- Hermina Mutiara Bunda Salatiga<\/a><\/li>
- 13 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Kanker pada Anak: Tanda, Penanganan, dan Harapan<\/a><\/h3>
Kanker pada anak merupakan momok yang menakutkan bagi setiap orangtua. Meskipun kasusnya relatif jarang, dampaknya sangat besar terhadap keluarga dan anak yang terkena. Pemahaman akan gejala, penanganan, dan harapan sembuh dapat menjadi kunci dalam menghadapi tantangan kanker pada anak. \n\n Beberapa jenis kanker anak yang umum meliputi leukemia, tumor otak, tumor neuroblastoma, dan limfoma. Meskipun jarang, kanker pada anak dapat tumbuh dan menyebar dengan cepat, mengancam kesehatan dan kehidupan si kecil. \n\n \nGejala kanker pada anak bervariasi tergantung pada jenisnya. Beberapa tanda yang perlu diwaspadai meliputi: \n\n 1. Perut yang membuncit: Pembengkakan perut tanpa sebab yang jelas. \n2. Nyeri pada tangan dan tulang: Nyeri tanpa riwayat trauma atau infeksi. \n3. Sakit kepala yang menetap: Kondisi ini memerlukan perhatian khusus. \n4. Penurunan berat badan: Berat badan anak turun tanpa alasan yang jelas. \n5. Demam tanpa sebab: Demam yang tidak diketahui penyebabnya. \n6. Batuk menetap: Batuk yang tidak membaik atau terus berlanjut. \n7. Berkeringat malam hari: Keringat berlebih saat malam hari. \n8. Benjolan tanpa rasa nyeri: Pembengkakan yang tidak disertai rasa sakit. \n\n \nDalam kategori kanker anak, enam jenis kanker rentan menyerang anak di bawah usia 18 tahun, yaitu leukemia, retinoblastoma, osteosarkoma, limfoma maligna, karsinoma nasofaring, dan neuroblastoma. \n\n Tanda dan Gejala Tiap Jenis Kanker : \n\n 1. Leukimia: Anak rewel, pucat, demam, pendarahan kulit, dan pembesaran organ. \n2. Retinoblastoma: Mata berwarna putih, mata kucing, dan penglihatan buram. \n3. Osteosarkoma: Nyeri tulang, kemerahan, pembengkakan, dan patah tulang. \n4. Limfoma Maligna: Pembengkakan kelenjar getah bening, demam, dan penurunan berat badan. \n5. Karsinoma Nasofaring: Pilek, ingus berdarah, telinga berdengung, dan hidung tersumbat. \n6. Neuroblastoma: Pendarahan di sekitar mata, nyeri tulang, mata menonjol, dan gangguan pada fungsi tubuh. \n\n Pencegahan Kanker Melalui CERDIK : \n\n Sampai saat ini, faktor risiko dan penyebab kanker pada anak belum sepenuhnya jelas. Namun, para orangtua dapat mengambil langkah preventif dengan menerapkan perilaku CERDIK: \n\n \n Cek kesehatan secara berkala: Deteksi dini dapat meningkatkan kesempatan penyembuhan. \n Enyahkan asap rokok: Hindari paparan asap rokok yang berbahaya. \n Rajin aktivitas fisik: Penuhi kebutuhan tubuh akan aktivitas fisik. \n Diet sehat dan seimbang: Konsumsi makanan bergizi untuk mendukung pertumbuhan. \n Istirahat cukup: Jaga keseimbangan antara aktivitas dan istirahat. \n Kelola stres: Kurangi stres dengan cara yang sehat. \n \n\n Meskipun kanker pada anak merupakan kenyataan yang sulit, dengan deteksi dini, pengobatan yang tepat, dan penerapan gaya hidup sehat, harapan untuk kesembuhan semakin besar. Orangtua memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan anak dan memberikan dukungan selama proses pengobatan. Semoga dengan kesadaran dan pengetahuan, kita dapat melawan kanker pada anak dan memberikan mereka harapan untuk masa depan yang lebih baik. \n\n \nSumber :https://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/pusat-/kenali-gejala-dini-kanker-pada-anak \nhttps://ayosehat.kemkes.go.id/mengenal-gejala-dini-penyakit-kanker-pada-anak \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Tangkuban Perahu<\/a><\/li>
- 12 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Waspada Stroke Usia Muda<\/a><\/h3>
Apa itu Stroke? \n\n Suatu keadaan dimana ditemukan tanda-tanda klinis yang berkembang cepat berupa defisit neurologis fokal atau global, yang dapat memberat dan berlangsung selama 24 jam atau lebih dan atau dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler \n\n STROKE terjadi karena otak tidak mendapat pasokan darah yang membawa oksigen sehingga sel-selnya mati \n\n Seberapa Sering Kasus Stroke? \n\n Untuk diketahui bersama stroke merupakan penyebab disabilitas nomor satu dan penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung. “Di Indonesia, stroke menjadi penyebab kematian utama. Berdasarkan hasil Riskesdas 2018, prevalensi stroke di Indonesia meningkat dari 7 per 1000 penduduk pada tahun 2013, menjadi 10,9 per 1000 penduduk pada tahun 2018. Dari sisi pembiayaan, stroke menjadi salah satu penyakit katastropik dengan pembiayaan terbesar ketiga setelah penyakit jantung dan kanker, yaitu 3.23 triliun rupiah pada tahun 2022. Jumlah ini meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2021 yaitu sebesar 1,91 triliun.” Ungkap Dirjen Yankes dalam acara World Stroke Day 2023. \n\n Seberapa Sering Kasus Stroke? \n\n Penyebab utama disabilitas di seluruh dunia, Penyebab kematian kedua di seluruh dunia, Kejadian stroke meningkat 50 % dalam 17 tahun terakhir \n\n Stroke di Usia Muda \n\n Dari tahun ke tahun, angka penderita stroke usia muda semakin meningkat, 10 - 15% stroke terjadi pada usia 18-50 tahun. \n\n Apa Saja Jenis Stroke? \n\n Stroke Sumbatan dalah jenis stroke yang terjadi saat aliran darah pada pembuluh arteri dalam otak mengalami penyumbatan. Penyumbatan pada kondisi ini dapat disebabkan oleh adanya pembentukan gumpalan darah pada pembuluh darah organ lain tubuh. \n\n Stroke Perdarahan adalah kondisi yang disebabkan pecahnya pembuluh darah di otak. Penyakit ini sangat berbahaya karena dapat mengancam fungsi otak akibat berhentinya aliran oksigen ke otak. Penyakit stroke hemoragik termasuk ke dalam kondisi darurat yang memerlukan perawatan medis dengan segera. \n\n Berikut adalah penjelasan mengenai apa itu stroke. Penting untuk diingat, semua jenis stroke tidak bisa diremehkan begitu saja. Sehingga, apabila Anda atau kerabat memiliki keluhan yang mengarah pada gejala stroke, segera kunjungi Fasilitas Kesehatan terdekat untuk memperoleh penanganan lebih lanjut dari dokter spesialis. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kemayoran<\/a><\/li>
- 12 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Efek Olahraga untuk Meningkatkan Kesehatan Kardiovaskular<\/a><\/h3>
Olahraga teratur bukan sekadar upaya untuk menurunkan berat badan atau meningkatkan suasana hati, tetapi juga merupakan langkah kunci untuk memelihara kesehatan jantung secara optimal. Artikel ini akan menyelami tujuh alasan mengapa latihan kardiovaskular harus menjadi bagian integral dari rutinitas olahraga setiap individu. \n\n 1. Menurunkan Tekanan Darah: \n\n Jantung yang sehat berperan penting dalam memompa darah secara efisien, mengurangi tekanan pada jantung dan arteri. Olahraga kardiovaskular secara teratur membantu menurunkan tekanan darah, bahkan dapat mencegah peningkatan tekanan darah seiring bertambahnya usia. Ini bukan hanya penting untuk individu dengan tekanan darah tinggi, tetapi juga sebagai langkah pencegahan bagi yang tidak memiliki masalah tekanan darah. \n\n 2. Meningkatkan Aliran Darah: \n\n Aktivitas fisik yang melibatkan kardio meningkatkan aliran darah di pembuluh darah kecil, mencegah penumpukan lemak yang dapat menyebabkan serangan jantung. Lebih lanjut, olahraga membantu membentuk lebih banyak hubungan fisik antar pembuluh darah, memastikan bahwa darah mengalir lebih lancar, mengoptimalkan kesehatan jantung. \n\n 3. Mengurangi Risiko Penyakit Jantung, Stroke, dan Diabetes: \n\n Penelitian menegaskan bahwa olahraga teratur dapat menurunkan risiko penyakit jantung koroner, stroke, dan diabetes. Orang yang berolahraga aktif secara konsisten memiliki risiko yang lebih rendah. Latihan juga berkontribusi pada pemeliharaan kadar gula darah dalam rentang yang sehat, melindungi tubuh dari risiko pradiabetes dan diabetes tipe 2. \n\n 4. Promosi Kebiasaan Sehat Jantung Lainnya: \n\n Olahraga teratur bukan hanya tentang jantung, tetapi juga merangsang kebiasaan hidup sehat secara menyeluruh. Ini termasuk menjaga berat badan ideal, membuat pilihan nutrisi yang baik, serta mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati. Keseluruhan dampaknya memberikan manfaat holistik pada kesehatan dan kesejahteraan seseorang. \n\n 5. Rekomendasi untuk Olahraga Teratur: \n\n Untuk memperoleh manfaat optimal, disarankan melakukan olahraga ringan seperti berjalan kaki setidaknya 30 menit selama 5 hari dalam seminggu. Pilihan alternatif termasuk berlari atau bersepeda selama minimal 30 menit setidaknya 3 hari seminggu. Konsistensi dalam aktivitas fisik ini penting untuk menjaga kesehatan jantung. \n\n Efek Jangka Pendek Olahraga pada Sistem Kardiovaskular: \n\n \n Kontraksi jantung yang lebih cepat dan kuat menghasilkan peningkatan denyut jantung dan sirkulasi darah yang lebih efisien. \n \n\n Efek Jangka Panjang Latihan pada Sistem Kardiovaskular: \n\n \n Dalam waktu dua minggu hingga empat minggu, jantung dan paru-paru menjadi lebih efisien. \n Denyut jantung istirahat menurun, mengurangi beban pada jantung. \n Kemampuan pernapasan meningkat, menurunkan risiko penyakit jantung. \n \n\n Olahraga teratur adalah investasi dalam kesehatan jantung dan kesejahteraan secara keseluruhan. Sebelum memulai rutinitas olahraga baru, konsultasikan dengan dokter, terutama jika ada masalah kesehatan tertentu. Dengan komitmen pada aktivitas fisik yang teratur, Anda dapat memastikan bahwa jantung Anda tetap sehat dan berfungsi secara optimal. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Medan<\/a><\/li>
- 12 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Stunting, Penyebab dan Cara Pencegahan pada Anak<\/a><\/h3>
Stunting yaitu masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu yang panjang sehingga berakibat terganggunya pertumbuhan pada anak. Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya. Tidak jarang masyarakat menganggap kondisi tubuh pendek merupakan faktor genetika dan tidak ada kaitannya dengan masalah kesehatan. Faktanya, faktor genetika memiliki pengaruh kecil terhadap kondisi kesehatan seseorang dibandingkan dengan faktor lingkungan dan pelayanan kesehatan. Biasanya, stunting mulai terjadi saat anak masih berada dalam kandungan dan terlihat saat mereka memasuki usia dua tahun. Stunting memiliki gejala-gejala yang bisa Anda kenali, misalnya: \n\n \n\n \n Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya \n Pertumbuhan tubuh dan gigi yang terlambat \n Memiliki kemampuan fokus dan memori belajar yang buruk \n Pubertas yang lambat \n Saat menginjak usia 8-10 tahun, anak cenderung lebih pendiam dan tidak banyak melakukan kontak mata dengan orang sekitarnya \n Berat badan lebih ringan untuk anak seusianya \n \n\n Pihak Kementrian Kesehatan menegaskan bahwa stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas masyarakat Indonesia. Bukan hanya mengganggu pertumbuhan fisik, anak-anak juga mengalami gangguan perkembangan otak yang akan memengaruhi kemampuan dan prestasi mereka. Selain itu, anak yang menderita stunting akan memiliki riwayat kesehatan buruk karena daya tahan tubuh yang juga buruk. Stunting juga bisa menurun ke generasi berikutnya bila tidak ditangani dengan serius. \n\n \n\n Mengingat stunting adalah salah satu masalah kesehatan yang cukup membahayakan, memahami faktor penyebab stunting sangat penting untuk dilakukan. Dengan begitu, Anda bisa melakukan langkah-langkah preventif untuk menghindarinya. \n\n \n\n Berikut ini beberapa faktor penyebab stunting yang perlu Anda ketahui: \n\n \n\n 1. Kurang Gizi dalam Waktu Lama \nTanpa disadari, penyebab stunting pada dasarnya sudah bisa terjadi sejak anak berada di dalam kandungan. Sebab, sejak di dalam kandungan, anak bisa jadi mengalami masalah kurang gizi. Penyebabnya, adalah karena sang ibu tidak memiliki akses terhadap makanan sehat dan bergizi seperti makanan berprotein tinggi, sehingga menyebabkan buah hatinya turut kekurangan nutrisi. Selain itu, rendahnya asupan vitamin dan mineral yang dikonsumsi ibu juga bisa ikut memengaruhi kondisi malnutrisi janin. Kekurangan gizi sejak dalam kandungan inilah yang juga bisa menjadi penyebab terbesar kondisi stunting pada anak. \n\n 2. Pola Asuh Kurang Efektif \nPola asuh yang kurang efektif juga menjadi salah satu penyebab stunting pada anak. Pola asuh di sini berkaitan dengan perilaku dan praktik pemberian makanan kepada anak. Bila orang tua tidak memberikan asupan gizi yang baik, maka anak bisa mengalami stunting. Selain itu, faktor ibu yang masa remaja dan kehamilannya kurang nutrisi serta masa laktasi yang kurang baik juga dapat memengaruhi pertumbuhan dan otak anak. \n\n 3. Pola Makan \nRendahnya akses terhadap makanan dengan nilai gizi tinggi serta menu makanan yang tidak seimbang dapat memengaruhi pertumbuhan anak dan meningkatkan risiko stunting. Hal ini dikarenakan ibu kurang mengerti tentang konsep gizi sebelum, saat, dan setelah melahirkan. \n\n 4. Tidak Melakukan Perawatan Pasca Melahirkan \nSetelah bayi lahir, sebaiknya ibu dan bayi menerima perawatan pasca melahirkan. Sangat dianjurkan juga bagi bayi untuk langsung menerima asupan ASI agar dapat memperkuat sistem imunitasnya. Perawatan pasca melahirkan dianggap perlu untuk mendeteksi gangguan yang mungkin dialami ibu dan anak pasca persalinan. \n\n 5. Gangguan Mental dan Hipertensi Pada Ibu \nPola asuh yang kurang efektif juga menjadi salah satu penyebab stunting pada anak. Pola asuh di sini berkaitan dengan perilaku dan praktik pemberian makanan kepada anak. Bila orang tua tidak memberikan asupan gizi yang baik, maka anak bisa mengalami stunting. Selain itu, faktor ibu yang masa remaja dan kehamilannya kurang nutrisi serta masa laktasi yang kurang baik juga dapat memengaruhi pertumbuhan dan otak anak. \n\n 6. Sakit Infeksi yang Berulang \nSakit infeksi yang berulang pada anak disebabkan oleh sistem imunitas tubuh yang tidak bekerja secara maksimal. Saat imunitas tubuh anak tidak berfungsi baik, maka risiko terkena berbagai jenis gangguan kesehatan, termasuk stunting, menjadi lebih tinggi. Karena stunting adalah penyakit yang rentan menyerang anak, ada baiknya Anda selalu memastikan imunitas buah hati terjaga sehingga terhindar dari infeksi. \n\n 7. Faktor Sanitasi \nSanitasi yang buruk serta keterbatasan akses pada air bersih akan mempertinggi risiko stunting pada anak. Bila anak tumbuh di lingkungan dengan sanitasi dan kondisi air yang tidak layak, hal ini dapat memengaruhi pertumbuhannya. Rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan juga merupakan salah satu faktor penyebab stunting. \n\n \n\n Bagaimana Cara Mencegah Stunting? \n\n 1.Pemeriksaan Rutin \nSelama masa kehamilan, ibu perlu melakukan check up atau pemeriksaan rutin untuk memastikan berat badan sesuai dengan usia kehamilan. Ibu hamil juga tidak boleh mengalami anemia atau kekurangan darah karena akan memengaruhi janin dalam kandungan. Kontrol tekanan darah ini bisa dilakukan saat check up rutin. \n\n 2. Pahami Konsep Gizi \nPastikan Anda mendapatkan asupan gizi yang cukup setiap hari, terlebih saat masa kehamilan. Pahami konsep gizi dengan baik dan terapkan dalam pola asuh anak. \n\n 3.Pilihan Menu Beragam \nUpayakan untuk selalu memberi menu makanan yang beragam untuk anak. Jangan lupakan faktor gizi dan nutrisi yang dibutuhkan mereka setiap harinya. Saat masa kehamilan dan setelahnya, ibu pun perlu mendapatkan gizi yang baik dan seimbang agar dapat menghindari masalah stunting. \n\n 4.Konsumsi Asam Folat \nAsam folat berperan penting untuk mendukung perkembangan otak dan sumsum tulang belakang bayi. Zat ini juga dapat mengurangi risiko gangguan kehamilan hingga 72%. Dengan asupan asam folat, kegagalan perkembangan organ bayi selama masa kehamilan juga bisa dicegah. \n\n 5.Tingkatkan Kebersihan \nSakit infeksi yang berulang pada anak disebabkan oleh sistem imunitas tubuh yang tidak bekerja secara maksimal. Saat imunitas tubuh anak tidak berfungsi baik, maka risiko terkena berbagai jenis gangguan kesehatan, termasuk stunting, menjadi lebih tinggi. Karena stunting adalah penyakit yang rentan menyerang anak, ada baiknya Anda selalu memastikan imunitas buah hati terjaga sehingga terhindar dari infeksi. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mutiara Bunda Salatiga<\/a><\/li>
- 12 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Fakta tentang Kanker yang Perlu Anda Ketahui<\/a><\/h3>
Halo Sahabat Hermina, \nKanker merupakan salah satu penyakit yang menjadi momok menakutkan bagi banyak orang. Meskipun sudah banyak informasi yang tersedia, masih ada beberapa fakta yang perlu kita ketahui agar dapat lebih memahami dan menghadapi kanker dengan bijak. Berikut adalah beberapa fakta penting tentang kanker yang perlu Anda ketahui: \n\n 1. Kanker Bisa Menyerang Siapa Saja \nKanker tidak memandang usia, jenis kelamin, atau latar belakang sosial. Baik anak-anak, remaja, maupun orang dewasa, semua berisiko terkena kanker. Oleh karena itu, penting untuk tetap menjalani gaya hidup sehat dan melakukan deteksi dini secara berkala. \n\n 2.Deteksi Dini \nDeteksi dini memiliki peran krusial dalam menangni kanker. Semakin cepat kanker terdeteksi, semakin besar peluang untuk menyembuhkan penyakit tersebut. Pemeriksaan rutin dan pengetahuan tentang gejala kanker masing-masing jenis sangat penting untuk mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini. \n\n 3. Kanker Bisa Dicegah \nBeberapa jenis kanker dapat dicegah dengan mengadopsi gaya hidup sehat. Merokok, konsumsi alkohol berlebihan, paparan sinar matahari berlebihan, dan pola makan tidak sehat dapat meningkatkan risiko kanker. Mengubah kebiasaan-kebiasaan ini dapat membantu mengurangi risiko terkena kanker. \n\n 4. Kanker Bukan Hukuman atau Kutukan \nTerlepas dari stigma dan mitos seputar kanker, penting untuk diingat bahwa kanker bukanlah hukuman atau kutukan. Faktor genetik, lingkungan, dan gaya hidup dapat memengaruhi risiko kanker seseorang. Dukungan sosial dan konseling psikologis sangat penting bagi penderita kanker dan keluarganya. \n\n 5. Setiap Jenis Kanker Unik \nAda berbagai jenis kanker, dan setiap jenis memiliki karakteristik dan cara penanganan yang berbeda. Pengetahuan tentang jenis kanker tertentu, termasuk gejala, metode deteksi, dan opsi pengobatan, sangat penting. Konsultasi dengan ahli onkologi akan memberikan pemahaman yang lebih baik. \n\n 6. Terapi Kanker Bisa Menyebabkan Efek Samping \nMeskipun terapi kanker memiliki tujuan untuk menyembuhkan atau mengendalikan pertumbuhan sel kanker, banyak dari mereka menyebabkan efek samping. Ini termasuk kelelahan, mual, penurunan berat badan, dan kehilangan rambut. Pemahaman dan dukungan selama proses pengobatan sangat penting bagi penderita kanker. \n\n 7. Kanker Bisa Kambuh \nBeberapa jenis kanker memiliki potensi untuk kambuh setelah pengobatan. Pemantauan rutin dan perawatan lanjutan mungkin diperlukan untuk mencegah kambuhnya kanker. Dukungan keluarga, gaya hidup sehat, dan pemantauan teratur bersama tim medis dapat membantu meminimalkan risiko kambuh. \n\n Mempelajari fakta-fakta tentang kanker adalah langkah penting dalam upaya pencegahan dan pengelolaan penyakit ini. Edukasi yang baik, deteksi dini, dan dukungan sosial dapat memainkan peran besar dalam memberikan harapan dan kualitas hidup yang lebih baik bagi mereka yang terkena dampak kanker. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk informasi lebih lanjut dan dukungan yang dibutuhkan. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pekanbaru<\/a><\/li>
- 12 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Polio : Masih Menantang Meskipun Sudah Dikendalikan<\/a><\/h3>
Polio, atau poliomielitis, adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus polio. Meskipun telah dikendalikan secara signifikan melalui vaksinasi, polio masih menjadi masalah kesehatan global terutama di beberapa wilayah yang kurang berkembang. Artikel ini akan membahas tentang penyebab, gejala, upaya pengendalian, serta tantangan yang masih dihadapi dalam upaya eradicating polio. \n\n Penyebab dan Penularan \n\n Virus polio menyebar melalui kontak langsung dengan feses orang yang terinfeksi atau melalui tetesan kecil yang keluar dari hidung atau mulut mereka. Umumnya menyerang sistem saraf dan menyebabkan kelumpuhan, polio terutama memengaruhi anak-anak di bawah usia lima tahun. Meskipun tidak semua orang yang terinfeksi akan menunjukkan gejala, mereka yang mengalami gejala bisa mengalami kelumpuhan otot permanen, terutama di kaki dan tungkai. \n\n Gejala Polio \n\n Gejala polio bervariasi dari ringan hingga parah. Beberapa orang yang terinfeksi mungkin hanya mengalami flu ringan, sementara yang lain dapat mengalami kelumpuhan permanen. Gejala umum termasuk demam, sakit kepala, muntah, kelelahan, serta kaku atau nyeri otot. Dalam beberapa kasus yang parah, virus polio dapat merusak sel-sel saraf di sumsum tulang belakang dan otak, menyebabkan kelumpuhan permanen. \n\n Upaya Pengendalian Polio \n\n Upaya pengendalian polio difokuskan pada vaksinasi massal. Vaksin polio, yang pertama kali dikembangkan oleh Jonas Salk pada tahun 1955, telah berhasil mengurangi jumlah kasus polio secara dramatis di seluruh dunia. Program vaksinasi massal, terutama yang dilakukan oleh organisasi kesehatan global seperti WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) dan UNICEF (Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa), telah memainkan peran besar dalam mengurangi penyebaran virus ini. \n\n Tantangan dalam Eradikasi Polio \n\n Meskipun ada kemajuan besar dalam upaya eradicating polio, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi. Di beberapa wilayah yang terisolasi atau terpengaruh konflik, sulit untuk mencapai populasi target dengan vaksinasi. Selain itu, beberapa komunitas mungkin menolak vaksinasi karena alasan budaya atau ketidakpercayaan terhadap vaksin. Oleh karena itu, perlu terus dilakukan upaya edukasi dan advokasi untuk meyakinkan masyarakat akan pentingnya vaksinasi. \n\n \n Polio adalah penyakit menular yang dapat dicegah melalui vaksinasi. Meskipun telah terjadi kemajuan dalam pengendalian penyakit ini, tantangan masih ada, terutama dalam mencapai wilayah-wilayah yang sulit dijangkau dan mengatasi ketidakpercayaan terhadap vaksin. Upaya kolaboratif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, organisasi kesehatan, dan masyarakat, tetap diperlukan untuk mencapai tujuan akhir eradicating polio secara global. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 07 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Waspada! Infeksi Gigi dapat Menyebabkan Kematian<\/a><\/h3>
Halo Sahabat Hermina, Bulan Agustus tahun lalu, media sosial X dan Tiktok sempat dihebohkan dengan postingan viral tentang seorang pasien yang meninggal dunia akibat infeksi gigi setelah menjalani perawatan intensif di ICU selama 28 hari. Oleh akun @TrinityTraveler diceritakan, awalnya teman pengunggah (pasien) mengeluhkan nyeri pada gigi berlubang, kemudian muncul bengkak pada pipi yang meluas hingga ke leher dan dada. Pasien tersebut kemudian didiagnosis menderita penyakit Descending Necrotizing Medistinitis (DNM). Bagaimana penjelasan medis tentang penyakit ini? berikut pembahasannya. \n\n \n\n Infeksi gigi atau biasa disebut sebagai infeksi odontogenik merupakan suatu infeksi akibat bakteri yang menyebabkan terbentuknya kantung nanah (abses) di sekitar gigi. Infeksi odontogenik paling sering terjadi akibat gigi berlubang, penyakit periodontal (penyakit pada gusi dan tulang penyangga gigi), dan gigi yang tumbuh miring (impaksi). Pada gigi yang berlubang, bakteri dapat masuk hingga ke bawah akar gigi dan berkolonisasi hingga menyebabkan terbentuknya abses. Abses yang awalnya berukuran kecil, secara perlahan dapat membesar dan menyebabkan pembengkakan pada pipi dan leher. Selain itu, abses juga dapat menyebar turun hingga ke rongga dada dan menyebabkan Descending Necrotizing Mediastinitis (DNM). \n\n DNM merupakan infeksi yang sangat agresif dan mengancam jiwa. Pada DNM, terjadi peradangan masif dan pembusukan jaringan pada rongga dada (mediastinum), dimana daerah ini dekat dengan berbagai organ vital tubuh seperti jantung, paru-paru, pembuluh darah besar, dan juga saraf. Angka kematian akibat DNM dapat dikatakan cukup tinggi yaitu sekitar 40 persen dari seluruh kasus. Selain dari infeksi gigi, DNM juga dapat terjadi akibat infeksi pada area tenggorokan, sinusitis dan infeksi pada tulang servikal. Beberapa gejala DNM antara lain nyeri tenggorokan, sulit menelan, sesak nafas, suara serak, demam dan pembengkakan serta kemerahan pada pipi, leher, hingga dada,. Perawatan DNM biasanya dilakukan melalui tindakan bedah dengan membersihkan nanah yang berkumpul mulai dari rongga mulut, leher dan rongga dada. Selain itu, biasanya dilakukan pula pencabutan gigi untuk menghilangkan sumber infeksi. Pasien dengan DNM juga biasanya dirawat di ICU karena tindakan bedah yang dilakukan sangat masif dan butuh pemantauan secara intensif. \n\n \n\n Oleh karena DNM merupakan penyakit yang serius dan dapat mengakibatkan kematian, penting kiranya bagi kita untuk lebih aware terhadap penyakit ini. Salah satu cara mencegah terjadinya DNM yang disebabkan oleh infeksi odontogenik adalah dengan rutin menjaga kebersihan gigi dan mulut. Berikut merupakan tips menjaga kebersihan rongga mulut agar dapat terhindar dari DNM : \n\n \n Sikat gigi teratur, minimal 2x sehari pada pagi dan malam hari \n Rutin memeriksakan gigi dan mulut ke Dokter Gigi terdekat, minimal 6 bulan sekali \n Apabila terdapat gigi yang berlubang, tumbuh miring, dan goyang, segera periksakan diri ke Dokter Gigi untuk dilakukan penambalan, scaling atau pencabutan gigi \n Apabila terdapat tanda-tanda infeksi odontogenik seperti bengkak pada pipi, apalagi hingga menyebabkan sesak nafas, sulit menelan dan demam, segera periksakan diri ke Dokter Gigi Spesialis Bedah Mulut dan Maksilofasial di Rumah Sakit Terdekat \n \n\n Demikian penjelasan singkat mengenai infeksi dari gigi yang dapat menyebabkan DNM. Infeksi gigi yang sering diremehkan ternyata dapat menyebabkan komplikasi serius hingga mengakibatkan kematian. Jadi, mulai sekarang, mari cek rutin kondisi gigi dan mulut ke Dokter Gigi, agar gigi dan mulut sehat serta terhindar dari komplikasi penyakit yang lebih serius. \n\n \n\n Drg. Arbi Wijaya, Sp.BMM \n\n Dokter Spesialis Bedah Mulut dan Maksilofasial RS Hermina Mekarsari \n\n Staf Pengajar Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial FKG UI \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Podomoro<\/a><\/li>
- 05 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Buang Air Kecil Sedikit Tapi Sering, Kenali 5 Penyakit Ini<\/a><\/h3>
Buang air kecil sedikit tapi sering merupakan gejala yang sering kali diabaikan, namun bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang serius. Banyak orang menganggap hal ini sebagai gangguan kecil atau bahkan normal, tetapi sebenarnya itu bisa menjadi petunjuk dari kondisi medis yang memerlukan perhatian segera. \n\n Penyebab Buang Air Kecil Sedikit Tapi Sering \n\n Ada beberapa alasan mengapa seseorang mungkin mengalami gejala buang air kecil sedikit-sedikit tapi sering: \n\n \n \n Infeksi Saluran Kemih (ISK): Infeksi pada kandung kemih atau saluran kemih dapat menyebabkan rasa ingin buang air kecil yang konstan dan sering kali disertai dengan sensasi terbakar saat buang air kecil. \n \n \n Diabetes: Diabetes dapat menyebabkan peningkatan produksi urin, sehingga menyebabkan seseorang buang air kecil lebih sering dari biasanya. \n \n \n Batuk Kronis: Batuk kronis bisa menekan kandung kemih dan menyebabkan kebocoran urine atau rasa ingin buang air kecil yang tidak terkendali. \n \n \n Kandung Kemih Hiperaktif: Kandung kemih hiperaktif adalah kondisi di mana kandung kemih tidak bisa mengendalikan keinginan buang air kecil, sehingga seseorang merasa perlu buang air kecil lebih sering. \n \n \n Batu Ginjal: Batu ginjal yang terbentuk di dalam kandung kemih atau saluran kemih dapat mengganggu aliran urine dan menyebabkan rasa ingin buang air kecil yang terus-menerus. \n \n \n\n Pentingnya Berkonsultasi dengan Dokter \n\n \n\n Meskipun gejala buang air kecil sedikit-sedikit tapi sering mungkin terlihat sepele, namun itu bisa menjadi tanda masalah yang serius. Konsultasikan dengan dokter Anda segera jika Anda mengalami gejala ini, terutama jika disertai dengan tanda-tanda lain seperti nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil, demam, atau perubahan warna atau bau urine. \n\n Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk menentukan penyebab yang mendasarinya. Ini mungkin melibatkan tes urin, tes darah, atau pemeriksaan pencitraan seperti USG atau CT scan. Selain itu, ada salah satu pemeriksaan yakni Uroflowmetri yang dapat mengevaluasi pola aliran urine saat seseorang buang air kecil. \n\n \n\n Berdasarkan hasil pemeriksaan, dokter akan memberikan diagnosis yang tepat dan menyarankan pengobatan yang sesuai. \n\n Kesimpulan \n\n Saat mengalami gejala buang air kecil sedikit tapi sering, penting untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis urologi untuk mendapatkan perawatan yang tepat. Di RS Hermina Podomoro, pasien akan menjalani serangkaian pemeriksaan lengkap dan mendapatkan perawatan yang sesuai berdasarkan diagnosis yang ditegakkan oleh tim medis. Dengan demikian, pasien dapat memperoleh perawatan terbaik untuk mengatasi masalah kesehatan mereka. \n\n Kesehatan Anda adalah prioritas utama, dan langkah-langkah ini dapat membantu mencegah kemungkinan komplikasi yang lebih serius di kemudian hari. \n\n \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Yogya<\/a><\/li>
- 05 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Pentingnya Skrining Thalassemia Sebelum Menikah <\/a><\/h3>
Sebelum menikah, ada banyak hal yang harus dipersiapkan oleh calon pengantin. Salah satu yang paling penting adalah skrining kesehatan. \nPara calon pengantin diimbau untuk melakukan skrining penyakit yang mungkin saja bisa diturunkan ke anak mereka nantinya. Skrining penyakit yang sangat disarankan adalah thalasemia. \n\n Thalassemia bisa diturunkan secara genetik bila salah satu pasangan memiliki sifat pembawa thalassemia. Karenanya untuk mencegah thalassemia, sangat penting untuk melakukan skrining thalassemia sebelum menikah untuk mendeteksi pembawa hemoglobinopati. \nThalasemia adalah penyakit keturunan (kelainan genetik) akibat kelainan sel darah merah yang mengharuskan pasien melakukan transfusi darah seumur hidup. Penyakit ini bisa diturunkan dari perkawinan antara dua orang dengan thalasemia dan berbahaya bagi anak. \n\n Pemeriksaan skrining sebelum menikah melibatkan promosi kesehatan dan kesejahteraan kesehatan pasangan dan keturunan. Ini menjadi sangat penting karena dapat mencegah penyebaran penyakit serta faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi risiko kehamilan dan kelahiran. \nSkrining ini dilakukan untuk mengetahui sekaligus menghindari risiko penyakit seperti thalasemia bisa menurun pada anak. Namun, jika sudah melakukan skrining dan didiagnosis thalasemia, bukan berarti tidak bisa menikah. \n\n Apabila sudah mengetahui thalasemia dan tetap ingin menikah tidak apa-apa. Tapi, lebih diperhatikan lagi jika ingin punya anak. Harus didiskusikan dulu dengan pasangan. Jika anak juga didiagnosis thalasemia, anak harus rutin transfusi darah ke rumah sakit dan perawatan lainnya, siap atau tidak. \nSkrining sebelum menikah juga membuat pasangan tahu langkah-langkah tepat yang harus dilakukan bila salah satu diantara mereka membawa sifat thalassemia. Skrining sebelum menikah biasanya akan melakukan beberapa tes. Ini mulai dari kelainan darah genetik umum (misalnya anemia sel sabit, dan thalassemia), termasuk juga risiko penyakit menular, seperti Hepatitis B, Hepatitis C, dan HIV / AIDS). \n\n Berikut ini manfaat dari melakukan pemeriksaan sebelum menikah, termasuk skrining thalassemia, yaitu: \n• Mempromosikan kesadaran tentang konsep pernikahan sehat yang komprehensif \n• Mengurangi tekanan pada institusi kesehatan dan bank darah \n• Menghindari masalah sosial dan psikologis bagi keluarga yang anaknya mengidap penyakit keturunan \n• Mengurangi beban keuangan keluarga dan masyarakat untuk merawat orang yang terluka \n\n \nSegera periksakan kesehatan Anda ke RS Hermina Yogya, setiap pasangan disarankan untuk melakukan pemeriksaan setidaknya tiga bulan sebelum tanggal pernikahan, sehingga pasangan dapat merencanakan hidup mereka lebih baik, karena sertifikat kompatibilitas pranikah hanya berlaku untuk enam bulan. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Arcamanik<\/a><\/li>
- 03 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
6 Pemeriksaan Fisik untuk Skrining Kanker Payudara<\/a><\/h3>
Kanker payudara pada tahap awal tidak menimbulkan gejala. Penderita cenderung datang pada stadium lanjut. Padahal, kanker ini dapat dideteksi secara dini dengan mengenali perubahan-perubahan pada payudara. Deteksi dini dapat dilakukan dengan tiga langkah, yaitu, pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), pemeriksaan fisik payudara (CBE/Clinical Breast Examination), mammografi. \n\n Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), meliputi: \n\n \n Pemeriksaan di depan cermin. Perhatikan kesimetrisan kedua payudara. \n Angkat kedua lengan melewati kepala, perhatikan perubahan bentuk di setiap payudara, pembengkakan, lekukan, atau perubahan di setiap putting. \n Pemeriksaan raba pada posisi berdiri. Pemeriksaan payudara kanan, angkat lengan kanan ke belakang kepala, gunakan jari-jari tangan kiri untuk melakukan pemeriksaan. Lakukan vice-versa/perubahan. \n Periksa seluruh bagian payudara dan ketiak. Gerakkan payudara dengan pola memutar, atas bawah (vertikal) atau “wedge.” Gunakan pola yang mudah dilakukan kemudian lakukan pola yang sama tiap bulan. \n Perlahan-lahan pijat puting susu dan lihat apakah ada darah atau cairan yang keluar. \n Berbaring di atas permukaan yang keras. Letakkan bantal di bawah pundak kanan, Lengan kanan di belakang kepala. Ratakan jari-jari tangan kiri pada payudara kanan, dan tekan secara lembut hingga seluruh bagian payudara, termasuk putting. \n Lakukan hal yang sama pada payudara sebelah kiri. \n \n\n Pemeriksaan fisik payudara (CBE/Clinical Breast Examination) meliputi: \n\n \n Komponen \n \n\n \n Position \n Perimeter \n pattern of search \n palpation \n pressure, practice) \n \n\n \n Infeksi \n \n\n \n Perhatikan adanya massa, perubahan kulit (eritema/bentuk peradangan pada kulit yang terletak pada bagian lapisan lemak kulit, retraksi/peradangan di jaringan payudara, peau d’orange/kulit jeruk) dan perubahan putting susu (discharge +) \n (lengan disamping, diangkat ke atas, tangan di pinggang, membungkuk) \n \n\n \n Palpasi \n \n\n \n Memakai bagian datar telapak tangan dan buku jari proksimal tiga jari tengah. \n Palpasi dapat dilakukan secara metodik dengan pola jari-jari roda (wedge), lingkaran konsentris, maupun vertical. \n \n\n \n Pemeriksaan Aksila \n \n\n Relaksasikan muskulus pektoralis kemudian pemeriksaan aksila kanan (lengan kanan bawah pasien disokong tangan kanan) kemudian ujung jari tangan kiri mulai memeriksa dari bagian bawah aksila kemudian lengan kanan pasien ditarik ke arah medial kemudian gerakkan tangan kiri makin tinggi ke dalam aksila. \n\n \n Pemeriksaan Kompleks Nipple Areoler \n \n\n \n Harus berbaring lurus. \n Inspeksi terhadap adanya retraksi puting susu, fisura deskuamasi/kemerahan, dan inversi. \n Ada tidaknya pengeluaran cairan (letakkan tiap tangan pada kedua sisi puting susu dengan lembut kemudian tekan puting susu itu kemudian perhatikan sifat tiap cairan yang keluar. \n \n\n \n Mammografi \n \n\n \n Untuk melihat perubahan pada payudara wanita yang tidak menunjukkan tanda kanker payudara dari pemeriksaan fisik. \n Menggunakan sinar X (Jaringan payudara ditekan diantara dua piringan/plat kemudian dilakukan pengambilan gambar dan dinilai apakah ada kelainan pada gambaran tersebut. \n \n\n Penderita kanker payudara di Indonesia baru mengetahui kondisinya setelah stadium lanjut. Padahal, kanker ini dapat dideteksi secara dini terhadap adanya perubahan-perubahan pada payudara. Deteksi dini ini dapat ditempuh melalui tiga langkah, yaitu pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), pemeriksaan fisik payudara (CBE), dan mammografi. Wanita dianjurkan untuk memeriksakan payudaranya setiap bulan (SADARI) dimulai sekitar umur 20 tahun agar terbiasa dengan penampilan payudaranya, sehingga mampu mendeteksi tanda-tanda dini dari kanker. Clinical Breast Examination (CBE), adalah melakukan inspeksi dan palpasi payudara dan jaringan sekitarnya sehingga dapat mendeteksi kelainan payudara, yang dilakukan oleh tenaga Kesehatan. Pelaporan terdiri dari kesimpulan yang relevan dari riwayat klinik dan deskripsi dari CBE, normal atau abnormal. Skrining mammografi ditujukan untuk melihat perubahan pada payudara wanita yang tidak menunjukkan tanda-tanda kanker dari pemeriksaan fisik. \n\n Download aplikasi Hermina Mobile Apps untuk memudahkan akses kesehatan dan pendaftaran ke RS Hermina Arcamanik. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Arcamanik<\/a><\/li>
- 03 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Deteksi Dini Kanker pada Anak<\/a><\/h3>
Kanker pada anak-anak sulit dikenali. Kanker anak berbeda dengan kanker orang dewasa. Kanker pada orang dewasa dapat dicegah, sementara pada anak tidak. Kanker anak tidak mudah diketahui secara dini, karena pada tahap awal, jarang memberikan keluhan pada penderita, maupun gejala yang mudah dilihat sehingga perlu diwaspadai. Kanker pada anak dapat timbul di berbagai organ tubuh. Sembuhnya kanker pada anak sangat tergantung pada jenis kanker, stadium penyakit saat di diagnosis, dan respons terhadap pengobatan. Untuk beberapa jenis kanker pada anak, tingkat kesembuhan cukup tinggi. \n\n Kanker pada anak perlu dideteksi dini karena bila kanker di diagnosis dini, prognosis lebih baik. Kanker stadium 1 atau 2 prognosis lebih baik dibandingkan stadium 3 atau 4. \n\n Ada 3 cara mendeteksi dan mendiagnosis dini kanker pada anak, yaitu: \n\n \n Deteksi dini kanker pada anak dimana kelompok risiko tinggi, yaitu: \n \n\n \n Anak-anak dengan sindrom neurokutaneus (kelainan yang melibatkan sistem saraf dan kulit). \n Kelainan kromosom down syndrome (kelainan genetik), dan Fanconi anemia (suatu kondisi bawaan langka yang memengaruhi sumsum tulang dan banyak bagian tubuh lainnya). \n Imunodefisiensi (kondisi ketika tubuh tidak mampu melawan infeksi dan penyakit). \n Riwayat keganasan sebelumnya. \n Riwayat keluarga dengan keganasan. \n Cacat bawaan dan sindrom seperti sindrom Beckwith Weidman (sindrom gangguan pertumbuhan), aniridia (absen iris) dan hemihipertrofi kondisi dimana salah satu sisi tubuh tumbuh lebih banyak dibandingkan sisi tubuh lainnya). \n \n\n \n Waspada kanker anak dimana Gejala yang melibatkan sistem tubuh. \n \n\n \n Sistem hematologi dan sumsum tulang, \n Otak (SSP) \n Kelenjar getah bening \n Tumor intra abdomen \n Tumor intra thorax \n Jaringan lunak (otot) dan Tulang \n \n\n \n Tanda dini kanker anak antara lain: \n \n\n \n Pucat dan Purpura \n Demam persisten tanpa sebab yang jelas \n Penurunan berat badan \n Benjolan atau tumor di kepala, abdomen, pelvic, badan, lengan atau kaki \n Pembesaran Kelenjar getah bening leher \n Gejala Neurologis, Kejang, sakit kepala \n Gejala pada Mata \n Nyeri Tulang dan Sendi \n \n\n Tujuan pengobatan kanker pada anak, yaitu Untuk memusnahkan atau menyingkirkan kanker ganas serta untuk membatasi atau meminimalisir pertumbuhan dan penyebarannya. \n\n Kanker pada anak-anak, meskipun relatif jarang terjadi dibandingkan dengan pada orang dewasa, tetap merupakan masalah serius dalam dunia kesehatan. Kanker pada anak sulit dikenali karena gejala tidak spesifik dan perlu kewaspadaan untuk deteksi dini kanker pada anak. Anak dengan gejala sugesti kanker sebaiknya dirujuk ke dokter spesialis anak atau pusat kanker anak. \n\n Download aplikasi Hermina Mobile Apps untuk memudahkan akses kesehatan dan pendaftaran ke RS Hermina Arcamanik. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Ciruas<\/a><\/li>
- 03 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Do RICE dan No HARM: Panduan Penting Penanganan Cedera dalam Dunia Fitness<\/a><\/h3>
Aktivitas fisik seperti berolahraga, terutama dalam konteks kebugaran, membawa banyak manfaat bagi tubuh. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa risiko cedera selalu ada. Dalam menghadapi cedera, langkah-langkah pertama dan perawatan yang benar dapat membuat perbedaan besar. Dua pendekatan utama yang sering diandalkan adalah "Do RICE" dan "No HARM." Artikel ini akan membahas secara rinci kedua konsep ini dan bagaimana mereka dapat menjadi panduan penting dalam mengatasi cedera olahraga, khususnya di dunia fitness. \n\n 1. Do RICE \n\n a. Istirahat (Rest): Langkah pertama yang paling mendasar adalah memberikan waktu istirahat pada area yang cedera. Hindari aktivitas fisik yang dapat memperburuk kondisi. \n\n b. Pemberian Es (Icing): Penggunaan es pada area yang cedera membantu mengurangi peradangan dan pembengkakan. Hindari penggunaan air hangat karena akan membuat bagian yang cedera menjadi bengkak. Cara menggunakan es nya bisa dengan membungkus es dengan handuk tipis dan terapkan selama 15-20 menit setiap beberapa jam. \n\n c. Kompresi (Compression): Penggunaan perban elastis atau kompresi membantu mengendalikan pembengkakan dan memberikan dukungan pada area yang terkena. \n\n d. Elevasi (Elevation): Menjaga bagian yang cedera lebih tinggi dari tingkat jantung membantu mengurangi pembengkakan dengan memperlambat aliran darah ke area tersebut. \n\n \n\n 2. No HARM \n\n a. Panas (Heat): Hindari penggunaan panas pada area yang baru saja cedera, karena dapat meningkatkan peradangan. Gunakan es pada fase awal cedera. \n\n b. Alkohol: Konsumsi alkohol dapat mempengaruhi proses penyembuhan dan membuat tubuh lebih rentan terhadap cedera. Sebaiknya dihindari selama pemulihan. \n\n c. Menghindari Reinjury: Hindari kegiatan atau latihan yang dapat menyebabkan cedera berulang. Perhatikan batasan fisik dan lakukan modifikasi pada latihan jika diperlukan. \n\n d. Pijat (Massage): Pijatan langsung pada area yang cedera dapat memperburuk kondisi. Pijat yang lembut di sekitar area cedera mungkin dapat diizinkan setelah fase akut berlalu. \n\n \n\n Penerapan Praktis \n\n a. Diagnosis Profesional: Setelah mengalami cedera, penting untuk mencari diagnosis dan rekomendasi dari profesional kesehatan seperti dokter atau fisioterapis. \n\n b. Pemantauan dan Penyesuaian: Terus pantau kondisi cedera dan sesuaikan aktivitas fisik seiring perbaikan. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional jika ada ketidaknyamanan atau pertanyaan. \n\n c. Pendekatan Holistik: Selain menerapkan Do RICE dan No HARM, perhatikan faktor-faktor lain seperti nutrisi, tidur, dan manajemen stres untuk mempercepat proses penyembuhan. \n\n \n\n Kesimpulan \n\n Menerapkan pendekatan "Do RICE" dan "No HARM" dapat menjadi kunci dalam manajemen cedera olahraga, terutama di dunia fitness yang penuh tantangan. Dengan memberikan perhatian yang tepat pada istirahat, penggunaan es, kompresi, elevasi, dan menghindari panas, alkohol, reinjury, serta pijat yang berlebihan, seseorang dapat mempercepat pemulihan dan mengurangi risiko komplikasi. Ingatlah bahwa konsultasi dengan profesional kesehatan selalu disarankan untuk mendapatkan pedoman yang sesuai dengan kondisi cedera individu. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/a><\/span>");
- 03 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 03 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 03 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 05 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 05 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 07 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 12 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 12 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 12 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 12 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 12 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 13 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>