- Hermina Soreang<\/a><\/li>
- 30 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
Si Kecil Ngeluh Mata Buram? Bunda Wajib Waspada<\/a><\/h3>
Apa itu Ambliopia (Mata Malas)? \n\n Kemampuan penglihatan yang buruk pada salah satu ataupun kedua mata yang disebabkan oleh cacat pada perkembangan penglihatan normal semasa kanak-kanak dapat menyebabkan kondisi seumur hidup yang disebut mata malas atau disebut dengan Lazy Eye. \n\n \n\n Apa penyebab Ambliopia (Mata Malas)? \n\n Mata Malas (Ambliopia) adalah kurang jelasnya penglihatan akibat perkembangan penglihatan yang tidak sempurna dalam otak. Otak manusia membutuhkan stimulasi visual untuk berkembang sepenuhnya. Pada saat perkembangan anak sejak lahir hingga usia 8 tahun, apapun yang menghalangi atau mengganggu jelasnya penglihatan dapat menyebabkan ambliopia. \n\n Penyebab umum termasuk ukuran kacamata tinggi (contohnya astigmatisme, hiperopia dan miopia), mata juling (strabismus), atau apapun yang menghalangi aksis visual pada satu mata (contohnya kelopak mata turun, katarak anak). \n\n Mata malas (ambliopia) biasanya hanya mempengaruhi satu mata, tetapi apabila kedua mata kurang mendapat visual yang baik dan jelas untuk periode yang berkepanjangan, kondisi dapat timbul pada kedua mata. Diagnosa dini meningkatkan kemungkinan suksesnya pengobatan, karena setelah usia 8 tahun, kerusakan visual dapat menjadi permanen. \n\n \n\n Bagaimana kita sebagai orang tua bisa mengetahui jika anak mengidap Mata Malas (Ambliopia)? \n\n Anak yang mengidap ambliopia biasanya tidak mengeluh tentang penglihatan yang buruk, sehingga masalah ini terkadang baru diketahui saat penglihatan kedua mata diperiksa (contohnya saat tes mata di sekolah). Kadang kala, orang tua menyadari bahwa mata anaknya juling (strabismus) yaitu ketika satu mata tampak tidak sejajar dengan mata lainnya. \n\n Dalam kondisi tertentu ini (contohnya keberadaan strabismus, kelopak mata turun, atau halangan pada aksis visual), dokter anda perlu memeriksa penglihatan anak anda untuk keberadaan ambliopia secara teratur. \n\n \n\n Resiko anak mengidap Mata Malas (Ambliopia) \n\n Anak Anda mempunyai resiko yang lebih tinggi jika dia memiliki: \n\n - Astigmatisma yang besar, rabun jauh (miopi) atau rabun dekat (hiperopia) \n\n - Perbedaan ukuran kacamata yang besar antara mata satu dengan lainnya \n\n - Gangguan penglihatan karena cacat sejak lahir seperti kelopak mata turun (ptosis), katarak atau luka pada mata \n\n - Strabismus atau mata juling dimana mata yang tidak sejajar tidak digunakan \n\n \n\n Jenis perawatan apa yang tersedia untuk Mata Malas (Ambliopia)? \n\n Pertama, jika ada ketidaknormalan ukuran kacamata, anak perlu diberikan kacamata yang sesuai untuk digunakan sepanjang waktu. Kemudian, anak perlu didorong untuk menggunakan mata yang malas. \n\n Ini biasanya dilakukan dengan menutup mata yang baik, biasanya untuk beberapa jam setiap hari. Pengobatan mungkin memakan waktu beberapa bulan, dan bahkan beberapa tahun, dan seringkali lebih efektif ketika dimulai pada usia dini. Jika ambliopia terlambat terdeteksi (contohnya setelah usia 8 tahun), ada kemungkinan kerusakan visual tidak dapat disembuhkan. Karena itu sangatlah penting untuk memeriksakan mata anak. \n\n Bunda, jika si kecil mengalami tanda serupa, segera konsultasikan dengan Dokter Spesialis Mata di RS Hermina Soreang. \n\n Download aplikasi Hermina Mobile Apps untuk memudahkan akses pendaftaran ke RS Hermina Soreang. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina OPI Jakabaring<\/a><\/li>
- 27 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
Bahaya Mengucek Mata: Kenali Risiko dan Cegahannya<\/a><\/h3>
Mengucek mata adalah tindakan yang sering kali dilakukan secara refleks ketika mata terasa gatal atau ketika mata sedang merasa tidak nyaman. Dan tidak jarang juga kita mengucek mata dengan secara kasar dan berlebihan. Namun, tahukah Anda bahwa mengucek mata sebenarnya dapat membawa risiko serius bagi kesehatan mata Anda? Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa bahaya mengucek mata dan bagaimana cara mencegahnya. \n\n Penyebab Mata Gatal: \n\n Mata dapat terasa gatal karena berbagai alasan, seperti paparan debu, kotoran, atau alergen di udara. Selain itu, infeksi bakteri atau virus juga dapat menyebabkan mata gatal. Pada kondisi tertentu, seperti alergi atau sindrom mata kering, mata cenderung lebih rentan terhadap rasa gatal. \n\n Potensi Bahaya Mengucek Mata: \n\n \n Mengucek mata dengan keras atau tanpa kebersihan yang memadai dapat mengakibatkan beberapa masalah kesehatan mata, termasuk: \n Infeksi: Bakteri atau virus dari tangan dapat dengan mudah masuk ke mata dan menyebabkan infeksi. \n Kerusakan Kornea: Mengucek mata dengan keras dapat menyebabkan goresan atau kerusakan pada permukaan kornea, yang dapat mengganggu penglihatan. \n Peradangan: Mengucek mata secara berlebihan dapat menyebabkan peradangan pada kelopak mata dan membran yang melapisi mata. \n Pembengkakan: Mengucek mata dengan keras dapat menyebabkan pembengkakan kelopak mata dan area sekitarnya. \n \n\n Risiko Penularan Infeksi: \n\n Tangan manusia adalah media yang sempurna untuk berbagai mikroorganisme berbahaya. Mengucek mata dengan tangan yang kotor atau tidak dicuci dengan benar dapat menyebabkan penularan infeksi seperti konjungtivitis (peradangan selaput lendir mata) atau keratitis (peradangan kornea). \n\n Cara Mencegah Bahaya Mengucek Mata: \n\n \n Cuci Tangan Secara Teratur: Pastikan tangan Anda selalu bersih sebelum menyentuh mata atau area wajah lainnya. \n Hindari Mengucek Mata Secara Berlebihan: Jika mata terasa gatal, coba gunakan tetesan mata bebas konversi yang direkomendasikan oleh dokter. \n Gunakan Tisu Bersih: Jika perlu membersihkan mata atau mengusap mata, gunakan tisu bersih dan lembut. \n Konsultasikan dengan Dokter: Jika mata terasa tidak nyaman atau mengalami masalah penglihatan, segera berkonsultasi dengan dokter mata. \n \n\n \n\n Kesimpulan: Mengucek mata mungkin terasa sebagai tindakan yang tidak berbahaya, namun dapat memiliki konsekuensi serius bagi kesehatan mata Anda. Penting untuk memahami bahaya ini dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat untuk menjaga kesehatan mata Anda. Jika Anda mengalami masalah mata yang serius, segera hubungi dokter mata untuk konsultasi dan perawatan yang tepat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 16 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
Serba-serbi Katarak, dari Gejala Hingga Penanganan.<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina yang berbahagia, \n\n Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata atau kapsulnya (di sekeliling membran transparan) yang dapat menghalangi jalannya cahaya melalui lensa ke retina mata. Jika ukurannya cukup besar atau letaknya di jalur masuknya cahaya, maka dapat mengurangi ketajaman penglihatan. \n\n Pada umumnya katarak berhubungan dengan proses penuaan yang dapat dimulai pada usia 40 tahun. Kecepatan berkembangnya katarak dan luasnya katarak sangat bervariasi pada masing-masing orang. Proses penyakit ini berkembang secara bertahap, sehingga pada dekade keempat atau kelima katarak pada akhirnya akan matang dan membuat lensa menjadi keruh sepenuhnya sehingga mengganggu aktivitas rutin. Pilihan tatalaksana termasuk koreksi dengan kacamata dapat dilakukan pada katarak tahap awal. Sedangkan pada katarak tahap matang, operasi menjadi pilihan utama. \n\n World Report on Vision di tahun 2019 melaporkan 2,2 milyar orang mengalami gangguan penglihatan. Perhimpunan Dokter Mata Indonesia (Perdami) pada 2017 menyebutkan jika 81,2% mengalami katarak, umumnya terjadi pada usia di atas 50 tahun. Katarak merupakan penyebab utama kebutaan di seluruh dunia. \n\n Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya katarak: \n\n \n Katarak kongenital: penelitian menyebutkan terdapat hubungan erat antara katarak kongenital dan nutrisi ibu, infeksi (Rubella dan Rubeola), dan kekurangan oksigenasi akibat perdarahan plasenta. \n Terkait usia (katarak senilis): jenis katarak yang paling umum. \n Cedera traumatik1,2: Penyebab paling umum dari katarak unilateral pada dewasa muda. Trauma dapat berupa: perforasi, tumpul, sengatan listrik, radiasi ultraviolet, radiasi pengion, trauma kimia. \n Penyakit Endokrin3: Diabetes mellitus, Hipoparatiroidisme, Kretinisme. \n Penyakit Mata Primer: Uveitis anterior kronis, miopia tinggi, distrofi fundus herediter. \n Obat-obatan: Kortikosteroid dan inhibitor antikolinesterase. \n Gizi buruk4: pola makan yang kekurangan antioksidan dan vitamin. \n Alkohol dan merokok. \n \n\n Pasien katarak dapat mengeluhkan salah satu dari gejala berikut. Penurunan penglihatan yang bertahap, buram dirasakan seperti ada asap yang menghalangi, Pasien juga mengeluhkan penglihatan berbayang seperti ada air mata. Selain itu, keluhan sensitif atau silau terhadap cahaya, terutama saat terkena lampu mobil atau terkena sinar matahari saat siang hari. Dapat juga ditemukan gangguan penglihatan warna, seperti objek tampak memudar atau menguning. \n\n Katarak dapat dievaluasi dan didiagnosis dengan beberapa langkah sebagai berikut: \n\n \n Anamnesis: keluhan utama pasien yaitu penurunan/gangguan penglihatan, riwayat kondisi mata di masa lalu, riwayat penyakit sistemik yang menyebabkan atau memperparah gejala. \n Pemeriksaan mata secara komprehensif: ketajaman penglihatan dan refraksi, pemeriksaan slit-lamp, respon pupil, dan pemeriksaan fundus/saraf mata dengan cara melebarkan pupil. Jika terdapat kelainan pada pemeriksaan segmen posterior mata, misalnya degenerasi makula terkait usia atau retinopati pada penderita diabetes, dapat menjadi faktor penting untuk menentukan hasil penglihatan setelah operasi. \n \n\n \n Pilihan pengobatan tergantung pada tingkat kekeruhan yang mempengaruhi aktivitas penting sehari-hari. Jika ketajaman penglihatan 6/24 atau lebih baik, pengobatan dengan medikamentosa atau kacamata dapat dipertimbangkan. Baru-baru ini ada penelitian mengenai obat tetes yang dapat melarutkan katarak, namun masih dalam tahap uji coba. Tindakan operasi katarak dapat dipilih jika ketajaman penglihatan lebih buruk dari 6/24 atau terdapat indikasi medis (glaukoma fakolitik, glaukoma fakomorfik, ablasio retina) di mana katarak berdampak buruk pada kondisi penglihatan. Sebelum dilakukan tindakan operasi, ada beberapa kondisi umum yang harus dievaluasi agar mendapatkan hasil operasi yang lebih baik, di antaranya diabetes, hipertensi, penyakit jantung, penyakit saraf, serta penyakit saluran pernafasan. \n\n Prognosis hasil visual pada operasi katarak bergantung pada beberapa faktor seperti tingkat gangguan penglihatan, jenis katarak, waktu dan cara intervensi, keterlibatan mata unilateral atau bilateral, serta adanya penyakit sistemik lain. Pada mayoritas kasus, operasi mengembalikan penglihatan dengan sangat efektif. Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa pada sebagian besar kasus, prognosis setelah operasi sangat baik yaitu mencapai 70-95%, jika pasien secara ketat mengikuti instruksi pasca operasi dan rejimen pengobatan yang disarankan oleh dokter mata.5 Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan mata secara rutin, yang akan mendeteksi perkembangan katarak pada mata lainnya. \n\n Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya atau memburuknya katarak, di antaranya: \n\n \n Berhenti merokok dan mengonsumsi alkohol, yang mengganggu kondisi kesehatan secara umum, termasuk risiko katarak. \n Menjaga pola makan sehat dan aktivitas fisik yang baik, guna mengoptimalkan kadar antioksidan dalam tubuh untuk menjaga kesehatan mata. \n Rutin melakukan medical check up, katarak sangat berkaitan dengan penyakit diabetes dan hipertensi. \n Menggunakan kacamata yang melindungi mata dari sinar UVB saat di luar ruangan. \n Konsultasi dengan dokter spesialis mata untuk melakukan uji kesehatan mata minimal satu tahun sekali. \n \n\n Jadi Sahabat Hermina, bila mengalami keluhan seperti tanda dan gejala yang di jelaskan diatas, segera konsultasikan ke Dokter Spesialis Mata agar dapat di deteksi lebih lanjut dan dapat segera melakukan perencanaan tindakan operasi katarak. \n\n Salam Sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Samarinda<\/a><\/li>
- 10 Juli 2023<\/li><\/ul><\/div>
Menjaga Penglihatan yang Sehat saat Tua “Tips untuk Mencegah dan Mengatasi Presbiopi”<\/a><\/h3>
Presbiopi, juga dikenal sebagai rabun dekat, adalah kondisi umum yang dialami oleh banyak orang saat mereka menua. Ini terjadi karena lensa mata kehilangan elastisitasnya, yang mengakibatkan kesulitan dalam melihat objek yang berada dekat dengan mata. Meskipun presbiopi tidak dapat dihindari sepenuhnya, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk menjaga penglihatan yang sehat saat menua dan mengurangi dampak presbiopi. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu Sahabat Hermina mencegah dan mengatasi presbiopi. \n\n \n\n Rutin Periksa Mata \n\n Penting untuk menjaga penglihatan yang sehat dengan rutin memeriksakan mata ke dokter mata. Dokter mata dapat mendeteksi masalah penglihatan seperti presbiopi secara dini dan memberikan saran yang tepat untuk mengatasi kondisi tersebut. Periksa mata secara teratur juga membantu dalam mendeteksi masalah mata lainnya yang mungkin muncul seiring bertambahnya usia. \n\n \n\n Kenakan Kacamata atau Lensa Kontak yang Tepat \n\n Jika Sahabat Hermina telah didiagnosis menderita presbiopi, dokter mata Sahabat Hermina mungkin akan merekomendasikan kacamata baca atau lensa kontak khusus yang dirancang untuk mengatasi masalah ini. Penting untuk mengenakan kacamata atau lensa kontak yang tepat dan mengikuti petunjuk perawatan yang diberikan oleh dokter mata. Penggunaan kacamata atau lensa kontak yang tidak tepat dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan memperburuk kondisi penglihatan. \n\n \n\n Penerangan yang Adekuat \n\n Memastikan penerangan yang baik di area kerja dan di sekitar rumah dapat membantu mengurangi kelelahan mata yang disebabkan oleh presbiopi. Gunakan lampu yang cukup terang dan hindari menerangi ruangan dengan cahaya yang terlalu terang atau terlalu redup. \n\n \n\n Jaga Jarak yang Tepat \n\n Saat menggunakan layar komputer atau membaca buku, penting untuk menjaga jarak yang tepat antara mata dan objek yang dilihat. Jarak yang baik adalah sekitar 30 hingga 40 sentimeter. Ini membantu mengurangi beban pada mata dan membuatnya lebih mudah untuk melihat objek dengan jelas. \n\n \n\n Istirahat yang Cukup \n\n Memberi mata istirahat yang cukup juga sangat penting untuk menjaga penglihatan yang sehat. Ketika mata terus-menerus fokus pada objek yang dekat, seperti saat membaca atau menggunakan gadget, otot mata dapat lelah. Pastikan untuk mengambil istirahat secara berkala dengan mengalihkan fokus penglihatan pada objek yang lebih jauh atau melakukan latihan relaksasi mata. \n\n \n\n Konsumsi Makanan Sehat \n\n Gizi yang baik dapat berkontribusi pada kesehatan mata yang optimal. Makan makanan yang kaya akan vitamin A, C, E, dan zat besi dapat membantu menjaga penglihatan yang sehat. Makanan seperti wortel, brokoli, bayam, jeruk, dan ikan berlemak seperti salmon adalah contoh makanan yang baik untuk mata. \n\n \n\n Hindari Kebiasaan Merokok dan Paparan Rokok Pasif \n\n Merokok dan paparan rokok pasif telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk masalah mata. Zat-zat kimia yang terkandung dalam asap rokok dapat merusak mata dan meningkatkan risiko perkembangan penyakit mata seperti katarak. Jadi, penting untuk menghindari merokok dan menjauhi lingkungan yang merokok. \n\n \n\n Olahraga Mata \n\n Olahraga mata dapat membantu menjaga kekuatan dan kelenturan otot mata. Gerakan sederhana seperti mengedipkan mata dengan cepat, menggerakkan mata dari satu sisi ke sisi lain, atau melihat objek dekat dan jauh secara bergantian dapat membantu memperkuat otot-otot mata. \n\n \n\n Dengan mengikuti tips-tips di atas, Sahabat Hermina dapat menjaga penglihatan yang sehat saat menua dan mengurangi dampak presbiopi. Namun, penting juga untuk diingat bahwa presbiopi adalah bagian normal dari proses penuaan dan tidak dapat sepenuhnya dihindari. Jika Sahabat Hermina memiliki kekhawatiran tentang penglihatan Sahabat Hermina atau mengalami gejala yang mengganggu, segera konsultasikan dengan dokter mata kepercayaan Sahabat Hermina untuk evaluasi lebih lanjut. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Wonogiri<\/a><\/li>
- 19 Desember 2022<\/li><\/ul><\/div>
Mata Sehat Tanpa Katarak<\/a><\/h3>
Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang biasanya jernih. Kekeruhan ini dikarenakan perubahan struktur protein di lensa mata, yg dipengaruhi oleh penuaan, paparan radiasi ultraviolet, maupun karena penyakit gula/diabetes melitus. Adapun penyebab lain seperti infeksi berulang pada mata, dan benturan. Karena faktor tersebut maka Mayoritas penderitanya adalah umur 50 tahun ke atas, 3 dari 100 orang di Indonesia akan mengalami, dan 80% merupakan lansia. \n\n \n\n Bagi orang yang menderita katarak, akan merasakan sensasi seperti pandangan kabus, berkabut, mendung, silau, bahkan sampai tidak dapat melihat sama sekali. Penderita akan mengalami kesulitan beraktifitas seperti membaca, berkendara (khususnya di malam hari), dan bersosialisasi. \n\n Pada stadium lebih lanjut, penderita akan kehilangan kemandirian melakukan aktifitas sehari-hari. \n\n \n\n Katarak merupakan penyakit mata yang sangat bisa disembuhkan, Diistilahkan dengan Avoidable Blindness (kebutaan yand dapat dihindari). Karena sifat lensa sudah berubah menjadi keras, kaku, dan keruh, maka terapi katarak melalui tindakan operasi. tidak dengan obat-obatan, karena dapat dipastikan tidak efektif. \n\n \n\n Sebagian orang masih merasa khawatir, takut, ragu, dengan tindakan operasi katarak. Tidak perlu khawatir bahwa saat ini teknologi operasi katarak sudah sangat cangih, dengan bantuan gelombang ultrasound, dan dengan minimal sayatan. Sehingga minim nyeri, tanpa jahitan, pemulihan cepat, dan hasil yang sangat baik mendekati mata normal. \n\n \n\n Sebaliknya penundaan terapi pada kasus katarak dapat menyebabkan komplikasi lebih lanjut. Semakin keras katarak, semakin tinggi tingkat kesulitan operasi. dan bila lensa katarak menggembung, atau mencair, lensa dapat menginduksi terjadinya Glaukoma. Sedangkan glaukoma sendiri dapat menyebabkan kematian syaraf mata, sehingga menjadi kebutaan permanen. \n\n \n\n Oleh karena itu, mari kita stop avoidable blindness, kebutaan yang dapat dihindari, pencegahan terjadinya buta permanen, yang diawali kasus katarak harus kita lakukan. \n\n \n\n Kapan Harus Ke Dokter? Jika Sahabat Hermina memiliki masalah yang telah dijelaskan di atas sebaiknya Konsultasikan dengan dokter Spesialis Mata \ndr. Nafis Mara, Sp.M di RS Hermina Wonogiri. \n \nJadwal Poliklinik Jantung dan Pembuluh Darah RS Hermina Wonogiri : \n◉ dr. Nafis Mara, Sp.M \nJumat : 09.00 - 21.00 WIB \nSabtu : 06.00 - 14.00 WIB \n\n \nNikmati kemudahan akses pendaftaran ke dokter spesialis di RS Hermina Wonogiri silahkan melalui : \n1. Halo Hermina (tersedia di Playstore/ Appstore) \n2. Situs web : www.herminahospitals.com \n3. Pusat Panggilan : 1500 488 \n4. WA : 0898 4800 008 \n\n Salam Sehat bersama @rsuherminawonogiri \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Balikpapan<\/a><\/li>
- 08 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
5 Jenis Penyakit Mata yang Sering Terjadi<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, mata adalah indra manusia yang merupakan organ sensorik utama pendeteksi cahaya yang mengirimkan informasi dalam bentuk visual ke otak dengan kemampuan untuk membedakan antara warna dan kedalaman. Oleh sebab itu, sekitar 75% informasi yang Anda terima berasal dari mata. Oleh sebab itu tidaklah berlebihan jika dikatakan mata adalah “jendela dunia”. Tahukah Sahabat Hermina 5 Jenit Penyakit Mata yang sering terjadi, yuk kita simak materi berikut. \n\n Apabila anda mengalami beberapa gejala mata bermasalah berikut ini, anda patut waspada dan sebaiknya periksakan ke dokter. Gejala-gejala ada masalah pada organ mata, yaitu: \n\n \n \n Mata Tegang/ terasa lelah, disertai panas dan berair \n \n \n Mata Merah \n \n \n Sulit melihat di malam hari \n \n \n Tidak bisa membedakan warna \n \n \n Kabur saat melihat jauh / dekat \n \n \n Melihat kilatan cahaya, bayang-bayang hitam atau seperti tirai \n \n \n Melihat lampu berbayang seperti pelangi \n \n \n Nyeri pada mata hingga sakit kepala \n \n \n\n Macam-Macam Penyakit Mata \n\n Macam-macam penyakit mata perlu diperhatikan oleh setiap orang. Mata merupakan organ vital manusia yang digunakan untuk melihat dan beraktifitas. Maka dari itu, jangan sampai penyakit mata malah menjadi penghambat aktivitas. \n\n 1. Keluhan mata merah biasanya disebabkan karena alergi, infeksi, trauma atau kurangnya lembabnya mata yang mengakibatkan mata menjadi kering sehingga terasa pedih. Terlalu fokus memandang obyek secara berlebihan juga bisa menjadikan mata menjadi kering. Hal ini bisa terjadi apabila terlalu banyak melihat layar komputer, menonton televisi, atau bermain gadget. \n\n 2. Penyakit Katarak merupakan penyakit mata tersering yang mengganggu fungsi penglihatan akibat kekeruhan yang terjadi pada lensa mata, sehingga penglihatan menjadi kabur. Penyakit ini merupakan penyakit degeneratif yang seringkali terjadi karena usia tua. Walaupun pada penggunaan obat tertentu atau pada penderita penyakit tertentu seperti Diabetes Melitus / kencing manis, katarak dapat muncul lebih cepat. ini bisa terjadi pada salah satu mata atau kedua mata sekaligus. \n\n 3. Glaukoma adalah kerusakan saraf mata akibat meningkatnya tekanan pada bola mata. Meningkatnya tekanan bola mata ini terjadi akibat gangguan pada sistem aliran cairan mata. Seseorang yang menderita kondisi ini dapat merasakan gejala berupa gangguan penglihatan, nyeri pada mata, sakit kepala dan terkadang disertai mata merah. Glaukoma dapat diturunkan maupun terjadi akibat komplikasi penyakit mata lainnya. \n\n 4. Presbiopi adalah kondisi mata yang kehilangan kemampuan fokus secara bertahap, untuk melihat objek pada jarak dekat. Presbiopi juga merupakan salah satu hal yang akan dirasakan manusia sebagai bagian dari proses penuaan tubuh secara alami. \n\n 5. Rabun jauh atau miopia adalah gangguan pada penglihatan yang menyebabkan objek yang letaknya jauh terlihat kabur, tetapi tidak ada masalah melihat objek yang letaknya dekat. Miopi atau rabun jauh dikenal juga dengan istilah mata minus. \n\n Cara menjaga mata sehat diantaranya yaitu : \n\n \n \n Konsumsi makanan sehat \n \n \n Berhenti terlalu lama menatap layar gadget \n \n \n Hindari berenang di air yang terlalu banyak mengandung klorin tanpa kaca mata renang \n \n \n\n Sahabat Hermina, mata merupakan salah satu organ tubuh yang berharga dan harus kita jaga kesehatannya. Jika merasa mengalami beberapa gejala penyakit mata yang telah disebutkan, segera ke rumah sakit agar dapat segera ditangani. Salam sehat \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 08 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 19 Desember 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 10 Juli 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 16 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 27 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 30 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>