- Hermina Ciruas<\/a><\/li>
- 28 September 2021<\/li><\/ul><\/div>
Waspadai Pneumania Pada Anak<\/a><\/h3>
\n\n \n\n Pneumonia merupakan salah satu penyakit gangguan pernapasan pada anak yaitu suatu keadaan di mana paru-paru anak mengalami infeksi atau peradangan. \n\n Infeksi ini dapat diawali dengan mengganggu sistem pernapasan bagian atas (hidung dan tenggorokan) anak dan kemudian dapat menyerang paru-paru dan menghambat pergerakan udara dalam paru-paru sehingga anak mengalami batuk dan sesak nafas. \n\n Sebagian besar pneumonia dapat ditangani hingga sembuh dalam waktu satu hingga dua minggu. \n\n Kondisi anak bisa yang terserang pneumoni dapat menjadi lebih buruk bila disertai dengan penyakit atau keadaan lainnya seperti gizi buruk dan cakupan imunisasi yang rendah. \n\n Seberapa umum penyakit pneumonia pada anak? \n\n Seperti yang sudah diketahui bahwa penyakit ini merupakan kondisi saat paru-paru anak mengalami infeksi. \n\n Apa penyebab pneumonia pada anak? \n\n Dikutip dari IDAI, pneumoni dapat disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur atau oleh karena hal lainnya seperti aspirasi. \n\n Di negara maju, penyebab infeksi pneumoni sebagian besar disebabkan oleh virus, namun dapat disebabkan campuran virus dan bakteri. Virus penyebab pneumonia sangat banyak, misalnya rhinovirus, respiratory syncytial virus (RSV) atau virus influenza. \n\n Sedangkan bakteri yang menjadi penyebab umum pneumonia adalah penumokokus (Streptococcus pneumonia), HiB (Haemophilus influenza type b), dan stafilokokus (Staphylococcus aureus). \n\n Pneumoni pada kelompok anak berusia di atas 2 tahun terinfeksi oleh bakteri lebih banyak dibandingkan pada kelompok anak berusia di bawah 2 tahun. \n\n Gejala \n\n Gejala penumoni pada anak dapat berupa gejala ringan sampai sedang dan apabila sudah mengalami gejala berat maka perlu dilakukan perawatan di rumah sakit. \n\n Gambaran gejala klinis pneumonia bergantung pada berat-ringannya infeksi Yaitu: \n\n \n \n Gejala umum : demam, sakit kepala, anak tampak lemah, gelisah, penurunan nafsu makan, mual-muntah, diare. \n \n \n Gejala pernafasan : batuk, sesak nafas, pergerakan dinding dada yang cepat, nafas cuping hidung, merintih dan tampak biru pada area bibir atau kuku. \n \n \n\n Bagaimana penyakit ini didiagnosis? \n\n Diagnosis pneumonia pada anak ditegakkan dengan cara \n\n \n \n Anamnesis : melalukan wawancara kepada orang tua pasien mengenai kondisi yang sedang dialami anak, apakah ada penyakit pemberat atau penyerta lainnya. \n \n \n Pemeriksaan fisik : memperhatikan pola pernafasan anak, mendengarkan suara paru, melakukan pemeriksaan kadar oksigen darah dan lain-lain. \n \n \n Pemeriksaan penunjang : pengambilan darah dan raidologi seperti X-ray atau CT scan paru. \n \n \n\n \n\n Pengobatan \n\n Pengobatan pneumoni pada anak bergantung pada penyebab dari pneumoni itu sendiri apakah bakteri, virus, jamur atau lainnya. Namun tindakan pemberian obat-obatan sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu kepada tenaga kesehatan. Pemberian obat yang kurang tepat dapat menimbulkan efek samping obat pada anak. \n\n Bagaimana mencegah pneumonia pada anak? \n\n Perilaku hidup bersih dan sehat sangat disarankan untuk diterapkan kepada anak, misalnya sering mencuci tangan, istirahat yang cukup, konsumsi makanan atau minuman yang bergizi, menutup hidung dan mulut bila bersin dan batuk, hindari polusi seperti asap, dan lain-lain. \n\n Selain itu, mencegah infeksi berat pneumonia pada anak adalah dengan melakukan vaksinasi secara lengkap. Vaksinasi dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian pada anak akibat pneumoni. \n\n Apa yang membuat anak berisiko mengalami pneumonia? \n\n Ada beberapa faktor risiko yang membuat anak lebih rentan mengalami pneumonia, seperti: \n\n \n \n Sistem kekebalan tubuh anak yang lemah \n \n \n Adanya penyakit penyerta seperti asma, gizi buruk, kegemukan dan lain-lain \n \n \n Cakupan vaksinasi yang rendah \n \n \n Perilaku hidup yang kurang bersih dan sehat \n \n \n\n Jika Anak sahabat mengalami seperti diatas langsung konsultasikan ke dokter Spesialis Anak di RS HERMINA CIRUAS \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 30 Agustus 2021<\/li><\/ul><\/div>
Kebutuhan Zat Besi Untuk Anak<\/a><\/h3>
Tahukah sahabat hermina ? Saat anak terlihat tidak aktif, lemas, dan tidak bertenaga maka kemungkinan dia kekurangan zat besi. Zat besi adalah salah satu zat yang penting untuk kesehatan dan tumbuh kembangnya. \n\n Zat besi merupakan kompenen yang terdapat di dalam darah merah yang berfungsi untuk membawa oksigen ke paru-paru dan seluruh tubuh. Apabila kebutuhan zat besi di dalam tubuh tidak mencukupi maka sel tubuh dan organ-organ penting lainnya akan mengalami kekurangan oksigen akibatnya tubuh tidak bisa memproduksi energi. \n\n Manfaat dan Dampak Kekurangan Zat Besi Pada Anak \n\n Berdasarkan banyak studi, zat besi dibutuhkan tidak hanya anak-anak, para remaja dan orang dewasa juga membutuhkan zat ini. Tidak terkecuali bayi. Manfaat zat besi untuk bayi berpengaruh terhadap kecerdasan otak dan tubuhnya berkembang dengan baik. \n\n Zat besi juga berperan dalam menjaga kesehatan sel-sel di tubuh, kuku, kulit, dan rambut. Anak-anak yang kekurangan zat besi umumnya memperlihatkan gejala atau tanda, seperti: berat badan turun, kulit dan kuku berwarna pucat, nafsu makan menurun, selalu terlihat lemas, lesu dan tidak aktif secara fisik, dan selalu rewel. \n\n Bagi Anak-anak yang sudah sekolah, kekurangan zat besi bisa berdampak pada kegiatan sekolah, seperti : susah untuk konsentrasi yang nantinya bisa berdampak pada hasil belajarnya. Bahkan ia menjadi kurang tanggap terhadap lingkungan. \n\n Dalam beberapa kasus kekurangan zat besi dapat terjadi ketika anak berusia satu tahun. Hal ini terjadi karena anak sudah tidak lagi mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung zat besi atau jumlahnya tidak sesuai dengan yang dianjurkan. \n\n Kekurangan zat besi bisa berdampak menganggu pertumbuhan anak, selain itu anak juga beresiko terkena anemia. Oleh sebab itu pentingnya zat besi untuk anak perlu diketahui oleh semua orang tua. \n\n Kebutuhan Zat Besi Untuk Anak \n\n Bagaimana jika anak sudah banyak makan namun masih saja kekurangan zat besi? \n\n Masalah porsi makan memang penting, namun apa yang dimakan anak juga tidak kalah penting. Sebetulnya, tubuh secara alami dapat beradaptasi pada kondisi kelebihan ataupun kekurangan zat besi. Namun jumlah kandungan zat besi yang dibutuhkan oleh tubuh harus terpenuhi dengan baik. \n\n Berikut ini kebutuhan zat besi berdasarkan umur anak : \n\n \n Bayi usia 0 – 6 bulan membutuhkan zat besi 0,27mg \n Bayi usia 7 bulan membutuhkan = 11 mg \n Anak usia 1 – 3 bulan membutuhkan = 7 mg \n Anak usia 4 – 8 tahun membutuhkan = 10 mg \n Anak usia 9 – 13 tahun membutuhkan = 8 mg \n Anak laki-laki usia 14 – 18 tahun (remaja) membutuhkan = 11 mg \n Anak perepuan usia 14 – 18 tahun (remaja) membutuhkan = 15 mg. \n \n\n Dari penjelasan tersebut, sahabat hermina dapat mengetahui kebutuhan zat besi remaja perempuan lebih banyak dibandingkan dengan remaja laki-laki. Kenapa? Karena anak perempuan membutuhkan banyak zat besi sebagai pengganti zat yang terbuang akibat menstruasi. \n\n Sumber Makanan yang Banyak Mengandung Zat Besi \n\n Ada dua jenis makanan yang menjadi sumber zat besi, yaitu: hem dan nohem. Zat besi di jenis nonhem banyak ditemukan di sayur hijau, seperti bayam, biji-bijian, kacang-kacangan, roti, sereal, dan olahan kacang kedelai. \n\n Sedangkan zat besi untuk jenis hem bisa ditemukan di daging merah, daging unggas, dan boga bahari. Zat besi ini lebih mudah dicerna di dalam tubuh. \n\n Agar penyerapan lebih maksimal disarankan mengkombinasikan dua jenis zat besi, sepert i: makanan yang mengandung vitamin C, contohnyai: buah kiwi, beri, brokoli, dsb. Karena pentingnya zat besi untuk anak, jangan sampai lupa untuk mencukupi kebutuhan zat besi dengan memilih jenis makanan yang tepat. \n\n Sahabat hermina dapat berkonsultasi seputar kebutuhan Zat besi anak kepada dokter spesialis anak di RS. Hermina terdekat, atau sahabat hermina juga bisa berkonsultasi secara online dengan dokter spesialis RS. Hermina dengan aplikasi halo hermina. \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 30 Agustus 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 28 September 2021<\/li><\/ul><\/div>