- Hermina Jatinegara<\/a><\/li>
- 04 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>
Ingin Mata Selalu Sehat? Berikut Tipsnya!<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, mata adalah salah satu organ yang sangat penting bagi manusia. Menjaga kesehatan mata dapat menghindarkan Anda dari berbagai risiko penyakit mata hingga hilangnya penglihatan. \n\n Mata lelah biasanya ditandai dengan pegal di sekitar mata dan terasa kering hingga penglihatan menjadi buram pada beberapa orang. Selain mata lelah, masih banyak lagi gangguan pada mata yang bisa muncul apabila Anda tidak memperhatikan atau menjaga kesehatan mata dengan baik. \n\n Agar penglihatan mata tetap baik, Sahabat Hermina dapat melakukan tips berikut ini: \n\n \n Jaga Pola Makan \n \n\n Asupan makanan sehari-hari ternyata bisa memengaruhi kesehatan mata. Agar indera penglihatan ini selalu sehat, cobalah untuk rutin mengonsumsi banyak makanan yang mengandung vitamin C dan E, asam lemak omega-3, zat besi, dan lutein. Berbagai nutrisi tersebut bisa didapatkan dengan mengonsumsi banyak sayuran berdaun hijau, salmon, tuna, telur, kacang-kacangan, dan jeruk. \n\n \n Beri Mata Waktu untuk Beristirahat \n \n\n Menatap layar komputer atau laptop yang terlalu lama juga bisa meningkatkan risiko kerusakan pada mata. Hal ini bisa menyebabkan mata kering dan tegang, pandangan menjadi kabur, nyeri leher, sakit kepala, sakit pada bahu dan punggung, serta sulit fokus menatap kejauhan. Untuk mencegahnya, terapkan aturan 20-20-20, yaitu setiap 20 menit, alihkan pandangan sejauh 20 kaki (sekitar 6 meter) selama paling tidak 20 detik. \n\n \n Rajin Olahraga \n \n\n Olahraga dapat mengurangi risiko kehilangan penglihatan akibat tekanan darah tinggi, diabetes, dan kadar kolesterol yang tinggi. \n\n \n Periksakan Kesehatan Mata Secara Berkala \n \n\n Rutin melakukan pemeriksaan pada mata dapat menjadi cara terbaik untuk mencegah kerusakan. Sebab, pemeriksaan mata bisa memantau kondisi bagian tersebut dan gangguan atau masalah kesehatan yang muncul dapat segera dideteksi. Disarankan bagi orang yang berusia lanjut ataupun muda, baik pria maupun wanita harus rutin memeriksakan mata ke dokter spesialis mata sekurang-kurangnya 2 tahun sekali. Orang dewasa yang sudah berumur lebih dari 40 tahun disarankan untuk memeriksakan mata setahun sekali. Hal ini dapat berguna untuk mencegah penyakit mata yang berkaitan dengan bertambahnya usia, seperti degenerasi makula, glaukoma, dan katarak. \n\n Sedangkan, kesehatan mata pada anak-anak harus diperiksa setidaknya dua tahun sekali untuk mendeteksi masalah penglihatan yang mungkin dapat memengaruhi kemampuan belajarnya. Anak-anak tidak perlu harus sudah bisa membaca untuk melakukan pemeriksaan mata. \n\n \n Memakai Kacamata Hitam Saat Beraktivitas di Luar Ruangan \n \n\n Sinar UV dari matahari juga bisa menyebabkan mata rusak. Salah satu cara untuk menjaga kesehatan mata adalah dengan menggunakan kacamata hitam saat melakukan kegiatan di luar ruangan yang terkena banyak paparan sinar matahari. Penggunaan kacamata hitam dapat melindungi mata dari paparan sinar ultraviolet (UV) secara langsung. Penggunaan kacamata hitam mampu menghadang sinar UVA dan sinar UVB. Hal serupa juga berlaku pada lensa kontak yang Anda gunakan. Agar mata semakin terjaga, pilihlah lensa kontak yang mampu memberi perlindungan dari sinar UV. \n\n Nah Sahabat Hermina, yuk mulai rajin untuk periksakan kesehatan mata agar terhindar dari penyakit mata yang dapat menghilangkan kemampuan penglihatan Anda. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 25 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
Jarang diketahui, ini Bahaya Mengucek Mata<\/a><\/h3>
Seringkali kita kita mengucek mata secara sadar maupun tidak sadar ketika mata terasa gatal, mengucek mata seperti sudah menjadi salah satu kegiatan yang wajar dilakukan, namun tahukah Sahabat Hermina mengucek mata ternyata dapat mengakibatkan kondisi serius salah satunya adalah infeksi. \n\n Infeksi mata merupakan suatu kondisi mata menjadi merah, bengkak, berair yang disebabkan oleh mikrobiologi yang terpapar pada mata seperti virus, bakteri dan jamur. \n\n Konjungtivitis (mata merah muda atau merah) merupakan infeksi mata yang paling sering terjadi. Ini adalah peradangan konjungtiva dan bagian dalam permukaan kelopak mata, biasanya akibat infeksi virus atau bakteri. konjungtivitis juga dapat terjadi dikarenakan kondisi alergi. \n\n \n Viral Konjungtivitis (berhubungan dengan Daya Tahan Tubuh), penyembuhannya bisa lebih cepat \n Bacterial Konjungtivitis \n \n\n \n Disebabkan karena bakteri, proses radangnya lebih agresif karena dapat merusak kornea sehingga dapat mengancam terjadinya kebutaan. \n Gonorrhea (GO) Konjungtivitis diakibatkan STD (sexual transmitted disease) sering terjadi pada mata bayi baru lahir yang lahir secara spontan melalui intravaginal. GO konjungtivitis juga sering menginfeksi mata orang dewasa yang sering melakukan hub sexual yang tidak sehat/sering bergonta ganti pasangan. \n \n\n \n Allergic Konjungtivitis \n \n\n \n Keratitis merupakan infeksi mata yang cukup serius pada bagian kornea karena dapat mengakibatkan kebutaan. Saat ini keratitis (peradangan pada kornea) sering disebabkan dari pemakaian dan perawatan lensa kontak yang kurang baik, hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi kornea, Trauma pada mata akibat benda yang kotor seperti tanaman, batu, tanah dan lainnya dapat menyebabkan infeksi yang berat pada mata. \n Bintil di tepi kelopak mata juga merupakan bentuk infeksi lainnya yang sering terjadi akibat infeksi folikel rambut di bulu mata. Umumnya terlihat seperti jerawat atau bisul kecil. Jika infeksi lebih parah/meluas, maka kondisi ini disebut blefaritis, atau infeksi kelopak mata. \n \n\n \n\n Gejala Infeksi Mata \n\n Penderita mungkin mengalami salah satu atau lebih dari gejala berikut ini: \n\n \n Mata merah \n Kotoran pada mata (mata berair, berlendir, dapat disertai darah dan nanah) \n Mata tidak nyaman/sakit \n Mata terasa seperti terdapat benda asing \n Mata bengkak atau pembengkakan di daerah sekitar mata \n Mata sulit dibuka \n Gatal yang terus menerus \n Penglihatan buram \n \n\n \n\n Apakah Infeksi pada mata berbahaya? \n\n \n Jika dibiarkan infeksi pada mata dapat menyebar dengan cepat dan bisa menyebabkan kebutaan jika kerusakan akibat infeksi sudah parah. \n Jika infeksi yang berat pada mata menyebar ke sistem saraf otak dapat menyebabkan meningitis (infeksi radang otak) yang dapat mengancam jiwa \n Jika infeksi mengancam terjadinya PERFORASI Pada mata/ Kebocoran isi bola mata/ pecahnya isi bola mata maka dokter spesialis mata akan melakukan tindakan penambalan lapisan yang bocor (jika masih memungkinkan) hingga operasi pengangkatan isi bola mata jika sudah terjadi infeksi yang sangat berat sehingga dapat mengancam jiwa. \n \n\n \n\n Bagaimana Pengobatannya? Apakah dapat sembuh total? Ataupun berulang \n\n \n Penderita / pasien sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter spesialis mata untuk menentukan penyebab infeksi matanya agar memperoleh saran serta pengobatan yang terbaik. Pengobatan umumnya mencakup pemakaian obat tetes antibiotik, salep mata antibiotik hingga antibiotik oral disesuaikan dengan beratnya infeksi pada mata. \n Jika infeksinya ringan dapat sembuh total \n Jika infeksinya berat jika sembuh dapat meninggalkan jaringan parut/bekas luka yang bisa mengganggu tajam penglihatan hingga kebutaan. \n Dapat berulang jika mengalami infeksi kembali. \n \n\n \n\n Bagaimana Mencegah Infeksi pada Mata ? \n\n \n Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang mata atau muka \n Hindari pemakaian bersama make up mata dengan orang lain dan memperhatikan kondisi expired-date make up mata (ganti minimal 6 bulan sekali) \n Merawat lensa kontak dengan baik dan jangan berbagi peralatan lensa kontak, tempat atau cairan pencuci dengan orang lain \n Apabila Anda terkena infeksi mata, hindari menggunakan make up mata atau memakai lensa kontak sampai infeksi sembuh. \n Hindari berbagi handuk, sprei, bantal atau sapu tangan. \n Cegah paparan mata terhadap air yang terkontaminasi \n Menggunakan kacamata renang saat berenang sebagai pelindung Mata \n \n\n Jika sahabat Hermina mengalami dan merasakan gejala-gejala di atas dengan intensitas yang cukup mengganggu aktivitas, segera konsultasikan kondisi Sahabat Hermina dengan Dokter Spesialis Mata di RS Hermina terdekat, atau melakukan konsultasi secara online melalui aplikasi Halo Hermina. \n\n \n\n Referensi : https://herminahospitals.com/id/articles/waspada-mengucek-mata-dapat-menyebakan-infeksi-pada-mata.html \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kendari<\/a><\/li>
- 04 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
Bahaya Screen Time Berkepanjangan<\/a><\/h3>
Teknologi berubah sangat pesat beberapa tahun terakhir, penggunaan perangkat elektronik tidak lagi dianggap sebagai barang mewah namun sudah menjadi gaya hidup setiap orang. Hal ini sejalan dengan kebutuhan manusia yang semakin meningkat, oleh karena itu teknologi harus selalu berkembang untuk memudahkan setiap orang dalam memenuhi kebutuhannya, termasuk kebutuhan akan hiburan dan rekreasi. Tentunya penggunaan TV, komputer, laptop, smartphone dan gadget lainnya yang terhubung dengan internet merupakan hiburan yang mudah diakses dan dapat memberikan informasi yang diperlukan dalam waktu singkat. \n\n Pengenalan gadget kepada anak tentunya merupakan suatu hal yang tidak bisa dihindari di era teknologi yang serba cepat saat ini, terutama karena rasa ingin tahu anak. Namun, menggunakan gadget terlalu dini atau menghabiskan terlalu banyak waktu di depan layar jelas bukan hal yang baik, bahkan kekhawatiran bisa berdampak buruk pada anak. Oleh karena itu, orang tua harus mengetahui pedoman mengalokasikan waktu layar untuk anak. \n\n Dampak negatif akibat durasi screen time berkepanjangan, yaitu: \n\n • Rabun jauh/mata minus \n\n • Mata kering \n\n • Kurang kontak sosial dengan teman \n\n • Perubahan perilaku \n\n Dampak screen time yang tinggi dapat memengaruhi kesehatan mata, salah satunya keluhan mata kering. Hal ini adalah salah satu gejala yang paling banyak dikeluhkan bagi setiap orang, berikut gejala mata kering yang perlu kita ketahui: \n\n • Kering \n\n • Rasa berpasir pada mata \n\n • Rasa panas atau gatal \n\n • Sensasi benda asing \n\n • Nyeri dan mata kemerahan \n\n Beberapa cara mengatur screen time yang benar dan bijak: \n\n • Batasi akses media sosial 30-60 menit per hari \n\n • Menghabiskan 3-4 jam per hari tanpa screen time \n\n • Hindari screen time setidaknya satu jam sebelum tidur \n\n • Mengistirahatkan mata setiap 20 menit \n\n • Pasang batas screen time sendiri \n\n Cara mengatur lama penggunaan gadget berdasarkan usia \n\n • Usia 0-2 Tahun \n\n Sama sekali tidak direkomendasikan \n\n • Usia 2-3 Tahun \n\n 30 menit perhari dengan konten edukatif \n\n • Usia 3-5 Tahun \n\n Tidak lebih dari 1 jam perhari \n\n • Usia > 5 Tahun \n\n Maksimal 2 jam perhari \n\n • Remaja & Dewasa \n\n Maksimal 4 jam perhari \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pekalongan<\/a><\/li>
- 31 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
5 Cara Mengatasi Mata Minus pada Anak <\/a><\/h3>
Tahukah Sahabat Hermina, era digitalisasi secara tidak langsung dapat berpengaruh pada kesehatan, salah satunya adalah keluhan mata minus. Mata minus dapat terjadi pada siapa saja, termasuk anak-anak. Namun, mata minus pada anak kerap kali sulit terdeteksi atau tersamar dengan kondisi lain dikarenakan anak tidak memberitahukan dengan jelas tentang keluhannya. Padahal, mata minus dapat mengganggu aktivitas sehari-harinya, terlebih dalam kegiatan belajar. \n\n Mata minus atau rabun jauh merupakan salah satu gangguan kesehatan mata yang menyebabkan seseorang tidak bisa melihat objek jarak jauh dengan jelas. Mata minus pada anak diketahui berkaitan dengan beberapa faktor, seperti keturunan, kebiasaan membaca buku terlalu dekat, atau sering main gadget untuk waktu yang lama. \n\n Gejala Mata Minus pada Anak \n\n Beberapa anak mungkin tidak mengeluh atau bahkan tidak menyadari adanya gejala mata minus pada dirinya. Nah, hal inilah yang menyebabkan kondisi tersebut sulit terdeteksi. Padahal, mata minus pada anak bisa menyebabkan penurunan prestasi anak di sekolah, terlebih jika ia duduk di bagian belakang kelas dan jauh dari papan tulis. Oleh sebab itu, orang tua atau pengasuh di rumah perlu mengetahui apa saja gejala mata minus pada anak, sehingga bila terjadi, kondisi tersebut bisa segera ditangani. \n\n Di bawah ini adalah beberapa gejala mata minus pada anak yang patut diwaspadai: \n\n \n \n Anak mengeluh sulit melihat benda yang jauh \n \n \n Anak kesulitan atau sering salah membaca tulisan pada benda yang jauh, seperti papan tulis \n \n \n Anak terlihat sering menonton televisi atau membaca buku dalam jarak yang sangat dekat \n \n \n Anak terlihat menghindari permainan yang memerlukan perhatian lebih detail, seperti mewarnai dan bermain puzzle \n \n \n Anak mengeluhkan matanya sensitif terhadap cahaya \n \n \n\n Pada beberapa anak, mata minus bisa juga disertai dengan gejala lainnya, seperti terlihat sering lelah, mengeluh sakit kepala, atau sakit pada area mata. \n\n Penanganan Mata Minus pada Anak \n\n Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menangani mata minus pada anak: \n\n 1. Menggunakan kacamata minus \n\n Apabila bunda atau ayah mendapati gejala-gejala mata minus pada anak seperti di atas, hal pertama yang harus dilakukan adalah memeriksakan kondisinya ke dokter mata. Jika dokter memastikan bahwa si kecil memang mengalami mata minus, umumnya dokter akan memberi resep kacamata minus untuk anak. Penggunaan kacamata minus akan membantu anak melihat objek yang jauh dengan lebih jelas. \n\n 2. Memberi anak makanan bergizi \n\n Memberi anak makanan yang bergizi juga merupakan hal yang sangat penting untuk menjaga kesehatan matanya. Beberapa pilihan makanan yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan mata anak adalah wortel, sayuran hijau, buah-buahan yang kaya vitamin, serta ikan yang kaya akan omega 3, seperti ikan makerel dan sarden. \n\n 3. Memastikan penerangan cukup saat anak beraktivitas \n\n Untuk membantu mencegah pertambahan minus pada mata anak, bunda dan ayah perlu memastikan si kecil selalu mendapat penerangan yang cukup dalam setiap kegiatan yang dilakukannya. Misalnya, saat ia sedang belajar, bermain, membaca buku, atau menonton televisi. \n\n 4. Membatasi penggunaan gadget \n\n Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, penggunaan gadget dalam waktu yang lama sangat tidak baik untuk kesehatan mata. Pada anak berusia di bawah 2 tahun, penggunaan gadget bahkan sama sekali tidak dianjurkan, kecuali untuk video chatting dengan orang tua atau keluarga. \n\n Jadi, untuk mencegah minus pada mata anak semakin bertambah, batasi penggunaan gadget pada anak yang berusia 2–5 tahun maksimal 1–3 jam per harinya. Sedangkan untuk anak yang berusia di atas 6 tahun, batasi penggunaan gadget sekitar 4 jam per hari. \n\n 5. Mengajarkan anak gerakan olahraga mata \n\n Mengajarkan anak gerakan olahraga juga bisa bunda dan ayah lakukan untuk membantu si kecil agar matanya terasa lebih nyaman dan penglihatannya menjadi lebih fokus. Salah satu olahraga mata yang bisa dicoba adalah dengan meletakkan pensil di depan wajah si Kecil. Kemudian, minta ia untuk tetap mengarahkan pandangannya ke pensil tersebut, tanpa menggerakkan kepalanya sedikit pun. Setelah itu, pelan-pelan gerakkan pensil ke kiri dan kanan, serta atas dan bawah. Nah, itulah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menangani mata minus pada anak dan mencegahnya agar tidak bertambah parah. Jika seiring waktu penglihatan anak malah semakin terganggu atau buram, konsultasikan kembali hal tersebut ke dokter guna mengantisipasi adanya gangguan mata yang lebih serius. Sahabat Hermina sekarang bisa appoitment langsung dengan dokter di RS Hermina menggunakan mobile aplikasi Halo Hermina yang bisa anda download di PlayStore. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Karawang<\/a><\/li>
- 06 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
Tidur dengan Lensa Kontak, Bahaya atau Tidak?<\/a><\/h3>
Lensa kontak dapat membantu penggunanya melihat lebih jelas tanpa memakai kacamata. Lensa kontak merupakan alternatif bagi pengguna kacamata yang suka berolahraga atau aktivitas outdoor. Lensa kontak juga merupakan pilihan bagi orang yang tidak dapat atau tidak mau menggunakan kacamata karena alasan penampilan. Bahkan, orang tanpa gangguan penglihatan pun marak menggunakan lensa kontak untuk meningkatkan penampilan. Seiring dengan penggunaan yang semakin meningkat, tidak jarang orang tertidur sambil menggunakan lensa kontak. Menurut studi di Thailand, 31.85% perilaku buruk pengguna lensa kontak adalah tertidur menggunakan lensa kontak. Bahaya atau tidak ? \n\n \n\n Lensa Kontak Tipe Apa yang Dapat Dipakai Tidur? \n\n Lensa kontak secara garis besar terbagi menjadi lensa kontak lunak dan lensa kontak keras. Tipe yang lebih sering digunakan adalah lensa kontak lunak. Lensa kontak lunak terbagi menjadi tipe extended wear dan tipe biasa. Lensa kontak extended wear didesain khusus menggunakan material yang dapat dipakai terus-menerus pada mata selama 1-4 minggu tergantung petunjuk penggunaannya sehingga dapat dipakai tidur. Berbeda halnya dengan lensa kontak biasa yang hanya dapat dipakai maksimal 8 jam per hari dan harus dilepas saat tidur. Lensa kontak biasa perlu diganti secara berkala sesuai dengan jangka waktu penggunaan masing-masing produk. Ada yang perlu diganti harian, mingguan, bulanan, 3 bulan, atau 6 bulan. Perlu diingat bahwa jangka waktu tersebut bukan lamanya lensa kontak diperbolehkan berada terus menerus di dalam mata. \n\n \n\n Kenapa Lensa Kontak Jangan Dipakai Tidur? \n\n Saat tidur mata tidak berkedip sedangkan gerakan berkedip berfungsi untuk menghasilkan dan menyebarkan air mata secara merata. Air mata tersebut berfungsi melembabkan bola mata dan membantu proses transfer oksigen ke permukaan bola mata. Akibatnya, bola mata menjadi lebih kering saat tidur dan aliran oksigen juga berkurang. Dengan penggunaan lensa kontak, air mata dan oksigen akan terhalang sehingga semakin menambah kekeringan dan mengurangi aliran oksigen permukaan bola mata. Hal ini dapat mengakibatkan : \n\n \n Mata kering ditandai dengan mata terasa berpasir, gatal, atau mengganjal \n Mata merah \n Lensa kontak menempel pada permukaan mata dan sulit dilepas \n \n\n \n\n Jika tertidur dengan menggunakan lensa kontak dibiarkan menjadi kebiasaan dan dilakukan terus-menerus dapat mengakibatkan : \n\n \n Radang permukaan bola mata dan pembengkakan permukaan bola mata \n Peradangan pada selaput bening mata akibat reaksi inflamasi yang dibiarkan terus-menerus. \n Meningkatkan risiko terjadinya infeksi dan borok. \n \n\n \n\n Apa yang Harus Saya Lakukan Jika Terlanjur Tidur dengan Lensa Kontak? \n\n Jika anda terlanjur tertidur dengan menggunakan lensa kontak jangan panik. Lensa kontak pada umumnya akan menjadi kering dan menempel erat pada permukaan mata sehingga sulit dilepaskan. Jangan memaksa melepas lensa kontak karena dapat menggores permukaan mata. Basahi terlebih dahulu permukaan mata dengan cairan pelembab bola mata baru perlahan-lahan lensa kontak dilepas. Segera cuci dan rendam lensa kontak sesuai petunjuk. Basahi juga permukaan mata dengan cairan pelembab bola mata 4-6 kali sehari. Istirahatkan mata anda dari pemakaian lensa kontak selama 1-2 hari. Jika mata anda masih terasa tidak nyaman, merah, atau belekan segera periksakan mata anda ke dokter mata. \n\n Jadwal Dokter Spesialis Mata RS Hermina Karawang : \n\n dr. Azalia Latuasan, SpM : Senin - Jumat (12.00 - 19.00) & Minggu (13.00 - 18.00) \n\n dr. Andreas Surya Anugrah Sinaga, SpM : Senin - Sabtu (07.00 - 10.00) \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kemayoran<\/a><\/li>
- 18 Mei 2022<\/li><\/ul><\/div>
Pakai Kontak 24/7? Risiko yang Terlibat Dengan Lensa Kontak Berwarna<\/a><\/h3>
Saat ini penggunaan lensa kontak makin meningkat terutama di kalangan remaja dan dewasa. Lensa kontak digunakan secara luas sebagai salah satu alternatif pengganti kacamata. Akan tetapi, tidak jarang penggunaan lensa kontak juga hanya bertujuan untuk estetika karena dapat mengubah warna mata sehingga terlihat lebih menarik. Pengguna lensa kontak sering memakainya tanpa indikasi dan petunjuk dokter. Penggunaan dan perawatan lensa kontak yang tidak sesuai sering berkaitan dengan komplikasi yang merugikan kesehatan mata. Salah satu komplikasi yang paling serius pada penggunaan lensa kontak adalah infeksi kornea atau sering disebut keratitis. \n\n Apakah Sahabat Hermina pernah tertidur menggunakan lensa kontak? Atau kurang menjaga kebersihan cairan pencuci lensa kontak dan tempat penyimpanannya? Atau pernah membeli lensa kontak secara bebas tanpa memperhatikan izin edar alat kesehatan yang dikeluarkan Kemenkes? \n\n Kebiasaan tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan mata kita. Lensa kontak yang digunakan harus steril, legal, dan dianggap aman digunakan. Hal ini dibuktikan dari adanya nomor izin edar yang dikeluarkan Kemenkes. Penggunaan lensa kontak dengan tidak steril dan kurang higienis dapat menyebabkan infeksi mata serius yang mengancam penglihatan. Infeksi kornea (keratitis) bisa disebabkan oleh bakteri maupun jamur. Tanda dan gejala yang muncul antara lain mata merah, berair, belekan, mengganjal, nyeri, hingga timbul lesi putih di bagian hitam mata. Kondisi seperti ini umumnya akan disertai keluhan penglihatan buram dan silau. Pada keadaan seperti ini, Sahabat Hermina harus segera menemui dokter spesialis mata untuk diperiksa secara lengkap dan mendapatkan pengobatan yang sesuai. Pengobatan yang terlambat dapat mengakibatkan kondisi infeksi yang makin berat. Akan tetapi jika ditangani secara cepat dan tepat, infeksi masih bisa sembuh dan tidak menimbulkan kerusakan yang permanen. \n\n Meskipun komplikasi mungkin saja terjadi akibat pengunaan lensa kontak, namun tidak jarang Sahabat Hermina tetap perlu menggunakan lensa kontak sebagai alternatif pengganti kacamata. Oleh karena itu, berikut ini adalah tips dan cara menggunakan lensa kontak yang aman. \n\n \n Tentukan jenis lensa kontak yang akan dipakai \n \n\n Terdapat 2 jenis lensa kontak, yaitu lensa kontak keras dan lunak. Lensa kontak keras (hard lens) lebih aman digunakan karena tidak mengganggu pertukaran oksigen ke kornea mata. Risiko infeksi pada lensa kontak keras juga lebih rendah. Akan tetapi, lensa kontak keras hanya bisa dibeli melalui resep dokter spesialis mata. Jenis lensa kontak yang sering digunakan saat ini adalah lensa kontak lunak (soft lens). Pertukaran oksigen ke kornea mata pada penggunaan soft lens agak terhambat sehingga tidak disarankan penggunaan rutin setiap hari dalam jangka waktu panjang. \n\n \n Jaga kebersihan tangan sebelum dan sesudah memegang kontak lensa \n \n\n Lensa kontak akan menempel langsung pada kornea mata kita sehingga jika tidak steril akan berisiko infeksi oleh bakteri dan jamur. Oleh karena itu, selalu cuci tangan menggunakan sabun sebelum memegang lensa kontak untuk memasangkan maupun melepasnya. \n\n \n Patuhi anjuran durasi pemakaian lensa kontak \n \n\n Lensa kontak memiliki anjuran durasi pemakaian yang berbeda-beda. Ada soft lens yang dipakai harian, mingguan, dan bulanan. Dengan demikian soft lens harus diganti sesuai jadwal pemakaian yang ditentukan. Soft lens harian berisiko relatif lebih rendah menyebabkan infeksi karena hanya 1 kali pemakaian, tidak perlu dicuci dan disimpan setelah pemakaian. \n\n \n Jaga kebersihan tempat penyimpanan dan cairan pembersih kontak lensa \n \n\n Lensa kontak dengan durasi pemakaian mingguan dan bulanan tentunya harus dilepas pasang setiap hari. Setelah dilepas dan sebelum dipasangkan kembali ke mata, lensa kontak harus dicuci dengan cairan pembersih untuk menghilangkan kotoran yang menempel. Selama tidak dipakai, lensa kontak disimpan pada tempat penyimpanan dalam keadaan terendam cairan pembersih. Jika tempat penyimpanan dan cairan pembersih ini jarang diganti dan kotor, tentunya kita berisiko memasang lensa kontak yang kotor ke kornea mata. \n\n \n Sesuaikan dengan kondisi mata \n \n\n Kondisi mata setiap orang berbeda-beda. Penggunaan lensa kontak dapat menyebabkan keluhan mengganjal seperti benda asing yang menempel di mata. Oleh karena itu disarankan penggunaan tetes air mata buatan (artificial tears) untuk mengurangi keluhan tersebut. Namun pada orang dengan kondisi mata kering dianjurkan untuk menggunakan tetes air mata buatan lebih sering atau bahkan tidak disarankan memakai lensa kontak jika sangat tidak nyaman. \n\n \n\n Sahabat Hermina, hati-hati sebelum memutuskan untuk menggunakan lensa kontak. Jika memang diperlukan, ada baiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sehingga dapat disesuaikan dengan kondisi mata dan kebutuhan. Hal yang terpenting adalah penggunaan kontak lensa harus sesuai dengan indikasi. Jangan sampai Sahabat Hermina ingin terlihat cantik dan menarik namun malah mengakibatkan infeksi mata yang serius. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Daan Mogot<\/a><\/li>
- 30 Oktober 2021<\/li><\/ul><\/div>
Dekteksi glukoma dengan pemeriksaan Tonometri<\/a><\/h3>
\nGlaukoma Ialah kondisi dimana terjadi keerusakan pada saraf mata. Salah satu penyebabnya adalah meningkatnya tekanan pada bola mata. Tekanan ini meningkat akibat pada bola mata terjadi gangguan sistem aliran cairan mata. \n \nGejala yang muncul akan berbeda-beda pada setiap penderita glaukoma. Bisa tidak bergejala atau pada tahap tertentu dapat mengalami gangguan pada penglihatannya. \n \nFaktor-faktor yang memengaruhi terjadinya glaukoma ialah : \n\n \n Usia di atas 60 tahun. \n Keturunan pengidap glaukoma. \n Mengalami cedera mata atau operasi pada mata. \n Mengidap penyakit mata rabun. \n Mengkonsumsi obat tetes mata tertentu pada jangka waktu yang lama. \n Mengidap anemia, diabetes, hipertensi, atau penyakit jantung. \n \n Pada pengobatannya akan ditangani oleh dokter spesialis mata, pengobatan dapat di lakukan untuk mencegah keparahan gangguan penglihatannya hingga kebutaan. Pada pemriksaannya dokter salah satunya dengan melakukan pengecekan tonometri. \n \n Pemeriksaan tonometri \n \n\n \nTes tonometri pemeriksaan yang digunakan untuk mengukur tekanan di dalam mata, yang disebut tekanan intraokular (TIO). Tes ini digunakan untuk mendeteksi salah satu faktor risiko penyakit glaukoma, penyakit mata yang dapat menyebabkan kebutaan dengan merusak saraf di bagian belakang mata (saraf optik). \n\n Pada kondisi ini penderita dapat merasakan gejala berupa \n\n \n Hilangnya penglihatan tepi secara bertahap \n Penglihatan seperti melihat terowongan \n Penglihatan kabur \n Terlihat bundaran jika melihat cahaya lampu \n \n\n Apa yang harus di lakukan sebelum menjalani Tonometri ? \n\n • Tidak menggunakan lensa kontak sebelum pengujian. \n\n • Informasikan kepada Dokter jika memiliki riwayat ulkus kornea/infeksi mata atau riwayat glaukoma dalam keluarga serta informasikan obat-obatan yang sedang di konsumsi. \n\n Bagaimana Proses Pemeriksaan Tonometri ? \n\n \n Proses pemeriksaan Tonometri hanya membutuhkan waktu beberapa menit. \n \n\n \n Saat pemeriksaan, pasien diminta untuk meletakkan dagu pada penopang empuk dan menatap lurus ke dalam mesin. \n Pasien akan merasakan adanya tiupan angin yang menandakan tekanan bola mata sedang diperiksa. \n Hasilnya berupa ukuran tekanan bola mata dan dapat langsung diketahui setelah pemeriksaan selesai. \n \n\n Pencegahan Glaukoma \nDengan melakukan pengecekan glaukoma sejak dini, di mana hal tersebut sangat penting untuk mencegah kehilangan penglihatan atau untuk memperlambat perkembangannya, mengonsumsi makanan yang menagndung vitamin A dan gunakan pelindung mata jika sedang mengalami cedera mata. \n\n Segera Konsultaasikan ke dokter jika mengalami gejala tekanan pada bola mata. Jika kamu atau anggota keluarga memiliki tanda dan gejala glaukoma di atas, segeralah berbicara dengan dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 30 Oktober 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 18 Mei 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 06 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 31 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 04 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 25 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 04 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>