- Hermina Balikpapan<\/a><\/li>
- 29 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
Pola Hidup Sehat<\/a><\/h3>
Memiliki tubuh yang sehat adalah kebutuhan setiap manusia, mulai dari anak-anak hingga dewasa, bahkan memiliki tubuh yang sehat adalah sebuah kewajiban karena dengan tubuh yang sehat mampu melakukan setiap aktivitas dengan baik dan penuh semangat. Untuk memiliki tubuh yang sehat kita juga bisa memulai dengan pola pikir yang positif kemudian melakukan aktifitas fisik dan mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi. Penulis kali ini akan mengajak pembaca untuk menyimak beberapa cara untuk melakukan pola hidup yang sehat. Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) dalam keterangan tertulisnya, mengupdate cara pola hidup sehat. \n\n \n\n Aktivitas Fisik \n\n Jika kita ingin memiliki tubuh yang sehat kita harus rutin melakukan aktifitas fisik. Aktivitas fisik memiliki 3 komponen utama dalam melakukannya, yaitu stamina, Strength, Suppleness. \n\n 1. Dengan sirkulasi yang baik ke jantung dan paru-paru mencegah nafas terengah-engah sehingga memiliki stamina yang baik. \n\n 2. Pemanasan pada leher, tulang belakang, dan sendi mencegah keseleo dan otot tertarik \n\n 3. Pembentukan otot untuk melakukan aktivitas fisik ringan - berat \n\n Dalam aktivitas fisik dapat dilakukan beberapa kegiatan yaitu naik turun tangga, jalan cepat, bersepeda, angkat beban, dan lain-lain. \n\n Berikut beberapa manfaat dari melakukan aktivitas fisik yaitu berkurangnya risiko terkena penyakit ringan maupun kritis, bertambahnya energi untuk beraktivitas, badan terasa lebih sehat \n\n \n\n Konsumsi Makanan Bergizi \n\n Mengkonsumsi makanan yang bergizi adalah sebuah pola hidup sehat yang dapat kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Makanan yang bergizi harus mengandung mikronutrien dan makronutrien. Untuk memperoleh makanan yang bergizi sangat mudah kita temukan di rumah. Beberapa bahan makanan yang dapat kita temukan sebagai sumber makanan yang bergizi, seperti sumber karbohidrat, protein, serat dan vitamin yaitu telur, ikan, nasi, roti, sayuran dan buah-buahan. Dari semua bahan makanan tersebut dapat kita kelolah dengan mudah di rumah. \n\n Dengan melakukan aktifitas fisik dan mengkonsumsi makanan bergizi maka kita telah melakukan pola hidup yang sehat. Anda juga dapat melakukan pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Hermina Balikpapan \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 29 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
8 Gejala pada Penderita Demensia <\/a><\/h3>
Halo Sahabat Hermina, pernah mendengar penyakit demensia ? Penyakit demensia adalah sebuah keadaan dimana penderitanya mengalami penurunan daya ingat. Hal ini memang umum dijumpai pada usia lanjut, namun hal ini juga dapat menyerang masyarakat pada usia produktif. Yuk, sahabat cari tahu lebih dalam mengenai penyakit demensia. \n\n \n\n Jenis-Jenis Demensia dan Penyebabnya \n\n Demensia disebabkan oleh kerusakan sel dan gangguan fungsi saraf yang mengatur fungsi luhur. Hal ini bisa terjadi karena berbagai hal tetapi paling sering disebabkan kelainan pembuluh darah dan proses degeneratif atau penuaan progresif dari sistem saraf. Dua jenis demensia yang paling sering terjadi, diantaranya adalah : \n\n 1. Penyakit Alzheimer \n\n Penyakit Alzheimer termasuk pada jenis demensia yang paling sering terjadi dan berhubungan dengan proses degeneratif, proses degeneratif sendiri penyebabnya belum diketahui pasti tetapi meliputi faktor genetik, oksidan bebas, penuaan dan pola hidup. \n\n \n\n 2. Demensia Vaskular \n\n Berbeda dengan penyakit Alzheimer, Demensia Vaskular dominan disebabkan oleh gangguan yang terjadi pada pembuluh darah di otak. Stroke yang berulang baik yang terdeteksi ataupun silent stroke diklaim menjadi pemicu dari Demensia Vaskular. \n\n Selain dari dua penyakit di atas, ada beberapa kelainan yang menyerupai demensia seperti kondisi gaduh gelisah karena sakit berat, obat-obatan, atau trauma kepala serta gangguan atensi dan perilaku yang biasa muncul pada gangguan kejiwaan (pseudodemensia). \n\n \n\n Gejala pada Demensia \n\n Gejala utama pada demensia adalah penurunan pada 2 domain fungsi luhur bisa berupa daya ingat, bahasa, atensi, kemampuan visuospatial dan mengambil keputusan. Gejala ini dapat semakin memburuk seiring berjalanya waktu dan bisa disertai gangguan emosi dan perilaku. \n\n Gejala-gejala yang harus diwaspadai untuk mengenal adanya demensia meliputi : \n\n 1. Sulit konsentrasi \n\n 2. Mudah lupa \n\n 3. Sulit mempelajari hal baru \n\n 4. Sulit mengingat nama, waktu dan tempat \n\n 5. Kehilangan kata-kata ketika berbicara, dan sulit menemukan kata yang tepat \n\n 6. Mengulang aktifitas yang sama tanpa disadari \n\n 7. Suasana hati tidak menentu \n\n 8. Sulit melakukan aktivitas rutin \n\n Dalam menegakan diagnosa dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter untuk menentukan seseorang mengalami demensia atau tidak serta jenis demensianya, pemeriksaan penunjang juga dibutuhkan untuk menegakan diagnosa ini. Jika keluarga dicurigai mengalami demensia segeralah melakukan pemeriksaan agar segera terdiagnosis dengan tepat dan dapat diberikan penanganan sesuai gejala yang muncul. Terapi demensia sendiri dapat berupa obat – obatan, latihan, olahraga, dukungan keluarga dan konsultasi serta support psikologis baik untuk pasien maupun keluarga . \n\n Konsultasikan segera jika sahabat hermina mengalami gejala - gejala demensia dengan dokter spesialis di RS. Hermina terdekat atau Sahabat Hermina juga bisa berkonsultasi secara online dengan dokter spesialis RS. Hermina dengan aplikasi halo hermina. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 29 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
Nyeri Leher Tidak Boleh di Anggap Remeh<\/a><\/h3>
Halo Sahabat Hermina, Nyeri leher / neck pain merupakan keluhan yang umum terjadi baik itu pada usia tua ataupun muda. Nyeri leher adalah kondisi medis yang umum terjadi, namun jarang yang menandakan adanya masalah yang serius. Dengan gejala khasnya yaitu ketegangan pada otot yang diakibatkan karena posisi yang kurang baik atau menghabiskan waktu lama di depan komputer.. Sebagian besar dari mereka yang mengalami nyeri pada leher pada umumnya dapat mengelola gejalanya dengan obat-obatan yang tersedia di rumah. Namun, hampir 10% kasus menjadi nyeri yang berkepanjangan (kronis) \n\n Sakit leher dapat terjadi akibat otot leher yang tertarik, saraf terjepit, atau pengapuran sendi. Nyeri tengkuk atau sakit leher umumnya bukan kondisi serius yang perlu diwaspadai. Kondisi ini bisa sembuh dalam beberapa hari atau beberapa minggu tanpa ditangani secara khusus. \n\n \n\n Penyebab Nyeri Leher \n\n Persendian yang terletak pada bagian atas leher mempermudah dan menyebabkan gerakan antara kepala dan leher. Sementara itu, persendian pada bagian bawah leher dan punggung belakang berfungsi untuk menopang kepala. Bagian bawah yang berfungsi sebagai sistem penopang kepala inilah tempat nyeri pada umumnya timbul. \n\n Salah satu penyebab tersering nyeri leher adalah ketegangan pada otot leher. Hal ini terjadi karena postur yang kurang baik atau salah posisi saat tidur. Hal ini juga dapat terjadi karena seseorang bertahan pada satu posisi pada waktu yang lama, misalnya membungkuk pada saat bekerja. \n\n Untuk mengurangi rasa sakit di leher, Anda dapat melakukan langkah-langkah berikut di rumah: \n\n \n Menggerak-gerakkan otot leher. Coba gerakkan otot leher secara perlahan \n Berendam dalam larutan garam saat mandi \n Kompres hangat dan dingin \n Oleskan penghangat \n Pijat \n Minum obat pereda nyeri \n Perbaiki posisi tidur \n \n\n \n\n Gejala yang biasanya dirasakan oleh pasien : \n\n \n Nyeri area tengkuk yang timbul setelah bekerja dengan posisi kepala yang diam dalam jangka waktu lama (misal menunduk dalam jangka waktu lama) \n Ketegangan pada tengkuk, pundak, bahkan sampai ke kepala belakang. \n Nyeri saat menggerakan leher. \n \n\n Pencegahan Nyeri Leher \n\n \n Jaga postur yang baik saat bekerja \n Selingi dengan istirahat saat bekerja, lakukan peregangan otot2 leher / Latihan sederhana di kala senggang \n Posisikan kursi / meja kerja sehingga mendukung postur yang baik \n Hindari menjepit handphone dengan leher dalam jangka waktu lama. \n Hindari membawa barang berat dengan bahu. \n Hindari membunyikan “krek-krek” tulang leher. \n Tidur dengan posisi yang baik. \n \n\n Kapan Harus ke Dokter ? \n\n Jika keluhan masih berlajut segera Konsultasikan ke dokter, Apabila terjadi hal berikut : \n\n \n Nyeri sangat hebat \n Berlangsung selama beberapa hari tanpa kunjung membaik \n Nyeri menjalar ke lengan / tangan \n Disertai keluhan sakit kepala, kebas / baal, kesemutan, atau kelemahan pada tangan / kaki. \n \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kemayoran<\/a><\/li>
- 29 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
Cacar Monyet Jarang Terjadi, Tetapi Berpotensi Serius<\/a><\/h3>
Cacar monyet adalah penyakit langka yang disebabkan oleh infeksi virus cacar monyet. Virus cacar monyet adalah bagian dari keluarga virus yang sama dengan cacar. Gejala cacar monyet mirip dengan gejala cacar, tetapi lebih ringan; dan cacar monyet jarang berakibat fatal. Cacar monyet tidak berhubungan dengan cacar air. Cacar monyet dapat menyebar ketika seseorang melakukan kontak dekat dengan orang yang terinfeksi. Virus dapat masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang rusak, saluran pernapasan atau melalui mata, hidung atau mulut. \n\n \n\n Ini sebelumnya tidak digambarkan sebagai infeksi menular seksual, tetapi dapat ditularkan melalui kontak dekat. Bimbingan menyarankan siapa pun dengan virus untuk tidak melakukan hubungan seks saat mereka memiliki gejala. Meskipun saat ini tidak ada bukti yang tersedia bahwa monkeypox dapat menyebar dalam cairan seksual, orang yang dikonfirmasi memiliki virus disarankan untuk menggunakan kondom selama delapan minggu setelah infeksi sebagai tindakan pencegahan.Ini juga dapat menyebar melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi seperti monyet, tikus dan tupai, atau melalui benda yang terkontaminasi virus, seperti tempat tidur dan pakaian. \n\n \n\n Sahabat Hermina dapat mengurangi risiko penularan dengan membatasi kontak dengan orang yang diduga mengidap penyakit tersebut, atau kasus yang dikonfirmasi. Penting untuk memakai masker wajah saat berada di dekat orang yang terinfeksi, terutama jika mereka sedang batuk atau mengalami sariawan, dan saat menyentuh pakaian atau tempat tidur orang yang terinfeksi. Hindari kontak kulit dengan kulit dengan memakai sarung tangan sekali pakai. Bersihkan dan disinfeksi permukaan yang terkontaminasi dan buang limbah yang terkontaminasi (seperti pembalut) dengan benar, dan cuci pakaian, handuk, seprai, dan peralatan makan orang yang terinfeksi dengan air hangat dan deterjen. \n\n \n\n Konsultasi dengan dokter anak kesayangan untuk membantu anak membangun hubungan dengan dokter. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Karawang<\/a><\/li>
- 28 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
Waspada Glaukoma, Si Pencuri Penglihatan<\/a><\/h3>
Apa itu glaukoma? Glaukoma adalah suatu penyakit yang ditandai oleh kumpulan gejala berupa peningkatan tekanan bola mata yang disertai kerusakan saraf mata dan penyempitan lapang pandang. Glaukoma yang tidak segera ditangani akan menimbulkan penurunan penglihatan irreversible (tidak dapat kembali seperti semula) dan pada akhirnya mengakibatkan kebutaan. \nGlaukoma merupakan penyebab kebutaan kedua tertinggi di dunia dan di Indonesia. Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, sekitar 4-5 orang dari 1000 penduduk Indonesia di atas usia 50 tahun mengalami kebutaan akibat glaukoma. Mayoritas glaukoma menyerang penduduk usia 44-64 tahun namun dapat pula menyerang anak-anak dan bayi. \n\n Faktor risiko utama terjadinya glaukoma adalah peningkatan tekanan bola mata. Tekanan bola mata yang meningkat akan menekan saraf mata dan menimbulkan kerusakan. Faktor risiko lainnya adalah \n\n \n Riwayat keluarga dengan penyakit glaukoma \n Ras Afrika dan Asia \n Penderita rabun jauh atau rabun dekat dengan ukuran lensa yang tinggi \n Usia di atas 40 tahun \n Pengguna obat-obatan steroid \n Penderita penyakit degenerative seperti diabetes mellitus, hipertensi, dan kelainan kardiovaskular. \n \n\n Sebagian besar faktor risiko seperti usia, keturunan, dan ras tidak dapat dicegah. Jika anda memiliki riwayat anggota keluarga dengan penyakit glaukoma atau mengkonsumsi obat-obatan berisiko tinggi maka pemeriksaan mata teratur sangatlah penting. Skrining glaukoma dilakukan setiap 2-4 tahun pada kelompok usia <40 tahun, setiap 2 tahun pada kelompok usia > 40 tahun, dan setiap tahun pada kelompok dengan riwayat keluarga penderita glaukoma. Diagnosa dini adalah kunci untuk mencegah kebutaan karena kerusakan saraf mata akibat glaukoma tidak bisa dikembalikan. Glaukoma hanya bisa dikontrol namun tidak bisa disembuhkan. \n\n Jika anda terdeteksi glaukoma maka anda memerlukan pemeriksaan dan kontrol seumur hidup. Terapi dilakukan dengan obat-obatan, laser, dan pembedahan. Terapi bertujuan menurunkan tekanan bola mata sebagai faktor risiko utama. Menjaga tekanan bola mata dalam kisaran normal atau sesuai target sangat penting dalam mempertahankan fungsi penglihatan yang tersisa. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Ciruas<\/a><\/li>
- 27 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
Infeksi Luka Operasi Caesar<\/a><\/h3>
INFEKSI LUKA OPERASI CAESAR \n\n \n\n Bagi ibu yang baru saja menjalani operasi caesar, sangat penting untuk berhati-hati dengan jahitannya. Jika tidak, luka operasi caesar bisa terinfeksi, membahayakan nyawa ibu. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui ciri-ciri infeksi luka agar dapat segera diperoleh pengobatan yang tepat. \n\n \n\n Menjadi seorang ibu memang membutuhkan banyak kerja keras. Selain harus hamil sembilan bulan, sang ibu harus mempertaruhkan nyawanya dengan melahirkan secara alami atau melalui operasi caesar. Bagi yang memilih untuk menjalani operasi caesar, sangat penting untuk menghindari luka operasi caesar agar tidak terjadi infeksi. \n\n \n\n Perlu Anda ketahui bahwa ada risiko tinggi terkena infeksi dari luka operasi caesar. Risiko ini lebih besar jika area di sekitar luka basah, yang memungkinkan bakteri tumbuh lebih cepat. Jika terjadi infeksi, harus segera diobati untuk mencegah bakteri menyebar ke organ perut \n\n Lalu apa saja ciri infeksi pada luka Caesar bagian dalam yang perlu diwaspadai? Yuk, simak ulasan berikut ini. \n\n \n\n Tanda-tanda Infeksi pada Luka Caesar Bagian Dalam \n\n Operasi Caesar memiliki bekas luka sayatan yang cukup besar sehingga risiko terjadinya infeksi juga cukup tinggi. Risiko ini harus sangat diperhatikan dan diwaspadai baik oleh pasien maupun dokter yang melakukan tindakan karena bisa mengancam keselamatan jiwa pasien. Maka dari itu, sangat penting untuk mengetahui ciri dan tanda-tanda luka Caesar mengalami infeksi agar bisa segera ditangani dengan tepat. \n\n \n\n Luka Caesar yang mengalami infeksi pada bagian dalam biasanya ditandai dengan rasa sakit yang terus menerus bahkan setelah beberapa hari tindakan operasi dilakukan hingga jahitan Caesar bernanah. Selain itu, ada beberapa ciri lainnya dari luka Caesar mengalami infeksi bagian dalam, seperti: \n\n \n\n \n Bekas jahitan berwarna kemerahan \n Bekas jahitan Caesar bengkak dan mengeras \n Nyeri pada beberapa bagian bekas jahitan \n Keluar nanah dari bekas jahitan \n Bekas jahitan operasi mengeluarkan darah \n Demam \n Nyeri perut atau kram \n Mengalami keputihan dengan aroma yang tidak sedap \n \n\n \n\n Perlu Anda ketahui, bekas jahitan yang mengeras sebenarnya merupakan tanda-tanda luka dalam operasi Caesar sembuh. Akan tetapi jika dibarengi dengan bengkak dan rasa nyeri, bisa jadi hal tersebut menjadi ciri-ciri bahwa luka Caesar mengalami infeksi bagian dalam. Untuk memastikannya Anda perlu melakukan pemeriksaan kepada dokter kandungan. \n\n \n\n Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko munculnya ciri infeksi pada luka Caesar bagian dalam, antara lain: \n\n \n\n \n Pasien dengan berat badan berlebih atau obesitas \n Penderita diabetes \n Sudah pernah melakukan operasi Caesar sebelumnya \n Mengkonsumsi obat imunosupresan yang biasanya digunakan untuk menekan imun \n Memiliki kebiasaan merokok yang buruk \n \n\n \n\n Cara Merawat Luka Bekas Caesar agar Tidak Infeksi \n\n Luka bekas operasi Caesar harus dirawat dengan baik untuk menghindari terjadinya infeksi dan bisa sembuh lebih cepat. Untuk memastikan luka bekas jahitan Caesar tidak mengalami infeksi, berikut cara merawatnya dengan tepat yang perlu Anda ketahui. \n\n \n\n 1. Selalu Jaga Kebersihannya \n\n Salah satu cara menghindari risiko infeksi pada luka Caesar adalah dengan selalu jaga kebersihannya. Pastikan luka bekas jahitan Caesar selalu tertutup dan bersih minimal selama satu minggu pasca operasi. Tidak hanya itu, usahakan luka bekas jahitan Caesar tidak terkena air terlebih dahulu selama satu minggu pasca operasi. \n\n \n\n 2. Hindari Membawa Barang Berat \n\n Pasca melakukan operasi Caesar, ada baiknya hindari terlebih dahulu untuk mengangkat atau membawa barang berat. Hal ini menjadi salah satu pantangan yang harus dipatuhi oleh ibu pasca operasi Caesar karena bisa mengganggu proses penyembuhan dan memicu munculnya benjolan di ujung jahitan Caesar atau biasa disebut dengan hernia insisional. \n\n \n\n 3. Hindari Menggaruk Bekas Jahitan Caesar \n\n Sebenarnya timbulnya rasa gatal pada bekas jahitan sangat umum terjadi. Hal ini biasanya menjadi tanda bahwa luka bekas jahitan tersebut sudah mulai sembuh. Akan tetapi, hindari menggaruk bagian tersebut karena bisa menimbulkan iritasi yang justru membuat proses penyembuhan menjadi lebih lama. \n\n \n\n 4. Angin-anginkan Agar Cepat Kering \n\n Satu lagi cara merawat luka bekas Caesar agar lebih lebih cepat sembuh dan tidak mengalami infeksi adalah dengan mengangin-anginkan bekas jahitan. Luka bekas Caesar yang lembab memiliki risiko besar untuk mengalami infeksi. Oleh sebab itulah, selama pasca operasi Caesar usahakan untuk menggunakan baju longgar agar area perut mendapatkan sirkulasi udara yang baik. \n\n \n\n Dengan merawat bekas luka Caesar dengan baik, maka proses penyembuhan juga akan semakin besar. Jika masih ada yang bertanya luka Caesar sembuh berapa lama, maka hal tersebut tergantung dari cara merawatnya. Jika dirawat dengan baik, maka proses penyembuhan akan menjadi lebih cepat. \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Solo<\/a><\/li>
- 27 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
ISPA Pada Anak Balita<\/a><\/h3>
ISPA atau infeksi saluran pernapasan akut adalah infeksi yang terjadi disaluran di saluran napas baik saluran pernapasan atas maupun bawah, yang terjadi secara tiba-tiba, dengan lama sakit kurang dari 14 hari. ISPA disebabkan oleh infeksi bakteri maupun virus, penularan melalui droplet yang mengandung bakteri atau virus, yang terhirup masuk ke dalam saluran napas. \n\n Berikut penyebab ISPA : \n\n BAKTERI \n\n \n Streptococcus \n Staphilococcus \n Pneumococcus \n Haemophillus influenzae \n Bordetella pertussis \n Corynebacterium diphteriae \n \n\n \n\n VIRUS \n\n \n Micsovirus \n Adenovirus \n Coronavirus \n Picornavirus \n Mycoplasma \n RSV \n \n\n Gejala dan tanda yang umum dialami oleh anak yang menderita ISPA : \n\n \n Demam, kadang disertai sakit kepala \n Batuk \n Pilek \n Nyeri telan \n Lain-lain : badan terasa pegal, capek, dll \n \n\n \n\n à Anak menjadi rewel, tidak mau makan, dan tidak bisa tidur \n\n \n\n Apabila ISPA berlarut-larut akan berlanjut menjadi pneumonia. Pneumonia merupakan infeksi akut yang menyerang saluran pernapasan bagian bawah atau disebut radang paru-paru. Pneumonia dapat mengancam jiwa, gejalanya disertai sesak napas dari yang ringan sampai berat, gagal napas hingga menyebabkan meninggal. Karenanya pneumonia pada Balita masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. \n\n Faktor dan resiko pada pneumonia : \n\n \n Malnutrisi \n Usia muda \n Kelengkapan imunisasi \n Defisiensi vitamin A \n Defisiensi zinc \n Faktor lingkungan : polusi, hygiene sanitasi, lingkungan yang kumuh dll \n Faktor sosial ekonomi \n \n\n Berikut pencegahannya : \n\n \n Anak mendapat nutrisi gizi seimbang \n Menjaga kebersihan diri dan lingkungan \n Ventilasi rumah memenuhi syarat kesehatan \n Imunisasi \n Pemberian ASI dan vitamin A \n Mencegah anak kontak dengan penderita ISPA \n \n\n \n\n Berikut gejala batuk, dan apabila terdapat frekuensi napas yang cepat : \n\n Anak umur 0 - < 2 bulan : > 60 x/menit \n\n \n Anak umur 2 -11 bulan : > 50 x/menit \n Anak umur 1 – 5 tahun : > 40 x /menit \n \n\n \n\n Berikut ini merupakan gejala dari pneumonia berat berupa batuk, napas cepat, dan kesulitan napas, disertai minimal salah satu dari hal berikut : \n\n \n Kepala terangguk-angguk \n Napas cuping hidung \n Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam \n Rontgen thoraks menunjukkan gambaran pneumonia \n \n\n Selain itu dapat pula dijumpai napas merintih (grunting) \n\n Pada keadaan yang sangat berat dapat dijumpai : \n\n \n Tidak mau menyusu, makan, maupun minum \n Memuntahkan makanan atau minuman \n Kebiruan di sekitar mulut dan ujung-ujung jari tangan dan kaki \n Distres pernapasan berat \n \n\n \n\n Demikian untuk penjelasan yang dapat disampaikan, apabila mengalami rasa sakit atau keluhan maupun gejala yang timbul maka sebaiknya konsultasi dengan dokter agar mendapatkan penangannan. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bitung<\/a><\/li>
- 27 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
Gatal Pada Malam Hari? Hati-Hati Scabies, kenali gejalanya...<\/a><\/h3>
Hallo sahabat Hermina Bitung, Pernah mengalami gatal dimalam hari? dan sangat mengganggu bisa jadi itu scabies, scabies lebih akrab disapa dengan kudis merupakan penyakit kulit menular yang disebabkan oleh masuknya tungau kecil ke dalam lapisan kulit luar. Tungau ini bernama Sarcoptes scabiei, mempunyai ukuran yang sangat kecil dan dapat bersarang pada lapisan kulit manusia ini akan menggali terowongan dan bertelur di dalam kulit, sehingga pengidap kudis akan merasakan gatal pada kulitnya. Scabies dapat menular dari manusia ke manusia atau dari hewan ke manusia. Tungau dapat disebarkan melalui sentuhan langsung dengan pengidap, atau secara tidak langsung melalui baju, handuk, bantal, air, atau barang-barang pribadi lainnya yang telah terkontaminasi. Agar dapat mencegah terjadinya kondisi ini, ketahui lebih dalam tentang penyakit scabies berikut ini. \n\n Gatal di malam hari disebabkan scabies karena kutu didalam tubuh breaksi pada malam hari, mengatasi gatal pada malam hari bisa dengan menggunakan cobalah untuk berendam di air dingin, atau tempelkan kain basah pada area kulit yang terserang kutu. Mengatasi gatal kudis juga bisa dilakukan dengan penggunaan losion kalamin. Gangguan kulit yang satu ini juga bisa diatasi dengan memanfaatkan bahan alami yang mudah didapat, yaitu lidah buaya. \n\n Sahabat Hermina Bitung, dapat menghindari Scabies dengan Mengetahui Beberapa Hal yang Jadi Penyebabnya Tungau Sarcoptes scabiei merupakan penyebab utama adanya scabies pada manusia. Tungau ini akan membuat kubang pada bagian bawah lapisan kulit untuk dijadikan sarang. Terowongan ini juga dijadikan tempat untuk bertahan hidup dengan menjadi benalu pada kulit manusia. Penularan scabies pada manusia dapat melalui dua cara, yaitu: \n\n \n \n Kontak langsung dengan pengidap melalui hubungan seksual, pelukan, atau berjabat tangan. \n \n \n Kontak tidak langsung dengan pengidap melalui pakaian, handuk, tempat tidur, bantal, dan peralatan lainnya yang telah terkontaminasi tungau. \n \n \n\n Bila Sahabat Hermina Bitung terkena Scabies, segera di bawa ke dokter kulit dan kelamin Hermina terdekat atau kunjungi Rumah Sakit Hermina Bitung agar dapat mencegah penyebaran. Untuk melihat jadwal dokter spesialis kulit dan kelamin \n\n \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Daan Mogot<\/a><\/li>
- 26 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
Saraf Terjepit <\/a><\/h3>
\n\n Seperti kita ketahui, tulang belakang manusia tersusun dari atas ke bawah, dari leher sampai ke tulang ekor. Antar tulang belakang yang berurutan, terdapat bantalan dengan konsistensi seperti gel padat yang bersifat elastis. Bantalan ini berfungsi sebagai shock absorbants atau peredam kejut. \nSeiring bertambahnya usia, kebiasaan postur yang tidak benar membuat bantalan ini dapat berkurang sifat elastisnya sehingga menekan struktur yang berada di belakangnya, yaitu saraf tulang belakang. Hal inilah salah satu penyebab keluhan nyeri di punggung. \nSaraf terjepit merupakan istilah di mana bantalan ruas tulang belakang menekan saraf yang berada di belakangnya. Dalam dunia medis, saraf terjepit disebut dengan istilah Hernia Nucleus Pulposus (HNP). \n\n \n\n Gejala saraf terjepit (HNP) \nSebenarnya tidak semua saraf terjepit atau HNP ini menimbulkan gejala. Karna gejala dapat timbul berbeda-beda tergantung lokasinya dan berat ringannya penjepitan. Gejala yang timbul biasanya dipengaruhi oleh ada tidaknya iritasi/peradangan pada saraf tulang belakang. \n\n Lokasi timbulnya nyeri juga dipengaruhi oleh letak atau level terjadinya penjepitan saraf. Lokasi nyeri bisa muncul di mana saja, dari area leher sampai di punggung bawah, tetapi HNP memang paling sering terjadi di daerah punggung bawah (90%). \n\n Berikut gejala HNP di berbeda-beda lokasinya : \n\n \n HNP di daerah Leher \n \n\n \n Gejala HNP di daerah leher terjadi nyeri saat leher digerakkan, nyeri leher atau di sekitar tulang belikat, dan nyeri yang menjalar ke arah bahu, lengan atas, lengan bawah dan jari- jari. \n Selain nyeri, juga didapatkan rasa kesemutan dan kebas di daerah yang kurang lebih sama dengan rasa nyeri tersebut. \n Kemudian juga dirasakan kelemahan dalam menggenggam, selanjutnya kesulitan dalam mengangkat lengan. Dalam aktivitas harian, pasien mengeluhkan kesulitan menggenggam gelas, mengancingkan baju. \n \n\n \n HNP di daerah Punggung Bawah \n \n\n Pada nyeri di daerah pinggang, pantat dan menjalar ke arah betis dan kaki. Seringkali juga terasa sensasi kesemutan dan tebal pada salah satu atau kedua tungkai bawah. Rasa nyeri ini akan diperberat dengan membungkuk, berjalan atau duduk lama. \n\n Rasa nyeri pada HNP dapat bertambah dengan batuk, bersin atau mengejan. Pada HNP yang berat dapat dijumpai kelemahan anggota gerak. \n\n \n\n Penyebab Saraf Terjepit (HNP) \n\n HNP disebabkan oleh melemahnya bagian luar (cincin) bantalan tulang belakang. Bantalan tulang belakang memiliki bagian tengah dengan tekstur gel lembut dan lapisan luar yang lebih kencang. Seiring waktu, lapisan luar melemah dan bisa retak. HNP terjadi ketika gel bagian dalam keluar melalui celah retakan tersebut. \n\n Keluarnya gel ini dapat menyebabkan reaksi peradangan yang menyebabkan nyeri dan gel yang keluar dapat menekan saraf tulang belakang di dekatnya yang menyebabkan gejala seperti yang sudah disebutkan sebelumnya. \n\n \n\n Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami saraf kejepit, adalah: \n\n \n Memiliki keluarga dengan riwayat saraf kejepit \n Memiliki berat badan berlebih \n Mengangkat beban berat dengan posisi dan tumpuan yang salah \n Melakukan gerakan menunduk dan berputar secara mendadak atau berulang \n Memiliki kebiasaan merokok \n \n\n Pengobatan Saraf Terjepit (HNP) \nDokter akan menentukan diagnosis penyakit HNP dari gejala dan riwayat penyakit yang dialami. Karakteristik nyeri dan aktivitas apa yang memicu dan memperberat nyeri. Pemeriksaan fisik dapat dilakukan untuk memeriksa postur tubuh, refleks, kekuatan otot, kemampuan berjalan, sensasi dari alat gerak seperti nyeri dan kesemutan. \n\n Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk memberikan gambaran tulang dan saraf tulang belakang. Pemeriksaan yang sering dilakukan adalah: \n\n \n \n \n Magnetic resonance imaging (MRI). Tes pencitraan yang paling umum dan akurat untuk mendiagnosis HNP. \n Rontgen tulang belakang. Pemeriksaan ini membantu menyingkirkan penyebab sakit punggung atau leher lainnya. \n \n \n \n\n \n\n Sebenarnya tidak sulit untk mencegah terjadinya saraf kejepit atau HNP ini dan hal-hal yang dilakukan adalah hal-hal sederhana, jadi mari kita mulai aware dengan postur kita, dan kebiasaan harian kita. \n\n Dan bila sudah mengalami nyeri punggung bawah karena saraf terjepi atau HNP, jangan ragu untuk menemui dokter dan mendapatkan penanganan yang tepat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kemayoran<\/a><\/li>
- 26 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
Terlalu Muda Untuk Katarak, Mungkinkah?<\/a><\/h3>
Katarak pediatrik adalah penyebab utama kebutaan pada anak. Katarak yang tidak diobati pada anak menyebabkan beban sosial, ekonomi, dan emosional yang luar biasa bagi anak, keluarga, dan masyarakat. Kebutaan yang berhubungan dengan katarak pediatrik dapat diobati dengan identifikasi dini dan manajemen yang tepat. Sebagian besar kasus didiagnosis pada skrining rutin sedangkan beberapa mungkin didiagnosis setelah orang tua memperhatikan leukocoria atau strabismus. Etiologi katarak pediatrik bervariasi dan diagnosis etiologi spesifik membantu prognostik dan manajemen yang efektif. Operasi katarak pediatrik telah berkembang selama bertahun-tahun, dan dengan peningkatan pengetahuan tentang pergeseran miopia dan pertumbuhan panjang aksial, hasil dari pasien ini menjadi lebih dapat diprediksi. \n\n Katarak terbentuk ketika lensa bening alami di mata mulai berkabut dan menjadi berkabut. Awan ini membuat cahaya tidak mungkin masuk ke mata, yang menyebabkan kabur dan akhirnya kebutaan. Hal ini erat kaitannya dengan faktor genetik dan juga faktor lingkungan. \n\n Penyebab Katarak \n\n Meskipun katarak pada orang muda tidak umum, penting untuk mengetahui kemungkinan penyebabnya: \n\n \n Diabetes \n Hipertensi \n Cedera traumatis pada mata \n Miopia tinggi (rabun jauh) \n Penggunaan obat steroid \n Keturunan keluarga \n Kegemukan \n Merokok \n Konsumsi alkohol berlebihan \n Paparan sinar ultraviolet \n \n\n Meskipun anak-anak yang lahir dengan katarak dapat hidup penuh dan normal, beberapa akan memerlukan perawatan. Tergantung pada tingkat keparahan kekeruhan, ketajaman visual anak dan usia mereka, ada berbagai cara untuk menangani katarak. \n\n - Melakukan operasi katarak untuk menghilangkan lensa keruh dan menggantinya dengan lensa buatan \n\n - Kacamata \n\n - Lensa kontak \n\n - Kombinasi dari perawatan ini. \n\n Operasi katarak merupakan operasi rutin dan aman. Jika seorang anak lahir dengan katarak padat, yang terbaik adalah menghilangkannya dalam waktu 2 hingga 4 bulan. Menghapus katarak sesegera mungkin meningkatkan penglihatan jangka panjang yang baik pada anak. Untuk alasan ini, penting untuk menghadiri pemeriksaan bayi enam minggu untuk menilai refleks merah anak atau menemui dokter mata anak jika ada kekhawatiran. \n\n Jika memiliki cedera traumatis pada mata, hubungi dokter mata segera untuk perawatan dan untuk membantu mencegah kerusakan lebih lanjut. Pilihan makanan yang sehat dapat membantu mengurangi risiko katarak pada usia berapa pun. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Yogya<\/a><\/li>
- 26 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
Dampak Buruk Sering Membentak Anak<\/a><\/h3>
Masih banyak orang tua menggunakan metode seperti judul diatas diluar sana. Bentakan, teriakan bahkan pukulan..yang mereka percayai bahwa itu adalah cara yang paling efektif agar anak menuruti perkataan orang tua. Namun ada yang tidak disadari oleh orang tua, bahwa cara ini akan menanamkan banyak hal negatif pada diri anak. Karena dengan seringnya dikasari atau dibentak, tak menutup kemungkinan anakpun akan tumbuh menjadi anak dengan karakter pemarah. Dampak dari anak sering dibentak dan dikasari anak akan tumbuh menjadi : \n\n \n Tumbuh menjadi pribadi yang pemarah \n Anak yang sudah sering dibentak dan dikasari orang tua akan mudah marah. Biasanya anak akan meluapkan emosi mereka juga dengan bentakan, bahkan terkadang juga dengan main fisik kepada orang lain seperti teman - temannya. \n Kecerdasan dan kreativitas anak akan menurun \n Sering dibentak dan dikasari juga akan memberi efek pada hal ini. Kemungkinan besar karena tidak bisanya sel - sel otak yang bersambungan atau bersinapsis tadi tidak bisa memicu kecerdasan dalam merangkai masalah dan menemukan solusinya. Tentu ini akan membuat anak dinilai kurang cerdas dalam hal intelegensi. \n Anak menjadi tidak fokus \n Kurang konsentrasi biasanya dirasakan pada saat ia di sekolah. Mungkin saja sebelum berangkat sekolah, anak menerima bentakan dari orang tua. Hal ini akan membuat anak terus memikirkan bentakan yang ia terima. Hal ini tentunya berdampak pada sekolahnya juga. \n Anak menjadi anak yang tertutup \n Tanpa disadari, kekerasan baik secara fisik maupun secara verbal yang anak terima, akan mendorong anak untuk menutup diri dari lingkungan sosialnya. Anak akan kesulitan berteman dan sulit percaya dengan orang lain. Karena anak juga merasa tidak nyaman untuk bercerita masalahnya pada orang tua, ini berakibat hubungan orang tua dan anak menjadi semakin jauh. \n Pendendam \n Kekerasan yang diterima anak, baik secara fisik maupun verbal, akan tersimpan dalam memori anak. Dengan rasa kecewa yang mendalam atas perbuatan orang tuanya, kadang kala seorang anak menyimpan rasa sakit hati dan dendam akan perbuatan orang tuanya. \n Tidak percaya diri \n Dalam jangka waktu panjag, anak malah menjadi tidak percaya diri. Dia menjadi selalu merasa takut untuk melakukan hal yang baru, karena setiap dia melakukan kesalahan akan dibentak. Anak menjadi tidak percaya diri lagi akan kemampuannya sendiri, Jadi daripada harus mengambil resiko melakukan hal baru dimana ia bisa gagal, ia akan memilih untuk tidak mencoba. \n Depresi \n Membentak anak yang beranjak remaja juga tidak baik. Remaja yang sering dibentak akan memperlihatkan banyak gejala depresi. Cukup tegas kepada anak dengan baik, tanpa harus membentak anak. Karena hal ini akan memberikan memori yang tidak baik pada anak. \n \n\n Memarahi, berbicara kasar, atau hingga memukul anak, selain membawa efek buruk bagi sel otak anak, juga memperburuk emosi, psikologi, dan sikap anak. Baik buruknya perkembangan dn pertumbuhan anak bergantung pada sikap, didikan dari orang tua. Jika didikan seperti ini terus berlanjut, anak justru anak menjadi trauma. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bekasi<\/a><\/li>
- 25 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
Kenali 6 Gejala Kanker Hati yang harus di Waspadai<\/a><\/h3>
\n\n Kanker hati merupakan pertumbuhan sel sel ganas hati yang terus menerus, tidak dapat dikontrol dan mengakibatkan kerusakan hati dan kerusakan organ lain di dalam tubuh. Kanker hati dapat berasal dari hati (primer) atau penyebaran sel tumor dari tempat lain (sekunder / metastasis). Kanker ini memiliki insiden terbanyak nomer 6 di dunia pada tahun 2018 dan di dominasi oleh pria daripada wanita (2:1). Menurut globocan 2018 angka kematian penderita kanker hati mencapai 8,2% dan menduduki nomer 4 di dunia. Di indonesia kanker hati adalah penyakit kanker terbanyak nomer 2 terbesar 12,4% per 100.000 penduduk menurut kementrian kesehatan indonesia tahun 2019. \n\n \n\n Penyebab kanker hati \n\n Penyebab kanker hati terkadang bisa disebabkan kondisi tertentu. Risiko terserang kanker hati juga dapat meningkat karena hepatitis B dan C, alkohol, perlemakan hati (fatty liver). Sebagian kecil diakibatkan oleh : kelainan metabolisme bawaan, autoimun, obat – obatan. \n\n \n\n 6 Gejala kanker hati \n\n Gejala kanker pada umumnya tidak khas namun patut waspada apabila terdapat 6 keluhan berikut : \n\n \n Cepat lelah walau melakukan aktivitas yang rutin \n Mata dan badan menjadi kuning \n Teraba benjolan di perut kanan atas yang teraba keras dan kadang berbenjol benjol. \n Berat badan turun drastis. \n Nafsu makan menurun. \n Perut membuncit dan kaki bengkak \n \n\n \n\n Penegakkan diagnosis kanker hati \n\n Adapun Pemeriksaan yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis kanker hati diantaranya: \n\n \n USG perut (abdomen) : akan tampak benjolan di hati dengan ukuran yang jelas dan jumlah benjolan. \n Pemeriksaan laboratorium dasar seperti hemoglobin, SGOT dan SGPT, Albumin, hingga penanda tumor hati yaitu Alfa Feto Protein (AFP). \n Pada pasien dengan kanker hati primer maka hasil AFP dapat meningkat lebih dari 50 hingga ratusan. \n Kombinasi USG Abdomen dan AFP cukup untuk mendiagnosis Sebagian besar kasus kanker hati. \n \n\n Tata laksana Kanker Hati \n\n \n Tata laksana kanker hati hingga saat ini sulit untuk dapat menyembuhkan. \n Kanker hati cenderung resisten untuk kemoterapi maupun radiasi. \n \n\n Stadium awal. \n\n \n RFA (radio frequency ablation) untuk tumor yang berukuran kurang dari 5 cm. \n Operasi reseksi (pemotongan) hati untuk tumor yang masih kecil. \n Transplantasi hati \n \n\n Stadium akhir \n\n \n TACE (trans arterial chemo embolization) à pemberian obat kemoterapi melalui pembuluh darah dengan tujuan mematikan tumor. Tindakan ini cukup sulit dan kesuksesan menurun jika ukuran kanker membesar. \n Kemoterapi oral (Nexavar, Lenvatinib) à hanya paliatif, biaya mahal. \n \n\n \n\n Pencegahan Kanker Hati \n\n Sahabat hermina, tentunya mencegah lebih baik dari pada mengobati. Yuk simak pencegahan kanker hati : \n\n \n Melakukan medical check up yang rutin per tahun terutama jika ada riwayat sakit kuning yang tidak jelas waktu kecil atau keluarga ada yang menderita sakit kuning bahkan meninggal karena sakit liver. \n Pasangan yang akan menikah sebaiknya melakukan pemeriksaan skrining hepatitis seperti HbsAg dan anti HCV. \n Ibu hamil sebaiknya memeriksakan HbsAg dan anti HCV saat kehamilan dan segera berobat jika hasilnya ada yang positif. \n Vaksinasi untuk bayi yang baru lahir hingga tuntas \n Vaksinasi untuk pasangan yang kadar antibodi (antiHbs masih < 10) \n Mencegah tertularnya hepatitis B dan C : tidak berganti pasangan atau hubungan seksual yang tidak aman, tidak saling berbagi suntik, hindari tattoo yang tidak steril, \n Batasi jumlah minuman berakohol yang di konsumsi. \n Ubah pola hidup sehat seperti makan banyak serat , menjaga berat badan, tidak merokok \n \n\n Nah Sahabat Hermina, tentunya dengan mengetahui gejala dan penyebab secara dini dapat membuat anda lebih waspadadan mendapatkan penanganan secara dini. Selain itu dapat membuat keluarga anda menyadari pentingnya hidup sehat untuk mencegah komplikasi yang mungkin terjadi. \n\n Salam Sehat Hermina \n\n \n\n \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/a><\/span>");
- 25 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 26 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 26 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 26 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 27 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 27 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 27 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 28 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 29 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 29 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 29 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 29 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>