- Hermina Kendari<\/a><\/li>
- 29 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
Sering Nyeri Pada Gigi? Waspada Gigi Berlubang<\/a><\/h3>
Seringkali pasien merasakan nyeri pada gigi secara tiba-tiba, hal ini tentunya bukan hal yang lazim lagi untuk tidak diketahui penyebabnya. Salah satu penyebab yang paling umum gigi terasa nyeri adalah lubang pada gigi. Lubang pada gigi sendiri timbul akibat tidak bersihnya pada saat sikat gigi, kurang kontrol pada dokter gigi setiap 6 (enam) bulan sekali, yang menyebabkan lubang gigi sehingga gigi menjadi nyeri. \n\n Kebanyakan dari pasien yang mengalami masalah gigi adalah nyeri gigi dengan ciri-ciri nyeri hebat pada pasien, nyeri spontan yang secara terus menerus hingga ke kepala dan mengganggu saat tidur, saat makan. Hal tersebut disebabkan oleh lubang telah mencapai saraf yang ada didalam gigi. \n\n Tentunya nyeri pada gigi dapat dirasakan oleh semua kalangan, baik itu dari usia anak-anak maupun sampai usia dewasa. Jika hal ini terus dibiarkan maka gigi akan menjadi rusak karena tidak dilakukannya tindakan pengobatan. Untuk meredahkan nyeri pada gigi, satu-satunya jalan adalah melakukan perawatan pada gigi. Namun, nyeri gigi itu sendiri merupakan gejala. Untuk menurunkan gejalanya itu sendiri tindakan pertama yang harus dilakukan adalah meminum anti nyeri pada gigi, tetapi tetap harus berdasarkan resep dokter. Setelah menurunkan gejala, hal yang harus dilakukan adalah perawatan gigi ke dokter gigi selama 6 bulan sekali. \n\n Sakit atau nyeri pada gigi tidak bisa diabaikan begitu saja, lebih baik pasien yang mengalami hal tersebut sebaiknya segera melakukan perawatan yang tepat. Kemudian, tips agar gigi tidak merasa nyeri yaitu, menjaga kebersihan gigi dengan menyikat gigi dua kali sehari dan dibantu dengan obat kumur, tetapi yang paling penting adalah melakukan pemeriksaan gigi pada dokter gigi sebanyak 6 bulan sekali atau dua kali dalam setahun, rajin membersihkan sela-sela gigi untuk menghilangkan sisa makanan, kotoran dan plak, serta untuk menjaga gigi agar tidak cepat rusak dan tidak merasakan nyeri pada gigi maka sebisa mungkin untuk menghindari makanan dan minuman yang manis, karena dengan mengkonsumsi makanan atau minuman yang manis maka gigi akan cepat rusak atau berlubang \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Medan<\/a><\/li>
- 14 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
Ketahui Dampak Kesehatan, Membiarkan Gigi Berlubang<\/a><\/h3>
Masih banyak masyarakat mengabaikan pentingnya menjaga kebersihan gigi dan melakukan pemeriksaan secara rutin kesehatan gigi. Hal ini rentan berdampak mebuat kamu mengalami masalah gigi berlubang. Penanganan yang baru dilakukan jika rasa nyeri sudah menyerang dan mengganggu kenyamanan beraktivitas. Ya, sakit gigi memang sangat tidak menyenangkan, terlebih jika disebabkan karena masalah gigi berlubang. \n\n Gigi berlubang rentan terjadi pada anak. Namun, masalah kesehatan gigi dan mulut ini bisa terjadi pada orang dewasa yang tidak memberikan perhatian lebih terhadap kesehatan gigi mereka. Sayangnya, gigi berlubang yang tidak segera mendapatkan penanganan atau tidak ditangani dengan benar dapat memicu infeksi pada jaringan tubuh. Jangan abaikan gigi yang berlubang, karena ini dampak yang akan kamu dapatkan. \n\n \n Nyeri yang tidak tertahankan \n \n\n Nyeri yang kamu rasakan bergantung pada seberapa besar lubang yang ada pada gigi. Bisa jadi, rasa sakitnya datang dan bertahan selama beberapa detik, kemudian menghilang. Namun, rasa sakit ini akan kembali datang dan dengan tingkat keparahan yang lebih tinggi daripada sebelumnya. Bukan tidak mungkin, rasa sakit ini menyalur hingga ke bagian kepala anda. \n\n \n Abses Gigi \n \n\n Gigi berlubang yang tidak ditangani bisa mengakibatkan terjadinya infeksi yang menyebar ke bagian jaringan lunak dari pulp, rahang, atau mulut. Infeksi yang sangat parah bisa menyebabkan munculnya abses atau kantong berisi nanah yang terlihat di sekitar gigi maupun gusi. Munculnya abses ini lebih karena adanya bakteri yang terakumulasi di dalam mulut. \n\n \n Masalah Gusi \n \n\n Gingivitis atau penyakit gusi muncul dengan gejala peradangan pada gusi yang diikuti dengan rasa nyeri hebat. Bahkan, penyakit ini bisa menyerang gusi sehat lainnya. Hal ini membuat gusi terlihat membengkak dan berwarna kemerahan, bahkan bisa mengeluarkan darah ketika kamu menyentuh atau menyikatnya. Pada kasus gigi berlubang yang parah, kamu pun bisa mengalami kondisi yang disebut periodontitis. \n\n \n Penyakit Jantung dan Stroke \n \n\n Apa hubungan antara gigi berlubang dan masalah jantung hingga stroke ? wah Ternyata, gusi yang mengalami luka memicu masuknya bakteri dimulut kedalam aliran darah, sehingga bisa mengakibatkan infeksi pada otot jantung bagian dalam . Begitu pula dengan resiko terjadinya stroke. Baik masalah jantung maupun stroke bisa berujung pada kematian, jadi benar – benar tidak boleh kamu sepelekan. \n\n \n Berpengaruh pada struktur rahang \n \n\n Gigi berlubang yang didiamkan dan tidak diobati dalam jangka waktu yang lama akan membuat infeksi yang terjadi semakin menyebar. Tidak hanya menyerang gigi sehat lainnya, infeksi ini juga bisa menyerang gusi. Tanpa adanya pengobatan, risiko terjadinya kerusakan tulang rahang pun sangat mungkin. Ini dapat terjadi apabila ada gigi ompong karena pembusukan gigi berlubang yang membuat gigi lain bergeser. Pergeseran ini memengaruhi struktur gigi dan rahang. \n\n ternyata, dampak dari gigi berlubang yang tidak segera diobati sangat membahayakan, ya? Bahkan, sampai ada yang mengancam nyawa. Inilah alasan kamu harus rutin memeriksakan kesehatan gigi, minimal setiap 6 bulan sekali, sehingga infeksi bisa dideteksi dini dan penanganan bisa dilakukan. RSU Hermina Medan memiliki dokter gigi umum dan spesialistik yang cukup lengkap, denga alat alat juga yang memadai, jadi segera bersihkan dan periksakan kesehatan gigi anda serta keluarga anda di RSU Hermina Medan. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kendari<\/a><\/li>
- 22 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
Masih Kecil Tapi Gigi Sudah Bermasalah? Simak Penjelasannya!<\/a><\/h3>
Sebagian besar orang tua yang sudah memiliki anak ada yang memperhatikan pertumbuhan gigi anak, tetapi ada juga orang tua yang cuek dalam memperhatikan kesehatan serta pertumbuhan gigi pada anaknya. Hal ini yang menyebabkan sebagian anak mengalami permasalahan pada pertumbuhan gigi. Untuk itu, para orang tua perlu mengetahui pada usia berapa anak harus memeriksakan gigi ke dokter gigi. \n\n Untuk menjawab permasalahan diatas perlu diketahui bahwa, sebaiknya anak mulai dibawa ke dokter spesialis gigi ketika anak mulai tumbuh gigi pertama atau pada saat anak usia 6 (enam) bulan. Tujuannya adalah agar orang tua mengerti bagaimana cara merawat dan membersihkan gigi anak, serta orang tua juga tau bagaimana cara mencegah munculnya permasalahan gigi. Selanjutnya, orang tua juga perlu mengetahui bahwa banyak masalah yang muncul ketia anak akan tumbuh gigi, bahkan sebelum gigi muncul pun rasa nyeri sudah ada. Hal ini berdasarkan American Academy of Pediatric Dentistry, alasannya adalah untuk memonitor tumbuh kembang gigi geligi dan rahang pada anak. Kemudian untuk mendeteksi dini adanya permasalahan pada gigi geligi dan jaringan pendukung di mulut anak. Oleh karena itu orang tua sangat perlu untuk memperhatikan pertumbuhan gigi pada anaknya, terutama pada pertumbuhan gigi geligi. \n\n Selain itu juga perlu diketahui idealnya berapa lama tenggang waktu anak harus periksa gigi ke dokter spesialis gigi yaitu dianjurkan setiap 3-6 bulan sekali. Yang bertujuan untuk menghindari masalah pertumbuhan gigi pada anak. Karena jika tidak maka akan muncul permasalahan gigi pada anak seperti keterlambatan pertumbuhan gigi anak. Kemudian, gigi anak berlubang dan gusi meradang. Selanjutnya ada juga permasalahan pada susunan gigi yang tidak rapih, sehingga gigi anak akan terlihat berjejal. Oleh karena itu, untuk menghindari hal tersebut orang tua harus memperhatikan pertumubuhan gigi dan kesehatan gigi pada anak, agar gigi anak dapat tumbuh dengan rapih dan terhindar dari permasalahan gigi yang sering muncul pada anak. \n\n Nah itulah informasi seputar permasalah pada gigi, jika sahabat hermina mempunyai keluhan seputar kesehatan, segera konsultasikan ke Dokter Spesialis di RSU Hermina Kendari. Sahabat hermina juga dapat membuat janji dengan dokter spesialis menggunakan aplikasi Halo Hermina Mobile App, bisa didapatkan melalui Play Store dan App Store \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mutiara Bunda Salatiga<\/a><\/li>
- 07 Maret 2022<\/li><\/ul><\/div>
Cara Atasi Gigi Ngilu <\/a><\/h3>
Mempunyai gigi sensitif kadang sangat mengganggu. Ngilu dan nyut-nyutan tajam yang timbul saat sedang menikmati makanan dapat membuat Anda merasa sangat tidak nyaman. \nBahkan, nyeri yang timbul bisa dirasakan berjam-jam setelah makan. \n\n sensitivitas disebabkan oleh lapisan tengah gigi (dentin) yang sangat lembut terpapar berbagai hal dari lingkungan luar. Padahal, dentin seharusnya terlindungi oleh enamel gigi. \n\n Ketika lapisan terluar gigi atau enamel gigi menipis, \ndentin akan terekspos udara serta suhu dari luar sehingga gigi mudah terasa ngilu. \n\n Biasanya Anda akan merasakan ngilu pada gigi saat makan es krim atau hanya sekadar minum minuman dingin lainnya. \nTerkadang sensasi ngilu juga muncul saat makan atau minum yang panas. Rasa ngilu dapat datang dan pergi, kadang juga terasa tidak tertahankan. \n\n Anda bisa mengurangi dan menangani gigi sensitif mulai dari mengubah kebiasaan sehari-hari. \nSimak cara mengatasi juga mengobati gigi ngilu atau sensitif di bawah ini. \n\n 1. Sikat Gigi dengan Benar \n\n Apakah Anda sudah menyikat gigi dengan cara yang tepat? Misalnya, menggosok gigi dengan teratur, \nyaitu dua kali dalam sehari, pagi sesudah sarapan dan malam sebelum tidur. \n Tidak cukup sampai di situ saja, gunakan pula teknik menyikat gigi yang benar untuk membersihkan seluruh bagian gigi dan mulut. \n\n Sikat dengan lembut dan hati-hati di sekitar garis gusi sehingga Anda tidak menghilangkan jaringan pada gusi. \nMenyikat gigi dengan keras dapat membuat lapisan enamel menjadi tipis, sehingga sensitivitas gigi Anda meningkat. \n\n Pegang sikat gigi Anda pada sudut 45 derajat. \nSikat perlahan dengan gerakan melingkar. \n\n Sebaiknya, disarankan juga untuk Anda menggunakan jenis sikat gigi berbulu lembut untuk mengurangi risiko gigi ngilu atau sensitif. \n\n Anda pun juga bisa menggunakan bantuan benang gigi untuk menjangkau kotoran sisa makanan yang sulit dijangkau menggunakan sikat gigi. \n\n 2. Gunakan Pasta Gigi Khusus \n\n Anda juga bisa menggunakan pasta gigi untuk gigi sensitif yang mengandung fluoride. \nPasta gigi yang dirancang khusus untuk gigi sensitif mengandung bahan aktif yang disebut dengan potasium nitrat. \n\n Kandungan tersebut membantu untuk menghalangi tubulus kecil di dentin yang sensitif. \nTidak hanya itu saja, pasta gigi ini mengandung senyawa yang membantu menghalangi penyebaran sensasi dari permukaan gigi ke saraf. \n\n Biasanya membutuhkan beberapa kali penggunaan sebelum sensitivitas gigi berkurang. \nSetelah beberapa kali penggunaan, pasta gigi dapat menghilangkan rasa nyeri yang berhubungan dengan gigi sensitif. \n\n Jika Anda menggunakannya secara teratur, pasta gigi merupakan salah satu cara paling tepat dalam mengobati gigi ngilu atau sensitif jangka panjang. \n\n 3. Hindari Makanan dan Minuman Asam \n\n Makanan atau minuman asam dapat mengikis lapisan enamel sehingga gigi makin sensitif. \nSebaiknya mulai batasi konsumsi makanan dan minuman asam untuk mengurangi risiko gigi ngilu atau sensitif. \n\n Jangan lupa untuk menyikat gigi Anda 20 menit kemudian setelah memakan makanan asam sebagai cara mengatasi gigi yang ngilu. \nJika jarak waktunya kurang dari 20 menit atau Anda langsung menyikat gigi, justru hal itu dapat menyakiti enamel Anda. \n\n Apakah Anda mempunyai kebiasaan menggertakkan gigi saat tidur di malam hari? Nah, ternyata, \nkebiasaan ini dapat mengikis enamel serta menjadikan gigi jadi lebih sensitif. \n\n 4. Menggunakan pelindung gigi. \n\n Maka dari itu, menggunakan pelindung gigi dapat Anda lakukan sebagai \ncara mengatasi gigi ngilu juga sensitif akibat kebiasaan menggeretakan gigi. \n\n \nlakukan secara rutin, rasa ngilu pada gigi dapat berkurang. Namun, \ntetap periksakan kesehatan gigi dan mulut sahabat ke dokter gigi minimal sekali setiap 6 bulan, ya, Sahabat Hermina Salatiga. \n \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Palembang<\/a><\/li>
- 01 Desember 2021<\/li><\/ul><\/div>
Apa itu Gigi Impaksi ?<\/a><\/h3>
\n \n Gigi impaksi atau gigi terpendam merupakan keadaan dimana gigi geligi yang tumbuh tidak memiliki cukup ruang untuk tumbuh sehingga erupsi normalnya terhalang atau terhambat di dalam gusi dan tidak dapat keluar dengan sempurna serta tidak mencapai oklusi normal di dalam susunan gigi-geligi lain yang telah erupsi. Impaksi dapat terjadi pada gigi seri, gigi taring, gigi geraham kecil dan yang paling sering terjadi ialah impaksi pada gigi geraham bungsu. \n\n Terdapat beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebab terjadinya impaksi gigi geraham bungsu. Pada prinsipnya, masalah impaksi timbul karena ketidaksesuaian antara ukuran serta bentuk gigi dan rahang, bisa disebabkan oleh kemungkinan rahang yang terlalu kecil sehingga tidak tersedianya cukup tempat untuk erupsi akibat mandibula yang sempit, jaringan sekitarnya terlalu padat, adanya retensi gigi susu berlebihan, serta tanggalnya gigi susu yang terlalu awal. \n\n Ukuran rahang yang terlalu kecil bisa jadi diakibatkan oleh perubahan pola makan. Seperti yang kita ketahui, di zaman sekarang masyarakat cenderung menyantap makanan-makanan lunak, sehingga kurang merangsang pertumbuhan tulang rahang. Makanan lunak yang mudah ditelan menjadikan rahang tidak aktif mengunyah, sedangkan makanan yang mengandung serat tinggi memerlukan kekuatan rahang untuk dikunyah lebih lama. Proses pengunyahan yang lebih lama justru menjadikan rahang berkembang lebih baik. \n\n Biasanya gigi geraham bungsu akan tumbuh pada usia 16 – 25 tahun. Gigi geraham bungsu yang tumbuh secara normal dan tidak menimbulkan keluhan apapun tidak perlu dicabut. Berbeda jika gigi tersebut mengalami impaksi dan menimbulkan keluhan, maka perlu dilakukan pencabutan untuk mencegah komplikasi lain yang mungkin timbul akibat dari impaksi. \n\n Keluhan yang paling sering timbul dan menjadi tanda-tanda impaksi gigi geraham bungsu antara lain: \n\n 1. Rasa sakit atau perih di bagian gigi geraham, tak jarang juga disertai sakit kepala. \n\n 2. Pembengkakan disekitar rahang dan warna kemerahan pada gusi disekitar gigi yang diduga impaksi. \n\n 3. Bau pada mulut. \n\n 4. Rasa nyeri pada pundak, nyeri pada saat buka tutup mulut dan telinga berdengung. \n\n 5. Gigi berjejal/crowded teeth yang merusak penampilan karena susunan gigi menjadi berjejal diakibatkan terdesak gigi yang impaksi. \n\n 6. Kerusakan gigi geraham kedua akibat desakan gigi geraham ketiga dan penumpukan makanan di celah antar gigi tersebut. Apabila kerusakan geraham kedua cukup parah maka harus di lakukan pencabutan. \n\n \n\n Pencabutan tentunya merupakan solusi terbaik untuk menangani gigi yang impaksi, untuk mencegah beragam komplikasi seperti penyakit periodontal, peradangan pada gusi di sekitar gigi bungsu, gigi berlubang, mencegah kista odontogenik dan tumor, serta menghilangkan rasa sakit yang timbul. \n\n Pencabutan gigi impaksi tidak sama dengan pencabutan biasa, karena melalui serangkaian prosedur operasi bedah gigi dan mulut atau yang lebih dikenal dengan istilah Odontectomy. Prosedur ini biasanya dilakukan oleh dokter gigi khusus yang kompeten dalam bidang Bedah Gigi dan Mulut, dalam hal ini merujuk kepada Dokter gigi spesialis bedah mulut, karena diperlukan tindakan operasi kecil seperti membuka sebagian gusi dan atau membuang sedikit struktur tulang yang masih menutupi seluruh maupun sebagian gigi geraham bungsu yang impaksi. Durasi pencabutan gigi geraham bungsu terbilang relatif singkat, sekitar 30 menit hingga 2 jam, tergantung dari posisi gigi dan apa saja tindakan yang diperlukan. \n\n Meskipun pencabutan melalui pembedahan merupakan rekomendasi untuk menangani gigi impkasi, tidak semua pasien dengan gigi impaksi dapat menjalani prosedur Odontectomy, terutama pada pasien berusia lanjut, pasien dengan riwayat penyakit sistemik tertentu, serta daerah sekitar gigi impaksi yang berpotensi mengalami kerusakan jika dilakukan pembedahan. \n\n \n \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Medan<\/a><\/li>
- 16 September 2021<\/li><\/ul><\/div>
Tanda-tanda Gigi Anak Mulai Bermasalah<\/a><\/h3>
Gigi geligi berperan penting dalam mendukung kesehatan seorang anak. Anak yang memiliki gigi yang rusak atau berlubang akan menyebabkan timbulnya sakit gigi, sehingga akan mengganggu aktifitas keseharian anak. Seorang anak akan sering menangis pada waktu makanan masuk kedalam lubang pada gigi, terbangun waktu tengah malam bahkan anak tidak masuk sekolah karena sakit gigi. Kondisi ini dapat memengaruhi kualitas hidup seorang anak. Oleh sebab itu, Ayah dan Bunda harus memperhatikan kesehatan buah hatinya sejak gigi anak mulai tumbuh. \n\n Bagaimana kita dapat mengetahui bahwa gigi seorang anak sehat atau bermasalah? Hal ini penting untuk diketahui oleh Ayah dan Bunda, sehingga apabila terdapat kondisi gigi anak mulai bermasalah, dapat segera memeriksakan ke praktik Dokter Gigi \n\n Tanda-tanda Gigi Anak Mulai Bermasalah \n\n \n Gigi yang sehat terlihat berwarna putih bersih tanpa ada bercak-bercak keputihan/kecoklatan atau berlubang \n Apabila pada gigi anak mulai terlihat adanya bercak-bercak keputihan, hal ini menandakan gigi anak mulai mengalami proses kerusakan dini yang sering disebut dengan white spot. Pada kondisi ini telah terjadi pelunakan pada email gigi, akibat ion kalsium dan phospat pada gigi mulai banyak yang hilang atau dikenal dengan sebutan demineralisasi. Ayah dan Bunda tidak perlu kuatir karena keadaan ini masih dapat kembali normal, apabila anak segera diperiksakan ke praktik Dokter Gigi untuk dapat diberikan penguat gigi berupa fluor dan pasta yang mengandung kalsium dan phospat agar email gigi yang tadinya lunak dapat kuat kembali. \n Namun apabila keadaan gigi dengan white spot dibiarkan tanpa adanya perawatan, makan kerusakan email gigi akan berlanjut dan mengakibatkan gigi berlubang. Pada tahap ini seorang anak masih belum mengeluhkan sakit gigi. Namun bila Ayah dan Bunda perhatikan maka terlihat gigi sudah mulai berubah. Gigi sudah terlihat berubah warna menjadi kecoklatan dan mulai terdapat lubang. Karena anak belum mengeluh sakit gigi, biasanya Ayah dan Bunda tidak terlalu memperhatikannya dan merasa belum perlu memeriksakannya ke praktik Dokter Gigi. Namun pendapat ini tidak benar, kondisi yang dialami gigi anak pada tahap ini sebaiknya dilakukan perawatan oleh Dokter Gigi berupa menambal gigi. \n Apabila gigi berlubang pada email tidak dirawat, maka lubang gigi anak akan semakin meluas. Anak mulai merasa sakit gigi. Hal ini disebabkan lubang pada gigi anak sudah mengenai lapisan dentin gigi. Dentin berhubungan erat dengan pulpa gigi yang memiliki saraf gigi. Sehingga anak akan mengeluh sakit gigi atau rasa ngilu pada saat minum dan makan yang dingin atau yang manis-manis. Keadaan sakit ini akan hilang apabila rangsangan dingin atau manis tersebut hilang. \n Bila lubang pada area dentin gigi tidak dilakukan perawatan berupa penambalan gigi, maka lubang pada gigi akan terus meluas ke area pulpa gigi. Pada tahap ini, anak akan mengeluh rasa sakit gigi yang hebat apabila terdapat makanan atau minuman dingin yang masuk/mengenai lubang gigi. Bahkan sakit gigi dapat dirasakan secara tiba-tiba, tanpa adanya stimulus dari makanan ataupun minuman. Kualitas tidur anak akan terganggu akibat sakit gigi yang dirasakannya. Pada tahap ini lubang gigi sudah tidak bisa langsung di tambal, namun harus dilakukan perawatan saluran akar/pulpa gigi terlebih dahulu. \n Apabila perawatan saluran akar juga tidak dilakukan, maka gusi anak dapat mengalami pembengkakan, bahkan pembengkakan dapat terlihat pada pipi atau area di bawah mata anak. Kondisi ini disebut sebagai "abses gigi" dan gigi telah mengalami kondisi non vital/mati. Perawatan gigi pada tahap ini menjadi lebih kompleks dan bahkan gigi dapat dicabut karena sudah tidak dapat diselamatkan. \n \n\n Oleh karena itu, agar gigi anak tetap sehat dan terjaga, maka Ayah dan Bunda harus memeriksakan gigi anak sedini mungkin ke praktik Dokter Gigi. Yuk buat janji dengan Dokter Spesialis Gigi Anak https://www.herminahospitals.com/id/doctors/drg-essie-octiara-sp-kga \n\n Referensi: \n\n \n http://pocketdentistry.com/decay-in-baby-teeth/ \n Caufiel PW. Caries in the primary dentition: a spectrum disease of multifactorial. http://ada.org/-/media/ADA \n What is Early Childhood caries. http://preventionofdentalcaries.weebly.com \n Begzati et.al. ECC-Etiology, clinical consequences and prevention.htp://intechopen.com \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Serpong<\/a><\/li>
- 14 September 2021<\/li><\/ul><\/div>
Gigi berlubang hingga sakit berdenyut?<\/a><\/h3>
Lubang pada gigi bisa sangat menyakitkan, jika diikuti dengan rasa senut-senut atau berdenyut. Sakit gigi yang berdenyut-denyut biasanya menandakan adanya gigi yang berlubang atau infeksi pada mulut. \nKebanyakan kasus yang terjadi, sakit gigi berdenyut ini disebabkan lubang gigi yang terlalu dalam atau abses. Diagnosis penyebab sakit gigi berdenyut tidak dapat dilakukan apabila hanya berdasarkan gejalanya saja. \nOleh sebab itu, penting untuk memeriksakan keluhan sakit gigi yang terasa senut-senut ini ke dokter untuk dapat mengatasinya segera mungkin. \n\n Karies atau gigi berlubang. \nGigi memiliki 3 lapisan \nYaitu \n- email (lapisan terluar) \n- Dentin (tengah) \n- Pulpa/syaraf (bagian dalam) \n\n Karies gigi mengacu pada kerusakan pada lapisan tersebut. Kerusakan yang terjadi pada lapisan dentin biasanya akan menyebabkan gigi ngilu bila terkena air es atau makanan manis. Sedangkan Lubang gigi yang berdenyut-denyut atau terasa senut-senut, juga mungkin tanda kerusakan gigi yang mungkin telah mulai melukai saraf (pulpa) dan menyebabkan rasa sakit berdenyut spontan. \nDokter gigi dapat merawat karies dan gigi berlubang, tingkat kerusakan akan menentukan jenis perawatan yang tepat. \nJika sudah cukup dengan ditambal, maka dokter tidak akan melakukan perawatan lainnya. Namun, jika kerusakan sudah mencapai pulpa/syaraf mungkin akan membutuhkan prosedur perawatan saluran akar/endodontic treatment. \n\n Infeksi gigi \nSakit gigi senut-senut atau berdenyut juga bisa diakibatkan karena infeksi pada gigi yang berlubang , sehingga menimbulkan gejala lain termasuk bengkak pada wajah. \nInfeksi ini muncul saat Anda mungkin tidak segera mencari pengobatan untuk keluhan gigi berlubang yang parah. \nDalam kebanyakan kasus, biasanya dokter akan meresepkan antibiotik, serta pengobatan untuk penyebab yang mendasari. Bila perlu dilakukan tindakan atau prosedur medis lainnya seperti pencabutan gigi. \n\n Agar gigi tetap sehat \nJadi apa yang perlu anda lakukan untuk mencegah gigi berlubang? \nJaga kebersihan gigi dan mulut: \n- sikat gigi minimal 2x sehari saat bangun pagi dan sebelum tidur malam. \n- Berkumur air putih setelah makan/minum yang manis. \n- Pakai benang gigi untuk membersihkan sela-sela gigi. \n- Kontrol rutin ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali. \n\n Nah bagi sahabat hermina jangan ragu untuk konsultasikan segra kesehatan giginya di rs hermina serpong untuk mempermudah layanan sahabat hermina bisa daftar online terlebih dahulu melalui \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Medan<\/a><\/li>
- 02 September 2021<\/li><\/ul><\/div>
Apa Yang Harus Dilakukan Bila Mengalami Sakit Gigi Di Masa Pandemi COVID-19<\/a><\/h3>
\n\n Pandemi COVID-19 telah berlangsung selama lebih dari satu tahun dan telah banyak mengubah hidup penduduk dunia. Perubahan gaya hidup bersih dan sehat terus ditingkatkan. Kondisi pandemi saat ini umumnya membuat masyarakat menjadi kuatir untuk datang ke Klinik Gigi dan Mulut guna melakukan pemeriksaan dan perawatan kesehatan gigi dan mulut. \n\n Sakit gigi merupakan salah satu masalah kesehatan yang dapat mengganggu aktivitas keseharian seseorang. Sakit gigi adalah suatu kondisi ketika muncul rasa nyeri di dalam atau di sekitar gigi dan rahang, dengan tingkat keparahan nyeri yang bervariasi mulai dari ringan hingga berat. Sakit gigi bisa terasa secara terus menerus, bisa juga hilang-timbul. \n\n \n\n Beberapa penyebab timbulnya sakit gigi antara lain : \n\n \n Karies Gigi \n \n\n Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur jaringan keras gigi. Penyakit ini ditandai dengan gigi berlubang. Karies gigi berkembang saat bakteri di dalam mulut menghasilkan asam yang akan merusak jaringan enamel gigi. Makanan yang mengandung gula, karbohidrat dan dengan kandungan asam yang tinggi dapat meningkatkan risiko terbentuknya karies gigi. Bila tidak dirawat, karies akan semakin besar dan berinfiltrasi ke lapisan dalam dan mengakibatkan timbulnya sensitivitas gigi dan penyakit pulpa sehingga perawatan karies bervariasi tergantung dari besarnya dan kedalaman karies sendiri. \n\n \n Penyakit Periodontal \n \n\n Bakteri di dalam mulut membentuk kantung (pocket) dibawah garis gusi (gingiva line) akan menyebabkan terjadinya resesi atau penurunan gusi yang melemahkan sistem fungsional jaringan yang mengelilingi gigi dan melekatkan pada tulang rahang (periodontal) dan tulang. Bila penyakit periodontal tidak dirawat maka dapat menimbulkan sakit gigi, bau mulut, peningkatan karies serta gigi menjadi goyang. \n\n \n Abses Periodontal \n \n\n Luka yang timbul akibat infeksi bakteri (abses) dapat terjadi saat bakteri dalam mulut masuk ke dalam pembuluh darah dan menyebabkan peradangan/inflamasi serta infeksi di dalam jaringan pada bagian ujung akar gigi (periapikal). \n\n \n Gigi Patah (Cracked teeth) \n \n\n Kerusakan gigi akibat tekanan gigitan yang berlebihan serta mengunyah makanan yang terlalu keras dapat menyebabkan sakit gigi, sehingga apabila terjadi gigi patah dan harus dievaluasi langsung oleh dokter gigi untuk mencegah bakteri berpenetrasi ke dalam lapisan pembuluh darah. \n\n \n\n Apa yang harus kita lakukan saat sakit gigi pada masa pandemi COVID-19? Apakah aman untuk mengunjungi dokter gigi? \n\n Hal tersebut seringkali menjadi pertanyaan pada pasien dan sekaligus menjadi kekuatiran dari pasien. \n\n Berikut beberapa tips untuk menjaga kesehatan gigi pada masa pandemi COVID-19, antara lain: \n\n \n Menyikat gigi secara teratur \n \n\n Waktu yang paling tepat untuk menyikat gigi adalah di pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur untuk membersihkan sisa plak dan makanan. Sebaiknya tunggu selama 30 (tiga puluh) menit setelah selesai makan sebelum menyikat gigi. \n\n \n Sikat gigi perlu diganti setiap 2 - 3 bulan. Dianjurkan untuk menggunakan sikat gigi dengan bulu sikat yang halus dan hindari penggunaan sikat gigi bersama. \n Menyikat gigi dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride. \n Menggunakan dental floss (benang gigi) untuk flossing daerah sela-sela gigi secara rutin, untuk mengurangi jumlah plak dan bakteri penyebab gigi berlubang. \n Berkumur dengan obat kumur secara rutin dapat membantu membersihkan dan mengurangi bau mulut. \n Mengurangi konsumsi gula dan asam secara berlebihan. \n Melakukan pemeriksaan secara rutin ke dokter gigi minimal setiap 6 (enam) bulan. \n Bila terdapat keluhan, dapat langsung mengunjungi dokter gigi \n \n\n \n\n Walaupun pada umumnya kondisi sakit gigi tidak sampai mengancam nyawa, namun sebaiknya segera diperiksakan ke dokter gigi untuk mendapatkan perawatan dan pengobatan. \n\n Rumah Sakit Umum Hermina Medan telah menerapkan protokol pencegahan penularan COVID-19 di seluruh area rumah sakit, sehingga tidak perlu kuatir untuk datang mengunjungi dokter gigi. \n\n Jika Anda mempunyai keluhan pada kesehatan gigi, dapat konsultasikan dengan Dokter Spesialis Konservasi Gigi di RSU Hermina Medan \n\n \n\n Beberapa sumber : \n\n Shenuka S. 2020. Public Oral Health During COVID-19: Time for Reflection And Action. Front Medicine \n\n World Health Organization 2020. Oral Health. (2020). Available online at : http://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/oral-health. \n\n Brian Z. Weintraub A J. 2020. Oral Health and COVID-19 : Increasing teh Need for Prevention and Access. Prev Chronic Dis August 27:17:E93 \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 02 September 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 14 September 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 16 September 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 01 Desember 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 07 Maret 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 22 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 14 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 29 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>