- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 06 Juli 2023<\/li><\/ul><\/div>
WASPADAI OBESITAS PADA IBU HAMIL<\/a><\/h3>
\n Sahabat Hermina, \n\n Perlu diketahui dan diwaspadai resiko serta bahaya obesitas pada Ibu Hamil. Karena faktanya kondisi kehamilan sering menimbulkan naiknya berat badan yang cukup signifikan karena asupan nutrisi yang tidak terkontrol serta berkurangnya gerak tubuh selama kehamilan. \n\n Pemeriksaan dan konsultasi sebelum kehamilan sangat dianjurkan pada Ibu hamil yang mengalami obesitas. Ibu akan disarankan menjalani program penurunan berat badan berupa diet, olahraga dan modifikasi gaya hidup sebelum merencanakan kehamilan. Sebisa mungkin miliki berat badan dengan IMT (Indeks Masa Tubuh) normal sebelum hamil. \n\n Ukurlah berat badan dan tinggi badan Ibu hamil pada kunjungan awal pemeriksaan kehamilan. Hal ini untuk memperoleh perhitungan IMT yang tepat sehingga Ibu hamil bisa mengetahui rekomendasi penambahan berat badan dan asupan nutrisi yang disarankan selama proses kehamilannya \n\n Ada beberapa faktor yang menyebabkan obesitas saat hamil, antara lain: \n\n \n Porsi makan yang berlebihan dengan diet yang tidak seimbang. Terutama jika asupan harian ibu hamil terlalu banyak mengandung glukosa dan karbohidrat tanpa diselingi buah, sayur, dan lemak yang baik. \n Aktivitas ibu hamil yang kurang serta kegiatan berolahraga yang berkurang karena kondisi kehamilan \n Stres pada kehamilan yang memicu pada perilaku makan yang berlebihan \n \n\n Bahaya Obesitas Pada Kehamilan \n\n Apabila tidak ditangani, banyak resiko dari kondisi Obesitas dimasa kehamilan yang akan menganggu kesehatan, diantaranya adalah : \n\n \n Persalinan yang sulit atau lama \n Diabetes gestasional (diabetes yang terjadi pada ibu hamil selama masa kehamilan sampai proses persalinan) \n Perdarahan pascapersalinan \n Gangguan jantung dan ginjal \n Sleep apnea (kondisi pernapasan saat tidur yang terganggu dan terputus-putus) \n Persalinan caesar \n Penggumpalan darah \n Preeklamsia (kenaikan tekanan darah tinggi) \n Keguguran atau bayi lahir dalam keadaan tidak bernyawa \n \n\n Cara Mengatasi Obesitas Saat Hamil: \n\n Banyak cara untuk mengatasi obesitas pada Ibu Hamil yang dapat dihindari sejak masa awal kehamilan, diantaranya adalah : \n \n\n \n 1. Menjaga asupan kalori \n\n Makan rutin 3 kali sehari. Menjaga tubuh agar tetap ideal saat hamil bukan berarti harus melakukan diet, namun bukan juga seenaknya memasukan berbagai macam makanan ke dalam tubuh. seorang ibu hamil membutuhkan nutrisi yang cukup guna memenuhi kebutuhan sehari-hari janin yang sedang dikandungnya. Jadi untuk mencegah obesitas pada Ibu hamil dengan makan secara teratur 3 kali dalam sehari yaitu pagi, siang dan sore. Namun, yang perlu diingat yaitu, kualitas nutrisi yang harus selalu diperhatikan. \n\n Menyeimbangkan asupan nutrisi dan pola makan. Perhatikan komposisi makan dan camilan. Ganti beberapa menu yang kaya tepung, minyak, dan lemak dengan buah-buahan atau sayur. \n\n 2. Rutin memeriksakan diri pada dokter kandungan \n\n Banyak manfaat yang didapat dengan rutin mengkonsultasikan kehamilan, diantaranya : \n\n \n Bantu Mencegah Komplikasi \n \n\n Karena kondisi fisik yang cukup rentan mengalami komplikasi, ibu hamil harus rutin melakukan pengecekan. Komplikasi yang rentan dialami adalah hipertensi dan diabetes gestasional. Dengan melakukan pemeriksaan, ibu bisa mengetahui seberapa besar kemungkinan mengalami komplikasi tersebut. \n\n \n Tahu Perkembangan Janin \n \n\n Selain mengetahui kesehatan ibu, rutin melakukan pengecekan ke dokter kandungan juga bermanfaat untuk mengetahui kondisi tumbuh kembang janin. \n\n Mulai dari bagian tubuh mana saja yang sudah muncul, sampai kemungkinan-kemungkinan penyakit yang ada pada janin. \n\n \n Bantu Ibu Mempersiapkan Kelahiran \n \n\n Selain memberikan informasi terkait kesehatan ibu dan calon bayi, rutin melakukan pemeriksaan ke dokter juga bisa menambah wawasan mengenai persalinan dan kesiapan ibu menjelang hari-H. \n\n 3. Mulai melakukan aktivitas fisik \n\n Lakukan olahraga ringan yang bisa dilakukan di rumah dan aman untuk kehamilan seperti seperti yoga, jalan santai, senam hamil, hingga berenang. Hal yang perlu ditegaskan, diskusikanlah terlebih dahulu dengan dokter kandungan sebelum memutuskan untuk berolahraga. \n\n Tujuannya agar olahraga tak membahayakan ibu dan janin di dalam kandungan. Karena mungkin saja bumil memiliki kondisi tertentu sehingga tidak diperbolehkan melakukan jenis olahraga tertentu selama masa kehamilan. \n\n 4. Menjaga pikiran tetap positif \n\n Tanamkan rasa syukur dan pikiran yang menyenangkan. Lakukan-kegiatan kecil yang menyenangkan dan bisa membuat suasana rileks dan tenang. \n\n \n Berapa kenaikan berat badan ideal saat hamil? \n\n Perhatikan terlebih dahulu indeks massa tubuh Sahabat Hermina sebelum hamil. Menurut WHO, indeks massa tubuh untuk Wanita Asia terbagi menjadi empat. \n\n Underweight bila <18,5 , Normal bila 18,5-22,9, overweight bila 23-24,9 dan obesitas bila > 25. \n \n \n\n Cara menghitung indeks massa tubuh Sahabat adalah dengan menghitung berat badan dalam kilogram dibagi tinggi badan kuadrat dalam meter. Kenaikan berat badan ideal selama kehamilan adalah sebagai berikut ; \n\n\n \n \n \n Undereweight \n \n \n 12,5-18 kg \n \n \n \n \n Normoweight \n \n \n 11,5-16 kg \n \n \n \n \n Overweight \n \n \n 7-11,5 kg \n \n \n \n \n Obesitas \n \n \n 5-9 kg \n \n \n \n\n\n \n\n Apabila Sahabat Hermina mengalami peningkatan berat badan berlebih saat hamil, segera konsultasikan ke Dokter Obgyn agar dapat dideteksi lebih lanjut dan melakukan perencanaan untuk mengatasi pola hidup yang tepat agar terhindar dari komplikasi kehamilan. \n\n \n\n Salam Sehat. \n\n \n\n \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Tasikmalaya<\/a><\/li>
- 23 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
Berat Badan Terus Meningkat, Cegah Obesitas dengan Lakukan Hal Ini<\/a><\/h3>
Seseorang akan dikatakan terlalu gemuk atau obesitas apabila skala Indeks Masa Tubuh atau IMT-nya lebih dari 27,0. Obesitas adalah kondisi saat lemak menumpuk di dalam tubuh akibat kalori yang masuk lebih besar dibanding yang dibakar. Obesitas dapat memicu terjadinya penyakit-penyakit kronis seperti serangan jantung, stroke, diabetes mellitus (kencing manis), dan darah tinggi (hipertensi). Selain itu, penderita obesitas juga berisiko terjadinya penyumbatan pernapasan ketika sedang tidur. Bahkan, dapat memicu terjadinya kanker kelenjar prostat bagi laki-laki serta kanker payudara dan leher rahim bagi perempuan. \n\n Obesitas terjadi pada seseorang karena hal hal berikut ini : \n\n \n Pola makan tidak sehat \n \n\n \n Makan berlebihan (porsi besar) \n Sering makan dan tidak teratur \n Sering mengemil \n Makan dalam jumlah banyak dan dalam waktu singkat (terburu-buru). \n Menghindari makan pagi atau sarapan sehingga menambah porsi makan siang dan atau malam. \n Banyak mengonsumsi makanan gorengan, berlemak, dan manis-manis. \n Mengonsumsi makanan cepat saji \n Kurang mengonsumsi buah dan sayur \n \n\n \n Pola Aktivitas \n \n\n \n Kurang latihan fisik. \n Aktivitas fisik yang dilakukan secara terus menerus kurang dari 30 menit per hari. \n Kurang gerak (misalnya lebih senang menggunakan kendaraan bermotor daripada jalan kaki, menggunakan lift daripada tangga, dsb). \n \n\n \n Kelainan bawaan \n Mengonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat memicu kenaikan berat badan \n Perubahan suasana hati yang dapat meningkatkan nafsu makan, misalnya : sedih, stres, atau marah. \n Gangguan tidur sehingga meningkatkan produksi hormon ghrelin yang berfungsi untuk merangsang nafsu makan. \n Pertambahan usia yang memicu perubahan hormon dan kebutuhan tubuh terhadap kalori. \n Pertambahan berat badan pada ibu hamil. \n \n\n Obesitas tahap awal tidak ada gejala. Penderita akan menyadari gejala obesitas setelah kerabat atau lingkungan sekitarnya mengingatkan dan atau memberi tahu. Untuk mengetahui obesitas dilakukan dengan menghitung Indeks Massa Tubuh (BMI) lebih dari 27,0. Namun pada tahap lanjut penderita obesitas juga umumnya mengalami keluhan berupa : \n\n \n Penumpukan lemak di tubuh, terutama di sekitar pinggang. \n Mudah berkeringat \n Sering mendengkur \n Sesak nafas \n Susah tidur \n Mudah lelah \n Bagian lipatan kulit lembap karena keringat sehingga menimbulkan iritasi. \n Nyeri di persendian atau punggung. \n \n\n Obesitas jika terus dibiarkan dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti berikut : \n\n \n Obesitas dapat mengakibatkan terjadinya serangan jantung koroner, stroke, diabetes melitus (kencing manis), dan hipertensi (tekanan darah tinggi). \n Obesitas berisiko 3 kali lipat terkena batu empedu. \n Obesitas berisiko mengakibatkan terjadinya sumbatan nafas ketika sedang tidur. \n Obesitas berisiko tinggi untuk mengakibatkan penyakit kanker Laki-laki berisiko tinggi menderita kanker usus besar dan kelenjar prostat, sedangkan Wanita berisiko tinggi untuk menderita kanker payudara dan leher rahim. \n Obesitas berisiko meningkatkan lemak dalam darah dan asam urat. \n Obesitas dapat mengakibatkan menurunnya tingkat kesuburan reproduksi. \n \n\n Obesitas dapat dicegah dengan melakukan pola hidup sehat. Metode untuk mencegah obesitas atau menurunkan atau mempertahankan berat badan ideal dapat dilakukan dengan cara berikut : \n\n \n Mengetahui berat badan dan lingkar pinggang ideal, serta timbang berat badan setiap 1 minggu sekali secara rutin. \n Mengurangi asupan makanan cepat saji dan makanan atau minuman yang mengandung gula. Minimal 5 porsi perhari atau setara 450gr/hari (2/3 sayur, 1/3 buah) \n Mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang \n Minum air putih 8 gelas sehari \n Berolahraga dengan intensitas sedang selama 30 menit sehari atau 150 menit per minggu. \n Waktu istirahat yang cukup \n Mengelola stres dengan baik \n Tidak mengonsumsi rokok dan alkohol \n \n\n Jika Sahabat Hermina mengalami mengalami masalah-masalah kesehatan diatas, segera konsultasi ke dr. Dani Farid Abdullah, Sp.DP, FINASIM, M.KM. Beliau adalah dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Hermina Tasikmalaya. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Padang<\/a><\/li>
- 22 Februari 2022<\/li><\/ul><\/div>
Takut berat badan berlebih ? hati-hati bisa jadi anda mengalami Anoreksia Nervosa!<\/a><\/h3>
Halo sahabat Hermina. Tahukah kamu banyak orang terdekat atau orang di sekitar kita mengidap penyakit anoreksia nervosa. Bagi sahabat Hermina yang sering mendengar namun masih belum memahami atau mengetahui secara jelas mengenai anoreksia nervosa , yuk simak artikel berikut. \n\n \nA. Pengertian Anoreksia Nervosa \nAnoreksia nervosa adalah gangguan makan yang ditandai dengan berat badan yang sangat rendah, rasa takut yang berlebihan pada kenaikan berat badan, dan persepsi yang salah terhadap berat badan. Anoreksia nervosa termasuk gangguan mental yang serius dan tidak boleh didiamkan. \nAnoreksia nervosa atau anoreksia termasuk dalam gangguan mental. Hal ini karena pola pikir yang dimiliki penderitanya menyimpang dan bisa membahayakan dirinya. \nUmumnya, penderita anoreksia baru merasa dirinya berharga jika ia bertubuh kurus. Namun, kurus yang diinginkan oleh penderita anoreksia secara medis tidaklah normal. \n\n B. Gejala dan Penyebab Anoreksia Nervosa \nPenderita anoreksia terobsesi untuk memiliki tubuh kurus dan akan melakukan berbagai upaya untuk mencapainya. Bahkan, ia tidak peduli jika upaya tersebut dapat membahayakan kesehatannya selama berat badannya bisa turun. Beberapa upaya tersebut adalah: \n• Membatasi porsi makan seminimal mungkin atau tidak makan sama sekali \n• Membatasi minum \n• Melakukan olahraga terlalu berat \n• Menggunakan obat-obatan, seperti obat pencahar dan penekan nafsu makan \nAkibat perilakunya tersebut, penderita anoreksia nervosa dapat mengalami dehidrasi, kekurangan nutrisi, bahkan gangguan irama jantung (aritmia). \nBelum diketahui apa yang menyebabkan anoreksia nervosa. Namun, kondisi ini diduga terkait dengan faktor lingkungan, psikologis, dan biologis. \n\n C. Pengobatan dan Pencegahan Anoreksia Nervosa \nAnoreksia nervosa dapat diatasi dengan psikoterapi. Beberapa jenis psikoterapi yang dapat dilakukan adalah terapi perilaku kognitif, terapi berbasis keluarga, dan terapi kelompok. \nSelain psikoterapi, penderita anoreksia nervosa sering kali membutuhkan penanganan medis di rumah sakit karena kondisi fisiknya yang melemah akibat kekurangan nutrisi. Biasanya pasien akan diminta untuk menjalani rawat inap agar dokter dapat memantau tanda vital pasien dan menangani kondisi darurat akibat anoreksia. \nBelum ada cara yang pasti untuk mencegah anoreksia nervosa. Hal terbaik yang bisa dilakukan untuk menghindari kondisi ini adalah dengan membentuk lingkungan yang suportif dan tidak mengutamakan penampilan fisik. \n\n Sahabat Hermina itulah sedikit paparan dalam pengenalan apa aitu anoreksia nervosa. Jika kita sudah mengenali apa itu anoreksia nervosa mari kita tingkatkan kesadaran kita terhadap penyakit akibat gangguan mental ini dan jangan lupa untuk selalu konsultasikan masalah Kesehatan mental anda ke dokter Kesehatan jiwa RS Hermina Padang. Bikin janji dengan dokter favoritmu menggunakan mobile Apps Hermina yang bisa di download di Google Playstore dan AppStore serta website Hermina di www.herminahospitals.com . \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 22 Februari 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 23 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 06 Juli 2023<\/li><\/ul><\/div>