- Hermina Kendari<\/a><\/li>
- 06 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Secara Umum, 2 Penyebab Terjadinya Hernia (Usus Turun)<\/a><\/h3>
Hernia (Usus Turun) atau Turun Berok (istilah Jawa) adalah suatu penonjolan dari isi suatu rongga, dimana rongga tersebut mengalami suatu defect atau terjadi kelemahan. Rongga yang dimaksud adalah rongga perut, jika salah satu sisi perut terkena defect atau kelemahan, maka akan muncul tonjolan dibagian lipatan paha. Tonjolan itulah yang disebut sebagai Hernia. Jadi, Hernia sebenarnya tidak hanya terdapat benjolan dibagian lipatan paha saja, tetapi bisa dimana saja pada bagian tubuh manusia, hanya saja pada umumnya yang sering ditemukan dalam masyarakat yaitu usus turun yang terdapat benjolan di lipatan paha. \n\n Terdapat 4 sifat dari Hernia atau Usus Turun, yaitu: \n\n \n Reponibel \n Ireponibel \n Inkarserata \n Strangulata \n \n\n Secara umum ada dua penyebab terjadinya Hernia atau Usus Turun yaitu: \n\n 1. Bawaan dari lahir \n\n Hernia ini bukan hanya terjadi pada perut saja, bisa juga pada puser yang disebut dengan udel bodong atau puser yang menonjol. Hernia ini juga biasa terdapat pada lipatan paha. Dan ada juga Hernia yang tidak kelihatan. Jadi hernia yang tidak kelihatan ini terjadi karena adanya penonjolnan yang terjadi antara rongga perut dan rongga dada yang memiliki sekat. Jadi kelainan yang terjadi pada sekat dikedua rongga tersebut, sehingga isi dalam perut mendesak hingga ke dada. Hal ini disebut dengan Hernia Diagfragmatika, bisa dideteksi sejak bayi masih didalam kandungan. Keluhan yang dirasakan pada penderita Hernia ini adalah sesak nafas secara terus menerus, suara nafas kanan dan kiri berbeda, dan paru-paru tidak mengembang secara sempurna. \n\n Ada juga Hernia yang terjadi pada lipatan paha bayi yang baru lahir. Jadi hal ini bisa terjadi karena testis yang turun dari ruang perut menuju ke kantong buah sakar, ketika dia turun maka akan membuat celah (prosesus ordenalis). Ketika pada saat lahir celah harusnya menutup, tetapi karena celah tersebut tidak tertutup secara sempurna, maka terjadilah Hernia pada bayi yang baru lahir tersebut. Hal ini disebabkan karena pasien mempunyai riwayat penyakit batuk kronis. \n\n 2. Kelainan yang didapat. \n\n Pasien yang mengalami Hernia akibat kelainan yang didapat biasanya pada saat usia muda sering mengangkat barang yag melebihi kapasitas tubuhnya, sehinngga ototnya lemah dan timbul celah yang menyebabkan hernia. Hal ini biasanya terjadi pada usia tua. \n\n Faktor utama penyebab terjadinya Hernia karena adanya kelemahan otot penyangga perut. Isi dari benjolan yang turun ke bawah biasanya dari rongga perut, usus, omentum (lemah dalam usus), cairan dari dalam perut. \n\n \n\n Upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya Hernia: \n\n \n Hindari mengangkat beban yang terlalu berat \n Konsumsi makanan yang tinggi serat \n Melakukan pola hidup sehat \n Menggunakan celana Hernia untuk mencegah benjolan turun ke bawah. \n \n\n \n\n Itulah informasi mengenai seputar mengenal usus turun (Hernia). Jika sahabat hermina mempunyai keluhan masalah kesehatan, segera konsultasikan bersama dokter spesialis di Rumah Sakit Hermina. Sahabat hermina juga dapat membuat janji dengan dokter spesialis menggunakan aplikasi Halo Hermina Mobile App, bisa didapatkan melalui Play Store dan Apps Store \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mutiara Bunda Salatiga<\/a><\/li>
- 23 Oktober 2021<\/li><\/ul><\/div>
Radang usus buntu<\/a><\/h3>
Usus buntu atau Appendix adalah sebuah kantong pada usus besar yang letaknya di bagian perut kanan bawah, besarnya sekitar jari kelingking dan terhubung dengan usus besar. \n\n Usus buntu dapat mengalami infeksi ketika adanya bakteri yang berkembang biak sehingga membuat usus buntu meradang, bengkak hingga bernanah yang disebut sebagai Appendicitis / peradangan pada usus buntu. \n\n Radang usus buntu / appendicitis dibagi menjadi 2 tipe yaitu Appendicitis akut dan appendicitis kronis. Appendicitis kronis terjadi ketika usus buntu meradang dalam waktu lama >14 hari. \n\n Faktor yang diduga membuat terjadinya radang usus buntu antara lain : hambatan pada pintu rongga usus buntu, penebalan / pembengkakan jaringan dinding usus buntu karena infeksi di bagian tubuh lain, tinja / pertumbuhan parasite, cedera perut, kondisi medis seperti tumor pada perut. Namun penyebab utama terjadinya radang usus buntu sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. \n\n \n\n Tanda dan gejala usus buntu: \n\n Area nyeri: daerah perut, perut kanan bawah atau perut tengah \n\n Seluruh tubuh: demam, kehilangan selera makan, malaise atau panas dingin \n\n Gastrointestinal: diare, mual atau muntah \n\n Juga umum: sakit perut yang berpindah-pindah \n\n \n\n Diagnostik penyakut usus buntu : \n\n \n Tes darah, untuk memeriksa jumlah sel darah putih yang menandakan adanya infeksi \n Tes urine, untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit infeksi saluran kemih dan batu ginjal \n USG dan CT Scan, untuk memastikan rasa nyeri pada perut disebabkan penyakit usus buntu. \n Tes Kehamilan pada wanita usia produktif, untuk memastikan rasa nyeri bukan disebabkan dari kehamilan di luar kandungan. \n \n\n Pengobatan Penyakit Usus buntu secara utama adalah dengan prosedur operasi pengangkatan usus buntu atau dikenal dengan appendiktomi. Namun ketika usus buntu tersebut sudah pecah/perforasi dan terjadi penyebaran infeksi ke luar usus buntu maka dilakukan operasi laparotomy, dengan membuka rongga perut. \n\n Segera konsultasikan kepada dokter apabila mengalami nyeri perut yang perlahan-lahan semakin memberat dan meluas ke seluruh daerah perut. Kondisi tersebut dapat menjadi tanda usus buntu telah pecah dan mengakibatkan infeksi rongga perut atau peritonitis. Pada Wanita, gejala usus buntu terkadang mirip dengan nyeri menstruasi (dismenorea) dan kehamilan ektopik terganggu (kehamilan diluar kandungan). \n\n Komplikasi Penyakit Usus Buntu \n\n Penyakit usus buntu yang tidak diobati dapat menimbulkan komplikasi yang membahayakan, seperti: \n\n \n Abses \n \n\n Abses adalah kantong berisi nanah, komplikasi ini muncul sebagai usaha alami tubuh untuk megatasi infeksi pada usus buntu. Penangannannya dilakukan dengan penyedotan nanah dari abses atau dengan antibiotik. \n\n \n Peritonitis \n \n\n Peritonitis adalah infeksi pada lapisan dalam perut atau peritoneum. Peritonitis ini bisa terjadi ketika usus buntu pecah dan infeksi menyebar hingga ke seluruh rongga perut. Penanganan peritonitis dengan tindakan bedah terbuka secepatnya, untuk mengangkat usus buntu dan membersihkan rongga perut. Peritonitis ditandai dengan nyeri seluruh perut yang hebat dan terus menerus, demam, dan peningkatan detak jantung. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bitung<\/a><\/li>
- 27 Agustus 2021<\/li><\/ul><\/div>
Apakah tanda-tanda gejala usus buntu<\/a><\/h3>
Hallo sahabat Hermina, Dalam usus kita banyak fungsi yang harus kita ketahui salah satunya adalah fungsi usus halus yang penting dalam pencernaan sebagai penyerap nutrisi makanan dan minuman yang telah dikonsumsi. 90% nutrisi makanan yang masuk ke dalam peredaran darah berasal dari penyerapan nutrisi yang dilakukan oleh usus halus. Nutrisi yang diserap akan dialirkan keseluruh peredaran darah. Usus yang berfungsi baik maka penyerapan dalam makananya pun juga baik, tapi Sahabat Hermina Bitung perlu waspada terhadap usus yang kurang baik. Sperti adanya peradangan yang terjadi pada usus buntu. \n\n Usus buntu merupakan organ berbentuk kantong kecil dan tipis, berukuran sepanjang 5 hingga 10 cm yang terhubung pada usus besar. Saat menderita radang usus buntu pasien dapat merasa nyeri di perut kanan bagian bawah. \n\n Jika dibiarkan, infeksi dapat menjadi serius dan menyebabkan usus buntuh pecah, sehingga menimbukan keluhan rasa nyeri hebat hingga membahayakan nyawa penderitanya. Rasa nyeri hebat pastinya akan menggangu dan harus diberi tindakan operasi. Sebelum terjadi sahabat Hermina Bitung jug harus tau gejala apa saja yang bisa terjadi usus buntu. Gejala utama pada penyakit usus buntu adalah nyeri pada perut. Terdapat posisi nyeri dapat berbeda-beda, tergantung usia dan posisi dari usus buntu itu sendiri. \n\n Dalam waktu beberapa jam, rasa nyeri dapat bertambah parah, terutama saat kita bergerak, menarik napas dalam, batuk, atau bersin. Selain itu, rasa nyeri ini juga bisa muncul secara mendadak, bahkan saat penderita sedang tidur. Berikut adalah gejala nyeri perut dan dapat disertai gejala lain, di antaranya: Kehilangan nafsu makan, perut kembung, tidak bisa buang gas (kentut), mual, diare dan Demam. \n\n Dapat terjadi penyakit usus buntu terjadi karena rongga usus buntu mengalami infeksi. Dalam kondisi ini, bakteri berkembang biak dengan cepat sehingga membuat usus buntu meradang, bengkak, hingga bernanah. Banyak faktor yang diduga membuat seseorang mengalami radang usus buntu, di antaranya: \n\n \n Hambatan pada pintu rongga usus buntu. \n Penebalan atau pembengkakan jaringan dinding usus buntu karena infeksi di saluran pencernaan atau di bagian tubuh lainnya. \n Tinja atau pertumbuhan parasit (misalnya infeksi cacing kremi ) yang menyumbat rongga usus buntu. \n Cedera pada perut. \n Kondisi medis, seperti tumor pada perut. \n \n\n \n\n Berikut yang perlu diketahui dalam pengobatan penyakit usus buntu dengan melalui prosedur pengangkatan usus buntu, atau yang sering dikelan dengan istitoal apendektomi. Namun sebelum dilakukan operasi, penderita biasnaya diberi obat antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi, terutama pada ususu bntu yang belum pecah/ \n\n \n\n Hingga saat ini, penyakit usus buntu belum terbukti dapat diobati dengan pengobatan herbal apapun. Terdapat dua cara dalam melakukan apendektomi, yaitu secara laparoskopi atau operasi lubang kunci, dan bedah terbuka atau laparotomi. Kedua teknik bedah tersebut diawali dengan melakukan bius total pada pasien. Operasi usus buntu. Dilakukan dengan membuat beberapa sayatan kecil sebesar lubang kunci pada perut, untuk memasukkan alat bedah khusus yang dilengkapi kamera untuk mengangkat usus buntu. Operasi ini lebih disukai karena proses pemulihannya lebih singkat. Operasi jenis ini juga dianjurkan pada penderita lansia atau obesitas. \n\n Sementara operasi dengan bedah terbuka dilakukan dengan membedah perut bagian kanan bawah sepanjang 5-10 sentimeter, dan mengangkat usus buntu. Bedah terbuka ini sangat dianjurkan untuk kasus usus buntu di mana infeksi telah menyebar ke luar usus buntu, atau jika usus buntu sudah bernanah (abses). \n\n Sementara untuk kasus usus buntu yang telah pecah dan terjadi abses, perlu dilakukan pengeluaran nanah terlebih dahulu dari abses menggunakan selang yang dimasukkan melalui sayatan pada kulit. Pelaksanaan apendektomi baru bisa dilakukan beberapa minggu kemudian setelah infeksi terkendali. \n\n Proses pemulihan pasca apendektomi pada bedah laparoskopi lebih singkat dibanding bedah terbuka. Pasien dapat pulang dari rumah sakit beberapa hari pasca operasi. \n\n Konsultasikan kepada dokter apabila mengalami nyeri perut yang perlahan-lahan makin parah dan meluas ke seluruh daerah perut mungkin bisa terjadinya usus buntu. \n\n Untuk pendaftaran dr. M. Riskie Aditya P Silahkan klik di link : https://herminahospitals.com/id/doctors/dr-mochammad-riskie-aditya-putra-spb \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Ciruas<\/a><\/li>
- 26 November 2020<\/li><\/ul><\/div>
Apa Itu Usus Buntu?<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, pernahkah Anda mengalami sakit perut tidak tertahankan pada bagian perut bawah sebelah kanan? Hati-hati itu mungkin bisa saja tanda usus buntu. \n\n \n\n Usus buntu merupakan peradangan yang terjadi pada apendiks atau usus buntu. Usus buntu adalah penonjolan yang terjadi di sisi kanan usus besar yang menyerupai umbai cacing. Usus buntu bisa terjadi pada siapapun tanpa melihat usia, tetapi paling sering terjadi pada usia 18-35 tahun. Namun, tidak menutup kemungkinan anak-anak juga bisa mengalaminya. \n\n \n\n Penyebab Usus Buntu \n\n Usus buntu terjadi ketika apendiks atau usus buntu tersumbat oleh tinja, benda asing, atau tumor. Penyebab lain terjadinya sumbatan bisa juga dikarenakan adanya infeksi, sebab secara normal usus buntuk akan membengkak sebagai respon dari adanya infeksi dalam tubuh. \n\n \n\n Gejala Usus Buntu \n\n Gejala yang sering dirasakan biasanya dimulai dengan rasa nyeri atau sakit yang tidak nyaman pada bagian perut tengah sekitar pusar. Sakit ini bersifat hilang timbul, lalu dalam 12-24 jam, nyeri yang dirasakan berpindah ke area perut kanan bawah, tempat usus buntu berada. Rasa sakit dan nyeri ini semakin parah ketika penderita berjalan, batuk, atau terjadi penekanan pada area tersebut. \n\n \n\n Selain itu, gejala usus buntu lainnya adalah: \n\n \n Nafsu makan hilang \n Mual dan muntah setelah perut terasa nyeri \n Demam ringan hingga sedang, biasanya 37.2 – 38.9 °C \n Sulit buang angin \n Nyeri saat buang air kecil \n Kram perut \n Diare \n \n\n \n\n Apabila mengalami gejala-gejala diatas segera cari pertolongan medis. Jangan makan, minun, atau menggunakan obat-obatan yang mengakibatkan pecahnya usus buntu yang meradang. \n\n \n\n Pengobatan Usus Buntu \n\n Penangan utama terhadap usus buntu adalah dengan melakukan prosedur operasi usus buntu atau pandektomi. Tindakan ini dilakukan untuk menghindari terjadinya risiko pecahnya usus buntu. \n\n \n\n Operasi usus buntu dilakukan dibawah bius total dengan cara operasi terbuka (lapartomi) dan operasi lubang kecil (laparoskopi). Laparoskopi dilakukan apabila usus buntu belum pecah atau munculnya kantong kumpulan nanah (abses). Jika usus buntu telah membentuk abses, akan dilakukan pengeluaran cairan dan nanah disertai pemberian antibiotic. \n\n \n\n Cara Mencegah Usus Buntu \n\n Mencegah usus buntu dapat dengan cara: \n\n \n Makan makanan yang sehat dan berserat \n Minum air putih yang cukup \n Makan dengan tenang dan tidak terburu-buru \n Makan makanan probiotik seperti tempe, yogurt, dll \n Batasi asupan kafein atau alcohol \n Tidak menunda BAB (Buang air besar) \n Konsumsi Vitamin A dan D \n Tidur cukup \n Kurangi makanan siap saji \n Melakukan olahraga rutin \n \n\n \n\n \n\n Setelah mengetahui apa itu usus buntu, kini Sahabat Hermina tidak perlu khawatir lagi. Cegah usus buntu sebisa mungkin. Apabila merasakan gejala-gejala usus buntu, jangan ragu untuk datang kerumah sakit, karena penangan yang terlambat pada usus buntu sangat berisiko. Tetap jaga kesehatan dimanapun dan kapanpun. \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Grand Wisata<\/a><\/li>
- 20 November 2020<\/li><\/ul><\/div>
Penyakit Usus Buntu<\/a><\/h3>
Penyakit usus buntu atau dalam bahasa medis dikenal dengan apendisitis adalah kondisi ketika apendiks, atau sebuah kantung yang merupakan bagian dari usus besar yang terletak di sisi kanan bawah perut, mengalami peradangan. \n\n \n\n Faktor Risiko Penyakit Usus Buntu \n\n Meskipun siapa saja bisa mengalami penyakit usus buntu, tetapi penyakit ini paling sering terjadi pada orang berusia antara 10-30 tahun. \n\n \n\n Penyebab Penyakit Usus Buntu \n\n Penyumbatan yang terjadi di lapisan usus buntu yang menyebabkan infeksi diduga menjadi penyebab penyakit usus buntu. Bakteri dapat berkembang biak dengan cepat yang akhirnya menyebabkan apendiks menjadi meradang, bengkak, dan penuh nanah. Bila tidak segera diobati usus buntu bisa pecah. \n\n \n\n Gejala Penyakit Usus Buntu \n\n Gejala penyakit usus buntu yang biasanya dialami pengidap, antara lain: \n\n \n Nyeri perut mendadak yang dimulai di sisi kanan perut bagian bawah. \n Nyeri perut yang bermula di sekitar pusar, lalu berpindah ke perut kanan bawah. \n Nyeri perut kanan bawah yang terasa semakin buruk saat batuk, berjalan, atau bergerak. \n Mual dan muntah. \n Kehilangan nafsu makan. \n Demam. \n Konstipasi atau diare. \n Kembung. \n \n\n \n\n Lokasi rasa sakit bisa bervariasi, tergantung pada usia dan posisi usus buntu pengidap. Bagi wanita hamil, rasa sakit mungkin terasa di perut bagian atas karena posisi usus buntu lebih tinggi selama kehamilan. \n\n \n\n Diagnosis Penyakit Penyakit Usus Buntu \n\n Untuk mendiagnosis penyakit usus buntu, dokter akan melakukan wawancara medis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang bila perlu. Dalam pemeriksaan fisik, dokter akan memeriksa dan memastikan apakah nyeri benar berasal dari usus buntu yang meradang. \n\n \n\n Cara termudah adalah dengan menekan dengan lembut pada area yang sakit. Ketika tekanan tiba-tiba dilepaskan, nyeri perut usus buntu biasanya akan terasa hebat, yang menandakan bahwa peritoneum yang berdekatan meradang. Dokter mungkin juga akan mencari kekakuan perut dan kecenderungan kamu mengeraskan otot-otot perut yang merupakan respons terhadap tekanan pada usus buntu yang meradang. \n\n \n\n Sedangkan pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk membantu mendiagnosis penyakit usus buntu, antara lain: \n\n 1. Pemeriksaan laboratorium darah. Dari pemeriksaan darah dapat diketahui ada atau tidaknya peningkatan dari sel darah putih dan laju darah yang mengindikasikan adanya suatu infeksi dan peradangan. \n\n 2. Pemeriksaan urine. Pemeriksaan urine dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan diagnosis lain, seperti infeksi saluran kemih atau batu pada saluran kemih yang dapat memberikan gejala nyeri yang menyerupai penyakit usus buntu. \n\n 3. Pemeriksaan pencitraan. USG adalah pemeriksaan pencitraan yang paling sering digunakan untuk mendiagnosis penyakit usus buntu. Selain USG, CT-Scan dan foto X-ray abdomen juga dapat digunakan untuk memastikan diagnosis dari usus buntu, tetapi lebih jarang dilakukan. \n\n \n\n Komplikasi Penyakit Usus Buntu \n\n Penyakit usus buntu dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti: \n\n 1. Apendiks pecah \n\n Apendiks yang pecah menyebabkan infeksi tersebar ke seluruh perut (peritonitis). Kondisi ini mungkin mengancam jiwa, sehingga membutuhkan operasi segera untuk mengangkat usus buntu dan membersihkan rongga perut. \n\n 2. Terbentuk kantong nanah di perut \n\n Bila usus buntu pecah, mungkin akan terbentuk kantung infeksi (abses). Dalam kebanyakan kasus, seorang ahli bedah dapat mengalirkan abses dengan menempatkan tabung melalui dinding perut ke dalam abses. Tabung dibiarkan di tempat selama sekitar dua minggu, dan pengidap akan diberikan antibiotik untuk mengatasi infeksi. \n\n \n\n Pengobatan Penyakit Usus Buntu \n\n Pengobatan usus buntu biasanya melibatkan operasi untuk mengangkat usus buntu yang meradang. Sebelum dioperasi, pengidap mungkin akan diberikan antibiotik untuk mengobati infeksi. Perlu diketahui, penyakit usus buntu merupakan kondisi akut, sehingga perlu ditangani sesegera mungkin untuk mencegah usus buntu yang meradang pecah dan mengakibatkan infeksi di seluruh rongga perut. \n\n \n\n Pencegahan Penyakit Usus Buntu \n\n Belum ada teori yang mengemukakan pencegahan dari penyakit usus buntu, karena penyebab peradangan dan infeksinya yang masih belum diketahui sampai saat ini. \n\n \n\n Kapan Harus ke Dokter? \n\n Segera temui dokter jika mengalami gejala-gejala yang mengkhawatirkan, seperti nyeri perut yang parah. Tidak perlu ragu untuk ke rumah sakit dan memeriksakan kondisi kesehatan, karena bila tidak segera ditangani dapat membahayakan jiwa. \n\n \n\n \n\n \n\n Referensi: \n\n Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Appendicitis - Symptoms and causes. \n\n WebMD. Diakses pada 2019. Appendicitis: Early Signs & Symptoms, Causes, Surgery. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 20 November 2020<\/li><\/ul><\/div>
- 26 November 2020<\/li><\/ul><\/div>
- 27 Agustus 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 23 Oktober 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 06 September 2022<\/li><\/ul><\/div>