- Hermina Bogor<\/a><\/li>
- 10 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Berdarah Saat BAK? - Hematuria<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, pernah mendengar seseorang atau mengalami urine mengandung warna yang tidak biasa atau kencing berdarah. Kondisi ini ditandai dengan adanya perubahan warna urine menjadi kecoklatan atau kemerahan akibat adanya darah yang tercampur pada urine. \n\n \n\n Kencing berdarah atau yang dikenal dengan hematuria adalah sel darah atau darah yang ada dalam urin. Ditemukannya darah dalam urin adalah keadaan yang tidak normal, baik yang bersifat makroskopis ataupun juga secara mikroskopi. Mikroskopis ditanda dengan warna urin tampak jernih namun ada sel darah ditemukan dalam pemeriksaan urin melalui mikroskop. Sedangkan makroskopis terlihat jelas dengan mata karena terdapat perubahan warna urin menjadi kemerahan, kecoklatan atau merah terang. Kasus ini lebih banyak ditemukan karena pasien dapat langsung mengenalinya. \n\n \n\n Penyebab Hematuria \n\n Hematuria dapat disebabkan dari berbagai faktor, tetapi umumnya disebabkan oleh penyakit-penyakit yang berhubungan dengan saluran kemih atau ginjal, antara lainnya: \n\n \n Infeksi saluran kemih. Infeksi terjadi masuknya bakteri melalui uretra dan berkembang biak dalam kandung kemih. Kondisi ini selain menyebabkan hematuria juga akan menyebabkan penderitanya memiliki keinginan buang air kecil secara terus menerus, nyeri saat BAK, hingga urin berbau. \n Infeksi ginjal. Terjadi ketika bakteri memasuki ke dalam ginjal melalui aliran darah pada ginjal sehingga memicu terjadinya infeksi. \n Kanker seperti, kanker ginjal, kanker kandung kemih, dan prostat berisiko memicu hematuria pada penderitanya. \n Efek samping obat-obatan. Mengonsumsi obat-obatan seperti Cytoxan atau penicillin dalam waktu lama dapat meningkatkan risiko munculnya hematuria atau sel darah merah dalam urin. \n Dan cedera ginjal juga menjadi salah satu munculnya sel darah merah pada urin. Sebab biasanya terjadi pasca trauma atau tindakan invasif pada area ginjal. \n \n\n \n\n Faktor Risiko Hematuria \n\n Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan seseorang mengalami hematuria diantaranya, sebagai berikut: \n\n \n Usia di atas 50 tahun. \n Memiliki riwayat hematuria pada keluarga. \n Efek mengonsumsi obat-obatan, seperti antiinflamasi, antibiotic dalam jangka panjang. \n Melalukan aktivitas yang berat. \n Terpapar radiasi atau bahan kimia tertentu. \n Dan memiliki kebiasaan merokok. \n \n\n \n\n Gejala Hematuria \n\n Hematuria memiliki tanda gejala seperti urine berwarna merah menyala, kecoklatan, dan kemerahan. Namun terkadang, pengidapnya tidak dapa melihat darah dalam urine. Hanya melalukan tes laboratorium yang dapat menemukan sel darah merah pada urine. Selain itu pengidap juga mungkin tidak memiliki gejala lain. \n\n Hematuria yang disertai gejala akan memunculkan beberapa kondisi seperti: \n\n \n Nyeri saat BAK \n Nyeri pada pinggang dan perut \n Meningkatnya frekuensi BAK \n Demam, mual dan muntah \n \n\n \n\n Diagnosis Hematuria \n\n Jika Sahabat Hermina mengalami tanda-tanda gejala hematuria jangan ragu untuk mengunjungi rumah sakit terdekat agar gejala yang dialami bisa segera diketahui penyebabnya. Untuk diagnosis dokter akan memastikan riwayat kesehatan terlebih dahulu. \n\n Selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan secara fisik untuk memastikan penyebab gejala, dokter akan melakukan berbagai pemeriksaan lainnya seperti: \n\n \n Tes Urine \n CT-Scan \n USG \n Sistoskopi \n Biopsi Ginjal \n \n\n \n\n Oleh karena itu, perlu diwaspadai adanya sel darah merah dalam urine bisa menjadi salah satu dari tanda penyakit serius. Apabila Sahabat Hermina mengalami gejala yang menyerupai hematuria, untuk tidak ragu berkonsultasi ke dokter. \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Grand Wisata<\/a><\/li>
- 22 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
Yuk Kenali Ciri Tanda Gejala Batu Saluran Kemih dan Cara Mengobatinya<\/a><\/h3>
\n\n Lebih dari 90 persen urine Anda adalah air. Sisanya mengandung mineral, seperti garam, dan produk limbah, seperti protein. Urine pekat sendiri memiliki warna yang bervariasi, mulai dari kuning tua hingga cokelat, tergantung pada jenis limbah dan mineral yang dikandungnya. \n\n Urine pekat sering kali disebabkan oleh dehidrasi atau ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih sepenuhnya. Ini mungkin karena prostat yang membesar, masalah kandung kemih, atau infeksi saluran kemih (ISK). \n\n Definisi \n\n Batu saluran kemih adalah batu yang tersangkut di saluran kemih, baik itu di ginjal, ureter, maupun uretra. Ini merupakan salah satu penyakit pada sistem urologi manusia. \n\n Batu saluran kemih terbuat dari garam dan mineral dalam urine yang menempel satu sama lain dan membentuk batu. Kebanyakan batunya berupa krikil kecil dan biasanya tidak menimbulkan rasa sakit ketika tetap berada di ginjal. \n\n Batu saluran kemih merupakan penyakit yang cukup banyak terjadi. Bahkan, penyakit ini menempati urutan ke-tiga terbanyak di bidang urologi setelah infeksi saluran kemih dan penyakit BPH (pembesaran prostat jinak). \n\n Sayangnya, data pasien dengan penyakit batu saluran kemih belum terdata dengan baik di Indonesia. Meski demikian, diperkirakan ada sekitar 0,6% penduduk Indonesia yang menderita batu ginjal yang mungkin berkaitan dengan penyakit ini. \n\n \n\n Ciri-ciri dan Gejala \n\n \n \n Nyeri berat di samping dan belakang, di bawah tulang rusuk. \n \n \n Nyeri yang menjalar ke perut bawah dan pangkal paha. \n \n \n Nyeri yang datang dalam gelombang dan berfluktuasi dalam intensitas. \n \n \n Nyeri saat buang air kecil. \n \n \n Urine yang berwarna merah muda, merah, atau cokelat. \n \n \n Urine keruh atau berbau tidak sedap. \n \n \n Mual dan muntah. \n \n \n Buang air kecil lebih sering daripada biasanya. \n \n \n Demam dan panas-dingin jika ada infeksi. \n \n \n Buang air kecil dalam jumlah sedikit. \n \n \n\n \n\n Faktor Risiko \n\n \n \n Riwayat pribadi atau keluarga. Jika seseorang di keluarga Anda memiliki batu ginjal, Anda lebih mungkin untuk terkena batu saluran kemih juga. Apabila Anda juga pernah memiliki satu atau lebih batu ginjal, risiko Anda lebih tinggi untuk terkena batu saluran kemih kembali. \n \n \n Dehidrasi tidak minum cukup air setiap hari dapat meningkatkan risiko seseorang terkena batu saluran kemih. Orang yang tinggal di iklim hangat dan mereka yang banyak berkeringat dapat lebih berisiko daripada lainnya. \n \n \n Diet tertentu. Menjalani diet tinggi protein, sodium, dan gula dapat meningkatkan risiko untuk terkena beberapa jenis batu ginjal (termasuk batu saluran kemih). Risikonya semakin besar apabila Anda diet tinggi sodium. Terlalu banyak sodium dalam diet meningkatkan jumlah kalsium yang harus disaring oleh ginjal dan secara signifikan meningkatkan risiko batu saluran kemih. \n \n \n \n Obesitas Body mass index (BMI) alias indeks massa tubuh yang tinggi, ukuran pinggang yang besar, dan kenaikan berat badan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko batu saluran kemih. \n \n \n \n Penyakit pencernaan dan operasi. Operasi bypass lambung, penyakit radang usus, atau diare kronis dapat menyebabkan perubahan pada proses pencernaan yang memengaruhi penyerapan kalsium dan kanker, meningkatkan kadar zat pembentuk batu dalam urine. \n \n \n Kondisi medis lainnya. Penyakit dan kondisi yang dapat meningkatkan risiko batu saluran kemih termasuk asidosis tubulus ginjal, systinuria, hiperparatiroidisme, obat-obatan tertentu dan beberapa infeksi saluran kemih. \n \n \n\n \n\n Diagnosis \n\n \n \n Tes darah : Tes darah dapat menginformasikan apabila terlalu banyak kalsium atau asam urat dalam darah Anda. Hasil tes darah membantu memonitor kesehatan ginjal dan dapat memungkinkan dokter memeriksa kondisi medis lainnya. \n \n \n Tes Urine : Tes pengumpulan urine 24 jam dapat menunjukkan bila tubuh membuang terlalu banyak mineral pembentuk batu atau terlalu sedikit zat pencegah batu. Untuk tes ini, dokter dapat meminta Anda untuk menjalani dua pengumpulan urine dalam dua hari berturut-turut. \n \n \n Pencitraan. Tes pencitraan dapat menunjukkan batu dalam saluran kemih Anda. Pilihan berkisar dari X-ray perut hingga computerized tomography (CT) berkecepatan tinggi atau berenergi ganda yang dapat menunjukkan adanya batu-batu yang sangat kecil. \n \n \n Prosedur pencitraan lainnya. Meliputi USG, tes non-invasif, dan urografi intravena (intravenous pyelogram), atau pencitraan CT (CT urogram) dengan menggunakan senyawa media kontras yang dapat memperjelas gambaran saluran kemih Anda. \n \n \n Analisis batu yang dikeluarkan. Anda akan diminta untuk buang air kecil melalui saringan yang akan menangkap batu yang keluar. Dokter nantinya akan memeriksa batu tersebut di lab. \n \n \n\n \n\n Pengobatan \n\n \n \n Minum air. Minum sebanyak 2-3 liter air sehari dapat membantu membersihkan sistem perkemihan Anda. Kecuali jika dokter menganjurkan sebaliknya, minum cukup cairan (terutama air putih) untuk memproduksi urine yang jernih atau hampir jernih. \n \n \n Pereda nyeri. Mengeluarkan batu ginjal dapat menyebabkan ketidaknyamanan. Untuk meredakan nyeri ringan, dokter dapat menganjurkan pereda nyeri seperti ibuprofen (Advil, Motrin IB, lainnya), acetaminophen (Tylenol, lainnya) atau naproxen sodium (Aleve). \n \n \n Terapi medis. Dokter dapat memberikan obat untuk membantu Anda mengeluarkan batu ginjal. Jenis obat ini, dikenal sebagai alpha blocker, mengendurkan otot-otot di saluran kemih, membantu Anda mengeluarkan batu ginjal dengan lebih cepat dan hanya sedikit nyeri. \n \n \n Prosedur Operasi. Extracorporeal shock wave lithostripsy (ESWL), Operasi pengangkatan batu ginjal, Ureteroskopi, Nefrolitotomi Perkutan (PCNL) \n \n \n\n Pencegahan \n\n \n \n Minum air di sepanjang hari \n \n \n Kurangi konsumsi makanan yang mengandung oksalat \n \n \n Pilih diet rendah garam \n \n \n Kurangi asupan protein hewani \n \n \n Pastikan kebutuhan kalsium terpenuhi dengan baik \n \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bekasi<\/a><\/li>
- 23 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
Pengaruh Varikokel Terhadap Kesuburan Pria<\/a><\/h3>
Infertilitas atau gangguan kesuburan ternyata tak hanya dialami oleh wanita. Pria juga bisa mengalami kondisi tersebut. Infertilitas pada pria adalah kondisi di mana pria mengalami kesulitan untuk membuat seorang wanita hamil. Hal ini disebabkan oleh berbagai masalah pada sistem reproduksi pria, yang mengganggu produksi, pergerakan, atau fungsi sperma. \n\n Salah satu penyebab kemandulan pada pria adalah Varikokel. \n\n Sebanyak 25-35% pria yang mengalami infertilitas primer dan 50-80% pria dengan infertilitas sekunder mengalami varikokel. \n\n \n\n Apa itu Varikokel \n\n Varikokel merupakan kondisi pembesaran pembuluh darah vena pada skrotum (kantung buah zakar). Pelebaran terjadi karena terjadi hambatan aliran darah sehingga darah mengalir kembali ke skrotum. Varikokel mirip dengan penyakit varises di tungkai kaki yang membedakan hanya lokasinya. \n\n \n\n Varikokel umumnya terjadi disebelah kiri karena struktur pembuluh darahnya yang memungkinkan untuk terhimpit oleh pembuluh darah lain dan tekanan didalamnya lebih besar, meski demikian hampir 50% penderita dengan varikokel mengalami pada kedua sisi. Varikokel diperkirakan dijumpai pada sekitar 15% pria pada populasi umum, dimana sebagian besar ditemukan pada usia reproduksi. Risiko varikokel meningkat hingga 8 kali lebih besar bila memiliki keluarga dengan riwayat varikokel. \n\n \n\n Penyebab Varikokel \n\n Penyebab varikokel masih belum diketahui, Masih belum jelas penyebab utamanya. \n\n Beberapa teori menyebutkan disebabkan oleh kondisi anatomi vena itu sendiri, atau adanya hambatan aliran balik, sehingga darah berkumpul pada area kantung buah zakar. \n\n \n\n Gejala Varikokel \n\n Umumnya tidak menimbulkan keluhan, tergantung grade varikokel. Namun dapat juga ditemukan \n\n \n Nyeri atau rasa tidak nyaman pada daerah skrotum \n Keluhan memberat pada posisi berdiri, membaik jika terlentang \n Pada varikokel berat terdapat gambaran seperti kantung cacing pada skrotum yang dapat diraba atau bahkan dilihat. \n Gangguan pada fertilitas \n \n\n \n\n Bagaimana Cara Memastikan Diagnosa Varikokel? \n\n Dokter Spesialis Urologi akan melakukan pemeriksaan fisik yaitu perabaan daerah skrotum, ditemukan adanya benda seperti gumpalan cacing pada derajat berat. Bila tidak terlihat dokter akan meminta untuk mengejan sehingga dapat terlihat pelebaran vena. \n\n Pemeriksaan dapat dilakukan dengan pemeriksaan USG (Ultrasonografi) Skrotum untuk memastikan derajat varikokel. Pemeriksaan lain bisa dengan analisa sperma untuk melihat masalah infertilitas. \n\n \n\n Dampak dari Varikokel \n\n Testis berada di luar tubuh untuk mendapat suhu yang lebih rendah dari suhu tubuh, yang dibutuhkan untuk membentuk sperma yang optimal. Apabila terjadi pelebaran dan aliran darah tidak lancar maka akan meningkatkan suhu di skrotum akibat penumpukan darah. Sehinggan akan mengganggu proses pembentukan sperma dan terjadi penurunan kualitas sperma dalam hal jumlah (oligozoospermia), bentuk (teratozoospermia), pergerakan (motilitas), maupun fungsi. \n\n \n\n Bagaimana Mengatasi Varikokel? \n\n Pembedahan adalah pengobatan untuk varikokel namun tidak semua kasus memerlukan pembedahan. Varikokel dengan derajat ringan dengan nyeri, dokter akan memberikan obat anti nyeri(paracetamol). \n\n Pembedahan dilakukan pada varikokel derajat berat, terdapat gangguan dari hasil analisis sperma, penderita mengalami gangguan fertilitas (kesuburan). Berikut untuk pengobatan dari varikokel, yaitu sebagai berikut : \n\n \n Surgery (Varicocelectomy) \n Embolisasi \n \n\n \n\n Apabila anda mengalaminya masalah gangguan kesuburan salah satunya varikokel, Anda bisa melakukan konsultasi bersama dengan dokter spesialis urologi Rumah Sakit Hermina Bekasi. \n\n Unduh aplikasi Halo Hermina untuk membuat janji temu dengan dokter-dokter spesialis di Rumah Sakit Hermina Bekasi. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Samarinda<\/a><\/li>
- 18 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
Peran Uroflowmetri dalam Menilai Fungsi Prostat dan Gangguan Saluran Kemih Pada Pria<\/a><\/h3>
Halo sahabat Hermina, tahukah kamu kesehatan saluran kemih adalah salah satu aspek penting dalam menjaga kualitas hidup seseorang, terutama pada pria. Gangguan pada saluran kemih dapat menjadi masalah yang serius dan memengaruhi kenyamanan serta kualitas hidup sehari-hari. Salah satu alat diagnostik yang digunakan untuk mengevaluasi fungsi prostat dan masalah saluran kemih pada pria adalah uroflowmetri. Artikel ini akan membahas peran penting uroflowmetri dalam menilai fungsi prostat dan gangguan saluran kemih pada pria. \n\n \n\n Apa Itu Uroflowmetri? \n\n Uroflowmetri adalah prosedur diagnostik yang digunakan untuk mengukur aliran urin saat seseorang buang air kecil. Prosedur ini melibatkan pasien buang air kecil ke dalam alat yang disebut uroflowmeter, yang secara otomatis merekam volume dan kecepatan aliran urin. Data yang dihasilkan dari uroflowmetri memberikan informasi berharga tentang bagaimana saluran kemih berfungsi. \n\n \n\n Uroflowmetri dan Fungsi Prostat \n\n Prostat adalah kelenjar kecil yang terletak di bawah kandung kemih pria. Salah satu masalah umum yang terkait dengan prostat adalah pembesaran prostat atau hiperplasia prostat benigna (BPH). BPH dapat menyebabkan gejala seperti aliran urin yang lemah, sering buang air kecil, dan kesulitan memulai atau menghentikan aliran urin. \n\n Uroflowmetri dapat membantu dokter dalam menilai fungsi prostat. Pada pria dengan BPH, aliran urin sering kali melambat dan tidak konsisten. Hasil uroflowmetri yang menunjukkan aliran urin yang rendah dan tidak lancar dapat menjadi indikasi adanya masalah prostat. \n\n \n\n Uroflowmetri dan Gangguan Saluran Kemih \n\n Selain masalah prostat, uroflowmetri juga digunakan untuk mengidentifikasi berbagai gangguan saluran kemih pada pria, seperti infeksi saluran kemih, batu ginjal, atau kelainan anatomis. Dokter dapat melihat pola aliran urin untuk mengidentifikasi masalah yang mungkin ada dalam saluran kemih. \n\n \n\n Manfaat Uroflowmetri \n\n \n Diagnosis Dini: Uroflowmetri dapat membantu dalam diagnosis dini masalah saluran kemih dan prostat. Semakin cepat masalah ini teridentifikasi, semakin baik peluang penyembuhannya. \n Penilaian Efektivitas Pengobatan: Jika seorang pria telah menjalani pengobatan untuk masalah prostat atau gangguan saluran kemih, uroflowmetri dapat digunakan untuk memantau respons terhadap pengobatan tersebut. Hal ini memungkinkan dokter untuk menyesuaikan rencana pengobatan jika diperlukan. \n Perencanaan Tindakan Bedah: Jika hasil uroflowmetri menunjukkan masalah yang serius dan tidak dapat diatasi dengan pengobatan konservatif, dokter mungkin akan merujuk pasien untuk tindakan bedah yang tepat. \n \n\n \n\n Uroflowmetri adalah alat diagnostik yang sangat berguna dalam mengevaluasi fungsi prostat dan gangguan saluran kemih pada pria. Dengan memberikan informasi yang akurat tentang aliran urin, uroflowmetri dapat membantu dokter dalam diagnosis dini dan perencanaan pengobatan yang tepat. Jika sahabat Hermina mengalami masalah buang air kecil atau memiliki gejala yang mengkhawatirkan, konsultasikan dengan Dokter Spesialis Urologi untuk menentukan apakah uroflowmetri diperlukan untuk menilai kondisi Anda. Kesehatan saluran kemih adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan, dan pemeriksaan seperti uroflowmetri dapat membantu menjaga kualitas hidup Anda. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Periuk Tangerang<\/a><\/li>
- 14 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
Waspadai Penyakit Batu Ginjal<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, batu ginjal merupakan penyakit yang ditandai dengan munculnya materi keras seperti batu yang berasal dari mineral dan garam dari dalam tubuh yang terbentuk didalam ginjal. Dengan bentuk dan ukuran yang bermacam-macam, umumnya bentuknya dan ukurannya sebesar biji jagung atau seperti sebutir garam ataupun pasir, bentuknya yang cukup besar sehingga mampu menutupi aliran urine dari ginjal ke kandungan kemih. Penyakit ini dapat menggangu fungsi organ ginjal dan membuat seseorang susah buang air kecil dan seseorang tersebut dapat merasa kesakitan saat melakukannya. \n\n Sebagian besar penyakit batu ginjal ini terjadi pada orang-orang dengan rentang usia antara 30-50 tahun. Faktor risiko lainnya seperti Dehidrasi tidak minum cukup, usia, terlalu konsumsi garam berlebih, penyakit pencernaan dan pembedahan, usia, kegemukan, suplemen obat-obatan tertentu, dan kondisi medis lainnya. Penyakit ini menimbulkan rasa nyeri yang bisa mengganggu aktivitas dan jika dibiarkan terlalu lama batu akan semakin besar yang berada di saluran ginjal. \n\n Gejala batu ginjal, bisa dirasakan dengan ciri-ciri seperti kencing terasa sakit atau panas, sakit pinggang, dan perut, sering kencing, air seni keruh atau berbau, ada darah dalam urine, anyang-ayangan atau sedikit kecing, mual dan muntah, demam dan meriang. \n\n Sahabat hermina, jangan dianggap sepele penyakit ini dapat timbul karena kurangnya pola hidup sehat bisa dapat memunculkan faktor risiko seperti yang disebutkan diatas. Melewati penyakit ini bisa sangat menyakitkan, tetapi penyakit ini biasanya tidak menyebabkan kerusakan permanen jika dikenali tepat waktu dan dengan penanganan yang tepat, tergantung juga dengan kondisi anda mungkin anda hanya perlu minum obat pereda nyeri dan perlu minum banyak air agar mengeluarkan batu ginjal. \n\n Pengobatan batu ginjal dengan gejala minimal juga ada karena sebagian besar batu ginjal yang kecil tidak perlu dilakukan perawatan invasif. Ada berbagai cara yang dapat dilewati batu kecil dengan: \n\n \n Terapi medis \n Pereda myeri \n Air minum \n Menggunakan gelombang suara untuk memecah batu ginjal \n Pembedahan atau operasi \n \n\n Jadi kapan harus ke dokter? \n\n Jika Sahabat Hermina memiliki masalah atau mengalami beberapa gejala seperti yang disebutkan diatas, segeralah memeriksakan diri ke Dokter Spesialis Urologi di Rumah Sakit Hermina Periuk Tangerang, semakin cepat masalah ini terdeteksi dan tertangani, risiko komplikasi juga akan berkurang. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Depok<\/a><\/li>
- 13 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
Berbahayakah Infeksi Saluran Kemih? Berikut 5 Fakta yang Harus Kamu Ketahui !<\/a><\/h3>
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah kondisi ketika organ yang termasuk ke dalam sistem kemih mengalami infeksi. Organ tersebut bisa ginjal, ureter, uretra atau kandung kemih. Tetapi infeksi saluran kemih umumnya terjadi di uretra dan kandung kemih. Berawal dari ginjal, zat sisa di dalam darah disaring dan dikeluarkan dalam bentuk urin kemudian urin dialirkan dari ginjal melalui ureter menuju kandung kemih. Setelah ditampung di kandung kemih, urin akan dibuang ke luar tubuh melalui saluran yang disebut uretra. Infeksi saluran kemih terjadi saat bakteri masuk ke saluran kemih melalui uretra. Setelah itu, bakteri berkembang biak di dalam kandung kemih. Bila tidak ditangani bakteri dapat menyebabkan infeksi sampai ke ginjal. \n\n \n\n Infeksi saluran kemih (ISK) adalah kondisi yang sering terjadi dan bisa menimpa siapa saja. Meskipun terlihat sepele, ISK sebenarnya bisa berbahaya jika tidak diobati dengan tepat. Berikut ini adalah 5 fakta penting tentang ISK yang harus kamu ketahui: \n\n \n\n 1. ISK bisa menyerang siapa saja, tapi wanita lebih rentan terkena ISK karena uretra (saluran kemih) mereka lebih pendek sehingga bakteri lebih mudah masuk ke dalam kandung kemih. \n\n Selain itu, lubang pembuangan urine juga lebih dekat dengan anus dan vagina, sehingga rawan ada bakteri yang singgah dan berkembang biak di sana. Bakteri bisa masuk ke uretra lewat berbagai cara. Ketika berhubungan seks, bakteri di vagina bisa terdorong masuk ke uretra dan berakhir di kandung kemih. Selain itu, bakteri penyebab infeksi saluran kencing juga rawan masuk ke kandung kemih ketika seseorang membersihkan kotoran buang air besar dari arah belakang ke depan. \n\n \n\n 2. Gejala ISK tidak selalu sama, tergantung pada lokasi infeksi dan seberapa parah kondisinya. Namun, gejala umum yang sering muncul adalah \n\n - Buang air kecil terasa sakit, panas, atau seperti tersengat \n\n - Sering kencing terus tapi urine yang keluar sedikit atau anyang-anyangan \n\n - Demam \n\n - Sering terbangun di malam hari karena ingin kencing \n\n - Perut di bawah pusar terasa sakit \n\n - Urine baunya tak sedap \n\n - Urine terlihat lebih keruh atau berwarna merah karena ada darah \n\n - Mual dan muntah \n\n - Sakit pinggang \n\n \n\n 3. Jangan anggap sepele gejala ISK, karena jika tidak diobati dengan tepat, bakteri bisa menyebar ke ginjal dan menyebabkan infeksi ginjal yang lebih serius. Infeksi ginjal dapat menyebabkan kerusakan permanen pada organ tersebut. \n\n \n\n 4. Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena ISK, seperti kebersihan yang buruk, riwayat ISK yang pernah dialami, menopause pada wanita, hingga adanya kelainan pada saluran kemih atau sistem kekebalan tubuh yang lemah. \n\n \n\n 5. Untuk mencegah ISK, ada beberapa tindakan yang bisa dilakukan, seperti menjaga kebersihan diri, minum air yang cukup, buang air kecil segera setelah merasa ingin buang air kecil, dan hindari penggunaan produk kimia yang berpotensi merusak keseimbangan pH di daerah intim. \n\n \n\n Jangan abaikan gejala ISK dan segera konsultasikan dengan dokter urologi di RS Hermina Depok jika kamu mengalami gejala-gejala tersebut. Ingatlah bahwa pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan, jadi selalu jaga kesehatan dan kebersihan diri agar terhindar dari risiko ISK yang membahayakan! \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Podomoro<\/a><\/li>
- 22 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Penyakit Kanker Prostat dan Pengobatannya<\/a><\/h3>
Apa itu Kanker Prostat? \n\n \nKanker prostat adalah salah satu jenis kanker yang umum dijumpai pada pria. Kanker ini berkembang ketika sel-sel di dalam kelenjar prostat tumbuh secara abnormal dan membentuk tumor ganas. Meskipun penyebab pasti kanker prostat belum sepenuhnya dipahami, beberapa faktor risiko telah diidentifikasi. Dalam artikel ini, kita akan membahas penyebab, gejala, pencegahan, dan pengobatan kanker prostat. \n\n Penyebab Kanker Prostat \n\n \nPenyebab kanker prostat masih menjadi subjek penelitian intensif. Namun, faktor-faktor seperti usia lanjut, riwayat keluarga dengan kanker prostat, genetika, dan paparan hormon tertentu diyakini berperan dalam peningkatan risiko. Selain itu, gaya hidup yang tidak sehat, seperti pola makan yang kaya lemak jenuh dan kurangnya aktivitas fisik, juga dapat berkontribusi pada perkembangan kanker prostat. \n\n Gejala Kanker Prostat \n\n \nGejala awal kanker prostat seringkali tidak terlihat atau sulit diidentifikasi. Pada tahap awal, beberapa pria mungkin mengalami gejala seperti kesulitan buang air kecil, aliran urin yang lemah, atau seringnya buang air kecil terutama pada malam hari. Gejala-gejala ini dapat disebabkan oleh pembesaran prostat yang tidak bersifat kanker, tetapi juga perlu diperhatikan. Pada tahap lanjut, kanker prostat dapat menyebabkan nyeri panggul, kesulitan ereksi, atau darah dalam air seni atau sperma. \n\n Bagaimana Pencegahan Kanker Prostat? \n\n \nPencegahan memiliki peran penting dalam mengurangi risiko kanker prostat. Beberapa langkah yang dapat diambil adalah menjaga pola makan yang sehat dengan mengonsumsi makanan rendah lemak jenuh dan kaya serat, serta meningkatkan aktivitas fisik. Selain itu, penting untuk menjaga berat badan yang sehat dan menghindari merokok. Menjalani pemeriksaan kesehatan secara teratur dan berkonsultasi dengan dokter mengenai risiko kanker prostat juga sangat dianjurkan. \n\n Pengobatan Seperti Apa Yang Harus Dilakukan? \n\n \nPengobatan kanker prostat tergantung pada berbagai faktor, termasuk usia pasien, stadium kanker, dan kesehatan umum. Beberapa opsi pengobatan yang umum meliputi operasi, radioterapi, terapi hormon, kemoterapi, atau pengamatan aktif. Setiap metode pengobatan memiliki keuntungan dan risiko tertentu, dan keputusan terbaik harus dibuat setelah konsultasi dengan tim medis yang berpengalaman. \n\n Selain pengobatan konvensional, penelitian terus berlanjut untuk mengembangkan terapi baru yang lebih efektif dan berdampak minim terhadap kualitas hidup pasien. Terapi inovatif seperti imunoterapi dan terapi gen adalah area penelitian yang menjanjikan. Namun, penting untuk diingat bahwa setiap kasus kanker prostat adalah unik, dan pendekatan pengobatan harus disesuaikan. \n\n Jaga kesehatan prostatmu dengan serius! Segera periksakan kanker prostat ke spesialis urologi di RS Hermina Podomoro. Dapatkan diagnosis dini dan perawatan terbaik untuk masa depanmu. Jadilah pria yang tangguh dan berani hadapi tantangan! \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Balikpapan<\/a><\/li>
- 18 April 2023<\/li><\/ul><\/div>
Waspada Infeksi Saluran Kemih<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, infeksi saluran kemih (ISK) adalah kondisi ketika terjadi infeksi di bagian mana saja di sistem kemih, bisa terjadi di ginjal, ureter, kandung kemih, hingga uretra. Infeksi saluran kemih (ISK) sendiri merupakan infeksi yang disebabkan oleh mikroba. Beberapa disebabkan oleh bakteri, tetapi ada juga karena jamur atau virus. \n\n Infeksi saluran kemih (ISK) adalah salah satu infeksi bakteri yang paling umum, mempengaruhi 150 juta orang di seluruh dunia setiap tahun. Meskipun pria dan wanita dapat terinfeksi, ISK secara tradisional dianggap sebagai penyakit wanita, 50% diantaranya akan memilikinya seumur hidup. Hal ini karena ukuran uretra (saluran urine dari kandung kemih keluar tubuh) wanita yang lebih pendek. Adapun gejala infeksi saluran kemih, yaitu: \n\n \n \n Demam ( ≥ 38℃) atau menggigil \n \n \n Rasa nyeri yang baru terasa atau meningkat saat buang air kecil \n \n \n Nyeri di bagian panggul \n \n \n Perubahan warna dan bau urin \n \n \n\n Berikut ini cara mencegah infeksi saluran kemih, yaitu: \n\n - Minum air yang banyak, air minum membantu mengencerkan urin yang menyebabkan sering buang air kecil sehingga memungkinkan bakteri keluar dari saluran kemih sebelum terjadi infeksi. \n\n - Membersihkan alat kelamin dari depan ke belakang untuk membantu penyebaran bakteri dari anus ke vagina dan uretra. \n\n - Mengosongkan kandung kemih setelah melakukan hubungan seksual. \n\n - Menghindari pemakaian produk kewanitaan yang dapat mengiritasi. \n\n - Pemilihan alat kontrasepsi, kondom yang kurang pelumas dapat menyebabkan iritasi di daerah genital. \n\n Menurut National Kidney and Urologic Diseases Information Clearinghouse (NKUDIC), infeksi saluran kemih merupakan penyakit infeksi kedua tersering setelah infeksi saluran pernafasan. Penyakit ini dapat menyerang mulai dari bayi yang baru lahir hingga lansia. Penyakit ini lebih sering menyerang wanita dibandingkan pria. Hal ini disebabkan oleh ukuran uretra yang lebih pendek sehingga bakteri lebih mudah memperoleh akses ke kandung kemih. Adapun gejala infeksi saluran kemih, yaitu: \n\n 1. Kemaluan terasa terbakar ketika buang air kecil \n\n 2. Sering ingin buang air kecil, meskipun urin yang keluar sedikit \n\n 3. Nyeri atau tekanan di pinggang atau perut bagian bawah \n\n 4. Kencing berdarah atau berwarna lebih gelap \n\n 5. Urin berbau menyengat \n\n 6. Lebih sering buang air kecil di malam hari \n\n 7. Nyeri saat berhubungan seksual \n\n 8. Merasa lelah atau gemetar \n\n 9. Demam atau kedinginan (mengindikasikan infeksi mungkin sudah mencapai ginjal) \n\n \n\n Pemeriksaan penunjang yang dilakukan oleh dokter spesialis urologi untuk menegakkan diagnosa, seperti: \n\n 1. Pemeriksaan urin, untuk mendeteksi keberadaan bakteri di urin \n\n 2. Rontgen atau USG, untuk memeriksa kemungkinan kelainan pada kandung kemih \n\n 3. Sistoskopi, untuk melihat saluran kemih pasien. Bila diperlukan, dokter dapat memanfaatkan sistoskopi untuk mengambil sampel jaringan (biopsi) pada kandung kemih kemudian diteliti di laboratorium \n\n \n\n Berikut ini cara mencegah infeksi saluran kemih, yaitu: \n\n - Tidak menahan kencing \n\n - Selalu membersihkan area kemaluan dari depan kebelakang setelah berkemih \n\n - Minum air putih yang cukup (2-3 liter per hari) \n\n - Semprotan kebersihan area wanita, pewangi area kewanitaan, dan produk-produk lain untuk area kewanitaan harus dihindari karena hanya akan mengiritasi mukosa \n\n - Bersihkan area genital sebelum melakukan hubungan intim. Hal ini bertujuan untuk menyingkirkan bakteri yang berpotensi masuk ke uretra \n\n - Mengganti celana dalam tiap hari \n\n - Jangan menggunakan pakaian bawahan yang terlalu ketat karena akan meningkatkan kelembaban \n\n \n\n Dokter akan meresepkan obat untuk meredakan rasa sakit, serta penurun demam jika terdapat keluhan nyeri dan demam. Jika kondisi ini terjadi sebanyak tiga kali dalam setahun atau lebih, periksakan diri ke dokter agar dapat direkomendasikan rencana perawatan khusus. Infeksi kandung kemih ringan biasanya sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari. \n\n \n\n Sahabat Hermina, jangan takut untuk lakukan screening kesehatan saluran kemih secara berkala sebagai langkah deteksi dini gangguan kesehatan saluran kemih ke dokter spesialis urologi di RSU Hermina Balikpapan. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 18 November 2022<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Penyebab Sering Buang Air Kecil <\/a><\/h3>
Halo Sahabat Hermina, Urine diproduksi oleh ginjal dan berguna untuk membuang racun, bakteri, dan residu berbahaya dari dalam tubuh. Jadi, bisa dikatakan bahwa urine menjadi proses detoksifikasi paling alami. \n\n Frekuensi buang air kecil ini bisa berbeda-beda setiap orang tergantung seberapa banyak asupan cairan dan aktivitas yang dilakukan dalam sehari. \n\n Adapun beberapa penyebabnya, diantaranya: \n\n \n\n 1. Terlalu Banyak Minum Air \n\n Ketika minum terlalu banyak, maka tubuh akan mengeluarkan apa yang tidak perlu. Meskipun begitu, kebutuhan air setiap orang memang tidak bisa diukur secara merata tergantung pada tingkat aktivitas, berat badan tubuh, dan Kesehatan \n\n \n\n 2. Mengonsumsi Terlalu Banyak Kafein \n\n Kebiasaan mengonsumsi terlalu banyak kafein bisa menyebabkan sering buang air kecil. \n\n Kafein bersifat diuretik, yang artinya dapat meningkatkan frekuensi buang air kecil karena diuretik meningkatkan jumlah garam dan air yang keluar dari ginjal. Jadi, meskipun minum kopi dan teh baik untuk kesehatan, sebaiknya tidak dikonsumsi terlalu banyak, ya. \n\n \n\n 3. Tanda Awal Kehamilan \n\n Pada trimester pertama, volume darah akan meningkat sehingga ginjal harus memproses cairan berlebih yang menguap di kandung kemih. Sering buang air kecil nyatanya menjadi salah satu tanda awal kehamilan. Hal ini bisa berlanjut pada trimester kedua hingga menjelang persalinan. Perlu diwaspadai apabila merasa nyeri atau terasa terbakar saat buang air kecil, bisa jadi itu merupakan gejala dari infeksi saluran kemih saat hamil. \n\n 4. Infeksi Saluran Kemih \n\n \n\n Infeksi saluran kemih terjadi ketika bakteri, biasanya berasal dari usus, membuat jalan ke kandung kemih, uretra, ureter atau ginjal. Salah satu gejalanya adalah sering buang air kecil dengan disertai gejala lain seperti nyeri saat buang air kecil, sakit pinggang, atau muncul darah di dalam urine. \n\n \n\n 5. Gejala dari Penyakit Diabetes \n\n Sering buang air kecil ternyata bisa menjadi gejala dari diabetes tipe 1 dan 2. \n\n Hal ini disebabkan karena kelebihan gula yang menumpuk dalam darah, yang membuat ginjal bekerja keras untuk menyaring dan menyerapnya. \n\n Tentunya sering buang air kecil bukan menjadi satu-satunya gejala, ada gejala lainnya seperti penurunan berat badan secara drastis, pandangan kabur, merasa lapar terus-menerus, dan terdapat luka yang sulit disembuhkan. \n\n \n\n 6. Vaginitis \n\n Vaginitis juga menjadi penyebab sering buang air kecil. Vaginitis adalah kondisi di mana vulva membengkak, meradang, dan nyeri disebabkan karena infeksi. Gejala vaginitis di antaranya nyeri dan tidak nyaman pada kemaluan, serta sering buang air kecil.Saat mengalami vaginitis, biasanya keputihan berwarna putih keabuan atau kuning kehijauan, bertekstur kental, dan berbau amis. \n\n \n\n 7. Overactive Bladder \n\n Overactive bladder (OAB) alias beser adalah saat kandung kemih butuh dikosongkan lebih sering daripada biasanya. OAB juga membuat kita harus bolak-balik ke toilet lebih dari 8 kali dalam waktu 24 jam, juga buang air kecil di tengah malam lebih dari 1 kali. \n\n \n\n 8. Batu Kandung Kemih \n\n Mirip seperti batu ginjal, batu kandung kemih terjadi saat mineral di urine menyatu dan membentuk batu-batu keras berukuran kecil. \n\n \n Sering buang air kecil, terutama di malam hari \n Sakit perut bagian bawah \n Nyeri saat buang air kecil \n Berdarah saat buang air kecil \n Urine berwarna gelap \n \n\n 9. Stres dan Cemas \n\n Sering air kecil ternyata bisa disebabkan karena kecemasan, gugup, atau stres. \n\n Hal ini terjadi karena reaksi tubuh saat menghadapi stres atau kejadian lainnya yang membuat kita tertekan. \n\n Bila Moms sering mengalami kecemasan atau stres di kehidupan sehari-hari, carilah cara untuk menghadapinya agar frekuensi buang air kecil bisa kembali normal. \n\n \n\n 10. Interstitial Cystitis \n\n Penyebab sering buang air kecil berikutnya adalah penyakit interstitial cystitis (IC). IC adalah infeksi kandung kemih kronis yang sering dialami wanita. \n\n Interstitial Cystitis Association menyebutkan tanda-tanda IC di antaranya: \n\n \n Sering buang buang air kecil di siang dan malam hari, kondisi yang parah bisa mencapai 60 kali buang air kecil dalam sehari \n Keinginan buang air kecil yang tak tertahankan \n Nyeri di bagian bawah perut dan area vagina atau penis \n Nyeri saat berhubungan seks \n \n\n \n\n 11. Menopause \n\n \n\n Berkurangnya level estrogen saat sedang menopause bisa menjadi penyebab sering buang air kecil.Estrogen berperan untuk mendukung bagian samping kandung kemih, sehingga saat estrogen berkurang, kita akan lebih sering buang air kecil, bahkan sampai susah menahannya. \n\n Oleh sebab itu, perempuan yang sudah mulai masuk fase menopause akan sering ke kamar mandi di malam hari. \n\n Umumnya, Anda akan disarankan dokter urologi ,ketika ditemukan tanda dan gejala yang mengacu pada penyakit di saluran kemih atau sistem reproduksi. \n\n Selain itu, Anda juga disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter urologi jika mengalami gejala-gejala berikut ini: \n\n \n Urine berwarna merah muda, merah, atau cokelat \n Nyeri perut bawah, punggung, atau pinggang, disertai mual dan muntah \n Nyeri saat buang air kecil \n Selalu merasa ingin buang air kecil, padahal baru saja buang air kecil \n Volume urine hanya sedikit \n Tidak dapat menahan buang air kecil \n Adanya benjolan pada testis \n Disfungsi seksual \n Ada masalah kesuburan pada pria \n \n\n \n\n \n\n Jika Sahabat Hermina merasakan keluhan seperti diatas bisa langsung kunsultasi dengan dr. Her Bayu Widyasmara, SpU yang praktek di RS Hermina Mekarsari. Cek Jadwal praktek dan Appoinment https://herminahospitals.com/id/doctors/dr-her-bayu-widyasmara-spu \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina OPI Jakabaring<\/a><\/li>
- 22 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
JANGAN ANGGAP SEPELE BUANG AIR KECIL TIDAK LANCAR PADA LAKI-LAKI<\/a><\/h3>
\n\n Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) merupakan kondisi yang menyebabkan terjadinya pembengkakan pada kelenjar prostat. Namun, kondisi tidak bersifat kanker, atau sel-sel abnormal. Kelenjar prostat sendiri memiliki fungsi untuk memproduksi air mani dan terletak pada rongga pinggul antara kandung kemih dan penis. \n\n Faktor Risiko BPH (Benign Prostatic Hyperplasia) \n\n Setidaknya ada beberapa kondisi yang bisa memicu terjadi BPH. Berikut beberapa faktor risiko yang mesti diwaspadai, yaitu: \n\n \n Faktor penuaan. Pembesaran kelenjar prostat jarang menyebabkan tanda dan gejala pada pria di bawah usia 40 tahun. Sekitar sepertiga pria mengalami gejala sedang hingga berat pada usia 60 tahun, dan sekitar setengahnya mengalami gejala tersebut pada usia 80 tahun. \n Riwayat keluarga. Memiliki kerabat kandung, seperti ayah atau saudara laki-laki, dengan masalah prostat meningkatkan risiko terjadinya BPH. \n Gaya hidup. Obesitas dan kurang berolahraga dapat meningkatkan risiko BPH. Maka dari itu, penting untuk berolahraga secara rutin. \n \n\n Penyebab BPH (Benign Prostatic Hyperplasia) \n\n Sayangnya, sampai saat ini, penyebab BPH belum diketahui dengan pasti. Namun, ada dugaan kondisi ini terjadi karena perubahan kadar hormon seksual akibat penuaan. \n\n Sistem kemih pria memiliki sebuah saluran yang fungsinya membuang urine, atau dikenal sebagai uretra. Jalur uretra ini melewati kelenjar prostat. Andaikan terjadi pembesaran pada kelenjar prostat, maka secara lama-kelamaan bisa mempersempit uretra. Kondisi akhirnya menyebabkan aliran urine mengalami penyumbatan. Penyumbatan inilah yang akan membuat otot-otot kandung kemih membesar. \n\n Gejala BPH (Benign Prostatic Hyperplasia) \n\n Ketika seseorang terserang BPH, ada beberapa gejala yang mungkin dialaminya, misalnya seperti: \n\n \n Selalu ingin berkemih, terutama pada malam hari. \n Mengalami inkontinensia urine (beser) atau peningkatan intensitas buang air kecil secara signifikan. \n Sulit mengeluarkan urine. \n Mengejan pada waktu berkemih. \n Aliran urine tersendat-sendat. \n Mengeluarkan urine yang disertai darah. \n Merasa tidak tuntas setelah berkemih. \n \n\n Gejala tersebut muncul akibat tekanan pada kandung kemih dan uretra. Tekanan ini terjadi ketika kelenjar prostat mengalami pembengkakan atau pembesaran. Oleh sebab itu, segeralah temui dokter jika mengalami gejala-gejala tersebut. \n\n Dalam kasus BPH, kondisi ini amat memerlukan diagnosis yang tepat. Sebab ada beberapa kondisi kesehatan lain yang gejalanya mirip dengan BPH. Contohnya: \n\n \n Prostatitis atau radang prostat. \n Infeksi saluran kemih. \n Penyempitan uretra. \n Penyakit batu ginjal dan batu kandung kemih. \n Bekas luka operasi pada leher kandung kemih. \n Kanker kandung kemih \n Kanker prostat. \n Gangguan pada saraf yang mengatur aktivitas kandung kemih. \n \n\n Diagnosis BPH (Benign Prostatic Hyperplasia) \n\n Untuk mendiagnosis penyakit ini, dokter akan melakukan wawancara medis untuk mengetahui gejala yang dialami oleh pasien. Dokter juga umumnya akan melakukan pemeriksaan fisik seperti: \n\n \n Pemeriksaan rektal digital. Dokter memasukkan jari ke dalam rektum untuk memeriksa pembesaran prostat. \n Tes urine. Menganalisis sampel urine dapat membantu menyingkirkan infeksi atau kondisi lain yang dapat menyebabkan gejala serupa. \n Tes darah. Hasilnya dapat menunjukkan apakah ada masalah atau tidak pada ginjal. \n Tes darah antigen spesifik prostat (PSA). PSA adalah zat yang diproduksi di prostat. Kadar PSA meningkat ketika mengalami pembesaran prostat. Namun, peningkatan kadar PSA juga dapat disebabkan oleh prosedur baru-baru ini, infeksi, pembedahan, atau kanker prostat. \n \n\n Pencegahan BPH (Benign Prostatic Hyperplasia) \n\n Menurut penelitian, risiko terkena pembesaran prostat jinak (BPH) dapat dicegah melalui konsumsi makanan yang kaya akan serat dan protein, serta rendah lemak. Hindari juga konsumsi daging merah. Makanan berserat tinggi antara lain kacang hijau, beras merah, brokoli, gandum, kubis, lobak, bayam, apel dan gandum. Sedangkan, makanan berprotein tinggi antara lain ikan, telur, kacang kedelai, dada ayam, susu rendah lemak dan keju. \n\n Kapan Harus ke Dokter? \n\n Jika mengalami gejala-gejala tersebut, segeralah memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Sebab, BPH yang tak ditangani sedari dini secara tepat dapat memicu berbagai komplikasi. Misalnya seperti infeksi saluran kemih, hingga kerusakan kandung kemih dan ginjal. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Yogya<\/a><\/li>
- 16 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
Diabetes dapat Menyebabkan Disfungsi Ereksi<\/a><\/h3>
Adanya gangguan saat hubungan seksual sebenarnya hal yang wajar, jika hanya terjadi sesekali. Namun, pengidap diabetes akan memiliki faktor risiko yang lebih tinggi dalam mengalami disfungsi seksual. Sebab, tingginya kadar gula dalam darah dapat merusak fungsi alami pembuluh darah, sehingga dapat menimbulkan disfungsi ereksi. \n\n Disfungsi ereksi pada seorang pengidap diabetes terjadi karena adanya perubahan pada tubuh yang menyebabkan gangguan pada saraf dan pembuluh darah. Tingginya kadar gula dalam darah dapat merusak fungsi alami pembuluh darah, sehingga seseorang tidak dapat ereksi dengan maksimal. \n\n Perlu diketahui bahwa organ penis bukanlah otot. Organ penis sendiri tidak dapat digerakkan secara sengaja saat mengalami ereksi. Ereksi sendiri terjadi karena adanya perubahan aliran darah pada penis. Ketika terangsang, saraf akan membuat pembuluh darah dalam penis melebar, sehingga aliran darah yang masuk akan lebih besar daripada yang keluar, sehingga organ tersebut mengeras. \n\n Pada pengidap diabetes, mereka akan memiliki gangguan pada pembuluh darah. Kondisi tersebut membuat darah tidak dapat menetap di dalam penis, sehingga disfungsi ereksi dapat terjadi. Tidak hanya pada pengidap diabetes, pengidap tekanan darah tinggi dan penyakit jantung juga harus waspada, karena keduanya memiliki risiko yang sama untuk mengidap disfungsi ereksi. \n\n Gejala Disfungsi Ereksi Pasien Diabetes : \n\n Mereka yang mengalami disfungsi ereksi bisa mengalami beberapa gejala, yaitu: \n\n \n Turun atau hilangnya hasrat berhubungan intim. \n Disfungsi ereksi yang ditandai dengan sulitnya pria dalam menjaga penisnya tetap mengeras saat berhubungan seksual. \n Mengalami gangguan orgasme. Berbeda dengan wanita, laki-laki akan mengalami ejakulasi yang terlalu cepat. Kondisi ini dikenal dengan istilah ejakulasi dini. Pria juga dapat memiliki kondisi yang sebaliknya. \n \n\n Disfungsi ereksi dapat membuat kesenanganmu terganggu. Hal tersebut tentunya bukan sesuatu yang dapat disepelekan. Sebab, bila dibiarkan begitu saja, kualitas hubungan pasangan bisa saja menurun. \n\n Faktor Risiko Disfungsi Ereksi Selain Diabetes : \n\n Selain diabetes, ada beberapa faktor risiko lain yang dapat memicu terjadinya disfungsi ereksi, antara lain: \n\n \n Kondisi Kesehatan tertentu, seperti gangguan jantung. \n Konsumsi tembakau, karena dapat membatasi aliran darah ke vena dan arteri. Seiring waktu, hal tersebut dapat memicu gangguan kesehatan kronis yang dapat menimbulkan disfungsi ereksi. \n Kelebihan berat badan atau obesitas. \n Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti misalnya antidepresan, antihistamin, dan obat yang berfungsi untuk mengurangi tekanan darah. \n Adanya luka atau cedera yang menimbulkan kerusakan pada saraf atau arteri yang berfungsi untuk mengendalikan ereksi. \n Kondisi psikologis, seperti stres, gangguan kecemasan hingga depresi. \n Konsumsi narkoba dan alkohol, terutama bila keduanya dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama. \n \n\n Adanya gangguan saat hubungan seksual sebenarnya hal yang wajar, jika hanya terjadi sesekali. Namun, pengidap diabetes akan memiliki faktor yang lebih tinggi dalam mengalami disfungsi seksual. Oleh sebab itu, pengidap diabetes perlu melakukan pemeriksaan rutin guna mencegah terjadinya komplikasi, salah satunya disfungsi ereksi. \n\n Pengidap diabetes juga perlu memperhatikan asupan vitamin C pada tubuhnya. Sebab, vitamin C dapat mengendalikan kadar gula darah dan mengendalikan jumlah kolesterol pada pengidap diabetes. Oleh sebab itu, pastikan bahwa asupan vitamin C terpenuhi dengan baik. \n\n Jangan lupa konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter apabila sahabat Hermina mengalami gejala – gejala disfungsi ereksi untuk mendapat penanganan yang tepat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 13 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Seputar Infeksi Saluran Kemih <\/a><\/h3>
\n\n Infeksi saluran kemih (ISK) adalah kondisi di mana terjadinya infeksi pada organ yang termasuk di dalam sistem kemih, yaitu, ginjal, Ureter, kandung kemih, dan juga uretra. \n\n Mekanisme Terbentuknya urine, Berawal dari ginjal, zat sisa di dalam darah disaring dan dikeluarkan dalam bentuk urine. Selanjutnya, urine dialirkan dari ginjal melalui ureter menuju kandung kemih. Setelah ditampung di kandung kemih, urine akan dibuang ke luar tubuh melalui saluran yang disebut uretra \n\n \n\n Jenis Infeksi Saluran Kemih \n\n Berdasarkan bagian yang terinfeksi, infeksi saluran kemih (ISK) terbagi menjadi dua jenis, yaitu: \n\n \n ISK atas, yaitu infeksi yang terjadi pada organ yang terletak sebelum kandung kemih, yaitu ginjal dan ureter \n ISK bawah, yaitu infeksi di kandung kemih bagian bawah, yaitu kandung kemih dan uretra \n \n\n ISK atas lebih berbahaya dan harus segera ditangani. Jika dibiarkan, infeksi di ginjal dapat menyebar luas ke seluruh tubuh. \n\n \n\n Penyebab Infeksi Saluran Kemih \n\n Infeksi saluran kemih biasanya terjadi saat bakteri masuk ke saluran kemih melalui uretra dan berkembang di kandung kemih. Jika tidak ditangani, bakteri dapat menyebabkan infeksi sampai ke ginjal.. \n\n Faktor Risiko Infeksi Saluran Kemih \n\n Infeksi dapat terjadi pada semua umur, baik anak-anak, dewasa ataupun lansia. \n\n Perempuan menjadi lebih rentan karena saluran urethra hanya memiliki panjang sekitar 4 cm (pria mencapai 16-20cm), sehingga bakteri lebih mudah mencapai kandung kemih dan ginjal Infeksi saluran kemih lebih umum terjadi pada wanita, Untuk menghindarinya, kamu perlu tahu beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan ini. Berikut faktor risiko dari gangguan ini: \n\n \n Aktif secara seksual. \n Anatomi tubuh wanita yang memiliki uretra lebih pendek dibandingkan pria. \n Menggunakan jenis alat kontrasepsi tertentu. \n Sudah menopause. Setelah menopause, berkurangnya hormon estrogen membuat saluran kemih lebih mudah terinfeksi. Karena hilangnya flora vagina yang melindungi \n \n\n \n Mengalami penyumbatan di saluran kemih: Pembesaran prostat, Penyempitan saluran kencing \n Menggunakan kateter. Penggunaan kateter karena tidak bisa berkemih bisa mengundang bakteri masuk ke saluran kemih. \n Mendapatkan operasi atau pemeriksaan saluran kemih. \n Saluran abnormal: Anatomi saluran kemih yang abnormal sehingga tak bisa berkemih secara wajar juga menjadi faktor infeksi. \n Masalah imun: Ketika kekebalan tubuh berkurang, misalnya karena mengidap diabetes, bakteri lebih mudah masuk. \n Batu Saluran Kemih: Batu dapat menjadi sumber infeksi karena merupakan benda asing yang menjadi tempat berkembangnya bakteri di dalam saluran kemih. \n \n \n\n Wanita yang memiliki kebiasaan menyeka area kemaluan setelah buang air kecil dari arah belakang ke depan, juga risiko terserang penyakit ini. Sebab, uretra terletak berdekatan dengan anus yang cenderung memiliki banyak bakteri. \n\n Berhubungan intim juga bisa menyebabkan bakteri masuk ke saluran kemih, selain dari kebiasaan jorok setelah buang air kecil. Berdasarkan hal tersebut, membersihkan area kemaluan setelah melakukan hubungan intim merupakan hal yang sangat penting. \n\n Gejala Infeksi Saluran Kemih \n\n Gangguan ini menyebabkan lapisan saluran kemih menjadi merah dan mengalami peradangan (iritasi). Akibat hal tersebut, ada beberapa gejala yang dapat ditimbulkan, seperti: \n\n \n Kemaluan terasa terbakar ketika buang air kecil; \n Sering ingin buang air kecil, meskipun urine yang keluar sedikit; (Anyang2an) \n Nyeri atau tekanan di punggung, Pinggang atau perut bagian bawah; \n Kencing berdarah atau berwarna lebih gelap; \n Urine berbau menyengat; \n Lebih sering buang air kecil di malam hari; \n Nyeri saat berhubungan seksual; \n Terasa sakit pada penis; \n Merasa lelah atau gemetar; dan \n Demam atau kedinginan (mengindikasikan infeksi mungkin sudah mencapai ginjal). \n \n\n Diagnosis Infeksi Saluran Kemih \n\n Beberapa tes dan prosedur yang bisa digunakan untuk mendiagnosis infeksi saluran kemih, yaitu: \n\n \n Melakukan urinalisis, yaitu menganalisis sampel urine, untuk mencari sel darah putih, sel darah merah, atau bakteri. \n Melakukan kultur urine yang berguna menentukan jenis bakteri yang ada untuk menentukan perawatan yang tepat. \n Tes Pencitraan. Dokter bisa merekomendasikan USG, CT scan, atau MRI untuk melihat gambar saluran kemih \n Melakukan sistoskopi, pemeriksaan menggunakan alat khusus yang dimasukkan dari uretra untuk melihat ke dalam kandung kemih. \n \n\n Pengobatan Infeksi Saluran Kemih \n\n Pengobatan ISK yang paling umum dilakukan adalah dengan pemberian antibiotic yang sesuai dengan kuman. Obat ini mampu membunuh bakteri, sehingga menuntaskan infeksi yang terjadi. Selain itu, pastikan juga untuk menghabiskan antibiotik sesuai dengan resep dari dokter agar ISK tuntas dan tubuh tidak resistensi obat nantinya. Kita juga harus menghilangkan sumber infeksinya. \n\n Perlu juga untuk mengonsumsi lebih banyak air putih agar bakteri bisa hilang dari sistem saluran kemih. Tentunya hal ini harus didampingi dengan mengonsumsi obat secara rutin. Selain itu, dokter juga dapat meresepkan obat untuk meredakan rasa sakit, serta penurun demam jika memang ada keluhan nyeri dan demam. \n\n Dalam kasus yang kompleks, Tirah baring dan antibiotik dalam jangka waktu lebih panjang atau intravena mungkin diperlukan,. \n\n Komplikasi Infeksi Saluran Kemih \n\n Infeksi yang tidak segera diatasi dapat memicu terjadinya urosepsis, yaitu kondisi ketika bakteri di ginjal yang terinfeksi menyebar ke darah. Hal ini dapat menyebabkan banyak dampak buruk, seperti syok hingga kematian. Selain itu, dalam beberapa kasus infeksi saluran kemih juga bisa menyebabkan: \n\n Bila tak segera diobati, ISK dapat menimbulkan komplikasi, seperti: \n\n \n Kerusakan ginjal atau gagal ginjal permanen \n Penyempitan uretra pada pria atau striktur \n Beberapa bakteri dapat menyebabkan terjadinya pembentukan batu saluran kemih \n Bayi lahir prematur atau bobotnya rendah pada ibu hamil: Infeksi saluran kemih lebih merupakan kekhawatiran pada kehamilan karena meningkatnya risiko infeksi ginjal. Selama kehamilan, tingkat progesteron yang tinggi meningkatkan risiko berkurangnya tonus otot ureter dan kandung kemih, yang mengakibatkan lebih besarnya kemungkinan refluks, yakni urin mengalir kembali ke ureter di bagian atas dan menuju ginjal . Meskipun risiko bakteriuria asimtomatik tidak meningkat pada perempuan yang hamil, bila terdapat bakteriuria maka mereka memiliki risiko infeksi ginjal sebesar 25-40%.[10] Oleh karena itu bila pemeriksaan urin menunjukkan tanda-tanda infeksi—meskipun tanpa gejala—sebaiknya diberikan terapi \n \n\n \n\n Pencegahan Infeksi Saluran Kemih \n\n Berikut ini cara mencegah infeksi saluran kemih, meliputi: \n\n \n Tidak menahan kencing; \n Selalu membersihkan area kemaluan dari depan ke belakang setelah berkemih; \n Minum banyak air Putih min 2L/hari \n Semprotan kebersihan area wanita, pewangi area kewanitaan, dan produk-produk lain untuk area kewanitaan harus dihindari karena hanya akan mengiritasi mukosa; \n Bersihkan area genital sebelum melakukan hubungan intim; \n Setelah berhubungan intim, buang air kecil. Hal ini bertujuan untuk menyingkirkan bakteri yang mungkin telah masuk ke uretra; \n Jangan menggunakan celana dalam selama berhari-hari; dan \n Jangan menggunakan pakaian bawahan yang ketat karena akan meningkatkan kelembapan. \n Pada anak-anak, mengganti popok tanpa menunggu penuh akan menghambat pertumbuhan bakteri yang bisa memicu infeksi. \n \n \n\n Kapan Harus ke Dokter? \n\n Jika kamu mengalami salah satu atau lebih gejala infeksi saluran kemih, ada baiknya segera melakukan pemeriksaan medis. Apabila penyakit ini mendapat diagnosis dini, maka kemungkinan terjadinya komplikasi bisa dicegah. Semakin cepat pemeriksaan dilakukan, semakin baik. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/a><\/span>");
- 13 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 16 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 22 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 18 November 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 18 April 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 22 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 13 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 14 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 18 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 23 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 22 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 10 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>