- Hermina Periuk Tangerang<\/a><\/li>
- 30 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Penderita Hipertensi Dalam Mengkonsumsi Obat<\/a><\/h3>
Bolehkah penderita hipertensi menghentikan obat darah tingginya bila tekanan darah sudah normal? \n\n Hipertensi (HTN) adalah nilai tekanan darah sistolik (SBP) 130 mmHg atau lebih dan/atau tekanan darah diastolik (DBP) lebih dari 80 mmHg. Keputusan untuk memulai pengobatan antihipertensi bergantung pada berbagai faktor, termasuk tingkat tekanan darah pasien, faktor risiko, dan status kesehatan secara keseluruhan. Umumnya, pengobatan direkomendasikan untuk pasien dengan hipertensi stadium 1 atau stadium 2, seperti yang didefinisikan oleh pedoman Joint National Committee (JNC). Hipertensi dapat menyebabkan komplikasi seperti penyakit kardiovaskular, stroke, dan gagal ginjal. Efek samping obat hipertensi biasanya ringan dan akan segera sembuh dengan mengurangi dosis atau menghentikan penggunaan obat dalam waktu singkat. Efek samping terdiri dari hipotensi atau tekanan darah terlalu rendah, gangguan keseimbangan elektrolit, bengkak pada kaki dan gangguan fungsi ginjal. \n\n Menghentikan obat hipertensi secara tiba-tiba dapat menimbulkan dampak yang serius, antara lain peningkatan tekanan darah secara tiba-tiba, yang dapat menyebabkan stroke, serangan jantung, atau komplikasi lainnya. Sebuah penelitian menegaskan perlunya pengobatan yang berkelanjutan untuk mencegah perkembangan penyakit pembuluh darah dan penyakit ginjal yang berhubungan dengan hipertensi. Modifikasi gaya hidup, memainkan peran penting dalam mengendalikan tekanan darah dan mengurangi risiko komplikasi kardiovaskular. Pendekatan ini berfokus pada perubahan kebiasaan dan rutinitas sehari-hari untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan. \n\n Aktivitas fisik yang teratur, seperti jalan cepat, jogging, atau bersepeda, dapat membantu menurunkan tekanan darah dan meningkatkan kesehatan jantung. Menurunkan berat badan, terutama jika Anda kelebihan berat badan atau obesitas, dapat secara signifikan mengurangi tekanan darah dan meningkatkan kesehatan jantung. Menerapkan pola makan yang sehat, yang kaya akan buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan produk susu rendah lemak, dapat membantu menurunkan tekanan darah. Selain itu, membatasi asupan natrium dan mengurangi konsumsi alkohol juga dapat berkontribusi pada kontrol tekanan darah yang lebih baik. Berhenti merokok dapat meperbaiki tekanan darah dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Teknik seperti meditasi, pernapasan dalam, dan yoga dapat membantu mengurangi stres dan memperbaiki tekanan darah. \n\n Untuk para Sahabat Hermina bila ada keluhan lebih lanjut bisa langsung segera lakukan konsultasi dengan Dokter Spesialis Penyakit Dalam di RS Hermina Periuk Tangerang atau bisa juga online melalu layanan Mobile Apps Hermina tentang masalah yang di alami oleh sahabat hermina. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Periuk Tangerang<\/a><\/li>
- 27 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
Cegah Stess untuk Remaja yang Terkena Bullying<\/a><\/h3>
Penindasan adalah tindakan agresif yang dapat bersifat fisik, verbal, atau relasional. Perilaku ini mungkin terjadi terus menerus dan dalam jangka waktu yang lama. Penindasan fisik mencakup tindakan seperti memukul, menendang, dan mendorong. Pencurian, vandalisme, penindasan, dan pelecehan termasuk penindasan fisik. \n\n Selain itu, intimidasi verbal juga mencakup ejekan, hinaan, dan makian. Sebaliknya, intimidasi dalam hubungan mencakup penolakan untuk berbicara dengan pasangan, menjauhkan pasangan dari kelompok, teman, dan keluarga, menyebarkan kebohongan dan rumor tentang pasangan, serta melakukan hal-hal yang tidak disukai pasangan. \n\n Orang-orang yang pernah mengalami penindasan cenderung terus-menerus hidup dalam ketakutan. Generasi muda merupakan kelompok masyarakat yang paling berisiko menjadi korban perundungan atau menjadi pelaku perundungan. Hal ini dikarenakan remaja cenderung impulsif, emosional, dan memiliki kepribadian yang belum matang. Dampak penindasan terhadap remaja bisa sangat besar. \n\n Masa remaja merupakan masa pertumbuhan manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, psikologis, dan sosial. Oleh karena itu, orang tua, guru, dan kerabat dekat hendaknya memberikan dukungan dan kerjasama untuk mencegah terjadinya bullying di kalangan remaja. \n\n Berikut beberapa tips bagi remaja yang pernah mengalami bullying: \n\n \n\n A. Sebuah Latihan \n\n Olahraga tidak hanya baik untuk kesehatan fisik Anda. Faktanya, aktivitas ini juga baik untuk kesehatan mental Anda. Dapat meningkatkan hormon endorfin dan meningkatkan mood. Selain itu, olahraga dapat menurunkan kadar hormon kortisol yang dapat menyebabkan stres. \n\n B. Bicaralah dengan seseorang yang Anda percayai \n\n Remaja yang pernah mengalami perundungan sering kali merasa sulit untuk berbicara karena terlalu takut terhadap pelaku perundungan. Namun, pastikan untuk mendiskusikan masalah Anda dengan seseorang yang Anda percaya. Hal ini dapat memberi Anda banyak dukungan dan terkadang bahkan menjadi jalan keluar yang baik untuk mengatasi kecemasan dan frustrasi yang timbul akibat penindasan. \n\n C. Menekuni hobi \n\n Semakin banyak waktu yang Anda habiskan untuk melakukan aktivitas yang membuat Anda bahagia, maka Anda akan semakin tidak fokus pada masalah yang Anda alami. Anda dapat menekuni hobi favorit, berolahraga, dan berkumpul dengan teman-teman yang tidak menindas Anda. Cara ini juga dapat mengurangi situasi intimidasi di kalangan pelaku intimidasi. \n\n D. Mencari Sahabat Sejati yang Benar-benar Setia. \n\n Jika Anda pernah mengalami penindasan, bicaralah dengan teman sejati dan dapatkan bantuan. Ini akan membantu Anda merasa aman dan terlindungi. Jangan sendirian, apalagi saat bullying terjadi. Selain temanmu, kamu juga bisa menghubungi gurumu dan berbicara dengan orang tuamu. \n\n E. Mendengarkan musik \n\n Seperti halnya olahraga, mendengarkan musik favorit juga dapat meningkatkan mood. Saat Anda mendengarkan musik, hormon dopamin dikeluarkan, yang meningkatkan mood Anda. \n\n jantung. Kegiatan ini juga bisa dijadikan terapi untuk mencegah stres dan depresi. \n\n \n\n Untuk para Sahabat Hermina bila ada keluhan lebih lanjut bisa langsung segera lakukan konsultasi dengan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa di RS Hermina Periuk Tangerang atau bisa juga online melalu layanan Mobile Apps Hermina tentang masalah yang di alami oleh sahabat hermina \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Periuk Tangerang<\/a><\/li>
- 30 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
Waspadai Tanda dan Gejala Stroke<\/a><\/h3>
Stroke, menurut WHO, adalah adanya defisit neurologi fokal atau global akibat gangguan fungsi otak yang terjadi secara mendadak, berlangsung > 24 jam atau meninggal, disebabkan semata-mata karena kelainan pembuluh darah otak, termasuk stroke mata dan medulla spinalis. Secara garis besar stroke dapat dibedakan menjadi stroke sumbatan dan stroke perdarahan. Setiap tahunnya di Indonesia diperkirakan terdapat 550.000 kasus stroke baru, dan menjadi penyebab kematian tertinggi ketiga di Indonesia setelah kardiovaskular dan kanker, dan menjadi penyebab utama kecacatan. \n\n Stroke disebabkan oleh banyak faktor risiko yang terbagi faktor resiko yang dapat dimodifikasi (hipertensi, kencing manis, gangguan irama jantung dan penyakit katup jantung, kelainan darah, kolesterol berlebih, pil kontrasepsi, merokok, alkohol, obesitas) dan yang tidak dapat dimodifikasi (usia, ras, jenis kelamin, stroke sebelumnya). \n\n Kejadian stroke sangat penting untuk diketahui tanda dan gejala nya oleh pasien, keluarga, teman, dan masyarakat sekitar karena kejadian stroke adalah kejadian gawat darurat yang harus segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan segera guna mencegah kematian dan kecacatan pada pasien. Tanda dan gejala stroke yang dapat dikenali oleh masyarakat awam disingkat menjadi "F.A.S.T warning sign". \n\n F.A.S.T warning sign terdiri dari : \n\n • F = Face Drooping – Apakah satu sisi wajah tidak simetris atau terasa baal? Minta pasien untuk tersenyum, apakah senyum nya tidak simetris / mencong? \n\n • A = Arm Weakness – Apakah satu sisi lengan mengalami kelebihan atau baal? Minta pasien untuk mengangkat kedua lengan, apakah satu sisi lengan terlihat jatuh ke arah bawah? \n\n • S = Speech Difficulty – Apakah pasien terlihat kesulitan bicara / bicara rero? \n\n • T = Time to call 911 – Jika salah 1 di atas ya, maka pasien harus segera dibawa ke rumah sakit terdekat. \n\n Tanda dan gejala stroke lain yang harus diperhatikan selain yang disebut di atas adalah : \n\n • Kelemahan atau baal dari wajah, lengan, tungkai pada 1 sisi tubuh yang terjadi secara mendadak. \n\n • Penurunan kesadaran mendadak, kesulitan berbicara atau kesulitan memahami pembicaran dan perintah. \n\n • Kesulitan melihat pada 1 atau kedua mata secara mendadak. \n\n • Pandangan ganda, gelap sesaat, baal sekitar mulut, telinga berdenging, sulit menelan, tersedak, suara sengau yang terjadi secara mendadak. \n\n • Kesulitan berjalan, pusing, kehilangan keseimbangan yang terjadi mendadak. \n\n • Nyeri kepala yang terjadi secara mendadak. \n\n • Muntah menyemprot mendadak. \n\n • Kejang. \n\n Jika ada gejala dan tanda seperti yang disebutkan di atas, hendaklah keluarga, teman, rekan kerja, masyarakat di sekitar segera membawa pasien ke Rumah Sakit tanpa ada penundaan, dan pasien segera ditangani / dikonsulkan ke dokter spesialis saraf agar angka kematian dan angka kecacatan dapat ditekan dan diturunkan. \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Periuk Tangerang<\/a><\/li>
- 30 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Penyakit Lubang Gigi atau disebut Karies Proximal<\/a><\/h3>
Apa itu karies proximal? Karies proximal adalah karies (lubang gigi) yang terjadi pada bagian sela-sela gigi. Biasanya sulit dilihat oleh awam dikarenakan letaknya yang berada tepat di sela-sela gigi, bahkan melibatkan dua atau beberapa gigi. Biasanya baru disadari masyarakat awam ketika karies ini telah membesar atau berubah warna menjadi kehitaman, atau berada pada gigi depan, atau ketika disertai rasa sakit. Tidak heran ketika ditemukan karies tersebut biasanya dalam atau sudah melibatkan dua atau beberapa gigi. \n\n Pada keadaan seperti apa karies proximal sering terjadi? Biasanya pada orang orang dimulai dari anak atau ataupun dewasa baik wanita maupun pria bahkan lansia yang memiliki gigi terlalu rapat, atau menumpuk, yang pembersihan gigi nya kurang maksimal atau mungkin pada bagian gigi yang renggang tetapi pembersihannya tidak maksimal \n\n Bagaimana cara mencegahnya? Kuncinya adalah pembersihan yang maksimal di sela sela gigi. Sahabat Hermina setidaknya bisa melakukan kumur kumur air mineral setiap selesai makan atau minum manis, kemudian sikat gigi dua kali sehari pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Kemudian setelah sikat gigi sebaiknya dilakukan flossing atau pembersihan sela sela gigi menggunakan dental floss (benang gigi) terutama pada malam hari sebelum tidur. Dan tidak lupa untuk kontrol rutin ke dokter gigi kesayangan Anda untuk pemeriksaan serta konsultasi lebih lanjut mengenai karies gigi. \n\n Bagaimana jika sudah terlanjur terdapat karies proximal? Jika sudah terlanjur terjadi, datang lah ke dokter gigi untuk perawatan lebih lanjut. Biasanya dokter gigi akan memeriksa terlebih dahulu, kemudian akan disesuaikan perawatannya seperti apakah penambalan, apakah perawatan saluran akar atau apakah pencabutan gigi tergantung keparahan dari karies proximal tersebut dan tidak lupa pula Sahabat Hermina diharapkan dapat terus melakukan tindakan pencegahan sehingga diharapkan kebersihan gigi dan mulut tetap terjaga \n \nJadi kapan harus ke Dokter? \n\n Jika Sahabat Hermina memiliki masalah atau mengalami beberapa gejala seperti yang disebutkan diatas, segeralah memeriksakan diri ke Dokter Gigi Umum di Rumah Sakit Hermina Periuk Tangerang, semakin cepat masalah ini terdeteksi dan tertangani, risiko komplikasi juga akan berkurang. \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Periuk Tangerang<\/a><\/li>
- 14 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
Waspadai Penyakit Batu Ginjal<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, batu ginjal merupakan penyakit yang ditandai dengan munculnya materi keras seperti batu yang berasal dari mineral dan garam dari dalam tubuh yang terbentuk didalam ginjal. Dengan bentuk dan ukuran yang bermacam-macam, umumnya bentuknya dan ukurannya sebesar biji jagung atau seperti sebutir garam ataupun pasir, bentuknya yang cukup besar sehingga mampu menutupi aliran urine dari ginjal ke kandungan kemih. Penyakit ini dapat menggangu fungsi organ ginjal dan membuat seseorang susah buang air kecil dan seseorang tersebut dapat merasa kesakitan saat melakukannya. \n\n Sebagian besar penyakit batu ginjal ini terjadi pada orang-orang dengan rentang usia antara 30-50 tahun. Faktor risiko lainnya seperti Dehidrasi tidak minum cukup, usia, terlalu konsumsi garam berlebih, penyakit pencernaan dan pembedahan, usia, kegemukan, suplemen obat-obatan tertentu, dan kondisi medis lainnya. Penyakit ini menimbulkan rasa nyeri yang bisa mengganggu aktivitas dan jika dibiarkan terlalu lama batu akan semakin besar yang berada di saluran ginjal. \n\n Gejala batu ginjal, bisa dirasakan dengan ciri-ciri seperti kencing terasa sakit atau panas, sakit pinggang, dan perut, sering kencing, air seni keruh atau berbau, ada darah dalam urine, anyang-ayangan atau sedikit kecing, mual dan muntah, demam dan meriang. \n\n Sahabat hermina, jangan dianggap sepele penyakit ini dapat timbul karena kurangnya pola hidup sehat bisa dapat memunculkan faktor risiko seperti yang disebutkan diatas. Melewati penyakit ini bisa sangat menyakitkan, tetapi penyakit ini biasanya tidak menyebabkan kerusakan permanen jika dikenali tepat waktu dan dengan penanganan yang tepat, tergantung juga dengan kondisi anda mungkin anda hanya perlu minum obat pereda nyeri dan perlu minum banyak air agar mengeluarkan batu ginjal. \n\n Pengobatan batu ginjal dengan gejala minimal juga ada karena sebagian besar batu ginjal yang kecil tidak perlu dilakukan perawatan invasif. Ada berbagai cara yang dapat dilewati batu kecil dengan: \n\n \n Terapi medis \n Pereda myeri \n Air minum \n Menggunakan gelombang suara untuk memecah batu ginjal \n Pembedahan atau operasi \n \n\n Jadi kapan harus ke dokter? \n\n Jika Sahabat Hermina memiliki masalah atau mengalami beberapa gejala seperti yang disebutkan diatas, segeralah memeriksakan diri ke Dokter Spesialis Urologi di Rumah Sakit Hermina Periuk Tangerang, semakin cepat masalah ini terdeteksi dan tertangani, risiko komplikasi juga akan berkurang. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Periuk Tangerang<\/a><\/li>
- 12 Juli 2023<\/li><\/ul><\/div>
Pentingnya Imunisasi untuk Anak<\/a><\/h3>
Tujuan imunisasi \n\n Mencegah penyakit infeksi yang berbahaya sebelum penyakit tersebut menular di masyarakat. \n\n Bagaimana kerja vaksin? \n\n Imunisasi à tubuh membentuk imunitas à sistem imun akan membentuk kekebalan spesifik terhadap penyakit tertentu. \n\n Pada masa depan, apabila anak tertular oleh penyakit tersebut, anak tidak akan sakit oleh karena sistem kekebalan tubuh akan segera bereaksi cepat melawan penyakit tersebut. \n\n Mengapa anak harus diimunisasi? \n\n \n Imunisasi adalah upaya yang aman dan efektif untuk mencegah penyakit yang banyak beredar di masyarakat. Keuntungan imunisasi sangat besar apabila dibandingkan dengan risiko efek samping vaksin yang sangat kecil. \n Jika cukup banyak orang dalam masyarakat mendapat imunisasi, maka infeksi tidak akan lama lagi menyebar dari orang kepada orang lain. \n Anak yang telah diimunisasi jika terkena penyakit pada umumnya ringan. \n \n\n \n\n Mengapa anak perlu mendapat imunisasi begitu banyak? \n\n Beberapa imunisasi diperlukan dalam awal tahun kehidupan seorang anak untuk mencegah penyakit yang berbahaya. Semakin banyak penyakit yang dapat dicegah, akan semakin tinggi kemungkinan anak hidup dengan kualitas tumbuh kembang yang lebih baik. \n\n Sistem imun bayi belum matang (imatur). Sistem imun bayi belum dapat bekerja sebaik pada anak yang lebih besar atau orang dewasa, sehingga imunisasi perlu diulang. \n\n Apakah imunisasi aman? \n\n Beberapa anak dapat mengalami efek samping vaksin yang ringan, terjadi dalam waktu 1-2 hari setelah mendapat imunisasi dan segera sembuh tanpa harus mendapat obat. \n\n Efek samping yang tersering adalah kemerahan, bengkak, nyeri di tempat bekas suntikan, dan dapat disertai demam ringan atau rewel. \n\n Cara penanganan : \n\n \n Berikan minum lebih banyak \n Jangan memakai baju tebal \n Apabila perlu, dapat diberikan paracetamol untuk menurunkan demam. \n \n\n Perlu diingat bahwa vaksin yang tersedia saat ini sangat aman dibandingkan jika anak harus menderita penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. \n\n \n\n Berapa lama imunisasi akan memberikan kekebalan? \n\n Secara umum, imunisasi akan menghasilkan kekebalan setelah 2 minggu diberikan. Berarti, pencegahan terhadap penyakit tersebut tidak segera didapat setelah anak mendapat imunisasi. Beberapa imunisasi perlu diberikan pengulangan beberapa kali untuk mendapatkan pencegahan jangka panjang. \n\n \n\n Apa akibat jika imunisasi terlambat? \n\n Jadwal imunisasi telah disusun dengan memperhatikan waktu yang tepat kapan seorang anak harus dilindungi terhadap penyakit infeksi yang berbahaya. Apabila terlambat memberikan imunisasi pada umur yang seharusnya, anak akan rentan terhadap penularan penyakit. \n\n Untuk imunisasi yang harus diberikan beberapa kali, jarak antara kedua imunisasi 4-8 minggu. Apabila terlalu jauh, kekebalan yang terbentuk tidak maksimal. \n\n \n\n Apakah imunisasi terlambat harus diulang? \n\n Jika disadari bahwa imunisasi terlambat, segaralah datang ke fasilitas kesehatan dan mintalah imunisasi yang tertinggal. \n\n \n\n Sahabat Hermina, \n\n Imunisasi anak adalah pemberian vaksin kepada anak untuk mencegah penularan penyakit tertentu. Vaksin adalah zat yang berfungsi membantu membentuk kekebalan tubuh atau imunitas terhadap infeksi sejumlah penyakit menular. \n\n \n\n RS Hermina Periuk Tangerang melayani Imunisasi atau Vaksinasi Anak. \n\n Informasi dan Pendaftaran hubungi: \n\n (021) 29432525 \n\n 0857-8268-2142 (WA) \n\n _ \n\n Stay healthy Teman Hermina \n\n _ \n\n Nikmati kemudahan pendaftaran melalui : \n\n 1. Hermina Mobile Aplikasi (tersedia di Playstore/Appstore) \n\n 2. Website : www.herminahospitals.com \n\n 3. Call Center : 1500488 \n\n 4. Halodoc \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Periuk Tangerang<\/a><\/li>
- 30 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Penyakit Epilepsi, Jenis Kejang dan Pengobatannya<\/a><\/h3>
Epilepsi adalah penyakit pada saraf. Terdapat sekitar 65 juta orang di dunia yang mengalami epilepsi. Gejala khasnya berupa kejang-kejang dan dapat timbul pada usia berapa saja yang menyebabkan seseorang mengalami kejang berulang tanpa adanya faktor yang memprovokasi kejang disebabkan oleh karena adanya aktivitas listrik abnormal di otak. \n\n Tidak semua kejang adalah epilepsi misalnya pada kasus seseorang yang mengalami kejang akibat rendahnya kadar gula darah, pingsan, gangguan metabolik bukan epilepsi karena itu kejang memang gejala utama dari epilepsi. Tetapi, bukan berarti setiap orang yang mengalami kejang menderita epilepsi. Pada pengidap epilepsi, kejang akan berlangsung lebih dari sekali alias berulang dalam waktu yang sama atau berbeda. pada beberapa kasus, epilepsi dapat terjadi ketika seseorang tidur. Kemungkinan besar penyebabnya adalah adanya perubahan fase tubuh dari sadar ke tidur yang memicu aktivitas otak menjadi abnormal. \n\n Mengenali beberapa bentuk kejang \n\n \n Kejang umum : Melibatkan motorik seperti gerakan ritmis, otot menjadi kaku, adanya kedutan singkat otot. Tidak melibatkan motorik, contoh : kejang absence \n Kejang fokal : \n \n\n \n Melibatkan motorik : gerakan menyentak, kaku otot, kedutan otot. \n Dapat juga ditemukan adanya gerakan automatisasi seperti : bertepuk tangan, mengusap-usap tangan, mengecap-ngecap, gerakan mengunyah. \n Gejala non-motor : tidak melibatkan motorik, dapat berupa adanya perubahan sensasi, emosi, berpikir, gangguan otonom. \n Kadang seseorang dapat menceritakan apa yang mereka rasakan, misalnya mereka dapat mencium bau-bauan tertentu, hal ini dinamakan“aura” \n \n\n \n Kejang tonik klonik: Pada tipe kejang ini, seseorang mengalami kekakuan dan kelojotan pada badan, lidah tergigit, mulut berbuih,mata mendelik. \n Kejang Absence: Pada tipe kejang ini, seseorang tidak menyadari keadaan sekitar, atau ketika sedang bicara tiba-tiba terhenti di tengah pembicaraan. Umumnya berlangsung singkat Pemulihannya cepat atau segera. Seringkali didapatkan pada anak usia 4 sampai 14 tahun. Kejang ini perlu dicurigai bila anak mengalami masalah di sekolah . \n Kejang atonik: Otot mendadak lunglai, kepala jatuh menunduk ke depan, menjatuhkan barang yang dipegang, bila dalam posisi berdiri, pasien bisa terjatuh ke depa, kejang lebih dari 15 detik. \n Kejang klonik: Pada tipe kejang ini, terjadi gerakan otot kaku lalu rileks, berlangsung berkali-kali . Gerakan tidak dapat ditahan \n Spasme infantile: Ditandai dengan adanya gerakan singkat (1-3 detik) pada lengan, tungkai dan gerakan kepala menunduk. Sering terjadi sesaat setelah bangun tidur, dan bisa terjadi beberapa kali dalam sehari. Bayi menjadi lebih irritable dan bisa menangis saat sedang serangan. \n Kejang fokal tanpa gangguan kesadaran Pasien sadar, sebagian tidak dapat berespon selama kejangKejang singkat, umumnya kurang dari 2 menit. Pasien dapat mengingat kejadian \n Kejang fokal dengan gangguan kesadaran Kejang fokal berupa gerakan involunter, contoh : gerakan menggosok tangan, mengecap-ngecap, mengunyah Terjadi gangguan kesadaran. Pasien melakukan gerakan-gerakan tapi sesungguhnya tidak menyadarinya. Beberapa pasien bisa merasakan adanya aura \n \n\n Apa yang dirasakan setelah kejang? \n\n Pada kebanyakan tipe kejang, pasien tidak sadar selama kejang, dan tidak menyadari atau mengetahui kondisi yang telah dialami (orang lain yang bisa menceritakan). \n\n Setelah kejang, pasien dapat mengalami keadaan seperti bingung, lelah, sakit kepala. \n\n Ada pula kondisi post kejang yang mengalami kelemahan pada tangan atau lengan atau tungkai, kesulitan berbicara, dan lain-lain. \n\n Penyebab Kejang Ada beberapa kategori penyebab kejang : \n\n Kejang yang diprovokasi : misalnya oleh karena pemakaian beberapa obat, gangguan metabolik. Kejang yang demikian ini umumnya tidak akan berulang bila penyebabnya teratasi. Kejang nonepileptic : contohnya pingsan, kondisi psikologis. \n\n Pada diagnosis kejang, dokter memerlukan informasi mengenai apa yang dialami secara detil, sangat diperlukan informasi dari orang yang menyaksikan kejadian kejang. \n\n Apakah anda memerlukan test? Tentu iya, pemeriksaan laboratorium darah EEG – untuk melihat aktivitas gelombang listrik otak dan CT or MRI scan – untuk melihat gambaran struktural otak. \n\n Bagaimana pengobatan kejang? Pengobatan kejang ialah berdasarkan penyebab kejang tersebut. Bila mengalami kejang berulang oleh karena Epilepsi , maka diperlukan pengobatan dengan obat anti epilepsi. \n\n Sahabat Hermina jika mengalami ciri-ciri seperti kejang berlangsung 5 menit atau lebih, kejang berulang tanpa adanya pemulihan kesadaran di antara kejang, terlihat adanya kesulitan bernafas, kejang terjadi di dalam air, terjadi luka ataupun kejang pertama kali. Segera bawa ke rumah sakit untuk diperiksakan ke Dokter Spesialis Saraf. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Periuk Tangerang<\/a><\/li>
- 30 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
Campak pada Anak, Waspadai Gejala dan Penularannya<\/a><\/h3>
Campak pada Anak, Waspadai Gejala dan Penularannya \n\n Campak merupakan suatu infeksi yang sangat menular yang diakibatkan oleh virus morbili atau virus campak, kejadian campak ini sering terjadi kepada anak-anak tetapi bisa juga di seluruh usia namun lebih rentan di usia anak-anak. Penyakit ini termasuk dikategorikan menjadi kejadian luar biasa, karena campak ini akan menyerang hampir 100% terhadap anak yang tidak kebal terhadap virus tersebut yang menyebabkan kematian. Kematian pada campak sebagian besar disebabkan oleh komplikasi diantaranya diare, pneumonia, dan ensefalitis. Virus morbili atau virus campak tersebut dapat hilang atau mudah mati terhadap cahaya atau panas. \n\n Penularan campak ini bisa melalui droplet atau percikan air liur yang keluar dari mulut, hidung atau tenggorokan yang terinfeksi campak pada saat batuk, bicara, bersin. Masa penularan adalah empat hari sebelum timbulnya ruam sampai setelah empat hari setelah timbul ruam. Puncaknya penularan pada saat gejala awal atau disebut fase prodromal yaitu pada 1-3 hari pertama sakit. Periode antara infeksi awal dan gejala pertama penyakit ini adalah 7-18 hari, rata-rata sampai 10 hari. \n\n Tanda dan gejala campak ini awalnya mengalami demam diatas 38,5 derajat celcius selama tiga hari atau lebih, dan disertai dengan gejala-gejala lainnya seperti batuk pilek, mata merah serta berair, diare, bercak atau ruam kemerahan dimulai dari belakang telinga sampai terjadi ruam makulopapular seperti area kulit yang berubah warna, ada juga tanda khas seperti bercak putih atau koplik spot di bagian dasar merah di pipi bagian dalam. \n\n Campak ini bisa dicegah dengan pemberian vaksinasi campak atau MR yaitu measless rubella campak atau MMR. Fungsi dan tujuan dari imunisasi untuk mencegah komplikasi, yang diberikan tiga kali yaitu pada usia 9 bulan lalu diberikan kembali lanjutannya di usia 18 bulan dan di usia 5 tahun sebelum masuk anak sekolah itu wajib diberikan karena termasuk program imunisasi nasional. Apabila tidak mendapat imunisasi campak merupakan salah satu faktor risiko kematian akibat campak. Kematian akibat campak pada anak dipengaruhi oleh infeksi sekunder oleh bakteri, efek imunosupresif oleh virus, keterlibatan organ multisistem, tingkat keparahan campak pada saat datang ke fasyankes status gizi dan komorbid pasien. \n\n Jika Sahabat Hermina mengalami gejala penyakit campak diatas sebaiknya konsultasikan ke dokter anak di RSU Hermina Periuk Tangerang untuk mendapatkan penanganan yang tepat. \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Periuk Tangerang<\/a><\/li>
- 28 April 2023<\/li><\/ul><\/div>
Mengatasi Anak yang Takut ke Dokter Gigi<\/a><\/h3>
Survey di Indonesia menujukan bahwa 90% anak takut pergi ke dokter gigi. Hal ini merupakan hal yang wajar terjadi, bahkan orang dewasapun kerap kali memiliki rasa takut yang sama. Ada beberapa hal yang perlu di siapkan agar si kecil berani untuk pergi ke dokter gigi.Survey di Indonesia menujukan bahwa 90% anak takut pergi ke dokter gigi. Hal ini merupakan hal yang wajar terjadi, bahkan orang dewasapun kerap kali memiliki rasa takut yang sama. Ada beberapa hal yang perlu di siapkan agar si kecil berani untuk pergi ke dokter gigi. \n\n \n \n Lakukan “Sounding” terlebih dahulu pada anak \n Sebelum mengunjungi dokter gigi sebaiknya orangtua menjelaskan siapa itu dokter gigi, memberikan gambaran kepada anak apa yang akan dilakukan oleh dokter gigi. Orangtua dapat menunjukan video tentang kunjungan ke dokter gigi. Setelah itu orangtua dapat bermain peran dengan anak. Hal tersebut dapat membuat anak menjadi terbiasa terhadap situasi yang terjadi di dokter gigi. \n \n \n Mengunjungi dokter gigi di usia 1 tahun \n Menurut WHO, kunjungan pertama anak ke dokter gigi adalah saat ulang tahun pertama nya. Hal ini ditujukan untuk mengenalkan anak akan situasi dan pemeriksaan yang akan dilakukan oleh dokter gigi anak sehingga anak menjadi terbiasa untuk mengunjungi dokter gigi. \n \n \n Temani anak saat melakukan pemeriksaan pertama kali \n Buatlah situasi pemeriksaan menjadi senyaman mungkin. Pada pertemuan pertama anak dapat duduk dipangkuan ayah atau ibu nya terlebih dahulu. Dokter gigi anak juga akan menjelaskan prosedur yang akan dilakukan serta alat yang digunakan untuk memeriksa gigi anak. \n \n \n Orangtua tenang saat anak dilakukan pemeriksaan \n Orangtua diharapkan tenang dan bersikap positif saat anak dilakukan pemeriksaan. Perasaan orangtua sangat berikatan dengan anak. Jika orangtua merasa takut dan cemas saat anak dilakukan pemeriksaan, anakpun akan merasakan hal yang sama. Sebaliknya, jika orangtua tenang dan bersikap positif anakpun akan merasakan hal yang sama sehingga anak menjadi lebih kooperatif untuk dilakukan pemeriksaan. \n \n \n Berikan “reward” kepada anak \n Reward yang diberikan tidak selalu berupa barang, bisa berupa makanan kesukaan anak, mengizinkan anak untuk bermain lebih lama ataupun pujian kepada anak. Hal ini akan membuat anak akan semakin terdorong untuk berani ke dokter gigi. \n \n \n\n Sahabat Hermina demikian beberapa tips yang dapat dilakukan untuk mempersiapkan anak melakukan pemeriksaan ke dokter gigi. Yuk, periksakan gigi anak sejak dini! \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Periuk Tangerang<\/a><\/li>
- 27 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Neuropati Diabetik atau Penyakit Saraf pada Tubuh<\/a><\/h3>
Neuropati atau dikenal dengan penyakit saraf pada tubuh yang menimbulkan gejala gangguan seperti kesemutan, kebas, nyeri seperti terbakar, nyeri seperti tertusuk, sensitif bila disentuh, gangguan koordinasi, lemah otot dan gangguan buang air kecil. \n\n Neuropati ini bisa terjadi di bagian tubuh mana pun, namun penyebab neuropati ini tergantung pada jenis dan lokasi saraf yang terganggu, yaitu: \n\n \n \n Metabolik: Diabetes, Defisiensi Vitamin B1 atau B12, gangguan ginjal \n \n \n Infeksi pada virus atau bakteri: Penyakit HIV, CMV, Lepra \n \n \n Saraf terjepit pada tangan: Seperti Carpal Tunnel Syndrome (CTS) atau Sindrom Lorong Kapal \n \n \n Keracunan: Alkohol \n \n \n Efek samping obat: Isoniazid \n \n \n Peradangan saraf: Guillain Barre Syndrome (GBS) \n \n \n\n Jenis neuropati yang sering terjadi yaitu neuropati diabetik, yang merupakan gangguan saraf yang terjadi akibat diabetes dengan ditandai kesemutan, nyeri atau mati rasa. \n\n Penyebab neuropati diabetik ini yaitu kadar gula darah tinggi yang tidak terkontrol, seiring waktu kondisi ini akan merusak saraf dan mengganggu fungsi atau kemampuan tubuh untuk mengirimkan sinyal. \n\n Penyakit ini beresiko pada orang yang memiliki penyakit diabetes gestasional saat hamil, orang yang memiliki diabetes dengan masalah pada ginjal, orang berpenyakit diabetes yang tetap merokok, dan memiliki berat badan yang tidak ideal, orang penyakit diabates yang tidak mengontrol kadar gula darah dalam tubuhnya dengan baik, seperti pola makan yang buruk atau tidak mengikuti pengobatan sesuai anjuran dokter. \n\n Pencegahan neuropati diabetik ini sangat penting karena mengelola glukosa darah, dan kadar kolestrol. Jika kamu memiliki penyakit ini perlu mengambil langkah-langkah untuk membantu mencegah kerusakan saraf terkait diabetes: \n\n \n \n Berhenti merokok \n \n \n Mengikuti pola makan sehat yang dianjurkan \n \n \n Aktif secara fisik \n \n \n Membatasi konsumsi minuman beralkohol \n \n \n Minum obat diabetes dan obat lain yang diresepkan dokter \n \n \n\n Perlu mengelola kondisi diabetes dengan cara mengelola glukosa darah, tekanan darah, kadar kolestrol, dan berat badan agar kerusakan saraf tidak bertambah parah. \n\n Perawatan kaki juga penting untuk semua diabetes, terutama bagi penderita neuropati diabetik, seperti; bersihkan kaki setiap hari, berikan pelembab/lotion (body lotion) pada daerah kaki yang kering, gunting kuku kaki lurus mengikuti berbentuk normal jari-jari kaki, pakai alas kaki, gunakan sepatu atau sandal yang baik, periksa sepatu sebelum dipakai, bila ada luka kecil obati luka dan tutup dengan kain atau kasa yang bersih, periksa apakah ada tanda-tanda radang. \n\n Sahabat hermina, jika butuh informasi lebih detail untuk pencegahan penyakit ini bisa dikonsultasikan ke dokter spesialis saraf/neurologi di rumah sakit hermina periuk tangerang. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Periuk Tangerang<\/a><\/li>
- 23 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
Kenali dan Waspada Pecah Pembuluh Darah pada Otak <\/a><\/h3>
Berkaca dari kasus Indra Bekti yang mengalami pendarahan otak saat beraktivitas, maka kita perlu melihat apa penyebab dari pendarahan otak tersebut sehingga kita bisa menghindarinya. Penyebab tersering adalah stroke karena hipertensi yang tidak terkontrol dengan baik. Tekanan yang tinggi di pembuluh darah darah otak menyebabkan pembuluh darah pecah sehingga terjadi pendarahan otak. Penyebab lain adalah kelainan pembuluh darah otak berupa aneurisma atau AVM (arteriovenous malformation). Aneurisma otak adalah suatu kelainan pembuluh darah dimana pembuluh darah tipis dan membentuk balon sehingga dengan tekanan yang sedikit saja maka pembuluh darah otak dapat pecah. Aneurisma bisa fatal, yaitu dapat mengakibatkan pendarahan pada bagian otak (subarachnoid) dan kerusakan otak. Masih banyak orang awam yang masih belum memahami mengenai aneurisma, aneurisma otak yang masih berukuran kecil dan belum pecah sering kali tidak menimbulkan gejala namun jika sudah membesar akan menimbulkan gejala seperti nyeri sekitar mata, mati rasa di salah satu sisi atau sekitar wajah, sakit kepala dan pusing, susah berbicara, susah berkonsentrasi, daya ingat menurun, penglihatan terganggu, keseimbangan terganggu. \n\n Sedangkan AVM adalah hubungan abnormal antara arteri dan vena di otak. Gejalanya bervariasi, mulai dari tidak ada gejala, nyeri kepala, bahkan kejang. Pembuluh darah abnormal ini terjadi darah yang mengalir dari arteri ke vena tidak melalui pembuluh darah kapiler, artinya pada kondisi ini darah mengalir tidak melalui jalur yang normal. \n\n Apabila AVM terjadi di otak ada beberapa gejala yang muncul seperti kejang, sakit kepala, mual dan muntah, masalah dengan ucapan dan pemahaman bahasa, hilang ingatan, kebingungan atau linglung, masalah penglihatan. Sampai saat ini penyebab AVM dari para ahli belum diketahui namun beberapa ada yang berpendapat dari faktor genetik mungkin berperan dalam membentuk pembuluh darah abnormal, sebagian besar jenis AVM bersifat genetik. \n\n Maka penting untuk memeriksakan diri ke dokter spesialis saraf di RS Hermina Periuk Tangerang, jika mengalami nyeri kepala kronis (berbulan-bulan) atau kejang atau kelemahan sesisi tubuh sehingga bisa dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan CT scan otak bila diperlukan. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Periuk Tangerang<\/a><\/li>
- 16 Januari 2023<\/li><\/ul><\/div>
Deteksi Dini dan Intervensi Gangguan Tumbuh Kembang Anak <\/a><\/h3>
\n\n Sahabat Hermina deteksi dini dan intervensi gangguan tumbuh kembang anak yaitu merupakan pemeriksaan secara dini dengan menemukan penyimpangan pada tumbuh kembang anak. Pentingnya untuk orangtua agar dapat mengetahui anaknya bertumbuh kembang secara optimal, orangtua perlu mengawal anak-anak untuk tumbuh kembangnya karena orangtua merupakan faktor yang penting, harus sigap dan peduli terhadap kehidupan anaknya di awal pertumbuhannya. \n\n Memasuki usia 3 bulan bayi akan menunjukkan kekuatan lehernya yang sudah mulai terbentuk, di usia ini bayi sudah bisa mengangkat kepala, sudah bisa menggenggam benda, sudah bisa melihat ibunya tersenyum, sudah bisa mengucapkan kata pertamanya, sudah bisa meniru dan tertawa meniru ekspresi ibunya. Berikut penjelasan dari segi pertumbuhan, perkembangan dan beberapa gangguan apa saja yang ditemukan, agar orangtua dapat cepat intervensi atau menentukan tindakan terapi untuk anaknya. \n\n Pertumbuhan : bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. \n\n Perkembangan : bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara, dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. \n\n Beberapa gangguan tumbuh kembang yang sering ditemukan : \n\n 1. Gangguan bicara dan bahasa \n\n 2. Perawakan pendek \n\n 3. Gangguan autisme \n\n 4. Retardasi mental \n\n 5. Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH) \n\n Deteksi dini gangguan pertumbuhan : \n\n 1. Pemantauan pertumbuhan (berat badan, panjang/tinggi badan, lingkar kepala) \n\n 2. Penentuan status gizi anak \n\n Deteksi dini gangguan perkembangan : \n\n 1. Skrining pemeriksaan perkembangan anak \n\n 2. Tes daya dengar \n\n 3. Tes daya lihat \n\n 4. Deteksi dini penyimpangan perilaku emosional \n\n 5. Deteksi dini autis pada anak prasekolah \n\n 6. Deteksi dini hiperaktivitas pada anak \n\n Intervensi dini gangguan perkembangan : stimulasi perkembangan terarah yang dilakukan secara intensif selama 2 minggu dan diikuti dengan evaluasi hasil intervensi stimulasi perkembangan. \n\n Orang tua dan keluarga diberi petunjuk untuk melakukan intervensi sesuai dengan masalah atau penyimpangan yang ditemukan pada anaknya. \n\n Bila gangguan perkembangan tidak tertangani, maka perlu intervensi oleh tenaga kesehatan yang terkait dengan tumbuh kembang anak. Segeralah konsultasikan ke dokter Spesialis Anak di Rumah Sakit Hermina Periuk Tangerang. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/a><\/span>");
- 16 Januari 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 23 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 27 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 28 April 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 30 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 30 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 12 Juli 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 14 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 30 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 30 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 27 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 30 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>