- Hermina Yogya<\/a><\/li>
- 18 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>
Menu Buka Puasa yang Wajib Dihindari Bagi Pengidap Hipertensi<\/a><\/h3>
Menu Buka Puasa yang Wajib Dihindari Bagi Pengidap Hipertensi \n\n Hipertensi adalah kondisi di mana tubuh mengalami tekanan darah melebihi batas normal. Gejala yang ditimbulkan penderita hipertensi, yaitu seseorang akan mengalami sakit kepala, sakit mata, lemas atau lelah. Umumnya orang dewasa dengan kondisi tubuh sehat memiliki tekanan darah normal sekitar 90/60 mmHg hingga 120/80 mmHg. Jika dibiarkan terus menerus, hipertensi dapat memicu timbulnya komplikasi berbagai penyakit, misalnya jantung, stroke, dan bahkan mengancam jiwa. Seseorang yang telah didiagnosis menderita hipertensi harus selalu mengonsumsi obat untuk membuat stabil tekanan darahnya. \n\n Mengetahui itu, sebelum melakukan puasa sebaiknya, penderita hipertensi harus konsultasi terlebih dahulu kepada dokter terkait apakah diperbolehkan untuk berpuasa atau tidak. Ini untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan jika tetap memaksa untuk menjalankan ibadah puasa. Apabila dokter mengizinkan, maka selama puasa, penderita hipertensi harus mengurangi asupan makanan yang mengandung natrium dan lemak tinggi. Di bulan Ramadan ini, berbuka puasa menjadi suatu momen yang sangat spesial. Tak sedikit orang yang membeli banyak makanan kesukaannya untuk melepas lapar dan dahaga setelah seharian berpuasa. \n\n Akan tetapi, jika kamu memiliki hipertensi sebaiknya kamu berhati-hati dan tidak kalap saat berbuka. Sebab, ada beberapa pantangan makanan agar tekanan darah tidak naik secara tiba-tiba, antara lain: \n\n 1. Makanan kaya akan garam \n\n Bagi pengidap hipertensi, hindari makanan yang kaya akan kandungan garam saat berbuka puasa. Garam adalah kontributor utama dari tekanan darah tinggi sehingga perlu dihindari. Makanan ini dapat menyebabkan hipertensi karena mampu memengaruhi keseimbangan cairan di dalam darah. \n\n Padahal, seseorang sebaiknya tidak mengonsumsi kandungan natrium sebesar 2.300 miligram atau setara 1 sendok teh. Maka dari itu, ada baiknya menghindari makanan dengan rasa yang asin saat berbuka puasa. \n\n 2. Gula \n\n Asupan gula yang berlebih saat berbuka puasa juga dapat meningkatkan tekanan darah. Minuman yang kaya akan gula dapat berkontribusi terhadap penambahan berat badan, baik pada orang dewasa maupun anak-anak. \n\n Kegemukan dan obesitas yang mempengaruhi tekanan darah tinggi seseorang. Bahkan, beberapa penelitian menyebutkan jika konsumsi gula berlebih juga dapat menimbulkan efek langsung pada peningkatan tekanan darah. \n\n Maka dari itu, pastikan untuk membatasi konsumsi gula setiap harinya. Untuk pria, pastikan untuk mengonsumsi tidak lebih dari 9 sendok teh. Sedangkan untuk wanita, tidak lebih dari 6 sendok teh gula. \n\n 3. Makanan olahan kaya lemak jenuh \n\n Seseorang yang memiliki masalah tekanan darah tinggi juga perlu menghindari konsumsi makanan olahan yang kaya akan lemak jenuh. Lemak trans sendiri adalah lemak buatan yang meningkatkan umur simpan dan stabilitas makanan kemasan. \n\n Kandungan ini meningkatkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan menurunkan kadar kolesterol HDL (kolesterol baik), sehingga lebih berisiko untuk mengalami hipertensi. \n\n Beberapa makanan yang kaya kandungan lemak jenuh pada produk hewani, seperti susu dan krim kaya lemak, mentega, dan kulit ayam. \n\n 4. Daging merah \n\n Saat bulan puasa, biasanya ada banyak makanan olahan daging, seperti rendang atau gulai. Namun, bagi pengidap hipertensi sebaiknya hindari konsumsi daging saat berbuka puasa. Sebab, daging merah mengandung lemak jenuh, kolesterol, dan sodium, yang dapat meningkatkan tekanan darah. \n\n 5. Gorengan \n\n Di Indonesia berbuka dengan gorengan nampaknya sudah menjadi kebiasaan. Nah, yang memiliki hipertensi sebaiknya hindari kebiasaan ini ya. Konsumsi gorengan dapat menyebabkan tensi darah naik, menurunkan kadar kolesterol HDL, dan meningkatkan risiko obesitas. \n\n Saat makanan digoreng dengan minyak maka kandungan air di dalamnya akan hilang dan menyerap minyak. Akibatnya, kalori dalam makanan menjadi meningkat \n\n Itulah tadi makanan yang perlu dihindari bagi pengidap hipertensi. Untuk berjaga-jaga, sebaiknya juga selalu sedia obat hipertensi yang bisa menurunkan tekanan darah. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 18 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
Pemasangan Behel atau kawat gigi ke Dokter Gigi Apa ?<\/a><\/h3>
Halo Sahabat Hermina, Memiliki gigi yang rapi merupakan impian bagi banyak orang. Tingginya demand untuk perawatan merapikan gigi ini memunculkan berbagai pilihan perawatan yang sering ditemui di masyarakat. \n\n Mulai dari perawatan merapikan gigi atau pemasangan behel oleh dokter gigi spesialis, dokter gigi umum biasa, hingga tukang gigi abal-abal. Nah jadi seharusnya kita pasang behel ke dokter gigi mana sih ? \n\n Jawabanya adalah ke dokter gigi spesialis Orthodonti, Spesialis ortodonsia adalah dokter yang memiliki spesialisasi khusus di bidang kedokteran gigi. Spesialisasinya difokuskan secara khusus untuk perawatan ketidakteraturan gigi (keselarasan dan oklusi) dan masalah rahang. Tindakan penanganannya umumnya melibatkan penerapan kawat gigi. \n\n Selain memperbaiki kondisi yang sudah ada/terjadi, spesialis ortodonsia juga dilatih untuk mengidentifikasi masalah yang mungkin berkembang di masa depan. Dokter ini dapat melakukan pemeriksaan bagi semua orang tanpa terpaut usia. \n\n Behel bukan sekedar fashion ya, Sahabat Hermina . Behel tetap saja perawatan medis yang harus ditangani oleh dokter gigi yang memiliki kompetensi yaitu dokter spesialis orthodonti . Apabila tidak dilakukan dengan benar, perawatan behel bisa menjadi sia-sia atau bahkan merusak kondisi gigi. \n\n Apa Saja Kondisi Gigi Yang Harus di Behel ? \n\n \n\n Perawatan gigi dengan behel atau kawat gigi kini sudah sangat umum dilakukan. Penggunaan behel bertujuan untuk merapikan susunan gigi. \n\n Meski begitu, tidak semua kasus kelainan gigitan atau kelainan hubungan rahang bisa diatasi dengan behel. Beberapa di antaranya memerlukan tindakan yang lebih besar, seperti operasi bedah rahang. \n\n Kondisi lainnya yang sebaiknya tidak menggunakan behel adalah gigi berlubang dan peradangan gusi. Penggunaan kawat gigi justru dapat memperparah kondisi tersebut. \n\n \n\n Apa Saja Kondisi Gigi Yang Harus di Behel ? \n\n \n\n Perawatan gigi dengan behel atau kawat gigi kini sudah sangat umum dilakukan. Penggunaan behel bertujuan untuk merapikan susunan gigi. \n\n Meski begitu, tidak semua kasus kelainan gigitan atau kelainan hubungan rahang bisa diatasi dengan behel. Beberapa di antaranya memerlukan tindakan yang lebih besar, seperti operasi bedah rahang. \n\n Kondisi lainnya yang sebaiknya tidak menggunakan behel adalah gigi berlubang dan peradangan gusi. Penggunaan kawat gigi justru dapat memperparah kondisi tersebut. \n\n Lalu, apa saja kondisi gigi yang harus dibehel? \n\n \n Gigi Terlalu Maju \n Gigi Bercelah \n Gigi Berjejal \n Gigi Gingsul \n Rotasi Gigi \n ukuran gigi dan rahang tidak sesuai \n Gigi Tertanam \n Gigitan Terbaik \n Gigitan Terbuka \n \n\n \n\n Kenapa Pasang Behel Harus ke Dokter Spesialis Orthodonti ? \n\n Pemasangan Behel dan perawatannya sebaiknya dilakukan oleh dokter gigi yang kompeten, yaitu dokter gigi spesialis ortodonsia. Memang sampai saat ini, banyak sekali dokter gigi umum yang melakukan pemasangan kawat gigi. \n\n Apabila Anda perlu membenahi posisi gigi, sebaiknya konsultasi dengan ortodontis. Contohnya, bila mengalami masalah saat menggigit atau posisi gigi yang berantakan. \n\n Patut diingat bahwa ada jenis gigi yang tidak bisa dibehel, seperti gigi atas terlalu maju (tonggos), gigi bawah terlalu maju, gigi berjejal, gigi tidak rapat, gigitan terbuka, dan impaksi gigi. \n\n \n\n Sebelum memilih dan melakukan perawatan di atas, dokter akan melakukan prosedur rontgen gigi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi gigi dan tulang rahang di bawahnya. \n\n Kemudian, dokter ortodonti akan menangani gangguan dengan pemasangan kawat gigi, behel transparan atau Invisalign, hingga operasi. \n\n Sebenarnya, tidak masalah bila Anda merapikan gigi dengan datang ke dokter gigi atau dentist. \n\n Namun, mungkin penanganannya akan berbeda bila Anda berkunjung ke ortodontis. Entah itu teknik perawatan dan pilihan pengobatannya yang lebih terbatas. \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Banyumanik<\/a><\/li>
- 26 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
Perempuan dan Kebahagiaan<\/a><\/h3>
Dalam konteks sosial dan budaya, definisi perempuan seringkali mencakup peran, harapan, dan standar yang ditetapkan untuk perempuan oleh masyarakat. Definisi perempuan juga dapat bervariasi lintas budaya dan konteks, dengan peran dan hak perempuan bervariasi dari faktor-faktor seperti agama, tradisi, dan nilai-nilai sosial yang dominan. \n\n Penting untuk diingat bahwa gender adalah konsep yang kompleks dan kompleksitasnya tidak dapat direduksi menjadi faktor biologis saja. Pengalaman dan identitas perempuan sangat bervariasi, termasuk perbedaan identitas gender, seksualitas, budaya dan pengalaman hidup. Definisi perempuan dapat berkembang seiring perubahan sosial, budaya, dan pengertian yang lebih luas tentang kesetaraan gender. Kesehatan mental wanita sangat penting untuk menjadi bahagia. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu wanita tetap sehat dan bahagia: \n\n 1. Self-care (Perawatan Diri): Jadikan waktu untuk merawat diri sendiri secara teratur. Ini dapat meliputi kegiatan seperti olahraga, meditasi, membaca buku, menjalankan hobi, atau menghabiskan waktu bersama teman-teman terdekat. Ingatlah bahwa menjaga kesehatan fisik dan emosional Anda adalah prioritas. \n\n 2. Mengelola stres: Terapkan strategi pengelolaan stres yang efektif, seperti latihan pernapasan, relaksasi otot, atau yoga. Juga, identifikasi faktor-faktor stres dalam hidup Anda dan cari cara untuk mengatasinya, seperti dengan mengatur waktu dengan baik, belajar mengatakan tidak, atau mencari dukungan dari orang-orang terdekat. \n\n 3. Memprioritaskan hubungan yang sehat: Jalin hubungan yang positif dengan orang-orang yang mendukung Anda dan memberikan rasa cinta, dukungan, dan pemahaman. Bersosialisasi secara teratur dengan teman dan keluarga, dan jangan ragu untuk mencari bantuan jika Anda merasa membutuhkannya. \n\n 4. Mengembangkan pola pikir yang positif: Sadari pikiran dan pola pikir negatif yang mungkin muncul, dan gantikan dengan pemikiran yang lebih positif. Latih diri Anda untuk menghargai diri sendiri, memaafkan diri sendiri, dan fokus pada hal-hal yang baik dalam hidup Anda. Juga, latih diri Anda untuk menerima perubahan dan menghadapi tantangan dengan sikap yang optimis. \n\n 5. Mengatur batas pribadi: Belajar mengatur batas-batas yang sehat dalam hubungan dan kegiatan sehari-hari Anda. Jangan ragu untuk mengatakan tidak jika Anda merasa terbebani atau jika permintaan orang lain melebihi kemampuan Anda. Menjaga keseimbangan antara kebutuhan Anda dan kebutuhan orang lain penting untuk menjaga kesehatan mental Anda. \n\n 6. Cari bantuan profesional: Jika Anda merasa kesulitan mengatasi masalah atau merasa terjebak dalam pola pikir yang negatif, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental, seperti psikolog atau psikiater. Mereka dapat membantu Anda mengidentifikasi dan mengatasi masalah yang mungkin Anda hadapi. \n\n Ingatlah bahwa setiap wanita memiliki kebutuhan unik dan jalan hidup yang unik. Itulah mengapa penting untuk menemukan strategi yang paling cocok untuk Anda. Prioritaskan kesehatan mental Anda dan jangan ragu untuk mencari dukungan saat Anda membutuhkannya. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Yogya<\/a><\/li>
- 24 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
PENTING UNTUK KITA KETAHUI PERBEDAAN MIOM DAN KISTA OVARIUM<\/a><\/h3>
IMPORTANT FOR US TO KNOW \n\n DIFFERENCES BETWEEN MYOMA AND OVARIAN CYST \n\n Hermina's friends must be familiar with hearing this disease myoma and ovarian cysts, not a few who do not understand the difference. Some people may not know the difference between myoma and cysts. In fact, not a few consider both as the same condition. In fact, myoma and cysts have different causes and ways of handling. \n\n Myoma (myoma) and ovarian cysts are two disorders of the female reproductive organs that are often found. The two disorders are often difficult to distinguish, and many women only find out about them during routine obstetric checkups. \n\n The difference between myoma and cyst can generally be known from its shape and location. Fibroids adalah pertumbuhan sel yang bersifat jinak dari otot dinding rahim. Sedangkan kista adalah benjolan yang dapat tumbuh di hampir seluruh bagian tubuh, termasuk ovarium. \n\n Difference between Fibroids and Cysts \n\n It can be seen from the following aspects: \n\n \n Growth Location \n \n\n Myomas appear in the uterus while cysts are inside the ovaries. The type of tissue that develops is different. Cysts are growths of tissue that form fluid-filled pockets, while myomas are classified as benign tumors containing muscle cells of the uterine wall. Myomas can develop inside or outside the uterine wall. \n\n \n Age of Appearance \n \n\n Uterine myomas are most common in women in their 40s and early 50s. While ovarian cysts, more commonly found at a younger age, namely 20-40 years. \n\n \n Nature of the disorder \n \n\n In general, myoma is classified as a benign tumor that rarely becomes a malignant cancer. While cysts, according to the classification of diseases are not tumors. However, in some women who have gone through menopause, ovarian cysts sometimes develop into malignant cancer. \n\n \n Size \n \n\n The size of uterine myoma varies, more or less can be as small as an apple seed to as big as a grapefruit. Myomas usually grow and enlarge faster during pregnancy and tend to shrink after menopause. \n\n While the diameter of ovarian cysts can be less than 1 cm to more than 10 cm. In certain types, the growth rate is slow, which is about 1 millimeter per year in premenopausal women. \n\n \n Causes of Fibroids and Cysts \n \n\n Ovarian cysts have many types and their causes vary. The most commonly found, functional cysts, are a 'byproduct' of the monthly menstrual cycle. Ovarian cysts can also occur due to reproductive hormone disorders, pregnancy, polycystic ovary syndrome (PCOS) or endometriosis (growth of uterine wall tissue outside the uterus). \n\n As for uterine myoma, until now the cause is still unclear. However, it is thought that there is an influence of female reproductive hormones and genetic factors. Other risk factors are obesity and the habit of consuming a lot of red meat. \n\n Symptoms of Fibroids and Cysts \n\n Both myomas and cysts can give similar symptoms, such as: \n\n \n Pain or fullness in the lower abdomen \n Flatulence and visibly enlarged \n Pain or discomfort in the lower back and thighs \n Urinating difficult or frequent \n Pain during intercourse \n Unusual menstrual pain \n Breast pain \n Difficulty defecating, or constipation \n \n\n However, there are two main symptoms that can give clues to which abnormalities occur. Pain on one side of the abdomen and accompanied by fever and vomiting is caused more by ovarian cysts than myomas. On the other hand, prolonged (>10 days) and severe menstrual bleeding is caused more by myomas than ovarian cysts. \n\n Fibroids and cysts are two different conditions, but sometimes the symptoms can be similar and are generally benign. However, this condition should not be underestimated because it has the potential to cause other health problems. \n\n Therefore, it requires regular health checks to the doctor to ascertain whether there are myoma or cysts in a person's body, especially if symptoms have appeared or experienced certain complaints. If myoma or cysts are detected, the doctor can immediately take appropriate treatment. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 23 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
Kecukupan Nutrisi Ibu Hamil selama Bulan Puasa<\/a><\/h3>
Sahabat hermina wajib tau, boleh gak sih sahabat hermina yang saat ini hamil baik di trimester awal, maupun trimester akhir ikut berpuasa pada bulan ramadhan? \n\n Puasa pada bulan ramadhan merupakan kewajiban bagi seluruh umat islam, dan tentunya sahabat hermina yang saat ini menunggu kehadiran buah hati pasti ingin ikut menunaikan kewajiban tersebut. \n\n Berpuasa pada prinsipnya diperbolehkan jika ibu dan calon bayinya dinyatakan sehat oleh Dokter dan tidak didapatkan kondisi medis tertentu yang perlu diwaspadai.Ada beberapa kekuatiran yang biasanya dirasakan oleh ibu hamil untuk berpuasa selama bulan ramadhan, terutama pengaruhnya pada kesehatan dan berat badan bayi. \n\n Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tahun 2018 yang melibatkan lebih dari tiga puluh ribu ibu hamil, dimana hampir 19.000 diantaranya melakukan ibadah puasa selama bulan ramadhan, didapatkan tidak ada perbedaan pada rata-rata berat badan bayi jika ibu masih mendapatkan nutrisi yang mencukupi. Oleh karena itu berpuasa tidak semata-mata akan mengakibatkan berat bayi rendah, asalkan kebutuhan kalori dan nutrisi harian yang dibutuhkan ibu hamil dapat dipenuhi saat sahur dan berbuka. Selain itu berpuasa juga tidak meningkatkan resiko kelahiran prematur pada kehamilan yang sehat. \n\n Ada hal-hal yang perlu dipahami sebelum ibu menunaikan ibadah puasa, terutama terkait kebutuhan nutrisi pada ibu hamil. \n\n Ibu hamil memiliki kebutuhan kalori harian yang lebih tinggi di tiap trimesternya dibandingkan wanita tidak hamil. Pada trimester pertama wanita hamil dengan berat badan ideal akan membutuhkan 1800 kkal/hari, pada trimester kedua 2200 kkal/ hari, sedangkan pada trimester ke 3 kebutuhan kalori ibu hamil mencapai 2400 kkal/hari. \n\n Kebutuhan kalori ibu hamil juga berbeda-beda sesuai status gizi ibu sebelum kehamilan. Ibu hamil dengan berat badan yang rendah cenderung membutuhkan asupan kalori lebih tinggi dan ditargetkan peningkatan berat badan yang lebih dibanding dengan status gizi normal. berikut adalah targetb peningkatan berat badan selama kehamilan yang disarankan untuk ibu hamil di Indonesia. Ibu dengan BMI < 18.5 disarankan untuk mengalami peningkatan berat badan 12.5-18 kg selama kehamilan, BMI 18.5-22.8 ditargetkan untuk meningkatkan berat badan 11.5-16 kg, BMI antara 22.9-27.5 diharapkan dapat menjaga peningkatan berat badan antara 7-11.5 kg, sedangkan untuk ibu dengan BMI >27.5 diharapkan dapat menjaga meningkatan berat badan < 7 kg selama kehamilan. \n\n \n\n Pemantauan berat badan merupakan salah satu metode pemantauan kecukupan kalori bagi ibu hamil. umumnya peningkatan berat badan dominan terjadi saat usia kehamilan memasuki akhir trimester kedua hingga akhir trimester ketiga (0.3-0.5 kg/ minggu). Hal ini perlu menjadi pertimbangan dan perhatian saat ibu memutuskan untuk menjalankan ibadah puasa selama bulan ramadhan. kecukupan target kalori dan berat badan yang ingin dicapai harus dapat dipenuhi dari konsumsi makanan dan minuman saat sahur dan berbuka puasa. \n\n Jenis makanan yang dikonsumsi juga harus diperhatikan. Konsumsi gizi seimbang yang mengandung cukup karbphidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral harus terpenuhi untuk mencukupi kebutuhan ibu dan bayi. \n\n Pilihan makanan yang sebaiknya dikonsumsi selama kehamilan harus memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, vitamin daan mineral. Roti, sereal, nasi, dan pasta merupakan contoh makanan tinggi karbohidrat. Mereka berubah menjadi energi utama bagi tubuh ibu dan bayi. Produk whole grain dan fortifikasi mengandung asam folat dan zat besi. Konsumsi sayur dan buah-buahan yang merupakan sumber utama vitamin A dan C, asam folat, zat besi, potasium, magnesium dan serat yang baik bagi janin disarankan hingga 4-5 porsi sehari. Pilih buah dan jus segar tentunya lebih baik dibandingkan buah beku atau kalengan yang ditambahkan gula atau pemanis. \n\n Daging, unggas, ikan, kacang kering, telur, dan kacang-kacangan disaranakn untuk dikonsumsi 3 porsi sehari untuk memenuhi kebutuhan vitamin B, protein, zat besi, dan seng. Selain itu protein, kalsium, dan fosfor juga dapat diperoleh dari konsumsi susu, yogurt dan keju. Ibu hamil tetap membutuhkan lemak dalam jumlah sedang. Lemak memberikan energi jangka panjang untuk pertumbuhan dan dibutuhkan untuk perkembangan otak. \n\n Oleh karena itu jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi perlu dipersiapkan dengan baik saat sahur dan berbuka. \n\n Selain nutrisi, kebutuhan cairan juga harus dipertimbangkan, ibu hamil disarankan untuk mengkonsumsi minimal 2-3 liter cairan per hari untuk menghindari kekurangan cairan atau dehidrasi. Cairan ini termasuk di dalamnya konsumsi air putih, susu, jus, serta makanan berbentuk cair seperti sup. Konsumsi cairan seperti susu dan jus ini tentunya selain memenuhi kebutuhan cairan ibu, juga dapat membantu memenuhi kebutuhan kalori hariannya. \n\n Walaupun demikian ada penelitian lain yang menunjukkan bahwa ibu hamil yang berpuasa pada trimester pertama cenderung memiliki resiko 1.5 kali lebih tinggi mengalami gangguan pertumbuhan janin dibandingkan yang tidak berpuasa. Hal ini terkait proses pembentukan plasenta dan organ-organ penting yang seluruhnya terjadi pada trimester pertama dan hal ini sangat dipengaruhi oleh kecukupan mikronutrien, vitamin dan mineral pada awal kehamilan. Oleh karena itu bagi ibu hamil trimester awal yang ingin berpuasa, disarankan untuk lebih memperhatikan konsumsi makanan nya ya. \n\n Tips untuk ibu hamil yang ingin menunaikan ibadah puasa \n\n \n Kontrol kepada Dokter Spesialis kandungan untuk memastikan kondisi kehamilan baik dan tidak membutuhkan perhatian khusus sehingga ibu tidak disarankan berpuasa. Misalnya pada kasus pertumbuhan janin yang kurang, diabetes pada kehamilan, status gizi ibu yang kurang, ibu dengan gangguan lambung yang berat dan lain-lain. \n Kontrol berat badan secara rutin untuk memantau kecukupan kalori harian selama bulan puasa. \n Konsumsi vitamin dan obat-obatan yang diberikan secara rutin setiap sahur atau berbuka puasa. \n Perbanyak minum air putih susu maupun jus saat sahur dan berbuka sehingga mencegah dehidrasi. Jenis minuman berkafein tinggi sebaiknya dihindari. Pantau warna urin, karena warna urin yang pekat merupakan salah satu tanda kekurangan cairan. \n Konsultasi dengan spesialis gizi untuk ibu-ibu yang membutuhkan diet khusus, misalnya alergi terhadap makanan tertentu, intolerensi laktosa, vegetarian dan lain-lain. \n Istirahat cukup, karena metabolisme ibu hamil cenderung meningkat dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil. \n Tidak boleh memaksakan diri, demi kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi. \n \n\n Perlu diingat bahwa kondisi kehamilan setiap orang berbeda-beda sehingga tidak bisa diperlakukan diperlakukan sama rata. Oleh karena itu penting untuk mengetahui kondisi kesehatan ibu dan bayi sebelum memutuskan layak atau tidaknya seorang ibu hamil berpuasa. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Tangerang<\/a><\/li>
- 16 Februari 2023<\/li><\/ul><\/div>
Jerawat Pada Remaja Bikin Kurang Percaya Diri? Cegah dan Berantas Dengan Cara Berikut !<\/a><\/h3>
\n\n \n\n Tahukah Sahabat Hermina, Jerawat merupakan kondisi dimana kulit memproduksi minyak secara berlebihan sehingga menyebabkan gangguan pada kulit. Jerawat bisa timbul kapan saja baik rentang usia muda sampai dengan tua, tetapi jerawat indentik dengan masa-masa puber yaitu sekitar umur 10-16 tahun. Pada masa puber, jerawat mendapat perhatian yang lebih khusus karena pada masa tersebut para remaja sudah mulai memperhatikan penampilan dan membutuhkan kepercayaan diri. Risiko jerawat akan semakin meningkat pada orang yang memiliki kulit berminyak dan jarang mencuci muka, faktor lain pencetus jerawat adalah genetik, faktor emosional, ataupun gaya hidup contohnya seperti konsumsi makanan dan minuman. \n\n Timbulnya jerawat itu sendiri tidak dapat dicegah sepenuhnya, apalagi bagi remaja yang memiliki pengaruh genetik, tetapi timbulnya jerawat dapat dicegah dengan beberapa upaya berikut : \n\n \n\n 1. Rajin Mencuci Muka \n\n Malas atau jarang mencuci muka merupakan salah satu faktor timbulnya jerawat pada kulit muka, oleh karena itu untuk menurunkan risiko munculnya jerawat pada muka harus rajin dan membiasakan diri untuk mencuci muka minimal dua kali dalam sehari terutama pada malam hari dan setelah beraktivitas di luar rumah, gunakan sabun yang lembut dan tidak mengandung deterjen. Hindari penggunaan sabun batangan karena bisa membuat kulit menjadi kering dan menggosok-gosok wajah dengan kasar karena akan menimbulkan risiko iritasi pada kulit muka. \n\n \n\n 2. Terapkan Gaya Hidup Sehat \n\n Menerapkan gaya hidup yang sehat akan memiliki dampak yang signifikan terhadap kulit muka, contohnya seperti melaksanakan olahraga secara teratur, tidak begadang dan beristirahat yang cukup, tidak meminum minuman keras dan tidak merokok, serta menjaga pikiran tetap berpikir positif agar tidak stress. \n\n \n\n 3. Gunakan Pelembap \n\n Penggunaan pelembap bermanfaat untuk kulit yang berjerawat agar kulit tidak iritasi, efek lainnya dari penggunaan pelembap adalah menjaga kulit agar tidak berjerawat karena jika kelembapan kulit terjaga itu akan menurunkan risiko untuk timbulnya jerawat pada kulit muka. Banyak orang menghindari penggunaan pelembap dikarenakan membuat kulit lebih berminyak dari biasanya, tetapi hal tersebut bisa diatasi dengan memilih pelembap yang bebas minyak. \n\n \n\n 4. Melindungi Kulit Wajah Dari Paparan Sinar Matahari Langsung \n\n Terpapar sinar matahari secara langsung akan menyebabkan kerusakan pada kulit wajah, terlebih jika pada kulit wajah terdapat jerawat karena kulit wajah tidak bisa secara langsung untuk mengatasi jerawat puber. Hal ini dapat dicegah dengan menggunakan sunscreen atau krim yang mengandung SPF 30. \n\n \n\n Jerawat merupakan penyakit kulit paling umum yang dialami remaja pada saat usia puber, bukan hanya rasa menimbulkan rasa nyeri pada kulit wajah saja, melainkan dapat mengurangi rasa percaya diri pada remaja. Diperlukan pendekatan secara postif dan personal agar seorang remaja dapat mengembalikan kepercayaan dirinya. Jika jerawat pada kulit tidak kunjung membaik setelah melakukan beberapa langkah-langkah diatas, maka disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter Spesialis Kulit agar mendapat pemeriksaan fisik yang teliti dan mendapatkan pengobatan serta tindakan khusus. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Yogya<\/a><\/li>
- 10 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Perbedaan Tingkat Stadium pada Kanker Payudara <\/a><\/h3>
Ketika sesorang didiagnosis kanker, biasanya akan turut disertai dengan stadiumnya. Bukan sekedar angka, setiap tingkatan stadium ini memiliki makna tersendiri. Pahami dan kenali yuk.. \n\n Kanker payudara merupakan suatu jenis tumor ganas yang berkembang pada sel-sel payudara. Kanker ini dapat tumbuh jika terjadi pertumbuhan yang abnormal dari sel-sel pada payudara. Sel-sel tersebut membelah diri lebih cepat dari sel normal dan berakumulasi, yang kemudian membentuk benjolan atau massa. Pada stadium yang lebih parah, sel-sel abnormal ini dapat menyebar melalui kelenjar getah bening ke organ tubuh lainnya. \n\n Istilah stadium pada kanker merupakan suatu tingkat pengelompokkan berdasarkan perkembangan penyakit kanker. Semakin lanjut tingkat keparahan kanker tersebu, semakin tinggi pula stadiumnya. \n\n Penentuan stadium ini dapat berbeda – beda, tergantung bagian tubuh mana yang mengalami keganasan, stadium juga digunakan dalam diagnosis penyakit untuk menentukkan strategi penanganan dan memperkirakan hidup pada pasien. \n\n Komponen Untuk Menilai Stadium Pada Kanker : \n\n \n Ukuran benjolannya \n Penyebab ke kelenjar getah bening di sekitarnya \n Penyebaran sel kanker pada organ tubuh lain yang letaknya jauh dari payudara atau disebut dengan metastasis. \n \n\n Stadium pada Kanker Payudara : \n\n \n Stadium 0 \n \n\n Sela kanker masih berada dalam saluran payudara (kelenjar susu), belum menyebar ke kelenjar getah bening ataupun jaringan sehat di sekitarnya. Pada stadium ini pasien memiliki harapan hidup yang baik dengan tingkat kesembuhan yang tinggi \n\n \n Stadium 1 \n \n\n Tumor masih berukurn kecil, belum menyebar ke kelenjar getah bening maupun mengalami metastasis. Termasuk stadium awal atau dini \n\n \n Stadium 2 dan 3 \n \n\n Kanker berukuran sedang hingga besar, dengan atau tanpa penyebaran ke kelenjar getah bening atau sekitarnya tetapi belum mengalami metastasis. Disebut juga dengan stadium lokal lanjut \n\n \n Stadium 4 \n \n\n Kanker dengan ukuran berapapun, dengan atau tanpa penyebaran ke kelenjar getah bening atau sekitarnya, dan sudah mengalami metastasis. Pada stadium ini disebut juga stadium akhir. \n\n Untuk menentukan stadium pada pasien dibutuhkan serangkaian pemeriksaan lengkap. Dokter akan mengumpulkan berbagai data yang diperlukan untuk penegakkan stadium pada pasien. \n\n Pengobatan Kanker Payudara \n\n Penanganan untuk penyakit ini bergantung pada jenis kanker yang dialami, stadium kanker, ukuran massa, serta sensitivitas sel kanker terhadap hormon. Dokter akan menentukan terapi yang paling sesuai dengan keadaan penderita berdasarkan hal-hal tersebut. Beberapa pilihan pengobatan pada kanker payudara, antara lain: \n\n \n Pembedahan, yang meliputi pengangkatan kanker atau benjolan (lumpektomi), pengangkatan seluruh payudara (mastektomi), pengangkatan jumlah terbatas dari kelenjar limfe (sentinel node biopsy), atau pengangkatan beberapa kelenjar limfe (axillary lymph node dissection). \n Radioterapi, yang dilakukan dengan menggunakan energi sinar X dan proton untuk mematikan sel-sel kanker. \n Kemoterapi, yang dilakukan dengan menggunakan obat-obatan tertentu untuk mematikan sel kanker. \n Terapi hormonal, untuk menghalangi sel kanker untuk mendapatkan hormon yang mereka butuhkan untuk tumbuh. \n Terapi biologis, bekerja dengan sistem kekebalan tubuh pengidap untuk membantu melawan sel kanker, atau untuk mengontrol efek samping dari perawatan kanker lainnya. \n Terapi Radiasi, menggunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel kanker. \n \n\n Umumnya, pasien akan menjalani prosedur pembedahan untuk kanker payudara dan mendapatkan penanganan lain sebelum dan / atau sesudah pembedahan, seperti kemoterapi, terapi hormonal, atau terapi radiasi. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Daan Mogot<\/a><\/li>
- 05 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Insomnia dan Hipersomnia <\/a><\/h3>
Pernah dimana kita merasakan sulit tidur atau kebalikannya sering tidur? sebenarnya gangguan tidur itu apa? mengapa hal tersebut bisa terjadi dan bagaimana cara mengatasinya? tidur yang cukup adalah terdiri dari 8 jam/ hari. waktu tidur terlalu lama atau sedikit dapat menimbulkan gangguan baik mental dan fisik. \n\n gangguan tidur yang pertama adalah insomnia. \n\n Insomnia \n\n insomnia adalah gangguan tidur yang menyebabkan penderita sulit tidur dan merasa tidak cukup untuk tidur. insomnia terdiri dari insomnia primer dan sekunder. \n\n insomnia primer adalah gangguan tidur yang tidak didasari oleh gangguan medis. sedangkan insomnia sekunder adalah gangguan tidur yang didasari oleh gangguan medis misalnya konsumsi alkohol, depresi, dan lain-lain. \n\n Gejala yang dirasakan diantaranya \n\n \n Sulit tidur atau tidur tidak nyenyak. sulit tidur menyebabkan pasien mengalami kesulitan konsentrasi, menurunkan daya ingat, sampai gangguan fisik dan psikis. \n Penyebab insomnia diantaranya mengalami stres, mengalami peristiwa yang traumatis, perubahan kebiasaan tidur seperti tidur di tempat baru, mengalami jet lag, mengonsumsi obat-obatan tertentu. \n \n\n faktor risiko mengalami insomnia diantaranya masalah mental seperti gangguan kecemasan, hingga gangguan stres pasca trauma, perubahan hormon pada wanita yang mengalami menstruasi, perjalanan jauh. \n\n pencegahan diantaranya dengan jangan terlalu banyak tidur di siang hari, kurangi minuman alkohol dan kafein, menghindari makan dan minum yang banyak sebelum tidur. \n\n Hipersomnia \n\n Gangguan tidur yang kedua adalah hipersomnia \n\n Hipersomnia adalah rasa kantuk yang berlebihan di siang hari walaupun malam nya sudah tidur dengan cukup. hipersomnia dapat mengganggu aktivitas sehari-hari misal saat berkendara. penyebabnya juga dibagi menjadi dua macam diantaranya primer dan sekunder, primer ketika tidak ada gangguan medis yang mendasari melainkan akibat gangguan genetik yang menyebabkan produksi histamin didalam otak berkurang sekunder ketika ada gangguan medis yang mendasari seperti hipertiroidisme, kondisi psikis, efek samping obat sedatif, dan minum alkohol. \n\n Gejala hipersomnia diantaranya adalah \n\n \n mudah marah \n Glisah dan tersinggung \n Tidak nafsu makan, sakit kepala, sulit berkonsentrasi \n Sulit berpikir dan bicara cepat \n Lelah ekstrim yang berlangsung terus menerus & kantuk yang tidak mereda di siang hari. \n \n\n pencegahan diantaranya membuat jadwal tidur dan bangun tidur pada jam yang sama setiap harinya, tidak konsumsi minuman berkafein dan alkohol, tidak bekerja dan belajar hingga larut malam, konsumsi makan teratur dan istirahat cukup. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Daan Mogot<\/a><\/li>
- 05 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
Apa itu jerawat ? Penyebab & Cara Mencegah Jerawat<\/a><\/h3>
Apa itu jerawat ? \nJerawat atau yang sering juga disebut sebagai acne adalah penyakit peradangan kronis pada folikel pilosebasea. Biasanya jerawat / akne sering terjadi pada usia 14-17 thn pada wanita dan usia 16-19 thn pada pria. \n \nDimana saja bisa muncul jerawat / acne ? \nSelain di wajah, akne juga dapat muncul di bahu, dada bagian atas dan punggung bagian atas. Lokasi kulit lain seperti leher, lengan atas dan glutea / bokong kadang – kadang juga dapat terkena. \n \nFaktor apa saja yang dapat menyebabkan jerawat ? \nBerikut ini adalah beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya jerawat : \n1. Faktor hormonal \nPeningkatan kadar hormon dapat menyebabkan peningkatan produksi minyak yang menyebabkan timbulnya jerawat \n2. Penggunaan kosmetik yang tidak tepat \nPenggunaan kosmetik yang tidak tepat pada kulit yang berminyak dan berjerawat dapat menyebabkan penyumbatan pada pori – pori sehingga menimbulkan jerawat \n3. Stress psikis \nStress psikis dapat memicu kegiatan kelenjar sebasea / kelenjar minyak. \n4. efek samping dari obat – obat tertentu \n5. kebersihan kulit wajah \n \nBagaimana cara mencegah munculnya jerawat ? \n1. Diet rendah lemak dan karbohidrat rendah gula (indeks glikemik) \n2. Melakukan perawatan kulit untuk membersihkan permukaan kulit dari kotoran seperti debu, minyak, bakteri. \n3. Hidup teratur dan sehat, cukup istirahat \n4. hindari stress \n5. Penggunaan kosmetika secukupnya, baik banyakanya maupun lamanya \n6. Menghindari polusi debu, pemencetan lesi yang tidak lege artis \n \nFakta vs Mitos \nMitos 1 : Orang dewasa tidak dapat mempunyai jerawat \nTidak benar, pada survei dilakukan tetap ditemukan pasien dewasa yang masih memiliki masalah jerawat pada usianya di 30 an , 40 an dan bahkan 50 an \n \nMitos 2 : cokelat dan minuman soda dapat menyebabkan jerawat \nGagasan tentang pendapat ini masih belum memiliki data penelitian yang kuat. konsumsi makanan dan minuman yang tinggi kadar gula dan dairy products ( susu, keju, mentega) yang berlebihan dalam beberapa penelitian menunjukkan peningkatan keparahan jerawat, sehingga disarankan untuk membatasi asupan nya sehari-hari. \n \nMitos 3 : Jangan menggunakan sunscreen karena dapat memperparah jerawat \nKita hanya perlu memilih sunscreen yang tepat untuk kondisi kulit masing – masing \n \nMitos 4 : Make up menyebabkan jerawat \nMakeup dapat menimbulkan iritasi / jerawat pada kulit apabila menggunakan produk yang tidak tepat. Disarankan untuk memilih kosmetik yang non-comedogenic. Dan jangaan lupa untuk menghapus make up sebelum tidur \nMitos 5 : Sering mencuci muka itu baik \nMencuci muka setelah aktivitas seharian dan setelah memakai makeup memang disarankan. Tetapi apabila terlalu sering mencuci muka dapat menghilangkan kelembaban kulit. Dan tidak disarankan mencuci muka secara berlebihan, cukup 2 kali sehari. \n \n \nJerawat bisa membaik seiring waktu. Namun sebagian kondisi jerawat terkadang sulit untuk dicegah walaupun resiko faktor sudah dihindari, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ke dokter kulit jika keluhan yang muncul semakin memburuk. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Samarinda<\/a><\/li>
- 31 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
Waspada, Nyeri Hebat Saat Haid Pemicu Kemandulan !<\/a><\/h3>
Sekarang ini semakin banyak wanita usia produktif yang mengalami nyeri hebat saat haid tanda awal endometriosis. Masalahnya, endometriosis yang cukup parah bisa mengganggu kesuburan wanita penderitanya, sehingga sulit mendapatkan anak (infertilitas). Endometriosis mengganggu kerja sistem reproduksi dengan menutup indung telur, membuat kaku saluran falopi ketika menangkap sperma dan memicu antibodi menyerang sperma. \n\n Endometriosis adalah kondisi di mana jaringan yang seharusnya melapisi dinding rahim (endometrium) tumbuh dan menumpuk di luar rahim. Dalam keadaan normal, jaringan dinding rahim akan menebal ketika Anda akan mengalami masa subur. Hal ini terjadi sebagai persiapan agar calon janin dapat menempel pada rahim jika terjadi pembuahan. Bila tak ada pembuahan, endometrium yang telah menebal akan luruh dan keluar dari tubuh dalam bentuk darah. Nah, saat itulah Anda mengalami haid. \n\n Beberapa Kemungkinan Penyebab Endometriosis \n\n 1. Haid Retrograde \n\n Haid dua arah (tertrograde) terjadi ketika sel endometrium dan jaringan yang seharusnya terbuang ke vagina juga ikut mengalir ke arah leher rahim (serviks) dan tuba falopi. Setelah itu, menempel pada dinding pelvis dan permukaan organ pelvis, tumbuh, terus menebal dan berdarah sepanjang siklus haid. Dalam banyak kasus, haid retrograde ini menjadi penyebab endometriosis yang paling sering terjadi. \n\n 2. Perubahan Sel Embrio \n\n Sel embrio menghasilkan sel yang melaipisi perut dan rongga panggul. Apabila satu atau beberapa area kecil dari lapisan perut berubah menjadi jaringan endometrium, hal ini bisa jadi penyebab endometriosis. Kondisi ini umumnya dipengaruhi oleh hormon estrogen yang tidak seimbang. \n\n 3. Gangguan Sitem Imun \n\n Sistem imun memiliki masalah yang membuatnya tidak dapat mengenali dan menghancurkan jaringan endometrium yang tumbuh di luar rahim. \n\n 4. Bekas Luka Bedah \n\n Jika pernah menjalai operasi, seperti histerektomi atau operasi Caesar, implantasi bekas operasi yang terbentuk dapat membuat sel menempel sehingga bisa jadi penyebab endometriosis. \n\n 5. Pengedaran Sel Endometrium Oleh Pembuluh Darah \n\n Endometrium dapat dihantarkan oleh pembuluh darah atau cairan jaringan ke bagian tubuh lainnya, sehingga bisa jadi penyebab endometriosis. \n\n \n\n Gejala Endometriosis \n\n Kebanyakan wanita dengan endometriosis tidak menunjukkan gejala apapun, namun, ketika itu terjadi gejala endometriosis dapat berupa: \n\n \n Nyeri panggul yang lebih hebat selama menstruasi \n Sakit saat berhubungan \n Pendarahan di luar siklus menstruasi \n Volume darah berlebihan saat menstruasi \n Sakit saat buang air besar atau air kecil \n Infertilitas atau kemandulan \n Diare \n Mual \n Perut kembung \n \n\n \n\n Pengobatan Endometriosis \n\n Tidak ada obat khusus yang bisa mengobati endometriosis. Namun, gejala sering dapat dikelola dengan obat penghilang rasa sakit atau obat hormon, yang membantu agar aktifitas sehari-hari menjadi tak terganggu. Pembedahan untuk mengangkat jaringan endometriosis kadang-kadang diperlukan untuk memperbaiki setiap gejala yang muncul termasuk gangguan kesuburan. Tindakan operasi yang umum dilakukan adalah: \n\n \n Laparoskopi - Prosedur ini dilakukan untuk mengangkat jaringan endometriosis atau membakar jaringan tersebut menggunakan laser atau arus listrik. Prosedur ini biasanya dilakukan bagi penderita yang masih ingin memiliki keturunan anak. \n Histerektomi - Prosedur ini merupakan operasi pengangkatan rahim, serviks, dan kedua ovarium. Setelah prosedur ini, pasien tidak bisa hamil lagi serta memiliki risiko yang lebih tinggi untuk menderita penyakit jantung dan pembuluh darah. \n Laparotomi - Prosedur ini dilakukan untuk mengakses organ yang terkena dan mengangkat jaringan endometriosis. \n \n\n Untuk sahabat hermina jika mengalami gejala seperti diatas jangan panik ya. sahabat bisa konsultasi dan percayakan kepada dokter spesialis kandungan rumah sakit hermina samarinda. salam sehat \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Daan Mogot<\/a><\/li>
- 26 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
Saraf Terjepit <\/a><\/h3>
\n\n Seperti kita ketahui, tulang belakang manusia tersusun dari atas ke bawah, dari leher sampai ke tulang ekor. Antar tulang belakang yang berurutan, terdapat bantalan dengan konsistensi seperti gel padat yang bersifat elastis. Bantalan ini berfungsi sebagai shock absorbants atau peredam kejut. \nSeiring bertambahnya usia, kebiasaan postur yang tidak benar membuat bantalan ini dapat berkurang sifat elastisnya sehingga menekan struktur yang berada di belakangnya, yaitu saraf tulang belakang. Hal inilah salah satu penyebab keluhan nyeri di punggung. \nSaraf terjepit merupakan istilah di mana bantalan ruas tulang belakang menekan saraf yang berada di belakangnya. Dalam dunia medis, saraf terjepit disebut dengan istilah Hernia Nucleus Pulposus (HNP). \n\n \n\n Gejala saraf terjepit (HNP) \nSebenarnya tidak semua saraf terjepit atau HNP ini menimbulkan gejala. Karna gejala dapat timbul berbeda-beda tergantung lokasinya dan berat ringannya penjepitan. Gejala yang timbul biasanya dipengaruhi oleh ada tidaknya iritasi/peradangan pada saraf tulang belakang. \n\n Lokasi timbulnya nyeri juga dipengaruhi oleh letak atau level terjadinya penjepitan saraf. Lokasi nyeri bisa muncul di mana saja, dari area leher sampai di punggung bawah, tetapi HNP memang paling sering terjadi di daerah punggung bawah (90%). \n\n Berikut gejala HNP di berbeda-beda lokasinya : \n\n \n HNP di daerah Leher \n \n\n \n Gejala HNP di daerah leher terjadi nyeri saat leher digerakkan, nyeri leher atau di sekitar tulang belikat, dan nyeri yang menjalar ke arah bahu, lengan atas, lengan bawah dan jari- jari. \n Selain nyeri, juga didapatkan rasa kesemutan dan kebas di daerah yang kurang lebih sama dengan rasa nyeri tersebut. \n Kemudian juga dirasakan kelemahan dalam menggenggam, selanjutnya kesulitan dalam mengangkat lengan. Dalam aktivitas harian, pasien mengeluhkan kesulitan menggenggam gelas, mengancingkan baju. \n \n\n \n HNP di daerah Punggung Bawah \n \n\n Pada nyeri di daerah pinggang, pantat dan menjalar ke arah betis dan kaki. Seringkali juga terasa sensasi kesemutan dan tebal pada salah satu atau kedua tungkai bawah. Rasa nyeri ini akan diperberat dengan membungkuk, berjalan atau duduk lama. \n\n Rasa nyeri pada HNP dapat bertambah dengan batuk, bersin atau mengejan. Pada HNP yang berat dapat dijumpai kelemahan anggota gerak. \n\n \n\n Penyebab Saraf Terjepit (HNP) \n\n HNP disebabkan oleh melemahnya bagian luar (cincin) bantalan tulang belakang. Bantalan tulang belakang memiliki bagian tengah dengan tekstur gel lembut dan lapisan luar yang lebih kencang. Seiring waktu, lapisan luar melemah dan bisa retak. HNP terjadi ketika gel bagian dalam keluar melalui celah retakan tersebut. \n\n Keluarnya gel ini dapat menyebabkan reaksi peradangan yang menyebabkan nyeri dan gel yang keluar dapat menekan saraf tulang belakang di dekatnya yang menyebabkan gejala seperti yang sudah disebutkan sebelumnya. \n\n \n\n Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami saraf kejepit, adalah: \n\n \n Memiliki keluarga dengan riwayat saraf kejepit \n Memiliki berat badan berlebih \n Mengangkat beban berat dengan posisi dan tumpuan yang salah \n Melakukan gerakan menunduk dan berputar secara mendadak atau berulang \n Memiliki kebiasaan merokok \n \n\n Pengobatan Saraf Terjepit (HNP) \nDokter akan menentukan diagnosis penyakit HNP dari gejala dan riwayat penyakit yang dialami. Karakteristik nyeri dan aktivitas apa yang memicu dan memperberat nyeri. Pemeriksaan fisik dapat dilakukan untuk memeriksa postur tubuh, refleks, kekuatan otot, kemampuan berjalan, sensasi dari alat gerak seperti nyeri dan kesemutan. \n\n Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk memberikan gambaran tulang dan saraf tulang belakang. Pemeriksaan yang sering dilakukan adalah: \n\n \n \n \n Magnetic resonance imaging (MRI). Tes pencitraan yang paling umum dan akurat untuk mendiagnosis HNP. \n Rontgen tulang belakang. Pemeriksaan ini membantu menyingkirkan penyebab sakit punggung atau leher lainnya. \n \n \n \n\n \n\n Sebenarnya tidak sulit untk mencegah terjadinya saraf kejepit atau HNP ini dan hal-hal yang dilakukan adalah hal-hal sederhana, jadi mari kita mulai aware dengan postur kita, dan kebiasaan harian kita. \n\n Dan bila sudah mengalami nyeri punggung bawah karena saraf terjepi atau HNP, jangan ragu untuk menemui dokter dan mendapatkan penanganan yang tepat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Daan Mogot<\/a><\/li>
- 24 Juni 2022<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Sindrom Ramsay Hunt, Penyakit yang melumpuhkan sebagian area wajah<\/a><\/h3>
Apa itu Ramsay Hunt Syndrome? Penyakit ini sedang dialami oleh penyanyi ternama Justien Bieber yang menyebabkan dirinya gagal melaksanakan beberapa konser yang telah direncanakan di beberapa negara. \n\n Ramsay Hunt Syndrome atau disebut juga dengan Herpes Zoster Oticus adalah sekelompok gejala dari komplikasi herpes zoster atau cacar api. Herpes zoster ini disebabkan oleh reaktivasi (aktifnya kembali) virus penyebab cacar air yang menyerang saraf wajah sesisi. Reaktivasi ini dapat terjadi akibat sistem kekebalan tubuh yang sedang turun dan atau terjadi infeksi baru. \n\n Gejala pada penderita Ramsay Hunt Syndrome diawali dengan bintil-bintil berisi cairan yang berada disekitar daun telinga, sampai telinga tengah, munculnya gangguan pendengaran, kelumpuhan otot wajah sesisi. Gejala tambahan lain yang bisa dirasakan adalah perubahan sensasi pada indra pengecap (rasa makanan menjadi berubah), mata kering, mata berair, hiperakusis (telinga sangat peka terhadap suara), sumbatan hidung, kelemahan pada fungsi otot berbicara jika mengenai saraf vestibulokoklear. Selain itu bisa juga terjadi suara serak hingga aspirasi jika mengenai saraf vagus. \n\n Sindrom ini banyak dijumpai pada pasien berusia dewasa baik laki-laki atau perempuan. Kasus ini jarang ditemukan pada pasien anak-anak. \n\n Beberapa orang yang rentan terkena sindrom ini antara lain adalah orang dengan sistem imum yang lemah (pasien kanker, pengobatan steroid jangka panjang, penderita autoimun), ibu hamil, bayi baru lahir, orang yang belum divaksin cacar, pernah menderita cacar air atau api, dan pasien-pasien lanjut usia (usia di atas 60 tahun) \n\n Pengobatan segera dibutuhkan untuk menghindari komplikasi jangka panjang akibat penyakit ini, diantaranya adalah postherpetic neuralgia (rasa sakit permanen pada area bekas cacar), kehilangan pendengaran permanen, kelumpuhan wajah permanen, dan kerusakan mata. Obat-obatan yang bisa diberikan oleh dokter adalah obat antivirus, obat pereda nyeri, kortikosteroid, dan obat-obatan untuk menghilangkan gejala-gejala yang dirasakan, \n\n Untuk menghindari penyakit ini diantaranya dibutuhkan tubuh yang sehat agar sistem imun tidak turun dengan cara menjaga pola hidup sehat dan tidak lupa untuk tetap rajin berolahraga. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/a><\/span>");
- 24 Juni 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 26 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 31 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 05 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 05 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 10 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 16 Februari 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 23 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 24 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 26 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 18 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 18 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>