- Hermina Jatinegara<\/a><\/li>
- 25 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>
Tips Mengelola Stres dan Kesehatan Mental Selama Ramadan<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, Ramadan merupakan bulan penuh berkah dan spiritualitas bagi umat Islam di seluruh dunia, menandai periode penting yang diisi dengan ibadah, refleksi, dan puasa sepanjang hari. Namun, di tengah antusiasme menyambut bulan suci ini, seringkali kesehatan mental dan kestabilan emosional seseorang dapat terlupakan. Mengelola stres dan menjaga kesehatan mental selama Ramadan adalah aspek penting yang seringkali tidak mendapatkan perhatian yang cukup. Berikut adalah beberapa tips untuk membantu menjaga kesehatan mental dan mengelola stres selama bulan suci ini: \n\n \n Prioritaskan Istirahat yang Cukup \n \n\n Meskipun jadwal ibadah dan kegiatan sosial meningkat selama Ramadan, penting untuk memprioritaskan istirahat yang cukup. Kurang tidur dapat menyebabkan penurunan konsentrasi, peningkatan stres, dan berpengaruh negatif pada kesehatan mental secara keseluruhan. Pastikan Anda memiliki waktu tidur yang cukup setiap malam untuk memulihkan energi dan menjaga keseimbangan emosional. \n\n \n Pertahankan Pola Makan Sehat \n \n\n Puasa selama Ramadan mengubah pola makan dan rutinitas harian. Penting untuk memastikan bahwa Anda tetap makan makanan bergizi saat berbuka dan sahur. Konsumsi makanan sehat yang kaya akan nutrisi seperti buah, sayuran, protein, dan karbohidrat kompleks dapat membantu menjaga kesehatan fisik dan mental Anda selama bulan puasa. \n\n \n Tetap Aktif secara Fisik \n \n\n Meskipun Anda mungkin merasa lelah atau lemah karena puasa, tetaplah aktif secara fisik sesuai kemampuan Anda. Berjalan-jalan ringan setelah berbuka, melakukan gerakan yoga, atau berpartisipasi dalam aktivitas fisik ringan lainnya dapat membantu mengurangi stres, meningkatkan mood, dan memperbaiki kesehatan mental secara keseluruhan. \n\n \n Kelola Waktu dengan Bijak \n \n\n Ramadan sering kali diisi dengan berbagai kegiatan keagamaan dan sosial. Penting untuk mengatur waktu Anda dengan bijak agar Anda memiliki cukup waktu untuk beribadah, bekerja, beristirahat, dan menjalani aktivitas sehari-hari. Buatlah jadwal yang teratur dan prioritaskan kegiatan yang paling penting bagi Anda. \n\n \n Berkomunikasi dengan Orang-orang Tercinta \n \n\n Jangan ragu untuk berbicara dengan keluarga, teman, atau tokoh agama jika Anda merasa stres atau memiliki masalah emosional selama Ramadan. Berbagi perasaan dan pengalaman Anda dengan orang-orang terdekat dapat membantu mengurangi beban emosional dan memberikan dukungan yang diperlukan. \n\n \n Jaga Keseimbangan Spiritual dan Emosional \n \n\n Selain menjalankan ibadah, luangkan waktu untuk merenungkan diri, melakukan introspeksi, dan meningkatkan hubungan spiritual Anda dengan Tuhan. Keseimbangan antara aspek spiritual dan emosional dapat membantu menciptakan kedamaian batin dan memperkuat ketahanan mental Anda selama bulan Ramadan. \n\n \n Berikan Diri Anda Penghargaan \n \n\n Akhirnya, ingatlah untuk memberikan penghargaan pada diri sendiri atas usaha dan dedikasi Anda selama Ramadan. Berikan waktu untuk melakukan hal-hal yang Anda nikmati dan memberi diri Anda kesempatan untuk bersantai dan melepas stres. \n\n Nah Sahabat Hermina, dengan memperhatikan kesehatan mental dan mengelola stres dengan baik, Anda dapat menjalani Ramadan dengan lebih tenang, bahagia, dan bermakna. Semoga bulan suci ini membawa kedamaian, kebahagiaan, dan berkah bagi kita semua. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Jatinegara<\/a><\/li>
- 04 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>
Ingin Mata Selalu Sehat? Berikut Tipsnya!<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, mata adalah salah satu organ yang sangat penting bagi manusia. Menjaga kesehatan mata dapat menghindarkan Anda dari berbagai risiko penyakit mata hingga hilangnya penglihatan. \n\n Mata lelah biasanya ditandai dengan pegal di sekitar mata dan terasa kering hingga penglihatan menjadi buram pada beberapa orang. Selain mata lelah, masih banyak lagi gangguan pada mata yang bisa muncul apabila Anda tidak memperhatikan atau menjaga kesehatan mata dengan baik. \n\n Agar penglihatan mata tetap baik, Sahabat Hermina dapat melakukan tips berikut ini: \n\n \n Jaga Pola Makan \n \n\n Asupan makanan sehari-hari ternyata bisa memengaruhi kesehatan mata. Agar indera penglihatan ini selalu sehat, cobalah untuk rutin mengonsumsi banyak makanan yang mengandung vitamin C dan E, asam lemak omega-3, zat besi, dan lutein. Berbagai nutrisi tersebut bisa didapatkan dengan mengonsumsi banyak sayuran berdaun hijau, salmon, tuna, telur, kacang-kacangan, dan jeruk. \n\n \n Beri Mata Waktu untuk Beristirahat \n \n\n Menatap layar komputer atau laptop yang terlalu lama juga bisa meningkatkan risiko kerusakan pada mata. Hal ini bisa menyebabkan mata kering dan tegang, pandangan menjadi kabur, nyeri leher, sakit kepala, sakit pada bahu dan punggung, serta sulit fokus menatap kejauhan. Untuk mencegahnya, terapkan aturan 20-20-20, yaitu setiap 20 menit, alihkan pandangan sejauh 20 kaki (sekitar 6 meter) selama paling tidak 20 detik. \n\n \n Rajin Olahraga \n \n\n Olahraga dapat mengurangi risiko kehilangan penglihatan akibat tekanan darah tinggi, diabetes, dan kadar kolesterol yang tinggi. \n\n \n Periksakan Kesehatan Mata Secara Berkala \n \n\n Rutin melakukan pemeriksaan pada mata dapat menjadi cara terbaik untuk mencegah kerusakan. Sebab, pemeriksaan mata bisa memantau kondisi bagian tersebut dan gangguan atau masalah kesehatan yang muncul dapat segera dideteksi. Disarankan bagi orang yang berusia lanjut ataupun muda, baik pria maupun wanita harus rutin memeriksakan mata ke dokter spesialis mata sekurang-kurangnya 2 tahun sekali. Orang dewasa yang sudah berumur lebih dari 40 tahun disarankan untuk memeriksakan mata setahun sekali. Hal ini dapat berguna untuk mencegah penyakit mata yang berkaitan dengan bertambahnya usia, seperti degenerasi makula, glaukoma, dan katarak. \n\n Sedangkan, kesehatan mata pada anak-anak harus diperiksa setidaknya dua tahun sekali untuk mendeteksi masalah penglihatan yang mungkin dapat memengaruhi kemampuan belajarnya. Anak-anak tidak perlu harus sudah bisa membaca untuk melakukan pemeriksaan mata. \n\n \n Memakai Kacamata Hitam Saat Beraktivitas di Luar Ruangan \n \n\n Sinar UV dari matahari juga bisa menyebabkan mata rusak. Salah satu cara untuk menjaga kesehatan mata adalah dengan menggunakan kacamata hitam saat melakukan kegiatan di luar ruangan yang terkena banyak paparan sinar matahari. Penggunaan kacamata hitam dapat melindungi mata dari paparan sinar ultraviolet (UV) secara langsung. Penggunaan kacamata hitam mampu menghadang sinar UVA dan sinar UVB. Hal serupa juga berlaku pada lensa kontak yang Anda gunakan. Agar mata semakin terjaga, pilihlah lensa kontak yang mampu memberi perlindungan dari sinar UV. \n\n Nah Sahabat Hermina, yuk mulai rajin untuk periksakan kesehatan mata agar terhindar dari penyakit mata yang dapat menghilangkan kemampuan penglihatan Anda. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Jatinegara<\/a><\/li>
- 20 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Penyakit Berbahaya yang Terlalu Sering Diabaikan<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, dalam kehidupan yang serba cepat seperti saat ini, seringkali kita cenderung mengabaikan tanda-tanda kesehatan yang muncul dalam tubuh kita. Bahkan, beberapa penyakit berbahaya seringkali diabaikan atau dianggap enteng oleh banyak orang, padahal mereka dapat menjadi ancaman serius bagi kesejahteraan kita. Penyakit berbahaya ini dapat menyebabkan kematian bagi penderitanya, namun seiring dengan kemajuan teknologi dunia kedokteran maka penyakit berbahaya ini dapat diketahui lebih cepat . Di bawah ini, kita akan menjelajahi beberapa penyakit berbahaya yang terlalu sering diabaikan oleh masyarakat, dengan harapan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan dan deteksi dini. \n\n \n Kanker \n \n\n Kanker merupakan penyakit yang menakutkan bagi semua orang karena terjadinya mutase sel dan berkembang secara tidak terkendali. Tetapi sayangnya, seringkali tanda-tanda awalnya diabaikan atau dianggap sebagai masalah kecil. Kanker dapat muncul dalam berbagai bentuk dan gejala, mulai dari perubahan kulit yang tidak normal hingga rasa sakit yang berkepanjangan. Deteksi dini melalui pemeriksaan rutin dan kesadaran akan gejala-gejala kanker sangat penting untuk meningkatkan peluang penyembuhan. Contoh jenis kanker yang banyak diderita adalah kanker payudara, otak, usus. Kanker payudara merupakan salah satu penyumbang kematian cukup tinggi \n\n \n Diabetes \n \n\n Diabetes adalah penyakit nomor tiga terbanyak yang ada di Indonesia setelah penyakit jantung dan kanker. Diabetes merupakan penyakit kronis yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, termasuk gangguan ginjal, kebutaan, dan amputasi anggota tubuh. Namun, banyak orang mengabaikan gejala-gejala diabetes seperti kehausan yang berlebihan, sering buang air kecil, dan kelelahan yang terus-menerus. Pencegahan diabetes melalui gaya hidup sehat dan pemeriksaan rutin adalah kunci untuk mengurangi risiko terkena penyakit ini. \n\n \n Penyakit Jantung Koroner \n \n\n Penyakit jantung koroner adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia, yang disebabkan oleh penyempitan dan penyumbatan yang terjadi pada pembuluh darah yang memberikan suplai darah dan oksigen ke jantung. Tetapi masih banyak orang yang mengabaikan faktor risiko dan gejala awalnya. Gejala seperti nyeri dada, sesak napas, dan detak jantung tidak teratur seringkali diabaikan atau dianggap sebagai masalah kecil. Menjaga pola makan sehat, berolahraga secara teratur, dan menghindari kebiasaan merokok dapat membantu mengurangi risiko terkena penyakit jantung. \n\n \n Hipertensi \n \n\n Hipertensi atau tekanan darah tinggi sering disebut sebagai "pembunuh diam-diam" karena seringkali tidak menimbulkan gejala yang nyata. Namun, jika dibiarkan tidak terkendali, hipertensi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius seperti serangan jantung, stroke, dan gagal ginjal. Memantau tekanan darah secara teratur dan mengadopsi gaya hidup sehat adalah langkah-langkah penting untuk mencegah dan mengelola hipertensi. \n\n \n Penyakit Menular Seksual (PMS) \n \n\n Penyakit menular seksual (PMS) seperti HIV/AIDS, sifilis, dan gonore merupakan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat, tetapi masih banyak orang yang enggan untuk menghadapi kenyataan ini. Edukasi tentang pendidikan seks dapat dimulai dari usia dini, sehingga anak-anak dapat mengetahui perilaku seksual yang sehat. Penggunaan kondom saat berhubungan seks, mengurangi jumlah pasangan seksual, dan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin dapat membantu mencegah penyebaran PMS. \n\n Nah Sahabat Hermina, pentingnya kesadaran akan penyakit-penyakit berbahaya yang terlalu sering diabaikan tidak dapat diabaikan. Dengan memahami gejala-gejala awal dan faktor risiko, serta mengadopsi gaya hidup sehat dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, kita dapat mengurangi risiko terkena penyakit-penyakit ini dan meningkatkan kualitas hidup kita secara keseluruhan. Ingatlah, kesehatan adalah aset yang paling berharga, dan merawatnya harus menjadi prioritas utama dalam kehidupan kita. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Jatinegara<\/a><\/li>
- 31 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Waspada, Penyakit Mengintai di Musim Penghujan<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, saat musim penghujan dan pancaroba tiba, kita perlu meningkatkan kewaspadaan. Pasalnya, pergantian musim tersebut datang bersamaan dengan penyakit yang mengintai kesehatan kita dan keluarga. \n\n Ketika musim hujan jenis mikroba akan lebih mudah berkembang biak, dan makin mudah masuk ke tubuh manusia. Daya tahan tubuh yang tak prima akan semakin membuat bakteri dan virus berkembang hingga menyebabkan penyakit. Tubuh harus waspada terhadap serangan penyakit yang datang ketika musim hujan. Mengutip berbagai sumber, berikut beberapa penyakit yang sering mengintai saat musim hujan. \n\n \n Diare \n \n\n Musim penghujan identik dengan banjir dan tercemarnya air yang bisa mengakibatkan pada gangguan pencemaran seperti diare. Diare bisa disebabkan oleh banyak hal, misalnya konsumsi makanan dan minuman yang telah terkontaminasi bakteri, virus, atau parasit. Sebagian besar kasus diare bisa sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari. Namun, diare terkadang bisa cukup parah dan tidak sembuh setelah berminggu-minggu. Diare yang tidak diobati dengan baik juga bisa menimbulkan dehidrasi dan syok karena kekurangan cairan tubuh. \n\n \n Demam Berdarah \n \n\n Genangan air dan sampah yang dapat memicu berkembang-biaknya nyamuk pembawa virus dengue dan disebarkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Jenis nyamuk ini mudah berkembang biak di genangan air, terutama wadah atau tempat penampungan air. Hal inilah yang menyebabkan kasus DBD sering kali terjadi selama musim penghujan.. Penderita DBD dapat merasakan gejala berupa nyeri otot dan tulang, demam, sakit kepala, serta muncul bintik merah di kulit. Jika tidak segera ditangani, penyakit yang sering muncul di saat banjir ini berisiko menimbulkan komplikasi seperti syok dan perdarahan. \n\n \n Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) \n \n\n ISPA dapat disebabkan oleh bakteri, virus, dan berbagai mikroba lainnya yang muncul lebih banyak pada musim hujan. \n\n \n Penyakit Kulit \n \n\n Masalah kesehatan lain yang sering muncul pada musim hujan dan banjir adalah penyakit kulit, bisa berupa infeksi atau alergi. \n\n \n Leptospirosis \n \n\n Penyakit leptospirosis adalah salah satu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri leptospira inteeogans dan ditularkan melalui hewan, misalnya kencing tikus. Ketika terkena leptospirosis, seseorang bisa mengalami gejala sakit kepala, mual, muntah, mata merah, menggigil, nyeri di bagian betis, dan sakit perut. Pada kasus yang sudah parah, penyakit ini bisa menyebabkan sepsis, gangguan hati, gagal ginjal, meningitis, hingga gagal napas. \n\n \n Infeksi Hepatitis A \n \n\n Hepatitis A ditularkan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi virus hepatitis A. Penyakit ini dapat menyebabkan munculnya gejala mual, muntah, kelelahan, sakit perut, hilang nafsu makan, dan demam. Pada kasus tertentu, hepatitis A juga dapat menimbulkan sakit kuning. \n\n Nah Sahabat Hermina, jangan lupa untuk selalu menjaga kebersihan rumah dan lingkungan agar tetap sehat, konsumsi makanan sehat, berolahraga dan istirahat yang cukup untuk menjaga daya tahan tubuh, serta ajak keluarga untuk melakukan vaksinasi influenza, pneumonia PCV-13 & PPSV-23, typhus, dan hepatitis A di RS Hermina. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Jatinegara<\/a><\/li>
- 31 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Tips Atasi Nyeri Sendi saat Cuaca Dingin<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, cuaca dingin seringkali menjadi pemicu masalah kesehatan, terutama bagi mereka yang memiliki masalah sendi. Nyeri sendi saat cuaca dingin bukanlah sesuatu yang jarang terjadi, dan bisa menjadi tantangan yang signifikan bagi kenyamanan dan kualitas hidup seseorang. Berikut beberapa cara efektif untuk mengatasi nyeri sendi saat cuaca dingin. \n\n \n Tetap Aktif dengan Olahraga Ringan \n \n\n Olahraga ringan dapat membantu menjaga kekuatan otot dan fleksibilitas sendi. Pilihlah aktivitas seperti berjalan, berenang di kolam air hangat, atau bersepeda yang dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah dan meredakan ketegangan pada sendi. Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter atau fisioterapis sebelum memulai rutinitas olahraga baru. \n\n \n Gunakan Pemanas atau Kompres Hangat \n \n\n Pemanasan dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah di sekitar sendi, mengurangi kekakuan, dan meredakan nyeri. Gunakan bantal pemanas atau kantong air panas pada area yang terasa nyeri. \n\n \n Kenakan Pakaian Hangat dan Perlindungan Tepat \n \n\n Cuaca dingin dapat meningkatkan sensitivitas pada sendi. Oleh karena itu, pastikan untuk mengenakan pakaian hangat yang melindungi sendi Anda dari suhu rendah. Selain itu, gunakan sarung tangan, kaus kaki, dan sepatu yang sesuai untuk menjaga bagian tubuh yang rentan terhadap dingin. \n\n \n Perhatikan Asupan Nutrisi \n \n\n Asupan nutrisi yang seimbang dapat membantu memelihara kesehatan sendi. Pastikan untuk mendapatkan cukup vitamin D dan kalsium, yang berperan penting dalam menjaga kepadatan tulang. Omega-3 asam lemak juga dapat membantu mengurangi peradangan pada sendi. Konsultasikan dengan ahli gizi atau dokter untuk mendapatkan saran yang sesuai dengan kebutuhan Anda. \n\n \n Terapkan Teknik Relaksasi dan Pijat \n \n\n Teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau pernapasan dalam dapat membantu mengurangi stres dan ketegangan otot, yang pada gilirannya dapat meredakan nyeri sendi. Pijat juga dapat memberikan manfaat signifikan dengan meningkatkan sirkulasi darah dan mengurangi kekakuan pada sendi. \n\n \n Konsultasikan dengan Ahli Kesehatan \n \n\n Jika nyeri sendi Anda persisten atau semakin parah, segera konsultasikan dengan ahli kesehatan. Mereka dapat memberikan diagnosis yang tepat dan memberikan perawatan yang sesuai, termasuk terapi fisik, obat-obatan, atau tindakan lain yang diperlukan. \n\n Nah Sahabat Hermina, mengatasi nyeri sendi saat cuaca dingin memerlukan perhatian khusus terhadap kesehatan sendi Anda. Dengan menjaga gaya hidup sehat, melakukan perubahan kecil dalam rutinitas harian, dan berkonsultasi dengan ahli kesehatan, Anda dapat mengurangi dampak nyeri sendi dan meningkatkan kualitas hidup Anda, terutama saat cuaca dingin. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Jatinegara<\/a><\/li>
- 29 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
Radang Amandel, Perlukah di Operasi?<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, radang amandel yang juga dikenal sebagai tonsilitis adalah kondisi medis umum yang dapat memengaruhi siapa saja, terutama anak-anak. Radang amandel dapat menyebabkan gejala yang tidak nyaman seperti sakit tenggorokan, demam, kesulitan menelan, dan pembengkakan kelenjar getah bening di leher. Dalam beberapa kasus, terutama ketika radang amandel berulang atau menjadi kronis, pertanyaan muncul apakah operasi amandel diperlukan. \n\n Apa Itu Radang Amandel? \n\n Amandel adalah sepasang kelenjar kecil yang terletak di tenggorokan, di sisi kanan dan kiri. Tugas utama amandel adalah menjaga tubuh dari infeksi dengan membantu melawan bakteri dan virus yang masuk ke dalam mulut dan tenggorokan. Namun, terkadang amandel dapat menjadi pusat infeksi sendiri, yang dikenal sebagai radang amandel atau tonsilitis. Radang amandel dapat disebabkan oleh bakteri, seperti streptokokus, atau virus, dan biasanya menimbulkan gejala seperti sakit tenggorokan, demam, pilek, batuk, dan sakit kepala. \n\n Pengobatan Radang Amandel \n\n Pengobatan radang amandel biasanya tergantung pada penyebabnya, apakah itu bakteri atau virus. Jika penyebabnya adalah infeksi bakteri, dokter dapat meresepkan antibiotik untuk mengatasi infeksi. Namun, jika penyebabnya adalah virus, antibiotik mungkin tidak efektif, dan perlu diberikan perawatan simptomatik untuk meredakan gejala. \n\n Selain obat-obatan, ada beberapa langkah yang dapat membantu meredakan gejala radang amandel, seperti istirahat yang cukup, minum banyak cairan, berkumur dengan air garam hangat, dan menghindari makanan yang pedas, makanan berbumbu, makanan dingin seperti es krim, dan makanan manis seperti cokelat. \n\n Kapan Operasi Amandel Diperlukan? \n\n Operasi amandel atau tonsilektomi biasanya dipertimbangkan jika radang amandel menjadi kronis atau berulang. Beberapa alasan umum mengapa seseorang mungkin mempertimbangkan operasi amandel meliputi: \n\n \n Infeksi berulang: Jika seseorang mengalami infeksi amandel berulang yang tidak merespons pengobatan medis atau mengganggu kehidupan sehari-hari mereka, dokter dapat merekomendasikan operasi amandel. \n Masalah pernapasan: Amandel yang membesar secara kronis dapat menyebabkan masalah pernapasan, terutama saat tidur. Hal ini dapat mengarah pada sleep apnea atau masalah tidur lainnya. \n Kesulitan makan atau menelan: Radang amandel yang parah dapat membuat makan atau menelan makanan menjadi sulit dan menyakitkan. \n Pembentukan abses: Terkadang, infeksi amandel dapat menyebabkan pembentukan abses peritonsil, yang dapat menjadi kondisi serius yang memerlukan operasi segera. \n \n\n Nah Sahabat Hermina, radang amandel adalah kondisi yang umum dan dapat menyebabkan gejala yang tidak nyaman. Pengobatan radang amandel biasanya melibatkan penggunaan antibiotik untuk mengatasi infeksi dan perawatan simptomatik untuk meredakan gejala. Namun, jika radang amandel menjadi kronis, berulang, atau menyebabkan masalah serius seperti gangguan pernapasan, operasi amandel mungkin menjadi pilihan yang dipertimbangkan. \n\n Keputusan untuk menjalani operasi amandel harus dibahas dengan dokter yang dapat memberikan nasihat terbaik berdasarkan kondisi dan gejala pasien. Operasi amandel bukanlah solusi untuk semua orang dengan radang amandel, dan pilihan perawatan harus disesuaikan dengan kebutuhan individu. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Jatinegara<\/a><\/li>
- 21 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
Sering Melamun? Mungkin Anda Sedang Stres!<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, melamun adalah aktivitas mental yang umum di alami oleh hampir setiap orang. Saat seseorang melamun, pikiran mereka merayap jauh dari kenyataan sekitar dan memasuki dunia imajinasi. Ini bisa terjadi di mana saja, apakah di kantor, di rumah, atau bahkan saat berjalan-jalan di taman. Namun, meskipun melamun adalah kegiatan yang wajar, jika menjadi terlalu sering dan berkepanjangan, ini bisa menjadi tanda stres yang perlu diwaspadai. \n\n Apa Itu Melamun? \n\n Melamun adalah proses mental di mana seseorang memikirkan hal-hal yang tidak terkait dengan situasi atau tugas yang ada di depan mereka. Ini bisa berupa berangan-angan tentang masa depan, mengingat kenangan masa lalu, atau bahkan sekadar merenungkan hal-hal yang tidak jelas. Melamun sering kali melibatkan perenungan mendalam dan kehilangan kesadaran terhadap lingkungan sekitar. \n\n Tanda-tanda Stres yang Terkait dengan Melamun Berlebihan \n\n \n Kehilangan Fokus: Jika Anda sering melamun saat bekerja atau saat harus berkonsentrasi pada tugas-tugas penting, ini bisa menjadi tanda stres. Stres dapat mengganggu kemampuan Anda untuk tetap fokus pada pekerjaan. \n Perasaan Cemas: Melamun berlebihan juga bisa memicu perasaan cemas. Anda mungkin merasa khawatir tentang masa depan atau berpikir terlalu banyak tentang masalah yang belum terjadi. \n Kurangnya Kepuasan dalam Kehidupan Nyata: Jika Anda merasa lebih bahagia dan puas saat melamun daripada saat berada dalam kenyataan sehari-hari, ini bisa menjadi tanda bahwa Anda menghindari masalah atau stres dalam hidup Anda. \n Perasaan Terisolasi: Terlalu sering melamun juga dapat membuat Anda merasa terisolasi dari orang-orang di sekitar Anda. Anda mungkin merasa sulit untuk terlibat dalam percakapan atau hubungan sosial karena pikiran Anda selalu berada di tempat lain. \n Kurangnya Produktivitas: Melamun berlebihan dapat mengganggu produktivitas Anda. Anda mungkin kesulitan menyelesaikan tugas-tugas sehari-hari karena pikiran Anda terus-menerus melayang ke tempat lain. \n \n\n Mengelola Melamun Berlebihan \n\n Jika Anda merasa melamun berlebihan dan merasa bahwa ini terkait dengan stres dalam hidup Anda, ada beberapa langkah yang dapat Anda ambil: \n\n \n Identifikasi Sumber Stres: Cobalah untuk mengidentifikasi sumber stres dalam hidup Anda. Apakah ini terkait dengan pekerjaan, hubungan, atau masalah pribadi lainnya? Mengetahui sumber stres adalah langkah pertama dalam mengatasi masalah ini. \n Berbicara dengan Seseorang: Berbicara dengan teman, keluarga, atau seorang profesional kesehatan mental dapat membantu Anda merasa didengar dan mendapatkan dukungan. \n Latihan Meditasi dan Mindfulness: Latihan meditasi dan mindfulness dapat membantu Anda lebih berada dalam momen ini dan mengurangi melamun berlebihan. \n Jadwalkan Waktu untuk Melamun: Alihkan waktu khusus untuk melamun. Ini bisa membantu Anda mengontrol melamun berlebihan dan membiarkannya terjadi dalam batas yang sehat. \n Hindari Kafein dan Alkohol Berlebihan: Kafein dan alkohol dapat memperburuk melamun berlebihan. Cobalah untuk membatasi konsumsi mereka. \n \n\n Nah Sahabat Hermina, melamun adalah aktivitas yang normal, tetapi jika menjadi terlalu sering dan mengganggu kehidupan sehari-hari, ini bisa menjadi tanda stres yang perlu diatasi. Penting untuk mengidentifikasi sumber stres Anda dan mencari cara untuk mengelolanya agar melamun tidak mengambil alih hidup Anda. Jika Anda merasa kesulitan mengatasi melamun berlebihan, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan seorang profesional kesehatan mental untuk bantuan lebih lanjut. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Jatinegara<\/a><\/li>
- 30 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Cacar Monyet dan Cara Pencegahannya<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, cacar monyet atau lebih dikenal dengan istilah Monkeypox dalam bahasa Inggris, adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Monkeypox. Meskipun cacar monyet tidak seumum cacar manusia, namun peningkatan kasus penyakit ini telah menjadi perhatian di beberapa wilayah, terutama di Afrika Tengah dan Barat. Cacar monyet dapat memengaruhi manusia dan memiliki gejala yang mirip dengan cacar manusia. Oleh karena itu, penting untuk mengenali penyakit ini dan mengetahui cara pencegahannya. \n\n Mengenal Cacar Monyet \n\n \n Penyebab \n \n\n Cacar monyet disebabkan oleh virus Monkeypox, yang termasuk dalam keluarga Orthopoxvirus, sama seperti virus penyebab cacar manusia (Varicella-Zoster virus). Virus Monkeypox biasanya berasal dari hewan liar, terutama hewan pengerat seperti tikus atau tupai, dan kadang-kadang menular ke manusia melalui kontak langsung dengan hewan-hewan ini. \n\n \n Gejala \n \n\n Gejala cacar monyet pada manusia umumnya mirip dengan cacar manusia. Gejala awal termasuk demam, lemah, sakit kepala, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Kemudian, ruam kulit muncul, yang bisa berkembang menjadi lepuhan berisi cairan yang mirip dengan cacar manusia. Gejala-gejala cacar monyet biasanya muncul dalam waktu 5-21 hari setelah paparan virus. \n\n \n Penyebaran \n \n\n Cacar monyet dapat menyebar dari manusia ke manusia melalui kontak langsung dengan cairan tubuh, lepuhan, atau pernapasan penderita. Penyebaran ini dapat terjadi melalui batuk, bersin, atau kontak fisik dengan orang yang terinfeksi. \n\n Cara Pencegahan Cacar Monyet \n\n Pencegahan adalah langkah yang paling penting dalam menghadapi cacar monyet. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah penyakit ini: \n\n \n Hindari kontak dengan hewan liar: Terutama hewan-hewan pengerat seperti tikus dan tupai, yang diyakini menjadi reservoir alami virus Monkeypox. \n Hindari kontak langsung dengan penderita: Jika Anda merawat seseorang yang terinfeksi cacar monyet, pastikan untuk mengenakan peralatan pelindung diri, seperti sarung tangan dan masker wajah, serta mencuci tangan dengan seksama setelah kontak. \n Vaksinasi: Saat ini, vaksin Monkeypox belum tersedia secara luas. Namun, penelitian terus berlanjut untuk mengembangkan vaksin yang efektif. \n Praktik kebersihan yang baik: Cucilah tangan Anda secara teratur dengan sabun dan air bersih, terutama setelah berinteraksi dengan hewan peliharaan atau hewan liar, dan setelah merawat penderita cacar monyet. \n Isolasi penderita: Isolasi penderita cacar monyet dari orang lain adalah langkah penting untuk mencegah penyebaran penyakit. Perhatikan juga peraturan yang dikeluarkan oleh otoritas kesehatan setempat. \n Vigilans epidemiologi: Penting bagi pemerintah dan otoritas kesehatan untuk memantau dan merespons wabah cacar monyet dengan cepat. Ini termasuk penelusuran kontak dan karantina jika diperlukan. \n \n\n Nah Sahabat Hermina, penting untuk diingat bahwa meskipun cacar monyet adalah penyakit yang serius, kasus manusia-ke-manusia yang terjadi jarang. Tetapi kesadaran dan kewaspadaan sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit ini. Dengan mengikuti langkah-langkah pencegahan di atas, kita dapat membantu menjaga diri kita dan komunitas kita dari cacar monyet. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Jatinegara<\/a><\/li>
- 23 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
Imunisasi Anak Terlambat, Apakah Bisa Dikejar?<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, imunisasi adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan anak. Imunisasi adalah proses memberikan vaksin kepada anak untuk melindungi mereka dari berbagai penyakit serius yang dapat mengancam kesehatan dan bahkan kehidupan mereka. Tetapi, terkadang orangtua mungkin melewatkan jadwal imunisasi yang direkomendasikan, dan anak mereka menjadi terlambat mendapatkan vaksin tertentu. \n\n Mengapa Imunisasi Penting? \n\n Sebelum kita membahas kemungkinan mengejar imunisasi anak yang terlambat, mari kita pahami mengapa imunisasi sangat penting. Vaksin adalah cara terbaik untuk melindungi anak-anak dari penyakit-penyakit infeksius yang dapat memiliki konsekuensi serius. Imunisasi membantu membentuk sistem kekebalan tubuh anak, sehingga mereka dapat melawan penyakit dengan lebih baik. Selain itu, imunisasi juga berperan penting dalam mencegah penyebaran penyakit-penyakit menular dalam masyarakat. \n\n Mengapa Imunisasi Anak Terlambat? \n\n Beberapa alasan mengapa imunisasi anak dapat terlambat termasuk: \n\n \n Keterbatasan Sumber Daya: Terkadang, orangtua mungkin tidak memiliki akses yang cukup mudah ke fasilitas kesehatan atau informasi tentang pentingnya imunisasi. \n Ketidaknyamanan atau Ketakutan: Beberapa orangtua mungkin ragu atau takut tentang efek samping vaksin, yang dapat menyebabkan penundaan dalam memberikan vaksin kepada anak-anak mereka. \n Situasi Darurat: Keadaan darurat atau situasi tertentu, seperti pandemi COVID-19, dapat menghambat akses ke fasilitas kesehatan atau mengubah prioritas imunisasi. \n \n\n Apakah Imunisasi Anak yang Terlambat Bisa Dikejar? \n\n Jawabannya adalah ya, dalam banyak kasus, imunisasi anak yang terlambat masih dapat dikejar. Banyak vaksin memiliki jendela waktu yang lebih lebar di mana mereka masih efektif. Namun, penting untuk diingat bahwa beberapa vaksin memiliki jadwal yang lebih ketat daripada yang lain, dan ada batas waktu untuk mengejar imunisasi tertentu. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan: \n\n \n Konsultasikan dengan Dokter: Jika Anda menyadari bahwa imunisasi anak Anda terlambat, langkah pertama yang perlu Anda lakukan adalah berkonsultasi dengan dokter anak Anda. Dokter dapat memberikan saran tentang vaksin mana yang masih dapat dikejar dan apa yang harus dilakukan selanjutnya. \n Tingkat Kekebalan: Tingkat kekebalan anak mungkin belum optimal jika imunisasi tertentu terlambat. Oleh karena itu, penting untuk mengejar imunisasi sesegera mungkin. \n Jadwal Penggantian: Dokter dapat merencanakan jadwal penggantian untuk memastikan bahwa anak Anda mendapatkan vaksin yang terlambat sesuai dengan panduan medis. \n Pentingnya Vaksinasi Rutin: Ingatlah bahwa vaksinasi rutin adalah bagian penting dari menjaga kesehatan anak Anda dan melindungi mereka serta masyarakat dari penyakit-penyakit menular. Upayakan agar anak Anda mendapatkan vaksin sesuai jadwal yang direkomendasikan. \n \n\n Nah Sahabat Hermina, imunisasi anak yang terlambat masih bisa dikejar, tetapi penting untuk bertindak sesegera mungkin setelah menyadari keterlambatan tersebut. Berkonsultasilah dengan dokter anak Anda untuk mendapatkan panduan yang tepat tentang vaksin mana yang perlu diberikan dan jadwalnya. Ingatlah bahwa imunisasi adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan dan keamanan anak Anda serta masyarakat luas. Salam sehat. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Jatinegara<\/a><\/li>
- 27 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Hoarding Disorder: Ketika Menyimpan Menjadi Masalah<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, Hoarding Disorder adalah salah satu gangguan mental yang kurang dikenal namun dapat memiliki dampak yang serius pada kehidupan seseorang. Orang yang mengalami gangguan ini memiliki kecenderungan kuat untuk mengumpulkan dan menyimpan barang-barang dalam jumlah yang berlebihan, hingga titik di mana rumah mereka penuh sesak dengan barang-barang yang sebagian besar tidak berguna atau rusak. Hoarding Disorder tidak hanya mengganggu kehidupan sehari-hari penderita, tetapi juga dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan mereka. \n\n Apa Itu Hoarding Disorder? \n\n Hoarding Disorder adalah gangguan mental yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk membuang barang-barang yang sebagian besar orang lain anggap sebagai sampah atau tidak berguna. Orang dengan gangguan ini akan terus menyimpan barang-barang ini, bahkan jika ruang hidup mereka menjadi tidak layak huni. Hoarding Disorder bukanlah sekadar kebiasaan koleksi barang atau sedikit rapi yang berlebihan. Ini adalah kondisi yang serius yang dapat mengakibatkan isolasi sosial, kebingungan, bahkan masalah kesehatan fisik. \n\n Gejala Hoarding Disorder \n\n Beberapa gejala utama yang umum terjadi pada individu yang mengalami Hoarding Disorder meliputi: \n\n \n Akumulasi Barang-Barang yang Tidak Berguna: Orang dengan Hoarding Disorder sering mengumpulkan barang-barang yang tidak berguna, seperti kertas bekas, botol kosong, atau benda-benda yang seharusnya dibuang. \n Kesulitan Membuang Barang: Mereka merasa sangat sulit untuk membuang barang-barang tersebut dan sering merasa terlalu terikat emosional pada barang-barang tersebut. \n Ruangan yang Tidak Layak Huni: Rumah mereka mungkin sangat berantakan hingga sulit digunakan untuk tujuan yang semestinya. Ini dapat mengganggu kehidupan sehari-hari, seperti memasak, tidur, atau mandi. \n Isolasi Sosial: Hoarding Disorder dapat menyebabkan isolasi sosial karena individu yang mengalaminya sering merasa malu atau malu terhadap kondisi rumah mereka. \n Gangguan Kesehatan dan Keselamatan: Kumpulan barang-barang yang berantakan dapat mengakibatkan risiko kebakaran, kebakaran, atau infestasi hama. Selain itu, dapat menyulitkan perawatan medis dan perawatan pribadi. \n \n\n Penyebab Hoarding Disorder \n\n Penyebab pasti dari Hoarding Disorder belum sepenuhnya dipahami, tetapi beberapa faktor yang dapat memainkan peran meliputi: \n\n \n Genetik: Ada bukti bahwa faktor genetik dapat memengaruhi kecenderungan untuk mengembangkan gangguan ini. \n Trauma Emosional: Pengalaman traumatis dalam hidup seseorang, seperti kehilangan orang yang dicintai atau peristiwa traumatis lainnya, dapat menjadi pemicu gangguan ini. \n Gangguan Mental Lain: Hoarding Disorder seringkali terkait dengan gangguan mental lain, seperti kecemasan, depresi, atau gangguan obsesif-kompulsif. \n Kurangnya Keterampilan Pengelolaan Stres: Orang yang tidak memiliki keterampilan yang efektif dalam mengatasi stres dan emosi mungkin cenderung mengandalkan penyimpanan barang sebagai cara untuk menghadapinya. \n \n\n Pengobatan Hoarding Disorder \n\n Pengobatan untuk Hoarding Disorder umumnya melibatkan terapi psikologis, seperti Terapi Perilaku Kognitif (Cognitive Behavioral Therapy - CBT). CBT membantu individu untuk mengidentifikasi pemikiran dan perilaku yang tidak sehat terkait dengan penyimpanan barang, dan memberikan keterampilan yang diperlukan untuk mengubah pola-pola tersebut. \n\n Terkadang, pengobatan farmakologis seperti antidepresan juga dapat digunakan untuk membantu mengelola gejala-gejala terkait dengan gangguan ini, seperti kecemasan atau depresi. \n\n Nah Sahabat Hermina, Hoarding Disorder adalah masalah serius yang memerlukan perhatian profesional. Dengan diagnosis yang tepat dan pengobatan yang sesuai, individu yang mengalami Hoarding Disorder dapat memperbaiki kualitas hidup mereka dan mengatasi kesulitan yang mereka hadapi. Salam sehat. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Jatinegara<\/a><\/li>
- 19 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
Gagal Ginjal Bukan Berarti Gagal Hidup<\/a><\/h3>
Sahabat hermina, gagal ginjal adalah kondisi medis yang serius dan seringkali menakutkan. Namun, penting untuk diingat bahwa gagal ginjal bukan berarti gagal hidup. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan tentang gagal ginjal, gejala-gejalanya, penyebabnya, serta cara mengatasi dan mengelola kondisi ini untuk tetap menjalani kehidupan yang bermakna dan sehat. \n\n Apa Itu Gagal Ginjal? \n\n Gagal ginjal, juga dikenal sebagai penyakit ginjal kronis (PGK), adalah kondisi di mana ginjal tidak lagi berfungsi dengan baik untuk menyaring limbah dan racun dari darah. Ini dapat menyebabkan penumpukan produk limbah berbahaya dalam tubuh yang, jika tidak diobati, dapat menjadi berbahaya. \n\n Penyebab Gagal Ginjal \n\n Gagal ginjal dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk: \n\n \n Diabetes: Diabetes tipe 1 dan tipe 2 adalah penyebab utama gagal ginjal. Kadar gula darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah di ginjal. \n Hipertensi: Tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah ginjal, mengurangi aliran darah ke ginjal, dan menyebabkan kerusakan ginjal. \n Penyakit Ginjal Polikistik: Ini adalah penyakit keturunan yang menyebabkan pembentukan kista di dalam ginjal, yang dapat merusak fungsi ginjal. \n Penyakit Autoimun: Gangguan autoimun seperti lupus bisa menyebabkan peradangan dan kerusakan pada ginjal. \n Penggunaan Obat-obatan Tertentu: Beberapa obat, seperti nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) yang sering digunakan untuk nyeri, dapat merusak ginjal jika digunakan secara berlebihan. \n \n\n Gejala Gagal Ginjal \n\n Gagal ginjal dapat berkembang secara perlahan dan gejalanya mungkin tidak terlihat pada tahap awal. Gejala-gejala yang mungkin muncul saat gagal ginjal menjadi lebih parah antara lain: \n\n \n Pembengkakan pada wajah, tangan, dan kaki. \n Rasa lelah yang berlebihan. \n Kenaikan kadar kreatinin dan urea dalam darah. \n Kulit gatal dan kering. \n Mual dan muntah. \n Kencing berdarah atau berbusa. \n Perubahan pada frekuensi buang air kecil. \n \n\n Mengatasi dan Mengelola Gagal Ginjal \n\n Meskipun gagal ginjal adalah kondisi yang serius, ada berbagai cara untuk mengatasi dan mengelola penyakit ini. Beberapa tindakan yang dapat diambil adalah: \n\n \n Pengendalian Penyebab Utama: Jika penyebab gagal ginjal adalah diabetes atau hipertensi, penting untuk menjaga kontrol yang baik atas penyakit-penyakit tersebut dengan bantuan dokter. \n Diet yang Sehat: Menerapkan diet yang sehat dengan batasan garam, protein, dan cairan dapat membantu mengurangi beban kerja pada ginjal. \n Obat-obatan: Dokter mungkin meresepkan obat-obatan untuk mengelola tekanan darah dan gejala lainnya. \n Hemodialisis atau Cuci Darah: Untuk kasus yang lebih parah, hemodialisis atau cuci darah dapat diperlukan untuk membersihkan darah dari limbah dan racun. \n Transplantasi Ginjal: Untuk beberapa pasien, transplantasi ginjal dapat menjadi pilihan untuk menggantikan ginjal yang rusak dengan ginjal sehat. \n \n\n Nah Sahabat Hermina, meskipun gagal ginjal adalah kondisi serius yang memengaruhi kualitas hidup seseorang, itu bukan akhir dari segalanya. Dengan pengelolaan yang tepat dan dukungan medis, banyak orang dengan gagal ginjal dapat menjalani hidup yang bermakna dan produktif. Penting untuk tetap berkomunikasi dengan tim medis Anda dan mengikuti rencana pengobatan yang direkomendasikan untuk meminimalkan dampak gagal ginjal dan tetap hidup sehat. Gagal ginjal bukan berarti gagal hidup, ya. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Jatinegara<\/a><\/li>
- 11 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
Bantuan Hidup Dasar: Menyelamatkan Nyawa dalam Situasi Gawat Darurat<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, Bantuan Hidup Dasar (BHD) adalah serangkaian tindakan medis sederhana yang dapat dilakukan oleh siapa saja dalam situasi darurat. Tujuan utama BHD adalah memberikan pertolongan pertama bagi orang – orang yang mengalami kondisi mengancam nyawa seperti henti nafas dan henti jantung hingga bantuan medis profesional tiba. \n\n Pentingnya Bantuan Hidup Dasar \n\n Ketika seseorang tiba-tiba mengalami henti napas atau gagal jantung, respons cepat adalah kunci untuk menyelamatkan nyawa. BHD adalah keterampilan yang penting karena dalam banyak situasi, waktu sangat berharga. Beberapa penyebab umum henti napas atau gagal jantung termasuk serangan jantung, tenggelam, kecelakaan lalu lintas, atau kejadian lain yang mengancam jiwa. BHD dapat memberi peluang terbaik untuk bertahan hidup dalam situasi seperti diatas. \n\n Langkah-Langkah Utama Bantuan Hidup Dasar \n\n BHD terdiri dari dua aspek yaitu mengenali kondisi henti jantung dan aktivasi sistem tanggap darurat. Berikut adalah langkah-langkah dalam melakukan BHD : \n\n \n Periksa Keamanan diri, korban dan lingkungan \n \n\n Pastikan bahwa area sekitar aman untuk Anda, korban, dan saksi lainnya. Pastikan tidak ada bahaya seperti api atau lalu lintas yang dapat membahayakan lebih lanjut. Letakkan korban di alas datar yang keras \n\n \n Periksa Respons Korban \n \n\n Tepuk pundak korban dan panggil namanya. Tanyakan, "Apakah Anda baik-baik saja?" Jika tidak ada respons, korban mungkin mengalami henti napas atau tidak sadarkan diri. \n\n \n Panggil Bantuan Medis \n \n\n Jika korban tidak merespons, segera panggil nomor darurat (misalnya, 119) atau mintalah seseorang disekitar lokasi untuk melakukannya. \n\n \n Mulai Kompresi Dada (Pijat Jantung Luar) \n \n\n 1. Tempatkan telapak tangan Anda di tengah dada korban, tepat di pertengahan antar puting susu. \n\n 2. Tekan dada dengan kedalaman sekitar 5-6 cm dengan kecepatan 100-120 kali per menit. \n\n 3. Setelah setiap 30 kompresi dada, berikan dua kali nafas (bila tidak memungkinkan pemberian nafas boleh tidak dilakukan) \n\n \n\n Gambar 1. Kompresi dada \n\n \n Lanjutkan Bantuan Hidup Sampai Bantuan Medis Tiba \n \n\n Jangan berhenti melakukan BHD sampai bantuan medis profesional tiba atau korban mulai bernapas dan menunjukkan tanda-tanda kesadaran. \n\n Pendidikan dan Pelatihan BHD \n\n Pendidikan dan pelatihan BHD sangat penting. Banyak organisasi kesehatan, seperti Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan American Heart Association (AHA), menawarkan kursus BHD untuk masyarakat umum. Pelatihan ini akan mengajarkan Anda teknik-teknik BHD yang benar, termasuk penggunaan defibrilator otomatis eksternal (AED) jika tersedia. \n\n Selain itu, ada banyak aplikasi dan sumber belajar online yang dapat membantu Anda memahami BHD dengan lebih baik. Keberhasilan dalam memberikan BHD tergantung pada latihan dan pemahaman yang baik tentang langkah-langkahnya. \n\n Nah Sahabat Hermina, Bantuan Hidup Dasar adalah keterampilan yang dapat menyelamatkan nyawa dalam situasi darurat. Semua orang dapat mempelajari BHD dan dapat menyelamatkan nyawa seseorang bila dalam keadaan kritis. Ingatlah untuk tetap tenang, panggil bantuan medis, dan ikuti langkah-langkah BHD yang benar. Dengan melakukan hal ini, Anda dapat memberikan peluang terbaik untuk bertahan hidup bagi mereka yang membutuhkan pertolongan Anda dalam saat-saat genting. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/a><\/span>");
- 11 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 19 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 27 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 23 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 30 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 21 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 29 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 31 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 31 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 20 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 04 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 25 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>