- Hermina Pasteur<\/a><\/li>
- 26 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
6 Kasus Penyakit yang Perlu Penanganan Bedah<\/a><\/h3>
Tindakan pembedahan atau operasi adalah metode untuk mengobati suatu kondisi medis, mencegah kecacatan dan komplikasi dari penyakit. Namun, tidak semua penyakit memerlukan pembedahan. Setiap prosedur bedah memiliki tata pelaksanaan, dan tujuan yang berbeda. \n\n Selain itu, tindakan ini juga hanya bisa dilakukan oleh dokter bedah atau dokter spesialis tertentu sesuai dengan kondisi medis. Lantas, kondisi apa saja yang memerlukan tindakan pembedahan? \n\n 1. Sakit Perut \n\n Sakit perut terjadi di bagian perut mana saja, antara tulang dada dan selangkangan. Ini bisa tumpul atau tajam, dan singkat atau bertahan lama. Penyebabnya antara lain infeksi, kondisi peradangan, penyumbatan, tumor, dan masalah pada organ reproduksi. Beberapa kasus, seperti sembelit, dapat sembuh dengan sendirinya atau dengan perawatan medis. Di lain waktu, pembedahan diperlukan untuk mengatasi penyebab nyeri. \n\n 2.Kanker/Tumor \n\n Kanker/tumor dapat menyerang organ tubuh mana pun. Dokter bedah menangani kasus kanker payudara, sistem pencernaan, sistem endokrin, dan beberapa jenis kanker pada sistem reproduksi. Pembedahan mengobati kanker dengan menghilangkan tumor dan sel kanker dari tubuh. \n\n 3.Peradangan Kandung Empedu dan Batu Empedu \n\n Kandung empedu adalah organ kecil di belakang hati Anda. Organ ini membantu dalam proses pencernaan dengan menyimpan dan melepaskan zat yang disebut cairan empedu ke dalam usus halus. Empedu membantu memecah makanan yang mengandung lemak. Kandung empedu bisa meradang dan teriritasi suatu kondisi yang disebut kolesistitis jika ada sesuatu yang menghalangi pergerakan bebas empedu. Batu empedu massa seperti kerikil yang biasanya terbuat dari kolesterol dan garam empedu adalah penyebab paling umum dari kolesistitis. Polip, kelenjar getah bening, parasit, infeksi, cedera, dan tumor juga dapat menyebabkan penyumbatan dan peradangan kandung empedu. Jika tidak diobati, peradangan kandung empedu dapat menyebabkan infeksi. Perawatan yang paling umum untuk radang kandung empedu dan batu empedu adalah operasi pengangkatan kandung empedu. Prosedur ini disebut kolesistektomi. \n\n 4.Penyakit Sistem Pencernaan (Gastroenterologi) \n\n Sistem Gastroenterologi atau sistem pencernaan memproses makanan, menyerap nutrisi, dan membuang limbah. Sistem Gastroenterologi meliputi mulut, kerongkongan, lambung, usus kecil, usus besar, usus buntu, hati, pankreas, dan kandung empedu. Masing-masing organ tersebut dapat terserang penyakit. \n\n Apendisitis adalah salah satu masalah sistem pencernaan paling umum yang ditangani oleh ahli bedah umum. Pembedahan untuk mengangkat usus buntu disebut operasi usus buntu. Penyakit sistem pencernaan umum lainnya termasuk GERD (Gastro Reflux Disease), IBD (inflammatory bowel disease). IBD termasuk kolitis ulserativa dan penyakit Crohn. Pembedahan mungkin diperlukan untuk mengatasi salah satu kondisi ini. \n\n 5.Hernia \n\n Hernia terjadi ketika organ dalam dan jaringan menonjol melalui area otot yang lemah. Perut adalah tempat umum terjadinya hernia. Termasuk didalamnya adalah hernia pada lokasi operasi sebelumnya, area selangkangan, tepat di bawah atau dekat pusar, dan di tengah perut. Beberapa hernia hilang saat berbaring, kemudian muncul kembali atau membesar saat berdiri atau mengangkat beban berat. Hernia juga bisa bertambah besar seiring berjalannya waktu. Penanganan terbaik adalah dengan pembedahan untuk mengembalikan jaringan yang menonjol ke tempatnya dan menutup serta memperkuat area tersebut. \n\n 6.Varises \n\n Varises biasanya terjadi di kaki dan tampak seperti vena yang menonjol dan berkelok-kelok. Penyakit ini terjadi ketika katup di dalam vena melemah atau rusak, sehingga darah terkumpul di vena permukaan. Varises dapat menyebabkan nyeri, bengkak, dan luka pada kaki. Mereka juga dapat meningkatkan risiko penggumpalan darah. \n\n Itulah beberapa kondisi medis yang umumnya membutuhkan tindakan pembedahan. Bila sahabat Hermina mengalami masalah yang berhubungan dengan tindakan bedah, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan Dokter Bedah di RS Hermina Pasteur. \n\n \n\n Sumber \n\n https://www.healthgrades.com/right-care/preparing-for-surgery/common-conditions-general-surgeons-treat \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Serpong<\/a><\/li>
- 26 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Luka Bakar dapat terjadi kepada siapa saja, dimana saja<\/a><\/h3>
Dalam kehidupan dan aktifitas sehari-hari kita, banyak benda dan bahan yang biasa kita gunakan tapi dapat mengakibatkan luka bakar apabila kita tidak hati-hati dalam pemakaiannya Cedera akibat luka bakar karena aktifitas sehari-hari dapat luka ringan hingga luka yang berakibat fatal. Luka bakar merupakan cedera yang dapat memengaruhi kulit dan jaringan di bawahnya. Meskipun luka bakar dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk panas, listrik, bahan kimia, cairan panas, atau trauma inhalasi seperti asap atau uap panas. Penanganan yang cepat dan tepat sangat penting dalam mengurangi risiko komplikasi dan mempromosikan pemulihan yang optimal. \n\n Luka bakar didefinisikan Adalah cedera kepada badan yang disebabkan oleh panas, listrik, kimia, radiasi atau gas yang dimana keparahan cedera ditentukan dari jumlah, lama paparan kepada selular dan sifat dari penyebabnya \n\n Berikut ini adalah beberapa jenis derajat keparahan luka bakar : \n\n • Luka bakar epidermal \nadalah luka bakar yang paling ringan dan hanya mengenai lapisan epidermis kulit. Contoh tersering adalah luka bakar yang dikarenakan terjemur matahari. Kondisi ini kita akan terasa nyeri namun tidak mengalami kerusakan kulit berarti. \n• Luka bakar Superficial dermal \nadalah luka bakar yang sudah mengenai lapisan atas dermis. Karena terjadi disintegrasi sel kulit dermis namun struktur epitel masih intak, maka akan terjadi perembesan cairan ke area yang rusak sehingga membentuk gelembung cairan. Kulit dibawahnya berwarna pink. Kondisi ini akan mengakibatkan nyeri namun area tersebut dapat sembuh dalam waktu 1-2 minggu \n• Luka bakar Mid-dermal \nadalah lapisan luka bakar yang berada diantara luka bakar superficial dan deep dermal. Kondisi kulit mirip dengan luka bakar superficial dermis. Kulit terasa nyeri namun warna kulit kemerahan lebih gelap dibandingkan dengan luka bakar superficial. Kulit masih dapat sembuh dengan sendirinya namun lebih lama dari luka bakar superficial dermis sekitar 2-3 minggu \n• Luka bakar Deep- dermal \n adalah lapisan luka bakar yang mengenai hingga lapisan reticulum dermis. Kondisi ini mengakibatkan pembuluh darah dan saraf kulit mengalami cedera sehingga gambarannya luka tidak terlalu nyeri namun kerusakan kulit sudah berat. Warna kulit merah gelap bercak-bercak. Kondisi kulit tidak dapat sembuh sendiri dan harus dilakukan operasi pembuangan kulit yang mati. \n• Luka bakar Full-thickness \n adalah luka bakar yang mengenai semua lapisan kulit hingga lapisan di luar kulit (jaringan lemak, otot hingga tulang). Penampakan kulit tampak warna kulit putih pucat (karena kerusakan protein semua lapisan kulit) atau warna hitam (karena matinya lapisan kulit). Kondisi kulit ini pasien tidak terdapat nyeri dan kesembuhan spontan kulit tidak mungkin terjadi \n\n Hal-hal yang sering menyebabkan luka bakar dalam kehidupan sehari-hari \n\n 1.Luka bakar termal \nPaling sering penyebabnya adalah ledakan dari tabung gas LPG dan sambaran api karena gas LPG yang bocor di kompor. \nKain Kasur, tirai dan bahan-bahan yang mudah terbakar lainnya. Biasanya penyebab terbakarnya terdapat pemicu seperti percikan api dari rokok, obat nyamuk \n\n 2.Luka bakar listrik \nPenyebab Luka bakar listrik dalam kehidupan sehari-hari terbagi menjadi 2 penyebab yaitu karena tegangan rendah atau tegangan tinggi. \nTegangan rendah dapat terjadi pada listrik-listrik di rumah akibat kabel rusak atau alat kelistrikan yang rusak sehingga aliran listrik menjalar bebas ke tubuh. Biasanya jika terjadi cedera pada kulit berupa luka bakar yang tidak luas namun organ tubuh yang terkena seperti jantung menjadi sasaran yang fatal sehingga mengakibatkan jantung dapat berhenti mendadak. \nTegangan tinggi dapat terjadi pada listrik-listrik di luar rumah seperti kabel aliran listrik tegangan tinggi. Paling sering terjadi pada orang-orang yang bekerja pada ketinggian bangunan yang dilewati kabel tiang listrik. \nAkibatnya dapat terjadi kerusakan yang hebat dibandingkan dengan luka bakar lainnya. Kerusakan jaringan dapat mengakibatkan amputasi hingga kematian karena sedikit berbeda dari luka bakar lainnya, luka bakar listrik mengakibatkan kerusakan luka bakar dimulai dari tulang hingga ke lapisan terluar, bukan dari lapisan kulit luar ke dalam. \n\n 3. Luka Bakar Scald \nAdalah luka bakar karena cairan panas. Hal yang paling sering terjadi anak-anak yang terkena air atau minyak panas, baik itu secara tidak sengaja atau secara sengaja (Child Abuse). \nLuka bakar yang mengenai anak karena cairan yang panas bisa menjadi berat dan mengancam jiwa karena kondisi fisiologis anak belum stabil seperti dewasa dan kulit anak lebih tipis dibandingkan orang dewasa. \nSehingga mungkin air panas yang mengenai kita, hanya mengakibatkan derajat superficial dermal , namun pada anak bisa mencapai derajat deep dermal hingga derajat full thickness \n\n 4. Trauma Inhalasi \nBiasanya terjadi akibat adanya kondisi kebakaran, ledakan yang membakar benda di ruangan sehingga orang terjebak di dalamnya dan menghirup udara dari zat yang terbakar tersebut. Hal ini dapat diperberat apabila ventilasi ruangan minimal atau bahkan tidak ada. \n\n \nItulah penjelasan mengenai luka bakar derajat luka bakar yang penting untuk diketahui. Jika Anda atau kerabat mengalami luka bakar, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter Spesialis Bedah Digestif di RS Hermina Serpong agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pandanaran<\/a><\/li>
- 09 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Deteksi Dini Hidrosefalus Pada Bayi<\/a><\/h3>
Hidrosefalus merupakan kondisi di mana terdapat penumpukan cairan dalam rongga otak yang berlebihan sehingga menyebabkan tekanan di dalam kepala meningkat. Hidrosefalus yang terjadi pada bayi dapat mengakibatkan ukuran kepala membesar. Dalam keadaan normal, memang terdapat cairan otak yang mengisi ruangan-ruangan (ventrikel) di dalam otak. \n\n Cairan dalam rongga otak yang dimaksud bernama cairan serebrospinal, yaitu cairan bening dan tidak berwarna yang mengalir di dalam serta sekitar otak dan sumsum tulang belakang. Cairan ini berfungsi untuk menjaga otak tetap mengambang di rongga kepala, menjadi bantalan dan melindungi otak dari benturan, menjaga keseimbangan tekanan di dalam otak, serta membuang produk sisa metabolisme otak. \n\n Penumpukan cairan serebrospinal yang berlebihan dapat disebabkan oleh tidak seimbangnya produksi cairan serebrospinal dengan penyerapan kembali cairan tersebut, misalnya karena terdapat sumbatan pada saluran cairan otak, penyerapan yang tidak maksimal, atau produksi yang berlebihan. Padahal, peningkatan tekanan di dalam kepala yang terlalu tinggi akibat hidrosefalus dapat mengakibatkan kerusakan pada jaringan otak dam menghambat pembentukan sel saraf baru, yang nantinya dapat mengganggu tumbuh kembang anak; serta dapat menimbulkan berbagai macam gangguan fungsi otak lainnya, bahkan kematian. \n\n \n\n Jenis Hidrosefalus \n\n \n Hidrosefalus Kongenital \n \n\n Jenis ini merupakan kelainan bawaan yang terjadi karena gangguan di dalam kandungan. Hal macam ini bisa terjadi karena gangguan yang dialami sang ibu saat hamil. Misalnya sang ibu terkena infeksi toksoplasma, kekurangan asam folat, atau beberapa sebab lainnya. \n\n \n Hidrosefalus Didapat (Acquired Hydrocephalus) \n \n\n Terjadi karena gangguan di otak, misalnya karena stroke, radang selaput otak, atau tumor otak. Penyakit tersebut menyebabkan terganggunya sirkulasi atau penyerapan cairan otak sehingga hidrosefalus dapat terjadi. \n\n \n\n Penyebab Hidrosefalus \n\n Hidrosefalus yang terjadi pada bayi umumnya akibat infeksi saat kehamilan. Infeksi tersebut disebabkan oleh cytomegalovirus (CMV), rubella, mumps, sifilis, atau toksoplasma. Sementara itu, hidrosefalus yang baru terjadi setelah lahir (acquired hydrocephalus) umumnya disebabkan karena penyakit di otak yang menimbulkan gangguan sirkulasi cairan otak. Misalnya karena perdarahan otak, tumor otak, radang otak atau radang selaput otak. \n\n \n\n Diagnosis Hidrosefalus \n\n Hidrosefalus yang terjadi akibat infeksi dalam kehamilan ibu sebenarnya dapat dideteksi sejak bayi masih dalam kandungan, yaitu dengan pemeriksaan USG. Sementara itu, saat bayi lahir, hidrosefalus mulai dapat diduga saat dilakukan pengukuran lingkar kepala bayi. \n\n Bayi yang mengalami hidrosefalus memiliki lingkar kepala yang lebih besar dibandingkan bayi lain seusianya. Untuk memastikan adanya hidrosefalus, biasanya diperlukan pemeriksaan CT-scan otak. Pada beberapa kasus, MRI juga diperlukan untuk mengetahui penyebab terjadinya hidrosefalus. \n\n \n\n Gejala Hidrosefalus \n\n Hidrosefalus yang terjadi saat bayi baru lahir biasanya dapat menunjukkan gejala berupa: \n\n \n Bayi terlihat mengantuk terus atau kurang responsif terhadap kondisi di sekitarnya. \n Kaki dan tangan berkontraksi terus sehingga terlihat kaku dan sulit digerakkan. \n Bayi mengalami keterlambatan perkembangan, misalnya umur 6 bulan belum bisa tengkurap, atau umur 9 bulan belum bisa duduk. \n Kepala bayi terlihat lebih besar, juga bertambah besar setiap saat dibandingkan anak seusianya. \n Kulit kepala bayi tipis, dan pembuluh darahnya dapat terlihat dengan jelas. \n Napas tidak teratur. \n Mengalami kejang berulang. \n \n\n \n\n Pencegahan Hidrosefalus \n\n Pencegahan hidrosefalus dimulai sejak dalam kehamilan. Ibu hamil harus melakukan kontrol berkala agar bila ada infeksi virus, dapat diketahui dan ditangani segera. Pastikan bahwa ibu hamil, bayi, dan anak mendapatkan imunisasi yang lengkap sesuai dengan jadwal pemerintah. Beberapa penyebab hidrosefalus seperti infeksi rubella, radang selaput otak, dan radang otak dapat dicegah dengan imunisasi. \n\n Konsultasi kesehatan secara rutin di RSU Hermina Pandanaran. Dapatkan kemudahan pendaftaran melalui mobile Aplikasi Halo Hermina, Call Center 1500488 dan Website www.herminahospitals.com \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bogor<\/a><\/li>
- 27 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
Inovasi Bedah Terkini - Laparoskopi Apendiktomi<\/a><\/h3>
Usus buntu, atau biasanya dikenal juga sebagai apendiks, merupakan organ kecil yang terletak di ujung kanan pada bawah usus besar. Usus buntu ini memiliki bentuk seperti jari-jari dengan panjangnya 5 s/d 10 cm dengan bentuk menyerupai kantung yang menempel pada usus besar. usus buntu ini masih belum sepenuhnya dipaham apa fungsi pastinya, pada beberapa kasus, orang dapat hidup tanpa usus buntu tanpa dampak yang signifikan pada kesehatan. \n\n Usus buntu dapat mengalami peradangan yang disebut apendistis. Apendistis adalah kondisi serius yang memerlukan perhatian atau penanganan medis dengan segera. Jika usus buntu meradang, bisa menyebabkan penyumbatan yang berakibat terjadinya pembengkakan dan bisa berakibat fatal jika tidak diobati. \n\n Untuk menangani usus buntu dapat melakukan tindakan operasi dengan teknik bedah terbuka atau teknik laparoskopi. Laparoskopi sendiri, yaitu alat berupa selang panjang yang dilengkapi kamera dan lampu yang berukuran kecil pada ujungnya. \n\n \n\n Bagaimana Apendiktomi Laparoskopi Dilakukan? \n\n Dokter bedah akan membuat sayatan di dekat pusar dan memasukkan perangkat kecil yang disebut port. Port membuat lubang yang dapat digunakan dokter bedah untuk mengisi perut dengan gas, sehingga menciptakan ruang untuk melakukan operasi. Berikutnya, kamera kecil dimasukkan melalui port. Kamera menunjukkan operasi pada layar di ruang operasi. Selanjutnya dokter dapat melihat dengan jelas organ-organ dalam perut dan memudahkan melakukan pengangkatan usus buntu tersebut. \n\n \n\n Keuntungan Dari Apendiktomi Laparoskopi \n\n Keuntungan tindakan apendiktomi laparoskopi ialah: \n\n \n Tindakan dengan sayatan kecil sehingga minimal invansif, dan mengurangi rasa nyeri serta waktu pemulihan yang cepat, sedangkan tindakan apendiktomi terbuka membutuhkan sayatan besar serta lamanya waktu pemulihan. \n \n\n \n\n \n Teknik pembedahan laparoskopi melibatkan penggunaan alat dan kamera kecil yang dimasukkan melalui sayatan kecil, sementara apendiktomi terbuka melibatkan satu sayatan lebih besar di daerah usus buntu. \n \n\n \n\n RS Hermina Bogor memiliki dokter-dokter yang kompeten dan berkualifikasi dalam melakukan pembedahan laparoskopi ini. Jika Sahabat Hermina ingin melakukan konsultasi atau tindakan operasi dengan luka yang minimal dan cepat beraktivitas kembali. Segera konsultasikan dengan dokter bedah kami di RS Hermina Bogor. \n\n Untuk pendaftaran dapat melalui: \n\n \n www.herminahospitals.com \n Aplikasi “ Halo Hermina” \n Call Center di 1500-488 \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Grand Wisata<\/a><\/li>
- 22 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Gejala Usus Buntu dan Pemeriksaanya<\/a><\/h3>
Ketika Anda mengalami radang usus buntu dan tidak segera diobati, kondisi itu bisa menjadi penyebab usus buntu pecah. Ketika ini terjadi, bakteri akan terlepas ke perut Anda dan dapat menyebabkan infeksi serius. Usus buntu yang pecah dapat membuat Anda merasa sangat sakit dan terkadang sulit diobati. \n\n Pengertian \n\n Appendisitis merupakan proses peradangan pada usus buntu yang umunya terjadi akibat proses infeksi. Kondisi akut ini menyebabkan gangguan pada usus buntu dan organ di sekitarnya. Appendisitis merupakan kondisi emergensi yang umum terjadi dan membutuhkan pemeriksaan dan penanganan segera. \n\n Keluhan/Gejala \n\n Keluhan yang awal dialami biasanya berupa nyeri perut yang tidak spesifik kemudian diikuti keluhan mual dan muntah, serta dapat terjadi penurunan nafsu makan. Nyeri perut ini lalu berpindah dan berpusat di sekitar kanan bawah, meskipun dapat terjadi keluhan di bagian perut yang lain. Keluhan nyeri [perut dapat terjadi pada 24-48 jam awal terjadinya peradangan usus buntu \n\n \n \n Nyeri perut (pada Sebagian besar kasus) \n \n \n Mual muntah (61-92%) \n \n \n Anoreksia atau penurunan nafsu makan \n \n \n Demam \n \n \n Konstipasi \n \n \n\n \n\n Pemeriksaan \n\n Penegakan diagnosis appendisitis dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan \n\n \n \n Wawancara dan pemeriksaan fisik \n \n \n Pemeriksaan lab (darah lengkap, urin lengkap) \n \n \n Pemeriksaan radiologi (ultrasonografi) \n \n \n Pada pasien perempuan, juga harus dilakukan evaluasi organ kewanitaan untuk menyingkirkan kemungkinan terjadinya kondisi penyakit yang juga dapat menyebabkan nyeri perut \n \n \n\n Komplikasi \n\n Jika tidak segera ditangani, dapat terjadi proses peradangan yang makin hebat pada usus buntu hingga berujung pada pecahnya usus buntu (perforasi). Jika usus buntu sudah berlubang/pecah maka dapat terjadi infeksi berat pada seluruh perut dan kondisi ini merupakan komplikasi yang berat. \n\n \n\n Tata Laksana \n\n Penanganan awal umunya berupa pemberian anti nyeri, anti mual, hingga antibiotik untuk membantu meredakan keluhan sementara waktu. Selanjutnya pasien akan dipersiapkan untuk operasi mengeluarkan usus buntu. Dalam hal ini operasi merupakan satu-satunya terapi definitif untuk mengatasi appendisitis karena usus buntu yang sudah terinfeksi dan meradang harus segara dikeluarkan agar tidak terjadi infeksi yang lebih berat dan gangguan pada organ lain di sekitarnya. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pandanaran<\/a><\/li>
- 14 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
Cegah Komplikasi, Ketahui Penanganan Luka Pada Penderita Diabetes!<\/a><\/h3>
Diabetes merupakan penyakit dengan kondisi gula darah dalam tubuh tinggi yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi masalah kesehatan, salah satunya adalah luka kaki diabetes atau ulkus diabetikum. Seperti diketahui, gula darah tinggi pada penderita diabetes karena pankreas tidak menghasilkan cukup insulin, atau insulin tidak dapat berkerja secara optimal (resistensi insulin). Padahal insulin sangat dibutuhkan untuk menyerap glukosa atau gula dari makanan untuk dijadikan energi pada tubuh. Glukosa yang menumpuk dalam darah menyebabkan kadar gula darah tinggi. \n\n Luka pada pengidap diabetes memiliki waktu penyembuhan lebih lama dibandingkan dengan luka pada orang sehat. Kondisi ini disebabkan oleh kadar gula darah yang terlalu tinggi. Hal tersebut memicu kerusakan saraf, menurunkan kekebalan tubuh, dan menurunkan sirkulasi darah ke area luka. Dampaknya, luka jadi sulit mengering dan susah disembuhkan. Perawatan luka diabetes dibutuhkan guna mencegah penyebaran luka dan meningkatkan resiko amputasi. Beberapa caranya, yakni membersihkan luka, mengurangi tekanan pada luka, menutup luka dengan perban, dan mengontrol kadar gula darah secara rutin. \n\n \n\n Langkah Perawatan Luka Diabetes \n\n Beberapa langkah yang dapat dilakukan, antara lain: \n\n 1. Membersihkan luka \n\n Perawatan luka diabetes yang utama dapat dilakukan dengan membersihkan luka setiap hari. Caranya dengan menggunakan sabun dan air mengalir. Setelah itu, keringkan dan oleskan salep rekomendasi dari dokter. Jangan merendam bagian luka karena dapat memicu infeksi. \n\n 2. Mengurangi tekanan pada luka \n\n Tekanan pada luka dapat dikurangi dengan cara mengenakan pakaian longgar. Jika lukanya terletak di bagian kaki, sebaiknya gunakan sepatu yang dirancang khusus guna mencegah perburukan luka akibat diabetes. Langkah ini bisa mempercepat proses penyembuhannya. \n\n 3. Menutup luka dengan perban \n\n Menutup luka bertujuan untuk mencegah infeksi dan mempercepat proses penyembuhannya. Namun, pastikan untuk memilih perban atau kasa khusus untuk diabetes, sesuai dengan rekomendasi dari dokter. \n\n 4. Mengontrol kadar gula darah \n\n Perawatan luka diabetes selanjutnya dapat dilakukan dengan mengontrol kadar gula darah. Sebab, kadar gula yang tak terkendali bisa mempersulit proses penyembuhan, bahkan memperburuk luka yang sudah ada. Selain itu, pengidap juga disarankan untuk menjalani pola hidup sehat dan terapi insulin jika dibutuhkan. \n\n 5. Perhatikan tanda infeksi \n\n Infeksi pada luka diabetes ditandai dengan kemerahan, rasa sakit, nanah, pembengkakan, dan sensasi hangat di area sekitarnya. Terkadang, muncul luka dari dalam luka disertai dengan bau menyengat. Jika kondisi tersebut terjadi, perawatan luka diabetes dapat dilakukan dengan membersihkan darah, air, dan nanah. Selanjutnya, hilangkan kulit mati di area sekitar dan mengoleskan salep rekomendasi dari dokter. \n\n 6. Memenuhi asupan nutrisi \n\n Salah satu asupan yang direkomendasikan guna mempercepat proses penyembuhan luka adalah protein. Nutrisi tersebut dapat diperoleh dari telur, dada ayam, ikan salmon, udang, tuna, susu, dan kacang kedelai. Protein dapat membantu memperbaiki jaringan kulit yang mengalami kerusakan. Selain protein, pastikan untuk memenuhi asupan kalori, lemak, serat, zink, dan vitamin C guna mempercepat proses penyembuhan luka. \n\n \n\n Jika perawatan luka diabetes tidak dilakukan dengan tepat, dampaknya bisa berupa kematian jaringan yang berujung pada amputasi. Semakin cepat melakukan penanganan, maka semakin kecil risiko terjadinya komplikasi. Sahabat Hermina lakukan kontrol kesehatan secara rutin di RSU Hermina Pandanaran, dapatkan kemudahan pendaftaran dokter melalui mobile aplikasi Halo Hermina, Call Center 1500488 dan website www.herminahospitals.com. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Depok<\/a><\/li>
- 06 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
5 manfaat sunat yang perlu anda ketahui <\/a><\/h3>
Sunat adalah prosedur bedah yang melibatkan pengangkatan kulup atau kulit yang menutupi kepala penis pada pria. Selain memiliki nilai religius, sunat juga memiliki manfaat kesehatan yang penting yang perlu Anda ketahui. Dalam artikel ini, kami akan membahas lima manfaat sunat yang perlu Anda ketahui, terutama dalam hubungannya dengan kesehatan anak. \n \n1. Mengurangi Risiko Infeksi \nSalah satu manfaat utama sunat adalah mengurangi risiko infeksi. Kulup yang menutupi kepala penis dapat menjadi tempat berkembang biak bagi bakteri dan kuman yang dapat menyebabkan infeksi. Dengan mengangkat kulup melalui sunat, risiko infeksi dapat berkurang secara signifikan. \n \n2. Mencegah Masalah Kesehatan \nSunat juga dapat membantu mencegah masalah kesehatan yang terkait dengan kulup pada anak-anak. Beberapa masalah yang dapat dihindari melalui sunat antara lain fimosis, yaitu kondisi di mana kulup tidak dapat ditarik ke belakang kepala penis dengan mudah, dan balanitis, yaitu peradangan pada kepala penis. Dengan melakukan sunat, anak-anak dapat terhindar dari masalah kesehatan ini. \n \n3. Meningkatkan Kebersihan \nDengan mengangkat kulup melalui sunat, kebersihan area penis juga dapat meningkat. Kulup yang menutupi kepala penis dapat menyebabkan penumpukan kotoran dan bakteri, yang dapat menyebabkan bau tidak sedap dan masalah kebersihan lainnya. Dengan melakukan sunat, area genital menjadi lebih mudah dibersihkan dan menjaga kebersihan menjadi lebih mudah. \n \n4. Mengurangi Risiko Kanker \nSunat juga telah terbukti dapat mengurangi risiko kanker pada pria. Beberapa studi menunjukkan bahwa pria yang disunat memiliki risiko lebih rendah terkena kanker penis. Hal ini mungkin karena sunat mengurangi risiko infeksi dan peradangan pada area genital. \n \n5. Meningkatkan Kualitas Hidup \nTerakhir, sunat juga dapat meningkatkan kualitas hidup pria. Beberapa pria melaporkan bahwa mereka merasa lebih nyaman dan percaya diri setelah menjalani sunat. Selain itu, sunat juga dapat meningkatkan kehidupan seksual pria, karena kulit yang menutupi kepala penis telah diangkat. \n \nDalam kesimpulan, sunat memiliki manfaat kesehatan yang penting, terutama dalam hubungannya dengan kesehatan. Dengan mengurangi risiko infeksi, mencegah masalah kesehatan, meningkatkan kebersihan, mengurangi risiko kanker, dan meningkatkan kualitas hidup, sunat dapat menjadi pilihan yang baik untuk anak-anak. Namun, keputusan untuk melakukan sunat harus dipertimbangkan dengan seksama dan dibicarakan dengan dokter untuk memastikan manfaat dan risiko yang tepat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Banyumanik<\/a><\/li>
- 18 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
Lebih mengenal Craniotomy?<\/a><\/h3>
Craniotomy adalah prosedur bedah neurologis yang melibatkan pengangkatan sebagian atau seluruh tulang tengkorak untuk mengakses otak. Prosedur ini dilakukan untuk berbagai alasan medis, termasuk pengangkatan tumor otak, mengatasi cedera otak traumatis, mengobati pendarahan otak, menghilangkan jaringan otak yang rusak, serta untuk prosedur bedah lain yang melibatkan otak. \n\n Berdasarkan peralatan medis yang digunakan, kraniotomi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu: \n\n \n Stereotactic craniotomy: Kraniotomi yang melibatkan CT scan atau MRI untuk memeriksa kondisi otak dalam bentuk gambar tiga dimensi. Jenis kraniotomi ini memungkinkan dokter bedah untuk membedakan jaringan otak yang sehat dengan yang tidak. Selain itu, kegunaan lainnya dari stereotactic craniotomy adalah untuk keperluan biopsi jaringan otak yang bermasalah, aspirasi cairan (abses, hematoma, atau kista), dan gamma knife radiosurgery. \n Endoscopic craniotomy: Melalui prosedur ini, setelah membuat lubang kecil pada tulang tengkorak, dokter dapat memasukkan endoskop (alat tabung tipis yang dilengkapi kamera) untuk mendiagnosis ataupun menangani gangguan pada otak, seperti aneurisma otak. \n \n\n Adapun sejumlah kondisi medis yang dapat ditindaklanjuti dengan prosedur kraniotomi adalah sebagai berikut: \n\n \n Trauma atau cedera pada otak. \n Kanker atau tumor otak. \n Aneurisma otak. \n Hidrosefalus. \n Abses otak. \n Epilepsi. \n Pemasangan alat khusus (deep brain stimulation) untuk menangani penyakit Parkinson. \n Stroke. \n Hematoma atau bekuan darah di otak. \n \n\n Setelah operasi, dokter akan memantau kondisi pasien dan memberikan obat-obatan guna mengurangi risiko terjadinya komplikasi. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan pada sistem saraf dan otak pasien guna memastikan bahwa organ tersebut dapat berfungsi dengan baik pascaoperasi. \n\n Setelah kondisi tubuh stabil, pasien juga akan menjalani fisioterapi guna mendukung proses pemulihan tubuh dan memudahkan aktivitas pasien sehari-hari. \n\n Selama masa pemulihan di rumah, pasien disarankan untuk banyak istirahat, konsumsi makanan tinggi serat, minum air putih yang cukup, dan rutin periksakan diri ke dokter. \n\n Pasien juga perlu memerhatikan aktivitas yang dilakukan. Hindari mengemudikan mobil, mengangkat beban berat, berhubungan seksual, serta mengonsumsi alkohol dan merokok, jika belum dianjurkan oleh dokter. \n\n Craniotomy adalah prosedur bedah yang kompleks dan berisiko tinggi, dan sering memerlukan perawatan pascaoperasi yang intensif. Pasien yang menjalani craniotomy akan dirawat oleh tim medis yang terlatih secara khusus dalam perawatan pasien neurologis. Tujuan utama dari prosedur ini adalah untuk mengatasi masalah medis yang berkaitan dengan otak dan meminimalkan risiko kerusakan tambahan pada jaringan otak. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Medan<\/a><\/li>
- 12 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Lebih Dekat Operasi Usus Buntu<\/a><\/h3>
Operasi usus buntu yaitu prosedur untuk mengangkat usus buntu yang mengalami peradangan. Operasi ini dapat dilakukan dengan teknik laparoskopi atau bedah terbuka, tergantung pada kondisi pasien. \n\n Operasi usus buntu atau apendektomi harus segera dilakukan apabila radang usus buntu terjadi secara mendadak (akut). Apabila tidak diangkat ataupun tidak dilakukan operasi, kondisi ini bisa menyebabkan usus buntu pecah sehingga berakibat sangat fatal. \n\n Operasi usus buntu dapat dilakukan dengan dua teknik, yaitu: \n\n Operasi usus buntu terbuka \n\n Operasi usus buntu teknik terbuka dilakukan dengan cara membuat sayatan sepanjang 5–10 cm pada bagian kanan bawah perut. Melalui sayatan ini, dokter akan melakukan pengangkat usus buntu, kemudian menjahit bekas sayatan. \n\n Operasi terbuka umumnya dilakukan jika usus buntu sudah pecah dan infeksinya menyebar. Tindakan ini juga menjadi metode yang umum disarankan dokter pada pasien yang pernah menjalani bedah di area perut. \n\n Operasi usus buntu laparoskopi \n\n Operasi usus buntu dengan laparoskopi dilakukan dengan membuat 1–3 sayatan kecil di bagian kanan bawah perut. Setelah itu, laparoskop akan dimasukkan ke lubang sayatan untuk mengangkat usus buntu. Laparoskop merupakan tabung tipis panjang yang dilengkapi kamera dan alat bedah. \n\n Dibandingkan operasi terbuka, operasi dengan melakukan teknik laparoskopi lebih sedikit menimbulkan nyeri dan bekas luka. \n\n Tujuan dan Indikasi Operasi Usus Buntu \n\n Operasi usus buntu dapat dilakukan untuk mengatasi radang usus buntu (apendistis) yang tidak kunjung membaik dengan pemberian obat-obatan. \n\n Gejala utama usus buntu adalah nyeri di perut yang berawal dari bagian pusar, kemudian menjalar ke bagian kanan bawah perut. Nyeri bisa bertambah parah, terutama saat penderita bergerak, menarik napas dalam, batuk, atau bersin. \n\n Penderita radang usus buntu juga bisa mengalami gejala-gejala berikut: \n\n \n Perut kembung \n Mual atau muntah \n Hilang nafsu makan \n Diare atau malah sembelit \n Demam \n Sulit Kentut \n \n\n Sebelum Operasi Usus buntu \n\n Sebelum memulai operasi usus buntu, dokter akan menjelaskan hal-hal terkait operasi usus buntu dan risikonya. Jika pasien setuju, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, tes darah, dan pemindaian. \n\n Pasien disarankan untuk memberi tahu ke dokter mengenai hal-hal berikut sebelum menjalani operasi usus buntu: \n\n \n Sedang hamil \n Memiliki alergi terhadap lateks atau obat bius \n Menggunakan obat-obatan, termasuk produk herbal atau suplemen \n Menderita kelainan darah \n \n\n Pasien akan diminta untuk berpuasa 6–8 jam sebelum operasi. \n\n Setelah operasi usus buntu \n\n Setelah operasi usus buntu, pasien akan dilakukan pemindahan ke ruang pemulihan agar kondisinya selalu terpantau. Dokter akan memeriksa tanda-tanda vital pasien, seperti detak jantung, denyut nadi, dan tekanan darah, secara berkala. \n\n Pasien juga akan diberikan obat pereda nyeri, baik dalam bentuk minum maupun suntik. Jika diperlukan, dokter akan memasukkan selang melalui hidung untuk mengeluarkan cairan atau gas yang mungkin masuk ke lambung selama operasi. \n\n Setelah operasi, pasien diperbolehkan untuk minum air atau mengonsumsi makanan padat secara bertahap. \n\n Pasien yang menjalani operasi dengan teknik laparoskopi diperbolehkan untuk duduk beberapa jam setelah operasi, sedangkan pasien yang menjalani operasi terbuka dapat duduk atau berjalan kembali keesokan harinya. \n\n Pasien umumnya dapat pulang ke rumah 1–2 hari setelah dirawat di rumah sakit. Namun, disarankan untuk tidak bekerja atau berkendara sampai 2–4 minggu usai menjalani operasi usus buntu. \n\n Untuk membantu proses pemulihan, ada beberapa cara yang dapat dilakukan pasien, yaitu: \n\n \n Menjaga luka jahitan agar selalu bersih dan kering, untuk mencegah infeksi tidak terjadi \n Minum obat pereda nyeri sesuai yang di resepkan dari dokter \n Menghindari aktivitas yang berat atau tidak berolahraga \n \n\n Proses pemulihan setelah operasi usus buntu umumnya berlangsung selama 2–6 minggu. Selama masa pemulihan, dokter akan menjadwalkan pemeriksaan rutin bagi pasien. \n\n Komplikasi Operasi Usus Buntu \n\n Operasi usus buntu merupakan prosedur yang aman. Meski demikian, operasi ini tetap dapat menimbulkan komplikasi, antara lain: \n\n \n Perdarahan \n Luka operasi terinfeksi atau terbuka kembali \n Penyumbatan Usus \n Cedera pada organ lain \n Peradangan atau infeksi pada bagian dalam perut jika usus buntu pecah pada saat operasi \n \n\n Segera temui dokter jika setelah menjalani operasi usus buntu Anda mengalami gejala-gejala berikut ini: \n\n \n Demam atau menggigil \n Kemerahan, bengkak, atau keluar cairan berbau dari luka sayatan operasi \n Nyeri yang berkelanjutan di bagian luka operasi \n Muntah \n Hilang nafsu makan, atau bahkan tidak dapat makan dan minum \n Batuk terus-menerus atau sesak napas \n Nyeri, kram, atau bengkak pada perut \n Sembelit atau malah diare selama 3 hari atau lebih. \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pandanaran<\/a><\/li>
- 05 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
Batu Empedu Hilang, Sayatan Tak Terpandang Dengan Laparoskopi<\/a><\/h3>
Batu empedu atau disebut dengan cholelithiasis adalah kondisi medis seseorang yang diakibatkan karena terbentuknya kantong empedu di dalam kantong empedu. Kantong empedu merupakan organ kecil manusia yang terdapat pada sebelah sisi kanan perut dan tepat berada dibawah hati. Kantong empedu memproduksi dan menyimpan cairan empedu yang berfungsi dalam proses pencernaan seseorang. Mencerna kolestrol dalam tubuh merupakan tugas utama kantong empedu dan menjadikan salah satu organ pentimg dalam tubuh manusia karena batu empedu yang terbentuk berasal dari endapan kolestrol yang mengeras. \n\n Hingga saat ini, belum diketahui penyebab terbentuknya batu empedu. Namun, ada beberapa faktor yang membuat seseorang berisiko menderita batu empedu. Beberapa faktor tersebut meliputi kehamilan, obesitas, pola makan tidak sehat, diabetes, dan kondisi tertentu seperti anemia, leukemia, serta penyakit liver. Jumlah batu empedu yang dimiliki penderita bervariasi, bisa hanya satu, bisa juga beberapa buah. Ukurannya pun bermacam-macam, mulai dari sekecil butiran pasir hingga sebesar bola golf. \n\n Kapan Operasi Batu Empedu Diperlukan? \n\n Seseorang yang mengalami batu empedu biasanya merasakan sakit perut, mual, muntah, sakit bahu, sakit punggung diantara tulang belikat hingga mengalami demam tinggi. Pengobatan untuk penyakit batu empedu akan disesuaikan dengan kondisi penderita serta jenis, lokasi, dan ukuran batu empedu. Secara spesifik, batu empedu dikatakan besar yang wajib dioperasi adalah jika ukurannya mencapai 5 cm atau lebih. Akan tetapi, batu empedu yang kecil pun, jika jumlahnya banyak, memicu gejala berat, atau menyumbat saluran empedu/ pankreas seringnya tidak cukup juga ditangani dengan terapi konservatif, seperti lewat modifikasi pola makan, gaya hidup, dan obat-obatan semata. Jadi, memang tidak hanya ukurannya yang dijadikan acuan dalam menentukan penanganan terbaik. \n\n Salah satu pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengastasi sakit batu empedu yaitu dengan melakukan tindakan laparaskopi. Laparoskopi operasi batu empedu adalah pengangkatan batu dan kantong empedu melalui beberapa sayatan kecil, kurang lebih 0,5 sampai 1 cm. Tidak semua pasien yang mengalami sakit batu empedu dapat melakukan laparaskopi misalnya seseorang yang sebelumnya pernah melakukan operasi di area sekitar kandung empedu karena berisiko akan terjadi pendarahan. Tetapi, apabila pasien belum pernah melakukan operasi di area batu empedu disarankan melakukan laparaskopi karena operasi laparaskopi mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan operasi konvensional. \n\n Keunggulan Operasi dengan Laparaskopi \n\n Operasi batu empedu dengan laparaskopi adalah tindakan dengan cara pembuatan luka kecil berupa sayatan di perut guna pengangkatan kandung serta batu empedu. Keunggulan melakukan operasi laparaskopi batu empedu yaitu : \n\n \n \n Luka bekas operasi kecil \n \n \n Rasa sakit lebih ringan setalah melakukan operasi \n \n \n Pendarahan minimal \n \n \n Masa rawat inap di rumah sakit lebih singkat \n \n \n Masa pemulihan lebih cepat dibanding dengan operasi laparatomi \n \n \n\n Sebelum melakukan Operasi Laparaskopi Batu Empedu \n\n Sebelum melakukan operasi laparaskopi batu empedu pasien melakukan beberapa pemeriksaan yaitu melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh termasuk melakukan cek darah dan foto rontgen. Persiapan lainnya yang dilakukan pasien yaitu : \n\n \n Tidak makan dan minum beberapa jam sebelum melakukan operasi \n Mandi dengan menggunakan sabun antiseptik \n Minum air putih 2 jam sebelum menjelang laparaskopi \n Mengkonsumsi obat pencahar supaya dapat membersihkan feses di dalam usus \n Tidak menggunakan perhiasan selama perawatan \n \n\n Prosedur Operasi Batu Empedu dengan Laparaskopi \n\n Sebelum menjalani operasi, dokter melakukan bius total supaya pasien tidak dapat merasakan nyeri selama operasi. Dokter bedah digestif menjalankan prosedur operasi dengan membuat sayatan kecil di perut pasien. Disalah satu sayatan yang dibuat oleh dokter memasukan kamera untuk mengamati lokasi batu empedu dan sayatan yang lain dokter akan memotong dan mengangkat kandung empedu. \n\n Setelah melakukan Operasi Laparaskopi Batu Empedu \n\n Operasi laparaskopi batu empedu tidak membutuhkan waktu pemulihan yang lama. Penyembuhan setelah melakukan operasi laparaskopi umumnya berlangsung selama 1 sampai 2 minggu. Apabila pasien melakukan operasi konvensional penyembuhan pasien bisa berlangsung lebih lama. \n\n Bagi sahabat hermina yang memiliki keluhan seputar batu empedu dapat melakukan konsultasi dengan dokter spesialis bedah digestif RSU Hermina Pandanaran. Dapatkan kemudahan jadwal dan pendaftaran dokter melalui mobile aplikasi Hermina, Website www.herminahospitals.com, atau Call Center 1500 488 \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Balikpapan<\/a><\/li>
- 18 Agustus 2023<\/li><\/ul><\/div>
Yuk kenali Apa itu Hernia? Dan Apa Penyebabnya?<\/a><\/h3>
Hernia adalah kondisi medis ketika organ internal atau jaringan dalam tubuh melalui dinding otot atau jaringan tubuh menonjol keluar pada area lemah pada otot atau jaringan ikat di sekitarnya. Biasanya hernia terjadi pada dinding perut, tetapi dapat terjadi juga di pangkal paha atau paha bagian atas. \n\n \n\n Terdapat berbagai macam jenis hernia yang dapat terjadi pada tubuh. \n\n \n Hernia Inguinalis, terjadi ketika bagian usus menonjol atau ketika jaringan lemak di rongga perut bagian bawah mencuat di daerah selangkangan \n Hernia Femoralis, mirip dengan hernia inguinalis, tetapi terjadi di paha atas bagian atas di dekat lipatan paha \n Hernia Umbilikalis, terjadi ketika bagian usus atau jaringan lemak mendorong dan mencuat di dinding perut, sekitar pusar \n Hernia Insisional, terjadi ketika usus atau jaringan mencuat melalui bekas luka operasi di bagian perut atau panggul \n Hernia Hiatus, terjadi ketika bagian atas lambung mendorong melalui diafragma menuju rongga dada \n Hernia Diafragma, terjadi ketika sebagian organ lambung mencuat masuk ke rongga dada melalui celah diafragma \n Hernia Epigastrik, terjadi ketika jaringan lemak menonjol melalui area lemah antara otot perut di atas pusar \n Hernia Spigelian, terjadi ketika sebagian usus mendorong jaringan ikat (spigelian fascia) yang terletak di luar otot rektus abdominus, yaitu otot yang membentang dari tulang rusuk hingga tulang panggul dengan karakteristik tonjolan yang dikenal dengan “six pack”. \n \n\n \n\n Faktor penyebab terjadinya hernia \n\n \n Otot atau jaringan yang melemah \n Tekanan berlebih dalam perut \n Faktor genetik \n Pertambahan usia \n Kelebihan berat badan \n Kehamilan \n Melakukan aktivitas fisik yang terlalu berlebihan \n Memiliki riwayat operasi di area perut \n Kebiasaan merokok \n Tekanan kronis, seperti batuk kronis, pilek kronis, atau konstipasi kronis \n \n\n \n\n Awalnya hernia tidak bergejala, akan tetapi ketika mulai terdapat gangguan aliran darah akibat organ yang terjepit, biasanya akan mulai timbul rasa nyeri yang termasuk dalam darurat medis. \n\n \n\n Dalam mendiagnosa apakah seseorang menderita hernia atau tidak, dokter akan memberikan pertanyaan-pertanyaan terkait keluhan dan melakukan pemeriksaan penunjang. Beberapa pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah: \n\n \n Rontgen \n USG perut \n Endoskopi \n CT Scan \n MRI \n \n\n \n\n Penanganan hernia ditentukan berdasarkan tingkat keparahannya. Apabila ringan, dokter dapat mengembalikan organ yang menonjol dengan jari tangan (reduksi). Namun apabila kasusnya parah, dokter akan melakukan tindakan operasi untuk mengembalikan organ dalam ke tempatnya semula. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Balikpapan<\/a><\/li>
- 11 Agustus 2023<\/li><\/ul><\/div>
Apa saja yang bisa di tangani dokter bedah plastik ? <\/a><\/h3>
Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik merupakan cabang ilmu kedokteran yang berfokus pada perbaikan kulit atau jaringan yang rusak yang bisa disebabkan karena luka bakar, kecelakaan, kelainan bawaan lahir, tumor, infeksi atau karena gangguan metabolisme tubuh. Bedah Plastik sendiri terbagi menjadi Rekonstruksi dan Estetik dimana Rekonstruksi bertujuan memperbaiki keadaan tubuh yang rusak atau ada kelainan bawaan menjadi normal atau setidaknya mendekati normal kembali serta memperbaiki fungsinya. Sedangkan Estetik bertujuan memperbaiki tubuh yang normal supaya secara penampilan lebih menarik. Semua tindakan tersebut tentunya akan membantu memperbaiki kualitas hidup pasien yang ditangani. Ranah Bedah Plastik terdiri dari Luka Bakar dan Luka, Kraniomaksilofasial, Bedah Tangan, Bedah Mikro dan Onkoplasti, Genitalia Eksterna, Estetik. \n\n \n Kasus yang dapat ditangani oleh Dokter Spesialis Bedah Plastik: \n \n\n Luka bakar dan Luka \n\n Penanganan kasus luka bakar mulai dari awal sampai komplikasi panjang seperti bekas luka dan kontraktur (gangguan gerak) akibat panas seperti api, air panas, listrik, zat kimia, frostbite atau terpapar bahan panas seperti knalpot motor, dsb. Selain itu pada kasus luka seperti kaki diabetes, ulkus tekanan (ulkus decubitus) dan luka yang tidak kunjung sembuh. \n\n Kraniomaksilofasial. \n\n Kasus yang ditangani antara lain luka dan patah tulang wajah akibat trauma, kelainan bawaan lahir seperti sumbing bibir, celah langit-langit mulut, daun telinga yang tidak terbentuk sempurna (microtia), dsb. \n\n Bedah Mikro dan Onkoplasti \n\n Bidang ini mencakup tata laksana penutupan luka pasca pengangkatan tumor serta permasalahan bekas luka yang abnormal seperti hipertrofi skar dan keloid, hemangioma, dsb. \n\n Bedah Tangan \n\n Kasus dalam bidang ini diantaranya trauma jaringan lunak maupun tulang tangan, serta kelainan bawaan lahir seperti jari menempel (sindaktili) atau jumlah jari yang banyak (polidaktili). \n\n Genitalia Eksterna. \n\n Kasus yang dapat ditangani seperti sunat (sirkumsisi), letak muara kemih yang abnormal (hipospadia) dan komplikasi pasca injeksi silikon cair (silikonoma), dsb. \n\n Estetik \n\n Secara garis besar, ruang lingkup Estetik dibagi menjadi 4 bidang: \n\n \n Augmentasi \n \n\n Yaitu “menambah” bagian tubuh tertentu agar tampak lebih harmonis. Termasuk di dalamnya prosedur memperindah bentuk hidung (Rhinoplasty), implan payudara, implan dagu, dsb. \n\n \n Rejuvenasi \n \n\n Yaitu memperbaiki efek penuaan. Misalnya blefaroplasti (memperbaiki kantung mata), face lift (pengencangan wajah), rejuvenasi genitalia (memulihkan bentuk dan kekencangan vagina) serta pengangkatan payudara yang turun pasca hamil dan melahirkan. \n\n \n Body sculpting \n \n\n Yaitu membentuk area tubuh agar lebih harmonis. Termasuk di dalamnya liposuction (sedot lemak), tummy tuck (mengencangkan perut yang bergelambir), brachioplasty/ thighplasty (memperkecil lengan dan paha) serta buccal fat removal (meniruskan pipi). \n\n \n Lain-lain \n \n\n Blefaroplasti (memperjelas lipatan kelopak mata atas dan bawah), menghilangkan tato, hiperhidrosis (produksi keringat berlebih) dan injeksi PRP (platelet-rich plasma). \n\n Sebaiknya diantara Dokter Bedah Plastik dan pasien sudah berdikusi dengan baik tentang prosedur tindakan dan hasil yang diinginkan yang tentunya disesuaikan dengan kondisi yang ada sehingga kepuasaan hasilnya bisa sama-sama tercapai. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/a><\/span>");
- 11 Agustus 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 18 Agustus 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 05 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 12 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 18 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 06 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 14 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 22 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 27 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 09 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 26 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 26 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>