- Hermina Pasteur<\/a><\/li>
- 10 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
Kanker dapat Merenggut Nyawa ; Waspada dengan Kanker yang Menyerang Payudara<\/a><\/h3>
Kanker adalah suatu kondisi medis berupa terjadinya pertumbuhan sel secara abnormal dan bersifat ganas di dalam tubuh. Pertumbuhan sel kanker dapat terjadi di seluruh organ tubuh. Kondisi ini dapat dialami oleh kalangan usia anak-anak sampai usia lanjut. \n\n Berdasarkan data dari Global Burden of Cancer Study (Globocan) dari World Health Organization (WHO), jumlah kasus penyakit kanker yang tercatat di Indonesia sepanjang tahun 2020 yaitu sebanyak 396.914 kasus. 10 Kasus kanker tertinggi diantaranya : Kanker payudara (16.6%), kanker serviks (9.2%), kanker paru-paru (8.8%), kanker hati (5.4%), kanker nasofaring (5.0%), kanker Colon (usus besar) 4.4%, NHL 4.1%, Kanker rectum 4.0, Kanker darah (leukemia) 3.8%, kanker ovarium 3.8% \n\n \n Jenis kasus kanker tertinggi pada pria berdasarkan laporan data Globocan tahun 2020 : Kanker paru, colorectum, liver, nasofaring, prostat \n Jenis kasus tertinggi pada Wanita : kanker payudara, cervix, paru-paru, colorectum, liver \n Secara berurutan Angka kematian tertinggi ada pada kasus: kanker paru, payudara, servix, liver, nasofaring \n \n\n Pada dasarnya, Pengobatan kanker baik secara non-operatif maupun operatif akan di mulai lebih cepat apabila hasil pemeriksaan penunjang kanker menunjukan jenis kanker yang dialami memiliki sifat yang dapat berkembang dan menyebar secara cepat. \n\n Contoh : \n\n o Beberapa jenis kanker darah seperti Acute lymphoblastic Leukemia (ALL), Acute myeloid Leukemia (AML) \n\n o Beberapa jenis kanker payudara \n\n o Kanker paru-paru \n\n o Limfoma \n\n o Dan beberapa jenis kanker payudara \n\n \n \n\n Atau pada kondisi terdapatnya pertumbuhan kanker yang menekan organ vital di dalam tubuh, sehingga terapi diperlukan untuk membebaskan penekanan pada organ vital tersebut. \n\n Gejala kanker cukup bervariasi, tergantung dari jenis kanker serta bagian tubuh yang terdampak.Namun, beberapa gejala umum dari kanker adalah sebagai berikut : \n\n \n Terdapat benjolan pada sekitar bagian tubuh yang terdampak. \n Berat badan naik atau turun secara drastis tanpa alasan jelas. \n Perubahan warna atau tekstur kulit. \n Mudah lelah. \n Kesulitan bernapas. \n Nyeri otot dan sendi. \n Luka yang tidak kunjung sembuh. \n Keluarnya cairan tidak normal dari tubuh. \n \n\n Perlu diketahui terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dimulainya terapi yaitu ; \n\n \n Menunggu hasil lab atau pemeriksaan yang dilakukan untuk menentukan pilihan terapi yang tepat \n Baru saja melakukan tindakan operatif pengangkatan tumor sehingga butuh waktu untuk recovery terlebih dahulu \n Terdapatnya masalah Kesehatan /medis lainnya yang harus diobati terlebih dulu \n Pasien membutuhkan waktu untuk mencari pendapat dari dokter ahli lainnya (Second Opinion) \n \n\n Kanker adalah gangguan kesehatan yang serius dan perlu ditangani sedini mungkin. Bila mengalami gejala-gejala di atas, konsultasikan hal tersebut dengan dokter di RS Hermina Pasteur guna mendapatkan diagnosis serta pengobatan kanker yang tepat. \n\n Ditulis oleh : dr. Shania Amanda Warubania \n\n Ditinjau oleh : dr.Dimmy Prasetya Sp.PD-KHOM \n\n Sumber : \n\n \n Pubmed.ncbi.nlm.nih.gov, 2020, Global Cancer Statistic 2020, 12 September 2023, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/33538338 \n Cancer.org, American Cancer Society 2 September 2022, When Treatment Should start., 12 September 2023, https://www.cancer.org/cancer/managing-cancer/making-treatment-decisions/when-treatment-should-start. \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pasteur<\/a><\/li>
- 04 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
Hipotiroid dan Hipertiroid Penyakit Tiroid yang Mengganggu ; Cari Tahu Perbedaannya<\/a><\/h3>
Kelenjar tiroid adalah kelenjar endokrin berbentuk kupu-kupu yang terletak pada leher bagian tengah. Kelenjar ini berukuran relatif kecil, namun dapat memproduksi hormon tiroid yang berfungsi mempertahankan metabolisme tubuh, seperti metabolisme jantung, mengatur metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, memacu pertumbuhan normal, perkembangan dan pematangan sistem saraf serta memacu pembentukan kalori. Pada anak-anak, hormon ini memiliki peran penting dalam perkembangan otak dan juga tumbuh kembang. \n\n Sekitar 300 juta orang di dunia dilaporkan mengalami gangguan tiroid dan lebih dari 1.7 juta orang Indonesia berpotensi mengalami gangguan tiroid. Umumnya, gangguan tiroid ini masih belum diketahui sebabnya. Namun terdapat beberapa kondisi yang bisa menjadi sebab atau pemicu munculnya penyakit tiroid, seperti: kekurangan yodium, peradangan kelenjar tiroid, faktor genetik, setelah melahirkan, dan penyakit autoimun. Gangguan tiroid dapat terjadi pada berbagai usia, mulai dari bayi baru lahir, anak-anak, dewasa, bahkan usia lanjut. Bentuk gangguan tiroid dapat berupa kelainan fungsi (hipertiroid / hipotiroid), kelainan bentuk, kanker tiroid, dan juga peradangan. \n\n Gejala penyakit tiroid yang umumnya timbul adalah gejala hipertiroid dan hipotiroid. Hipotiroid adalah kondisi yang disebabkan kekurangan hormon tiroid, sedangkan hipertiroid merupakan kondisi yang disebabkan kelebihan hormon tiroid. Keluhan ini dapat disertai atau tanpa benjolan di leher. Gejala hipertiroid meliputi: tremor, berat badan menurun, mudah berkeringat, gangguan tidur, gugup, cemas, dan mudah tersinggung serta jantung berdebar. Sedangkan, gejala hipotiroid meliputi merasa lelah dan lemah, mudah mengantuk, kulit kering dan kasar, tidak tahan terhadap suhu dingin, rambut rontok hingga botak, sulit berkonsentrasi, berat badan bertambah dengan nafsu makan yang kurang, suara menjadi serak, konstipasi, depresi, lambat bergerak dan berbicara, pada wanita gejala dapat disertai dengan gangguan menstruasi (lebih banyak dari biasanya) \n\n Gangguan tiroid dapat mempengaruhi seluruh sistem tubuh dan berakibat fatal jika tidak ditangani dengan tepat. Sayangnya, gangguan kelenjar tiroid kerap tidak disadari karena tidak memiliki gejala khusus. Padahal, jika terdeteksi sejak dini, kelainan tiroid dapat ditangani lebih awal dan dapat mencegah komplikasi lainnya. Oleh karena itu, pemahaman terkait gangguan tiroid sangat penting untuk diketahui bagi masyarakat agar dapat dilakukan deteksi dini. \n\n Jika sahabat Hermina mengalami atau memiliki benjolan di leher segera periksakan kesehatan Anda kepada Dokter Spesialis Penyakit Dalam untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. \n\n Di tulis oleh : dr. Ivena \n\n Di tinjau oleh : dr. Affan Ahmadi, Sp.PD, M.Kes, FINASIM \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Medan<\/a><\/li>
- 27 November 2021<\/li><\/ul><\/div>
Waspadai 4 Kondisi yang Menyebabkan Benjolan di Ketiak <\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, \n\n Apakah Sahabat pernah merasakan adanya benjolan di ketiak ? \n\n Menemukan benjolan di ketiak dapat membuat Anda merasa khawatir \n\n Sebagian besar munculnya benjolan di ketiak tidak berbahaya dan diakibatkan dari pertumbuhan jaringan yang tidak normal. Namun, hal tersebut bisa mengindikasikan adanya masalah kesehatan yang lebih serius. Lalu apa saja penyebab benjolan di ketiak ? \n\n Benjolan di ketiak bisa muncul karena terjadi pembesaran pada kelenjar getah bening di bawah lengan. Kelenjar getah bening merupakan kelenjar yang terdapat di seluruh tubuh dan berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh. Saar meraba ketiak, Anda bisa merasakan benjolan itu terdapat dalam bentuk yang sangat kecil, atau mungkin bisa lebih besar dan terasa sekali saat diraba \n\n Terdapat 4 kondisi penyebab munculnya benjolan di ketiak, antara lain : \n\n 1. Penyakit Autoimun \n\n Benjolan di ketiak dapat disebabkan oleh penyakit di mana sistem kekebalan menyerang jaringan sehat di dalam tubuh, seperti : \n\n \n Lupus \n Arthritis rheumatoid \n Penyakit autoimun kronis lainnya \n \n\n 2. Kondisi yang Tidak Menular \n\n Benjolan di ketiak dapat muncul karena gangguan tidak menular, seperti : \n\n \n Reaksi Alergi \n Lipoma \n Kista sebasea \n Obstruksi limfatik \n \n\n 3. Kanker \n\n Benjolan di ketiak yang wajib diwaspadai adalah benjolan yang disebabkan oleh berbagai jenis kankes, seperti : \n\n \n Limfoma Hodgkin (Kanker Getah Bening) \n Kanker payudara : Sebaiknya pada wanita rutin memeriksakan payudara sendiri (SADARI) setiap bulannya \n Leukemia \n Kanker yang sudah bermetastasis (menyebar) \n Limfoma Non-Hodgkin (Kanker yang berkembang di sistem limfatik) \n \n\n 4. Infeksi Tertentu \n\n Benjolan di ketiak dapat disebabkan infeksi tertentu, seperti : \n\n \n Infeksi bakteri, seperti infeksi streptokokus atau stafilokokus \n Infeksi Virus (mononukleosis) \n Limfadenitis (infeksi bakteri pada kelenjar getah bening) \n Gondongan, rubella, dan campak \n Infeksi jamur \n Infeksi bakteri, seperti infeksi streptokokus atau stafilokokus. \n \n\n Benjolan yang disebabkan oleh infeksi atau reaksi alergi biasanya sering dikaitkan dengan rasa sakit di ketiak dan benjolan terasa lebih lunak. Infeksi kelenjar getah bening juga dapat menyebabkan benjolan terasa menyakitkan \n\n Ragam Pemeriksaan untuk Menunjang Diagnosis \n\n Dokter akan menanyakan gejala dan riwayat penyakit. Setelah itu dokter akan menyarankan untuk dilakukannya pemeriksaan penunjang. . \n\n Ada beberapa pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis benjolan di ketiak, seperti : \n\n \n CT Scan \n Pemeriksaan Darah \n Biopsi \n Mammografi \n \n\n Kapan sebaiknya konsultasi ke Dokter ? \n\n Jika benjolan yang dirasakan tidak hilang atau semakin membesar, Anda dapat konsultasikan ke Dokter Spesialis Bedah Onkologi di RSU Hermina Medan untuk menentukan penyebab pasti benjolan \n\n Jadwal Dokter Spesialis Bedah Onkologi : Klik disini \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Metland Cibitung<\/a><\/li>
- 06 Oktober 2021<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Lebih Dalam Tumor Payudara dan Lakukan SADARI <\/a><\/h3>
Tumor payudara umumnya ditandai dengan tumbuhnya benjolan di sekitar payudara. Sebagian besar benjolan di payudara dapat hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan dan tidak berisiko menjadi kanker payudara. \n\n Meski demikian, bukannya tidak mungkin benjolan di payudara berkembang menjadi tumor ganas (kanker). Nah, ada beberapa perbedaan antara benjolan payudara yang bersifat jinak dan benjolan yang berbahaya atau ganas (kanker). \n\n Kanker payudara merupakan kanker dengan jumlah kasus terbanyak, dan menjadi salah satu penyebab kematian utama akibat kanker, karena sebagian besar pasien kanker payudara datang berobat pada stadium lanjut. Padahal, jika terdeteksi dini dan segera diterapi, sebetulnya kanker bisa dikalahkan. \n\n Berikut langkah-langkah yang bisa Anda ikuti saat melakukan SADARI 7-10 hari setelah menstruasi: \n\n 1. Berdiri tegak. Cermati bila ada perubahan pada bentuk dan permukaan kulit payudara, pembengkakan dan/atau perubahan pada puting. \n\n 2. Angkat kedua lengan ke atas, tekuk siku dan posisikan tangan di belakang kepala. dorong siku ke depan dan cermati payudara; dan dorong siku ke belakang dan cermati bentuk maupun ukuran payudara. \n\n 3. Posisikan kedua tangan pada pinggang, condongkan bahu ke depan sehingga payudara menggantung, dan dorong kedua siku ke depan, lalu kencangkan (kontraksikan) otot dada Anda. \n\n 4. Angkat lengan kiri ke atas, dan tekuk siku sehingga tangan kiri memegang bagian atas punggung. Dengan menggunakan ujung jari tangan kanan, raba dan tekan area payudara, serta cermati seluruh bagian payudara kiri hingga ke area ketiak. \n\n 5. Cubit kedua puting. Cermati bila ada cairan yang keluar dari puting. Berkonsultasilah ke dokter seandainya hal itu terjadi. \n\n 6. Pada posisi tiduran, letakkan bantal di bawah pundak kanan. Angkat lengan ke atas. Cermati payudara kanan dan lakukan tiga pola gerakan seperti sebelumnya. \n\n ini sebabnya mengapa pemeriksaan payudara secara mandiri, konsultasi ke dokter bedah dan pemeriksaan mammografi (imaging) secara rutin penting dilakukan. \n\n Menurut keterangan National Institutes of Health dan Kemenkes RI, saat kanker tumbuh, ciri-cirinya bisa berupa: \n\n 1. Terasa benjolan di payudara dan sering kali tidak terasa nyeri. \n\n 2. Terdapat perubahan tekstur kulit payudara, kulit payudara mengeras dengan permukaan seperti kulit jeruk \n\n 3. Perhatikan apabila terdapat luka pada bagian payudara yang tidak sembuh. \n\n 4. Keluar cairan dari puting. \n\n 5. Terdapat cekungan atau tarikan di kulit payudara. \n\n 6. Pada pria, gejala kanker payudara termasuk benjolan payudara dan nyeri serta nyeri payudara. \n\n Sementara itu, kanker payudara pada stadium lanjut bisa menimbulkan berbagai gejala tambahan, seperti: \n\n 7. Sakit tulang \n\n 8. Nyeri payudara atau ketidaknyamanan. \n\n 9. Bisul kulit (skin ulcers). \n\n 10. Pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak (di sebelah payudara yang terkena kanker). \n\n 11. Penurunan berat badan. \n\n Nah, andaikan dirimu atau terdapat anggota keluarga yang mengalami gejala-gejala di atas, segeralah periksakan diri ke dokter. \n\n Dokter Salome dan tim siap membantu mengidentifikasi gejala tersebut dan memberikan penanganan segera. \n\n \n\n Untuk pendaftaran ke Spesialis Bedah, khususnya ke dokter Salome, SpB, silahkan melakukan pendaftaran online melalui: \n\n 1. Call Center: 1500 488 \n\n 2. Mobile apps: Halo Hermina (tersedia untuk IOS dan Android) \n\n 3. Website: www.herminahospitals.com \n\n Sehat Bersama RS Hermina Metland Cibitung \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Daan Mogot<\/a><\/li>
- 30 September 2021<\/li><\/ul><\/div>
Waspada ambeien setelah melahirkan<\/a><\/h3>
Ambien atau yang sering di sebut dengan wasir merupakan salah satu keluhan yang sering dikelukan oleh ibu pasca melahirkan normal. Wasir atau ambeien sendiri ialah suatu bantalan didalam anus yang berisi pembuluh-pembuluh darah di anus. Pada keadaan tertentu, misalnya sering mengejan berlebihan, kotoran-nya keras saat buang air besar, atau kebanyakan duduk akan menyebabkan pembesaran dari bantalan tersebut tadi. \n\n Akibat dari pembesaran bantalan ini (yang berisi pembuluh darah), maka setiap habis buang air besar, bantalan ini akan tergores dari kotoran yang lewat sehingga muncul lah darah segar saat kita sedang buang air besar. \n \nPada ibu pasca melahirkan ambien bisa terjadi akibat kondiri mengejan berlebihan pada proses melahirkan. saat mengejan dengan keras, pembuluh darah di sekitar dubur mendapatkan tekanan yang kuat. Sehingga menghambat aliran darah, akhirnya menimbulkan pembengkakan. \n \nGejala ambeien yang dirasakan setelah Melahirkan : \n1. Munculnya pembengkakkan di sekitar dubur \n\n 2. Disertai dengan rasa gatal, nyeri, dan terkadang mengeluarkan darah. \n3. Muncul rasa tidak nyaman dan benjolan \n\n \n\n Ambien sebenarnya bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, jika keluhan semakin bertambah dan sudah menggangu rasa nyaman ibu dapat mengatasi ambeien dengan cara: \n\n \n Berendam di air hangat terutama pada daerah dubur sebanyak dua kali sehari \n Mengompres daerah yang bengkak dengan kompres es \n Hindari duduk dan berdiri telalu lama \n Menggunakan bantal sebagai alas untuk mengurangi tekanan pada rektum. \n Hindari duduk di permukaan yang terlalu keras. \n \n\n Jika beberapa cara di atas sudah dilakukan namun wasir setelah melahirkan tidak kunjung membaik atau malah semakin parah. Bagaimana cara pengobatannya? \n\n \n\n Untuk tahap awal, terapi dengan obat-obatan kadang masih bisa memberikan hasil yang baik dengan diimbangi pola hidup yang sehat. Namun bila dengan obat-obatan tetap dirasakan tidak ada perubahan, maka perlu dilakukan suatu tindakan, dalam hal ini berupa operasi. \n\n \n\n Saat ini sudah berkembang banyak teknik operasi ambeien, salah satunya adalah ligasi ambeien. Dengan ligasi ambeien ini, pasien tidak akan merasakan nyeri atau bahkan minim dari rasa nyeri, dan tidak perlu takut untuk buang air pasca tindakan. eknik ini sudah tersedia di RS Hermina Daan Mogot oleh tim Dokter Spesialis Bedah kami. \n\n Oleh karenanya, jangan takut untuk melakukan konsultasi kepada tim Dokter Spesialis Bedah kami di RS Hermina Daan Mogot. Karena Kesehatan Anda adalah yang utama bagi kami \n\n Ambien atau yang sering di sebut dengan wasir merupakan salah satu keluhan yang sering dikelukan oleh ibu pasca melahirkan normal. Wasir atau ambeien sendiri ialah suatu bantalan didalam anus yang berisi pembuluh-pembuluh darah di anus. Pada keadaan tertentu, misalnya sering mengejan berlebihan, kotoran-nya keras saat buang air besar, atau kebanyakan duduk akan menyebabkan pembesaran dari bantalan tersebut tadi. \n\n Akibat dari pembesaran bantalan ini (yang berisi pembuluh darah), maka setiap habis buang air besar, bantalan ini akan tergores dari kotoran yang lewat sehingga muncul lah darah segar saat kita sedang buang air besar. \n \nPada ibu pasca melahirkan ambien bisa terjadi akibat kondiri mengejan berlebihan pada proses melahirkan. saat mengejan dengan keras, pembuluh darah di sekitar dubur mendapatkan tekanan yang kuat. Sehingga menghambat aliran darah, akhirnya menimbulkan pembengkakan. \n \nGejala ambeien yang dirasakan setelah Melahirkan : \n1. Munculnya pembengkakkan di sekitar dubur \n\n 2. Disertai dengan rasa gatal, nyeri, dan terkadang mengeluarkan darah. \n3. Muncul rasa tidak nyaman dan benjolan \n\n \n\n Ambien sebenarnya bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, jika keluhan semakin bertambah dan sudah menggangu rasa nyaman ibu dapat mengatasi ambeien dengan cara: \n\n \n Berendam di air hangat terutama pada daerah dubur sebanyak dua kali sehari \n Mengompres daerah yang bengkak dengan kompres es \n Hindari duduk dan berdiri telalu lama \n Menggunakan bantal sebagai alas untuk mengurangi tekanan pada rektum. \n Hindari duduk di permukaan yang terlalu keras. \n \n\n Jika beberapa cara di atas sudah dilakukan namun wasir setelah melahirkan tidak kunjung membaik atau malah semakin parah. Bagaimana cara pengobatannya? \n\n \n\n Untuk tahap awal, terapi dengan obat-obatan kadang masih bisa memberikan hasil yang baik dengan diimbangi pola hidup yang sehat. Namun bila dengan obat-obatan tetap dirasakan tidak ada perubahan, maka perlu dilakukan suatu tindakan, dalam hal ini berupa operasi. \n\n \n\n Saat ini sudah berkembang banyak teknik operasi ambeien, salah satunya adalah ligasi ambeien. Dengan ligasi ambeien ini, pasien tidak akan merasakan nyeri atau bahkan minim dari rasa nyeri, dan tidak perlu takut untuk buang air pasca tindakan. eknik ini sudah tersedia di RS Hermina Daan Mogot oleh tim Dokter Spesialis Bedah kami. \n\n Oleh karenanya, jangan takut untuk melakukan konsultasi kepada tim Dokter Spesialis Bedah kami di RS Hermina Daan Mogot. Karena Kesehatan Anda adalah yang utama bagi kami \n\n Ambien atau yang sering di sebut dengan wasir merupakan salah satu keluhan yang sering dikelukan oleh ibu pasca melahirkan normal. Wasir atau ambeien sendiri ialah suatu bantalan didalam anus yang berisi pembuluh-pembuluh darah di anus. Pada keadaan tertentu, misalnya sering mengejan berlebihan, kotoran-nya keras saat buang air besar, atau kebanyakan duduk akan menyebabkan pembesaran dari bantalan tersebut tadi. \n\n Akibat dari pembesaran bantalan ini (yang berisi pembuluh darah), maka setiap habis buang air besar, bantalan ini akan tergores dari kotoran yang lewat sehingga muncul lah darah segar saat kita sedang buang air besar. \n \nPada ibu pasca melahirkan ambien bisa terjadi akibat kondiri mengejan berlebihan pada proses melahirkan. saat mengejan dengan keras, pembuluh darah di sekitar dubur mendapatkan tekanan yang kuat. Sehingga menghambat aliran darah, akhirnya menimbulkan pembengkakan. \n \nGejala ambeien yang dirasakan setelah Melahirkan : \n1. Munculnya pembengkakkan di sekitar dubur \n\n 2. Disertai dengan rasa gatal, nyeri, dan terkadang mengeluarkan darah. \n3. Muncul rasa tidak nyaman dan benjolan \n\n \n\n Ambien sebenarnya bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, jika keluhan semakin bertambah dan sudah menggangu rasa nyaman ibu dapat mengatasi ambeien dengan cara: \n\n \n Berendam di air hangat terutama pada daerah dubur sebanyak dua kali sehari \n Mengompres daerah yang bengkak dengan kompres es \n Hindari duduk dan berdiri telalu lama \n Menggunakan bantal sebagai alas untuk mengurangi tekanan pada rektum. \n Hindari duduk di permukaan yang terlalu keras. \n \n\n Jika beberapa cara di atas sudah dilakukan namun wasir setelah melahirkan tidak kunjung membaik atau malah semakin parah. Bagaimana cara pengobatannya? \n\n \n\n Untuk tahap awal, terapi dengan obat-obatan kadang masih bisa memberikan hasil yang baik dengan diimbangi pola hidup yang sehat. Namun bila dengan obat-obatan tetap dirasakan tidak ada perubahan, maka perlu dilakukan suatu tindakan, dalam hal ini berupa operasi. \n\n \n\n Saat ini sudah berkembang banyak teknik operasi ambeien, salah satunya adalah ligasi ambeien. Dengan ligasi ambeien ini, pasien tidak akan merasakan nyeri atau bahkan minim dari rasa nyeri, dan tidak perlu takut untuk buang air pasca tindakan. eknik ini sudah tersedia di RS Hermina Daan Mogot oleh tim Dokter Spesialis Bedah kami. \n\n Oleh karenanya, jangan takut untuk melakukan konsultasi kepada tim Dokter Spesialis Bedah kami di RS Hermina Daan Mogot. Karena Kesehatan Anda adalah yang utama bagi kami \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Grand Wisata<\/a><\/li>
- 21 Agustus 2021<\/li><\/ul><\/div>
Kondisi yang Bisa Sebabkan Benjolan di Leher<\/a><\/h3>
Benjolan di leher bisa besar dan terlihat, tetapi benjolan juga bisa berbentuk sangat kecil. Sebagian besar benjolan leher sebenarnya tidak berbahaya. Sebagian besar juga jinak, atau non-kanker. Namun, benjolan leher juga bisa menjadi tanda kondisi serius, seperti infeksi atau pertumbuhan kanker. \n\n Benjolan bisa mengkhawatirkan, terutama jika tidak terlihat. Namun, banyak kondisi berbeda yang dapat menyebabkan benjolan bengkak di bagian belakang leher, termasuk penyebab jinak, seperti jerawat dan iritasi. Satu penyebab terkadang mengarah ke penyebab lainnya. Misalnya, bisul di bagian belakang leher bisa menyebabkan kelenjar getah bening membengkak. \n\n Penyebab Benjolan di Leher \n\n Kelenjar getah bening adalah sistem drainase tubuh yang membantu sistem kekebalan menyingkirkan bakteri, virus, dan sel-sel mati. Kelenjar getah bening terkadang membengkak, terutama jika tubuh sedang melawan infeksi. \n\n Beberapa kelenjar getah bening berada di sepanjang bagian belakang leher di kedua sisi tulang belakang. Ada juga kelenjar getah bening di belakang setiap telinga. Benjolan lunak seukuran kelereng dan bergerak sedikit saat seseorang menyentuhnya mungkin merupakan pembengkakan kelenjar getah bening. \n\n Terkadang, kelenjar getah bening membengkak saat ada infeksi di dekatnya. Oleh karena itu, pembengkakan kelenjar getah bening di leher mungkin merupakan tanda infeksi telinga atau kista yang terinfeksi. \n\n Kelenjar getah bening juga bisa membengkak tanpa alasan yang jelas. Selama pembengkakan hilang, tidak ada alasan untuk khawatir. Meski jarang terjadi, pembengkakan kelenjar getah bening terkadang bisa menandakan masalah yang lebih serius, seperti kanker. \n\n Orang harus memeriksakan diri ke dokter jika pembengkakan tidak hilang setelah beberapa minggu. Berikut ini adalah penyebab benjolan di leher: \n\n 1. Infeksi Mononucleosis \n\n Mononukleosis menular biasanya disebabkan oleh virus Epstein-Barr (EBV). Gejala berupa demam, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit tenggorokan, sakit kepala, kelelahan, keringat malam, dan nyeri tubuh. Gejala bisa berlangsung hingga 2 bulan. \n\n 2. Nodul Tiroid \n\n Nodul tiroid adalah benjolan padat atau berisi cairan yang berkembang di kelenjar tiroid. Nodul tiroid biasanya tidak berbahaya, tetapi bisa jadi merupakan tanda penyakit seperti kanker atau disfungsi autoimun \n\n Kelenjar tiroid yang bengkak diiringi batuk, suara serak, nyeri di tenggorokan atau leher, kesulitan menelan atau bernapas adalah gejala yang mungkin terjadi. Gejala tersebut dapat mengindikasikan tiroid yang terlalu aktif (hipertiroid) atau tiroid yang kurang aktif (hipotiroid). \n\n 3. Kista Celah Brankial \n\n Kista celah brankial adalah jenis cacat lahir di mana benjolan berkembang di salah satu atau kedua sisi leher anak atau di bawah tulang selangka. Ini terjadi selama perkembangan embrio ketika jaringan di leher dan tulang selangka, atau celah cabang, tidak berkembang secara normal. \n\n Dalam kebanyakan kasus, kista ini tidak berbahaya, tetapi dapat menyebabkan iritasi atau infeksi kulit, dan dalam kasus yang jarang terjadi bisa menyebabkan kanker. Tanda-tandanya termasuk lesung pipit, benjolan, atau tanda kulit di leher anak, bahu bagian atas, atau sedikit di bawah tulang selangkanya. Tanda-tanda lain termasuk cairan mengalir dari leher anak, dan pembengkakan atau nyeri tekan yang biasanya terjadi dengan infeksi saluran pernapasan atas. \n\n Ini adalah sebagian dari kondisi yang bisa disebabkan benjolan di leher. Informasi selengkapnya mengenai isu kesehatan apapun bisa ditanyakan langsung ke dokter di Halo Hermina. Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik. Caranya mudah, cukup download aplikasi Halo Hermina lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat. \n\n Referensi: \n\n Healthline. Diakses pada 2020. What’s Causing This Lump on My Neck? \n\n Medical News Today. Diakses pada 2020. Cause of a lump on the back of the neck \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Depok<\/a><\/li>
- 09 November 2020<\/li><\/ul><\/div>
Hernia Inguinalis<\/a><\/h3>
Hernia adalah kondisi medis yang terjadi ketika bagian internal atau organ dalam tubuh mendorong keluar melalui titik lemah pada otot atau jaringan lain di sekitarnya. Biasanya, otot dan jaringan dalam tubuh memiliki kondisi yang cukup kuat untuk menahan organ-organ dalam tubuh agar tetap berada di posisi yang seharusnya. Akan tetapi, hernia berkembang saat terdapat titik lemah pada otot. Salah satu kondisi hernia yang umum terjadi adalah hernia inguinalis, yaitu kondisi saat sebagian usus keluar dari rongga perut bagian bawah ke sekitar alat kelamin. Hernia inguinalis muncul dalam bentuk pembengkakan dan benjolan di sekitar selangkangan. \n\n Dalam banyak kasus, penyakit hernia tidak menimbulkan gejala dan ciri-ciri khusus, hanya menimbulkan benjolan. Tidak ada rasa sakit dan tidak menimbulkan masalah yang memerlukan tindakan medis sesegera mungkin. Namun, lama-kelamaan dapat menimbulkan rasa tidak nyaman. Hingga timbul rasa sakit. Biasanya rasa sakit akan semakin parah ketika mengejan atau mengangkat benda berat. Saat itu biasanya tonjolan juga terliat semakin membesar. Di tahap itu seseorang biasanya baru menemui dokter. Namun, ada juga kasus yang membutuhkan penanganan sesegera mungkin. Misalnya terjadi komplikasi saat bagian usus yang menonjol tercekik, sehingga menghambat fungsinya. \n\n Hernia inguinalis biasanya terjadi ketika jaringan lemak atau bagian dari usus masuk ke selangkangan di bagian atas paha bagian dalam. Kondisi ini umumnya terjadi pada pria, disebabkan oleh penuaan. Seiring bertambahnya usia, otot-otot yang mengelilingi perut melemah. Akibatnya, usus bisa mendorong keluar melalui bagian otot yang lemah tersebut. \n\n Meski umumnya hernia inguinalis menyerang generasi tua, ada pula penderita yang mengalami gejala hernia inguinalis bukan karena melemahnya otot akibat pertambahan usia. Beberapa kegiatan juga bisa menyebabkan otot melemah dan hernia berkembang, seperti mengejan terlalu lama di toilet, mendorong barang-barang berat, dan batuk berat yang berlangsung terus menerus. Pada wanita, hernia inguinalis bisa terjadi karena dampak dari kehamilan. Saat hamil, lemak atau lengkungan usus masuk ke pangkal paha melalui titik lemah di perut bagian bawah. \n\n Pengobatan hernia inguinalis tidak selalu langsung dilakukan. Hernia inguinalis umumnya disembuhkan dengan operasi untuk mendorong kembali bagian usus yang keluar dan menguatkan otot-otot serta jaringan yang melemah. Ada dua jenis operasi yang biasanya dilakukan untuk menyembuhkan hernia inguinalis, yaitu: \n\n 1. Bedah terbuka, dokter membuat sayatan pada bagian tertentu untuk mendorong benjolan kembali ke posisi yang seharusnya. \n\n 2. Bedah laparoskopi, proses bedah yang lebih tidak menimbulkan luka, tetapi lebih sulit untuk dilakukan. Dokter akan membuat sayatan kecil di beberapa area lalu memasukan alat berupa laparoskop, yaitu selang kecil dengan kamera di bagian ujungnya. Kondisi bagian dalam perut akan diperhatikan melalui monitor dan alat bedah khusus dimasukan melalui lubang sayutan untuk mengembalikan hernia ke posisi semula. \n\n Operasi hernia inguinalis merupakan salah satu tindak operasi yang memiliki resiko kecil. Beberapa komplikasi mungkin akan terjadi, karena itu pasien dianjurkan untuk rutin melakukan pemeriksaan usai operasi. Perawatan di rumah umumnya dilakukan setelah pasien menjalani operasi. Pasca operasi, pasien diperbolehkan untuk langsung pulang ke rumah, tetapi harus tetap beristirahat dalam jangka waktu 24 jam. Apabila rasa nyeri sehabis operasi muncul, konsumsi obat pereda nyeri. Saat hendak batuk, bersin, duduk, atau berdiri, tekan bagian luka sehabis operasi secara perlahan dengan tangan atau bantal. Hal ini bisa membantu mengurangi rasa nyeri yang ditimbulkan. Hindari berkendara sehabis operasi. Pastikan untuk konsultasikan kepada dokter terlebih dahulu sebelum menjalankan aktivitas seperti berkendara, olahraga, dan lain sebagainya. \n\n Jika Anda mengalami tanda-tanda seperti di atas atau ada keluhan setelah melakukan operasi hernia, konsultasikan segera dengan ahlinya atau segera ke rumah sakit untuk segera ditangani oleh dokter. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 09 November 2020<\/li><\/ul><\/div>
- 21 Agustus 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 30 September 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 06 Oktober 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 27 November 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 04 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 10 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>