- Hermina Ciruas<\/a><\/li>
- 03 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Do RICE dan No HARM: Panduan Penting Penanganan Cedera dalam Dunia Fitness<\/a><\/h3>
Aktivitas fisik seperti berolahraga, terutama dalam konteks kebugaran, membawa banyak manfaat bagi tubuh. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa risiko cedera selalu ada. Dalam menghadapi cedera, langkah-langkah pertama dan perawatan yang benar dapat membuat perbedaan besar. Dua pendekatan utama yang sering diandalkan adalah "Do RICE" dan "No HARM." Artikel ini akan membahas secara rinci kedua konsep ini dan bagaimana mereka dapat menjadi panduan penting dalam mengatasi cedera olahraga, khususnya di dunia fitness. \n\n 1. Do RICE \n\n a. Istirahat (Rest): Langkah pertama yang paling mendasar adalah memberikan waktu istirahat pada area yang cedera. Hindari aktivitas fisik yang dapat memperburuk kondisi. \n\n b. Pemberian Es (Icing): Penggunaan es pada area yang cedera membantu mengurangi peradangan dan pembengkakan. Hindari penggunaan air hangat karena akan membuat bagian yang cedera menjadi bengkak. Cara menggunakan es nya bisa dengan membungkus es dengan handuk tipis dan terapkan selama 15-20 menit setiap beberapa jam. \n\n c. Kompresi (Compression): Penggunaan perban elastis atau kompresi membantu mengendalikan pembengkakan dan memberikan dukungan pada area yang terkena. \n\n d. Elevasi (Elevation): Menjaga bagian yang cedera lebih tinggi dari tingkat jantung membantu mengurangi pembengkakan dengan memperlambat aliran darah ke area tersebut. \n\n \n\n 2. No HARM \n\n a. Panas (Heat): Hindari penggunaan panas pada area yang baru saja cedera, karena dapat meningkatkan peradangan. Gunakan es pada fase awal cedera. \n\n b. Alkohol: Konsumsi alkohol dapat mempengaruhi proses penyembuhan dan membuat tubuh lebih rentan terhadap cedera. Sebaiknya dihindari selama pemulihan. \n\n c. Menghindari Reinjury: Hindari kegiatan atau latihan yang dapat menyebabkan cedera berulang. Perhatikan batasan fisik dan lakukan modifikasi pada latihan jika diperlukan. \n\n d. Pijat (Massage): Pijatan langsung pada area yang cedera dapat memperburuk kondisi. Pijat yang lembut di sekitar area cedera mungkin dapat diizinkan setelah fase akut berlalu. \n\n \n\n Penerapan Praktis \n\n a. Diagnosis Profesional: Setelah mengalami cedera, penting untuk mencari diagnosis dan rekomendasi dari profesional kesehatan seperti dokter atau fisioterapis. \n\n b. Pemantauan dan Penyesuaian: Terus pantau kondisi cedera dan sesuaikan aktivitas fisik seiring perbaikan. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional jika ada ketidaknyamanan atau pertanyaan. \n\n c. Pendekatan Holistik: Selain menerapkan Do RICE dan No HARM, perhatikan faktor-faktor lain seperti nutrisi, tidur, dan manajemen stres untuk mempercepat proses penyembuhan. \n\n \n\n Kesimpulan \n\n Menerapkan pendekatan "Do RICE" dan "No HARM" dapat menjadi kunci dalam manajemen cedera olahraga, terutama di dunia fitness yang penuh tantangan. Dengan memberikan perhatian yang tepat pada istirahat, penggunaan es, kompresi, elevasi, dan menghindari panas, alkohol, reinjury, serta pijat yang berlebihan, seseorang dapat mempercepat pemulihan dan mengurangi risiko komplikasi. Ingatlah bahwa konsultasi dengan profesional kesehatan selalu disarankan untuk mendapatkan pedoman yang sesuai dengan kondisi cedera individu. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 23 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
Awas! Osteoporosis Mengintai Perempuan Usia Menopause<\/a><\/h3>
Osteoporosis adalah kondisi dimana tulang menjadi rapuh atau keropos sehingga sangat berisiko untuk mengalami keretakan bahkan patah tulang. Masalahnya adalah, seseorang biasanya tidak mengetahui mengenai kondisi kerapuhan tulang tersebut sampai terjadi sesuatu yang menyebabkan patah tulang (fraktur). Osteoporosis bahkan tidak memiliki gejala yang jelas. Hal ini yang membuat osteoporosis disebut dengan silent disease. \n\n Sayangnya osteoporosis masih sering dianggap sepele dan pencegahannya diabaikan. Padahal jika sudah terjadi patah tulang, dapat menyebabkan cacat permanen, membatasi aktivitas dan mengurangi kualitas hidup. Perlu diketahui, bagian yang sering seringkali mengalami patah tulang pada penderita osteoporosis adalah di pergelangan tangan, tulang panggul, dan tulang belakang. Dimana mayoritas penderitanya berusia diatas 40 tahun dan berjenis kelamin perempuan. WHO bahkan memprediksi bahwa di tahun 2050 nanti akan terjadi kenaikan angka kejadian patah tulang pinggul 2-3x lipat pada perempuan. Dan sebanyak 20% orang dengan patah tulang osteoporosis,Os meninggal setelah satu tahun. \n\n \n\n Perempuan Lebih Rentan Terkena Osteoporosis \n\n Osteoporosis sering dianggap penyakit khas perempuan dan lansia walaupun faktanya osteoporosis dapat menyerang siapa saja dan dari berbagai usia, bahkan anak-anak. Alasan perempuan lebih rentan mengalami osteoporosis karena karakteristik berikut ini : \n\n \n Tulang lebih kecil \n Kadar hormon estrogen yang berkurang \n \n\n Estrogen berperan penting dalam memproduksi massa tulang, mengontrol aktivitas pembentuk tulang dan penyerap tulang. Semua aktivitas ini akan mengalami penurunan drastis saat memasuki masa menopause seiring dengan berkurangnya kadar estrogen dalam tubuh. \n\n \n Asupan kalsium rendah \n \n\n Karena diet dan lainnya, asupan kalsium perempuan cenderung rendah. Ditambah dengan kenyataan bahwa kebanyakan perempuan Asia mengalami intoleransi laktosa sehingga tidak dapat mengkonsumsi susu hewani dan produk turunannya. \n\n \n Postur tubuh kecil \n \n\n Karena kerangka tulangnya lebih kecil maka postur tubuh pun kecil. Hal ini berlaku khusus untuk perempuan Asia. \n\n Faktor lain yang membuat seorang perempuan rentan terkena osteoporosis adalah : \n\n \n Siklus menstruasi yang tidak teratur. \n Fase menstruasi yang datang di usia muda. \n Memiliki riwayat pemindahan indung telur. \n Mengalami menopause lebih cepat. \n \n\n \n\n Faktor Risiko Osteoporosis \n\n Selain penyebab di atas, terdapat juga beberapa faktor risiko yang mempengaruhi seseorang terkena osteoporosis atau tidak. \n\n \n Proses degeneratif atau bertambahnya usia \n Mengalami penurunan kadar hormon \n Mengalami gangguan hormonal \n Pola makan yang kurang baik \n Menderita gangguan pencernaan yang menghambat penyerapan gizi \n Menderita penyakit yang menyerang kelenjar hormon atau mempunyai gangguan hormonal \n Mengonsumsi obat-obatan tertentu secara jangka panjang \n Merokok dan atau mengonsumsi alkohol \n Gaya hidup tidak aktif, kurang gerak dan jarang berolahraga \n Mempunyai riwayat keluarga pengidap osteoporosis \n \n\n Apakah osteoporosis bisa disembuhkan? Pada fase awal, ya bisa. Dengan menggunakan obat-obatan penguat tulang dan ditambah dengan suplemen kalsium dan vitamin, kepadatan tulang bisa diperbaiki dan dipertahankan. Dengan rekomendasi dokter tentunya. Namun walaupun begitu tetap selalu lebih baik mencegah daripada mengobati. Maka ada baiknya sejak dini mengambil langkah-langkah pencegahan untuk osteoporosis. \n\n \n\n Pencegahan Osteoporosis \n\n Puncak kepadatan tulang ada di sekitar usia 25 tahun. Dan kemudian kemampuan tubuh untuk meregenerasi massa tulang akan mulai berkurang saat sekitar usia 35 tahun. Pada perempuan akan terus berkurang setelah mengalami menopause. Oleh karena itu demi kesehatan tulang sepanjang usia, lakukan pencegahan osteoporosis sejak usia 30 tahun dengan cara : \n\n \n Memperbaiki pola makan : Mulai dengan mengonsumsi makanan kaya kalsium dalam menu sehari-hari dan menambahkan suplemen kalsium jika dirasa perlu. \n Memulai gaya hidup sehat : Hentikan kebiasaan merokok dan mengkonsumsi alkohol. \n Menerapkan gaya hidup aktif dan olahraga secara rutin : Tidak perlu langsung melakukan olahraga dengan intensitas tinggi. Cukup mulai dengan berjalan kaki minimal 30 menit setiap hari. Dan lebih aktif bergerak di keseharian. \n Cukup paparan sinar matahari. \n Lakukan tes kepadatan tulang. \n \n\n Untuk mengetahui kepadatan tulang dan berfungsi sebagai deteksi dini jika terjadi pengeroposan sehingga dapat cepat diberikan penanganan. Khusus bagi perempuan yang sudah mengalami menopause sebaiknya pencegahan ini ditambah dengan kontrol rutin ke RS Hermina terdekat dan mengikuti saran serta rekomendasi dokter. Bagi lansia (diatas 60 tahun) harap berhati-hati menghindari risiko terjatuh. Hindari jalan yang licin dan tidak rata, gunakan alas kaki, dan perhatikan penerangan ruangan. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Purwokerto<\/a><\/li>
- 07 Agustus 2023<\/li><\/ul><\/div>
Sering Kram pada Otot, Apakah Berbahaya?<\/a><\/h3>
Pernahkah Anda merasakan perasaan tidak menyenangkan saat otot Anda tiba-tiba berkontraksi dengan keras dan tidak terkendali? Jika iya, kemungkinan besar Anda mengalami kram otot. Kram otot adalah kondisi yang umum terjadi dan dapat dialami oleh siapa saja, baik anak-anak, remaja, maupun orang dewasa. Meskipun kram otot biasanya tidak berbahaya, namun dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan. Mari kita bahas lebih lanjut tentang kram otot, termasuk penyebab, gejala, pengobatan, dan pencegahannya. \n\n Apa itu Kram Otot? \n\n Kram otot, juga dikenal sebagai spasme otot, terjadi ketika otot-otot kita secara tiba-tiba berkontraksi dengan kuat dan tak terkendali. Kondisi ini seringkali terjadi pada otot kaki, betis, paha, kaki bagian depan, tangan, dan kaki. Kram otot dapat terjadi secara singkat, hanya beberapa detik, atau berlangsung lebih lama, mencapai beberapa menit. Meskipun umumnya tidak berbahaya, kram otot dapat menyebabkan rasa sakit dan membuat Anda tidak nyaman dalam beraktivitas. \n\n Penyebab Kram Otot \n\n Terdapat berbagai faktor yang dapat menyebabkan kram otot. Beberapa penyebab umum meliputi: \n\n \n \n Dehidrasi, Kurangnya asupan cairan atau kehilangan banyak cairan melalui keringat saat beraktivitas fisik atau dalam kondisi cuaca yang panas dapat menyebabkan kram otot. \n \n \n Kekurangan Elektrolit,Elektrolit seperti potasium, natrium, kalsium, dan magnesium penting untuk fungsi normal otot. Kekurangan salah satu dari elektrolit ini dapat menyebabkan terjadinya kram otot. \n \n \n Kekurangan Aliran Darah, Gangguan sirkulasi darah, terutama pada kaki dan tungkai, dapat menyebabkan otot-otot tersebut menjadi lebih rentan terhadap kram. \n \n \n Aktivitas Fisik Berlebihan, Olahraga atau aktivitas fisik berlebihan, terutama jika otot-otot tidak cukup terlatih atau dipanaskan sebelumnya, dapat menyebabkan kram otot. \n \n \n Kondisi Medis, Beberapa kondisi medis, seperti penyakit ginjal, diabetes, dan gangguan saraf, dapat meningkatkan risiko terjadinya kram otot. \n \n \n Kurangnya Peregangan, Jika Anda seringkali menghabiskan banyak waktu dalam posisi duduk atau berdiri, tanpa melakukan peregangan otot secara teratur, Anda lebih rentan mengalami kram otot. \n \n \n\n Gejala Kram Otot \n\n Gejala kram otot biasanya cukup jelas, dan beberapa di antaranya meliputi: \n\n \n \n Rasa sakit yang tajam, Kram otot biasanya disertai dengan rasa sakit yang tajam dan intens di area otot yang mengalami kontraksi. \n \n \n Perasaan keras dan tertarik, Ketika otot mengalami kram, Anda mungkin merasakan sensasi otot yang keras dan tertarik dengan sendirinya. \n \n \n Penglihatan atau perasaan benjolan, Beberapa orang melaporkan bahwa otot yang mengalami kram terlihat atau terasa seperti ada benjolan yang menonjol. \n \n \n Ketidakmampuan menggunakan otot, Pada kasus yang parah, kram otot dapat menyebabkan ketidakmampuan untuk menggunakan otot yang terkena. \n \n \n Kram berulang, Beberapa orang mungkin mengalami kram otot berulang kali, terutama jika penyebab utama belum diatasi \n \n \n\n Pengobatan Kram Otot \n\n Jika Anda mengalami kram otot, ada beberapa langkah sederhana yang dapat Anda lakukan untuk meredakannya: \n\n \n \n Peregangan: Lakukan peregangan lembut pada otot yang mengalami kram. Peregangan dapat membantu mengendurkan otot yang tegang. \n \n \n Pemanasan dan Pendinginan: Pastikan untuk melakukan pemanasan sebelum melakukan aktivitas fisik dan pendinginan setelahnya. Hal ini membantu mencegah cedera otot dan kram. \n \n \n Kompress Hangat atau Dingin: Terapkan kompres hangat atau dingin pada area yang mengalami kram. Ini dapat membantu meredakan rasa sakit dan mengurangi peradangan. \n \n \n Asupan Cairan dan Elektrolit: Pastikan Anda cukup mengonsumsi cairan dan elektrolit, terutama jika Anda beraktivitas fisik dalam cuaca panas. \n \n \n Istirahat: Berikan istirahat yang cukup untuk otot yang mengalami kram. Hindari aktivitas berat yang melibatkan otot tersebut hingga pemulihan sempurna. \n \n \n\n Kram otot adalah kondisi umum yang dapat mempengaruhi siapa saja. Meskipun umumnya tidak berbahaya, kram otot dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan gangguan dalam aktivitas sehari-hari. Penting untuk mengetahui penyebab, gejala, pengobatan, dan pencegahan kram otot agar dapat mengatasi kondisi ini dengan lebih baik. Jika Anda mengalami kram otot berulang atau parah, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan evaluasi lebih lanjut dan penanganan yang tepat. Di RS Hermina Purwokerto tersedia spesialis Orthopaedi yang dapat sahabat Hermina konsultasikan. \n\n Untuk memudahkan mengakses pelayanan & pendaftaran di RS Hermina Purwokerto, berikut caranya: \n\n \n Download mobile aplikasi di Playstore (Ketik Halo Hermina) \n Hubungi Call Center 1500488 \n Melalui website -> www.herminahospitals.com \n Melalui aplikasi Halodoc \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Banyumanik<\/a><\/li>
- 30 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
Manfaat Total Hip Replacement untuk Mengatasi Masalah Sendi<\/a><\/h3>
Hai Sahabat Hermina \n\n Sendi pinggul adalah bagian penting dari sistem gerak manusia yang menggerakkan panggul, melindungi organ panggul dan merupakan tempat perlekatan otot. Jika ada masalah atau kerusakan pada sendi panggul, fungsi tersebut terganggu. Saat sendi pinggul rusak, penggantian pinggul total (total hip replacement) adalah salah satu prosedur yang dapat mengatasi masalah tersebut \n\n Apa itu Total Hip Replacement? \n\n Total hip replacement adalah operasi penggantian sendi panggul yang mengalami kerusakan dengan prostesis atau sendi buatan. Secara umum, prosedur ini dilakukan pada pasien yang mengalami gangguan sendi panggul karena penuaan, cedera, kelainan panggul sejak masa kanak-kanak, radang sendi, dan tidak bisa ditangani melalui pengobatan lainnya. \n\n Operasi penggantian sendi panggul total paling sering dilakukan pada orang tua berusia 60–80 tahun. Prosedur ini tergolong dalam operasi besar, sehingga hanya dianjurkan ketika pengobatan lain, seperti injeksi steroid atau fisioterapi tidak efektif untuk mengatasi gangguan sendi pasien. \n\n Total hip replacement diperkenalkan pertama kali pada tahun 1960. Hingga kini, operasi ini menjadi salah satu prosedur penanganan sendi panggul dengan tingkat keberhasilan yang cukup tinggi. Seiring berkembangnya teknologi di dunia medis, teknik operasi ini pun dinilai semakin efektif dalam menangani permasalahan sendi panggul. \n\n Tujuan Operasi Total Hip Replacement \n\n Sejumlah kondisi yang dapat diatasi dengan total hip replacement adalah sebagai berikut: \n\n \n Rheumatoid arthritis (rematik): Peradangan sendi akibat penyakit autoimun. Kondisi ini berdampak terhadap sinovium (cairan pelumas sendi) dan bisa menimbulkan rasa nyeri hebat, pembengkakan, hingga kekakuan pada persendian. \n Osteoarthritis (peradangan kronis pada sendi): Kondisi yang terjadi akibat kerusakan kartilago (tulang rawan) atau bantalan sendi dan tulang-tulang di sekitar sendi. Osteoarthritis paling sering dialami oleh orang berusia paruh baya (lansia). \n Osteonekrosis: Kerusakan atau kematian dari sel-sel dan jaringan tulang karena tidak mendapatkan suplai oksigen yang cukup. \n Traumatic arthritis: Peradangan sendi akibat benturan dari cedera atau kecelakaan serius pada sendi. Kondisi ini dapat merusak tulang rawan di bagian pinggul, sehingga memerlukan operasi penggantian sendi panggul. \n Nyeri hebat di persendian yang menyebabkan aktivitas sehari-hari terganggu, kualitas tidur menurun, serta memicu gangguan psikis, misalnya depresi. \n Kelainan panggul yang sudah terjadi sejak kecil. \n Di samping mengatasi beberapa kondisi medis di atas, dokter biasanya juga mempertimbangkan prosedur ini untuk meningkatkan kualitas hidup pasien yang mengalami: \n Sulit berdiri setelah duduk. \n Kualitas tidur terganggu. \n Nyeri sendi bertambah parah saat berjalan, sekalipun sudah menggunakan alat bantu jalan atau tongkat. \n Kemampuan naik turun tangga menurun. \n \n\n Operasi total hip replacement biasanya menjadi pilihan terakhir apabila sejumlah terapi medis lainnya tidak efektif untuk menangani keluhan pasien terkait gangguan sendi. Adapun beberapa terapi medis tersebut adalah fisioterapi, pemberian alat bantu jalan, dan pemberian obat-obatan \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Makassar<\/a><\/li>
- 29 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
Metode RICE, Pertolongan Pertama Saat Mengalami Cedera Olahraga <\/a><\/h3>
Saat Melakukan aktivitas fisik khusunya sedang berolahraga, tidak jarang beberapa orang mengalami cedera saat sedang berolahraga. Terlebih lagi jika sebelum melakukan olahraga tidak diawali dengan pemanasan atau streching yang cukup. Cedera fisik bisa menjadi akut diakibatkan karena adanya otot yang ditarik terlalu kuat dan memar akibat benturan dan hal ini menyebabkan rasa nyeri. Hal tersebut menandakan bahwa adanya jaringan yang rusak dan juga menimbulkan gejala seperti bengkak, lebam dan sulit untuk digerakkan serta melakukan mobilisasi. \n\n Saat terjadi cedera, perlu melakukan metode RICE sebagai upaya pertolongan pertama untuk mencegah terjadinya perburukan kondisi. RICE merupakan singkatan dari beberapa tahapan yaitu Rest, Ice, Compression dan Elevation. Berikut merupakan cara untuk menangani dan menyembuhkan cedera olahraga dengan metode RICE : \n\n \n \n Rest (Istirahatkan) \n \n \n\n Segera hentikan aktivitas fisik ketika tubuh merasakan nyeri. Hal ini karena rasa nyeri menandakan telah terjadi kerusakan pada bagian tertentu. Pada tahapan rest, mengistirahatkan tubuh bertujuan untuk menghentikan luka untuk mempercepat masa pemulihan pasca cedera. Mengistirahatkan bagian tubuh yang mengalami cedera dilakukan dengan cara tidak memberikan beban yang berlebih dan tekanan pada bagian tubuh yang mengalami cedera. Disarankan untuk menghentikan aktivitas pada bagian tubuh yang cedera selama 24-48 jam. Gunakanlah alat bantu seperti tongkat jika bagian cedera pada kaki dan penyangga bagian cedera pada tangan. \n\n \n \n Ice (Kompres Es) \n \n \n\n Lakukan kompres menggunakan es pada area tubuh yang cedera. Hal ini bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri dan pembengkakan. Suhu dingin membuat area cedera menjadi lebih kebal dari rasa nyeri. Hindari untuk menempelkan es secara langsung ke permukaan kulit. Lakukan kompres es menggunakan handuk atau kain. Lalu kompres bagian yang cedera selama kurang lebih 10-15 menit dan lakukan sebanyak 2-3 kali sehari. \n\n \n \n Compression (Berikan sedikit tekanan) \n \n \n\n Lakukan dengan cara memberikan sedikit tekanan yang merata pada area tubuh yang cedera dengan perban atau pembalut yang elastis. Hal ini bertujuan untuk mencegah pembengkakan pada area yang cedera. Hindari untuk mengaitkan perban terlalu keras. \n\n \n \n Elevation (Mengangkat Lebih Tinggi Bagian yang Cedera) \n \n \n\n Mengangkat bagian tubuh yang mengalami cedera dilakukan untuk meminimalisir pembengkakan. Contoh jika bagian tubuh yang mengalami cedera di kaki, maka teknik elevasi dapat dilakukan dengan meletakkan kaki secara lurus dan diganjal dengan bantal sehingga posisi kaki menjadi lebih tinggi ketika duduk atau tidur. \n\n \n\n Untuk menghindari terjadinya cedera saat berolahraga, sangat disarankan untuk melakukan pemanasan dan pendinginan yang cukup sebelum dan setelah melakukan olahraga. Periode emas penanganan cedera adalah kurang lebih 24-36 jam. Metode RICE hanya efektif untuk kejadian cedera tahap ringan hingga sedang. Segera lakukan konsultasi ke dokter spesialis orthopedi dan traumatologi jika cedera semakin parah meskipun sudah melakukan metode RICE \n\n Salam sehat \n\n \n \n \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Ciruas<\/a><\/li>
- 22 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
Osteoarthritis: Memahami, Mencegah, dan Mengatasi Penyakit Sendi yang Umum<\/a><\/h3>
Osteoarthritis (OA) adalah salah satu jenis penyakit sendi yang paling umum terjadi di seluruh dunia. Ini adalah bentuk arthritis degeneratif yang ditandai dengan kerusakan pada tulang rawan sendi. Meskipun sering terjadi pada orang tua, OA dapat mempengaruhi orang dari segala usia. Artikel ini akan membahas apa itu osteoarthritis, faktor risiko yang terkait, gejala dan diagnosis, serta berbagai strategi pencegahan dan pengobatan yang dapat membantu mengatasi penyakit ini. \n\n Apa Itu Osteoarthritis? \n\n Osteoarthritis, juga dikenal sebagai arthritis degeneratif atau osteoarthrosis, adalah jenis arthritis yang terjadi ketika tulang rawan yang melapisi ujung tulang di sendi mulai mengalami kerusakan. Tulang rawan bertindak sebagai pelumas alami dan bantalan yang mengurangi gesekan antara tulang-tulang tersebut. Namun, dalam kasus osteoarthritis, tulang rawan menjadi tipis dan rusak, menyebabkan gesekan dan rasa sakit saat sendi bergerak. \n\n Faktor Risiko Osteoarthritis \n\n Ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengembangkan osteoarthritis, antara lain: \n\n \n Usia: Risiko osteoarthritis meningkat seiring bertambahnya usia. Hal ini disebabkan oleh proses alami penuaan dan pemakaian sendi selama bertahun-tahun. \n Obesitas: Kelebihan berat badan menempatkan tekanan ekstra pada sendi, khususnya sendi lutut dan pinggul. Hal ini dapat mempercepat kerusakan tulang rawan. \n Riwayat Keluarga: Jika ada anggota keluarga yang menderita osteoarthritis, kemungkinan Anda memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan penyakit ini. \n Cedera Sendi: Cedera sendi sebelumnya atau aktivitas fisik yang berlebihan dapat meningkatkan risiko osteoarthritis di masa mendatang. \n \n\n Gejala dan Diagnosis \n\n Gejala osteoarthritis dapat bervariasi tergantung pada sendi yang terkena, tetapi yang umum meliputi: \n\n \n Nyeri sendi: Nyeri bisa ringan hingga parah dan meningkat saat sendi digunakan. \n Kekakuan sendi: Terutama terasa saat bangun tidur atau setelah periode istirahat. \n Pembengkakan: Sendi yang terkena dapat membengkak dan terasa kaku. \n Keterbatasan gerakan: Kesulitan dalam melakukan gerakan penuh pada sendi yang terkena. \n \n\n Untuk mendiagnosis osteoarthritis, dokter akan mempertimbangkan gejala, riwayat medis, dan melakukan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan radiologi, seperti sinar-X, dapat membantu dalam melihat kerusakan tulang rawan dan mengkonfirmasi diagnosis. \n\n Strategi Pencegahan dan Pengobatan \n\n Meskipun osteoarthritis tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, ada beberapa strategi pencegahan dan pengobatan yang dapat membantu mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup individu yang terkena. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil: \n\n \n Olahraga Teratur: Melakukan olahraga ringan secara teratur dapat membantu memperkuat otot di sekitar sendi dan mempertahankan fleksibilitas. Pilihan olahraga yang baik termasuk berenang, berjalan, atau latihan aerobik rendah dampak. \n Pemeliharaan Berat Badan Sehat: Menjaga berat badan yang sehat dapat mengurangi tekanan pada sendi dan mengurangi risiko perkembangan atau progresi osteoarthritis. \n Penggunaan Bantuan Teknologi: Dalam beberapa kasus, penggunaan tongkat, penopang lutut, atau bantuan teknologi lainnya dapat membantu mengurangi beban pada sendi yang terkena. \n Terapi Fisik dan Rehabilitasi: Terapi fisik, termasuk latihan dan manipulasi fisioterapi, dapat membantu meningkatkan kekuatan otot, fleksibilitas, dan rentang gerakan sendi. \n Pengobatan Obat dan Penghilang Rasa Sakit: Dokter dapat meresepkan obat pereda nyeri dan antiinflamasi nonsteroid (NSAID) untuk mengurangi nyeri dan peradangan. \n Terapi Alternatif: Beberapa terapi alternatif, seperti akupunktur atau suplemen makanan tertentu, mungkin memberikan bantuan bagi beberapa orang dengan osteoarthritis. Namun, penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mencoba terapi ini. \n \n\n Tindakan Operatif \n\n Pasien dengan osteoarthritis, terdapat diberikan beberapa tindakan operatif dengan pertimbang sebagai bagian dari pengelolaan strategi pengobatan. Namun, penting untuk diingat bahwa keputusan untuk melakukan tindakan operatif harus dibuat berdasarkan evaluasi menyeluruh oleh dokter spesialis ortopedi. \n\n Berikut adalah beberapa tindakan operatif yang umum dilakukan untuk pasien dengan osteoarthritis: \n\n \n Artroplasti: Ini adalah prosedur pembedahan di mana sendi yang terkena osteoarthritis diganti dengan prostesis buatan. Artroplasti sering dilakukan pada sendi panggul, lutut, dan bahu. Tindakan ini bertujuan untuk mengurangi nyeri, memperbaiki fungsi sendi, dan meningkatkan kualitas hidup pasien. \n Artroskopi: Ini adalah prosedur pembedahan minimal invasif di mana dokter menggunakan alat kecil yang disebut artroskop untuk memeriksa dan memperbaiki kerusakan dalam sendi. Dalam konteks osteoarthritis, artroskopi dapat digunakan untuk membersihkan atau memperbaiki jaringan yang rusak, meratakan permukaan sendi, atau menghilangkan fragmen tulang atau jaringan yang terlepas. \n Osteotomi: Prosedur ini melibatkan pemotongan dan perubahan bentuk tulang untuk menggeser beban atau mengurangi tekanan pada sendi yang terkena osteoarthritis. Osteotomi biasanya dilakukan pada sendi lutut untuk mengurangi beban pada area yang rusak dan memperbaiki penyebaran beban pada sendi. \n \n\n Setiap tindakan operatif memiliki manfaat dan risiko tersendiri. Keputusan untuk melakukan operasi harus dibahas secara rinci dengan dokter yang merawat untuk memahami pilihan terbaik berdasarkan kondisi dan kebutuhan pasien. \n\n Kesimpulan \n\n Osteoarthritis adalah bentuk arthritis degeneratif yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Meskipun tidak ada pengobatan yang dapat menghilangkan penyakit ini sepenuhnya, langkah-langkah pencegahan dan pengobatan yang tepat dapat membantu mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup bagi individu yang terkena. Dengan menjaga gaya hidup sehat, memperhatikan faktor risiko, dan berkonsultasi dengan profesional medis, seseorang dapat mengelola osteoarthritis dengan lebih baik dan melanjutkan kehidupan yang aktif dan bermakna. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Ciruas<\/a><\/li>
- 30 Januari 2023<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Osteoporosis dan Tatalaksananya<\/a><\/h3>
Pengertian \nOsteoporosis adalah kondisi medis kronis yang ditandai dengan penurunan kepadatan tulang, sehingga tulang menjadi rapuh dan lebih rentan terhadap patah tulang (tulang pecah). Ini adalah masalah kesehatan yang umum, terutama di antara wanita pascamenopause dan lansia. \nDalam mendiagnosis seseorang mengidap osteoporosis biasanya dibuat melalui tes kepadatan tulang, yang mengukur jumlah mineral dalam tulang. \n\n Penyebab \nPenyebab osteoporosis meliputi perubahan hormonal, gaya hidup tidak aktif, asupan kalsium dan vitamin D yang kurang, merokok, dan konsumsi alkohol yang berlebihan. \n\n Faktor Risiko \nAda beberapa faktor risiko yang terkait dengan osteoporosis, termasuk usia, jenis kelamin (wanita lebih rentan dibandingkan pria), riwayat keluarga penyakit, dan berat badan rendah. \n\n Pengobatan \nPengobatan untuk osteoporosis biasanya melibatkan kombinasi perubahan gaya hidup (seperti olahraga rutin dan diet sehat), obat, dan suplemen kalsium dan vitamin D. \n\n Cara Pencegahan \nPencegahan osteoporosis melibatkan mengadopsi gaya hidup sehat, seperti aktivitas fisik rutin, asupan kalsium dan vitamin D yang cukup, dan menghindari merokok dan konsumsi alkohol yang berlebihan. \n\n Sangat penting untuk mencari nasihat medis dan pengobatan awal jika Anda merasa mencurigai menderita osteoporosis, karena ini dapat membantu mencegah kehilangan tulang lebih lanjut dan mengurangi risiko patah tulang. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Ciruas<\/a><\/li>
- 27 Januari 2023<\/li><\/ul><\/div>
Patah tulang dan cara mengobatinya<\/a><\/h3>
Pengertian \n\n Patah tulang adalah cedera yang dapat terjadi pada seseorang ketika tulang di dalam tubuhnya patah atau retak. Ini bisa terjadi karena berbagai alasan, termasuk trauma fisik, osteoporosis, atau kondisi medis lainnya. \n\n \n\n Jenis Patah Tulang \n\n Ada beberapa tingkat kerusakan yang dapat terjadi pada tulang yang patah, termasuk patah tulang tertutup dan patah tulang terbuka. Patah tulang tertutup adalah ketika tulang patah tetapi kulit di atasnya tidak terluka. Patah tulang terbuka adalah ketika tulang yg patah kontak langsung dengan udara luar melalui kulit yg terbuka \n\n \n\n Gejala \n\n Gejala patah tulang biasanya termasuk nyeri, pembengkakan, dan kesulitan untuk bergerak. Jika Anda mencurigai bahwa Anda atau seseorang lain telah patah tulang, segera pergi ke dokter atau ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. \n\n \n\n Cara Perawatan \n\n Perawatan patah tulang dapat meliputi immobilisasi, seperti menggunakan gips atau perangkat lain untuk menjaga tulang tetap dalam posisi yang benar selama proses penyembuhan. Fisioterapi juga dapat digunakan untuk membantu pasien untuk kembali ke aktivitas sehari-hari mereka secepat mungkin. \n\n Dalam beberapa kasus, operasi mungkin diperlukan untuk menstabilkan tulang atau untuk memperbaiki kerusakan yang lebih serius. \n\n \n\n Cara Pencegahan \n\n Mencegah patah tulang adalah dengan menjaga kesehatan tulang dengan cara mengonsumsi makanan yang kaya kalsium dan vitamin D, melakukan olahraga secara teratur, dan menghindari merokok atau mengonsumsi alkohol dalam jumlah besar. \n\n Patah tulang merupakan cedera serius yang dapat menyebabkan kesulitan dalam beraktivitas sehari-hari. Namun dengan perawatan yang tepat dan pencegahan yang baik, pasien dapat pulih dan kembali ke aktivitas normal mereka. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Periuk Tangerang<\/a><\/li>
- 20 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Pengapuran Sendi Lutut dan Pencegahannya<\/a><\/h3>
Pengapuran Sendi (Osteoarthritis), Apakah itu? \n\n Penyakit pengapuran pada sendi sering dialami oleh mereka dengan usia di atas 50 tahun. Istilah pengapuran sendi sering salah diartikan oleh pasien atau masyarakat awam sehingga penyakit ini dihubungkan dengan zat kapur berlebihan di dalam badan. Beberapa pasien juga mengira penyakit ini akibat kebanyakan kalsium yang dikonsumsinya, padahal hal tersebut tidak berhubungan. \n\n Dalam dunia kedokteran penyakit ini dikenal sebagai osteoarthritis, karena mekanisme terjadinya penyakit ini tidak saja akibat adanya degenerasi pada tulang disekitar sendi tetapi juga melibatkan banyak faktor yang lain. \n\n Hal terpenting yang perlu diketahui tentang osteoarthritis adalah penyakit ini tidak bisa sembuh. Meski demikian, ada sejumlah tindakan yang dapat dilakukan untuk meringankan gejala, mencegah perburukan, dan membantu penderitanya agar bisa beraktivitas kembali secara mandiri. \n\n Pasien dengan penyakit Osteoarthritis lutut jika mendapatkan tata laksana yang tepat pada umumnya dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik dengan bantuan Fisioterapi , kebiasaan yang baik, olah raga yang sesuai, istirahat yang cukup. Pada keadaan dimana kerusakan sendi yang terjadi sudah cukup berat, operasi penggantian sendi lutut dapat menjadi pilihan agar dapat mengilangkan rasa nyeri, memperbaiki mobilitas penderita, serta kualitas hidup yang lebih baik. \n\n Penyebab dan Faktor Risiko Osteoarthritis \n\n Osteoarthritis disebabkan oleh kerusakan pada tulang rawan dan sendi. Kondisi ini terjadi ketika tulang rawan yang merupakan lapisan pelindung tulang mulai tergerus atau degenerasi . Akibatnya, terjadi gesekan antartulang yang membuatnya lebih rentan mengalami kerusakan dan pada ahirnya dapat menyebabkan peradangan pada sendi. \n\n Pertambahan usia adalah salah satu faktor utama terjadinya osteoarthritis. Selain itu, ada beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita osteoarthritis, yaitu: \n\n \n Menderita obesitas atau berat badan belebihan \n Mengalami cedera pada sendi lutut \n Memiliki riwayat operasi pada tulang dan sendi \n Berjenis kelamin perempuan, terutama yang sudah menopause \n Memiliki kelainan bawaan pada tulang rawan atau sendi \n Menderita penyakit tertentu, seperti rheumatoid arthritis dan hemokromatosis \n Melakukan pekerjaan atau aktivitas fisik yang menyebabkan sendi tertekan secara terus-menerus, misalnya mengenakan sepatu hak tinggi \n \n\n Gejala apa saja yang sering dialami oleh penderita Osteoarthritis lutut? \n\n Penderita osteoarthritis mengalami keluhan rasa nyeri pada lutut dan tidak jarang disertai dengan kekakuan . Gejala tersebut akan berkembang secara perlahan dan semakin memberat seiring waktu. Kondisi ini menyebabkan penderita mengalami gangguan dalam menjalani aktivitas sehari-hari, terutama dengan aktifitas yang membebani lutut seperti naik turun tangga, berdiri dari posisi jongkok, berdiri terlalu lama atau berjalan jauh \n\n Selain nyeri sendi dan kaku, gejala lain dari osteoarthritis yang umum dapat terjadi adalah: \n\n \n Sendi lutut bengkak \n Terdengar suara gesekan atau berbunyi saat menggerakkan sendi \n Otot paha lemah dan masa otot berkurang \n Muncul taji atau tulang tambahan \n Timbul benjolan pada lutut \n Lutut bengkok \n Gerakan melipat lutut tidak maksimal \n \n\n Sahabat Hermina, Osteoarthritis tidak selalu dapat dicegah. Namun, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk memperlambat progresivitas dari osteoarthritis, antara lain: \n\n \n Menjaga berat badan ideal \n Berolahraga rutin dan aktif secara fisik \n Menghindari aktifitas yg membebani persendian secara terus menerus dalam waktu lama,terutama sendi panggul,lutut dan pergelangan kaki \n Berhati-hati dalam berjalan dan berkendara untuk menghindari cedera sendi \n \n\n Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami gejala yang disebutkan di atas, terutama jika keluhan tersebut membuat aktivitas Anda terbatas. Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk memastikan penyebabnya dan menentukan penanganan sesuai dengan keluhan yang dialami. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Periuk Tangerang<\/a><\/li>
- 05 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
Mari Ketahui dan Jaga Kesehatan Tulang Sejak Dini<\/a><\/h3>
\n\n Halo Sahabat Hermina, kesehatan tulang merupakan hal penting untuk dijaga, karena tulang merupakan organ yang keras sebagai penopang tubuh yang menggerakan anggota tubuh kita, tulang juga dapat melindungi organ penting, melindungi saraf, dan menghasilkan sel darah merah dan putih yang berfungsi melindungi tubuh dari infeksi. Maka dari itu penting kita jaga tulang kita agar terjadi kerusakan pada tulang seperti penyakit osteoporosis, tulang keropos dan penyakit lainnya. Penting juga perlu diketahui saat di usia muda jika melakukan pola hidup sehat itu sama halnya menabung tulang yang bisa berdampak positif untuk kepadatan tulang, bisa dilakukan dengan cara beraktivitas yang bagus, makan-makanan yang bernutrisi, rutin berolahraga. Usia-usia penting seperti umur 20-30 tahun masih memiliki kepuncakan kepadatan tulang, memasuki usia 35 tahun berkurang massa kepadatannya, berkurang massa kepadatan tulang dapat menyebabkan penyakit osteoporosis dimana tulang akan menjadi lemah dan rapuh. \n\n Berikut ini faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan tulang: \n\n \n \n Berat badan kurang atau berlebih \n \n \n Makan tak seimbang atau makan tidak teratur \n \n \n Kurangnya asupan kalsium yang dikonsumsi \n \n \n Aktivitas fisik yang berlebih atau kurang \n \n \n Ras dan keturunan \n \n \n Olahraga yang dilakukan \n \n \n Suka merokok dan minum alkohol \n \n \n Kondisi kesehatan yang mengalami anoreksia akan berisiko terkena osteoporosis \n \n \n Hormon tertentu jika terlalu tinggi bisa menyebabkan hilangnya massa tulang, misalnya hormon tiroid. \n \n \n Penggunaan obat-obatan atau penyalahgunaan obat atau zat terlarang dapat menyebabkan osteoporosis, kerusakan kondisi tulang belakang, dan lainnya. \n \n \n\n Berikut ini beberapa cara menjaga kesehatan tulang yang dapat dilakukan sejak dini: \n\n \n \n Mengkonsumsi asupan nutrisi kalsium sesuai yang dibutuhkan oleh tubuh. Sumber utama yang didapatkan pada makanan seperti dari susu, kacang almond, brokoli, dan yang terbuat dari kedelai. \n \n \n Merubah kebiasaan posisi duduk yang benar, dengan posisi tegak. \n \n \n Melakukan olahraga rutin di bawah sinar matahari pagi. \n \n \n Melakukan gerakan ringan, atau aktivitas yang dapat menjadi kebiasaan agar tidak terus duduk dan berdiam diri. \n \n \n Mengkonsumsi suplemen, vitamin diutamakan pada anak-anak usia muda yang tulangnya masih dalam masa pertumbuhan atau masa berkembang. \n \n \n\n Selain itu, banyak juga cara atau tips yang dapat dilakukan untuk membantu meningkatkan dan mempertahankan kepadatan tulang, seperti dibawah ini: \n\n Mencoba mengangkat beban dan latihan kekuatan, kegiatan tersebut dapat membantu meningkatkan pertumbuhan tulang baru dan mempertahankan struktur tulang yang ada. Manfaat latihan tersebut dapat meningkatkan kepadatan mineral tulang, ukuran tulang meningkat, perlindungan terhadap keropos tulang, mengurangi peradangan, meningkatkan massa otot. \n\n Untuk cara yang alami banyak juga caranya, dengan mengkonsumsi sayuran lebih banyak, seperti sayuran hijau dan kuning sayuran ini dapat membantu meningkatkan pertumbuhan tulang pada orang dewasa dan anak-anak. Sayuran merupakan salah satu sumber vitamin c yang dapat merangsang produksi sel pembentuk tulang. Nutrisi sayuran pada anak-anak dapat mineralisasi tulang, pada dewasa dapat membantu pemulihan massa tulang. Ada penelitian pada sayuran brokoli, kubis atau lainnya yang kaya antioksidan. \n\n Konsumsi protein juga yang cukup, asupan protein yang kurang akan mempengaruhi pembentukan tulang dan kerusakan tulang. Ada studi menunjukkan bahwa wanita yang lebih tua, memiliki kepadatan tulang yang akan lebih baik jika masa muda nya mengkonsumsi protein dalam jumlah yang banyak. \n\n Menghindari diet rendah kalori yang berlebihan, karena itu tidaklah baik. Karena hal tersebut membuat metabolisme tubuh melambat, menyebabkan hilangnya massa otot, dan akan berbahaya bagi kesehatan tulang. \n\n Perlu sekali menerapkan cara diatas agar mengurangi risiko terkena masalah tulang seperti osteoporosis. Karena semakin bertambahnya usia, kepadatan tulang akan mengalami penurunan. Terapkan gaya hidup yang sehat sejak dini. Jika memiliki masalah kesehatan tulang dapat segera dikonsultasikan atau periksakan ke dokter spesialis orthopedi. Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk memastikan penyebabnya dan menentukan penanganan sesuai dengan keluhan yang dialami. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Padang<\/a><\/li>
- 28 Juni 2022<\/li><\/ul><\/div>
Sering Sakit Tulang Belakang? Kamu harus baca ini!<\/a><\/h3>
Hallo Sahabat Hermina Tahukah Kamu sering sakit tulang belakang tidak bisa dianggap remeh loh. Sakit tulang belakang atau spinal pain adalah nyeri yang terjadi pada bagian dari ruas tulang belakang. Nyeri atau sakit ini dapat terjadi di ruas tulang belakang bagian leher (tulang servikal), punggung atas dan tengah (tulang toraks), punggung bawah atau pinggang (tulang lumbal), dan/atau tulang ekor (tulang sakral). \n\n Namun, dari seluruh bagian tulang tersebut, nyeri pada tulang lumbal (sakit punggung bawah) serta tulang servikal (sakit leher) lebih sering terjadi. Pasalnya, kedua tulang tersebut rentan mengalami cedera, gangguan, atau ketegangan karena fungsi utamanya yang menahan postur dan beban tubuh. Bagian tulang ini juga terlibat dalam pergerakan badan bagian atas, seperti memutar dan membungkuk. \n\n Tanda dan gejala sakit tulang belakang \n\n Nyeri bisa terjadi di salah satu area spesifik pada tulang belakang atau di sepanjang ruas punggung. Kebanyakan rasa sakit bersifat sementara, tetapi nyeri kronis dan berulang pun bisa terjadi. \n\n Secara umum, berikut adalah ciri-ciri dan gejala yang bisa dirasakan ketika tulang belakang sakit: \n\n \n Rasa sakit atau nyeri seperti tertusuk yang bisa bertahan hingga 10-14 hari. \n Rasa sakit dapat menjalar ke area tubuh lain, seperti kaki, tangan atau dada, atau memburuk dengan gerakan. \n Punggung bagian bawah terasa kaku sehingga sulit bergerak. \n Postur menjadi terlihat tidak normal. \n Terjadinya kejang otot saat beraktivitas atau beristirahat. \n Kehilangan fungsi motorik seperti berjinjit. \n Refleks yang melambat. \n Mati rasa atau kesemutan. \n \n\n \n\n Penyebab Sakit Tulang Belakang \n\n Tulang belakang terdiri dari 33 ruas tulang belakang, cakram, saraf tulang belakang, dan serabut saraf. Tulang belakang juga didukung oleh tiga jenis otot, yaitu extensor (otot punggung dan otot gluteal), fleksor (otot perut dan otot iliopsoas), dan oblique atau rotator (otot samping). \n\n Nyeri tulang belakang umum terjadi akibat trauma atau cedera mendadak maupun penggunaan berlebihan dalam jangka waktu panjang. Hal ini membuat serat-serat otot (ligamen) meregang secara abnormal sehingga mungkin kram, menegang, terpelintir, atau sobek. \n\n Nyeri tulang belakang juga dapat diakibatkan oleh masalah pada saraf, seperti nyeri sciatica. Saraf terjepit di bagian belakang dapat menyebabkan sakit yang menjalar dari tulang belakang ke ujung-ujung tubuh atau dinding dada. \n\n Penyebab sakit tulang belakang, baik bagian leher, punggung atas atau bawah, maupun ekor, juga bisa berasal dari beberapa kondisi lain, seperti: \n\n \n Kelainan Tulang Belakang \n Patah Tulang \n Degenerasi diskus cakram tulang belakang \n Hernia diskus \n Stenosis \n \n\n Kapan harus periksa ke dokter ? \n\n Anda perlu berkonsultasi ke dokter saat merasakan berbagai gejala yang mengacu pada nyeri di punggung atau tulang belakang, terutama jika sakitnya tidak juga mereda dalam beberapa hari atau hitungan minggu meski sudah mengonsumsi obat. \n\n Dokter dapat mendiagnosis dan mencarikan penanganan terbaik untuk mencegah sekaligus mengobati sakit yang Anda rasakan. \n\n \n\n Sahabat Hermina itulah informasi seputar penyakit tulang belakang yang sering di alami. Semoga informasi di atas dapat memberikan kita pengethuan dan kita bisa lebih peduli terhadap Kesehatan diri kita. Jangan lupa konsultasikan Kesehatan anada dan keluarga ke Rumah Sakit Hermina Padang secara rutin. Karena RS Hermina Padang memberikan pelayanan yang professional bagi anda dan keluarga. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Padang<\/a><\/li>
- 28 Juni 2022<\/li><\/ul><\/div>
Sering Main HP ? kamu bisa mengidap penyakit ini lho!<\/a><\/h3>
Hallo Sahabat Hermina, segala aktivitas yang melibatkan komunikasi antar keluarga, teman sekolah, rekan bisnis, dan teman kerja dapat dilakukan lewat ponsel. Tidak hanya sebagai sarana komunikasi penting, HP juga berfungsi sebagai hiburan seperti untuk bermain game, mendengarkan lagu, dan membaca. Tak jarang ketika Anda lama bermain handphone, Anda merasakan sakit pada pergelangan tangan, jari, hingga sakit pada lipatan siku. Lalu, adakah solusi sakit tangan karena main HP? \n\n \n\n Mengapa kita tidak boleh terlalu sering mengetik di HP? \n\n Terlalu banyak mengetik dapat menyebabkan peradangan atau tendonitis, yang dapat menyebabkan rasa nyeri, kram, dan berdenyut-denyut di daerah lengan. Rasa nyeri tersebut mungkin akan hilang setelah Anda tidak lagi mengetik atau bermain HP. Rasa sakit tersebut hampir sama dengan sindrom ‘mommy thumb’, sindrom yang biasanya dialami oleh beberapa ibu baru ketika mereka baru mulai sering mengendong bayi. \n\n Pada dewasa muda, rasa sakit ini bisa dikenali sebagai gejala arthritis. Hal ini adalah hasil dari bermain game dan mengirim pesan singkat yang mereka lakukan dari menggunakan ponsel. Gejala dari kegiatan penekanan yang berulang (seperti mengetik) dapat berupa nyeri sendi parah pada jari, pergelangan tangan, siku, leher, punggung, disertai dengan rasa kebas, kaku, kesemutan, panas, dan kehilangan kekuatan. \n\n \n\n Bagaimana cara mengatasi sakit tangan karena main HP? \n\n Rasa sakit atau pegal di tangan mungkin memang tidak bisa dihindari saat main HP, tapi Anda bisa meminimalisir rasa sakit yang muncul tersebut dengan melakukan beberapa latihan peregangan. Hal ini mampu mengurangi gejala awal dan cedera gerakan berulang. Tahan peregangan selama 10 detik dan ulangi gerakan tersebut selama delapan kali. Apa saja yang perlu dilakukan? \n\n \n Satukan kedua telapak tangan Anda dengan cara menyatukan dan mengaitkannya jari jemari. Perlahan, biarkan telapak tangan menjauhi tubuh saat Anda memanjangkan tangan ke depan. Rasakan peregangan ini dari bahu hingga ke jari-jari Anda. \n Sama seperti gerakan pertama, jemari kedua tangan saling bertautan, namun kali ini bawa kedua tangan Anda ke atas kepala. Rasakan peregangan pada tubuh bagian atas dan dari bahu hingga ke tangan. \n Panjangkan tangan di depan Anda, pastikan siku benar-benar lurus. Posisikan telapak tangan menghadap ke bawah, kaitkan kedua tangan, dan bungkukkan tangan ke arah lantai. \n Putarkan telapak telapak tangan ke atas dan regangkan tangan ke atas tubuh Anda. Latihan ini ditujukan meregangkan lengan bawah dan otot pergelangan. \n Buka tangan selebar-lebarnya dan regangkan jari sejauh mungkin \n \n\n \n\n Bagaimana cara mencegah tangan sakit jika Anda sering main HP? \n\n Berikut ini ada beberapa cara yang direkomendasikan untuk menghindari rasa sakit di tangan akibat main HP, seperti: \n\n \n Jangan menekan terlalu keras – meskipun saat ini hampir seluruh layar sudah berganti touch screen, tetap saja hal tersebut dapat menekan saraf. \n Gunakan kuku untuk menggulir tampilan ke bawah daripada menggunakan ibu jari Anda sendiri. \n Jika harus mengirim pesan. Sebaiknya kirim pesan singkat dan jangan mengetik banyak pesan dalam waktu yang bersamaan. Jika Anda terus menerus berkirim pesan, istirahatkan jari dan tangan setiap 15 atau 20 menit. \n Ibu jari Anda terbiasa menjadi fokus utama saat memainkan ponsel. Ketika ibu jari Anda sudah pegal. Anda bisa gunakan alternatif jari lainnya. \n Jangan menggenggam terlalu lama ponsel Anda, ada baiknya taruh di meja, di tempat HP yang bisa disangga – saat ini sudah banyak dijual di pasaran. \n Entah itu aktivitas apa pun yang Anda lakukan, selalu atur postur tubuh yang baik. \n Ketika Anda beristirahat, ada baiknya gunakan untuk berjalan-jalan, meregangkan badan, memutar-mutar, atau melemaskan pergelangan tangan. \n Ketika Anda sedang beristirahat, jauhkan ponsel Anda dari jangkauan. Jangan biarkan kita diperbudak oleh ponsel. \n Hindari tekanan yang membuat bahu dan leher Anda pegal. \n Gunakan fitur voice-to-text jika terdapat pada ponsel Anda, sehingga ketika Anda capek mengetik, jari dan pergelangan tangan dapat beristirahat. \n \n\n \n\n Sahabat Hermina Itulah sedikit informasi mengenai kenapa kita terutama anak-anak tidak boleh terlalu sering memainkan ponsel karena bisa berakibat fatal terhadap Kesehatan anak tersebut. Jangan lupa konsultasikan Kesehatan anada dan keluarga ke Rumah Sakit Hermina Padang secara rutin. Karena RS Hermina Padang memberikan pelayanan yang professional bagi anda dan keluarga. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/a><\/span>");
- 28 Juni 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 28 Juni 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 05 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 20 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 27 Januari 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 30 Januari 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 22 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 29 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 30 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 07 Agustus 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 23 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 03 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>