- Hermina Arcamanik<\/a><\/li>
- 03 Juli 2023<\/li><\/ul><\/div>
Peran Rehabilitasi Medik pada Gangguan Otot Akibat Kerja<\/a><\/h3>
Rehabilitasi medik atau fisik adalah suatu pendekatan yang holistik dalam mengelola gangguan otot akibat kerja yang bertujuan untuk mengurangi nyeri, memulihkan fungsi fisik, dan memperbaiki kualitas hidup pekerja yang terkena dampak. Gangguan otot akibat kerja sering terjadi sebagai akibat dari aktivitas kerja yang berulang, postur yang buruk, beban berat, atau stres fisik yang berlebihan dalam lingkungan kerja. Rehabilitasi medik memiliki peran penting dalam mengelola gangguan otot akibat kerja, baik sebagai tindakan pencegahan, pengelolaan akut, maupun perawatan jangka panjang. \n\n Salah satu peran rehabilitasi medik dalam mengelola gangguan otot akibat kerja adalah dalam pencegahan. Dengan melibatkan para pekerja dalam program rehabilitasi medik yang terencana sebelum terjadinya cedera atau gangguan otot, dapat membantu mengurangi risiko terjadinya gangguan otot akibat kerja. Program pencegahan dapat melibatkan pelatihan postur yang baik, teknik angkat yang aman, pengaturan workstation yang ergonomis, serta edukasi mengenai pentingnya menjaga kesehatan fisik dan menghindari aktivitas yang berpotensi merusak otot. Pencegahan yang efektif dapat mengurangi angka absensi kerja akibat cedera atau gangguan otot, serta mengurangi beban biaya pengobatan dan kompensasi pekerja. \n\n Selain itu, rehabilitasi medik juga memiliki peran penting dalam pengelolaan akut gangguan otot akibat kerja. Setelah terjadinya cedera atau gangguan otot, rehabilitasi medik dapat membantu dalam mengurangi nyeri, mengurangi pembengkakan, mempercepat proses penyembuhan, dan memulihkan fungsi fisik. Terapi fisik seperti modalitas panas, modalitas dingin, terapi fisik manual, latihan fisik terapeutik, dan teknik relaksasi dapat digunakan dalam pengelolaan akut gangguan otot akibat kerja. Program rehabilitasi medik yang tepat dan terencana dapat membantu pekerja dalam menghadapi fase akut cedera dengan lebih baik, mempercepat proses pemulihan, serta mengurangi risiko komplikasi atau kondisi yang lebih serius. \n\n Selain itu, rehabilitasi medik juga memiliki peran dalam perawatan jangka panjang gangguan otot akibat kerja yang mengharuskan pekerja menjalani pengobatan atau perawatan dalam jangka waktu yang lebih lama. Program rehabilitasi medik jangka panjang dapat melibatkan pengelolaan nyeri yang berkelanjutan, pemulihan fungsi fisik secara bertahap, manajemen kondisi komorbid yang mungkin ada, serta pendekatan rehabilitasi yang holistik untuk meningkatkan kualitas hidup pekerja. Terapi fisik seperti latihan terapeutik, peregangan, dan penguatan otot dapat membantu memperbaiki kekuatan dan fungsi otot yang terganggu akibat cedera atau akibat aktivitas otot yang berulang. \n\n Download aplikasi Hermina Mobile Apps untuk memudahkan akses kesehatan dan pendaftaran ke RS Hermina Arcamanik. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Ciledug<\/a><\/li>
- 11 November 2021<\/li><\/ul><\/div>
Apa itu Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi ?<\/a><\/h3>
Apa itu spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi ? Merupakan dokter yang menangani pasien dengan gangguan fungsi tubuh atau keterbatasan fisik akibat penyakit atau cedera. Tujuannya meningkatkan kualitas hidup pasien tersebut, dengan memaksimalkan fungsi yang ada. Dokter spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi bekerjasama dalam tim yang terdiri dari fisioterapis, okupasi terapis, terapis wicara, ortotik prostetik,perawat, dll. \n\n Rehabilitasi medik memiliki 6 divisi yaitu muskuloskeletal, neuromuskular, geriatri, pediatri, kardiorespirasi, sport, yakni : \n\n \n Neuromuskular: stroke,cedera kepala,cedera saraf,nyeri punggung,leher,gangguan memori,dll \n Muskuloskeletal: patah tulang,nyeri otot,nyeri sendi, pengapuran, kaku sendi, amputasi,dll \n Pediatri : ggn tumbuh kembang,autis,adhd,cacat fisik, kaki bengkok,telat bicara, gangguan bicara,gangguan konsentrasi,gangguan belajar,kesulitan makan, retardasi mental,dll \n Geriatri: kelemahan,berbaring lama, oa, osteoporosis,dll \n Kardiorespirasi: ppok, penurunan kebugaran, asma, pasca operasi jantung,dll \n Cedera olahraga: setelah cedera dan setelah operasi hingga kembali ke aktivitas \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Ciruas<\/a><\/li>
- 08 September 2020<\/li><\/ul><\/div>
Penyebab dan Cara Mengatasi Kram Pada Tangan<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, kram adalah sensasi tidak nyaman pada area otot yang mengalami kontraksi (pengerutan), dapat muncul secara tiba-tiba, dan menimbulkan rasa nyeri. Biasanya kram dapat berlangsung selama beberapa detik, menit, atau jam, tergantung berapa lama otot berkontraksi. \n\n \n\n Penyebab Tangan Kram \n\n Penyebab tangan kram bisa dari berbagai hal. Yang sering menjadi penyebab terjadinya kram, sebagai berikut: \n\n \n Dehidrasi \n \n\n Dehidrasi dapat memicu kram otot. Saat tubuh kekurangan cairan, sel-sel, tubuh tidak dapat berkoordinasi dengan baik sehingga menyebabkan gangguan elektrolit yang mengatur kontraksi otot. Oleh karena itu, kontraksi otot menjadi tidak sinkron dan menyebabkan kram otot. \n\n \n Sirkulasi Tubuh Tidak Lancar \n \n\n Kondisi ini ternjadi saat suplai darah yang tidak memadai. Akibatnya terjadi penyempitan pembuluh darah yang membuat tekanan otot yang menegang sehingga menimbulkan rasa nyeri. \n\n \n Asupan Nutrisi yang Rendah \n \n\n Asupan nutrisi yang rendah di karenakan kurangnya asupan magnesium dan kalium pada tubuh. \n\n \n Magnesium adalah salah satu jenis mineral yang penting bagi tubuh. Mineral ini berperan pada lebih dari 300 proses biologis yang terjadfi pada tubuh, termasuk pada sistem pencernaan, komunikasi antar sel saraf,dan gerakan otot. Magnesium dapat ditemukan pada alpukat, tahu, pisang, kacang-kacang. \n Kalium adalah salah satu elektrolit dalam tubuh yang berperan penting dalam pengaturan cairan tubuh, sinyal listrik pada saraf dan kontraksi otot. Sehingga kekurangan kalium dapat menimbulkan kram pada otot. Kalium banyak ditemukan pada pisang, apel, kentang, ubi, ikan, susu dan olahannya. \n \n\n \n Kondisi Medis Tertentu \n \n\n Ada kondisi-kondisi medis tertentu yang dapat menjadi pemicu kram pada tangan, yaitu: \n\n \n CTS (Carpal tunnel syndrome) adalah kondisi yang menyebabkan jari tangan mengalami sensai kesemutan, nyeri atau mati rasa. \n RA (Rheumatoid arthritis) atau radang sendi merupakan penyakit autoimun yang mengakibatkan peradangan pada sendi. Biasanya kondisi ini ditandai dengan rasa kram pada tangan, kaki, lutut, dan bagian tubuh lainnya. \n Stiff hand syndrome atau sindrom tangan kaku adalah komplikasi diabetes yang di tandai dengan kondisi penebalan tangan dan bertekstur seperti lilin sehingga tangan sulit digerakkan. \n \n\n \n Efek Samping Obat-obatan \n \n\n Beberapa obat dilaporkan memiliki efek samping kram otot, diantaranya pil kontrasepsi, obat kolestrol (statin), obat asma, obat diuretik, obat antipsikotik, dan kortikosteroid. \n\n \n Cedera Otot \n \n\n Otot dapat mengalami cedera apabila kita menggunakan otot secara berlebihan. Hal ini dapat diperberat apabila kita kurang melakukan pemanasan/peregangan tangan sebelum aktifitas yang berat dalam waktu yang lama. \n\n \n\n Cara Mengatasi Tangan Kram \n\n Beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk mengatasi tangan kram, sebagai berikut: \n\n • Istirahatkan tangan apabila merasakan kram hingga rasa kram mereda \n\n • Pijat pada bagian tangan yang kram untuk melemaskan otot \n\n • Perbanyak minum air putih, sesuai dengan kebutuhan tubuh minimal 8 gelas sehari \n\n • Konsumsi makanan kaya magnesium dan kalium \n\n • Gunakan obat pereda nyeri atau rasa sakit jika rasa kram tidak mereda. \n\n \n\n Sahabat Hermina, kondisi kram pada tangan memang tidak menyenangkan dan dapat membuat sulit beraktivitas. Jika tangan sering keram, Sahabat Hermina dapat melakukan cara-cara yang telah disebutkan di atas untuk mengatasinya. Namun, jika tidak kunjung reda, segeralah cari bantuan ahli agar dapat segera diatasi. Salam sehat. \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Banyumanik<\/a><\/li>
- 07 September 2020<\/li><\/ul><\/div>
Duduk Terlalu Lama? Ini Efek Sampingnya<\/a><\/h3>
Semua orang pasti pernah melakukan aktivitas duduk. Baik di kursi, lantai, atau tempat manapun. Namun, tahukah Sahabat Hermina, jika duduk terlalu lama memberikan dampak negatif? Apalagi yang dilakukan secara berulang-ulang dalam kurun waktu yang cukup lama. \n\n Seperti yang dijabarkan dr. Endang Erwinanti, Sp.KFR, dokter spesialis Rehab Medik di RS Hermina Banyumanik Semarang, beliau menjelaskan dampak negatif dari aktivitas duduk yang terlalu lama yang paling sering terasa, yakni pegal pada punggung dan leher akibat peredaran darah yang tidak lancar. Otot juga perlu mendapatkan asupan darah dengan kadar oksigen yang tercukupi. Jika tidak, akan berakibat pegal pada bagian punggung, paha, dan leher. \n\n Faktor usia juga memengaruhi. Semakin tua usianya, maka akan semakin mudah merasakan pegal-pegal, meskipun belum lama duduk. \n\n Karyawan berusia di bawah 40 tahun mungkin tidak begitu merasakan dampak tersebut. Namun, lain halnya dengan karyawan yang sudah usia lanjut. Apalagi harus dituntut untuk bekerja secara duduk selama delapan jam lebih. Engkel kaki dapat membengkak. \n\n Dampak negatif yang lebih parah adalah orang yang terlalu lama duduk akan mengalami syaraf terjepit dan lebih cepat menua. Sehingga, walaupun usianya masih tergolong muda, banyak keluhan kesehatan yang akan dirasakannya. \n\n Duduk memang aktivitas yang nyaman ketika kita lelah melakukan aktivitas yang butuh banyak gerakan, tetapi jika terlalu lama juga tidak baik. \n\n Untuk mengurangi dampak negatif terlalu lama duduk, Sahabat Hermina dapat mengikuti beberapa cara, seperti melakukan peregangan otot. Tidak perlu terlalu lama, cukup lima menit saja. Sahabat Hermina bisa menyetel alarm, bekerja selama satu jam, lalu saat alarm berbunyi, lakukan peregangan ringan selama lima menit, lalu ulangi kembali. \n\n Kemudian melakukan olahraga rutin setiap hari dengan durasinya cukup 30 menit saja. Bisa dengan joging, bersepeda, atau berenang. Selain membuat tubuh lebih bugar, otot-otot tubuh juga jadi tidak kaku. \n\n Lalu, saat duduk, usahakan tinggi meja sejajar dengan panjang lengan, supaya badan tidak terlalu bungkuk dan tidak terlalu mendongak ke atas. \n\n Nah, Sahabat Hermina, meskipun melakukan pekerjaan dengan duduk di depan komputer cukup menguras stamina, yuk mulai aktif bergerak untuk mengurangi dampak buruk dari duduk terlalu lama. Salam sehat. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 07 September 2020<\/li><\/ul><\/div>
- 08 September 2020<\/li><\/ul><\/div>
- 11 November 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 03 Juli 2023<\/li><\/ul><\/div>