- Hermina OPI Jakabaring<\/a><\/li>
- 31 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
Memahami Penyakit MAAG pada Anak Muda<\/a><\/h3>
Maag atau gastritis adalah kondisi dimana terjadi peradangan pada lambung sehingga menimbulkan gangguan pencernaan pada manusia. Peradangan dapat terjadi pada lapisan permukaan lambung, atau bisa lebih dalam lagi dan lokasi peradangan dapat terjadi pada satu area saja atau meluas sampai seluruh permukaan. Kondisi ini umum dijumpai pada usia diatas 40 tahun, tetapi di negara berkembang kejadian gastritis banyak dijumpai pada umur diatas 20 tahun. Disini akan dijelaskan mengenai penyebab, gejala, diagnosis dan bagaimana pengelolaan maag pada anak muda. \n\n Penyebab Maag pada anak muda \n\n Maag dapat disebabkan berbagai faktor. Maag pada usia muda dan produktif dikaitkan dengan pola makan yang tidak teratur dan kebiasaan memakan makanan yang membuat peningkatan produksi asam lambung. Pada orang muda yang sibuk kadang gejala yang timbul akan tersingkirkan karena kesibukan dan gaya hidup sehingga tidak sempat memperhatikan kesehatannya, terutama bila gejala yang muncul tidak terlalu mengganggu aktivitas. Kemudian stres baik di lingkungan sekolah atau kantor yang mengakibatkan semakin tingginya produksi asam lambung. Penyebab yang paling banyak adalah infeksi bakteri Helicobacter pylori. Infeksi ini dapat terjadi melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri. Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol juga dapat memperburuk terjadinya maag. Obat obatan untuk pereda nyeri juga dapat menimbulkan gastritis. \n\n Gejala Maag pada anak muda \n\n Gejala maag dapat bervariasi berdasarkan perjalanan penyakitnya, apakah akut (baru) dan kronis (lama) dan juga tergantung seberapa luas perdagangan yang terjadi pada lambung. Gejala yang timbul mulai dari nyeri ulu hati, nyeri perut, termasuk mual, muntah, kelemahan, rasa kembung dan penuh, penurunan nafsu makan, muka pucat, peningkatan suhu tubuh, sensasi melayang dan bahkan pasien dapat muntah darah dan berak dengan tinja berwarna hitam seperti kopi. \n\n Diagnosis maag pada anak muda \n\n Mendiagnosis maag ditegakkan melalui wawancara mengenai gejala dan perjalanan penyakit, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah dengan tes darah, tes darah pada tinja, endoskopi lambung dan pemeriksaan patologi anatomi. \n\n Tatalaksana maag pada anak muda \n\n Pengobatan: tergantung dari penyebab timbulnya maag. Bila penyebabnya adalah infeksi, maka antibiotik diperlukan, selain obat obatan yang mengurangi produksi asam lambung dan menetralkan asam lambung yang telah diproduksi. Pengobatan maag harus tepat, sehingga tidak akan berlanjut menjadi kondisi kronis yang akan menimbulkan komplikasi di kemudian hari, misalnya: anemia dan kanker lambung. \n\n Diet sehat: konsumsi makanan sehat yang tidak pedas, tidak asam dan rendah serat. Makanan dan minuman yang mengandung kafein juga harus dihindari karena memicu produksi asam lambung. Keteraturan jadwal makan juga sangat diperlukan. \n\n Hindari pemicu, seperti stress yang berlebihan, konsumsi alkohol, merokok. Penggunaan obat nyeri sebaiknya harus dikonsultasikan terlebih dahulu ke dokter. \n\n Istirahat cukup: diperlukan untuk mempercepat proses penyembuhan dan pemulihan. \n\n Kesimpulan \n\n Maag pada anak muda disebabkan oleh banyak faktor. Diagnosis dan pengelolaan maag harus tepat sehingga dapat mencegah komplikasi yang akan terjadi dikemudian hari \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 25 Januari 2023<\/li><\/ul><\/div>
Penyakit Maag : Penyebab, Gejala dan Cara Mengatasinya Agar Tidak Kambuh Lagi<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina tentu sudah sering mendengar tentang penyakit maag. Penyakit yang juga disebut dengan dispepsia ini berupa rasa nyeri serta tak nyaman pada lambung. Ketidaknyamanan pada lambung tersebut merupakan sebab dari berbagai kondisi dan bukan merupakan sebuah penyakit. Namun merupakan gejala dari suatu penyakit. \n\n Menyembuhkan penyakit ini cukup mudah akan tetapi jika tak ditangani dengan benar malah akan bertambah parah. Jika bertambah parah maka penyakit ini akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Oleh karena itulah penting untuk segera melakukan perawatan ketika gejalanya mulai muncul. \n\n Apa Penyebab Penyakit Maag? \n\n Untuk mengetahui apa penyebab dan gejala dari sakit maag, Sahabat Hermina perlu mengetahui terlebih dahulu bagaimana sebenarnya cara kerja lambung. Lambung merupakan organ tubuh yang akan mencerna setiap makanan setelah Sahabat Hermina mengkonsumsinya. \n\n Proses pencernaan ini dilakukan secara kimiawi dengan bantuan enzim pepsin dan renin yang bercampur dengan asam lambung atau HCL. Apabila ada gangguan maka mukosa akan rusak. Inilah yang menimbulkan rasa nyeri atau sakit. \n\n Jika terjadi secara terus menerus maka asam lambung akan memecah mukosa hingga mengakibatkan munculnya peradangan atau iritasi. Inilah kondisi yang menyebabkan sakit maag. Dengan kata lain, rasa nyeri akibat maag akut disebabkan oleh lapisan mukosa yang bersentuhan dengan asam lambung. \n\n Selain itu, ada juga pemicu lain yang bisa menyebabkan munculnya sakit maag, diantaranya adalah: \n\n ● Kecemasan yang berlebih atau stress \n\n Sebagai manusia, cemas atau stress merupakan hal wajar dan biasa dialami. Namun, lain cerita jika stress dan cemas tersebut terjadi secara berlebihan. Kondisi ini tentunya akan mengganggu kegiatan Sahabat Hermina sehari-hari. \n\n Apalagi jika Sahabat Hermina ternyata memiliki sakit maag. Rasa cemas berlebih dan stress ini akan menjadi pemicu kambuhnya sakit maag yang Sahabat Hermina idap. \n\n ● Makan dengan cepat \n\n Makan dengan cepat, terburu-buru serta dalam kondisi sangat lapar sangat tidak dianjurkan. Pasalnya makan yang terlalu cepat dapat membuat proses pencernaan Sahabat Hermina terganggu. Sehingga akan mengakibatkan munculnya sakit maag. \n\n \n \n Telat Makan \n \n \n Kelebihan berat badan \n \n \n Mengkonsumsi makanan berminyak, berlemak dan pedas. \n \n \n Terlalu banyak mengkonsumsi minuman berkafein dan soda. \n \n \n Mengkonsumsi coklat berlebihan. \n \n \n\n Gejala atau Tanda Sakit Maag \n\n Tanda - tanda atau gejala yang muncul akibat sakit maag tidaklah sulit untuk Sahabat Hermina kenali. Umumnya gejala tersebut seperti: \n\n - Mudah merasa kenyang ketika makan \n\n - Merasa mual \n\n - Perut bagian atas terasa kembung \n\n - Bersendawa \n\n - Merasa nyeri pada ulu hati serta di tengah dada yang seketika muncul setelah makan \n\n - Perut bagian atas terasa panas \n\n Beberapa gejala inilah yang sering muncul pada penderita penyakit maag. Selain itu sakit maag juga bisa memunculkan rasa panas di dalam dada. Hal ini merupakan efek dari naiknya asam lambung ke bagian kerongkongan. \n\n \n\n Komplikasi Yang Dapat Disebabkan Oleh Sakit Maag \n\n \n \n Penyempitan Esofagus \n \n \n\n Penyempitan esofagus terjadi bila seseorang mengalami sakit maag berulang akibat refluks asam. Gejala yang muncul biasanya berupa sulit menelan dan nyeri pada bagian dada. \n\n \n \n Esofagus Barret \n \n \n\n Kondisi ini disebabkan oleh paparan asam lambung di kerongkongan secara terus-menerus, yang menyebabkan perubahan pada sel-sel di lapisan bagian bawah kerongkongan menjadi sel kanker. \n\n \n \n Stenosis Pilorus \n \n \n\n Komplikasi ini terjadi ketika asam lambung menyebabkan iritasi jangka panjang pada lapisan sistem pencernaan. Pilorus adalah jalur antara lambung dan usus kecil. Pada kasus stenosis pilorus, pilorus menjadi parut dan menyempit. Akibatnya, makanan tidak bisa dicerna dengan baik. \n\n \n\n Cara Mengatasi Sakit Maag Agar Tak Kambuh Lagi \n\n Supaya sakit maag tidak kambuh lagi, ada beberapa cara yang bisa Sahabat Hermina lakukan. Cara ini merupakan solusi tepat dan bisa Sahabat Hermina terapkan dengan mudah, disiplin dan sungguh-sungguh. Apa saja cara tersebut? \n\n ● Menjaga dan mengatur pola makan menjadi lebih sehat \n\n Pola makan yang sehat merupakan kunci untuk mengatasi sakit maag yang utama. Oleh karenanya, jika ingin benar-benar terbebas dari sakit ini, Sahabat Hermina harus menjaga dan mengatur pola makan sehari-hari. Misalnya dengan mengubah porsi makan lebih sedikit namun sering. Maksudnya lebih baik Sahabat Hermina makan dengan porsi kecil tetapi lakukan dengan sering. \n\n Kemudian setelah makan, Sahabat Hermina tak boleh langsung berbaring. Setidaknya jika ingin berbaring tunggulah 2 hingga 3 jam setelah makan. Menghindari makanan terlalu pedas, asam, bersoda, kafein dan minuman beralkohol juga sebaiknya Sahabat Hermina hindari. Pasalnya makanan dan minuman tersebut mampu memicu kambuhnya sakit maag. \n\n ● Mengganti kebiasan buruk \n\n Tak hanya pola makan yang harus Sahabat Hermina ubah. Kebiasaan buruk yang sering Sahabat Hermina lakukan sehari-hari juga sebaiknya diganti. Misalnya kebiasaan merokok, mager atau malas gerak, menggunakan pakaian ketat yang dapat menekan lambung dan lain sebagainya. \n\n Kebiasaan buruk ini menjadi pemicu dan bahkan bisa memperparah sakit maag yang Sahabat Hermina derita. \n\n Sebagai gantinya, mulailah jadi pribadi yang aktif. Misalnya dengan rutin berolahraga dan mengimbanginya dengan konsumsi makanan sehat dan seimbang. \n\n ● Mengelola stress \n\n Seperti yang telah dijelaskan diatas, stress juga merupakan pemicu munculnya sakit maag. Oleh karena itu, jika Sahabat Hermina ingin terhindar dari sakit maag, usahakan untuk mengelola stress. Jika Sahabat Hermina sudah terlanjur mengidap penyakit maag dan sering merasa tertekan maka ada baiknya jika Sahabat Hermina mengikuti kelas meditasi. \n\n Bukan hanya itu, Sahabat Hermina juga bisa ikut konseling. Namun apabila sudah melakukan dua cara tersebut namun maag tak juga sembuh, Sahabat Hermina akan dianjurkan untuk melakukan psikoterapi. \n\n ● Istirahat yang cukup \n\n Yang juga tak kalah pentingnya adalah cukup istirahat. Sahabat Hermina harus membiarkan tubuh merasa santai dengan beristirahat. Cara mudahnya adalah dengan tidur yang cukup selama 7 hingga 8 jam setiap malam. Istirahat dan tidur yang cukup ini mampu mengatasi sakit dan gejala maag ringan. \n\n Inilah empat cara yang bisa Sahabat Hermina terapkan jika ingin sakit maag tak kambuh lagi. Yang perlu Sahabat Hermina perhatikan adalah jika sakit maag tak juga sembuh atau malah semakin parah maka segera periksa ke dokter. Supaya Sahabat Hermina bisa mendapatkan penanganan yang tepat dan tak memperburuk gejalanya. \n\n Sahabat Hermina dapat berkonsultasi seputar Penyakit Maag kepada dokter spesialis di RS. Hermina terdekat, atau sahabat hermina juga bisa berkonsultasi secara online dengan dokter spesialis RS. Hermina dengan aplikasi halo hermina \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Jatinegara<\/a><\/li>
- 18 Desember 2020<\/li><\/ul><\/div>
Gejala Maag dan Cara Mengatasinya<\/a><\/h3>
Nyeri ulu hati, mual, dan muntah setelah makan, erat dikaitkan dengan penyakit maag, atau yang secara medis dikenal sebagai sindrom dispepsia. Kondisi ini bisa dialami oleh siapapun, tak terkecuali ibu hamil. \n\n \n\n Namun, gejala atau ciri-ciri penyakit maag tidak hanya itu saja. Masih ada beberapa gejala atau ciri-ciri penyakit maag lainnya yang perlu diketahui agar penyakit maag yang Anda alami dapat dikenali dan segera diatasi. \n\n \n\n Sakit maag merupakan salah satu penyakit yang umum terjadi di Indonesia. Menurut data dari beberapa pusat endoskopi di Indonesia, ada sekitar 7000 kasus sakit maag yang dilakukan endoskopi, dan lebih dari 85% merupakan dispepsia fungsional. \n\n \n\n Dispepsia fungsional merupakan kondisi sakit maag yang tidak diketahui penyebabnya. Semua orang dari segala usia dan jenis kelamin bisa mengalami sakit maag. Gangguan pencernaan ini sangat umum. Namun, ada beberapa faktor yang dapat membuat risiko seseorang mengalami sakit maag meningkat, seperti: \n\n \n Mual saat atau setelah makan \n Sering sendawa \n Intoleransi terhadap makanan berlemak \n Nafsu makan menurun karena perut terasa sakit \n Naiknya asam lambung \n Penurunan berat badan \n Perut kembung \n Sering bersendawa \n Cepat kenyang saat makan \n \n\n \n\n \n\n Penyebab Penyakit Maag \n\n Sebagian besar sakit maag bersifat ringan dan dapat ditangani tanpa perlu berkonsultasi ke dokter. Namun, segera temui dokter jika sakit maag terjadi secara terus-menerus. \n\n \n\n Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, berbagai masalah pencernaan yang menjadi penyebab maag, yaitu: \n\n \n Peradangan lambung (gastritis). Gastritis adalah peradangan pada lapisan kulit di dalam lambung. \n Gastroesophageal reflux disease (GERD). Refluks asam lambung atau GERD adalah kondisi ketika asam lambung naik ke kerongkongan. Akibatnya, menimbulkan iritasi, nyeri hingga sensasi terbakar (heartburn) pada ulu hati, dada, serta kerongkongan. \n Irritable bowel syndrome (IBS). IBS adalah gangguan pencernaan yang berpengaruh terhadap kerja usus besar. Hal ini mengakibatkan kontraksi otot pada usus besar kurang optimal, sehingga berujung pada diare maupun sembelit. \n Tukak lambung. Tukak lambung menandakan adanya luka atau lubang kecil pada dinding perut, bisa jadi karena gastritis yang semakin parah. \n Peradangan pankreas (pankreatitis). Ketika pankreas mengalami peradangan sehingga menimbulkan infeksi, kerusakan jaringan, hingga perdarahan pada kelenjar. \n Kanker perut atau kanker lambung. Kanker perut terjadi saat muncul pertumbuhan tumor atau sel kanker ganas pada bagian dinding lambung. \n \n\n \n\n Sakit maag ringan akan hilang dengan sendirinya. Adapun sakit maag yang parah dapat diatasi dengan obat-obatan seperti antasida, antibiotik dan antidepresan. Penggunaan obat maag dan terapi seperti meditasi dan relaksasi juga bisa membantu mengatasi sakit maag. \n\n \n\n Sakit maag dapat dicegah dan diatasi dengan cara: \n\n \n Makan secara perlahan, dalam porsi yang kecil \n Batasi konsumsi makanan pedas dan berlemak \n Kurangi minuman berkafein \n Hindari obat-obatan yang menyebabkan nyeri lambung \n \n\n \n\n Sahabat Hermina, meskipun maag terlihat sepele, tetapi jika sudah parah, dapat mengganggu aktivitas Anda. Jaga selalu pola hidup sehat, makan makanan bergizi, istirahat cukup, dan rutin berolahraga agar tubuh senantiasa sehat dan terhindar dari penyakit. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 18 Desember 2020<\/li><\/ul><\/div>
- 25 Januari 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 31 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>