- Hermina Grand Wisata<\/a><\/li>
- 25 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>
Berpuasa Ramadhan bagi Penderita GERD<\/a><\/h3>
Momen bulan Ramadhan setiap tahunnya selalu dinantikan oleh kaum muslimin. Tidak terlepas bagi mereka yang menderita GERD namun ingin tetap berpuasa menjalankan ibadah. Banyak dari mereka yang belum paham apa itu GERD dan bagaimana tips berpuasa selama bulan Ramadan. \n\n \n\n Para penderita GERD pada dasarnya boleh menjalankan puasa, walaupun tidak mudah. Beberapa hal harus diperhatikan agar GERD tidak kambuh sehingga puasa menjadi lebih aman dan nyaman. \n\n \n\n Gejala GERD \n\n \n Rasa asam dan pahit di mulut \n Sensasi perih atau panas terbakar di dada dan ulu hati \n Mual dan mutah \n Begah \n Nyeri dada \n Gangguan Pernafasan \n \n\n Apa Itu GERD ? \n\n GERD (Gastro Esophageal Reflux Disease) merupakan gangguan pada saluran cerna yang diakibatkan kelemahan pada katup bagian bawah kerongkongan (Lower Esophageal Sphincter), menyebabkan cairan asam lambung naik ke bagian kerongkongan. Adanya cairan asam lambung pada kerongkongan mengakibatkan timbulnya peradangan pada kerongkongan yang ditandai dengan rasa heart burn (terbakar di daerah dada), nyeri dada serta mulut terasa asam dan pahit. Kelemahan katup tersebut paling sering diakibatkan oleh merokok, alkohol, kafein, kegemukan dan makan terlalu banyak. Jika tidak diterapi dengan baik, GERD dapat mengakibatkan kanker pada kerongkongan. \n\n \n\n Secara umum, pasien GERD yang ingin berpuasa dibagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu: kelompok yang dapat berpuasa, kelompok yang dapat berpuasa dengan perhatian/kehati-hatian, dan kelompok yang tidak diperbolehkan puasa. Pengelompokan ini bergantung pada tingkat keparahan gejala penyakit dan bagaimana kontrol terhadap gejala tersebut. Apabila gejala GERD pasien tergolong ringan, jarang kambuh dan pasien sudah diterapi dengan baik, maka pasien dapat menjalankan puasa. Namun sebaliknya, jika GERD tidak terkontrol dengan baik dan gejala masih sering berat dan berulang, maka tidak dianjurkan untuk berpuasa. Silahkan berkonsultasi lebih lanjut dengan Dokter Spesialis Penyakit Dalam anda termasuk golongan yang mana. \n\n \n\n Beberapa tips bagi penderita GERD yang mampu berpuasa: \n\n 1. Pastikan jam makan sahur dan berbuka teratur \n\n Tak hanya memenuhi kebutuhan energi tubuh selama berpuasa, mengonsumsi makanan saat sahur juga dapat mencegah naiknya asam lambung bagi penderita GERD. Selain itu, penting pula untuk mengonsumsi menu sahur sehat agar tubuh lebih kuat dalam menjalani puasa. \n\n \n\n 2. Tidak makan berlebihan atau terlampau kenyang \n\n Mengonsumsi makanan dalam jumlah besar atau makan secara berlebihan dalam satu waktu dapat melemahkan otot sfingter esofagus bawah sehingga tidak dapat menutup dengan benar. Hal ini dapat memicu naiknya asam lambung ke kerongkongan. \n\n \n\n 3. Hindari makanan yang tinggi lemak, kafein, asam dan pedas \n\n Pantangan GERD selanjutnya adalah sering mengonsumsi makanan atau minuman yang dapat merangsang peningkatan asam lambung. Beberapa makanan atau minuman yang harus dihindari penderita GERD di antaranya yang memiliki rasa pedas, kecut, tinggi asam, berkarbonasi, mengandung alkohol, atau mengandung kafein seperti kopi. \n\n \n\n 4. Konsumsi obat-obatan untuk mengontrol tingkat asam lambung \n\n Penyakit asam lambung terjadi ketika asam dari lambung kembali ke kerongkongan. Ini memang gejala umum dari penyakit asam lambung. Sementara itu, stres memperburuk gejala penyakit asam lambung, dan kecemasan adalah respon alami terhadap stres dalam tubuh. Itulah mengapa, stres membuat penyakit asam lambung kambuh atau membuat siklusnya kembali. \n\n Penyakit asam lambung atau GERD dapat diobati dengan obat-obatan dokter maupun yang dijual bebas. Berikut beberapa contoh obat asam lambung yang biasa digunakan untuk mengobati asam lambung: \n\n \n Antasida : Antasida berfungsi untuk membantu menetralkan asam lambung. Biasanya obat ini digunakan untuk mengatasi refluks asam dan asam lambung ringan. \n Penghambat Reseptor H2 : Penghambat reseptor H2 yang berfungsi mengurangi produksi asam lambung. Contohnya: Famotidine dan Cimetidine. \n Proton Pump Inhibitor (PPI) : PPI adalah obat penghambat produksi asam lambung yang lebih kuat dan bisa membantu menyembuhkan jaringan kerongkongan yang rusak. Contohnya: Omeprazole, Lansoprazole, Esomeprazole, Pantoprazole dan Rabeprazole. \n Prokinetic Agents : Prokinetik adalah jenis obat yang meningkatkan motilitas gastrointestinal dengan meningkatkan frekuensi kontraksi di usus halus atau membuat kontraksi lebih kuat tanpa menggangu ritmenya. \n \n\n \n\n 5. Hindari stres berlebihan \n\n Penyakit asam lambung terjadi ketika asam dari lambung kembali ke kerongkongan. Ini memang gejala umum dari penyakit asam lambung. Sementara itu, stres memperburuk gejala penyakit asam lambung, dan kecemasan adalah respon alami terhadap stres dalam tubuh. Itulah mengapa, stres membuat penyakit asam lambung kambuh atau membuat siklusnya kembali. \n\n \n\n \n\n \n \n\n 6. Tidur yang cukup dan posisi tidur nyaman \n\n Gravitasi dan anatomi memainkan peran besar dalam menemukan bantuan dari gejala asam lambung tinggi di malam hari. Pada siang hari, kamu kemungkinan besar berdiri atau duduk sehingga ketika asam keluar, gravitasi dan air liur dengan cepat mengembalikan zat yang berpotensi berbahaya ini ke perut. \n\n \n\n Semoga Anda dapat berpuasa dengan lancar. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Grand Wisata<\/a><\/li>
- 16 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>
Waspada Bemam Berdarah Saat Musim Hujan<\/a><\/h3>
\n\n Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah bentuk demam berdarah (DB) yang dapat mengancam jiwa. DBD adalah penyakit infeksi oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. \n\n Negara beriklim tropis dan subtropis beresiko tinggi terhadap penularan virus tersebut. Hal ini dikaitkan dengan kenaikan temperatur yang tinggi dan perubahan musim hujan dan kemarau disinyalir menjadi faktor resiko penularan virus dengue. \n\n \n\n Tanda-tanda dan gejala \n\n Apa saja tanda-tanda dan gejala demam berdarah? \n\n Tanda-tanda dan gejala demam berdarah mungkin akan bervariasi pada setiap pasien, tergantung pada tingkat keparahan serta fase DBD yang dilewati. \n\n \n\n Berikut adalah tanda-tanda dan gejala umum dari demam berdarah: \n\n \n \n Demam hingga 40 derajat Celsius \n \n \n Sakit kepala \n \n \n Nyeri otot, tulang, dan sendi \n \n \n Mual dan muntah \n \n \n Sakit di belakang mata \n \n \n Pembengkakan kelenjar getah bening \n \n \n Ruam kulit \n \n \n\n Gejala-gejala di atas biasanya akan membaik dalam waktu satu minggu. Namun, ada pula kemungkinan gejala berkembang menjadi semakin parah dan berisiko mengancam nyawa. Kondisi tersebut dinamakan dengan DBD parah dan sindrom syok dengue. \n\n \n\n Kapan saya harus periksa ke dokter? \n\n Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya, konsultasikanlah dengan dokter Anda. Selalu konsultasikan ke dokter untuk menangani kondisi kesehatan Anda. \n\n \n\n Fase demam berdarah sering juga disebut “Siklus Pelana Kuda”. \n\n Berikut adalah fase-fase DBD yang perlu Anda ketahui: \n\n \n \n Fase demam: muncul demam tinggi yang berlangsung selama 2-7, dibarengi dengan gejala lain seperti nyeri otot dan sakit kepala. \n \n \n Fase kritis: setelah 1 minggu, demam akan turun. Namun, pasien DBD justru berisiko mengalami perdarahan parah di fase ini. Kondisi ini biasanya memerlukan perawatan intensif. \n \n \n Fase penyembuhan: seusai fase kritis, pasien akan mengalami demam kembali. Namun, fase ini merupakan masa penyembuhan DBD di mana trombosit perlahan kembali naik. \n \n \n\n \n\n Faktor-faktor risiko \n\n Apa yang meningkatkan risiko saya untuk terkena penyakit ini? \n\n Ada banyak faktor risiko untuk terkena penyakit demam berdarah atau DBD, yaitu: \n\n \n \n Tinggal atau bepergian ke daerah dengan iklim tropis \n \n \n Berada di daerah tropis dan subtropis meningkatkan risiko kena demam berdarah. Daerah yang berisiko tinggi adalah Asia Tenggara, bagian barat Kepulauan Pasifik, Amerika Latin, dan Karibia. \n \n \n Punya riwayat terkena demam berdarah \n \n \n Jika sebelumnya pernah sakit demam berdarah, Anda berpeluang tinggi mengalami gejala yang lebih serius jika terinfeksi lagi. \n \n \n\n \n\n Komplikasi \n\n Komplikasi apa yang bisa terjadi dari penyakit ini? \n\n Jika tidak tertangani dengan baik, komplikasi demam berdarah yang fatal bisa terjadi. Salah satunya adalah sindrom syok dengue atau dengue shock syndrome (DSS). \n\n DSS tidak hanya menimbulkan gejala demam berdarah biasa, namun disertai juga dengan gejala-gejala syok seperti: \n\n \n \n Hipotensi (tekanan darah turun) \n \n \n Kesulitan bernapas \n \n \n Denyut nadi melemah \n \n \n Berkeringat dingin \n \n \n Pupil mata melebar \n \n \n Kondisi ini tidak bisa sembuh hanya dengan dibiarkan. Pasalnya, DSS bisa menyebabkan kegagalan fungsi organ, sehingga mungkin bisa berujung pada kematian. \n \n \n\n \n\n Bagaimana cara mengobati demam berdarah? \n\n Tidak ada penanganan spesifik untuk penyakit, kebanyakan pasien biasanya akan pulih dalam 2 minggu. Namun, penting untuk menangani gejala-gejala dengan tepat untuk menghindari komplikasi. \n\n Dokter biasanya merekomendasikan pilihan pengobatan untuk DBD sebagai berikut: \n\n 1. Obat penurun demam \n\n Paracetamol adalah obat pereda nyeri yang dapat meringankan rasa sakit dan menurunkan demam. Hindari penghilang rasa sakit yang dapat meningkatkan komplikasi perdarahan, seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen sodium. \n\n Untuk kasus yang lebih serius, demam berdarah dapat menyebabkan shock atau hemorrhagic fever yang memerlukan perhatian medis lebih. \n\n 2. Istirahat yang banyak di tempat tidur \n\n Orang yang sedang mengalami demam berdarah disarankan untuk beristirahat. Dengan istirahat, pasien akan lebih cepat untuk pulih. Istirahat dapat membantu pemulihan jaringan tubuh yang rusak saat terkena kondisi ini. \n\n Dokter akan memberikan pasien beberapa obat agar cepat mengantuk sehingga bisa beristirahat sepenuhnya. \n\n 3. Minum banyak cairan \n\n Perawatan di rumah sakit dengan menggunakan infus akan membantu kebutuhan cairan pasien DBD terpenuhi. Meski begitu, Tidak selamanya seorang pasien DBD harus menjalani opname di rumah sakit. Selama mengikuti panduan, Anda bisa merawat pasien DBD di rumah. \n\n Dokter akan menyarankan pasien diopname atau dirawat jalan di rumah untuk mengonsumsi banyak cairan. Tidak hanya air mineral atau infus saja, cairan bisa berupa dari makanan berkuah, buah, atau jus. \n\n Pasien DBD wajib konsumsi cairan untuk menurunkan demam dan mencegah tubuh dehidrasi. Gejala demam berdarah karena virus dengue yang ditandai dengan kram otot dan sakit kepala karena dehidrasi juga dapat ditangani dengan minum banyak cairan. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Grand Wisata<\/a><\/li>
- 21 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Ciri-ciri Hernia yang Sering Terjadi, Ketahui Penyebab yang Perlu Kita Waspadai<\/a><\/h3>
Hernia atau turun berok adalah benjolan yang muncul akibat keluarnya organ dalam tubuh melalui jaringan di sekitarnya yang melemah. Jika dibiarkan tidak tertangani, hernia bisa menyebabkan aliran darah tersumbat sehingga terjadi kematian jaringan. \n\n \n\n Penyebab Hernia \n\n Hernia terjadi ketika organ tubuh menonjol keluar melalui jaringan di sekitarnya yang melemah. Penyebabnya bisa bervariasi, antara lain: \n\n \n \n Pertambahan usia atau penuaan \n \n \n Sering mengangkat beban berat \n \n \n Menjalani operasi perut \n \n \n Berat badan berlebih atau obesitas \n \n \n Batuk kronis \n \n \n Sembelit \n \n \n\n Selain kondisi di atas, ada faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita turun berok atau hernia, antara lain: \n\n \n \n Terlahir prematur atau memiliki berat badan lahir rendah \n \n \n Memiliki keluarga yang menderita hernia \n \n \n Mengalami peningkatan tekanan dalam dinding perut akibat kehamilan \n \n \n Pernah menjalani operasi perbaikan hernia \n \n \n\n Gejala Hernia \n\n Gejala hernia dapat bervariasi, tergantung pada jenis yang dialami pasien. Berikut ini adalah jenis-jenis hernia dan gejala yang menyertainya: \n\n 1. Hernia inguinalis \n\n Hernia Inguinalis paling sering dialami oleh pria. Kondisi ini terjadi ketika usus atau jaringan di rongga perut menonjol ke selangkangan sehingga menimbulkan gejala berupa: \n\n \n \n Benjolan selangkangan yang terkena hernia, tetapi menghilang ketika berbaring \n \n \n Nyeri di pangkal paha, terutama saat batuk, berolahraga, atau mengangkat barang berat \n \n \n Selangkangan terasa berat atau panas \n \n \n Bengkak dan nyeri di kantong buah zakar (skrotum) \n \n \n\n 2. Hernia femoralis \n\n Hernia femoralis terjadi ketika jaringan atau sebagian usus menonjol ke paha atas bagian dalam. Hernia femoralis lebih sering dialami oleh wanita yang memiliki berat badan berlebih. \n\n Gejala hernia femoralis antara lain: \n\n \n \n Nyeri di selangkangan ketika berdiri, mengangkat benda berat, batuk, atau berolahraga \n \n \n Sakit perut \n \n \n Mual dan muntah \n \n \n\n 3. Hernia umbilikalis \n\n Hernia umbilikalis terjadi ketika sebagian usus atau jaringan menonjol melalui otot di dekat pusar. Jenis hernia ini umumnya dialami bayi akibat lubang tali pusatnya yang belum menutup sempurna. \n\n Gejala hernia umbilikus meliputi: \n\n \n \n Pusar menonjol berwarna kemerahan atau keunguan \n \n \n Perut berbentuk bulat \n \n \n Perut terasa penuh \n \n \n Perut nyeri saat ditekan \n \n \n Sembelit \n \n \n Demam \n \n \n Muntah \n \n \n\n 4. Hernia hiatus \n\n Hernia hiatus atau dikenal juga sebagai hernia diafragma terjadi ketika sebagian lambung menonjol ke dalam rongga dada. Benjolan tersebut masuk melalui otot yang memisahkan rongga dada dan rongga perut (diafragma). \n\n Gejala yang umum terjadi pada hernia hiatus adalah: \n\n \n \n Nyeri ulu hati (heartburn) \n \n \n Penyakit asam lambung (GERD) \n \n \n Kesulitan menelan (disfagia) \n \n \n Sesak napas \n \n \n Muntah darah \n \n \n Dada nyeri \n \n \n Sakit perut \n \n \n Tinja berwarna kehitaman \n \n \n\n 5. Hernia insisional \n\n Hernia insisional terjadi ketika ada jaringan yang menonjol melalui bekas luka operasi di perut. Gejala yang umum terjadi adalah: \n\n \n \n Sembelit \n \n \n Benjolan di dekat bekas sayatan operasi \n \n \n Nyeri di sekitar benjolan \n \n \n Jantung berdetak cepat (takikardia) \n \n \n Mual dan muntah \n \n \n Demam \n \n \n\n 6. Hernia epigastrik \n\n Hernia epigastrik terjadi ketika ada jaringan yang menonjol melalui dinding perut bagian atas, tepatnya dari ulu hati hingga pusar. Gejala kondisi ini antara lain: \n\n \n \n Benjolan di atas pusar \n \n \n Nyeri di sekitar benjolan hernia \n \n \n Sakit perut, terutama saat, bersin, batuk, atau tertawa \n \n \n\n 7. Hernia spigelian \n\n Hernia spigelian terjadi ketika sebagian usus menonjol dari jaringan ikat perut spigelian (spigelian fascia). Gejalanya meliputi: \n\n \n \n Benjolan di bawah atau di samping pusar \n \n \n Sakit perut yang hilang-timbul atau menetap \n \n \n Sakit perut ketika berolahraga, mengangkat benda berat, atau ketika buang air besar \n \n \n Sembelit \n \n \n\n 8. Hernia otot \n\n Hernia otot terjadi ketika sebagian otot menonjol melalui lapisan pelindung otot (fascia). Berbeda dengan jenis hernia lainnya, hernia ini paling sering terjadi di otot tulang kering kaki akibat cedera, bisa karena berolahraga terlalu berat atau angkat beban. \n\n Gejala hernia otot di antaranya nyeri di kaki yang berkepanjangan dan bisa disertai bengkak. Pembengkakan ini bisa hilang saat beristirahat dan muncul kembali saat otot menegang. \n\n Kapan harus ke dokter? \n\n Lakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami gejala hernia seperti yang telah disebutkan di atas. Pemeriksaan dan penanganan perlu segera dilakukan jika: \n\n \n \n Nyeri muncul mendadak dan terasa parah \n \n \n Benjolan hernia berubah warna menjadi ungu atau hitam \n \n \n Benjolan hernia terasa sakit dan mengeras \n \n \n Sulit buang air besar atau buang angin \n \n \n Mual dan muntah hebat \n \n \n Demam \n \n \n\n Diagnosis Hernia \n\n Dokter akan mengajukan pertanyaan mengenai gejala dan riwayat penyakit, dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik pada pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan, seperti: \n\n \n \n USG, untuk melihat bagian dalam organ perut dan panggul \n \n \n Foto Rotgen, untuk memeriksa kerongkongan, lambung, dan usus \n \n \n CT scan, untuk memeriksa lebih detil organ-organ bagian dalam rongga perut \n \n \n MRI, untuk mendeteksi adanya robekan pada otot perut, meski tidak terlihat benjolan \n \n \n Endoscopi, untuk memeriksa bagian dalam kerongkongan dan perut \n \n \n\n Pengobatan Hernia \n\n Setelah menentukan diagnosis, dokter akan menentukan penanganan yang tepat sesuai jenis hernia dan kondisi pasien. Beberapa metode penanganan yang dapat dilakukan oleh dokter adalah: \n\n Pemberian obat-obatan \n\n Pemberian obat-obatan dapat dilakukan pada penderita hernia hiatus. Obat-obatan ini berfungsi menurunkan asam lambung guna meredakan gejala. Beberapa jenis obat yang diresepkan adalah: \n\n \n \n Antasida \n \n \n Antagonis reseptor H-2 \n \n \n Penghambat pompa proton (PPI) \n \n \n\n Operasi \n\n Operasi untuk mengatasi hernia dapat dilakukan dengan bedah terbuka atau operasi lubang kunci (laparoscopi). Ada beberapa metode operasi yang dapat dilakukan oleh dokter untuk menangani hernia, yaitu: \n\n \n \n Herniotomi \n Herniotomi dilakukan dengan membuat sayatan pada perut untuk membuang kantung hernia. \n \n \n Herniorafi \n Sama seperti pada tindakan herniotomi, herniorafi dilakukan dengan menjahit area keluarnya hernia untuk memperkuat dinding perut. \n \n \n Hernioplasti \n Pada hernioplasti, dokter akan menggunakan jaring sintetis untuk menutup lubang tempat keluarnya hernia. \n \n \n\n Komplikasi Hernia \n\n Hernia yang tidak segera ditangani akan makin membesar dan menekan jaringan di sekitarnya. Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi berupa: \n\n \n \n Hernia inkarserata \n Hernia inkarserata adalah kondisi ketika usus terjebak di dinding perut sehingga memicu nyeri hebat, mual, muntah, dan sulit buang air besar. \n \n \n Hernia strangulata \n Hernia strangulata adalah kondisi ketika aliran darah ke bagian usus tersumbat dan menyebabkan kematian jaringan. \n \n \n\n Pencegahan Hernia \n\n Berikut ini adalah upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya hernia: \n\n \n \n Berhenti merokok \n \n \n Berolahraga secara rutin \n \n \n Menjaga berat badan ideal \n \n \n Mengonsumsi makanan sehat, bergizi lengkap dan seimbang \n \n \n Memperbanyak asupan serat untuk mencegah sembelit \n \n \n Tidak mengangkat beban di luar kemampuan, termasuk olahraga angkat beban \n \n \n Berhati-hati bila hendak mengangkat benda berat \n \n \n Memeriksakan diri ke dokter bila mengalami batuk yang tidak kunjung sembuh \n \n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Grand Wisata<\/a><\/li>
- 21 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Tahukah Anda Apa Itu Congestive heart failure?<\/a><\/h3>
Gagal jantung kongestif atau congestive heart failure (CHF) adalah kondisi saat jantung tidak mampu memompa darah dalam jumlah yang cukup. Terutama untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan nutrisi. \n\n Namun, gagal jantung bukan berarti jantung berhenti bekerja. Sebaliknya, jantung bekerja secara kurang efisien dari biasanya. Karena berbagai kemungkinan penyebab, darah bergerak melalui jantung dan tubuh pada kecepatan yang lebih lambat, dan tekanan di jantung meningkat. Akibatnya, jantung tidak dapat memompa cukup oksigen dan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan tubuh. \n\n Apa itu congestive heart failure (CHF)? \n\n Gagal jantung kongestif, atau dalam istilah medis disebut dengan congestive heart failure (CHF) adalah kondisi di mana jantung tidak memompa cukup darah ke organ tubuh dan jaringan lain. Ketika salah satu atau dua bagian jantung tidak memompa darah keluar, darah akan menumpuk dalam jantung atau menyumbat di organ atau jaringan. Akibatnya, darah menumpuk di sistem peredaran darah. Jika jantung sebelah kiri yang gagal berfungsi baik, sistem jantung sebelah kanan akan sesak akibat darah yang menumpuk. Di dalam, jantung tersumbat akibat kontraksi berlebih untuk mendorong darah dan dapat menyebabkan gagal jantung. Begitu juga jika bagian kanan jantung yang gagal, jantung kiri akan terganggu dan juga bisa menyebabkan gagal jantung. \n\n \n\n Seberapa umumkah congestive heart failure (CHF)? \n\n CHF adalah kondisi yang dapat terjadi di segala usia, bahkan anak-anak, apalagi anak-anak dengan kelainan jantung bawaan. Namun, gagal jantung kongestif lebih sering terjadi pada orang tua, karena mereka lebih berisiko terkena penyebab kerusakan otot jantung dan katup jantung. Perubahan jantung seiring usia juga menyebabkan kontraksi pada jantung kurang efektif. CHF adalah kondisi yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami sakit jantung. \n\n \n\n Tanda-Tanda & Gejala \n\n Apa saja tanda-tanda dan gejala congestive heart failure (CHF)? \n\n Gagal jantung adalah penyakit kronis yang tiba-tiba terjadi. Gejala yang khas pada orang dengan gagal jantung kongestif atau CHF adalah mudah kehabisan napas saat beraktivitas, sesak napas saat tidur terlentang sehingga membutuhkan beberapa bantal untuk mengganjal kepalanya sehingga dapat kembali bernapas dengan lega. Mereka dengan CHF adalah orang yang kerap terbangun di malam hari karena sesak dan terkadang disertai bengkak pada pergelangan kaki. \n\n \n\n Efek yang juga didapat dari CHF adalah kehilangan nafsu makan, mual, sering kencing malam hari, tapi berat badan naik karena penimbunan cairan berbahaya dan organ dalam tubuh yang membengkak. Ketika jantung kiri gagal, aliran darah ke paru-paru akan menjadi stagnan. Ini bisa menyebabkan kelelahan, sesak napas (terutama malam hari saat berbaring), dan batuk. Sementara ketika jantung kanan gagal, darah stagnan dalam jaringan. Akibatnya, hati menjadi bengkak dan bisa menyebabkan sakit perut. Kaki dan telapak kaki Anda juga bisa bengkak akibat jantung kanan tidak berfungsi dengan baik. Mungkin ada gejala dan tanda-tanda lain yang tidak disebutkan. Konsultasikanlah dengan dokter Anda apabila mencurigai gejala-gejala lain yang mungkin saja berhubungan dengan penyakit ini. \n\n \n\n Kapan saya harus periksa ke dokter? \n\n Segera konsultasi ke dokter apabila menemukan satu atau gejala gagal jantung kongestif yang sudah disebutkan di atas pada diri Anda. Gejala gagal jantung kongestif atau CHF yang paling awal muncul biasanya adalah nyeri dada, sesak dan napas pendek, batuk berdarah, serta pingsan. \n\n Hubungi kembali dokter Anda jika setelah pengobatan ternyata gejalanya memburuk atau memberikan efek yang berlawanan. \n\n \n\n Penyebab \n\n Apa penyebab congestive heart failure (CHF)? \n\n Penyebab paling umum dari CHF adalah penyakit jantung koroner. Penyebab CHF lainnya adalah fenomena otot jantung tegang tekanan darah tinggi , serangan jantung, kardiomiopati , penyakit katup jantung, infeksi, aritmia jantung (ritme jantung abnormal), penyakit paru-paru,anemia, tiraoid dan terlalu banyak cairan tubuh. \n\n \n\n Faktor-faktor risiko \n\n Apa yang meningkatkan risiko saya mengalami congestive heart failure (CHF)? \n\n Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan seseorang terkena gagal jantung. Satu faktor saja bisa menyebabkan gagal jantung, tapi jika banyak elemen tergabung, risiko gagal jantung makin tinggi. \n\n \n\n Faktor-faktor yang meningkatkan risiko congestive heart failure alias CHF adalah: \n\n Terlukanya otot jantung saat mengalami serangan jantung. Hal ini akan menyebabkan kekuatan jantung Anda untuk berkontraksi menjadi berkurang dan tidak seperti keadaan normal. \n\n \n Memiliki riwayat penyakit diabetes Penyakit ini dapat meningkatkan risiko hipertensi dan penyakit arteri koroner. \n Obat diabetes tertentu yang berfungsi untuk mengendalikan kadar gula nyatanya bisa meningkatkan risiko gagal jantung bagi sebagian orang. Meski begitu, Anda sebaiknya tidak menghentikan pengobatan apa pun. Jika Anda menggunakan obat-obatan ini, konsultasikan pada dokter. \n Mengalami gangguan tidur sleep apnea. Kondisi ini dapat menyebabkan oksigen dalam darah berkurang dan meningkatkan risiko ritme jantung abnormal. Keduanya dapat menjadi penyebab gagal jantung kongestif. \n Memiliki riwayat penyakit katup jantung. Kondisi ini menyebabkan jantung tidak bisa memompa darah dengan baik, sehingga berisiko tinggi mengalami gagal jantung kongestif. \n Terkena infeksi virus tertentu. Infeksi virus bisa menyebabkan kerusakan otot jantung yang memicu CHF. \n Memiliki riwayat penyakit hipertensi alias tekanan darah tinggi. \n Memiliki berat badan berlebih atau obesitas. \n Memiliki riwayat gangguan detak jantung. Detak jantung yang abnormal, terutama ketika berdetak kencang, bisa melemahkan otot jantung dan mengakibatkan CHF. \n Kebiasaan konsumsi alkohol terlalu banyak. \n Merokok. \n \n\n \n\n Obat & Pengobatan \n\n Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda. \n\n \n\n Apa saja pilihan pengobatan untuk congestive heart failure (CHF)? \n\n Untuk gagal jantung kongestif, Anda harus mengobati akar penyakitnya. Contohnya, apabila penyebab CHF adalah adanya maslah jantung , maka Anda sebaiknya melakukan operasi penggantian katup atau perbaikan katup jantung. \n\n Beberapa pengobatan bisa digunakan untuk mengurangi jumlah cairan dalam tubuh atau membantu kontraksi jantung lebih baik. Obat golongan diuretik membantu mengurangi jumlah produksi cairan di tubuh. \n\n Obat golongan Inhibitor Enzim Pengkonversi Angiotensin juga dapat membantu kontraksi jantung. Obat golongan beta-blocker mengurangi denyut jantung. Beberapa obat lain dapat membantu menurunkan tekanan darah. \n\n Penting untuk dipahami bahwa semua obat memiliki efek samping, termasuk dehidrasi, batuk, pusing, pingsan, dan kelelahan. Konsultasikan dengan dokter Anda mengenai obat mana yang paling sesuai untuk Anda. Bila ada efek samping yang mengganggu, segera temui dokter Anda. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Grand Wisata<\/a><\/li>
- 08 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Tahu Gak Sih Cara Penularan Meningitis dan Pencegahannya?<\/a><\/h3>
\n\n Menigitis Salah satu penyakit yang cukup serius. Sebab, penyakit ini telah merenggut nyawa dua artis Olga Syahputra dan Glenn Fredly. \n\n Maka dari itu, masyarakat harus paham mengenai penyakit ini atau gejala meningitis. Seperti apa penyakit meningitis? \n\n disebabkan oleh virus, bakteri, hingga jamur, maka penyakit ini dapat menular dari satu orang ke orang lain. Dengan begitu, Anda perlu mengetahui melalui apa saja penularan meningitis yang dapat terjadi. Ini penting diperhatikan karena penularan dapat terjadi kapan saja dan dari siapa saja. \n\n \n\n Definisi \n\n Meningitis adalah radang pada selaput yang melindungi otak dan tulang belakang. \n\n Apa penyebabnya? \n\n Meningitis dapat disebabkan oleh virus, bakteri atau jamur. Pada anak-anak paling sering ditemukan akibat kuman TBC. \n\n Tanda dan gejala \n\n \n Sakit kepala hebat dan demam tinggi mendadak (gejala awal yang sering) \n Perubahan pada tingkat kesadaran \n Kaku leher \n Tampak sering kebingungan \n Sensitif yang berlebihan pada cahaya dan suara \n Kejang \n Nadi cepat, napas tidak teratur \n Muntah \n Sulit dibangunkan \n \n\n Diagnosa meningitis \n\n Segera setelah terdapat kecurigaan akan meningitis dari anamnesa dan pemeriksaan fisik, harus segera dilakukan pemeriksaan \n\n \n Ct scan kepala , untuk mengkonfirmasi atau menyingkirkan adanya penyebab lain (abses, tumor, perdarahan) \n Pungsi lumbal, untuk menemukan penyebab meningitis melalui pemeriksaan cairan serebro spinal \n \n\n Komplikasi \n\n Kemungkinan terjadinya komplikasi semakin besar bila pengobatan diberikan terlambat, tidak selesai atau pasien tidak mengalami perbaikan klinis setelah terapi pada minggu pertama. Komplikasi yang mungkin terjadi adalah \n\n \n Ventrikulitis \n Hydrocephalus \n Perdarahan \n Syok \n Gangguan elektrolit \n \n\n Pengobatan \n\n Setelah ditentukan diagnose , dokter akan memberikan pengangan meningitis sesuai dengan penyebab meningitis yaitu \n\n \n pemberian obat-obatan antibiotik ataupun antivirus. \n Operasi dilakukan bila terjadi komplikasi dari meningitis tersebut \n \n\n Pencegahan \n\n \n Menjaga kesehatan \n Jika menderita otitis media atau TBC, habiskan obat yang diberikan \n Vaksin anak dengan lengkap \n \n\n \n\n Semakin terlambat disadari dan terdeteksi, maka semakin lama pula proses penyembuhannya. Hal ini karena penyebaran virus penyakit tersebut telah meluas. \n\n Virus dan bakteri yang menyebabkan meningitis ini akan mudah menyebar melalui aliran darah lalu berpindah ke sumsum tulang belakang hingga otak. \n\n "Banyak faktor penyerta yang dapat menyebabkan meningitis, tidak hanya berpatokan pada imunitas yang menurun. Contohnya seperti infeksi gigi yang tidak segera ditangani yang bisa menjalar ke otak," jelasnya. \n\n Dikatakan, penyakit ini dapat menyebabkan kematian karena inflamasi atau peradangan yang memunculkan pembengkakan. Kemudian akan membuat massa otak bertambah. \n\n Saat salah satu bagian dari otak mengalami penambahan volume, hal tersebut akan menyebabkan peningkatan tekanan pada otak atau disebut dengan tekanan intrakranial. \n\n Tentunya, otak adalah pusat segalanya bagi tubuh. Jika infeksi terhadap suatu penyakit menyebar, maka akan berimbas pada pusat koordinasi. \n\n Karenanya, ia mengimbau jika dirasa terdapat gejala yang tidak biasa dan terus menerus, masyarakat harus segera memeriksakan diri. Hal itu sebagai upaya untuk mendeteksi penyakit yang mungkin berbahaya. \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Grand Wisata<\/a><\/li>
- 08 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Cara mengenali Penyebab Penyakit Ayan Epilepsi Beserta Gejala & Cara Mengatasinya<\/a><\/h3>
\n\n Penyakit ini dapat menyerang seseorang saat terjadinya perubahan atau kerusakan di dalam otak. Seperti diketahui, terdapat neuron atau sel-sel saraf di dalam otak yang merupakan bagian dari sistem saraf. Setiap sel saraf ini akan saling berkomunikasi menggunakan impuls listrik. Pada kasus penyakit ayan atau epilepsi ini, kejang terjadi saat impuls listrik dihasilkan secara berlebih. \n\n 1. Definisi \n\n Epilepsi: Kelainan otak yang ditandai dengan kecendrungan untuk menimbulkan bangkitan epileptic yang terus menerus, dengan konsekuensi neurobiologis, kognitif, psikologis, dan sosial. Definisi ini mensyaratkan terjadinya minimal 1 kali bangkitan epileptic. \n\n Bangkitan epileptik: Terjadinya tanda/gejala yang bersifat sesaat akibat aktivitas neuronal yang abnormal dan berlebihan di otak. \n\n 2. Etiologi \n\n Etiologi epilepsi dapat dibagi ke dalam tiga kategori, sebagai berikut: \n\n Idiopatik: tidak terdapat les structural di otak atau deficit neurologis. Diperkirakan mempunyai predisposisi genetic dan umumnya berhubungan dengan usia. \n\n Kriptogenik: dianggap simtomatis tetapi penyebabnya belum diketahui. Termasuk di sini adalah sindrom West, sindrom Lennox-Gastaut, dan epilepsi mioklonik. Gambaran klinis sesuai dengan ensefalopati difus. \n\n Simtomatis: bangkitan epilepsi disebabkan oleh kelainan/lesi structural pada otak, misalnya; cedera kepala, infeksi SSP, kelainan congenital, lesi desak ruang, gangguan peredaran darah otak, toksik (alkohol,obat), metabolic, kelainan neurodegeneratif. \n\n 3. Diagnosis \n\n Gejala dan tanda sebelum, salam, dan pascabangkitan: \n\n \n Sebelum bangkitan/ gajala prodomal o Kondisi fisik dan psikis yang mengindikasikan akan terjadinya bangkitan, misalnya perubahan prilaku, perasaan lapar, berkeringat, hipotermi, mengantuk, menjadi sensitive, dan lain-lain. \n Selama bangkitan/ iktal: o Apakah terdapat aura, gejala yang dirasakan pada awal bangkitan? o Bagaimana pola/ bentuk bangkitan, mulai dari deviasi mata, gerakan kepala, gerakan tubuh , vokalisasi, aumatisasi, gerakan pada salah satu atau kedua lengan dan tungkai, bangkitan tonik/klonik, inkontinensia, lidah tergigit, pucat, berkeringat, dan lain-lain. ( Akan lebih baik bila keluarga dapat diminta menirukan gerakan bangkitan atau merekam video saat bangkitan) o Apakah terdapat lebih dari satu pola bangkitan? o Apakah terdapat perubahan pola dari bangkitan sebelumnya o Aktivitas penyandang saat terjadi bangkitan, misalnya saat tidur, saat terjaga, bermain video game, berkemih, dan lainlain. \n Pasca bangkitan/ post- iktal: Bingung, langsung sadar, nyeri kepala, tidur, gaduh gelisah, Todd’s paresis \n \n\n 4. Faktor pencetus: kelelahan, kurang tidur, hormonal, stress psikologis, alkohol. \n\n 5. Pemeriksaan penunjang : \n\n \n Pemeriksaan elektro-ensefalografi (EEG) Rekaman EEG merupakan pemeriksaan yang paling berguna pada dugaan suatu bangkitan untuk: o Membantu menunjang diagnosis o Membantu penentuan jenis bangkitan maupun sintrom epilepsi. o Membatu menentukanmenentukan prognosis o Membantu penentuan perlu/ tidaknya pemberian OAE. \n Pemeriksaan pencitraan otak Berguna untuk mendeteksi lesi epileptogenik diotak. MRI beresolusi tinggi ( minimal 1,5 Tesla) dapat mendiagnosis secara non-invasif berbagai macam lesi patologik misalnya mesial temporal sclerosis, glioma, ganglioma, malformasi kavernosus, DNET ( dysembryoplastic neuroepithelial tumor ), tuberous sclerosiss.4 Fuctional brain imaging seperti Positron Emission Tomography (PET), Singel Photon Emission Computed Tomography (SPECT) dan Magnetic Resonance Spectroscopy (MRS) bermanfaat dalam memberikan informasi tambahan mengenai dampak perubahan metabolik dan perubahan aliran darah regional di otak berkaitan dengan bangkitan.4 Indikasi pemeriksaan neuroimaging( CT scan kepala atau MRI kepala) pada kasus kejang adalah bila muncul kejang unprovoked pertama kali pada usia dewasa. Tujuan pemeriksaan neuroimaging pada kondisi ini adalah untuk mencari adanya lesi structural penyebab kejang. CT scan kepala lebih ditujukan untuk kasus kegawatdaruratan, karena teknik pemeriksaannya lebih cepat. Di lain pihak MRI kepala diutamakan untuk kasus elektif. Bila ditinjau dari segi sensitivitas dalam menentukan lesi kasus elektif. Bila ditinjau dari segi sensitivitas dalam menentukan lesi structural, maka MRI lebih sensitive dibandingkan CT scan kepala. \n Pemeriksaan laboratorium o Pemeriksaan hematologis Pemeriksaan ini mencakup hemoglobin, leukosit dan hitung jenis, hematokrit, trombosit, apusan darah tepi, elektrolit (natrium, kalium, kalsium, magnesium), kadar gula darah sewaktu, fungsi hati (SGOT/SGPT), ureum, kreatinin dan albumin. - Awal pengobatan sebagai salah satu acuan dalam menyingkirkan diagnosis banding dan pemilihan OAE - Dua bulan setelah pemberian OAE untuk mendeteksi samping OAE - Rutin diulang setiap tahun sekali untuk memonitor samping OAE, atau bila timbul gejala klinis akibat efek samping OAE. \n \n\n 6. Terapi \n\n TUJUAN TERAPI Tujuan utama terapi epilepsi adalah mengupayakan penyandang epilepsi dapat hidup normal dan tercapai kualitas hidup optimal untuk penyandangmental yang dimilikinya. Harapannya adalah ‖bebas bangkitan, tanpa efek samping‖. Untuk tercapainya tujuan tersebut diperlukan beberapa upaya, antara samping/dengan efek samping yang minimal, menurunkan angka kesakitan dan kematian. \n\n PENGHENTIAN OAE Pada dewasa; penghentian OAE secara bertahap dapat dipertimbangkan setelah 3-5 tahun bebas bangkitan. OAE dapat dihentikan tanpa kekambuhan pada 60% pasien. \n\n \n\n Sumber : Pedoman Tatalaksana Epilepsi. PERDOSSI. 2015 \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Grand Wisata<\/a><\/li>
- 22 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Gejala Usus Buntu dan Pemeriksaanya<\/a><\/h3>
Ketika Anda mengalami radang usus buntu dan tidak segera diobati, kondisi itu bisa menjadi penyebab usus buntu pecah. Ketika ini terjadi, bakteri akan terlepas ke perut Anda dan dapat menyebabkan infeksi serius. Usus buntu yang pecah dapat membuat Anda merasa sangat sakit dan terkadang sulit diobati. \n\n Pengertian \n\n Appendisitis merupakan proses peradangan pada usus buntu yang umunya terjadi akibat proses infeksi. Kondisi akut ini menyebabkan gangguan pada usus buntu dan organ di sekitarnya. Appendisitis merupakan kondisi emergensi yang umum terjadi dan membutuhkan pemeriksaan dan penanganan segera. \n\n Keluhan/Gejala \n\n Keluhan yang awal dialami biasanya berupa nyeri perut yang tidak spesifik kemudian diikuti keluhan mual dan muntah, serta dapat terjadi penurunan nafsu makan. Nyeri perut ini lalu berpindah dan berpusat di sekitar kanan bawah, meskipun dapat terjadi keluhan di bagian perut yang lain. Keluhan nyeri [perut dapat terjadi pada 24-48 jam awal terjadinya peradangan usus buntu \n\n \n \n Nyeri perut (pada Sebagian besar kasus) \n \n \n Mual muntah (61-92%) \n \n \n Anoreksia atau penurunan nafsu makan \n \n \n Demam \n \n \n Konstipasi \n \n \n\n \n\n Pemeriksaan \n\n Penegakan diagnosis appendisitis dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan \n\n \n \n Wawancara dan pemeriksaan fisik \n \n \n Pemeriksaan lab (darah lengkap, urin lengkap) \n \n \n Pemeriksaan radiologi (ultrasonografi) \n \n \n Pada pasien perempuan, juga harus dilakukan evaluasi organ kewanitaan untuk menyingkirkan kemungkinan terjadinya kondisi penyakit yang juga dapat menyebabkan nyeri perut \n \n \n\n Komplikasi \n\n Jika tidak segera ditangani, dapat terjadi proses peradangan yang makin hebat pada usus buntu hingga berujung pada pecahnya usus buntu (perforasi). Jika usus buntu sudah berlubang/pecah maka dapat terjadi infeksi berat pada seluruh perut dan kondisi ini merupakan komplikasi yang berat. \n\n \n\n Tata Laksana \n\n Penanganan awal umunya berupa pemberian anti nyeri, anti mual, hingga antibiotik untuk membantu meredakan keluhan sementara waktu. Selanjutnya pasien akan dipersiapkan untuk operasi mengeluarkan usus buntu. Dalam hal ini operasi merupakan satu-satunya terapi definitif untuk mengatasi appendisitis karena usus buntu yang sudah terinfeksi dan meradang harus segara dikeluarkan agar tidak terjadi infeksi yang lebih berat dan gangguan pada organ lain di sekitarnya. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Grand Wisata<\/a><\/li>
- 22 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
Yuk Kenali Ciri Tanda Gejala Batu Saluran Kemih dan Cara Mengobatinya<\/a><\/h3>
\n\n Lebih dari 90 persen urine Anda adalah air. Sisanya mengandung mineral, seperti garam, dan produk limbah, seperti protein. Urine pekat sendiri memiliki warna yang bervariasi, mulai dari kuning tua hingga cokelat, tergantung pada jenis limbah dan mineral yang dikandungnya. \n\n Urine pekat sering kali disebabkan oleh dehidrasi atau ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih sepenuhnya. Ini mungkin karena prostat yang membesar, masalah kandung kemih, atau infeksi saluran kemih (ISK). \n\n Definisi \n\n Batu saluran kemih adalah batu yang tersangkut di saluran kemih, baik itu di ginjal, ureter, maupun uretra. Ini merupakan salah satu penyakit pada sistem urologi manusia. \n\n Batu saluran kemih terbuat dari garam dan mineral dalam urine yang menempel satu sama lain dan membentuk batu. Kebanyakan batunya berupa krikil kecil dan biasanya tidak menimbulkan rasa sakit ketika tetap berada di ginjal. \n\n Batu saluran kemih merupakan penyakit yang cukup banyak terjadi. Bahkan, penyakit ini menempati urutan ke-tiga terbanyak di bidang urologi setelah infeksi saluran kemih dan penyakit BPH (pembesaran prostat jinak). \n\n Sayangnya, data pasien dengan penyakit batu saluran kemih belum terdata dengan baik di Indonesia. Meski demikian, diperkirakan ada sekitar 0,6% penduduk Indonesia yang menderita batu ginjal yang mungkin berkaitan dengan penyakit ini. \n\n \n\n Ciri-ciri dan Gejala \n\n \n \n Nyeri berat di samping dan belakang, di bawah tulang rusuk. \n \n \n Nyeri yang menjalar ke perut bawah dan pangkal paha. \n \n \n Nyeri yang datang dalam gelombang dan berfluktuasi dalam intensitas. \n \n \n Nyeri saat buang air kecil. \n \n \n Urine yang berwarna merah muda, merah, atau cokelat. \n \n \n Urine keruh atau berbau tidak sedap. \n \n \n Mual dan muntah. \n \n \n Buang air kecil lebih sering daripada biasanya. \n \n \n Demam dan panas-dingin jika ada infeksi. \n \n \n Buang air kecil dalam jumlah sedikit. \n \n \n\n \n\n Faktor Risiko \n\n \n \n Riwayat pribadi atau keluarga. Jika seseorang di keluarga Anda memiliki batu ginjal, Anda lebih mungkin untuk terkena batu saluran kemih juga. Apabila Anda juga pernah memiliki satu atau lebih batu ginjal, risiko Anda lebih tinggi untuk terkena batu saluran kemih kembali. \n \n \n Dehidrasi tidak minum cukup air setiap hari dapat meningkatkan risiko seseorang terkena batu saluran kemih. Orang yang tinggal di iklim hangat dan mereka yang banyak berkeringat dapat lebih berisiko daripada lainnya. \n \n \n Diet tertentu. Menjalani diet tinggi protein, sodium, dan gula dapat meningkatkan risiko untuk terkena beberapa jenis batu ginjal (termasuk batu saluran kemih). Risikonya semakin besar apabila Anda diet tinggi sodium. Terlalu banyak sodium dalam diet meningkatkan jumlah kalsium yang harus disaring oleh ginjal dan secara signifikan meningkatkan risiko batu saluran kemih. \n \n \n \n Obesitas Body mass index (BMI) alias indeks massa tubuh yang tinggi, ukuran pinggang yang besar, dan kenaikan berat badan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko batu saluran kemih. \n \n \n \n Penyakit pencernaan dan operasi. Operasi bypass lambung, penyakit radang usus, atau diare kronis dapat menyebabkan perubahan pada proses pencernaan yang memengaruhi penyerapan kalsium dan kanker, meningkatkan kadar zat pembentuk batu dalam urine. \n \n \n Kondisi medis lainnya. Penyakit dan kondisi yang dapat meningkatkan risiko batu saluran kemih termasuk asidosis tubulus ginjal, systinuria, hiperparatiroidisme, obat-obatan tertentu dan beberapa infeksi saluran kemih. \n \n \n\n \n\n Diagnosis \n\n \n \n Tes darah : Tes darah dapat menginformasikan apabila terlalu banyak kalsium atau asam urat dalam darah Anda. Hasil tes darah membantu memonitor kesehatan ginjal dan dapat memungkinkan dokter memeriksa kondisi medis lainnya. \n \n \n Tes Urine : Tes pengumpulan urine 24 jam dapat menunjukkan bila tubuh membuang terlalu banyak mineral pembentuk batu atau terlalu sedikit zat pencegah batu. Untuk tes ini, dokter dapat meminta Anda untuk menjalani dua pengumpulan urine dalam dua hari berturut-turut. \n \n \n Pencitraan. Tes pencitraan dapat menunjukkan batu dalam saluran kemih Anda. Pilihan berkisar dari X-ray perut hingga computerized tomography (CT) berkecepatan tinggi atau berenergi ganda yang dapat menunjukkan adanya batu-batu yang sangat kecil. \n \n \n Prosedur pencitraan lainnya. Meliputi USG, tes non-invasif, dan urografi intravena (intravenous pyelogram), atau pencitraan CT (CT urogram) dengan menggunakan senyawa media kontras yang dapat memperjelas gambaran saluran kemih Anda. \n \n \n Analisis batu yang dikeluarkan. Anda akan diminta untuk buang air kecil melalui saringan yang akan menangkap batu yang keluar. Dokter nantinya akan memeriksa batu tersebut di lab. \n \n \n\n \n\n Pengobatan \n\n \n \n Minum air. Minum sebanyak 2-3 liter air sehari dapat membantu membersihkan sistem perkemihan Anda. Kecuali jika dokter menganjurkan sebaliknya, minum cukup cairan (terutama air putih) untuk memproduksi urine yang jernih atau hampir jernih. \n \n \n Pereda nyeri. Mengeluarkan batu ginjal dapat menyebabkan ketidaknyamanan. Untuk meredakan nyeri ringan, dokter dapat menganjurkan pereda nyeri seperti ibuprofen (Advil, Motrin IB, lainnya), acetaminophen (Tylenol, lainnya) atau naproxen sodium (Aleve). \n \n \n Terapi medis. Dokter dapat memberikan obat untuk membantu Anda mengeluarkan batu ginjal. Jenis obat ini, dikenal sebagai alpha blocker, mengendurkan otot-otot di saluran kemih, membantu Anda mengeluarkan batu ginjal dengan lebih cepat dan hanya sedikit nyeri. \n \n \n Prosedur Operasi. Extracorporeal shock wave lithostripsy (ESWL), Operasi pengangkatan batu ginjal, Ureteroskopi, Nefrolitotomi Perkutan (PCNL) \n \n \n\n Pencegahan \n\n \n \n Minum air di sepanjang hari \n \n \n Kurangi konsumsi makanan yang mengandung oksalat \n \n \n Pilih diet rendah garam \n \n \n Kurangi asupan protein hewani \n \n \n Pastikan kebutuhan kalsium terpenuhi dengan baik \n \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Grand Wisata<\/a><\/li>
- 21 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
Normal Nggak Sih, Mual dan Muntah Berlebihan Selama Hamil?<\/a><\/h3>
Dua garis biru yang sudah lama dinantikan akhirnya muncul juga. Bahagia tentu saja dirasakan para calon orang tua. Bisa menjalani kehamilan yang sehat pasti jadi harapan para calon ibu. Namun, nggak jarang nih berbagai tantangan kehamilan muncul. Salah satunya adalah kondisi mual dan muntah. \n\n Mual dan muntah sebenarnya kondisi yang umum terjadi pada kehamilan trimester pertama. Namun, jika terjadi secara terus-menerus sampai mengganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya mulai waspada karena bisa jadi tanda hiperemesis gravidarum. Apa itu? \n\n \n\n Pengertian \n\n Hiperemesis gravidarum (HEG) adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah yang berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-hari. \n\n Gejala \n\n Gejala dimulai pada awal kehamilan, sebelum usia kehamilan 16 minggu. Beberapa gejala yang dapat terjadi berupa: \n\n Mual dan muntah, setidaknya satu di antaranya parah \n\n Ketidakmampuan untuk makan atau minum secara normal \n\n Badan lemas dan aktivitas harian lebih terbatas \n\n BAK makin sedikit atau keruh \n\n Mata dapat terlihat lebih kuning dan cekung \n\n Napas atau urin berbau aseton \n\n Berat badan turun \n\n Konstipasi \n\n Gangguan kesadaran \n\n \n\n Pencegahan \n\n Modifikasi diet dengan mengonsumsi makanan dalam jumlah yang kecil tetapi frekuensi lebih sering. Hindari makanan yang pedas dan berlemak, serta makanan yang berbau tajam dan dapat merangsang mual. Konsumsi makanan atau minuman yang mengandung jahe mungkin bermanfaat \n\n Hindari pemicu mual dan muntah, misalnya bebauan yang tajam, ruangan pengap, keributan, dan cahaya silau. Selain itu, stamina yang baik juga harus dijaga dengan istirahat yang cukup. \n\n \n\n Penatalaksanaan \n\n Terapi awal HEG dapat berupa penggantian multivitamin prenatal dengan suplemen asam folat tunggal. Selain itu konsumsi jahe sebanyak 250 mg 4x sehari dapat mengurangi gejala. Pemberian vitamin B6 (pyridoxine) atau doxylamine cukup efektif pada kasus HEG tanpa dehidrasi. Namun jika gejala memberat, pasien dapat diberikan antihistamine (seperti dimenhidrinat atau difenhidramin) atau dopamine antagonist (seperti ondansetron atau metoklorpramid). Dehidrasi yang terjadi pada HEG perlu koreksi penggantian cairan dengan tepat. \n\n \n\n Resiko dan Komplikasi \n\n Kejadian efek samping jangka panjang dan efek samping pada fetal karena HEG jarang terjadi. HEG merupakan keluhan yang umum terjadi selama kehamilan dan dapat hilang sendiri setelah kehamilan berjalan lebih lanjut. Walaupun demikian, waspadai gejala HEG yang memberat karena dapat menimbulkan dehidrasi, gangguan elektrolit, malnutrisi, hingga ensefalopati Wernicke. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Grand Wisata<\/a><\/li>
- 21 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
Yuk ketahui sejarah, tanda gejala dan pencegahan tentang Tuberculosis!<\/a><\/h3>
\n\n TBC di Indonesia memiliki sejarah yang panjang. Catatan tertua TBC di Indonesia ditemukan pada salah satu relief Candi Borobudur pada abad ke-8 Masehi. Sejak periode Hindia Belanda ada beberapa catatan terkait kegiatan TB, yaitu: Perkumpulan Centrale Vereniging Voor Tuberculose Bestrijding (CVT) dibentuk pada 1908 dan tahun 1939 didirikan 15 sanatorium untuk perawatan pasien TBC paru dan 20 consultatiebureau yang memberi penyuluhan dan pengobatan. \n\n Setelah merdeka yaitu pada zaman Orde Lama (1945-1966) didirikan Lembaga Pemberantasan Penyakit Paru-paru (LP4) didirikan di Yogyakarta. Dikenal dengan Balai Pemberantasan Penyakit Paru-paru (BP4), lembaga tersebut disebarluaskan hingga ke 53 lokasi. Pada tahun 1950 Jenderal Soedirman meninggal karena TBC. \n\n TUBERKULOSIS (TBC) adalah \n\n Penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang pada umumnya bakteri tersebut menyerang paru-paru namun juga dapat menyerang organ tubuh lainnya seperti organ pencernaan, kelenjar limfe, kulit, sistem saraf, otot, hati, dan sistem reproduksi. Bakteri tersebut berbentuk batang/basil yang mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam, oleh karena itu bakteri ini disebut juga sebagai Basil Tahan Asam (BTA) dan akan cepat mati bila terpapat oleh sinar matahari langsung namun dapat bertahan hidup beberapa jam pada kondisi gelap dan lembap. \n\n \n\n CARA PENYEBARAN PENYAKIT \n\n Tuberkulosis paru dapat menyebar melalui aerosol (percikan ludah/bersin) dari membran mukosa paru-paru pasien yang terinfeksi oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis kemudian percikan tersebut terhirup atau masuk ke saluran pernapasan orang yang sehat, kemudian bakteri tersebut berkembang di dalam paru-paru orang tersebut. \n\n \n\n TANDA & GEJALA \n\n Tuberkulosis paru memiliki tanda dan gejala seperti: \n\n \n \n Batuk berdahak \n \n \n Sesak napas atau nyeri dada \n \n \n Demam meriang berkepanjangan \n \n \n Badan lemas \n \n \n Penurunan nafsu makan \n \n \n Penurunan berat badan \n \n \n\n \n\n PENATALAKSANAAN \n\n Tuberculosis dapat diobati dengan obat-obatan regimen TBC seperti Rifampicin, Isoniazid, Pyrazinamid, Ethambutol, dan Streptomisin. Biasanya pengobatan memerlukan waktu selama 6 bulan diikuti dengan pemeriksaan dahak berkala untuk melihat keberhasilan pengobatan tersebut. \n\n Beberapa kasus Tuberculosis paru mungkin resisten/tahan terhadap obat-obatan diatas, sehingga perlu disesuaikan regimen obat yang diberikan dengan menggunakan regimen khusus untuk TBC resisten obat. \n\n \n \n \n\n PENCEGAHAN \n\n Tuberculosis dapat dicegah dengan: \n\n \n \n Gunakan masker atau menutup mulut saat batuk dan bersin \n \n \n Tidak meludah disembarang tempat \n \n \n Makan makanan yang bergizi \n \n \n Menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat(PHBS) \n \n \n Menjaga jarak dengan pasien yang terdiagnosis dengan TBC \n \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Grand Wisata<\/a><\/li>
- 09 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Gejala Penyakit Hernia Mulai dari Penyebab dan Cara Mengobatinya<\/a><\/h3>
\n\n Mengejan di toilet (karena sembelit jangka panjang, misalnya) batuk terus menerus fibrosis kistik pembesaran prostat berusaha untuk buang air kecil kelebihan berat badan atau obesitas cairan perut mengangkat barang-barang berat dialisis peritoneum gizi buruk merokok mengerahkan tenaga fisik testis yang tidak turun Gejala hernia menurut yang paling umum adalah tonjolan atau benjolan di daerah yang terkena. \n\n Hernia atau turun berok adalah benjolan yang muncul akibat keluarnya organ dalam tubuh melalui jaringan di sekitarnya yang melemah. Jika dibiarkan tidak tertangani, hernia bisa menyebabkan aliran darah tersumbat sehingga terjadi kematian jaringan. \n\n \n\n Penyebab Hernia \n\n Hernia terjadi ketika organ tubuh menonjol keluar melalui jaringan di sekitarnya yang melemah. Penyebabnya bisa bervariasi, antara lain: \n\n \n \n Pertambahan usia atau penuaan \n \n \n Sering mengangkat beban berat \n \n \n Menjalani operasi perut \n \n \n Berat badan berlebih atau obesitas \n \n \n Batuk kronis \n \n \n Sembelit \n \n \n\n Selain kondisi di atas, ada faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita turun berok atau hernia, antara lain: \n\n \n \n Terlahir prematur atau memiliki berat badan lahir rendah \n \n \n Memiliki keluarga yang menderita hernia \n \n \n Mengalami peningkatan tekanan dalam dinding perut akibat kehamilan \n \n \n Pernah menjalani operasi perbaikan hernia \n \n \n\n Gejala Hernia \n\n Gejala hernia dapat bervariasi, tergantung pada jenis yang dialami pasien. Berikut ini adalah jenis-jenis hernia dan gejala yang menyertainya: \n\n 1. Hernia inguinalis \n\n Hernia inguinalis paling sering dialami oleh pria. Kondisi ini terjadi ketika usus atau jaringan di rongga perut menonjol ke selangkangan sehingga menimbulkan gejala berupa: \n\n \n \n Benjolan di selangkangan yang terkena hernia, tetapi menghilang ketika berbaring \n \n \n Nyeri di pangkal paha, terutama saat batuk, berolahraga, atau mengangkat barang berat \n \n \n Selangkangan terasa berat atau panas \n \n \n Bengkak dan nyeri di kantong buah zakar (skrotum) \n \n \n\n 2. Hernia femoralis \n\n Hernia femoralis terjadi ketika jaringan atau sebagian usus menonjol ke paha atas bagian dalam. Hernia femoralis lebih sering dialami oleh wanita yang memiliki berat badan berlebih. \n\n Gejala hernia femoralis antara lain: \n\n \n \n Nyeri di selangkangan ketika berdiri, mengangkat benda berat, batuk, atau berolahraga \n \n \n Sakit perut \n \n \n Mual dan muntah \n \n \n\n 3. Hernia umbilikalis \n\n Hernia umbilikalis terjadi ketika sebagian usus atau jaringan menonjol melalui otot di dekat pusar. Jenis hernia ini umumnya dialami bayi akibat lubang tali pusatnya yang belum menutup sempurna. \n\n Gejala hernia umbilikus meliputi: \n\n \n \n Pusar menonjol berwarna kemerahan atau keunguan \n \n \n Perut berbentuk bulat \n \n \n Perut terasa penuh \n \n \n Perut nyeri saat ditekan \n \n \n Sembelit \n \n \n Demam \n \n \n Muntah \n \n \n\n 4. Hernia hiatus \n\n Hernia hiatus atau dikenal juga sebagai hernia diafragma terjadi ketika sebagian lambung menonjol ke dalam rongga dada. Benjolan tersebut masuk melalui otot yang memisahkan rongga dada dan rongga perut (diafragma). \n\n Gejala yang umum terjadi pada hernia hiatus adalah: \n\n \n \n Nyeri ulu hati (heartburn) \n \n \n Penyakit asam lambung (GERD) \n \n \n Kesulitan menelan (diasfagia) \n \n \n Sesak napas \n \n \n Muntah darah \n \n \n Dada nyeri \n \n \n Sakit perut \n \n \n Tinja berwarna kehitaman \n \n \n\n 5. Hernia insisional \n\n Hernia insisional terjadi ketika ada jaringan yang menonjol melalui bekas luka operasi di perut. Gejala yang umum terjadi adalah: \n\n \n \n Sembelit \n \n \n Benjolan di dekat bekas sayatan operasi \n \n \n Nyeri di sekitar benjolan \n \n \n Jantung berdetak cepat (takikardia) \n \n \n Mual dan muntah \n \n \n Demam \n \n \n\n 6. Hernia epigastrik \n\n Hernia epigastrik terjadi ketika ada jaringan yang menonjol melalui dinding perut bagian atas, tepatnya dari ulu hati hingga pusar. Gejala kondisi ini antara lain: \n\n \n \n Benjolan di atas pusar \n \n \n Nyeri di sekitar benjolan hernia \n \n \n Sakit perut, terutama saat, bersin, batuk, atau tertawa \n \n \n\n 7. Hernia spigelian \n\n Hernia spigelian terjadi ketika sebagian usus menonjol dari jaringan ikat perut spigelian (spigelian fascia). Gejalanya meliputi: \n\n \n \n Benjolan di bawah atau di samping pusar \n \n \n Sakit perut yang hilang-timbul atau menetap \n \n \n Sakit perut ketika berolahraga, mengangkat benda berat, atau ketika buang air besar \n \n \n Sembelit \n \n \n\n 8. Hernia otot \n\n Hernia otot terjadi ketika sebagian otot menonjol melalui lapisan pelindung otot (fascia). Berbeda dengan jenis hernia lainnya, hernia ini paling sering terjadi di otot tulang kering kaki akibat cedera, bisa karena berolahraga terlalu berat atau angkat beban. \n\n Gejala hernia otot di antaranya nyeri di kaki yang berkepanjangan dan bisa disertai bengkak. Pembengkakan ini bisa hilang saat beristirahat dan muncul kembali saat otot menegang. \n\n Kapan harus ke dokter? \n\n Lakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami gejala hernia seperti yang telah disebutkan di atas. Pemeriksaan dan penanganan perlu segera dilakukan jika: \n\n \n \n Nyeri muncul mendadak dan terasa parah \n \n \n Benjolan hernia berubah warna menjadi ungu atau hitam \n \n \n Benjolan hernia terasa sakit dan mengeras \n \n \n Sulit buang air besar atau buang angin \n \n \n Mual dan muntah hebat \n \n \n Demam \n \n \n\n Diagnosis Hernia \n\n Dokter akan mengajukan pertanyaan mengenai gejala dan riwayat penyakit, dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik pada pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan, seperti: \n\n \n \n USG, untuk melihat bagian dalam organ perut dan panggul \n \n \n Foto Rontgen, untuk memeriksa kerongkongan, lambung, dan usus \n \n \n CT scan, untuk memeriksa lebih detil organ-organ bagian dalam rongga perut \n \n \n MRI, untuk mendeteksi adanya robekan pada otot perut, meski tidak terlihat benjolan \n \n \n Endoscopy, untuk memeriksa bagian dalam kerongkongan dan perut \n \n \n\n Pengobatan Hernia \n\n Setelah menentukan diagnosis, dokter akan menentukan penanganan yang tepat sesuai jenis hernia dan kondisi pasien. Beberapa metode penanganan yang dapat dilakukan oleh dokter adalah: \n\n Pemberian obat-obatan \n\n Pemberian obat-obatan dapat dilakukan pada penderita hernia hiatus. Obat-obatan ini berfungsi menurunkan asam lambung guna meredakan gejala. Beberapa jenis obat yang diresepkan adalah: \n\n \n \n Antasida \n \n \n Antagonis reseptor H-2 \n \n \n Penghambat pompa proton (PPI) \n \n \n\n Operasi \n\n Operasi untuk mengatasi hernia dapat dilakukan dengan bedah terbuka atau operasi lubang kunci (laparoskopi). Ada beberapa metode operasi yang dapat dilakukan oleh dokter untuk menangani hernia, yaitu: \n\n \n \n Herniotomi \n Herniotomi dilakukan dengan membuat sayatan pada perut untuk membuang kantung hernia. \n \n \n Herniorafi \n Sama seperti pada tindakan herniotomi, herniorafi dilakukan dengan menjahit area keluarnya hernia untuk memperkuat dinding perut. \n \n \n Hernioplasti \n Pada hernioplasti, dokter akan menggunakan jaring sintetis untuk menutup lubang tempat keluarnya hernia. \n \n \n\n Komplikasi Hernia \n\n Hernia yang tidak segera ditangani akan makin membesar dan menekan jaringan di sekitarnya. Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi berupa: \n\n \n \n Hernia inkarserata \n Hernia inkarserata adalah kondisi ketika usus terjebak di dinding perut sehingga memicu nyeri hebat, mual, muntah, dan sulit buang air besar. \n \n \n Hernia strangulata \n Hernia strangulata adalah kondisi ketika aliran darah ke bagian usus tersumbat dan menyebabkan kematian jaringan. \n \n \n\n Pencegahan Hernia \n\n Berikut ini adalah upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya hernia: \n\n \n \n Berhenti merokok \n \n \n Berolahraga secara rutin \n \n \n Menjaga berat badan ideal \n \n \n Mengonsumsi makanan sehat, bergizi lengkap dan seimbang \n \n \n Memperbanyak asupan serat untuk mencegah sembelit \n \n \n Tidak mengangkat beban di luar kemampuan, termasuk olahraga angkat beban \n \n \n Berhati-hati bila hendak mengangkat benda berat \n \n \n Memeriksakan diri ke dokter bila mengalami batuk yang tidak kunjung sembuh \n \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Grand Wisata<\/a><\/li>
- 02 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
Berikut Cara Mengatasi Hipertensi dengan Diet DASH, Apasih Diet DASH itu?<\/a><\/h3>
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi ketika tekanan darah sistolik meningkat lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik meningkat lebih dari 90 mmHg pada 2 kali pengukuran berbeda di klinik atau rumah sakit, dalam keadaan cukup istirahat/tenang. Hipertensi mengakibatkan seseorang lebih berisiko terkena penyakit jantung, gagal ginjal, dan stroke. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Republik Indonesia tahun 2018, angka kejadian hipertensi di Indonesia mencapai 34,1%. Salah satu terapi hipertensi yaitu perubahan pola hidup termasuk pola makan dan aktivitas fisik. Pola makan yang dapat diterapkan pada pasien hipertensi adalah dengan diet DASH. \n\n \n\n Diet DASH, diet yang seperti apa? \n\n \n\n Diet Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) pertama kali dikembangkan pada tahun 1990-an. Penelitian oleh National Institute of Health (NIH) mendapatkan intervensi diet saja dapat menurunkan tekanan darah sistolik sekitar 6-11 mmHg. Efek ini terlihat pada pasien dengan hipertensi maupun tekanan darah normal. \n\n \n\n Diet DASH mengutamakan konsumsi sayur dan buah, daging tanpa lemak (lean meat) dan produk dairy/susu, serta mikronutrien dalam menu makan sehari-hari. Diet DASH juga menganjurkan mengurangi asupan natrium menjadi 1500 mg/hari atau setara ¾ sendok teh garam. Terdapat bukti kuat hubungan antara asupan tinggi garam/natrium dengan peningkatan tekanan darah. Hindari konsumsi makanan tinggi garam, seperti kecap, makanan siap saji, dan makanan olahan, seperti roti dan sereal tinggi garam, serta kurangi penambahan garam ketika mempersiapkan makanan atau saat makan. Diet DASH menekankan konsumsi makanan yang segar dan diproses minimal. \n\n \n\n Mari lihat lebih dekat rekomendasi nutrien berdasarkan diet DASH: \n\n \n\n Karbohidrat dalam diet DASH meliputi sayur-sayuran berdaun hijau (kale, brokoli, bayam, sawi), biji-bijian utuh (oat, gandum), buah dengan indeks glikemik rendah, dan kacang-kacangan. Lemak dibagi menjadi lemak baik dan lemak jahat. Lemak baik berperan mencegah inflamasi, sumber asam lemak esensial, dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Lemak baik dapat meningkatkan HDL dan menurunkan LDL jika dikonsumsi dalam jumlah sedang. Sumber lemak baik meliputi minyak zaitun (olive oil), alpukat, kacang, flax seeds, ikan kaya asam lemak omega-3 (contoh: ikan kembung, ikan salmon). Sumber lemak jahat meliputi margarin, mentega nabati, minyak nabati terhidrogenasi parsial, yang umum ditemukan dalam ultra-processed food (biskuit, es krim, makanan kemasan), yang dapat meningkatkan kadar LDL yang memicu pembentukan plak dalam pembuluh darah arteri. Lemak yang dianjurkan dalam diet DASH adalah lemak baik. Protein dalam diet DASH meliputi protein nabati seperti kacang-kacangan, produk kedelai, dan biji-bijian, dan protein hewani meliputi daging tanpa lemak, produk susu rendah lemak, telur, dan ikan. Daging olahan atau yang diawetkan tidak direkomendasikan karena dapat menyebabkan hipertensi dan juga mengandung zat karsinogen. \n\n \n\n Diet DASH juga mengikutsertakan makanan tertentu yang kaya kalium, kalsium, dan magnesium karena nutrien tersebut mencegah disfungsi endotel, dan meningkatkan relaksasi otot polos pembuluh darah. Makanan sumber kalium meliputi pisang, jeruk, alpukat, dan bayam. Kalsium dapat ditemukan dalam produk susu dan sayuran berdaun hijau. Magnesium didapatkan dari gandum utuh, sayuran berdaun, kacang dan biji-bijian. \n\n \n\n Panduan penyajian/porsi makan pada diet DASH sebagai berikut: \n\n 1. Sayuran: sekitar 5 saji per hari \n\n 2. Buah: sekitar 5 saji per hari \n\n 3. Karbohidrat: sekitar 7 saji per hari \n\n 4. Produk susu rendah lemak: sekitar 2 saji per hari \n\n 5. Produk daging tanpa lemak: sekitar 2 saji atau kurang per hari \n\n 6. Kacang-kacangan dan biji-bijian 2-3 kali per minggu \n\n \n\n Diet DASH merupakan pendekatan berbasis nutrisi untuk mencegah dan kontrol hipertensi. Namun, tidak terbatas hanya untuk penderita hipertensi, diet DASH juga sudah diteliti memiliki manfaat dalam membantu menurunkan kadar gula darah, trigliserida, LDL, dan resistensi insulin. Diet DASH juga berhubungan dengan pencegahan dan penanganan gagal jantung kronis. Hal terpenting dari diet DASH adalah memerlukan perubahan gaya hidup dan menerapkan pola makan sehat. Penerapan diet DASH perlu dipantau oleh tenaga kesehatan untuk mengoptimalkan manfaat dari pola makan ini. \n\n \n\n Sumber: \n\n 1. Challa HJ, Ameer MA, Uppaluri KR. DASH diet to stop hypertension. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023. Tersedia pada: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482514/ \n\n 2. Kemenkes RI. Tekanan darah tinggi (Hipertensi). [internet]. [diakses 16 September 2023]. Tersedia pada: https://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/2016/10/Tekanan-Darah-Tinggi-Hipertensi.pdf \n\n 3. Unger T, Borghi C, Charchar F, Khan NA, Poulter NR, Prabhakaran D, et al. 2020 International Society of Hypertension Global Hypertension Practice Guidelines. Hypertension. 2020;75:1334-57. \n\n 4. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Laporan Nasional Riskesdas 2018. Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta. 2020. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/a><\/span>");
- 02 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 09 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 21 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 21 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 22 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 22 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 08 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 08 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 21 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 21 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 16 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 25 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>