- Hermina Medan<\/a><\/li>
- 14 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>
Suntik Vaksin bisa buat puasa batal gak ya? Yuk simak Faktanya!<\/a><\/h3>
Pada bulan suci ini bulan Ramadhan, umat Islam di seluruh dunia wajib menunaikan ibadah puasa. Dapat dikerjakan atau dilaksanakan sejak mulai terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari. Nah, maka banyak muncul pertanyaan bolehkah atau tidak melakukan menyuntikkan vaksinasi pada bulan Puasa? \n\n Nyatanya ditengah masyarakat, masih banyak keraguan dan Cemas terkait melakukan vaksinasi karena takut dapat membatalkan puasa yang sedang dijalaninya. Jika anda salah satu yang mencemaskannya, yuk kita simak informasi berikut \n\n Vaksin sangat diperlukan untuk memperkuat imun kekebalan tubuh dari berbagai macam penyakit berbahaya. Bebrapa ahli pun menjelaskan termasuk Menurut sumber dari GoodRx, vaksin yang dilakukan penyuntikan ke dalam tubuh manusia tidak masuk ke dalam sistem pencernaan. Oleh karena itu, hal ini tidak akan membuat batal puasa umat Islam. \n\n Proses yang dilakukan dalam pemberian vaksin dilakukan melalui jarum suntik, sehingga cairan atau obat tersebut langsung masuk ke dalam otot lengan. Kesimpulannya, kamu tetap bisa menerima vaksin melalui injeksi ketika berpuasa di bulan Ramadhan. \n\n Menurut Asosiasi Media Islam Inggris, seperti yang diberitakan oleh Huffington Post, mengatakan bahwa vaksinasi sangat aman dilakukan saat berpuasa. Ini karena vaksin tidak ada kandungan nutrisi serta tidak ada kandungan produk hewani. \n\n Semua komponen vaksin sudah dipastikan tidak akan membuat puasa batal. Menerima vaksin selama berpuasa juga tidak akan membatalkan puasa, sesuai dengan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 13 tahun 2021. \n\n Untuk obat-obatan lain yang diminum secara oral, kamu harus menyesuaikan jadwal dosisnya selama bulan Ramadhan . Namun, sebelum mengubah jadwal pengobatan, disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter yang dibutuhkan. \n\n Sanagat Penting untuk tidak menghentikan atau mengubah dosis obat tanpa berkonsultasi dengan dokter, karena hal ini dapat berdampak negatif pada kesehatan kamu. \n\n Jika kamu masih ragu apakah vaksin termasuk hal yang bisa membatalkan puasa, kamu bisa melakukan vaksin setelah berbuka. Saya mencari tempat yang menyediakan vaksinasi setelah waktu buka. RSU Hermina Medan menyediakan pelayanan vaksin setiap hari senin sampai dengan jumat sampai malam hari \n\n Mengapa perlu melakukan vaksin di RSU Hermina Medan? Berikut keunggulannya \n\n ✔ Vaksinasi diberikan dengan dosis sesuai dan dengan dokter khusus Vaksinasi \n\n ✔ Menyediakan ruangan yang nyaman dan aman \n\n ✔ Pelayanan yang cepat \n\n ✔ Memiliki izin khusus vaksin internasional, sehingga vaksin terjamin keasliannya dan sudah terdaftar BPOM. \n\n Bulan Ramadhan bukan menjadi penghalang bagi kita untuk melakukan vaksinasi, karena di dalam tubuh yang sehat dan kuat terdapat vaksin yang dilakukan secara rutin dan sesuai dosis yang aman dari dokter. Semoga kita dalam keadaan sehat selalu ya sahabat Hermina \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Depok<\/a><\/li>
- 21 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Ini Hal yang Harus Ibu Lakukan Jika Anak Terlambat Imunisasi<\/a><\/h3>
Imunisasi adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan anak. Namun, terkadang ada situasi di mana anak terlambat mendapatkan imunisasi yang dianjurkan. Jika Anda sebagai orang tua menghadapi situasi ini, ada beberapa hal yang perlu Anda lakukan untuk memastikan kesehatan anak tetap terjaga. \n\n \nPertama-tama, orang tua perlu konsultasi dengan dokter anak untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. Dokter akan memberikan penjelasan mengenai risiko yang mungkin terjadi akibat keterlambatan imunisasi. Selain itu, dokter juga akan memberikan saran mengenai langkah-langkah yang harus diambil. \n \nSelanjutnya, orang tua perlu membuat jadwal imunisasi yang baru. Berdasarkan saran dari dokter, orang tua dapat menentukan waktu yang tepat untuk melakukan imunisasi yang terlewat. Penting untuk mengikuti jadwal yang baru dengan disiplin agar efektivitas vaksin dapat maksimal. \n \nSelain itu, orang tua juga perlu memastikan bahwa anak dalam kondisi sehat saat menjalani imunisasi. Jika anak sedang sakit, sebaiknya menunda imunisasi hingga anak benar-benar pulih. Kondisi kesehatan yang baik akan meningkatkan efektivitas vaksin dan mengurangi risiko efek samping. \n \nSelama menunggu jadwal imunisasi yang baru, orang tua dapat melakukan langkah-langkah lain untuk menjaga kesehatan anak. Misalnya, memberikan makanan bergizi, memastikan anak mendapatkan cukup istirahat, dan menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar. \n \nSelain itu, orang tua juga perlu memperhatikan perkembangan anak secara keseluruhan. Jika ada tanda-tanda penyakit atau gangguan kesehatan lainnya, segera konsultasikan dengan dokter anak. Memantau kesehatan anak secara rutin akan membantu mencegah dan mengatasi masalah kesehatan yang mungkin timbul. \n \nDalam situasi yang tidak ideal seperti terlambat imunisasi, penting bagi orang tua untuk tetap tenang dan mengikuti saran dari dokter anak. Melakukan imunisasi sesuai jadwal yang baru dan menjaga kesehatan anak secara keseluruhan akan membantu melindungi anak dari penyakit berbahaya. Keselamatan dan kesehatan anak adalah prioritas utama, dan dengan langkah-langkah yang tepat, orang tua dapat memastikan anak mendapatkan perlindungan yang efektif melalui imunisasi, dan sebagai orang tua, Anda memiliki peran penting dalam memastikan anak Anda mendapatkan perlindungan yang tepat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pekanbaru<\/a><\/li>
- 12 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Polio : Masih Menantang Meskipun Sudah Dikendalikan<\/a><\/h3>
Polio, atau poliomielitis, adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus polio. Meskipun telah dikendalikan secara signifikan melalui vaksinasi, polio masih menjadi masalah kesehatan global terutama di beberapa wilayah yang kurang berkembang. Artikel ini akan membahas tentang penyebab, gejala, upaya pengendalian, serta tantangan yang masih dihadapi dalam upaya eradicating polio. \n\n Penyebab dan Penularan \n\n Virus polio menyebar melalui kontak langsung dengan feses orang yang terinfeksi atau melalui tetesan kecil yang keluar dari hidung atau mulut mereka. Umumnya menyerang sistem saraf dan menyebabkan kelumpuhan, polio terutama memengaruhi anak-anak di bawah usia lima tahun. Meskipun tidak semua orang yang terinfeksi akan menunjukkan gejala, mereka yang mengalami gejala bisa mengalami kelumpuhan otot permanen, terutama di kaki dan tungkai. \n\n Gejala Polio \n\n Gejala polio bervariasi dari ringan hingga parah. Beberapa orang yang terinfeksi mungkin hanya mengalami flu ringan, sementara yang lain dapat mengalami kelumpuhan permanen. Gejala umum termasuk demam, sakit kepala, muntah, kelelahan, serta kaku atau nyeri otot. Dalam beberapa kasus yang parah, virus polio dapat merusak sel-sel saraf di sumsum tulang belakang dan otak, menyebabkan kelumpuhan permanen. \n\n Upaya Pengendalian Polio \n\n Upaya pengendalian polio difokuskan pada vaksinasi massal. Vaksin polio, yang pertama kali dikembangkan oleh Jonas Salk pada tahun 1955, telah berhasil mengurangi jumlah kasus polio secara dramatis di seluruh dunia. Program vaksinasi massal, terutama yang dilakukan oleh organisasi kesehatan global seperti WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) dan UNICEF (Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa), telah memainkan peran besar dalam mengurangi penyebaran virus ini. \n\n Tantangan dalam Eradikasi Polio \n\n Meskipun ada kemajuan besar dalam upaya eradicating polio, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi. Di beberapa wilayah yang terisolasi atau terpengaruh konflik, sulit untuk mencapai populasi target dengan vaksinasi. Selain itu, beberapa komunitas mungkin menolak vaksinasi karena alasan budaya atau ketidakpercayaan terhadap vaksin. Oleh karena itu, perlu terus dilakukan upaya edukasi dan advokasi untuk meyakinkan masyarakat akan pentingnya vaksinasi. \n\n \n Polio adalah penyakit menular yang dapat dicegah melalui vaksinasi. Meskipun telah terjadi kemajuan dalam pengendalian penyakit ini, tantangan masih ada, terutama dalam mencapai wilayah-wilayah yang sulit dijangkau dan mengatasi ketidakpercayaan terhadap vaksin. Upaya kolaboratif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, organisasi kesehatan, dan masyarakat, tetap diperlukan untuk mencapai tujuan akhir eradicating polio secara global. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Samarinda<\/a><\/li>
- 05 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
Mencegah DBD “Pentingnya Vaksinasi Sebagai Perisai Terkuat untuk Anak-anak dan Dewasa”<\/a><\/h3>
Dengue Fever atau Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dapat menyebabkan gejala serius hingga kematian jika tidak diatasi dengan cepat. Dalam upaya melindungi diri dan orang-orang terdekat, vaksinasi menjadi salah satu langkah terpenting, dan RS Hermina Samarinda turut berperan dalam menyediakan vaksin DBD. \n\n \n\n Vaksinasi adalah cara paling efektif untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit menular, termasuk DBD. Dengan memberikan vaksin, tubuh akan memproduksi kekebalan terhadap virus sehingga dapat melawan infeksi dengan lebih baik. Penting untuk diingat bahwa DBD bukanlah penyakit yang sepele, dan dampaknya dapat sangat serius, terutama pada anak-anak dan dewasa. \n\n \n\n Vaksin DBD bertujuan untuk melatih sistem kekebalan tubuh agar dapat mengenali dan melawan virus penyebab DBD. Dengan memberikan vaksin ini, tubuh akan menciptakan pertahanan yang kuat sehingga jika terpapar virus, resiko terkena DBD akan berkurang secara signifikan. Ini bukan hanya perlindungan untuk individu yang divaksinasi, tetapi juga membantu mencegah penyebaran penyakit di komunitas. \n\n \n\n Seringkali, terdapat beberapa keraguan atau mitos seputar vaksinasi yang dapat menghambat upaya pencegahan. Penting untuk membongkar mitos-mitos tersebut dan menyampaikan fakta yang jelas. Vaksin DBD telah melalui serangkaian uji klinis yang ketat dan terbukti aman serta efektif. \n\n \n\n Vaksinasi juga memiliki peran strategis dalam mengurangi beban penyakit di fasilitas kesehatan. Dengan mencegah terjadinya kasus DBD, kita dapat menghindari lonjakan permintaan perawatan medis yang dapat menyebabkan tekanan berlebih pada sistem kesehatan. Dengan kata lain, vaksinasi tidak hanya menguntungkan individu secara langsung, tetapi juga masyarakat secara keseluruhan. \n\n \n\n Penting untuk diingat bahwa vaksinasi bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga tanggung jawab bersama untuk menciptakan lapisan perlindungan yang kokoh di masyarakat. Dengan mengutamakan vaksinasi sebagai langkah preventif, kita dapat membangun pertahanan kolektif yang efektif melawan DBD. RS Hermina Samarinda berkomitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik, termasuk dalam upaya pencegahan DBD. RS ini menyediakan vaksin DBD sebagai langkah preventif yang efektif. Vaksin yang tersedia di RS Hermina Samarinda telah melalui uji klinis dan memenuhi standar keamanan serta efektivitas yang ketat. \n\n \n\n Vaksinasi merupakan investasi dalam kesehatan diri dan masyarakat. RS Hermina Samarinda sebagai penyedia layanan kesehatan di Samarinda turut berperan dalam menyediakan vaksin DBD untuk membantu mencegah penyebaran penyakit ini. Mari bersama-sama melindungi diri, keluarga, dan masyarakat dari ancaman DBD dengan memahami dan mengambil langkah-langkah preventif yang tepat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Balikpapan<\/a><\/li>
- 12 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
Skrining dan Vaksinasi untuk Kanker Serviks<\/a><\/h3>
Kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan penyakit kanker penyebab kematian nomor empat yang paling banyak terjadi pada perempuan di seluruh dunia. Pada 14 Mei 2018 WHO mengumumkan seruan pemberantasan kanker serviks sebagai masalah kesehatan masyarakat dan pada tahun 2019 dilakukan perencanaan peningkatan secara global vaksinasi, skrining, pengobatan pra-kanker, dan pengobatan kanker. \n\n Skrining pada kanker serviks baiknya dilakukan pada: \nA.perempuan usia subur 20-50 tahun \nB.perempuan yang sudah melakukan hubungan seksual aktif sebelum usia 20 tahun \nC.Perempuan yang sering melakukan hubungan seks bergonta-ganti pasangan \n\n Berbagai macam pemeriksaan atau skrining dikembangkan di negara-negara maju dan berkembang untuk mempercepat identifikasi dan eliminasi kanker serviks. \n\n Jenis-jenis skrining kanker serviks adalah: \n1.IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) \nPemeriksaan IVA adalah pemeriksaan dengan cara mengoleskan secara langsung asam asetat (konsentrasi 3%-5%) pada leher rahim, setelah ditunggu selama kurang lebih 1 menit jika terdapat sel-sel pra kanker akan tampak warna bercak putih. \n2.PAP SMEAR \nPap smear dilakukan dengan mengambil sampel dari leher rahim, setelah itu sel tersebut akan diteliti di laboratorium agar diketahui apakah pada sampel tersebut terdapat sel prakanker atau kanker. \n3.DNA-HPV \nProsedur pemeriksaan ini dengan memeriksa DNA HPV pada sel serviks. Pengambilan sampel pada pemeriksaan ini kurang lebih seperti pap smear. \n4.Biopsi \nBiopsi adalah prosedur pengambilan sebagian kecil jaringan dari tubuh untuk diperiksa menggunakan mikroskop. \n\n \nSelain melakukan pemeriksaan seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pada awal tahun 2023 Kemenkes juga telah menjalankan Program vaksinasi HPV gratis untuk anak perempuan kelas 5 dan 6 SD yang akan dilakukan serentak di 34 provinsi seluruh Indonesia. Pada perempuan dewasa juga dapat melakukan vaksinasi HPV yang dilakukan secara pribadi dengan 3 dosis. Wanita hamil dan orang tua serta seseorang yang memiliki penyakit kronis dan alergi terhadap vaksin HPV tidak boleh melakukan vaksinasi. \n\n Sebagai perempuan, kita harus peduli terhadap kesehatan reproduksi dengan melakukan pemeriksaan reproduksi sedari dini salah satunya pemeriksaan atau skrining penyakit kanker serviks. Periksakan kesehatan reproduksi anda ke dokter spesialis kandungan di RS Hermina Balikpapan. Jangan pernah ragu untuk bertanya kepada dokter karena organ reproduksi berkaitan dengan keberlangsungan hidup di masa depan yang harus lebih semakin baik kedepannya. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Banyumanik<\/a><\/li>
- 25 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
Jangan Lewatkan Imunisasi Anak<\/a><\/h3>
Imunisasi dasar sangat penting untuk anak, karena sistem kekebalan tubuh anak belum berkembang sempurna. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia merekomendasikan beberapa vaksinasi lengkap untuk anak di atas usia tertentu. Waktu dan metode vaksinasi juga bervariasi, ada yang dimulai saat lahir atau setelah anak berusia beberapa bulan. Agar Sahabat Hermina tidak salah jadwal dalam memberikan imunisasi dasar pada anaknya, kita simak selengkapnya di bawah ini! \n \nApa itu imunisasi dasar? \nKeluarga yang sehat adalah dambaan setiap keluarga, terutama kesehatan buah hati. Vaksinasi adalah cara yang terbukti untuk mencegah penyakit menular yang mematikan. Dengan memvaksinasi anak, kita dapat melindungi anak kita karena bayi dan anak kecil sangat rentan terhadap beberapa penyakit. \nVaksin adalah jenis bakteri atau virus yang telah dilemahkan atau dibunuh untuk merangsang sistem kekebalan tubuh dengan membuat antibodi di dalam tubuh. Antibodi ini melindungi tubuh di masa depan. Tubuh kebal terhadap penyakit tanpa harus tertular terlebih dahulu. Tidak seperti pengobatan, vaksinasi adalah cara untuk mencegahnya. \nDi Indonesia dikenal konsep imunisasi rutin lengkap, terbagi menjadi imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan. Pelaksanaan vaksinasi ini dilakukan tergantung pada usia anak. Imunisasi primer pada anak merupakan tindakan pencegahan dan vaksinasi lanjutan yang paling penting untuk menjaga kekebalan tubuh agar tetap optimal di masa tua. \n \ntujuan vaksinasi \nTujuan vaksinasi adalah untuk memperoleh imunitas atau kekebalan tubuh seorang anak dan memberantas penyakit pada penduduk suatu daerah atau negara. Setidaknya 70% populasi wilayah atau negara harus divaksinasi. Yang tak kalah pentingnya adalah pasca imunisasi (vaksin penguat), yang harus dilakukan pada waktu-waktu tertentu untuk meningkatkan kekebalan penduduk. \nDengan memvaksinasi anak, tubuh lebih mampu menahan dan mengatasi penyakit menular. Dan ketika beberapa orang dalam satu kelompok kebal terhadap suatu penyakit, penyakit itu semakin sulit menyebar dan menyebar ke orang yang tidak divaksinasi. Ini disebut kekebalan kawanan atau herd immunity. Jenis dan manfaat vaksinasi \nUntuk lebih memahami pentingnya mematuhi jadwal imunisasi dasar anak, berikut adalah manfaat dari setiap vaksin anak yang direkomendasikan: \n\n \n• Vaksinasi hepatitis B untuk mencegah penyakit hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B, yang dapat menyebabkan penyakit ringan yang berlangsung beberapa minggu atau penyakit serius yang berlangsung seumur hidup. \n• Vaksinasi polio untuk mencegah penyakit polio pada anak. Kebanyakan orang yang terinfeksi polio memiliki gejala ringan atau tanpa gejala. Namun, beberapa infeksi bisa menjadi sangat serius dan menyebabkan kelumpuhan atau imobilitas pada beberapa bagian tubuh, seperti lengan, kaki, atau otot pernapasan. Tidak ada obat untuk infeksi polio. • Vaksin BCG untuk mencegah tuberkulosis atau tuberkulosis yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis. \n• Vaksin DPT merupakan vaksin kombinasi yang mencegah tiga penyakit yaitu difteri, batuk rejan dan tetanus. \n• Vaksinasi PCV untuk mencegah penyakit seperti radang paru-paru (pneumonia), radang selaput otak (meningitis) dan infeksi darah (bakteremia). \n• Vaksin rotavirus untuk melindungi anak dari gastroenteritis (radang lambung dan usus), yang berhubungan dengan gejala seperti diare akut, muntah, demam, sulit makan dan minum, dan sakit perut. \n• Vaksin flu untuk mencegah penyakit flu yang menyerang saluran pernapasan. \n• Vaksinasi MR/MMR untuk mencegah campak, rubella dan gondongan. • Vaksinasi Japanese ensefalitis (JE) untuk mencegah ensefalitis. \n• Vaksinasi terhadap varicella atau varicella. \n• Vaksin hepatitis A untuk mencegah peradangan hati yang disebabkan oleh virus hepatitis A. \n• Vaksin tifus polisakarida untuk mencegah tifus. \n• Vaksin HPV untuk mencegah human papillomavirus, yang menyebabkan infeksi kulit termasuk kutil kelamin. Apa yang terjadi jika Anda tidak divaksinasi? \nAnak-anak yang tidak divaksinasi berisiko lebih besar mengalami komplikasi yang dapat menyebabkan kecacatan atau bahkan kematian. Hal ini dikarenakan tubuh tidak memiliki sistem pertahanan khusus yang dapat melindungi tubuh terhadap beberapa penyakit berbahaya yaitu bakteri \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Depok<\/a><\/li>
- 20 Februari 2023<\/li><\/ul><\/div>
Waspada Campak<\/a><\/h3>
Campak merupakan penyakit infeksi menular melalui saluran napas (droplet, percikan ludah saat batuk, bersin, bicara, atau melalui cairan hidung), yang disebabkan oleh virus campak. Secara umum, pencegahan penyakit campak meliputi perilaku hidup bersih dan sehat serta tidak kontak dengan penderita. Namun, pencegahan yang utama adalah imunisasi campak. \n\n \n\n Keadaan di Indonesia 2 tahun terakhir atau hampir 3 tahun sejak terdampak pandemi COVID-19 membuat implikasi yang tidak baik terhadap cakupan imunisasi, salah satunya imunisasi campak. Di Indonesia sepanjang tahun 2022 sudah ada 12 provinsi yang mengeluarkan pernyataan kejadian luar biasa (KLB) campak. Suatu daerah disebut KLB jika ada minimal 2 kasus campak di daerah tersebut yang sudah confirm secara laboratorium dan kasus ini memiliki hubungan epidemiologi. Jumlah kasus didapat selama kurun waktu 1 tahun dari Januari sampai Desember 2022. Jika dibandingkan dengan tahun 2021 ada peningkatan yang cukup signifikan kurang lebih 32 kali lipat. Penyebabnya karena sudah 2 tahun berturut-turut Indonesia tidak bisa mencapai target untuk pelayanan imunisasi rutin, sehingga banyak anak-anak yang tidak diimunisasi rutin akibat COVID-19. \n\n \n\n Campak mulanya menimbulkan gejala batuk berdahak, pilek, demam tinggi dan mata merah. Kemudian, gejala khasnya muncul yaitu bintik-bintik merah kecil dengan pusat biru-putih di dalam mulut sebelum ruam dimulai. \n\n \n\n Ruam kemudian akan muncul 3–5 hari setelah gejala awal dimulai. Nah, urutan kemunculan bercak ini bermula dari belakang telinga, sekitar kepala, kemudian ke leher. Pada akhirnya, ruam akan menyebar ke seluruh tubuh. \n\n \n\n Berikut tanda dan gejala lainnya: \n\n \n\n -Mata merah dan sensitif terhadap cahaya. \n\n -Menyerupai gejala pilek seperti batuk kering, hidung beringus, dan sakit tenggorokan. \n\n -Lemas dan letih. \n\n -Demam tinggi. \n\n -Sakit dan nyeri. \n\n -Tidak bersemangat dan kehilangan selera makan. \n\n -Diare atau/dan muntah-muntah. \n\n -Bercak kecil berwarna putih keabu-abuan di mulut dan tenggorokan. \n\n \n\n Cara mengobati penyakit campak tergantung pada gejala, usia, dan kesehatan pasien secara menyeluruh, hingga seberapa parah kondisinya. Tujuan pengobatan untuk membantu meringankan gejala. \n\n \n\n Menurut WHO, tidak ada pengobatan khusus untuk virus campak. Namun, komplikasi parah dari campak dapat dikurangi melalui perawatan suportif, meliputi: \n\n \n\n -Perbanyak istirahat. Usahakan menghindari kontak dengan lingkungan sekitar untuk mencegah penularannya. \n\n -Pastikan asupan makanan bergizi seimbang, seperti buah dan sayuran yang banyak mengandung vitamin sehingga dapat meningkatkan kekebalan tubuh. \n\n -Minum banyak air putih untuk memastikan tidak kekurangan cairan. WHO menganjurkan pasien campak meminum larutan rehidrasi oral yang bertujuan menggantikan cairan dan elemen penting lainnya yang hilang melalui diare atau muntah. \n\n -Konsumsi obat pereda nyeri. \n\n -Semua anak yang didiagnosis campak disarankan untuk menerima dua dosis suplemen vitamin A, yang diberikan dalam interval 24 jam. Tujuannya untuk mengembalikan kadar vitamin A yang rendah selama campak yang terjadi bahkan pada anak-anak yang bergizi baik. Suplemen vitamin A juga telah terbukti mengurangi jumlah kematian akibat campak. \n\n \n\n \n\n \n\n Campak biasanya terjadi pada anak-anak. Namun, bukan berarti orang dewasa terbebas dari penyakit ini. Orang dewasa yang tidak mendapatkan vaksin campak tetap berisiko menderita penyakit ini. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, komplikasi serius tidak hanya lebih sering terjadi pada anak kecil, tetapi juga pada orang dewasa di atas usia 20 tahun. Komplikasi ini dapat mencakup hal-hal seperti pneumonia, ensefalitis, dan kebutaan. \n\n \n\n Satu-satunya cara yang paling efektif untuk mencegah campak adalah melakukan imunisasi. Kini vaksin campak sudah banyak tersedia di posyandu, puskesmas, klinik dan rumah sakit. Imunisasi campak termasuk dalam bagian dari vaksin MMR (campak, gondongan, campak Jerman). \n\n \n\n Vaksinasi MMR adalah vaksin gabungan untuk mencegah campak, gondongan, dan campak Jerman. Dosisnya diberikan sebanyak dua kali. \n\n \n\n Pertama, saat anak berusia 15 bulan dan dosis kedua diberikan saat mereka berusia 5–6 tahun atau sebelum memasuki masa sekolah dasar. \n\n \n\n Selain melakukan imunisasi, sahabat Hermina juga perlu vitamin dan suplemen untuk menjaga daya tahan tubuh Anda. \n\n \n\n Jika anak Anda atau Anda memiliki keluhan yang mengarah pada campak, segera periksakan diri ke Dokter Spesialis Anak atau penyakit dalam. Untuk memudahkan ketika ingin melakukan janji temu dengan dokter, buat janji konsultasi terlebih dahulu secara online melalui website Hermina. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kemayoran<\/a><\/li>
- 30 Januari 2023<\/li><\/ul><\/div>
Penyebab dan Faktor Risiko Penyakit Campak<\/a><\/h3>
Campak adalah penyakit yang sangat menular yang dapat mengancam jiwa. Campak disebabkan oleh virus dan mudah dicegah dengan imunisasi. Campak adalah penyakit yang ditularkan melalui udara yang disebabkan oleh virus, dan sangat menular. Gejala dapat berkembang sekitar delapan hingga 12 hari setelah Anda terpapar. Gejala dapat berlangsung 10 hingga 14 hari. Campak disebut juga rubeola, campak 10 hari atau campak merah. Itu tidak sama dengan campak Jerman, atau rubella. Gejala campak biasanya muncul sekitar 10 hari setelah terpapar orang yang terinfeksi. \n\n Gejala campak yang paling khas adalah ruam merah berjerawat, tetapi ini biasanya bukan gejala pertama. Campak biasanya dimulai sebagai penyakit seperti flu yang berlangsung antara 2 dan 4 hari dengan gejala yang meliputi: \n\n \n Demam \n Kelelahan \n Batuk parah \n Mata merah (konjungtivitis) \n Pilek \n Bercak putih di mulut (dikenal dengan bercak Koplik) \n \n\n Ruam campak umumnya dimulai di kepala dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Biasanya berlangsung selama 4 – 7 hari. Ruam campak memiliki bintik-bintik merah, sedikit menonjol dan mungkin berjerawat tetapi tidak gatal. Siapa pun dari segala usia dapat terkena campak jika mereka tidak kebal. Anda dianggap kebal terhadap campak jika Anda pernah sakit di masa lalu atau jika Anda pernah menjalani vaksinasi campak. Apa saja kemungkinan komplikasi kesehatan dari campak? \n\n Siapapun bisa terkena campak: anak-anak di bawah 5 tahun dan orang dewasa di atas 20 tahun lebih mungkin menderita komplikasi campak. \n\n \n Infeksi telinga terjadi pada sekitar 1 dari 10 anak yang terkena campak. Gangguan pendengaran permanen mungkin terjadi. \n Diare terjadi pada sekitar 1 dari 10 orang yang terkena campak. \n Pneumonia terjadi pada sekitar 1 dari 20 anak yang terkena campak. Pneumonia adalah penyebab paling umum kematian akibat campak pada anak kecil. \n Ensefalitis (pembengkakan otak) terjadi pada sekitar 1 dari 1.000 anak yang terkena campak. Ensefalitis dapat menyebabkan kejang, tuli, atau cacat intelektual. \n Kematian terjadi pada sekitar 1 atau 2 dari 1.000 anak yang terkena campak. \n Wanita hamil yang terkena campak berisiko melahirkan prematur atau memiliki bayi dengan berat lahir rendah. \n Orang dengan sistem kekebalan yang lemah, seperti leukemia dan infeksi HIV, mungkin sangat berisiko mengalami komplikasi campak. \n \n\n Jika anak Anda memiliki keluhan yang mengarah pada campak, segera periksakan diri ke Dokter Spesialis Anak. Untuk memudahkan ketika ingin melakukan janji temu dengan dokter, buat janji konsultasi terlebih dahulu secara online melalui website RSU Hermina Kemayoran. \n\n Jangan lupa juga untuk mendapatkan vaksinasi anak di RSU Hermina Kemayoran, ya! \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bitung<\/a><\/li>
- 22 November 2022<\/li><\/ul><\/div>
Waspada zat berbahaya pada obat sirup dapat terjadi Gagal Ginjal Akut Pada Anak<\/a><\/h3>
Diabetes merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Berikut ini tips diet untuk penderita diabetes \n\n Tujuan Diet : \n\n \n Tujuan jangka pendek: menghilangkan keluhan diabetes melitus, memperbaiki kualitas hidup, mengurangi komplikasi akut \n Tujuan jangka panjang: mencegah dan menghambat progresivitas komplikasi mikroangiopati dan makroangiopati \n Tujuan akhir: menurunkan morbiditas dan mortalitas diabetes melitus \n \n\n Prinsip Diet : \n\n \n Jumlah kalori ditentukan menurut umur, jenis kelamin, BB, TB, aktivitas sehari–hari dan kondisi tubuh. \n Membatasi gula tambahan, seperti: gula pasir, gula merah, gula batu, dan madu \n Konsumsi cukup protein sesuai kebutuhan \n Membatasi konsumsi lemak jenuh dan lemak trans \n Konsumsi cukup serat \n \n\n Bahan Makanan Yang Dianjurkan : \n\n \n Sumber protein :\n\n \n Hewani : daging kurus, ayam tanpa kulit, ikan, telur. \n Nabati : tempe, tahu, oncom dan kacang – kacangan (kacang hijau, kacang merah, kedelai). \n \n \n Telur rendah kolesterol atau putih telur. \n Sayuran kangkung, daun kacang, oyong, timun, tomat, labu air, kembang kol, lobak, sawi, selada, seledri, terong. \n Buah – buahan atau sari buah : jeruk siam, apel, pepaya, melon, jambu air, salak, semangka, belimbing. \n Susu rendah lemak \n \n\n Bahan Makanan Yang Dibatasi : \n\n \n Semua sumber hidrat arang : nasi, nasi tim, bubur, roti gandum/putih, pasta, jagung, kentang, ubi dan talas, havermut, sereal, mie, ketan, makaroni. \n Membatasi gula tambahan, seperti: gula pasir, gula merah, gula batu, madu \n Sumber protein hewani tinggi lemak jenuh (kornet, sosis, sarden, otak, jeroan) \n Buah – buahan : nanas, anggur, mangga, sirsak, pisang, alpukat, sawo. \n Susu penuh (full cream), keju, mayonaise. \n \n\n Bahan Makanan Yang Dihindari : \n\n \n Gula pasir, gula merah, gula batu, madu. \n Makanan / minuman yang manis : abon, dendeng, cake, kue – kue manis, dodol, tarcis, sirup, selai manis, coklat, permen, susu kental manis, softdrink, es krim. \n Buah–buahan diawetkan seperti manisan buah atau buah dalam kaleng \n Minuman yang mengandung alkohol \n \n\n Cara Mengatur Diet : \n\n \n Makanlah sesuai dengan jumlah dan pembagian makanan yang telah ditentukan dalam daftar diet, terutama bagi penderita yang menggunakan insulin atau obat – obatan anti diabetes \n Untuk mendapatkan variasi menu, gunakanlah daftar penukar. \n Perbanyak konsumsi sayur dan buah \n Laksanakan diet dengan disiplin untuk mencapai BB normal. \n \n\n Hal – Hal Yang Perlu Diperhatikan : \n\n \n Disamping berdiet lakukan olahraga secara teratur. \n Waspada kemungkinan terjadinya hipoglikemia\n \n Hipoglikemia : adalah kondisi ketika kadar gula dalam darah di bawah normal. Hipoglikemia yang terlambat ditangani dapat berakibat penurunan kesadaran, kejang hingga kerusakan otak permanen. \n \n \n \n\n Gejala Dari Hipoglikemia : \n\n \n Mudah lapar \n Sulit konsentrasi \n Keringat dingin \n Jantung berdebar \n Pusing \n Lemas \n Mata berkunang – kunang \n \n\n Imbangi dengan olahraga \n\n Latihan fisik merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan diabetes melitus tipe 2. Program latihan fisik secara teratur 3-5 hari seminggu selama 30-45 menit atau dengan total 150 menit per minggu. Latihan fisik selain untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan BB dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah. \n\n Bagi penderita diabetes bisa melakukan olahraga yang ringan, seperti jalan kaki, berjalan cepat, berenang atau bersepeda. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bitung<\/a><\/li>
- 22 November 2022<\/li><\/ul><\/div>
Waspada Tanda dan Gejala Serangan Jantung<\/a><\/h3>
Hallo sahabat Hermina Bitung, Serangan jantung adalah salah satu penyebab kematian tertinggi di seluruh dunia, menurut data WHO tahun 2016. Masih minimnya pengetahuan masyarakat awam mengenai penyakit jantung coroner, juga turut serta menyumbang keterlambatan penanganan medis pada pasien-pasien yang mengidap PJK (penyakit jantung coroner). Serangan jantung dapat terjadi kapan saja, jadi sahabat Hermina sudah mulai menjaga pola hidup sehat selain itu juga di dukung dengan faktor gaya hidup yang baik seperti tidak merokok kurangi mengkonsumsi makanan-makanan junk food. \n\n Olahraga dapat mencegah serangan jantung \n\n Olahraga dapat mencegah serangan jantung, karena menurut American Heart Association menyarankan orang dewasa untuk berolahraga setidaknya 150 per minggu dan hindari terlalu lama duduk. Semua jenis olahraga yang dlakukan secara teratur adalah cara terbaik untuk mencegah penyakit jantung. Olahraga tidak perlu yang berat-berat cukup jalan cepat atau jalan sekitar rumah dilakukan setengah jam perhari. \n\n Dampak tidak Olahraga bagi Kesehatan Jantung \n\n Sahabat Hermina, perlu diketahui bahwa gangguan kesehatan jantung dikaitkan dengan kurangnya olahraga teratur. Gaya hidup yang tidak aktif secara fisik, secara konsisten menjadi salah satu dari lima faktor risiko utama penyakit jantung. Faktor risiko lainnya yang juga berperan termasuk tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, merokok, dan obesitas. Orang yang memiliki tingkat kebugaran fisik yang rendah juga mengalami tingkat kardiovaskular yang lebih tinggi, seperti serangan jantung dan kematian. \n\n Gejala Serangan Jantung \n\n Sahabat Hermina perlu mengetahui bagaimana gejala serangan jantung, Berikut ini beberapa gejala yang paling umum dari serangan jantung. \n\n \n Nyeri pada dada \n \n\n Ketidaknyamanan pada tubuh bagian atas, seperti pada bahu, leher, hingga rahang \n\n \n Sesak napas \n \n\n Gejala lain yang mungkin terjadi meliputi: \n\n \n Keluar keringat dingin \n Merasa lelah yang tidak biasa tanpa alasan, kadang terjadi berhari-hari (terutama untuk wanita) \n Mual (sakit perut) dan muntah \n Pusing biasa atau pening secara mendadak \n \n\n Pencegahan penyakit jantung \n\n Setelah mengetahui gejala serangan Jantung, alangkah baiknya Sahabat Hermina mencegah penyakit jantung. Ada berbagai cara untuk pencegahan penyakit jantung yang dapat dilakukan, di antaranya: \n\n \n Menerapkan pola hidup sehat dengan mengurangi makanan berkolesterol tinggi serta melakukan olahraga secara rutin. \n Berhenti merokok. \n Mengurangi konsumsi minuman keras. \n \n\n \n\n Bila Sahabat Hermina Bitung mengalami penyakit Jantung dapat konsultasikan ke dr. Randy, SpJP di Rumah Sakit Hermina Bitung \n\n -Salam sehat- \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kemayoran<\/a><\/li>
- 20 November 2022<\/li><\/ul><\/div>
Terkena Campak? Bagaimana virus campak menyebabkan penyakit?<\/a><\/h3>
Campak atau morbili merupakan penyakit infeksi virus akut yang disebabkan oleh Paramyxovirus. Penularan penyakit campak terjadi melalui udara (airborne). Sebagai penyakit menular, campak berpotensi menjadi masalah kesehatan besar pada bayi, ibu hamil, dan orang dengan sistem imun yang menurun. \n\n Di negera berkembang, campak masih menjadi salah satu masalah serius pada semua golongan usia; khususnya pada anak - anak berusia di bawah lima tahun. Ada pun beberapa komplikasi berat yang dapat terjadi seperti: \n\n \n Diare cair disertai mual - muntah yang berpotensi menimbulkan dehidrasi / kekurangan cairan. \n Infeksi pada saluran pernafasan bawah (pneumonia) yang merupakan komplikasi campak dengan tingkat kematian tertinggi. \n Infeksi pada liang telinga tengah yang berpotensi menyebabkan gangguan pendengaran. \n Defisiensi vitamin A yang dapat menyebabkan gangguan pada mata. \n Infeksi pada jaringan otak (ensefalitis) yang juga berpotensi menyebabkan kematian. \n Subacute Sclerosis Panensefalitis (SSPE) - kerusakan pada sistem saraf pusat - akibat infeksi virus campak pada masa kanak-kanak. \n \n\n Pada ibu hamil, campak berpotensi menyebabkan ibu melahirkan sebelum waktunya; sehingga anak yang dilahirkan akan memiliki berat badan lahir yang rendah. \n\n Gejala yang timbul akibat campak mencakup demam tinggi, batuk, mata merah, serta ruam kemerahan pada kulit yang dapat timbul di seluruh bagian tubuh. Keluhan-keluhan pada penyakit campak umumnya baru timbul setelah 10 s.d. 12 hari sejak tertular virus campak. \n\n Setelah 10 s.d. 12 hari sejak tertular virus campak, gejala campak umumnya akan diawali dengan demam tinggi (suhu badan > 38.0° C) yang berlangsung selama 2 s.d. 5 hari. Keluhan demam juga disertai dengan keluhan batuk dan mata merah yang berair. Dapat juga ditemukan Koplik's Spot yang merupakan tanda khas pada campak. Koplik's Spot tampak sebagai bercak putih keabuan dengan dasar merah di pipi bagian dalam, tetapi ia hanya tampak saat satu - dua hari sebelum ruam kulit muncul & segera menghilang dalam 12-18 jam. \n\n Pada saat hari ke-4 atau ke-5 demam, keluhan demam akan memuncak; yang kemudian akan diikuti dengan timbulnya ruam kemerahan pada kulit. Ruam akan muncul pertama kali di belakang telinga, kemudian menyebar ke leher, wajah, hingga seluruh permukaan tubuh. Ruam kulit akan bertahan selama 3 hari, kemudian akan menghilang secara bertahap sesuai urutan waktu bagian tubuh awal munculnya ruam. \n\n Pengobatan campak tanpa komplikasi bisa dilakukan secara rawat jalan. Pengobatan yang diberikan disesuaikan dengan gejala yang timbul. Untuk mempercepat pemulihan, pastikan juga penderita campak mendapatkan asupan makanan dan minuman serta waktu istirahat yang cukup. Anak dengan campak tetap boleh mandi untuk membersihkan diri. Pada anak-anak yang menderita campak; akan diberikan juga suplementasi Vitamin A dengan dosis sesuai usianya. Untuk mencegah penularan melalui udara kepada orang lain; penderita campak disarankan untuk menjalani isolasi selama minimal empat hari sejak timbulnya ruam kulit atau atau meredanya gejala. \n\n Pada kasus campak dengan komplikasi; penderita disarankan untuk menjalani rawat inap di rumah sakit. Ada pun yang menjadi tanda-tanda bahaya dari komplikasi penyakit campak seperti: \n\n \n penurunan kesadaran hingga kejang \n batuk dan sesak yang memberat \n dehidrasi / kekurangan cairan akibat diare \n penurunan berat badan hingga gizi buruk \n keluhan pada telinga akibat infeksi \n Mata kering & keruh disertai gangguan penglihatan \n \n\n Sebagai bentuk pencegahan penyakit campak; anak-anak sangat dianjurkan untuk mendapatkan imunisasi campak. Pemberian imunisasi campak dapat mulai diberikan sejak anak berusia sembilan bulan. Jika Anak mengalami gejala ringan langsung konsultasikan dengan dokter dan dapatkan saran yang relevan mengenai kemungkinan perawatan pencegahan dini. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kemayoran<\/a><\/li>
- 17 November 2022<\/li><\/ul><\/div>
Susah Buang Air Kecil? Memahami Retensi Urin<\/a><\/h3>
Retensi urin merupakan hilang atau berkurangnya kemampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara sempurna. Keadaan ini merupakan bagian dari gejala-gejala saluran kemih bawah / lower urinary tract symptoms (LUTS). \n\n Secara umum, retensi urin dibagi menjadi 2 keadaan, yaitu retensi urin akut dan retensi urin kronik \n\n \n Retensi Urin Akut \n \n\n \n Umumnya disertai rasa nyeri \n Tidak dapat berkemih sama sekali \n Kandung kemih penuh \n Terjadi secara tiba-tiba \n Termasuk kedaruratan dalam urologi \n \n\n \n Retensi Urin Kronik \n \n\n \n Bisa tanpa rasa nyeri \n Masih dapat berkemih, namun tidak lancar \n Tidak dapat mengosongkan kandung kemih dengan sempurna (tidak tuntas) Sulit memulai berkemih (hesitancy) \n Tidak mengancam nyawa, namun dapat menyebabkan komplikasi \n \n\n Penyebab retensi urin dapat dibedakan berdasarkan etiologinya, yaitu: \n\n \n Supravesika: gangguan inervasi saraf motorik dan sensorik akibat penyakit neurologis seperti stroke, HNP dll \n Vesika: kelemahan otot detrusor kandung kemih, obat antimuskarinik/ antikolinergik (tekanan kandung kemih yang rendah) \n Infravesika: bladder outlet obstruction (BPH, striktur urethra, meatal stenosis, edema urethra, massa urethra, batu urethra, prolaps organ panggul), meningkatnya resistensi uretra, detrusor-sphincter dyssynergia (DSD), \n \n\n Penanganan segera pada kasus retensi urin akut adalah melakukan dekompresi buli menggunakan kateterisasi uretra, pungsi suprapubik atau kateterisasi suprapubik (sistostomi). Sebagian besar kasus, klinisi lebih memilih melakukan pemasangan kateter uretra dan hanya melakukan pungsi suprapubic atau sistostomi jika kateter uretra gagal. Kateterisasi suprapubik sering berhubungan dengan insiden hematuria dan obstruksi kateter dibandingkan kateter urin. \n\n Pada studi oleh Horgan et al dilaporkan bahwa kejadian infeksi saluran kemih (ISK) lebih jarang rendah pada kateterisasi suprapubik dibandingkan dengan kateter uretra (18% vs 40%; p<0.05) dan kejadian striktur uretra yang lebih sedikit pada follow-up 3 tahun (0% vs 17%; p<0.01) (Fitz; yoon). Pemasangan kateter suprapubic juga memiliki beberapa resiko, yaitu 2.5% terjadi cedera usus dan 1.8% resiko mortalitas dalam 30-hari. Oleh karena itu, The British Association of Urological Surgeons merekomendasikan pemasangan kateter suprapubik dengan bantuan pencitraan (USG). \n\n Sebelum berkonsultasi dengan dokter Urologi, Sahabat Hermina disarankan mencatat keluhan yang dialami. Mengingat apa yang Sahabat Hermina lakukan sebelum keluhan terasa, apakah Sahabat Hermina mengalami cedera atau tidak. Selain itu, kumpulkan riwayat medis yang lengkap, termasuk riwayat pengobatan atau riwayat penyakit tertentu. Hal ini berguna bagi dokter untuk mendiagnosis penyakit apa yang Sahabat Hermina alami. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/a><\/span>");
- 17 November 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 20 November 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 22 November 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 22 November 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 30 Januari 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 20 Februari 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 25 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 12 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 05 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 12 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 21 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 14 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>