- Hermina Arcamanik<\/a><\/li>
- 05 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Sejak Dini dan Lawan Kanker Payudara<\/a><\/h3>
Kanker Payudara adalah tumor ganas yang menyerang payudara akibat dari pertumbuhan sel-sel yang tidak terkendali. \n\n Adapun orang yang berisiko terkena kanker payudara adalah: \n\n \n Menstruasi dini (lebih dari 12 tahun dan terlambat menopause (lebih dari 50 tahun) \n Kehamilan pertama di usia 35 tahun \n Tidak menyusui \n Penggunaan kontrasepsi oral jangka Panjang \n Pola hidup tidak sehat \n Faktor genetik \n \n\n Selain hal di atas ada faktor-faktor risiko yang dapat dihindari untuk mencegah kanker payudara dengan melakukan beberapa hal seperti: \n\n \n Menjaga berat badan \n Olahraga teratur \n Tidur cukup \n Membatasi Alkohol \n Menyusui \n \n\n Tanda dan gejala awal kanker payudara sebaiknya perlu diwaspadai, yaitu: \n\n \n Muncul benjolan dan tidak menimbulkan nyeri \n Permukaan payudara seperti tertarik \n Ada permukaan yang cekung \n Keluarnya debit cairan dari payudara bisa mengandung darah, berwarna kuning dan bernanah \n Permukaan payudara memerah \n Perubahan warna kulit \n \n\n Cara mendeteksi kanker payudara yaitu dengan metode SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) karena mudah, dilakukan sendiri di rumah, tidak perlu alat. \n\n Langkah-langkah yang bisa digunakan untuk melakukan deteksi dini kanker payudara, yaitu: \n\n \n Didepan cermin angkat tangan dan periksa apakah ada kemerahan atau bengkak di payudara. \n Letakkan tangan di pinggang dan periksa payudara seperti pada Langkah pertama. \n Tekan payudara dari atas ke bawah dan rasakan apakah ada benjolan. \n Tekan payudara secara melingkar dan rasakan apakah ada benjolan. \n Tekan payudara ke arah putting dan lihat apakah ada cairan yang keluar. \n Posisi berbaring dan tekan kembali payudara secara melingkar. \n \n\n SADARI dilakukan pada saat usia 20 tahun atau sejak menstruasi, setiap bulan, pada hari ke 7-10 setelah hari pertama menstruasi, untuk yang sudah menopause lakukan tiap bulan pada tanggal yang sama. \n\n Penatalaksanaan bisa dengan non pembedahan yaitu penyinaran dan kemoterapi serta pembedahan dengan pengangkatan tumor payudara. \n\n Kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang payudara akibat dari pertumbuhan sel yang tidak terkendali. Jika tidak ditangani sejak dini dan tepat, kanker payudara dapat menyebar ke organ sekitarnya. Untuk itu kita harus secara rutin memeriksa payudara agar apabila terdapat kelainan langsung dapat ditangani. \n\n Download aplikasi Hermina Mobile Apps untuk memudahkan akses kesehatan dan pendaftaran ke RS Hermina Arcamanik. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 02 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Gejala Berat DBD Yang Harus di Waspadai<\/a><\/h3>
Halo Sahabat Hermina, Penyakit demam berdarah dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu demam dengue (dengue fever) dan demam berdarah dengue (dengue hemorrhagic fever). Perbedaannya terletak pada kebocoran pembuluh darah. Demam berdarah dengue menyebabkan kebocoran pembuluh darah, sedangkan demam dengue tidak. \n\n Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever adalah penyakit menular yang disebabkan nyamuk Aedes aegypti pembawa virus dengue. Jenis nyamuk Aedes lainnya seperti Aedes albopictus, Aedes polynesiensis, dan Aedes scutellaris juga bisa menjadi vektor virus dengue tetapi tidak seefektif Aedes aegypti.Saat seseorang yang sudah terinfeksi virus dengue akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti, maka virus akan berpindah ke tubuh orang tersebut dan berinkubasi selama 4 hingga 10 hari dan kemudian menimbulkan gejala infeksi. \n\n Gejala DBD \n\n Gejala DBD memang dapat terlihat sebagai suatu hal yang “menipu”, sebab gejala awalnya sangat mirip dengan gejala akibat virus lainnya. Pada umumnya, seseorang akan mengalami tanda-tanda demam berdarah dalam kurun waktu 4 - 6 hari setelah terinfeksi oleh virus dengue. \n\n Seseorang yang terkena DBD akan mengalami demam tinggi secara mendadak hingga mencapai suhu di atas 38 derajat celsius. Selain demam, penderita DBD bisa mengalami sakit kepala berat, nyeri otot, mual dan nyeri ulu hati, tanda-tanda perdarahan seperti mimisan, gusi berdarah, serta timbul bintik-bintik merah pada kulit. \n\n Demam terutama berlangsung pada 1 - 2 hari pertama, dan akan turun pada hari ke 3. Namun, antara hari ke-3 hingga hari ke-5 saat demam sedang turun inilah yang justru merupakan masa kritis DBD, di mana terjadi kebocoran cairan dari pembuluh darah yang disertai penurunan nilai trombosit sehingga memerlukan terapi cairan dan observasi ketat. \n\n Gejala DBD Berat \n\n Tidak jarang penyakit demam berdarah ini menimbulkan korban jiwa akibat penanganan yang terlambat. Terlebih lagi jika pasien demam berdarah telah memasuki fase berat yang berbahaya. \n\n Untuk mencegah terjadinya komplikasi penyakit tersebut, Anda perlu mengetahui tanda dan gejala DBD berat. \n\n Berikut adalah tanda dan gejala DBD berat yang perlu Anda waspadai lebih dini: \n\n \n Lemas memberat dan gelisah \n Penurunan kesadaran \n Hipotensi (tekanan darah rendah atau semakin turun) \n Kedua tangan dan kaki terasa dingin \n Nyeri perut hebat \n Muntah terus menerus atau muntah hitam \n Kesulitan bernapas \n Perdarahan \n \n\n Hasil laboratorium menunjukkan peningkatan hematokrit atau hemokonsentrasi lebih dari 20% dari nilai awal, bersamaan dengan penurunan jumlah trombosit yang cepat di bawah 100.000 \n\n Hasil foto rontgen menunjukkan adanya penumpukan cairan di paru \n\n Mengenali tanda dan gejala DBD berat sejak dini sangat penting. Demam berdarah yang sudah tergolong parah dapat memengaruhi pembuluh darah dan getah bening, serta jika tidak diobati sejak dini dapat menyebabkan kegagalan sistem peredaran darah. \n\n Perlu dipahami bahwa DBD berat adalah keadaan darurat medis yang mengancam jiwa, sehingga cara mengobati Demam Berdarah Dengue ini perlu dilakukan dengan segera. \n\n Pencegahan DBD \n\n Cara pencegahan demam berdarah (DBD) di rumah Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, demam berdarah dengue alias DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi virus dengue. Jika tidak ditangani dengan tepat, pasien berisiko mengalami komplikasi DBD yang bisa berakibat fatal. Pencegahan DBD penting untuk dilakukan agar Anda terhindar dari risiko tersebut. Mungkin Anda sendiri sudah sangat familiar dengan slogan pencegahan demam berdarah (DBD) yang berbunyi 3M: menguras, menutup, dan mengubur. Namun, prinsip pencegahan DBD bukan cuma itu. Cara yang paling utama adalah dengan memastikan Anda tidak digigit nyamuk Aedes aegypti untuk menghindari penularan demam berdarah. Ini bisa dilakukan dengan menjaga lingkungan tetap bersih, juga menggunakan penangkal nyamuk agar tidak berkembang biak di rumah. \n\n \n Menerapkan 3M Plus (Menguras, Menutup, Mendaur Ulang. Plus mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk) \n Pasang kasa dan kelambu nyamuk Untuk cara mencegah nyamuk DBD masuk ke dalam rumah \n Jangan menumpuk atau menggantung baju terlalu lama Kebiasaan menunda-nunda melipat cucian dan membiarkannya menumpuk begitu saja? Jika tidak, apa Anda justru terbiasa menggantung baju di balik pintu, atau menumpuk cucian kotor di pojokan kamar? Sebaiknya setop kebiasaan ini sebagai langkah pencegahan DBD \n Gunakan pakaian tertutup saat keluar rumah Anda akan lebih rentan digigit nyamuk Aedes pada pagi dan sore hari \n Fogging \n Menanam tanaman pengusir nyamuk seperti Sereh, Lavender, zodia dan lain-lain \n Vaksinasi DBD \n \n\n Itulah penjelasan mengenai Gejala DBD dan beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah DBD . Mulai dari rutin membersihkan atau menguras tempat penampungan air, hingga memasang kelambu nyamuk. Selain itu, beberapa cara lain juga dapat dilakukan guna memaksimalkan pencegahan DBD. Salah satunya adalah menggunakan pakaian tertutup saat keluar rumah Anda akan lebih rentan digigit nyamuk Aedes pada pagi dan sore hari. \n\n Penyakit DBD sulit dideteksi sedari awal, oleh sebab itu jika Sahabat Hermina mengalami gejala khas DBD seperti bintik merah pada kulit atau sejumlah gejala lainnya, segeralah memeriksakan diri ke dokter Rumah Sakit Hermina Mekarsari. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 27 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Tentang Keloid dan Berbagai Pilihan Terapinya <\/a><\/h3>
Halo Sahabat Hermina, Keloid merupakan penyembuhan luka abnormal yang ditandai dengan pertumbuhan jaringan ikat secara berlebihan melewati batas ukuran luka. Gambaran keloid berupa benjolan keras pada kulit , berbentuk tidak teratur, berwarna merah, keunguan hingga kecokelatan. Keluhan yang sering dirasakan gatal, nyeri, dan rasa tertarik pada kulit. Area pada tubuh yang sering terjadi keloid antara lain pipi, cuping telinga, dada, bahu, lengan atas dan pundak. \n\n Faktor resiko terjadinya keloid pada seseorang terutama akibat faktor genetik. Faktor lainnya meliputi luka terinfeksi yang tidak segera diobati, penjahitan luka dengan peregangan tinggi pada kulit dan penggunaan jenis benang yang tidak tepat. Keloid timbul 3-12 bulan setelah terjadinya luka seperti luka bekas jerawat, cacar air, bekas tato atau tindik, serta luka bekas operasi. \n\n Keloid umumnya tidak berbahaya, namun mengganggu penampilan dan menurunkan rasa percaya diri. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terapi keloid juga berkembang dan memberikan hasil yang memuaskan. Tingkat kekambuhan keloid pada beberapa kasus juga tinggi, sehingga seringkali dibutuhkan kombinasi terapi dan pengulangan terapi. \n\n Beberapa pilihan terapi pada keloid antara lain: \n\n \n Terapi kompresi yaitu dengan menekan keloid menggunakan lembaran berbentuk gel silikon, yang biasanya ditempelkan pada keloid selama 12-24 jam sehari. \n Terapi topikal berupa obat oles yang mengandung mitomycin C atau 5 fluorouracil ( 5FU) pada keloid. \n Injeksi atau suntikan kortikosteroid intralesi merupakan terapi yang paling sering dilakukan dan memberikan hasil yang cukup memuaskan. Beberapa efek samping yang sering ditemukan antara lain perubahan warna kulit sekitar keloid. Suntikan ini rutin diulang 2-3 minggu sekali hingga keloid mengempis.Injeksi Botulinum toxin tipe A (BTX-A) merupakan terapi terbaru yang dilakukan bertujuan untuk mengurangi tegangan pada otot, sehingga bermanfaat untuk mengurangi rasa nyeri, kemerahan serta gatal. Injeksi ini biasanya diulang setiap 2-3 bulan sekali. Injeksi stem cell juga telah dilakukan pada beberapa kasus keloid dan memberikan hasil yang memuaskan. \n \n Terapi Bedah Bedah eksisi biasanya dilakukan pada keloid yang berukuran besar , seluruh jaringan keloid diangkat kemudian dilakukan penjahitan. Setelah keloid dieksisi dibutuhkan terapi tambahan untuk mencegah kekambuhan seperti penggunaan silikon gel atau kombinasi terapi injeksi. Bedah beku atau cryoterapi dengan menggunakan suhu -4 hingga -7 derajat celcius bertujuan untuk merusak jaringan keloid. \n \n \n Laser Laser bermanfaat untuk mengurangi ukuran keloid dan memiliki keunggulan memperbaiki jaringan dan pigmentasi pada kulit, sehingga dapat menyamarkan bekas. Beberapa jenis laser yang sering dipakai pada terapi keloid antara lain Laser NdYag, Laser CO2 Fraksional, dan Pulse Dye Laser (PDL). Tindakan laser ini juga memerlukan pengulangan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. \n \n Bila sahabat Hermina memiliki keloid, konsultasikan masalah sahabat agar segera mendapatkankan terapi yang tepat. \n \n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Depok<\/a><\/li>
- 20 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
Tanda Awal Serangan Jantung yang Kerap Tak Disadari<\/a><\/h3>
Serangan jantung menjadi salah satu penyebab kematian terbanyak di dunia. Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa setiap tahunnya, lebih dari 17 juta orang meninggal akibat serangan jantung. Apalagi, penyakit ini seringkali ditemukan secara mendadak tanpa gejala awal yang disadari. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengenali tanda-tanda awal serangan jantung yang kerap tidak disadari. \n \nSalah satu gejala serangan jantung yang sering terjadi adalah nyeri dada atau rasa berat di belakang tulang dada. Nyeri ini biasanya terasa seperti tekanan atau rasa terbakar dan dapat menjalar ke lengan kiri, rahang, atau punggung. Namun, tidak semua orang mengalami nyeri dada saat serangan jantung terjadi. Ada juga tanda-tanda lain yang seringkali tidak disadari banyak orang. \n \nSalah satu tanda awal serangan jantung yang kerap tidak disadari adalah sesak napas. Orang yang mengalami serangan jantung dapat merasa sulit bernapas atau merasa kehabisan napas dengan mudah. Hal ini terjadi karena aliran darah yang terganggu ke jantung menyebabkan kerusakan pada otot jantung dan mengurangi kemampuannya untuk memompa darah dengan baik. \n \nSelain itu, mual dan muntah juga dapat menjadi tanda awal serangan jantung yang sering tidak disadari. Beberapa orang mungkin mengalami perut kembung atau merasa tidak enak di perut sebelum serangan jantung terjadi. Mual dan muntah ini terjadi karena kerusakan pada otot jantung menyebabkan peredaran darah yang tidak lancar ke organ-organ lain di tubuh. \n \nTanda awal serangan jantung yang kerap tidak disadari lainnya adalah lemas atau kelelahan yang tidak wajar. Orang yang mengalami serangan jantung mungkin merasa lelah yang berlebihan atau kelelahan yang tidak dapat dijelaskan. Hal ini terjadi karena otot jantung yang rusak tidak dapat memompa darah dengan efisien, sehingga tubuh menjadi kekurangan oksigen dan energi. \n \nSelain itu, serangan jantung juga dapat ditandai dengan keringat dingin dan pusing. Keringat dingin ini terjadi karena aliran darah yang terganggu ke otak, sedangkan pusing terjadi karena kurangnya pasokan darah dan oksigen ke otak. Keduanya merupakan tanda-tanda yang sering tidak disadari banyak orang. \n \nDalam menghadapi serangan jantung, deteksi dini sangatlah penting. Oleh karena itu, kita perlu mengenali tanda-tanda awal serangan jantung yang kerap tidak disadari. Jika kita mengalami gejala-gejala tersebut, segeralah mencari bantuan medis. Jangan mengabaikan atau menganggap remeh tanda-tanda tersebut, karena serangan jantung dapat berakibat fatal jika tidak segera ditangani. \n \nDalam upaya pencegahan serangan jantung, penting bagi kita untuk menjaga gaya hidup sehat. Hindari merokok, konsumsi makanan sehat, dan lakukan olahraga secara teratur. Selain itu, rajinlah melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, terutama jika kita memiliki faktor risiko seperti riwayat keluarga yang menderita serangan jantung atau memiliki penyakit seperti diabetes atau hipertensi. \n \nDengan mengenali tanda-tanda awal serangan jantung yang kerap tidak disadari, kita dapat lebih waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat. Ingatlah bahwa kesehatan jantung sangatlah penting, dan menjaga kesehatan jantung adalah investasi terbaik bagi masa depan kita. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Ciputat<\/a><\/li>
- 05 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
Sering Keputihan Apakah Berbahaya?<\/a><\/h3>
Keputihan merupakan hal yang pernah dialami oleh seluruh wanita. Hampir 90% wanita di Indonesia mengalami masalah keputihan, karena Indonesia merupakan daerah yang bersuhu lembab. Secara definisi keputihan atau dalam istilah medis dikenal sebagai fluor albus, leucorrhea, white discharge merupakan kondisi keluarnya cairan atau lendir yang berasal dari alat kelamin wanita atau vagina yang bukan darah. Cairan atau lendir yang dihasilkan oleh vagina dan leher rahim mengangkut sel-sel mati dan bakteri keluar dari vagina, sehingga menjaganya tetap bersih. Jika mengeluarkan darah maka disebut menstruasi dan apabila cairan atau lendir tersebut bukan darah maka disebut dengan keputihan. \n\n \n\n Tidak semua keputihan yang dialami oleh wanita bersifat patologis atau penyakit, namun ada juga keputihan yang bersifat fisiologis atau normal dan biasa terjadi saat menstruasi, setelah menstruasi, saat masa subur, iritasi setelah penggunaan KB IUD. Sedangkan keputihan yang bersifat patologis biasanya disebabkan oleh peradangan, tumor, polip, dan yang paling sering adalah karena kanker mulut rahim. \n\n \n\n Keputihan biasanya dikeluhkan apabila sudah mengeluarkan gejala, gejala akan muncul biasanya karena jumlah atau produksi keputihan yang berlebihan. Keputihan yang tidak normal biasanya disebabkan oleh infeksi yang biasanya berasal dari infeksi jamur, bakteri, atau parasit. yang dipicu oleh daya tahan tubuh yang kurang baik. \n\n \n\n Pencegahan Keputihan \n\n Keputihan dapat dicegah dengan melakukan beberapa hal seperti: \n\n \n Menjaga daya tahan tubuh \n Menjaga kebersihan organ vagina \n Hindari menggunakan pantyliner secara terus menerus \n Membersihkan organ kemaluan dengan air mengalir \n Hindari menggunakan celana yang ketat \n \n\n \n\n Ciri-ciri keputihan abnormal: \n\n Dalam kondisi normal, lendir dan cairan tubuh yang keluar mempunyai sifat tertentu. Misalnya, warnanya bisa bening atau putih, tidak berbau, dan teksturnya berubah tergantung siklus menstruasi Anda. namun apabila lendir dan cairan tubuh yang dikeluarkan menimbulkan gejala seperti gatal, mengeluarkan berbau busuk atau amis, dan keputihan yang berubah warna maka keputihan tersebut merupakan keputihan yang abnormal dan perlu dilakukannya pengobatan. \n\n \n\n Sahabat Hermina, simak penjelasan dr. Fahmialdi, Sp.OG selengkapnya di Hermina Podcast tentang keputihan di channel youtube Hermina Hospitals (Klik Disini) \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Yogya<\/a><\/li>
- 16 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
Apakah Benar Wanita Lebih Berisiko Stroke ??<\/a><\/h3>
Stroke adalah kondisi medis yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau terhenti, biasanya karena penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak. Hal ini menyebabkan sel-sel otak tidak mendapatkan pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup, sehingga menyebabkan kerusakan pada jaringan otak. \n\n Terdapat dua jenis stroke yang bisa dialami seseorang yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik. \nStroke iskemik merupakan jenis stroke yang paling umum danterjadi ketika pembuluh darah di otak tersumbat oleh bekuan darah atau plak kolesterol. Ini menghentikan aliran darah ke area otak tertentu, yang menyebabkan sel-sel otak mati akibat kekurangan oksigen dan nutrisi. \n\n Stroke Hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah dan mengakibatkan pendarahan. Darah yang keluar dari pembuluh darah yang pecah dapat merusak jaringan otak dan meningkatkan tekanan pada otak. \n\n Gejala stroke pada wanita dan pria umumnya seperti wajah terkulai, satu sisi bagian tubuh tidak dapat digerakkan, susah bicara, sampai gangguan keseimbangan. Namun, wanita yang mengalami stroke biasanya juga mengalami gejala khas yang tidak dirasakan pengidap stroke pria. \n\n Wanita lebih rentan terhadap stroke karena hormon. Tingkat hormon, terutama estrogen, dapat mempengaruhi kekuatan pembuluh darah dan membuatnya lebih rentan terhadap robekan dan pembekuan darah. \n\n Sebelum mengulas masalah kesehatan ini lebih lanjut, ketahui dulu alasan kenapa wanita lebih rentan terkena stroke ketimbang pria. Stroke dapat menyerang setiap orang, baik pria maupun wanita, anak muda maupun kalangan lansia. Tapi, masalah kesehatan ini lebih rentan menyerang wanita. \n\n Hal itu dipengaruhi kondisi tubuh wanita yang berbeda dari pria, berikut beberapa di antaranya: \n\n \n Perubahan hormon selama kehamilan \n Menopause setelah lanjut usia \n Efek samping penggunaan pil kontrasepsi wanita lebih rentan terkena fibrilasi atrium penyebab stroke \n Faktor genetis yang membuat sejumlah wanita terkena hipertensi dan obesitas, keduanya biang utama stroke \n \n\n Stroke bisa ditangani lebih baik ketika gejala yang muncul belum terlalu parah. Berikut sejumlah gejala stroke pada wanita yang perlu disadari secepat mungkin: \n\n \n Kondisi Wajah yang Tidak Normal \n \n\n Tampilan wajah yang aneh atau mati rasa pada satu sisi menjadi gejala awal stroke yang perlu disadari. \n\n \n Kesulitan Berbicara \n Pada saat mengalami stroke \n \n\n Seseorang mungkin mengoceh, bicara tidak jelas, atau bahkan tidak bisa berbicara sama sekali. \n\n \n Pingsan \n \n\n Pingsan dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti kaget tiba-tiba, tekanan darah rendah, atau \n\n kehamilan. Namun, stroke terjadi ketika aliran darah ke otak terhalang. \n\n \n Pusing dan Mual \n \n\n Vertigo, yang ditandai dengan rasa mual dan pusing, adalah gejala stroke yang kadang tak disadari \n\n tetapi umum terjadi pada wanita. \n\n \n Rasa Linglung \n \n\n Perubahan tiba-tiba dan drastis dalam kepribadian atau keadaan mental tanpa alasan yang jelas mungkin menjadi pertanda ada masalah. \n\n \n Sakit Kepala Luar Biasa \n \n\n Migrain kronis meningkatkan risiko Anda terkena stroke atau meninggal karena stroke sebesar 50 persen. \n\n \n Kejang \n \n\n Stroke sangat berbahaya karena dapat dengan cepat menyebabkan kerusakan otak. \n\n \n Cegukan \n \n\n Cegukan yang terjadi secara terus-menerus dan tak bisa dihentikan merupakan tanda terjadinya stroke. \n\n Stroke pada wanita bisa semakin rentan terjadi, seiring waktu terutama setelah menopause. Penting untuk memerhatikan sejumlah gejala ini agar masalah tidak semakin parah. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Wonogiri<\/a><\/li>
- 18 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
Memahami PCOS: Deteksi Dini dan Pengelolaan Gejala-Gejala Sindrom Ovarium Polikistik<\/a><\/h3>
Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS) adalah kondisi hormonal yang memengaruhi banyak wanita di seluruh dunia. Kondisi ini dapat memengaruhi berbagai aspek kesehatan dan kualitas hidup, termasuk kesuburan. Penting untuk memahami gejala PCOS, mendeteksinya secara dini, dan mengelolanya dengan baik. Artikel ini akan menjelaskan lebih lanjut tentang PCOS dan langkah-langkah untuk mengatasi gejala-gejalanya. \n\n \n\n Apa Itu PCOS? \n\n PCOS adalah kondisi yang ditandai oleh ketidakseimbangan hormon seks wanita, termasuk estrogen dan progesteron. Hal ini dapat mengakibatkan masalah seperti siklus menstruasi yang tidak teratur, pertumbuhan folikel ovarium yang tidak normal, dan produksi hormon androgen yang berlebihan. Gejala PCOS dapat bervariasi, tetapi beberapa yang umum meliputi: \n\n \n\n \n Haid Tidak Teratur: Banyak wanita dengan PCOS mengalami haid yang tidak teratur atau bahkan tidak datang sama sekali. \n Hirsutisme: Pertumbuhan rambut berlebihan pada wajah, dada, atau area tubuh lainnya akibat tingginya hormon androgen. \n Jerawat: Kadar androgen yang tinggi juga dapat menyebabkan jerawat dan kulit berminyak. \n Resistensi Insulin: Banyak wanita dengan PCOS mengalami resistensi insulin, yang dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah dan risiko diabetes tipe 2. \n Masalah Kesuburan: PCOS adalah penyebab umum infertilitas pada wanita karena ketidakseimbangan hormon dan masalah dengan ovulasi. \n \n\n \n\n Deteksi Dini PCOS \n\n Deteksi dini PCOS sangat penting untuk mengelola gejala dan mencegah komplikasi. Jika Sahabat Hermina mengalami gejala PCOS seperti yang disebutkan di atas, segera konsultasikan dengan dokter Sahabat Hermina. Diagnosis biasanya melibatkan pemeriksaan fisik, tes darah untuk memeriksa kadar hormon, dan pemeriksaan ultrasonografi ovarium. \n\n \n\n Pengelolaan PCOS \n\n Pengelolaan PCOS dapat mencakup: \n\n \n\n \n Perubahan Gaya Hidup: Menjaga pola makan sehat, berolahraga secara teratur, dan mengelola berat badan dapat membantu mengurangi gejala PCOS dan meningkatkan sensitivitas insulin. \n Obat-obatan: Dokter mungkin meresepkan obat untuk mengatur siklus menstruasi, mengontrol jerawat, atau membantu ovulasi. \n Kontrol Kadar Gula Darah: Pengendalian resistensi insulin dengan pola makan seimbang dan penggunaan obat jika diperlukan. \n Terapi Hormon: Terapi hormonal dapat membantu mengatur siklus menstruasi dan mengurangi pertumbuhan rambut berlebihan. \n Pemantauan Kesehatan: Rutin memeriksakan diri ke dokter untuk memantau perkembangan kondisi dan mencegah komplikasi. \n \n\n \n\n Kesimpulan \n\n PCOS adalah kondisi hormonal yang memengaruhi banyak wanita. Deteksi dini dan pengelolaan yang baik dapat membantu mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup. Jika Anda mengalami gejala PCOS, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter Anda untuk panduan dan perawatan yang tepat. Ingatlah bahwa setiap individu memiliki pengalaman yang berbeda dengan PCOS, jadi perawatan akan disesuaikan dengan kebutuhan Sahabat Hermina. Selalu prioritaskan kesehatan Sahabat Hermina. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Depok<\/a><\/li>
- 11 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Gejala Saraf Kejepit Sebelum Terlambat<\/a><\/h3>
Radikulopati atau “pinched nerve” atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan sebutan saraf kejepit, adalah suatu kondisi di mana saraf tertekan oleh jaringan sekitarnya. Jaringan tersebut dapat berupa jaringan otot, tendon, tulang, atau tulang rawan. Karena saraf menjalar sepanjang tubuh, saraf kejepit juga bisa terjadi di berbagai lokasi dalam tubuh. \n\n \n\n Penyebab saraf terjepit atau dikenal juga sebagai kecetit datang dari berbagai faktor, antara lain usia, kebiasaan sehari-hari, hingga kondisi medis tertentu. Pengobatannya pun tak bisa dilakukan secara sembarangan, mengingat tindakan yang kurang tepat dapat meningkatkan risiko kerusakan permanen pada saraf. \n\n \n\n Apa yang dapat menyebabkan saraf kejepit? \n\n \n\n Beberapa posisi tubuh dapat meningkatkan tekanan di sekitar saraf, seperti bertumpu pada siku atau kebiasaan menyilangkan kaki dalam waktu lama. Selain itu, ada pula beberapa kondisi yang dapat menyebabkan saraf kejepit, di antaranya: \n\n \n\n - Herniasi diskus, suatu kondisi yang terjadi akibat bantalan tulang belakang bergeser dari tempat yang seharusnya \n\n - Rheumatoid arthritis atau peradangan pada sendi \n\n - Stenosis spinal, yaitu penyempitan yang tidak normal pada tulang belakang \n\n - Carpal tunnel syndrome, kondisi ini terjadi ketika saraf median di pergelangan tangan tertekan \n\n - Cedera, memar, atau kondisi lain yang menyebabkan pembengkakan juga bisa memicu terjadinya saraf kejepit. \n\n \n\n Gejala Saraf Terjepit \n\n \n\n Saraf tidak bisa berfungsi dengan normal ketika mendapat tekanan berlebih dari jaringan yang ada di sekitarnya. Oleh karena itu, timbul rasa nyeri yang menjadi indikasi terjadinya saraf terjepit. \n\n \n\n Rasa nyeri yang ditimbulkan dari saraf terjepit sering disalahartikan sebagai rasa nyeri biasa, sehingga tak sedikit yang menyepelekan penyakit ini. Padahal, terdapat tanda dan gejala saraf terjepit lainnya yang bisa diamati, yaitu: \n\n \n\n - Bagian tubuh terasa sakit disertai sensasi terbakar \n\n - Kesemutan \n\n - Mati rasa atau kebas \n\n - Otot melemah di bagian tubuh yang terkena saraf terjepit \n\n - Gejala memburuk saat penderita berusaha untuk melakukan beberapa gerakan tertentu, seperti memutar kepala atau menegangkan leher. \n\n \n\n Siapa saja yang beresiko terkena penyakit ini? \n\n \n\n Kelompok orang yang berisiko tinggi mengalami saraf kejepit, antara lain: \n\n \n\n - Ibu hamil. Penambahan volume cairan saat hamil dapat membuat rongga lebih sempit sehingga dapat menekan saraf. \n\n - Penderita diabetes \n\n - Orang yang sering berbaring dalam waktu yang lama \n\n - Riwayat saraf kejepit di keluarga \n\n - Faktor usia. Semakin bertambah usia, diskus vertebra (penghubung antara tulang) menjadi tidak fleksibel dan mudah robek. \n\n - Cedera pada tulang belakang. \n\n - Sering melakukan aktivitas yang memberatkan tulang belakang, misalnya mengangkat beban berat. \n\n - Orang yang sering menggunakan pergelangan tangan atau bahunya secara berulang dalam pekerjaan \n\n - Berat badan berlebih. Hal ini menyebabkan beban tulang belakang bertambah. \n\n \n\n Bagaimana cara pencegahannya? \n\n \n\n Orang yang pernah terkena saraf kejepit bisa mengalaminya lagi di kemudian hari. Untuk pencegahan, bisa lakukan hal berikut ini: \n\n \n\n - Postur tubuh saat duduk dalam posisi baik dan benar \n\n - Hindari menyilangkan kaki saat duduk dalam waktu lama \n\n - Menjaga berat badan agar ideal \n\n - Istirahat sejenak ketika melakukan kegiatan yang berulang \n\n - Menggunakan brace/korset untuk menjaga posisi tubuh dengan baik \n\n - Olahraga untuk menguatkan otot dan membuat tubuh rileks \n\n \n\n Pencegahan dan diagosnis sedini mungkin dapat membuat penanganan saraf kejepit lebih mudah sehingga mendapatkan hasil yang lebih baik. Oleh karena itu, segera periksakan diri ke dokter jika anda merasakan tanda dan gejala saraf kejepit agar mendapatkan penanganan yang tepat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Depok<\/a><\/li>
- 25 Agustus 2023<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Gejala dan Cara Mencegah Kanker Serviks <\/a><\/h3>
Kanker serviks adalah kanker yang tumbuh pada sel-sel di leher rahim. Kanker ini umunya berkembang perlahan dan baru menunjukan gejala ketika sudah memasuki stadium lanjut. Serviks atau leher rahim memiliki fungsi sebagai tempat melindungi rahim dari bakteri dan benda asing dari luar, serta berfungsi memproduksi lendir yang membantu menyalurkan sperma dari vagina ke rahim saat berhubungan seksual. \n\n Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah salah satu jenis kanker yang paling sering terjadi pada wanita. Berdasarkan penelitian pada tahun 2020, ada lebih dari 600.000 kasus kanker serviks dengan 342.000 kematian di seluruh dunia. \n\n Di Indonesia, kanker serviks menempati peringkat kedua setelah kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak terjadi dari seluruh kasus kanker pada tahun 2020. Tercatat ada lebih dari 36.000 kasus dan 21.000 kematian akibat kanker ini. \n\n Penyebab Kanker Serviks sendiri terjadi oleh beberapa faktor yaitu: \n\n Human papillomavirus (HPV) merupakan penyebab utama kanker serviks. Infeksi virus ini sangat rentan menyasar individu yang melakukan hubungan seksual dengan banyak pasangan. \n\n Perilaku seksual yang berisiko tinggi, seperti seks tanpa kondom atau berbagi mainan seks (sex toys) yang tidak dicuci terlebih dahulu juga bisa meningkatkan risikonya. \n\n Selain itu, wanita yang tidak pernah mendapatkan vaksin (imunisasi) HPV juga lebih berisiko terinfeksi HPV yang bisa jadi penyebab kanker ini. \n\n \n\n Berikut ini gejala kanker serviks yang perlu kamu perhatikan: \n\n 1.Pendarahan vagina, yang ekstrim terutama di antara siklus menstruasi dan pendarahan setelah menopause dapat menjadi gejala dan tanda dari kanker seviks. \n\n 2.Perdarahan saat berhubungan seksual, jika saat kontak atau bersentuhan ketika berhubungan seksual pada alat vital dan menimbulkan pendarahan atau bahkan mengalami keputihan berat, maka bisa jadi itu merupakan tanda kanker serviks. \n\n 3.Keputihan yang tidak biasa, gejala kanker serviks lainya adalah keputihan akan mengalami perubahan warna, meiliki aroma yang tidak sedap, serta terjadinya perubahan tekstur dan konsistensi vagina. \n\n 4.Frekuensi buang air kecil meningkat,Sakit saat buang air kecil dan tidak bisa menahan keinginan untuk buang air kecil juga menjadi gejala dari kanker serviks. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh sel kanker yang tumbuh mengelilingi leher rahim, lalu menyebar hingga ke kandung kemih. \n\n 5.Mudah Lelah, Kondisi ini terjadi akibat perdarahan yang tidak normal pada vagina, sehingga lama kelamaan tubuh mengalami kekurangan sel darah merah atau anemia yang menyebabkan munculnya rasa lelah. \n\n \n\n Upaya Pencegahan kanker serviks: \n\n 1. Gaya hidup sehat (nutrisi terjaga, olah raga, tidak merokok) \n\n 2. Tidak berganti-ganti pasangan seksual \n\n 3. Menjaga kebersihan area genital \n\n 4. Vaksin HPV \n\n 5. Deteksi dini melalui papsmear dan IVA secara rutin \n\n Jika memiliki beberapa gejala kanker serviks yang berlangsung selama beberapa minggu atau menjadi semakin parah, segera kunjungi dokter. \n\n Jangan menganggap kondisi ini sepele, sebab banyak pengidapnya yang bisa sembuh jika melakukan pemeriksaan sedini mungkin. \n\n Penanganan yang tepat dapat meminimalisir akibat, sehingga pengobatan bisa lebih cepat dokter lakukan \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 22 Agustus 2023<\/li><\/ul><\/div>
Empedu Berbatu ? Ternyata ini Penyebabnya<\/a><\/h3>
Empedu adalah salah satu kelenjar yang memiliki peran penting pada proses pencernaan terutama kolesterol di dalam tubuh. Jika fungsi empedu terganggu, maka batu empedu bisa terbentuk. Oleh karena itulah, kebanyakan batu pada empedu tersusun dari kolesterol yang mengendap dan mengeras pada kantung empedu. \n\n Meskipun kebanyakan memang disebabkan oleh kolesterol, tapi sebenarnya masih banyak yang dapat menimbulkan batu pada kantung empedu. Untuk lebih jelasnya, simak saja ulasan lengkapnya di bawah ini : \n\n \n\n Apa Itu Batu Empedu? \n\n Istilah batu empedu atau gallstone sering digunakan untuk menyebut batu pada kantung empedu, terbentuk dari cairan pencernaan yang mengeras. Kantung empedu sendiri adalah organ pada sistem pencernaan yang berbentuk seperti buah pir dalam ukuran kecil. \n\n Ada banyak jenis batu pada empedu yang dibedakan berdasarkan komponen utama penyusunnya. Berikut ini penjelasannya: \n\n \n \n Batu kolesterol: Terbentuk dari kolesterol yang tinggi pada cairan empedu. \n \n \n Batu Bilirubin: Batu ini susah larut air, terbentuk karena pengendapan garam bilirubin kalsium atau infeksi. \n \n \n Batu Campuran: Sesuai dengan namanya, komponen pembentuknya adalah campuran dari kolesterol, bilirubin dan garam-garam kalsium. \n \n \n\n \n\n Penyebab penyakit batu empedu \n\n Setiap jenis batu empedu memiliki komponen penyusun yang berbeda-beda. Banyak penyebab yang membentuk berbagai jenis batu pada kantung empedu tersebut, antara lain seperti di bawah ini: \n\n \n \n Makanan tinggi lemak \n \n \n\n Salah satu faktor terbesar yang menyebabkan terbentuknya empedu adalah kolesterol. Kolesterol banyak terkandung pada makanan yang memiliki kandungan lemak tinggi, terutama pada sumber protein hewani. Penderita batu empedu sebaiknya mengurangi konsumsi lemak 25-40 g per hari. \n\n \n \n Konsumsi karbohidrat sederhana dan gula olahan \n \n \n\n Dalam sebuah penelitian disebutkan jika mengonsumsi gula lebih dari 40 g sehari akan meningkatkan risiko batu empedu sebanyak dua kali lipat. Oleh sebab itu harus pandai dalam memilih jenis karbohidrat yang tidak mengandung gula tinggi sehingga aman untuk empedu. \n\n \n \n Mengonsumsi daging merah dan olahannya berlebihan \n \n \n\n Kandungan kolesterol dan natrium yang tinggi pada daging dan olahannya menyebabkan jenis makanan ini berbahaya bagi empedu jika dikonsumsi secara berlebihan. Oleh sebab itu agar tidak terbentuk batu kolesterol pada empedu maka batasilah konsumsi daging dan olahannya. \n\n \n \n Susu tinggi lemak dan olahannya \n \n \n\n Susu merupakan sumber kalsium alami yang baik jika dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan. Namun jika konsumsinya berlebihan, apalagi jika Anda memilih susu tinggi lemak juga olahannya akan menjadi petaka yang dapat membentuk batu empedu di kemudian hari. \n\n \n \n Junk food \n \n \n\n Istilah junk food digunakan untuk makanan yang memiliki kandungan gizi rendah, namun memiliki energi yang tinggi. Biasanya junk food memiliki kandungan lemak yang sangat tinggi, sehingga total energinya pun tinggi. Kandungan lemak yang tinggi inilah yang berbahaya karena dapat membentuk batu pada empedu. \n\n \n\n Gejala batu empedu \n\n Setiap penyakit atau kelainan pada tubuh pasti menimbulkan gejala yang bisa dirasakan walaupun kadang tidak spesifik, sehingga butuh pemeriksaan lebih lanjut oleh ahlinya. Berikut ini gejala-gejala yang seringkali muncul pada penderita: \n\n \n \n Demam \n \n \n\n Timbul demam, menggigil disertai dengan jantung yang berdetak kencang yang dirasakan saat sakit perut maka Anda perlu curiga ada masalah pada empedu. Jika gejala ini mulai muncul maka artinya empedu sudah mengalami penyumbatan dan terjadi infeksi di sana. \n\n \n \n Perubahan warna urine dan feses \n \n \n\n Pada penderita gallstone akan memiliki kadar bilirubin yang tinggi di dalam darah. Inilah yang menyebabkan timbul gejala perubahan warna urine (air kencing) dan feses (tinja) menjadi lebih pucat. Hal ini karena batu telah menyumbat dan menghambat aliran empedu ke usus besar. \n\n \n \n Jaundice \n \n \n\n Jaundice adalah timbulnya warna kuning pada kulit dan mukosa, misalnya pada bagian putih mata. Perubahan warna kulit dan mata menjadi kuning ini disebabkan oleh konsentrasi bilirubin yang tinggi di dalam darah, sehingga menumpuk pada kulit dan mukosa tubuh. \n\n \n \n Nyeri pada ulu hati \n \n \n\n Gejala ini muncul seperti penyakit saluran pencernaan pada umumnya. Rasanya bermacam-macam mulai dari skala ringan hingga berat. Gejalanya memang mirip dengan penyakit asam lambung, namun pada batu empedu nyeri ulu hati terjadi lebih sering. \n\n \n \n Mual dan muntah \n \n \n\n Perasaan mual dan ingin muntah juga muncul, hal ini karena batu yang menyumbat akan menyebabkan enzim pencernaan mengalir dan mengiritasi. Inilah yang menyebabkan peradangan dan pembengkakan pada saluran cerna sehingga timbul mual dan muntah. \n\n \n \n Sakit perut \n \n \n\n Gejala ini sangat tidak spesifik, tapi selalu muncul pada penderita. Jika hanya merasa sakit perut, kebanyakan orang tidak akan sadar jika terjadi pembentukan batu pada empedunya. Namun jika gejala sakit perut disertai dengan gejala lainnya, segera periksa ke dokter untuk memastikan. \n\n Mencegah akan lebih baik daripada mengobati, ungkapan ini memang benar. Sangat penting untuk menjaga tubuh agar tetap sehat dan terhindar dari segala penyakit termasuk batu empedu. Salah satunya adalah dengan menjaga pola makan yang baik dan benar. \n\n Selain itu memahami gejala penyakit lebih cepat juga akan mempercepat penanganan pada penderita, sehingga tidak memperparah kondisinya. Jadi kenali gejala batu empedu sejak dini agar pengobatan yang tepat bisa segera dilakukan. Lakukan konsultasi dengan Dokter Spesialis Bedah di RS Hermina terdekat, Sahabat Hermina juga bisa berkonsultasi secara online melalui aplikasi Halo Hermina. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Banyumanik<\/a><\/li>
- 26 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
Perempuan dan Kebahagiaan<\/a><\/h3>
Dalam konteks sosial dan budaya, definisi perempuan seringkali mencakup peran, harapan, dan standar yang ditetapkan untuk perempuan oleh masyarakat. Definisi perempuan juga dapat bervariasi lintas budaya dan konteks, dengan peran dan hak perempuan bervariasi dari faktor-faktor seperti agama, tradisi, dan nilai-nilai sosial yang dominan. \n\n Penting untuk diingat bahwa gender adalah konsep yang kompleks dan kompleksitasnya tidak dapat direduksi menjadi faktor biologis saja. Pengalaman dan identitas perempuan sangat bervariasi, termasuk perbedaan identitas gender, seksualitas, budaya dan pengalaman hidup. Definisi perempuan dapat berkembang seiring perubahan sosial, budaya, dan pengertian yang lebih luas tentang kesetaraan gender. Kesehatan mental wanita sangat penting untuk menjadi bahagia. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu wanita tetap sehat dan bahagia: \n\n 1. Self-care (Perawatan Diri): Jadikan waktu untuk merawat diri sendiri secara teratur. Ini dapat meliputi kegiatan seperti olahraga, meditasi, membaca buku, menjalankan hobi, atau menghabiskan waktu bersama teman-teman terdekat. Ingatlah bahwa menjaga kesehatan fisik dan emosional Anda adalah prioritas. \n\n 2. Mengelola stres: Terapkan strategi pengelolaan stres yang efektif, seperti latihan pernapasan, relaksasi otot, atau yoga. Juga, identifikasi faktor-faktor stres dalam hidup Anda dan cari cara untuk mengatasinya, seperti dengan mengatur waktu dengan baik, belajar mengatakan tidak, atau mencari dukungan dari orang-orang terdekat. \n\n 3. Memprioritaskan hubungan yang sehat: Jalin hubungan yang positif dengan orang-orang yang mendukung Anda dan memberikan rasa cinta, dukungan, dan pemahaman. Bersosialisasi secara teratur dengan teman dan keluarga, dan jangan ragu untuk mencari bantuan jika Anda merasa membutuhkannya. \n\n 4. Mengembangkan pola pikir yang positif: Sadari pikiran dan pola pikir negatif yang mungkin muncul, dan gantikan dengan pemikiran yang lebih positif. Latih diri Anda untuk menghargai diri sendiri, memaafkan diri sendiri, dan fokus pada hal-hal yang baik dalam hidup Anda. Juga, latih diri Anda untuk menerima perubahan dan menghadapi tantangan dengan sikap yang optimis. \n\n 5. Mengatur batas pribadi: Belajar mengatur batas-batas yang sehat dalam hubungan dan kegiatan sehari-hari Anda. Jangan ragu untuk mengatakan tidak jika Anda merasa terbebani atau jika permintaan orang lain melebihi kemampuan Anda. Menjaga keseimbangan antara kebutuhan Anda dan kebutuhan orang lain penting untuk menjaga kesehatan mental Anda. \n\n 6. Cari bantuan profesional: Jika Anda merasa kesulitan mengatasi masalah atau merasa terjebak dalam pola pikir yang negatif, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental, seperti psikolog atau psikiater. Mereka dapat membantu Anda mengidentifikasi dan mengatasi masalah yang mungkin Anda hadapi. \n\n Ingatlah bahwa setiap wanita memiliki kebutuhan unik dan jalan hidup yang unik. Itulah mengapa penting untuk menemukan strategi yang paling cocok untuk Anda. Prioritaskan kesehatan mental Anda dan jangan ragu untuk mencari dukungan saat Anda membutuhkannya. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Depok<\/a><\/li>
- 13 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
Berbahayakah Infeksi Saluran Kemih? Berikut 5 Fakta yang Harus Kamu Ketahui !<\/a><\/h3>
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah kondisi ketika organ yang termasuk ke dalam sistem kemih mengalami infeksi. Organ tersebut bisa ginjal, ureter, uretra atau kandung kemih. Tetapi infeksi saluran kemih umumnya terjadi di uretra dan kandung kemih. Berawal dari ginjal, zat sisa di dalam darah disaring dan dikeluarkan dalam bentuk urin kemudian urin dialirkan dari ginjal melalui ureter menuju kandung kemih. Setelah ditampung di kandung kemih, urin akan dibuang ke luar tubuh melalui saluran yang disebut uretra. Infeksi saluran kemih terjadi saat bakteri masuk ke saluran kemih melalui uretra. Setelah itu, bakteri berkembang biak di dalam kandung kemih. Bila tidak ditangani bakteri dapat menyebabkan infeksi sampai ke ginjal. \n\n \n\n Infeksi saluran kemih (ISK) adalah kondisi yang sering terjadi dan bisa menimpa siapa saja. Meskipun terlihat sepele, ISK sebenarnya bisa berbahaya jika tidak diobati dengan tepat. Berikut ini adalah 5 fakta penting tentang ISK yang harus kamu ketahui: \n\n \n\n 1. ISK bisa menyerang siapa saja, tapi wanita lebih rentan terkena ISK karena uretra (saluran kemih) mereka lebih pendek sehingga bakteri lebih mudah masuk ke dalam kandung kemih. \n\n Selain itu, lubang pembuangan urine juga lebih dekat dengan anus dan vagina, sehingga rawan ada bakteri yang singgah dan berkembang biak di sana. Bakteri bisa masuk ke uretra lewat berbagai cara. Ketika berhubungan seks, bakteri di vagina bisa terdorong masuk ke uretra dan berakhir di kandung kemih. Selain itu, bakteri penyebab infeksi saluran kencing juga rawan masuk ke kandung kemih ketika seseorang membersihkan kotoran buang air besar dari arah belakang ke depan. \n\n \n\n 2. Gejala ISK tidak selalu sama, tergantung pada lokasi infeksi dan seberapa parah kondisinya. Namun, gejala umum yang sering muncul adalah \n\n - Buang air kecil terasa sakit, panas, atau seperti tersengat \n\n - Sering kencing terus tapi urine yang keluar sedikit atau anyang-anyangan \n\n - Demam \n\n - Sering terbangun di malam hari karena ingin kencing \n\n - Perut di bawah pusar terasa sakit \n\n - Urine baunya tak sedap \n\n - Urine terlihat lebih keruh atau berwarna merah karena ada darah \n\n - Mual dan muntah \n\n - Sakit pinggang \n\n \n\n 3. Jangan anggap sepele gejala ISK, karena jika tidak diobati dengan tepat, bakteri bisa menyebar ke ginjal dan menyebabkan infeksi ginjal yang lebih serius. Infeksi ginjal dapat menyebabkan kerusakan permanen pada organ tersebut. \n\n \n\n 4. Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena ISK, seperti kebersihan yang buruk, riwayat ISK yang pernah dialami, menopause pada wanita, hingga adanya kelainan pada saluran kemih atau sistem kekebalan tubuh yang lemah. \n\n \n\n 5. Untuk mencegah ISK, ada beberapa tindakan yang bisa dilakukan, seperti menjaga kebersihan diri, minum air yang cukup, buang air kecil segera setelah merasa ingin buang air kecil, dan hindari penggunaan produk kimia yang berpotensi merusak keseimbangan pH di daerah intim. \n\n \n\n Jangan abaikan gejala ISK dan segera konsultasikan dengan dokter urologi di RS Hermina Depok jika kamu mengalami gejala-gejala tersebut. Ingatlah bahwa pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan, jadi selalu jaga kesehatan dan kebersihan diri agar terhindar dari risiko ISK yang membahayakan! \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/a><\/span>");
- 13 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 26 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 22 Agustus 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 25 Agustus 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 11 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 18 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 16 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 05 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 20 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 27 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 02 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 05 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>