- Hermina Metland Cibitung<\/a><\/li>
- 13 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
Bahaya Demam Tifoid <\/a><\/h3>
Halo Sahabat Hermina, tahu gak apa itu Demam Tifoid ? Demam tifoid merupakan penyakit yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi, kuman ini dapat ditemukan pada makanan dan minuman yang terkontaminasi. Kuman ini dapat ditularkan ke orang lain melalui feses atau urin orang yang sudah terinfeksi kuman Salmonella typhi. \n\n Masa inkubasi demam tifoid antara 10-14 hari. Infeksi kuman ini bisa menyebar ke seluruh tubuh dan mempengaruhi banyak organ. Dengan perawatan yang cepat dan tepat, maka komplikasi serius yang berakibat fatal dapat dihindari. \n\n Demam tifoid sangat umum terjadi pada negara- negara berkembang. Kuman ini dapat menyerang semua usia. Penyakit ini dapat dicegah dengan menghindari faktor – faktor resikonya. Diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut. \n\n Gejala demam tifoid yang muncul ketika tubuh terinfeksi kuman Salmonella typhi adalah : \n\n \n Demam yang meningkat setiap hari hingga mencapai 39-40C \n Nyeri kepala \n Lemah dan lelah \n Gangguan pencernaan, seperti diare dan sembelit \n Nyeri perut \n Hilang nafsu makan mual dan muntah \n Kapan saya harus periksa ke dokter? \n \n\n Segera berkonsultasi ke dokter bila mengalami gejala diatas \n\n Bagaimana mendiagnosis penyakit Demam tifoid? \n\n Melalui anamnesis atau menanyakan gejala yang dirasakan serta melakukan pemeriksaan fisik. \nTes darah atau kultur jaringan, dokter akan menganjurkan pemeriksaan darah seperti widal atau tubex test. \n\n Bagaimana mengobati demam tifoid? \n\n Istirahat yang cukup serta pemberian obat yang tepat dapat mempercepat penyembuhan dan mencegah komplikasi. Pengobatan ini bisa dilakukan di rumah maupun di rumah sakit, tergantung tingkat keparahan penyakit. \n\n Apa yang bisa dilakukan untuk mencegah demam tifoid? \n\n Cara terbaik untuk mencegah demam tifoid adalah dengan menjaga kebersihan dan memperbaiki sanitasi. Selain itu melakukan vaksinasi, menjaga kebersihan tangan, menghindari makan makanan mentah dan memilih makanan yang diolah dan disajikan secara higienis juga efektif mencegah terjangkit demam tifoid. \n\n Untuk Sahabat Hermina jika mengalami gejala seperti diatas jangan panik ya. Sahabat bisa konsultasi dan percayakan kepada dokter spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Hermina Metland Cibitung. Salam Sehat \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Medan<\/a><\/li>
- 12 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Sinusitis dan Pengobatannya<\/a><\/h3>
Sinus merupakan rongga kecil yang saling terhubung melalui saluran udara di dalam tulang tengkorak. Sinus terletak di bagian belakang tulang dahi, bagian dalam struktur tulang pipi, kedua sis ibatang hidung, dan belakang mata. \n\n Sinus berfungsi untuk menghangatkan/melembabkan udara yang dihirup, membantu pengaturan tekanan intranasal, berperan dalam pertahanan tubuh, meringankan tengkorak dan memberikan resonansi suara. \n\n Sinusitis merupakan peradangan yang terjadi pada dinding sinus. Sinusitis pada umumnya ditandai dengan pilek, hidung tersumbat, dan nyeri di area sekitar wajah. Sinusitis mirip dengan flu dan apabila tidak diobati dengan tepat akan menyebabkan komplikasi. \n\n \n\n Ciri-ciri Sinusitis \n\n Penderita sinusitis pada umumnya ditandai dengan keluhan pada saluran hidung dan menyebabkan nyeri di sekitar mata bahkan sakit kepala. Penderita sinusitis pada umumnya akan merasakan keluhan seperti : \n\n \n Hidung mampet, dan susah bernapas lewat hidung \n Sakit kepala dan Batuk \n Napas berbau tidak sedap dan. \n Pembengkakan di sekitar mata \n Pilek berkepanjangan yang dapat berlangsung dalam waktu kurang lebih 7 sampai 10 hari \n Hidung mengeluarkan ingus ingus kuning kental atau hijau atau tekadang tidak berwarna atau bening \n \n\n \n\n Penanganan dan Pengobatan Sinusitis \n\n Penanganan sinusitis dapat dilakukan secara mandiri atau berkunjung kedokter. Beberapa hal yang dapat dilakukan sendiri untuk mengurangi sinusitis adalah sebagai berikut : \n\n \n Beristirahat \n Mengkonsumsi obat penahan rasa sakit dan obat pilek \n Mengkompres hangat bagian hidung untuk meredakan nyeri pada hidung dan sinus \n Mengonsumsi banyak cairan untuk menjaga lendir tetap encer \n Menggunakan tetes hidung saline yang aman untuk digunakan sendiri \n Penggunaan semprotan dekongestan yang dijual bebas \n \n\n \n\n Bila keluhan terus berlanjut setelah tiga hari penanganan mandiri, sebaiknya segera temui dokter spesialis THT, bedah kepala, dan leher di Rumah Sakit Umum Hermina Medan untuk penanganan lebih lanjut. \n\n \n\n Sinusitis harus ditangani dengan tepat untuk menghindari komplikasi yang bisa terjadi apabila dibiarkan berlarut-larut tanpa penanganan. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi adalah meningitis, infeksi tulang, infeksi otak dan infeksi mata. \n\n \n\n Cara mencegah sinusitis \n\n Sinusitis dapat dicegah dengan menjaga kebersihan hidung, mengobati flu dengan tuntas, dan menjaga kondisi tubuh agar tetap prima. \n\n Selain itu dapat melakukan beberapa langkah ini untuk mencegah sinusitis dan menjaga kesehatan tubuh agar tetap prima : \n\n \n Tidak merokok dan hindari asap rokok \n Rajin Mencuci tangan dengan benar dan teratur, terutama apabila sedang flu dan kurangi menyentuh wajah dan mengucek mata \n Hindari pencetus alergi \n \n\n \n\n Pada umumnya sinusitis dapat dicegah dengan menjaga kesehatan tubuh dan higienitas diri agar tidak mudah terserang flu. Jika terus menerus mengalami masalah pada sinus, cobalah untuk memeriksakannya kedokter. \n\n Dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan dan diagnosis dengan beberapa metode sesuai dengankeluhan yang andarasakan dan akan menentukan tindakan yang tepat agar sinusitis tidak mudah untuk kambuh dan sembuh. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Samarinda<\/a><\/li>
- 12 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
Menjaga Kesehatan Gigi dan Rongga Mulut Pada Si Kecil<\/a><\/h3>
Memiliki gigi dan rongga mulut yang sehat penting untuk mendukung tumbuh kembang Si Kecil. Tidak hanya dalam proses mengunyah dan menelan makanan, adanya gigi juga membantu Si Kecil lebih percaya diri. \n\n Apabila Ayah dan Bunda tidak merawat gigi pada Si Kecil, Maka gigi geligi rentan berlubang atau bisa saja timbul gusi yang bengkak dan menyebabkan Si Kecil tidak mau makan. Kondisi ini membuat Si Kecil mengalami Kesulitan dalam makan dan berbicara. Akibatnya, status gizi menurun dan tumbuh kembang tidak optimal. Tentu Ayah dan Bunda tidak ingin hal ini terjadi pada Si Kecil, kan? \n\n Perawatan pada gigi Si Kecil sebaiknya dikenalkan sejak dini. Peran orang tua adalah mengajarkan cara merawat gigi dan menerapkan kebiasaan sehat yang dapat melindungi dari keluhan yang dapat timbul dari penyakit ataupun infeksi pada gigi. \n\n Tidak sulit menjaga kesehatan gigi dan rongga mulut Si Kecil. Berikut ini cara praktis yang dapat ;Ayah dan Bunda lakukan di rumah : \n\n \n Memperlihatkan dan mengajari cara sikat gigi yang baik dan benar \n \n\n Akan sulit bagi Si Kecil untuk bisa menyikat gigi yang baik dan benar jika tidak ada yang membantunya. Oleh karena itu, Ayah dan Bunda perlu memperlihatkan cara menyikat gigi yang baik dan benar kepada Si Kecil. Si kecil masih perlu pendampingan dalam menyikatkan gigi sampai usia 8 tahun ya, Ayah dan Bunda. \n\n \n Menggunakan pasta gigi berfluoride \n \n\n Penggunaan pasta gigi berfluoride diberikan sejak pertama kali gigi Si Kecil tumbuh. Takaran yang diberikan adalah sesuai usia Si Kecil. Usia 0 - 3 tahun yaitu sebesar satu biji beras dan usia 3-6 tahun sebesar satu biji kacang polong. \n\n \n Menyikat Gigi setelah sarapan dan sebelum tidur ; \n \n\n Anjuran yang sebaiknya dilakukan adalah konsisten pada waktu sikat gigi dan durasi menyikat gigi. Waktu yang dianjurkan yaitu setelah sarapan dan sebelum tidur minimal 2 menit. \n\n \n Membatasi makanan yang manis dan lengket, memberikan sayur dan buah sebagai camilan sehat \n \n\n Pemberian camilan di antara dua makan utama juga perlu diperhatikan. Sebaiknya Si Kecil diperkenalkan sejak dini untuk mengkonsumsi buah potong, camilan yang sarat gizi seperti kentang, brokoli dan lainnya. Jangan lupa minum air putih yang cukup dalam sehari. 30 menit setelah konsumsi makan utama maupun camilan, sikatkan gigi Si Kecil ya, Ayah dan Bunda. \n\n \n Mengurangi pemberian susu pada botol dot \n \n\n Setelah 18 bulan dianjurkan Si Kecil tidak minum susu melalui dot. Ayah dan Bunda dapat melatih dengan menggunakan sedotan dan gelas. \n\n Itulah cara-cara yang bisa Sahabat Hermina terapkan untuk menjaga kesehatan Kesehatan gigi dan rongga mulut Si Kecil. Selain menerapkan cara-cara tersebut, jangan lupa ajak Si Kecil ke dokter gigi tiap 6 bulan sekali untuk melakukan pemeriksaan gigi rutin ya, Ayah dan Bunda. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Medan<\/a><\/li>
- 12 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
Menjaga kulit bersih <\/a><\/h3>
Pada dasar nya Kulit sehat tidak datang dengan sendirinya, Nah bagi sahabat hermina serpong harus selalu menjaga kesehatan kulit dengan mengonsumsi makanan bergizi maupun menggunakan produk-produk perawatan kulit yang di sarankan oleh dokter. \nKulit merupakan salah satu oragan terbesar pada tubuh manusia yang terdiri dari beberapa lapisan, Setiap lapisan kulit memiliki fungsinya masing-masing. sebagai lapisan terluar berfungsi untuk melindungi kulit dari berbagai hal yang bisa menyebabkan kerusakan kulit, seperti debu, kuman, dan paparan sinar matahari. \ndi bawah lapisan dermis yang terdiri dari pembuluh darah, folikel rambut, dan kelenjar minyak. \n\n Umumnya pada kulit Lapisan terakhir adalah jaringan yang berfungsi untuk melindungi organ-organ dalam tubuh dan menjaga suhu tubuh tetap normal. \nSeiring berjalannya waktu, kondisi kulit bisa mengalami penuaan atau bahkan kerusakan hingga fungsinya terganggu. Bagi sahabat hermina serpong, sangat penting untuk mempertahankan kesehatan dan ketahanan organ pelindung ini dengan melakukan perawatan kulit secara rutin. \n\n Kerusakan yang ditimbulkan bisa bermacam-macam, mulai dari iritasi, sunburn, jerawat, kerutan, noda hitam, bahkan kanker kulit. Oleh karena itu, hindari berbagai kebiasaan di atas untuk menjaga kesehatan kulit dan mencegah terjadinya kerusakan kulit. \nMenjaga kesehatan pada kulit dapat dilakukan melalui berbagai cara, sebagai berikut ini \n1. Konsumsi buah dan sayur \nSudah bukan rahasia lagi bahwa buah dan sayur mengandung banyak nutrisi yang dapat menjaga kesehatan kulit. Sebagai contoh, vitamin C pada jeruk, stroberi, dan brokoli dipercaya mampu mencegah munculnya kerutan di kulit. \nSementara itu, vitamin E yang dapat ditemukan pada alpukat, anggur, dan tomat juga memiliki fungsi yang tak kalah penting, yaitu mencegah kerusakan sel kulit karena sifat antioksidannya. Juga biasakan minum air putih minimal 8 gelas perhari, ini berguna untuk menjaga kelembaban kulit agar kulit tidak kering \n2. Gunakan tabir surya \nPenggunaan tabir surya merupakan salah satu cara terpenting untuk menjaga kesehatan kulit. Tabir surya mengandung SPF dan PA yang mampu melindungi kulit dari bahaya paparan sinar UV yang berlebihan, seperti iritasi, penuaan dini, hingga kanker kulit. \nUntuk mendapatkan perlindungannya, gunakan tabir surya yang mengandung SPF minimal 30 dan ulangi penggunaannya setiap 2 jam sekali. \n3. Bersihkan wajah secara rutin \nMembersihkan wajah setidaknya 2 kali sehari adalah cara yang ampuh dalam menjaga kesehatan kulit. Bisa juga ditambahkan dengan double cleansing wajah dengan menggunakan michelar water atau cleansing oil terutama setelah menggunakan sunblock \n4. Gunakan pelembap \nTidak hanya bagi pemilik kulit kering, pemilik kulit berminyak juga perlu menggunakan pelembap untuk menjaga kesehatan kulit. Selain melembapkan, pelembap juga dapat mencegah keriput dan menjaga keutuhan skin barrier. \n5. Hindari stres berkepanjangan \nMengelola stres menjadi salah satu cara menjaga kesehatan kulit. Ini karena stres berkepanjangan bisa memicu masalah pada kulit, seperti jerawat, eksim, psoriasis, dan rosacea. \nUntuk mendapatkan manfaat dan perlindungan yang maksimal, sesuaikan produk perawatan wajah dengan jenis kulit. \n\n Apabila sahabat hermina serpong telah melakukan berbagai cara menjaga kesehatan kulit tetapi belum mendapatkan hasil yang diinginkan, cobalah langsung konsultasikan ke dr. Febrina Andarini, Sp.DV untuk mendapatkan perawatan sesuai kebutuhan yang sahabat keluhkan. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Tangkuban Perahu<\/a><\/li>
- 12 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
Bunda Harus Tahu! Mendeteksi dan Mendidik Anak Berkebutuhan Khusus<\/a><\/h3>
Setiap anak yang bertambah usia, tentu akan mengalami pertambahan berat badan dan tinggi badan. Mama dan Papa juga perlu mengetahui perkembangan sang buah hati. Sebenarnya, setiap anak memiliki proses tumbuh kembang yang berbeda-beda. Seringkali Mama dan Papa tidak menyadari ketika sang buah hati mengalami keterlambatan perkembangan. \n \nBerikut yang aharus dilakukan orang tua untuk mendeteksi jika anak mengalami keterlambatan pertumbuhan yaitu : \n\n \n\n \n \n Pahami dan aplikasikan perkembangan yang seharusnya sudah dicapai oleh anak berdasarkan rentang usia \n \n \n Pahami dan aplikasikan perkembangan yang seharusnya sudah dicapai oleh anak berdasarkan rentang usia \n \n \n Jangan beranggapan seperti "oh gapapa, kakaknya dulu juga gitu" , atau "oh nanti juga bisa lama-lama \n \n \n \n\n Bagai mana jika keterlambatan tersebut adalah Down Syndrome, yuk kenli lebih lanjut? \nDown Syndrom adalah merupakan kondisi yang disebabkan oleh gangguan gen (kelebihan kromosom yang disebut sebagai trisomi 21. \n \nTampilan Khas Anak dengan Down Syndrome: \n\n \n \n Wajah pipih (terutama di area hidung) \n \n \n Mata berbentuk lonjong \n \n \n\n \n \n Leher pendek \n \n \n Telinga kecil \n \n \n Lidah cenderung dijulurkan \n \n \n Bintik putih kecil di iris mata \n \n \n Tangan dan kaki yang kecil \n \n \n Garis tunggal di telapak tangan \n \n \n Tonus otot rendah \n \n \n Tinggi badan lebih pendek dari teman sebaya \n \n \n\n \n\n Tujuan dari mendefinisikan ini bukan mendiskriminasi, melainkan untuk mengetahui bagaimana memberikan perhatian dan memenuhi kebutuhan spesifik bagi anak dalam tujuan mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Bunda dan ayah wajib tahu, anak dengan kondisi disabilitas diperlukan perhatian khusus atau perhatian lebih pada area berikut ini: \n\n \n \n kondisi fisis \n \n \n kondisi sensorik (termasuk sosialisasi) \n \n \n kesehatan mental \n \n \n kemampuan belajar \n \n \n\n \nBerikut adalah salah satu cara untuk mendidik anak dengan berkebutuhan khusus yaitu : \n\n \n \n Tetap melanjutkan sekolah (pendidikan) sesuai dengan kondisi \n \n \n Mendapatkan perlindungan sosial \n \n \n Mendapatkan perhatian khusus terkait kesehatan \n \n \n Tetap dianggap menjadi bagian dari komunitas \n \n \n Tetap dianggap menjadi bagian dari komunitas \n \n \n Terapi latihan fisik dan terapi modalitas \n \n \n Terapi Wicara Okupasi Terapi Penggunaan Orthosis dan Prosthesis \n \n \n E d u k a si oleh tenaga medis \n \n \n\n \n\n Jika membutuhkan dukungan dari tenaga ahli, ayah dan ibu bisa membuat janji dengan dokter spesialis tumbuh kembang anak atau dokter spesialis rehabilitasi medik untuk mendapatakan terapi pada klinik tumbuh kembang RS Hermina Tangkubanprahu. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pekanbaru<\/a><\/li>
- 12 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
Yuk Kenali Apa itu Kanker Servis<\/a><\/h3>
Kanker serviks merupakan keganasan yang berasal dari serviks. Serviks merupakan sepertiga bagian bawah uterus, berbentuk silindris, menonjol dan berhubungan dengan vagina melalui ostium uteri eksternum. \nData hasil Riskesdas tahun 2013 dan tahun 2018 menunjukkan adanya peningkatan prevalensi kanker di Indonesia dari 1,4 % menjadi 1,49%. Pada tahun 2010 estimasi jumlah insiden kanker serviks adalah 454.000 kasus. Ditemukan sekitar 200.000 kematian terkait kanker serviks, dan 46.000 diantaranya adalah wanita usia 15-49 tahun yang hidup di negara sedang berkembang. \n\n Gejala dan Tanda \nPada umumnya, lesi pra kanker belum memberikan gejala. Bila telah menjadi kanker invasif, gejala yang paling umum adalah perdarahan (contact bleeding, perdarahan saat berhubungan intim) dan keputihan. Pada stadium lanjut, gejala dapat berkembang menjadi nyeri pinggang atau perut bagian bawah karena desakan tumor di daerah pinggul ke arah lateral sampai sumbatan pada saluran kencing, bahkan sampai sedikit atau tidak ada urin. Gejala lanjutan bisa terjadi sesuai dengan infiltrasi tumor ke organ yang terkena, seperti edema tungkai. \n\n Faktor resiko \nHampir sebagian besar kasus kanker serviks disebabkan oleh infeksi dari virus Human Papilloma Virus (HPV). Kanker leher rahim dimulai ketika sel-sel sehat di serviks mengalami perubahan (mutasi) pada DNA. \nSelain virus HPV, ada faktor risiko yang dapat meningkatkan kanker serviks antara lain: Riwayat keturunan, seseorang menjadi dua kali lebih rentan jika dalam keluarga ada yang pernah menderita kanker serviks, Aktivitas seksual pada usia muda, Berhubungan seksual dengan banyak pasangan, Kebiasaan merokok, Sudah beberapa kali hamil dan melahirkan, Menggunakan pil KB, Penyakit menular seksual, terutama infeksi klamidia, Gangguan imunitas \n\n Pencegahan \n\n 1. Melakukan Vaksinasi HPV \nVaksinasi HPV adalah salah satu cara paling efektif untuk mencegah infeksi virus HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks. \n\n \n Vaksinasi HPV direkomendasikan untuk praremaja berusia 11 hingga 12 tahun, tetapi dapat diberikan mulai usia 9 tahun. \n Vaksin HPV juga dianjurkan untuk semua orang hingga usia 26 tahun, jika mereka belum divaksinasi. \n Vaksinasi HPV tidak dianjurkan untuk semua orang yang berusia lebih dari 26 tahun. Namun, beberapa orang dewasa berusia 27 hingga 45 tahun yang belum divaksinasi dapat memutuskan untuk mendapatkan vaksin HPV setelah berbicara dengan dokter mereka tentang risiko infeksi HPV baru dan kemungkinan manfaat vaksinasi. Vaksinasi HPV pada rentang usia ini memberikan manfaat yang lebih kecil, karena lebih banyak orang telah terpapar HPV. \n \n\n 2. Tes Skrining \nBeberapa tes skrining dapat membantu mencegah kanker serviks atau menemukannya lebih awal,tes dapat dilakukan di Rumah sakit atau klinik. Berikut beberapa test skrining : \n\n \n Tes Pap (atau Pap smear) mencari prakanker, perubahan sel pada serviks yang mungkin menjadi kanker serviks jika tidak diobati dengan tepat. \n Pemeriksaan inspeksi visual asetat (IVA) merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk skrining kanker serviks \n Pemeriksaan HPV DNA adalah prosedur untuk mendeteksi infeksi HPV (human papilloma virus) tipe risiko tinggi pada wanita. \n \n\n 3. Tidak boleh merokok \n\n 4. Pakailah pengamalam saat melakukan hubungan seks \n\n 5. Tidak berganti-ganti pasangan seks \n\n Pengobatan \nKanker serviks diobati dengan beberapa cara. Itu tergantung pada jenis kanker serviks dan seberapa jauh penyebarannya. Perawatan termasuk operasi, kemoterapi, dan terapi radiasi. \n\n \n Pembedahan: Dokter mengangkat jaringan kanker dalam operasi. \n Kemoterapi: Menggunakan obat-obatan khusus untuk mengecilkan atau membunuh kanker. Obat-obatan tersebut dapat berupa pil yang Anda minum atau obat yang diberikan dalam pembuluh darah Anda, atau terkadang keduanya. \n Radiasi: Menggunakan sinar berenergi tinggi (mirip dengan sinar-X) untuk membunuh kanker. \n \n\n Jika Sahabat Hermina mengalami tanda dan gejala seperti yang disebutkan, segeralah konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih tepat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Depok<\/a><\/li>
- 09 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
Penting! Menjaga Kesehatan Jantung Dengan Tidur Teratur<\/a><\/h3>
Tidur menjadi salah satu hal yang sangat penting karena dapat mempengaruhi kualitas tubuh pada saat beraktivitas sehari-hari. Kebanyakan orang memilih tidur larut malam atau begadang sehingga meremehkan manfaat tidur teratur. Padahal jika sering kurang tidur di malam hari, kita bisa menjadi sulit untuk beraktivitas pada keesokan harinya. \n\n Hasil penelitian menyebut durasi tidur berpengaruh besar pada kesehatan jantung. Jika seseorang memiliki kebiasaan tidur yang buruk maka akan berdampak negatif bagi jantungnya. Bahkan, meski bukan seorang perokok dan rutin melakukan olahraga pun apabila kurang tidur akan rentan terkena serangan jantung. \n\n kurang tidur tidak hanya memicu kantung di bawah mata Kita. Para peneliti di American Heart Association menemukan, kurang tidur dikaitkan dengan peningkatan penumpukan kalsium di arteri jantung. Ketika kalsium menumpuk di arteri jantung, hal ini menyebabkan plak yang dapat membuat kita berisiko terkena serangan jantung. \n\n Kurang tidur satu jam setiap malam meningkatkan risiko penumpukan kalsium di arteri sebesar 33 persen. Kemudian, orang yang tidur kurang dari enam jam per malam memiliki risiko terbesar mengembangkan perubahan di arteri jantung. \n\n Para peneliti mempelajari pola tidur dari hampir 2.000 orang dewasa yang mengenakan alat pelacak tidur selama tujuh hari dan juga harus mengisi jurnal tidur. Hasilnya menunjukkan bahwa waktu tidur yang teratur membuat jantung dan metabolisme tetap sehat. Orang-orang yang pergi tidur pada waktu yang tidak teratur lebih beresiko kelebihan berat badan, memiliki gula darah tinggi dan tekanan darah tinggi. Mereka juga lebih mungkin mengalami serangan jantung atau stroke daripada yang memiliki pola tidur teratur. \n\n Para peneliti percaya bahwa tidur, kesehatan jantung dan metabolisme saling mempengaruhi. Tetapi mereka tidak yakin apakah kehilangan waktu tidur lah yang menyebabkan kenaikan berat badan, atau justru sebaliknya. Untuk memperoleh manfaat istirahat cukup secara maksimal, pastikan tidur sesuai jumlah jam yang direkomendasikan. \n\n Berikut adalah aturan waktu tidur yang baik menurut National Sleep Foundation sesuai dengan kelompok usia: \n\n Bayi baru lahir (0-3 bulan): 14-17 jam setiap hari \n\n Bayi (4-11 bulan): 12-15 jam setiap hari. \n\n Balita (1-2 tahun): 11-14 jam setiap hari. \n\n Prasekolah (3-5 tahun): 10-13 jam setiap hari. \n\n Usia sekolah (6-13 tahun): 9-11 jam setiap hari. \n\n Dewasa muda (18-25 tahun): 7-9 jam setiap hari. \n\n Dewasa (26-64 tahun): 7-9 jam setiap hari. \n\n Lansia (65 tahun ke atas): 7-8 jam setiap hari. \n\n \n\n Anda juga perlu memperhatikan kebiasaan sebelum dan sesudah tidur agar mendapatkan kualitas tidur yang baik, berikut ini adalah beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk mendapatkan kualitas tidur yang baik : \n\n \n\n 1. Tidur dan bangun di waktu yang sama setiap hari, termasuk di akhir pekan \n\n 2. Biarkan tubuh mendapatkan cahaya alami matahari yang cukup di pagi hari \n\n 3. Jauhi paparan sinar elektronik seperti LED dari ponsel atau televisi saat menjelang tidur \n\n 4. Hindari makan dan minum berlemak tinggi sebelum tidur, terutama alkohol dan makanan yang tinggi lemak atau gula \n\n 5. Kondisikan kamar tidur dalam suasana tenang, gelap, dan sejuk \n\n 6. Berolahraga setiap hari, namun hindari berolahraga beberapa jam sebelum tidur \n\n \n\n Penyakit yang berhubungan dengan jantung kemungkinan besar selalu menimbulkan gangguan yang berbahaya, sehingga pencegahannya tentu memberi manfaat baik bagi tubuh. Kamu juga dapat bertanya pada dokter RS Hermina terdekat terkait dampak buruk yang terjadi pada kesehatan jantung dikarenakan tidur yang tidak rutin. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 08 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
Terlalu Lama Berbaring Bisa Menyebabkan Sakit Pinggang<\/a><\/h3>
Halo Sahabat Hermina, Sakit pinggang paling sering disebabkan oleh cedera otot atau sendi di area pinggang, bisa akibat posisi tubuh yang salah, mengangkat benda berat, atau melakukan gerakan secara berulang. Sakit punggung bawah ini juga bisa disebabkan oleh gangguan ligament, tulang punggung, sendi punggung, dan syaraf. Dapat pula disebabkan organ dalam tubuh seperti ginjal, dan limpa. \n\n Berikut beberapa opsi yang bisa dilakukan: \n\n \n Kompres Dingin dan Panas. Sebaiknya gunakan kompres dingin atau kompres es, bukan panas, segera setelah cedera pinggang. Kompres panas dapat diberikan pada pasien yang telah melewati proses pembengkakan pada pinggang dan tersisa rasa kaku. \n Jangan Terlalu Lama Berbaring di Tempat Tidur. Terlalu lama berbaring di tempat tidur tidak direkomendasikan. Hal ini disebabkan terjadinya kelemahan pada otot yang tidak rutin digunakan, sehingga dapat menyebabkan nyeri bila dipakai beraktifitas \n Lakukan Aktivitas Fisik. Paling disarankan melakukan aktivitas yang paling tidak memberikan beban pada tubuh sendiri, seperti berenang \n Terapi Komplementer. \n \n\n tiga jenis sakit pinggang yang bisa terjadi dengan penyebab yang berbeda-beda, yaitu: \n\n 1. Sakit Pinggang Akut \n\n Sakit pinggang akut adalah rasa sakit yang muncul secara tiba-tiba dengan beberapa penyebab, seperti: \n\n \n Nyeri keram maupun kerusakan pada otot tulang punggung \n \n\n Kondisi ini disebabkan oleh adanya micro tear pada serabut otot akibat penggunaan otot yang berlebihan dan tidak dilatih dengan baik. Disarankan pula untuk rutin melakukan stretching pada otot tubuh sebelum digunakan \n\n \n Kerusakan ligamen \n \n\n Ligamen adalah jaringan berserat yang bentuknya menyerupai pita elastis dan berperan sebagai penghubung antartulang di dalam tubuh, kerusakan dapat terjadi juga disebabkan karena penggunaan berlebihan maupun karena beban tubuh berlebih \n\n \n Gangguan tulang dan sendi tulang punggung \n \n\n Hal ini dapat terjadi paling sering dikarenakan cedera berat seperti benturan keras maupun terjatuh dengan kencang. \n\n \n Kerusakan struktur Syaraf \n \n\n Hal ini sering disertai dengan kerusakan tulang dan sendi, dimana terjadi adanya benturan keras sebelumnya. Kerusakan bersifat mendadak pada syaraf hamper selalu dapat diketahui sebabnya, missal karena terjatuh, terbantur, dipijat berlebihan, dll. \n\n 2. Sakit Pinggang Kronis \n\n Sakit pinggang kronis adalah sakit yang terjadi selama 6 bulan atau lebih dan terjadi secara berkelanjutan. Sakit pinggang kronis biasanya terasa lebih nyeri dibanding penyakit nyeri akut dan bertahan lebih lama dari sakit pada umumnya. Hal ini disebabkan karena penambahan derajat nyeri dari waktu ke waktu tanpa disertai perbaikan. \n\n Berikut tiga penyebab umum munculnya sakit pinggang kronis: \n\n \n Pekerjaan intensitas berat dan lama \n \n\n Pekerjaan berat merupakan factor resiko utama terjadinya nyeri pinggang kronis, dimana terjadi degenerasi struktur jaringan sekitar punggung dari waktu ke waktu, ditambah lagindengan penuaan tubuh, sehingga nyeri tak kunjung membaik, justru sebaliknya. \n\n \n Penyakit infeksi berat \n \n\n Infeksi berat dapat mempengaruhi langsung kondisi jaringan sekitar punggung melalui aliran darah, misalnya terjadi kerusakan tulang punggung disebabkan TBC tulang, myelitis dll. \n\n \n Penggunaan obat tertentu dalam jangka waktu lama \n \n\n Penggunaan obat obatan sitostatika dan steroid dapat menyebabkan kerusakan pada struktur punggung yang tentunya diikuti nyeri kronik dan berat \n\n \n\n 3. Sakit Pinggang selama Kehamilan \n\n Penyakit ini adalah kondisi yang umum dialami oleh ibu hamil. Adapun beberapa faktor yang bisa menjadi penyebabnya, yaitu: \n\n \n Penambahan berat badan yang membuat tulang belakan bekerja lebih keras untuk menopang tubuh. Penambahan berat badan juga dapat menekan pembuluh darah dan saraf di panggul dan tulang belakang. \n Pelepasan hormon yang mengganggu jaringan di sekitar pinggang. \n Perubahan postur tubuh yang mengakibatkan titik pusat keseimbangan ibu hamil berubah. \n Perubahan suasana hati pada ibu hamil yang menyebabkan otot pinggang tegang. \n \n\n \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Balikpapan<\/a><\/li>
- 08 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
5 Jenis Penyakit Mata yang Sering Terjadi<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, mata adalah indra manusia yang merupakan organ sensorik utama pendeteksi cahaya yang mengirimkan informasi dalam bentuk visual ke otak dengan kemampuan untuk membedakan antara warna dan kedalaman. Oleh sebab itu, sekitar 75% informasi yang Anda terima berasal dari mata. Oleh sebab itu tidaklah berlebihan jika dikatakan mata adalah “jendela dunia”. Tahukah Sahabat Hermina 5 Jenit Penyakit Mata yang sering terjadi, yuk kita simak materi berikut. \n\n Apabila anda mengalami beberapa gejala mata bermasalah berikut ini, anda patut waspada dan sebaiknya periksakan ke dokter. Gejala-gejala ada masalah pada organ mata, yaitu: \n\n \n \n Mata Tegang/ terasa lelah, disertai panas dan berair \n \n \n Mata Merah \n \n \n Sulit melihat di malam hari \n \n \n Tidak bisa membedakan warna \n \n \n Kabur saat melihat jauh / dekat \n \n \n Melihat kilatan cahaya, bayang-bayang hitam atau seperti tirai \n \n \n Melihat lampu berbayang seperti pelangi \n \n \n Nyeri pada mata hingga sakit kepala \n \n \n\n Macam-Macam Penyakit Mata \n\n Macam-macam penyakit mata perlu diperhatikan oleh setiap orang. Mata merupakan organ vital manusia yang digunakan untuk melihat dan beraktifitas. Maka dari itu, jangan sampai penyakit mata malah menjadi penghambat aktivitas. \n\n 1. Keluhan mata merah biasanya disebabkan karena alergi, infeksi, trauma atau kurangnya lembabnya mata yang mengakibatkan mata menjadi kering sehingga terasa pedih. Terlalu fokus memandang obyek secara berlebihan juga bisa menjadikan mata menjadi kering. Hal ini bisa terjadi apabila terlalu banyak melihat layar komputer, menonton televisi, atau bermain gadget. \n\n 2. Penyakit Katarak merupakan penyakit mata tersering yang mengganggu fungsi penglihatan akibat kekeruhan yang terjadi pada lensa mata, sehingga penglihatan menjadi kabur. Penyakit ini merupakan penyakit degeneratif yang seringkali terjadi karena usia tua. Walaupun pada penggunaan obat tertentu atau pada penderita penyakit tertentu seperti Diabetes Melitus / kencing manis, katarak dapat muncul lebih cepat. ini bisa terjadi pada salah satu mata atau kedua mata sekaligus. \n\n 3. Glaukoma adalah kerusakan saraf mata akibat meningkatnya tekanan pada bola mata. Meningkatnya tekanan bola mata ini terjadi akibat gangguan pada sistem aliran cairan mata. Seseorang yang menderita kondisi ini dapat merasakan gejala berupa gangguan penglihatan, nyeri pada mata, sakit kepala dan terkadang disertai mata merah. Glaukoma dapat diturunkan maupun terjadi akibat komplikasi penyakit mata lainnya. \n\n 4. Presbiopi adalah kondisi mata yang kehilangan kemampuan fokus secara bertahap, untuk melihat objek pada jarak dekat. Presbiopi juga merupakan salah satu hal yang akan dirasakan manusia sebagai bagian dari proses penuaan tubuh secara alami. \n\n 5. Rabun jauh atau miopia adalah gangguan pada penglihatan yang menyebabkan objek yang letaknya jauh terlihat kabur, tetapi tidak ada masalah melihat objek yang letaknya dekat. Miopi atau rabun jauh dikenal juga dengan istilah mata minus. \n\n Cara menjaga mata sehat diantaranya yaitu : \n\n \n \n Konsumsi makanan sehat \n \n \n Berhenti terlalu lama menatap layar gadget \n \n \n Hindari berenang di air yang terlalu banyak mengandung klorin tanpa kaca mata renang \n \n \n\n Sahabat Hermina, mata merupakan salah satu organ tubuh yang berharga dan harus kita jaga kesehatannya. Jika merasa mengalami beberapa gejala penyakit mata yang telah disebutkan, segera ke rumah sakit agar dapat segera ditangani. Salam sehat \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kendari<\/a><\/li>
- 06 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Secara Umum, 2 Penyebab Terjadinya Hernia (Usus Turun)<\/a><\/h3>
Hernia (Usus Turun) atau Turun Berok (istilah Jawa) adalah suatu penonjolan dari isi suatu rongga, dimana rongga tersebut mengalami suatu defect atau terjadi kelemahan. Rongga yang dimaksud adalah rongga perut, jika salah satu sisi perut terkena defect atau kelemahan, maka akan muncul tonjolan dibagian lipatan paha. Tonjolan itulah yang disebut sebagai Hernia. Jadi, Hernia sebenarnya tidak hanya terdapat benjolan dibagian lipatan paha saja, tetapi bisa dimana saja pada bagian tubuh manusia, hanya saja pada umumnya yang sering ditemukan dalam masyarakat yaitu usus turun yang terdapat benjolan di lipatan paha. \n\n Terdapat 4 sifat dari Hernia atau Usus Turun, yaitu: \n\n \n Reponibel \n Ireponibel \n Inkarserata \n Strangulata \n \n\n Secara umum ada dua penyebab terjadinya Hernia atau Usus Turun yaitu: \n\n 1. Bawaan dari lahir \n\n Hernia ini bukan hanya terjadi pada perut saja, bisa juga pada puser yang disebut dengan udel bodong atau puser yang menonjol. Hernia ini juga biasa terdapat pada lipatan paha. Dan ada juga Hernia yang tidak kelihatan. Jadi hernia yang tidak kelihatan ini terjadi karena adanya penonjolnan yang terjadi antara rongga perut dan rongga dada yang memiliki sekat. Jadi kelainan yang terjadi pada sekat dikedua rongga tersebut, sehingga isi dalam perut mendesak hingga ke dada. Hal ini disebut dengan Hernia Diagfragmatika, bisa dideteksi sejak bayi masih didalam kandungan. Keluhan yang dirasakan pada penderita Hernia ini adalah sesak nafas secara terus menerus, suara nafas kanan dan kiri berbeda, dan paru-paru tidak mengembang secara sempurna. \n\n Ada juga Hernia yang terjadi pada lipatan paha bayi yang baru lahir. Jadi hal ini bisa terjadi karena testis yang turun dari ruang perut menuju ke kantong buah sakar, ketika dia turun maka akan membuat celah (prosesus ordenalis). Ketika pada saat lahir celah harusnya menutup, tetapi karena celah tersebut tidak tertutup secara sempurna, maka terjadilah Hernia pada bayi yang baru lahir tersebut. Hal ini disebabkan karena pasien mempunyai riwayat penyakit batuk kronis. \n\n 2. Kelainan yang didapat. \n\n Pasien yang mengalami Hernia akibat kelainan yang didapat biasanya pada saat usia muda sering mengangkat barang yag melebihi kapasitas tubuhnya, sehinngga ototnya lemah dan timbul celah yang menyebabkan hernia. Hal ini biasanya terjadi pada usia tua. \n\n Faktor utama penyebab terjadinya Hernia karena adanya kelemahan otot penyangga perut. Isi dari benjolan yang turun ke bawah biasanya dari rongga perut, usus, omentum (lemah dalam usus), cairan dari dalam perut. \n\n \n\n Upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya Hernia: \n\n \n Hindari mengangkat beban yang terlalu berat \n Konsumsi makanan yang tinggi serat \n Melakukan pola hidup sehat \n Menggunakan celana Hernia untuk mencegah benjolan turun ke bawah. \n \n\n \n\n Itulah informasi mengenai seputar mengenal usus turun (Hernia). Jika sahabat hermina mempunyai keluhan masalah kesehatan, segera konsultasikan bersama dokter spesialis di Rumah Sakit Hermina. Sahabat hermina juga dapat membuat janji dengan dokter spesialis menggunakan aplikasi Halo Hermina Mobile App, bisa didapatkan melalui Play Store dan Apps Store \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Tangkuban Perahu<\/a><\/li>
- 06 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
Orang Tua Wajib Tahu! Apa saja yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak?<\/a><\/h3>
Siapa saja yang masuk dalam kategori anak? \n\n Menurut definisi WHO, batasan usia anak adalah sejak anak di dalam kandungan sampai usia 19 tahun. Perbedaan rentang usia ini pun perlu dipahami orang tua, karena orang tua perlu memahami demi dapat mendeteksi dini secara mandiri adanya gangguan pertumbuhan dan perkembangan sesuai usianya. Anak kemudian dikategorikan berdasarkan rentang usia yang ditujukan untuk mengetahui sedang dalam fase tumbuh kembang apa : \n\n 1. Tahap Sensorimotor (Usia 18 - 24 bulan) : Selama periode ini, bayi mengembangkan pemahaman tentang dunia melalui koordinasi pengalaman sensorik (melihat, mendengar) dengan tindakan motorik (menggapai, menyentuh). \n\n 2. Tahap Praoperasional (Usia 2 - 7 Tahun) :Pada tahap ini, anak tidak bisa menggunakan logika atau mengubah, menggabungkan, atau memisahkan ide atau pikiran. \n\n 3. Tahap Operasional Konkret (Usia 7 - 11 Tahun) : Anak cukup dewasa untuk menggunakan pemikiran atau pemikiran logis, tapi hanya bisa menerapkan logika pada objek fisik. \n\n 4. ahap Operasional Formal (Usia 12 tahun ke atas) : Pada masa remaja, mereka memperoleh kemampuan untuk berpikir secara abstrak dengan memanipulasi ide di kepalanya, tanpa ketergantungan pada manipulasi konkret. \n\n Apa itu "tumbuh"? \n\n Tumbuh (growth) adalah bertambahnya ukuran yang terdiri dari: berat badan (dapat menurun,) tinggi badan (bersifat menetap dan terus meningkat sampai masa pertumbuhan selesai), lingkar kepala (bersifat menetap dan terus meningkat sampai masa pertumbuhan selesai). \n\n Lalu bagaimana memantau pertumbuhan anak? \n\n Pemantauan tumbuh kembang bisa dilakukan dengan melakukan pengukuran secara berkala: berat badan, tinggi badan/panjang badan, lingkar kepala Hasilnya akan diinterpretasi oleh tenaga kesehatan melalui pemantauan kurva pertumbuhan. \n\n \n\n Apa itu "kembang"? \n\n Perkembangan adalah proses peningkatan fisis, intelektual dan perubahan emosional yang bersamaan dengan pertumbuhan. Terdapat beberapa domain dalam perkembangan anak yaitu seperti dibawah ini: \n\n \n\n Apa yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak? \n\n Pertumbuhan pada anak dipengaruhi oleh berbagai faktor: \n\n 1. Faktor sosial dan budaya \n\n 2. Faktor perawatan dari orang tua (parenting) \n\n 3. Lingkungan \n\n 4. Nutrisi yang didapatkan anak \n\n 5. Perilaku orang tua \n\n \n\n Nah, andaikan Si Kecil mengalami permasalahan tumbuh kembang, sahabat hermina bisa bertanya langsung pada dokter spesialis anak atau dokter spesilais rehabmedik jika si kecil memiliki kebutuhan khusus. Selain itu, sahabat hermina, jika dokter menyarankan anak tersebut butuh dampingan oleh terapis sahabat hermina tidak perlu hawatir kami telah menyediakan fasilitas yaitu klinik tumbuh kembang di RS Hermina Tangkubanprahu \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pekanbaru<\/a><\/li>
- 05 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
Penyakit Usus Buntu, dari Gejala Hingga Penyebabnya, ini faktanya<\/a><\/h3>
\n\n Usus buntu adalah peradangan yang terjadi pada Appendix vermicularis, dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering pada anak-anak maupun dewasa. Usus buntu akut merupakan kasus bedah emergensi yang paling sering ditemukan pada anak-anak dan remaja. Kejadian apendisitis di Indonesia menurut data yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2009 sebesar 596.132 orang dengan persentase 3.36% dan meningkat pada tahun 2010 menjadi 621.435 orang dengan persentase 3.53%. Apendisitis merupakan penyakit tidak menular tertinggi kedua di Indonesia pada rawat inap di rumah sakit pada tahun 2009 dan 2010. \n\n Penyebab Usus Buntu \nUsus buntu disebabkan karena adanya sumbatan pada rongga appendix sehingga terjadi penumpukan, kematian jaringan dan akibatnya terjadi infeksi. Usus Buntu umumnya terjadi karena infeksi bakteri. Penyebab sumbatan yang paling sering adalah fecolith (BAB yang mengeras). Fecolith ditemukan pada sekitar 20% anak dengan appendicitis. \n\n Tanda dan Gejala \nDiagnosis Usus buntu ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang (laboratorium darah, USG, appendicogram, atau CT scan abdomen). \nUsus Buntu dapat mengenai semua kelompok usia. Nyeri merupakan gejala yang pertama kali muncul. Seringkali dirasakan sebagai nyeri tumpul, nyeri di periumbilikal yang samar-samar, tapi seiring dengan waktu akan berlokasi di perut kanan bawah. Nafsu makan menurun, mual, dan muntah biasanya terjadi dalam beberapa jam setelah onset terjadinya nyeri. Diare dapat terjadi akibat infeksi sekunder dan iritasi pada usus. Pada usus buntu tanpa komplikasi biasanya demam ringan (37,5 -38,5 0 C). Jika suhu tubuh diatas 38,6 0 C, menandakan terjadi pecah pada usus buntuh. \n\n Pengobatan Usus Buntu \nPengobatan utama penyakit usus buntu adalah dengan operasi pengangkatan usus buntu, atau apendektomi. Pengangkatan usus buntu di sistem pencernaan tidak akan menyebabkan masalah jangka panjang, karena usus buntu juga tidak berperan penting pada orang dewasa. Ada dua cara dalam melakukan apendektomi, yaitu melalui laparoskopi atau operasi lubang kunci, dan bedah terbuka atau laparotomi. Kedua teknik bedah tersebut diawali dengan melakukan bius total pada pasien. Berikut ini adalah penjelasannya: \n\n \n Laparoskopi \n \n\n Operasi usus buntu dengan Laparoskopi dilakukan dengan membuat beberapa sayatan sebesar lubang kunci di perut. Melalui sayatan tersebut, dokter akan memasukkan alat bedah khusus untuk mengangkat usus buntu. \n\n \n Laparotomi \n \n\n Laparotomi dilakukan dengan membedah perut bagian kanan bawah sepanjang 5–10 cm, dan mengangkat usus buntu. Bedah terbuka ini dianjurkan untuk penyakit usus buntu yang infeksinya telah menyebar keluar usus buntu, atau jika usus buntu sudah bernanah (abses). \n\n Sahabat Hermina jika mengalami gejala diatas jangan dianggap enteng, segera berkonsultasi dengan dokter untuk perawatan yang tepat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/a><\/span>");
- 05 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 06 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 06 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 08 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 08 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 09 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 12 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 12 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 12 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 12 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 12 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 13 September 2022<\/li><\/ul><\/div>