- Hermina OPI Jakabaring<\/a><\/li>
- 19 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>
Menjaga Kesehatan Gigi Selama Ramadhan<\/a><\/h3>
Bulan Ramadhan adalah bulan suci bagi umat Islam di mana puasa dilaksanakan dari fajar hingga matahari terbenam. Selama bulan ini, perubahan pola makan dan minum yang drastis dapat berdampak pada kesehatan gigi dan mulut. Namun, dengan beberapa perhatian ekstra dan kebiasaan perawatan gigi yang baik, kesehatan gigi Anda dapat tetap terjaga. Berikut adalah beberapa tips penting untuk menjaga kesehatan gigi selama bulan Ramadhan: \n\n 1. Rutin Menyikat Gigi Setelah Sahur & Sebelum Tidur \n\n Setelah sahur dan sebelum tidur, segeralah menyikat gigi Anda. Ini membantu menghilangkan sisa makanan dan minuman yang menempel pada gigi dan mencegah pembentukan plak dan kerusakan gigi. \n\n 2. Hindari Makanan dan Minuman Manis Berlebihan \n\n Selama bulan Ramadhan, kecenderungan untuk mengonsumsi makanan dan minuman manis berlebihan meningkat. Hindari makanan dan minuman manis seperti minuman bersoda, permen, dan kue-kue yang dapat menyebabkan kerusakan gigi dan pembentukan karies. \n\n 3. Kurangi Konsumsi Makanan dan Minuman Asam \n\n Makanan dan minuman asam seperti jeruk, lemon, atau minuman berkarbonasi dapat melarutkan lapisan email gigi dan meningkatkan risiko terjadinya erosi gigi. Batasi konsumsi makanan dan minuman asam selama bulan Ramadhan. \n\n 4. Perbanyak Konsumsi Air Putih \n\n Pastikan untuk minum banyak air putih selama bulan Ramadhan, terutama saat sahur dan berbuka puasa. Air putih membantu membersihkan mulut dari sisa makanan dan minuman, serta membantu menjaga produksi air liur yang cukup untuk melindungi gigi. \n\n 5. Gunakan Obat Kumur Tanpa Alkohol \n\n Jika Anda menggunakan obat kumur, pilihlah produk tanpa alkohol. Obat kumur tanpa alkohol dapat membantu mengurangi risiko mulut kering dan membantu menjaga keseimbangan bakteri dalam mulut. \n\n 6. Rutin Periksa Kesehatan Gigi \n\n Meskipun sibuk dengan ibadah puasa, jangan lupakan pentingnya rutin memeriksa kesehatan gigi. Pastikan untuk menjadwalkan janji dengan dokter gigi untuk pemeriksaan rutin dan perawatan yang diperlukan. \n\n 7. Kurangi Konsumsi Produk Tembakau \n\n Hindari penggunaan produk tembakau seperti rokok dan shisha selama bulan Ramadhan. Produk tembakau dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan mulut, termasuk penyakit gusi dan kanker mulut. \n\n Dengan menjaga kebiasaan perawatan gigi yang baik dan mengikuti tips di atas, Anda dapat menjaga kesehatan gigi dan mulut Anda selama bulan Ramadhan. Jangan lupakan pentingnya kesehatan gigi sebagai bagian dari upaya menjaga kesehatan secara keseluruhan selama bulan suci ini. Selamat menjalankan ibadah puasa dan tetaplah menjaga kesehatan gigi yang optimal! \n\n Top of Form \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Solo<\/a><\/li>
- 16 Juni 2022<\/li><\/ul><\/div>
Kista di Ronnga Mulut<\/a><\/h3>
\n\n Berbagai jenis lesi dari jinak hingga ganas dapat mempengaruhi kompleks rongga mulut. Kista adalah jenis lesi paling umum yang mempengaruhi rongga mulut. Kista di rongga mulut umumnya menunjukkan pertumbuhan yang lambat dan ekspansif dan dikaitkan dalam beberapa kasus dengan kerusakan tulang dan tingkat kekambuhan yang tinggi. Kista dapat terjadi pada berbagai kelompok umur tetapi seringnya terjadi pada periode gigi tetap. \n\n Kista didefinisikan sebagai suatu rongga patologis yang berisi berisi cairan atau setengah cairan yang bukan berasal dari akumulasi pus (nanah) maupun darah. Kista di rongga mulut diklasifikasikan dalam berbagai jenis tapi secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu kista odontogenik dan non odontogenik. Kista odontogenik adalah kista yang dinding epitelnya berasal dari sisa-sisa epitel organ pembentuk gigi, sedangkan kista non-odontogenik muncul dari jaringan selain dari yang terlibat dalam perkembangan gigi dan mungkin mengandung struktur seperti epitel dari hidung, sinus maksilaris ataupun struktur jaringan lain di wajah. \n\n Kista paling umum ditemukan di ujung akar gigi yang terlibat dan lebih sering terjadi pada gigi tetap. Karies atau trauma pada gigi menyebabkan peradangan kronis yang akhirnya membentuk peradangan di akar gigi; yang kemudian merangsang sisa sisa sel epitel pembentuk gigi mengalami nekrosis dan membentuk rongga kista. Kista seringnya tidak menimbulkan rasa sakit dan secara kebetulan ditemukan pada pemeriksaan rontgen, tapi terkadang bisa juga terjadi pembengkakan yang biasanya terjadi secara perlahan, dan nyeri bila terinfeksi. Selain itu, saat mereka tumbuh, mereka menggeser gigi yang berdekatan dan menyebabkan resorbsi akar gigi yang berdekatan, serta baal pada kista yang sudah berukuran besar. \n\n Kista juga dapat terjadi karena inflamasi pada proses erupsi gigi geraham bungsu dan juga pada gigi yang belum erupsi sempurna. Kista ini membungkus gigi yang belum erupsi dan seringkali menyebabkan resorbsi dari akar gigi yang berdekatan dan membungkus gigi yang belum erupsi. \n\n \n\n \n\n Terapi dari kista bergantung pada ukuran kista. Kista dengan ukuran kecil dapat dilakukan enukelasi dengan melibatkan mukosa yang menempel di atasnya untuk menghindari terbentuknya kista yang baru. Pada kista yang berukuran besar dengan tulang yang tipis dan tingkat kekambuhan yang tinggi dapat dilakukan reseksi atau pemotongan rahang. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Serpong<\/a><\/li>
- 22 April 2022<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Impaksi Pada Gigi Gigi?<\/a><\/h3>
Impaksi gigi atau gigi terpendam merupakan kondisi dimana gigi tidak bisa erupsi/ keluar secara sempurna, bisa karena terpendam di dalam tulang maupun gusi. \n\n Biasanya impaksi gigi terjadi karena rahang terlalu kecil sehingga tidak ada cukup ruang untuk gigi tumbuh. \n\n Impakasi gigi terjadi saat gigi bungsu tumbuh secara tidak sempurna karena tidak mendapatkan ruang yang cukup untuk tumbuh dan keluar dari gusi. Kondisi Ini bisa menyebabkan gigi bungsu atau gigi geraham terakhir tumbuh menyamping yaitu mengarah atau menjauh dari gigi geraham disampingnya, gigi terpendam, atau gigi hanya tumbuh sebagian. Kondisi ini terkadang bisa menyebabkan terjadinya Kisata Gigi. \n\n Apa biasanya yang menyebabkan Impaksi Gigi \n\n Impaksi gigi bisa terjadi karena berbagai alasan berikut : \n\n • Gigi sudah tumbuh dalam posisi yang tidak beraturan, sehingga menghalangi gigi bungsu. \n\n • Rahang terlalu kecil sehingga tidak ada cukup ruang untuk gigi tumbuh. \n\n • Gigi menjadi bengkok atau miring ketika berusaha tumbuh. \n\n \n\n Pada Umumnya, impaksi gigi terjadi pada gigi geraham bungsu orang dewasa. Posisi gigi terpendam sebagian kadang sulit dijangkau oleh sikat gigi. \n\n Sehingga dapat menyebabkan sisa makanan terjebak, sehingga sering terasa tidak nyaman bahkan sakit. Bakteri juga lebih mudah masuk sehingga menyebabkan rasa nyeri dan bengkak pada gusi. \n\n Gejala yang sering timbul akibat impaksi gigi yaitu sakit pada gigi, nyeri pada rahang kadang sakit sampai ke kepala, gusi bengkak dan kemerahan di sekitar gigi terpendam, hingga pasien kadang menjadi sulit membuka mulut \n\n Untuk mengatasinya kadang perlu dilakukan pengangkatan gigi bungsu dengan cara pembedahan atau yang dikenal dengan odontektomi, tindakan ini harus dilakukan melalui dokter gigi bedah mulut. Konsultasikan dengan dokter gigi jika Anda mempertimbangkan untuk melakukan prosedur ini. \n\n Impaksi gigi terkadang tidak menimbulkan keluhan, tetapi Anda tetap disarankan untuk ke dokter gigi secara rutin agar pertumbuhan gigi bungsu terpantau dari waktu ke waktu. Membiasakan diri berkunjung ke dokter gigi secara rutin setiap 6 bulan sekali juga penting agar kesehatan gigi dan mulut terus terjaga. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 22 April 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 16 Juni 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 19 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>