- Hermina Makassar<\/a><\/li>
- 29 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Fungsi Ovarium pada Wanita Beserta Gangguang yang Sering Terjadi <\/a><\/h3>
Organ ovarium adalah organ yang sangat penting bagi wanita. Ovarium berfungsi untuk mendukung proses reproduksi dan menstruasi pada wanita. Selain itu, organ ovarium juga penting untuk kesehatan wanita karena berfungsi untuk memproduksi hormon. Namun jika wanita abai terhadap kesehatan organ kewanitaan, akan muncul beberapa masalah kesehatan terkait ovarium. \n\n Apa Itu Ovarium ? \n\n Ovarium atau indung telur adalah kelenjar berbentuk oval dan berbentuk kecil yang terletak di kedua sisi rahim. Secara umum, ovarium diketahui sebagai tempat untuk memproduksi dan menyimpan ovum (sel telur). Apabila terjadi pembuahan pada masa subur oleh sel sperma, maka akan terjadi kehamilan. Namun setelah wanita mengalami menopause, ovarium akan berhenti melepaskan sel telur. Hal itu yang menyebabkan wanita yang telah mengalami menopause tidak akan mengalami menstruasi. \n\n Fungsi Ovarium \n\n Selain berperan penting dalam siklus menstruasi dan proses pembuahan, ovarium juga mempunyai fungsi yang lain, antara lain sebagai berikut : \n\n \n Memproduksi Hormon Seks Wanita. Salah satu fungsi dari ovarium adalah memproduksi hormon seks wanita, meliputi hormon estrogen, progesteron, relaxin dan inhibin \n Melepaskan Sel Telur. Fungsi ovarium yang kedua adalah melepaskan sel telur setiap kali siklus menstruasi terjadi pada wanita. Di dalam ovarium, terdapat folikel dan setiap folikelnya memiliki sel telur yang aktif maupun tidak. \n Melindungi Sel Telur. Fungsi ovarium yang ketiga adalah melindungi sel telur hingga siap untuk dibuahi oleh sperma. Setiap wanita setelah lahir umumnya memiliki persediaan telur di dalam tubuh untuk membantu mendukung proses reproduksi \n \n\n Namun jika wanita abai terhadap kesehatan organ kewanitaan, kemungkinan akan terjadi beberapa penyakit yang sering terjadi pada ovarium, antara lain : \n\n \n Mual dan Diare \n Siklus menstruasi tidak teratur \n Perut kembung dan pinggul nyeri \n Endometriosis \n Kanker Ovarium \n Polycystic ovary syndrome (PCOS) \n Radang Panggul \n Tumor Ovarium \n Dismenore (nyeri hebat saat haid) \n \n\n Oleh karena itu penting bagi wanita untuk mengetahui fungsi dari organ ovarium agar dapat menjaga kesehatan ovarium dan bisa terhindar dari gangguan kesehatan. Apabila sahabat Hermina mengalami masalah kesehatan seputar kandungan, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke RS Hermina terdekat guna mendapatkan penanganan lebih lanjut. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 29 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Bahaya Di Balik Sakit Pinggang Bawah<\/a><\/h3>
Nyeri punggung bawah tentunya pernah menjadi keluhan setiap orang, sebagian besar orang menganggap Nyeri punggung bawah menjadi suatu penyakit yang lumrah dan akan membaik seiringnya waktu, Nyeri punggung bawah biasanya akan muncul ketika kita melakukan aktifitas fisik yang berat, namun apakah Nyeri punggung bawah akan membaik hanya dengan dibiarkan ? \n\n Low Back Pain (LBP) atau sering diartikan sebagai nyeri punggung bawah adalah kondisi ketika terdapat rasa nyeri atau perasaan tidak nyaman pada punggung bagian bawah, gejala ini terasa mulai dari pinggang atau punggung bagian bawah yang menjalar sampai lipatan bawah bokong dan bahkan menjalar hingga ke kaki, kondisi ini jika dibiarkan tentu akan mengganggu aktivitas sehari - hari. \n\n \n\n Penyebab \n\n Terdapat beberapa penyebab yang dapat menjadi penyebab terjadinya Low Back Pain (LBP) diantaranya adalah : \n\n 1. Cedera punggung atau tulang belakang \n\n 2. Arthritis tulang belakang \n\n 3. Cakram hernia \n\n 4. Obesitas \n\n 5. Usia diatas 30 tahun \n\n 6. Gaya hidup \n\n 7. Pekerjaan (biasa terjadi pada pekerja dengan intensitas duduk lebih lama) \n\n \n\n Gejala \n\n Selain penyebab yang sering terjadi pada penderita Low Back Pain (LBP) terdapat beberapa gejala yang umum dirasakan diantaranya adalah : \n\n 1. Kekakuan pada pinggang atau punggung \n\n 2. Nyeri atau pegal yang terasa menusuk \n\n 3. Rasa sakit yang membakar, terasa menjalar dari punggung bawah ke bagian belakang paha, pada beberapa kasus terasa menjalar pada bagian tungkai bawah atau kaki \n\n 4. Mati rasa atau kesemutan \n\n 5. Kesulitan berdiri tegak, berjalan atau berubah posisi dari duduk ke berdiri \n\n Selain itu, gejala nyeri punggung bawah juga berbeda sesuai tingkat keparahan, yaitu: \n\n \n Nyeri punggung bawah akut: biasanya datang tiba-tiba dan berlangsung selama beberapa hari atau minggu. Kondisi ini dianggap sebagai respons normal tubuh terhadap cedera atau kerusakan jaringan. Rasa sakit secara bertahap mereda saat tubuh sembuh. \n Nyeri punggung bawah subakut: umumnya berlangsung antara 6 minggu dan 3 bulan dan biasanya bersifat mekanis (seperti ketegangan otot atau nyeri sendi) tetapi berkepanjangan. Pada titik ini, pemeriksaan medis dapat dipertimbangkan, dan disarankan jika rasa sakitnya parah dan mengganggu aktivitas. \n Nyeri punggung bawah kronis: berlangsung lebih dari 3 bulan, jenis nyeri ini biasanya \n \n\n parah, tidak merespon pengobatan awal, dan memerlukan pemeriksaan medis menyeluruh untuk menentukan sumber nyeri yang tepat. \n\n \n\n Pengobatan \n\n low back pain akan mengalami perbaikan dengan melakukan bed rest, medikamentosa (obat-obatan), pemasangan braces (lumbal korset), dan fisioterapi, hanya sekitar 1 - 2% membutuhkan tindakan operasi. \n\n Tindakan operasi akan dilakukan terutama pada kondisi herniasi (HNP) atau terjadi penurunan fungsi motorik dan sensoris dari anggota gerak bawah. \n\n Saat nyeri punggung bawah, fisioterapi adalah penanganan yang sering dianjurkan untuk segala usia. Tujuannya untuk memelihara, meningkatkan, mengembalikan fungsi, dan ketergantungan bila individu mengalami gangguan kemampuan gerak dan fungsi atau masalah yang disebabkan kerusakan fisik. \n\n Dalam kondisi nyeri punggung bawah, peran fisioterapi adalah mengurangi nyeri, meningkatkan elastisitas otot-otot punggung, mengembalikan fungsional aktivitas dengan menggunakan modalitas yang dimiliki. \n\n Seringkali seseorang yang pernah mengalami nyeri punggung bawah akan terkena kembali di kemudian hari. Hal ini terjadi karena kelemahan dari otot-otot punggung dan perut pasca nyeri punggung bawah. \n\n Kelemahan dari otot-otot punggung bawah itulah yang memicu timbulnya nyeri di kemudian hari. \n\n Terapi latihan adalah gerakan-gerakan tertentu yang didesain untuk melatih kembali kekuatan otot punggung dan perut, sehingga elastisitasnya kembali. Gerakan-gerakan atau latihan disesuaikan dengan faktor penyebab dari low back pain, gerakan yang tidak tepat dapat memperparah keluhan dan kondisi penderita \n\n Konsultasikan keluhan seputar nyeri punggung bawah dengan dokter spesialis saraf di RS Hermina terdekat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Manado<\/a><\/li>
- 29 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Awas Rewel. Ketahui Penyebab dan Penanganan Ruam Popok Pada Bayi<\/a><\/h3>
Apakah orang tua terutama yang memiliki anak bayi tahu apa itu diaper rash atau ruam popok? Pastinya para orang tua sudah tidak asing bukan dengan istilah ini dikarenakan begitu banyak bayi yang mengalami keluhan ini. Namun jika pada orang tua yang masih asing dengan kata ini sebaiknya dapat membaca penjelasan lengkapnya agar dapat mengetahui penanganan yang dibutuhkan saat ruam diaper rash atau pokok ini terjadi pada bayi anda. \n\n Diaper rash atau ruam popok adalah iritasi atau peradangan yang terjadi pada lipatan, samping kulit, lipatan paha dan pantat yang dikarenakan oleh popok yang digunakan jarang diganti atau lembab akibat paparan urine dan tinja bayi yang terkumpul dalam popok sehingga mengakibatkan bayi anda mengalami ruam, bisa dilihat dengan munculnya kemerahan pada kulit bayi. Perlu diketahui sebagian besar bayi yang menggunakan popok pasti pernah mengalami keluhan tersebut. \n\n Meskipun diaper rash atau ruam popok tergolong tidak berbahaya, namun dengan terjadinya ruam popok dapat mengakibatkan bayi menjadi rewel dan jika tidak tertangani membutuhkan penanganan dokter. Lantas apa penyebab dari diaper rash atau ruam popok? \n\n \n Iritasi yang diakibatkan oleh urine dan tinja bayi, kondisi ini mengakibatkan popok menjadi lembab sehingga bisa membuat kulit anak menjadi timbul bintik-bintik kemerahan dan iritasi. \n Reaksi alergi dikarenakan tidak semua popok itu akan cocok dengan kulit bayi kita, karena kulit bayi cenderung lebih sensitif dari orang dewasa. \n Gesekan akibat penggunaan popok juga berpengaruh, biasanya karena popok yang digunakan ukurannya tidak sesuai dengan kondisi tubuh bayi sehingga popok terlalu ketat. \n Infeksi bakteri ataupun jamur, biasanya kondisi ini terjadi dikarenakan popok yang terlalu lama digunakan dan lembab sehingga jamur dan bakteri semakin mudah untuk berkembang. \n \n\n Perlu diketahui ruam pada popok akan memburuk jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat, kondisi ini tentunya tidak diinginkan terjadi oleh orang tua kepada bayi tercinta. Dikarenakan ruam pada popok atau diaper rash dapat menimbulkan sejumlah komplikasi yang dapat merugikan bayi anda, seperti : \n\n \n Jamur dan infeksi bakteri tersebut dapat berkembang menjadi semakin berat sehingga akan sulit untuk merespon pengobatan yang diberikan ● Ruam popok yang tidak ditangani dengan tepat dan terjadi terus-menerus pada bayi anda akan berkembang menjadi semakin parah seperti timbulnya kulit merah, bengkak dan melepuh \n Terjadi perubahan warna kulit bisa dilihat seperti warna kulit menjadi lebih terang dibandingkan kulit sekitar ini diakibatkan oleh inflamasi yang terjadi pada kulit. \n \n\n Pada kondisi yang semakin parah warna kulit akan membutuhkan waktu yang cukup lama hingga berbulan-bulan hingga tahun agar dapat kembali normal Namun tenang saja tentu ada cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi ruam pada popok bayi sehingga tidak menimbulkan komplikasi yang akan merugikan bayi itu sendiri maupun orang tua. Berikut cara penanganan yang tepat bagi bayi yang alami ruam popok atau diaper rash : \n\n \n Selalu pastikan pupuk yang digunakan sesuai dengan ukuran tubuh bayi sehingga tidak terlalu ketat ataupun longgar \n Diusahakan untuk mengganti popok sesering mungkin jangan sampai terjadi penumpukan urine ataupun tinja \n Sebelum mengganti popok pastikan kulit sudah bersih dan kering sehingga tidak lembab \n Oleskan salep dan krim anti jamur secara rutin untuk mengobati ruam yang telah terjadi \n \n\n Jika seluruh penanganan sudah dilakukan dan tidak ada perbaikan sangat disarankan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter agar segera mendapatkan penanganan yang tepat dan anak terhindar dari risiko komplikasi yang lebih berat. Semoga informasi ini dapat bermanfaat untuk sahabat Hermina \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Banyumanik<\/a><\/li>
- 28 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Pentingnya Asupan Gizi Ibu Hamil dalam Rangka Mempersiapkan ASI MP-ASI Kaya protein hewani cegah stunting<\/a><\/h3>
Seorang ibu hamil harus mempunyai status gizi yang baik dan mengonsumsi makanan yang beranekaragam baik proporsi maupun jumlahnya. Ibu hamil harus mengkonsumsi makanan lebih banyak karena harus memenuhi kebutuhan zat gizi untuk dirinya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan janin/bayinya. \n\n ehubungan dengan hal itu, ibu hamil harus mempunyai status gizi yang baik dan mengonsumsi makanan yang beranekaragam baik proporsi maupun jumlahnya. Kenyataannya di Indonesia masih banyak ibu-ibu yang saat hamil mempunyai status gizi kurang, misalnya kurus dan menderita anemia. Hal ini dapat disebabkan karena asupan makanannya selama kehamilan tidak mencukupi untuk kebutuhan dirinya sendiri dan bayinya. Selain itu kondisi ini dapat diperburuk oleh beban kerja ibu hamil yang biasanya sama atau lebih berat dibandingkan dengan sebelum hamil. Akibatnya, bayi tidak mendapatkan zat gizi yang dibutuhkan, sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya. \n\n Program kesehatan dan gizi untuk mencegah stunting diterapkan jauh sebelum seorang perempuan hamil sebaiknya diperhatikan sejak awal kehidupan, terutama mulai masa kehamilan hingga dua tahun pertama kehidupan anak (1000 hari pertama) masa ini dianggap kritis karena pertumbuhan dan perkembangan otak serta tubuh anak sangat cepat. Faktor gizi yang baik selama kehamilan dan pada awal kehidupan anak memiliki dampak besar dalam mencegah stunting dan mendukung perkembangan optimal anak. Oleh karena itu, perhatian pada gizi dan kesehatan sebaiknya dimulai sejak masa kehamilan hingga anak mencapai usia dua tahun. \n\n Ibu hamil yang mengalami kurang gizi beresiko ,melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Oleh karena itulah, ibu hamil perlu memahami dan menjalankan pola hidup sehat gizi seimbang agar keadaaan gizi ibu terjaga serta janin tetap sehat. \n\n Menurut beberapa hali gizi menyatakan bahwa asupan nutris seimbang sebaiknya dipersiapkan oleh calon ibu jauh sebelum kehamilan. \n\n Setiap hari, wanita perlu menerapkan pola makan sehat. Alhasil, dengan terpenuhinya zat gizi seibang, kelak saat hamil dan melahirkan. Ia memiliki cadangan nutrisi yang mencukupi \n\n Walupun secara komposisi kebutuhan protein paling sedikit, akan tetapi jangan sampai zat gizi ini luput dari perhatian. \n\n Bagi wanita hamil, unsur protein yang dibutuhkan sekitar 60 gram setiap hari. Berarti meningkat 10 gram lebih banyak dari kebutuhan sebelum hamil yag sebesar 50 gram per hari. \n\n Ada banyak fungsi dari protein ini, diantaranya adalah ; \n\n \n Sebagai sumber Kalori \n Sebagai zat pembangun atau pembentuk serta memperbaiki jaringan tubuh pada janin seperti otot, tulang, mata kulit, jantung, dan hati \n Berperan dalam pembentukan darah \n Membantu pembentukan darah, cairan ketuban dan sel-sel janin agar sempurna \n Berguna dalam pertumbuhan jaringan dan plasenta bahkan otak \n Membentuk antibodi bagi perempuan dan janin \n Menjaga kesehatan tulang perempuan dan janin \n \n\n Calon ibu yang kurang asupan protein beresiko menyebabkan bayi lebih kecil, bayi mengalami masalah seperti bibir sumbing atau kelianan fisik lainnya seperti salah satunya penyebab Stunting (anak tumbuh pendek). \nBahkan kekurangan protein berefek pada kurang sempurnanya pembentukkan air susu ibu kelak dalam laktasi. Ragam sumber protein ada banyak sumber protein yang bisa diperoleh. Misalnya, sumber protein Hewani dapat diperoleh dari daging sapi, daging ayam, ikan, putih telur, keju, susu dan sebagainya. \nAgar kebutuhan protein tercukupi dengan tidak menambah asupan lemak secara berlebihan, maka seorang ibu sebaiknya mengolah sumber protein tersebut dengan cara direbus, dikukus, dipepes, atau boleh sesekali ditumis. Hindari proses menggoreng dengan minyak banyak (deep frying). \nSusu sebagai salah satu sumber protein hewani dapat membantu menambah kebutuhan wanita hamil akan zat gizi karena selain mengandung protein juga zat lain seperti kalsium, fosfor, vitamin A, serta vitamin B1 dan B2. \nSetidaknya konsumsi susu dua gelas per hari dalam melengkapi kebutuhan gizi bagi wanita hamil. Kandungan protein dalam susu dapat menyumbangkan tenaga bagi wanita hamil agar tetap beraktivitas dengan baik di sepanjang kehamilannya. \n \nProtein Hewani dinilai efektif dalam mencegah anak mengalami stunting. Pangan hewani mempunyai kandungan zat gizi yang lengkap, kaya protein hewani dan vitamin yang sangat mendukung pertumbuhan dan perkembangan. \nAsupan protein hewani pada ibu hamil sangat penting dalam mencegah stunting pada janin yang dikandungnya. Gangguan pertumbuhan janin dalam kandungan menjadi salah satu penyebab utama anak lahir stunting salah satunya karena komponen gizi. \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kemayoran<\/a><\/li>
- 28 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Mitos atau Fakta, Puasa dapat Meningkatkan Kesuburan?<\/a><\/h3>
Puasa, sebuah praktik spiritual dan kesehatan yang dianut oleh berbagai kelompok masyarakat, telah menjadi sorotan klaim terkait peningkatan kesuburan. Namun, sejauh mana kebenaran di balik klaim ini? Apakah puasa benar-benar dapat memengaruhi kesuburan ataukah ini hanya mitos yang tidak didukung oleh bukti ilmiah yang kuat? Mari kita telusuri lebih jauh. \n\n Mitos Puasa Meningkatkan Kesuburan: \n\n Sebagian orang percaya bahwa puasa memiliki dampak positif pada kesuburan, merujuk pada klaim bahwa membersihkan tubuh dari toksin selama puasa dapat meningkatkan kualitas sperma dan sel telur. Meskipun keyakinan ini memiliki basis dalam kepercayaan populer, penting untuk diingat bahwa kurangnya bukti ilmiah yang kuat membuat klaim ini cenderung bersifat mitos. \n\n Fakta Ilmiah Tentang Puasa dan Kesuburan: \n\n Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa puasa intermittent atau puasa tertentu dapat memiliki dampak positif pada kesehatan tubuh secara keseluruhan. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal "Fertility and Sterility" menyarankan bahwa puasa intermittent dapat meningkatkan sensitivitas insulin, yang berpotensi memengaruhi kesuburan pada wanita dengan sindrom ovarium polikistik (PCOS). Meskipun begitu, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan ini. \n\n Pentingnya Gaya Hidup Sehat: \n\n Lebih penting daripada hanya mengandalkan puasa, keberhasilan dalam meningkatkan kesuburan terletak pada adopsi gaya hidup sehat secara menyeluruh. Pola makan seimbang, olahraga teratur, serta menghindari kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol berlebihan dapat memainkan peran krusial dalam mencapai kesuburan yang optimal. \n\n Kesehatan Reproduksi Pria: \n\n Tak kalah pentingnya adalah perhatian terhadap kesehatan reproduksi pria. Menghindari suhu tubuh yang berlebihan, mengelola stres, dan menjaga pola tidur yang baik dapat membantu meningkatkan kualitas sperma. \n\n Mengatasi Mitos dan Fakta: \n\n Penting bagi masyarakat untuk memahami perbedaan antara mitos dan fakta terkait puasa dan kesuburan. Sebelum memutuskan untuk menjalani puasa sebagai upaya meningkatkan kesuburan, sebaiknya konsultasikan dengan profesional kesehatan untuk panduan yang lebih terarah sesuai kondisi individu. \n\n Kesimpulan: \n\n Dalam merangkum mitos atau fakta seputar puasa dan kesuburan, klaim tersebut masih memerlukan dukungan bukti ilmiah yang lebih kuat. Sementara ada indikasi potensial terkait hubungan antara puasa tertentu dan kesehatan reproduksi, penting untuk memperlakukan puasa sebagai bagian dari gaya hidup sehat secara menyeluruh. Konsultasikan dengan ahli kesehatan sebelum membuat keputusan terkait puasa untuk kesuburan yang lebih baik. Temukan keseimbangan yang sesuai untuk mendukung perjalanan kesuburan Anda. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Padang<\/a><\/li>
- 28 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Keputihan Tidak Normal Bisa Jadi Indikasi Infeksi Menular Seksual<\/a><\/h3>
Keputihan atau vaginal discharge merupakan hal yang normal dialami oleh wanita, yaitu keluarnya cairan lendir bening kental yang merupakan cara tubuh untuk menjaga vagina tetap bersih dan lembab serta melindungi dari infeksi. \n\n Tahukah sahabat hermina, jika ada beberapa kondisi tertentu yang bisa membuat keputihan pada wanita menjadi tidak normal dan bisa menandakan terjadiny suatu masalah pada organ reproduksi wanita seperti indikasi terinfeksi penyakit menular seksual? \n\n \n\n Penyebab Keputihan \n\n Keputihan sebenarnya adalah hal yang normal bagi wanita. Hal ini terjadi sebagai bagian dari fungsi tubuh yang sehat akibat perubahan alami pada kadar estrogen. \n\n \n Keputihan normal \n \n\n Keputihan adalah kondisi normal yang dialami oleh setiap wanita. Jumlah, warna, dan tekstur keputihan yang dialami setiap wanita dapat berbeda-beda, mulai dari keputihan yang kental dan lengket, hingga keputihan yang bening dan berair. Keputihan normal terjadi setidaknya 6 bulan sebelum wanita mengalami menstruasi untuk pertama kalinya. Kondisi ini dipengaruhi oleh perubahan hormon di dalam tubuh. Keputihan juga normalnya keluar saat wanita menerima rangsangan seksual, sedang menyusui, atau mengalami stres. \n\n \n Keputihan tidak normal \n \n\n Keputihan yang tidak normal dapat disebabkan oleh infeksi jamur, bakteri, atau parasit. Infeksi pada keputihan abnormal terbagi menjadi dua jenis, yakni infeksi tidak menular dan infeksi menular. Penyebab keputihan dari infeksi tidak menular misalnya akibat vaginosis bakterialis dan candidiasis. Sementara itu, keputihan dari infeksi menular umumnya disebabkan oleh penyakit menular seksual (PMS), seperti chlamydia, trikomoniasis, dan gonore. \n\n \n\n Keputihan yang Jadi Gejala Penyakit Menular Seksual \n\n Infeksi vagina bisa terjadi akibat penyakit menular seksual (PMS). Gejala keputihan akibat penyakit menular seksual menyebabkan konsistensi, bau, hingga warna cairan berubah. Perubahan warna keputihan akibat penyakit menular seksual yang perlu diwaspadai. \n\n \n Trikomoniasis \n \n\n Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis. Gejala penyakit menular seksual ini menyebab keputihan berwarna putih, abu-abu, kuning, atau hijau. Keputihan akibat trikomoniasis juga bertekstur kental, berbau tidak enak, serta berbusa. Penyakit menular seksual ini juga menyebabkan dinding vagina berwarna kemerahan, terasa nyeri dan terbakar, serta nyeri saat buang air kecil atau berhubungan seksual. \n\n \n Klamidia \n \n\n Banyak orang tidak menyadari mengidap klamidia. Sebab, pada banyak kasus, penyakit menular seksual ini tidak menyebabkan gejala sama sekali. Kalaupun ada, gejala chlamydia biasanya muncul 1-3 minggu setelah terinfeksi. Beberapa gejala timbul, termasuk keputihan berwarna kuning atau hijau serta sensasi terbakar saat buang air kecil. \n\n \n Gonore \n \n\n Gonore dapat menyebabkan keputihan bertekstur encer, berwarna hijau atau kuning. Selain itu, penyakit menular seksual akibat infeksi bakteri Neisseria gonorrhoeae atau gonococcus ini menimbulkan gejala berupa rasa nyeri atau terbakar ketika buang air kecil. \n\n \n Vaginosis Bakterialis \n \n\n Infeksi ini nyatanya tidak menimbulkan gejala sama sekali pada sebagian wanita. Keluhan utama dari vaginosis bakterialis biasanya adalah keputihan dengan warna putih keabuan dan berbau amis, terutama setelah berhubungan intim dan saat haid. \n\n \n Kandidiasis organ intim \n \n\n Infeksi ini disebabkan oleh Jamur Candida Sp. Gejala yang ditimbulkan dapat berupa ; vagina terasa sangat gatal, nyeri dan sensasi terbakar saat buang air kecil, keputihan menggumpal seperti keju dan mengeluarkan bau tidak sedap yakni berbau sedikit asam dan vagina membengkak dan kemerahan. \n\n \n\n Oleh karena itu peka terhadap kesehatan sangat penting untuk kita lakukan sebagai salah satu upaya mencegah terjadinya penyakit atau masalah kesehatan pada tubuh. Dan salah satu upaya yang bisa dilakukan yaitu menjaga kesehatan area sensitif seperti memperhatikan tekstur, bentuk, hingga aroma cairan yang keluar dari vagina. Sehingga ketika terjadi hal atau kondisi yang tidak wajar dapat secepatnya di tangani dan diobati dengan cepat dan tepat. \n\n . \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Makassar<\/a><\/li>
- 28 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Tetap Sehat dan Penuhi Gizi Seimbang Saat Berpuasa <\/a><\/h3>
Sebentar lagi bulan suci Ramadhan akan tiba. Saatnya umat muslim akan melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan selama sebulan lamanya. Selama menjalankan ibadah puasa, tubuh manusia tidak menerima asupan makanan dan minuman kurang lebih 14 jam setiap harinya. Selain pola makan dan minum yang berubah dan tidak teratur, pola tidur dan istirahat juga mengalami perubahan karena selama bulan puasa, umat muslim yang menjalankannya diwajibkan untuk makan sahur dini hari. Kondisi demikian dapat mengganggu kesehatan seseorang apabila tidak menerapkan pola yang sesuai. Tujuan berpuasa di bulan Ramadhan adalah selain untuk beribadah ternyata juga bisa mendapatkan manfaat yang baik untuk kesehatan. Agar manfaat berpuasa dapat dirasakan baik dalam segi kesehatan, maka diperlukan pengaturan pola makan yang baik karena selama menjalankan ibadah puasa, pola makan akan berubah. Kebiasaan makan yang biasanya 3 kali dalam sehari berubah menjadi hanya 2 kali saja dalam sehari yaitu saat sahur dan berbuka puasa. Oleh karena itu pola makan dan asupan cairan dalam tubuh tetap harus terjaga dan terkontrol. \n\n Menjaga Kesehatan Selama Berpuasa \n\n Tujuan berpuasa di bulan Ramadhan adalah selain untuk beribadah ternyata juga bisa mendapatkan manfaat yang baik untuk kesehatan. Agar manfaat berpuasa dapat dirasakan baik dalam segi kesehatan, maka diperlukan pengaturan pola makan yang baik karena selama menjalankan ibadah puasa, pola makan akan berubah. Kebiasaan makan yang biasanya 3 kali dalam sehari berubah menjadi hanya 2 kali saja dalam sehari yaitu saat sahur dan berbuka puasa. Oleh karena itu pola makan dan asupan cairan dalam tubuh tetap harus terjaga dan terkontrol. Selama menjalankan ibadah puasa, tubuh kekurangan asupan makanan dan minuman sekitar 20-30 % dari kadar normalnya. Cara memenuhi kebutuhan gizi selama berpuasa bisa diatur menjadi 2 atau 3 kali makan yaitu saat sahur, saat berbuka puasa dan setelah shalat tarwih. Disarankan untuk makan terakhir dengan durasi 2 jam sebelum waktu tidur. Selain menjaga pola makan, minum dan tidur yang baik, saat berpuasa juga disarankan untuk melakukan aktivitas fisik sekitar 20-30 menit. \n\n Tips Memenuhi Kebutuhan cairan Selama Berpuasa \n\n Saat berpuasa, tubuh kehilangan banyak cairan dalam tubuh. Normalnya kebutuhan cairan manusia dalam tubuh adalah 2 liter per hari. Adapun pembagian waktu minum air putih untuk mencukupi kebutuhan cairan saat berpuasa adalah sebagai berikut : \n\n \n Saat berbuka puasa sebanyak 2 gelas \n Sebelum shalat tarwih sebanyak 1 gelas \n Setelah shalat tarwih sebanyak 1 gelas \n Sebelum tidur sebanyak 2 gelas \n Saat sahur sebanyak 2 gelas \n \n\n Dengan menerapkan pola hidup sehat selama berpuasa diharapkan mampu menjaga kesehatan selama menunaikan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan. Lakukan konsultasi ke dokter spesialis di fasilitas layanan kesehatan terdekat. Salam sehat \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bogor<\/a><\/li>
- 27 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Kelainan yang Mematikan? Sindrom Stevens-Johnson<\/a><\/h3>
Sebuah perbincangan hangat sedang melanda jagat hiburan Indonesia saat ini, menyusul kabar berita bahwa seorang artis ternama di Indonesia mengidap Sindrom Stevens-Johnson (SJS) atau Sindrom Stevens Johnson. Tetapi, apa sebenarnya sindrom ini? \n\n \n\n Sindrom Stevens-Johnson (SSJ) adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi atau alergi dan bisa juga dipicu oleh reaksi obat. Sindrom Stevens-Johnson adalah kondisi serius pada kulit yang dapat mengancam nyawa, di mana terjadi kematian sel-sel kulit yang menyebabkan epidermis mengelupas dan terpisah dari dermis. Sindrom Stevens-Johnson ini dapat mempengaruhi kulit, mata, selaput lendir, dan dapat berkembang menjadi bentuk yang lebih parah, yaitu Toksik Epidermal Nekrolisis(TEN). \n\n \n\n SJS merupakan keadaan darurat medis yang memerlukan rawat inap. Perawatan difokuskan pada penghentian penyebab, penanganan luka, pengelolaan rasa sakit, serta upaya untuk meminimalkan kemungkinan komplikasi seiring dengan proses penyembuhan. \n\n \n\n Penyebab Sindrom Stevens-Johnson \n\n Dari semua kasus sekitar 80% SJS dan Ten disebabkan oleh reaksi toksik terhadap obat, dimana tubuh mengenali obat tertentu sebagai benda asing dan menyebabkan respon sistem kekebalan yang menyebabkan kerusakan pada selaput lender dan kulit. Terutama obat yang menyebabkan terjadinya SJS adalah seperti antibiotic, antikenjang, dan obat antinyeri, termasuk obat yang dijual tanpa resep. Reaksi ini akan segera dialami setelah mulai obat dalam 2-3 minggu. \n\n \n\n Gejala Sindrom Stevens-Johnson \n\n Sindrom Stevens-Johnson gejalanya tidak spesifik dan termasuk gejala seperti demam, sakit kepala, dan ketidaknyamanan setelah menelan. Yang dapat berlanjut dari 1 s.d 14 hari. Pasien akan mengalami ruam datar berwarna merah pada bagian muka serta tubuh, namun sering kali ruam meluas ke sekujur tubuh dengan pola tidak rata disertain membentuk lepuh di tengahnya dan mudah lepas bila digosok. \n\n Gejala lain SJS yaitu: \n\n \n Lepuh dalam mulut, kuping, mata, atau alat kelamin \n Terjadi bengkak pada kelopak mata \n Radang selaput yang melapisi permukaan dalam kelopak dan bola mata \n Terjadi demam terus menerus (seperti flu) \n \n\n \n\n Diagnosis dan Pengobatan Sindrom Stevens-Johnson \n\n Didasarkan pada gejala, pemeriksaan fisik dan riwayat penggunaan obat atau infeksi sebelumnya. Deteksi dini dan penghentian obat menjadi kunci dalam mengelola kondisi SJS. Pasien sering memerlukan perawatan di rumahsakit, dan perawatan seperti nutrisi, dan perawatan kulit. Serta, terapi kortikosteroid juga dapat diresepkan oleh dokter. \n\n \n\n Oleh karena itu, Sindrom stevens-johnson memerlukan penanganan medis segera mungkin untuk mendeteksi dini dan pengelolaan yang tepat dapat meningkatkan prognosis. Jika Sahabat Hermina mengalami salah satu gejalanya segera konsultasikan masalah ke RS atau Fasilitas kesehatan terdekat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Ciputat<\/a><\/li>
- 27 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Apa Penyebab Gigi Bungsu Tumbuh Miring?<\/a><\/h3>
Gigi geraham bungsu yang tumbuh belakangan seringkali menyebabkan keluhan pada saat tumbuh, bahkan tumbuh miring atau disebut impaksi. Gigi impaksi merupakan kondisi gigi yang tidak bisa erupsi atau tumbuh pada posisinya karena terhalang oleh sesuatu seperti jaringan atau gigi tetangganya sehingga menimbulkan gangguan medis dan rasa ketidaknyamanan mulai dari ketidaknyamanan ringan hingga berat sehingga membutuhkan tindakan lebih lanjut. Selain itu gigi impaksi juga dapat terjadi karena ukuran rahang yang sempit. \n\n \n\n Faktor Penyebab Impaksi Gigi \n\n \n Ukuran lengkung rahang yang sempit sehingga gigi tidak dapat erupsi dengan sempurna \n Anak-anak dalam masa pertumbuhan gigi yang gigi susunya tidak tanggal hingga yang seharusnya ruangan gigi susu tersebut digantikan oleh gigi permanen dan dihalangi oleh gigi susu sehingga mengurangi ruangan untuk tumbuhnya gigi permanen \n Pada periode gigi bercampur, yaitu pada usia anak-anak pergantian gigi dimana gigi sulung yang sudah rusak sehingga gigi terlalu cepat tanggal dan gigi permanen tidak punya panduan untuk erupsi sehingga bisa tumbuh melenceng, ke kiri atau kekanan tidak pada posisi seharusnya \n Jarak benih gigi dan posisi gigi pada saat keluar agak jauh \n Pertumbuhan jaringan patologis di sekitar tumbuhnya gigi yang dapat menghalangi tumbuhnya gigi \n \n\n \n\n Bagaimana ciri-ciri impaksi gigi \n\n \n Timbul rasa nyeri namun sumber nyeri sering tidak ditemukan, hal tersebut biasanya disebabkan oleh proses pertumbuhan gigi yang terhalangi \n Pembengkakan yang terjadi di area gusi \n Pembukaan mulut terbatas, dikarenakan sudah mengalami infeksi \n \n\n Apabila Sahabat Hermina merasakan keluhan diatas segeralah berkonsultasi ke dokter gigi terdekat atau dokter gigi spesialis bedah mulut dan dilakukan pemeriksaan klinis dan radiografis untuk mendapatkan pengobatan atau penanganan yang tepat. \n\n \n\n Sahabat Hermina, apabila merasakan keluhan, segera memeriksakan gigi minimal ke dokter gigi umum terdekat atau ke poliklinik bedah mulut RS Hermina CIputat untuk mendapatkan penanganan yang tepat sedini mungkin. \n\n \n\n Simak penjelasan dr. Muhammad Syakuran, Sp.BM, FICS tentang impaksi gigi pada OBSERVASI HERMINA di Channel Youtube Hermina Hospitals (Klik Disini). \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Ciputat<\/a><\/li>
- 27 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Gigi Bungsu Tumbuh Miring, Haruskah Di Operasi?<\/a><\/h3>
Apakah Impaksi Gigi Harus di Operasi? \n\n Impaksi gigi harus mendapatkan penanganan yang khusus dengan dokter spesialis bedah mulut. Salah satu penanganan atau penatalaksanaan gigi impaksi adalah dengan prosedur odontektomi atau masyarakat sering menyebutnya dengan operasi gigi geraham bungsu. Tindakan odontektomi dapat dilakukan dapat 2 metode yaitu lokal anestesi yang dapat dilakukan di poliklinik rawat jalan, namun pasien dengan kondisi gigi yang tingkat kesulitan pengerjaan operasinya tinggi maka dapat dilakukan dengan metode general anestesi yang harus dilakukan di rumah sakit atau di ruang operasi dan rawat inap. Hal tersebut tergantung pada posisi gigi, tingkat kemiringan dan tingkat kesulitan dalam pengerjaannya. \n\n \n\n Perawatan atau pengobatan gigi yang impaksi dapat dilakukan dengan dua cara: \n\n \n Tindakan preventif: yaitu tindakan preventif yaitu tindakan pencegahan yaitu pengambilan atau pencabutan gigi bungsu yang dilakukan sebelum pasien merasakan keluhan. Setelah pemeriksaan klinis dan radiografis oleh dokter yang sudah dipastikan bahwa kondisi gigi pasien tumbuh tidak sempurna atau miring, sehingga dapat dilakukan pencabutan sebelum pasien merasakan keluhan sebagai tindakan preventif. \n Tindakan Kuratif: Tindakan yang dilakukan karena pasien sudah mengeluhkan sakit disertai pembengkakan bahkan infeksi. \n \n\n \n\n Apa yang terjadi apabila menunda pencabutan gigi geraham bungsu yang tumbuh impaksi? \n\n Apabila gigi sudah dipastikan berada di posisi yang tidak baik dan ada indikasi untuk dilakukan pencabutan maka harus segera dilakukan pencabutan. Menunda tindakan atau pemeriksaan hanya akan menunda dan memperpanjang rasa sakit. Pada beberapa kasus gigi impaksi tidak dapat tumbuh dikarenakan tidak memiliki tempat untuk tumbuh akan mendorong gigi tetangga yang dapat mengakibatkan ikutnya gigi lain dapat mengalami kerusakan. Selain itu penundaan pencabutan gigi bungsu yang impaksi juga dapat menyebabkan infeksi mulai dari abses, bengkak, wajah tidak simetris dan lebih parahnya lagi dapat menyebabkan kista rongga mulut. Sebelum gigi impaksi menimbulkan masalah yang kompleks maka sebaiknya dilakukan penatalaksanaan sedini mungkin. \n\n \n\n Komplikasi yang terjadi saat pencabutan gigi geraham bungsu \n\n Odontektomi merupakan tindakan operasi yang aman dilakukan, yang sudah sesuai standar operasional tindakan yang dilakukan oleh dokter gigi spesialis bedah mulut. Namun ada beberapa hal yang sering terjadi pasca tindakan odontektomi antara lain: \n\n \n Pembengkakan, namun hal ini normal terjadi akibat inflamasi setelah operasi, bengkak biasanya berlangsung 4-5 hari dan akan mengecil dengan sendirinya seiring dengan penyembuhan \n Cedera saraf ringan pada rahang bawah, namun hal ini jarang sekali terjadi. Hal ini terjadi apabila posisi gigi berdekatan dengan struktur vital. Namun tentunya dokter akan melakukan tindakan dengan sangat hati-hati dan sangat aman sehingga komplikasi tersebut tidak terjadi \n \n\n \n\n Pencegahan Impaksi Gigi \n\n \n Melakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali \n Anak yang usia 5-6 tahun ke atas yang sedang dalam masa pergantian gigi, apabila gigi susu goyang dan harus diambil, maka harus segera dilakukan pengambilan sehingga tidak menyebabkan persistensi \n Menjaga kesehatan gigi dan mulut, sehingga tidak ada gigi yang prematur lost, sehingga gigi dapat tumbuh sesuai dengan guidenya. \n Apabila merasakan keluhan, segera memeriksakan gigi minimal ke dokter gigi umum terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat sedini mungkin. \n \n\n \n\n Simak penjelasan dr. Muhammad Syakuran, Sp.BM, FICS tentang impaksi gigi pada OBSERVASI HERMINA di Channel Youtube Hermina Hospitals (Klik Disini). \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Balikpapan<\/a><\/li>
- 27 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Cara Menggunakan Sunscreen untuk Perlindungan yang Maksimal<\/a><\/h3>
Sebagai negara yang beriklim tropis, Indonesia hanya memiliki 2 musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Iklim tropis merupakan iklim dengan suhu tinggi sepanjang tahun. Indonesia juga dilintasi garis ekuator atau garis katulistiwa, sehingga menyebabkan matahari terus bersinar sepanjang tahun di negara kita. \n\n \n\n Cara untuk melindungi kulit dari sinar matahari salah satunya adalah dengan penggunaan sunscreen atau tabir surya. Pemakaian sunscreen sangat penting, tidak hanya digunakan di outdoor, pemakain di indoor pun perlu. \n\n \n\n Berikut cara menggunakan sunscreen untuk perlindungan yang maksimal: \n\n \n Pilihlah sunscreen yang memiliki minimal 30 SPF \n \n\n SPF (Sun Protection Factor) merupakan standar pengukuran tingkat perlindungan produk sunscreen. \n\n \n Gunakan suncreen yang sesuai dengan jenis kulit \n \n\n Memilih sunscreen yang sesuai dengan jenis kulit agar terhidar dari berbagai masalah kulit lainnya seperti komedo dan jerawat. \n\n \n Gunakan sunscreen dalam jumlah yang cukup \n \n\n Agar mendapatkan manfaat yang optimal, gunakan sunscreen secara merata dengan takaran yang tepat. Cara memakai sunscreen yang disarankan adalah dengan takaran 2 ruas jari menyesuaikan besar wajah. \n\n \n Mengocok sunscreen sebelum digunakan \n \n\n Sebelum mengaplikasikan pada kulit, beberapa produk sunscreen berbentuk spray dan cair, mengharuskan penggunanya untuk mengocok botol kemasannya. \n\n \n Gunakan sunscreen pada seluruh bagian tubuh yang terbuka \n \n\n Oleskan suncreen di seluruh permukaan kulit yang terbuka seperti wajah, leher, telinga, dan kaki. \n\n \n Menggunakan sunscreen 15-30 menit sebelum keluar ruangan \n Re-apply atau mengoleskan kembali sunscreen \n \n\n Efektivitas suncreen akan semakin berkurang seiring dengan paparan matahari. Jangan lupa mengapl ikasikan kembali sunscreen paling tidak setiap dua jam. \n\n \n Walaupun di dalam ruangan tetap memakai sunscreen \n \n\n Pemakaian sunscreen tidak hanya dilakukan ketika sedang beraktivitas di luar ruangan, tetapi penting untuk tetap mengaplikasikannya ketika berada di dalam ruangan karena sinar ultraviolet tetap bisa menembus ke dalam ruangan. \n\n \nPerawatan kulit merupakan hal yang penting tidak hanya pada perempuan, tetapi laki-laki pun perlu melakukan perawatan, apalagi aktivitas outdoor lebih sering dilakukan oleh laki-laki. Pentingnya menjaga kulit dari paparan sinar matahari agar kedepannya tidak hanya membuat warna kulit lebih gelap, tetapi menghindarkan kita dari risiko kanker kulit. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Karawang<\/a><\/li>
- 27 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Alami BAK Sulit, Lakukan Pemeriksaan Uroflometri<\/a><\/h3>
Seseorang yang mengalami susah atau sulit buang air kecil itu dapat terjadi, hal tersebut butuh penanganan dengan melakukan konsultasi bersama dokter spesialis urologi yang akan menganjurkan, \nuntuk melakukan pemeriksaan uroflowmetri untuk mengetahui jumlah dan laju aliran urine per satuan waktu. \nSelain itu mendeteksi berbagai kelainan dan masalah saluran kemih seperti kesulitan buang air kecil. Dari pemeriksaan uroflowmetri, akan mengetahui berbagai gejala kesehatan yang bisa dicegah atau diatasi sejak dini. \nPemeriksaan ini ditujukan bagi orang yang memiliki masalah buang air kecil dan gejala lain pada kandung kemih, seperti kesulitan buang air kecil. Selain itu, pemeriksaan uroflowmetri ditujukan bagi orang yang menderita beberapa penyakit, seperti: \n\n \n Kanker prostat \n Kanker prostat adalah pertumbuhan sel prostat yang tidak terkendali. Prostat itu adalah kelenjar kecil yang terletak di panggul pria dimana sebagai bagian dari sistem reproduksi. \n Posisi prostat berada bawah kandung kemih, di depan rektum. Seseorang yang didiagnosa kanker prostat akan ditandai dengan gejala seperti adanya darah pada urin atau sperma, sering BAK (buang air kecil), \n merasakan kandung kemih selalu penuh, saat buang air kecil berkurang/ tidak lancar , dan rasa nyeri dan panas pada penis saat buang air kecil atau ejakulasi. \n \n Kanker kandung kemih \n Kanker kandung kemih adalah tumor ganas yang terjadi di kandung kemih. Kandung kemih sendiri merupakan organ yang fungsinya untuk menyimpan urin sebelum dikeluarkan dari tubuh saat buang air kecil. \n Jenis kanker ini dapat berkembang jauh ke dalam lapisan otot kandung kemih dan menyebar ke bagian tubuh lainnya. \n \n\n Prosedur pemeriksaan Uroflowmetri yang relatif aman untuk dilakukan. Tidak ada efek samping yang signifikan karena bahan radioaktif yang digunakan dalam jumlah kecil dan aman. \nMeskipun demikian, peserta mungkin akan merasa tidak nyaman saat cairan dimasukkan ke dalam urinary blender menggunakan uretra. \nAdanya rasa sakit yang akan terjadi saat pemasangan dan pelepasan kateter, tetapi rasa sakit ini akan segera hilang. \nPerubahan warna urine akan terlihat merah muda karena adanya pendarahan saat memasukkan dan mengeluarkan kateter yang akan menimbulakan infeksi saluran kemih . Namun, hal tersebut sangat jarang terjadi. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/a><\/span>");
- 27 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 27 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 27 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 27 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 27 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 28 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 28 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 28 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 28 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 29 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 29 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 29 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>