- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 21 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
Perawatan yang Tepat untuk Batu Empedu<\/a><\/h3>
Batu empedu adalah sejenis endapan cairan yang mengeras seperti batu dan biasanya terbentuk pada kantung empedu. Kantung ini terletak pada sisi kanan perut, tepat di bawah hati. Oleh karena itu, orang yang mengidap batu empedu akan mengalami nyeri pada bagian ini ketika ditekan. \n\n Ukuran batu yang terbentuk pada kantung empedu umumnya berkisar sekecil sebutir pasir hingga ada yang sebesar bola golf. Batu empedu ini dapat keluar sendiri dengan melakukan pengobatan atau lewat jalan pembedahan. \n\n \n\n Gejala yang Nampak Pada Penderita Batu Empedu \n\n Gejala yang muncul pada penderita batu empedu akan berbeda pada tiap penderita. Namun, gejala yang sering kali terjadi adalah; \n\n \n \n Akan terasa sakit atau nyeri pada bagian kanan atas perut. \n \n \n Pada bagian tengah perut, tepat di bawah tulang dada akan timbul rasa sakit yang dapat meningkat dengan cepat. \n \n \n Mual atau muntah. \n \n \n Sakit pada bahu kanan \n \n \n Sakit punggung diantara tulang belikat. \n \n \n Demam tinggi serta menggigil. \n \n \n Kulit dan bagian putih mata menguning. \n \n \n Perut mengalami rasa sakit hebat yang menyebabkan kondisi tubuh tidak nyaman. \n \n \n\n \n\n Penyebab Terjadinya Penyakit Batu Empedu \n\n Penyebab terjadinya batu empedu memang belum jelas. Akan tetapi, beberapa keadaan di bawah ini dapat memicu timbulnya batu empedu tersebut, yaitu; \n\n \n \n Empedu mengandung banyak kolesterol sehingga dapat membentuk kristal dan akhirnya menjadi batu. Hal ini dapat terjadi karena hati terlalu banyak mengeluarkan kolesterol dari pada yang dapat dilarutkan oleh empedu. \n \n \n Empedu mengandung terlalu banyak bilirubin juga dapat menjadi faktor terbentuknya batu empedu. Hati yang terlalu banyak mengandung bilirubin juga akan menyebabkan sirosis hati, infeksi saluran empedu dan kelainan darah tertentu. \n \n \n Kantung empedu tidak bisa mengosongkan dengan baik, sehingga empedu bisa menjadi sangat pekat dan akhirnya timbullah batu empedu. \n \n \n\n \n\n Pengobatan Batu Empedu \n\n Pada sebagian besar kasus, batu empedu tidak memerlukan pengobatan apabila tidak menyebabkan rasa sakit. Batu empedu bisa keluar dengan sendirinya dengan banyak minum air putih. Akan tetapi, jika pasien mengalami kesakitan pada bagian kanan perut dan kesakitan saat kencing, maka tindakan medis harus segera dilakukan. Baik dengan pengobatan obat tertentu atau melakukan operasi untuk mengambil batu empedu. \n\n Berikut adalah beberapa langkah pengobatan serta penjelasan yang harus Anda ketahui; \n\n 1. Perawatan Non Bedah \n\n Apabila kondisi batu empedu belum terlalu parah, maka perawatan non bedah biasanya yang paling sering dianjurkan. Terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan antara lain; \n\n \n \n Drainase perkutan kantung empedu, yakni proses yang melibatkan penempatan jarum steril ke dalam kantung empedu yang berfungsi untuk mengeluarkan empedu. Selanjutnya dokter akan memasukkan alat berupa selang untuk membantu drainase tambahan. \n \n \n Terapi pelarutan oral, yakni prosedur pengobatan ursodiol dan chenodiol untuk memecah batu empedu. Perawatan ini paling cocok untuk memecah batu kolesterol karena mengandung asam empedu yang memang fungsinya untuk memecah batu. \n \n \n Litotripsi gelombang kejut, yaitu prosedur yang melibatkan lithotripter sebagai mesin yang menghasilkan gelombang kejut yang dapat memecah batu empedu menjadi potongan lebih kecil. \n \n \n\n 2. Pembedahan \n\n Apabila kondisi batu empedu pasien telah mengalami pembesaran dan rasa sakit yang ditimbulkan semakin parah, maka langkah yang sering dilakukan adalah melakukan pembedahan untuk mengangkat kantung empedu. Ada dua jenis operasi pengangkatan kantung empedu yaitu; \n\n \n \n Operasi terbuka, yaitu dokter akan melakukan operasi ketika kantung empedu mengalami peradangan, infeksi atau terluka. \n \n \n Operasi Laparoskopi yaitu prosedur bedah dimana dokter akan membuat tiga atau empat sayatan pada perut. Selanjutnya dokter akan memasukkan perangkat kecil yang akan memeriksa kondisi batu dan hati-hati mengeluarkan kantung empedu. \n \n \n\n 3. Pengeluaran Batu Empedu \n\n Batu empedu bisa keluar dengan sendiri, tapi ada juga yang harus dikeluarkan lewat jalan operasi. Operasi bisa melalui proses bedah secara langsung atau dengan teknik laser yang dapat membuat batu empedu hancur berkeping-keping dan akan keluar bersama air kencing secara perlahan. \n\n Untuk menghindari terkena batu empedu harus menjaga pola makan dengan baik. Sebisa mungkin hindari makanan yang mengandung purin seperti jeroan, kacang-kacangan dan lainnya. Minum air putih dengan rutin sebanyak 8 gelas per hari juga akan membuat Anda terhindar dari penyakit ini. \n\n Air yang diminum juga usahakan tidak banyak mengandung kapur, karena kapur ini juga dapat memicu timbulnya batu empedu. Olahraga teratur pun dapat Anda jadikan langkah pencegahan agar terhindar dari penyakit ini. \n\n Apabila pola makan serta pola hidup sehat telah Anda terapkan dengan baik, bukan hanya terhindar dari batu empedu, penyakit lain pun akan enggan datang pada tubuh Anda. Pengobatan memang bisa dilakukan, tapi melakukan pencegahan akan lebih baik. \n\n Jika Sahabat Hermina mulai merasakan gejala penyakit batu ginjal sebaiknya segera datangi Dokter Spesialis Bedah di RS Hermina terdekat dan lakukan perawatan dan pengobatan secara maksimal agar cepat sembuh. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 22 Agustus 2023<\/li><\/ul><\/div>
Empedu Berbatu ? Ternyata ini Penyebabnya<\/a><\/h3>
Empedu adalah salah satu kelenjar yang memiliki peran penting pada proses pencernaan terutama kolesterol di dalam tubuh. Jika fungsi empedu terganggu, maka batu empedu bisa terbentuk. Oleh karena itulah, kebanyakan batu pada empedu tersusun dari kolesterol yang mengendap dan mengeras pada kantung empedu. \n\n Meskipun kebanyakan memang disebabkan oleh kolesterol, tapi sebenarnya masih banyak yang dapat menimbulkan batu pada kantung empedu. Untuk lebih jelasnya, simak saja ulasan lengkapnya di bawah ini : \n\n \n\n Apa Itu Batu Empedu? \n\n Istilah batu empedu atau gallstone sering digunakan untuk menyebut batu pada kantung empedu, terbentuk dari cairan pencernaan yang mengeras. Kantung empedu sendiri adalah organ pada sistem pencernaan yang berbentuk seperti buah pir dalam ukuran kecil. \n\n Ada banyak jenis batu pada empedu yang dibedakan berdasarkan komponen utama penyusunnya. Berikut ini penjelasannya: \n\n \n \n Batu kolesterol: Terbentuk dari kolesterol yang tinggi pada cairan empedu. \n \n \n Batu Bilirubin: Batu ini susah larut air, terbentuk karena pengendapan garam bilirubin kalsium atau infeksi. \n \n \n Batu Campuran: Sesuai dengan namanya, komponen pembentuknya adalah campuran dari kolesterol, bilirubin dan garam-garam kalsium. \n \n \n\n \n\n Penyebab penyakit batu empedu \n\n Setiap jenis batu empedu memiliki komponen penyusun yang berbeda-beda. Banyak penyebab yang membentuk berbagai jenis batu pada kantung empedu tersebut, antara lain seperti di bawah ini: \n\n \n \n Makanan tinggi lemak \n \n \n\n Salah satu faktor terbesar yang menyebabkan terbentuknya empedu adalah kolesterol. Kolesterol banyak terkandung pada makanan yang memiliki kandungan lemak tinggi, terutama pada sumber protein hewani. Penderita batu empedu sebaiknya mengurangi konsumsi lemak 25-40 g per hari. \n\n \n \n Konsumsi karbohidrat sederhana dan gula olahan \n \n \n\n Dalam sebuah penelitian disebutkan jika mengonsumsi gula lebih dari 40 g sehari akan meningkatkan risiko batu empedu sebanyak dua kali lipat. Oleh sebab itu harus pandai dalam memilih jenis karbohidrat yang tidak mengandung gula tinggi sehingga aman untuk empedu. \n\n \n \n Mengonsumsi daging merah dan olahannya berlebihan \n \n \n\n Kandungan kolesterol dan natrium yang tinggi pada daging dan olahannya menyebabkan jenis makanan ini berbahaya bagi empedu jika dikonsumsi secara berlebihan. Oleh sebab itu agar tidak terbentuk batu kolesterol pada empedu maka batasilah konsumsi daging dan olahannya. \n\n \n \n Susu tinggi lemak dan olahannya \n \n \n\n Susu merupakan sumber kalsium alami yang baik jika dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan. Namun jika konsumsinya berlebihan, apalagi jika Anda memilih susu tinggi lemak juga olahannya akan menjadi petaka yang dapat membentuk batu empedu di kemudian hari. \n\n \n \n Junk food \n \n \n\n Istilah junk food digunakan untuk makanan yang memiliki kandungan gizi rendah, namun memiliki energi yang tinggi. Biasanya junk food memiliki kandungan lemak yang sangat tinggi, sehingga total energinya pun tinggi. Kandungan lemak yang tinggi inilah yang berbahaya karena dapat membentuk batu pada empedu. \n\n \n\n Gejala batu empedu \n\n Setiap penyakit atau kelainan pada tubuh pasti menimbulkan gejala yang bisa dirasakan walaupun kadang tidak spesifik, sehingga butuh pemeriksaan lebih lanjut oleh ahlinya. Berikut ini gejala-gejala yang seringkali muncul pada penderita: \n\n \n \n Demam \n \n \n\n Timbul demam, menggigil disertai dengan jantung yang berdetak kencang yang dirasakan saat sakit perut maka Anda perlu curiga ada masalah pada empedu. Jika gejala ini mulai muncul maka artinya empedu sudah mengalami penyumbatan dan terjadi infeksi di sana. \n\n \n \n Perubahan warna urine dan feses \n \n \n\n Pada penderita gallstone akan memiliki kadar bilirubin yang tinggi di dalam darah. Inilah yang menyebabkan timbul gejala perubahan warna urine (air kencing) dan feses (tinja) menjadi lebih pucat. Hal ini karena batu telah menyumbat dan menghambat aliran empedu ke usus besar. \n\n \n \n Jaundice \n \n \n\n Jaundice adalah timbulnya warna kuning pada kulit dan mukosa, misalnya pada bagian putih mata. Perubahan warna kulit dan mata menjadi kuning ini disebabkan oleh konsentrasi bilirubin yang tinggi di dalam darah, sehingga menumpuk pada kulit dan mukosa tubuh. \n\n \n \n Nyeri pada ulu hati \n \n \n\n Gejala ini muncul seperti penyakit saluran pencernaan pada umumnya. Rasanya bermacam-macam mulai dari skala ringan hingga berat. Gejalanya memang mirip dengan penyakit asam lambung, namun pada batu empedu nyeri ulu hati terjadi lebih sering. \n\n \n \n Mual dan muntah \n \n \n\n Perasaan mual dan ingin muntah juga muncul, hal ini karena batu yang menyumbat akan menyebabkan enzim pencernaan mengalir dan mengiritasi. Inilah yang menyebabkan peradangan dan pembengkakan pada saluran cerna sehingga timbul mual dan muntah. \n\n \n \n Sakit perut \n \n \n\n Gejala ini sangat tidak spesifik, tapi selalu muncul pada penderita. Jika hanya merasa sakit perut, kebanyakan orang tidak akan sadar jika terjadi pembentukan batu pada empedunya. Namun jika gejala sakit perut disertai dengan gejala lainnya, segera periksa ke dokter untuk memastikan. \n\n Mencegah akan lebih baik daripada mengobati, ungkapan ini memang benar. Sangat penting untuk menjaga tubuh agar tetap sehat dan terhindar dari segala penyakit termasuk batu empedu. Salah satunya adalah dengan menjaga pola makan yang baik dan benar. \n\n Selain itu memahami gejala penyakit lebih cepat juga akan mempercepat penanganan pada penderita, sehingga tidak memperparah kondisinya. Jadi kenali gejala batu empedu sejak dini agar pengobatan yang tepat bisa segera dilakukan. Lakukan konsultasi dengan Dokter Spesialis Bedah di RS Hermina terdekat, Sahabat Hermina juga bisa berkonsultasi secara online melalui aplikasi Halo Hermina. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pasteur<\/a><\/li>
- 14 Agustus 2023<\/li><\/ul><\/div>
Sakit Perut Tak Tertahan Waspada Batu Empedu<\/a><\/h3>
Cholelithiasis atau batu empedu adalah endapan cairan pencernaan yang mengeras yang dapat terbentuk di kantong empedu. \n\n Kantong empedu adalah organ kecil yang terletak tepat di bawah organ hati. Kantong empedu berfungsi menampung cairan pencernaan yang disebut empedu untuk dikeluarkan ke usus. Di Amerika Serikat, 6% pria dan 9% wanita memiliki batu empedu, kebanyakan tanpa gejala (asimptomatik). Pada pasien dengan batu empedu asimptomatik yang ditemukan secara kebetulan, persentase kemungkinan berkembangnya gejala atau komplikasi adalah 1% hingga 2% per tahun. Batu empedu asimtomatik yang ditemukan di kandung empedu biasanya tidak memerlukan pengobatan kecuali jika timbul gejala. Namun, penelitian mengatakan sekitar 20% dari batu empedu asimptomatik ini baru akan menunjukkan gejala selama 15 tahun. \n\n Penyebab Penyakit Batu Empedu \n\n \n Kolesterol Jenuh: Biasanya, empedu dapat melarutkan jumlah kolesterol yang dikeluarkan oleh hati. Tetapi jika hati mengeluarkan jumlah kolesterol yang banyak di luar kapasitas empedu untuk melarutkannya, maka kelebihan kolesterol dapat mengendap dan menjadi kristal. Kristal tersebut kemudian akan terperangkap dalam lendir kandung empedu. Seiring waktu, kristal dapat tumbuh membentuk batu dan menyumbat saluran yang akhirnya menghasilkan penyakit batu empedu. \n Kelebihan bilirubin: Bilirubin, adalah pigmen kuning yang berasal dari pemecahan sel darah merah, akan masuk ke empedu setelah diproses di hati. Kondisi tertentu seperti pada kelainan darah tertentu menyebabkan hati memproduksi banyak bilirubin melalui proses pemecahan hemoglobin/sel darah merah yang selanjutnya menumpuk sehingga dapat terbentuk menjadi batu empedu. \n Hipomotilitas kandung empedu atau gangguan kontraktilitas kandung empedu: Jika kandung empedu tidak mengosongkan secara efektif, empedu dapat menjadi terkonsentrasi dan membentuk batu empedu \n \n\n Gejala Penyakit Batu Empedu \n\n Pasien dengan penyakit batu empedu biasanya datang dengan gejala kolik bilier (episode nyeri hilang timbul pada perut kanan atas yang konstan, tajam, sering diikuti dengan mual dan muntah). Nyeri tersebut muncul saat batu menyumbat pada saluran kandung empedu saat berkontraksi. Saat kantong empedu rileks, batu akan jatuh kembali ke kantong empedu, dan rasa sakit mereda dalam waktu 30 sampai 90 menit. Kontraksi kandung empedu muncul saat ada rangsangan tertentu, seperti saat kita sedang mengkonsumsi makanan berlemak yang mungkin baru akan muncul setelah -+1 jam makan. Frekuensi nyeri bervariasi, tidak selalu muncul setiap hari, dan pada beberapa orang tidak mengeluh nyeri setelah konsumsi makanan berlemak. \n\n Diagnosis Batu Empedu \n\n USG, merupakan pilihan lini peertama untuk penegakkan batu empedu dengan sensitivitas 84% dan spesifisitas 99% dibandingkan dengan metode penegakkan radiologi yang lain. \n\n Pengobatan Batu Empedu \n\n Terkadang pasien bisa mengeluarkan batu empedu tanpa menyadarinya. Kendati demikian, jika pengidapnya kesakitan, dokter kemungkinan akan merekomendasikan pengobatan batu empedu berupa operasi. Dalam kasus yang jarang terjadi, dokter juga dapat merekomendasikan penggunaan obat-obatan. Berikut adalah penjelasan pengobatan batu empedu yang bisa kamu jalani. Berdasarkan prosedur non bedah dan pembedahan: \n\n 1. Perawatan Non-Bedah \n\n Jika operasi tidak sesuai dengan kondisi individu, seperti jika pasien adalah individu yang jauh lebih tua, ada beberapa cara lain yang dapat dokter coba lakukan untuk menyingkirkan batu empedu, antara lain: \n\n Terapi pelarutan oral. Prosedur ini biasanya mencakup penggunaan obat ursodiol dan chenodiol untuk memecah batu empedu. Obat-obatan ini mengandung asam empedu, yang bekerja untuk memecah batu. Perawatan ini paling cocok untuk memecah batu kolesterol isa dan bisa memakan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun untuk bisa bekerja sepenuhnya. \n\n Litotripsi gelombang kejut. Prosedur ini melibatkan lithotripter sebagai mesin yang menghasilkan gelombang kejut yang melewati seseorang. Gelombang kejut ini dapat memecah batu empedu menjadi potongan-potongan yang lebih kecil. \n\n Drainase perkutan kandung empedu. Prosedur ini melibatkan penempatan jarum steril ke dalam kantung empedu untuk menyedot (mengeluarkan) empedu. Kemudian, dokter akan memasukkan alat berupa selang untuk membantu drainase tambahan. \n\n 2. Pembedahan \n\n Kolesistektomi, yang merupakan operasi untuk mengangkat kantung empedu. Karena kantung empedu bukanlah organ penting, kamu bisa hidup sehat tanpanya. \n\n Ada dua jenis kolesistektomi: \n\n \n Kolesistektomi Laparoskopi. Dalam prosedurnya, dokter bedah biasanya akan membuat tiga atau empat sayatan pada perut. Kemudian dokter akan memasukkan perangkat kecil yang menyala ke salah satu sayatan, memeriksa batu, dan dengan hati-hati mengeluarkan kantong empedu. \n Kolesistektomi Terbuka. Operasi ini biasanya dokter lakukan ketika kantong empedu meradang, terinfeksi, atau terluka. Operasi ini juga dapat terjadi jika masalah terjadi selama kolesistektomi laparoskopi. \n \n\n Komplikasi Penyakit Batu Empedu \n\n \n Peradangan kantong empedu. Batu empedu yang tersangkut di leher kandung empedu dapat menyebabkan radang kandung empedu (kolesistitis). Kolesistitis dapat menyebabkan rasa sakit dan demam yang parah. \n Penyumbatan saluran empedu. Batu empedu dapat memblokir tabung (saluran) di mana empedu mengalir dari kantong empedu atau hati ke usus kecil. Sakit parah, penyakit kuning dan infeksi saluran empedu dapat terjadi karena kondisi ini. \n Penyumbatan saluran pankreas. Saluran pankreas adalah tabung yang mengalir dari pankreas dan terhubung ke saluran empedu sesaat sebelum memasuki duodenum. Cairan dari pankreas, yang membantu pencernaan, mengalir melalui saluran pankreas. Batu empedu dapat menyebabkan penyumbatan pada saluran pankreas, yang dapat menyebabkan radang pankreas (pankreatitis). Pankreatitis menyebabkan nyeri perut yang intens dan konstan dan biasanya memerlukan rawat inap. \n Kanker kantung empedu. Orang dengan riwayat batu empedu memiliki peningkatan risiko kanker kantung empedu. Meski begitu, kanker ini sangat jarang terjadi. \n \n\n Jika Anda mengalami tanda dan gejala tersebut dan mencurigai penyebabnya adalah batu empedu, segeralah konsultasikan dengan dokter untuk memastikan diagnosis kondisi yang Anda alami, sehingga pengobatan dapat segera dilakukan. \n\n \n\n Sumber: \n\n Tanaja J, Lopez RA, Meer JM. Cholelithiasis. [Updated 2022 Aug 8]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470440/ \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Padang<\/a><\/li>
- 13 Agustus 2021<\/li><\/ul><\/div>
Gejala Mirip Maag, Waspada Batu Empedu<\/a><\/h3>
Penyakit batu empedu, atau cholelithiasis, adalah kondisi yang ditandai dengan sakit perut mendadak akibat terbentuknya batu di dalam kantung empedu. Penyakit batu empedu juga bisa terjadi di saluran empedu. \n\n \n\n Kondisi penyakit batu empedu atau kolelitiasis yang ringan jarang menimbulkan gejala. Penderitanya mulai dapat merasakan gejala jika saluran empedu tersumbat akibat pengendapan batu empedu. \n\n \n\n Gejala utama batu empedu adalah nyeri secara mendadak di bagian kanan atas atau tengah perut. Sakit perut juga dapat disertai dengan gejala lain, seperti: \n\n - Faktor usia \n\n - Jenis kelamin (lebih sering dialami oleh perempuan) \n\n - Pola makan tidak sehat \n\n - Diet yang terlalu ketat \n\n - Kondisi medis tertentu \n\n \n\n \n\n GEJALA BATU EMPEDU \n\n \n\n Gejala akan muncul bila jika saluran empedu tersumbat akibat pengendapan batu empedu, gejalanya sebagai berikut: \n\n - Nyeri perut kanan atas atau tengah perut \n\n - Mual dan muntah \n\n - Hilang nafsu makan \n\n - Urine berwarna pekat \n\n - Demam dan menggigil \n\n - Mata dan kulit berwarna kuning \n\n \n\n \n\n Jika mengalami gejala diatas, segera periksakan diri Anda. Karena jika terjadi keterlambatan, dapat menyebabkan komplikasi seperti: \n\n - Peradangan saluran empedu \n\n - Peradangan pankreas akut \n\n - Ileus atau penyumbatan usus \n\n - Sepsis/Infeksi berat \n\n \n\n \n\n PENGOBATAN BATU EMPEDU \n\n Jika batu empedu berukuran kecil dan tidak menimbulkan gejala, maka penanganan secara medis tidak diperlukan. Namun, apabila penderita merasakan gejala sakit perut yang muncul secara tiba-tiba, maka tindakan pengobatan perlu segera dilakukan. \n\n \n\n Metode pengobatan batu empedu meliputi operasi pengangkatan kantung empedu (kolesistektomi) atau konsumsi obat. Meskipun demikian, penggunaan obat jarang dilakukan karena kurang efektif dalam mengobati batu empedu. \n\n \n\n \n\n PENCEGAHAN BATU EMPEDU \n\n \n\n Sahabat Hermina dapat mencegah kolelitiasis dengan menjalani pola makan sehat dan seimbang. Konsumsilah makanan tinggi serat dan hindari makanan bersantan, berminyak, berbumbu kacang, atau yang mengandung mentega. \n\n \n\n Selain itu, upaya pencegahan batu empedu juga dapat dilakukan dengan membatasi konsumsi alkohol, berolahraga secara teratur, perbanyak konsumsi cairan, dan hindari diet yang terlalu ketat. \n\n \n\n Jangan ragu untuk segera konsultasikan ke dokter bila mengalami gejala yang telah disebutkan sebelum terjadi komplikasi. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bekasi<\/a><\/li>
- 14 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
Waspada Penyakit Batu Empedu di Usia Muda <\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, terlalu banyak mengonsumsi makanan dengan kandungan lemak jenuh tinggi beresiko memicu timbulnya batu empedu di usia muda. Makanan berlemak dinilai menjadi salah satu pemicu utama produksi batu empedu yang menyakitkan. Dewasa ini, gaya hidup yang sering mengonsumsi makanan instan atau junk food dan minum minuman yang mengandung soda atau alkohol sangat tidak baik bagi kesehatan. \n\n \n\n Batu empedu adalah terdapatnya batu di dalam kantung empedu. Batu tersebut dapat bermigrasi ke saluran empedu. Walaupun batu empedu kebanyakan diderita oleh orang yang berusia 40 tahun, tetapi bisa saja menyerang remaja. Apalagi batu empedu disebabkan oleh infeksi pada saluran pencernaan, demam tipoid yang tidak terselesaikan dan typus. Faktor penyebab batu empedu antara lain: \n\n \n Keturunan keluarga \n Obesitas \n Diabetes \n Gaya hidup yang kurang baik \n Wanita yang melahirkan lebih dari satu kali (multiparitas) \n \n\n \n\n Pada awalnya, batu yang terbentuk berukuran kecil dan sedikit, sehingga seringnya tidak memunculkan gejala berarti. Namun, jika dibiarkan semakin membesar, akan mengakibatkan berbagai gejala yang menyakitkan. \n\n Gejala yang paling umum dari kondisi ini tentunya adalah batuan yang ditemukan di dalam kantung empedu. Keberadaan batuan dalam empedu bisa dideteksi dengan ultrasound atau CT Scan. Ada dua macam gejala yang disebabkan proses kantung empedu dan saluran aliran empedu oleh batu empedu. \n\n Terdapat dua jenis batu yang ada di dalam empedu, yaitu: \n\n - Batu kolesterol. Batu ini berwarna kekuningan karena di sebabkan oleh kolesterol tinggi, lebih sering ditemukan pada wanita dengan berat badan berlebih. \n\n - Batu empedu pigmen. Batu empedu ini berwarna hitam atau kecoklatan karena disebabkan oleh penumpukan pigmen dari kalsium murni bilirubin, dan sering ditemukan pada empedu yang telah terinfeksi. \n\n \n\n Gejala lainnya meliputi urine yang pekat, feses pucat, nyeri ulu hati, berasa penuh di ulu hati, kembung, nyeri tumpul di rusuk kanan. Gejala ini lebih terasa setelah makan gorengan atau berlemak. \n\n Selain itu, mata dan badan yang menguning juga merupakan gejala seseorang mengalami penyakit kuning jika batu empedu sampai menghalangi aliran bilirubin. \n\n \n\n Kemunculan dan keparahan gejala batu empedu bisa berbeda beda untuk setiap orang. Beberapa orang bisa merasakan gejala di atas selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Jika merasakan gejala-gejala tersebut, Sahabat Hermina dapat melakukan: \n\n \n Konsultasi ke dokter Spesialis Bedah Digestif \n Melakukan penunjang klinis \n Terapi Obat (hanya untuk batu kolesterol) \n Pembedahan (laparoscopy) \n \n\n \n\n Sahabat Hermina, mari kita jaga pola makan kita dengan mengonsumsi makanan yang sehat dan minum air putih yang cukup, serta jangan lupa berolahraga sehingga hidup kita menjadi berkualitas. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Ciruas<\/a><\/li>
- 07 September 2020<\/li><\/ul><\/div>
Apa Itu Dispepsia?<\/a><\/h3>
Apa Itu Dispepsia? \n\n Dispepsia merupakan kondisi yang disebabkan oleh rasa tidak nyaman dalam perut bagian atas karena penyakit asam lambung atau maag. Biasanya yang dirasakan adalah mual, nyeri pada ulu hati, muntah dan banyak bersendawa. \n\n Dispepsia bukanlah sebuah penyakit. Akan tetapi, itu adalah tanda awal atau gelaja awal dari suatu penyakit pencernaan. Hal tersebut harus di waspadai, karena apabila di biarkan, akan menjadi penyakit yang serius. \n\n Penyebab Dispepsia \n\n Dispepsia dapat disebabkan oleh berbagai hal. Biasanya sering dikaitkan dengan gaya hidup yang tidak sehat. Contohnya: \n\n \n Makan terlalu cepat dan terlalu banyak \n Mengkonsumsi makan yang berminyak, berlemak, dan pedas. \n Mengkonsumsi kafein, alkohol, coklat, dan minuman bersoda dalam jumlah banyak \n Mengkonsumsi antibiotik dan obat penghilang rasa nyeri \n Merokok \n \n\n Terkadang dispepsia juga dapat menjadi suatu indikator adanya penyakit pencernaan lain, seperti: \n\n \n Keganasan lambung \n Batu Empedu \n Gastritis \n Ulkus Peptikum \n Penyakit Celiac \n Pankreatitis \n \n\n Gejala Dispepsia \n\n Berikut ini adalah beberapa gejala yang dirasakan oleh pengidap dispepsia, contohnya: \n\n \n Cepat kenyang pada saat makan \n Kembung dan begah setelah makan \n Rasa tidak nyaman yang timbul pada bagian ulu hati, disertai rasa sakit dan perih \n Mual dan muntah \n \n\n Pencegahan Dispepsia \n\n Merubah gaya hidup merupakan pencegahan yang dapat dilakukan. Perubahan tersebut dapat berupa: \n\n \n Makan dengan porsi kecil, dan tidak terburu-buru \n Berhenti atau tidak merokok \n Menjaga berat badan agar tetap ideal \n Olahraga yang teratur, bisa juga melakukan yoga \n Mengurangi stress \n Mengganti obat-obatan yang bisa mengiritasi lambung. Dan tidak meminum obat dalam keadaan perut kosong. \n \n\n \n\n Sahabat Hermina, jika mulai merasakan gejala-gejala yang telah disebutkan di atas, segeralah berkonsultasi dengan dokter secepatnya, agar dapat segera ditangani dan tidak menjadi semakin parah. Selain itu, mari kita mulai terapkan pola hidup sehat agar tubuh senantiasa terhindar dari penyakit. Salam sehat. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 07 September 2020<\/li><\/ul><\/div>
- 14 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 13 Agustus 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 14 Agustus 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 22 Agustus 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 21 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>