- Hermina Padang<\/a><\/li>
- 03 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
Gejala Sinusitis dan Pencegahanya<\/a><\/h3>
Sinus adalah rongga udara yang terdapat pada bagian padat dari tulang tenggkorak di sekitar wajah yang terhubung dengan hidung. Sinus menghasilkan lendir agar bagian dalam hidung tetap lembab dan menghalau masuknya debu, alergen, serta polutan. \n\n Sinus terdiri dari 4 pasang yaitu : \n\n \n Sinus Maksilaris, berada di bawah mata di tulang rahang atas atau tulang maksila \n Sinus Ethmoid, terletak di atas mata di tulang dahi/frontal, yang menyebabkan adanya bagian kasar pada dahi. \n Sinus Frontal, yang terbentuk dari beberapa sel udara yang terpisah di dalam tulang tapis/etmoid antara hidung dan mata \n Sinus Sphenoid, terletak di tulang baji/sfenoid \n \n\n Manfaat Sinus Bagi Tubuh Manusia \n\n \n Menghangatkan dan menjaga kelembapan udara \n Resonansi suara \n Melindungi dari trauma \n Meringankan berat tengkorak kepala \n \n\n Apa Itu Sinusitis? \n\n Sinusitis adalah peradangan yang terjadi pada rongga sinus. Sinusitis dapat terjadi bila terdapat gangguan pengaliran udara dari dan ke rongga sinus sertaa adanya gangguan pengeluaran cairan mukus yang di sebabkan karena Infeksi dan non infeksi (alergi & kelainan anatomi) \n\n Tipe-tipe Sinusitis \n\n \n Sinusitis akut (<30hr) \n \n\n Berlangsung selama 2 hingga 4 minggu \n\n \n Sinusitis sub akut (1bln-3bln) \n \n\n Berlangsung selama 4-12 minggu \n\n \n Sinusitis kronik (>3bln) \n \n\n Jenis kronis atau berkepanjangan umumnya berlangsung lebih dari 12 minggu. Kondisi ini juga dapat berlanjut hingga berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. \n\n \n\n Gejala Sinusitis \n\n \n Sakit kepala \n Nyeri pada daerah wajah \n Hidung tersumbat \n Demam \n Perubahan warna pada ingus \n Nafas berbau \n Nyeri menelan \n Batuk \n \n\n Pencegahan Sinusitis \n\n yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terkena sinusitis adalah: \n\n \n Hindari kontak dengan orang yang menderita pilek agar terhindar dari infeksi saluran pernapasan atas. \n Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air, terutama sebelum makan. \n Kontrol alergi Anda. Berkonsultasilah dengan dokter agar alergi tetap terkendali. Hindari paparan yang membuat alergi Anda kambuh. \n Hindari asap rokok dan polusi udara. Asap tembakau dan kontaminan udara dapat mengiritasi paru-paru dan saluran hidung Anda. \n Gunakan pelembab udara (humidifier). Jika udara di rumah Anda kering, Anda dapat menggunakan humidifier untuk membantu mencegah sinusitis. Pastikan untuk menjaga humidifier tetap bersih dan bebas dari jamur dengan membersihkannya secara teratur dan menyeluruh. \n \n\n \n\n Jadi Sahabat Hermina, jangan ragu untuk konsultasi dengan dokter apabila mengalamai gejala radang sinus supaya dapat diobati dengan cepat dan tepat, karena meskipun komplikasi serius jarang terjadi, namun jika dibiarkan dapat menjadi berbahaya dan menyebabkan penyakit yang lebih serius. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Daan Mogot<\/a><\/li>
- 19 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
Tips Batuk Pilek Berulang pada Anak<\/a><\/h3>
Batuk pilek merupakan salah satu keluhan yang sering dialami oleh masyarakat, baik orang dewasa maupun anak. Penyakit batuk dan pilek pada bayi dan anak kerap terjadi saat memasuki musim pancaroba dibandingkan orang dewasa. Banyak kasus batuk pilek yang berulang pada anak terutama balita, sehingga hampir setiap bulan anak selalu berobat ke dokter. Mengapa demikian ? Karena imunitas tubuh pada anak terkhususnya balita belum sempurna. Bila frekuensi batuk pilek tidak melebihi 6 kali dalam setahun, maka masih dalam batas wajar. \n\n Beberapa faktor penyebab batuk pilek pada anak, yaitu infeksi virus, bakteri dan alergi. Sebagian besar batuk pilek pada bayi dan anak disebabkan oleh virus. Meski demikian, apabila anak telah sembuh, dia akan mendapatkan kekebalan terhadap virus pencetus tersebut. Kemudian apabila batuk pilek disebabkan oleh alergi, maka gejala yang ditimbulkan menyerupai batuk pilek akibat virus, namun biasanya lebih sulit dan sembuh lebih lama bila anak terus terpapar faktor pencetus alerginya. \n\n Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah agar anak tidak mengalami batuk pilek berulang yaitu : \n\n \n Sangat dianjurkan agar semua balita mendapatkan vaksinasi influenza agar dapat meningkatkan daya tahan tubuh \n Jangan memberikan makanan seperti snack kering, minuman dingin, makanan pedas \n Perbanyak minum air putih dan perbanyak sayur dan buah \n Jangan berdekatan dengan penderita flu \n Tidur yang cukup, dengan suhu udara yang tidak terlalu dingin dan hembusan udara jangan langsung mengenai tubuh anak \n \n\n \n\n Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah batuk pilek berulang antara lain konsumsi buah-buahan yang kaya akan vitamin C, berikan minum air putih yang cukup untuk mencegah dehidrasi pada bayi ataupun anak , makan dan istirahat yang cukup. Jauhkan anak dari makanan dan minuman yang dapat memperparah batuk dan hindari pemicu alergi. \n\n Bila anak tetap terkena batuk pilek maka orangtua perlu pergi ke dokter untuk mendapatkan terapi obat-obatan yang sesuai dengan keluhan dan juga tergantung dari penyebab batuk pilek apakah akibat infeksi ataukah alergi. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Podomoro<\/a><\/li>
- 30 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Penyebab dan Penanganan Penyakit Tuberkulosis (TBC) <\/a><\/h3>
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberkolosa yang ditularkan melalui udara dan percikan dahak (droplet atau partikel air yang dihasilkan saat penderita batuk, bersin, berbicara, bernyanyi). \n\n \n\n Dulu, penyakit ini dikenal dengan penyakit TBC kemudian lebih dikenal dengan sebutan TB saja. Gaya hidup yang buruk, sering terpapar udara kotor, kurang udara segar, makanan tidak sehat, cuaca dingin atau hujan, lingkungan yang kumuh dan kotor dapat menjadi pencetus terinfeksi TB. Umumnya, penyakit ini menyerang anak balita dan geriatric (kondisi klinis pada usia lanjut yang dapat berdampak pada penurunan kualitas hidup), pasien dengan daya tahan tubuh yang rendah atau sedang menurun, misalnya penderita Diabetes Melitus, pasien dengan HIV- AIDS, Malignancy (tumor). \n\n \n\n Bermula dari menyerang paru kemudian menyebar ke tulang, kelejar getah bening, sistem saraf pusat, jantung dan organ lain, TB juga berpotensi menyerang organ lain, seperti sistem saraf pusat, mata, telinga, laring paru, jantung, kelenjar getah bening, hati, usus, pleura, genital, tulang bahkan kulit. TB juga dapat menyebabkan komplikasi kematian, kelainan paru (sequelae), pneumothorax (kondisi gawat darurat karena ada udara di antara paru-paru dan dinding dada), hemoptysis massif (batuk darah), efnsi pleura (penumpukan cairan pada lapisan pleura/membran yang memisahkan paru-paru dengan dinding dada bagian dalam). \n\n Menurut dokter spesialis paru RS Hermina Podomoro, penyakit TB dapat dideteksi dini sehingga dapat diobati lebih cepat. \n\n Gejala TB yaitu: \n\n \n \n Batuk berdahak lebih dari 2 minggu \n \n \n Berat badan turun \n \n \n Demam/meriang \n \n \n Berkeringat saat malam hari \n \n \n Pembesaran pada kelenjar, misalnya pada leher, ketiak, dan lipat paha \n \n \n\n \nPemeriksaan pasien TB dilakukan dengan memeriksa dahak memakai TCM (Tes Cepat Molekuler) untuk mendekteksi adanya infeksi TB yang dilakukan dalam 90 menit. Cara lainnya, yaitu dengan metode mikroskopis BTA (Basil Tahan Asam) ditunjang dengan pemeriksaan lain seperti rontgen atau tes mantoux atau menyuntikkan larutan tuberkulin atau protein kuman TB di bawah kulit. Metode ini dilakukan sebelum dilakukan pengobatan. \n\n \n\n TB dapat disembuhkan dengan OAT (Obat Anti TBC). Pengobatan TB ada 2 tahap, yaitu fase awal atau intensif dan fase lanjutan. Pengobatan harus dilakukan secara rutin dan teratur, tidak boleh putus karena akan berpengaruh pada keberhasilan pengobatan dan dapat menyebabkan resistensi. Pengobatan dilakukan selama 6-8 bulan dan setelah dinyatakan sembuh harus dilakukan pengecekan berkala pada 3, 6, dan 12 bulan. Untuk minum obat, ada ketentuannya, yaitu obat diminum saat perut kosong pada pagi hari 1 jam sebelum makan dengan PMO (Pengawasan Menelan Obat). Salah satu cara terbaik mencegah penyakit TB yang berat adalah dengan melakukan vaksis BCG saat bayi baru lahir yang tidak terkena HIV. \n\n \nTB bisa disembuhkan dengan pengobatan yang tepat. Karena itu, jika merasakan gejala tersebut, segera kunjungi Dokter Spesialis Paru RS Hermina Podomoro agar cepat mendapatkan penanganan dan penyakit tidak menjadi lebih parah. Selalu terapkan juga pola hidup sehat agar tubuh senantiasa sehat dan terhindar dari penyakit. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 23 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
Hindari Komplikasi Influenza pada Anak agar Tidak Berakibat Fatal<\/a><\/h3>
Influenza atau sering disebut dengan flu merupakan penyakit musiman yang rentan menyerang pada siapa saja, terutama pada anak-anak serta orang dewasa yang memiliki tingkat kekebalan tubuh yang lemah. \n\n Influenza atau flu sangat rentan menyerang pada anak, terutama pada musim pancaroba. Kondisi anak ini tentu akan membuat orangtua mudah cemas. Meski mengkhawatirkan, biasanya masalah kesehatan tersebut bisa disembuhkan dengan perawatan rumahan. Salah satunya, pasien harus melakukan istirahat yang cukup. \n\n \n\n Mengenali penyakit Influenza \n\n Influenza (Flu) merupakan sebuah infeksi virus yang mempengaruhi saluran pernapasan dan bersifat sangat menular. Gejala pada orang dewasa maupun anak yang mengalami influenza bisa ditandai dengan gejala klinis seperti demam, nyeri pada tubuh, batuk, pilek serta beberapa gejala lainnya. \n\n Jika terjadi pada anak-anak, umumnya menderita flu bisa disembuhkan dalam kurun waktu kurang dari satu minggu. Pada kasus tertentu, anak-anak yang menderita flu bisa berlanjut menjadi infeksi yang sangat serius. Sehingga harus segera mendapatkan perawatan di rumah sakit. \n\n Penyebab flu berasal dari udara pada droplet dari seorang penderita lain yang sedang batuk, bersin maupun sedang berbicara dengan orang lain yang belum terinfeksi. Virus yang berkembang di udara tersebut terhirup atau melekat pada benda-benda yang disentuh atau ada di sekitar, seperti telepon, keyboard, gagang pintu, laptop atau komputer. \n\n Virus tersebut kemudian berpindah pada orang yang belum terinfeksi melalui tangan yang memegang benda tersebut, kemudian menuju mata, hidung dan mulut. \n\n \n\n Mengenali Gejala Influenza (Flu) \n\n Penyakit Influenza (Flu) yang menyerang pada anak-anak akan menunjukkan gejala, sebagai berikut : \n\n 1. Demam tinggi yang mencapai suhu 39,4 derajat Celcius hingga 40,5 derajat Celcius \n\n 2. Meriang atau nyeri yang menyerang sekujur tubuh \n\n 3. Nyeri kepala \n\n 4. Nyeri pada tenggorokan \n\n 5. Batuk \n\n 6. Kelelahan \n\n 7. Pilek atau hidung mampet \n\n 8. Beberapa penderita akan merasakan panas pada mata, merah hingga berair \n\n Pada kasus yang lebih berat, anak-anak yang mengalami gejala Influenza akan mengalami gejala : \n\n 1. Mual \n\n 2. Muntah \n\n 3. Diare \n\n Sedangkan pada kelompok populasi tertentu, influenza bisa memiliki risiko terjadinya komplikasi yang lebih berat, yaitu : \n\n 1. Anak-anak yang berusia 0 bulan hingga 5 tahun \n\n 2. Lansia yang berusia di atas 65 tahun \n\n 3. Ibu hamil dan ibu melahirkan kurang dari dua minggu \n\n 4. Penderita yang mengalami penurunan daya tahan tubuh \n\n 5. Penderita yang sudah mempunyai penyakit kronis lainnya, seperti asma, penyakit jantung, penyakit ginjal, penyakit liver, diabetes, masalah kesehatan otak, serta masalah kesehatan pada sistem saraf \n\n 6. Penderita yang mengalami kondisi obesitas berat dengan indeks massa tubuh lebih dari 4 \n\n \n\n Influenza pada anak yang memerlukan pemeriksaan dokter \n\n Influenza yang menyerang bayi harus segera dilakukan pengobatan, apalagi jika berusia di bawah 6 bulan. Penderita harus selalu mendapatkan ASI eksklusif. Sedangkan pada anak usia 5 tahun atau lebih, apabila kondisi semakin memburuk harus segera melakukan pemeriksaan ke dokter. \n\n Gejala yang perlu diwaspadai orangtua ketika anak sedang mengalami influenza agar tidak terjadi keterlambatan dalam melakukan pemeriksaan ke dokter, antara lain : \n\n 1. Anak mengalami demam tinggi secara terus menerus hingga suhu lebih dari 38 derajat Celcius. \n\n 2. Anak mengalami kejang karena suhu tubuh yang terlalu tinggi \n\n 3. Anak kehilangan nafsu makan \n\n 4. Saluran pernapasan pada anak menjadi bermasalah dengan napas yang pendek-pendek, sesak dan mengi \n\n 5. Badan anak menjadi lemah, mengalami muntah dan bibir terlihat membiru \n\n 6. Tenggorokan terasa kering dan mengalami nyeri yang terus menerus pada kepala, perut dan telinga \n\n 7. Batuk yang tak kunjung mereda selama lebih dari tiga hari, bahkan mengakibatkan tersedak \n\n 8. Leher terasa kaku \n\n 9. Anak menjadi sangat rewel \n\n 10. Anak menjadi sulit tidur \n\n \n\n Cara mengenali influenza atau pilek biasa pada anak \n\n Baik influenza maupun pilek biasa yang terjadi pada anak, keduanya disebabkan oleh virus. Gejala yang dialami anak pun sama, antara lain : demam, nyeri pada tubuh, hidung berair, tenggorokan kering, tubuh lemah dan sakit kepala. \n\n Kedua gangguan kesehatan tersebut bisa dibedakan dengan memperhatikan tingkat keparahan penyakit serta gejala yang muncul. Gejala influenza pada anak akan muncul lebih cepat dan anak akan terlihat segera sakit. Sedangkan untuk gejala pilek akan muncul secara bertahap. \n\n \n\n Bahaya influenza pada anak \n\n Setiap anak memiliki kekebalan tubuh yang berbeda. Meski demikian, influenza pada anak akan sembuh dalam waktu satu minggu atau lebih tanpa diikuti masalah lain. \n\n Komplikasi flu bisa terjadi serta menunjukkan gejala yang parah, walaupun pada kasus yang jarang menyebabkan kematian. \n\n Beberapa komplikasi yang bisa terjadi akibat influenza pada anak, antara lain : \n\n 1. Pneumonia pada anak atau infeksi paru-paru \n\n 2. Dehidrasi \n\n 3. Gangguan pada otak \n\n 4. Mengalami sinus \n\n 5. Infeksi telinga pada anak \n\n Anak-anak dengan kondisi kronis memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi jika terserang influenza. Sehingga anak-anak dengan kondisi khusus tersebut perlu dijauhkan dari orang lain yang mengalami flu. Hal ini dilakukan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan pada anak. Segara berkonsultasi dengan dokter anak di rumah Sakit Hermina terdekat jika anak mengalami influenza atau Sahabat Hermina juga bisa berkonsultasi secara online dengan dokter spesialis rumah sakit. Hermina dengan aplikasi "Halo Hermina." \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Solo<\/a><\/li>
- 15 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
18 Fakta Batuk Pilek Pada Anak Menurut Dokter Spesialis Anak<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, Di musim pancaroba ini, banyak anak yang batuk pilek ya Bunda. Lalu kapan harus di bawa ke rumah sakit? dan bagaimana cara tepat mengatasinya? Yuk simak tanya jawab seputar batuk pilek pada anak berikut ini bersama dr. Eka Sari Astuti, Sp.A! \n\n \n Apa yang harus dilakukan jika anak batuk pilek ? \n \n\n Jawabannya : \n\n Bila gejala ringan, sebaiknya tidak diberikan terlalu banyak obat-obatan. Istirahat cukup, makan minum yang bergizi, mengatur suhu ruangan yang nyaman, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin, elevasi kepala saat tidur untuk mengurangi gejala hidung tersumbat, dll. \n\n Bila gejalanya mengganggu, maka bisa diberikan obat-obatan simptomatik untuk mengurangi gejala, misalnya paracetamol untuk menurunkan demam atau sakit kepala, tetes salin atau dekongestan untuk mengurangi lendir hidung dan mengurangi gejala hidung tersumbat, pengencer lendir (mukolitik) dan lain sebagainya. \n\n Anak perlu dibawa ke dokter bila ada gejala ‘Alarm’ antara lain: Demam tinggi lebih dari 2 hari, atau demam sudah turun beberapa hari kemudian demam lagi, gejala tidak kunjung membaik bahkan makin parah, terdengar mengi atau nafas berbunyi seperti pada serangan asma, nafas cepat, nafsu makan turun, kurang aktif, anak tampak lemah, tidak mau menyusu pada bayi atau sakit telinga. \n\n \n\n \n Berapa lama biasanya batuk pilek pada anak (masih dalam hitungan normal) ? \n \n\n Jawabannya : \n\n Insidens batuk pilek ringan pada anak usia balita biasanya sekitar 5-7 episode per tahun dengan durasi sakit sekitar 7 -10 hari. Kita perlu waspada bila batuk pilek berlangsung lebih lama dan tidak kunjung sembuh. Terlebih bila batuk pilek disertai tanda Alarm yang sudah disebutkan di atas. (Batuk pilek disebut kronis bila durasi melebihi 14 hari). \n\n \n\n \n Apakah anak yang batuk berdahak apakah perlu dinebu atau diuap ? \n \n\n Jawabannya : \n\n Nebu atau Nebulizer adalah salah satu teknik terapi inhalasi atau hirupan ke dalam saluran nafas. Nebulizer akan mengubah obat cairan menjadi aerosol atau partikel kecil yang masuk ke organ target saluran nafas, baik saluran nafas atas maupun saluran nafas bawah. \n\n Tujuan nebulizer: 1). Melebarkan saluran nafas atau mengurangi sesak nafas akibat menyempitnya saluran nafas misalnya pada asma. Jenis obat yang digunakan adalah bronchodilator yang bekerja melebarkan saluran nafas dan mengurangi sesak. 2). Mengurangi reaksi peradangan (inflamasi) pada saluran nafas. Jenis obat yang dipakai antara lain dari golongan steroid. 3). Mengencerkan lendir pada saluran nafas. Jenis obat yang digunakan adalah larutan saline hipertonik. \n\n Sehingga disini kunci utama adalah indikasi terapi dan pemilihan jenis obatnya. Hal ini biasanya tergantung dari keluhan dan pemeriksaan fisik pasien. Biasanya dokter akan membantu meresepkan dan memilihkan obat nebulizer yang akan dipakai di rumah. \n\n \n\n \n Apakah boleh bayi yang sedang batuk pilek diberikan nebu dengan obat ½ dosis tanpa resep ? \n \n\n Jawabannya : \n\n Terapi nebulizer memiliki beberapa tujuan/manfaat seperti disebutkan di atas. Pemilihan jenis obat dan juga frekuensi pemberian obat nebulizer sebaiknya disesuaikan dengan tujuan terapi. Biasanya dokter akan membantu meresepkan jenis obat nebulizer yang paling sesuai untuk kondisi anak. \n\n \n\n Tergantung pada jenis alatnya, nebulizer memerlukan volume minimal agar obat dalam bentuk cairan diubah menjadi aerosol atau partikel kecil yang dihirup ke saluran nafas dan mencapai oran targetnya. Biasanya alat nebulizer memerlukan minimal volume 4 ml. Volume obat yang kurang akan mempengaruhi delivery aerosol pada saluran nafas. \n\n \n\n \n Apakah anak dengan asma apa perlu nebulizer di rumah ? \n \n\n Jawabannya : \n\n Penggunaan nebulizer pada asma sangat efektif untuk mengurangi gejala nafas saat serangan asma dan dapat meminimalkan risiko efek samping obat. \n\n \n\n \n Apakah anak yang sering pilek boleh cuci hidung menggunakan NaCl agar cepat sembuh ? \n \n\n Jawabannya : \n\n Dengan teknik yang benar, tindakan cuci hidung atau irigasi nasal (Nasal Saline Irrigation/NSI) aman dilakukan pada anak dan bermanfaat untuk mengencerkan lendir hidung dan mengurangi gejala hidung tersumbat. Mekanisme kerja NSI adalah membuang mediator penyebab reaksi radang, mengurangi produksi lendir dan memperbaiki kelembaban hidung. Yang perlu diperhatikan adalah kebersihan cairan dan alat yag digunakan untuk mencegah kontaminasi kuman. \n\n \n\n \n Bayi usia 1 bulan yang batuk pilek apakah harus langsung dibawa periksa ke dokter ? \n \n\n Jawabannya : \n\n Bayi merupakan kelompok khusus karena memiliki risiko yang lebih tinggi karena sistem imun yang belum bekerja sempurna. Selain itu bayi dan anak memiliki anatomi saluran nafas yang berbeda dibandingkan dewasa. Diameter saluran nafas pada anak lebih kecil dibanding dewasa (sekitar 1:5) sehingga lebih mudah terjadi sesak nafas yang bisa berakibat fatal. Mempertimbangkan kondisi tersebut, maka bayi yang masih sangat kecil bila menunjukkan gejala batuk pilek sebaiknya dibawa ke dokter. \n\n \n\n \n Apa bedanya batuk pilek dengan penyakit pernafasan berat yang lain ? \n \n\n Jawabannya : \n\n Bapil (batuk pilek) atau istilah lainnya common cold merupakan kumpulan gejala yang terdiri dari hidung tersumbat, bersin, produksi lendir di hidung, nyeri tenggorokan dan batuk. Biasanya gejalanya ringan, bersifat akut (berlangsung sekitar 7-10 hari) , disebabkan oleh virus dan bisa sembuh spontan bila daya tahan tubuh baik. Namun bila sistem imun kurang baik, common cold mungkin akan menyebabkan komplikasi seperti infeksi telinga (otitis media), asma, bronchitis atau pneumonia (radang paru). \n\n Common cold merupakan infeksi saluran bagian atas. Biasanya yang berpotensi serius adalah infeksi saluran nafas yang melibatkan saluran nafas bagian bawah (infeksi laring di area pita suara ke bawah sampai jaringan paru-paru). Jumlahnya sekitar 5% dari seluruh infeksi saluran nafas pada anak. Gejalanya akan lebih berat, antara lain nafas cepat, tarikan dinding dada yang menunjukkan sesak nafas. \n\n \n\n \n Anak batuk pilek baru sehari/dua hari, bolehkah langsung dibelikan obat di apotek ? \n \n\n Jawabannya : \n\n Obat batuk pilek yang masuk kategori obat bebas (yang bisa dibeli tanpa resep dokter) atau istilah lainnya OTD (Over The Counter), biasanya obat-obatan penghilang gejala seperti penurun panas, dekongestan, pengencer lendir, obat yang mengurangi refleks batuk dll. \n\n Obat-obat tersebut boleh langsung dibeli sendiri dengan memperhatikan aspek keamanannya, antara lain pemilihan obat yang tepat, rentang dosis sesuai yang dianjurkan dan efek samping yang minimal. Bila obat dibeli di apotek, apoteker bisa membantu memberikan informasi dan konseling agar obat digunakan secara aman, tepat dan rasional. \n\n \n\n \n Jika anak sering terkena pilek itu tanda anak terkena sinusitis ? \n \n\n Jawabannya : \n\n Pilek (yang ditandai hidung tersumbat dan produksi lendir hidung) merupakan salah satu gejala pada sinusitis. Namun tidak hanya pilek, sinusitis biasanya menunjukkan gejala lain seperti nyeri pada wajah, ingus yang kental, post nasal drip (menumpuknya lendir kental di hidung atau tenggorokan yang pada anak menunjukkan gejala sering berdehem), anosmia/hiposmia (berkurangnya penciuman) dll. Pemeriksaan penunjang yang membantu menegakkan diagnosis sinusitis adalah Rontgen, CT Scan dan pemeriksaan mikrobiologi dari spesimen lendir hidung. \n\n \n\n \n Anak sering sekali batuk pilek, baru saja sembuh sudah kambuh lagi, disebabkan apa ? \n \n\n Jawabannya : \n\n Sering batuk pilek pada anak bisa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: 1) faktor paparan virus, 2) faktor daya tahan tubuh yang kurang baik, 3) faktor alergi, 4) faktor lingkungan (paparan asap rokok, debu, hewan piaraan, sirkulasi udara/paparan sinar matahari yang kurang sanitasi yang kurang baik), 5) faktor risiko penyakit (tonsilitis/amandel, asma). \n\n Hal yang bisa dilakukan untuk mencegah batuk pilek berulang adalah memberikan makanan bergizi seimbang, memperbaiki lingkungan yang kurang baik, pola hidup bersih dan sehat seperti rajin mencuci tangan, cukup istirahat, pemberian suplemen vitamin dan vaksin tambahan. \n\n \n\n \n Kalau anak batuk pilek sudah sembuh kemudian selang 1 minggu batuk lagi disertai demam, apakah perlu minum antibiotik lagi ? \n \n\n Jawabannya : \n\n Mayoritas batuk pilek pada anak disebabkan oleh virus. Pemberian antibiotik dipertimbangkan untuk beberapa kondisi, antara lain: terjadinya infeksi sekunder bakteri seperti infeksi telinga, sinusitis dan radang paru (pneumonia) atau masa sakit yang sudah berlangsung lebih dari 10 hari tanpa perbaikan. \n\n Gejala batuk dan demam yang muncul kembali setelah batuk pilek sebelumnya bisa merupakan episode sakit yang baru atau masih dalam satu episode dengan batuk pilek sebelumnya. Pemeriksaan oleh dokter akan membantu sebagai dasar pemberian obat yang tepat. \n\n \n\n \n Bagaimana posisi tidur yang tepat saat anak mengalami batuk berdahak ? \n \n\n Jawabannya : \n\n Saat batuk pilek, posisi elevasi kepala lebih tinggi akan membantu anak lebih mudah bernafas saat tidur, mengurangi batuk dan mengurangi gejala hidung tersumbat. Atur posisi tidur dengan bantal yang lebih tinggi atau dengan menambahkan satu bantal. \n\n \n\n \n Kalau anak bapil tapi sudah waktunya vaksin, baiknya vaksin ditunda dulu atau gimana ? \n \n\n Jawabannya : \n\n Anak yang sakit ringan masih diperbolehkan mendapat imunisasi karena sakit ringan yang dialami anak tidak akan memengaruhi respons tubuh terhadap imunisasi. Kecuali bila bayi sangat rewel, imunisasi dapat ditunda 1-2 minggu kemudian. \n\n \n\n \n Kapan boleh PCR ketika anak bapil ? \n \n\n Jawabannya : \n\n Dengan memendeknya masa inkubasi virus Covid varian yang baru, test PCR bisa dilakukan segera setelah muncul gejala. \n\n \n\n \n Bayi dengan Riwayat lahir gagal nafas karena pneumonia, kemudian terkena bapil, apakah berbahaya ? \n \n\n Jawabannya : \n\n Tanda bahaya (danger sign) yang perlu diperhatikan pada bayi/anak dengan batuk pilek antara lain tanda nafas cepat, kesulitan bernafas atau sesak nafas, anak tampak pucat dan lemah atau tidak mau menyusu pada bayi. \n\n \n\n \n Mengapa anak dengan jantung bawaan seperti ASD 2, stenosis pulmonary lebih sering bapil ? \n \n\n Jawabannya : \n\n Jantung dan paru adalah dua organ yang saling berkaitan. Jantung memompa darah ke paru-paru untuk oksigenasi, kemudian pembuluh darah membawa darah kaya oksigen ke seluruh tubuh. Jika kemampuan jantung terganggu, maka akan menyebabkan kongesti atau bendungan pada paru sehingga paru akan menjadi lebih rentan dan lebih mudah terjadi batuk pilek. \n\n \n\n \n Ketika anak batuk berdahak tapi belum bisa mengeluarkan lendir, dahaknya keluar lewat mana ? \n \n\n Jawabannya : \n\n Mekanisme mengeluarkan lendir (mukus) di saluran pernapasan pada anak melalui menelan atau muntah pada bayi kecil. \n\n \n\n Demikian penjelasan yang dapat disampaikan mengenai kondisi seperti yang sudah disebutkan terkait Q&A batuk pilek pada anak. Apabila mengalami keluhan, sebaiknya si kecil segera periksakan ke Dokter Spesialis Anak RSU Hermina Solo ya. Untuk jadwal dapat dicek melalui website kami atau menghubungi 0821-3552-2454. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Daan Mogot<\/a><\/li>
- 22 November 2021<\/li><\/ul><\/div>
Bronkiektasis yang sering dianggap Asma<\/a><\/h3>
Apa itu bronkiektasis? \n\n Bronkiektasis adalah suatu penyakit peradangan saluran napas kronik dengan karakteristik dan gejala klinis batuk kronik, peningkatan produksi dahak dan infeksi saluran napas serta gambaran radiologis abnormal dengan pelebaran atau dilatasi saluran napas yang menetap. \n\n Data di seluruh dunia menegaskan bahwa angka kesakitan dan beban perawatan kesehatan akibat bronkiektasis cukup tinggi sehingga dari aspek sosio-ekonomi dapat memberikan dampak yang kurang menguntungkan pada suatu negara. Angka eksaserbasi dan perawatan di rumah sakit yang tinggi sejalan dengan peningkatan angka kematian akibat bronkiektasis. \n\n \n\n Gejala bronkiektasis \n\n Gejala bronkiektasis yang utama adalah batuk berdahak yang tidak kunjung berhenti walaupun telah diobati dengan obat batuk. Dahak yang terdapat pada batuk penderita bronkiektasis dapat berwarna bening, kuning, kehijauan bahkan mengandung darah. \n\n Gejala lainnya dapat berupa : \n\n \n Sesak napas \n Napas berbunyi (mengi) \n Infeksi saluran napas berulang \n Penurunan berat badan \n \n\n \n\n \n\n Penyebab Bronkiektasis \n\n \n\n \n\n \n Infeksi primer \n Obstruksi bronkus \n Pajanan asap rokok \n Sindrom Young \n Diskinesia siliar primer \n Aspergilosis bronkopulmoner alergik \n Keadaan imunodefisiensi \n Defisiensi alfa 1-antitripsin \n Penyakit reumatik berupa rheumatoid arthritis dan sindrom Sjorgen. \n \n\n \n\n Penyebab bronkiektasis yang utama di Indonesia adalah infeksi tuberculosis dan asap rokok, karena kedua hal tersebut menyebabkan kerusakan struktur saluran napas. \n\n \n\n Perbedaan Bronkiektasis dengan Asma \n\n Walaupun memiliki gejala yang mirip seperti asma bahkan sering kali disebut asma oleh penderitanya, namun bronkiektasis berbeda dengan asma, yang paling utama adalah asma bersifat reversibel atau sesak pada asma dengan pemberian pelega saluran napas dapat kembali membaik sempurna sedangkan bronkiektasis semakin sering mengalami sesak akan semakin memperburuk kondisi dan kualitas hidup pasien. Pada asma juga tidak terdapat kelainan pada radiologis dan tidak disertai batuk darah, sedangkan pada bronkiektasis karena sering disebabkan oleh infeksi pernapasan yang berulang sehingga terdapat perubahan struktur saluran napas, pada bronkiektasis juga sering kali disertai dengan batuk darah. \n\n \n\n Bronkiektasis dapat diketahui dengan pemeriksaan foto thoraks dan fungsi paru yang biasa dikenal dengan spirometri. \n\n Bronkiektasis tidak dapat disembuhkan namun dapat terkontrol baik apabila penderita secara rutin memeriksakan diri ke dokter, terdapat beberapa langkah meringankan gejala bronkiektasis yaitu : \n\n \n Berhenti merokok \n Vaksin cacar, rubella dan batuk rejan \n Terapi oksigen untuk penderita dengan kekurangan oksigen berat \n Nutrisi dan psikologi \n Vaksin flu tahunan \n Vaksin pneumococcal \n Latihan fisik \n Menjaga cairan tubuh \n \n\n \n\n Bronkiektasis juga dapat menyebabkan komplikasi berupa gagal jantung kanan sehingga tidak dapat dianggap remeh. \n\n \n\n \n\n Waspadai bronkiektasis jika terjadi hal-hal di bawah ini : \n\n \n Sesak berat dan tidak berkurang dengan pemberian obat pelega biasa \n Bibir dan ujung-ujung jari membiru \n Batuk darah hebat \n Sesak disertai demam tinggi yang tidak kunjung reda \n \n\n \n \nSegera konsultasi ke dokter jika mengalami gejala bronkiektasis. Jika kamu atau anggota keluarga memiliki tanda dan gejala di atas, segeralah berbicara dengan dokter guna mendapatkan penanganan yang tepat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 22 November 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 15 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 23 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 30 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 19 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 03 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>