- Hermina Medan<\/a><\/li>
- 11 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Kenali dan Waspada Penyakit Kanker Pankreas<\/a><\/h3>
Baru baru ini kita di kagetkan oleh meninggalnya pejabat publik yang diakibatkan oleh penyakit kanker pankreas? Lantas apa sih kanker pankreas itu dan bagaimana kita mewaspadainya? \n\n Kanker pankreas adalah sel kanker yang tumbuh pada area jaringan pankreas. Jenis kanker ini bisa saja terjadi pada siapa saja, tetapi lebih sering dan rentan menyerang orang yang berusia 55 tahun atau lebih. \n\n Pankreas sendiri memiliki banyak fungsi penting bagi aktivitas tubuh, seperti memproduksi hormon glukagon dan insulin untuk menjaga kestabilan kadar gula darah pada tubuh. Selain itu, organ satu ini juga menghasilkan enzim yang berfungsi membantu tubuh untuk mencerna nutrisi pada makanan. \n\n Kanker pankreas terjadi ketika sel pada pankreas tumbuh abnormal dan tidak terkendali Stadium awal kanker ini sering tidak menunjukkan adanya gejala. Biasanya, gejala baru terlihat ketika sel kanker telah menyebar ke organ tubuh lainnya. Kanker pankreas termasuk salah satu jenis kanker yang mematikan. Dari total kasus, hanya sekitar 9 persen pengidap yang mampu bertahan hidup hingga 5 tahun setelah didiagnosis memiliki penyakit ini. \n\n Penyebab dan Faktor Risiko Kanker Pankreas \n\n Penyebabnya hingga kini masih belum diketahui secara pasti. Meski demikian, terdapat beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengalami kanker satu ini, yaitu: \n\n \n Mengkonsumsi daging merah berlebih \n Memiliki golongan darah A,B dan AB \n Mengidap diabetes, periodontitis, gingivitis, dan pankreatitis kronis. \n Mengidap hepatitis C, sirosis hati, batu empedu, dan infeksi bakteri Helicobacter pylori. \n Terdapat riwayat kelainan genetik yang bisa meningkatkan risiko mengidap kanker, seperti kanker payudara atau ovarium pada keluarga, riwayat pankreatitis, atau neurofibromatosis tipe 1. \n \n\n Gejala Kanker Pankreas \n\n Gejala kanker pankreas pada stadium awal umumnya tidak begitu terlihat. Namun, seiring perkembangan sel kanker dan mencapai stadium lanjut, gejala yang muncul antara lain : \n\n \n Diare \n Sembelit \n Feses berwarna pucat \n Perut kembung \n Hilang nafsu makan \n Penurunan berat badan tanpa sebab \n Tubuh mudah lemah \n Gatal pada kulit \n Demam dan menggigil \n Terjadi penggumpalan darah \n Urine berwarna gelap \n \n\n Selain itu, kondisi ini juga dapat memicu munculnya masalah kesehatan lain, seperti diabetes dan depresi. Meski begitu, penyakit tersebut sering tidak disadari menjadi beberapa bagian dari gejala kanker pankreas. \n\n Cara Mengetahui atau Mendiagnosis Kanker Pankreas \n\n Guna mendapatkan diagnosis yang akurat dan tepat, dokter akan menanyakan semua riwayat penyakit dan gejala yang dirasakan serta kebiasaan gaya hidup pengidap. Selanjutnya, dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan fisik, seperti melihat ada atau tidaknya tanda penyakit kuning dan mendeteksi adanya benjolan pada perut. \n\n Setelah itu, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan penunjang, seperti: \n\n \n Tes darah guna mendeteksi kadar protein CA19-9 dan mengukur kadar hormon insulin, glukagon, serta somatostatin yang berkaitan dengan sel kanker pankreas. \n Pemindaian dengan CT scan, PET scan, atau MRI, guna mengetahui kondisi pankreas dan organ lain di dalam tubuh. \n Octreotide scan atau octreoscan guna mendeteksi kanker pankreas yang berasal dari sel endokrin. \n Endoscopic ultrasound (EUS) guna mengetahui kondisi pankreas dari dalam perut melalui endoskopi dan USG. \n Pemeriksaan Endoscopic retrograde cholangiopancreatography atau ERCP yaitu jenis pemeriksaan endoskopi yang dibantu dengan Rontgen guna mengetahui kondisi saluran empedu dan pankreas. \n Pengambilan sampel dari jaringan atau biopsi yang dicurigai sebagai kanker pankreas untuk diteliti lebih lanjut menggunakan mikroskop. \n \n\n Setelah pengidap didiagnosis mengidap kanker pankreas, dokter selanjutnya menentukan tingkat keparahan atau stadium kanker pankreas. Penentuan ini membantu dokter menentukan metode pengobatan yang tepat. \n\n Pencegahan Kanker Pankreas \n\n Belum diketahui pasti bagaimana cara terbaik yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit kanker pankreas. Meski demikian, risiko terserang kanker ini dapat dikurangi dengan melakukan beberapa hal berikut : \n\n \n Tidak merokok \n Menjaga berat badan tetap ideal \n Menerapkan pola makanan dengan gizi seimbang \n Tidak Mengkonsumsi minuman beralkohol \n \n\n Segera lakukan pemeriksaan ke dokter di RSU Hermina Medan apabila mengalami gejala di atas, terlebih apabila kamu termasuk dalam kategori orang yang lebih berisiko. Beritahukan pada dokter tentang riwayat kesehatan diri dan keluarga, sehingga kamu bisa mendapatkan penanganan yang tepat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Purwokerto<\/a><\/li>
- 06 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
Mengatasi Kanker dengan Terapi Medis Kemoterapi<\/a><\/h3>
Kemoterapi adalah salah satu metode utama dalam pengobatan kanker. Prosedur ini melibatkan penggunaan obat-obatan kimia berupa sitostatika untuk menghentikan atau memperlambat pertumbuhan sel-sel kanker yang abnormal. Meskipun kemoterapi seringkali memiliki efek samping yang tidak diinginkan, penggunaannya tetap menjadi pilihan utama dalam banyak kasus kanker. Kali ini akan membahas secara detail tentang kemoterapi, termasuk cara kerjanya, jenis-jenis kemoterapi dan efek samping yang mungkin terjadi. \n\n Cara Kerja Kemoterapi \n\n Prinsip dasar dari kemoterapi adalah menggunakan obat-obatan anti-kanker untuk menghancurkan sel-sel kanker. Obat kemoterapi dapat bekerja dengan beberapa mekanisme yang berbeda, termasuk: \n\n \n \n Menghambat pertumbuhan sel, beberapa obat kemoterapi bekerja dengan cara menghentikan sel-sel kanker untuk membelah diri dan tumbuh. Mekanisme ini melibatkan gangguan pada DNA sel kanker atau menghambat enzim yang diperlukan untuk replikasi DNA. \n \n \n Merusak DNA, obat kemoterapi tertentu dapat menyebabkan kerusakan pada DNA sel kanker, yang menghentikan pertumbuhan dan menyebabkan kematian sel. \n \n \n Menghambat angiogenesis, beberapa jenis kanker memerlukan pasokan darah yang cukup untuk bertahan hidup dan berkembang. Kemoterapi dapat menghambat pembentukan pembuluh darah baru di sekitar tumor, sehingga mencegah pasokan darah yang dibutuhkan dan memperlambat pertumbuhan kanker. \n \n \n\n Jenis-jenis Kemoterapi \n\n Ada beberapa jenis kemoterapi yang digunakan dalam pengobatan kanker, dan jenis yang dipilih tergantung pada jenis kanker, stadium penyakit, dan kondisi kesehatan pasien. Berikut adalah beberapa bentuk kemoterapi yang umum: \n\n \n \n Kemoterapi adjuvant, digunakan setelah pengangkatan tumor melalui operasi. Tujuannya adalah untuk membunuh sel-sel kanker yang mungkin tersisa dan mencegah kembalinya kanker. \n \n \n Kemoterapi neoadjuvant, diberikan sebelum operasi untuk mengecilkan tumor agar lebih mudah diangkat. Hal ini juga dapat membantu mengendalikan penyebaran kanker sebelum operasi dilakukan. \n \n \n\n Efek Samping Kemoterapi \n\n Kemoterapi dapat memiliki efek samping yang signifikan karena obat-obatan yang digunakan mempengaruhi sel-sel sehat juga. Beberapa efek samping umum yang mungkin terjadi selama atau setelah kemoterapi meliputi: \n\n \n \n Kehilangan rambut (alopecia), salah satu efek samping yang paling terkenal dari kemoterapi adalah kebotakan sementara. Hal ini disebabkan oleh kerusakan pada folikel rambut yang aktif. \n \n \n Mual dan muntah, obat kemoterapi dapat merangsang pusat muntah di otak, menyebabkan mual dan muntah. Namun, ada obat anti-mual yang dapat membantu mengurangi efek samping ini. \n \n \n Penurunan sel darah, kemoterapi dapat mengurangi produksi sel-sel darah, termasuk sel darah merah (anemia), sel darah putih (leukopenia), dan trombosit (trombositopenia). Hal ini dapat meningkatkan risiko infeksi, mudah memar atau berdarah. \n \n \n Kelelahan, banyak pasien mengalami kelelahan yang berlebihan selama dan setelah menjalani kemoterapi. Hal ini bisa disebabkan oleh pengaruh obat kemoterapi pada sistem kekebalan tubuh dan tingkat energi secara keseluruhan. \n \n \n Gangguan pencernaan, kemoterapi dapat menyebabkan diare, sembelit, atau gangguan pencernaan lainnya. Dalam beberapa kasus, pasien mungkin juga mengalami mukosit, yaitu radang dan luka pada mulut. \n \n \n\n Kemoterapi tetap menjadi pilihan utama dalam pengobatan kanker dan telah memberikan hasil yang signifikan dalam memerangi penyakit mematikan ini. Meskipun kemoterapi dapat memiliki efek samping yang tidak diinginkan, perkembangan terbaru dalam bidang ini membawa harapan untuk terapi yang lebih efektif dan individualisasi yang lebih besar. Apabila sahabat hermina ada yang membutuhkan perawatan kemoterapi, RS Hermina Purwokerto menyediakan layanan kemoterapi. \n\n Untuk memudahkan mengakses pelayanan & pendaftaran di RS Hermina Purwokerto, berikut caranya: \n\n \n Download mobile aplikasi di Playstore (Ketik Halo Hermina) \n Hubungi Call Center 1500488 \n Melalui website -> www.herminahospitals.com \n Melalui aplikasi Halodoc \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bogor<\/a><\/li>
- 15 Februari 2023<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Keganasan Sel Darah (Leukemia)<\/a><\/h3>
Sang penyakit keganasan sel darah adalah kanker leukemia. Menurut data dari WHO (World Healty Organization) Indonesia sendiri terdapat 11.314 kasus kematian yang disebabkan oleh leukemia pada tahun 2019, yang merupakan kanker dengan kasus kematian tertinggi nomor 5 di Indonesia, setelah kanker paru-paru, payudara, hati, dan serviks. \n\n Leukemia atau biasa yang dikenal dengan kanker sel darah merupakan jenis kanker yang pertumbuhannya tidak dapat terkontrol dari pembentukan sel dalam darah dan dalam sumsum tulang. Leukemia adalah kanker sel darah akibat induk sel darah terlalu banyak memproduksi sel darah putih abnormal. Gangguan ini mempengaruhi dalam produksi dan fungsi sel darah, sebagian besar kasus dari leukemia ini berawal pada sumsum tulang sebagai tempat produksi sel darah mengalami gangguan oleh pertubuhan yang tidak terkendali dari sel darah abnormal. Kanker ini dapat terjadi pada orang dewasa maupun anak-anak. \n\n Sel darah putih merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh, sel darah putih ini diproduksi di dalam sumsum tulang. Jika fungsi sumsum tulang terganggu, maka sel darah putih yang dihasilkan mengamali perubahan dan tidak lagi normal menjalani perannya secara efektif. \n\n Penyakit leukemia bisa bersifat akut atau kronis. Pada leukemia kronis kanker akan berkembang perlahan dengan disertai gejala awal yang ringan. Sedangkan pada leukemia akut, perkembangan sel kanker akan terjadi sangat cepat dengan gejala bisa memburuk dalam waktu yang cepat. Hal ini menyebabkan leukemia akut lebih berbahaya daripada leukemia kronis. \n\n Berdasarkan jenis sel darah putih, leukemia terbagi dalam empat jenis utama yaitu: \n\n \n Leukemia limfoblastik akut \n \n\n Acute lymphoblastic leukemia (ALL) Leukemia limfoblastik akut terjadi disebabkan sumsum tulang belakang terlalu banyak memproduksi sel darah putih dengan jenis limfosit yang belum matang (limfoblas). \n\n \n Leukemia limfositik kronis \n \n\n Chronic lymphocytic leukemia (CLL) terjadi ketika tulang sumsum terlalu banyak dalam memproduksi limfosit yang tidak normal dan secara perlahan dapat menyebabkan kanker. \n\n \n Leukemia mieloblastik akut \n \n\n Acute Myeloblastic leukemia (AML) terjadi ketika sumsum tulang memproduksi sel meiloid yan tidak matang atau mieloblas terlalu banyak \n\n \n Leukemia mielositik kronis \n \n\n Chronic myelocytic leukemia (CML) kondisi ini terjadi ketika sumsu tulang tidak lagi mampu memproduksi sel myeloid yang matang. \n\n \n\n Penyakit leukemia disebabkan adanya kelainan pada sel darah putih yang tumbuh secara tidak terkendali. Namun belum diketahui secara pasti mengapa hal tersebut terjadi, tetapi ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena leukemia, yaitu: \n\n \n Memiliki riwayat anggota keluarga yang pernah menderita leukemia \n Menderita kelainan genetika \n Menderita kelainan darah \n Terpapar bahan kimia seperti benzena, dilingkungan kerja \n Memiliki kebiasaan merokok \n \n\n \n\n Gejala Leukemia \n\n Gejala awal leukemia sering kali tidak menimbulkan tanda-tanda gejala. Gejala akan muncul ketika sel kanker sudah makin berkembang dan menyerang sel tubuh penderita. Leukemia memiliki variasi gejala yang muncul, tergantung jenis leukemia yang diderita. Namun secara umum gejala yang dialami penderita leukemia adalah: \n\n \n Munculnya gejala anemia \n Bitnik merah pada kulit \n Lelah yang tidak kunjung hilang meski sudah beristirahat \n Berat badan turun secara drastis dan tubuh mudah memar \n Munculnya benjolan di leher akibat pembengkakan kelenjar getah bening \n Membengkaknya organ hati dan limpa \n \n\n Gejala berat dapat muncul jika sel kanker menyumbat pembuluh darah di organ tertentu, gejala berat yang muncul, antaranya: \n\n \n Terjadi sakit kepala hebat \n Munculnya rasa mual dan muntah \n Nyeri pada tulang , otot hilang kendali hingga kejang \n \n\n \n\n Pengobatan leukemia \n\n Dalam pengobatan dokter spesialis akan menentukan metode pengobatan berdasarkan jenis leukemia dan kondisi pengidap secara keseluruhan. Berikut beberapa metode pengobatan leukemia: \n\n \n Kemoterapi, metode pengobatan dengan menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker. Metode menggunakan obat yang diberikan dapat berbentuk tablet minum ataupun suntik infus, seperti cytarabine atau fludarabin. \n Terapi Radiasi, terapi radiasi dapat membantu menghancurkan sel ganas dan menghentikan pertembuhan sel kanker dengan menggunakan sinar radiasi. \n Transplantasi sel induk, transplasi dilakukan untuk mengganti sumsum tulang yang sudah rusak dengan sumsum tulang yang sehat. Sel induk digunakan bisa berasal dari tubuh sendiri maupun tubuh orang lain sebagai pendonor. \n Terapi target dapat diberikan untuk menyerang sel ganas secara khusus, seperti menghentikan kerja dari protein tertentu pada sel ganas yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan dari penyakit. \n \n\n \n\n Pencegahan Leukemia \n\n Untuk pencegahan leukemia belum ad acara yang efektif untuk mencegah. Namun, beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko terkena leukemia, diantaranya: \n\n \n Menerapkan olahraga teratur \n Menghentikan kebiasaan merokok \n Menggunakan alat pelindung diri (APD) terutama jika Sahabat Hermina bekerja di lingkungan yang rentan terpapar bahan kimia \n Dan menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk mendeteksi kanker sejak dini. \n \n\n \n\n Leukemia ini termasuk kondisi yang sulit didiagnosis dan jika dibiarkan dapat menimbulkan komplikasi pada kesehatan kita. Oleh karena itu, jika Sahabat Hermina mengalami beberapa gejala, segeralah memeriksakan diri, agar mendapatkan penanganan secara cepat dan tepat untuk mencegah perkembangan dan pertumbuhan kanker sel darah. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kendari<\/a><\/li>
- 27 Desember 2022<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Lebih Dekat "Onkologi" Dalam Kehidupan Sehari-hari<\/a><\/h3>
Onkolgi jika dilihat dari segi katanya, onkologi yaitu suatu bidang ilmu yang mempelajari tentang neoplasma. Neoplasma merupakan pertumbuhan jaringan baru yang abnormal, pertumbuhan jaringa ini belum tentu ganas dan belum tentu jinak. Yang akan dipelajari yaitu suatu jaringan tempat tumbuh yang baru dan merupakan bagian dari onkologi. Jadi, di masyarakat biasa dikenal dengan sebutan tumor. \n\n \n\n Tumor ini ada yang jinak dan ada juga yang ganas, dibidang onkologi sepesifik berbicara masalah tumor yang sulit dan padat artinya yang bisa dilihat. Ada pertubuhan jaringan baru yang dapat dilihat dan disentuh baik yang jinak maupn ganas, dan ada juga yang tidak dapat diraba, mislanya tumor atau keganasan pada darah. Jadi bedah onkologi adalah tumor-tumor yang teraba yang bersifat ganas dan jinak. \n\n Tumor yanng teraba bisa disentuh menggunakan sentuhan fisik maupun alat medis seperti USG. Tumor padat yang paling banyak dan sering ditemukan adalah tumor dibagian payudara, tumor pada kelenjar tiroid atau bisa disebut gondok. Kemudian, yang paling mendominasi dikalangan masyarakat adalah tumor pada bagian payudara baik yang jinak maupun ganas. \n\n \n\n Hal yang dapat membuat terjadinya tumor pada manusia itu berasal dari mutifaktor, tidak ada faktor utama yang menjadi pencetus, melainkan hanya berasal dari faktor resiko jika diihat dari hasil statistik faktor resiko ini, peluang untuk sembuhnya banyak baik dari dalam maupun luar tubuh itu sendiri. \n\n \n\n Berbicara mengenai kanker payudara yang berasal dari multifaktor tanpa kita mengetahui penyebab utmanya karena biasanya ada faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya kanker payudara seperti, pengaruh hormonal, konsumsi makanan berkolestrol tinggi, dan aktifitas manusia itu sendiri, karena mengkonsusmsi kolestrol secara berlebihan yang akan berubah menjadi hormon, jadi pada prinsipnya tidak ada faktor utama yang menyebabkan terjadinya kanker payudara, karena hal itu terjadi melalui multifaktor. \n\n \n\n Gejala-gejala ketika pasien mengalamai tumor atau kanker payudara yaitu, adanya benjolan pada payudara, oleh karena itu pasien dianjurkan untuk memeriksakan payudaranya minimal sebulan sekali dalam waktu 7 sampai 10 hari pada masa haid, karena diwaktu itu payudara tidak dalam keadaan tegang atau tertarik. Disarankan untuk pasien yang baru pertama kali menyadari benjolan pada payudara disarankan untuk “PANIK DINI” agar segera memeriksakan ke puskesmas atau rumah sakit atau ke dokkter spesialis onkologi. Gejala lainnya adalah adanya lecet lecet pada bagian putting susu. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bekasi<\/a><\/li>
- 26 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
RADIOTERAPI UNTUK MENGOBATI KANKER<\/a><\/h3>
Kebanyakan orang memahami kemoterapi sebagai satu-satunya terapi untuk penyakit kanker. Padahal, ada berbagai jenis terapi lain dalam menangani penyakit kanker, antara lain melalui operasi/bedah, radioterapi, kemoterapi, serta terapi hormonal dan immunoterapi. Terapi tersebut bisa diberikan secara tunggal ataupun kombinasi. Karna itu kerjasama tim onkologi yang terdiri dari spesialis bedah onkologi, onkologi medis, onkologi radiasi, patologi, radiologi, serta spesialis atau tim suportif lainnya, dalam onkologi sangatlah penting. \n\n 50% pasien kanker mendapatkan radioterapi sebagai pengobatan dari penyakitnya. Radioterapi adalah pengobatan kanker yang bertujuan untuk membunuh sel kanker menggunakan sinar radioaktif berenergi tinggi. Pengobatan dengan terapi radiasi diberikan tergantung pada jenis kanker yang dirawat dan tergantung dari tujuan terapi radiasi, seperti untuk mengobati kanker atau untuk mengurangi gejala keluhan.. Radioterapi berperan pada kanker payudara, kanker mulut rahim, kanker prostat, kanker rekti, kanker nasofaring, kanker kulit, limfoma, kanker otak, dan lain-lain. \n\n Untuk memberikan layanan penanganan kanker yang komprehensif, saat ini RS Hermina Bekasi memiliki pelayanan radioterapi dengan teknologi terkini, yakni Linear Accelerator (Linac) yang mampu memberikan terapi radiasi tepat sasaran kepada area kanker dan melindungi organ normal disekitar kanker. Teknik radiasi yang diberikan antara lain 3D Conformal Radiotherapy, Intensity Modulated Radiotherapy(IMRT), dan Volumetric Arc Radiotherapy (VMAT– Rapid Arc). \n\n \nPemberian terapi radiasi dimulai dengan simulasi radiasi menggunakan CT Simulator. Hasil dari CT Simulator selanjutnya digunankan untuk menentukan target dan dosis radiasi. Pasien akan menjalani radiasi setelah tim medis melakukan verifikasi quality assurance untuk menjamin terapi yang bermutu dan berbasis keselamatan pasien, petugas dan masyarakat sekitar. \n\n \nKetika menjalani terapi radiasi dan pascaradiasi, pasien dapat merasakan efek samping pada area yang terkena radiasi yang dapat bersifat sementara dan ada pula yang menetap. Untuk memantau munculnya efek samping yang terjadi dan tata laksana efek samping yang muncul, maka pasien akan rutin dilakukan follow up oleh dokter Onkologi Radiasi selama radiasi dan pasca radiasi. \n\n \nRS Hermina Bekasi berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik khusus bagi pasien penderita kanker dengan dokter-dokter spesialis dan fasilitas dengan teknologi terbaik, kami siap melayani proses pengobatan bagi pasien penderita kanker. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Call Center Radioterapi di 0815-1019-4512 dan 0815-1019-4513 \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bekasi<\/a><\/li>
- 26 Juli 2021<\/li><\/ul><\/div>
4 Tanda Tumor Tulang yang Perlu di Waspadai<\/a><\/h3>
Pengertian Tumor Tulang \n\n \n\n Tumor adalah benjolan pada jaringan lunak atau tulang yang tidak seharusnya berada di tempat tersebut. \n\n \n\n Sebagian tumor tulang dapat bersifat jinak atau ganas, sehingga tidak menyebar. Sebagian lain tumor tulang bersifat ganas. Berikut penjelasannya: \n\n \n\n - Tumor Tulang Jinak (Benign) \n\n Tumor tidak memiliki potensi menyebar ke bagian tubuh lainnya dan memiliki kemampuan rekurensi yang rendah. \n\n \n\n - Tumor Tulang Ganas (Malignant) \n\n Tumor bersifat agresif yang memiliki potensi menyebar baik lokal atau ketempat yang jauh dan memiliki kemampuan rekurensi yang tinggi. \n\n \n\n \n\n 4 Tanda dan Gejala Tumor Tulang \n\n \n\n Berikut ini adalah empat tanda dan gejala tumor tulang, yaitu: \n\n \n\n 1. Nyeri \n\n Merupakan gejala yang paling umum pada tumor tulang. Pada awalnya, nyeri yang dirasakan ringan, tetapi semakin memberat dalam perjalanan penyakit. Selain itu, nyeri tidak membaik dengan pengobatan dan bersifat kronik \n\n \n\n 2. Benjolan atau Bengkak \n\n Umumnya terjadi pada bagian yang terdapat tumor yang disertai dengan adanya gangguan pada pergerakan sendi di sekitarnya. Biasanya disebabkan oleh adanya penekanan dari tumor kepada jaringan lunak disekitarnya. \n\n \n\n 3. Gangguan Pergerakan \n\n Umumnya disebabkan oleh tumor yang berada di sekitar sendi dan menyebabkan gangguan mekanik pada sendi yang menyebabkan keterbatasan ruang gerak. \n\n \n\n 4. Patah Tulang \n\n Patah tulang yang terjadi akibat trauma yang tidak sebanding dan terjadi akibat adanya kerusakan pada struktur tulang akibat tumor. Biasanya menandakan tumor ganas atau tumor jinak yang agresif. \n\n \n\n \n\n Perbedaan Tumor Tulang Jinak dan Ganas \n\n \n\n Tentu ada perbedaan antara tumor jinak dan ganas, di antaranya: \n\n \n\n - Tumor Jinak \n\n \n Tidak nyeri atau nyeri ringan \n Pembesaran tidak cepat \n Ukuran <5cm \n Tidak disertai gejala sistemik (Demam, lemas dan penurunan berat badan) \n \n\n \n\n \n\n - Tumor Ganas \n\n \n Nyeri ringan hingga berat, disertai saat istirahat atau malam dan nyeri progresif \n Ukuran umumnya >5cm \n Disertai gejala sistemik \n Tanda penyebaran dengan pembesaran kelenjar di sekitar tumor \n \n\n \n\n \n\n Penegakan Diagnostik \n\n \n Pemeriksaan X-Ray \n Pemeriksaan nuklir \n Pemeriksaan MRI \n Pemeriksaan biopsi, merupakan baku emas untuk menegakkan iagnose tumor tulang \n \n\n \n\n \n\n Tatalaksana \n\n \n\n Ada berbagai jenis cara pengangkatan tumor, yaitu: \n\n \n\n - Eksisi tumor dengan pembedahan \n\n Eksisi bergantung terhadap agresivitas dari tumor atau bisa dikatakan tumor yang diambil tergantung dari besar dan jenis tumornya. \n\n \n\n - Eksisi intralesional atau kuretase \n\n umumnya digunakan pada tumor jinak tertentu. \n\n \n\n - Eksisi marginal \n\n Mengelilingi tepi lesi digunakan pada tumor jinak atau intermediet. \n\n \n\n - Eksisi luas \n\n Dilakukan dengan mengambil jaringan sehat yang jauh dari tumor, umumnya pada tumor ganas. \n\n \n\n - Eksisi radikal \n\n Dilakukan dengan mengambil sluruh bagian dari tulang dan otot, umumnya pada tumor ganas. \n\n \n\n - Kemoterapi neoadjuvant dan adjuvant \n\n Hanya dilakukan pada tumor ganas dengan risiko penyebaran (metastasis). \n\n Kemoterapi ditujukan untuk: \n\n \n Mengurangi ukuran tumor \n Membatasi penyebaran ke tempat lain \n Mendukung tindakan operasi yang akan dilakukan khususnya limb salvage surgery \n \n\n \n\n - Radioterapi \n\n Dilakukan dengan pemberian radiasi untuk menghancurkan tumor ganas yang sensitive terhadap radiasi (Ewing’s sarcoma). \n\n Indikasi: \n\n \n Terapi tambahan untuk tumor dengan ukuran besar, lokasi sulit (dekat pembuluh darah atau infiltrasi local luas) \n Terapi alternatif untuk amputasi \n Terapi untuk tumor sumsum tulang (myeloma, lymphoma) \n Terapi paliatif \n \n\n \n\n \n\n Jika seseorang mengalami salah satu gejala yang telah disebutkan sebelumnya di atas, segera periksakan diri ke dokter untuk menjalani pemeriksaan dan mendapatkan penanganan lebih lanjut. Untuk melakukan pemeriksaan, Sahabat Hermina dapat membuat janji dengan dokter spesialis bedah tulang konsultan onkologi dr. Waluyo Sugito, SpOT (K) Onk di RS Hermina Bekasi. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Makassar<\/a><\/li>
- 21 Juni 2021<\/li><\/ul><\/div>
Deteksi Dini Kanker Payudara dengan "SADARI" dan "SADANIS"<\/a><\/h3>
Kanker payudara adalah salah satu jenis tumor ganas yang berkembang pada sel-sel payudara. Kanker ini dapat tumbuh jika terjadi pertumbuhan yang abnormal dari sel-sel pada payudara. Sel-sel tersebut membelah diri lebih cepat dari sel normal dan berakumulasi yang kemudian membentuk suatu benjolan atau massa. \n\n \n\n Pada stadium yang lebih parah, sel-sel abnormal ini dapat menyebar melalui kelenjar getah bening ke organ tubuh lainnya. Walaupun kanker payudara termasuk salah satu jenis penyakit yang mematikan, tetapi kanker payudara ini bisa disembuhkan bila mendapatkan penanganan yang tepat dan dideteksi secara awal. Semakin cepat sel kanker payudara diketahui, semakin cepat pula pengobatan dilakukan sehingga peluang kesembuhan semakin besar. \n\n \n\n Cara deteksi dini dapat dilakukan yaitu dengan SADARI (Pemeriksaan payudara sendiri). SADARI bertujuan untuk menemukan benjolan dan tanda-tanda lain pada payudara sedini mungkin agar dapat dilakukan tindakan secepatnya. Pemeriksaan ini direkomendasiksn sejak wanita berusia 20 tahun dengan dilakukan sendiri di rumah setiap bulannya. Bagi wanita yang masih haid, pemeriksaan dilakukan setiap hari ke-7 sampai hari ke-10, dihitung mulai dari hari pertama haid atau setiap bulan pada tanggal yang sama bagi perempuan yang sudah memasuki masa menopause. \n\n \n\n Langkah-langkah SADARI yaitu: \n\n 1. Berdirilah di depan cermin tanpa menggunakan pakaian. Angkat kedua tangan ke atas. Amati dengan teliti bentuk payudara Anda. Perhatikan apabila ada benjolan atau perubahan bentuk pada kulit, putting, serta payudara secara keseluruhan. \n\n \n\n 2. Rapatkan telapak tangan dengan kuat sehingga payudara menonjol ke depan. Amati kembali apakah ada perubahan bentuk seperti benjolan, kulit mengerut seperti kulit jeruk atau cekungan, atau puting susu yang tertarik ke dalam. \n\n \n\n 3. Tekan payudara dan pijat perlahan daerah disekitar puting sampai ujung puting. Periksa apakah ada cairan yang tak normal, misalnya warna putih kekuningan yang bercampur darah seperti nanah. \n\n \n\n 4. Berbaringlah. Pada posisi berbaring letakkan bantal di belakang punggung. Letakkan tangan kanan di belakang kepala dan gunakan tangan kiri untuk periksa payudara sebelah kanan. \n\n \n\n 5. Cara meraba: Rapatkan tiga jari tengah Anda. Raba payudara dengan ujung tigajari tersebut. Lakukan gerakan memutar dengan tekanan lembut, mulai dari pinggir luar sampai ke putting sesuai arah jarum jam \n\n \n\n 6. Lakukan hal yang sama pada nomor 4-5, namun lakukan di payudara satunya. \n\n Beri perhatian khusus pada area payudara dekat ketiak di bagian atas. Di area ini sering ditemukan tumor payudara. \n\n \n\n Selain melakukan SADARI, Anda juga disarankan melakukan pemeriksaan rutin payudara klinis (SADANIS) yang dilakukan oleh dokter yang kompeten. Dokter akan mendiagnosis kanker payudara dengan melakukan wawancara medis lengkap, pemeriksaan fisik langsung untuk mendeteksi perubahan pada payudara, serta kelenjar getah bening pada ketiak, serta pemeriksaan penunjang seperti Mammogram atau foto payudara, USG payudara, Biopsi dan CT-Scan atau MRI untuk menentukan ukuran serta penyebaran dari kanker payudara. \n\n \n\n Segera deteksi dini dan cegah kanker payudara dengan melakukan SADARI dan SADANIS serta konsultasikan masalah kesehatan Anda terkait penyakit diatas ke dokter spesialis bedah onkologi di RS. Hermina Makassar. Lebih cepat lebih baik. Salam sehat, Sahabat Hermina \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Medan<\/a><\/li>
- 20 April 2021<\/li><\/ul><\/div>
Deteksi Dini Kanker Payudara <\/a><\/h3>
Kanker payudara merupakan keganasan pada jaringan payudara yang dapat berasal dari epitel ductus maupun lobulus. Berdasarkan data Riskesdas, prevalensi tumor/kanker di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan dari 1.4 per 1000 penduduk di tahun 2013 menjadi 1,79 per 1000 penduduk pada tahun 2018. \n\n \n\n Prevalensi kanker tertinggi adalah di provinsi DI Yogyakarta 4,86 per 1000 penduduk, diikuti Sumatera Barat 2,47 79 per 1000 penduduk dan Gorontalo 2,44 per 1000 penduduk. Untuk pencegahan dan pengendalian kanker di Indonesia, khususnya dua jenis kanker terbanyak di Indonesia, yaitu kanker payudara dan leher rahim, pemerintah telah melakukan berbagai upaya, antara lain deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim pada perempuan usia 30-50 tahun dengan menggunakan metode Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS) untuk payudara dan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) untuk leher rahim. \n\n \n\n \n\n Apa Saja Faktor Risiko Kanker Payudara? \n\n \n\n Kanker payudara terjadi akibat pertumbuhan abnormal dari sel–sel pada payudara. Pertumbuhan abnormal ini diduga disebabkan oleh mutasi gen yang diturunkan secara genetik. Selain itu,terdapat beberapa faktor risiko yang diduga menjadi pemicu kanker payudara, yaitu: \n\n \n Jenis kelamin wanita \n Berusia lebih dari 50 tahun \n Riwayat keluarga(genetik) \n Riwayat penyakit payudara sebelumnya \n Riwayat menstruasi dini (kurang dari 12 tahun) \n Menopause pada usia kurang dari 55 tahun \n Riwayat reproduksi (tidak memiliki anak dan tidak menyusui) \n Hormonal \n Obesitas \n Konsumsi Alkohol \n Faktor lingkungan \n \n\n \n\n \n\n Bagaimana Gejala Kanker Payudara? \n\n \n\n Kanker payudara dapat tidak menunjukkan gejala tertentu. Beberapa gejala kanker payudara, antara lain: \n\n \n Benjolan atau pengerasan pada payudara yang berbeda dari jaringan sekitar \n Darah keluar dari puting payudara \n Kemerahan atau pembesaran pori-pori kulit payudara, yang menyerupai kulit jeruk \n Nyeri dan pembengkakan pada payudara \n Pengelupasan kulit di sekitar puting payudara \n Perubahan pada kulit payudara, seperti cekungan \n Perubahan ukuran, bentuk atau tampilan dari payudara \n Puting tertarik masuk ke dalam \n Benjolan atau pembengkakan di bawah ketiak \n \n\n \n\n \n\n Bagaimana Deteksi Dini Kanker Payudara? \n\n \n\n Dokter akan mendiagnosis kanker payudara dengan melakukan wawancara medis lengkap, pemeriksaan fisik langsung untuk mendeteksi perubahan pada payudara serta kelenjar getah bening pada ketiak, serta pemeriksaan penunjang, seperti: \n\n \n Mammogram atau foto payudara, untuk mendeteksi kelainan pada payudara \n Ultrasonografi (USG) payudara, untuk menentukan benjolan payudara berupa massa padat atau kista yang berisi cairan \n Biopsi dengan pengambilan sampel jaringan, untuk diperiksa di laboratorium dan menentukan sel yang diperiksa bersifat jinak atau ganas \n Computerized Tomography scan (CT scan) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI), untuk menentukan ukuran serta penyebaran dari kanker payudara \n \n\n \n\n \n\n Kapan Harus ke Dokter? \n\n \n\n Jika mengalami benjolan, pembengkakan, atau perubahan pada payudara, yang sebelumnya tidak pernah ditemukan, segera periksakan diri ke Dokter Spesialis Bedah Onkologi untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Samarinda<\/a><\/li>
- 14 April 2021<\/li><\/ul><\/div>
Kanker Ovarium<\/a><\/h3>
Kanker ovarium adalah kanker yang tumbuh dan berkembang pada ovarium atau indung telur, dan lebih sering terjadi pada wanita pascamenopause. \n\n \n\n Hingga saat ini, penyebab terjadinya kanker ovarium belum diketahui dengan pasti. Namun, kanker ovarium lebih sering terjadi pada wanita lanjut usia (lansia) dan wanita yang memiliki keluarga dengan riwayat kanker ovarium. \n\n \n\n Secara umum, kanker biasanya terjadi dikarenakan adanya perubahan gen pada tubuh seseorang yang menyebabkan sel-sel normal berkembang menjadi sel-sel kanker. Kemudian, sel-sel tersebut akan menduplikasi diri dan membuat tumor. Selain itu, sel-sel ini juga menyerang sel-sel sekitarnya dan menyebar ke organ lainnya. \n\n \n\n \n\n Diagnosis Kanker Ovarium \n\n \n\n Kanker ovarium yang terdeteksi pada stadium awal lebih mudah untuk diobati dibandingkan kanker ovarium yang baru terdeteksi setelah masuk stadium lanjut. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan berkala ke dokter kandungan setelah menopause. \n\n \n\n Untuk mendiagnosis kanker ovarium, dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien dan riwayat kesehatannya terlebih dahulu. \n\n \n\n \n\n Gejala Kanker Ovarium \n\n \n\n Kanker ovarium jarang menimbulkan gejala pada stadium awal. Oleh sebab itu, kanker ovarium biasanya baru terdeteksi ketika sudah memasuki stadium lanjut atau sudah menyebar ke organ lain. \n\n \n\n Gejala stadium lanjut dari kanker ovarium juga tidak terlalu khas dan menyerupai penyakit lain. Beberapa gejala yang dialami oleh penderita kanker ovarium adalah: \n\n • Perut kembung \n\n • Cepat kenyang \n\n • Mual \n\n • Sakit perut \n\n • Konstipasi (sembelit) \n\n • Pembengkakan pada perut \n\n • Penurunan berat badan \n\n • Sering buang air kecil \n\n • Sakit punggung bagian bawah \n\n • Nyeri saat berhubungan seks \n\n • Keluar darah dari vagina \n\n • Perubahan siklus menstruasi, pada penderita yang masih mengalami menstruasi \n\n \n\n \n\n Kapan Harus ke Dokter? \n\n \n\n Wanita yang menjalani terapi pengganti hormon untuk meredakan gejala menopause sebaiknya mendiskusikan kembali manfaat dan risiko terapi ini dengan dokter. \n\n \n\n Terapi pengganti hormon berisiko menimbulkan kanker ovarium, terutama pada wanita yang anggota keluarganya pernah terkena kanker ovarium atau kanker payudara. \n\n \n\n Jika sering mengalami gejala gangguan pencernaan, seperti perut kembung, cepat kenyang, sakit perut, atau sembelit, apalagi sudah berlangsung selama 3 minggu, segeralah konsultasikan kepada dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mencari penyebab gejala-gejala tersebut. \n\n \n\n \n\n Penyebab Kanker Ovarium \n\n \n\n Kanker Ovarium terjadi karena adanya perubahan atau mutasi genetik pada sel-sel ovarium. Sel tersebut menjadi abnormal, serta tumbuh dengan cepat dan tidak terkontrol. \n\n \n\n Hingga saat ini, penyebab terjadinya mutasi genetik tersebut belum diketahui dengan pasti. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalaminya, yaitu: \n\n • Berusia di atas 50 tahun \n\n • Merokok \n\n • Menjalani terapi penggantian hormon saat menopause \n\n • Memiliki anggota keluarga yang menderita kanker ovarium atau kanker payudara \n\n • Menderita obesitas \n\n • Pernah menjalani radioterapi \n\n • Pernah menderita endometriosi atau kista ovarium jenis tertentu \n\n • Menderita sindrom Lynch \n\n \n\n Selain itu, kebiasaan sering menggunakan bedak pada vagina juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker ovarium. Namun, hal ini masih perlu diteliti lebih lanjut. \n\n \n\n \n\n Diagnosis Kanker Ovarium \n\n \n\n Untuk mendiagnosis kanker ovarium, dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien dan riwayat kesehatannya terlebih dahulu. Selain itu, dokter juga akan menanyakan ada tidaknya anggota keluarga yang pernah menderita kanker ovarium atau kanker payudara. \n\n \n\n Kemudian dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama pada daerah panggul dan organ kelamin. Jika diduga menderita kanker ovarium, dokter akan meminta pasien untuk menjalani pemeriksaan lanjutan berupa: \n\n • Pemindaian \n\n Metode pemindaian awal yang dilakukan untuk mendeteksi kanker ovarium adalah USG perut. Setelah itu, dapat dilakukan CT scan atau MRI. \n\n \n\n • Tes darah \n\n Tes darah dilakukan untuk mendeteksi protein CA-125, yang merupakan penanda adanya kanker ovarium. \n\n \n\n • Biopsi \n\n Pada pemeriksaan ini, dokter akan mengambil sampel jaringan ovarium untuk diperiksa di laboratorium. Pemeriksaan ini dapat menentukan apakah pasien menderita kanker ovarium atau tidak. \n\n \n\n \n\n Stadium Kanker Ovarium \n\n \n\n Berdasarkan tingkat keparahannya, kanker ovarium dibedakan menjadi 4 stadium, yaitu: \n\n \n\n • Stadium 1 \n\n Kanker hanya di ovarium, baik salah satu maupun kedua ovarium, dan belum menyebar ke organ lain. \n\n \n\n • Stadium 2 \n\n Kanker sudah menyebar ke jaringan dalam rongga panggul atau rahim. \n\n \n\n • Stadium 3 \n\n Kanker sudah menyebar ke selaput perut (peritoneum), permukaan usus, dan kelenjar getah bening di panggul atau perut. \n\n \n\n • Stadium 4 \n\n Kanker sudah menyebar ke organ lain yang letaknya jauh, misalnya ginjal, hati, atau paru-paru. \n\n \n\n \n\n Pengobatan Kanker Ovarium \n\n \n\n Penanganan kanker ovarium berbeda-beda, tergantung pada stadium kanker, kondisi penderita, dan keinginan penderita untuk memiliki keturunan. Namun secara umum, penanganan utama kanker ovarium meliputi: \n\n \n\n - Operasi \n\n Operasi yang dilakukan adalah mengangkat ovarium, baik salah satu maupun kedua ovarium, tergantung kondisi pasien. Selain hanya mengangkat ovarium, operasi juga dapat dilakukan untuk mengangkat rahim (histerektomi) dan jaringan sekitarnya, jika kanker sudah menyebar. \n\n \n\n Dokter akan menjelaskan manfaat dan risiko operasi yang dilakukan. Beberapa jenis operasi dapat membuat seseorang tidak bisa memiliki anak lagi. Diskusikan dengan dokter mengenai operasi yang akan dilakukan. \n\n \n\n - Kemoterapi \n\n Kemoterapi dilakukan dengan pemberian obat-obatan untuk membunuh sel kanker. Kemoterapi dapat dikombinasikan dengan operasi dan radioterapi, serta bisa dilakukan sebelum atau setelahnya. \n\n \n\n Kemoterapi yang diberikan sebelum operasi atau radioterapi bertujuan untuk mengecilkan ukuran kanker. Sedangkan kemoterapi yang diberikan setelah operasi atau radioterapi bertujuan untuk membunuh sel kanker yang masih tersisa. \n\n \n\n Beberapa jenis obat-obatan untuk kemoterapi adalah: \n\n • Carboplatin \n\n • Paclitaxel \n\n • Etoposide \n\n • Gemcitabine \n\n \n\n - Radioterapi \n\n Radioterapi dilakukan untuk membunuh sel-sel kanker dengan sinar berenergi tinggi. Radioterapi dapat dikombinasikan dengan kemoterapi atau operasi. Radioterapi biasanya diberikan pada pasien kanker ovarium stadium awal, setelah operasi. \n\n \n\n Selain itu, radioterapi juga dapat diberikan kepada pasien kanker ovarium stadium akhir, dengan tujuan untuk membunuh sel-sel kanker yang sudah menyebar ke jaringan tubuh lain. \n\n \n\n - Terapi pendukung \n\n Pasien yang sedang menjalani pengobatan kanker ovarium juga akan diberikan terapi pendukung, seperti obat pereda nyeri atau antimual, untuk meredakan gejala kanker ovarium dan mengurangi efek samping dari metode pengobatan kanker. Terapi tersebut diberikan agar pasien lebih nyaman dalam menjalani pengobatan. \n\n \n\n Semakin cepat kanker ovarium terdeteksi dan ditangani, peluang penderita untuk bertahan hidup pun akan makin besar. Hampir separuh penderita kanker ovarium dapat bertahan setidaknya selama 5 tahun setelah terdiagnosa, dan sepertiganya memiliki harapan hidup setidaknya selama 10 tahun. \n\n \n\n Penderita yang sudah sembuh dari kanker ovarium tetap berpotensi untuk kembali memiliki kanker dalam beberapa tahun. \n\n \n\n \n\n Komplikasi Kanker Ovarium \n\n \n\n Kanker Ovarium dapat menimbulkan komplikasi, terutama jika sudah memasuki stadium lanjut. Komplikasi ini terjadi karena sel-sel kanker sudah menyebar ke organ tubuh lainnya. Beberapa komplikasi tersebut adalah: \n\n • Perforasi atau lubang pada usus \n\n • Penimbunan cairan di selaput paru-paru (Efusi Pleura) \n\n • Penyumbatan saluran kemih \n\n • Penyumbatan usus \n\n \n\n \n\n Pencegahan Kanker Ovarium \n\n \n\n Kanker ovarium sulit untuk dicegah karena penyebabnya belum diketahui. Namun, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko terkena kanker ovarium, yaitu: \n\n • Mengonsumsi Pil KB kombinasi \n\n • Tidak menggunakan terapi penggantian hormon \n\n • Tidak merokok \n\n • Menerapkan pola hidup sehat \n\n • Menjaga berat badan ideal \n\n \n\n Pada wanita yang memiliki risiko tinggi terkena kanker ovarium, operasi pengangkatan ovarium sebelum terkena kanker juga dapat dilakukan guna meminimalkan risiko. Prosedur ini biasanya dianjurkan bagi wanita yang sudah memutuskan untuk tidak memiliki keturunan lagi. \n\n \n\n \n\n Jika Sahabat Hermina merasakan beberapa gejala di atas, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosa lebih lanjut agar gejala tidak semakin bertambah parah. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Palembang<\/a><\/li>
- 27 Februari 2021<\/li><\/ul><\/div>
Apa itu Kanker Mulut?<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, kanker oral yang juga dikenal sebagai kanker mulut adalah istilah luas untuk tumor ganas yang berkembang di rongga mulut seperti pada gusi, lidah, amandel, dan kelenjar air liur, selain itu tenggorokan dan faring (saluran udara). Kanker oral atau mulut biasanya diobati sebagai bagian dari kanker kepala dan leher, yang meliputi kanker kelenjar air liur, esofagus, telinga dan mata. Sementara, kanker otak diobati dalam kategori yang berbeda. \n\n \n\n Jenis-jenis Kanker Mulut \n\n - Karsinoma sel skuamosa - Lebih dari 85% kasus kanker mulut adalah karsinoma sel skuamosa, yaitu ketika sel-sel yang melapisi bagian dalam mulut dan bibir menjadi tidak normal. Lokasi kanker sebenarnya dapat membantu menentukan kemungkinan yang ada. Sebagai contoh, jika hal itu mempengaruhi bibir bawah, jarang terjadi perubahan status kanker. Sebaliknya, pada lesi bibir atas dapat menjadi agresif. Sebuah subtipe penyakit ini disebut karsinoma verrucous, yang menyumbang kurang dari 7% dari jumlah kasus. Ini jarang terjadi, tetapi hampir selalu terjadi secara lokal (tidak ada perubahan status (metastasis)) karena berkembang perlahan-lahan. \n\n - Karsinoma kelenjar ludah - Banyak kelenjar ludah ditemukan dalam mulut dan sepanjang tenggorokan; kelainan seluler dari setiap kelenjar ini dapat menyebabkan kanker seperti kanker kistik kelas rendah, seperti polimorf dan adenoid. \n\n - Kanker lidah - Kanker dapat dimulai dari dasar (ujung terjauh dari lidah) atau di bagian yang paling terlihat dari lidah. Tumor lebih besar beresiko menyebar ke kelenjar getah bening, terutama jika mereka ditemukan di dasar lidah, yang kemudian mungkin memerlukan operasi yang lebih rumit termasuk reseksi. \n\n - Limfoma - Ini adalah kanker yang mempengaruhi jaringan-jaringan getah bening yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh. Dalam rongga mulut, jaringan ini dapat ditemukan di lidah dan amandel. \n\n \n\n \n\n Penyebab Kanker Mulut \n\n Selain dari fakta bahwa sel-sel pada rongga mulut dan tenggorokan dapat mengakibatkan ketidaknormalan. Tidak ada penjelasan yang lebih jelas, kenapa kanker pada bagian ini berkembang. Namun, ada beberapa faktor tertentu yang dapat meningkatkan risiko, antara lain: \n\n 1. Konsumsi alkohol – Jumlah alkohol yang dikonsumsi daripada minuman sejenis dapat menyebabkan kanker oral di kemudian hari. Risiko meningkat jika digabungkan dengan kebiasaan merokok. Alkohol menyebabkan kanker yang menyerang esofagus, tenggorokan dan pita suara. Seiring waktu, bahan pada alkohol dapat menyebabkan iritasi pada sel dan merusak jaringan serta memperlambat perbaikan DNA. \n\n 2. HPV – Ada lebih dari 150 jenis HPV, dan kurang dari 10 menyebabkan kanker. Dalam istilah kanker mulut, HPV yang menjadi penyebab kuat adalah HPV16 yang mengakibatkan 80% - 90% kanker rahim. Virus ini ditularkan melalui hubungan seksual secara oral (dalam kanker mulut), ketika virus menyentuh dan masuk ke dalam mukosa. HPV diprediksi menjadi penyebab utama kanker mulut tanpa merokok pada pria dan wanita di bawah 50 tahun. \n\n 3. Konsumsi tembakau – 8 dari 10 kasus kanker mulut disebabkan oleh merokok. Tembakau tidak hanya merusak jaringan, tetapi juga menggangu hingga tingkat DNA. Meskipun risikonya lebih rendah, orang yang terpapar tembakau melalui tangan kedua juga dapat terkena kanker mulut atau oral. \n\n 4. Gender – Pria lebih rentan terkena kanker mulut, sebab mereka merokok dan minum alkohol pada waktu yang sama. Namun, dalam beberapa tahun belakangan, perbandingan antara pria dan wanita dengan kanker semakin menurun. \n\n 5. Umur – Kebanyakan kanker mulut ditemukan pada pria dan wanita sekitar usia 40 – 50 tahun. Namun, dengan meningkatnya HPV, kanker juga ditemukan pada dewasa muda. \n\n \n\n \n\n Gejala Utama Kanker Mulut \n\n Gejala utama pada kanker mulut meliputi: \n\n \n Luka pada bibir, lidah, pipi bagian dalam, gusi yang muncul dan tidak hilang \n Sulit untuk menelan dan bicara \n Pendarahan \n Sakit pada telinga \n Munculnya benjolan \n Rasa tidak nyaman pada tenggorokan \n Turunnya berat badan tanpa disengaja \n Mulut kebas \n Kehilangan gigi \n \n\n Dua tanda yang membedakan kanker mulut adalah leukoplakia dan eritroplakia. Saat seseorang menderita leukoplakia, akan ada bercak-bercak yang muncul secara persisten di mulut. Sementara, eritroplakia menyebabkan daerah kemerahan yang dapat berdarah. Meskipun, dianggap jinak, keduanya dapat meningkatkan ketidaknormalan sel dan dapat mengembangkan kanker. \n\n \n\n \n\n Pencegahan Kanker Mulut \n\n Lakukan pemeriksaan terhadap gejala yang muncul pada rumah sakit terdekat untuk memastikan gejala yang dialami. Kanker mulut dapat dicegah dengan gaya hidup dan juga pola makan yang sehat. Anda juga bisa melakukan kebiasaan ini untuk mencegah kanker mulut, di antaranya yaitu: \n\n - Jaga Kebersihan Mulut. Kanker mulut dapat diawali dengan munculnya gangguan kesehatan pada mulut yang tidak kunjung hilang. Hindari gangguan kesehatan pada mulut dengan rajin membersihkan kebersihan mulut serta gigi. Rajin menyikat gigi minimal sebanyak 2 kali sehari membantu mencegah dari penyakit kanker mulut. \n\n - Hentikan Kebiasaan Merokok. Tidak hanya dapat menyebabkan gangguan pada jantung serta paru-paru. Memiliki kebiasaan merokok dapat menyebabkan seseorang lebih rentan mengalami penyakit kanker mulut. Kandungan kimia pada rokok menjadi pemicu penyakit kanker mulut. Tidak ada salahnya untuk hentikan kebiasaan merokok agar kesehatan Anda tetap terjaga. \n\n - Berhenti Mengonsumsi Alkohol Secara Berlebihan. Tidak hanya merokok, konsumsi alkohol secara berlebihan juga meningkatkan risiko seseorang mengalami kanker mulut. Alkohol yang berlebihan menyebabkan iritasi pada sel-sel di dalam mulut sehingga rentan mengalami kondisi kanker. Tidak hanya kanker mulut, mengonsumsi alkohol secara berlebihan dapat menyebabkan gangguan kesehatan lain, seperti kerusakan hati dan kerusakan pankreas. \n\n - Hindari Paparan Sinar Matahari Langsung. Sebaiknya hindari area mulut, seperti bibir dari paparan langsung sinar matahari. Jangan lupa untuk gunakan lip balm atau pelindung bibir lainnya agar terhindar dari risiko kanker mulut. Tidak hanya itu, gunakan penutup tubuh atau wajah agar kesehatan kulit dan tubuh tetap terjaga. \n\n - Periksa Kesehatan Mulut dan Gigi Secara Berkala. Sebaiknya periksakan kesehatan gigi dan mulut pada dokter gigi secara rutin untuk menghindari gangguan kesehatan yang muncul pada area mulut atau gigi. \n\n \n\n Jika Sahabat Hermina merasakan perasaan tidak nyaman pada area sekitar rongga mulut, segeralah konsultasikan dengan dokter agar dapat segera didiagnosis dan diobati sehingga tidak menjadi penyakit yang parah. Salam Sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Palembang<\/a><\/li>
- 27 Februari 2021<\/li><\/ul><\/div>
Kenal Lebih Dekat Penyakit Kanker<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, seperti yang kita ketahui kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Dalam perkembangannya, sel-sel kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian. \n\n \n\n Kanker sering dikenal oleh masyarakat sebagai tumor, padahal tidak semua tumor adalah kanker. Tumor adalah segala benjolan tidak normal atau abnormal. Tumor dibagi dalam 2 golongan, yaitu tumor jinak dan tumor ganas. Kanker adalah istilah umum untuk semua jenis tumor ganas. \n\n \n\n Kanker dapat menimpa semua orang, pada setiap bagian tubuh, dan pada semua gologan umur, tetapi lebih sering menimpa orang yang berusia 40 tahun. \n\n \n\n Umumnya sebelum kanker meluas atau merusak jaringan di sekitarnya, penderita tidak merasakan adanya keluhan ataupun gejala. Bila sudah ada keluhan atau gejala, biasanya penyakitnya sudah lanjut. \n\n \n\n Apa itu Kanker? \n\n Kanker adalah penyakit yang terjadi akibat pertumbuhan sel-sel abnormal yang tidak terkendali, menyebabkan jaringan tubuh normal rusak. Pada dasarnya, tubuh manusia terdiri dari triliunan sel yang tersebar di setiap organ dan bagian. Nantinya, sel-sel ini akan terus tumbuh dan berkembang menjadi sel baru. Karena sudah tergantikan, secara alami sel-sel yang tidak sehat, tidak berfungsi dan tua akan mati. \n\n \n\n Sementara sel kanker tidak akan mati dengan sendirinya. Sel tersebut akan memperbanyak diri hingga jumlah yang sudah tak bisa dikendalikan lagi. Perubahan inilah yang bisa memicu munculnya sel kanker. Penyakit ini bisa muncul pada bagian tubuh mana pun karena asalnya dari sel dalam tubuh manusia. Hal tersebut menjawab pertanyaan mengapa kanker banyak sekali jenisnya. Berdasarkan laporan dan riset, terdapat lebih dari 200 jenis penyakit kanker yang berbeda. \n\n \n\n Ada 7 gejala yang perlu diperhatikan dan diperiksakan lebih lanjut ke dokter untuk memastikan ada atau tidaknya kanker, yaitu: \n\n \n Waktu buang air besar atau kecil ada perubahan kebiasaan atau gangguan \n Alat pencernaan terganggu dan susah menelan \n Suara serak atau batuk yang tak sembuh \n Payudara atau di tempat lain ada benjolan (tumor) \n Andeng-andeng (tahi lalat) yang berubah sifatnya, menjadi semakin besar dan gatal \n Darah atau lendir yang abnormal keluar dari tubuh \n Adanya koreng atau borok yang tak kunjung sembuh. \n \n\n \n\n Jenis-Jenis Kanker \n\n - Kanker Darah \n\n - Kanker Hati \n\n - Kanker Payudara \n\n - Kanker Kuit Melanoma \n\n - Kanker Lambung \n\n - Kanker Lidah \n\n - Kanker Mulut \n\n - Kanker Mata \n\n - Kanker Otak \n\n - Kanker Tiroid \n\n - Kanker Serviks \n\n - Kanker Paru \n\n \n\n Faktor Resiko Penyakit Kanker \n\n Berikut beberapa faktor risiko kanker yang diketahui: \n\n - Usia. Kanker membutuhkan waktu puluhan tahun untuk berkembang. Itu sebabnya kebanyakan orang yang didiagnosis menderita kanker telah berusia 65 tahun atau lebih. Walaupun lebih umum terjadi pada orang tua, namun kanker sekali lagi dapat didiagnosis pada usia berapa pun. \n\n - Gaya hidup, pilihan gaya hidup tertentu diketahui meningkatkan risiko kanker. Berikut beberapa kebiasaan yang bisa memicu kanker: Merokok, minum lebih dari satu gelas alkohol sehari, paparan sinar matahari yang berlebihan atau sering terbakar sinar matahari, obesitas, melakukan hubungan seks yang tidak aman dapat berkontribusi pada kanker. Mengubah kebiasaan-kebiasaan tersebut diyakini dapat menurunkan risiko seseorang terkena kanker. \n\n - Riwayat keluarga. Jika kanker umum terjadi di keluarga, ada kemungkinan mutasi diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Oleh karena itu, Anda mungkin perlu melakukan pengujian genetik untuk melihat apakah telah mewarisi mutasi yang dapat meningkatkan risiko kanker tertentu atau tidak. Namun perlu diingat juga, memiliki mutasi genetik yang diwariskan tidak selalu berarti Anda akan terkena kanker. \n\n - Kondisi kesehatan. Beberapa kondisi kesehatan kronis, seperti kolitis ulserativa diketahui dapat meningkatkan risiko Anda terkena kanker tertentu. \n\n - Lingkungan. Lingkungan yang mengandung bahan kimia berbahaya dapat meningkatkan risiko seseorang terjangkit kanker. \n\n \n\n Upaya Pencegahan Kanker \n\n Sebagian besar jenis kanker dapat dicegah dengan kebiasaan hidup sehat sejak usia muda dan menghindari faktor-faktor penyebab kanker. Meskipun penyebab kanker secara pasti belum diketahui, setiap orang dapat melakukan upaya pencegahan dengan cara hidup sehat dan menghindari penyebab kanker: \n\n - Konsumsi makanan sehat. Mengurangi makanan berlemak yang berlebihan Lebih banyak makan makanan berserat. Lebih banyak makan sayur-sayuran berwarna serta buah-buahan beberapa kali sehari, lebih banyak makan makanan segar, mengurangi makanan yang telah diawetkan atau disimpan terlalu lama \n\n - Membatasi minuman alcohol \n\n - Hindari diri dari penyakit akibat hubungan seksual \n\n - Hindari kebiasaan merokok. Bagi perokok sebaiknya berhenti merokok \n\n - Upayakan kehidupan seimbang dan hindari stress \n\n - Periksakan kesehatan secara berkala dan teratur. \n\n \n\n Sahabat Hermina, itulah sedikit pengetahuan mengenai penyakit kanker semoga artikel ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan Sahabat Hermina mengenai penyakit kanker. Selalu jaga pola hidup sehat, dan hindari hal-hal yang dapat menjadi resiko kanker. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 27 Februari 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 27 Februari 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 14 April 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 20 April 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 21 Juni 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 26 Juli 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 26 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 27 Desember 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 15 Februari 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 06 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 11 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>