- Hermina Karawang<\/a><\/li>
- 06 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
Tidur dengan Lensa Kontak, Bahaya atau Tidak?<\/a><\/h3>
Lensa kontak dapat membantu penggunanya melihat lebih jelas tanpa memakai kacamata. Lensa kontak merupakan alternatif bagi pengguna kacamata yang suka berolahraga atau aktivitas outdoor. Lensa kontak juga merupakan pilihan bagi orang yang tidak dapat atau tidak mau menggunakan kacamata karena alasan penampilan. Bahkan, orang tanpa gangguan penglihatan pun marak menggunakan lensa kontak untuk meningkatkan penampilan. Seiring dengan penggunaan yang semakin meningkat, tidak jarang orang tertidur sambil menggunakan lensa kontak. Menurut studi di Thailand, 31.85% perilaku buruk pengguna lensa kontak adalah tertidur menggunakan lensa kontak. Bahaya atau tidak ? \n\n \n\n Lensa Kontak Tipe Apa yang Dapat Dipakai Tidur? \n\n Lensa kontak secara garis besar terbagi menjadi lensa kontak lunak dan lensa kontak keras. Tipe yang lebih sering digunakan adalah lensa kontak lunak. Lensa kontak lunak terbagi menjadi tipe extended wear dan tipe biasa. Lensa kontak extended wear didesain khusus menggunakan material yang dapat dipakai terus-menerus pada mata selama 1-4 minggu tergantung petunjuk penggunaannya sehingga dapat dipakai tidur. Berbeda halnya dengan lensa kontak biasa yang hanya dapat dipakai maksimal 8 jam per hari dan harus dilepas saat tidur. Lensa kontak biasa perlu diganti secara berkala sesuai dengan jangka waktu penggunaan masing-masing produk. Ada yang perlu diganti harian, mingguan, bulanan, 3 bulan, atau 6 bulan. Perlu diingat bahwa jangka waktu tersebut bukan lamanya lensa kontak diperbolehkan berada terus menerus di dalam mata. \n\n \n\n Kenapa Lensa Kontak Jangan Dipakai Tidur? \n\n Saat tidur mata tidak berkedip sedangkan gerakan berkedip berfungsi untuk menghasilkan dan menyebarkan air mata secara merata. Air mata tersebut berfungsi melembabkan bola mata dan membantu proses transfer oksigen ke permukaan bola mata. Akibatnya, bola mata menjadi lebih kering saat tidur dan aliran oksigen juga berkurang. Dengan penggunaan lensa kontak, air mata dan oksigen akan terhalang sehingga semakin menambah kekeringan dan mengurangi aliran oksigen permukaan bola mata. Hal ini dapat mengakibatkan : \n\n \n Mata kering ditandai dengan mata terasa berpasir, gatal, atau mengganjal \n Mata merah \n Lensa kontak menempel pada permukaan mata dan sulit dilepas \n \n\n \n\n Jika tertidur dengan menggunakan lensa kontak dibiarkan menjadi kebiasaan dan dilakukan terus-menerus dapat mengakibatkan : \n\n \n Radang permukaan bola mata dan pembengkakan permukaan bola mata \n Peradangan pada selaput bening mata akibat reaksi inflamasi yang dibiarkan terus-menerus. \n Meningkatkan risiko terjadinya infeksi dan borok. \n \n\n \n\n Apa yang Harus Saya Lakukan Jika Terlanjur Tidur dengan Lensa Kontak? \n\n Jika anda terlanjur tertidur dengan menggunakan lensa kontak jangan panik. Lensa kontak pada umumnya akan menjadi kering dan menempel erat pada permukaan mata sehingga sulit dilepaskan. Jangan memaksa melepas lensa kontak karena dapat menggores permukaan mata. Basahi terlebih dahulu permukaan mata dengan cairan pelembab bola mata baru perlahan-lahan lensa kontak dilepas. Segera cuci dan rendam lensa kontak sesuai petunjuk. Basahi juga permukaan mata dengan cairan pelembab bola mata 4-6 kali sehari. Istirahatkan mata anda dari pemakaian lensa kontak selama 1-2 hari. Jika mata anda masih terasa tidak nyaman, merah, atau belekan segera periksakan mata anda ke dokter mata. \n\n Jadwal Dokter Spesialis Mata RS Hermina Karawang : \n\n dr. Azalia Latuasan, SpM : Senin - Jumat (12.00 - 19.00) & Minggu (13.00 - 18.00) \n\n dr. Andreas Surya Anugrah Sinaga, SpM : Senin - Sabtu (07.00 - 10.00) \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pekalongan<\/a><\/li>
- 31 Oktober 2021<\/li><\/ul><\/div>
HIPOGLIKEMI<\/a><\/h3>
Pengertian Hipoglikemia \n\n Hipoglikemia adalah kondisi ketika kadar glukosa (gula darah) berada di bawah normal. Umumnya, seseorang dianggap mengalami hipoglikemia saat kadar gula darahnya kurang dari 60 mg/dl. Hipoglikemia adalah salah satu komplikasi akut pada pengidap diabetes dan umumnya berkaitan dengan penggunaan obat dari golongan sulfonilurea (glibenclamide, gliklazida, glimepiride, glipizide, dan tolbutamide) atau insulin. \n\n \n\n Faktor Risiko Hipoglikemia \n\n Beberapa faktor risiko hipoglikemia, antara lain: \n\n \n Membutuhkan asupan insulin buatan. \n Memiliki riwayat penyakit diabetes. \n Mengonsumsi alkohol secara berlebihan. \n Mengonsumsi obat dari golongan sulphonylurea dan glukosa prandial. \n Obesitas atau kelebihan berat badan. \n \n\n \n\n Penyebab Hipoglikemia \n\n 1. Pada pengidap diabetes: \n\n \n Menggunakan insulin dengan dosis normal, tetapi tubuh kekurangan asupan karbohidrat, akibat terlalu banyak melakukan aktivitas fisik, tidak cukup mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, lupa makan, atau menunda makan. \n Menggunakan suntikan insulin pada pengidap diabetes tipe 1 yang melebihi dosis atau terlalu banyak menggunakan obat-obatan oral, seperti golongan sulphonylurea, pada pengidap diabetes tipe 2 yang dapat memicu pelepasan insulin berlebihan. \n Terlalu banyak mengonsumsi minuman keras atau alkohol dalam keadaan perut kosong. \n \n\n 2. Pada orang tanpa diabetes: \n\n \n Efek samping dari obat-obatan untuk hipertensi, asam salisilat untuk rematik, dan kina untuk malaria. \n Kekurangan nutrisi. \n Mengidap penyakit Addison (kelainan pada kelenjar adrenal). \n Mengidap penyakit yang menyerang kelenjar tiroid, kelenjar adrenal, ginjal, atau hati. \n Produksi insulin yang terlalu banyak oleh pankreas, akibat dari kondisi obesitas, mengonsumsi karbohidrat terlalu banyak, tumor pada pankreas, atau efek samping dari operasi bypass lambung. \n Melakukan puasa. \n Terlalu banyak mengonsumsi minuman keras. \n \n\n Gejala Hipoglikemia \n\n Beberapa gejala yang ditimbulkan dari hipoglikemia, antara lain: \n\n \n Berkeringat dingin. \n Bibir kesemutan. \n Jantung berdebar-debar \n Merasa lapar. \n Mudah marah. \n Sulit berkonsentrasi. \n Gangguan penglihatan. \n Tampak kebingungan. \n Gerakan menjadi canggung atau seperti orang mabuk. \n Kehilangan kesadaran. \n \n\n \n\n Diagnosis Hipoglikemia \n\n Dokter akan mendiagnosis hipoglikemia dengan melakukan wawancara medis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah pemeriksaan kadar gula darah. \n\n Untuk melakukan diagnosis, terdapat tiga kriteria untuk memastikannya, yaitu: \n\n \n Adanya gejala. \n Adanya pemeriksaan yang menunjukkan kadar glukosa darah yang rendah. \n Hilangnya gejala setelah kadar glukosa darah kembali normal. \n \n\n \n\n Komplikasi Hipoglikemia \n\n Beberapa komplikasi hipoglikemia, antara lain: \n\n \n Kecelakaan saat berkendara. \n Kehilangan kesadaran. \n \n\n \n\n Pengobatan Hipoglikemia \n\n Penanganan hipoglikemia adalah berdasarkan kondisi pengidap: \n\n \n Pada pengidap sadar, diberikan makanan yang mengandung karbohidrat atau minuman yang mengandung gula berkalori sebanyak 15–20 gram glukosa, misalnya satu sendok makan gula atau madu, permen, dan sebagainya. \n Pada pengidap tidak sadar, segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat agar dapat diberikan larutan glukosa melalui infus. \n \n\n \n\n Pencegahan Hipoglikemia \n\n Beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan, antara lain: \n\n \n Batasi konsumsi minuman keras atau hindari sama sekali jika bisa. \n Berhati-hati saat mengendarai kendaraan. \n Hindari aktivitas yang berlebihan, hingga kelelahan \n Kenali gejala-gejala hipoglikemia yang muncul. \n Makan sesuai dengan aktivitas yang kita lakukan. \n Pantau kadar gula darah secara berkala. \n Pengobatan diabetes harus disesuaikan dengan konsumsi makanan sehari-hari. \n Siapkan makanan atau obat-obatan pereda gejala di mana pun berada. \n \n\n \n\n Kapan Harus ke Dokter? \n\n Segera hubungi dokter untuk mendapatkan saran dan penanganan terbaik jika mengalami gejala-gejala di atas. Penanganan yang tepat dan cepat akan semakin baik demi proses pengobatan dan penyembuhan. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Yogya<\/a><\/li>
- 10 Juni 2021<\/li><\/ul><\/div>
Sendawa Terus Menerus<\/a><\/h3>
Sendawa dapat dilakukan oleh siapa saja, juga biasa terjadi pada bayi. Hal ini umumnya dapat diartikan sebagai kondisi yang baik bagi bayi karena dengan begitu kelebihan udara di dalam lambungnya dapat terbuang. Bayi bersendawa karena pada saat dia menyusu, udara juga ikut tertelan, terutama jika menggunakan botol susu. \n\n \n\n \n\n Bagaimana Sendawa Bisa Terjadi? Apa Penyebabnya? \n\n \n\n Menelan udara, baik secara sengaja maupun tidak, disebut dengan aerophagia. Udara yang masuk ke saluran pencernaan mengandung gas nitrogen dan oksigen. Gas ini akan didorong ke atas oleh lambung menuju kerongkongan dan keluar dari mulut dalam bentuk sendawa. Gas dalam saluran pencernaan umumnya terbentuk dari proses pencernaan makanan atau ketika ada udara yang tertelan melalui mulut. Udara dapat masuk ke tubuh jika Anda berbicara sambil makan, mengunyah permen karet, mengisap permen, makan terlalu cepat, atau merokok. \n\n \n\n Selain penyebab di atas, masih ada kondisi-kondisi tertentu yang dapat membuat seseorang lebih sering bersendawa, yaitu: \n\n \n Mengonsumsi makanan atau minuman tertentu, antara lain brokoli, kacang-kacangan, pisang, biji-bijian utuh, kismis, dan minuman berkarbonasi atau soda. Minuman keras, makanan kaya akan gula, tepung, dan serat juga dapat menyebabkan sering sendawa. \n Mengonsumsi obat tertentu, antara lain aspirin, ibuprofen, obat pencahar seperti sorbitol dan laktulosa, dan acarbose untuk menangani diabetes tipe 2. \n Merasa cemas. Beberapa orang banyak menelan udara saat mereka sedang cemas. \n \n\n \n\n Beberapa penyakit juga dapat membuat penderitanya lebih banyak bersendawa akibat perut yang tidak nyaman, antara lain: \n\n \n Penyakit asam lambung atau gastroesophageal reflux disease (GERD). Kondisi ini diakibatkan oleh asam lambung yang naik ke kerongkongan. \n Gastritis atau peradangan pada dinding lambung. \n Dispepsia, yaitu kondisi di mana orang merasa sering bersendawa diikuti keluhan lain berupa mual, nyeri ulu hati, dan kembung. \n Infeksi bakteri Helicobacter pylori pada lambung. \n Tukak lambung, yaitu luka pada dinding lambung, kerongkongan, dan usus halus bagian atas. \n Gastroparesis, yaitu gangguan ketika terjadi kelemahan pada otot dinding lambung karena kerusakan saraf yang mengatur fungsi lambung, sehingga fungsi pencernaan menjadi lebih lambat. \n Intoleransi laktosa, yaitu ketidakmampuan lambung mencerna laktosa dalam susu. \n Gangguan penyerapan sorbitol atau karbohidrat fruktosa. \n Gangguan pada pankreas (pancreatic insufficiency), yaitu ketidakmampuan pankreas untuk menjalankan perannya melepaskan enzim untuk proses pencernaan. \n Penyakit celiac, yaitu ketika terjadi intoleransi gluten yang banyak terdapat dalam makanan bertepung, seperti roti. \n Sindrom dumping, yaitu gejala yang muncul ketika pengosongan lambung terjadi secara cepat, sebelum isinya tercerna dengan baik. \n \n\n \n\n \n\n Cara Mengatasi Sendawa \n\n \n\n Umumnya sendawa bukanlah hal yang berbahaya dan tidak memerlukan penanganan khusus. Meski sendawa adalah proses alami, tetap saja ada saat kita perlu mencegah sendawa, misalnya pada acara jamuan resmi. Untuk mencegah sendawa dan membantu meredakan sendawa, Anda bisa mencoba beberapa cara berikut ini: \n\n \n Hindari makan dan minum dengan terburu-buru. \n Merokok menyebabkan Anda menghirup udara. Minimalkan atau hindari merokok. \n Batasi konsumsi permen dan permen karet. \n Hindari konsumsi bir dan minuman berkarbonasi yang mengandung gas karbon dioksida. \n Hindari mengonsumsi makanan yang dapat menghasilkan gas, seperti brokoli, kol, kacang-kacangan, dan produk olahan susu. \n Jika menggunakan gigi palsu, coba periksakan agar pemasangannya tepat, untuk meminimalkan udara yang tertelan pada saat mengunyah atau berbicara. \n Jika Anda mengalami nyeri ulu hati ringan, cobalah untuk mengonsumsi obat maag yang dijual bebas, misalnya antasida, atau berkonsultasi ke dokter jika Anda mengalami gejala yang cukup berat. \n Konsumsi suplemen atau minuman probiotik untuk membantu pencernaan. \n Berjalan kaki atau melakukan olahraga ringan selama beberapa saat setelah makan juga dapat membantu kelancaran proses pencernaan, sehingga mengurangi sendawa. \n \n\n \n\n Walau umumnya bukan merupakan hal serius, tapi segera periksakan diri ke dokter jika Anda terus bersendawa atau bila perut terus-menerus terasa kembung dan mual. Dokter akan menanyakan gejala-gejala lain dan melakukan pemeriksaan fisik untuk mendiagnosis penyebabnya. Jika dibutuhkan, akan dilakukan pemeriksaan rontgen pada perut, MRI, atau CT scan, untuk menilai kondisi sistem pencernaan dengan lebih cermat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Samarinda<\/a><\/li>
- 13 April 2021<\/li><\/ul><\/div>
Infertilitas adalah Gangguan Kesuburan yang Harus Diwaspadai Pasutri<\/a><\/h3>
Infertilitas merupakan salah satu penyebab sulitnya pasangan untuk memiliki keturunan. \n\n \n\n Menikah dan memiliki buah hati merupakan hal yang didambakan semua pasangan. Kehadiran buah hati memberi kebahagiaan dan warna baru dalam hubungan, sehingga tidak mengherankan jika banyak orang begitu serius mempersiapkan kehamilan dan kehadiran buah hati. Beberapa di antaranya bahkan sudah mulai mempersiapkannya bersamaan dengan persiapan pernikahan. \n\n \n\n Namun tak jarang, beberapa pasangan yang telah mempersiapkan kehamilan dalam waktu yang cukup lama belum juga dikaruniai buah hati. Jika hal tersebut terjadi pada Anda dan pasangan, Anda perlu memerhatikan kondisi fertilitas masing-masing. Sebagaimana diketahui bahwa infertilitas adalah salah satu penyebab utama dalam sulitnya mendapat keturunan. \n\n \n\n Secara umum, infertilitas adalah gangguan kesuburan yang terbagi kedalam dua kondisi berbeda. Kondisi pertama dikenal dengan infertilitas primer atau kondisi di mana kehamilan belum terjadi sama sekali. Kedua, infertilitas sekunder atau kondisi yang dapat terjadi setelah kelahiran anak pertama atau pernah hamil namun terus mengalami keguguran. \n\n \n\n \n\n Infertilitas Bisa Terjadi Pada Pria Maupun Wanita \n\n \n\n Meski infertilitas berkaitan dengan kehamilan, kondisi infertilitas tidak hanya dapat dialami oleh perempuan, namun dapat juga terjadi pada laki-laki. \n\n \n\n Apa saja penyebab infertilitas pada wanita? Infertilitas pada wanita paling sering disebabkan oleh gangguan pada ovulasi. Ovulasi merupakan proses pelepasan sel telur dari ovarium atau indung telur. Bila tidak ada proses ovulasi, berarti tidak ada sel telur yang bisa dibuahi oleh sperma. Akibatnya, kehamilan pun tidak akan terjadi. Gangguan pada proses ovulasi bisa ditandai dengan menstruasi yang tidak teratur. Masalah ovulasi tersebut kerap muncul akibat Sindrom Ovarium Polikistik (Polycystic Ovarian Syndrome/PCOS). Sementara itu, PCOS diduga terjadi karena adanya ketidakseimbangan hormon dalam tubuh seorang wanita. \n\n \n\n Berikut adalah faktor-faktor yang meningkatkan risiko terjadinya infertilitas wanita: \n\n • Pertambahan usia \n\n • Kebiasaan merokok dan terpapar asap rokok \n\n • Tekanan hidup atau stres \n\n • Obesitas \n\n • Diet yang ketat \n\n • Sering mengkonsumsi minuman alkohol \n\n • Infeksi mikroorganisme \n\n \n\n \n\n Penyebab Infertilitas pada Wanita \n\n \n\n Infertilitas wanita bisa disebabkan oleh berbagai kondisi medis atau penyakit berikut ini: \n\n 1. Gangguan Ovulasi \n\n Masa subur wanita ditentukan dari periode ovulasinya. Oleh karena itu, saat proses ovulasi terganggu, wanita akan sulit menentukan masa suburnya atau bahkan tidak dapat melepaskan sel telur yang siap dibuahi untuk menciptakan kehamilan. \n\n \n\n 2. Penyumbatan tuba falopi \n\n Tuba falopi yang tersumbat menyebabkan sperma tidak dapat bertemu dengan sel telur di dalam rahim, sehingga proses pembuahan tidak dapat terjadi. Hal ini juga menjadi penyebab infertilitas wanita. \n\n \n\n 3. Jaringan parut pascaoperasi \n\n Riwayat operasi berulang pada rahim atau panggul dapat menyebabkan terbentuknya jaringan parut, sehingga menghalangi proses ovulasi. Hal ini bisa membuat wanita sulit hamil. \n\n \n\n 4. Gangguan lendir serviks \n\n Infertilitas wanita juga bisa disebabkan oleh gangguan lendir serviks. Ketika sedang memasuki masa subur atau ovulasi, lendir serviks bisa memudahkan sperma untuk mencapai sel telur di dalam rahim. Namun, jika ada gangguan pada lendir serviks, hal tersebut dapat mempersulit sperma untuk membuahi sel telur sehingga menghambat terjadinya kehamilan. \n\n \n\n 5. Kelainan bawaan \n\n Penyakit bawaan pada organ reproduksi wanita disebabkan oleh kelainan genetik. Salah satu contoh kelainan bawaan lahir yang dapat membuat wanita menjadi tidak subur adalah septate uterus, yaitu kondisi ketika terbentuk sekat di dalam rongga rahim. \n\n \n\n 6. Submucosal Fibroid \n\n Submucosal Fibroid merupakan tumor jinak yang tumbuh di dalam atau sekitar dinding rahim. Ketika dinding rahim ditumbuhi benjolan tumor jinak tersebut, sel telur yang telah dibuahi akan sulit menempel di dinding rahim. Hal ini bisa membuat wanita sulit hamil dan rentan mengalami infertilitas. \n\n \n\n 7. Endometriosis \n\n Endometriosis dapat menjadi penyebab terjadinya infertilitas wanita. Penanganan endometriosis melalui operasi pengangkatan dapat menyebabkan munculnya jaringan parut. Munculnya jaringan parut ini dapat menghalangi tabung saluran indung dan menghambat terjadinya pembuahan sel telur oleh sperma. \n\n \n\n 8. Efek samping obat-obatan \n\n Infertilitas wanita bisa juga disebabkan oleh efek samping obat-obatan tertentu, khususnya obat-obatan yang digunakan dalam jangka panjang atau dosis tinggi. Hal ini karena obat-obatan tersebut dapat mengganggu ovulasi dan produksi sel telur. \n\n \n\n \n\n Meski infertilitas berkaitan dengan kehamilan, kondisi infertilitas tidak hanya dapat dialami oleh perempuan, namun dapat juga terjadi pada laki-laki. Secara umum, penyebab masalah infertilitas dapat terjadi akibat empat faktor utama, yaitu faktor perempuan, faktor laki-laki, faktor kombinasi antara perempuan dan laki-laki, serta kondisi infertilitas yang terjadi dengan penyebab yang belum diketahui. \n\n \n\n \n\n Penyebab infertilitas pada Pria \n\n \n\n Yang harus digarisbawahi adalah infertilitas adalah bukan hanya masalah pada wanita namun pria juga bisa mengalaminya. Sekitar 30% kasus infertilitas adalah disebabkan oleh masalah ketidak suburan pada pria. Penyebab infertilitas pada pria umumnya disebabkan oleh gangguan hormonan, fisik, serta fisiologis. \n\n \n\n Sejumlah gangguan hormon yang menyebabkan infertilitas adalah: \n\n • Kadar hormon tiroid yang terlalu rendah \n\n • Hiperprolaktinemia atau kondisi hormon prolaktin yang terlalu tinggi \n\n • Rendahnya produksi hormon follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH) dari kelenjar pituitari \n\n • Hiperplasia adrenal kongenital atau ketika kelenjar pituitar tertekan kenaikan hormon androgen adrenal yang menyebabkan produksi sperma rendah \n\n \n\n Selain karena kelainan hormon, beberapa kondisi lain yang bisa menyebabkan infertilitas pria adalah terinfeksi penyakit kelamin tertentu seperti radang testis, penyakit genetik, mengidap Varikokel, Torsio Testis, hingga kelainan Ejakulasi Retrigrade. \n\n \n\n \n\n Bagaimana Cara Mengobati Infertilitas? \n\n \n\n Pengobatan infertilitas pada pria dan wanita terbagi dalam dua metode besar yakni pengobatan noninvasif dan pengobatan invasif. Pengobatan noninvasif meliputi konseling gaya hidup sehat, tracking siklus ovulasi, induksi ovulasi hingga intrauterine insemination (IUI). Selain itu, program donor sperma juga bisa menjadi pilihan pengobatan noninvasif jika disetujui oleh pasien. \n\n \n\n Sementara pengobatan invasif pada wanita dan pria berbeda. Pengobatan invasif pada wanita adalah mencangkup bedha tubal, bedah uterus, bayi tabung (IVF), assisted hatching, donor oocyte. Sedangkan pengobatan invasif pada pria meliputi bedah mikro untuk pasien yang memiliki riwayat vasektomi, sperm retrieval, intracytoplasmic sperm injection (ICSI) dan IVF atau bayi tabung. \n\n \n\n Semua jenis pengobatan tersebut dilakukan setelah pasien melalui fase pemeriksaan atau skrining awal terkait penyebab ketidaksuburan. Selanjutnya dokter akan merencanakan pengobatan yang sesuai dengan kondisi pasien. \n\n \n\n Oleh karena itu, untuk memastikan penyebab infertilitas yang Anda alami, segera periksakan diri Anda dan pasangan dengan dokter terbaik kami di RS Hermina Samarinda. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bekasi<\/a><\/li>
- 26 Maret 2021<\/li><\/ul><\/div>
7 Mitos TBC yang Harus Diketahui<\/a><\/h3>
Penyakit Tuberkulosis (TBC) masih menjadi masalah kesehatan di dunia. Indonesia berada di urutan ketiga tertinggi untuk kasus TBC setelah India dan China. Saat ini kasus TBC yang ada di Indonesia sering kali diiringi dengan pemahaman keliru masyarakat. Untuk itulah, perlu dipahami beberapa mitos dan fakta tentang TBC. \n\n \n\n Jika penyakit TBC ini ingin di basmi maka hal pertama yang harus dihilangkan adalah mitos-mitos yang menghambat pencegahan dan kontrol terkait penyakit TBC. \n\n \n\n Apa saja mitos mitos yang beredar di masyarakat, mari kita simak 7 mitos TBC yang wajib kita ketahui, diantaranya adalah : \n\n \n\n - Penyakit keturunan dan Akibat Guna-guna \n\n Faktanya TBC bukan karena keturunan apalagi guna-guna yg dibuat oleh orang lain tetapi dikarenakan penularan bakteri. \n\n \n\n Bakteri Myctobacterium tubercolosis lah yang menjadi penyebab utamanya, sehingga jika seseorang menghirup droplet pengidap TBC, terutama saat daya tahan tubuh sedang turun, maka orang tersebut dapat dengan mudah tertular. Bila terdapat beberapa orang yang tinggal dalam satu rumah mengidap TBC dikarenakan penularan bakteri. Jika menemukan seseorang dalam lingkungan rumah mengidap TBC, lakukan perlindungan diri dengan selalu menggunakan masker jika berinteraksi dengannya. Hal ini dilakukan secara dini ketika mengetahui keluarga kita ada yg mulai mengalami gejala batuk lama, demam, keringat malam hari, nafsu makan turun, berat badan turun, lemas, dan terjadi batuk berdarah. \n\n \n\n - Hanya menyerang organ paru \n\n Faktanya kebanyakan infeksi TBC memang terjadi di paru, tetapi bisa juga berkembang dan menyebar ke organ tubuh lainnya apabila tidak ditangani segera dengan baik. \n\n \n\n Jenis TBC lain yang perlu diwaspadai adalah TBC tulang, TBC kelenjar getah benig, dan TBC usus. Pada kasus yang jarang terjadi, MTB (Mycobacterium Tuberkulosis ) dapat menyerang jantung dan otak manusia. Jenis TB selain TB paru biasanya bersifat tidak menular. \n\n \n\n - Penyakit masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah atau orang miskin \n\n Faktanya siapa saja bisa mengidap penyakit TBC baik kaya atau miskin dan berpendidikan atau tidak. \n\n Beberapa kondisi yang memungkinkan terinfeksi TBC terkait mitos ini : \n\n \n Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, contohnya seperti pengidap penyakit diabetes, pasien kemoterapi, atau pengidap HIV/AIDS \n Tinggal di lingkungan yang lembab dan tidak terpapar sinar matahari \n Mengalami malnutrisi atau kekurangan gizi \n Aktif berhubungan langsung dengan pengidap TBC dalam jangka waktu yang lama \n Perokok aktif \n Menggunakan alkohol dan obat terlarang \n \n\n \n\n - Tidak dapat disembuhkan \n\n Faktanya TBC bisa sembuh dengan pengobatan minimal 6-9 bulan. Meskipun kematian pada TBC cukup tinggi, tetapi TBC dapat disembuhkan. Pengobatan TB memang membutuhkan waktu cukup lama dan harus konsisten serta dengan niat ingin sembuh, yaitu minimal 6-9 bulan. \n\n \n\n Jika tidak konsisten dilakukan, maka bakteri ini dapat melemah sesaat dan akan muncul kembali hingga menjadi resisten, kondisi ini di sebut multidrug-resistant tuberculosis atau MDR-TBC. \n\n \n\n - Penderita Harus Dirawat di RS \n\n Pasien TBC harus segera dibawa pergi ke rumah sakit atau tempat karantina penderita penyakit TBC (sanatorium) ini merupakan mitos lama. \n\n \n\n Setelah pengobatan yang efektif dimulai, maka pasien dengan cepat menjadi bebas kuman (tidak menularkan). \n\n \n\n Jika pasien mendapatkan perawatan yang tepat dan melakukan tata laksana tindakan pencegahan saat tinggal di rumah, maka penderita tidak menimbulkan risiko menularkan infeksi kepada anggota keluarganya lainnya. \n\n \n\n - TB Menular dari peralatan makan dan hubungan seks \n\n Faktanya TBC adalah penyakit yang ditularkan melalui udara. Penyakit TBC kemungkinan besar menyebar ke orang-orang yang memiliki kontak dekat dan berkepanjangan dengan orang yang terinfeksi seperti anggota keluarga, teman atau rekan kerja/kantor. \n\n \n\n TBC bukanlah penyakit yang dapat disebarkan atau ditularkan dengan berbagi wadah minum, peralatan makan, rokok, atau air liur dari ciuman atau akibat hubungan seksual. \n\n \n\n - TB selalu diawali batuk darah \n\n Faktanya Tidak semua gejala TBC diawali batuk darah. Beberapa pasien bahkan tidak mengalami batuk berdarah namun dinyatakan positif terkena TBC. \n\n \n\n Jika terjadi batuk darah berarti penyakit TBC yang diidapnya sudah masuk dalam kategori berat dan penyembuhannya pun bisa lebih lama. \n\n \n\n \n\n Fakta seputar TBC penting sekali dipahami secara benar oleh masyarakat agar kepedulian terhadap penyakit ini dapat semakin ditingkatkan, demikian pula dengan pencegahannya. \n\n \n\n TBC merupakan penyakit menular dan berbahaya. Jika kita memiliki keluarga atau teman yang mengidap TBC, beri dukungan terhadap mereka untuk berobat hingga tuntas. \n\n \n\n Jangan lupa untuk menjaga kesehatan dan kebersihan diri serta lingkungan. Sadar diri untuk menutup mulut dan hidung dengan masker, cuci tangan dengan sabun atau handsanitiser. \n\n \n\n Jika ditemukan lebih awal, penanganan penyakit tuberkulosis akan lebih cepat dan pasien bisa lebih cepat pulih. Oleh karena itu, jangan ragu untuk konsultasikan kesehatan Sahabat Hermina di RS Hermina Bekasi. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Yogya<\/a><\/li>
- 03 Desember 2020<\/li><\/ul><\/div>
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di Sekitar Kita<\/a><\/h3>
Setiap aktivitas atau proses pekerjaan yang dilakakukan di tempat kerja mengandung resiko untuk terjadinya kecelakaan kerja mulai dari level ringan, sedang, hingga berat. Berbagai upaya pencegahan dilakukan supaya kecelakaan kerja tidak terjadi dengan cara memberikan keterampilan melakukan tindakan pertolongan pertama untuk menghadapi kemungkinan terjadinya kecelakaan. Oleh karena itu, di setiap tempat kerja harus memiliki petugas P3K (First Aider) atau setidaknya setiap karyawan dibekali dengan keterampilan dalam melakukan pertolongan pertama ketika terjadi kecelakaan maupun kegawatan medik. \n\n \n\n Tujuan FIRST AID di tempat kerja adalah: \n\n \n Menyelamatkan jiwa di tempat kerja \n Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan \n Mencegah terjadinya hal yang lebih buruk pada korban \n Menenangkan penderita atau korban yang terluka di tempat kerja \n \n\n \n\n Prinsip-Prinsip Dasar Pertolongan Pertama: \n\n 1. Jangan pindahkan atau ubah posisi orang yang terluka, terutama bila luka-lukanya terjadi karena jatuh, jatuh dari ketinggian dengan keras atau kekerasan lain. Pindahkan atau ubah posisi penderita hanya apabila tindakan anda adalah untuk menyelamatkan dari bahaya lain. \n\n 2. Bertindaklah dengan cepat apabila penderita mengalami perdarahan, kesulitan bernapas, luka bakar, atau terkejut (syok). \n\n 3. Jangan berikan cairan apapun kepada penderita yang pingsan atau setengah pingsan. Cairan dapat memasuki saluran pernapasan dan mengakibatkan kesulitan bernapas bagi penderita. \n\n 4. Jangan berikan alkohol pada penderita yang mengalami luka parah. \n\n \n\n Penderita Syok/Terkejut \n\n Seseorang mengalami syok, wajahnya akan tampak pucat, tubuhnya dingin dan berkeringat, nafas cepat, jantung berdegup kencang. Cara penanganannya: \n\n 1. Usahakan untuk membaringkan dan menempatkan kakinya pada posisi yang lebih tinggi daripada kepala, kecuali terdapat luka di kepalanya \n\n 2. Selimuti tubuhnya agar hangat, tetapi jangan sampai terlalu panas \n\n 3. Berikan minuman gula kepada penderita apabila penderita dalam keadaan benar-benar sadar \n\n \n\n Tersedak Makanan \n\n 1. Berdirilah di belakang penderita peluklah pinggangnya dengan kedua tangan \n\n 2. Kepalkan tangan Anda dan tekan kepalan tangan pada perut bagian atas tepat dibawah tulang iga, dan diatas pusar \n\n 3. Tarik kuat-kuat kepalan tangan Anda ke arah atas ulangi beberapa kali hingga makanan keluar dari tenggorokan penderita. \n\n \n\n Bahan Kimia atau Serangga Mengenai Mata \n\n Baringkan korban dan tuangkan air steril ke dalam matanya untuk menghilangkan bahan kimianya, kemudian kompreslah dengan kain kassa steril dan segera kunjungi atau panggil dokter terdekat. \n\n \n\n Jika serangga yang mengenai mata, ambillah dengan ujung saputangan bersih, jangan sekali - kali mengusap dengan tangan telanjang, segeralah kunjungi dokter apabila mata masih dirasa tidak nyaman. \n\n \n\n Sengatan Serangga \n\n Apabila tersengat lebah dan muncul bengkak, kompreslah segera dengan es, tidak sedikit dari orang yang tersengat lebah akan timbul alergi, segerlah ke dokter agar diberikan pertolongan. \n\n \n\n Keracunan \n\n Berilah minum (air putih, susu tawar, air kelapa) sampai penderita bisa memuntahkan makanannya, akan tetapi tidak semua orang bisa memuntahkan makanannya. Segeralah dibawa ke rumah sakit agar ditolong oleh dokter. \n\n \n\n Luka Bakar \n\n Alirkan/siram dengan air biasa/air mengalir di tempat yang terbakar, jika lukanya masih di tahap pertama hingga rasa sakit hilang, Jika luka bakar sudah melepuh sebaiknya langsung dibawa ke dokter. \n\n \n\n Luka lecet/Gores/Tersayat \n\n Cucilah dengan air, dan tutuplh luka dengan plester, band aid. Namun, jika luka terlalu besar dan dalam segeralah dibawa ke dokter. \n\n \n\n Perdarahan \n\n Hentikan perdarahan dengan cara menekan luka atau secara luka. Tekan terus-menerus, jangan melepas tekanan tiap sebentar hanya untuk melihat perdarahan sudah berhenti. Apabila setelah dilakukan tekanan tetapi perdarahan tidak berhenti, memungkinkan nadi atau pembuluh darah balik akan teputus, tekan nadi yang di dekat luka untuk menghentikan alirah darah dari jantung ke tempat lain. Segeralah ke dokter. \n\n \n\n Patah Tulang \n\n Jangan mencoba mengangkat atau memindahkan badan korban jika belum mahir melakukannya, jika tulang belakang yang patah, korban hanya boleh diusung dengan hati-hati dengan posisi berbaring di atas alas keras. Untuk patah tulang rahang, angkatlah rahang bawah hingga gigi atas dan bawah bersatu, lalu diikat dan dibawa ke dokter. Untuk patah tulang tangan dan kaki gunakan tongkat atau setumpuk koran untuk menyangga lalu balutlah sebagai penyangga sebelum bertemu dengan dokter. \n\n \n\n Terkilir \n\n Letakkan bagian tubuh yang terkilir lebih tinggi dari bagian tubuh yang lain untuk mencegah pembengkakan, segeralah ke dokter agar tidak terjadi perburukan di kemudian hari. \n\n \n\n Hal-hal diatas merupakan langkah yang bisa dilakukan apabila mendapati hal tersebut terjadi di perusahaan atau di sekitar kita. Tindakan cepat dan tepat akan mengurangi resiko dan kemungkinan terburuk terjadi bagi penderita. Membawa korban ke Dokter Spesialis Orthopedi menjadi langkah yang tepat untuk mengatasi dan menangani kecelakaan yang terjadi pada tempat kerja. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Yogya<\/a><\/li>
- 09 Oktober 2020<\/li><\/ul><\/div>
Mati Rasa dan Kesemutan <\/a><\/h3>
Kesemutan merupakan keluhan yang sangat banyak disampaikan oleh pasien yang datang ke poliklinik Spesialis Saraf. Keluhan ini tidak hanya diderita oleh pasien yang lanjut usia, tetapi juga oleh mereka yang masih berusia muda. Keluhan kesemutan ini menimbulkan rasa tidak nyaman bahkan sampai terasa nyeri seperti ditusuk-tusuk. \n\n Kesemutan merupakan gejala yang dirasakan seseorang akibat adanya gangguan atau kerusakan pada selubung saraf tepi. Letak area kesemutan tergantung dari saraf bagian tubuh mana yang terjadi gangguan atau kerusakan. Apabila terjadi di selubung saraf yang berada jari tangan, maka rasa kesemutan akan dirasakan di ujung jari, telapak tangan bahkan sampai ke lengan bawah atau atas. Untuk mengatasi kesemutan tersebut selain dokter memberi obat yang bersifat untuk memperbaiki selubung saraf. Dokter juga akan mencari penyebab timbulnya kerusakan selubung saraf tersebut. \n\n Kesemutan bisa disebabkan oleh gangguan yang bersifat sistemik, yaitu: \n\n 1. Menderita penyakit seperti Diabetes, Hipertensi, dan sebagainya \n\n 2. Efek pemakainan obat, misalnya obat anti Tuberculosis, kemoterapi, dan sebagainya \n\n 3. Stroke, tumor, serta gangguan yang bersifat lokal/mekanik, misalnya adanya saraf terjepit \n\n \n\n Salah satu penyebab kesemutan yang disebabkan karena jepitan saraf adalah Carpal Tunnel Syndrome (CTS). Carpal Tunnel Syndrome merupakan gangguan saraf yang mempersarafi telapak tangan, akibat saraf Medianus mengalami gangguan pada saat melewati daerah dipergelangan tangan yang disebut Carpal Tunnel. Pasien akan mengeluh kesemutan pada telapak tangan terutama area ibu jari, jari telunjuk, jari tengan, dan separuh jari manis. Pada kondisi yang berat (severe), pasien bahkan sampai merasakan nyeri di telapak tangan seperti ditusuk-tusuk dan panas seperti kena sambal, atau bahkan bisa menimbulkan otot telapak tangan mengecil (artophy). Beberapa pasien mengatakan apabila naik sepeda motor, telapak tangan terasa kesemutan, tetapi apabila telapak tangan dikibas-kibaskan, sensasi kesemutan akan berkurang. \n\n Diagnosis CTS dapat ditegakkan dari keluhan pasien, pemeriksaan fisik (Tes Phalen dan Tes Tinel yang positif), dan pemeriksaan Saraf Tepi (pemeriksaan ElektroMyoGraphy). Penanganan CTS, selain dengan obat-obatnya yang bersifat memperbaiki selubung saraf dan obat mengurangi nyeri neuropatic, juga disertai fisioterapi. Selain itu dapat pula dilakukan injeksi pada area Carpal Tunnel. Injeksi ini bertujuan untuk memasukkan obat antiperadangan langsung ke dekat saraf Medianus yang mengalami gangguan di area Carpal Tunnel, sehingga diharapkan efeknya menjadi lebih cepat. \n\n RS Hermina Yogya sudah dapat mengerjakan injeksi ini dengan alat pandu Ultrasound (USG-Guided Injection), sehingga diharapkan jarum injeksi dapat lebih tepat ke area dekat saraf yang dituju. Apabila dengan terapi konservatif keluhan masih tidak membaik, atau otot telapak tangan sudah mengalami pengecilan (atrophi), maka pilihan tindakan selanjutnya adalah dilakukan pembedahan yang dikerjakan oleh dokter bedah orthopedi. \n\n Jadi, jika Sahabat Hermina memiliki keluhan kesemutan, sebisa mungkin lekas datang konsultasi pada dokter saraf, agar dapat ditangani segera mungkin dan dicari penyebab kesemutan tersebut agar tidak menjadi semakin parah. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Yogya<\/a><\/li>
- 06 Oktober 2020<\/li><\/ul><\/div>
Tindakan ESWL pada Terapi Batu Saluran Kemih<\/a><\/h3>
Batu saluran kemih (BSK) didefinisikan sebagai pembentukan batu di saluran kemih yang meliputi batu ginjal, ureter, buli, dan uretra. Di Indonesia, masalah batu saluran kemih masih menduduki kasus tersering di antara seluruh kasus Urologi. Sekitar 50% pembentukan batu saluran kemih juga dapat ditemukan kekambuhannya setidaknya 1 kali dalam seumur hidup. Keluhan pasien mengenai batu saluran kemih dapat bervariasi, mulai dari tanpa keluhan, sakit pinggang ringan hingga berat (Kolik), nyeri saat buang air kecil (Disuria), urin berwarna merah (Hematuria), tidak bisa berkemih (Retensi Urin), dan tidak keluar urin (Anuria). \n\n ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy) adalah suatu tindakan untuk mengeluarkan batu saluran kemih dengan cara memecahkannya (Lithoripsy) menggunakan mesin yang berada di luar tubuh (Extracorporeal). Mesin tersebut menghasilkan energi berupa Gelombang Kejut (Shock Wave) yang diarahkan langsung ke lokasi batu. Prosedur ini dilakukan tanpa membuat luka, tanpa pembiusan, dan tanpa memerlukan rawat inap. \n\n Prosedur ini cukup efektif dalam menghancurkan batu ginjal dengan ukuran diameter batu kurang dari 2cm. Terapi batu ginjal dengan ukuran lebih dari 2cm akan disarankan melalui prosedur penanganan batu ginjal lainnya. Pada beberapa kasus, dokter akan melakukan tekhnik Stenting atau memasukkan selang (DJ Stent) sebelum ESWL dilakukan. Tekhnik ini digunakan pada pasien yang mengalami gejala nyeri hebat, adanya penyumbatan di ureter (Saluran ginjal menuju kandung kemih), adanya resiko infeksi saluran kemih, serta adanya penurunan fungsi ginjal. \n\n Keberhasilan terapi ESWL terhitung cukup tinggi, keberhasilan terapi ESWL memiliki beberapa faktor, misalnya : jenis, ukuran, serta lokasi, batu saluran kemih. Secara keseluruhan angka keberhasilan terapi ESWL dalam menangani batu saluran kemih mencapai 80-100%. ESWL tidak efektif bagi pasien yang mengalami obesitas. Selain itu ESWL, juga tidak efektif dalam terapi batu ginjal dengan ukuran lebih dari 2cm, serta batu ginjal yang terbentuk dari kandungan sistein. \n\n Untuk melakukan terapi ESWL, pasien perlu berkonsultasi dan mendapatkan rekomendasi dari dokter Spesialis Urologi. Selanjutnya dokter akan menentukan pemeriksaan yang akan dijalani, misalnya pemeriksaan USG, pemeriksaan radiologi atau laboratorium. Selama proses ESWL , pasien pada umumnya akan merasa sedikit sakit. Oleh sebab itu, sebelum terapi ini dilakukan, pasien akan diberikan obat pengurang rasa sakit. Terapi ini dilakukan kurang lebih sekitar 30-60 menit. Pasien dapat langsung pulang setelah terapi dilakukan. \n\n ESWL tidak disarankan bagi wanita hamil, penderita infeksi saluran kemih, kelainan bantuk ginjal, kanker ginjal, aneurisma aorta perut, atau hipertensi yang belum terkontrol dengan baik. Sampaikan ke dokter apabila pasien sedang mengkonsumsi obat-obatan pengencer darah. Selain itu, perlu diperhatikan juga apabila pasien menggunakan alat pacu jantung atau alat untuk merangsang denyut jantung dengn listrik bertegangan tinggi. ESWL juga dapat merusak alat - alat yang ditanam di dalam organ. \n\n Setelah menjalani ESWL, pasien dapat mengalami keluhan berupa urin mengandung darah, rasa tidak nyaman pada bagian punggung bawah, dan nyeri saat buang air kecil. Nyeri yang dirasakan bisa berlangsung selama 4-8 minggu. Hal tersebut merupakan normal dan umum terjadi, di samping itu ada juga komplikasi lainnya yang jarang terjadi, antara lain infeksi, memar, di punggung belakang dan perdarahan ginjal. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 06 Oktober 2020<\/li><\/ul><\/div>
- 09 Oktober 2020<\/li><\/ul><\/div>
- 03 Desember 2020<\/li><\/ul><\/div>
- 26 Maret 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 13 April 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 10 Juni 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 31 Oktober 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 06 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>