- Hermina Solo<\/a><\/li>
- 29 Juni 2021<\/li><\/ul><\/div>
Diet Sehat Pada Lansia<\/a><\/h3>
\n Sahabat Hermina, Lansia adalah mereka yang sudah berusia lebih dari 60 tahun. Pada lansia terjadi perubahan ‘normal’ pada tubuh yaitu organ – organ mulai menurun fungsinya. Kondisi ini dapat dipengaruhi oleh faktor keturunan, sosial ekonomi dan lingkungan. Lansia mengalami penurunan massa otot dan tulang, serta peningkatan lemak tubuh. Hal ini akan mengakibatkan penurunan aktivitas. Aktivitas sehari-hari yang menurun akan mengakibatkan kegemukan. \n\n \n\n Kehilangan gigi pada lansia akan menyebabkan kesulitan makan dan mempengaruhi asupan yang masuk. Hal ini akan menyebabkan penurunan asupan dan menurunnya berat badan. Perubahan lain yang tidak kalah penting adalah perubahan psikologis, perubahan ekonomi, serta perubahan sosial. Perubahan-perubahan ini akan mengakibatkan kondisi ‘malnutrisi’ atau ketidakseimbangan gizi dan dapat memunculkan penyakit kronik, seperti stroke, jantung, kanker, paru-paru, kencing manis, hipertensi, dan gangguan profil lipid. \n\n \n\n Sahabat hermina, menua tidak bisa kita hindari. Hal yang harus diupayakan adalah menua dengan sehat. Promosi kesehatan bisa dilakukan dengan pola makan sehat, berolahraga secara teratur, istirahat cukup dan mengikuti kegiatan kelompok lansia setempat. Beberapa rekomendasi gizi untuk upaya menua dengan sehat adalah \n\n \n\n \n Pola makan seimbang dan bervariasi \n Seimbang artinya komposisi karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral sesuai kebutuhan tubuh \n Cukup vitamin, mineral, dan serat (dengan mengonsumsi sayur dan buah) \n Cukup cairan yang diminum \n Modifikasi bentuk makanan sesuai kemampuan \n \n\n \n\n Kebutuhan gizi pada lansia disesuaikan dengan beberapa faktor yaitu jenis kelamin, berat badan dan aktivitas. Untuk lansia yang memiliki penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, penyakit paru, penyakit ginjal, penyakit hati, atau pun gangguan profil lipid, perlu diet khusus yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing lansia. \n\n \n\n Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa asupan gizi pada lansia perlu diperhatikan. Hal ini dikarenakan terjadi perubahan ‘normal’ yang terjadi pada lansia. Terlebih lagi pada lansia dengan penyakit tertentu, jelas memerlukan diet khusus sesuai kebutuhan tubuh dan disesuaikan penyakitnya. \n \n\n \n\n dr Lusiana, SpGK \n\n \n\n Dokter Spesialis Gizi Klinik RS Hermina Solo \n\n Hermina Hospitals : \n\n Mobile Apps : Hermina Mobile Aplikasi Call Center : 1500488 www.herminahospitals.com \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Ciruas<\/a><\/li>
- 22 Mei 2021<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Lebih Jauh tentang Sinusitis<\/a><\/h3>
Seberapa sering Sahabat Hermina mengalami flu dalam seminggu? \n\n \n\n Perlukah waspada terhadap flu yang berkepanjangan? \n\n \n\n Apakah flu yang dirasakan hanyalah flu biasa atau sudah termasuk sinusitis? \n\n \n\n Sering kali kita menggangap flu adalah penyakit yang biasa. Akan tetapi, Sahabat Hermina harus tetap waspada, bisa jadi yang Sahabat Hermina derita bukanlah flu biasa melainkan sinusitis. \n\n \n\n Sinus merupakan rongga kecil yang saling terhubung melalui saluran udara di dalam tulang tengkorak. Sinus terletak di bagian belakang tulang dahi, bagian dalam struktur tulang pipi, kedua sisi batang hidung, dan belakang mata. \n\n \n\n Sinus memiliki lendir atau mukus yang berfungsi untuk menyaring dan membersihkan bakteri atau partikel lain yang ada di udara yang dihirup. Selain itu, sinus juga berperan dalam membantu mengontrol suhu dan kelembaban udara yang masuk ke paru-paru. \n\n \n\n Sinusitis merupakan terjadinya peradangan pada mukosa sinus yang merupakan rongga kecil berisi udara pada struktur tulang wajah. Saat terinfeksi, rongga diisi dengan lendir dan selaput lendir membengkak sehingga menyebabkan penyumbatan. \n\n \n\n Menurut durasi gejala, pasien dibagi menjadi beberapa kelompok sinusitis. Selain itu, sinusitis didasarkan pada penyebab tersering dan paling umum yang disebabkan oleh infeksi bakteri, gigi, dan jamur. Jika sinusitis disebabkan oleh virus, sinusitis akan menjadi penyakit infeksi. \n\n \n\n Ada beberapa jenis sinusitis berdasarkan lamanya perjalanan penyakit, yaitu: \n\n \n\n - Sinusitis akut. Jenis sinusitis yang paling umum terjadi dan umumnya berlangsung selama 2-4 minggu. \n\n \n\n - Sinusitis subakut. Jenis sinusitis yang berlangsung selama 4-12 minggu. \n\n \n\n - Sinusitis kronis. Jenis sinusitis yang berlangsung selama lebih dari 12 minggu, dan dapat berlanjut hingga berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. \n\n \n\n - Sinusitis kambuhan. Jenis sinusitis akut yang terjadi hingga 3 kali atau lebih dalam setahun. \n\n \n\n \n\n Faktor Risiko Sinusitis \n\n \n\n Terdapat berbagai faktor yang meningkatkan risiko seseorang dapat terkena sinusitis, antara lain: \n\n \n\n - Adanya kelainan struktur atau bentuk dari rongga hidung, seperti conchahipertrofi (pembengkakak) atau penyimpangan septum hidung (septumdeviasi). \n\n \n\n - Masalah pernapasan yang disebabkan oleh sensitivitas terhadap obat-obatan jenis tertentu. \n\n \n\n - Pengidap asma, orang yang mengidap asma rentan untuk terkena sinusitis kronis. \n\n \n\n - Terpapar asap rokok secara berlebihan dan dalam jangka waktu panjang. \n\n \n\n - Gejala alergi yang muncul bagi sebagian orang. \n\n \n\n \n\n Penyebab Sinusitis \n\n \n\n Kondisi yang dapat menyebabkan sinusitis meliputi: \n\n \n Flu (common cold) \n Rhinitis alergi \n Polip hidung \n Septum deviasi (bengkoknya tulang hidung) \n \n\n \n\n \n\n Gejala Sinusitis \n\n \n\n Gejala sinusitis akut meliputi: \n\n \n Nyeri wajah yang memberat saat menunduk \n Sakit kepala \n Batuk \n Bau napas tidak sedap \n Kelelahan \n Demam \n Cairan kental kuning kehijauan dari hidung atau belakang tenggorokan \n Hidung mampet menyebabkan kesulitan bernapas \n Rasa tersumbat pada telinga \n \n\n \n\n \n\n Sementara itu, beberapa gejala sinusitis kronis meliputi: \n\n \n Hidung mampet \n Cairan kental kuning kehijauan dari hidung dan belakang tenggorokan \n Nyeri telinga \n Nyeri pada rahang atas dan gigi \n Batuk \n Nyeri tenggorokan \n Napas tak sedap \n Kelelahan \n Mual \n Nyeri wajah \n Kesulitan menghirup \n \n\n \n\n \n\n Diagnosis Sinusitis \n\n \n\n Dokter akan memeriksa hidung dan wajah apakah ada rasa sakit, dan memeriksa bagian dalam hidung. Selain itu, metode lain untuk mendiagnosis sinusitis juga dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: \n\n \n\n - Endoskopi Hidung \n\n Sebuah tabung tipis dan fleksibel (endoskopi) dengan cahaya serat optik yang dimasukkan melalui hidung untuk melihat struktur dan kondisi dalam hidung,sinus, sampai ke nasofaring. \n\n \n\n - Studi Pencitraan \n\n Penggunaan MRI atau CT scan dapat memperlihatkan secara detail struktur sinus dan daerah hidung. Meskipun tidak disarankan untuk sinusitis akut tanpa komplikasi, studi pencitraan dapat membantu mendeteksi kelainan atau komplikasi yang mencurigakan. \n\n \n\n - Kultur Hidung dan Sinus \n\n Diagnosis sinusitis akut biasanya tidak memerlukan pemeriksaan laboratorium. Namun, jika kondisi tidak merespons pengobatan atau memburuk, kultur jaringan dapat membantu menentukan penyebabnya, seperti infeksi bakteri. \n\n \n\n - Tes Alergi \n\n Jika dicurigai sebagai pemicu serangan sinusitis akut akibat alergi, dokter akan merekomendasikan tes cukit (alergi kulit). Tes kulit aman dan cepat, dan membantu mengidentifikasi alergen yang diduga menyebabkan luka. \n\n \n\n \n\n Pengobatan Sinusitis \n\n \n\n Pengobatan sinusitis biasanya menyemprotkan salin ke dalam rongga hidung untuk membersihkan saluran hidung, kortikosteroid nasal untuk meredakan peradangan, dekongestan untuk meredakan hidung tersumbat, dan analgesik untuk meredakan nyeri wajah atau kepala. Jika sinusitis parah, persisten dan progresif, antibiotik diperlukan sebagai pengobatan yang diperlukan. Sinusitis bakteri ringan dapat disembuhkan tanpa antibiotik. \n\n \n\n Pengobatan nonmedis meliputi istirahat, mengonsumsi banyak cairan, melembabkan rongga hidung dengan meletakkan handuk hangat di wajah atau menghirup uap panas, dan tidur dengan beberapa bantal sehingga kepala lebih tinggi dari tubuh untuk mempermudah pengosongan sinus. \n\n \n\n Jika tidak ditangani, sinusitis dapat menyebabkan komplikasi berbahaya, seperti infeksi otak atau hilangnya bau secara permanen. Sinusitis biasanya dapat diobati secara memadai dengan obat-obatan. Namun pada beberapa kasus, sinusitis harus ditangani dengan tindkan operasi. \n\n \n\n \n\n Pencegahan Sinusitis \n\n \n\n Pencegahan cenderung sama dengan tatalaksana nonmedikamentosa. Selain itu, dianjurkan untuk menghindari terjangkitnya infeksi saluran nafas karena dapat memicu terjadinya sinusitis. \n\n \n\n Sinusitis bisa dicegah dengan sejumlah cara, di antaranya: \n\n \n Berhenti merokok \n Menghindari penderita flu dan pilek \n Melakukan imunisasi flu sesuai jadwal \n Banyak minum air putih \n Konsumsi makakan bergizi, sayuran dan buah-buahan \n Istirahat cukup \n \n\n \n\n \n\n Kapan Harus ke Dokter? \n\n \n\n Ketika Sahabat Hermina sudah merasa sulit bernapas dan ada yang bermasalah dengan hidung, silahkan memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bitung<\/a><\/li>
- 15 Mei 2021<\/li><\/ul><\/div>
Menjaga Imun Tubuh pada Lansia<\/a><\/h3>
\n\n Pandemi COVID-19 telah berlangsung di indonesia selama satu tahun lebih dan banyak kasus penularan virus ini kepada lansia. Inilah pentingnya imunitas tubuh dalam mencegah atau melawan virus corona ini. Daya tahan tubuh secara sederhana dapat dipahami sebagai sistem kerja tubuh untuk melawan penyakit. Sistem ini akan melindungi tubuh dari serangan kuman yang dapat menyebabkan penyakit atau virus. \n\n \n\n Seiring pertambahan usia, tubuh akan mengalami berbagai penurunan akibat proses penuaan. Sistem imun sebagai pelindung tubuh pun tidak bekerja sekuat ketika masih muda. Inilah alasan mengapa lansia rentan terserang berbagai penyakit, termasuk COVID-19 yang disebabkan oleh virus corona. \n\n \n\n Selain itu, tidak sedikit lansia yang memiliki penyakit kronis atau komorbid seperti penyakit jantung, diabetes, asma, atau kanker. Hal ini bisa meningkatkan risiko atau bahaya infeksi virus corona. Komplikasi yang timbul akibat COVID-19 juga akan lebih parah bila penderitanya sudah memiliki penyakit-penyakit tersebut. \n\n \n\n Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan imunitas tubuh, termasuk menerapkan pola hidup sehat, menghindari stres, hingga konsumsi suplemen agar sistem kekebalan tubuh tetap prima. \n\n \n\n Agar imunitas tubuh dapat bekerja dengan optimal sehingga tubuh tidak mudah terserang penyakit, penting untuk menerapkan pola hidup sehat. Berikut beberapa langkah yang bisa digunakan untuk menjaga dan meningkatkan imunitas tubuh bagi lansia, yaitu: \n\n \n Perbanyak makan sayur dan buah untuk menjaga dan meningkatkan imunitas tubuh. \n Cukupi istirahat. Kurang tidur dapat menurunkan imunitas tubuh. Penting untuk mencukupi kebutuhan tidur sesuai dengan usia. Umumnya, orang dewasa membutuhkan waktu tidur sekitar 7-8 jam, dan remaja membutuhkan waktu tidur sekitar 9-10 jam. \n Hindari stres. Stres yang tidak terkendali bisa meningkatkan produksi hormon kortisol. Dalam jangka panjang, peningkatan hormon kortisol dapat mengakibatkan penurunan fungsi kekebalan tubuh. Anda perlu mengelola stres dengan baik untuk menghindari penurunan fungsi kekebalan tubuh. \n Rutin berolahraga. Disarankan untuk rutin berolahraga selama 30 menit setiap hari, untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dalam melawan infeksi. Salah satu olahraga yang murah dan mudah untuk dilakukan adalah berjalan kaki. Tak hanya di luar rumah, olahraga atau aktivitas fisik juga bisa dilakukan didalam rumah. \n Hindari rokok dan alkohol. Paparan asap rokok dan alkohol secara berlebih dapat merusak sistem kekebalan tubuh. Perokok memiliki risiko tinggi untuk mengalami infeksi paru, seperti bronkitis dan pneumonia. Sementara untuk perokok yang juga pecandu alkohol, risiko untuk terkena infeksi paru akan semakin besar. \n Tetap Bersosialisasi. Menyendiri dan merasa kesepian dapat berbahaya bagi kesehatan. Jika merasa kesepian, lansia lebih mungkin terserang demensia ataupun depresi. Penelitian menemukan bahwa orang yang kesepian memiliki hormon stres lebih tinggi, sehingga menyebabkan peradangan atau pembengkakan, terkait dengan radang sendi dan diabetes. Jadi, tetaplah jalin pertemanan dan bersosialisasi dengan teman-teman lama. \n \n\n \n\n \n\n Proses penuaan mengarah pada penurunan kemampuan respon imun, yang pada gilirannya memberikan kontribusi untuk infeksi yang lebih, lebih banyak penyakit inflamasi, dan kanker. Untungnya saat ini, penelitian proses penuaan dapat bermanfaat bagi kita semua, tidak peduli berapa usia kita. \n\n \n\n Kesimpulan dari banyak penelitian adalah, jika dibandingkan dengan orang yang lebih muda, orang tua lebih mungkin untuk kontak dengan penyakit menular dan, yang lebih penting, dan mempunyai kemungkinan meninggal lebih besar dari kontak dengan penyakit menular. Tidak ada yang tahu pasti mengapa hal ini terjadi, tapi beberapa ilmuwan mengamati bahwa peningkatan risiko ini berkorelasi dengan penurunan sel T (salah jatu jenis sel antibodi). \n\n \n\n Tampaknya ada hubungan antara gizi dan kekebalan pada lansia. Suatu bentuk gizi buruk yang mengejutkan bahkan umum di negara-negara makmur dikenal sebagai "kekurangan gizi mikronutrien." \n\n \n\n Mikronutrien gizi buruk adalah ketika seseorang kekurangan beberapa vitamin dan mineral yang diperoleh dari makanan yang dimakan, dan ini dapat menjadi penyakit umum pada orang tua. Orang tua cenderung makan lebih sedikit dan sering kurang variasi dalam diet makanan mereka. \n\n \n\n Satu pertanyaan penting adalah apakah suplemen makanan dapat membantu orang tua menjaga sistem kekebalan tubuh lebih sehat. Lansia harus mendiskusikan pertanyaan ini dengan dokter yang berpengalaman di bidang nutrisi geriatri, karena ada beberapa suplemen makanan mungkin bermanfaat bagi orang-orang yang lebih tua, tetapi ada juga perubahan kecil (dari penambahan suplemen makanan) dapat berakibat serius pada lansia yang lain dalam kelompok usia yang sama. \n\n \n\n Yang terpenting, jaga selalu pola makan dan pola istirahat yang baik agar kekebalan tubuh tetap terjaga. Untuk orang dewasa yang tinggal bersama lansia pun harus menjaga kebersihan diri dan tetap menjaga protokol kesehatan agar lansia tidak tertular penyakit berbahaya yang kemungkinan terbawa anak-anaknya yang harus beraktivitas di luar rumah. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pandanaran<\/a><\/li>
- 05 Mei 2021<\/li><\/ul><\/div>
Pentingnya Menjaga Kesehatan Jantung Sejak Dini<\/a><\/h3>
Jantung merupakan organ vital yang bekerja tanpa henti karena berperan penting dalam memompa darah ke seluruh tubuh untuk menunjang kelangsungan hidup. Meskipun masih muda, bukan berarti Sahabat Hermina tidak perlu menjaga kesehatan jantung. Justru dengan menerapkan pola hidup sehat atau kebiasaan-kebiasaan yang baik bagi jantung sedini mungkin, maka Sahabat Hermina bisa memiliki jantung yang tetap sehat sampai tua nanti. \n\n \n\n Meskipun stroke, serangan jantung, atau kondisi jantung lainnya lebih sering ditemukan pada orang-orang berusia di atas 60 tahun, anak-anak muda yang berusia 20 tahunan juga perlu mewaspadai penyakit jantung. \n\n \n\n Penyakit jantung di usia muda bisa terjadi akibat gaya hidup yang tidak sehat, seperti kurang berolahraga, pola makan yang buruk, dan kebiasaan tidak sehat lainnya yang dilakukan selama bertahun-tahun. Karena itu, mengubah pola hidup menjadi lebih sehat dapat menjadi investasi penting untuk kesehatan jantung dalam jangka panjang. \n\n \n\n \n\n Berbagai Macam Penyakit Jantung \n\n Ada banyak macam penyakit jantung yang bisa menimpa seseorang. Macam-macam penyakit jantung tersebut antara lain: \n\n \n\n 1. Penyakit jantung koroner \n\n Penyakit Jantung Koroner (PJK) terjadi ketika pembuluh darah arteri yang mengalirkan darah ke jantung mengeras dan mengalami penyempitan. Kondisi ini dipicu oleh penumpukan kolesterol dan pembekuan darah di dalam arteri (aterosklerosis). \n\n \n\n 2. Serangan Jantung \n\n Serangan jantung adalah kondisi darurat yang terjadi saat pasokan darah ke jantung terhambat secara total, sehingga sel-sel otot jantung mengalami kerusakan. Serangan jantung biasanya disebabkan oleh penyakit jantung koroner. \n\n \n\n 3. Aritmia \n\n Aritmia adalah gangguan pada irama jantung. Irama jantung pada penderita aritmia bisa terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak beraturan. Aritmia terjadi ketika rangsangan listrik yang mengatur detak jantung terganggu, sehingga jantung tidak bekerja dengan baik. \n\n \n\n 4. Kardiomiopati \n\n Kardiomiopati merupakan gangguan pada otot jantung. Kondisi ini menyebabkan kelainan pada bentuk dan kekuatan otot jantung (misalnya otot jantung menjadi lebih besar dan kaku), sehingga tidak dapat memompa darah ke seluruh tubuh dengan baik. \n\n \n\n 5. Gagal Jantung \n\n Gagal jantung adalah kondisi jantung yang terlalu lemah untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Bila berlangsung dalam jangka panjang, gagal jantung dapat memicu komplikasi serius yakni henti jantung, edema paru, gagal hati, dan gagal ginjal. \n\n \n\n Gagal jantung adalah penyakit jantung yang berkembang perlahan-lahan secara bertahap. Kondisi ini biasanya diawali oleh adanya penyakit penyerta lain, seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner, diabetes, dan penyakit jantung bawaan. \n\n \n\n 6. Penyakit Jantung Bawaan \n\n Penyakit jantung bawaan merupakan kelainan bentuk jantung yang terjadi sejak lahir. Kelainan ini bisa terjadi pada dinding jantung, katup jantung, pembuluh darah di dekat jantung, atau kombinasi semua kelainan tersebut (tetralogy of Fallot). \n\n \n\n Penyakit jantung bawaan terjadi akibat gangguan proses perkembangan jantung pada janin. Belum diketahui apa yang menyebabkan gangguan tersebut, namun diduga ada kaitannya dengan faktor keturunan, konsumsi minuman keras, penggunaan obat tertentu selama hamil, atau infeksi saat trimester pertama kehamilan. \n\n \n\n \n\n Adakah Hal Lain yang Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung? \n\n Jawabannya, ada. Seseorang dikatakan berisiko tinggi mengalami beberapa macam penyakit jantung di atas jika memiliki salah satu atau beberapa kondisi berikut ini: \n\n \n Hipertensi. \n Diabetes. \n Kolesterol tinggi. \n Riwayat penyakit jantung dalam keluarga. \n Berat badan berlebih atau obesitas. \n Gaya hidup yang tidak sehat, seperti sering merokok, jarang berolahraga. \n Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya infeksi HIV, menggunakan obat-obatan penekan sistem kekebalan tubuh, atau menjalani pengobatan kemoterapi. \n \n\n \n\n \n\n Bagaimana Cara untuk Menjaga Kesehatan Jantung Sejak Dini? \n\n Berikut ini beberapa pilihan gaya hidup untuk menjaga kesehatan jantung sejak dini: \n\n \n\n 1. Menghentikan kebiasaan merokok/menjauhi asap rokok \n\n Perokok memiliki risiko yang jauh lebih tinggi untuk terkena penyakit jantung. Tidak hanya perokok sendiri, orang-orang di sekitarnya yang menghirup asap rokok (perokok pasif) juga lebih berisiko mengalami penyakit tersebut. \n\n Hal ini karena zat beracun pada rokok dapat merusak pembuluh darah jantung, sehingga lama kelamaan aliran darah pada jantung menjadi terganggu. Akibatnya, fungsi jantung juga akan terganggu karena kekurangan oksigen dan nutrisi. \n\n \n\n 2. Melakukan aktivitas fisik (olahraga) secara rutin \n\n Aktif secara fisik atau rutin olahraga dapat mengurangi risiko penyakit jantung. Sempatkan waktu untuk berolahraga sekitar 20–30 menit setiap hari, karena manfaatnya sangat baik untuk kesehatan jantung. Pilihan olahraga ini bisa berupa jalan kaki, jogging, berenang, atau sekadar naik turun tangga. \n\n \n\n 3. Mengurangi konsumsi lemak jenuh \n\n Terlalu banyak mengonsumsi lemak jenuh dan lemak trans dapat meningkatkan kolesterol di dalam darah. Kolesterol yang menumpuk berpotensi menyumbat pembuluh darah jantung. Oleh karena itu, batasi konsumsi lemak jenuh. Lemak jenis ini banyak terdapat pada daging merah, kulit ayam, makanan olahan, makanan yang digoreng, margarin, serta produk susu kaya lemak. \n\n \n\n 4. Mengonsumsi lebih banyak serat \n\n Menu makanan kaya akan serat dapat menurunkan kadar kolesterol jahat yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Serat bisa didapatkan dari buah-buahan, sayuran, gandum, kacang, dan sereal. Penuhilah kebutuhan serat paling tidak 30 gram per hari. Perlu diperhatikan bahwa konsumsi makanan berserat harus dilakukan secara bertahap. Sebaiknya jangan makan sayuran dalam jumlah banyak sekaligus, karena dapat mengakibatkan perut kembung. Saat mengonsumsi serat, minumlah lebih banyak air putih untuk melancarkan pencernaan. \n\n \n\n 5. Menjaga tekanan darah \n\n Tekanan darah tinggi bisa menyebabkan pecahnya pembuluh darah. Jika hal ini terjadi pada pembuluh darah organ-organ yang penting, seperti jantung dan otak, dapat berakibat fatal. Rutin berolahraga, mengurangi asupan garam, serta membatasi minuman beralkohol adalah beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah tekanan darah tinggi. \n\n \n\n 6. Menjaga kadar gula darah \n\n Kadar gula darah yang tinggi tidak hanya dapat membuat Anda terkena diabetes, namun juga membuat Anda berisiko terkena penyakit jantung. Hal ini karena gula darah tinggi dapat merusak pembuluh darah dan saraf yang mengendalikan jantung serta pembuluh darah. Beberapa upaya untuk mengurangi risiko diabetes adalah mengganti nasi putih dengan nasi merah, dan mengurangi asupan gula. Selain itu, periksakan kadar gula darah secara rutin, terutama jika usia di atas 45 tahun. \n\n \n\n 7. Istirahat yang cukup \n\n Usahakan untuk tidur selama 7-8 jam setiap hari. Kurang istirahat dapat meningkatkan risiko terkena penyakit darah tinggi, diabetes, dan serangan jantung. \n\n \n\n \n\n Lakukan Pemeriksaan Jantung Sejak Dini \n\n Pemeriksaan jantung adalah prosedur untuk mendeteksi gangguan pada jantung. Selain untuk mendiagnosis, pemeriksaan jantung juga dapat mengukur risiko seseorang terkena penyakit jantung sebelum gejalanya muncul. Dengan kata lain, pemeriksaan ini juga bermanfaat untuk mencegah penyakit jantung. Pemeriksaan kondisi jantung sebagai salah organ vital, sebaiknya dilakukan sejak memasuki usia 20 tahun. Untuk usia 30 tahunan keatas maka dapat melalukan pemeriksaan jantung setahun sekali. \n\n \n\n Pemeriksaan jantung yang dapat dilakukan di RS Hermina Pandanaran adalah sebagai berikut: \n\n \n\n 1. Elektrokardiogram \n\n Elektrokardiogram (EKG) adalah pemeriksaan untuk merekam aktivitas listrik jantung. EKG merupakan pemeriksaan yang sering digunakan untuk memantau kondisi jantung dan mendeteksi gangguan jantung dengan cepat. \n\n \n\n 2. Ekokardiografi \n\n Ekokardiografi adalah pemeriksaan jantung dengan menggunakan gelombang suara. Ekokardiografi berguna untuk memantau kondisi jantung, termasuk kondisi katup dan kemampuan jantung dalam memompa darah. \n\n \n\n 3. Uji tekanan (stress test) \n\n Uji tekanan atau stress test adalah pemeriksaan untuk mengetahui kondisi jantung saat pasien melakukan aktivitas fisik, seperti berlari atau yang biasa dikenal dengan nama tes treadmill. Pemeriksaan ini dapat dimanfaatkan untuk mengetahui ada atau tidaknya gangguan aliran darah dari dan ke jantung. \n\n \n\n \n\n Lakukan pemeriksaan jantung di RS Hermina Pandanaran jika mengalami gejala nyeri dada atau angina pektoris, mudah lelah atau mudah pingsan, jantung berdebar atau berdenyut tidak teratur, sesak napas, pembengkakan di tungkai. Lakukan pencegahan sejak dini dengan rutin melakukan pemeriksaan, mencegah lebih baik daripada mengobati. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Galaxy<\/a><\/li>
- 30 April 2021<\/li><\/ul><\/div>
Solusi Atasi Gangguan Tulang Belakang (SPINE)<\/a><\/h3>
Gangguan tulang belakang atau spinal pain adalah nyeri yang terjadi pada bagian dari ruas tulang belakang. Nyeri atau sakit ini dapat terjadi di ruas tulang belakang bagian leher (tulang servikal), punggung atas dan tengah (tulang toraks), punggung bawah atau pinggang (tulang lumbal), dan/atau tulang ekor (tulang sakral). \n\n Sekitar 80 persen orang dewasa pernah mengalami sakit tulang belakang setidaknya sekali dalam hidup mereka. Sakit tulang belakang bisa terjadi di mana saja di sepanjang tulang belakang, mulai dari daerah lumbar (punggung bawah) sampai ke leher. Keseleo atau ketegangan otot lumbar adalah penyebab paling umum dari nyeri punggung bawah. \n\n Penting untuk mengetahui penyebab sekaligus cara mengatasi gangguan tulang belakang yang dialami karena gangguan tulang belakang bisa sangat mengganggu. \n\n Seseorang yang mengalami masalah gangguan di tulang belakang (spine) seringkali merasakan keluhan nyeri punggung yang terjadi baik secara tiba-tiba atau berlangsung dalam waktu lama (kronis) serta keluhan kesemutan, kebas dan bila tidak tertangani dapat menurunkan fungsi secara keseluruhan. \n \nMenurut dr. Heka Priyamurti, SpOT (K), dokter spesialis orthopedi di RS Hermina Galaxy-Bekasi, ada beberapa faktor yang mempengaruhi gangguan pada tulang belakang, yaitu : \n1. Gaya Hidup, disebabkan oleh postur tubuh yang kurang tepat seperti duduk yang terlalu lama, berdiri terlalu lama,atau posisi saat aktivitas yang kurang tepat, seperti mengangkat benda-benda dengan menumpu langsung pada tulang belakang. \n2. Trauma, seperti benturan, terjatuh, atau kecelakaan \n3. Gangguan bentuk tulang belakang \n4. Infeksi \n5. Tumor tulang belakang \n6. Osteoporosis \n7. Proses degeneratif \n \nGangguan tulang belakang/spine tidak harus dilakukan tindakan operasi, penanganan harus sesuai dengan penyebab nyerinya, yang diantaranya dapat dilakukan dengan : \n1. Obat-obatan \n2. Fisioterapi \n3. Tindakan operatif ( Operasi Spine ), bila nyeri tidak berkurang \na. Tehnik konvensional \nb. Microsurgery (pembedahan minimal / operasi Spine) \n \nEvaluasi penyebab gangguan tulang belakang mutlak harus dilakukan untuk kesesuaian tatalaksana.Selain itu, lengkapi juga dengan menerapkan gaya hidup sehat, konsumsi makanan bergizi, serta vitamin tambahan untuk menjaga kesehatan tulang dan tentunya rutin kontrol ke dokter. \n \nUntuk pendaftaran ke dokter spesialis orthopedi, khususnya dr Heka Priyamurti, SpOT(K) silahkan melalui : \n1. Call Center : 1500 488 \n2. Mobile apps : PT. Medikaloka Hermina Tbk (tersedia untuk IOS dan Android) klik disini \n3. Website : www.herminahospitals.com klik disini \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pandanaran<\/a><\/li>
- 17 April 2021<\/li><\/ul><\/div>
Periksa Mata Sejak Dini, Kapan Seharusnya Mulai Dilakukan?<\/a><\/h3>
Mata adalah salah satu organ penting bagi kehidupan manusia. Mata berfungsi sebagai organ untuk melihat warna warni dunia, serta interaksi secara sosial dalam kehidupan bermasyarakat. \n\n \n\n Seberapa sering kita melakukan pemeriksaan mata dengan tujuan untuk mendapatkan pengelihatan optimal? Gangguan penglihatan dapat dialami oleh anak-anak dan orang dewasa bahkan sampai lanjut usia. Gangguan penglihatan memberi dampak negatif tidak hanya terhadap individu tetapi juga keluarga, bahkan dapat menyebabkan kebutaan. \n\n \n\n Mengapa skrining penglihatan secara teratur sangat penting? Penglihatan yang baik adalah kunci kecerdasan anak dan akan menunjang kesuksesan anak di sekolah. Pada anak sistem penglihatan belum terbentuk dengan sempurna, dibutuhkan penglihatan yang baik dan seimbang dari kedua mata untuk menunjang perkembangan pusat penglihatan di otak anak. \n\n \n\n Saat mata anak tidak dapat mengirimkan gambar dengan jelas ke otak, penglihatan mereka dapat menjadi terbatas. Bila masalah penglihatan dapat diketahui sejak dini, tatalaksana akan menjadi lebih efektif dan pusat penglihatan di otak anak dapat tumbuh dengan maksimal. \n\n \n\n Kapan dan bagaimana pemeriksaan mata dilakukan? Pemeriksaan mata anak perlu dilakukan sejak bayi hingga usia sekolah. The American Academy of Ophtalmology (AAO) dan American Association for Pediatric Ophtalmology and Strabismus (AAPOS), merekomendasikan sejumlah pemeriksaan sebagai berikut: \n\n \n 0 hari-1 bulan: Dapat dilakukan pemeriksaan pada bagian mata luar. Pemeriksaan mata dilakukan dengan cara menyorotkan cahaya atau lampu senter ke arah mata bayi. Bila bayi tampak merasa silau cahaya terang tersebut, kemungkinan matanya normal. Sebaliknya, bila tak merasa silau kemungkinan mengalami gangguan mata. Untuk bayi prematur, berisiko tinggi, memiliki tanda abnormalitas, dan memiliki riwayat penyakit mata dalam keluarga, dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh. \n 1 bulan-1 tahun: Pada anak yang tidak tampak memiliki kelainan, skrining harus dilakukan saat usia anak antara 6 bulan sampai satu tahun. \n 3-5 tahun: Pada usia 3-5 tahun, penglihatan dan kesimetrisan mata anak harus dinilai. Ketajaman penglihatan mata harus dinilai sesegera mungkin saat anak sudah dapat bekerjasama menggunakan grafik pemeriksaan mata. Bila dicurigai terdapat strabismus, amblyopia, kelainan refraksi, atau masalah fokus lain, anak harus mendapat pemeriksaan menyeluruh. \n Usia sekolah: Sebelum memasuki usia sekolah atau kapanpun saat dicurigai adanya masalah pada mata, mata anak harus diperiksakan. Mata minus adalah kelainan yang paling sering dijumpai. Bila dicurigai adanya ketidaksimetrisan mata atau masalah lain, anak harus diperiksa secara menyeluruh oleh dokter mata. \n \n\n \n\n Jika tidak ada gejala penyakit mata dan tidak ada riwayat keluarga dengan masalah penglihatan, tes mata bisa dilakukan ulang setiap satu atau dua tahun sekali. Atau lakukan tes mata sesuai saran dari dokter mata. \n\n \n\n Selain itu, Sahabat Hermina diwajibkan lebih sering melakukan pemeriksaan mata apabila memiliki kondisi khusus, seperti: \n\n \n Menggunakan kacamata atau lensa kontak \n Menderita diabetes dan hipertensi \n Riwayat penyakit keluarga dengan gangguan penglihatan dan kebutaan. Contoh: glaukoma, rabun senja, riwayat mata minus tinggi \n Mengonsumsi obat yang dapat menimbulkan efek samping pada mata, seperti obat steroid, diuretik, antihistamin, antidepresan, atau pil KB \n \n\n \n\n Segera lakukan konsultasi dan pemeriksaan mata bila merasakan keluhan-keluhan sebagai berikut: \n\n \n Salah satu atau kedua mata menonjol atau membengkak \n Mata merah dan terasa nyeri yang tak kunjung membaik \n Mata mudah merasa silau atau lebih sensitif terhadap cahaya \n Pandangan kabur atau buram \n Penglihatan ganda atau berbayang \n Banyak mengeluarkan air mata \n Mata Kering \n Cedera pada mata \n Kelopak mata sulit dibuka atau ditutup \n \n\n \n\n Keluhan-keluhan pada mata di atas menandakan bahwa terdapat penyakit mata yang harus segera diobati oleh dokter. Segera konsultasikan kesehatan mata Sahabat Hermina pada dokter spesialis mata RS Hermina Pandanaran. \n\n \n\n Tak hanya dengan melakukan periksa mata secara berkala, menjaga kesehatan mata juga perlu dilakukan dengan beberapa langkah lainnya, seperti dengan menjalani pola hidup sehat, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, berolahraga secara teratur, menggunakan alat pelindung mata (misalnya kacamata hitam atau goggles) saat bekerja atau beraktivitas di luar ruangan, serta berhenti merokok. Tetap jaga kesehatan mata dengan melakukan pemeriksaan secara rutin, karena mencegah lebih baik daripada mengobati. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pandanaran<\/a><\/li>
- 13 April 2021<\/li><\/ul><\/div>
Tips Menjaga Kesehatan Telinga<\/a><\/h3>
Telinga merupakan salah satu pancaindera yang menunjang fungsi tubuh manusia. Tanpanya, seseorang tidak akan mampu menikmati indahnya melodi dunia. Kendati demikian, tak sedikit pula orang yang mengabaikan kesehatan telinga. Orang-orang tersebut umumnya baru akan menyadari tentang pentingnya telinga saat organ tersebut terkena masalah. \n\n \n\n Merawat kebersihan dan kesehatan telinga penting dilakukan untuk mencegah berbagai masalah pada telinga, seperti infeksi telinga, telinga berdenging, hingga gangguan pendengaran atau bahkan tuli mendadak. \n\n \n\n Serumen atau kotoran telinga adalah gumpalan lunak yang dihasilkan secara alami dari kelenjar minyak di bagian luar liang telinga. Serumen tersebut berfungsi sebagai pelindung, mulai dari melindungi telinga dari debu, pertumbuhan kuman patogen, dan menjaga agar binatang tidak masuk dalam telinga. Pada dasarnya, serumen tidak berbahaya jika jumlahnya tidak berlebihan. \n\n \n\n Namun, produksi serumen yang terlalu banyak dapat berdampak pada kualitas pendengaran seseorang. Keluhan yang dapat timbul akibat kotoran yang memenuhi liang telinga antara lain telinga terasa penuh dan kadang disertai gangguan komunikasi dengan lawan bicara. Maka itu, penting untuk membersihkan kotoran telinga sebelum timbul keluhan lebih parah. \n\n \n\n Perlukah Bersihkan Telinga dengan Cotton Bud? \n\n Telinga otomatis membersihkan dirinya ketika kita berbicara, mengunyah atau kegiatan menggerakan rahang. Biasanya, jika sudah kotor, ear wax keluar dengan sendirinya bersama dengan gerakan rahang yang membuat otot pipi bergerak. Lalu, apakah masih perlu membersihkan telinga dengan cotton bud? Faktanya, membersihkan telinga dengan cotton bud adalah tindakan yang kurang tepat. Kamu boleh menggunakan cotton bud, namun hanya untuk bagian daun telinga saja. Hindari menggunakan cotton bud untuk bersihkan telinga bagian dalam. \n\n \n\n Mengorek telinga dengan cotton bud membuat kotoran semakin masuk ke dalam dan menyebabkan kotoran malah mengendap pada bagian dalam telinga yang panjangnya 2,5-3 cm saja. Kotoran yang mengendap dapat menjadi keras dan menghambat sirkulasi dalam telinga. Kondisi ini menyebabkan seseorang mengalami gangguan pendengaran. Pada dasarnya telinga memiliki mekanisme untuk membersihkan dirinya sendiri, sehingga kita tak perlu membersihkan sendiri bagian dalamnya. Sahabat Hermina hanya perlu mengusap bagian luar telinga dengan sabun dan air, lalu keringkan dengan kain atau handuk. \n\n \n\n Ketahui Cara Menjaga Kesehatan Telinga yang Tepat \n\n Menjaga kebersihan tubuh dengan cara mandi setiap hari, terutama setelah bepergian ke luar rumah. Cara ini membantu melunakkan kotoran telinga akibat air yang mengalir dari kepala saat mandi atau mencuci rambut. \n\n \n\n Sahabat Hermina juga dapat menghindari membersihkan telinga secara mandiri dengan cotton bud karena hal ini berpotensi mendorong kotoran telinga masuk lebih dalam. \n\n \n\n Hindari mengorek telinga dengan alat yang tidak bersih serta benda tajam dan runcing karena dapat mengakibatkan luka pada liang telinga bahkan gendang telinga. Kerusakan yang ditimbulkan dapat bersifat sementara atau permanen. \n\n \n\n Lalu, hindari juga memasukkan cairan atau obat tetes telinga tanpa rekomendasi dari dokter. Kesalahan dalam terapi dapat merusak pendengaran. \n\n \n\n Segera berkunjung ke dokter spesialis THT jika terjadi penumpukan kotoran telinga dan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan telinga secara berkala \n\n \n\n Mari bersama tingkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan indera pendengaran kita. Pencegahan gangguan pendengaran yang dapat timbul hingga masalah ketulian bisa dilakukan sedini mungkin dengan menerapkan cara menjaga kesehatan telinga secara tepat. Konsultasikan masalah kesehatan telinga Sahabat Hermina pada Dokter Spesialis THT RS Hermina Pandanaran. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Ciruas<\/a><\/li>
- 29 Maret 2021<\/li><\/ul><\/div>
Dislipidemia<\/a><\/h3>
Apakah Sahabat Hermina tahu apa itu dislipidemia? Pernah mengalami gejalanya? Atau bahkan sekarang sedang mengalaminya? \n\n \n\n Dislipidemia adalah gangguan metabolisme lemak dimana kandungan lemak dalam darah terlalu tinggi atau terlalu rendah. \n\n \n\n Kadar lemak dalam darah umumnya terdiri dari trigliserida, kolesterol total, low-density lipoproteins (LDL) biasa di kenal kolesterol jahat dan high-density lipoproteins (HDL) biasa di kenal kolesterol baik. \n\n \n\n Kebanyakan dislipidemia tidak menimbulkan gejala yang jelas. Namun, biasanya dapat di ketahui ketika seseorang melakukan pemeriksaan darah rutin. Dislipidemia yang parah dapat menyebabkan komplikasi serius, yang menyebabkan penyakit jantung koroner dan stroke. \n\n \n\n Beberapa gejala umum yang muncul adalah: \n\n \n Sakit kepala atau pusing \n Kepala hingga leher dan pundak terasa nyeri \n Mual dan muntah \n Keringat dingin \n Nyeri dada dan kaki \n Mudah merasa lelah \n \n\n \n\n \n\n Penyebab Dislipidemia \n\n \n\n Dislipidemia umumnya dibagi menjadi dua, dislipidemia primer dan dislipidemia sekunder. Dislipidemia primer disebabkan oleh faktor genetic atau keturunan. Dislipidemia sekunder disebabkan oleh gaya hidup dan kondisi medis yang mempengaruhi kadar lemak dalam darah, seperti: \n\n - Obesitas atau kegemukan, terutama obesitas sentral dengan penumpukan lemak perut \n\n - Konsumsi lemak berlebih, terutama lemak jenuh dan lemak trans \n\n - Diabetes atau penyakit kencing manis \n\n - Hipotiroidisme, produksi tiroid dalam tubuh dibawah normal \n\n - Alkoholisme, mengkonsumsi alkohol berlebihan \n\n - Sindrom cushing, gejala akibat tingginya hormon kortikotropin dalam darah. \n\n \n\n \n\n Faktor Resiko Dislipidemia \n\n \n\n Beberapa faktor diketahui berpengaruh terhadap meningkatnya dislipidemia pada seseorang, di antaranya: \n\n \n Obesitas atau kegemukan \n Diet tinggi lemak \n Kurangnya aktivitas fisik \n Konsumsi alkohol \n Merokok \n Diabetes atau penyakit kencing manis \n Penyakit ginjal dan liver kronis \n Usia tua \n \n\n \n\n \n\n Pencegahan Dislipidemia \n\n \n\n Berikut cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah Dislipidemia: \n\n - Perbaikan pola makan/diet: \n\n \n Mengurangi konsumsi lemak jahat, kurangi daging merah, jeroan, coklat, dan gorengan \n Konsumsi lemak tak jenuh; kacang-kacangan, ikan salmon, minyak zaitun, dan buah alpukat \n Perbanyak serat dari buah-buahan dan sayur \n Perbanyak minum air putih \n \n\n - Olahraga rutin; Jalan, lari atau jogging, bersepeda, berenang, senam \n\n - Mengurangi konsumsi alkohol. \n\n - Berhenti merokok \n\n \n\n \n\n Pengobatan Dislipidemia \n\n \n\n Pengobatan dislipidemia tergantung dari kondisi masing-masing penderita. Dokter harus memperhatikan faktor risiko dan kondisi lain yang dapat memperburuk kondisi pasien. \n\n \n\n Pada tahap awal, penderita dislipidemia disarankan untuk mengubah gaya hidupnya dengan mengurangi konsumsi lemak jenuh dan meningkatkan latihan fisik atau aktivitas fisik, sehingga mereka dapat mencapaikadar lemak yang seimbang. \n\n \n\n Pada pengidap dengan kandungan lemak tinggi, dokter mungkin meresepkan satu atau lebih obat untuk mengurangi kandungan lemak, bergantung pada komponen mana yang berisiko paling tinggi, seperti: \n\n - Golongan statin, diberikan pada kadar kolesterol total tinggi, atau kadar LDL tinggi \n\n - Golongan niasin, diberikan pada kadar HDL (lemak baik) yang rendah \n\n - Golongan fibrat, untuk penderita yang kadar trigliserida yang sangat tinggi \n\n \n\n \n\n Makanan yang Dianjurkan \n\n \n\n Berikut makanan yang dianjurkan untuk di konsumsi untuk pengidap dislipidemia: \n\n - Tingkatkan konsumsi ikan segar sebagai antioksidan \n\n - Anjuran konsumsi ikan 2-3 kali per minggu Ikan segar, ayam tanpa kulit, putih telur, tempe, tahu, kacang2an, susu kedelai, susu rendah lemak, yoghurt dan keju rendah lemak \n\n - Tingkatkan konsumsi serat \n\n - Sayuran dan buah yang tinggi serat larut air seperti: labu siam, terong, oyong, lobak, melon, semangka, belimbing dan jambu. Gunakan makanan tinggi serat larut air seperti: agar-agar, rumput laut, kolang-kaling, cincau. Nasi dalam jumlah cukup, roti tinggi serat, ubi, kentang, singkong, sereal. \n\n - Konsumsi susu kedelai \n\n - Memasak dengan sedikit menggunakan minyak/lemak \n\n - Disarankan untuk membuat masakan dengan menumis, merebus, menanak, membakar, dan kukusan. \n\n \n\n \n\n Makanan yang Dihindari/Dibatasi \n\n \n\n Berikut makanan yang dihindari atau dibatasi untuk pengidap dislidemia: \n\n - Produk makanan/kue berlemak dan minuman jadi \n\n - Seperti cake (kue), pie, dodol, cola, sirup, permen, alkohol \n\n - Kurangi gula pasir \n\n - Daging domba, kambing, otak, jerohan, kuning telur, sosis, whole milk (susu penuh), susu kental manis, krim, yoghurt dan keju yang terbuat dari susu penuh, es krim \n\n - Sayuran yang dimasak dengan mentega, keju, kelapa, santan \n\n - Buah yang diawet dengan gula seperti buah kaleng, manisan buah \n\n - Mentega, santan, kelapa, mayonaise \n\n \n\n \n\n Jika Sahabat Hermina mengalami gejala di atas, segera hubungi dokter spesialis untuk mencari solusi terbaik. Tetap jaga kesehatan, Sahabat Hermina. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Makassar<\/a><\/li>
- 26 Maret 2021<\/li><\/ul><\/div>
Gejala Awal Diabetes Mellitus<\/a><\/h3>
Diabetes Mellitus atau yang biasa kita ketahui sebagai penyakit kencing manis merupakan salah satu dari beberapa penyakit degeneratif yang tingkat penderitanya meningkat setiap tahun. Berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia menempati peringkat ke-7 dunia untuk prevalensi penderita diabetes tertinggi pada tahun 2015, bersama Cina, India, Amerika Serikat, Rusia dan Meksiko. Diestimasikan terdapat sebanyak 10 juta orang penderita diabetes pada tahun tersebut. \n\n \n\n Berdasarkan penelitian, diabetes dengan komplikasi merupakan penyebab kematian tertinggi ketiga di Indonesia. Diabetes merupakan suatu penyakit yang diakibatkan oleh meningkatnya kadar glukosa dalam darah. Seseorang dikatakan menderita Diabetes Mellitus apabila terdapat 3 gejala klasik (Trias DM) dan gula darah sewaktu >200mg/dl atau Gula Darah Puasa > 126 mg/dl. Jika tidak dikontrol, penyakit ini bisa menjadi pemicu komplikasi terhadap penyakit stroke, hipertensi dan penyakit kronik lainnya. \n\n \n\n Berikut gejala awal yang dialami oleh penderita Diabetes Mellitus yang perlu diwaspadai: \n\n \n\n 1. Cepat Merasa Haus dan Lapar (Polidipsi dan Polifagia) \n\n Cepat merasa lapar dan haus adalah ciri-ciri yang paling umum dialami oleh penderita Diabetes Mellitus. Di dalam tubuh, makanan diubah menjadi glukosa. Penderita diabetes memiliki masalah dengan produksi insulin ataupun kemampuan tubuh dalam memproses insulin Akibatnya, proses perubahan glukosa menjadi energi juga terhambat. Dalam istilah medis, gejala diabetes ini dikenal dengan Polifagia, yaitu menggambarkan rasa lapar yang berlebihan atau peningkatan selera makan yang tidak biasa. Ketika Anda kena diabetes, glukosa akan menumpuk di dalam darah. Hal ini membuat ginjal bekerja ekstra keras untuk menyaring dan menyerap kelebihan gula sebelum akhirnya dibuang ke urine. Akibatnya ginjal akan menghasilkan urine lebih banyak dari biasanya dan hal ini yang membuat penderita Diabetes mudah merasa haus karena cairan tubuhnya banyak yang hilang. \n\n \n\n 2. Sering Merasa Lelah \n\n Meskipun sedang tidak melakukan aktivitas fisik yang berat, penderita diabetes sering merasakan kelelahan yang hebat. Kelelahan ini dapat disebabkan kadar gula darah yang terlalu tinggi atau terlalu rendah. Namun dapat juga karena akumulasi penyebab lain seperti stress, anemia, peradangan dan sebagainya. Kelelahan dalam dunia medis dikenal dengan istilah fatigue. Hal ini berhubungan dengan sistem glukosa dan produksi insulin. \n\n \n\n 3. Berat Badan Menurun \n\n Selain pengingkatan selera makan, berat badan yang turun secara drastis tanpa penyebab yang diketahui bisa jadi ciri-ciri diabetes. Berat badan dikatakan turun drastis jika penurunannya kira-kira lebih dari 5% berat badan total Anda, terlebih lagi Anda sedang tidak dalam program diet. \n\n \n\n 4. Nyeri Otot dan Kesemutan (Neuropati) \n\n Gejala ini pada khususnya sangat bervariasi pada setiap orang. Ada yang merasakan hanya sebatas kebas atau kesemutan. Adapula yang merasakan gejala lebih buruk seperti nyeri tangan dan kaki. Namun, semua ini disebabkan karena adanya gangguan saraf akibat paparan jangka panjang terhadap kadar gula darah yang tinggi. Gejala ini biasanya berawal dari kaki lalu merambat naik ke anggota tubuh bagian atas. \n\n \n\n 5. Luka yang Sulit Sembuh \n\n Tanda ini biasanya sudah cukup dikenali awam sebagai tanda kecurigaan menderita diabetes. Adanya luka kecil tapi tidak kunjung sembuh atau bahkan makin memburuk pada penderita diabetes erat kaitannya dengan peredaran darah yang kurang baik serta dampak kadar gula darah yang tinggi pada rusaknya fungsi pembuluh darah. \n\n \n\n Selain itu, pada wanita dengan kadar gula darah tinggi akibat diabetes, dapat menyebabkan timbulnya gangguan kesehatan area kewanitaan yang berulang. Hal ini diakibatkan oleh jamur dan bakteri yang lebih cepat berkembang saat kadar gula darah melonjak. Kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko infeksi bakteri dan jamur terutama di area kewanitaan. \n\n \n\n 6. Sering Berkemih (Poliuri) \n\n Sering buang air kecil atau berkemih adalah salah satu ciri-ciri diabetes. Gejala ini semakin kuat menandakan diabetes. Jika terjadi di malam hari, bahkan hingga membuat Anda sering terbangun tengah malam ke toilet. Dalam dunia medis, ciri-ciri diabetes disebut poliuria. Penderita diabetes cenderung jadi sering buang air kecil karena gula darah sudah terlampau tinggi. Idealnya gula darah akan disaring oleh ginjal dan diserap kembali ke dalam darah. Namun karena sudah terlalu tinggi, ginjak tidak bisa menyerap semua gula yang ada di dalam tubuh. Hal ini membuat ginajl bekerja keras untuk menyaring dan mengeluarkan kelebihan gula darah tersebut melalui urine. \n\n \n\n Sahabat Hermina, itulah gejala awal diabetes. Perhatikan asupan makanan Anda dan kondisi tubuh Anda. Jika mengalami beberapa gejala di atas, jangan ragu untuk segera konsultasi dengan dokter agar dapat segera ditangani sebelum menjadi lebih parah. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pandanaran<\/a><\/li>
- 18 Maret 2021<\/li><\/ul><\/div>
Makan Enak dan Sehat bagi Penderita Diabetes Mellitus<\/a><\/h3>
Diabetes mellitus merupakan salah satu gangguan kesehatan yang ditandai dengan kadar gula darah yang lebih dari normal. Dikatakan diabetes jika kadar gula darahnya >126 mg/dL dalam kondisi puasa, atau >200 mg/dL dalam kondisi tidak puasa. Ini merupakan penyakit kronis (berlangsung lama) dan dapat menyebabkan komplikasi berupa gangguan penglihatan, gagal ginjal, penyakit jantung, dan gangguan saraf. Pada 2017, Indonesia menduduki peringkat ke-6 untuk negara dengan jumlah penderita diabetes tertinggi di dunia, dan jumlahnya terus meningkat. \n\n \n\n Banyak orang menganggap penderita diabetes tidak bisa makan enak. Padahal, ada beragam makanan yang aman untuk penderita diabetes dan rasanya pun enak. Pola makan seorang penderita diabetes memang perlu dijaga. Jika salah asupan, kadar gula darah bisa tidak terkontrol sehingga dan meningkatkan risiko terjadinya komplikasi diabetes. Maka dari itu, penting bagi penderita diabetes untuk memperhatikan kandungan gizi dari makanan yang ingin dikonsumsi. \n\n \n\n \n\n Jumlah Asupan dan Jadwal Makan untuk Penderita Diabetes \n\n Jumlah asupan yang dimaksud adalah jumlah kalori yang dikonsumsi. Jumlah kalori yang dianjurkan adalah 25-30 kalori per kilogram berat badan ideal, setiap harinya. Misalnya, seseorang dengan berat badan ideal 50 kg, memerlukan 1.250-1.500 kalori dalam sehari. Setidaknya bagi pasien diabetes mellitus berkonsultasi dengan dokter gizi minimal 1 kali, agar pasien dapat mengerti tentang makanan apa saja yang boleh dan tidak untuk dikonsumsi, kemudian jumlah asupan yang harus dipenuhi maka dokter gizi akan menghitung berdasarkan berat badan, tinggi badan serta aktivitas fisik yang dilakukan oleh pasien setiap harinya. Selain jumlah, jadwal makan yang sudah ditentukan oleh dokter gizi juga harus dipatuhi, untuk menjaga kadar gula darah dalam keadaan stabil dan tidak fluktuatif maka penderita diabetes dianjurkan untuk makan besar tiga kali sehari, dan makan kecil atau selingan 2-3 kali sehari. Jarak antara waktu makan besar dan selingan berkisar 2,5 sampai 3 jam. \n\n \n\n \n\n Makan Enak yang Aman Bagi Penderita Diabetes \n\n Beberapa makanan yang aman untuk penderita diabetes berdasarkan kandungan gizinya: \n\n 1. Karbohidrat Kompleks \n\n Secara umum, karbohidrat terbagi menjadi 2 jenis, yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Meski keduanya sama-sama diperlukan tubuh, karbohidrat kompleks dinilai lebih sehat, bergizi, serta lebih aman dikonsumsi oleh penderita diabetes. Oleh karena itu, penderita diabetes disarankan untuk lebih fokus pada sumber karbohidrat yang lebih sehat, beberapa di antaranya adalah: \n\n - Umbi-umbian, seperti kentang dan ubi jalar \n\n - Buah-buahan, seperti tomat, pisang, dan beri \n\n - Biji-bijian utuh, seperti beras merah dan oat \n\n - Legum, seperti buncis dan kacang polong \n\n - Produk gandum utuh, seperti roti gandum \n\n \n\n Selain itu, penderita diabetes dianjurkan untuk mengurangi konsumsi karbohidrat rafinasi, seperti roti putih dan nasi putih, karena dapat meningkatkan kadar gula darah dengan cepat. Konsumsi madu, sirup, gula pasir tidak dianjurkan pada penderita diabetes. Jika ingin mengkonsumsi gula, dapat menggunakan gula pengganti khusus diabetes, namun hanya 1 sachet saja tiap hari. \n\n \n\n 2. Serat \n\n Makanan yang kaya akan serat dapat membantu mengendalikan kadar gula darah sehingga aman dikonsumsi oleh penderita diabetes. Ada beberapa pilihan jenis makanan tinggi serat yang baik untuk dikonsumsi, di antaranya: \n\n - Buah-buahan, seperti buah pepaya, apel, dan pir \n\n - Sayur-sayuran, seperti bayam, brokoli, dan selada \n\n - Kacang-kacangan, seperti kacang tanah dan almond \n\n - Biji-bijian, seperti artichoke, chia seed dan biji rami. \n\n \n\n Dianjurkan tiap makan, selalu dilengkapi dengan sayuran dan buah. Asupan sayur dianjurkan 3-4 kali per/hari, masing-masing sekitar 100 gram sayuran. \n\n \n\n 3. Protein \n\n Protein adalah zat gizi yang termasuk dalam 3 makronutrien esensial selain lemak dan karbohidrat. Protein sangat diperlukan tubuh untuk sumber energi, membangun dan memperbaiki jaringan, serta mendukung sistem kekebalan tubuh. Hanya saja, penderita diabetes harus bijak dalam memilih makanan berprotein, karena mereka juga perlu memperhatikan kandungan lemak jenuh di dalamnya. Untuk memudahkan, berikut adalah daftar pilihan makanan berprotein yang sehat dan baik dikonsumsi oleh penderita diabetes: \n\n - Protein hewani, seperti daging sapi has dalam atau paha belakang, dada ayam tanpa kulit, ikan berdaging putih, dan telur \n\n - Protein nabati, seperti kacang merah, kacang hitam, kacang polong, edamame, dan tahu \n\n \n\n 4. Lemak sehat \n\n Penderita diabetes juga perlu mengonsumsi makanan berlemak, tetapi lemak yang sehat. Makanan yang mengandung lemak tak jenuh dapat menurunkan risiko terjadinya komplikasi diabetes, termasuk serangan jantung. Beberapa pilihan lemak sehat yang bisa dikonsumsi oleh penderita diabetes antara lain: \n\n - Lemak tak jenuh tunggal, seperti minyak zaitun, minyak kanola, alpukat, kacang almond, hazelnut, serta biji labu, dan wijen \n\n - Lemak tak jenuh ganda, seperti minyak bunga matahari, minyak jagung, kenari, biji rami, dan ikan. Mengonsumsi ikan sangat dianjurkan, karena ikan termasuk protein, dan lemak yang terkandung didalam ikan adalah omega 3, yang sangat dianjurkan untuk dikonsumsi. \n\n \n\n 5. Vitamin, mineral, dan antioksidan \n\n Untuk memenuhi gizi seimbang dan membantu menjaga kesehatan tubuh, penderita diabetes juga perlu mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin dan mineral. Berikut adalah beberapa makanan tinggi vitamin dan mineral yang baik dikonsumsi penderita diabetes: \n\n - Sayuran hijau yang kaya akan vitamin A, C, E, dan K, serta kalsium, seng, dan potassium \n\n - Stroberi yang kaya akan vitamin C dan antioksidan, seperti antosianin dan polifenol \n\n - Buah sitrus (jeruk) yang tinggi akan serat, vitamin C, folat, dan potassium \n\n - Buah beri yang mengandung vitamin C dan K, serta mangan, serat, dan potassium \n\n \n\n \n\n Pengolahan Makanan yang Tepat Bagi Penderita Diabetes Mellitus \n\n Selain jenis makanan, proses pengolahan makanan pun harus diperhatikan. Pada umumnya, penderita diabetes juga mengalami gangguan lemak darah. Kolesterol tinggi, trigliserida tinggi sering terjadi. Oleh karena itu, pengolahan masakan dengan cara digoreng tidak dianjurkan. Apalagi menggoreng makanan yang dilapisi tepung, pasti akan meningkatkan kadar lemak jenuh didalam darah. Pengolahan makanan yang dianjurkan adalah dengan bentuk dipepes, dikukus, dibuat sup/makanan berkuah. \n\n \n\n Setelah Sahabat Hermina mengetahui penjelasan di atas, penderita diabetes tak perlu sedih lagi karena tidak bisa makan enak. Selama Sahabat Hermina mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi, serta mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan dokter, diharapkan kadar gula darah dapat terkontrol dengan baik. Meski begitu, diabetes adalah penyakit yang berlangsung lama dan masing-masing penderita diabetes memiliki kondisi yang berbeda. Jangan lupa untuk tetap kontrol sesuai dengan jadwal yang telah diberikan oleh dokter. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Medan<\/a><\/li>
- 08 Maret 2021<\/li><\/ul><\/div>
Deteksi Masalah Jantung dengan Pemeriksaan Echocardiografi<\/a><\/h3>
Jantung adalah sebuah rongga organ berotot yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Darah menyuplai okisgen dan nutrisi pada tubuh, juga membantu menghilangkan sisa-sisa metabolisme. Pada manusia, mamalia, dan burung, jantung dibagi menjadi empat ruas: atrium atas kanan dan kiri; dan ventrikel bawah kanan dan kiri. \n\n Data WHO tahun 2015 menunjukkan bahwa 70% kematian di dunia disebabkan oleh Penyakit Tidak Menular (39,5 juta dari 56,4 kematian). Dari seluruh kematian akibat Penyakit Tidak Menular (PTM) tersebut, 45% nya disebabkan oleh penyakit jantung dan pembuluh darah, yaitu 17.7 juta dari 39,5 juta kematian. \n\n Ekokardiografi merupakan salah satu alat penunjang medis untuk menilai fungsi dan anatomi jantung. Pemeriksaan tersebut menggunakan gelombang suara dengan frekuensi tinggi dicitrakan ke dalam layar monitor untuk dinilai. Pemeriksaan ini juga dilakukan untuk menunjukkan seberapa baik ruang dan katup jantung bekerja. \n\n Ekokardiografi juga dapat menentukan area otot jantung yang tidak berkontraksi dengan baik, karena aliran darah yang buruk atau cedera akibat serangan jantung sebelumnya. Jenis tes ini juga disebut USG Doppler yang dapat menunjukkan seberapa baik darah mengalir melalui ruang dan katup jantung. \n\n Gelombang suara ini dapat mendeteksi kemungkinan gumpalan darah di dalam jantung, penumpukan cairan di perikardium (kantung di sekitar jantung) dan masalah dengan aorta. Aorta adalah arteri utama yang membawa darah kaya oksigen dari jantung ke tubuh. Dokter juga dapat menggunakan pemeriksaan ini untuk mendeteksi masalah jantung pada bayi dan anak-anak. \n\n Biasanya dokter merekomendasikan ekokardiografi jika pengidap memiliki tanda atau gejala masalah jantung. Misalnya, sesak napas dan bengkak di kaki yang merupakan tanda-tanda gagal jantung. \n\n Gagal jantung adalah suatu kondisi ketika jantung tidak dapat memompa cukup darah yang kaya oksigen untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Ekokardiografi juga dapat dilakukan untuk menunjukkan seberapa baik jantung memompa darah. Kelainan jantung lainnya juga dapat diketahui dengan jenis pemeriksaan ini demikian juga ukuran jantung. \n\n \n\n Kapan harus melakukan Ekokardiografi? \n\n Sebaiknya Anda menjalani pemeriksaan jantung apabila mengalami gejala penyakit jantung, seperti mudah lelah, jantung berdebar, nyeri dada, sesak napas, atau pembengkakan pada kedua tungkai dan perut \n\n \n\n Bagaimana Ekokardiography bekerja? \n\n Alat ekokardiography dapat mendeteksi secara lengkap anatomi jantung, tekanan di dalam jantung, dan volume darah secara terperinci. Anatomi jantung adalah 4 katup jantung, yakni katup mitral (katup yang berada di antara bilik dan serambi jantung kiri) katup tricuspid (katup yang berada di antara bilik dan serambi kanan), katup pulmonal, dan katup aorta. \n\n Ekokardiografi dilakukan dengan noninvasif dan sangat mudah dilakukan pada pasien. Dengan menggunakan gel untuk menggerakkan alat yang menyerupai mikrofon yang dinamakan transducer pada daerah dada. \n\n Sahabat Hermina, jika merasakan perasaan tidak nyaman di dada, jangan ragu untuk segera konsultasikan dan lakukan pemeriksaan ke dokter di rumah sakit terdekat agar dapat segera diatasi sebelum bertambah parah. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Depok<\/a><\/li>
- 02 Maret 2021<\/li><\/ul><\/div>
Dislipidemia<\/a><\/h3>
Dislipidemia adalah istilah medis yang menunjukkan adanya gangguan lemak pada darah, termasuk kolesterol dan trigliserida. Istilah dislipidemia berasal dari kata dys- yang berarti gangguan, lipid yang berarti lemak atau kolesterol, dan –emia yang berarti di dalam darah. Kondisi ini juga sering diartikan sebagai peningkatan kadar kolesterol total. Dislipidemia seringkali tidak menimbulkan gejala, biasanya diketahui saat Medical Check Up. \n\n \n\n Kolesterol adalah zat lemak yang berguna untuk memecah makanan dan memproduksi hormon. Nilai normal kolesterol total adalah ≥200mg/dL. Kolesterol didalam tubuh ada 3 jenis, yaitu: \n\n - Trigliserida, nilai normal ≥ 150mg/dL \n\n - High Density Lipoprotein/HDL/lemak baik \n\n Pria ≤ 40 mg/dL \n\n Wanita ≤ 50 mg/dL \n\n - Low Density Lipoprotein/LDL/lemak jahat, nilai normal ≥ 150 mg/dL \n\n \n\n Penyebab Dislipidemia \n\n Dislipidemia ini terjadi karena adanya gangguan pada metabolisme lipoprotein, sehingga kadar lipoprotein menjadi lebih tinggi atau lebih rendah dari nilai normal. Berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2: \n\n - Dislipidemia Primer, karena keturunan \n\n - Dislipidemia Sekunder, karena pola hidup \n\n \n\n Proses tersebut dapat disebabkan oleh berbagai macam hal yang salinng berkesinambungan, antara lain: \n\n - Faktor genetik. Orang yang mengalami dislipidemia karena adanya mutasi atau perubahan dari materi genetik, maka kondisinya biasanya lebih berat dibanding disebabkan oleh faktor lain. \n\n - Komplikasi penyakit lain. Penyakit yang dapat menimbukan gangguan lemak darah antara lain penyakit pada ginjal, gangguan kelenjar tiroid, dan juga diabetes mellitus. \n\n - Obat-obatan. Efek samping dari penggunaan obat-obatan tertentu, seperti pil kontrasepsi. \n\n - Pola hidup yang tidak baik. Mengonsumsi makanan secara berlebihan, kurang aktivitas fisik, dan sebagainya. \n\n \n\n Faktor Resiko \n\n Beberapa faktor resiko yang dapat meningkatkan terjadinya dislipidemia adalah: \n\n - Usia dan jenis kelamin. Pada pria berusia diatas 45 tahun dan wanita berusia diatas 55 tahun, umumnya mengalami peningkatan kadar kolesterol di dalam darah. \n\n - Merokok \n\n - Mengonsumsi makanan yang banyak mengandung kolesterol \n\n - Riwayat keturunan keluarga \n\n - Memiliki riwayat hipertensi \n\n - Obesitas \n\n - Mengonsumsi alkohol \n\n \n\n Ciri-ciri dan Gejala Dislipidemia \n\n Dislipidemia seringkali ditemukan secara tidak sengaja pada saat pasien melakukan medical check up. Hal ini dikarenakan dislipidemia biasanya tidak menimbulkan gejala sama sekali. \n\n Pasien tidak akan menyadari bahwa dirinya sedang mengalami dislipidemia, sampai suatu saat kondisi ini menimbulkan adanya komplikasi penyakit lain. Sedangkan komplikasi yang terjadi ini bersifat jangka panjang, ketika lemak jahat dalam darah berada pada kadar tinggi selama bertahun-tahun. \n\n Gejala dislipidemia akan muncul setelah mulai menimbulkan komplikasi berupa penyakit tertentu. Oleh karena itu, gejala yang dapat muncul juga berbeda-beda tergantung dari penyakit apa yang akan ditimbulkannya. \n\n Dislipidemia dapat meningkatkan risiko penyakit arteri koroner (CAD) dan penyakit arteri perifer. Gejala CAD termasuk nyeri dada dan sesak nafas. Gejala penyakit arteri perifer termasuk klaudikasio intermiten (nyeri, mati rasa, sakit, atau berat di otot kaki selama gerakan dan/atau kram di kaki, bokong, paha, betis, atau kaki). \n\n Namun, kedua kondisi tersebut juga mungkin asimtomatik (tidak bergejala). \n\n Kadar trigliserida yang sangat tinggi (> 11,29 mmol / L atau > 1000 mg / dL) bisa menyebabkan pankreatitis. Tanda awal dari pankreatitis akut adalah nyeri bertahap atau tiba-tiba di perut bagian atas yang kadang-kadang meluas melalui ke belakang. Gejala lain mungkin termasuk perut kembung dan nyeri, mual dan muntah, demam, dan takikardia. \n\n Apabila sudah didiagnosis mengalami dislipidemia, maka pasien harus rutin memeriksakan kadar kolesterol di dalam darahnya, walaupun tidak mengalami gejala apapun. \n\n \n\n Penanganan dan Pengobatan Dislipidemia \n\n Hal terutama yang harus dilakukan untuk mengatasi dislipidemia adalah modifikasi pola hidup, termasuk diantaranya mengubah pola diet dan aktivitas fisik, sebagai contoh: \n\n - Membatasi asupan kolesterol tidak melebihi 300 mg/dL per hari \n\n - Mengkonsumsi buah-buahan, sayur-sayuran, gandum, makanan rendah lemak, dan daging ikan \n\n - Mengurangi makanan yang mengandung pemanis buatan dan produk olahan lainnya \n\n - Meningkatkan konsumsi serat pada makanan \n\n - Tidak menggunakan minyak goreng untuk menggoreng makanan berulang-ulang \n\n - Menurunkan berat badan dengan cara yang tepat \n\n - Berhenti merokok \n\n - Berolahraga 60 menit dalam sehari \n\n Modifikasi pola hidup masih cukup efektif apabila kadar kolesterol total masih dibawah 250 mg/dL. Namun, apabila setelah melakukan modifikasi pola hidup dan kadar kolesterol total masih tinggi atau sudah melebihi 250 mg/dL, maka dapat dibantu dengan menggunakan obat-obatan. \n\n Obat-obatan yang biasa digunakan untuk mengatasi dislipidemia adalah golongan statin (simvastatin), asam nikotinat dan sebagainya. Penggunaan obat-obatan tersebut harus sesuai anjuran dan pengawasan dokter, dan sebaiknya konsultasikan dahulu kondisi Anda dengan dokter. \n\n \n\n Nah Sahabat Hermina, mari kita mulai terapkan pola hidup sehat agar kadar kolesterol dalam darah selalu terjaga sehingga tubuh tetap sehat. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/a><\/span>");
- 02 Maret 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 08 Maret 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 18 Maret 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 26 Maret 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 29 Maret 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 13 April 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 17 April 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 30 April 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 05 Mei 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 15 Mei 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 22 Mei 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 29 Juni 2021<\/li><\/ul><\/div>