- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 15 Desember 2022<\/li><\/ul><\/div>
JANGAN ABAIKAN GEJALA KANKER PARU<\/a><\/h3>
Kanker paru adalah salah satu penyakit kanker yang banyak diderita oleh masyarakat, terutama mereka yang punya kebiasaan merokok. Penyebab utama kanker paru adalah merokok. Di dalam rokok terdapat zat penyebab kanker (karsinogen) yang memicu kerusakan sel pelapis paru-paru. Perubahan sel dan jaringan pada paru-paru cepat berubah pada perokok berat.Tetapi banyak penderita kanker paru telat mendapat pertolongan karena terlambat atau tidak menyadarai gejala-gejala yang muncul. Karena terlambat antisipasi, maka keberhasilan pengobatannya pun menjadi rendah karena mengabaikan berbagai gejala yang muncul sejak awal. Oleh karenanya kita patut mengenali beberapa gejala kanker paru yang terkadang sering diabaikan berikut ini : \n\n Batuk terus-menerus \n\n Batuk bisa disebabkan oleh penyakit yang ringan, seperti terkena flu atau alergi. Tapi kalau batuk terus menerus tidak berhenti dalam waktu yang lama, mungkin saja ini salah satu tanda penyakit yang lebih serius dan salah satunya adalah kanker paru. \n\n Batuk berdarah \n\n Batuk yang disertai dengan darah sudah pasti bukan pertanda baik bagi kesehatan tubuh seseorang. Batuk yang disertai dengan darah mungkin saja salah satu gejala kanker paru walaupun memang untuk memastikannya perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. \n\n Sesak napas \n\n Kalau secara tiba-tiba napas jadi terengah-engah saat naik tangga atau sekedar jalan biasa, mungkin saja itu salah satu kanker paru, apalagi kalau disertai gejala-gejala lainnya. Kesulitan bernapas ketika sedang duduk atau berbaring bisa jadi salah satu gejala. Karena itulah segera periksakan diri ke dokter jika gejala tersebut muncul. \n\n Asma \n\n Kalau Anda didiagnosis terkena asma saat sudah dewasa atau usia sudah tua sebaiknya lebih waspada karena bisa saja itu salah satu tanda kanker paru. Menurut Flores, asma memang bisa jadi gejala kanker paru yang tidak biasa karena itu sangat disarankan untuk segera melakukan skrining untuk mengetahui ada atau tidaknya tumor ganas di organ paru. \n\n Nyeri dada \n\n Selain jadi salah satu tanda dan gejala serangan jantung, nyeri dada juga bisa jadi salah satu gejala kanker paru. Tandanya, dada, punggung, sampai bahu sering terasa sakit dan seringkali juga disertai rasa sesak di dada. \n\n Merasa sangat lelah \n\n Berat badan yang turun dan berkurangnya napsu makan bisa jadi tanda kanker paru-paru. Selain itu, gejala ini akan diikuti rasa lelah berlebihan, padahal kita hanya melakukan kegiatan sehari-hari seperti biasa. \n\n Rasa sakit di seluruh tubuh \n\n Diawali dengan sakit kepala, lalu keseimbangan terganggu kemudian mati rasa pada tungkau bisa jadi tanda atau gejala kanker paru. Bahkan bisa saja kanker telah menyebar ke otak atau sumsum tulang belakang. Sedangkan kalau kulit dan mata menunging mungkin saja kanker sudah menyebar ke organ hati sampai kelenjar getah bening. Kanker paru tidak jarang tidak menunjukkan tanda atau gejala sampai sudah stadium lanjut dan karena itulah banyak mereka yang menderita kanker paru baru terdiagnosis terkena kanker paru saat sudah menyebar ke bagian tubuh yang lain. Di sinilah pentingnya untuk menerapkan gaya hidup sehat agar risiko terkena kanker paru bisa dikurangi. \n\n Kanker paru-paru bisa diobati dengan berbagai cara, tergantung kondisi penderita dan tingkat keparahan kanker. Penanganan utama terhadap kanker paru-paru stadium awal adalah dengan operasi. Jika kanker telah mencapai stadium lanjut, maka penanganan dapat dilakukan dengan radioterapi dan kemoterapi. \n\n Pencegahan adalah cara paling murah untuk mengurangi perkembangan kanker paru. Menghilangkan kebiasaan merokok adalah tujuan utama langkah pencegahan kanker paru, dan berhenti merokok merupakan salah satu pencegahan yang penting dalam proses ini. Bagi seseorang yang berisiko terkena kanker paru-paru, pemeriksaan rutin sebaiknya dilakukan. Selain itu, disarankan untuk berolahraga secara rutin dan mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 18 November 2022<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Penyebab Sering Buang Air Kecil <\/a><\/h3>
Halo Sahabat Hermina, Urine diproduksi oleh ginjal dan berguna untuk membuang racun, bakteri, dan residu berbahaya dari dalam tubuh. Jadi, bisa dikatakan bahwa urine menjadi proses detoksifikasi paling alami. \n\n Frekuensi buang air kecil ini bisa berbeda-beda setiap orang tergantung seberapa banyak asupan cairan dan aktivitas yang dilakukan dalam sehari. \n\n Adapun beberapa penyebabnya, diantaranya: \n\n \n\n 1. Terlalu Banyak Minum Air \n\n Ketika minum terlalu banyak, maka tubuh akan mengeluarkan apa yang tidak perlu. Meskipun begitu, kebutuhan air setiap orang memang tidak bisa diukur secara merata tergantung pada tingkat aktivitas, berat badan tubuh, dan Kesehatan \n\n \n\n 2. Mengonsumsi Terlalu Banyak Kafein \n\n Kebiasaan mengonsumsi terlalu banyak kafein bisa menyebabkan sering buang air kecil. \n\n Kafein bersifat diuretik, yang artinya dapat meningkatkan frekuensi buang air kecil karena diuretik meningkatkan jumlah garam dan air yang keluar dari ginjal. Jadi, meskipun minum kopi dan teh baik untuk kesehatan, sebaiknya tidak dikonsumsi terlalu banyak, ya. \n\n \n\n 3. Tanda Awal Kehamilan \n\n Pada trimester pertama, volume darah akan meningkat sehingga ginjal harus memproses cairan berlebih yang menguap di kandung kemih. Sering buang air kecil nyatanya menjadi salah satu tanda awal kehamilan. Hal ini bisa berlanjut pada trimester kedua hingga menjelang persalinan. Perlu diwaspadai apabila merasa nyeri atau terasa terbakar saat buang air kecil, bisa jadi itu merupakan gejala dari infeksi saluran kemih saat hamil. \n\n 4. Infeksi Saluran Kemih \n\n \n\n Infeksi saluran kemih terjadi ketika bakteri, biasanya berasal dari usus, membuat jalan ke kandung kemih, uretra, ureter atau ginjal. Salah satu gejalanya adalah sering buang air kecil dengan disertai gejala lain seperti nyeri saat buang air kecil, sakit pinggang, atau muncul darah di dalam urine. \n\n \n\n 5. Gejala dari Penyakit Diabetes \n\n Sering buang air kecil ternyata bisa menjadi gejala dari diabetes tipe 1 dan 2. \n\n Hal ini disebabkan karena kelebihan gula yang menumpuk dalam darah, yang membuat ginjal bekerja keras untuk menyaring dan menyerapnya. \n\n Tentunya sering buang air kecil bukan menjadi satu-satunya gejala, ada gejala lainnya seperti penurunan berat badan secara drastis, pandangan kabur, merasa lapar terus-menerus, dan terdapat luka yang sulit disembuhkan. \n\n \n\n 6. Vaginitis \n\n Vaginitis juga menjadi penyebab sering buang air kecil. Vaginitis adalah kondisi di mana vulva membengkak, meradang, dan nyeri disebabkan karena infeksi. Gejala vaginitis di antaranya nyeri dan tidak nyaman pada kemaluan, serta sering buang air kecil.Saat mengalami vaginitis, biasanya keputihan berwarna putih keabuan atau kuning kehijauan, bertekstur kental, dan berbau amis. \n\n \n\n 7. Overactive Bladder \n\n Overactive bladder (OAB) alias beser adalah saat kandung kemih butuh dikosongkan lebih sering daripada biasanya. OAB juga membuat kita harus bolak-balik ke toilet lebih dari 8 kali dalam waktu 24 jam, juga buang air kecil di tengah malam lebih dari 1 kali. \n\n \n\n 8. Batu Kandung Kemih \n\n Mirip seperti batu ginjal, batu kandung kemih terjadi saat mineral di urine menyatu dan membentuk batu-batu keras berukuran kecil. \n\n \n Sering buang air kecil, terutama di malam hari \n Sakit perut bagian bawah \n Nyeri saat buang air kecil \n Berdarah saat buang air kecil \n Urine berwarna gelap \n \n\n 9. Stres dan Cemas \n\n Sering air kecil ternyata bisa disebabkan karena kecemasan, gugup, atau stres. \n\n Hal ini terjadi karena reaksi tubuh saat menghadapi stres atau kejadian lainnya yang membuat kita tertekan. \n\n Bila Moms sering mengalami kecemasan atau stres di kehidupan sehari-hari, carilah cara untuk menghadapinya agar frekuensi buang air kecil bisa kembali normal. \n\n \n\n 10. Interstitial Cystitis \n\n Penyebab sering buang air kecil berikutnya adalah penyakit interstitial cystitis (IC). IC adalah infeksi kandung kemih kronis yang sering dialami wanita. \n\n Interstitial Cystitis Association menyebutkan tanda-tanda IC di antaranya: \n\n \n Sering buang buang air kecil di siang dan malam hari, kondisi yang parah bisa mencapai 60 kali buang air kecil dalam sehari \n Keinginan buang air kecil yang tak tertahankan \n Nyeri di bagian bawah perut dan area vagina atau penis \n Nyeri saat berhubungan seks \n \n\n \n\n 11. Menopause \n\n \n\n Berkurangnya level estrogen saat sedang menopause bisa menjadi penyebab sering buang air kecil.Estrogen berperan untuk mendukung bagian samping kandung kemih, sehingga saat estrogen berkurang, kita akan lebih sering buang air kecil, bahkan sampai susah menahannya. \n\n Oleh sebab itu, perempuan yang sudah mulai masuk fase menopause akan sering ke kamar mandi di malam hari. \n\n Umumnya, Anda akan disarankan dokter urologi ,ketika ditemukan tanda dan gejala yang mengacu pada penyakit di saluran kemih atau sistem reproduksi. \n\n Selain itu, Anda juga disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter urologi jika mengalami gejala-gejala berikut ini: \n\n \n Urine berwarna merah muda, merah, atau cokelat \n Nyeri perut bawah, punggung, atau pinggang, disertai mual dan muntah \n Nyeri saat buang air kecil \n Selalu merasa ingin buang air kecil, padahal baru saja buang air kecil \n Volume urine hanya sedikit \n Tidak dapat menahan buang air kecil \n Adanya benjolan pada testis \n Disfungsi seksual \n Ada masalah kesuburan pada pria \n \n\n \n\n \n\n Jika Sahabat Hermina merasakan keluhan seperti diatas bisa langsung kunsultasi dengan dr. Her Bayu Widyasmara, SpU yang praktek di RS Hermina Mekarsari. Cek Jadwal praktek dan Appoinment https://herminahospitals.com/id/doctors/dr-her-bayu-widyasmara-spu \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 07 November 2022<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Perbedaan Premenopause, Menopause, dan Postmenopause<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, \n\n Seperti yang kita ketahui bahwa Menopause merupakan suatu masa dimana menstruasi terhenti pada setiap wanita direntang diusia rata-rata mulai 40 - 50 tahun. Terjadinya menopause merupakan tanda berakhirnya usia reproduksi seorang wanita. \n\n Menopause dapat menyebabkan beberapa perubahan pada tubuh. Gejala – gejala ini disebabkan karena berkurangnya produksi hormon estrogen dan progesteron di dalam ovarium. \n\n Adapun gejala yang paling sering dirasakan ialah rasa kepanasan, peningkatan berat badan, dan keringnya vagina. Pada beberapa kasus dapat terjadi atrofi vagina (dinding vagina menipis) akibat keringnya vagina. Hal ini menyebabkan rasa tidak nyaman hingga nyeri pada saat berhubungan seksual. Selain itu, Menopause dapat juga meningkatkan risiko osteoporosis. \n\n Menopause alami terjadi bukan karena proses operasi, ataupun kondisi kesehatan tertentu, dan merupakan suatu proses alami akibat penuaan. Seiring bertambahnya usia, siklus reproduksi akan melambat dan pada akhirnya akan terhenti. Siklus reproduksi dimulai saat pubertas, dan terus menerus berfungsi setelahnya. Saat mendekati menopause, hormon estrogen yang dihasilkan oleh ovarium akan berkurang. Ketika hal ini terjadi, siklus menstruasi akan berubah. Menstruasi dapat menjadi tidak teratur hingga akhirnya terhenti dan akan ada beberapa perubahan fisik yang dapat terjadi dikarenakan tubuh beradaptasi dengan perubahan kadar hormon ini. Saat mendekati menopause, ovarium tidak lagi melepaskan sel telur ke tuba fallopi, dan Anda akan mengalami akhir menstruasi. \n\n Menopause alami merupakan akhir menstruasi yang bukan disebabkan karena terapi medis maupun kondisi kesehatan tertentu. \n\n Ada 3 fase yang terjadi, yaitu: \n\n \n Premenopause atau transisi menopause \n Premenopause terjadi 8 hingga 10 tahun lebih awal sebelum terjadi menopause, ketika ovarium mulai memproduksi lebih sedikit estrogen secara gradual. Umumnya dimulai saat wanita berusia 40 tahun, namun juga dapat terjadi lebih awal. Perimenopause akan bertahan hingga terjadi menopause, saat dimana ovarium benar – benar berhenti melepaskan sel telur. Pada satu hingga dua tahun terakhir masa perimenopause, kecepatan turunnya kadar estrogen akan semakin bertambah. Pada saat inilah, wanita umumnya mengalami gejala menopause. Pada saat ini, wanita masih mengalami menstruasi yang artinya masih berpotensi untuk hamil. \n Menopause \n Menopause merupakan saat dimana wanita sama sekali tidak mengalami menstruasi. Pada fase ini, ovarium berhenti melepaskan sel telur dan berhenti memproduksi estrogen. Menopause didiagnosis ketika seorang wanita tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan berturut – turut. \n \n\n Gejala yang diantaranya sering dialami adalah kurang bersemangat , mudah tersinggung dan hot flush dan keringat di malam hari. \n\n Perubahan siklus menstruasi – menjadi lebih sering atau lebih tidak teratur – adalah salah satu tanda pertama menopause semakin dekat. \n\n \n Postmenopause \n Fase ini terjadi setelah fase menopause, yaitu apabila seorang wanita sudah melalui menopause, dimana tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan secara berturut – turut. Pada fase ini, gejala – gejala yang dialami misalnya sering merasa kepanasan dapat hilang. Namun pada beberapa kasus, gejala menopause dapat bertahan lebih lama. Sebagai akibat dari menurunnya kadar estrogen, wanita pada fase postmenopause dapat berisiko tinggi terhadap beberapa masalah kesehatan misalnya osteoporosis dan lainnya. \n \n\n Persiapkan diri Anda untuk menghadapi masa menopause dengan mencari tahu segala fakta yang berhubungan dengan kondisi tersebut. Jangan lupa untuk terus menerapkan gaya hidup sehat dengan konsumsi makanan bergizi seimbang, berolahraga teratur, cukup tidur, kelola stres dan hindari rokok maupun alkohol. Dan yang tak kalah penting, periksa ke dokter secara berkala agar kondisi kesehatan senantiasa terpantau. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 11 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
Gangguan Kepribadian Ambang (Borderline Personality Disorde)<\/a><\/h3>
\n \n\n Halo Sahabat Hermina, Gangguan Kepribadian Ambang, atau yang juga kita kenal sebagai Borderline Personality Disorder (BPD) adalah salah satu bentuk gangguan kepribadian, yang ditandai dengan adanya suatu ketidakstabilan emosi. Emosi senang, sedih, cemas, kosong/hampa, dapat dengan cepat berubah pada orang-orang dengan gangguan kepribadian ambang. Jika kita berbicara tentang perubahan emosi, mungkin kita juga berpikir tentang gangguan bipolar. Gangguan kepribadian ambang, berbeda dengan gangguan bipolar. Perubahan emosi pada gangguan kepribadian ambang dapat terjadi sangat cepat, bahkan dapat berubah dalam hitungan menit sampai jam. Hal ini berbeda dengan gangguan bipolar, dimana terdapat episode antara perubahan perasaan yang satu dengan yang lain. Ada yang menggambarkan perubahan perasaan/emosi pada gangguan kepribadian ambang, diibaratkan seperti perubahan cuaca, yang dapat berubah begitu saja dengan cepatnya. Berbeda dengan gangguan bipolar, yang perubahan perasaan/emosinya diibaratkan seperti perubahan musim, dimana musim tersebut diibaratkan sebagai suatu episode dari perasaan tertentu, yang dapat berlangsung dalam hitungan bulan. \n\n Ketidakstabilan perasaan/emosi yang nyata pada orang-orang dengan gangguan kepribadian ambang, dapat mempengaruhi hubungan interpersonal dengan orang-orang di sekitarnya, juga dapat dihubungkan dengan citra diri yang negatif, yang dapat dialami orang- orang dengan gangguan kepribadian ambang. Hal tersebut juga dapat dihubungkan dengan gangguan perilaku, juga tindakan-tindakan impulsif pada gangguan kepribadian ambang. \n\n Jika kita merujuk pada Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM- 5), gejala-gejala gangguan kepribadian ambang yang dapat terjadi, seperti : \n\n \n Upaya panik untuk menghindari pengabaian yang nyata atau yang dibayangkan. \n Pola hubungan interpersonal yang tidak stabil dan intens yang ditandai dengan bergantian antara ekstrem idealisasi dan devaluasi. \n Gangguan identitas: citra diri atau perasaan diri yang sangat tidak stabil dan terus- menerus. \n Impulsif di setidaknya dua area yang berpotensi merusak diri sendiri (mis., Pengeluaran, seks, penyalahgunaan zat, mengemudi sembrono, makan pesta). \n Perilaku bunuh diri berulang, gerakan, atau ancaman, atau perilaku yang merusak diri sendiri. \n \n \n\n \n\n \n Ketidakstabilan afektif karena reaktivitas suasana hati yang nyata (misalnya, perasaan tidak menyenangkan episodik yang intens, lekas marah, atau kecemasan yang biasanya berlangsung beberapa jam dan jarang lebih dari beberapa hari). \n Perasaan kosong yang kronis. \n Kemarahan yang tidak sewajarnya, intens, atau kesulitan mengendalikan amarah (misalnya, sering muncul kemarahan, kemarahan terus-menerus, perkelahian fisik berulang). \n Ide paranoid terkait stres yang sementara atau gejala disosiatif yang parah \n \n\n Dalam suatu penelitian, diketahui bahwa saat seseorang merasakan sedih, cemas, ataupun perasaan lainnya, ternyata stressor yang ada, hanya mempengaruhi sekitar 10% dalam perasaan seseorang. Lantas apa yang paling banyak mempengaruhi perasaan tersebut? Dari penelitian tersebut, dikatakan bahwa perasaan paling banyak dipengaruhi oleh genetik dari seseorang, yaitu sekitar 50%. Tentu perihal genetik ini, sangat sulit untuk diubah. Lantas apa yang 40% sisanya? Respon internal seseorang mempengaruhi 40% dalam suasana perasaan seseorang. Jika kita melihat sesuatu dalam kehidupan sehari-hari, misalnya saja, ada seseorang tidak lulus ujian, tentu perasaan dan perilaku seseorang dengan orang lain akan berbeda-beda. Ada yang santai saja dengan hal itu. Ada juga yang mengalami stres berat, hingga tidak nafsu makan dan enggan untuk beraktifitas selama berhari-hari. Ada pula yang merasakan stres, tetapi menjadikan stres itu sebagai motivasi, atau acuan di masa depan supaya berusaha lebih baik. Stres dapat dikonotasikan positif, ataupun negatif. Hal itu yang dimaksudkan dengan respon internal. Dengan respon internal yang baik, stres yang ada dapat dimaknai secara lebih positif dibandingkan dengan respon internal yang buruk. Pada orang- orang dengan gangguan kepribadian ambang, seringkali respon internal ini tidak berespon sesuai yang diharapkan, sehingga adalah hal yang penting untuk dapat mengubah respon internal pada orang-orang dengan gangguan kepribadian ambang, menjadi lebih positif. \n\n Pengobatan untuk gangguan kepribadian ambang meliputi farmakoterapi (dengan obat) dan juga non-farmakoterapi, misalnya dengan psikoterapi. Ada berbagai macam psikoterapi yang dapat digunakan untuk gangguan kepribadian ambang, contohnya, Dialectical Behaviour Therapt (DBT), Schema-focused Therapy, Transference-focused Psychotherapy (TFP), dan juga masih banyak jenis-jenis psikoterapi lainnya yang dapat digunakan untuk gangguan kepribadian ambang. \n\n Pemeriksaan dan penanganan gangguan kepribadian ambang oleh seorang profesional diharapkan dapat dilakukan sedini mungkin, untuk menghindari kondisi yang lebih buruk. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 08 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
Terlalu Lama Berbaring Bisa Menyebabkan Sakit Pinggang<\/a><\/h3>
Halo Sahabat Hermina, Sakit pinggang paling sering disebabkan oleh cedera otot atau sendi di area pinggang, bisa akibat posisi tubuh yang salah, mengangkat benda berat, atau melakukan gerakan secara berulang. Sakit punggung bawah ini juga bisa disebabkan oleh gangguan ligament, tulang punggung, sendi punggung, dan syaraf. Dapat pula disebabkan organ dalam tubuh seperti ginjal, dan limpa. \n\n Berikut beberapa opsi yang bisa dilakukan: \n\n \n Kompres Dingin dan Panas. Sebaiknya gunakan kompres dingin atau kompres es, bukan panas, segera setelah cedera pinggang. Kompres panas dapat diberikan pada pasien yang telah melewati proses pembengkakan pada pinggang dan tersisa rasa kaku. \n Jangan Terlalu Lama Berbaring di Tempat Tidur. Terlalu lama berbaring di tempat tidur tidak direkomendasikan. Hal ini disebabkan terjadinya kelemahan pada otot yang tidak rutin digunakan, sehingga dapat menyebabkan nyeri bila dipakai beraktifitas \n Lakukan Aktivitas Fisik. Paling disarankan melakukan aktivitas yang paling tidak memberikan beban pada tubuh sendiri, seperti berenang \n Terapi Komplementer. \n \n\n tiga jenis sakit pinggang yang bisa terjadi dengan penyebab yang berbeda-beda, yaitu: \n\n 1. Sakit Pinggang Akut \n\n Sakit pinggang akut adalah rasa sakit yang muncul secara tiba-tiba dengan beberapa penyebab, seperti: \n\n \n Nyeri keram maupun kerusakan pada otot tulang punggung \n \n\n Kondisi ini disebabkan oleh adanya micro tear pada serabut otot akibat penggunaan otot yang berlebihan dan tidak dilatih dengan baik. Disarankan pula untuk rutin melakukan stretching pada otot tubuh sebelum digunakan \n\n \n Kerusakan ligamen \n \n\n Ligamen adalah jaringan berserat yang bentuknya menyerupai pita elastis dan berperan sebagai penghubung antartulang di dalam tubuh, kerusakan dapat terjadi juga disebabkan karena penggunaan berlebihan maupun karena beban tubuh berlebih \n\n \n Gangguan tulang dan sendi tulang punggung \n \n\n Hal ini dapat terjadi paling sering dikarenakan cedera berat seperti benturan keras maupun terjatuh dengan kencang. \n\n \n Kerusakan struktur Syaraf \n \n\n Hal ini sering disertai dengan kerusakan tulang dan sendi, dimana terjadi adanya benturan keras sebelumnya. Kerusakan bersifat mendadak pada syaraf hamper selalu dapat diketahui sebabnya, missal karena terjatuh, terbantur, dipijat berlebihan, dll. \n\n 2. Sakit Pinggang Kronis \n\n Sakit pinggang kronis adalah sakit yang terjadi selama 6 bulan atau lebih dan terjadi secara berkelanjutan. Sakit pinggang kronis biasanya terasa lebih nyeri dibanding penyakit nyeri akut dan bertahan lebih lama dari sakit pada umumnya. Hal ini disebabkan karena penambahan derajat nyeri dari waktu ke waktu tanpa disertai perbaikan. \n\n Berikut tiga penyebab umum munculnya sakit pinggang kronis: \n\n \n Pekerjaan intensitas berat dan lama \n \n\n Pekerjaan berat merupakan factor resiko utama terjadinya nyeri pinggang kronis, dimana terjadi degenerasi struktur jaringan sekitar punggung dari waktu ke waktu, ditambah lagindengan penuaan tubuh, sehingga nyeri tak kunjung membaik, justru sebaliknya. \n\n \n Penyakit infeksi berat \n \n\n Infeksi berat dapat mempengaruhi langsung kondisi jaringan sekitar punggung melalui aliran darah, misalnya terjadi kerusakan tulang punggung disebabkan TBC tulang, myelitis dll. \n\n \n Penggunaan obat tertentu dalam jangka waktu lama \n \n\n Penggunaan obat obatan sitostatika dan steroid dapat menyebabkan kerusakan pada struktur punggung yang tentunya diikuti nyeri kronik dan berat \n\n \n\n 3. Sakit Pinggang selama Kehamilan \n\n Penyakit ini adalah kondisi yang umum dialami oleh ibu hamil. Adapun beberapa faktor yang bisa menjadi penyebabnya, yaitu: \n\n \n Penambahan berat badan yang membuat tulang belakan bekerja lebih keras untuk menopang tubuh. Penambahan berat badan juga dapat menekan pembuluh darah dan saraf di panggul dan tulang belakang. \n Pelepasan hormon yang mengganggu jaringan di sekitar pinggang. \n Perubahan postur tubuh yang mengakibatkan titik pusat keseimbangan ibu hamil berubah. \n Perubahan suasana hati pada ibu hamil yang menyebabkan otot pinggang tegang. \n \n\n \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 13 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Seputar Infeksi Saluran Kemih <\/a><\/h3>
\n\n Infeksi saluran kemih (ISK) adalah kondisi di mana terjadinya infeksi pada organ yang termasuk di dalam sistem kemih, yaitu, ginjal, Ureter, kandung kemih, dan juga uretra. \n\n Mekanisme Terbentuknya urine, Berawal dari ginjal, zat sisa di dalam darah disaring dan dikeluarkan dalam bentuk urine. Selanjutnya, urine dialirkan dari ginjal melalui ureter menuju kandung kemih. Setelah ditampung di kandung kemih, urine akan dibuang ke luar tubuh melalui saluran yang disebut uretra \n\n \n\n Jenis Infeksi Saluran Kemih \n\n Berdasarkan bagian yang terinfeksi, infeksi saluran kemih (ISK) terbagi menjadi dua jenis, yaitu: \n\n \n ISK atas, yaitu infeksi yang terjadi pada organ yang terletak sebelum kandung kemih, yaitu ginjal dan ureter \n ISK bawah, yaitu infeksi di kandung kemih bagian bawah, yaitu kandung kemih dan uretra \n \n\n ISK atas lebih berbahaya dan harus segera ditangani. Jika dibiarkan, infeksi di ginjal dapat menyebar luas ke seluruh tubuh. \n\n \n\n Penyebab Infeksi Saluran Kemih \n\n Infeksi saluran kemih biasanya terjadi saat bakteri masuk ke saluran kemih melalui uretra dan berkembang di kandung kemih. Jika tidak ditangani, bakteri dapat menyebabkan infeksi sampai ke ginjal.. \n\n Faktor Risiko Infeksi Saluran Kemih \n\n Infeksi dapat terjadi pada semua umur, baik anak-anak, dewasa ataupun lansia. \n\n Perempuan menjadi lebih rentan karena saluran urethra hanya memiliki panjang sekitar 4 cm (pria mencapai 16-20cm), sehingga bakteri lebih mudah mencapai kandung kemih dan ginjal Infeksi saluran kemih lebih umum terjadi pada wanita, Untuk menghindarinya, kamu perlu tahu beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan ini. Berikut faktor risiko dari gangguan ini: \n\n \n Aktif secara seksual. \n Anatomi tubuh wanita yang memiliki uretra lebih pendek dibandingkan pria. \n Menggunakan jenis alat kontrasepsi tertentu. \n Sudah menopause. Setelah menopause, berkurangnya hormon estrogen membuat saluran kemih lebih mudah terinfeksi. Karena hilangnya flora vagina yang melindungi \n \n\n \n Mengalami penyumbatan di saluran kemih: Pembesaran prostat, Penyempitan saluran kencing \n Menggunakan kateter. Penggunaan kateter karena tidak bisa berkemih bisa mengundang bakteri masuk ke saluran kemih. \n Mendapatkan operasi atau pemeriksaan saluran kemih. \n Saluran abnormal: Anatomi saluran kemih yang abnormal sehingga tak bisa berkemih secara wajar juga menjadi faktor infeksi. \n Masalah imun: Ketika kekebalan tubuh berkurang, misalnya karena mengidap diabetes, bakteri lebih mudah masuk. \n Batu Saluran Kemih: Batu dapat menjadi sumber infeksi karena merupakan benda asing yang menjadi tempat berkembangnya bakteri di dalam saluran kemih. \n \n \n\n Wanita yang memiliki kebiasaan menyeka area kemaluan setelah buang air kecil dari arah belakang ke depan, juga risiko terserang penyakit ini. Sebab, uretra terletak berdekatan dengan anus yang cenderung memiliki banyak bakteri. \n\n Berhubungan intim juga bisa menyebabkan bakteri masuk ke saluran kemih, selain dari kebiasaan jorok setelah buang air kecil. Berdasarkan hal tersebut, membersihkan area kemaluan setelah melakukan hubungan intim merupakan hal yang sangat penting. \n\n Gejala Infeksi Saluran Kemih \n\n Gangguan ini menyebabkan lapisan saluran kemih menjadi merah dan mengalami peradangan (iritasi). Akibat hal tersebut, ada beberapa gejala yang dapat ditimbulkan, seperti: \n\n \n Kemaluan terasa terbakar ketika buang air kecil; \n Sering ingin buang air kecil, meskipun urine yang keluar sedikit; (Anyang2an) \n Nyeri atau tekanan di punggung, Pinggang atau perut bagian bawah; \n Kencing berdarah atau berwarna lebih gelap; \n Urine berbau menyengat; \n Lebih sering buang air kecil di malam hari; \n Nyeri saat berhubungan seksual; \n Terasa sakit pada penis; \n Merasa lelah atau gemetar; dan \n Demam atau kedinginan (mengindikasikan infeksi mungkin sudah mencapai ginjal). \n \n\n Diagnosis Infeksi Saluran Kemih \n\n Beberapa tes dan prosedur yang bisa digunakan untuk mendiagnosis infeksi saluran kemih, yaitu: \n\n \n Melakukan urinalisis, yaitu menganalisis sampel urine, untuk mencari sel darah putih, sel darah merah, atau bakteri. \n Melakukan kultur urine yang berguna menentukan jenis bakteri yang ada untuk menentukan perawatan yang tepat. \n Tes Pencitraan. Dokter bisa merekomendasikan USG, CT scan, atau MRI untuk melihat gambar saluran kemih \n Melakukan sistoskopi, pemeriksaan menggunakan alat khusus yang dimasukkan dari uretra untuk melihat ke dalam kandung kemih. \n \n\n Pengobatan Infeksi Saluran Kemih \n\n Pengobatan ISK yang paling umum dilakukan adalah dengan pemberian antibiotic yang sesuai dengan kuman. Obat ini mampu membunuh bakteri, sehingga menuntaskan infeksi yang terjadi. Selain itu, pastikan juga untuk menghabiskan antibiotik sesuai dengan resep dari dokter agar ISK tuntas dan tubuh tidak resistensi obat nantinya. Kita juga harus menghilangkan sumber infeksinya. \n\n Perlu juga untuk mengonsumsi lebih banyak air putih agar bakteri bisa hilang dari sistem saluran kemih. Tentunya hal ini harus didampingi dengan mengonsumsi obat secara rutin. Selain itu, dokter juga dapat meresepkan obat untuk meredakan rasa sakit, serta penurun demam jika memang ada keluhan nyeri dan demam. \n\n Dalam kasus yang kompleks, Tirah baring dan antibiotik dalam jangka waktu lebih panjang atau intravena mungkin diperlukan,. \n\n Komplikasi Infeksi Saluran Kemih \n\n Infeksi yang tidak segera diatasi dapat memicu terjadinya urosepsis, yaitu kondisi ketika bakteri di ginjal yang terinfeksi menyebar ke darah. Hal ini dapat menyebabkan banyak dampak buruk, seperti syok hingga kematian. Selain itu, dalam beberapa kasus infeksi saluran kemih juga bisa menyebabkan: \n\n Bila tak segera diobati, ISK dapat menimbulkan komplikasi, seperti: \n\n \n Kerusakan ginjal atau gagal ginjal permanen \n Penyempitan uretra pada pria atau striktur \n Beberapa bakteri dapat menyebabkan terjadinya pembentukan batu saluran kemih \n Bayi lahir prematur atau bobotnya rendah pada ibu hamil: Infeksi saluran kemih lebih merupakan kekhawatiran pada kehamilan karena meningkatnya risiko infeksi ginjal. Selama kehamilan, tingkat progesteron yang tinggi meningkatkan risiko berkurangnya tonus otot ureter dan kandung kemih, yang mengakibatkan lebih besarnya kemungkinan refluks, yakni urin mengalir kembali ke ureter di bagian atas dan menuju ginjal . Meskipun risiko bakteriuria asimtomatik tidak meningkat pada perempuan yang hamil, bila terdapat bakteriuria maka mereka memiliki risiko infeksi ginjal sebesar 25-40%.[10] Oleh karena itu bila pemeriksaan urin menunjukkan tanda-tanda infeksi—meskipun tanpa gejala—sebaiknya diberikan terapi \n \n\n \n\n Pencegahan Infeksi Saluran Kemih \n\n Berikut ini cara mencegah infeksi saluran kemih, meliputi: \n\n \n Tidak menahan kencing; \n Selalu membersihkan area kemaluan dari depan ke belakang setelah berkemih; \n Minum banyak air Putih min 2L/hari \n Semprotan kebersihan area wanita, pewangi area kewanitaan, dan produk-produk lain untuk area kewanitaan harus dihindari karena hanya akan mengiritasi mukosa; \n Bersihkan area genital sebelum melakukan hubungan intim; \n Setelah berhubungan intim, buang air kecil. Hal ini bertujuan untuk menyingkirkan bakteri yang mungkin telah masuk ke uretra; \n Jangan menggunakan celana dalam selama berhari-hari; dan \n Jangan menggunakan pakaian bawahan yang ketat karena akan meningkatkan kelembapan. \n Pada anak-anak, mengganti popok tanpa menunggu penuh akan menghambat pertumbuhan bakteri yang bisa memicu infeksi. \n \n \n\n Kapan Harus ke Dokter? \n\n Jika kamu mengalami salah satu atau lebih gejala infeksi saluran kemih, ada baiknya segera melakukan pemeriksaan medis. Apabila penyakit ini mendapat diagnosis dini, maka kemungkinan terjadinya komplikasi bisa dicegah. Semakin cepat pemeriksaan dilakukan, semakin baik. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 29 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
Nyeri Leher Tidak Boleh di Anggap Remeh<\/a><\/h3>
Halo Sahabat Hermina, Nyeri leher / neck pain merupakan keluhan yang umum terjadi baik itu pada usia tua ataupun muda. Nyeri leher adalah kondisi medis yang umum terjadi, namun jarang yang menandakan adanya masalah yang serius. Dengan gejala khasnya yaitu ketegangan pada otot yang diakibatkan karena posisi yang kurang baik atau menghabiskan waktu lama di depan komputer.. Sebagian besar dari mereka yang mengalami nyeri pada leher pada umumnya dapat mengelola gejalanya dengan obat-obatan yang tersedia di rumah. Namun, hampir 10% kasus menjadi nyeri yang berkepanjangan (kronis) \n\n Sakit leher dapat terjadi akibat otot leher yang tertarik, saraf terjepit, atau pengapuran sendi. Nyeri tengkuk atau sakit leher umumnya bukan kondisi serius yang perlu diwaspadai. Kondisi ini bisa sembuh dalam beberapa hari atau beberapa minggu tanpa ditangani secara khusus. \n\n \n\n Penyebab Nyeri Leher \n\n Persendian yang terletak pada bagian atas leher mempermudah dan menyebabkan gerakan antara kepala dan leher. Sementara itu, persendian pada bagian bawah leher dan punggung belakang berfungsi untuk menopang kepala. Bagian bawah yang berfungsi sebagai sistem penopang kepala inilah tempat nyeri pada umumnya timbul. \n\n Salah satu penyebab tersering nyeri leher adalah ketegangan pada otot leher. Hal ini terjadi karena postur yang kurang baik atau salah posisi saat tidur. Hal ini juga dapat terjadi karena seseorang bertahan pada satu posisi pada waktu yang lama, misalnya membungkuk pada saat bekerja. \n\n Untuk mengurangi rasa sakit di leher, Anda dapat melakukan langkah-langkah berikut di rumah: \n\n \n Menggerak-gerakkan otot leher. Coba gerakkan otot leher secara perlahan \n Berendam dalam larutan garam saat mandi \n Kompres hangat dan dingin \n Oleskan penghangat \n Pijat \n Minum obat pereda nyeri \n Perbaiki posisi tidur \n \n\n \n\n Gejala yang biasanya dirasakan oleh pasien : \n\n \n Nyeri area tengkuk yang timbul setelah bekerja dengan posisi kepala yang diam dalam jangka waktu lama (misal menunduk dalam jangka waktu lama) \n Ketegangan pada tengkuk, pundak, bahkan sampai ke kepala belakang. \n Nyeri saat menggerakan leher. \n \n\n Pencegahan Nyeri Leher \n\n \n Jaga postur yang baik saat bekerja \n Selingi dengan istirahat saat bekerja, lakukan peregangan otot2 leher / Latihan sederhana di kala senggang \n Posisikan kursi / meja kerja sehingga mendukung postur yang baik \n Hindari menjepit handphone dengan leher dalam jangka waktu lama. \n Hindari membawa barang berat dengan bahu. \n Hindari membunyikan “krek-krek” tulang leher. \n Tidur dengan posisi yang baik. \n \n\n Kapan Harus ke Dokter ? \n\n Jika keluhan masih berlajut segera Konsultasikan ke dokter, Apabila terjadi hal berikut : \n\n \n Nyeri sangat hebat \n Berlangsung selama beberapa hari tanpa kunjung membaik \n Nyeri menjalar ke lengan / tangan \n Disertai keluhan sakit kepala, kebas / baal, kesemutan, atau kelemahan pada tangan / kaki. \n \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 30 Juni 2022<\/li><\/ul><\/div>
Tanda Bahaya Masa Kehamilan Trimester ke 3<\/a><\/h3>
Halo Sahabat Hermina trimester ketiga, ibu hamil biasanya mulai cemas akan persiapan persalinan. Membesarnya perut karena janin yang terus bertumbuh membuat frekuensi sakit pinggang semakin meningkat. Di trimester ketiga, penting juga untuk mengenali tanda-tanda bahaya. \n\n Tanda-Tanda Bahaya di Kehamilan Trimester Ketiga \n\n Ada beberapa tanda bahaya di kehamilan trimester ketiga, yang perlu diwaspadai oleh ibu hamil, yaitu: \n\n 1. Perdarahan \n\n Perdarahan yang terjadi selama kehamilan punya berbagai arti yang berbeda. Jika kondisi ini dialami pada trimester ketiga, kemungkinan penyebabnya adalah karena adanya solusio plasenta dan plasenta previa. Solusio plasenta adalah kondisi medis yang ditandai saat sebagian atau seluruh plasenta terlepas dari dinding rahim, sebelum masa persalinan tiba. \n\n Sementara itu, plasenta previa terjadi ketika sebagian atau seluruh plasenta, menutupi sebagian maupun seluruh leher rahim (serviks). Kedua kondisi terkait plasenta tersebut sama-sama akan menimbulkan perdarahan vagina. Jika mengalaminya, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter kandungan, karena ini bisa menjadi tanda bahaya kehamilan di trimester ketiga. \n\n 2. Kontraksi di Awal Trimester ke 3 \n\n Salah satu tanda khas datangnya waktu persalinan adalah timbulnya kontraksi, yang kemudian diiringi dengan melebarnya leher rahim. Namun, terkadang kontraksi juga bisa terasa saat usia kehamilan baru saja memasuki awal trimester ketiga, lho. \n\n Kondisi ini dikenal dengan sebutan kontraksi palsu (kontraksi Braxton-Hicks) dan kontraksi persalinan prodromal. Kedua jenis kontraksi tersebut memang belum mengarah pada persalinan yang sesungguhnya, tetapi bisa menimbulkan rasa tidak nyaman, terlebih ketika intensitas kontraksi berubah semakin kuat. \n\n Jika kehamilan sudah mulai atau sudah memasuki trimester akhir, dan merasakan seperti muncul kontraksi, tanpa disertai dengan tanda persalinan lainnya, jangan tunda untuk memeriksakan diri ke dokter kandungan. \n\n 3. Sakit Kepala dan Sakit Perut \n\n Sebenarnya, wajar jika ibu hamil tiba-tiba merasakan sakit kepala atau sakit perut di trimester ketiga kehamilan. Kelelahan mungkin merupakan penyebab utamanya. Namun, jangan anggap remeh jika muncul sakit kepala, sakit perut, sesak napas, gangguan penglihatan, hingga beberapa anggota tubuh mudah memar dan membengkak pada waktu yang bersamaan. \n\n Sebab, serentetan gejala tersebut bisa merujuk pada kondisi preeklampsia, yang merupakan komplikasi kehamilan berbahaya. Preeklampsia adalah kondisi yang membuat tekanan darah meningkat pesat, diiringi dengan kerusakan organ-organ di dalam tubuh. \n\n Ginjal adalah salah satu organ yang menjadi sasaran preeklampsia. Akibatnya, jumlah protein di dalam urine akan jadi meningkat, karena ginjal tidak bisa menjalankan fungsinya dengan baik. \n\n 4. Mual dan Muntah Parah \n\n Sangat umum mengalami mual saat hamil. Jika menjadi parah, itu mungkin lebih serius bahkan menjadi tanda bahaya. \n\n “Terutama jika Moms tidak bisa makan dan minum apapun sehingga berisiko mengalami dehidrasi,” kata Peter Bernstein, MD, dokter kandungan di New York Albert Einstein College of Medicine and Montefiore Medical Center. \n\n Bila mual yang parah, beritahu dokter kandungan atau bidan yang mungkin akan meresepkan obat atau menyarankan untuk mengubah pola makan Moms. \n\n 5. Penurunan Gerakan Bayi secara Signifikan \n\n Apa artinya jika Si Kecil dalam kandungan yang sebelumnya aktif tampak sedikit energi? Hal tersebut mungkin normal. Tapi bagaimana Moms bisa tahu? \n\n Asisten professor kedokteran ibu dan janin di Fakultas Kedokteran Universitas Texas, Nicole Ruddock, MD mengungkapkan bila terjadi perhentian tersebut maka coba Moms meminum sesuatu yang dingin atau makan sesuatu. \n\n Kemudian, berbaringlah di sisi untuk melihat apakah hal tersebut membuat Si Kecil bergerak. Lalu, coba menghitung tendangan Si Kecil. \n\n Tidak ada jumlah gerakan yang optimal tetapi Moms harus menetapkan garis dasar sebagai aturan umum, Moms harus menghitung setidaknya memiliki 10 tendangan atau lebih dalam kurun waktu dua jam. \n\n Itulah beberapa tanda-tanda bahaya saat kehamilan trimester ketiga, yang penting untuk diketahui. Jika kamu mengalaminya dan merasa ragu apakah itu bahaya atau tidak, kamu bisa konsultasi dengan dokter kandungan RS Hermina Mekarsari terkait dengan kondisi yang dialami. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 27 April 2022<\/li><\/ul><\/div>
Berasal dari Nyamuk, Kenali Perbedaan Malaria dan DBD <\/a><\/h3>
Halo Sahabat Hermina, Walaupun sama-sama disebabkan oleh gigitan nyamuk, malaria dan demam berdarah adalah penyakit yang berbeda. Perbedaan yang paling terlihat adalah jenis nyamuk penyebabnya. \n\n Malaria ditularkan oleh gigitan nyamuk Anopheles betina, sedangkan DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Karakteristik, tempat hidup dan cara penularannya juga berbeda. \n\n Nyamuk Aedes Aegypti biasanya berkembang di air bersih, sedangkan nyamuk Anopheles yang lebih suka menempati air kotor. Nyamuk penyebab DBD membawa virus dengue yang ditularkan melalui gigitannya, sementara nyamuk Anopheles membawa parasit yang masuk ke peredaran berdarah menuju sel-sel hati dan kemudian menyerang sistem tubuh. Berikut ini perbedaan demam berdarah dengan malaria lainnya. \n\n 1. Masa Inkubasi \n\n Perbedaan lain dari kedua penyakit ini adalah lamanya masa inkubasi. Masa inkubasi adalah waktu yang diperlukan virus atau parasit untuk menginfeksi tubuh sampai menimbulkan gejala. Melansir dari Stanford Health Care, malaria memiliki masa inkubasi 7-30 hari sampai gejalanya muncul. Sedangkan DBD, menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), demam ini memiliki masa inkubasi 4-10 hari setelah gigitan nyamuk. \n\n Alasan mengapa malaria memiliki masa inkubasi lebih lama karena plasmodium yang ditularkan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk berkembang atau menginfeksi saraf-saraf dalam tubuh. Itulah alasan gejala pada pengidap malaria dan DBD juga berbeda. Perbedaan lainnya, DBD umumnya menyerang secara mendadak, sedangkan malaria memerlukan waktu yang lebih lama dari awal digigit nyamuk hingga muncul gejala. \n\n 2. Gejala yang Ditimbulkan \n\n Baik malaria maupun DBD memiliki gejala yang serupa, yaitu demam. Namun, demam yang terjadi pun berbeda. Pada DBD, demam yang terjadi biasanya merupakan demam tinggi yang berlangsung selama 2-7 hari, dan disertai gejala lainnya seperti nyeri otot, bintik-bintik pada kulit, mimisan, hingga gusi berdarah. \n\n Sementara pada malaria, demam yang terjadi biasanya tergantung pada jenis parasit yang menyebabkannya. Ada malaria tertiana yang ditandai dengan gejala demam periodik 3 hari sekali, malaria kuartana selama 4 hari sekali, dan tropikana yang ditandai dengan demam yang terus-menerus. Demam pada malaria diawali dengan fase menggigil, kemudian demam berkeringat, yang diiringi dengan nyeri otot, mual, dan muntah. \n\n Dalam mendiagnosis malaria dan DBD, dokter biasanya mengecek riwayat pengidap terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan malaria biasanya terjadi di daerah-daerah endemis. \n\n Ketika pengidap kebetulan baru saja datang dari daerah endemis, dokter biasanya akan mendiagnosisnya mengidap malaria. Namun, pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk melakukan diagnosis secara pasti, apakah pengidap terserang malaria atau DBD. \n\n Bagaimana Mencegah Malaria dan DBD? \n\n CDC merekomendasikan langkah pencegahan agar terhindar dari gigitan nyamuk. Berikut sejumlah hal yang perlu dilakukan untuk mencegah malaria dan DBD, yaitu: \n \n\n \n Oleskan obat nyamuk pada kulit yang terpapar. Contoh obat yang disarankan mengandung 20-35% persen N, N-Diethyl-meta-toluamide (DEET). \n Kenakan pakaian lengan panjang dan celana panjang saat berada di luar ruangan dan di malam hari. \n Gunakan kelambu di atas tempat tidur jika kamar tidak ber-AC. Untuk perlindungan tambahan, rawat kelambu dengan insektisida permetrin. \n Semprotkan insektisida atau jenis penolak lainnya pada pakaian, karena nyamuk dapat menggigit pakaian tipis. \n Semprotkan piretrin atau insektisida serupa di kamar sebelum tidur. \n \n\n Kalau kamu, keluarga atau kerabat dekatmu mengalami sejumlah gejala di atas, segera periksakan ke dokter untuk diidentifikasi lebih lanjut. Kalau kamu berencana memeriksakan diri, kamu bisa membuat janji dengan dokter sebelum mengunjungi rumah sakit RS Hermina Mekarsari melalui aplikasi Halo Hermina, Call Center 1500488 dan bisa melalui Website herminahospitals.com. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 28 Maret 2022<\/li><\/ul><\/div>
Computer Vision Syndrome, Masalah Mata Di Era Digital<\/a><\/h3>
Hallo Sahabat Hermina, Melihat layar digital menuntut mata kita untuk lebih fokus, bekerja lebih keras, dan membuat orang rentan mengalami masalah pada mata. Masalah yang paling sering terjadi akibat terlalu lama melihat layar digital adalah dry eye (DE) atau mata kering dan computer vision syndrome (CVS). Computer vision syndrome terjadi akibat penggunaan komputer, tablet, atau smartphone secara terus menerus. Manifestasi dari penyakit ini yakni sakit kepala, Pandangan Kabur, pegal-pegal pada leher, lelah, mata nyeri, mata kering, pandangan ganda, dan vertigo. \n\n Meningkatnya risiko mata kering dan computer eye syndrome \n\n Di era digital, masyarakat global semakin tergantung pada teknologi dalam kehidupan sehari-hari dan pekerjaan mereka dibandingkan generasi sebelumnya. \n\n Pengguna internet berusia 16-64 tahun di Indonesia rata-rata menghabiskan waktu 8 jam 36 menit per hari dalam menggunakan internet. Angka ini melampaui rata-rata waktu penggunaan internet global yang berada di kisaran 6 jam 43 menit per harinya. \n\n Lama waktu paparan layar digital setiap hari ini berkontribusi dalam meningkatnya keluhan mata dalam lingkup kasus dry eye dan computer vision syndrome. \n\n \n\n Dry eye atau mata kering adalah penyakit multifaktorial pada air mata dan permukaan mata yang menghasilkan gejala ketidaknyamanan, gangguan penglihatan, dan ketidakstabilan film air mata dengan potensi kerusakan pada permukaan mata. \n\n Sedangkan CVS mengacu pada spektrum gejala yang berhubungan dengan penglihatan dan otot yang terlihat akibat penggunaan layar (komputer, tablet, atau smartphone) secara terus menerus. Kedua penyakit ini, dry eyes dan CVS, dapat dan sering terjadi secara bersamaan serta berhubungan erat dengan satu sama lain. \n\n Gejala umum computer vision syndrome \n\n \n Kekeringan dan iritasi pada mata \n Sensasi terbakar pada mata \n Asthenopia atau mata lelah/tegang \n Epifora atau keluar air mata berlebihan \n Hiperemia yakni kondisi adanya volume darah berlebihan dalam pembuluh darah disertai pelebaran pembuluh darah. (mata menjadi merah) \n Penglihatan kabur \n Diplopia atau penglihatan berbayang (penglihatan ganda) \n Sensitivitas cahaya \n Ilusi/tipuan sementara dalam persepsi warna. \n \n\n Beberapa gejala ini diduga berasal dari robekan dan disfungsi permukaan mata, termasuk sensasi iritasi, rasa terbakar, dan kekeringan. Sedangkan gejala seperti asthenopia, penglihatan kabur dan ganda, selain berasal dari masalah permukaan bisa juga berasal dari disfungsi dalam sistem akomodatif dan gerakan bola mata. \n\n Keluhan ekstraokuler lain yang terkait dengan computer vision syndrome termasuk nyeri muskuloskeletal di leher, punggung, dan bahu. \n\n Diperkirakan 50-90% dari semua pengguna komputer mengalami gejala computer vision syndrome. Kerusakan mata terkait penggunaan komputer adalah multifaktor dan dapat bervariasi di antara jenis perangkat dan pola penggunaan. \n\n \n\n Penanganan dan pencegahan masalah mata karena layar digital \n\n \n\n Identifikasi dry eye merupakan tindakan yang diperlukan untuk meminimalkan konsekuensi negatif computer vision syndrome. \n\n \n Mengobati komponen yang mendasari DE untuk mencegah kerusakan \n Memperbaiki posisi perangkat VDT (visual display terminal) atau layar monitor \n Membatasi waktu layar dan modifikasi kedip \n Mengoptimalkan kelembaban tempat kerja \n \n\n Penanganan masalah mata terkait penggunaan layar digital ini harus dibuat secara individual dan sesuai dengan kondisi lingkungan kerja pasien. Namun, penanganan utama yang dianjurkan adalah dengan melakukan adaptasi gaya hidup. \n\n Cara menghindari computer vision syndrome \n\n Idealnya CVS dapat dihindari dengan mengurangi waktu dalam menatap layar digital. Namun, terkadang hal itu tidak memungkinkan karena situasi pekerjaan atau sekolah. \n\n Berikut kebiasaan tertentu untuk mengurangi ketegangan mata karena layar komputer: \n\n \n Pastikan postur tubuh dan layar komputer sejajar dengan lengan dan sedikit di bawah ketinggian mata. \n Ubah posisi layar untuk meminimalkan tatapan langsung dan kesilauan cahaya layar. Kemudian sesuaikan pula cahaya ruangan agar tidak bertabrakan dengan layar komputer. \n Gunakan kacamata khusus dengan lensa anti refleksi untuk memblokir dan menyerap blue light (cahaya biru) \n Setiap 20 menit menatap layar komputer, luangkan 20 detik untuk fokus pada objek yang berjarak kurang lebih 6 meter. \n Fokuslah untuk berkedip secara teratur untuk menjaga kelembaban mata \n \n\n \n\n Sahabat Hermina Mari kita dengan bijak mengunakan media sosial, dan berikan mata istirahat agar tidak terjadi dry eye (DE) atau mata kering. Konsultasikan Kesehatan mata dengan dokter jika memiliki gejala diatas. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 28 Maret 2022<\/li><\/ul><\/div>
Ibu Hamil Berpuasa, Bolehkah ? <\/a><\/h3>
Hallo Sahabat Hermina, Puasa pada bulan Ramadan diwajibkan untuk seluruh umat Islam. Namun, ada beberapa golongan yang diberikan keringanan untuk tidak melakukan puasa, beberapa di antaranya adalah wanita hamil dan wanita yang sedang menyusui. Bagaimana jika wanita hamil tetap ingin melakukan ibadah puasa? \n\n Selama ibu dan kandungannya dinyatakan sehat oleh dokter, ibu hamil diperbolehkan untuk melakukan puasa. Asalkan saat sahur dan berbuka ibu hamil harus memenuhi kebutuhan nutrisi bagi ibu dan kandungannya. \n\n Penuhi Makan Saat Sahur dan Berbuka \n\n Saat sahur dan berbuka, ibu hamil harus tetap memperhatikan pola makan yang baik bagi ibu dan kandungan. Pilih makanan yang mengandung karbohidrat, protein hewani, protein nabati, lemak, vitamin, dan mineral. Dengan mengonsumsi makanan yang mengandung gizi tersebut, kebutuhan gizi bayi akan terpenuhi. \n\n Saat berbuka dan sahur disarankan tidak terlalu banyak mengonsumsi makanan yang manis. Memang makanan manis bisa membantu meningkatkan kadar gula yang turun pada tubuh akibat berpuasa. Namun, pada saat kamu mengonsumsi makanan manis secara berlebihan, ini juga bisa membuat kadar gula pada tubuh kembali menurun dengan cepat. \n\n Sebaiknya kebiasaan berbuka dengan yang manis, bagi ibu hamil, diganti dengan makanan yang memiliki manis alami, misalnya dari buah-buahan. Selain memiliki manis alami, beberapa buah juga memiliki kandungan air yang cukup tinggi, sehingga bisa menjauhkan tubuh dari dehidrasi. \n\n Setelah berpuasa kurang lebih 12 jam, sebaiknya selama waktu berbuka ibu banyak mengonsumsi air putih. Selain sehat untuk janin, ibu juga akan terhindar dari bahaya dehidrasi. Jangan lupa konsumsi vitamin atau susu hamil saat sahur dan berbuka, sehingga bisa membantu menjaga kesehatan tubuh ibu dan janin yang ada di kandungan. \n\n Ibu Hamil yang Tidak Diperbolehkan Puasa \n\n Dalam beberapa kasus ibu hamil tidak diperbolehkan untuk menjalankan ibadah puasa, di antaranya: \n\n 1. Ibu Hamil Pengidap Diabetes Melitus \n\n Ibu hamil dengan diabetes harus menjalani pola hidup yang cukup baik agar tekanan gula darah tetap stabil. Selain untuk menjaga gula darah yang stabil, ibu hamil yang mengidap diabetes biasanya harus mengonsumsi obat secara teratur dan mengatur pola makan sesuai dengan jadwal yang disarankan oleh dokter. \n\n 2. Mengeluarkan Flek atau Pendarahan \n\n Pada saat sedang mengalami flek atau pendarahan, disarankan ibu hamil tidak melanjutkan puasanya. Dikhawatirkan pendarahan akan semakin parah jika ibu hamil tetap melakukan puasa. Selain pendarahan yang semakin parah, perkembangan dan kesehatan janin juga dikhawatirkan akan mengalami gangguan. \n\n 3. Gangguan Sistem Pencernaan \n\n Jika ibu hamil sedang mengalami penyakit yang berhubungan dengan pencernaan, misalnya maag, ibu disarankan untuk tidak melakukan puasa. Ibu hamil yang memaksakan diri untuk puasa ditakutkan akan memperparah penyakit maag yang dialami. Tidak hanya untuk kesehatan ibu hamil saja, penyakit maag nyatanya juga bisa berbahaya untuk kesehatan janin. \n\n 4. Ibu Hamil yang Mengalami Dehidrasi \n\n Rata-rata ibu hamil pada kehamilan trimester pertama akan mengalami morning sickness. Ternyata morning sickness bisa menyebabkan dehidrasi pada ibu hamil. Sebab, muntah dengan intensitas yang cukup sering dapat membuat cairan dalam tubuh terbuang, sehingga menyebabkan dehidrasi. Sebaiknya, ibu yang mengalami dehidrasi harus sering mengonsumsi air atau makanan yang banyak mengandung air. \n\n Manfaat Puasa bagi Ibu Hamil \n\n Manfaat puasa bagi ibu hamil tidak jauh berbeda dengan manfaat yang diperoleh orang berpuasa pada umumnya. Manfaat tersebut meliputi: \n\n 1. Mengontrol berat badan saat hamil \n\n Ibu hamil sering kali merasa lebih cepat lapar sehingga bisa meningkatkan risiko mengalami kenaikan berat badan secara signifikan. Saat berpuasa, makan hanya bisa dilakukan pada sore dan malam hari. Dengan demikian, kenaikan berat badan saat hamil bisa lebih terkontrol. \n\n 2. Memperbaiki metabolisme tubuh \n\n Manfaat puasa untuk ibu hamil diyakini dapat memperbaiki metabolisme tubuh. Saat berpuasa, sel-sel di dalam tubuh akan membersihkan sisa-sisa kotoran dan memperbaiki gangguan pada sistem metabolisme tubuh. \n\n 3. Mengurangi risiko penyakit diabetes \n\n Berpuasa bisa menurunkan kadar gula darah dalam tubuh dan meningkatkan kinerja insulin. Manfaat puasa ini bisa membuat ibu hamil berisiko lebih rendah mengalami diabetes. \n\n 4. Menjaga kesehatan jantung \n\n Berpuasa bisa mengurangi risiko terjadinya sejumlah penyakit pada ibu hamil, misalnya hipertensi, kolesterol tinggi, dan penyakit jantung. Namun, manfaat puasa pada ibu hamil tersebut masih perlu diteliti lebih lanjut. \n\n Setelah mengetahui risiko dan manfaat puasa selama kehamilan, Bumil dapat memutuskan untuk tetap berpuasa atau tidak. \n\n Sahabat Hermina ingatlah untuk tidak memaksakan diri untuk berpuasa bila kondisi Bumil atau janin tidak memungkinkan, dan selalu konsultasikan terlebih dahulu ke dokter untuk memastikan keamanan berpuasa saat hamil. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 30 September 2021<\/li><\/ul><\/div>
Dampak Buruk Mengisap Ibu Jari<\/a><\/h3>
\n\n Halo sahabat Hermina, Hampir semua anak anak menghisap ibu jari (non-nutritive sucking habits). Hal ini masih dapat dikatakan normal apabila terjadi pada fase oral, yaitu sampai usia 24 bulan. Namun hanya sekitar 40 % anak melakukan kebiasaan ini sampai usia 36 bulan. Kebiasaan ini berkurang seiring dengan berjalannya waktu dengan adanya interaksi sosial anak terutama saat bersekolah. Konsekuensi dari kebiasaan buruk menghisap ibu jari dipengaruhi oleh durasi (lamanya kebiasaan ini terjadi beberapa bulan/tahun) dan intensitas (sering atau tidaknya menghisap ibu jari), dan frekuensi (beberapa jam per hari). Apabila kebiasaan ini terus menerus terjadi sampai periode gigi bercampur ataupun periode gigi permanen dapat menyebabkan maloklusi dan proporsi wajah anak menjadi tidak seimbang. Hal lain yang mungkin dapat terjadi adalah berimplikasi terhadap psikologis, mempengaruhi keadaan bibir, pipi, lidah, dan gusi. \n\n Maloklusi merupakan gambaran hubungan gigi dan rahang antara rahang atas dan bawah saat menggigit tidak harmonis. Keadaan maloklusi pada anak yang memiliki kebiasaan buruk menghisap ibu jari hingga usia periode gigi bercampur (biasanya di atas 6 tahun) memiliki ciri khas terhadap susunan gigi geliginya. Hal tersebut dapat menyebabkan beberapa keadaan dalam rongga mulut, meliputi: \n\n \n Gigitan terbuka pada gigi seri. Hal ini terjadi dikarenakan terhambatnya pertumbuhan gigi seri bagian atas dan bawah yang dipengaruhi menghisap ibu jari. \n Gigitan silang pada gigi geraham. Hal ini secara tidak langsung terjadi karena adanya tekanan dari pipi dan posisi lidah lebih ke bawah saat menghisap ibu jari sehingga menyebabkan bentuk rahang atas lebih kecil dari rahang bawah dan posisi gigi geraham bersilangan. Selain itu bentuk dari lengkung gigi atas anak berbentuk huruf “V’. \n Proporsi wajah tidak seimbang. Terutama pada bagian rahang atas dan bawah lebih panjang daripada bagian atas wajah. \n Sulit berbicara. Gigitan terbuka gigi seri dapat menyebabkan anak kesulitan dalam mengucapkan huruf “S” dan “Z”. \n Gangguan psikologis. Kondisi gigitan terbuka gigi seri dapat mempengaruhi kepercayaan diri anak di usia remaja-dewasa nanti. \n \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n Gambar 1. Kondisi susunan gigi pada anak dengan kebiasaan buruk \n\n menghisap ibu jari (Littlewood S, 2019) \n\n \n\n \n\n Pendekatan dalam menghentikan kebiasaan menghisab ibu jari dapat dilakukan dengan pendekatan melalui terapi dokter gigi dan non dokter gigi. Dokter gigi umum dan dokter gigi spesialis ortodonti sangat berperan dalam mengintervensi dini kebiasaan anak mengisap ibu jari. Alat yang digunakan berfungsi sebagai habit breaker. Namun dalam penanganannya apabila anak masih terasa sulit menghentikan kebiasaannya dapat juga berkolaborasi dengan psikolog. Hal ini menjadi fokus utama sebelum dirapikannya susunan gigi geligi. Setelah kebiasaan ini dapat dihentikan maka dokter gigi spesialis ortodonti berperan dalam merapikan gigi anak terhadap maloklusi yang terjadi. \n\n \n\n Gambar 2. Melakukan perban pada area ibu jari dapat berfungsi untuk mengingatkan anak untuk tidak menghisap ibu jari dan mengurangi rasa nikmatnya. Sebaiknya dipilih perban yang dapat tahan air (Proffit W, 2019) \n\n \n\n \n\n Gambar 3. Tongue Crib. Alat yang dapat digunakan untuk menghentikan kebiasaan anak meghisap ibu jari. Perawatan dilakukan oleh dokter gigi sepsialis ortodonti. Alat ini berfungsi untuk menghentikan kebiasaan anak menempatkan ibu jari di antara gigi seri (Proffit W, 2019) \n\n \n\n . Apabila kebiasaan menghisap ibu jari masih terjadi pada anak anda disaat masa periode gigi bercampur (di atas 6 tahun) segera konsultasikan ke dokter gigi umum atau dokter gigi spesialis ortodonti agar mendapatkan penanganan yang terbaik sehingga dapat meningkatkan kualitas dari fungsi pengunyahan, berbicara, penampilan, dan kepercayaan diri. \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/a><\/span>");
- 30 September 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 28 Maret 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 28 Maret 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 27 April 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 30 Juni 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 29 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 13 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 08 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 11 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 07 November 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 18 November 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 15 Desember 2022<\/li><\/ul><\/div>