- Hermina Pasteur<\/a><\/li>
- 13 Oktober 2021<\/li><\/ul><\/div>
Mengapa Penting Kesehatan Mental di Masa Pandemi<\/a><\/h3>
Mengapa Penting Kesehatan Mental di Masa Pandemi \n\n Keadaan sejahtera dimana individu menyadari kemampuannya sendiri, dapat mengatasi tekanan stres yang normal, dapat bekerja secara produktif dan mampu memberikan kontribusi kepada komunitasnya. \n\n Kesehatan mental yg baik → individu mampu menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain \n\n Faktor-faktor yg memengaruhi kesehatan mental : \n\n \n Faktor biologis \n Faktor psikologis \n Faktor sosial \n \n\n Pandemi COVID-19 berdampak besar pada kehidupan kita. Banyak tantangan yang bisa membuat stres berlebihan dan menyebabkan emosi yang kuat .Salah satu upaya pencegahan COVID-19 seperti physical distancing, diperlukan untuk mengurangi penyebaran COVID-19, namun dapat membuat kita merasa terisolasi dan kesepian serta dapat meningkatkan stres dan kecemasan. \n\n Epidemiologi Kejadian Gangguan Mental Di Masa Pandemi \n\n Selama pandemi COVID-19, masalah kesehatan mental telah meningkat, termasuk ide bunuh diri. Stres dapat diakibatkan karena: \n\n \n Mengikuti jumlah kematian akibat covid \n Sering memantau laporan media atau media social \n Merasa terisolasi selama karantina \n Tidak dapat bersama orang yang dicintai \n Mengalami kesulitan keuangan \n \n\n Pada Januari 2021, 41% orang dewasa di laporkan mengalami gejala kecemasan dan gangguan depresi. Dalam sebuah survei pada Juni 2020, 13% orang dewasa melaporkan penggunaan zat berbahaya meningkat akibat stres terkait virus corona 11% orang dewasa melaporkan pikiran untuk bunuh diri dalam 30 hari terakhir. Tingkat bunuh diri telah lama meningkat dan semakin buruk akibat pandemi \n\n Berdasarkan survey Kaiser Family Tracking Health Tracking ditemukan banyak orang dewasa melaporkan dampak negatif spesifik pada kesehatan mental dan kesejahteraan, yaitu : \n\n \n\n \n kesulitan tidur (36%) \n kesulitan makan (32%) \n Peningkatan konsumsi alkohol atau penggunaan zat (12%), \n kondisi kronis yang memburuk (12%) \n karena khawatir dan stres akibat pandemi virus corona \n \n\n Dampak Stres pada Kesehatan \n\n \n Rasa takut, marah, sedih, khawatir atau frustrasi \n Perubahan nafsu makan, energi dan minat \n Perubahan nafsu makan, energi dan minat \n Sulit tidur atau mimpi buruk \n Sakit kepala, nyeri badan, gangguan pencernaan, dan ruam kulit \n Memburuknya masalah kesehatan kronis \n Memburuknya kondisi kesehatan mental \n Penggunaan tembakau, alkohol, dan zat lainnya \n \n\n Hal-hal yang Memengaruhi Kesehatan Mental di Masa Pandemi \n\n \n Terjadinya resesi ekonomi \n Faktor jarak dan isolasi social \n Trauma para nakes dalam menghadapi COVID-19 \n Stigma dan diskriminasi pada penderita COVID-19 \n Rasa bosan memicu stres \n \n\n Kelompok yang Rentan Terdampak Gangguan Mental akibat COVID-19 \n\n \n Perempuan \n Anak-anak dan remaja \n Lansia \n \n\n Cara Menjaga Kesehatan Mental di Masa Pandemi \n\n \n Kalangan Umum \n \n\n \n Hilangkan stigma “Kasus COVID-19” \n \n\n Janganlah memberi label pada mereka yang terkena COVID-19 karena setelah sembuh dari COVID-19 pun hidup mereka akan terus berlanjut dengan pekerjaan, keluarga, dan orang yang mereka cintai \n\n \n Kurangi menonton, membaca atau mendengar berita tentang COVID-19\n\n \n Bagi sebagian orang, mencari berita mengenai COVID-19 akan menimbulkan rasa cemas & stres yang berlebih \n Cukup mencari informasi dari sumber terpercaya 1-2x/hari \n Carilah informasi yang fokus pada cara melindungi diri sendiri dan orang-orang terkasih di sekitar kita \n \n \n \n\n \n Mulai merawat diri sendiri\n\n \n Lakukan kegiatan untuk merawat diri sendiri, seperti melakukan sesi relaksasi, meditasi, dan peregangan \n Mulai makan yang lebih sehat dan seimbang \n Berolahraga rutin dan tidur cukup \n Hindarilah alkohol dan rokok atau penggunaan zat lain \n \n \n Saling mendukung satu sama lain\n \n Membantu orang lain pada saat mereka membutuhkan dapat bermanfaat baik orang yang menerima dukungan maupun penolong. Misalnya, menelepon tetangga atau orang-orang di komunitas Anda yang mungkin membutuhkan bantuan \n \n \n Berikan cerita positif dan penuh harapan\n \n Cerita positif dari orang-orang terdekat tentang pengalaman masing-masing menghadapi COVID-19 \n Cerita tentang pengalaman menagalami COVID-19 dan telah sembuh akan meningkatkan semangat bersama-sama dalam menghadapi pandemi COVID-19 \n \n \n Lakukan apa yang sudah biasa anda lakukan selama ini untuk melalui masa sulit\n \n Manfaatkan keterampilan yang telah Anda gunakan di masa lalu yang telah membantu Anda mengelola kesulitan, seperti mendengarkan musik, bernyanyi, melukis, dan lain-lain \n Konsultasi pada petugas kesehatan \n Jika anda merasa kewalahan dalam menjaga kesehatan mental anda, anda dapat mencoba berkonsultasi dengan petugas kesehatan atau konselor bila diperlukan Kalangan Anak dan Remaj \n \n \n \n\n 2. Kalangan Anak dan Remaja \n\n \n Membantu anak untuk menemukan cara positif dalam mengekspresikan perasaan seperti kesedihan dan ketakutan \n Pertahankan rutinitas yang familiar dalam kehidupan sehari - hari sebanyak mungkin \n Selama masa krisis, anak cenderung mencari lebih banyak keterikatan dan banyak menuntut orang tua \n \n\n 3. Kalangan Lansia \n\n \n Mencari cara baru yang aman untuk tetap berhubungan dengan keluarga dan rekan, mendapatkan dukungan dan mengekspresikan perasaan \n Menjaga kesehatan dengan aktivitas fisik ringan untuk mengurangi fatigue, ansietas ataupun rasa sedih \n \n\n Tips Mengelola Stres Kerja \n\n \n Berkomunikasilah tentang stres kerja anda \n Identifikasi hal-hal yang tidak dapat anda kendalikan \n Ketahui fakta tentang COVID-19 \n Tingkatkan rasa kendali diri anda dengan mengembangkan rutinitas harian yang konsisten \n Ingatkan diri anda bahwa masing-masing dari kita memiliki peran penting dalam memerangi pandemi ini \n Ingatkan diri anda bahwa setiap orang berada dalam situasi yang tidak biasa dengan sumber daya yang terbatas \n Beristirahatlah dari menonton, membaca, atau mendengarkan berita, termasuk media sosial \n Berhubungan dengan orang lain \n Jika menyalahgunakan alkohol atau obat lain (termasuk obat resep) sebagai cara untuk mengatasinya, carilah bantuan \n Jika Anda sedang dirawat karena kondisi kesehatan mental, lanjutkan perawatan Anda dan waspadai gejala baru atau gejala yang memburuk \n \n\n \n\n Segera konsultasikan kesehatan Anda dengan dr.Irna Permanasari Gani, Sp.KJ \nbeliau merupakan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa di RS Hermina Pasteur. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Galaxy<\/a><\/li>
- 24 Agustus 2021<\/li><\/ul><\/div>
Hati-hati Stres di Masa Pandemi Covid-19<\/a><\/h3>
\n\n Sahabat Hermina, sudah lebih dari setahun kita mengalami situasi yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya, yaitu adanya Covid-19 (Corona Virus Disease) yang menjadi pandemi di seluruh bagian di muka bumi ini, termasuk di negara kita, Indonesia. Selama lebih dari setahun pula, kita mengalami pola kehidupan yang baru yang disebut dengan New Normal. Dalam pola hidup New Normal ini, kita diharuskan untuk mematuhi protokol kesehatan (5M), adanya perubahan cara bekerja pada para pekerja, adanya perubahan cara belajar pada para siswa dan mahasiswa, mengubah semua sistem administrasi dengan menggunakan sistem online, dan juga perubahan-perubahan gaya hidup yang lain. Selain itu, adanya Covid-19 ini juga sangat berefek pada semua bidang, terutama pada bidang ekonomi, baik pada skala besar (menurunnya omset perusahaan), dan juga pada skala perorangan (jam kerja berkurang atau bahkan ada yang terkena PHK). Dengan seringnya kita berada di rumah pun, lebih meningkatkan memunculkan potensi konflik yang terjadi antara anggota keluarga. Selain itu, interaksi sosial dengan orang lain seperti dengan teman dan anggota keluarga besar pun juga menjadi terbatas. \n\n \n\n Selain dampak dari adanya Covid-19 yang telah dijelaskan di atas, individu biasanya juga akan merasakan Pandemic Fatigue. Pandemic Fatigue atau Kelelahan Pandemi yaitu kondisi ketika seseorang lelah dengan ketidakpastian kapan sebuah pandemi akan berakhir. Pada akhirnya, pandemic fatigue membuat banyak orang mulai tidak mematuhi protokol kesehatan. Dalam arti kata lain, pandemic fatigue akan membuat orang menjadi lebih acuh dengan adanya virus corona yang sebetulnya masih tersebar di masyarakat. Menurut WHO, pandemic fatigue adalah hal wajar yang dialami setiap orang. Walaupun begitu, kita tetap harus mematuhi protokol kesehatan agar kita tidak tertular virus corona dari siapapun. \n\n \n\n Adanya dampak-dampak sebagai akibat dari adanya Covid-19 dan juga adanya Pandemic Fatigue, akan menyebabkan individu mengalami stres. Stres menurut Lazarus dan Folkman (1984) adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu dalam menghadapi situasi yang mengancam atau membahayakan dirinya. Sementara itu, sumber atau hal yang menyebabkan stres disebut dengan stressor. Dari adanya Covid-19, beberapa contoh stressor yaitu tidak memiliki pekerjaan, hubungan yang sering berkonflik dengan pasangan, lelah dengan sistem bekerja/sekolah dari rumah, dsb. \n\n \n\n Keadaan stres yang dialami oleh seseorang akan menimbulkan efek yang tidak menguntungkan, baik dari sisi fisik maupun dari sisi psikologis pada individu tersebut. Individu yang mengalami stres tidak akan membiarkan efek negatif ini terjadi terus pada dirinya. Oleh karena itu, individu akan melakukan usaha menyelesaikan stresnya, agar ia terhindari dari efek negatif (fisik maupun psikologis) yang ia rasakan. Usaha berupa tindakan yang dilakukan ini dinamakan dengan strategi coping. Tidak semua orang memiliki strategi coping yang tepat yang bisa menyelesaikan efek negatif sekaligus jalan keluar dari stressor yang ia alami. Hal ini dikarenakan strategi coping dipengaruhi oleh kepribadian, konsep diri, faktor sosial, latar belakang budaya, dan juga latar belakang pendidikan. Selain itu, strategi coping yang dipilih juga sangat dipengaruhi oleh kemampuan individu tersebut dalam menyelesaikan masalahnya. \n\n \n\n Oleh karena itu, ada individu yang bisa menyelesaikan masalah (stressornya) dengan tepat dan menghilangkan efek negatif yang dirasakan, namun ada pula individu yang kurang bisa menyelesaikan masalah (stressornya), sehingga tetap merasakan efek negatif yang dialaminya. Individu yang memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalahnya, tetap bisa mengalami stres jika masalah yang dialaminya sangat banyak sehingga masalah yang dimilikinya menjadi bertumpuk. Hal ini tentunya tetap akan membuat individu tersebut mengalami stres. \n\n \n\n Jika mengalami stres, maka ada baiknya mencari bantuan tenaga profesional, salah satunya yaitu psikolog klinis. Karena di hadapan psikolog, individu yang mengalami stress tersebut bisa menceritakan semua masalah/stressornya (konseling) sehingga akan mengurangi beban pikiran yang dimilikinya. Selain itu, psikolog juga bisa memberi terapi/intervensi psikologis jika individu tersebut sudah dalam tahap perlu untuk diberi terapi/intervensi. Ditambah pula, jika seorang individu yang mengalami stres tidak diusahakan untuk mencari bantuan psikologis, maka dalam jangka waktu yang lama ia bisa mengalami depresi, yang tentunya ini termasuk dalam salah satu gangguan jiwa yang berat. \n\n \n\n RS Hermina Galaxy menyediakan layanan psikologi yang dilakukan oleh psikolog klinis dengan melakukan asesmen/pengetesan psikologis, penegakan diagnosis, konseling, dan juga terapi/intervensi psikologis, dengan tujuan untuk membantu klien menjadi lebih sejahtera (well-being) dan lebih berfungsi dalam kesehariannya, sekaligus membantu mengatasi masalah kejiwaan yang dialami oleh klien. \n\n \n\n Pendaftaran pelayanan konsultasi Online ke psikolog klik disini \n\n Untuk pendaftaran ke Psikolog secara Onsite di Rumah Sakit, silahkan melakukan pendaftaran online melalui: \n1. Call Center: 1500 488 \n2. Mobile apps: PT. Medikaloka Hermina Tbk (tersedia untuk IOS download disini dan Android download disini) \n3. Website: www.herminahospitals.com \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 24 Agustus 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 13 Oktober 2021<\/li><\/ul><\/div>