- Hermina Ciputat<\/a><\/li>
- 05 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
Sering Keputihan Apakah Berbahaya?<\/a><\/h3>
Keputihan merupakan hal yang pernah dialami oleh seluruh wanita. Hampir 90% wanita di Indonesia mengalami masalah keputihan, karena Indonesia merupakan daerah yang bersuhu lembab. Secara definisi keputihan atau dalam istilah medis dikenal sebagai fluor albus, leucorrhea, white discharge merupakan kondisi keluarnya cairan atau lendir yang berasal dari alat kelamin wanita atau vagina yang bukan darah. Cairan atau lendir yang dihasilkan oleh vagina dan leher rahim mengangkut sel-sel mati dan bakteri keluar dari vagina, sehingga menjaganya tetap bersih. Jika mengeluarkan darah maka disebut menstruasi dan apabila cairan atau lendir tersebut bukan darah maka disebut dengan keputihan. \n\n \n\n Tidak semua keputihan yang dialami oleh wanita bersifat patologis atau penyakit, namun ada juga keputihan yang bersifat fisiologis atau normal dan biasa terjadi saat menstruasi, setelah menstruasi, saat masa subur, iritasi setelah penggunaan KB IUD. Sedangkan keputihan yang bersifat patologis biasanya disebabkan oleh peradangan, tumor, polip, dan yang paling sering adalah karena kanker mulut rahim. \n\n \n\n Keputihan biasanya dikeluhkan apabila sudah mengeluarkan gejala, gejala akan muncul biasanya karena jumlah atau produksi keputihan yang berlebihan. Keputihan yang tidak normal biasanya disebabkan oleh infeksi yang biasanya berasal dari infeksi jamur, bakteri, atau parasit. yang dipicu oleh daya tahan tubuh yang kurang baik. \n\n \n\n Pencegahan Keputihan \n\n Keputihan dapat dicegah dengan melakukan beberapa hal seperti: \n\n \n Menjaga daya tahan tubuh \n Menjaga kebersihan organ vagina \n Hindari menggunakan pantyliner secara terus menerus \n Membersihkan organ kemaluan dengan air mengalir \n Hindari menggunakan celana yang ketat \n \n\n \n\n Ciri-ciri keputihan abnormal: \n\n Dalam kondisi normal, lendir dan cairan tubuh yang keluar mempunyai sifat tertentu. Misalnya, warnanya bisa bening atau putih, tidak berbau, dan teksturnya berubah tergantung siklus menstruasi Anda. namun apabila lendir dan cairan tubuh yang dikeluarkan menimbulkan gejala seperti gatal, mengeluarkan berbau busuk atau amis, dan keputihan yang berubah warna maka keputihan tersebut merupakan keputihan yang abnormal dan perlu dilakukannya pengobatan. \n\n \n\n Sahabat Hermina, simak penjelasan dr. Fahmialdi, Sp.OG selengkapnya di Hermina Podcast tentang keputihan di channel youtube Hermina Hospitals (Klik Disini) \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pekalongan<\/a><\/li>
- 14 November 2022<\/li><\/ul><\/div>
Yuk Berani Deteksi Dini Kanker Payudara<\/a><\/h3>
Pernahkah Anda merasa payudara Anda mengalami kelainan atau terkadang terasa nyeri saat disentuh pada posisi tertentu?. Penting untuk mewaspadai kondisi ini, terutama jika gejala seperti nyeri semakin parah. Karena bisa jadi itu pertanda Anda sedang mengalami masalah payudara, termasuk kanker payudara. \n\n Deteksi dini kanker payudara merupakan suatu keharusan bagi setiap wanita. Semakin dini penyakit terdeteksi, semakin cepat dapat diobati untuk mencegah penyebarannya. Namun, bagaimana langkah yang tepat untuk deteksi dini kanker payudara? \n\n Rutin melakukan SADARI dapat membantu Anda melindungi diri dari kanker payudara. Kanker payudara merupakan kanker dengan jumlah kasus terbanyak, dan menjadi salah satu penyebab kematian utama akibat kanker, karena sebagian besar pasien kanker payudara datang berobat pada stadium lanjut. Padahal, jika terdeteksi dini dan segera diterapi, sebetulnya kanker bisa dikalahkan. \n\n Berikut langkah-langkah dari Yayasan Kanker Indonesia yang bisa Anda ikuti saat melakukan SADARI 7-10 hari setelah menstruasi: \n\n 1. Berdiri tegak. Cermati bila ada perubahan pada bentuk dan permukaan kulit payudara, pembengkakan dan/atau perubahan pada puting. Bentuk payudara kanan dan kiri tidak simetris? Jangan cemas, itu biasa. \n\n 2. Angkat kedua lengan ke atas, tekuk siku dan posisikan tangan di belakang kepala. dorong siku ke depan dan cermati payudara; dan dorong siku ke belakang dan cermati bentuk maupun ukuran payudara. \n\n 3. Posisikan kedua tangan pada pinggang, condongkan bahu ke depan sehingga payudara menggantung, dan dorong kedua siku ke depan, lalu kencangkan (kontraksikan) otot dada Anda. \n\n 4. Angkat lengan kiri ke atas, dan tekuk siku sehingga tangan kiri memegang bagian atas punggung. Dengan menggunakan ujung jari tangan kanan, raba dan tekan area payudara, serta cermati seluruh bagian payudara kiri hingga ke area ketiak. Lakukan gerakan atas-bawah, gerakan lingkaran dan gerakan lurus dari arah tepi payudara ke puting, dan sebaliknya. Ulangi gerakan yang sama pada payudara kanan Anda. \n\n 5. Cubit kedua puting. Cermati bila ada cairan yang keluar dari puting. Berkonsultasilah ke dokter seandainya hal itu terjadi. \n\n 6. Pada posisi tiduran, letakkan bantal di bawah pundak kanan. Angkat lengan ke atas. Cermati payudara kanan dan lakukan tiga pola gerakan seperti sebelumnya. Dengan menggunakan ujung jari-jari, tekan-tekan seluruh bagian payudara hingga ke sekitar ketiak. \n\n Hindari Makanan Pemicu Kanker Payudara \n\n 1. Daging Merah yang Dibakar \n\n Steak atau sate memang lezat, tapi efeknya tidak baik bagi kesehatan payudara Anda. Oleh karena itu sebaiknya Anda batasi pengonsumsiannya hingga tak lebih dari 500 gram dalam seminggu. Perhatikan cara memasaknya seperti dibakar, karena membentuk heterocyclic amines (HCAs). HCAs ditengarai berpotensi menyebabkan kanker payudara, kanker paru-paru, kanker kolon, dan kanker prostat. \n\n 2. Alkohol \n\n Beberapa studi memastikan bahwa konsumsi alkohol meningkatkan risiko wanita terhadap kanker payudara. Batas aman minum alkohol adalah segelas sehari. Lebih dari itu, risiko Anda terkena kanker payudara naik 11% dari setiap gelas alkohol yang Anda minum. \n\n 3. Gula \n\n Rasanya yang manis ternyata bisa berakibat ‘pahit.’ Mengonsumsi terlalu banyak gula akan melonjakkan level insulin. Berdasarkan riset, insulin adalah promotor utama pertumbuhan tumor. Ketika insulin ada dalam jumlah tinggi dalam darah, ia juga meningkatkan kadar sirkulasi estrogen bebas. \n\n 4. Susu Tinggi Lemak dan Produk Olahannya \n\n Beberapa penelitian mengatakan orang yang mengonsumsi susu dan keju tinggi lemak memiliki risiko terkena kanker lebih tinggi. Para peneliti memperkirakan, hal tersebut berkaitan dengan estrogen. Hormon ini larut dalam lemak, sehingga ditemukan dengan konsentrasi yang lebih tinggi dalam susu tinggi lemak, dibanding susu rendah lemak. Beberapa jenis kanker payudara memiliki reseptor estrogen dan diberi makan oleh estrogen. \n\n 5. Daging yang Sudah Diproses \n\n Para peneliti menemukan bahwa bahan yang digunakan sebagai pengawet yang ada pada daging yang sudah diproses seperti sosis, ham, dan bacon bermetamorfosis mejadi bahan penyebab kanker ketika berada dalam tubuh. Jadi, tahan keinginan Anda untuk makan hotdog. Bila sudah tak tahan, makan daging yang sudah diproses hanya pada acara-acara spesial. \n\n Nah, sekarang Anda bisa melakukan pemeriksaan fisik sendiri dengan menerapkan beberapa cara yang sudah disebutkan. Dengan pergi ke dokter sejak dini, diharapkan setiap kanker payudara yang terjadi dapat segera diatasi. Dengan cara ini, kemungkinan efek samping dapat dihindari. Anda juga dapat melakukan pemeriksaan tahunan untuk memastikan kesehatan Anda secara keseluruhan. \n\n Untuk meningkatkan daya tahan tubuh, jangan lupa untuk melengkapinya dengan vitamin atau suplemen, bila perlu konsultasikan dengan dokter. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kemayoran<\/a><\/li>
- 26 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
Insiden, Kematian dan Faktor Risiko Kanker Serviks<\/a><\/h3>
Kanker serviks adalah keganasan pada serviks, yaitu keganasan pada bagian terbawah uterus yang berhubungan dengan vagina. Di Indonesia, kanker serviks merupakan kanker kedua tersering pada wanita setelah kanker payudara, dengan jumlah kasus baru mencapai 36 ribu pada tahun 2020. \n\n Penyebab dari kanker serviks adalah virus HPV (Human Papilloma Virus) tipe high risk, yang selain menjadi penyebab kanker serviks, juga dapat menyebakan kanker di vulva, vagina, laring, orofaring, sedangkan tipe low risk dapat menyebabkan penyakit seperti kutil kelamin yang sifatnya tidak ganas. Ketika terpapar virus HPV, sistem kekebalan tubuh dapat mencegah virus menyebabkan penyakit, tapi pada beberapa orang, virus ini dapat menetap pada tubuh dan bisa berkembang menjadi sel kanker. \n\n Penyakit kanker serviks dapat dicegah dan dideteksi lebih awal, dengan melakukan pemeriksaan papsmear berkala, pemeriksaan HPV – DNA, pemeriksaan IVA, dan juga kita dapat melakukan vaksinasi untuk melindungi diri dari infeksi virus HPV.Faktor risiko terjadinya kanker serviks adalah kontak seksual di usia muda, berganti pasangan seksual, riwayat penyakit menular seksual, merokok, dan kondisi immunocompromised. Gejala yang ditimbulkan bila kita terkena kanker serviks adalah perdarahan, baik perdarahan diluar siklus haid, perdarahan pasca menopause, maupun perdarahan pasca sanggama, keputihan berbau, dan nyeri pada panggul, yang biasanya terjadi pada kasus dengan stadium lanjut. \n\n Penyakit ini bisa diobati, dengan pilihan pengobatan yang disesuaikan dengan stadium penyakit, baik pembedahan, yaitu pengangkatan rahim dan kelenjar getah bening, sampai kepada kemoterapi dan radiasi. \n\n Bila dideteksi pada stadium awal, angka ketahanan hidup 5 tahun mencapai 90%, sedangkan bila ditemuka. Penyebaran ke organ sekitar atau kelenjar getah bening, angka ketahan hidup 5 tahun sekitar 50%. Setelah pengobatan kanker selesai, tetap disarankan untuk melakukan pemeriksaan berkala, untuk mengetahui adanya kemungkinan kekambuhan. Karena bahkan setelah pengobatan dilakukan secara lengkap, 1/3 wanita dapat mengalami kekambuhan, yaitu sekitar 1%-22% untuk stadium I – II dan 28% – 64% pada stadium II – IV. \n\n Sangat penting bagi wanita untuk melakukan pemeriksaan deteksi dini maupun pencegahan kanker serviks, karena selain dapat mengetahui penyakit lebih awal, juga dapat mencegah stadium penyakit menjadi lebih tinggi, sehingga angka harapan kesembuhan pun diharapkan lebih baik. Dokter akan memastikan adanya materi genetik (DNA) dari HPV pada bagian serviks wanita yang terindikasi mengidap kanker serviks. Cara ini dapat dilakukan bersamaan dengan pap smear untuk lebih memastikan kanker serviks yang menyerang. \n\n Tak perlu menunggu mengalami masalah kesehatan tertentu untuk memeriksakan diri ke dokter kandungan. Ada baiknya mulai menjadwalkan kunjungan periksa secara rutin ke dokter kandungan mulai dari usia remaja. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Daan Mogot<\/a><\/li>
- 25 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
Mitos dan Fakta Menstruasi <\/a><\/h3>
Pasti teman-teman sering mendengar banyaknya mitos tentang menstruasi, tapi apakah mitos tersebut adalah fakta? \n\n Mestruasi adalah keluarnya darah dari jalan lahir wanita karena peluruhan dinding rahim akibat sel telur yang tidak dibuahi oleh sperma, hal ini terjadi setiap bulan pada siklus wanita yang normal. \n\n Siklus menstruasi normal berkisar antara 21-35hari, dengan masa menstruasi selama 3-7 hari. Volume rata-rata menstruasi adalah berkisar 80ml. Gejala menstruasi adalah terdiri dari fase pra menstruasi dan saat menstruasi. \n\n Pada fase pra menstruasi, gejala yang biasa dirasakan adalah diantaranya sakit kepala, perut kembung, nyeri perut, nyeri di payudara, timbul jerawat di kulit, perubahan suasana hati (mood). fase ini berlangsung selama periode mendekati menstruasi. \n\n Fase menstruasi terjadi akibat otot rahim yang mengalami kontraksi, gejala yang bisa dirasakan diantaranya nyeri di perut, mual, pusing, nyeri seperti ditekan di perut. \n\n Setelah mengenal mengenai menstruasi yang normal, berikut kita jabarkan mitos-mitos yang beredar dimasyarakat. \n\n \n Tidak boleh keramas saat menstruasi \n \n\n Ini adalah mitos, mitos yang beredar dimasyarakat mengatakan bahwa keramas bisa menyumbat pembuluh darah. Faktanya tidak ada hubungan antara keramas dan tidak lancarnya haid. \n\n Mandi keramas dengan air hangat bertujuan melemaskan otot-otot kepala sehingga diharapkan orang yang sedang menstruasi menjadi lebih relaks. \n\n \n Konsumsi minuman bersoda membuat menstruasi menjadi lancar \n \n\n Mitos yang sering beredar dimasyarakat adalah konsumsi minuman bersoda membuat menstruasi menjadi lancar. Hal ini belum dapat dibuktikan secara ilmiah. Menstruasi yang tidak lancar disebabkan oleh hormon yang mengatur menstruasi tidak seimbang, stres, dan pola makan. \n\n Untuk membuat menstruasi menjadi lebih lancar adalah dengan makan-makanan yang bergizi, minum air putih yang cukup, dan rajin berolahraga. \n\n \n Tidak boleh minum dingin saat sedang menstruasi \n \n\n Mitos tentang tidak bolehnya minum dingin saat menstruasi adalah benar mitos. Faktanya minum air dingin tidak berpengaruh pada keterlambatan menstruasi seseorang. Hal-hal yang membuat menstruasi terlambat diantaranya adalah masalah pada dinding rahim, masalah hormonal, dan psikologis seperti stresor internal. \n\n \n Tidak boleh berenang \n \n\n Ini adalah mitos. Faktanya tekanan air di kolam renang akan menyebabkan terhambatnya keluar darah, meski demikian berenang tidak akan menghentikan menstruasi. \n\n \n Dilarang berhubungan intim \n \n\n Mitos yang beredar adalah berhubungan intim dapat membahayakan kesehatan wanita. Faktanya dengan berhubungan intim maka keram perut yang dirasakan akibat menstruasi akan jauh lebih berkurang. Hal ini diakibatkan oleh saat terjadi orgasme, makan otot-otot rahim akan kontraksi dan terjadi pelepasan. Selain itu darah haid juga bisa menjadi pelumas saat sedang berhubungan intim. namun kembali lagi dengan keyakinan kepercayaan masing-masing yang membolehkan atau tidak. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kemayoran<\/a><\/li>
- 24 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
Operasi Pemisahan yang Berhasil dari Kembar Siam<\/a><\/h3>
Kembar siam adalah kembar yang dilahirkan dengan bagian tubuh saling menempel atau terhubung. Kondisi ini terjadi karena tidak sempurnanya pembelahan selama proses pembentukan kembar identik. Teori lain menyebutkan bahwa terjadi peleburan dua sel telur telah dibuahi yang awalnya terpisah. Kondisi ini termasuk langka, dengan angka kejadian satu dalam 200.000 kelahiran hidup. \n\n \n\n Kembar siam terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan bagian tubuh yang menempel atau saling terhubung. \n\n \n Torakopagus (dempet dada) \n Omphalopagus (dempet perut) \n Pyopagus (dempet pada punggung dan bokong) \n Kraniopagus (dempet kepala) \n Ischiopagus (dempet panggul) \n Parapagus (dempet dengan posisi menyamping) \n Cephalopagus (dempet wajah) \n Rachipagus (dempet tulang belakang) \n \n\n \n\n Organ yang saling menempel atau terhubung pun bervariasi dari hanya kulit sampai sistem organ seperti otak, jantung, hati, saluran pencernaan, saluran kemih, tulang panggul. \n\n \n\n Pemisahan kembar siam membutuhkan tim multidisiplin melibatkan dokter anak, bedah saraf, bedah anak, bedah thorax, bedah ortopedi, bedah plastik, anestesi (bius), rehabilitasi medik, ahli gizi, pekerja sosial dan sebagainya. Tidak semua kasus kembar siam mampu dipisahkan, perlu evaluasi menyeluruh untuk menentukan bagian tubuh mana saja yang terhubung. Pembedahan ditentukan berdasarkan kondisi kedua bayi mempertimbangkan kelengkapan organ tubuh pada masing-masing bayi, kestabilan kondisi kesehatan kedua bayi, tingkat kesulitan operasi, komplikasi yang dapat muncul dan sebagainya. Kondisi yang menyebabkan pemisahan kembar siam tidak dapat dilakukan misalnya karena kedua bayi hanya memiliki satu jantung. \n\n \n\n Pasca pemisahan kembar siam, kedua bayi perlu menjalani perawatan lanjutan dan rehabilitasi untuk memastikan tumbuh kembang normal, dibantu oleh tim rehabilitasi medik dan pekerja sosial. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 23 Februari 2022<\/li><\/ul><\/div>
Sulit Buang Air Kecil, Tanda Penyakit Batu Ginjal ?<\/a><\/h3>
Batu ginjal adalah endapan keras dan padat yang menyerupai batu yang terbentuk dari mineral dan garam yang terbentuk didalam ginjal, batu ginjal biasa muncul didalam saluran urine mulai dari ginjal, ureter, kandung kemih sampai uretra. Proses ini sering disebut sebagai kencing batu atau nefrolitiasis dan memiliki ukuran batu yang kecil. \n\n \n\n Batu ginjal disebabkan oleh limbah yang berbentuk kristal yang ada didalam darah dan menumpuk dibagian ginjal. Asam oksalat dan kalsium adalah dua zat kimia yang dapat membentuk batu dan mengakibatkan penyumbatan pada saluran ginjal, dengan berjalannya waktu kedua zat ini bisa menjadi semakin mengeras seperti batu. \n\n \n\n Selain itu batu ginjal juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor lain diantanya faktor keturunan, obesitas, kurangnya asupan cairan tubuh, konsumsi vitamin dan suplemen dalam jumlah dosis yang tinggi. \n\n Penyakit ini dapat memengaruhi setiap bagian di saluran kencing, sehingga membuat sahabat hermina merasa tidak nyaman dan kesakitan. Oleh sebab itu penting untuk sahabat hermina mengetahui lebih dini gejala dari penyakit ini. \n\n \n\n \n Gejala \n \n\n \n\n Gejala pada penyakit batu ginjal yang masih berukuran kecil tidak terlalu terasa karena batu dapat keluar dengan sendirinya dari tubuh melalui saluran ureter secara alami, tetapi jika batu sudah berukuran lebih besar dibandingkan dengan saluran ureter sabahat hermina, gejala yang dirasakan akan sangat berbeda antara lain : \n\n \n\n \n Terasa sakit ketika buang air kecil \n Frekuensi buang air menjadi lebih sering \n Rasa nyeri pada perut bagian bawah atau samping, pinggang dan area selangkangan \n Volume urine yang dikeluarkan sedikit atau bahkan tidak keluar sama sekali \n Dalam kasus tertentu urine disertai dengan darah \n Muncul rasa mual \n \n\n Urine yang disertai dengan darah biasanya disebabkan oleh batu ginjal yang berukuran besar bergesekan dengan lapisan dinding ureter, hal inilah yang mengakibatkan terjadi iritasi bahkan menjadi luka. Tidak hanya mengakibatkan ureter mengalami iritasi, batu juga bisa tersangkut didalam ureter atau eretra sehingga terjadi penumpukan bakteri yang bisa memicu infeksi dan pembengkakan. Jika infeksi terjadi pada sahabat hermina yang mengalami penyakit batu ginjal akan mengakibatkan gejala lain seperti urine keruh dan menimbulkan aroma yang tidak sedap, demam, menggigil dan lemas. \n\n Jika sahabat hermina mengalami gejala seperti yang sudah disebutkan diatas, segeralah melakukan konsultasi dengan dokter RS. Hermina terdekat, karena dibutuhkan pemeriksaan penunjang untuk memastikan kondisi sahabat hermina \n\n \n Pencegahan \n \n\n Cegah penyakit batu ginjal dengan menerapkan pola hidup sehat seperti : \n\n \n Pastikan asupan cairan tubuh tercukupi untuk menghindari dehidrasi dan mencegah terbentuknya batu ginjal \n Konsumsi makanan dengan kandungan kalsium yang tidak berlebihan \n Kurangi mengkonsumsi daging secara berlebihan \n \n\n Jika ternyata cara yang sudah dilakukan tidak membantu sahabat hermina dalam pencegahan penyakit batu ginjal, segeralah melakukan konsultasi dengan dokter di RS. Hermina terdekat, atau sahabat hermina juga bisa berkonsultasi secara online dengan dokter spesialis RS. Hermina dengan aplikasi halo hermina. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 27 November 2021<\/li><\/ul><\/div>
Gejala Kanker Serviks<\/a><\/h3>
Tahukah Sahabat hermina Kanker serviks adalah kanker yang tumbuh pada sel-sel di leher rahim. Kanker ini umumnya berkembang perlahan dan baru menunjukkan gejala ketika sudah memasuki stadium lanjut. Kanker ini terjadi saat ada sel-sel di leher rahim alias serviks yang tidak normal, dan berkembang terus dengan tidak terkendali. Karena itu, sangat penting untuk melakukan screening untuk mendeteksi kanker serviks sejak dini sebelum timbul masalah yang serius. \n\n Serviks atau leher rahim adalah bagian rahim yang terhubung ke vagina. Serviks memiliki fungsi untuk memproduksi lendir yang membantu menyalurkan sperma dari vagina ke rahim saat berhubungan seksual. Selain itu serviks juga berfungsi untuk melindungi rahim dari bakteri dan benda asing dari luar. Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah salah satu jenis kanker yang paling sering terjadi pada wanita. Penyebab dari terjadinya kanker serviks adalah Human papilloma Virus (HPV), kanker serviks terjadi ketika sel-sel yang sehat mengalami perubahan atau mutasi. Mutasi ini menyebabkan sel-sel tersebut tumbuh tidak normal dan tidak terkendali sehingga membentuklah sel kanker. \n\n Jenis kanker serviks \n\n Ada dua jenis kanker serviks yang mungkin dialami, yauitu : \n\n \n Karsinoma sel skuamosa (KSS), adalah jenis kanker yang berawal dari dinding bagian luar leher rahim dan mengarah ke vagina. Jenis kanker pada leher rahim ini yang paling sering terjadi. \n Adenokarsinoma, adalah jenis kanker yang berawal pada sel glandular atau sel kelenjar pada saluran leher rahim. \n \n\n \n\n Ciri dan gejala kanker serviks \n\n Banyak kasus pada kanker serviks stadium awal atau sering disebut dengan pre-kanker tidak mengalami gejala apapun. Kanker leher rahim atau kanker serviks tidak menunjukkan gejala awal hingga saat tumor terbentuk. Setelah itu ketika tumor sudah terbentuk kemudian mendorong organ di sekitar dan mengganggu sel-sel yang sehat. \n\n Ciri - ciri yang sering muncul pada kasus kanker serviks adalah sebagai berikut \n\n \n Perdarahan tidak wajar dari vagina \n Siklus menstruasi tidak teratur \n Adanya perdarahan padahal tidak sedang haid \n Menstruasi menjadi lebih lama \n Nyeri pada panggul dan pinggang \n Nyeri saat berhubungan seks \n Perdarahan setelah atau saat berhubungan seks, \n Perdarahan setelah menopause \n Badan lemas dan mudah lelah. \n Hilangnya nafsu makan \n Berat badan menurun \n Keputihan yang tidak normal, (berbau menyengat atau disertai darah) \n \n\n \n\n Terdapat beberapa kondisi lain seperti infeksi juga dapat menyebabkan berbagai ciri kanker serviks. Sahabat hermina, ketika menemukan ciri dan tada seperti diatas disaranakan untuk segera berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan terdekat, karena dengan mengabaikan kemungkinan gejala kanker serviks hanya akan membuat kondisi sahabat hermina akan memburuk dan kehilangan kesempatan perawatan yang efektif. \n\n \n\n Sahabat hermina dapat berkonsultasi seputar kanker Serviks (kanker leher rahim) kepada dokter spesialis kandungan di RS. Hermina terdekat, atau sahabat hermina juga bisa berkonsultasi secara online dengan dokter spesialis RS. Hermina dengan aplikasi halo hermina. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Metland Cibitung<\/a><\/li>
- 25 Juli 2021<\/li><\/ul><\/div>
TIPS AMAN KONTROL KEHAMILAN DI RUMAH SAKIT SAAT PANDEMI<\/a><\/h3>
Kehamilan adalah sebuah anugerah dan sangat di nantikan oleh ayah dan bunda. kontrol kehamilan ke Rumah Sakit di saat pandemi ini menjadi sebuah kekhawatiran bagi bunda karena takut tertular virus Covid 19, padahal resiko tertular virus ini bisa terjadi di mana saja. \n\n Oleh karena itu berikut tips aman kontrol kehamilan di rumah sakit saat pandemi bagi bunda, karena pemeriksaan kehamilan sangat penting untuk mengetahui kondisi ibu dan janin. \n\n Tiga tips aman saat memeriksakan kehamilan di rumah sakit: \n\n \n Protokol Kesehatan ( 7 M ) \n Menerapkan protokol kesehatan dengan 7 M, yaitu dengan cara Mencuci tangan, Menggunakan Masker, Menjaga Jarak, Membatasi Mobilitas, Menghindari makan dan foto bersama, dan yang terakhir Mengikuti vaksinasi Covid 19 sesuai anjuran POGI (Persatuan Obstetri dan Ginekologi Indonesia) yaitu di atas usia kehamilan 12 minggu dan paling lambat usia kehamilan 33 minggu. \n Skrining Kesehatan \n Sebelum memasuki area rumah sakit, bunda akan melalui tahapan skrining kesehatan yang dibantu oleh petugas, salah satunya dengan melakukan pengukuran suhu badan dan mengisi beberapa pertanyaan pada kuesioner, di antaranya apakah ada riwayat demam, batuk, pilek dalam dua minggu terakhir. Untuk keamanan bersama buat bunda, bayi di dalam kandungan dan orang lain, di harapkan bunda menjawab pertanyaan dengan jujur,dan satu lagi hal penting di harapkan bunda saat kontrol hanya di temani satu pendamping. \n \n\n Telemedicine \nBila bunda mengalami demam, batuk , pilek atau keluhan lainnya dan khawatir untuk memeriksakan diri ke rumah sakit, bunda bisa memanfaatkan fasilitas "Halo Hermina" yaitu dengan melakukan konsultasi secara online dengan dokter kandungan di rumah sakit Hermina. \n \nDemikian tips aman kontrol kehamilan di rumah sakit agar bunda dan bayi tetap sehat dan aman, semoga bunda dan keluarga sehat selalu. \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Samarinda<\/a><\/li>
- 15 Juli 2021<\/li><\/ul><\/div>
ENDOMETRIOSIS<\/a><\/h3>
Endometriosis adalah penyakit umum ketika jaringan lapisan dalam rahim (endometrium) ditemukan pada bagian tubuh lain. Jaringan yang disebut endometrium ini dapat tumbuh di indung telur, usus, tuba falopi (saluran telur), vagina, atau di rektum (bagian akhir usus yang terhubung ke anus). Penyakit ini biasanya terjadi pada anak perempuan dan wanita usia subur, terjadi dalam jangka Panjang, dan berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari. \n\n Pada kasus endometriosis, jaringan endometrium di luar rahim tersebut juga ikut menebal, tetapi tidak dapat luruh dan keluar dari tubuh. Kondisi tersebut dapat menimbulkan keluhan nyeri, bahkan dapat menyebabkan kemandulan atau infertilitas pada wanita. \n\n Penyebab Endometriosis \n\n Hingga kini, penyebab pasti dari endometriosis masih belum diketahui. Beberapa teori mengungkapkan faktor-faktor berikut yang berkontribusi terhadap endometriosis, seperti: \n\n \n\n - Menstruasi retrograde, ketika darah menstruasi tidak keluar dari tubuh namun mengalir ke atas melalui tuba falopi dan memasukkan dirinya ke organ panggul. \n\n \n\n - Gangguan sistem kekebalan tubuh. Ada dugaan bahwa terdapat kegagalan sistem kekebalan tubuh, sehingga tidak dapat menghancurkan sel endometrium yang secara keliru tumbuh di luar rahim. \n\n \n\n - Perpindahan sel endometrium. Sel endometrium dapat berpindah ke bagian tubuh lain melalui darah atau sistem limfatik. \n\n \n\n \n\n Gejala Endometriosis \n\n \n\n Endometriosis dapat memberikan gejala yang bervariasi. Sehingga penderita tidak dapat beraktivitas normal dan terkadang sampai depresi. Namun, banyak juga yang tidak merasakan gejala apapun. Kondisi ini umumnya ditandai dengan beberapa gejala, seperti: \n\n \n Nyeri di perut bagian bawah dan panggul. \n Sakit saat buang air besar atau buang air kecil. \n Nyeri haid yang tidak membaik dengan obat antinyeri \n Darah menstruasi yang banyak sampai perlu sering mengganti pembalut atau sering bocor \n Nyeri ketika dan setelah berhubungan seksual \n \n\n \n\n \n\n Faktor Risiko Endometriosis \n\n \n\n Para ahli meyakini bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seorang wanita mengalami endometriosis. Di antaranya adalah: \n\n \n Berusia antara 25-40 tahun \n Riwayat endometriosis pada ibu, bibi, atau saudara perempuan \n Belum pernah melahirkan \n Mengalami kelainan rahim \n Menderita kondisi tertentu yang dapat menghalangi jalur darah menstruasi \n Mengonsumsi minuman beralkohol \n Mulai menstruasi pada usia yang terlalu muda \n Siklus menstruasi yang singkat, misalnya kurang dari 27 hari \n Mengalami menopouse pada usia yang terlalu tua. \n \n\n \n\n \n\n Pengobatan Endometriosis \n\n \n\n Tidak ada pengobatan untuk menyembuhkan endometriosis. Hanya Pengobatan untuk mengurangi gejala seperti: \n\n \n Pemberian obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) \n Kontrasepsi dan obat hormon seperti pil kombinasi, gonadotrophin-releasing hormone (GnRH) analogues \n Pembedahan untuk menyingkirkan jaringan endometriosis \n Terapi hormon untuk menghentikan produksi hormon estrogen \n Prosedur operasi, seperti laparoskopi, laparotomi, histerektomi \n \n\n \n\n \n\n Pencegahan Endometriosis \n\n \n\n Endometriosis tidak dapat dicegah. Meski demikian, risiko akan berkembangnya endometriosis bisa dikurangi dengan menurunkan kadar hormon estrogen dalam tubuh. \n\n \n\n Untuk menjaga agar kadar estrogen tidak meningkat, berikut beberapa hal yang bisa dilakukan: \n\n \n Menggunakan kontrasepsi hormonal, seperti pil KB \n Berolahraga secara rutin \n Menghindari kebiasaan buruk seperti konsumsi minuman beralkohol \n \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n Narasumber: dr. Ery Sri Natalia, Sp. Og \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 15 Juli 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 25 Juli 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 27 November 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 23 Februari 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 24 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 25 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 26 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 14 November 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 05 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>