- Hermina Daan Mogot<\/a><\/li>
- 27 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>
Jangan Lengah , Waspada Demam Berdarah <\/a><\/h3>
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk bernama Aedes aegypti yang dapat menyerang segala usia. Penyakit ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Infeksi virus ini dapat menyebabkan jumlah trombosit turun hingga ke tingkat yang sangat rendah. Yang kemudian menyebabkan pembuluh darah menjadi kempis, kebocoran cairan sehingga darah masuk ke rongga tubuh dan menyebabkan pendarahan di telinga, hidung atau kulit, yang bisa berakibat fatal jika tidak ditangani sedini mungkin Gejala demam berdarah yang harus diwaspadai: Diantaranya gejala demam berdarah yang paling penting adalah mi 1. Demam mendadak mencapai hingga 39 derajat Celcius. 2. Demam berlangsung terus menerus selama 2-7 hari dan kemudian mereda dengan cepat. Gejala umum lainnya adalah 1. Sakit nyeri di kepala, di belakang mata, otot dan tulang, 2. Demam menggigil 3. Lemas 4. Muncul ruam kemerahan atau bintik merah 5. Kesulitan menelan makanan dan minuman 6. Mual dan muntah 7. Mimisan Jika Anda mengalami gejala demam berdarah yang dijelaskan di atas, Anda akan melalui tahapan demam berdarah berikut: Fase awal: Gejala paling umum dari paparan demam berdarah pada tahap awal adalah demam tinggi. Demam tinggi demam berdarah sering disertai dengan kemerahan pada wajah, kemerahan pada kulit, badan, otot, dan sakit kepala. Fase kritis: Fase ini ditandai dengan turunnya suhu tubuh hingga mencapai suhu normal. Namun, pasien justru berisiko paling besar mengalami kebocoran pembuluh darah. Pada fase kritis penyakit ini, suhu tubuh turun dan badan terasa dingin, meski penderitanya tampak mulai pulih. Namun Anda harus berhati-hati pada tahap ini karena dapat terjadi sindrom syok dengue yang dapat mengancam nyawa. Fase Pemulihan: pasien demam berdarah kembali mengalami demam. Namun kondisi ini merupakan fase pemulihan dimana jumlah trombosit pasien demam berdarah perlahan naik dan kembali normal. Menegakkan diagnosis penyakit DBD Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan darah laboratorium diperlukan untuk mendiagnosis demam berdarah. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mencari tanda klinis seperti demam tinggi dan tanda kebocoran plasma. Tes tempel juga dapat dilakukan untuk mencari petechiae (bintik merah kecil) di bagian dalam tangan. Pemeriksaan darah dilakukan untuk mendeteksi sel darah putih dan sel darah merah serta antigen dan antibodi virus dengue. Pencegahan DBD Salah satu langkah pencegahan demam berdarah adalah dengan vaksinasi. Hal ini akan mencegah anggota keluarga tertular demam berdarah. Pakar kesehatan merekomendasikan vaksin ini untuk orang-orang berusia antara 9 - 45 tahun, terutama yang tinggal di daerah tropis dan subtropis. Pemberian vaksin dilakukan dalam tiga dosis dalam kurun waktu 12 bulan. Upaya lain yang dapat dilakukan adalah: Pemusnahan Sarang Nyamuk (PSN) di lingkungan 3M Plus, yaitu: - Menguras dan membersihkan tempat penampungan air secara rutin. - Menutup rapat-rapat tempat penampungan air. - Mendaur ulang/memanfaatkan barang-barang yang dapat menampung air hujan. Plus mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk: - Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk - Menanam tanaman pengusir nyamuk - Tidur menggunakan kelambu - Memasang kawat kasa di lubang ventilasi - Menggunakan repellent/ lotion anti nyamuk - Tidak menggantung pakaian yang sudah dipakai - Memasang ovitrap/lavitrap/ mosquito trap - Larvasidasi di tempat yang sulit dikuras/ ditutup. Dengan mengetahui beberapa fakta DBD di atas, kami berharap dapat meningkatkan kesadaran dan perhatian masyarakat terhadap DBD. Yuk segera konsultasikan ke dokter spesialis RS Hermina Daan Mogot. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Jatinegara<\/a><\/li>
- 31 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Waspada, Penyakit Mengintai di Musim Penghujan<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, saat musim penghujan dan pancaroba tiba, kita perlu meningkatkan kewaspadaan. Pasalnya, pergantian musim tersebut datang bersamaan dengan penyakit yang mengintai kesehatan kita dan keluarga. \n\n Ketika musim hujan jenis mikroba akan lebih mudah berkembang biak, dan makin mudah masuk ke tubuh manusia. Daya tahan tubuh yang tak prima akan semakin membuat bakteri dan virus berkembang hingga menyebabkan penyakit. Tubuh harus waspada terhadap serangan penyakit yang datang ketika musim hujan. Mengutip berbagai sumber, berikut beberapa penyakit yang sering mengintai saat musim hujan. \n\n \n Diare \n \n\n Musim penghujan identik dengan banjir dan tercemarnya air yang bisa mengakibatkan pada gangguan pencemaran seperti diare. Diare bisa disebabkan oleh banyak hal, misalnya konsumsi makanan dan minuman yang telah terkontaminasi bakteri, virus, atau parasit. Sebagian besar kasus diare bisa sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari. Namun, diare terkadang bisa cukup parah dan tidak sembuh setelah berminggu-minggu. Diare yang tidak diobati dengan baik juga bisa menimbulkan dehidrasi dan syok karena kekurangan cairan tubuh. \n\n \n Demam Berdarah \n \n\n Genangan air dan sampah yang dapat memicu berkembang-biaknya nyamuk pembawa virus dengue dan disebarkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Jenis nyamuk ini mudah berkembang biak di genangan air, terutama wadah atau tempat penampungan air. Hal inilah yang menyebabkan kasus DBD sering kali terjadi selama musim penghujan.. Penderita DBD dapat merasakan gejala berupa nyeri otot dan tulang, demam, sakit kepala, serta muncul bintik merah di kulit. Jika tidak segera ditangani, penyakit yang sering muncul di saat banjir ini berisiko menimbulkan komplikasi seperti syok dan perdarahan. \n\n \n Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) \n \n\n ISPA dapat disebabkan oleh bakteri, virus, dan berbagai mikroba lainnya yang muncul lebih banyak pada musim hujan. \n\n \n Penyakit Kulit \n \n\n Masalah kesehatan lain yang sering muncul pada musim hujan dan banjir adalah penyakit kulit, bisa berupa infeksi atau alergi. \n\n \n Leptospirosis \n \n\n Penyakit leptospirosis adalah salah satu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri leptospira inteeogans dan ditularkan melalui hewan, misalnya kencing tikus. Ketika terkena leptospirosis, seseorang bisa mengalami gejala sakit kepala, mual, muntah, mata merah, menggigil, nyeri di bagian betis, dan sakit perut. Pada kasus yang sudah parah, penyakit ini bisa menyebabkan sepsis, gangguan hati, gagal ginjal, meningitis, hingga gagal napas. \n\n \n Infeksi Hepatitis A \n \n\n Hepatitis A ditularkan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi virus hepatitis A. Penyakit ini dapat menyebabkan munculnya gejala mual, muntah, kelelahan, sakit perut, hilang nafsu makan, dan demam. Pada kasus tertentu, hepatitis A juga dapat menimbulkan sakit kuning. \n\n Nah Sahabat Hermina, jangan lupa untuk selalu menjaga kebersihan rumah dan lingkungan agar tetap sehat, konsumsi makanan sehat, berolahraga dan istirahat yang cukup untuk menjaga daya tahan tubuh, serta ajak keluarga untuk melakukan vaksinasi influenza, pneumonia PCV-13 & PPSV-23, typhus, dan hepatitis A di RS Hermina. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Samarinda<\/a><\/li>
- 11 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Penyakit Meningokok yang Membahayakan<\/a><\/h3>
Meningokok merupakan penyakit penyebab Meningitis terbanyak pada anak- anak dan terbanyak kedua pada orang dewasa. Penyakit ini ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak langsung atau melalui droplet, dengan jarak mencapai satu meter. Gejala yang timbul diantaranya \n\n \n Demam dan menggigil \n Perubahan Status Mental \n Mual dan Muntah \n Sakit Kepala Hebat \n Kesadaran Menurun \n Tidak nafsu makan \n \n\n Pada pemeriksaan fisik, akan ditemukan adanya denyut jantung yang cepat, demam, perubahan status mental, ruam kulit dan adanya Brudzinski’s neck sign. \n\n \n\n Penyakit Meningokok merupakan penyakit yang harus di perhatikan karena sudah masuk dalam keadaan darurat medis. Kondisi cuaca, seperti suhu dan kelembapan turut mempengaruhi perkembangbiakan bakteri penyebab Meningokok. Selain itu juga sering melakukan perjalanan lintas negara dan migrasi yang memudahkan penyebaran penyakit meningokok cepat tertular. Oleh sebab itu diperlukan pencegahan agar terhindar dari Penyakit Meningokok, yaitu vaksinasi. \n\n Vaksin rutin diberikan kepada kelompok orang yang berusia 19 - 55 tahun yang mempunyai risiko tinggi terkena infeksi meningokok, antara lain: \n\n \n Mahasiswa baru yang tinggal di asrama \n Ahli mikrobiologi yang secara rutin terpapar isolat N.Meningitidis \n Tentara yang bertugas di daerah endemis \n Wisatawan yang berpergian ke daerah hiperendemi dan epidemi \n Orang yang pergi ke Mekah, Arab Saudi, untuk ibadah haji, umrah, dan tenaga kerja \n \n\n \n\n Masa imunitas Vaksin Meningitis Meningokokus adalah dua tahun yang dibuktikan dalam Kartu International Certificare of Vaccination or Prophylaxis (ICV). Apabila seseorang yang berangkat kedaerah endemis ternyata kurang dari dua tahun, maka vaksin penguat dapat tetap diberikan sebelum masa imunitas berakhir dengan tujuan akan meningkatkan respon memori dan akan meningkatkan antibodi. Pemberian vaksinasi Meningitis Meningokokus wajib diberikan bagi orang yang ingin melakukan perjalanan ke wilayah dengan penyebaran kasus Meningitis Meningokokus yang tinggi, salah satunya Arab Saudi. \n\n \n\n Meningitis berakibat fatal apabila diabaikan, dan tidak diobati. Pengobatan antibiotik yang tepat harus dimulai segera mungkin pada meningitis bakteri. Satu dari lima orang yang selamat dari episode Meningitis bakteri mungkin memiliki efek samping yang bertahan lama. Efek samping ini termasuk gangguan pendengaran, kejang, kelemahan anggota badan, kesulitan dengan penglihatan, bicara, bahasa, memori dan komunikasi serta jaringan parut dan amputasi anggota tubuh setelah sepsis. \n\n Buat Sahabat Hermina, apabila ada gejala yang sudah dirasakan, segera melakukan pemeriksaan lebih lanjut \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Solo<\/a><\/li>
- 23 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
Tips Menurunkan Berat Badan Bagi Pengidap Diabetes<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina menjaga berat badan yang sehat penting bagi semua orang. Akan tetapi bagi penderita diabetes, hal ini sangat penting. Namun yang perlu diperhatikan, pengidap diabetes mesti awas terhadap kenaikan berat badan. Dengan begitu, kondisi ini bisa saja memicu keluhan kesehatan lainnya. Oleh karena itu, apabila kondisi berat badan yang terkontrol dengan baik bisa meminimalisir terjadinya berbagai macam penyakit, termasuk diabetes. \n\n \n\n Jika menurunkan berat badan dapat memberikan perubahan besar terhadap penderita diabetes, karena hal ini dapat menurunkan kadar glukosa dalam darah. Sehingga dapat mengurangi efek diabetes dan membuat kondisinya lebih mudah dikendalikan. Namun ada juga komplikasi dan risiko tambahan. Misalnya, melakukan perubahan besar pada pola makan dapat menyebabkan masalah serius. Salah satunya merupakan hipoglikemia, ketika gula darah Anda sangat rendah sehingga Anda berisiko mengalami koma diabetes. Jadi bagi penderita diabetes, harus sangat berhati-hati dengan rencana penurunan berat badan jangan melakukannya . \n\n \n\n Adapun untuk solusinya? Sebagai permulaan, bagi penderita diabetes dapat melakukan mengurangi mengkonsumsi gula dan karbohidrat olahan dalam pola makan Anda sambil meningkatkan lemak sehat (seperti kacang-kacangan, alpukat, dan ikan) serta sayuran dan biji-bijian. Bahkan untuk perbaikan kecil pun dapat membuat perubahan besar. Penelitian menunjukkan apabila penurunan berat badan sebesar 5–7 persen saja sudah cukup untuk mengurangi risiko diabetes sebesar 58 persen pada orang yang berisiko tinggi terkena kondisi tersebut. \n\n \n\n Sebenarnya, dengan cara menurunkan berat badan untuk penderita diabetes ini tidak hanya mengurangi asupan berbagai macam gula. Lalu, seperti apa sih cara menurunkan berat badan bagi penderita diabetes yang efektif ? \n\n Nah berikut ini merupakan tips untuk menurunkan berat badan bagi penderita diabetes, yaitu antara lain : \n\n \n Jangan melupakan untuk sarapan, karena sarapan dapat membantu melancarkan program penurunan berat badan serta sarapan bisa menahan rasa lapar di tengah hari sehingga terhindar dari asupan glukosa yang berlebih dan dapat meningkatkan metabolisme tubuh. \n Menerapkan diet sehat, sebaiknya mengonsumsi sayur dan buah. Kemudian, memilih jenis karbohidrat yang kaya serat dan rendah indeks glikemik. Untuk lauk, sebaiknya mengasup makanan ikan laut, seperti tuna, sarden, atau salmon. \n Rutin untuk berolahraga, karena aktivitas fisik yang baik yang bisa dilakukan seperti latihan aerobik dengan intensitas sedang. Latihan fisik ini amat membantu untuk menyingkirkan lemak-lemak jahat. \n Mengecek berat badan secara teratur, karena hal ini bisa membantu untuk mengetahui sejauh mana proses penurunan berat badan berlangsung. \n Mencatat kalori yang masuk, asupan kalori harian ini amat membantu proses penurunan berat badan. Karena dengan mencatat asupan kalori bisa mengurangi karbohidrat dan gula yang masuk ke dalam tubuh. Alhasil, bisa menurunkan berat badan dan mengatur gula darah rata-rata selama dua sampai tiga bulan. \n \n\n \n\n Jadi Sahabat Hermina Prinsip utama diet diabetes melitus ialah dengan mempertahankan pola hidup sehat seumur hidupnya. Oleh sebab itu, yang terpenting bagi pasien penderita diabetes tetap bisa menjalani diet dengan konsisten. Apabila Sahabat Hermina memiliki keluhan masalah pada kesehatan terkait dengan diabetes melitus segera berkonsultasi dengan Dokter Spesialis Penyakit Dalam di RSU Hermina Solo. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Podomoro<\/a><\/li>
- 06 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
Apakah Nyeri Dada Selalu Dari Jantung?<\/a><\/h3>
\n\n \n\n Nyeri dada seringkali menimbulkan kekhawatiran mendalam, karena sering dikaitkan dengan masalah jantung. Namun, tahukah Anda bahwa nyeri dada tidak selalu berasal dari jantung? Mari kita cek fakta-fakta menarik seputar hal ini. \n\n Penyebab Nyeri Dada \n\n \n \n Penyakit Jantung: Tentu saja, masalah jantung seperti serangan jantung atau angina (nyeri dada akibat suplai darah yang kurang ke otot jantung) dapat menyebabkan nyeri dada. \n \n \n Masalah Pernapasan: Infeksi saluran pernapasan, pneumonia, atau bahkan pneumonia yang menyebar ke dada bisa menghasilkan nyeri di daerah tersebut. \n \n \n Gangguan Pencernaan: Asam lambung yang naik ke kerongkongan (refluks asam) bisa menyebabkan sensasi terbakar di dada, sering disalahartikan sebagai nyeri jantung. \n \n \n Otot dan Tulang Rusak: Ketegangan otot, cedera, atau kondisi seperti osteoarthritis bisa menciptakan nyeri dada yang menyerupai nyeri jantung. \n \n \n Gangguan Kecemasan: Serangan panik atau gangguan kecemasan bisa menghasilkan nyeri dada yang terkadang sulit dibedakan dari nyeri jantung. \n \n \n\n Tidak jarang, ternyata nyeri dada yang mengkhawatirkan tidak berasal dari masalah jantung sama sekali. Salah satu penyebab yang mungkin, dan sering kali terlupakan, adalah gangguan pencernaan. Mari kita terus memahami sisi lain dari masalah ini. \n\n Mengenal GERD \n\n Refluks asam lambung, yang terkadang dikenal sebagai GERD (Gastroesophageal Reflux Disease), bisa menjadi penyebab nyeri dada yang dapat menyerupai nyeri jantung. Ketika asam lambung naik ke kerongkongan, sensasi terbakar atau nyeri dapat dirasakan di dada, khususnya di sisi kiri. \n\n Mengapa GERD Menyebabkan Nyeri Dada? \n\n Ketika refluks asam terjadi, ia dapat memicu iritasi dan peradangan pada bagian atas perut dan kerongkongan. Inilah yang bisa menghasilkan nyeri atau sensasi terbakar yang terasa mirip dengan nyeri jantung. Namun, penting untuk dicatat bahwa kondisi pencernaan ini memiliki karakteristik sendiri yang bisa membantu dalam diagnosis. \n\n Tanda-tanda GERD \n\n \n \n Nyeri atau terbakar di bagian atas perut atau kerongkongan. \n \n \n Sensasi asam atau pahit di mulut. \n \n \n Batuk atau suara serak yang persisten. \n \n \n Perburukan gejala saat berbaring atau setelah makan. \n \n \n\n Kapan Harus Berkonsultasi \n\n Jika Anda mencurigai nyeri dada berasal dari gangguan pencernaan, segera konsultasikan dengan dokter. Mereka dapat melakukan evaluasi dan tes untuk mengkonfirmasi diagnosis. Jika memang terbukti sebagai masalah pencernaan, langkah-langkah perawatan yang sesuai dapat direkomendasikan. \n\n Jadi, ingatlah bahwa nyeri dada tidak selalu berasal dari jantung. Faktor lain seperti gangguan pencernaan juga bisa menjadi penyebabnya. Jangan ragu untuk mencari bantuan medis dan berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penjelasan dan perawatan yang tepat. Keselamatan dan kesehatan adalah prioritas utama kita. Periksakan dengan spesialis penyakit dalam di RS Hermina Podomoro untuk sahabat Hermina yang berada di Jakarta Utara dan sekitarnya. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Wonogiri<\/a><\/li>
- 20 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
Jaga Darahmu Tetap Lancar: 7 Tips Efektif untuk Mencegah Hipertensi<\/a><\/h3>
Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, adalah kondisi kesehatan yang sering diabaikan namun memiliki dampak serius bagi kesejahteraan seseorang. Dalam kondisi hipertensi, tekanan darah arteri meningkat dan bisa menyebabkan berbagai komplikasi seperti penyakit jantung, stroke, dan kerusakan organ lainnya. Namun, ada kabar baik: hipertensi bisa dicegah dengan mengadopsi gaya hidup sehat. Dalam artikel ini, kami akan membagikan tujuh tips efektif untuk mencegah hipertensi dan menjaga darahmu tetap lancar. \n\n \n Pilih Pola Makan Sehat: Konsumsi makanan yang kaya serat, rendah garam, dan rendah lemak jenuh dapat membantu menjaga tekanan darah tetap normal. Perbanyaklah mengonsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian, ikan, dan produk susu rendah lemak. Hindari makanan olahan, makanan cepat saji, makanan manis, dan makanan tinggi garam. \n Kurangi Konsumsi Garam: Garam merupakan faktor risiko utama hipertensi. Batasilah konsumsi garam hingga kurang dari 5 gram per hari. Perhatikan juga jumlah sodium yang terkandung dalam makanan olahan, seperti makanan kaleng, makanan beku, dan makanan siap saji. \n Teratur dalam Aktivitas Fisik: Rajin berolahraga dapat membantu menjaga tekanan darah tetap normal. Lakukan setidaknya 30 menit aktivitas fisik yang cukup intensitas, seperti berjalan cepat, bersepeda, berenang, atau lari, setidaknya lima kali seminggu. \n Hindari Kebiasaan Merokok: Merokok tidak hanya merusak paru-paru, tetapi juga dapat menyebabkan hipertensi. Nikotin dalam rokok dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah. Jadi, jika Sahabat Hermina perokok, berhentilah sekarang juga. \n Kurangi Konsumsi Alkohol: Meskipun konsumsi alkohol dalam jumlah sedang bisa memberikan manfaat kesehatan, minum alkohol secara berlebihan dapat meningkatkan risiko hipertensi. Batasilah konsumsi alkohol hingga jumlah yang direkomendasikan, yaitu satu hingga dua minuman per hari untuk pria dan satu minuman per hari untuk wanita. \n Kelola Stres dengan Baik: Stres kronis dapat meningkatkan risiko hipertensi. Temukan cara yang efektif untuk mengelola stres, seperti meditasi, yoga, atau melakukan aktivitas yang Sahabat Hermina nikmati. Beristirahat yang cukup, tidur yang berkualitas, dan menjaga waktu luang juga sangat penting. \n Pantau Tekanan Darah Secara Berkala: Selalu periksa tekanan darah Sahabat Hermina secara teratur. Ini akan membantu Anda mengidentifikasi apakah tekanan darah Anda berada dalam kisaran normal atau tidak. Jika tekanan darah Anda terus-menerus tinggi, segera temui dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. \n \n\n Dengan mengikuti tips-tips di atas, Sahabat Hermina dapat meminimalkan risiko terkena hipertensi dan menjaga kesehatan jantung serta kesejahteraan secara keseluruhan. Ingatlah bahwa pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan. Jadi, jaga darahmu tetap lancar dengan mengadopsi gaya hidup sehat dan konsisten. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Solo<\/a><\/li>
- 25 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Gejala, Penyebab, dan Tips Pengobatan GERD<\/a><\/h3>
Penyakit GERD adalah kelainan saluran cerna kronis yang ditandai dengan regurgitasi isi lambung ke esophagus. Gejala klinis atau manifestasi yang dialami seseorang saat mereka terkena penyakit GERD adalah heartburn dan regurgitasi. Heartburn adalah rasa terbakar di dada disertai nyeri, sedangkan regurgitasi adalah rasa asam pahit dari lambung di lidah. Salah satu dari keduanya cukup untuk mendiagnosis GERD secara klinis. \n\n \n\n Peningkatan prevalensi GERD dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti : \n\n \n Usia tua \n Penggunaan analgesic \n Konsumsi makanan dan minuman tertentu \n Merokok \n BMI yang tinggi \n \n\n \n\n Berikut ini diagnosis banding GERD yaitu : \n\n \n Hiatus hernia \n Esophageal stricture \n Esophageal cancer \n Chest pain of cardiac origin \n Functional dyspepsia \n \n\n \n\n Berikut ini merupakan penentuan penyebab GERD : \n\n \n Konsultasi dengan dokter, secara bertahap \n Terapi sementara, jika tidak berhasil dilakukan pemeriksaan lanjutan \n Pemeriksaan endoskopi merupakan salah satu jenis pemeriksaan dengan nilai ketepatan yang tinggi untuk diagnostik dan terapi \n Endoskopi menentukan penyebab dan dapat dilanjutkan dengan pengobatan \n \n\n \n\n Tanda-tanda kegawatan pada GERD : \n\n \n Jika umur > 50 tahun dengan gejala pertama kali dispepsia \n \n\n \n Riwayat keluarga dengan kanker pencernaan \n Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas \n Susah menelan yang bersifat progresif \n Nyeri pada daerah dada pada saat menelan makanan \n Kurang darah tanpa penyebab yang jelas \n Muntah menetap \n Teraba tumor di perut atau pembesaran kelenjar getah bening \n Mata atau kulit terlihat kuning dan buang air kecil seperti teh \n \n\n \n\n Kapan kita perlu endoskopi? Berikut ini penjelasannya : \n\n \n Pengobatan biasa tidak ada perbaikan dalam kurun waktu 2-4 minggu \n Mengganggu aktifitas rutin akibat gejala penyakit \n Ada tanda-tanda kegawatan saluran cerna \n \n\n \n\n Berikut ini merupakan kelebihan dan kekurangan endoskopi saluran cerna : \n\n Keuntungan : \n\n \n Menentukan bentuk kelainan secara jelas \n Menambah keyakinan pasien terhadap penyakitnya \n \n\n Kekurangan : \n\n \n Biaya lebih besar \n Semi Invasive \n \n\n Berikut merupakan tips untuk pengobatan Penyakit GERD : \n\n \n Pola makan sesuai anjuran dokter \n Lama pengobatan bervariasi sesuai penyebab \n Pengobatan definitif merupakan tujuan utama \n Endoskopi menentukan ketepatan dalam pengobatan \n Pengendalian proses pikir merupakan unsur penunjang keberhasilan terapi \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Solo<\/a><\/li>
- 28 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
Waspada Gagal Ginjal Akut, Kenali Penyebab dan Cara Pengobatannya<\/a><\/h3>
Ginjal merupakan salah satu organ penting didalam tubuh. Ginjal mempunyai banyak fungsi yang vital, yaitu menyaring (filtrasi) sisa hasil metabolisme dan toksin dari darah yang akan dikeluarkan melalui urin, mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh. Ginjal juga menghasilkan beberapa hormon yaitu eritropoetin yang mempunyai peran dalam pembentukan eritrosit (sel darah merah), renin yang mempunyai peran mengatur tekanan darah, dan hormon prostaglandin yang berguna dalam berbagai mekanisme tubuh. \n\n Gangguan ginjal akut atau Acute Kidney Injury (AKI) merupakan suatu sindrom yang ditandai dengan gangguan fungsi ginjal dalam mengatur komposisi cairan dan elektrolit tubuh, serta pengeluaran produk sisa metabolisme, yang terjadi secara tiba-tiba dan cepat. Kondisi ini biasanya ditandai oleh peningkatan kadar serum urea dan kreatinin dan lainnya. Laju filtrasi glomerulus dapat menurun secara tiba-tiba sampai dibawah 15 mL/menit. Gagal ginjal akut bersifat reversibel bila dapat segera ditangani dan diatasi penyebabnya. \n\n Penyebab gagal ginjal akut secara klasik dibagi menjadi 3 kelompok utama berdasarkan lokasi kelainan patofisiologi, yaitu sebelum ginjal (prerenal), di dalam parenkim ginjal/intrinsik, dan sesudah ginjal (post renal) (5%). Pada prerenal (55% kasus) penyebab umumnya misalnya infeksi yang berat (sepsis), kekurangan cairan karena kondisi seperti perdarahan, dehidrasi, muntah yang hebat, syok kardiogenik, obat-obatan tertentu seperti sikloforin dan takrolimus dalam dosis tinggi, dan hipotensi yang menyebabkan penurunan aliran darah ke ginjal yang mengakibatkan penurunan perfusi glomerulus. Renal/gagal ginjal intrinsik (40% kasus) disebabkan oleh penyakit yang dapat mempengaruhi fungsi ginjal misalnya infeksi pada ginjal dan penyakit autoimun yang menyerang ginjal, obat yang bersifat nefrotoksik. Postrenal (5% kasus) terjadi karena obstruksi aliran kemih oleh beberapa sebab, antara lain: hipertrofi prostat jinak, tumor panggul, dan adanya batu di saluran kemih. \n\n Gambaran klinis dari gagal ginjal akut antara lain perubahan volume urin (berkurangnya jumlah urin atau tidak keluar urin sama sekali (anuria)), kelainan neurologis (lemah, letih, lesu, sakit kepala, gangguan tidur, gangguan mental, koma), gangguan pada kulit (gatal-gatal, pigmentasi, kulit kering bersisik), tanda pada kardiopulmoner (sesak nafas akibat efusi pleura, edema paru, pleuritis, efusi perikard, perikarditis), muskuloskeletal (kram otot, kehilangan kekuatan otot) dan gejala pada saluran cerna (mual, nafsu makan menurun, muntah). \n\n Tujuan pengelolaan gagal ginjal akut yang utama adalah mencegah kerusakan ginjal lebih lanjut dan mempertahankan pasien tetap hidup sampai fungsi ginjalnya dapat kembali ke fungsi normal. Dua jenis pengobatan dalam pengelolaan AKI, yaitu terapi konservatif (suportif) dan terapi pengganti ginjal (renal replacement therapy/RRT) yang secara awam dikenal dengan sebutan cuci darah. Terapi konservatif dapat dilakukan dengan obat-obatan atau cairan dengan tujuan mencegah atau mengurangi progresivitas penurunan fungsi ginjal, morbiditas, dan mortalitas akibat komplikasi AKI. Jika terapi konservatif gagal mengatasi segala komplikasi AKI, perlu dipertimbangkan untuk dilakukan RRT (dialisis). Penyebab dari gagal ginjal akut juga harus dicari dan diatasi agar fungsi ginjal dapat pulih kembali. \n\n \n\n Demikian untuk penjelasan mengenai gagal ginjal akut apabila sahabat hermina memiliki keluhan atau masalah kesehatan pada gangguan ginjal segera konsultasikan ke Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSU Hermina Solo. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Jatinegara<\/a><\/li>
- 21 April 2022<\/li><\/ul><\/div>
Waspadai, Penyakit yang Sering Muncul Setelah Lebaran<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, hari Lebaran menjadi momentum berharga setelah sebulan penuh berpuasa. Merayakan hari Lebaran dimulai dengan Shalat Id, bersilaturahmi dengan keluarga atau kerabat dan mencicipi berbagai kuliner Lebaran. Beragam aneka menu makanan yang tersaji di hari Lebaran menjadi salah satu ciri khas dan tradisi yang dilakukan banyak orang saat Lebaran. Tetapi, jika kamu tak bisa mengontrol diri dengan memakan segala menu secara berlebihan, hati-hati dengan potensi penyakit yang bisa saja menghampiri setelahnya. Berikut beberapa penyakit yang biasa muncul setelah lebaran. \n\n \n Flu dan Batuk \n \n\n Flu dan batuk merupakan penyakit yang bisa disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Penyakit ini juga rentan muncul setelah Lebaran. Sebab, berbagai kegiatan yang dijalankan pada hari Lebaran seringkali membuat waktu istirahat & tidur terganggu. Akibatnya tubuh menjadi mudah lelah dan daya tahan tubuh akan menurun. \n\n \n Maag \n \n\n Maag merupakan gangguan yang terjadi pada lambung. Penyakit ini ditandai dengan nyeri pada ulu hati atau perut bagian atas, mual, muntah, sering bersendawa, begah dan kembung pada perut bagian atas. Maag bisa terjadi akibat perubahan pola makan setelah berpuasa, serta mengonsumsi terlalu banyak makanan pedas, asam, dan mengandung gas saat Lebaran. Ditambah lagi dengan kesibukan selama beraktivitas saat Lebaran, membuat waktu makan Anda menjadi tidak teratur yang kemudian bisa menimbulkan maag. \n\n \n Diare \n \n\n Gangguan pencernaan lain yang sering diderita banyak orang setelah Lebaran adalah diare. Penyakit yang disebabkan oleh inflamasi, infeksi pada saluran pencernaan itu bisa membuat Anda sering buang air besar. Seringkali diare terjadi lantaran perubahan pola makan atau karena makanan dan minuman yang dikonsumsi tidak higienis. \n\n \n Radang Tenggorokan \n \n\n Radang tenggorokan bisa terjadi akibat infeksi oleh bakteri/virus, iritasi yang dapat dicetuskan akibat terlalu banyak mengonsumsi makanan pedas. Gejala yang muncul antara lain rasa sakit pada tenggorokan, nyeri saat menelan, dan bisa menyebabkan sakit kepala yang hebat. \n\n \n Hipertensi \n \n\n Makanan yang dihidangkan yang banyak mengandung kolestrol, tinggi garam dan banyaknya makanan yang beraneka rasa entah itu asin, manis, pedas, asam dan gurih. Bisa menyebabkan penyakit kronis anda kambuh seperti hipertensi, diabetes dan kolesterol. \n\n \n Hiperglikemia \n \n\n Hiperglikemia adalah kondisi kadar gula darah yang tinggi di atas normal. Penyebabnya adalah mengonsumsi makanan manis dan berlemak dalam jumlah yang berlebihan. Hiperglikemia dapat terjadi pada orang yang memiliki riwayat penyakit diabetes, gangguan fungsi pankreas atau kelenjar tiroid. Dalam jangka panjang, hiperglikemia yang dibiarkan & tidak terkontrol dapat menyebabkan komplikasi yang merusak mata, ginjal, saraf dan jantung. Jadi, kurangi konsumsi cemilan kue-kue dan minuman manis yang tinggi gula. \n\n Nah Sahabat Hermina, itulah beberapa penyakit yang sering muncul setelah Lebaran. Untuk itu, penting bagi Anda memastikan waktu istirahat yang cukup, mengonsumsi vitamin, cukup air mineral, makanan tinggi serat serta yang bergizi. Supaya, Anda terhindar dari kelelahan dan imunitas tetap terjaga. Hal yang penting juga adalah, kurangi aktivitas berlebihan di luar rumah dan berpergian jarak jauh yang menguras energi. Apalagi di masa pandemi seperti ini. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Galaxy<\/a><\/li>
- 22 September 2021<\/li><\/ul><\/div>
Sindrom Metabolik Itu Apa Sih ?<\/a><\/h3>
Eits, jangan sampai salah pengertian ya. Sindrom metabolik bukanlah penyakit, melainkan kumpulan dari faktor risiko yang mengarah pada beberapa gangguan kesehatan tertentu. Sindrom metabolik disebabkan oleh pola makan kurang sehat, kurangnya aktivitas fisik, usia lanjut, dan ketidakseimbangan hormonal. Faktor utama yang mendasarinya adalah obesitas di daerah perut, dan suatu kondisi yang disebut dengan resistensi insulin. \n \nDalam dekade terakhir, sindrom metabolik semakin mendapat perhatian serius dari praktisi kesehatan karena angka kejadian yang semakin meningkat dan peningkatan penderita obesitas pada populasi Asia. \n \nSindrom metabolik dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit berbahaya seperti penyakit jantung koroner, stroke, dan diabetes mellitus, lho! \n\n Menurut dr. Ken Ayu, SpPD, dokter spesialis penyakit dalam RS Hermina Galaxy, faktor utama yang mendasari sindrom metabolik adalah resistensi insulin. Namun, Anda bisa berisiko lebih tinggi untuk menderita sindrom metabolik, jika: \n1. Berusia lebih tua. Risiko Anda terkena sindrom metabolik akan meningkat jika Anda berusia 40-an, dan semakin tinggi jika Anda berusia 50 tahun ke atas \n2. Memiliki risiko lebih tinggi terhadap penggumpalan darah dan inflamasi (Anda dapat melakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui hal ini) \n3. Memiliki riwayat keluarga dengan obesitas atau diabetes mellitus \n4. Memiliki kondisi medis lain, seperti polycystic ovary syndrome (PCOS), fatty liver, batu empedu akibat kolesterol, dan lipodistrofi. "Jika Anda memiliki salah satu dari faktor risiko tersebut, maka Anda perlu lebih waspada. Semakin banyak faktor risiko yang Anda miliki, semakin tinggi pula risiko Anda mengalami sindrom metabolik dan komplikasi penyertanya,” tambah dr. Ken Ayu. \n \nPada kasus sindrom metabolik, ada beberapa upaya pencegahan yang bisa dilakukan, yaitu: \n \n1. Pencegahan primer, dilakukan sebelum sindrom metabolik terjadi, dengan menjalani pola hidup sehat, yaitu dengan mengatur pola makan, olahraga teratur, dan pemeriksaan kesehatan berkala. \n2. Pencegahan sekunder, yakni bagi Anda yang telah mengalami sindrom metabolik. Pada tahap ini, Anda perlu kontrol ke dokter secara rutin dan mungkin akan diberikan obat-obatan tertentu untuk mencegah terjadinya komplikasi. \n3. Pencegahan tersier, yakni jika sudah terjadi komplikasi, dilakukan untuk mencegah komplikasi yang lebih berat atau berakibat fatal, serta mencegah agar kualitas hidup tidak semakin menurun. \n \nTidak ada yang susah kok, selama ada niatnya. Yuk, segera lakukan langkah pencegahannya! \n\n Yuk, jangan tunda lagi untuk memulai pola hidup sehat, olahraga teratur, dan cek kesehatan berkala agar terhindar dari sindrom metabolik! \n\n Tak ada yang mau sakit, tapi sudahkah Anda berusaha maksimal untuk menjaga diri agar tubuh tetap fit? \n\n Untuk pendaftaran ke dokter spesialis silahkan melakukan pendaftaran online melalui : \n\n 1. Call Center: 1500 488 \n2. Mobile apps: PT. Medikaloka Hermina Tbk (tersedia untuk IOS download disini dan Android download disini) \n3. Website: www.herminahospitals.com \n\n Sehat bersama RS Hermina Galaxy \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Yogya<\/a><\/li>
- 10 Juni 2021<\/li><\/ul><\/div>
Sendawa Terus Menerus<\/a><\/h3>
Sendawa dapat dilakukan oleh siapa saja, juga biasa terjadi pada bayi. Hal ini umumnya dapat diartikan sebagai kondisi yang baik bagi bayi karena dengan begitu kelebihan udara di dalam lambungnya dapat terbuang. Bayi bersendawa karena pada saat dia menyusu, udara juga ikut tertelan, terutama jika menggunakan botol susu. \n\n \n\n \n\n Bagaimana Sendawa Bisa Terjadi? Apa Penyebabnya? \n\n \n\n Menelan udara, baik secara sengaja maupun tidak, disebut dengan aerophagia. Udara yang masuk ke saluran pencernaan mengandung gas nitrogen dan oksigen. Gas ini akan didorong ke atas oleh lambung menuju kerongkongan dan keluar dari mulut dalam bentuk sendawa. Gas dalam saluran pencernaan umumnya terbentuk dari proses pencernaan makanan atau ketika ada udara yang tertelan melalui mulut. Udara dapat masuk ke tubuh jika Anda berbicara sambil makan, mengunyah permen karet, mengisap permen, makan terlalu cepat, atau merokok. \n\n \n\n Selain penyebab di atas, masih ada kondisi-kondisi tertentu yang dapat membuat seseorang lebih sering bersendawa, yaitu: \n\n \n Mengonsumsi makanan atau minuman tertentu, antara lain brokoli, kacang-kacangan, pisang, biji-bijian utuh, kismis, dan minuman berkarbonasi atau soda. Minuman keras, makanan kaya akan gula, tepung, dan serat juga dapat menyebabkan sering sendawa. \n Mengonsumsi obat tertentu, antara lain aspirin, ibuprofen, obat pencahar seperti sorbitol dan laktulosa, dan acarbose untuk menangani diabetes tipe 2. \n Merasa cemas. Beberapa orang banyak menelan udara saat mereka sedang cemas. \n \n\n \n\n Beberapa penyakit juga dapat membuat penderitanya lebih banyak bersendawa akibat perut yang tidak nyaman, antara lain: \n\n \n Penyakit asam lambung atau gastroesophageal reflux disease (GERD). Kondisi ini diakibatkan oleh asam lambung yang naik ke kerongkongan. \n Gastritis atau peradangan pada dinding lambung. \n Dispepsia, yaitu kondisi di mana orang merasa sering bersendawa diikuti keluhan lain berupa mual, nyeri ulu hati, dan kembung. \n Infeksi bakteri Helicobacter pylori pada lambung. \n Tukak lambung, yaitu luka pada dinding lambung, kerongkongan, dan usus halus bagian atas. \n Gastroparesis, yaitu gangguan ketika terjadi kelemahan pada otot dinding lambung karena kerusakan saraf yang mengatur fungsi lambung, sehingga fungsi pencernaan menjadi lebih lambat. \n Intoleransi laktosa, yaitu ketidakmampuan lambung mencerna laktosa dalam susu. \n Gangguan penyerapan sorbitol atau karbohidrat fruktosa. \n Gangguan pada pankreas (pancreatic insufficiency), yaitu ketidakmampuan pankreas untuk menjalankan perannya melepaskan enzim untuk proses pencernaan. \n Penyakit celiac, yaitu ketika terjadi intoleransi gluten yang banyak terdapat dalam makanan bertepung, seperti roti. \n Sindrom dumping, yaitu gejala yang muncul ketika pengosongan lambung terjadi secara cepat, sebelum isinya tercerna dengan baik. \n \n\n \n\n \n\n Cara Mengatasi Sendawa \n\n \n\n Umumnya sendawa bukanlah hal yang berbahaya dan tidak memerlukan penanganan khusus. Meski sendawa adalah proses alami, tetap saja ada saat kita perlu mencegah sendawa, misalnya pada acara jamuan resmi. Untuk mencegah sendawa dan membantu meredakan sendawa, Anda bisa mencoba beberapa cara berikut ini: \n\n \n Hindari makan dan minum dengan terburu-buru. \n Merokok menyebabkan Anda menghirup udara. Minimalkan atau hindari merokok. \n Batasi konsumsi permen dan permen karet. \n Hindari konsumsi bir dan minuman berkarbonasi yang mengandung gas karbon dioksida. \n Hindari mengonsumsi makanan yang dapat menghasilkan gas, seperti brokoli, kol, kacang-kacangan, dan produk olahan susu. \n Jika menggunakan gigi palsu, coba periksakan agar pemasangannya tepat, untuk meminimalkan udara yang tertelan pada saat mengunyah atau berbicara. \n Jika Anda mengalami nyeri ulu hati ringan, cobalah untuk mengonsumsi obat maag yang dijual bebas, misalnya antasida, atau berkonsultasi ke dokter jika Anda mengalami gejala yang cukup berat. \n Konsumsi suplemen atau minuman probiotik untuk membantu pencernaan. \n Berjalan kaki atau melakukan olahraga ringan selama beberapa saat setelah makan juga dapat membantu kelancaran proses pencernaan, sehingga mengurangi sendawa. \n \n\n \n\n Walau umumnya bukan merupakan hal serius, tapi segera periksakan diri ke dokter jika Anda terus bersendawa atau bila perut terus-menerus terasa kembung dan mual. Dokter akan menanyakan gejala-gejala lain dan melakukan pemeriksaan fisik untuk mendiagnosis penyebabnya. Jika dibutuhkan, akan dilakukan pemeriksaan rontgen pada perut, MRI, atau CT scan, untuk menilai kondisi sistem pencernaan dengan lebih cermat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Medan<\/a><\/li>
- 15 April 2021<\/li><\/ul><\/div>
Rheumatoid Arthritis: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya <\/a><\/h3>
Rheumatoid Arthritis adalah kelompok penyakit yang menyerang sendi dan jaringan disekitarnya, antara lain di tulang, otot dan jaringan ikat. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ada lebih 150 jenis penyakit reumatik. Beberapa penyakit reumatik ini yang banyak dijumpai adalah: \n\n \n Osteoartritis/OA (Pengapuran Sendi) \n Artritis Gout (Penyakit Asam Urat) \n Lupus Eritematosus Sistemik/SLE (Lupus) \n Artritis Reumatoid (AR) \n Spondiloartropati Seronegatif (Artritis Psoriatik, Ankylosing Spondilitis, Artritis Reaktif, Artritis Enteropati) \n Sindrom Sjogren \n Sklerosis Sistemik/Skleroderma \n Osteoporosis (Keropos Tulang) \n \n\n \n\n \n\n Bagaimana Gejala Rheumatoid Arthritis? \n\n \n\n Gejala penyakit rheumatoid arthritis akan berbeda, namun gejala yang paling sering muncul yaitu rasa kaku, kemerahan, bengkak, terasa hangat dan timbul rasa nyeri. Gejala diatas harus segera ditangani, karena jika tidak, akan bertambah parah dan menyebar ke bagian tubuh lainnya. \n\n \n\n Gejala lain yang bisa timbul di luar persendian, antara lain mata kering yang merupakan salah satu gejala Sindrom Sjogren, sariawan yang tidak disertai nyeri pada penyakit SLE, mulut kering yang juga suatu gejala dari Sindrom Sjogren, timbul ruam pada kulit yang merupakan gejala SLE, timbul ruam kemerahan pada daerah pipi, lesi tebal bersisik yang termasuk gejala Psoriasis dan kulit kaku dan mengeras yang merupakan gejala sklerosis sistemik. Selain itu gejala lain yang mungkin muncul yaitu demam, penurunan berat badan, keletihan, dan penurunan nafsu makan. \n\n \n\n \n\n Apa Penyebab Rheumatoid Arthritis? \n\n \n\n Penyebab Rheumatoid Arthritis adalah sistem imun yang keliru dan menyerang sinovium, bagian dalam membran yang mengelilingi sendi. Hal ini menyebabkan peradangan pada sinovium, yang akan menghancurkan kartilago (tulang rawan) dan tulang dengan sendi. Tendon dan ligamen yang menyangga sendi pun melemah dan meregang. Sendi lalu perlahan-lahan kehilangan bentuk dan konturnya. Merokok juga dapat menyebabkan Rheumatoid Arthritis \n\n \n\n \n\n Apa Saja Pemeriksaan Awal untuk Deteksi Dini Rheumatoid Arthritis? \n\n \n\n Sahabat Hermina bisa melakukan beberapa pemeriksaan untuk mendeteksi rheumatoid Arthritis dengan pemeriksaan berikut: \n\n \n Pemeriksaan Fisik oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Rheumatologi \n Tes Darah \n Foto Pencitraan (rontgen, MRI, CT-Scan, USG) \n \n\n \n\n \n\n Bagaimana Cara Mencegah Rheumatoid Arthritis? \n\n \n\n Rheumatoid Arthritis dapat dicegah. Sahabat Hermina dapat melakukan beberapa cara berikut untuk mencegahnya, yaitu: \n\n \n Menjaga berat badan agar tetap pada batas ideal \n Rutin berolahraga \n Berhenti merokok \n Menjaga pola makan \n \n\n \n\n \n\n Bagaimana Pengobatan Rheumatoid Arhtritis? \n\n \n\n Pengidap rheumatoid arthritis masih belum ada obat yang dapat menyembuhkan secara total, namun dengan pengobatan yang tepat, penyebaran dan peradangan pun bisa dihambat. Pengobatan rheumatoid arthritis bisa dilakukan dnegan melakukan terapi untuk menghambat perkembangan dan gejala rheumatoid arthritis \n\n \n\n \n\n Bagi Penderita Rheumatoid Arthritis, Anda dapat berkonsultasi dengan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Rheumatologi di RS Hermina Medan. Segera berbicara dengan dokter jika mengalami keluhan pada sendi agar mendapat penanganan yang tepat. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 15 April 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 10 Juni 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 22 September 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 21 April 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 28 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 25 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 20 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 06 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 23 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 11 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 31 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 27 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>