kondisi janin yang tidak baik sehingga persalinan harus segera dilakukan baik dengan induksi maupun operasi sectio caesaria. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Arcamanik<\/a><\/li>
- 16 Agustus 2021<\/li><\/ul><\/div>
Covid-19 pada Ibu Hamil<\/a><\/h3>
Ibu hamil merupakan salah satu golongan yang rentan terkena Covid-19. Hal ini disebabkan oleh imunitas ibu hamil cukup rendah, sehingga sangat mudah terkena infeksi virus. Perubahan yang terjadi pada tubuh selama kehamilan dapat meningkatkan risiko penyakit parah akibat infeksi Covid-19 dan dapat berlanjut setelah kehamilan. Misalnya, peningkatan risiko pembekuan darah selama kehamilan dapat berlanjut setelah kehamilan sehingga meningkatkan risiko penyakit parah. \n\n \n\n Faktor lain juga dapat meningkatkan risiko ibu hamil untuk mengalami penyakit parah akibat Covid-19, seperti diabetes, darah tinggi, dan kondisi medis lainnya. Orang hamil dengan Covid-19 juga memiliki peningkatan risiko kelahiran prematur (melahirkan bayi lebih awal dari 37 minggu). Selain itu, mungkin berisiko lebih tinggi untuk hasil buruk lainnya, yakni keguguran. \n\n \n\n Berdasarkan data dari Perkumpulan Obstetri & Ginekologi Indonesia (POGI), dari April 2020-April 2021 terdapat 536 ibu hamil yang positif Covid-19. Efek Covid-19 dalam kehamilan yaitu dapat meningkatkan risiko infeksi, perubahan sistem imun fisiologis pada ibu hamil berhubungan dengan gejala infeksi Covid-19 yang lebih berat. Kebanyakan gejala cold/flu like symptoms ringan–sedang dan lebih dari 90% tidak memerlukan pengakhiran kehamilan, serta risiko meningkat pada kehamilan dengan komorbid. Ibu hamil juga lebih mungkin berisiko tinggi mengalami komplikasi saluran nafas yang lebih berat. \n\n \n\n Pengaruh Covid-19 terhadap Janin \n\n Temuan menunjukkan bahwa, kemungkinan transmisi vertikal Covid-19 semakin banyak ditemukan (April 2020) karena adanya transmisi transplasental tidak bisa disingkirkan. \n\n \n\n Skrining dan Diagnosis Covid-19 pada Ibu Hamil \n\n Dari 215 ibu hamil, 211 mengalami Covid-19 tanpa gejala, 29 orang (13,7%) positif Covid-19 dari hasil tes usap, dan 29 dari total 33 pasien positif Covid-19 tanpa gejala (87,9%), sehingga skrining universal untuk Covid-19 pada semua ibu hamil yang akan melahirkan perlu dilakukan secara rutin dengan metode skrining seperti gejala klinis, riwayat kontak/perjalanan, Rapid Test, tes darah lengkap (Limfopenia, NRL > 5,8), CT scan atau Foto Thorax. \n\n \n\n Rekomendasi Asuhan Antenatal \n\n Disarankan untuk melanjutkan asuhan antenatal rutin dengan beberapa modifikasi seperti tatap muka minimal 6X (TM 1 : 1X, TM 2 : 2X, TM 3 : 3X) dengan telemedicine, suplementasi Asam Folat, Kalsium, Vit D, Fe, TM3 (untuk merencanakan tempat persalinan), skrining Covid-19. \n\n \n\n Rekomendasi Metode Persalinan \n\n Belum ada bukti bahwa salah satu metode persalinan memiliki luaran yang lebih baik. Indikasi Induksi persalinan atau SC target indikasi obstetrik, indikasi medis atau indikasi kondisi ibu atau janin dan pertimbangkan sumber daya, fasilitas di rumah sakit, tata ruang perawatan rumah sakit, alat pelindung diri, kemampuan laksana, SDM dan risiko paparan. \n\n \n\n Perawatan Pascasalin \n\n Ibu dan bayi masing-masing dirawat di Ruang Isolasi Covid-19 secara terpisah, tidak dirawat gabung. Pada bayi akan dilakukan swab PCR 2x interval 24 jam. Bayi PCR negatif dengan Ibu bergejala berat/kritis akan dirawat oleh keluarga yang tidak menderita Covid-19 dengan pemberian ASI berdasarkan keputusan bersama tenaga kesehatan, ibu dan keluarga. \n\n \n\n Berdasarkan paparan di atas, ibu tidak perlu takut bayi akan tertular Covid-19 karena virus tidak ada dalam ASI. Ada beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan ibu menyusui dengan Covid-19. Pertama, ibu harus menaati protokol kesehatan, seperti mencuci tangan secara benar. Kedua, ibu harus mengenakan masker ketika menyusui dan saat berada dalam jarak 1 meter dengan bayinya. Ketiga, ibu bisa menggunakan cara pumping atau memompa ASI untuk menghindari kontak dengan bayi. Saat melakukan pumping, ibu juga harus mengenakan masker dan mencuci tangan agar virus tidak masuk ke susu atau peralatan pumping. Keempat, usahakan ada orang lain yang mengasuh bayi selama ibu masih positif Covid-19. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kontak dengan bayi. \n\n \n\n \n\n Sahabat Hermina tidak perlu lagi khawatir ketika hamil pada era pandemi. Tetap jaga kesehatan, patuhi prokes, dan rutin konsultasi dengan dokter mengenai kehamilan dapat mengurangi potensi ibu dan bayi terpapar Covid-19. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Padang<\/a><\/li>
- 12 Juli 2021<\/li><\/ul><\/div>
Barang yang Harus Ada dalam Tas Persiapan Persalinan<\/a><\/h3>
Menjelang kelahiran, pasti Bunda mulai memikirkan barang-barang apa saja yang perlu dipersiapkan, baik itu untuk Bunda atau untuk Calon Bayi. \n\n \n\n Nah, kali ini RS Hermina akan memberikan tips untuk Bunda dalam mempersiapkan perlengkapan melahirkan. \n\n \n\n Melahirkan merupakan proses yang membutuhkan banyak persiapan. Apalagi jika dilakukan di fasilitas kesehatan yang jauh dari rumah. Persiapan melahirkan setidaknya dilakukan tiga minggu sebelum Hari Perkiraan Lahir (HPL). Persiapan yang matang akan membuat ibu menjadi lebih tenang dalam menjalani proses persalinan. Lantas, barang apa saja yang harus dipersiapkan dari rumah sebelum menjalani proses persalinan? \n\n \n\n \n\n Daftar Barang Bawaan untuk Ibu yang Perlu Dipersiapkan \n\n \n\n Kenali tanda-tanda mendekati hari persalinan. Pada beberapa ibu, mereka bisa saja mengalami kontraksi palsu, yang bukan merupakan tanda persalinan sesungguhnya. Oleh karena itu, sangat penting untuk mempersiapkan barang bawaan jauh-jauh hari, agar tidak terburu-buru. Berikut ini daftar persiapan melahirkan yang perlu disiapkan: \n\n \n Kartu identitas seperti KTP atau SIM. Persiapkan juga kartu asuransi, dan dokumen penting, termasuk pemeriksaan rutin kehamilan \n Sarung, kain, atau rok berukuran besar untuk memudahkan gerak saat persiapan menjelang persalinan. Sarung atau kain ini biasanya dipakai ketika air ketuban mulai pecah, untuk mempermudah proses persalinan \n Perlengkapan mandi \n Sandal dan kaus kaki \n Daster atau baju berkancing depan, agar proses mengASIhi dapat lebih mudah \n Bra menyusui untuk 3 hari, atau lebih \n Stagen untuk 3 hari, atau lebih \n Celana dalam untuk 3 hari, atau lebih \n Pembalut nifas sebanyak yang diperlukan \n \n\n \n\n Selain beberapa barang seperti yang telah disebutkan, ibu juga dapat membawa barang apapun yang dapat digunakan untuk membantu meredakan kecemasan sebelum proses persalinan. Misalnya, bantal kesayangan, speaker atau headset, buku tentang persiapan persalinan, makanan ringan, dan lain-lain. \n\n \n\n Jika suami sedang tidak berada di luar kota, sebaiknya minta untuk ditemani. Kehadiran suami dapat membantu proses persalinan menjadi lebih mudah. Dengan memegang tangan istri dan menjaga kontak mata keduanya, dapat menjadi salah satu cara menghibur istri di tengah proses persalinan yang menyakitkan. Hal tersebut juga dapat menurunkan tingkat cemas dan rasa sakit yang dialami oleh istri. \n\n \n\n \n\n Daftar Barang Bawaan untuk Bayi yang Baru Lahir \n\n \n\n Setelah daftar barang bawaan ibu sebelum dan setelah proses persalinan siap, sekarang saatnya mempersiapkan untuk Si Kecil. Berikut ini daftar barang bawaan untuk bayi yang baru lahir: \n\n \n Baju bayi untuk 3 hari, atau lebih \n Popok bayi untuk 3 hari, atau lebih \n Topi bayi, agar kepala selalu hangat \n Kaus kaki untuk menjaga kaki tetap hangat \n Selimut untuk membedong bayi \n Tisu basah untuk bayi baru lahir \n Sarung tangan agar bayi tidak melukai wajahnya sendiri \n \n\n \n\n Itulah sejumlah barang persiapan melahirkan yang harus dibawa untuk ibu dan juga Si Kecil. Agar proses persalinan menjadi lebih lancar, ibu diwajibkan untuk melakukan pemeriksaan rutin di rumah sakit terdekat agar menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Jika ibu dan bayi dalam keadaan sehat dan jauh dari gangguan, proses persalinan dapat berjalan sesuai harapan. \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Depok<\/a><\/li>
- 23 Juni 2021<\/li><\/ul><\/div>
Kanker Serviks<\/a><\/h3>
Kanker serviks adalah kanker yang tumbuh pada sel-sel di leher rahim. Umumnya, kanker serviks tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Gejala baru muncul saat kanker sudah mulai menyebar. Dalam banyak kasus, kanker serviks terkait dengan infeksi menular seksual. \n\n \n\n Serviks adalah bagian bawah rahim yang terhubung ke vagina. Salah satu fungsi serviks adalah memproduksi lendir atau mukus. Lendir membantu menyalurkan sperma dari vagina ke rahim saat berhubungan seksual. Selain itu, serviks juga akan menutup saat kehamilan untuk menjaga janin tetap di rahim, dan akan melebar atau membuka saat proses persalinan berlangsung. \n\n \n\n Hampir semua kanker serviks disebabkan karena infeksi kanker kronik Human Papilloma Virus (HPV). HPV adalah virus DNA, ada lebih dari 200 tipe HPV dan belasan diantaranya adalah tipe “risiko tinggi” yang menyebabkan kanker serviks. \n\n \n\n Perbedaan tumor jinak dan tumor ganas (kanker): \n\n - Tumor Jinak \n\n \n Tidak menginasi organ sekitarnya \n Keluhan biasanya terjadi bila ada penekanan ke organ lain \n Tidak menjalar ke organ jauh \n \n\n \n\n - Kanker \n\n \n Menginasi organ sekitarnya \n Keluhan terjadi karena invasi/infiltrasi/destruksi organ di sekitarnya \n Menjalar ke organ jauh \n \n\n \n\n Ada beberapa cara untuk mendiagnosis kanker serviks, Biasanya ditemukan dari skrining dengan Pap Smear atau Pap Test. Jika sudah tampak kelainan, dapat diambil contoh jaringan dengan biopsi. \n\n \n\n Pap smear dilakukan dengan mengambil sampel sel di serviks. Setelah itu, pemeriksaan di laboratorium akan dilakukan agar diketahui apakah di dalam sampel tersebut terdapat sel prakanker atau sel kanker. \n\n \n\n Pap smear dianjurkan untuk dilakukan setiap 3 tahun sekali pada wanita usia 21 tahun ke atas. Bagi wanita yang berusia 30-65 tahun, pap smear dapat dilakukan tiap 5 tahun sekali, tetapi perlu dikombinasikan dengan pemeriksaan HPV. \n\n \n\n Pap smear juga dianjurkan bagi wanita yang berisiko tinggi terserang kanker leher rahim, tanpa memandang usia. Wanita yang berisiko tinggi tersebut adalah mereka yang memiliki faktor berikut: \n\n \n Menderita HIV \n Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya akibat transplantasi organ, kemoterapi, atau penggunaan kortikosteroid dalam jangka panjang \n Mendapatkan hasil abnormal (lesi prakanker) pada pap smear sebelumnya \n Terpapar atau menggunakan obat dietilstilbestrol (DES) \n Memiliki kebiasaan merokok \n \n\n \n\n Ada juga teknik deteksi lesi pre-kanker atau kanker serviks dengan cara Visual Inspection With Acetic Acid (VIA), Penggunaan asam asetat pada lesi akan memunculkan warna putih. \n\n \n\n VIA merupakan cara yang relatif mudah, murah, dan cepat. Via harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang terlatih dan berpengalaman. \n\n \n\n Strategi Pencegahan Kanker Serviks yaitu dengan melakukan Vaksi HPV, ada 2 Jenis Vaksin yang efektif dan aman untuk mecegah infeksi HPV risiko tinggi, terutama tipe HPV-16 dan HPV-18. Vaksin tidak melindungi semua tipe HPV dan tidak dapat menyembuhkan infeksi,jadi tetaplah melakukan skrining untuk mencari lesi pra kanker. \n\n \n\n Pengobatan yang dapat dilakukan bagi penderita Kanker Serviks berbeda-beda, tergantung dari Stadium berapa yang di idap penderita. \n\n \n\n\n \n \n \n Lesi/ Stadium \n \n \n Tindakan \n \n \n \n \n Pra Kanker (LSIL, HGSIL) \n \n \n Follow UP, Bila perburukan Amputasi Serviks (LEEP,LETZ,Konisasi) \n \n \n \n \n 1A1 \n\n (Bukan Adenokarsinoma) \n \n \n Simpel Histerektomi \n \n \n \n \n 1A1, 1A2, 1B1 \n (Lesi < 2cm, dan potong beku \n negatif) \n \n \n Radical Trachelectomy \n \n \n \n \n 1B1, 1B2, 1B3 \n \n \n Histeroktomi Radikal \n \n \n \n \n II – III \n \n \n Radiasi atau Kemoradiasi \n \n \n \n \n IV \n \n \n Kemoterapi/ Radiasi/ Paliatif \n \n \n \n\n\n \n\n \n\n Jika Anda mengalami keluhan dengan gejala seperti yang telah disebutkan di atas dan ingin konsultasi terkait kanker serviks, jangan ragu untuk menghubungi dan konsultasi dengan dokter di Rumah Sakit Hermina terdekat di kota Anda. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Jatinegara<\/a><\/li>
- 21 Juni 2021<\/li><\/ul><\/div>
Seksio Sesarea dengan Enhanced Recovery After Caesarean Surgery (ERACS)<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, selama pandemi banyak ibu hamil ragu dan khawatir dalam menghadapi proses persalinan. Ada juga yang masih merasakan trauma akibat pengalaman seksio sebelumnya yang kurang menyenangkan. Kami menyadari berbagai masalah yang dialami para calon ibu dan sejak bulan April 2021 di RS Hermina Jatinegara sudah dijalankan prosedur yang disebut alur ERACS, yang memungkinkan penyembuhan pasca operasi yang lebih cepat. Dengan demikian, para ibu akan dimampukan segera merawat sang buah hati. Mari kita mengenal lebih dekat alur ERACS ini. \n\n \n\n Apa itu alur ERACS? \n\n Sesuai namanya, enhanced recovery, alur ini dirancang untuk mempercepat pemulihan pasien pasca seksio sesarea. Dokter spesialis dari berbagai cabang ilmu yaitu anestesi, kebidanan, anak, nutrisi, terapi intensif terlibat dalam penyusunan alur ini secara bersama-sama. \n\n \n\n Pada saat seksio sesarea, pada calon ibu menjalani sejumlah prosedur, baik sebelum, di saat maupun setelah operasi. Dalam pelaksaanaan ERACS semua prosedur dan obat obatan disesuaikan dengan kondisi lokal, dan merupakan pilihan yang terbaik berdasarkan bukti limiah. Ada beberapa prosedur yang tidak lagi dilakukan, misalnya tidak lagi berpuasa. \n\n \n\n Berpuasa terlalu lama meningkatkan stres metabolik pada ibu. Maka, pasien diperkenankan minum terus cairan manis yang jernih hingga 2 jam sebelum operasi. Makanan ringan dapat dikonsumsi hingga 6 jam pra-operasi. Selain itu, semua calon ibu, kecuali yang mengidap diabetes, akan diberikan cairan tinggi karbohidrat 2 jam sebelum operasi, yang disebut Fitmom Drink. Cairan ini mengandung 385 kalori, tersedia dalam beberapa pilihan rasa. Setelah operasi berlangsung, calon ibu langsung boleh minum dan makan. \n\n \n\n Jika pada seksio sebelumnya ibu mengalamai muntah hebat, alur ERACS sangat menekankan pencegahan mual dan muntah. Dokter anestesi akan menggunakan beberapa obat pencegah mual, serta dokter kebidanan melakukan tahapan operasi yang tidak memicu mual dan muntah, serta akan meminimalisasi nyeri. \n\n \n\n Selain itu, sebagian besar pasien akan dapat menggerakkan kakinya sebelum merasa nyeri, dan bahkan akan sanggup melangkah. Mobilisasi yang cepat setelah operasi akan menghindarkan terjadinya sumbatan (tromboemboli) pada pembuluh darah, mempercepat pulihnya gerakan usus serta mempercepat penyembuhan. Di samping itu, obat penghilang nyeri sudah mulai diberikan saat ibu masih menjalani operasi, sehingga bila dosis obat anestesi mulai berkurang, Ibu tidak merasakan nyeri hebat. \n\n \n\n Maka sangat penting untuk mencoba bergerak di bawah pengawasan perawat. Tentu saja, bila merasakan nyeri hebat, ibu akan diberikan dosis ekstra oleh dokter. Apabila mobilisasi berlangsung dengan lancar, kateter akan dicabut 6-12 jam pasca operasi. \n\n \n\n Jika ada tindakan operasi mendadak, ada beberapa langkah yang masih bisa dijalankan, tentu disesuaikan dengan kondisi ibu saat operasi dilangsungkan. \n\n \n\n Lalu, skin to skin contact dan inisiasi menyusui dini merupakan salah satu elemen penting yang akan diusahakan dalam pelaksanaan alur ERACS ini, dengan melihat kondisi ibu dan bayinya. \n\n \n\n Pelayanan ini dilakukan dengan selalu berpegang pada prinsip patient safety. Dengan adanya ERACS ini, pasien akan merasa nyaman dan mendapatkan pengalaman service exellent yang menyenangkan. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/a><\/span>");
- 21 Juni 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 23 Juni 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 12 Juli 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 16 Agustus 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 21 Oktober 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 27 Desember 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 13 Januari 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 18 Januari 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 18 Januari 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 17 Februari 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 31 Mei 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 13 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>